BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN ANALISA HASIL … · Bangunan yang dimiliki ada dua yaitu no...
Transcript of BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN ANALISA HASIL … · Bangunan yang dimiliki ada dua yaitu no...
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN ANALISA HASIL
PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
4.1 Apartemen Paragon
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Apartemen ini berada dibawah PT Sekawan Bhakti Intiland, dibangun pada
tahun 1994 dan beroperasi sejak tahun 1996. Sebelum dibangun merupakan
yanali kosong lalu pada tahun 1994 mulai dibangun.
4.1.2 Lokasi Apartemen
Apartemen Paragon terletak di Jalan Mayjend Sungkono 1010-103
Surabaya. Apartemen ini lokasinya sangat strategi karena beberapa pusat hiburan
serta pusat bisnis dapat dijangkau dalam waktu singkat. Beberapa lokasi yang
letaknya dekat dengan apartemen ini antara lain : Supermarket Vida, Hotel Satelit,
Hotel Shangri-La, ruko dan perkantoran, serta jalan tol.
4.1.3 Kebijakan Produk
Apartemen Paragon memiliki dua tower namun pada saat ini masih satu tower
yang beroperasi. Tiap tower terdiri dari 17 lantai, dan setiap lantai terdiri dari 4
unit apartemen, masing-masing 2 unit apartemen dengan fasihtas 2 kamar tidur
serta 2 unit untuk fasihtas 3 kamar tidur. Terdapat 64 unit apartemen yang
n
disediakan dalam satu tower, yaitu 32 unit apartemen dengan fasilitas 2 kamar
tidur dan 32 unit apartemen dengan fasilitas 3 kamar tidur.
Apartemen ini dilengkapi dengan fasilitas interior antara lain :
~ furniture untuk ruang tamu, ruang makan dan kamar tidur.
- lemari pakaian di kamar tidur yang dibangun permanen
~ dapur yang dibangun permanen
~ seperangkat alat dapur untuk memotong dan membakar atau memasak
- AC split tiap ruangan
~ smoke detector atau sprinkler (alat pemadam kebakaran)
- T V
~ lemari es
-oven
- microwave
- mesin cuci
- pemanas air
Sedangkan fasilitas eksterior yang disediakan oleh apartemen antara lain
adalah :
- kolam renang - parabola
- fitness center - undreground car parking
- tennis court - laundry services
- sauna - multipurpose room
~ coffee shop - 24 hours security
- children playground - 24 hours receptionist
32
Service /jasa pelayanan yang ditawarkan pihak apartemen adalah :
~ unit pembersihan (2 kali seminggu)
~ linen changing ( 2 kali seminggu )
~ penggantian handuk mandi ( 2 kali seminggu )
4.1.4 Kebijakan Harga
Harga yang ditawarkan untuk apartemen yang dijual adalah :
US$ l,200/m2.
Sedangkan harga untuk sewa per bulannya :
Tabel 5. Harga Sewa Per unit Apartemen Paragon T1PE
2 Kamar
3 Kamar
LUAS
142m2
167 m2
HARGA
US$ 1,300/bulan
US$ 1,600/bulan
Sumber: Apartemen Paragon
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLA TOWER A APARTEMEN PARAGON
PT. SEKAWAN BHAKTI INTILAND D E V E L O P E R
APARTMENT MANAGER
PT. PROCON INDAH PROPERTY CONSULTANT
SECRETARY
CHIEF G.A. SECURITY & SAFETY
CHIEF HOUSEKEEPER
SECURITY SHIFT LEADER
SENIOR SEC. GUARD
CHIEF CUSTOMER RELATION OFFICER
HOUSEKEEPING SUPERVISOR
HEALTH CLUB ATTENDANT
CHIEF ENGINEERING
CUSTOMER RELATIONS SUPERVISOR
LINEN &UNIF. ATTD.
HOUSEMAN
ROOM ATTENDANT
GARDENER
CHIEF ACCOUNTING
ENGINEERING SUPERVISOR
ADMINISTRASI
SENIOR TECHNICIAN
GENERAL CASHIER*
ACCT PAYABLE
CUSTOMER RELATION OFFICER
J U N I O R T E C H N I C I A N
PURCHASING CLERK
PERSONNEL OFFICER
STOREROOM CLERK
ACCOUNT RECHVABLE
CHEF COOK
COOK WAJTER/S
SIPIL DRIVER OFFICE BOY
Gambar 3. Struktur Organisasi
M
4.2 Apartemen Taman Beverly
4.2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
Pada mulanya "Kondominium taman Beverly" adalah showroom Srijaya
Motor. Pada tahun 1994 dilakukan pembongkaran dan pemasangan tiang pancang.
