BAB IV Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1 Deskripsi …eprints.undip.ac.id/60014/6/8_bab_4.pdfPinggir...

25
48 BAB IV Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Secara Administrasi Kecamatan Semarang Tengah terdiri dari 15 Kelurahan yaitu: Kelurahan Kranggan, Kelurahan Gabahan, Kelurahan Miroto, Kelurahan Brumbungan, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Kembangsari, Kelurahan Sekayu, Kelurahan Pandansari, Kelurahan Purwodinatan, Kelurahan Karangkidul, Kelurahan Pekunden, Kelurahan Bangunharjo, Kelurahan Kauman, Kelurahan Pendrikan Kidul, Kelurahan Pendrikan Lor. Dan dilewati oleh Kali Semarang hampir di seluruh kelurahan di kecamatan ini. Luas wilayah di kecamatan ini 6,05 km2 (sumber : BPS Kota Semarang, 2001) dan terletak di BWK I memiliki pengembangan fungsi utama sebagai perkantoran, perdagangan dan jasa. GAMBAR 4.1 Peta kecamatan Semarang Tengah Sumber : Peta Administrasi Kec.Semarang Tengah, Kecamatan Semarang Tengah Dalam angka 2013

Transcript of BAB IV Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1 Deskripsi …eprints.undip.ac.id/60014/6/8_bab_4.pdfPinggir...

48

BAB IV

Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Secara Administrasi Kecamatan Semarang Tengah terdiri dari 15

Kelurahan yaitu: Kelurahan Kranggan, Kelurahan Gabahan, Kelurahan

Miroto, Kelurahan Brumbungan, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Kembangsari,

Kelurahan Sekayu, Kelurahan Pandansari, Kelurahan Purwodinatan,

Kelurahan Karangkidul, Kelurahan Pekunden, Kelurahan Bangunharjo,

Kelurahan Kauman, Kelurahan Pendrikan Kidul, Kelurahan Pendrikan Lor.

Dan dilewati oleh Kali Semarang hampir di seluruh kelurahan di kecamatan

ini. Luas wilayah di kecamatan ini 6,05 km2 (sumber : BPS Kota Semarang,

2001) dan terletak di BWK I memiliki pengembangan fungsi utama sebagai

perkantoran, perdagangan dan jasa.

GAMBAR 4.1 Peta kecamatan Semarang Tengah

Sumber : Peta Administrasi Kec.Semarang Tengah,

Kecamatan Semarang Tengah Dalam angka 2013

49

4.2 Sejarah Kali Semarang

Semarang memiliki kawasan permukiman etnis yang berada dipesisir

Kali Semarang karena pada zaman tersebut transportasi utama adalah

transportasi air. Melalui Kali Semarang sendirilah secara tidak langsung

menceritakan sejarah perkembangan Kota Semarang dari masa ke masa

untuk mempermudah penalaran akan periode waktu ketika bangunan-

bangunan dibangun melalui tampilan fasad pada bangunan yang tersisa.

GAMBAR 4.2 Batas wilayah kelurahan kecamatan Semarang Tengah

Sumber : http://kecsmgtengah.readyplanet.asia

GAMBAR 4.3 Peta Semarang Masa Lalu

Sumber : : www.arkeologijawa.com

50

Peta sejarah perkembangan Kota Semarang menyatakan bahwa

terdapat berbagai kampung etnis yang berada disekitar Kali Semarang,

seperti halnya Kampung Cina yang terletak di sebelah timur Kali Semarang.

Permukiman Eropa yang terletak disebelah utara Kampung Cina. Kampung

Melayu yang terletak di tepi timur dan tepi barat Kali Semarang. Dan

Kampung Jawa yang terletak di pertemuan Kali Semarang.

Pada gambar diatas menunjukkan dimana Kali Semarang di masa

lampau menjadi pelabuhan penting dan menjadi transportasi utama. Namun

seiring dengan perkembangan zaman,pembangunan bergerak mengikuti pola

pembukaan jalan baru yang menyebabkan Kali Semarang semakin di

tinggalkan ditandai dengan kesemrawutan permukiman disepanjang bantaran

Kali Semarang. Hal tersebut tentunya akan mengurangi kualitas hidup

masyarakat yang bermukim disana seperti yang dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 4.4 Gambaran Kali Semarang Masa Lalu

Sumber : muspriyanto, 2006

51

4.3 Sejarah Pecinan Semarang

Sejarah mencatat bahwa kedatangan kaum etnis cina ke Semarang

pertama kali mendiami kawasan Simongan dengan struktur perbukitan dan

menghadap ke sungai dan sisa-sisa permukiman etnis cina di Simongan saat

ini masih dapat dinikmati melalui keberadaan Klenteng Sam Poo Kong.

