BAB IV ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN...

20
43 BAB IV ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SEMARANG 4.1 Analisis Kependukan Analisis kependudukan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah tentang laju pertumbuhan penduduk Kaupaten Semarang tahun 2011-2016 dan analisis proyeksi penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2036. 4.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2010-2016 Laju pertumbuhan penduduk merupakan data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis proyeksi penduduk. Laju pertumbuhan penduduk ini nantinya akan mempengaruhi seberapa besar jumlah penduduk hasil dari proyeksi nantinya. Adapun laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Semarang tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut: Tabel IV.1 Angka Laju pertumbuhan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2011-2016 Tahun Angka Laju Pertumbuhan Penduduk 2011 0,005 2012 0,006 2013 0,006 2014 0,006 2015 0,006 2016 0,055 Rata-Rata 0,014 Sumber: Analisis Penyusun,2018 Adapun laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Semarang per kecamatannya pada tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut: Tabel IV.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Semarang Tahun 2011-2016 No Kecamatan Angka Pertumbuhan Penduduk Rata- Rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Getasan 0,007 0,003 0,004 0,006 0,003 0,025 0,008 2 Tengaran 0,003 0,002 0,002 0,004 0,005 0,077 0,016 3 Susukan 0,000 0,003 0,001 0,001 0,002 0,010 0,003 4 Kaliwungu 0,001 0,002 0,001 0,001 0,002 0,005 0,002 5 Suruh 0,002 0,005 0,003 0,001 0,000 -0,001 0,002 6 Pabelan 0,003 0,006 0,007 0,007 0,003 0,034 0,010

Transcript of BAB IV ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN...

43

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP

KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SEMARANG

4.1 Analisis Kependukan

Analisis kependudukan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah tentang laju

pertumbuhan penduduk Kaupaten Semarang tahun 2011-2016 dan analisis proyeksi

penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2036.

4.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2010-2016

Laju pertumbuhan penduduk merupakan data yang dibutuhkan untuk melakukan

analisis proyeksi penduduk. Laju pertumbuhan penduduk ini nantinya akan mempengaruhi

seberapa besar jumlah penduduk hasil dari proyeksi nantinya. Adapun laju pertumbuhan

penduduk Kabupaten Semarang tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.1

Angka Laju pertumbuhan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2011-2016

Tahun Angka Laju

Pertumbuhan Penduduk

2011 0,005

2012 0,006

2013 0,006

2014 0,006

2015 0,006

2016 0,055

Rata-Rata 0,014

Sumber: Analisis Penyusun,2018

Adapun laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Semarang per kecamatannya

pada tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.2

Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Semarang Tahun 2011-2016

No Kecamatan Angka Pertumbuhan Penduduk Rata-

Rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Getasan 0,007 0,003 0,004 0,006 0,003 0,025 0,008

