BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir...

9
BAB IV Analisis Sedimentasi 46 terjadi karena pertumbuhan dari sand bar yang sifatnya prograding. Endapan ini ditafsirkan sebagai endapan delta mouth bar pada sistem delta. 4.3.3 Lintasan C Delta Front Pada bagian bawah dari kolom stratigrafi lintasan ini, didapatkan litologi batupasir dan batulempung dengan suksesi vertikal mengkasar dan menebal ke atas (Foto 4.9 a dan b). Pada bagian bawah berupa perselingan tipis antara batupasir dan batulempung, semakin ke atas kandungan batulempung semakin berkurang dan batupasir semakin menebal dan mengkasar. Ukuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple, lenticular, wavy, flaser dan crossbedding. a.) Laminasi dari batulempung tufaan b.) Sisipan batulempung pada batupasir Foto 4.9 Singkapan batupasir sisipan batulempung Suksesi menebal dan mengkasar ke atas mengindikasikan bahwa semakin ke atas terjadi peningkatan kekuatan arus pada saat pengendapan. Diinterpretasikan bahwa hal ini terjadi karena pertumbuhan dari sand bar yang sifatnya prograding. Endapan ini ditafsirkan sebagai endapan delta mouth bar pada sistem delta. Delta Plain Pada bagian ini diendapkan litologi batupasir, konglomerat dan batulempung dengan suksesi vertikal menghalus dan menipis ke atas. Kontak dengan lapisan di bawahnya bersifat erosional (scouring) dengan ukuran butir berkisar dari pasir kasar hingga kerikil, pada bagian atasnya dijumpai struktur sedimen planar crossbedding. Dijumpai juga struktur sedimen crossbedding dengan foreset berupa litik (batuan beku andesitik) dengan ukuran kerikil. Pada bagian atas berupa perselingan tipistipis batupasir batulempung, struktur sedimen ripple dan paralel laminasi (Foto 4.10).

Transcript of BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir...

Page 1: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

46 

terjadi karena pertumbuhan dari sand bar yang sifatnya prograding. Endapan  ini ditafsirkan 

sebagai endapan delta mouth bar pada sistem delta. 

4.3.3 Lintasan C 

Delta Front 

Pada  bagian  bawah  dari  kolom  stratigrafi  lintasan  ini,  didapatkan  litologi  batupasir 

dan batulempung dengan suksesi vertikal mengkasar dan menebal ke atas (Foto 4.9 a dan b). 

Pada bagian bawah berupa perselingan  tipis  antara batupasir  dan batulempung,  semakin  ke 

atas  kandungan  batulempung  semakin  berkurang  dan  batupasir  semakin  menebal  dan 

mengkasar.  Ukuran  butir  berkisar  antara  pasir  halus  sampai  pasir  kasar,  dengan  struktur 

sedimen yang sering muncul adalah ripple, lenticular, wavy, flaser dan crossbedding. 

a.) Laminasi dari batulempung tufaan  b.) Sisipan batulempung pada batupasir 

Foto 4.9 Singkapan batupasir sisipan batulempung 

Suksesi  menebal  dan  mengkasar  ke  atas  mengindikasikan  bahwa  semakin  ke  atas 

terjadi  peningkatan  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan.  Diinterpretasikan  bahwa  hal  ini 

terjadi karena pertumbuhan dari sand bar yang sifatnya prograding. Endapan  ini ditafsirkan 

sebagai endapan delta mouth bar pada sistem delta. 

Delta Plain 

Pada bagian ini diendapkan litologi batupasir, konglomerat dan batulempung dengan 

suksesi vertikal menghalus dan menipis ke atas. Kontak dengan lapisan di bawahnya bersifat 

erosional (scouring) dengan ukuran butir berkisar dari pasir kasar hingga kerikil, pada bagian 

atasnya  dijumpai  struktur  sedimen  planar  crossbedding.  Dijumpai  juga  struktur  sedimen 

crossbedding dengan foreset berupa litik (batuan beku andesitik) dengan ukuran kerikil. Pada 

bagian atas berupa perselingan tipis­tipis batupasir batulempung, struktur sedimen ripple dan 

paralel laminasi (Foto 4.10).