Terjadinya perpindahan lokasi permukiman etnis cina dari kawasan

Simongan dilatarbelakangi untuk memudahkan pengawasan yang dilakukan

oleh Belanda terhadap kaum cina. Sehingga kampung etnis cina dipindah

kearah utara tepat arah selatan permukiman Belanda dengan posisi arah

timur Kali Semarang (Liem, 1933)

Pemekaran kawasan permukiman Belanda atau Kota Lama

menyebabkan lokasi permukiman cina harus kembali digeser kea rah barat

Kali Semarang sehingga semakin memunjukkan bahwa Kali Semarang

menjadi pemisah permukiman Belanda dengan permukiman cina.

Gambar 4.5 Gambaran Kali Semarang Masa Kini

Sumber : dokumentasi pribadi, 2013

52

Sejarah pembentukan Kawasan Pecinan hingga saat ini didasarkan

pada pembentukan rumah deret mengelilingi Balekambang yang berbentuk

tengah lapangan yang dipercaya memberi keberuntungan bagi

masyarakatnya. Akibatnya tidak ada bangunan yang menghadap ke Kali

Semarang, hanya pada kawasan Gang Lombok yang memang dibangun

sebelum pemindahan kawasan pecinan sehingga masih memiliki arah hadap

ke sungai.

Dan seiring dengan semakin berkembangnya permukiman cina

sehingga menyebabkan dibangunnya rumah deret pada lahan yang pada

mulanya berfungsi sebagai balekambang. Hal tersebut masih dapat dinikmati

hingga saat ini bahwa bangunan berpola deret berada pada koridor inti

pecinan dengan pola grid sementara bangunan yang terletak pada kawasan

peri-peri pecinan cenderung berpola linear karena struktur bangunan

mengikuti arus aliran Kali Semarang atau jalan.

Perkembangan dan perubahan lokasi kawasan Pecinan Semarang

hingga saat ini diulas pada tabel berikut dibawah ini.

53

Permukiman cina di timur Kali Semarang

Permukiman cina di barat Kali Semarang

Permukiman cina saat ini

Perpindahan permukiman cina dari Simongan ke timur Kali Semarang untuk memudahkan pengawasan oleh Belanda yang bermukim di bagian utara permukiman cina yakni Kota Lama

Perpindahan permukiman etnis cina kearah Barat Kali Semarang diikuti dengan penggeseran arus aliran Kali Semarang selebar 200m hingga menjadi Kali Semarang seperti saat ini

Pada perkembangannya, permukiman cina semakin meluas sehingga menyebabkan pergeseran paradigma keberadaan Balekambang

permukiman awal yang terbentuk pada permukiman cina yakni kawasan Gang Lombok yang menghadap kearah Kali Semarang

Permukiman yang terbentuk yakni bangunan deret pada Gang Baru, Gang Pinggir dan Gang Warung

Perubahan paradigma tersebut ditandai dengan terbentuknya bangunan-bangunan deret membentuk gang-gang pada lahan yang pada mulanya ialah balekambang

Karena semakin melebarnya permukiman Belanda memaksa permukiman etnis cina untuk dipindah kearah barat Kali Semarang. Yang menjadikan Kali Semarang pemisah dengan permukiman colonial

Bangunan deret pada gang-gang tersebut tidak lagi menghadap kearah Kali Semarang melainkan Balekambang atau lapangan besar yang dipercaya membawa keberuntungan

Bangunan deret membentuk pola grid tersebut yakni Gg Belakang, Gg Besen, Gg Tengah, Gg Gambiran

Temuan : Kali Semarang sebagai edges (batas) Pecinan

Temuan : Koridor peri-peri berpola linear karena mengikuti arus aliran Kali Semarang

Temuan : Koridor inti/koridor core Pecinan berpola grid.

Tabel 4.1

Perubahan struktur kawasan pecinan semarang

Sumber : analisa penulis, 2014

54

4.4 Kondisi Fisik Kali Semarang

Peta hasil analisa penulis diatas mencoba menggambarkan

mengenai letak dan posisi kampung etnis yang berada di sekitar Kali

Semarang setelah mengalami perubahan dari masa ke masa.

