BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum...

25
35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum pengemudi kendaraan bermotor roda empat yang mengakibatkan matinya orang lain dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Gorontalo. Undang-Undang melarang seseorang yang melakukan perbuatan melanggar hukum, larangan mana disertai dengan suatu sanksi bagi pelaku pelanggaran. Larangan ditujukan kepada seseorang yang berarti bahwa yang dimaksud dengan barang siapa dalam KUHP adalah orang perseorangan yang bertindak sebagai orang yang melakukan (pleger), orang yang menyuruh melakukan (doen pleger), orang yang turut melakukan (mede pleger) dan orang yang dengan pemberian upah (uitlokker). 4.1.1. Tanggung Jawab Pidana Dalam hukum pidana bahwa sesorang yang melakukan suatu perbuatan melawan hukum dapat dapat di jatuhkan sanksi pidana sebagai suatu tanggung jawab terhadap perbuatan, oleh karena adanya asas pertanggungjawaban yang menyatakan dengan tegas tidak dipidana tanpa ada kesalahan Geen straf zonder schuld untuk menentukan apakah seorang pelaku tindak pidana dapat dimintai pertanggungjawaban dalam hukum pidana, akan dilihat apakah orang tersebut pada saat melakukan tindak pidana mempunyai kesalahan. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya bahwa dalam tindak pidana, selalu diawali dengan kata “barangsiapa”, yang ditujukan kepada pelaku

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Akibat Hukum pengemudi kendaraan bermotor roda empat yang

mengakibatkan matinya orang lain dalam kecelakaan lalu lintas di

wilayah Polres Gorontalo.

Undang-Undang melarang seseorang yang melakukan perbuatan

melanggar hukum, larangan mana disertai dengan suatu sanksi bagi pelaku

pelanggaran. Larangan ditujukan kepada seseorang yang berarti bahwa yang

dimaksud dengan barang siapa dalam KUHP adalah orang perseorangan yang

bertindak sebagai orang yang melakukan (pleger), orang yang menyuruh

melakukan (doen pleger), orang yang turut melakukan (mede pleger) dan orang

yang dengan pemberian upah (uitlokker).

4.1.1. Tanggung Jawab Pidana

Dalam hukum pidana bahwa sesorang yang melakukan suatu perbuatan

melawan hukum dapat dapat di jatuhkan sanksi pidana sebagai suatu tanggung

jawab terhadap perbuatan, oleh karena adanya asas pertanggungjawaban yang

menyatakan dengan tegas tidak dipidana tanpa ada kesalahan Geen straf zonder

schuld untuk menentukan apakah seorang pelaku tindak pidana dapat dimintai

pertanggungjawaban dalam hukum pidana, akan dilihat apakah orang tersebut

pada saat melakukan tindak pidana mempunyai kesalahan.

Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya bahwa dalam tindak

pidana, selalu diawali dengan kata “barangsiapa”, yang ditujukan kepada pelaku

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

36

tindak pidana yang melakukan kesalahan. Perihal kesalahan dapat dilakukan atas

dasar kesengajaan dan karena kelalaiannya. Kesengajaan merupakan perbuatan

manusia dalam kesalahan, terdapat dua sifat dalam hal melaksanakan kesalahan

tersebut, yaitu kesengajaan (dolus) dan kelalaian (culpa). Perbuatan dilakukan

dengan sengaja adalah perbuatan yang dikehendaki dan dilakukan dengan penuh

kesadaran. Bentuk kesengajaan terdiri dari tiga corak, yaitu:

1) Kesengajaan dengan maksud (dolus derictus);

2) Kesengajaan sebagai kepastian, keharusan, dan

3) Kesengajaan sebagai kemungkinan (dolus eventualis).

Pertanggungjawaban pidana kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres

Gorontalo menurut Kanit Lakalantas Polres Gorontalo IPDA Patras Kasiuhe

mengatakan pertanggungjawaban pengemudi kendaraan bermotor roda empat

yang mengakibatkan matinya orang lain dapat lihat dari kronolgis kejadian.

Kronlogis kejadian dimaksudkan untuk menentukan bahwa kecelakaan tersebut

terjadi karena ada unsur kelalaian (culpa), Murni Kecelakaan atau

kensengajaan(dolus).37

Unsur kelalaian berperan penting terjadinya kecelakaan di jalan raya.

Sebagai contoh kasus yang terjadi di Desa Balahu, Kecamatan Tibawa Kabupaten

Gorontalo dimana sebuah mobil Toyota Avanza yang di kendarai Rahmat S.