Page 2: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

47 

a.) Konglomerat dengan kontak erosional pada bagan bawahnya dan berubah menjadi batupasir 

pada bagian atasnya 

c.) Struktur sedimen crossbedding pada batupasir kasar 

b.) Batupasir di atas konglomerat 

d.) Struktur sedimen crossbedding pada batupasir sedang 

Foto 4.10 Singkapan Batuan yang menunjukan endapan Delta Plain 

Kontak  erosional  dengan  lapisan  dibawahnya  mengindikasikan  adanya  perubahan 

tiba­tiba dari arus lemah ke arus kuat.  Suksesi menghalus dan menipis ke atas dan perubahan 

struktur  sedimen  dari  crossbedding,  ripple  menjadi  paralel  laminasi  mengindikasikan 

berkurangnya  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan.  Bagian  bawah  pada  fasies  ini 

diinterpretasikan  sebagai  base  channel,  sedangkan  bagian  atasnya  diinterpretasikan  sebagai 

flood plain. Adanya bioturbasi mengindikasikan adanya pengaruh pasang­surut air laut pada 

endapan ini. Endapan ini ditafsirkan sebagai endapan distributary channel pada delta plain. 

Pada bagian  ini  juga diendapkan  litologi batupasir dan batulempung dengan suksesi 

vertikal mengkasar dan menebal ke atas. Ukuran butir berkisar antara lempung sampai pasir 

halus, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple, lenticular, wavy dan  flaser. 

Pada  singkapan  juga  dapat  diamati  gejala  tubuh  batupasir  yang  melensa  pada  tubuh 

batulempung (Foto 4.11).

Page 3: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

48 

Foto 4.11 Singkapan tubuh batupasir yang melensa dalam tubuh batulempung, ditafsirkasn 

sebagai endapan crevasse splay 

Suksesi  menebal  dan  mengkasar  ke  atas  mengindikasikan  bahwa  semakin  ke  atas 

terjadi  peningkatan  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan,  endapan  ini  ditafsirkan  sebagai 

endapan  crevasse  splay.  Gejala  tubuh  batupasir  yang  melensa  pada  tubuh  batulempung 

mengindikasikan bahwa arus yang bekerja sifatnya sementara. Pada saat kondisi normal, yang 

bekerja adalah arus tenang sehingga diendapkan fraksi halus, kemudian pada saat volume air 

melimpah  terjadi  pengendapan  fraksi  kasar.  Saat  kondisi  kembali  normal  fraksi  halus 

diendapkan kembali. 

Delta Front 

Kemudian  diendapkan  litologi  batupasir  dan  batulempung  dengan  suksesi  vertikal 

mengkasar dan menebal ke atas. Pada bagian bawah berupa perselingan tipis antara batupasir 

dan batulempung, semakin ke atas kandungan batulempung semakin berkurang dan batupasir 

semakin menebal dan mengkasar. Ukuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, 

dengan  struktur  sedimen  yang  sering  muncul  adalah  ripple,  lenticular,  wavy,  flaser  dan 

crossbedding.  Pada  litologi  batupasir  di  bagian  atasnya  dijumpai  kandungan moluska  yang 

memiliki habitat di marine (air asin). 

Foto 4.12 Perselingan batupasir dan batulempung yang menebal dan mengkasar ke atas, 

ditafsirkan sebagai endapan delta mouth bar

Page 4: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

49 

Suksesi  menebal  dan  mengkasar  ke  atas  mengindikasikan  bahwa  semakin  ke  atas 

terjadi  peningkatan  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan.  Diinterpretasikan  bahwa  hal  ini 

terjadi karena pertumbuhan dari sand bar yang sifatnya  prograding. Endapan  ini ditafsirkan 

sebagai endapan delta mouth bar pada sistem delta (Foto 4.12). 