Dimana legenda dari peta diatas meliputi :

a. Wilayah merah : Kampung Cina (Pecinan)

b. Wilayah hijau : Permukiman Belanda (Kota Lama)

c. Warna merah muda : Kampung Melayu

d. Warna coklat muda : permukiman jawa

GAMBAR 4.6 Peta lokasi Kampung Etnis disepanjang Kali Semarang

Sumber : analisa penulis, 2014

KAMPUNG MELAYU

KOTA LAMA

PECINAN

PERMUKIMAN JAWA

55

Bentuk, ornamen, langgam, warna dan corak dari bangunan-

bangunan di masing-masing kampung etnis menampilkan karakteristik dan

kekhasannya sehingga secara visual masyarakat mampu membedakan jenis

kampung apa, kampung etnis apa dan perkiraan pembangunan dari

bangunan tersebut.

Bentuk, ornamen, langgam, warna dan corak yang khas pada

bangunan tersebut dapat memunculkan zona-zona tertentu di kawasan

menjadi zona yang kuat dan lemah. Dalam hal ini dilakukan grand tour atau

pengamatan menyeluruh untuk mengetahui zona kuat dan zona lemah

kawasan. Seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Grand tour yang dilakukan dengan melakukan pengamatan

menyeluruh disepanjang Kali Semarang dengan menyurusi sepanjang aliran

Kali Semarang untuk mendapatkan zona kuat dan zona lemah. Dan zona

kuat itulah yang dijadikan daya tarik dan untuk mendapatkan arti penting

penelitian.

56

Gambar 4.7 Zona kuat dan lemah tepi Kali Semarang

Sumber : dokumentasi dan analisa penulis, 2014

KOMPLEK SEKOLAH DAN GEREJA

KEBON DALEM (ZONA KUAT)

JL. WOTGANDUL (ZONA LEMAH)

JL. PETUDUNGAN (ZONA LEMAH)

permukiman cina

permukiman jawa

permukiman jawa

57

JL. PETUDUNGAN (ZONA LEMAH)

JL. WOTGANDUL (ZONA LEMAH)

permukiman cina

permukiman

jawa permukiman jawa

Gambar 4.7 Kondisi fisik permukiman tepi Kali Semarang

Sumber : dokumentasi dan analisa penulis, 2014

58

Gambar 4.8 Peta zonasi kuat dan lemah kawasan

Sumber : analisa penulis, 2014

Zona kuat

Zona lemah

Dapat disimpulkan bahwa zona

kuat kawasan ditemukan pada

beberapa titik kawasan

permukiman etnis cina yakni

pada kawasan Kebon Dalem dan

kawasan Gang Lombok.

Zona lemah banyak ditemukan

pada permukiman etnis jawa

dimana pada kondisi fisik

bangunan tidak ditemukan

karakteristik bentuk, langgam,

ornamen, warna dalam menarik

kualitas visual kawasan

59

4.5 Tinjauan Gang Lombok, Semarang

4.5.1 Kondisi Fisik Kali Semarang

Kondisi Kali Semarang pada bagian hulu sungai masih berfungsi

dengan baik meskipun kondisi air kecokelatan dan ketinggian air tidak

membahayakan daerah tepian sungai. Tetapi pada bagian hilir sungai

dimana ketika sudah memasuki kawasan pecinan, pasar johar dan kawasan

kota lama kondisi air menjadi kehitaman, penuh sampah dengan ketinggian

air hampir menyamai ketinggian jalan lingkungan sehingga terjadi banjir.

Untuk mengetahui penampang badan sungai dengan bangunan

disekitarnya perlu dilakukan potongan penampang sungai pada empat

segmen.

Gambar 4.9 Aliran Kali Semarang dari hulu ke hilir

Sumber : dokumentasi penulis

Gambar 4.10 Potongan Penampang Badan Sungai

Sumber : analisa penulis

60

POTONGAN A-A POTONGAN B-B

Jl.Wot Gandul

Jl. Kebon Dalem

D/H <1 D/H<1 D/H>1 D/H>1

L=4.5, T=6m, jadi L=1.5T. Skala ketinggian bangunan rata-rata pada area ini L/T<1 sehingga kesan ruang yang diperoleh adalah tertekan dan sempit namun keberadaan sungai menambah kesan lapang. Ketinggian bangunan 1-2 lantai. Dengan kondisi sungai masih berwarna kecoklatan dan air masih dapat mengalir dan tidak banyak sampah

