BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL...
Transcript of BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL...
BAB IV
ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL KUBAH
KARYA AHMAD TOHARI.
4.1 Analisis Heuristik dan Hermeneutik Pesan Dakwah dalam Novel Kubah
karya Ahmad Tohari
Untuk dapat memberikan makna secara semiotic langkah pertama
adalah melakukan pembacaan heuristik kemudian yang kedua adalah dengan
pembacaan hermeneutic (retroaktif )
Pembacaan heuristik dilakukan berdasarkan struktur bahasanya atau
secara semiotic adalah semiotic tingkat pertama. Sedangkan heuristik ini
adalah sistem semiotic tingkat kedua atau pembacaan ulang berdasarkan
konvensi sastranya. Pembacaan hermeneutic adalah pembacaan ulang
setelah pembacaan heuristik. Dalam pembacaan hermeneutic ini penulis
akan melakukan pembacaan ulang terhadap teks, kemudian pembacaan teks,
dan kontekstualitas teks yang sedang penulis teliti.
Dalam proses analisis pesan dakwah di Novel Kubah ini penulis
mengelompokkan menjadi tiga kategori yaitu pesan aqidah, syari'ah dan
akhlaq
4.1.1 Aqidah
Secara etimologi, aqidah adalah ikatan atau sangkutan,
sedangkan secara teknik berarti iman atau keyakinan. Atas dasar
pengertian tersebut Muhammad Daud Ali dalam bukunya
64
"Pendidikan Agama Islam" menghubungkan aqidah Islam dengan
rukun Iman, Aqidah berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang
Maha Esa yang disebut Allah. Allah Maha Esa dalam hati, sifat,
perbuatan, dan wujud-Nya (Ali, 2000 : 197).
Aqidah merupakan landasan pokok dari setiap amaliyah seorang
muslim dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amaliyah tersebut,
dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencakup
masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah
aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam
sabdanya :
اال ميان ان تؤمن باهللا ومال ئكته وكتبه ورسله واليوم االخر وتؤ من )رواه مسلم(بالقدر خريه وشره
Artinya : “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-
malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhir, dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk”. (HR Imam Muslim).
Dari hadis inilah lahir arkanul iman (rukun iman) yang enam,
yakni beriman kepada Allah SWT, beriman kepada malaikat-malaikat
Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul
Allah, beriman kepada hari kiamat, dan beriman kepada takdir.
Dari keenam rukun iman di atas tidak semua ada dalam novel
Kubah karya Ahmad Tohari. Hanya pesan tentang iman kepada Allah
(tauhid) dan iman kepada kitab Allah saja yang disebut dalam novel
ini.
65
4.1.1.1 Beriman kepada Allah
1. Keyakinan
Keyakinan dalam tradisi sastra sudah dapat
dikatakan sebagai lapis metafisika yang menjadi puncak
norma dalam sebuah karya sastra. Lapis-lapis norma dalam
karya sastra mirip dengan konsep keutuhan jiwa yang
menyatakan bahwa karya sastra tidak bernilai tinggi bila
tidak meliputi keutuhan jiwa.
Dalam kaitannya dengan karya sastra, keutuhan
jiwa ini diterangkan. Sebagai lima tingkatan jiwa manusia,
yaitu niveau anorganis, niveau vegetatif, niveau animal,
niveau human, dan niveau religius. Pada tingkatan niveau
anorganis, karya sastra merupakan bentuk formal seperti
pola bunyi, kalimat, gaya bahasa, dan lain-lain. Pada
tingkatan niveau vegetatif, karya itu menghadirkan suasana
kejiwaan, seperti romantis, mengerikan, marah, dan
sebagainya. Pada tingkatan niveau animal, karya sastra
menghadirkan hasrat-hasrat kebinatangan, seperti makan,
minum, membunuh, dan lain-lain. Pada tingkatan niveau
human, karya sastra menghasilkan renungan-renungan
batin, rasa belas kasihan, rasa simpati, dan pengalaman-
pengalaman lain yang hanya bisa dirasakan oleh manusia.
Pada tingkatan niveau religius, karya sastra menghadirkan
66
renungan-renungan mengenai Tuhan, pengalaman mistik,
dan renungan-renungan lain yang sampai pada hakikat.
Dari sini menjadi jelas bahwa Tuhan, merupakan puncak
kegiatan bersastra yang dilakukan oleh para sastrawan
(Pradopo, 2002 : 32).