PT Surabaya Land yang mengelola "Kondominium Taman Beverly" termasuk
dalam Mayapada Grup dan dibantu oleh Lippo Grup. Pembangunan kondominium
berlangsung selama 3 tahun sampai tahun 1997. Grand opening dilaksanakan pada
tahun 1995 di Hyatt Regency Surabaya. Rencana awal "Kondominium Taman
Beverly" akan dibangun sebanyak 2 tower namun karena terkena imbas krisis
moneter maka hanya dibangun 1 tower dilengkapi dengan ruko disekitar lokasi
kondominium.
Kondominium Taman Beverly memiliki 1MB (Ijin Mendirikan Bangunan)
no 188 / 1592.94 / 402.5.09 / 1995, tertanggal 5 November 1995. Hak Guna
Bangunan yang dimiliki ada dua yaitu no 128 dan no 1615.
4.2.2 Lokasi Kondominium
Kondominium Taman Beverly terletak di Man Mayjend HR Mohamad
49-55 Surabaya. Memiliki luas total 13.123 m2. Pembangunan tahap I dengan
luas 8.000 m2 meliputi bangunan kondominium dengan 200 unit satuan rumah
susun. Pembangunan tahap II dengan luas 12.323.m2 meliputi : fasilitas umum
(parkir) 3.300 m2, basement 2 lantai 1.600 m2, taman 5.123 m2, kolam renang
35
400 m2, fitness center 250 m2, serta ruko 1.650 m2 (dengan luas dasar bangunan
masing-masing 66 m2).
Kondominium Taman Beverly menerapkan konsep usaha moderen dimana
pusat bisnis terpadu, ruang perkantoran dan rumah susun menyatu alam satu blok.
Selain itu terdapat 25 unit tempat usaha 3 lantai yang sangat cocok untuk apotik,
bank, restauran, maupun kantor.
Kenyamanan "Kondominium Taman Beverly" bergaya post modern yang
futuristik serta bernuansa tropis. Beberapa tempat hiburan serta lokasi strategis
yang terletak di dekat "Kondominium Taman Beverly" adalah : restaurant Sea
Master, supermarket TOP, ALFA, Perumahan Graha Family, RS Mitra Keluarga,
bank dan Pompa Bensin.
4.2.3 Kebijakan Produk
Unit-unit yang disediakan "Kondominium Taman Beverly" adalah
Tabel 6. Tipe
Skyline Penthouse
Penthouse 1
Penthouse 2
Unit yang Luas
610 m2
339 m2
345 m2
Tersedia c Jumlah
Kamar
4buah
3 buah
3 buah
i Kondominium Taman Beverly Pemandangan
Golf, kota, gunung
dan lagoon pool
golf, kota, dan
lagoon pool
kota dan gunung
Fasilitas Lain
balkon, ruang
belajar, kamar
pembantu
balkon, taman dan
kamar pembantu
taman dan kamar
pembantu
36
Lanjutan Tabel 6
Suite 1
Suite 2
Suite 3
A
B
C
D
E
F
G
H
1
J
K
286 m2
215 m2
218 m2
138 m2
94 m2
134 m2
134 m2
90 m2
138 ml
50 m2
91 m2
51 m2
83 m2
83 m2
4buah
3 buah
3 buah
3 buah
2 buah
3 buah
3 buah
2 buah
3 buah
1
kamar
2 buah
1 buah
2 buah
2 buah
golf, kota,gunung,
dan lagoon pool
golf, kota dan
lagoon pool
kota dan gunung
golf, kota, gunung
kota dan gunung
kota, gunung
kota, golf, gunung,
dan lagoon pool
golf dan lagoon
pool
golf, dan lagoon
pool
golf
golf dan kota
kota dan gunung
kota dan gunung
golf, kota dan
gunung
balkon, ruang
belajar, kamar
pembantu
balkon dan kamar
pembantu
kamar pembantu
balkon, kamar
pembantu
kamar pembantu
kamar pembantu
balkon dan kamar
pembantu
kamar pembantu
balkon dan kamar
pembantu
balkon
kamar pembantu
-
kamar pembantu
kamar pembantu
.57
Lanjutan label 6 .
L
M
N
51 m2
91 m2
50 m2
Sumber: Kondomiun Taman
1 buah
2 buah
1 buah
Beverly
golf dan pool
golf dan pool
golf
balkon
kamar pembantu
balkon
Fasilitas interior yang disediakan pihak kondominium adalah:
- kamar mandi lengkap
- AC split di setiap kamar dan ruang tamu
- sprinkler / smoke detector (alat pemadam kebakaran)
- water heater
- channel TV
- kamar pembantu terpisah untuk unit apartemen dengan 2 kamar dan 3 kamar.