2 Tengaran 0,003 0,002 0,002 0,004 0,005 0,077 0,016

3 Susukan 0,000 0,003 0,001 0,001 0,002 0,010 0,003

4 Kaliwungu 0,001 0,002 0,001 0,001 0,002 0,005 0,002

5 Suruh 0,002 0,005 0,003 0,001 0,000 -0,001 0,002

6 Pabelan 0,003 0,006 0,007 0,007 0,003 0,034 0,010

44

No Kecamatan Angka Pertumbuhan Penduduk Rata-

Rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016

7 Tuntang 0,005 0,003 0,009 0,005 0,007 0,040 0,012

8 Banyubiru 0,006 0,004 0,005 0,005 0,006 0,033 0,010

9 Jambu 0,007 0,006 0,008 0,005 0,006 0,026 0,010

10 Sumowono 0,006 0,006 0,013 0,012 0,009 -0,018 0,005

11 Ambarawa 0,002 0,005 0,004 0,003 0,007 0,041 0,010

12 Bandungan 0,010 0,011 0,007 0,007 0,006 0,031 0,012

13 Bawen 0,008 0,015 0,013 0,018 0,016 0,058 0,021

14 Bringin 0,001 0,002 0,002 0,006 0,005 0,025 0,007

15 Bancak 0,001 0,004 0,005 0,003 0,010 -0,004 0,003

16 Pringapus 0,007 0,006 0,008 0,006 0,006 0,090 0,021

17 Bergas 0,010 0,009 0,009 0,010 0,008 0,154 0,033

18 Ungaran Barat 0,008 0,009 0,006 0,010 0,011 0,079 0,020

19 Ungaran Timur 0,007 0,004 0,003 0,002 0,002 0,146 0,027

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

Berdasarkan hasil perhitugan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Semarang

diatas Kecamatan Bergas merupakan kecamatan yang memiliki nilai rata-rata pertumbuhan

penduduk yang paling tinggi diantara kecamatan lainnya, yaitu dengan angka 0,033.

Kemudian Kecamatan Ungaran Timur dengan rata-rata 0,027. Sedangkan kecamatan

Kaliwungu dan Suruh merupakan kecamatan dengan rata-rata pertumbuhan penduduk

terendah di Kabupaten Semarang dengan angka 0,002 saja.

4.1.2 Proyeksi Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2036

Setelah dilakukan peritungan laju pertumbuhan penduduk barulah bisa dilakukan

analisis proyeksi penduduk. Perhitungan proyeksi penduduk dilakukan dengan rumus

sebagi berikut:

Pn = Po (1+r) n

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n

Po = Jumlah penduduk pada tahun (penduduk dasar) awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

n = Jangka waktu dalam tahun

Berikut merupakan hasil perhitungan proyeksi penduduk per kecamatan Kabupaten

Semarang Tahun 2036:

45

Tabel IV.3

Tabel Proyeksi Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2036

No Kecamatan

Jumlah

Penduduk

Tahun 2016

Angka Laju

Pertumbuhan

Penduduk

Jumlah

Penduduk

Tahun 2036

1 Ambarawa 62.025 0,010 76.021

2 Bancak 20.205 0,003 21.496

3 Bandungan 56.667 0,012 72.173

4 Banyubiru 42.681 0,010 51.962

5 Bawen 61.240 0,021 93.428

6 Bergas 82.412 0,033 158.611

7 Bringin 42.804 0,007 48.968

8 Getasan 50.625 0,008 59.435

9 Jambu 38.876 0,010 47.117

10 Kaliwungu 26.614 0,002 27.710

11 Pabelan 39.486 0,010 48.200

12 Pringapus 56.452 0,021 84.993

13 Sumowono 30.625 0,005 33.607

14 Suruh 60.286 0,002 62.283

15 Susukan 43.955 0,003 46.638

16 Tengaran 70.273 0,016 95.630

17 Tuntang 65.008 0,012 81.995

18 Ungaran Barat 83.875 0,020 125.416

19 Ungaran Timur 80.089 0,027 137.046

Jumlah 1.014.198 1.372.729

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

Berdasarkan hasil analisis proyeksi penduduk diatas dapat dilihat bahwa kabupaten

Semarang akan mempunyai penduduk sebanyak 1.372.729 jiwa pada tahun 2036, jumlah

ini bertambah sebanyak 358.531 jiwa atau bertambah sebesar 35,35% dari tahun 2016.

Kecamatan bergas pada tahun 2036 akan menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk

terbanyak yaitu sebesar 158.611 jiwa. Kemudian ada Kecamatan ungaran Barat dengan

jumlah penduduk sebanyak 137.046 jiwa. Sedangakan untuk kecamatan dengan jumlah

penduduk terendah adalah Kecamatan Bancak dengan jumlah penduduk sebanyak 21.496

jiwa.