Sebagaimana dalam teks disebutkan
"Yah dengarlah apa yang kumaksud dengan syarat itu. Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu kau harus memulai dari kepercayaan, Ya kepercayaan" (hlm 25) Pembacaan Heuristik
"Yah dengarlah (Karman) apa yang kumaksud (kepercayaan kepada Tuhan) dengan syarat itu (keyakinan). Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu (penyakit jiwa) kau harus memulai dari kepercayaan (iman), Ya kepercayaan" (hlm 25) Pembacaan Hermeneutic
Keyakinan atau yakin merupakan kunci segalanya
dalam ajaran Islam. Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa
keyakinan merupakan puncak dari segala keimanan atau
Iman. Oleh karena itu keyakinan merupakan kunci dari
segala aktifitas yang kaitannya hablumminallah (hubungan
manusia dengan Allah).
Sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 112
ditegaskan :
بلى من أسلم وجهه لله وهو محسن فله أجره عند ربه ولا )112: البقراة (خوف عليهم ولا هم يحزنون
67
"(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (al-Baqarah 112).
Iman mempunyai peran penting dalam kehidupan
manusia, iman merupakan manifestasi dari kepercayaan
seseorang terhadap Tuhannya. Seseorang yang hidup di
muka bumi tanpa didasari iman maka seolah olah dalam
hidupnya tanpa ada pegangan yang layak untuk diikuti atau
di anut sebagaimana dalam teks tersebut disebutkan " untuk
mendasari upaya penyembuhan jiwamu" Dalam teks
tersebut dapat diinterpretasikan dalam beberapa aspek salah
satunya adalah aspek aqidah. Dalam teks tersebut
menggambarkan tentang arti penting dari keyakinan atau
iman. Iman merupakan kunci utama dalam upaya
penyembuhan penyakit yang diderita oleh Karman yang
pertama adalah kepercayaan atau keyakinan bahwa segala
sesuatu baik penyakit, derita, dan cobaan adalah datangnya
dari Allah dan semua itu akan kembali kepada Allah.
Sebagaimana dalam teks disebutkan :
"Ia ingin mengaku dengan tulus meskipun ia lama menjadi anggota partai komunis bahwa kehadiran Tuhan tetap teras pada dirinya" (hlm. 26)
68
Pembacaan Heuristik
"Ia (Karman) ingin mengaku dengan tulus meskipun ia (Karman) lama menjadi anggota partai komunis (PKI) bahwa kehadiran Tuhan (Pencipta) tetap teras pada dirinya (Karman)". Pembacaan Hermeneutic
Pembacaan teks ini merupakan kelanjutan dari
pemaknaan tentang keyakinan pada paragraf sebelumnya.
Keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan tentang sifat
wujud yang dimiliki oleh Allah atau dalam bahasa novel
Kubah digunakan dengan istilah Tuhan.
Setting yang nampak dalam dialog tersebut adalah
latar belakang Karman yang sebelumnya tidak percaya
akan adanya Tuhan atau Allah. Karman mencoba
menghilangkan kepercayaan itu di organisasi atau partai
yang notabenenya adalah partai komunis. Berangkat dari
partai inilah Karman kehilangan "pegangan" yaitu tentang
keimanan kepada Allah yang sebenarnya hal tersebut
bertolak belakang dengan hati nurani Karman.
Dalam surat al-Baqarah ayat 108 sikap Karman
tersebut termasuk orang yang sesat.
ل ومنقب نوسى مل مئكما س ولكمألوا رسون أن تسريدت أم )108: البقراة (يتبدل الكفر بالإميان فقد ضل سواء السبيل
69
"Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus".(Q.S Al-Baqarah : 108)
2. Pasrah/ Tawakkal
"Mantep ing panarima" atau dalam Islam disebut
dengan pasrah atau tawakkal, artinya mantapkan hatimu
dalam pasrah dari padanya. Ini merupakan kelanjutan dari
penjelasan sebelumnya yaitu kepercayaan atau keimanan
tentang adanya Allah dan semuanya akan kembali kepada
Allah. Segala sesuatu harus pasrah kepada ketentuan Allah
dengan sepenuh hati.
Sebagaimana dalam teks disebutkan :
Namun apabila kamu percaya dan berserah diri kepada Tuhan, maka jalan keluar selalu tersedia" (hlm 27)
Pembacaan Heuristik
Namun apabila kamu (Karman) percaya dan berserah diri (pasrah) kepada Tuhan (Allah), maka jalan keluar selalu tersedia"
Pembacaan Hermeneutic
Dari penjelasan tersebut ada beberapa hal yang
harus direnungkan diantaranya adalah pertama manusia
dalam menjalani hidup di dunia akan selalu dihadapkan
pada problematika yang rumit dan akan muncul setiap saat.
Manusia tidak ada kekuasaan untuk menghindar dari
70
persoalan, karena hal tersebut merupakan ujian atau cobaan
yang diberikan oleh Allah.