Saputra menabrak Abdullah Umar dan Aril warga desa balahu, kecamatan

Tibawa, Kabupaten Gorontalo, karena mengemudi dengan kecepatan tinggi mobil

37 Wawancara dengan Kanit Lakalantas IPDA.Patras Kasiuhe. Pada tanggal 29 Oktober 2012

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

37

yang di kendarai Rahmat menabrak dua warga tersebut hingga terseret 10 km dan

mengakibatkan salah satu warga meninggal dunia dan salah satu korban lainnya

mengalami luka ringan.38 Kasus di atas disebabkan karena kelalaian (culpa)

pengemudi mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi tidak

memperhatikan akan bahaya lalu lintas yang akan terjadi dan tidak mengindahkan

peraturan lalu lintas yang telah di berlakukan dan pertanggunjawabannya

pidananya telah di atur dalam KUHP dan UU No. 22 Tahun 2009 yaitu tentang

kelalaian yang menyebabkan matinya orang lain. Tetapi jika dalam suatu

kecelakaan lalu lintas terdapat unsur kesengajaan kemudian terdapat korban

meninggal maka berbeda juga sanksi pidana yang diterapkan, sanksi

pidananyapun mengacu pada ketentuan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Pasal 359 dan Pasal 338 KUHP mempunyai suatu kesamaan, yaitu hilangnya

nyawa orang lain. Namun demikian, terdapat juga perbedaan mendasar yang pada

akhirnya mempengaruhi berat ringannya ancaman hukuman, yaitu bagaimana

perbuatan itu dilakukan. Apabila seseorang dengan sengaja melakukan perbuatan

itu, maka hukumannya lebih berat ketimbang apabila seseorang karena

kelalaiannya menyebabkan kematian seseorang. Jika satu perbuatan itu telah jahat

dari niatnya (membunuh), sedang perbuatan lainnya hanya merupakan akibat,

bukan niat. Artinya, dalam pembunuhan, seseorang melakukan dengan penuh niat

dan mengetahui akibat dari perbuatan itu, yaitu menghilangkan nyawa orang lain.

38 Gorontalo Post,11 Januari 2012, “Setahun,128Orang Meninggal Lakalantas”,Hlm.9

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

38

Memperhatikan uraian sebagaimana tersebut di atas dapat dijelaskan

bahwa tanggung jawab pidana bagi seseorang yang melakukan perbuatan yang

dilarang dan kepadanya dikenakan sanksi berupa pidana adalah apabila pelaku

melakukan kesalahan baik yang dilakukan atas dasar kesengajaan (dolus) atau atas

dasar kelalaiannya (culpa), yang berarti bahwa tanggung jawab pidana dari pelaku

tindak pidana adalah karena telah dengan sengaja atau karena kelalaiannya

mengakibatkan terjadi perbuatan melanggar hukum.

Berdasarkan penelitian penulis bahwa segala sesuatu yang berhubungan

dengan pertanggungjawaban pidana pengemudi kendaraan bermotor roda empat

yang mengakibatkan matinya orang lain dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah

Polres Gorontalo tentunya dilakukan upaya untuk lebih mengedepankan

penerapan penjatuhan sanksi hukuman kepada pengemudi sehingga efek jera bagi

siapa saja yang melihatnya bisa optimal dan bukan terhadap pelaku yang

menyebabkan matinya seseorang.

4.1.2. Penjatuhan Hukuman

Penjatuhan hukuman bagi para pelaku didasarkan pada pembuktian dan

keyakinan dari hakim serta dengan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang

meringankan, hal ini yang akan menjadi tolak ukur dari berat ringannya hukuman

bagi pelaku.

Sebagaimana pengaturan bagi pelaku kecelakaan lalu lintas yang terjadi di

wilayah Hukum Polres Gorontalo menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku antara lain :

Sanksi pidana bagi pelaku kecelakaan lalu lintas menurut KUHP.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

39

Sanksi pidana bagi pelaku kecelakaan lalu lintas menurut KUHP ialah Sebagai

Berikut :

a. Pada pasal 359 KUHP;

b. Pasal 360 Ayat (1) KUHP;

c. Pasal 360 Ayat (2) KUHP;

d. Pasal 361 KUHP.

Sanksi Pidana Bagi Pelaku kecelakaan Lalu Lintas menurut UU Nomor 22

tahun 2009 tentang LLAJ. Sanksi pidana bagi pelaku Tindak Pidana kecelakaan

lalu Lintas menurut UU lalu lintas adalah : Pasal 310 ayat (1) UU LLAJ, Pasal

310 ayat (2) UU LLAJ, Pasal 310 (3) UU LLAJ, Pasal 310 ayat (4), Pasal 311

ayat (1) UU LLAJ, Pasal 311 ayat (2) UU LLAJ, Pasal 311 ayat (3) UU LLAJ,

Pasal 311 ayat (4) UU LLAJ, Pasal 311 ayat (5) UU LLAJ, Pasal 312 UU LLAJ,

Pasal 313 UU LLAJ, Pasal 314 UU LLAJ, Pasal 315 ayat (1) UU LLAJ. Pasal

315 ayat (2) UU LLAJ, Pasal 315 ayat (3) LLAJ.