L=5, T=8m, jadi L=1.6T. Skala ketinggian bangunan rata-rata pada area ini L/T>1 sehingga kesan ruang yang diperoleh adalah kesan terbuka dan netral. Lebatnya pohon pada daerah ini menyebabkan terhalangnya jarak pandang mata. Kondisi sungai sudah mulai Nampak kehitaman namun tidak dipenuhi sampah

Karakteristik bangunan menampilkan karakteristik etnis cina dengan bentuk nok melengkung dan hampir seluruh bangunan masih dipergunakan sebagai tempat tinggal

Karakter bangunan cenderung modern karena pada sisi ini merupakan yayasan katolik sehingga lebih menampilkan arsitektur gereja yang menampilkan skala yang besar pada bangunan sekolah maupun gereja.

Tabel 4.2

Potongan Penggal Jalan Kawasan Pecinan

Sumber : analisa penulis, 2014

61

POTONGAN C-C POTONGAN D-D

Gang Pinggir

Gang Lombok

D/H=1 D/H=1 D/H<1 D/H<1

L=6.3, T=6.5m, jadi L=0.6T. Skala ketinggian bangunan rata-rata pada area ini L/T=1 sehingga kesan ruang yang diperoleh adalah proporsi seimbang. Dengan lebar sungai yang cukup untuk menambah kesan lapang di kawasan. Tinggi bangunan 1-2 lantai dengan kondisi banyak pepohonan yang sedikit menghalangi pandangan visual

L=11, T=4.5m, jadi L/T>2. Skala ketinggian bangunan rata-rata pada area ini L/T<1 sehingga kesan ruang yang diperoleh adalah sempit ditambah dengan keberadaan replika kapal Cheng Ho ditengah sungai dan pepohonan menyebabkan terbatasnya penglihatan manusia.

Karakteristik bangunan kurang menampilkan karakteristik etnis cina namun merupakan bangunan kuno. Banyak bangunan yang tidak terawat tetapi tetap ditinggali. Salah satu badan jalan ditutup dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan sama sekali

Karakter bangunan sudah menerapkan karakteristik etnis cina dengan nok melengkung dan klenteng Tay Kak Sie yang besar sudah mampu menampilkan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan etnis cina

Tabel 4.2

Potongan Penggal Jalan Kawasan Pecinan (lanjutan)

Sumber : analisa penulis, 2014

62

4.5.2 Kondisi Fisik Vegetasi Kawasan

POTONGAN A-A POTONGAN B-B

Jl.Wot Gandul

Jl. Kebon Dalem

Dengan kondisi sungai masih berwarna kecoklatan dan air masih dapat mengalir dan tidak banyak sampah. Ketinggian air sungai dengan badan badan jalan sekitar 1.5 – 2m dalam kondisi normal. Vegetasi tidak berada pada bibir sungai yang menimbulkan kesan panas dan terik ketika siang hari.

Lebatnya pohon pada daerah ini menyebabkan terhalangnya jarak pandang mata. Kondisi sungai sudah mulai Nampak kehitaman namun tidak dipenuhi sampah. Ketinggian sungai dengan badan jalan hanya sekitar 1 – 1.5m.

Tidak terdapat fasilitas pagar pembatas antara sungai dengan badan jalan yang menimbulkan kerawanan akan keselamatan warga. Tanggul terbuat dari batu kali.

Pagar pembatas pada kawasan hanya sebatas pada sebuah kawasan yayasan sekolah Katolik Kebon Dalem. Selain pada kawasan tersebut tidak terdapat pagar pembatas. Ornamen yang Nampak pada desain jembatan dan desain pembatas pagar memiiki karakteristik etnis cina

Tabel 4.3

Kondisi Vegetasi di sepanjang Kali Semarang

Sumber : analisa penulis, 2014

63

POTONGAN C-C POTONGAN B-B

Gang Pinggir

Gang Lombok

kondisi pepohonan yang berjajar dan tidak berhimpitan menimbulkan kesan lapang dan tidak sempit. Kondisi sungai sangat memprihatinkan dengan banyaknya sampah sampai harus dilakukan penyaringan seadanya agar tidak mengalir ke arah laut, kondisi sungai kehitaman dengan beda ketinggian air sungai dengan badan jalan hanya 1m ketika kondisi normal