- setiap unit disediakan jaringan fase dengan kapasitas :
* 1 kamar : 4400 VA
* 2 kamar : 6600 VA
* 3 kamar : 7700 VA
* Penthouse : 22000 VA
Fasilitas exterior yang disediakan :
- lagoon pool - keamanan 24 jam
- tennis court
•jogging track
• fitness center
coffee shop
• game center
- children's playground
- multipurpose room
- barbeque area
- underground parking area
- mini market
4.2.4 Kebijakan Harga
Kebijakan harga jual:
Tabel 7. Harga Jual Per Unit kondominium Taman Beverly Tipe
Skyline Penthouse
Penthouse 1 (2 lantai)
Penthouse 2 (2 lantai)
Suite 1,2,3
A,C,D,F
B
E
H , M
J , K
G , I , L , N
Jumlah
Unit
1
1
1
5
48
24
24
24
24
48
Harga
Rp.
6.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
2.000.000.000
900juta- 1 Milyar
600-700juta
525-650juta
525-600 juta
500 juta
300juta
Sumber: Kondominium Taman Beverly
Harga tersebut diatas belum termasuk PPN/PPN Bm dan biaya notaris/PPAT.
Luas unit berdasarkan perhitungan semi-gross.
Sedangkan untuk kebijakan harga sewa adalah :
~ Apartemen dengan I kamar Rp. 3-3,5 juta
~ Apartemen dengan 2 kamar Rp. 4,5 - 5 juta
~ Apartemen dengan 3 kamar Rp. 5,5 - 6 juta
39
~ Apartemen dengan 4 kamar Rp. 15 juta
Harga jual serta harga sewa diatas be! urn termasuk service charge yaitu Rp
5.600/m2/bulan. Service charge dibayarkan untuk :
1. Pajak atas tanah dan bangunan.
2. Penyediaan air bersih dan pembuangan limbah.
3. Asuransi gedung.
4. Biaya kemanan, administrasi dan manajemen.
5. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dari semua fasilitas yang ada.
6. Pemeliharaan dan perbaikan gedung secara umum.
7. Biaya penerangan
8. Pembersihan daerah umum dan pembuangan sampah.
4.2.5 Struktur Organisasi
Komisaris
Presiden Direktur
Direktur
r Marketing
Manager
Sales
Marketing
General Manager
Pimpinan Proyek
Bag. Teknik Bag. Teknik
Mandor Mandor
1 Kabag Operasional
Bagian Kas Bag akunting
Gambar 4 Struktur Organisasi Kondominium Taman beverly Sumber : Kondominium Taman Beverly
40
B. ANALISA HASIL PENELFHAN
4A2> Analisa Deskriptif
sex
Gambar 5. Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian maka diperoleh frekuensi pria adalah 66,3%
sedangkan frekuensi wanita sebesar 33,8%. Hasil ini diperoleh dari jumlah pria
sebanyak 53 orang dan jumlah wanita sebanyak 27 orang.
age
25-34 35-44 55-64
Gambar 6. Usia
41
Responden yang berusia antara 25-34 tahun memiliki frekuensi
8,8% dengan jumlah 7 responden. Untuk yang berusia antara 35-44 tahun
memiliki frekuensi 72,5% dengan jumlah responden 58 orang. Sedangkan yang
berusia diantara 45-54 tahun memiliki frekuensi sebesar 17,5%, sejumlah 14
responden. Untuk yang berusia antara 55-64 tahun frekuensinya 1,3%, sejumlah 1
responden.
private sector emplo profesional
job
Gambar 7. Pekerjaan
Jenis pekerjaan responden yang sebagai pengusaha/owner
frekuensinya sebesar 16,3%, sejumlah 13 responden. Jenis pekerjaan pegawau
swasta / konsultan sebesar 58,8%, sejumlah 47 responden. Sedangkan untuk jenis
pekerjaan professional frekuensinya sebesar 25%, dengan jumlah 20 responden.
42
expenses
6-10 juta >10juta
Gambar 8. Pengeluaran
Pengeluaran tiap bulan para responden antara Rp. 6-10 juta
frekuensinya sebesar 30%, jumlahnya 24 responden. Untuk pengeluaran diatas
Rp. 10 juta, frekuensi nya sebesar 70%, dengan jumlah 56 responden.
BO'
60-
40-
,'0
' c
O <5 ^
Q- 0 .
sducation
high school bachelor post graduate
education
Gambar 9. Pendidikan
Pendidikan untuk Sekolah Menengah Atas, frekuensinya sebesar
3,8%, dengan jumlah 3 responden. Pendidikan Strata 1, memiliki frekuensi
sebesar 73,8%, dengan jumlah 59 responden. Sedangkan untuk pendidikan Pasca
Sarjana frekuensinya sebesar 22,5%, dengan jumlah 18 responden.
stay with
Q
family others
stay with
Gambar 10. Responden Tinggal dengan
Frekuensi responden yang tinggal bersama keluarga di apartemen
adalah sebesar 68.8%, dengan jumlah responden 55. Sedangkan yang tinggal
dengan teman di apartemen sebesar 21.3%, sejumlah 17 responden. Untuk yang
tinggal hanya dengan suami/istri frekuensinya sebesar 10%, dengan jumlah 8
responden.