Berdasarkan pasal diatas tentunya merupakan suatu sanksi

pertanggungjawaban pidana bagi pengemudi yang mengakibatkan matinya orang

lain dalam kecelakaan lalu lintas yang ada di Wilayah Polres Gorontalo guna

memaksimalkan aturan sebagai bentuk efek jera bagi yang melihat dan

mengetahui tentang keberadaan kecelakaan lalu lintas tersebut. Sebagai bentuk

analisis penulis dalam pemberlakuan sanksi pidana tentunya tidak melihat siapa

pelakunya akan tetapi pemberlakuan sanksi adalah merupakan suatu pemerataan

dalam menegakkan rasa keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum yang ada di

wilayah Polres Gorontalo.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

40

Kesalahan pengemudi mobil sering disimpulkan dengan mempergunakan

peraturan lalu lintas, misalnya tidak memberikan tanda akan membelok, atau ia

mengendarai mobil tidak dijalur kiri, atau pada suatu persimpangan tidak

memberikan prioritas kepada kendaraan lain yang datang dari sebelah kiri, atau

menjalankan mobil terlalu cepat melampaui batas kecepatan yang ditentukan

dalam rambu-rambu di jalan yang bersangkutan, jika salah satu pelanggaran

peraturan lalu lintas ini terjadi,maka mudah untuk menganggap adanya culpa

apabila kemudian mobilnya, menabrak mobil lain atau orang dengan akibat ada

orang terluka berat, atau mati.39

Melihat dari contoh kasus di atas terdapat unsur kelalaian (culpa) dalam hal

terjadinya kecelakaan lalu lintas wilayah hukum Polres Gorontalo, dimana akibat

dari mengemudi Mobil dengan kecepatan tinggi salah satu dari korban tersebut

meninggal dunia. Unsur pidanapun di atur dalam Pasal 359 dan 360 KUHP dan

Pasal 310 Ayat 4 UULAJ No. Tahun 2009 tentang kelalaian

Pasal 359 KUHP berbunyi

Bahwa Barang siapa karena kesalahannya (kealpaan) menyebabkan orang lain

mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

kurungan paling lama satu tahun.

39 Wirjono Prodjodikoro,Tindak-tindak Pidana Tertentu Di Idonesia,Refika Aditama, Bandung,2008,Hlm.81

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

41

Pasal 360 KUHP Berbunyi:

(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain

mendapat luka-luka berat diancam dengan pidana paling lama lima tahun

atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

(2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain

luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan

menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian selamwa waktu tertentu,

diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana

kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat

ratus rupiah.

Dalam UULAJ No 22 tahun 2009 yang menyebabkan matinya orang lain

(meninggal) karena kelalalian di atur dalam pasal 310 Ayat 4 ULLAJ dimana

dijelaskan bahwa dalam hal kecelakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3

UULAJ yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia dipidana dengan penjara

paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 12.000.000.00 (dua belas

juta rupiah). Denda yang dimaksudkan dalam pasal tersebut bukanlah jumlah

ganti rugi yang diperoleh oleh keluarga/ahli waris korban, melainkan denda

sebagai sanksi pidana yang harus dibayarkan kepada negara dalam hal ini diwakili

oleh pengadilan, sebagai hukuman atas tindak pidana tertentu.

Pertanggungjawaban pengemudi kendaraan bermotor roda empat yang

mengakibatkan matinya orang lain dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum

Polres Gorontalo mengacu pada KUHP dan UU No 22 Tahun 2009 tentang lalu

lintas dan angkutan jalan untuk menentukan sanksi pidananya.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

42

4.2. Hal apa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di wilayah

hukum Polres Gorontalo.

Dalam hal mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tindak pidana

kecelakaan Lalu Lintas yang dimulai dengan bertambahnya Jumlah pelanggaran

yang terjadi diwilayah Polres Gorontalo, dimana semakin meningkatnya jumlah

pelanggaran lalu lintas maka akan bertambah pula angka kecelakaan lalu lintas

yang akan terjadi. Menurut klasifikasinya kecelakaan lalu lintas di bedakan

menjadi 2 (dua) yang pertama kecelakaan lalu lintas berat, kecelakaan lalu lintas

ringan.

Beberapa klasifikasi kecelakaan lalu lintas diatas tersebut masing-masing

menunjukan angka yang cukup tinggi terutama pada kecelakaan lalu lintas yang

terjadi di Wilayah Polres Gorontalo yang diklasifikasikan dalam angka sedang

yang korbannya mengalami cidera luka-luka, dalam perkembanagannya selama

lima periode tahun yaitu pada tahun 2007 s/d 2011, yang tertera pada table di

bawah ini :

Tabel IData kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah Polres Gorontalo

NO PERIODETAHUN

KORBAN JUMLAH %MD LB LR1 2007 116 357 382 855 17,492 2008 115 370 618 1103 22,563 2009 66 127 663 856 17,514 2010 137 155 569 861 17,615 2011 138 163 913 1214 24,83

Jumlah 572 1172 3145 4889 100%

Sumber data. Satlantas Polres Gorontalo 2012.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

43

Ket : MD : Meninggal Dunia

LB : Luka Berat

LR : Luka Ringan

Table diatas, dapat diperhatikan kasus kecelakaan lalu lintas di Wilayah

Polres Gorontalo dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini dapat dilihat

pada tahun 2011 menunjukan angka yang cukup signifikan, jika dibandingkan

dengan tahun 2009 yang menunjukan angka yang lebih sedikit. Namun angka

kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian mengalami peningkatan pada

tahun 2007 yang menunjukan angka lebih tinggi dibandingkan tahun – tahun

lainnya.