Kerapatan vegetasi pada bibir sungai dan keberadaan kapal ceng ho menyebabkan kawasan terlihat sempit. Kondisi sungai sangat memprihatinkan dimana warna sungai yang kehitaman dengan banyak nya sampah dengan jarak antara air sungai dengan badan jalan hanya 1m ketika kondisi normal

Tidak terdapat pembatas jalan pada areal ini. Hanya tumpukan sampah sejauh mata memandang bahkan pada salah satu sisi jalan ditutup dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan karena ditutupi oleh sampah dan barang tidak terpakai

Pembatas antara jalan dengan sungai hanya pada kawasan Klenteng Tay Kak Sie sementara pada daerah lainnya tidak terdapat pagar pembatas

Tabel 4.3

Kondisi Vegetasi di sepanjang Kali Semarang (lanjutan)

Sumber : analisa penulis, 2014

64

4.5.3 Kondisi Fisik Kali Semarang pada Gang Lombok

Posisi kawasan Gang Lombok pada Semarang Utara sudah termasuk

kedalam bagian hilir sungai menjadikan kondisi fisik sungai pada kawasan ini

memprihatinkan dengan banyaknya sampah tergenang. Menurut beberapa

sumber penghuni yang telah menempati kawasan tersebut puluhan tahun

menyatakan bahwa jarangnya dilakukan pengerukan sampah menyebabkan

pendangkalan yang berujung pada banjir.

Kondisi sungai di Gang Lombok merupakan kondisi sungai terparah

dibanding kawasan-kawasan pecinan lain seperti daerah Wot Gandul, Gang

Pinggir, dan Kebon Dalem. Banyaknya sampah pada sungai, arus aliran

sungai yang terhambat diperparah dengan keberadaan replika kapal ceng ho

yang berada tepat dihadapan Klenteng Tay Kak Sie dan berada tepat

ditengah-tengah sungai.

Replika kapal ceng ho yang dibangun pada tahun 2007 dan telah

mengalami perombakan dari yang sebelumnya menggunakan material

bambu dan kini dipugar menjadi material kayu itu menyebabkan semakin

Gambar 4.10 Ketinggian sungai hampir setinggi badan jalan pada Gang Lombok

Sumber : dokumentasi penulis, 2014

65

parahnya terhambatnya arus aliran sungai.Setelah melewati replika kampal

ceng ho tersebut kondisi sungai semakin hitam pekat dan dipenuhi sampah

yang menggenang. Pada beberapa bagian replika kapal ceng ho tersebut

Nampak menjadi sarang sampah-sampah yang tidak bisa mengalir ke sisi

utara.

Pada bagian bagian bawah replika kapal cengho yang bersentuhan

langsung dengan air sungai nampak terkikis secara perlahan menjadi daerah

penyumbat sampah. Pembangunan kapal yang tergolong besar ini secara

langsung semakin memperparah kondisi Kali Semarang pada bagian hilir

dalam mengalirkan air sungai.

4.6 Gang Lombok sebagai kampung etnis cina

Gang Lombok merupakan salah satu penggal jalan pada

Kelurahan Purwodinatan yang tergolong ke dalam kampung etnis cina.

Secara umum fungsi bangunan pada koridor Gang Lombok merupakan

bangunan tempat tinggal, bangunan yang juga dipergunakan sebagai lokasi

Gambar 4.11 Replika Kapal Cheng Ho yang mengganggu aliran sungai

Sumber : dokumentasi penulis, 2014

66

usaha, bangunan tempat ibadah, dan masih banyak bangunan yang tidak

terawat karena tidak berpenghuni. Daya tarik tersendri dari Gang Lombok

adalah daya tarik pariwisata dimana terdapat replika kapal Cheng Ho tepat di

depan sebuah klenteng namun keberadaan replika kapal tersebut

mengganggu aliran air pada Kali Semarang.

Bangunan pada Gang Lombok secara umum menampilkan

karakteristik etnis cina yang khas melalui ornamen, warna, langgam, bentuk

bangunan, bukaan dan struktur bangunan. Namun meskipun diperuntukkan

sebagai potensi wisata cukup besar pada penggal jalan Gang Lombok, masih

banyak ditemukan permukiman tidak terawat yang cenderung memberikan

kesan kumuh. Namun sebagai kawasan heritage, kampung ini memiliki latar

belakang sejarah, artefak (wujud fisik), dan aktifitas-aktifitas yang

berlangsung di dalamnya sebagai sebuah keterpaduan antara permukiman

dan pusat kegiatan perdagangan penduduk yang bermukim.