Delta Plain 

Pada bagian ini diendapkan litologi batupasir, konglomerat dan batulempung dengan 

suksesi vertikal menghalus dan menipis ke atas. Kontak dengan lapisan di bawahnya bersifat 

erosional (scouring) dengan ukuran butir berkisar dari pasir kasar hingga kerikil, pada bagian 

atasnya dijumpai struktur sedimen planar crossbedding. Pada beberapa fasies sering dijumpai 

crossbedding dengan foreset berupa litik (batuan beku andesitik) dengan ukuran kerikil (Foto 

4.13). Pada bagian atas berupa perselingan tipis­tipis batupasir batulempung, struktur sedimen 

ripple, paralel laminasi dan kadang­kadang dijumpai bioturbasi. 

a.) Konglomerat yang ditafsirkan sebagai base 

channel 

b.) Struktur sedimen crossbedding yang dibentuk 

oleh foreset litik pada konglomerat 

Foto 4.13 Singkapan Batuan yang menunjukan endapan Delta Plain 

Kontak  erosional  dengan  lapisan  dibawahnya  mengindikasikan  adanya  perubahan 

tiba­tiba dari arus lemah ke arus kuat.  Suksesi menghalus dan menipis ke atas dan perubahan 

struktur  sedimen  dari  crossbedding,  ripple  menjadi  paralel  laminasi  mengindikasikan 

berkurangnya  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan.  Bagian  bawah  pada  fasies  ini 

diinterpretasikan  sebagai  base  channel,  sedangkan  bagian  atasnya  diinterpretasikan  sebagai 

flood plain. 

Delta Front 

Pada  bagian  ini  didapatkan  litologi  batupasir  dan  batulempung  dengan  suksesi 

vertikal mengkasar dan menebal ke atas. Pada bagian bawah berupa perselingan  tipis antara

Page 5: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

50 

batupasir dan batulempung, semakin ke atas kandungan batulempung semakin berkurang dan 

batupasir semakin menebal dan mengkasar. Ukuran butir berkisar antara pasir halus sampai 

pasir  kasar,  dengan  struktur  sedimen  yang  sering  muncul  adalah  ripple,  lenticular,  wavy, 

flaser  dan  crossbedding.  Pada  litologi  batupasir  di  bagian  atasnya  dijumpai  kandungan 

moluska yang memiliki habitat marine (air asin). 

Foto 4.14 Perselingan batupasir dan batulempung yang menebal dan mengkasar ke atas, 

ditafsirkan sebagai endapan delta mouth bar 

Suksesi  menebal  dan  mengkasar  ke  atas  mengindikasikan  bahwa  semakin  ke  atas 

terjadi  peningkatan  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan.  Diinterpretasikan  bahwa  hal  ini 

terjadi karena pertumbuhan dari sand bar yang sifatnya  prograding. Endapan  ini ditafsirkan 

sebagai endapan delta mouth bar pada sistem delta (Foto 4.14). 

4.3.4 Lintasan D 

Delta Front 

Pada  bagian  bawah  dari  kolom  stratigrafi  lintasan  ini,  didapatkan  litologi  batupasir 

dan batulempung dengan suksesi vertikal mengkasar dan menebal ke atas. Pada bagian bawah 

berupa  perselingan  tipis  antara  batupasir  dan  batulempung,  semakin  ke  atas  kandungan 

batulempung  semakin  berkurang  dan  batupasir  semakin  menebal  dan  mengkasar.  Ukuran 

butir  berkisar  antara  pasir  halus  sampai  pasir  kasar,  dengan  struktur  sedimen  yang  sering 

muncul  adalah  ripple,  lenticular,  wavy,  flaser  dan  crossbedding.  Pada  litologi  batupasir  di 

bagian atasnya dijumpai kandungan moluska yang memiliki habitat di marine (air asin). 