Table pertama diatas, akibat peningkatan angka kecelakaan lalu lintas pada

tiap periode tahunnya, maka jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas pun

mengalami hal yang sama, hal ini dapat dilihat dari pelonjakan jumlah korban

yang semakin bertambah pada tiap periode tahun, mengalami jumlah korban

akibat kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres Gorontalo periode tahun 2007 s/d

2011 dapat dilihat pada table yang tertera dibawah ini :

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

44

Tabel IIData Korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah Polres

Gorontalo

NO

PeriodeTahun

KEJADIANJumlah %Pelaku Tertangkap Pelaku Lolos

K L M K L M

1 2007 94 506 125 7 7 5 744 18,18

2 2008 72 577 195 34 82 11 971 23,723 2009 60 491 108 6 25 2 692 16,91

4 2010 70 440 98 30 59 10 707 17,275 2011 55 550 117 47 187 23 979 23,92

Jumlah 351 2564 643 124 360 51 4093 100%

Sumber data. Satlantas Polres Gorontalo 2012.

Ket : K : Kematian

L : Luka

M : Materi

Table diatas, Jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres

Gorontalo dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini dapat dilihat pada tahun

2011 menunjukan angka yang cukup signifikan, ini membuktikan bahwa kasus

kecelakaan lalu lintas tersebut bukan persoalan yang mudah akan tetapi perlu di

perhatikan secara maksimal. Dalam kasus kecelakaan lalu lintas korban

mengalami kerugian yang cukup besar, mengenai kerugian yang diderita korban

akibat kecelakaan lalu lintas pada periode tahun 2007 s/d 2011.

Melihat dari dari table-tabel yang tercantum diatas dapat disimpulkan

bahwa, kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang lebih khusus lagi di Wilayah

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

45

Polres Gorontalo menunjukan pada angka yang cukup tinggi, tingginya angka

kecelakaan tersebut di sebabkan oleh faktor-faktor tertentu.

Berdasarkan penelitian dan disertai dengan wawancara dengan pihak

kepolisian Resort Gorontalo Bapak IPDA Patras. Kasiuhe (pada hari senin, 29

Oktober 2012) yang disini berperan sebagai Kanit lantas Polres Gorontalo, dimana

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalulintas di sebabkan

oleh 4 (Empat) Faktor Yaitu Faktor Manusia,Faktor Kendaraan,Faktor Sarana

Prasarana,Faktor Cuaca dan Alam.40

1. Faktor Manusia

Melihat dari jumlah kecelakaan lalulintas pada tabel di atas, bahwa

kecelakaan terjadi sebagian besar di sebabkan oleh manusia (Human Error).

Presentase Tingkat kecelakaan pada kurun waktu 5 (lima) Tahun di wilayah

hukum Polres Gorontalo mulai dari tahun 2007-2011 mengalami peningkatan dan

jumlah korban meninggal pada periode tersebut menunjukan angka yang sangat

tinggi. Tingginya angka kecelakaan yang meninggal tersebut terjadi pada tahun

2011 dengan angka kematian sebanyak 138 orang, angka luka berat 163 orang,

dan luka ringan 913 orang. Dari jumlah angka korban tersebut, 70% disebabkan

oleh Faktor manusia dan jumlah korban terbesar adalah usia produktif dari umur

15 Tahun sampai umur 29 tahun.

Faktor manusia merupakan salah satu yang mempengaruhi terjadinya lalu

lintas dan faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam

40 Wawancara dengan Kanit Lakalantas IPDA.Patras Kasiuhe. Pada tanggal 29 Oktober 2012

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

46

kecelakaan lalu lintas. Hampir semua kecelakaan lalu lintas didahului dengan

pelanggaran. Pelanggaran dari Faktor manusia (Human Error) Meliputi:

Pengemudi:

1) Perlengkapan Pengemudi

a) Tidak menggunakan Helm (pelindung kepala) bagi kendaraan roda dua

b) Tidak menggunakan sabuk keselamatan bagi kendaraan Roda empat

2) Pengemudi tidak mendahulukan terdiri dari:

a) Pemakai jalan yang harus didahulukan

b) Orang yang hendak berjalan

c) Waktu keluar perkarangan/lapangan,masuk ke jalan raya

d) Lalu lintas dari depannya waktu membelok kanan

e) Lalu lintas dibelakangnya waktu membelok ke kanan

f) Trem/KA pada Persimpangan

3) Pengemudi Sewaktu Mendahului

a) Tidak cukup minggir kekanan

b) Pemandangan terhalang

c) Sewaktu mendahului berada ditikungan

d) Menyalip mendahului dari sebelah kiri

e) Menyalip ditempat terlarang

f) Mendahului kereta trem yang berhenti di jalur pengatur pada sebelah

tempat menurunkan / menaikkan dimana tidak ada jalur pengatur pada

sisi tersebut

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

47

4) Pengemudi sewaktu didahului

a) Menambah kecepatan

b) Tidak cukup minggir kekiri

5) Pengemudi tidak memberi tanda

a) Sewaktu membelok ke kiri

b) Sewaktu membelok ke kanan

c) Sewaktu mengurangi kecepatan

d) Sewaktu akan berhenti

6) Kecepatan

a) Melewati batas kecepatan

b) Terlalu cepat untuk kondisi lalu lintas setempat/ngebut

c) Terlalu lambat untuk kondisi lalu lintas setempat

7) Sewaktu mengikuti kendaraan lain tidak mempertahankan jarak yang

aman

8) Salah dalam menggunakan jalur jalan selain dari yang ditentukan :

a) Berjalan sebelah kanan jalan tidak dengan sebab

b) Menggunakan jalur jalan selain yang ditentukan

9) Salah berangkat dari tempat parkir

10) Pelanggaran parkir

a) Parkir dibelokan,tikungan,dipersimpangan / jembatan

b) Melanggar tanda larangan parkir

11) Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas,lampu lantas,marka lantas

a) Kelalaian tanda perlahan-lahan

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

48

b) Kelalaian tanda pesawat lantas (tanda berhenti dan berjalan)

c) Melalaikan sinar kuning

d) Meninggalkan jalur sebelum aman

e) Melanggar tanda garis berhenti

12) Pelanggaran terhadap pejalan kaki

a) Tidak memberi Ruang pada pejalan kaki dipersimpangan yang diatur

dengan lampu

b) Tidak menghormati pejalan kaki

13) Kondisi pengemudi

a) Kondisi kesehatan kurang baik

b) Terlalu capek dan ngantuk

c) Mengonsumsi minuman beralkohol

d) Penglihatan /pendengaran kurang baik

2. Faktor Kendaraan

Pada faktor kendaraan tingkat persentase yang timbul yang diakibatkan

oleh faktor kendaraan kecil dibandingkan dengan faktor manusia yang memiliki

persentase 70%. Pada dasarnya kendaraan di kemudikan oleh manusia. Jika faktor

yang disebabkan oleh faktor kendaraan diluar dari faktor manusia, faktor

kendaraan memiliki tingkat persentase yaitu 15%. Dari 15% tersebut di

penggaruhi oleh:

Perlengkapan kendaraan

1) Alat-alat rem tidak bekerja

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

49

rem tidak berfungsi sebagimana seharusnya hal ini biasanya diakibatkan

tidak ada penggantian kanpas rem atau pengisian minyak rem secara

teratur atau kelelahan logam.

2) Alat-alat kemudi tidak bekerja

Misalnya, setir pengemudi tidak pada posisi normal, atau berada pada

kemiringan 15 derajat dari posisi normal. setir pengemudi tidak pada

posisi stabil, dapat memperngaruhi kestabilan kendaraan.

3) Ban roda berada pada kondisi yang tidak baik (gundul)

Ban pecah akibat alur ban yang sudah terlalu lama atau terkena paku pada

saat melaju dengan kecepatan tinggi

4) As Muka / belakang patah

bagian as roda akibat kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi,

peralatan yang sudah aus tidak diganti seperti misalnya baut pada roda

korosi dan dapat mengakibatkan terlepasnya bagian roda kendaraan.

5) Tidak laik jalan

1) Tidak memenuhi aturan penerangan

Misalnya, Balon lampu berada dalam keadaan redup kemudian di

paksakan berjalan

2) Menggunakan lampu yang menyilaukan pengemudi kendaraan lain.

Misalnya, memberikan lampu panjang pada saat berpapasan dengan

dengan kendaraan yang berada dari arah berlawanan atau balon lampu

bawaan kendaraan dari pabrikan (orignal) di ganti dengan lampu yang

memiliki tegangan lampu tinggi yang mengeluarkan cahaya yang besar

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

50

sehingga dapat menggangu penglihatan para pengemudi kendaraan

lain.

Kendaraan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

terjadinya kecelakaan lalu lintas, Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait

dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.

Untuk menguraangi faktor kendaraan, perawatan dan perbaikan kendaraan

sangatlah diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian

kendaraan bermotor secara regular.