Berikut merupakan peta persebaran jumlah proyeksi penduduk yang ada di

Kabupaten Semarang pada tahun 2036:

46

Peta IV-1

Jumlah Proyeksi Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2036

47

4.2 Analisis Kebutuhan Beras Kabupaten Semarang Tahun 2016

Kebutuhan beras dapat dihitung melalui jumlah penduduk dikalikan dengan besaran

standar kebutuhan beras. Berdasarkan data BPS pada tahun 2013 konsumsi beras

masyarakat Indonesia adalah sebesar 113,48 Kg/Kapita/Tahun. Data konsumsi beras

tersubut kemudian dijadikan acuan untuk menjadi standar kebutuhan beras masyarakat di

Kabupaten Semarang. Adapun hasil perhitungan kebutuhan beras yang ada di Kabupaten

Semarang adalah sebagi berikut:

Tabel IV.4

Tabel Perhitungan Kebutuhan Beras Kabupaten Semarang Tahun 2016

No Kecamatan Jumlah

Penduduk

Standar Kebutuhan

Beras

(Kg/Orang/Tahun)

Kebutuhan Beras

(Kg)

1 Ambarawa 62.025 113,48 7.038.597

2 Bancak 20.205 113,48 2.292.863,40

3 Bandungan 56.667 113,48 6.430.571,16

4 Banyubiru 42.681 113,48 4.843.439,88

5 Bawen 61.240 113,48 6.949.515,20

6 Bergas 82.412 113,48 9.352.113,76

7 Bringin 42.804 113,48 4.857.397,92

8 Getasan 50.625 113,48 5.744.925

9 Jambu 38.876 113,48 4.411.648,48

10 Kaliwungu 26.614 113,48 3.020.156,72

11 Pabelan 39.486 113,48 4.480.871,28

12 Pringapus 56.452 113,48 6.406.172,96

13 Sumowono 30.625 113,48 3.475.325

14 Suruh 60.286 113,48 6.841.255,28

15 Susukan 43.955 113,48 4.988.013,40

16 Tengaran 70.273 113,48 7.974.580,04

17 Tuntang 65.008 113,48 7.377.107,84

18 Ungaran Barat 83.875 113,48 9.518.135

19 Ungaran Timur 80.089 113,48 9.088.499,72

Jumlah 1.014.198 115.091.189,04

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas kebutuhan akan beras di Kabupaten

Semarang secara Keseluruhan adalah sebanyak 115.091.189,04 Kg pada tahun 2016.

Kecamatan dengan kebutuhan beras terbanyak adalah kecamatan Ungaran Barat yaitu

9.518.135 Kg, disusul dengan Kecamatan Bergas sebesar 9.352.113,76 Kg. sedangkan

kecamatan dengan jumlah kebutuhan paling sedikit adalah Kecamatan Bancak dan

48

kaliwungu yang masing-masing mempunyai kebutuhan beras sebanyak 2.292.863,4 dan

3.020.156,72.

4.3 Analisis Produksi Beras Kabupaten Semarang Tahun 2016

Analisis produksi beras di Kabupaten Semarang dilakukan dengan melakukan

perkalian dengan rumus sebagai berikut:

S = (PrL x LLtp) x α

Keterangan:

S = Ketersediaan (Produksi Beras) (Kg)

PrL = Produktifitas lahan (yang ditanami padi) (Kg/Ha)

= 6000 Kg/Ha

LLtp = Luas Lahan yang ditanami padi (Ha)

α = Indeks Konversi dari padi menjadi beras

= 62,74%

Berikut merupakan hasil perhitungan produksi beras di Kabupaten Semarang

Tahun 2016:

Tabel IV.5

Tabel Analisis Produksi Beras Kabupaten Semarang Tahun 2016

No Kecamatan Luas Panen Perkiraan

Produksi GKG

Produksi

Beras (Kg)