Dalam surat al-Isra' ayat 60 disebutkan :
وما جعلنا الرؤيا التي وإذ قلنا لك إن ربك أحاط بالناس مفهخوون ءاني القرونة فجرة الملعاس والشلننة لتناك إلا فأري
فما يزيدهم إلا طغيانا كبريا"Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka" ((QS. Isra' : 60)
Semua orang tidak akan menginginkan masalah
yang akan menimpa dirinya. Siapapun orangnya tidak ada
yang ingin mendapatkan masalah. Hal seperti ini tentu saja
tidak ada kekuasaan dan kehendak bagi siapapun makhluk
Allah kecuali Allah yang maha Esa dan Kuasa. Oleh karena
itu segala persoalan yang ada kuncinya adalah sikap
pribadi.
Kedua : perbuatan yang dilakukan oleh mahluk
yang didasari oleh kemauan dan keinginan pelaku. Dari
kedua konsep tersebut tidak kemudian yang terjadi terhadap
manusia sudah digariskan oleh Allah, atau manusia
berkehendak karena sudah ditaqdirkan oleh Allah, termasuk
71
kematian. Namun kedua hal tersebut harus diimbangi
dengan aqidah dan iman yang kuat.
Yang kemudian pada teks selanjutnya disebutkan
tentang kematian yang nanti akan dialami oleh setiap
manusia.
Dulu aku tiada kini aku meng ada Kelak akan lagi tiada Kembali ke rahmat ilahi (hlm. 152)
Pembacaan Heuristik
Dulu aku (manusia) tiada kini aku (manusia) meng ada Kelak akan lagi tiada (mati) Kembali ke rahmat ilahi (Allah) Pembacaan Hermeneutic
Dalam teks tersebut mengandung pengertian bahwa
manusia disuruh kembali kepada jalan Allah secara benar.
Allah menghendaki untuk taat dan patuh pada jalan-Nya.
Allah memberikan hak sepenuhnya kepada manusia untuk
menentukan pilihan hidupnya, Allah sudah memberikan
jalan dan cara untuk meraih kemenangan di dunia maupun
di akhirat, atau dengan kata lain free of choice and free of
will, karena setelah kehidupan dunia manusia akan
melanjutkan proses atau tahapan setelah kehidupan yaitu
kematian.
72
Kutipan tersebut merupakan sebuah sya'ir yang
dinyanyikan oleh anak-anak ketika menunggu datangnya
waktu shalat.ini adalah sebuah gambaran yang jelas tentang
cerita Karman yang dulu pun melakukan hal yang sama,
yaitu melantunkan pujian-pujian kepada Allah, meskipun
pada akhirnya Karman harus pergi meninggalkan anak dan
istri karena terlibat dalam Partai Komunis.
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah di
muka bumi hanya satu tujuan yaitu beribadah kepada-Nya
dengan segala konsekuensinya yang kemudian pada
akhirnya manusia akan kembali kepada-Nya (mati).
Dalam surat adz-Dzaariyaat ayat 60 disebutkan :
وندبيعس إلا لوالإن الجن وما خلقت "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"(Q.S Adz-Dzaariyaat : 60).
4.1.1.2 Beriman kepada Kitab-kitab Allah
Percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah
merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh
setiap muslim. Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab yaitu agar
dijadikan pedoman hidup manusia untuk mencapai keselamatan
di dunia dan di akhirat.
Dalam teks disebutkan :
"Mahu malah aku diajak singgah ke rumahnya. Beliau juga memuji bacaan Quranku. Dan Ibu tahu tentang kain kerudung yang berwarna biru, bukan ? (hlm. 45)
73
Pembacaan Heuristik "Mahu, malah aku (Tini) diajak singgah ke rumahnya. Beliau juga memuji bacaan Quranku. (Tini) Dan Ibu tahu tentang kain kerudung yang berwarna biru, bukan ? (hlm. 45) Pembacaan Heurmeneutik
Dalam teks tersebut merupakan sebuah ilustrasi
pentingnya pemahaman ajaran agama bagi seseorang.
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam, mengandung ajaran
yang berkaitan dengan aspek kehidupan manusia. Oleh karena
itu, kitab suci tersebut mutlak untuk dimiliki, dipahami dan
diamalkan oleh umat Islam secara umum.
Disamping itu, kitab suci al-Qur'an merupakan penawar
dari segala penyakit, terutama jiwa. Al-Qur'an merupakan
media komunikasi manusia dengan Tuhannya (Allah). Oleh
karena itu peranan al-Qur'an dalam kejiwaan seseorang
berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku.
Sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Fushilat
ayat 44 :
يجما أعءانقر جعلناه ولو يجمءأع هءايات لتلا فصا لقالوا لووعربي قل هو للذين ءامنوا هدى وشفاء والذين لا يؤمنون في
يدبع مكان نن منادوك يى أولئعم همو عليوه وقر ءاذانهم Artinya : "Dan jikalau Kami jadikan al-Qur'an itu suatu bacaan
dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?". Apakah (patut al-Qur'an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi
74
orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh" (Q.S. al-Fushilat : 44).