A 1
60 -
Ml •
20 •
0
type
type
Gambar 11. Tipe Apartemen
Responden yang memilih apartemen dengan tipe satu kamar
sebesar 1,3%, dengan jumlah 1 responden. Frekuensi untuk yang memilih tinggal
dengan tipe dua kamar sebesar 71,3%, dengan jumlah 57 responden. Sedangkan
frekuensi untuk yang memilih tipe tiga kamar sebesar 27,5%, dengan jumlah 22
responden.
pruce
3.5-4,5 juta 5,5-6,5 juta 7,5-8,5 juta >9 juta
pruce
Gambar 12. Harga Sewa
Harga sewa apartemen antara Rp. 3,5-4,5 juta, frekuensinya
sebesar 1,3%, dengan jumlah 1 responden. Untuk harga antara Rp. 5,5-6,5 juta,
frekuesinya sebesar 56,3%, dengan jumlah 45 responden. Harga antara Rp. 7,5-
8,5 juta, frekuensinya sebesar 12,5%, dengan jumlah 10 responden. Sedangkan
untuk harga sewa diatas Rp. 9 juta yang harus dibayarkan oleh responden,
frekuensinya sebesar 30%, dengan jumlah 24 responden.
advice 60
50
40
30-
20.
~ 10. 0> O i _ ID
SI o,
| j parent husband/wife friend others
advice
Gambar 13. Pemberi Saran
Pemberi saran dalam pengambilan keputusan utnuk tinggal di
apartemen adalah orang tua dengan frekuensi 1,3%, sejumalh 1 responden. Untuk
pemberi saran dari suami/istri frekuensinya sebesar 10%, denga jumlah 8
responden. Saran dari teman sebesar 52,5%, dengan jumlah 42 responden.
Sedangkan untuk Iain-lain, yaitu dari pihak perusahaan tempat responden bekerja
atau dari pihak broker, frekuensinya sebesar 36,3%, dengan jumlah 29 responden.
46
persuade
husband/wife friend
persuade
Gambar 14. Pemberi Pengaruh
Pihak yang mempengaruhi keputusan responden untuk tinggal di
apartemen sebesar 31,3%, dengan jumlah 25 responden dipengaruhi oleh
suami/istri. Sebesar 16,3%, dengan jumlah 13 responden dipengaruhi oleh
teman/rekan. Sisanya yaitu 52,5%, sejumlah 42 responden dipengaruhi oleh
perusahaan tempat responden bekerja, pihak broker, ataupun keinginan sendiri.
47
VAR00001
1.00
VARonnm Gambar 15. Motivasi
Faktor yang memotivasi responden untuk tinggal di apartemen
untuk keamanan adalah sebesar 52,5%, sebanyak 42 responden. Untuk yang
memilih harga sebesar 20%, sebanyak 16 responden. Besarnya responden yang
memilih fasilitas adalah 15%, ada 12 responden. Sedangkan untuk lokasi yang
strategis sebesar 12,5%, sebanyak 10 responden.
VAR00002
WAPruwvj
Gambar 16. Image Manajemen Perusahaan
Pertimbangan yang memotivasi responden adalah image sebesar
67,5 %, jumlah yang memilih 54 responden. Sedangkan yang tidak
mempertimbangkan image sebesar 32,5%, jumlahnya sebanyak^responden.
48
4.1. b. Kesimpulan Analisa Deskriptif
Berdasarkan analisa deskriptif pada sub bab 4.1. a, maka usia responden
yang tinggal di apartemen mayoritas yang berrusia diantara 35-44 tahun. Ditinjau
dari segi pekerjaan umur tersebut dalam tahap berkembang. Gaya hidup mereka
juga tinggi, mereka mengandalkan profesionalisme dalam bekerja, sering
menggunakan credir card, serta menyukai barang-barang bermerk.
Sedangkan untuk yang berusia diantara 45-54 tahun lebih sedikit, sebab
pada umunya dalam usia tersebut seseorang sudah dalam tahap maturity dalam
pekerjaanya, sehingga mereka mulai berpikir untuk tinggal di rumah yang melekat
dengan tanah.
Mayoritas pendidikan responden adalah Strata 1, dan rata-rata pengeluaran
mereka per-bula adalah diatas Rp. 10 juta. Tipe apartemen yang mereka pilih
kebanyakan adalah tipe dua kamar, mengingat para responden sudah berkeluarga
dam memiliki anak. Sedangkan sewa apartemen per-bulannya adalah Rp. 5,5-6,5
juta. Namun tidak semua responden tinggal dengan keluarga, ada beberapa
diantara mereka yang tinggal dengan rekan sekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi dari mulut ke mulut
berjalan efektif. Hal ini dapat dilihat dari pemberi saran untuk responden yang
paling banyak adalah dari teman, broker, perusahaan tempat responden bekerja.
sedangkan untuk yang mempengaruhi responden paling banyak adalah dari diri
responden sendiri, perusahaan tempat responden bekerja, broker. Dari pengaruh
ini maka para responden termotivasi untuk tinggal di apartemen ditambah lagi
dengan keamanan yang ditawarkan oleh pihak apartemen dan juga harga sewa
47
49
yang sesuai serta lokasi yang strategis, selain itu juga fasilitas yang lengkap.
