BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL...

28
BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI. 4.1 Analisis Heuristik dan Hermeneutik Pesan Dakwah dalam Novel Kubah karya Ahmad Tohari Untuk dapat memberikan makna secara semiotic langkah pertama adalah melakukan pembacaan heuristik kemudian yang kedua adalah dengan pembacaan hermeneutic (retroaktif ) Pembacaan heuristik dilakukan berdasarkan struktur bahasanya atau secara semiotic adalah semiotic tingkat pertama. Sedangkan heuristik ini adalah sistem semiotic tingkat kedua atau pembacaan ulang berdasarkan konvensi sastranya. Pembacaan hermeneutic adalah pembacaan ulang setelah pembacaan heuristik. Dalam pembacaan hermeneutic ini penulis akan melakukan pembacaan ulang terhadap teks, kemudian pembacaan teks, dan kontekstualitas teks yang sedang penulis teliti. Dalam proses analisis pesan dakwah di Novel Kubah ini penulis mengelompokkan menjadi tiga kategori yaitu pesan aqidah, syari'ah dan akhlaq 4.1.1 Aqidah Secara etimologi, aqidah adalah ikatan atau sangkutan, sedangkan secara teknik berarti iman atau keyakinan. Atas dasar pengertian tersebut Muhammad Daud Ali dalam bukunya

Transcript of BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL...

BAB IV

ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL KUBAH

KARYA AHMAD TOHARI.

4.1 Analisis Heuristik dan Hermeneutik Pesan Dakwah dalam Novel Kubah

karya Ahmad Tohari

Untuk dapat memberikan makna secara semiotic langkah pertama

adalah melakukan pembacaan heuristik kemudian yang kedua adalah dengan

pembacaan hermeneutic (retroaktif )

Pembacaan heuristik dilakukan berdasarkan struktur bahasanya atau

secara semiotic adalah semiotic tingkat pertama. Sedangkan heuristik ini

adalah sistem semiotic tingkat kedua atau pembacaan ulang berdasarkan

konvensi sastranya. Pembacaan hermeneutic adalah pembacaan ulang

setelah pembacaan heuristik. Dalam pembacaan hermeneutic ini penulis

akan melakukan pembacaan ulang terhadap teks, kemudian pembacaan teks,

dan kontekstualitas teks yang sedang penulis teliti.

Dalam proses analisis pesan dakwah di Novel Kubah ini penulis

mengelompokkan menjadi tiga kategori yaitu pesan aqidah, syari'ah dan

akhlaq

4.1.1 Aqidah

Secara etimologi, aqidah adalah ikatan atau sangkutan,

sedangkan secara teknik berarti iman atau keyakinan. Atas dasar

pengertian tersebut Muhammad Daud Ali dalam bukunya

64

"Pendidikan Agama Islam" menghubungkan aqidah Islam dengan

rukun Iman, Aqidah berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang

Maha Esa yang disebut Allah. Allah Maha Esa dalam hati, sifat,

perbuatan, dan wujud-Nya (Ali, 2000 : 197).

Aqidah merupakan landasan pokok dari setiap amaliyah seorang

muslim dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amaliyah tersebut,

dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencakup

masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah

aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam

sabdanya :

اال ميان ان تؤمن باهللا ومال ئكته وكتبه ورسله واليوم االخر وتؤ من )رواه مسلم(بالقدر خريه وشره

Artinya : “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-

malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhir, dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk”. (HR Imam Muslim).

Dari hadis inilah lahir arkanul iman (rukun iman) yang enam,

yakni beriman kepada Allah SWT, beriman kepada malaikat-malaikat

Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul

Allah, beriman kepada hari kiamat, dan beriman kepada takdir.

Dari keenam rukun iman di atas tidak semua ada dalam novel

Kubah karya Ahmad Tohari. Hanya pesan tentang iman kepada Allah

(tauhid) dan iman kepada kitab Allah saja yang disebut dalam novel

ini.

65

4.1.1.1 Beriman kepada Allah

1. Keyakinan

Keyakinan dalam tradisi sastra sudah dapat

dikatakan sebagai lapis metafisika yang menjadi puncak

norma dalam sebuah karya sastra. Lapis-lapis norma dalam

karya sastra mirip dengan konsep keutuhan jiwa yang

menyatakan bahwa karya sastra tidak bernilai tinggi bila

tidak meliputi keutuhan jiwa.

Dalam kaitannya dengan karya sastra, keutuhan

jiwa ini diterangkan. Sebagai lima tingkatan jiwa manusia,

yaitu niveau anorganis, niveau vegetatif, niveau animal,

niveau human, dan niveau religius. Pada tingkatan niveau

anorganis, karya sastra merupakan bentuk formal seperti

pola bunyi, kalimat, gaya bahasa, dan lain-lain. Pada

tingkatan niveau vegetatif, karya itu menghadirkan suasana

kejiwaan, seperti romantis, mengerikan, marah, dan

sebagainya. Pada tingkatan niveau animal, karya sastra

menghadirkan hasrat-hasrat kebinatangan, seperti makan,

minum, membunuh, dan lain-lain. Pada tingkatan niveau

human, karya sastra menghasilkan renungan-renungan

batin, rasa belas kasihan, rasa simpati, dan pengalaman-

pengalaman lain yang hanya bisa dirasakan oleh manusia.