3. Faktor Sarana dan Prasarana

Tidak hanya faktor manusia (human error) atau faktor kendaraan tapi faktor

lainnya. Menurutnya selain tingkat kepatuhan pengendara terhadap alat

pengaman berkendaraan keselamatan lalu lintas di dukung oleh sarana dan

prasarana pendukung. Beberapa faktor yang menyebabkan angka kecelakaan lalu

lintas tahun 2011 juga di sebabkan karena kondisi dan fasilitas jalan yang kurang

memadai.

Faktor yang turut mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas dijalan

raya ialah sarana dan prasarana khusunya jalan. Persentase yang di sebabkan oleh

sarana dan prasarana jalan lebih kecil dibandingkan faktor kendaraan yaitu hanya

10%. 10 % lebih dominan di sebabkan oleh kondisi jalan. Kondisi jalan dapat

dapat dilihat di wilayah Kec. Batudaa Kabupaten Gorontalo, sepanjang jalan di

Kec.Batudaa dan Jalan arah menuju Bandara dapat lihat dimana kondisi jalan

yang sangat memprihatinkan. Banyaknya jalan berlubang dan adanya perbaikan

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

51

jalan oleh pemerintah sehingga dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas dan

keselamatan para pengguna jalan lainya.

Berkaitan dengan kasus kecelakaan lalu-lintas tersebut, selama 2010

tercatat sebanyak 861 dengan persentase angka kecelakaan 17,61 % kecelakaan

yang terjadi di jalan yang masuk dalam ranah hukum Polres Gorontalo sebanyak

722 Kasus Kecelakaan lalu lintas. Sementara pada tahun 2011 total kasus

kecelakaan dibawah itu yakni sebanyak 1214 kasus kecelakaan lalu lintas dengan

angka persentase kecelakaan 23,92%.

Dalam tahun 2011 merupakan tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi di

Wilayah Hukum Polres Gorontalo terdapat 138 korban Meninggal Dunia, 163

Luka Berat, 913 Luka Ringan, semua korban kecelakaan tersebut terjadi dalam

faktor sarana dan prasarana khususnya jalan.

Dari sejumlah kasus tersebut, disebutkan jam rawan kecelakaan terjadi

pada pukul 16.00 sampai 20.00 WIB. Diketahui pada rentang waktu ini aktivitas

masyarakat pulang kerja juga beriringan dengan saat masyarakat menikmati jam

santai di luar rumah. Rentang waktu yang paling banyak terjadi laka-lantas ini

juga terjadi pada pukul 20.00 sampai pukul 24.00 WIB. Selain itu juga pada

rentang jam 08.00 sampai 12.00

Faktor utama dalam sarana prasarana yaitu faktor jalan. Faktor jalan

terkait dengan kecelakaan rencana jalan, geometric jalan, pagar pengamanan di

daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, kondisi pemukiman jalan, tidak

memadainya bahu jalan fasilitas pejalan kaki yang sering kali diabaikan atau

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

52

bahkan tidak tersedia.jalan berlubang juga sangat membahayakan para pengguna

jalan terutama bagi pengendara sepeda motor.

4. Faktor Cuaca dan alam

Faktor cuaca dan alam memiliki persentase kecelakaan 5% lebih sedikit di

bandingkan faktor sarana prasarana. 5 % tersebut diperoleh karena faktor cuaca

dan alam hanya terjadi pada kurun waktu tertentu yang bersifat sementara tidak

terjadi pada setiap harinya mengalami kondisi cuaca yang kurang baik, dan

kondisi alam datang secara tiba-tiba tanpa disadari oleh manusia.

Faktor cuaca dan alam merupakan faktor yang juga mempengaruhi

terjadinya kecelakaan lalu lintas. Faktor cuaca seperti hari hujan juga dapat

mempengaruhi untuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi labih

jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang yang juga terpengaruh akibat

lebatnya hujan yang turun dan debu yang mengakibatkan jarak pandang yang

menjadi lebih pendek.

Sedangkan faktor alam dapat diakibatkan karena kabut yang dapat menggangu

jarak pandang pengendara, tumbangnya pohon besar karena sudah lapuk termakan

usia yang dapat mengakibatkan para pengendara kendaraan bermotor berhenti

mendadak, longsornya tanah akibat gempa bumi yang biasanya sering terjadi di

daerah pegunungan.