Karena kegiatan responden yang demikian padat sehingga terkadang membuat
mereka tidak sempat berolah raga, dengan adanya fitness center maka mereka
tidak perlu repot untuk keluar dari lokasi apartemen untuk mencari pusat
kebugaran. Selain itu juga tersedia restauran sehingga memudahkan bagi mereka
yang tidak sempat menyiapkan makanan.
Bagi sebagian besar responden yang tinggal di apartemen image ditinjau
dari profesinalisme manajemen apartemen sangat penting. Hal ini dapat
disebabkan karena para responden yang tinggal di apartemen menginginkan
tempat tinggal yang praktis, jadi walaupun mereka melakukan kegiatan seharian
penuh namun mereka tidak perlu mengkhawatirkan tempat tinggal mereka beserta
isinya. Selain itu privacy para responden sangat dijaga oleh pihak apartemen, juga
fasilitas yang menjadi milik bersama, hak bersama dijaga sebaik mungkin oleh
pihak apartemen.
4.2 Analisa Mean
Hasil penelitian analisa mean menunjukkan dari fasilitas interior yang
paling penting bagi responden adalah kamar tidur (lihat Lampiran 2 halaman 85).
Kecenderungan ini muncul karena responden mencari tempat tinggal yang dapat
memberikan kenyamanan pada mereka di saat mereka beristirahat sehingga
setelah beristirahat mereka dapat melakukan aktivitas kembali.
Fasilitas eksterior yang paling penting bagi responden adalah keamanan
(lihat Lampiran 2 halaman 85). Hal ini muncul sebab kegiatan yang dilakukan
50
responden sangat padat, untuk memastikan keluarga mereka dalam keadaan baik-
baik, serta lingkungan di sekitar mereka tinggal tidak rawan.
Fasilitas lain yang juga penting bagi responden adalah kolam renang dan
fitness center. Fasilitas olah raga ini dapat dinikmati oleh penghuni apartemen
kapan saja tanpa dipungut biaya tambahan karena sudah termasuk dalam biaya
sewa.
Gaya hidup yang dimiliki oleh responden yang tinggal di apartemen adalah
gaya hidup yang tinggi. Hal ini tercermin dari minat mereka akan profesionalisme
yang mereka andalkan dalam bekerja, seringnya mereka menggunakan credit
card, kegiatan karaoke untuk melepas stress, pemilihan barang-barang bermerk.
4. 3 Faktor Dominan
Penelitian ini menggunakan faktor gaya hidup, motivasi, pengeluaran,
harga dan fasilitas.
Tabel 8. Faktor Dominan Faktor
Gaya Hidup
Motivasi
Indikasi
- profesionalisme (mean = 3,94)
- penggunaan credit card ( mean =
3,8)
- makan di restauran (mean = 3,7)
- karaoke (mean = 3,62)
- lokasi strategis (mean = 3,6)
Motivasi (keamanan, harga,
fasilitas, lokasi strategis) mean = 6,43
Dominan
- profesionalisme
fir /C >\ \ ' '
-keamanan
49
51
Fasilitas
Harga
Pengeluaran
Sumber:
- keamanan ( mean = 6,43)
- fitness center (mean = 4,85)
- kamar tidur (mean = 3,44)
- Rp. 5,5-6,5 juta (f = 45 orang)
- > Rp. 9 juta (f = 24 orang)
- Rp. 6-10 juta (f = 24 orang)
- > Rp. 10 juta ( f = 56 orang)
4asil Olahan Data
- keamanan
- Rp. 5,5- 6,5 juta
->Rp. 10 juta
Tabel diatas menunjukkan penghuni / konsumen yang tinggal di
apartemen adalah seseorang yang memiliki gaya hidup tinggi, didukung dengan
pengeluaran mereka perbulan diatas Rp 10 juta, Pemilihan harga sewa antara Rp.
5,5-6,5 juta. Pemilihan tinggal di apartemen juga karena fasilitas utama yang
mereka butuhkan adalaha kemanan. Selain itu motivasi yang membuat mereka
tinggal di apartemen juga keamanan yang disediakan serta image dari manajemen
apartemen.