Pada tingkatan niveau religius, karya sastra menghadirkan

66

renungan-renungan mengenai Tuhan, pengalaman mistik,

dan renungan-renungan lain yang sampai pada hakikat.

Dari sini menjadi jelas bahwa Tuhan, merupakan puncak

kegiatan bersastra yang dilakukan oleh para sastrawan

(Pradopo, 2002 : 32).

Sebagaimana dalam teks disebutkan

"Yah dengarlah apa yang kumaksud dengan syarat itu. Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu kau harus memulai dari kepercayaan, Ya kepercayaan" (hlm 25) Pembacaan Heuristik

"Yah dengarlah (Karman) apa yang kumaksud (kepercayaan kepada Tuhan) dengan syarat itu (keyakinan). Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu (penyakit jiwa) kau harus memulai dari kepercayaan (iman), Ya kepercayaan" (hlm 25) Pembacaan Hermeneutic

Keyakinan atau yakin merupakan kunci segalanya

dalam ajaran Islam. Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa

keyakinan merupakan puncak dari segala keimanan atau

Iman. Oleh karena itu keyakinan merupakan kunci dari

segala aktifitas yang kaitannya hablumminallah (hubungan

manusia dengan Allah).

Sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 112

ditegaskan :

بلى من أسلم وجهه لله وهو محسن فله أجره عند ربه ولا )112: البقراة (خوف عليهم ولا هم يحزنون

67

"(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (al-Baqarah 112).

Iman mempunyai peran penting dalam kehidupan

manusia, iman merupakan manifestasi dari kepercayaan

seseorang terhadap Tuhannya. Seseorang yang hidup di

muka bumi tanpa didasari iman maka seolah olah dalam

hidupnya tanpa ada pegangan yang layak untuk diikuti atau

di anut sebagaimana dalam teks tersebut disebutkan " untuk

mendasari upaya penyembuhan jiwamu" Dalam teks

tersebut dapat diinterpretasikan dalam beberapa aspek salah

satunya adalah aspek aqidah. Dalam teks tersebut

menggambarkan tentang arti penting dari keyakinan atau

iman. Iman merupakan kunci utama dalam upaya

penyembuhan penyakit yang diderita oleh Karman yang

pertama adalah kepercayaan atau keyakinan bahwa segala

sesuatu baik penyakit, derita, dan cobaan adalah datangnya

dari Allah dan semua itu akan kembali kepada Allah.

Sebagaimana dalam teks disebutkan :

"Ia ingin mengaku dengan tulus meskipun ia lama menjadi anggota partai komunis bahwa kehadiran Tuhan tetap teras pada dirinya" (hlm. 26)

68

Pembacaan Heuristik

"Ia (Karman) ingin mengaku dengan tulus meskipun ia (Karman) lama menjadi anggota partai komunis (PKI) bahwa kehadiran Tuhan (Pencipta) tetap teras pada dirinya (Karman)". Pembacaan Hermeneutic

Pembacaan teks ini merupakan kelanjutan dari

pemaknaan tentang keyakinan pada paragraf sebelumnya.

Keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan tentang sifat

wujud yang dimiliki oleh Allah atau dalam bahasa novel

Kubah digunakan dengan istilah Tuhan.

Setting yang nampak dalam dialog tersebut adalah

latar belakang Karman yang sebelumnya tidak percaya

akan adanya Tuhan atau Allah. Karman mencoba

menghilangkan kepercayaan itu di organisasi atau partai

yang notabenenya adalah partai komunis. Berangkat dari

partai inilah Karman kehilangan "pegangan" yaitu tentang

keimanan kepada Allah yang sebenarnya hal tersebut

bertolak belakang dengan hati nurani Karman.

Dalam surat al-Baqarah ayat 108 sikap Karman

tersebut termasuk orang yang sesat.

ل ومنقب نوسى مل مئكما س ولكمألوا رسون أن تسريدت أم )108: البقراة (يتبدل الكفر بالإميان فقد ضل سواء السبيل

69

"Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus".(Q.S Al-Baqarah : 108)

2. Pasrah/ Tawakkal

"Mantep ing panarima" atau dalam Islam disebut

dengan pasrah atau tawakkal, artinya mantapkan hatimu

dalam pasrah dari padanya. Ini merupakan kelanjutan dari

penjelasan sebelumnya yaitu kepercayaan atau keimanan

tentang adanya Allah dan semuanya akan kembali kepada

Allah. Segala sesuatu harus pasrah kepada ketentuan Allah

dengan sepenuh hati.