Muatan dakwah yang ditonjolkan dalam dialog tersebut
adalah pentingnya al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam,
minimal mampu membaca teks al-Qur'an secara benar.
4.1.2 Syari'ah
Makna asal syari’ah jalan ke sumber (mata) air. Perkataan
syari’ah dalam bahasa Arab berasal dari kata syari’ yang secara harfiah
berarti jalan yang harus oleh setiap muslim. Menurut ajaran Islam
syari’ah ditetapkan Allah menjadi patokan hidup setiap muslim
(The Way of Life) (Ali, 2000 : 235).
Dari pengertian diatas terdapat 2 hal yang disatukan yaitu
(a) peraturan yang bersumber pada wahyu menunjuk pada syari’ah dan
(b) kesimpulan-kesimpulan (manusia) yang berasal dari wahyu itu
menunjuk pada fiqih.
Syari'ah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata)
yang berfungsi sebagai peraturan guna mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama
manusia. (Asmuni Syukir, 1983: 61) Hal ini dijelaskan dalam sabda
Nabi saw “Islam adalah bahwasannya engkau menyembah kepada
Allah SWT dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan
75
sesuatupun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib,
berpuasa pada bulan Ramadlan, dan menunaikan ibadah haji di
Mekah” (HR. Bukhori Muslim)
Syari'ah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah dan muamalah.
Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan, sedangkan
muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan
kehidupan sosial manusia. Seperti hukum warisan, berumah tangga,
jual beli, kepemimpinan dan amal-amal lainnya. Dilihat dari segi
bentuk dan sifatnya, ibadah dapat dibagi ke dalam lima kategori yaitu
(1) ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti berdzikir, berdoa
dan membaca al-Qur’an (2) ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak
ditentukan bentuknya, seperti membantu atau menolong orang lain,
mengurus jenazah (3) ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah
ditentukan wujudnya seperti shalat, puasa, zakat dan haji (4) ibadah
yang cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri seperti puasa
dan iktikaf (5) ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, misalnya
memaafkan orang lain dan membebaskan orang yang berhutang dari
kewajiban membayar (Daud Ali, 1998 : 245-246).
4.2.1 Shalat
Pesan mengenai ibadah shalat baik itu berupa shalat wajib
maupun shalat sunnah sangat menonjol dalam novel ini. Bahkan
sebagian pesan yang termasuk kategori syari’ah mengenai shalat.
76
Pesan tentang shalat ini letaknya tersebar dan mereka
diselipkan oleh pengarang dari awal sampai akhir novel ini. Pada
bagian awal novel dapat kita lihat dalam halaman 39 sebagai
berikut.
"Tini sudah selesai mandi kain batik dipinjungkan kemudian ia mengambil air sembahyang" (hlm 39)
Pembacaan Heuristik
"Tini (anak Karman) sudah selesai mandi kain batik dipinjungkan kemudian ia (Tini) mengambil air sembahyang (shalat)"
Pembacaan Heurmeunetik
Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Shalat
mempunyai posisi penting dalam hal ubudiyah. Shalat
merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam tanpa terkecuali,
karena shalat merupakan tiang agama. Dari teks tersebut
menggambarkan tentang pentingnya shalat bagi setiap umat
Islam, tanpa memandang status dan latar belakang seseorang.
Shalat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap
muslim baik laki-laki maupun perempuan.
Sebagaimana dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 110
dijelaskan sebagai berikut;
وأقيموا الصالة وآتوا الزكاة وما تقدموا لأنفسكم من خير تجدوه عند ريملون بصإن الله بما تع 110:البقرة) (الله(
77
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 110)
4.2.2 Dzikir
Dalam teks disebutkan :
"Di kamar persalatan Marni berusaha mencari kesadaran tertinggi agar bisa berdekat dekat dengan Tuhan" (hlm. 50) Pembacaan Heuristik
"Di kamar persalatan Marni (istri karman ) berusaha mencari kesadaran tertinggi (khusu') agar bisa berdekat dekat dengan Tuhan (Dzikir )"
Pembacaan Heurmenetik
Dzikir merupakan bagian dari aktualisasi keimanan
seseorang yang diwujudkan dalam bentuk ubudiyah praktis.
Dalam masalah ini dijelaskan dzikir sangat mempengaruhi
keimanan dan sikap seseorang setiap hari dalam diri manusia
secara universal hingga ke dalam organ-organ manusia secara
psikis. Seperti yang dilakukan oleh Marni, bahwa kesadaran
tertinggi dapat diartikan sebagai kekhusu'an dalam beribadah
baik dalam shalat maupun dzikir, yang pad intinya kekhusukan
itu merupakan wujud dari kedekatan manusia dengan Allah.