GAMBAR 4.12

Peta lokasi penggal Gang Lombok

Sumber : analisa penulis, 2013

67

Sejarah pembangunan replika Kapal Cheng Ho

2003 2007 2013

Dari analisa perubahan kondisi lokus penelitian, secara khusus merupakan penggal jalan Gang Lombok, sedari tahun 2003 hingga 2013 permukiman pada Gang Lombok sudah cukup padat dikarenakan lokasi lokus penelitian termasuk kedalam pusat kegiatan perekonomian di Kota Semarang. Perubahan selama sepuluh tahun yang dapat dicermati melalui mata telanjang ialah pada tahun 2003 belum terdapat replika kapal Cheng Ho. Karena menurut sejarah, replika kapal tersebut dibangun pada tahun 2005 oleh Yayasan Tay Kak Sie dalam rangka 600 tahun pendaratan Laksamana Cheng Ho di Semarang. Lokasi perletakan Kapal Cheng Ho sendiri berdiri tepat dihadapan Klenteng Tay Kak Sie. Pembangunan replika kapal ini sendiri menimbulkan permasalahan baru yakni terganggunya arus aliran sungai

GAMBAR 4.13 Lokus Penelitian dari tahun ke tahun

Sumber : Google earth, 2013

68

4.61 Kondisi Fisik Bangunan Gang Lombok

Gang Lombok berada di sisi

timur Kali Semarang. Sudut

Gang Lombok yang masih

tidak terawat dikarenakan

timbunan sampah. Bangunan

yang berada di sebrang Gang

Lombok secara umum sudah

tidak berpenghuni

Tampilan luar Klenteng Tay

Kak Sie yang menjadi daya

tarik wisatawan melalui

karakteristik etnis cina

didalamnya. Sebagai tempat

wisata, maraknya tempat

usaha dimana kebanyakan

merupakan tempat usaha

kuliner sebagai pendukung

lokasi wisata

Klenteng Tay Kak Sie dengan

segala ornamen, warna,

langgam, struktur, dan fasad

yang kental dengan

karakteristik etnis cina

menjadikan lokasi ini memiliki

potensi pariwisata yang baik.

Gambar 4.14 Kondisi fisik bangunan Gang Lombok

Sumber : dokumentasi penulis, 2014

69

Replika kapal Cheng Ho yang

dibangun oleh Yayasan Tay

Kak Sie pada tahun 2005.

Kapal yang memiliki panjang

41 m, lebar 12 m, dan tinggi 3

m tersebut cukup menarik

minat pengunjung dan

meningkatkan visual dari

permukiman etnis cina

tersebut

Fasilitas pendidikan pada

sudut Gang Lombok terdiri dari

TK, SD, SMP Kuncup Melati.

Merupakan bangunan empat

lantai

Salah satu rumah tinggal yang

dipergunakan sebagai tempat

usaha. Pada umumnya tempat

usaha tersebut menjajakan

makanan khas Semarang

yakni lumpia

Gambar 4.14 Kondisi fisik bangunan Gang Lombok (lanjutan)

Sumber : dokumentasi penulis, 2014

70

Gambar 4.14 Kondisi fisik bangunan Gang Lombok (lanjutan)

Sumber : dokumentasi penulis, 2014

Tepat disebrang Gang Lombok

berdiri bangunan-bangunan

tua yang Nampak tidak terawat

karena bagian fasad depan

bangunan membelakangi Kali

Semarang

Tepat disebrang Gang Lombok

berdiri bangunan-bangunan

tua yang Nampak tidak terawat

karena bagian fasad depan

bangunan membelakangi Kali

Semarang

Bangunan-bangunan yang

tidak terawat tersebut

menimbulkan kesan

kekumuhan disebabkan oleh

banyaknya sampah

menumpuk dan berserakan

71

Gambar 4.15 Fisik Bangunan dan langgamnya pada Gang Lombok

Sumber : dokumentasi penulis, 2014

GEDONG (arsitektur cina-belanda)

Rumah deret (arsitektur cina-lokal)

Kompleks klenteng Tay Kak Sie (arsitektur cina) Sekolah Kuncup Melati (arsitektur

modern)

Kompleks klenteng Tay Kak Sie

(arsitektur cina)

Rumah deret (arsitektur cina-lokal)

72