Suksesi  menebal  dan  mengkasar  ke  atas  mengindikasikan  bahwa  semakin  ke  atas 

terjadi  peningkatan  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan.  Diinterpretasikan  bahwa  hal  ini 

terjadi karena pertumbuhan dari sand bar yang sifatnya  prograding. Endapan  ini ditafsirkan 

sebagai endapan delta mouth bar pada sistem delta (Foto 4.15).

Page 6: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

51 

a.) Perselingan batupasir dan batulempung yang menebal dan mengkasar ke atas, ditafsirkan 

sebagai endapan delta mouth bar 

c.) Struktur sedimen low angle planar crossbedding 

e.) Suksesi menebal dan mengkasar ke atas pada batupasir, ditafsirkan sebagai endapan delta 

mouth bar 

b.) Perselingan batupasir dan batulempung yang menebal dan mengkasar ke atas, ditafsirkan 

sebagai endapan delta mouth bar 

d.) Struktur sedimen flaser pada batupasir 

f.) Singkapan batupasir halus­sedang 

Foto 4.15 Singkapan Batuan yang menunjukan endapan Delta Front 

Delta Plain 

Pada bagian ini diendapkan litologi batupasir, konglomerat dan batulempung dengan 

suksesi vertikal menghalus dan menipis ke atas. Kontak dengan lapisan di bawahnya bersifat 

erosional (scouring) dengan ukuran butir berkisar dari pasir kasar hingga kerikil, pada bagian

Page 7: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

52 

atasnya  dijumpai  struktur  sedimen  planar  crossbedding.  Dijumpai  juga  struktur  sedimen 

crossbedding dengan foreset berupa litik (batuan beku andesitik) dengan ukuran kerikil. Pada 

bagian atas berupa perselingan tipis­tipis batupasir batulempung, struktur sedimen ripple dan 

paralel laminasi (Foto 4.16). 

a.) Konglomerat yang mengerosi batulempung 

tufaan dibawahnya 

c.) Struktur sedimen low angle crossbedding pada 

batupasir sisipan konglomerat 

e.) Paralel laminasi batupasir dan laminasi 

batulempung tufaan 

b.) Konglomerat dengan struktur crossbedding 

d.) Batupasir sisipan konglomerat dengan struktur 

cross bedding 

f.) Struktur sedimen planar crossbedding pada 

batupasir 

Foto  4.16 Singkapan Batuan yang menunjukan endapan Delta Plain

Page 8: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

53 

Kontak  erosional  dengan  lapisan  dibawahnya  mengindikasikan  adanya  perubahan 

tiba­tiba dari arus lemah ke arus kuat.  Suksesi menghalus dan menipis ke atas dan perubahan 

struktur  sedimen  dari  crossbedding,  ripple  menjadi  paralel  laminasi  mengindikasikan 

berkurangnya  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan.  Bagian  bawah  pada  fasies  ini 

diinterpretasikan  sebagai  base  channel,  sedangkan  bagian  atasnya  diinterpretasikan  sebagai 

flood plain. Adanya bioturbasi mengindikasikan adanya pengaruh pasang­surut air laut pada 

endapan ini. Endapan ini ditafsirkan sebagai endapan distributary channel pada delta plain. 

Pada bagian  ini  juga diendapkan  litologi batupasir dan batulempung dengan suksesi 

vertikal mengkasar dan menebal ke atas. Ukuran butir berkisar antara lempung sampai pasir 

halus, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple, lenticular, wavy dan  flaser. 

Pada  singkapan  juga  dapat  diamati  gejala  tubuh  batupasir  yang  melensa  pada  tubuh 

batulempung. 