Sebagaimana dalam teks disebutkan :

Namun apabila kamu percaya dan berserah diri kepada Tuhan, maka jalan keluar selalu tersedia" (hlm 27)

Pembacaan Heuristik

Namun apabila kamu (Karman) percaya dan berserah diri (pasrah) kepada Tuhan (Allah), maka jalan keluar selalu tersedia"

Pembacaan Hermeneutic

Dari penjelasan tersebut ada beberapa hal yang

harus direnungkan diantaranya adalah pertama manusia

dalam menjalani hidup di dunia akan selalu dihadapkan

pada problematika yang rumit dan akan muncul setiap saat.

Manusia tidak ada kekuasaan untuk menghindar dari

70

persoalan, karena hal tersebut merupakan ujian atau cobaan

yang diberikan oleh Allah.

Dalam surat al-Isra' ayat 60 disebutkan :

وما جعلنا الرؤيا التي وإذ قلنا لك إن ربك أحاط بالناس مفهخوون ءاني القرونة فجرة الملعاس والشلننة لتناك إلا فأري

فما يزيدهم إلا طغيانا كبريا"Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka" ((QS. Isra' : 60)

Semua orang tidak akan menginginkan masalah

yang akan menimpa dirinya. Siapapun orangnya tidak ada

yang ingin mendapatkan masalah. Hal seperti ini tentu saja

tidak ada kekuasaan dan kehendak bagi siapapun makhluk

Allah kecuali Allah yang maha Esa dan Kuasa. Oleh karena

itu segala persoalan yang ada kuncinya adalah sikap

pribadi.

Kedua : perbuatan yang dilakukan oleh mahluk

yang didasari oleh kemauan dan keinginan pelaku. Dari

kedua konsep tersebut tidak kemudian yang terjadi terhadap

manusia sudah digariskan oleh Allah, atau manusia

berkehendak karena sudah ditaqdirkan oleh Allah, termasuk

71

kematian. Namun kedua hal tersebut harus diimbangi

dengan aqidah dan iman yang kuat.

Yang kemudian pada teks selanjutnya disebutkan

tentang kematian yang nanti akan dialami oleh setiap

manusia.

Dulu aku tiada kini aku meng ada Kelak akan lagi tiada Kembali ke rahmat ilahi (hlm. 152)

Pembacaan Heuristik

Dulu aku (manusia) tiada kini aku (manusia) meng ada Kelak akan lagi tiada (mati) Kembali ke rahmat ilahi (Allah) Pembacaan Hermeneutic

Dalam teks tersebut mengandung pengertian bahwa

manusia disuruh kembali kepada jalan Allah secara benar.

Allah menghendaki untuk taat dan patuh pada jalan-Nya.

Allah memberikan hak sepenuhnya kepada manusia untuk

menentukan pilihan hidupnya, Allah sudah memberikan

jalan dan cara untuk meraih kemenangan di dunia maupun

di akhirat, atau dengan kata lain free of choice and free of

will, karena setelah kehidupan dunia manusia akan

melanjutkan proses atau tahapan setelah kehidupan yaitu

kematian.

72

Kutipan tersebut merupakan sebuah sya'ir yang

dinyanyikan oleh anak-anak ketika menunggu datangnya

waktu shalat.ini adalah sebuah gambaran yang jelas tentang

cerita Karman yang dulu pun melakukan hal yang sama,

yaitu melantunkan pujian-pujian kepada Allah, meskipun

pada akhirnya Karman harus pergi meninggalkan anak dan

istri karena terlibat dalam Partai Komunis.

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah di

muka bumi hanya satu tujuan yaitu beribadah kepada-Nya

dengan segala konsekuensinya yang kemudian pada

akhirnya manusia akan kembali kepada-Nya (mati).

Dalam surat adz-Dzaariyaat ayat 60 disebutkan :

وندبيعس إلا لوالإن الجن وما خلقت "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"(Q.S Adz-Dzaariyaat : 60).

4.1.1.2 Beriman kepada Kitab-kitab Allah

Percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah

merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh

setiap muslim. Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab yaitu agar

dijadikan pedoman hidup manusia untuk mencapai keselamatan

di dunia dan di akhirat.

Dalam teks disebutkan :

"Mahu malah aku diajak singgah ke rumahnya. Beliau juga memuji bacaan Quranku. Dan Ibu tahu tentang kain kerudung yang berwarna biru, bukan ? (hlm. 45)

73

Pembacaan Heuristik "Mahu, malah aku (Tini) diajak singgah ke rumahnya. Beliau juga memuji bacaan Quranku. (Tini) Dan Ibu tahu tentang kain kerudung yang berwarna biru, bukan ? (hlm. 45) Pembacaan Heurmeneutik

Dalam teks tersebut merupakan sebuah ilustrasi

pentingnya pemahaman ajaran agama bagi seseorang.

Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam, mengandung ajaran

yang berkaitan dengan aspek kehidupan manusia. Oleh karena

itu, kitab suci tersebut mutlak untuk dimiliki, dipahami dan

diamalkan oleh umat Islam secara umum.