4. 4 Analisa Tabulasi Silang Dengan Uji Chi Square
1. Jenis Kelamin dan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 15,965 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan pekerjaan. Nilai kontingensi sebesar 0,408 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 87)
so
52
2. Jenis Kelamin dan Pengeluaran
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 31,629 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan pengeluaran. Nilai kontingensi sebesar 0,532 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 87)
3. Jenis Kelamin dan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 6,239 dengan
tingkat signifikansi 4 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan pendidikan. Nilai kontingensi sebesar 0,269 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 88)
4. Jenis Kelamin dan Profesionalisme
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 10,469 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan profesionalisme. Nilai kontingensi sebesar 0,34 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 91)
5. Jenis Kelamin dan Koleksi Barang Antik
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 9,436 dengan
tingkat signifikansi 2,4 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan koleksi barang antik. Nilai kontingensi sebesar 0,325 yang
artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 93)
51
53
6. Jenis Kelamin dan (ravelling
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 9,138 dengan
tingkat signifikansi 1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan travelling. Nilai kontingensi sebesar 0,320 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 94)
7. Jenis Kelamin dan Kegemaran Menonton TV
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 19,090 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan kegemaran menonton TV. Nilai kontingensi sebesar 0,439
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
95)
8. Jenis Kelamin dan Karaoke Untuk Melepas Stres
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 55,361 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan karaoke. Nilai kontingensi sebesar 0,640 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 95)
9. Jenis Kelamin dan Sering Menggunakan Credit Card
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 9,405 dengan
tingkat signifikansi 0,9 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan credit card. Nilai kontingensi sebesar 0,324 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 96)
52
54
10. Jenis Kelamin dan Kegemaran Bermain Golf
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 25,667 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan bermain golf Nilai kontingensi sebesar 0,493 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 97)
11. Jenis Kelamin dan Kegemaran Membaca Buku
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 45,847 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan membaca buku. Nilai kontingensi sebesar 0,604 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 98)
12. Jenis Kelamin dan Sering Makan di Restoran
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 17,466 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan makan di restoran. Nilai kontingensi sebesar 0,423 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 99)
13. Jenis Kelamin dan Membeli Baju Baru
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 10,463 dengan
tingkat signifikansi 0,5 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan baju baru. Nilai kontingensi sebesar 0,340 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 1.03)
14. Jenis Kelamin dan Lokasi dan Fasilitas Sangat Penting
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 21,945 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan lokasi, tasilitas sangat penting. Nilai kontingensi sebesar
0,464 yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3,
halaman 105)
15. Jenis Kelamin dan Kenyamanan Tempat Tinggal Terjamin
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 13,585 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan kenyamanan tempat tinggal. Nilai kontingensi sebesar 0,381
yang artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 106)
16. Jenis Kelamin dan Harga Sewa
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 26,853 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan harga sewa. Nilai kontingensi sebesar 0,501 yang artinya
cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 106 )
17. Jenis Kelamin dan Design Interior
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 24,308 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan design interior. Nilai kontingensi sebesar 0,483 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 107)
54
56
18. Jenis Kelamin dan Kualitas Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 17,466 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan kualitas bangunan. Nilai kontingensi sebesar 0,423 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 108)
19. Jenis Kelamin dan Keinginan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 21,945 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan keinginan keluarga. Nilai kontingensi sebesar 0,464 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (Lihat Lampiran 3, halaman 109)
20. Jenis Kelamin dan Motivasi
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 33,426 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
jenis kelamin dan motivasi. Nilai kontingensi sebesar 0,543 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 110)
21. Usia dan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 52,266 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
usia dan pekerjaan. Nilai kontingensi sebesar 0,629 yang artinya memiliki
ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 111)
55
57
22. Usia dan Pengeluaran
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 11,738 dengan
tingkat signifikansi 0,8 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
usia dan pengeluaran. Nilai kontingensi sebesar 0,358 yang artinya memiliki
ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 112)
23. Usia dan Karaoke
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 16,673 dengan
tingkat signifikansi 1,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
usia dan karaoke. Nilai kontingensi sebesar 0,415 yang artinya memiliki
ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 118)
24. Usia dan Lokasi dan Fasilitas
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 23,405 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
usia dan lokasi, fasilitas. Nilai kontingensi sebesar 0,476 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 126)
25. Usia dan Keinginan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 20,804 dengan
tingkat signifikansi 0,2 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
usia dan keinginan keluarga. Nilai kontingensi sebesar 0,454 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 129)
56
58
26. Pekerjaan dan Pengeluaran
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 11,503 dengan
tingkat signifikansi 0,3 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan pengeluaran. Nilai kontingensi sebesar 0,355 yang artinya
memiilki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 131)
27. Pekerjaan dan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 9,777 dengan
tingkat signifikansi 4 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan pendidikan. Nilai kontingensi sebesar 0,330 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 132)
28. Pekerjaan dan Travelling
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 20,247 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan travelling. Nilai kontingensi sebesar 0,449 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 136)