78
Dalam surat al-Ahzab ayat 35 disebutkan :
ني والقانتاتوالقانت ناتمؤنني والممؤوالم ماتلسني والمملسإن الموالصادقني والصادقات والصابرين والصابرات والخاشعني
صدقات والصائمني والصائمات والخاشعات والمتصدقني والمت راتا والذاكريرين الله كثوالذاك ظاتوالحاف موجهني فرظوالحاف
أعد الله لهم مغفرة وأجرا عظيماArtinya : "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,
laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". (Q.S. al-Ahzab : 35)
Dari ayat di atas, memberikan paradigma baru bagi kaum
muslimin dan umat manusia pada umumnya untuk selalu ingat
kepada Allah SWT sebagai dzat yang wajib sembah.
4.1.3 Akhlaq
Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq yang secara
etimologi antara lain berarti budi pengerti, perangai, tingkah
laku/tabiat (Djatmika, 1987 : 25).
Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah sikap yang melahirkan
perbuatan dan tingkah laku manusia, ruang lingkupnya meliputi semua
aktifitas manusia dalam segala bidang hidup dan kehidupan. Adapun
79
syarat akhlak yaitu dilakukan berulang-ulang dan timbul dengan
sendirinya (Ali, 2000 : 248).
Menurut penulis, dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari pada
dasarnya dapat dipahami sebagai suatu keadaan jiwa (mental) yang
merupakan induk bagi lahirnya segenap perbuatan manusia. akhlak
adalah suatu ilmu yang objeknya adalah hukum-hukum tentang nilai
yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan yang diberi sifat (predikat)
baik atau buruk. Sebagai keadaan jiwa (mental), akhlak dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan jiwa (mental) yang mendalam,
yang darinya lahir perbuatan-perbuatan baik atau buruk, tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan. Dalam novel ini terdapat
begitu banyak nilai-nilai akhlak yang coba ditampilkan oleh
pengarang. Nilai-nilai antara lain :
4.1.3.1 Mengucapkan Salam
Dalam teks disebutkan :
"Di pintu Marni mengucapkan salam" (hlm. 174)
Pembacaan Heuristik
"Di pintu Marni (mantan istri Karman) mengucapkan salam"
Pembacaan Heurmenetik
Mengucapkan salam merupakan sesuatu yang mulia,
salam dapat diartikan sebagai mendo'akan orang lain yang kita
kunjungi, dan bahkan salam diharapkan dibudayakan dalam
kehidupan setiap hari.
80
Salam mempunyai arti penting dalam pergaulan baik
terhadap teman, keluarga maupun ssosial. Sperti halnya yang
dilakukan oleh Marni.
Dalam surat an-Nur ditegaskan :
ياأيها الذين ءامنوا لا تدخلوا بيوتا غير بيوتكم حتى تستأنسوا وتسلموا على أهلها ذلكم خير لكم لعلكم تذكرون
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat" (Q.S an-Nur : 27)
Marni berusaha mencari mantan suaminya yaitu
Karman yang dulu terlibat dalam gerakan partai politik yang
beraliran komunis, partai politik yang tidak mengakui adanya
Tuhan. Yang kemudian Karman dipenjara dan diasingkan.
Dalam teks tersebut paling tidak memberikan gambaran
tentang pentingnya salam sebagai sebuah budaya yang islami,
yang patut dan ditiru oleh setiap orang sebagaimana
dipraktekkan oleh Rasulullah SAW ketika bertemu sahabat
sahabatnya.
4.1.3.2 Patuh Pada Orang Tua
Cerminan akhlak terhadap orang tua tergambar secara
denotative dalam dialog Tini dengan Ibunya Marni,
sebagaimana dalam teks disebutkan :
81
"dan Bu seandainya ibu tahu keinginan ku bersama Rudio keinginan sejati dari anak-anak terhadap kedua orang tuanya" (hlm. 43)
Pembacaan Heuristik
"dan Bu (Marni) seandainya ibu tahu keinginan ku bersama Rudio keinginan sejati dari anak-anak terhadap kedua orang tuanya (berbakti)" Pembacaan Heurmeneuitk
Dari potongan teks tersebut mengilustrasikan tentang
keinginan seorang anak untuk membahagiakan orang tua,
birrul walidain berbakti kepada orang tua. Dalam ajaran islam
dikenal dengan birru walidain. Birru atau al birru artinya
kebajikan. Al walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak.
Jadi, birrul walidain adalah berbuat kebajikan kepada kedua
orang tua.
Islam mengajarkan agar seorang anak berbakti kepada
ibu bapaknya, seperti termaktub dalam al-Qur’an surat Luqman
ayat 14 :
ووصينا الإنسان بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصاله في ريالمص ك إليديوالي ولل كراش ن أن14: لقمان (عامي(
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan makin lemah; dan menyapihnya dalam dua tahun; hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah tempat kembalimu”. (QS Luqman: 14).