Suksesi  menebal  dan  mengkasar  ke  atas  mengindikasikan  bahwa  semakin  ke  atas 

terjadi  peningkatan  kekuatan  arus  pada  saat  pengendapan,  endapan  ini  ditafsirkan  sebagai 

endapan  crevasse  splay.  Gejala  tubuh  batupasir  yang  melensa  pada  tubuh  batulempung 

mengindikasikan bahwa arus yang bekerja sifatnya sementara. Pada saat kondisi normal, yang 

bekerja adalah arus tenang sehingga diendapkan fraksi halus, kemudian pada saat volume air 

melimpah  terjadi  pengendapan  fraksi  kasar.  Saat  kondisi  kembali  normal  fraksi  halus 

diendapkan kembali. 

4.4 Diskusi 

Berdasarkan  kolom  stratigrafi  yang  telah  dibuat  dan  pengenalan  terhadap  fasies 

pembentuknya, maka dapat dibuat suatu korelasi antar kolom stratigrafi. Korelasi  dilakukan 

dengan menghubungkan posisi stratigrafi yang sama berdasarkan metode strike line. Dengan 

metoda ini diharapkan penyebaran suatu singkapan dengan posisi stratigrafi yang sama dapat 

diketahui. Metode ini dipilih karena data lain untuk melakukan korelasi stratigrafi tidak ada. 

Sebagai  metode  tambahan,  berdasarkan  analisis  fasies,  batas  antara  distributary 

channel  dan delta mouthbar  pada bagian  atasnya diinterpretasikan sebagai  flooding  surface 

(fs) berdasarkan konsep sekuen stratigrafi. Berdasarkan kedua metode  tersebut, posisi strike 

line  dan  fs  ternyata  letaknya  berhimpit.  Korelasi  tersebut  menghasilkan  suatu  penampang 

geologi yang arahnya tegak lurus dengan arah sedimentasi (strike line). 

Dari  hasil  korelasi  tersebut  (lihat  Lampiran  D­5),  perkembangan  sedimentasi  pada 

interval  studi  berawal  dari  pembentukan  delta  mouthbar  dan  distributary  channel  pada 

Lintasan  C  serta  pembentukan  sand  bar  pada  Lintasan  D,  sedangkan  pada  lintasan  lain 

interval  tersebut  tidak  tersingkap. Pada Lintasan D  dalam interval  tersebut  tidak  ditemukan

Page 9: BAB IV Analisis Sedimentasi - · PDF fileUkuran butir berkisar antara pasir halus sampai pasir kasar, dengan struktur sedimen yang sering muncul adalah ripple ,lenticular ,wavy , flaser

BAB IV Analisis Sedimentasi 

54 

endapan distributary  channel,  hal  ini menandakan bahwa Lintasan D pada  interval  tersebut 

tidak dipengaruhi oleh fluvial. 

Kemudian  terjadi  transgresi  sehingga  terbentuk  delta  mouthbar  dan  distributary 

channel  pada semua lintasan. Distributary channel pada Lintasan A dan C lebih berkembang 

daripada  Lintasan  B  dan  D,  ditafsirkan  bahwa  Lintasan  A  dan  C  memiliki  distributary 

channel yang lebih aktif dibandingkan pada Lintasan B dan D. 

Transgresi  masih  berlanjut,  sehingga  terbentuk  delta mouthbar  pada Lintasan A, B 

dan  C  sedangkan  pada  Lintasan  D  interval  tersebut  tidak  tersingkap.  Pada  interval 

selanjutnya,  singkapan  hanya  ditemukan  pada  Lintasan  A  berupa  endapan  distributary 

channel. Sedangkan pada interval lain tidak tersingkap. 

Berdasarkan  interpretasi  perkembangan  sedimentasi  tersebut,  diperkirakan  posisi 

Lintasan A, B dan C berada pada bagian tengah dari lobe delta, sedangkan Lintasan D berada 

pada  bagian  tepi  dari  lobe  delta.  Pada  interval  studi  tersebut  terjadi  sekurang­kurangnya  3 

(tiga) kali siklus delta.