Disamping itu, kitab suci al-Qur'an merupakan penawar

dari segala penyakit, terutama jiwa. Al-Qur'an merupakan

media komunikasi manusia dengan Tuhannya (Allah). Oleh

karena itu peranan al-Qur'an dalam kejiwaan seseorang

berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku.

Sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Fushilat

ayat 44 :

يجما أعءانقر جعلناه ولو يجمءأع هءايات لتلا فصا لقالوا لووعربي قل هو للذين ءامنوا هدى وشفاء والذين لا يؤمنون في

يدبع مكان نن منادوك يى أولئعم همو عليوه وقر ءاذانهم Artinya : "Dan jikalau Kami jadikan al-Qur'an itu suatu bacaan

dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?". Apakah (patut al-Qur'an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi

74

orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh" (Q.S. al-Fushilat : 44).

Muatan dakwah yang ditonjolkan dalam dialog tersebut

adalah pentingnya al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam,

minimal mampu membaca teks al-Qur'an secara benar.

4.1.2 Syari'ah

Makna asal syari’ah jalan ke sumber (mata) air. Perkataan

syari’ah dalam bahasa Arab berasal dari kata syari’ yang secara harfiah

berarti jalan yang harus oleh setiap muslim. Menurut ajaran Islam

syari’ah ditetapkan Allah menjadi patokan hidup setiap muslim

(The Way of Life) (Ali, 2000 : 235).

Dari pengertian diatas terdapat 2 hal yang disatukan yaitu

(a) peraturan yang bersumber pada wahyu menunjuk pada syari’ah dan

(b) kesimpulan-kesimpulan (manusia) yang berasal dari wahyu itu

menunjuk pada fiqih.

Syari'ah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata)

yang berfungsi sebagai peraturan guna mengatur hubungan antara

manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama

manusia. (Asmuni Syukir, 1983: 61) Hal ini dijelaskan dalam sabda

Nabi saw “Islam adalah bahwasannya engkau menyembah kepada

Allah SWT dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan

75

sesuatupun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib,

berpuasa pada bulan Ramadlan, dan menunaikan ibadah haji di

Mekah” (HR. Bukhori Muslim)

Syari'ah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah dan muamalah.

Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan, sedangkan

muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan

kehidupan sosial manusia. Seperti hukum warisan, berumah tangga,

jual beli, kepemimpinan dan amal-amal lainnya. Dilihat dari segi

bentuk dan sifatnya, ibadah dapat dibagi ke dalam lima kategori yaitu

(1) ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti berdzikir, berdoa

dan membaca al-Qur’an (2) ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak

ditentukan bentuknya, seperti membantu atau menolong orang lain,

mengurus jenazah (3) ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah

ditentukan wujudnya seperti shalat, puasa, zakat dan haji (4) ibadah

yang cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri seperti puasa

dan iktikaf (5) ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, misalnya

memaafkan orang lain dan membebaskan orang yang berhutang dari

kewajiban membayar (Daud Ali, 1998 : 245-246).

4.2.1 Shalat

Pesan mengenai ibadah shalat baik itu berupa shalat wajib

maupun shalat sunnah sangat menonjol dalam novel ini. Bahkan

sebagian pesan yang termasuk kategori syari’ah mengenai shalat.

76

Pesan tentang shalat ini letaknya tersebar dan mereka

diselipkan oleh pengarang dari awal sampai akhir novel ini. Pada

bagian awal novel dapat kita lihat dalam halaman 39 sebagai

berikut.

"Tini sudah selesai mandi kain batik dipinjungkan kemudian ia mengambil air sembahyang" (hlm 39)

Pembacaan Heuristik

"Tini (anak Karman) sudah selesai mandi kain batik dipinjungkan kemudian ia (Tini) mengambil air sembahyang (shalat)"

Pembacaan Heurmeunetik

Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Shalat

mempunyai posisi penting dalam hal ubudiyah. Shalat

merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam tanpa terkecuali,

karena shalat merupakan tiang agama. Dari teks tersebut

menggambarkan tentang pentingnya shalat bagi setiap umat

Islam, tanpa memandang status dan latar belakang seseorang.

Shalat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap

muslim baik laki-laki maupun perempuan.

Sebagaimana dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 110

dijelaskan sebagai berikut;

وأقيموا الصالة وآتوا الزكاة وما تقدموا لأنفسكم من خير تجدوه عند ريملون بصإن الله بما تع 110:البقرة) (الله(

77

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 110)

4.2.2 Dzikir

Dalam teks disebutkan :

"Di kamar persalatan Marni berusaha mencari kesadaran tertinggi agar bisa berdekat dekat dengan Tuhan" (hlm. 50) Pembacaan Heuristik

"Di kamar persalatan Marni (istri karman ) berusaha mencari kesadaran tertinggi (khusu') agar bisa berdekat dekat dengan Tuhan (Dzikir )"

Pembacaan Heurmenetik

Dzikir merupakan bagian dari aktualisasi keimanan

seseorang yang diwujudkan dalam bentuk ubudiyah praktis.