1 Ambarawa 2.385,11 14.310.656,17 8.978.505,68

2 Bancak 1.546,03 9.276.157,83 5.819.861,42

3 Bandungan 2.333,74 14.002.445,20 8.785.134,12

4 Banyubiru 2.362,33 14.173.982,08 8.892.756,36

5 Bawen 1.493,69 8.962.136,54 5.622.844,47

6 Bergas 1.229,50 7.376.970,68 4.628.311,40

7 Bringin 3.467,23 20.803.373,13 13.052.036,30

8 Getasan 96,08 576.474,44 361.680,06

9 Jambu .779,73 4.678.388,47 2.935.220,92

10 Kaliwungu 1.893,85 11.363.127,10 7.129.225,94

11 Pabelan 2.779,10 16.674.591,30 10.461.638,58

12 Pringapus 1.927,49 11.564.967,21 7.255.860,43

13 Sumowono 1.523,04 9.138.226,52 5.733.323,32

14 Suruh 4.688,08 28.128.503,41 17.647.823,04

15 Susukan 2.651,72 15.910.312,37 9.982.129,98

16 Tengaran 1.054,12 6.324.744,14 3.968.144,48

17 Tuntang 2.651,21 15.907.275,47 9.980.224,63

18 Ungaran Barat 1.027,71 6.166.258,13 3.868.710,35

19 Ungaran Timur 1.105,75 6.634.471,84 4.162.467,63

Jumlah 36.995,51 221.973.062,03 139.265.899,12

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

49

Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas produksi beras di kabupaten Semarang

pada tahun 2016 adalah sebesar 139.265.899,12 Kg. Produksi beras terbanyak di

Kabupaten Semarang berada di Kecamatan Suruh dengan produksi beras sebanyak

17.647.823,04 Kg, hal ini dikarenakan Kecamatan Suruh juga merupakan kecamatan

dengan luas panen padi sawah terbesar di Kabupaten Semarang. Sedangkan Kecamatan

dengan hasil produksi padi sawah terkecil pada tahun 2016 adalah Kecamatan Getasan

dengan hasil produksi hanya berjumlah 361.680,06 Kg saja. Hal ini pun disebabkan karena

Kecamatan Getasan mempunyai luas panen yang paling sedikit diantara kecamatan-

kecamatan yang ada di kabupaten Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar

luas panen sawah padi di suatu daerah maka akan semakin besar pula hasil produksi beras

di daerah tersebut.

4.4 Analisis Swasembada Beras Kabupaten Semarang Tahun 2016

Menurut Lutfi Muta’ali (2015), swasembada beras berarti kemampuan suatu wilayah

untuk mencukupi kebutuhan beras bagi penduduknya tanpa perdagangan dengan wilayah

lain (mandiri). Untuk menghitung apakah suatu daerah itu bisa melakukan swasembada

beras di daerahnya dapat digunakan rumus perhitungan sebai berikut:

Swd = S – D

Keterangan:

Swd = Swasembada Beras (Kg)

S = Ketersedian (Produksi Beras) (Kg)

D = Kebutuhan Beras (Demand) (Kg)

Apabila dari hasil perhitungan swasembada beras tersebut suatu daerah

mendapatkan jumlah positif berarti daerah tersebut bisa melaksanakan swasembada beras

secara mandiri. Sedangkan apabila suatu daerah mendapatkan hasil yang berjumlah

negative (-) maka daerah tersebut tidak dapat melakukan swasembada beras di daerahnya,

bahkan daerah ini harus melakukan impor beras dari daerah lain agar bisamencukupi

kebutuhan masyarakatnya. Maka dari itu daerah yang tidak bisa melaksanakan

swasembada beras harus melakukan kegiatan impor beras ke daerah lainnya agar

kebutuhan akan beras di daerahnya bisa tercukupi. Hasil perhitungan swasembada beras