Upaya penanggulangan tindak pidana kecelakaan lalu lintas menurut

penerapan konsep sebagai salah satu strategi penanggulangan kecelakaan lalu

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

53

lintas, berdasarkan kecelakaan situasi dan kondisi saat ini dapat dijabarkan dalam

tiga garis besar, yaitu :41

1. Pencegahan Kecelakaan lalu lintas

Pada tahapan ini yang menjadi fokus pembahasan adalah fungsi koordinasi,

karena salah satu faktor mendasar yang menghambat tercapainya tujuan dari

suatu kebijakan lalu lintas adalah minimnya kordinasi lintas instansi maupun

pihak-pihak terkait, dimana menyangkut kecelakaan lalu lintas yang terjadi di

wilayah Polres Gorontalo itu tentunya tidak adanya perhatian dari masyarakat

terhadap simbol-simbol hukum serta kurang kehati-hatiannya masyarakat di

jalan. Hal ini berdampak pada munculnya kepentingan tertentu dari setiap

pihak yang seharusnya bekerjasama tetapi justru bertindak kontradiksi yang

cenderung mengarah timbulnya konflik. Faktanya antara lain adanya selisih

yang cukup jauh tentang data kecelakaan pada Polri dan data yang ada di

Departemen Perhubungan sebagai sumber informasi data lalu lintas yang

memiliki kewenangan resmi.

Fungsi dan kewenangan setiap pihak yang bertanggung jawab sudah

diatur oleh negara baik dalam bentuk perundang-undangan maupun ketentuan-

ketentuan lain dalam bentuk peraturan. Sehingga yang perlu ditingkatkan

dalam dalam berkoordinasi adalah pengaktifan fungsi masing-masing pihak

terkait tanpa mengutamakan kepentingan pribadi dari individu yang berperan

41 Wawancara dengan Kanit Lakalantas IPDA.Patras Kasihue. Pada tanggal 29 Oktober 2012

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

54

dalam instansi tersebut serta dapat menghasilkan suatu produk kebijakan yang

sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat.

Berdasarkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan dimuka unsur-

unsur yang terlibat kordinasi dalam rangka upaya pencegahan lalu lintas

adalah Polri, Departemen Perhubungan, Jasa Raharja, Departemen PU,

Departemen Pendidikan Nasional, Pemprov atau Pemda setempat, LSM,

Perusahaan Transportasi, tokoh masyarakat/tokoh adat/tokoh agama.

Diharapkan dari pelaksanaan kordinasi yang baik dan efektif antar pihak-pihak

tersebut dapat mengumpulkan berbagai data yang akurat sehingga dapat

dijadikan sebagai dasar perumusan suatu kebijakan lalu lintas yang tepat

sasaran serta pemanfaatan data-data tersebut sebagai suatu sistem informasi

bagi masyarakat maupun pihak terkait.

Hasil wawancara dengan pihak kepolisian, upaya-upaya

penanggulangan yang telah dilakukan oleh pihak Polri dalam upaya

pencegahan kecelakaan lalu lintas adalah memberikan penyuluhan-

penyuluhan tentang tertib berlalu lintas yang dilakukan mulai dari tingkat TK,

SD, SMP, SMA dan bahkan ke tingkat Perguruan Tinggi. Seperti yang telah

dilakukan dalam beberapa waktu dekat ini penyuluhan lalu lintas dengan tema

Police Go To Campus yang telah dilakukan dibeberapa universitas yang ada di

Jakarta. Penyuluhan-penyuluhan tersebut diberikan karena mengingat dari usia

mereka yang masih terbilang usia produktif dan mengingat banyaknya

kecelakaan lalu lintas yang dimana para pelakunya adalah pelajar atau

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

55

mahasiswa, hal ini terjadi karena mereka belum benar-benar mengerti apa

yang disebut dengan tertib lalu lintas.

2. Penerapan Kebijakan Penanggulangan Kecelakaan lalu Lintas

Setelah terbentuknya suatu kesepakatan formal dalam bentuk kebijakan maka

diperlukan konsep penerapan yang tepat sasaran, efektif dan efisien sesuai

pola kerawanan kecelakaan lalu lintas yang telah diidentifikasi. Permasalahan

dalam penerapan kebijakan lalu lintas sebagai upaya penanggulangan

kecelakaan adalah perbedaan persepsi tentang pemahaman konsep kebijakan

resebut sehingga sering menyebabkan tumpang tindih dalam pelaksanaan

kebijakan.

Hal ini dipengaruhi oleh sistem manajemen yang tidak terkendali

dengan baik. Elemen-elemen dalam sistem kebijakan lalu lintas masih

menyimpang dari sistem kebijakan dalam arti tidak mengaktifkan fungsi

masing-masing sebagai pendukung utama siklus sistem yang telah disepakati

bersama. Latar belakang terjadinya hal ini antara lain karena minimnya fungsi

pengawasan dan pengendalian dari internal pihak-pihak terkait, kemudian

kontinyuitas dari kordinasi tidak berlangsung secara efektif, serta minimnya

latar belakang pengetahuan tentang konsep dasar lalu lintas. Secara teori,

konsep, dan regulasi tentang kebijakan kecelakaan lalu lintas selalu memiliki

terobosan atau inovasi yang sangat baik, namun dalam penerapannya

seringkali masih mengalami jalan buntu atau missing link, sehingga tidak

dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

56

Oleh karena itu dalam penerapan kebijakan lalu lintas di wilayah Polres

Gorontalo tentang kecelakaan diperlukan peningkatan sistem pengawasan dan

pengendalian yang ketat baik secara internal maupun pengawasan oleh

pemerintah sebagai pusat control dan kajian dalam pelaksanaan kegiatan.