82
Banyak cara bagi seorang anak untuk dapat
mewujudkan birrul walidain tersebut, antara lain sebagai
berikut:
a. Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai
aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan,
jodoh maupun masalah lainnya asalkan tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.
b. Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan
penuh rasa terima kasih dan kasih sayang atas jasa-jasanya
yang tak mungkin bisa dinilai dengan apa pun.
c. Membantu ibu bapak secara fisik dan materiil.
d. Mendo’akan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT
kemampuan, rahmat dan lain-lain
4.1.3.3 Sabar
Dalam teks disebutkan :
"Otak Hasyim telah mengirim perintah ke otot tangan, tetapi batal saat terakhir saat ketika Hasyim teringat: berwasiatlah dalam kebenaran dan kesabaran" (hlm. 100) Pembacaan Heuristik
"Otak (pikiran) Hasyim telah mengirim perintah ke otot tangan (marah), tetapi batal saat terakhir saat ketika Hasyim teringat: berwasiatlah dalam kebenaran dan kesabaran"
Pembacaan Heurmeneutik
Pengendalian diri atau pengaturan diri yaitu menangani
emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif terhadap
83
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup
menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran,
mampu pulih kembali dari tekanan emosi. Emosi adalah satu
kekuatan kalau kita mau mengendalikannya. Emosi bisa
merusak kalau menguasai diri kita. Kemampuan
mengendalikan emosi adalah kekuatan yang siap digali untuk
mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Adapun kualitas
yang lebih baik selalu dimulai dari diri kita sendiri bukan dari
orang lain. Dengan kata lain upaya evolusi diri akan lebih
efektif dalam memanfaatkan potensi emosional kita
Sebagaimana yang dilakukan oleh Hasyim, ia berusaha
sekuat tenaga agar emosi yang menguasai pikirannya dapat
terkendali, sehingga tidak berakibat fatal baik terhadap dirinya
maupun orang lain. Kemarahan Hasyim disebabkan oleh sikap
Karman sebagai keponakan yang telah mengingkari adanya
Allah dalam hatinya. Kemarahan Hasyim ditunjukkan dalam
teks " laknat" ini adalah salah satu ekspresi sikap Hasyim yang
tergambar dalam cerita. Hasyim berusaha menahan segala
hawa nafsunya, yaitu amarah atau emosi.
Emosi dalam bahasa sehari hari adalah marah, amarah
yang tidak terkendali akan mengakibatkan penyesalan di
kemudian hari. Oleh karena itu penekanan sifat sabar harus
ditanamkan ke dalam jiwa, agar emosi yang ada dalam jiwa
kita dapat tersalurkan secara positif.
84
4.2 Konteks Kubah Karya Ahmad Tohari
Pengarang Ahmad Tohari, pantas disebut sebagai salah seorang
pengarang Indonesia yang produktif dan berhasil mempertahankan stamina
kepengarangannya selama lebih dari dua puluh tahun sejak kemunculannya
pada tahun 1979 dengan cerpen-cerpen dan berbagai artikel populer di koran
dan majalah umum.
Keterkenalan Ahmad Tohari terbukti dari bayaknya telah orang
terhadap karya-karyanya, baik berupa artikel, kritik, esai, skripsi, maupun
tesis kesarjanaan sastra di dalam dan di luar negeri. Penerjemahan dan
penerbitannya di luar negeri merupakan isyarat bahwa karya-karyanya
memiliki nilai lebih yang pantas dikaji, baik secara populer maupun
akademis.
Novel Kubah memiliki nilai lebih karena berhasil mengungkapkan
sebuah fenomena sosial yang khas dalam konteks sistem politik di Indonesia
pada akhir dekade 1960-an. Dalam novel ini Ahmad Tohari dan visi
kepengarangan yang jelas dan kukuh, yaitu ikut mencerahkan dan
mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terjebak dan hanyut ke dalam
arus kesewenang-wenangan pada saat berkuasa, baik di tingkat rendah
maupun di tingkat atas. Kesewenang-wenangan apapun pasti menimbulkan
korban yang tidak lain adalah saudara-saudara sebangsa dan yang
seharusnya hidup bersama dalam kebahagiaan lahir batin.
Secara garis besar, Novel Kubah menggambarkan tokoh yang tidak
berdaya melawan arus kehidupan politik di sekitarnya sehingga terpaksa
85
menjadi korban sistem politik, khususnya kasus tragedy nasional September
1965.
Bentuk warna kehidupan sosial yang terkandung dalam novel ini yang
memperlihatkan konsistensi kepengarangan Ahmad Tohari untuk bersimpati
terhadap kehidupan orang-orang kecil yang bodoh, miskin, tersisih, dan
bernasib malang. Dalam pandangan batin pengarang, orang-orang yang
bernasib malang itu justru merupakan alamat yang tepat untuk membaca
hakikat makna kehidupan yang merupakan kehendak Tuhan untuk seluruh
umat manusia sepanjang zaman.