di Kabupaten Semarang pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

50

Tabel IV.6

Perhitungan Swasembada Beras di Kabupaten Semarang Tahun 2016

No Kecamatan Ketersediaan Kebutuhan Swasembada

Beras Keterangan

1 Ambarawa 8.978.505,68 7.038.597 1939908,68 Surplus

2 Bancak 5.819.861,42 2.292.863,40 3526998,02 Surplus

3 Bandungan 8.785.134,12 6.430.571,16 2354562,96 Surplus

4 Banyubiru 8.892.756,36 4.843.439,88 4049316,48 Surplus

5 Bawen 5.622.844,47 6.949.515,20 -1326670,73 Defisit

6 Bergas 4.628.311,40 9.352.113,76 -4723802,36 Defisit

7 Bringin 13.052.036,30 4.857.397,92 8194638,38 Surplus

8 Getasan 361.680,06 5.744.925 -5383244,94 Defisit

9 Jambu 2.935.220,92 4.411.648,48 -1476427,55 Defisit

10 Kaliwungu 7.129.225,94 3.020.156,72 4109069,22 Surplus

11 Pabelan 10.461.638,58 4.480.871,28 5980767,30 Surplus

12 Pringapus 7.255.860,43 6.406.172,96 849687,47 Surplus

13 Sumowono 5.733.323,32 3.475.325 2257998,31 Surplus

14 Suruh 17.647.823,04 6.841.255,28 10806567,76 Surplus

15 Susukan 9.982.129,98 4.988.013,40 4994116,58 Surplus

16 Tengaran 3.968.144,48 7.974.580,04 -4006435,56 Defisit

17 Tuntang 9.980.224,63 7.377.107,84 2603116,79 Surplus

18 Ungaran Barat 3.868.710,35 9.518.135 -5649424,65 Defisit

19 Ungaran Timur 4.162.467,63 9.088.499,72 -4926032,09 Defisit

Jumlah 139.265.899,12 115.091.189,04

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan swasembada beras diatas makan dapat dilihat

bahwa pada tahun 2016 sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Semarang dapat

melakukan swasembada beras secara mandiri, diantaranya adalah Kecamatan Ambarawa,

Bancak, Bandungan, Banyubiru, Bringin, Kaliwungu, Pabelan, Pringapus, Sumowono,

Suruh, Susukan dan Tuntang. Sedangkan 7 kecamatan lainnya tidak dapat melakukan

kegiatan swasembada beras karena mengalami kekurangan produksi beras untuk

mencukupi kebutuhan beras di kecamatannya masing-masing, diantaranya adalah

Kecamatan Bawen, Bergas, Getasan, Jambu, Tengeran, Ungaran Barat, Ungaran Timur.

Berikut merupakan peta swasemba beras yang ada di Kabupaten Semarang tahun

2016:

51

Peta IV-2

Swasembada Beras Kabupaten Semarang Tahun 2016

52

4.5 Analisis Perubahan Lahan Pertanian di Kabupaten Semarang Tahun 2016 -

2036

Analisis perubahan lahan pertanian di Kabupaten Semarang didapatkan dengan

menggunakan data penggunaan lahan eksisting pada tahun 2016 dengan data

penggunaan lahan tahun 2036 yang didapatkan dengan menggunakan data peta rencana

pola ruang Kabupaten Semarang tahun 2036 yang kemudian diasumsikan sebagai

penggunaan lahan eksisting pada tahun tersebut. Perubahan lahan pertanian ini ada yang

dikonversi menjadi kawasan budidaya lainnya dengan kegiatan tertentu dan ada yang

difungsikan sebagai kawasan lindung sehingga tidak ada lagi aktivitas produksi pertanian

di kawasan tersebut. Adapun jenis perubahan lahan pertanian pada tahun 2036 di

Kabupaten Semarang beserta luasan penkonversiannya dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel IV.7

Jenis Perubahan dan Luasan Lahan Pertanian di Kabupaten Semarang Tahun 2036

No Pengunaan Lahan

Tahun 2016 Perubahan Lahan di Tahun 2036 Luas (Ha)

1 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 309,23

2 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas 77,08

3 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Peruntukan Industri 357,08

4 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Peruntukan Perkebunan 517,23

5 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Peruntukan Permukiman Pedesaan 492,12

6 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan 599,16

7 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Peruntukan Pertanian Holtikultura 116,97