Kejelasan dalam pemberian reward dan punishment merupakan salah satu

tolok ukur utama standarisasi keberhasilan.

3. Penanganan Kecelakaan lalu Lintas.

Konsep ideal pada tahapan ini adalah proses setelah terjadinya suatu

kecelakaan lalu lintas yang membutuhkan penanganan secara cepat, tepat, dan

efisien oleh komponen terkait yang bertanggung jawab secara langsung dan

berkewajiban untuk bergerak secara simultan pada saat mendapatkan

informasi tentang terjadinya kecelakaan.

Beberapa komponen terkait dalam penanganan kecelakaan lalu lintas

adalah Polres Gorontalo sebagai penananggung jawab olah TKP, Rumah Sakit

dunda yang bertanggung jawab dalam upaya penanganan pertama (UGD)

hingga proses perawatan, serta Jasa Raharja sebagai penanggung jawab

asuransi kecelakaan sesuai klasifikasi korban. Namun fakta yang terjadi

dilapangan seringkali tidak menunjukkan hal yang diharapkan tersebut.

Melihat perkembangan yang ada saat ini seiring dengan perkembangan

teknologi yang ada, pemerintah melalui instansi yang terkait telah

menyediakan fasilitas sarana dan prasarana dengan tingkat kecanggihan yang

mengikuti trend kebutuhan masyarakat.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

57

Hal ini merupakan suatu fakta kontradiksi yang cukup ironis sehingga

perlu adanya kajian tentang missing link dalam proses tersebut. Analisa yang

dilakukan, beberapa kendala atau faktor penyebab terdinya missing link dalam

proses penanganan kecelakaan lalu lintas adalah minimnya sumber daya

manusia dalam operasionalisasi kecanggihan fasilitas dan sarana prasarana

yang ada, pemeliharaan dan perawatan barang yang tidak konsisten, serta

konsep manajemen anggaran yang tidak berorientasi pada kebutuhan logistik.

Salah satu contohnya saat ini Polri, Rumah Sakit, dan Jasa Raharja sudah

dilengkapi dengan kenderaan dinas penanganan kecelakaan lalu lintas yang

menggunakan sistem jaringan satelit dan computer, namun fakta kontradiksi

yang sering dapat dilihat secara kasat mata dimana tidak sedikit dari

kenderaan dinas tersebut yang hanya menjadi hiasan kantor di halaman parkir

karena kondisi rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi.

Beberapa fakta diatas dapat disimpulkan bahwa perlunya

pelatihan– pelatihan yang berkelanjutan terhadap operator sistem yang ada,

peningkatan anggaran pemeliharaan dan perawatan alat maupun kendaraan,

serta melakukan audit rutin terhadap setiap instansi dalam penggunaan sistem

anggarannya. Dengan demikian dalam penanganan kecelakaan lalu lintas

sebagai penjabaran dari kebijakan yang telah ditetapkan dapat mencapai

kualitas target pelayanan terhadaap korban kecelakaan lalu lintas.

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

58

Adapun buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan ADB (Asian

Development Bank)42 bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ada

tiga tahapan pendekatan intervensi peningkatan keselamatan jalan :

1. Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan yang

cukup memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi

untuk menigkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan

dalam berlalu lintas yang dapat dilakukan melalui menyebar luaskan dampak

kecelakaan, angka kecelakaan kepada para pengambil keputusan untuk

menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat baik nasional maupun

tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari

permasalahan keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program

keselamatan yang telah dan sedang dilaksanakan;

2. Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan

dalam tahap I maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program

prioritas yang perlu segera dilaksanakan, apakah merumuskan kembali

peraturan perundangan untuk meningkatkan keselamatan, menyempurnakan

organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan dan perumusan program

keselamatan disertai dengan langkah untuk melakukan penertiban terhadap

angka pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa sebagian

42 http://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Keselamatan_lalu_lintas di Akses Pada20/11/2013

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Akibat Hukum …eprints.ung.ac.id/1252/9/2012-2-74201-271408010-bab4... · mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama lima tahun atau pidana

59

besar kecelakaan yang terjadi didahului oleh pelanggaran ketentuan atau

aturan lalu lintas;

3. Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut adalah

menyusun program keselamatan yang lebih makro untuk menurunkan angka

kecelakaan secara nyata, misalnya dengan merubah undang-undang seperti

yang telah dilaksanakan dengan telah terbitnya undang-undang No 22 tahun

2012 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, yang masih harus ditindak

lanjuti dengan perumusan peraturan pelaksanaannya seperti misalnya

peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penerapan penegakan hukum

elektronik. Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun

adalah identifikasi dan analisis black spot lokasi yang rawan kecelakaan dan

dilanjutkan audit keselamatan, untuk kemudian dilakukan langkah perbaikan