29. Pekerjaan dan Karaoke
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 25,903 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan karaoke. Nilai kontingensi sebesar 0,495 yang artinya memiliki
ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 138)
57
30. Pekerjaan dan Bermain Golf
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 17,535 dengan
tingkat signifikansi 0,8 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan bermain golf. Nilai kontingensi sebesar 0,424 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 140)
31. Pekerjaan dan Kegemaran Membaca Buku
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 37,748 dengan
tingkat signitikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan kegemeran membaca buku. Nilai kontingensi sebesar 0,566
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
141)
32. Pekerjaan dan Sering Makan di Restoran
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 8,420 dengan
tingkat signifikansi 1,5 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan sering makan di restoran. Nilai kontingensi sebesar 0,309 yang
artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 143)
33. Pekerjaan dan Lokasi dan Fasilitas Sangat Penting
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 14,358 dengan
tingkat signifikansi 0,6 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan lokasi, fasilitas sangat penting. Nilai kontingensi sebesar 0,390
yang artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 147)
58
/
60
34. Pekerjaan dan Jaminan Kenyamanan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 13,717 dengan
tingkat signifikansi 0,8 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan jaminan kenyamanan. Nilai kontingensi sebesar 0,383 yang
artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 148)
35. Pekerjaan dan Harga Sewa
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 20,986 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan harga sewa. Nilai kontingensi sebesar 0,456 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 149)
36. Pekerjaan dan Design Interior
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 19,320 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pekerjaan dan design interior. Nilai kontingensi sebesar 0,441 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 150)
37. Pengeluaran dan Harga
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 8,413 dengan
tingkat signifikansi 3,8 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan harga. Nilai kontingensi sebesar 0,308 yang artinya memiliki
ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 155)
59
61
38. Pengeluaran dan Gemar Menonton TV
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 12,372 dengan
tingkat signifikansi 0,6 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan gemar menonton TV. Nilai kontingensi sebesar 0,366 yang
artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 159)
39. Pengeluaran dan Karaoke
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 23,874 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan karaoke. Nilai kontingensi sebesar 0,479 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 160)
40. Pengeluaran dan Bermain Golf
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 13,235 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan bermain golf. Nilai kontingensi sebesar 0,377 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 162)
41. Pengeluaran dan Kegemaran Membaca Buku
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 24,456 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan gemar membaca buku. Nilai kontingensi sebesar 0,484 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 162)
60
62
42. Pengeluaran dan Makan di Restoran
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 7,664 dengan
tingkat signifikansi 0,6 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan makan di restoran. Nilai kontingensi sebesar 0,296 yang
artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 164)
43. Pengeluaran dan Membeli Baju Baru
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 7,885 dengan
tingkat signifikansi 1,9 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan membeli baju baru. Nilai kontingensi sebesar 0,300 yang
artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 167)
44. Pengeluaran dan Lokasi dan Fasilitas Sangat Penting
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 7,885 dengan
tingkat signifikansi 1,9 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan lokasi, fasilitas sangat penting. Nilai kontingensi sebesar
0,300 yang artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3,
halaman 170)
45. Pengeluaran dan Harga Sewa
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 14,248 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan harga sewa. Nilai kontingensi sebesar 0,389 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 171)
61
63
46. Pengeluaran dan Design Interior
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 13,333 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan design interior. Nilai kontingensi sebesar 0,378 yang artinya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 172)
47. Pengeluaran dan Kualitas Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 7,664 dengan
tingkat signifikansi 0,6 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan kualitas bangunan. Nilai kontingensi sebesar 0,296 yang
artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 173)
48. Pengeluaran dan Keinginan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 15,110 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
pengeluaran dan keinginan keluarga. Nilai kontingensi sebesar 0,396 yang
artinya memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 174)
39. Tinggal Dengan dan Type
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 14,673 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
tinggal dengan dan type. Nilai kontingensi sebesar 0,394 yang artsaya
memiliki ketergantungan lemah. (lihat Lampiran 3, halaman 175)
62
64
50. Type dan Harga
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 120,629 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
type dan harga. Nilai kontingensi sebesar 0,543 yang artinya memiliki
ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 175)
51. Motivasi dan Profesionalisme
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 37,333 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
motivasi dan profesionalisme. Nilai kontingensi sebesar 0,564 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 176)
52. Motivasi dan Lokasi, Fasilitas Sangat Penting
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 38,794 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
motivasi dan lokasi, fasilitas sangat penting. Nilai kontingensi sebesar 0,572
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
179)
53. Motivasi dan Kenyamanan Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 45,374 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
motivasi dan kenyamanan tempat tinggal. Nilai kontingensi sebesar 0,603
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
180)
63
65
54. Motivasi dan Design Interior
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 46,259 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
motivasi dan design interior. Nilai kontingensi sebesar 0,605 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 181)
55. Motivasi dan Kualitas Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 40,275 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
motivasi dan kualitas bangunan. Nilai kontingensi sebesar 0,579 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 181)
56. Motivasi dan Harga Sewa