8 Lahan Pertanian Sawah Sempadan Waduk 185,05

9 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Rawan Longsor 75,45

10 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Resapan Air 146,12

11 Lahan Pertanian Sawah Sempadan Sungai 765,28

12 Lahan Pertanian Sawah Kawasan Hutan Lindung 0,27

Jumlah 3640,77

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

Perubahan lahan pertanian yang ada di Kabupaten Semarang ini dipengaruhi oleh

kebutuhan lahan untuk masing-masing peruntukan kegiatan tertentu sepeti peruntukan

hutan, industri, perkebunan, permukiman dan pertanian hortikultura. Berdasarkan tabel

daitas Lahan pertanian yang dialihfungsikan sebagai kawasan peruntukan permukiman

perkotaan merupakan peralih fungsian yang paling besar, peralih fungsian lahan pertanian

menjadi kawasan permukiman perkotaan adalah seluas 517,23 Ha. Hal ini terjadi karena

seiiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan lahan akan lokasi

permukiman akan semakin meningkat, dan cara menangguangi masalah tersebut adalah

53

dengan menkonversi lahan tidak terbangun dalam hal ini adalah lahan pertanian menjadi

lahan terbangun yaitu untuk kawasan permukiman.

Selain dialih fungsikan menjadi kawasan dengan kegitan tertentu ada juga lahan

pertanian di Kabupaten Semarang ini yang berfungsi sebagai kawasan lindung, jadi tidak

seharusnya dilakukan kegiatan produksi pertanian di kawasan tersebut. Lahan pertanian

pada tahun 2016 yang paling banyak terdapat di kawasan lindung adalah sebagai

sempadan sungai, dimana daearah sempadan sungai seluas 765,28 Ha pada tahun 2016

masih difungsikan sebagai lahan pertanian.

Adapun sebaran perubahan lahan pertanian ini dapat dilihat pada peta IV.3 dibawah

ini:

54

Peta IV-3

Perubahan Lahan Pertanian Kabupaten Semarang Tahun 2016-2036

55

4.6 Analisis Kebutuhan Beras Kabupaten Semarang Tahun 2036

Analisis Kebutuhan beras di Kabupaten Semarang dapat dihitung melalui rumus

sebagai berikut:

D = Jp x Stdb

Keterangan:

D = Kebutuhan Beras (Demand) (Kg)

Jp = Jumlah Penduduk

Stdb = Standar Kebutuhan Beras (Kg)

= 113,48 Kh/Kapita/Tahun (BPS, 2013)

Hasil perhitungan kebutuhan beras di Kabupaten Semarang pada tahun 2036

dapat dilihat pada tabel IV.8 dibawah ini:

Tabel IV.8

Tabel Perhitungan Kebutuhan Beras Kabupaten Semarang Tahun 2036

No Kecamatan Jumlah

Penduduk

Standar

Kebutuhan Beras

(Kg/Orang/Tahun)

Kebutuhan

Beras

1 Ambarawa 76.021 113,48 8.626.863,08

2 Bancak 21.496 113,48 2.439.366,08

3 Bandungan 72.173 113,48 8.190.192,04

4 Banyubiru 51.962 113,48 5.896.647,76

5 Bawen 93.428 113,48 10.602.209,44

6 Bergas 158.611 113,48 17.999.176,28

7 Bringin 48.968 113,48 5.556.888,64

8 Getasan 59.435 113,48 6.744.683,80

9 Jambu 47.117 113,48 5.346.837,16

10 Kaliwungu 27.710 113,48 3.144.530,80

11 Pabelan 48.200 113,48 5.469.736,00

12 Pringapus 84.993 113,48 9.645.005,64

13 Sumowono 33.607 113,48 3.813.722,36

14 Suruh 62.283 113,48 7.067.874,84

15 Susukan 46.638 113,48 5.292.480,24

16 Tengaran 95.630 113,48 10.852.092,40

17 Tuntang 81.995 113,48 9.304.792,60

18 Ungaran Barat 125.416 113,48 14.232.207,68

19 Ungaran Timur 137.046 113,48 15.551.980,08

Jumlah 1.372.729 155.777.286,92

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

56

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas kebutuhan akan beras di

Kabupaten Semarang pada tahun 2036 secara Keseluruhan adalah sebanyak

155.777.286,92 Kg. jumlah kebutuhan ini meningkat sebanyak 40.686.097,9 Kg dari tahun