Karya Ahmad Tohari ini tidak hanya mengandung warna sosial yang
relevan dengan massanya, tetapi juga mengandung religiositas yang pantas
direnungkan maknanya. Aspek religiositas itu dapat dipahami dalam
hubungannya dengan latar pendidikan dan pengalamannya yang selama ini
memang senantiasa berdekatan dengan kehidupan desa dan pesantren.
Alam pedesaan dan kehidupan wong cilik boleh dikatakan sebagai ciri
utama dalam novel Kubah. Alam pedesaan itu tampak pada deskripsi latar
alam dan latar sosial yang terbilang rinci dan kadang-kadang
berkepanjangan. Kecenderungan deskripsi itu tidak mustahil mengganggu
kenikmatan pembaca yang telah memiliki pengalaman dan penghayatan
pedesaan, tetapi mungkin juga relevan sebagai penyegar kenangan atau
nostalgia, atau justru lebih relevan sebagai sumber pengetahuan pembaca
sastra Indonesia yang kebanyakan berada di kota-kota.
86
4.3 Kontekstualisasi Kubah Karya Ahmad Tohari
Bila kita menelaah novel Kubah, akan terlihat bahwa novel ini
mengisahkan penderitaan lahir batin tokoh Karman karena kesadarannya
sendiri untuk berpihak kepada PKI. Pada akhir cerita digambarkan harapan
yang menyenangkan bagi Karman, ia merasa senang karena diterima
kembali oleh lingkungan (masyarakat Pegaten) yang dahulu dibencinya,
bahkan dipercaya untuk membuat Kubah yang megah di masjid desanya.
Sambutan masyarakat Pegaten harus dipahami sebagai simpati dan
pemaafan terhadap seorang kerabat yang sudah menderita karena
kesalahannya, bukan sambutan terhadap ideologinya. Hal ini sebaiknya
dipahami sebagai pencerahan bagi siapapun yang pernah menyanjung
Komunis, atau mungkin justru baru mengenalnya, atau merasa sebagai anak
cucu orang-orang PKI. Yang dimaksud dengan pencerahan disini adalah
kesadaran banyak pihak terhadap realitas yang menggambarkan sebuah
ideologi yang melawan kodrat kehidupan sosial atau tidak sejalan dengan
realitas sosial, yang terbukti dengan sulitnya mendapat hak hidup secara
wajar.
Apabila pencerahan itu dapat disepakati, novel Kubah telah
mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap kemungkinan munculnya
kembali benih-benih Komunisme di bumi Indonesia, bahkan juga bersikap
kritis terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan kodrat kehidupan
masyarakat yang religius. Pelajaran lain dari novel ini adalah pemahaman
87
dan pemaafan masyarakat terhadap pribadi yang telah menyadari kesalahan
atau ketersesatannya untuk mendapatkan kembali harkat kemanusiaannya.
Tentu saja persoalan itu tidaklah sederhana, karena bukan hanya
masyarakat yang berperan aktif, namun pribadi yang bersangkutan juga
harus dapat membuktikan kesadarannya sebagaimana yang dikehendaki
masyarakat. Hal itu dipesankan dalam novel Kubah yang diakhiri dengan
episode sangat pendek tentang keberhasilan tokoh Karman membuat sebuah
kubah yang megah untuk masjid di desanya. Karman memberanikan diri
meminta bagian untuk ikut serta membangun masjid yang sudah rapuh
dengan menyanggupi membuat kubah yang baru.
Tokoh Karman dalam novel Kubah harus dilihat sebagai tokoh rekaan,
tetapi sangat mungkin diambil Ahmad Tohari berdasarkan realitas sosial di
sekitarnya. Sementara itu, dapat dibayangkan betapa banyak pribadi seperti
tokoh Karman yang telah dibebaskan dari pulau Buru. Mereka sekarang
berada hampir di seluruh kota dan desa di Indonesia. Kalau novel Kubah
dapat dipakai sebagai salah satu model pemahaman masyarakat terhadap
keberadaan para bekas tahanan politik, dapat diharapkan terwujudnya
sebuah potret indah kemanusiaan di bumi Indonesia.
4.4 Analisis Gaya Bahasa dan Format Penyampaian Pesan Dakwah
Gaya bahasa yang digunakan Ahmad Tohari dalam novel Kubah ini,
gaya bahasa personifikasi mendominasi dalam teknik penceritaannya yang
telah dipilih sebagai cara yang tepat untuk mendekati dan menegur alam.