Dalam masalah ini dijelaskan dzikir sangat mempengaruhi

keimanan dan sikap seseorang setiap hari dalam diri manusia

secara universal hingga ke dalam organ-organ manusia secara

psikis. Seperti yang dilakukan oleh Marni, bahwa kesadaran

tertinggi dapat diartikan sebagai kekhusu'an dalam beribadah

baik dalam shalat maupun dzikir, yang pad intinya kekhusukan

itu merupakan wujud dari kedekatan manusia dengan Allah.

78

Dalam surat al-Ahzab ayat 35 disebutkan :

ني والقانتاتوالقانت ناتمؤنني والممؤوالم ماتلسني والمملسإن الموالصادقني والصادقات والصابرين والصابرات والخاشعني

صدقات والصائمني والصائمات والخاشعات والمتصدقني والمت راتا والذاكريرين الله كثوالذاك ظاتوالحاف موجهني فرظوالحاف

أعد الله لهم مغفرة وأجرا عظيماArtinya : "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,

laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". (Q.S. al-Ahzab : 35)

Dari ayat di atas, memberikan paradigma baru bagi kaum

muslimin dan umat manusia pada umumnya untuk selalu ingat

kepada Allah SWT sebagai dzat yang wajib sembah.

4.1.3 Akhlaq

Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq yang secara

etimologi antara lain berarti budi pengerti, perangai, tingkah

laku/tabiat (Djatmika, 1987 : 25).

Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah sikap yang melahirkan

perbuatan dan tingkah laku manusia, ruang lingkupnya meliputi semua

aktifitas manusia dalam segala bidang hidup dan kehidupan. Adapun

79

syarat akhlak yaitu dilakukan berulang-ulang dan timbul dengan

sendirinya (Ali, 2000 : 248).

Menurut penulis, dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari pada

dasarnya dapat dipahami sebagai suatu keadaan jiwa (mental) yang

merupakan induk bagi lahirnya segenap perbuatan manusia. akhlak

adalah suatu ilmu yang objeknya adalah hukum-hukum tentang nilai

yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan yang diberi sifat (predikat)

baik atau buruk. Sebagai keadaan jiwa (mental), akhlak dapat

didefinisikan sebagai suatu keadaan jiwa (mental) yang mendalam,

yang darinya lahir perbuatan-perbuatan baik atau buruk, tanpa

memerlukan pemikiran atau pertimbangan. Dalam novel ini terdapat

begitu banyak nilai-nilai akhlak yang coba ditampilkan oleh

pengarang. Nilai-nilai antara lain :

4.1.3.1 Mengucapkan Salam

Dalam teks disebutkan :

"Di pintu Marni mengucapkan salam" (hlm. 174)

Pembacaan Heuristik

"Di pintu Marni (mantan istri Karman) mengucapkan salam"

Pembacaan Heurmenetik

Mengucapkan salam merupakan sesuatu yang mulia,

salam dapat diartikan sebagai mendo'akan orang lain yang kita

kunjungi, dan bahkan salam diharapkan dibudayakan dalam

kehidupan setiap hari.

80

Salam mempunyai arti penting dalam pergaulan baik

terhadap teman, keluarga maupun ssosial. Sperti halnya yang

dilakukan oleh Marni.

Dalam surat an-Nur ditegaskan :

ياأيها الذين ءامنوا لا تدخلوا بيوتا غير بيوتكم حتى تستأنسوا وتسلموا على أهلها ذلكم خير لكم لعلكم تذكرون

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat" (Q.S an-Nur : 27)

Marni berusaha mencari mantan suaminya yaitu

Karman yang dulu terlibat dalam gerakan partai politik yang

beraliran komunis, partai politik yang tidak mengakui adanya

Tuhan. Yang kemudian Karman dipenjara dan diasingkan.

Dalam teks tersebut paling tidak memberikan gambaran

tentang pentingnya salam sebagai sebuah budaya yang islami,

yang patut dan ditiru oleh setiap orang sebagaimana

dipraktekkan oleh Rasulullah SAW ketika bertemu sahabat

sahabatnya.

4.1.3.2 Patuh Pada Orang Tua

Cerminan akhlak terhadap orang tua tergambar secara

denotative dalam dialog Tini dengan Ibunya Marni,

sebagaimana dalam teks disebutkan :

81

"dan Bu seandainya ibu tahu keinginan ku bersama Rudio keinginan sejati dari anak-anak terhadap kedua orang tuanya" (hlm. 43)

Pembacaan Heuristik

"dan Bu (Marni) seandainya ibu tahu keinginan ku bersama Rudio keinginan sejati dari anak-anak terhadap kedua orang tuanya (berbakti)" Pembacaan Heurmeneuitk

Dari potongan teks tersebut mengilustrasikan tentang

keinginan seorang anak untuk membahagiakan orang tua,

birrul walidain berbakti kepada orang tua. Dalam ajaran islam

dikenal dengan birru walidain. Birru atau al birru artinya

kebajikan. Al walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak.