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 45,061 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
motivasi dan harga sewa. Nilai kontingensi sebesar 0,600 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 182)
57. Keamanan dan Profesionalisme
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 63,228 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan profesionalisme. Nilai kontingensi sebesar 0,664 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 183)
58. Keamanan dan Tennis
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 34,614 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
64
66
keamanan dan tennis. Nilai kontingensi sebesar 0,550 yang artinya memiliki
ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 184)
59. Keamanan dan Koleksi Barang Antik
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 44,316 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan koleksi barang antik. Nilai kontingensi sebesar 0,597 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 185)
60. Keamanan dan Travelling
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 60,828 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan travelling. Nilai kontingensi sebesar 0,657 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 186)
61. Keamanan dan GemarNonton TV
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 27,455 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan gemar menonton TV. Nilai kontingensi sebesar 0,505 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 187)
62. Keamanan dan Karaoke untuk Melepas Stress
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 18,354 dengan
tingkat signifikansi 0,5 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan karaoke untuk melepas stress. Nilai kontingensi sebesar 0,432
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
188)
67
63. Keamanan dan Credit Card
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 61,671 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan credit card. Nilai kontingensi sebesar 0,660 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 188)
64. Keamanan dan Gemar Bermain Golf
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 38,667 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dangemar bermain golf. Nilai kontingensi sebesar 0,571 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 190)
65. Keamanan dan Gemar Membaca Buku
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 32,421 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan gemar membaca buku. Nilai kontingensi sebesar 0,537 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 190)
66. Keamanan dan sering Berbelanja
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 31,706 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan sering berbelanja. Nilai kontingensi sebesar 0,533 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 191)
67. Keamanan dan Sering Makan di Restaurant
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 39,223 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
66
68 I I
keamanan dan sering makan di restaurant. Nilai kontingensi sebesar 0,574
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
192)
68. Keamanan dan pemilihan Barang Bermerk
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 26,111 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan danpemilihan barang bermerk. Nilai kontingensi sebesar 0,496
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
193)
69. Keamanan dan Mencoba Makanan Baru
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 41,620 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan mencoba makanan baru. Nilai kontingensi sebesar 0,585 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 194)
70. Keamanan dan Membeli Baju Baru
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 42,087 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan membeli baju baru. Nilai kontingensi sebesar 0,587 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 194)
71. Keamanan dan Tidak Peduli Terhadap Harga
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 37,088 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan tidak peduli terhadap harga. Nilai kontingensi sebesar 0,563
67
69
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
195)
72. Keamanan dan Lokasi, Fasilitas Sangat Penting
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 16,340 dengan
tingkat signifikansi 0,12 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan
antara keamanan dan lokasi, fasilitas sangat penting. Nilai kontingensi sebesar
0,412 yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3,
halaman 196)
73. Keamanan dan Kenyamanan tempat Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 65,651 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan kenyamanan tempat tinggal. Nilai kontingensi sebesar 0,671
yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman
196)
74. Keamanan dan Harga Sewa
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 21,986 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan
antara keamanan dan kenyamanan tempat tinggal. Nilai kontingensi sebesar
0,464 yang artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3,
halaman 197)
75. Keamanan dan Interior Design
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 23,462 dengan
tingkat signifikansi 0,1 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan
68
70
antara keamanan dan interior design. Nilai kontingensi sebesar 0,476 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 198)
76. Keamanan dan Kualitas Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 54,384 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan kualitas bangunan. Nilai kontingensi sebesar 0,636 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 199)
77. Keamanan dan Motivasi
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 133,517 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan motivasi. Nilai kontingensi sebesar 0,791 yang artinya
memiliki ketergantungan kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 200)
78. Keamanan dan Image
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 49,401 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
keamanan dan image. Nilai kontingensi sebesar 0,618 yang artinya memiliki
ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 201)
79. Image dan Lokasi, Fasilitas Paling Pentng
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 20,741 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
image dan lokasi,fasilitas sangat penting. Nilai kontingensi sebesar 0,454 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 202)
69
71
80. Image dan Kenyamanan Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 23,856 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
image dan kenyamanan tempat tinggal. Nilai kontingensi sebesar 0,479 yang
artinya memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 202)
81. Image dan Design Interior
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 20,536 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
image dan design interior. Nilai kontingensi sebesar 0,452 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 203)
82. Image dan Kualitas Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 34,036 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
image dan kualitas bangunan. Nilai kontingensi sebesar 0,546 yang artinya
memiliki ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 204)
83. Motivasi dan Harga
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai chi square 32,250 dengan
tingkat signifikansi 0 %. Hal ini menunjukkan adanya ketergantungan antara
motivasi dan harga. Nilai kontingensi sebesar 0,437 yang artinya memiliki
ketergantungan cukup kuat. (lihat Lampiran 3, halaman 205)
I 70