Dengan kata lain, gaya bahasa personifikasi itu merupakan salah satu
88
caranya bertasbih kepada Tuhan. Dari gaya bahasa personifikasi ini dapat
dikatakan bahwa Ahmad Tohari dengan media sastra merupakan pilihan lain
untuk berdakwah atau mencerahkan batin manusia agar senantiasa mau
membaca ayat-ayat Tuhan. Dengan sastra tersebut diharapkan dapat
mengembangkan masyarakat yang beradab, yaitu masyarakat yang tidak
suka berbohong, tidak suka menipu, atau yang tidak suka menakut-nakuti
mereka yang lemah. Dengan kata lain, karya sastra berperan sebagai
pencerah kondisi agama yang sedang krisis, sastra dibuat untuk melakukan
berbagai pengingatan, juga sebagai cara lain untuk berdialog dengan Tuhan.
Mengenai format dari penyampaian pesan dakwah dalam novel Kubah
karya Ahmad Tohari memang ada berbagai bentuk. Ada pesan yang
menggunakan format deskriptif, misalkan saja pesan dakwah kategori
Aqidah. Pesan jenis ini menjelaskan dan memberikan gambaran tentang apa
dan bagaimana sebenarnya Allah. Contoh format jenis ini terdapat dalam
dialog berikut:
"Yah dengarlah apa yang kumaksud dengan syarat itu. Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu kau harus memulai dari kepercayaan, Ya kepercayaan" (hlm. 25)
Dialog di atas memberikan gambaran kepada pembaca mengenai
bagaimana keyakinan merupakan kunci dari segala aktifitas yang berkaitan
dengan hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah).
Format preskiptif adalah format yang paling dominan dalam
penyampaian pesan dakwah novel ini. Sebagaimana sudah dituliskan pada
bab III dalam sub-bab amanat bahwa tema dari novel Kubah ini adalah
89
mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap kemungkinan munculnya
kembali benih-benih Komunisme di bumi Indonesia, bahkan juga bersikap
kritis terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan kodrat kehidupan
masyarakat yang religius. Dari tema tersebut maka format preskiptif yang
merupakan format yang sifatnya menjawab pertanyaan “apa yang harus
dilakukan” akan sangat tepat digunakan sebagai format dari penyampaian
pesan dakwah dalam novel ini.
Format ini terlihat dalam dialog yang mengandung pesan kategori
akidah sebagai berikut :
"Ia ingin mengaku dengan tulus meskipun ia lama menjadi anggota Partai Komunis bahwa kehadiran Tuhan tetap terasa pada dirinya" (hlm. 26) Dari dialog tersebut terlihat latar belakang Karman yang sebelumnya
tidak percaya akan adanya Tuhan. Karman mencoba menghilangkan
kepercayaan itu di organisasi atau partai yang notabenenya adalah Partai
Komunis. Berangkat dari partai inilah Karman kehilangan "pegangan" yaitu
tentang keimanan kepada Allah yang sebenarnya hal tersebut bertolak
belakang dengan hati nurani Karman.
Bila ditinjau dari bentuk komunikasi novel Kubah termasuk dalam
bentuk komunikasi massa dimana pesan komunikasi yang ditampilkan
Ahmad Tohari menggunakan buku (novel) (Amir, 1999 : 25).
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. ia menentukan teknik
yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasif atau teknik
instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of the
90
massage) dan lambang (symbol). Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi
lambang yang dipergunakan bisa bermacam-macam, lambang yang bisa
dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar,
warna, kial (gesture) dan sebagainya. Lambang yang paling banyak
dipergunakan dalam komunikasi ialah bahasa karena hanya bahasa yang
dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang
konkret dan yang abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan kegiatan yang
akan datang, dan sebagainya.
Dalam berkomunikasi bahasa memegang peranan penting. Banyak
kesalahan informasi dan kesalahan interpretasi disebabkan oleh bahasa.
Bahasa sendiri terdiri dari kata atau kalimat yang mengandung pengertian
denotative dan pengertian konotatif. Pengertian denotative disini ialah
perkataan yang maknanya sebagaimana dirumuskan dalam kamus yang
diterima secara umum oleh kebanyakan orang. Sedangkan konotatif
mengandung pengertian maknanya dipengaruhi emosi atau evaluasi
disebabkan oleh latar belakang dan pengalaman seseorang. Dalam
melancarkan komunikasi, kita harus berupaya menghindarkan pengucapan
kata-kata yang mengandung pengertian konotatif (Effendy, 1998 : 34).
Jika melihat tulisan-tulisan Ahmad Tohari dalam novel Kubah dapat
diketahui bahwa ia menggunakan bahasa yang denotatif. Dari sini dapat
disimpulkan dari segi efektifitas berkomunikasi bahwa tulisan dalam novel
ini efektif, hal ini terlihat dari semua pesan dalam novel Kubah
menggunakan bahasa yang tegas dan lugas, sehingga dapat dipahami secara
jelas oleh para komunikannya (para pembacanya) karena segmen pasar dari
novel ini adalah kalangan umum.