Jadi, birrul walidain adalah berbuat kebajikan kepada kedua

orang tua.

Islam mengajarkan agar seorang anak berbakti kepada

ibu bapaknya, seperti termaktub dalam al-Qur’an surat Luqman

ayat 14 :

ووصينا الإنسان بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصاله في ريالمص ك إليديوالي ولل كراش ن أن14: لقمان (عامي(

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan makin lemah; dan menyapihnya dalam dua tahun; hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah tempat kembalimu”. (QS Luqman: 14).

82

Banyak cara bagi seorang anak untuk dapat

mewujudkan birrul walidain tersebut, antara lain sebagai

berikut:

a. Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai

aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan,

jodoh maupun masalah lainnya asalkan tidak bertentangan

dengan ajaran Islam.

b. Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan

penuh rasa terima kasih dan kasih sayang atas jasa-jasanya

yang tak mungkin bisa dinilai dengan apa pun.

c. Membantu ibu bapak secara fisik dan materiil.

d. Mendo’akan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT

kemampuan, rahmat dan lain-lain

4.1.3.3 Sabar

Dalam teks disebutkan :

"Otak Hasyim telah mengirim perintah ke otot tangan, tetapi batal saat terakhir saat ketika Hasyim teringat: berwasiatlah dalam kebenaran dan kesabaran" (hlm. 100) Pembacaan Heuristik

"Otak (pikiran) Hasyim telah mengirim perintah ke otot tangan (marah), tetapi batal saat terakhir saat ketika Hasyim teringat: berwasiatlah dalam kebenaran dan kesabaran"

Pembacaan Heurmeneutik

Pengendalian diri atau pengaturan diri yaitu menangani

emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif terhadap

83

pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup

menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran,

mampu pulih kembali dari tekanan emosi. Emosi adalah satu

kekuatan kalau kita mau mengendalikannya. Emosi bisa

merusak kalau menguasai diri kita. Kemampuan

mengendalikan emosi adalah kekuatan yang siap digali untuk

mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Adapun kualitas

yang lebih baik selalu dimulai dari diri kita sendiri bukan dari

orang lain. Dengan kata lain upaya evolusi diri akan lebih

efektif dalam memanfaatkan potensi emosional kita

Sebagaimana yang dilakukan oleh Hasyim, ia berusaha

sekuat tenaga agar emosi yang menguasai pikirannya dapat

terkendali, sehingga tidak berakibat fatal baik terhadap dirinya

maupun orang lain. Kemarahan Hasyim disebabkan oleh sikap

Karman sebagai keponakan yang telah mengingkari adanya

Allah dalam hatinya. Kemarahan Hasyim ditunjukkan dalam

teks " laknat" ini adalah salah satu ekspresi sikap Hasyim yang

tergambar dalam cerita. Hasyim berusaha menahan segala

hawa nafsunya, yaitu amarah atau emosi.

Emosi dalam bahasa sehari hari adalah marah, amarah

yang tidak terkendali akan mengakibatkan penyesalan di

kemudian hari. Oleh karena itu penekanan sifat sabar harus

ditanamkan ke dalam jiwa, agar emosi yang ada dalam jiwa

kita dapat tersalurkan secara positif.

84

4.2 Konteks Kubah Karya Ahmad Tohari

Pengarang Ahmad Tohari, pantas disebut sebagai salah seorang

pengarang Indonesia yang produktif dan berhasil mempertahankan stamina

kepengarangannya selama lebih dari dua puluh tahun sejak kemunculannya

pada tahun 1979 dengan cerpen-cerpen dan berbagai artikel populer di koran

dan majalah umum.

Keterkenalan Ahmad Tohari terbukti dari bayaknya telah orang

terhadap karya-karyanya, baik berupa artikel, kritik, esai, skripsi, maupun

tesis kesarjanaan sastra di dalam dan di luar negeri. Penerjemahan dan

penerbitannya di luar negeri merupakan isyarat bahwa karya-karyanya

memiliki nilai lebih yang pantas dikaji, baik secara populer maupun

akademis.

Novel Kubah memiliki nilai lebih karena berhasil mengungkapkan

sebuah fenomena sosial yang khas dalam konteks sistem politik di Indonesia

pada akhir dekade 1960-an. Dalam novel ini Ahmad Tohari dan visi

kepengarangan yang jelas dan kukuh, yaitu ikut mencerahkan dan

mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terjebak dan hanyut ke dalam

arus kesewenang-wenangan pada saat berkuasa, baik di tingkat rendah

maupun di tingkat atas. Kesewenang-wenangan apapun pasti menimbulkan

korban yang tidak lain adalah saudara-saudara sebangsa dan yang

seharusnya hidup bersama dalam kebahagiaan lahir batin.

Secara garis besar, Novel Kubah menggambarkan tokoh yang tidak

berdaya melawan arus kehidupan politik di sekitarnya sehingga terpaksa

85

menjadi korban sistem politik, khususnya kasus tragedy nasional September

1965.

Bentuk warna kehidupan sosial yang terkandung dalam novel ini yang

memperlihatkan konsistensi kepengarangan Ahmad Tohari untuk bersimpati

terhadap kehidupan orang-orang kecil yang bodoh, miskin, tersisih, dan

bernasib malang. Dalam pandangan batin pengarang, orang-orang yang

bernasib malang itu justru merupakan alamat yang tepat untuk membaca

hakikat makna kehidupan yang merupakan kehendak Tuhan untuk seluruh

umat manusia sepanjang zaman.

Karya Ahmad Tohari ini tidak hanya mengandung warna sosial yang

relevan dengan massanya, tetapi juga mengandung religiositas yang pantas

direnungkan maknanya. Aspek religiositas itu dapat dipahami dalam

hubungannya dengan latar pendidikan dan pengalamannya yang selama ini

memang senantiasa berdekatan dengan kehidupan desa dan pesantren.

Alam pedesaan dan kehidupan wong cilik boleh dikatakan sebagai ciri

utama dalam novel Kubah. Alam pedesaan itu tampak pada deskripsi latar

alam dan latar sosial yang terbilang rinci dan kadang-kadang

berkepanjangan. Kecenderungan deskripsi itu tidak mustahil mengganggu

kenikmatan pembaca yang telah memiliki pengalaman dan penghayatan

pedesaan, tetapi mungkin juga relevan sebagai penyegar kenangan atau

nostalgia, atau justru lebih relevan sebagai sumber pengetahuan pembaca

sastra Indonesia yang kebanyakan berada di kota-kota.

86

4.3 Kontekstualisasi Kubah Karya Ahmad Tohari

Bila kita menelaah novel Kubah, akan terlihat bahwa novel ini

mengisahkan penderitaan lahir batin tokoh Karman karena kesadarannya

sendiri untuk berpihak kepada PKI. Pada akhir cerita digambarkan harapan

yang menyenangkan bagi Karman, ia merasa senang karena diterima

kembali oleh lingkungan (masyarakat Pegaten) yang dahulu dibencinya,

bahkan dipercaya untuk membuat Kubah yang megah di masjid desanya.

Sambutan masyarakat Pegaten harus dipahami sebagai simpati dan

pemaafan terhadap seorang kerabat yang sudah menderita karena

kesalahannya, bukan sambutan terhadap ideologinya. Hal ini sebaiknya

dipahami sebagai pencerahan bagi siapapun yang pernah menyanjung

Komunis, atau mungkin justru baru mengenalnya, atau merasa sebagai anak

cucu orang-orang PKI. Yang dimaksud dengan pencerahan disini adalah

kesadaran banyak pihak terhadap realitas yang menggambarkan sebuah

ideologi yang melawan kodrat kehidupan sosial atau tidak sejalan dengan

realitas sosial, yang terbukti dengan sulitnya mendapat hak hidup secara

wajar.

Apabila pencerahan itu dapat disepakati, novel Kubah telah

mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap kemungkinan munculnya

kembali benih-benih Komunisme di bumi Indonesia, bahkan juga bersikap

kritis terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan kodrat kehidupan

masyarakat yang religius. Pelajaran lain dari novel ini adalah pemahaman

87

dan pemaafan masyarakat terhadap pribadi yang telah menyadari kesalahan

atau ketersesatannya untuk mendapatkan kembali harkat kemanusiaannya.

Tentu saja persoalan itu tidaklah sederhana, karena bukan hanya

masyarakat yang berperan aktif, namun pribadi yang bersangkutan juga

harus dapat membuktikan kesadarannya sebagaimana yang dikehendaki

masyarakat. Hal itu dipesankan dalam novel Kubah yang diakhiri dengan

episode sangat pendek tentang keberhasilan tokoh Karman membuat sebuah

kubah yang megah untuk masjid di desanya. Karman memberanikan diri

meminta bagian untuk ikut serta membangun masjid yang sudah rapuh

dengan menyanggupi membuat kubah yang baru.

Tokoh Karman dalam novel Kubah harus dilihat sebagai tokoh rekaan,

tetapi sangat mungkin diambil Ahmad Tohari berdasarkan realitas sosial di

sekitarnya. Sementara itu, dapat dibayangkan betapa banyak pribadi seperti

tokoh Karman yang telah dibebaskan dari pulau Buru. Mereka sekarang

berada hampir di seluruh kota dan desa di Indonesia. Kalau novel Kubah

dapat dipakai sebagai salah satu model pemahaman masyarakat terhadap

keberadaan para bekas tahanan politik, dapat diharapkan terwujudnya

sebuah potret indah kemanusiaan di bumi Indonesia.

4.4 Analisis Gaya Bahasa dan Format Penyampaian Pesan Dakwah

Gaya bahasa yang digunakan Ahmad Tohari dalam novel Kubah ini,

gaya bahasa personifikasi mendominasi dalam teknik penceritaannya yang

telah dipilih sebagai cara yang tepat untuk mendekati dan menegur alam.

Dengan kata lain, gaya bahasa personifikasi itu merupakan salah satu

88

caranya bertasbih kepada Tuhan. Dari gaya bahasa personifikasi ini dapat

dikatakan bahwa Ahmad Tohari dengan media sastra merupakan pilihan lain

untuk berdakwah atau mencerahkan batin manusia agar senantiasa mau

membaca ayat-ayat Tuhan. Dengan sastra tersebut diharapkan dapat

mengembangkan masyarakat yang beradab, yaitu masyarakat yang tidak

suka berbohong, tidak suka menipu, atau yang tidak suka menakut-nakuti

mereka yang lemah. Dengan kata lain, karya sastra berperan sebagai

pencerah kondisi agama yang sedang krisis, sastra dibuat untuk melakukan

berbagai pengingatan, juga sebagai cara lain untuk berdialog dengan Tuhan.

Mengenai format dari penyampaian pesan dakwah dalam novel Kubah

karya Ahmad Tohari memang ada berbagai bentuk. Ada pesan yang

menggunakan format deskriptif, misalkan saja pesan dakwah kategori

Aqidah. Pesan jenis ini menjelaskan dan memberikan gambaran tentang apa

dan bagaimana sebenarnya Allah. Contoh format jenis ini terdapat dalam

dialog berikut:

"Yah dengarlah apa yang kumaksud dengan syarat itu. Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu kau harus memulai dari kepercayaan, Ya kepercayaan" (hlm. 25)

Dialog di atas memberikan gambaran kepada pembaca mengenai

bagaimana keyakinan merupakan kunci dari segala aktifitas yang berkaitan

dengan hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah).

Format preskiptif adalah format yang paling dominan dalam

penyampaian pesan dakwah novel ini. Sebagaimana sudah dituliskan pada

bab III dalam sub-bab amanat bahwa tema dari novel Kubah ini adalah

89

mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap kemungkinan munculnya

kembali benih-benih Komunisme di bumi Indonesia, bahkan juga bersikap

kritis terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan kodrat kehidupan

masyarakat yang religius. Dari tema tersebut maka format preskiptif yang

merupakan format yang sifatnya menjawab pertanyaan “apa yang harus

dilakukan” akan sangat tepat digunakan sebagai format dari penyampaian

pesan dakwah dalam novel ini.

Format ini terlihat dalam dialog yang mengandung pesan kategori

akidah sebagai berikut :

"Ia ingin mengaku dengan tulus meskipun ia lama menjadi anggota Partai Komunis bahwa kehadiran Tuhan tetap terasa pada dirinya" (hlm. 26) Dari dialog tersebut terlihat latar belakang Karman yang sebelumnya

tidak percaya akan adanya Tuhan. Karman mencoba menghilangkan

kepercayaan itu di organisasi atau partai yang notabenenya adalah Partai

Komunis. Berangkat dari partai inilah Karman kehilangan "pegangan" yaitu

tentang keimanan kepada Allah yang sebenarnya hal tersebut bertolak

belakang dengan hati nurani Karman.

Bila ditinjau dari bentuk komunikasi novel Kubah termasuk dalam

bentuk komunikasi massa dimana pesan komunikasi yang ditampilkan

Ahmad Tohari menggunakan buku (novel) (Amir, 1999 : 25).

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. ia menentukan teknik

yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasif atau teknik

instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of the

90

massage) dan lambang (symbol). Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi

lambang yang dipergunakan bisa bermacam-macam, lambang yang bisa

dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar,

warna, kial (gesture) dan sebagainya. Lambang yang paling banyak

dipergunakan dalam komunikasi ialah bahasa karena hanya bahasa yang

dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang

konkret dan yang abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan kegiatan yang

akan datang, dan sebagainya.

Dalam berkomunikasi bahasa memegang peranan penting. Banyak

kesalahan informasi dan kesalahan interpretasi disebabkan oleh bahasa.

Bahasa sendiri terdiri dari kata atau kalimat yang mengandung pengertian

denotative dan pengertian konotatif. Pengertian denotative disini ialah

perkataan yang maknanya sebagaimana dirumuskan dalam kamus yang

diterima secara umum oleh kebanyakan orang. Sedangkan konotatif

mengandung pengertian maknanya dipengaruhi emosi atau evaluasi

disebabkan oleh latar belakang dan pengalaman seseorang. Dalam

melancarkan komunikasi, kita harus berupaya menghindarkan pengucapan

kata-kata yang mengandung pengertian konotatif (Effendy, 1998 : 34).

Jika melihat tulisan-tulisan Ahmad Tohari dalam novel Kubah dapat

diketahui bahwa ia menggunakan bahasa yang denotatif. Dari sini dapat

disimpulkan dari segi efektifitas berkomunikasi bahwa tulisan dalam novel

ini efektif, hal ini terlihat dari semua pesan dalam novel Kubah

menggunakan bahasa yang tegas dan lugas, sehingga dapat dipahami secara

jelas oleh para komunikannya (para pembacanya) karena segmen pasar dari

novel ini adalah kalangan umum.