2016 atau mengalami peningkatan sebesar 35,35%. Kecamatan dengan kebutuhan beras

terbanyak adalah Kecamatan Bergas yaitu sebanyak 17.999.176,28 Kg, disusul dengan

Kecamatan Ungaran Timur yaitu sebesar 15.551.980,08 Kg. sedangkan kecamatan

dengan jumlah kebutuhan paling sedikit adalah Kecamatan Bancak dan kaliwungu yang

masing-masing mempunyai kebutuhan beras sebanyak 2.439.366,08 Kg dan 3.144.530,80

Kg.

4.7 Analisis Produksi Beras Kabupaten Semarang Tahun 2036

Analisis produksi beras di Kabupaten Semarang dilakukan dengan melakukan

perkalian dengan rumus sebagai berikut:

S = (PrL x LLtp) x α

Keterangan:

S = Ketersediaan (Produksi Beras) (Kg)

PrL = Produktifitas lahan (yang ditanami padi) (Kg/Ha)

= 6000 Kg/Ha

LLtp = Luas Lahan yang ditanami padi (Ha)

α = Indeks Konversi dari padi menjadi beras

= 62,74%

Berikut merupakan hasil perhitungan produksi beras di Kabupaten Semarang

Tahun 2036:

Tabel IV.9

Tabel Analisis Produksi Beras Kabupaten Semarang Tahun 2036

No Kecamatan Luas

Panen

Perkiraan

produksi

GKG

Produksi

Beras

1 Ambarawa 2.083,25 12.499.518,01 7.842.197,60

2 Bancak 1.718,30 10.309.784,24 6.468.358,63

3 Bandungan 2.659,00 15.954.014,80 10.009.548,89

4 Banyubiru 2.212,18 13.273.075,78 8.327.527,75

5 Bawen 1.133,21 6.799.279,35 4.265.867,86

6 Bergas 945,78 5.674.689,30 3.560.300,07

7 Bringin 3.153,62 18.921.707,22 11.871.479,11

8 Getasan 1.061,49 6.368.932,60 3.995.868,31

9 Jambu 690,82 4.144.900,26 2.600.510,42

10 Kaliwungu 1.852,85 11.117.114,73 6.974.877,78

57

No Kecamatan Luas

Panen

Perkiraan

produksi

GKG

Produksi

Beras

11 Pabelan 3.002,76 18.016.574,54 11.303.598,87

12 Pringapus 1.418,14 8.508.843,42 5.338.448,36

13 Sumowono 1.347,22 8.083.322,20 5.071.476,35

14 Suruh 4.589,85 27.539.111,96 17.278.038,84

15 Susukan 2.438,44 14.630.622,84 9.179.252,77

16 Tengaran 1.200,39 7.202.319,85 4.518.735,48

17 Tuntang 2.390,03 14.340.195,33 8.997.038,55

18 Ungaran Barat 1.064,30 6.385.802,41 4.006.452,43

19 Ungaran Timur 690,73 4.144.400,14 2.600.196,65

Jumlah 35.652,37 2.13.914.209 134.209.774,72

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas produksi beras di kabupaten Semarang

pada tahun 2036 adalah sebesar 134.209.774,72 Kg. Hal ini mengalami penurunan

produksi beras sebanyak 5.056.124.40 Kg atau mengalami penyusutan sebesar 3,63% dari

hasil produksi beras pada tahun 2016. Hal ini dikarenakan menurunnya jumlah penggunaan

lahan pertanian sawh yang mengakibatkan menurunnya jumlah luas panen dan

beradampak kepada banyaknya jumlah produksi beras di Kabupaten Semarang itu sendiri.

Produksi beras terbanyak di Kabupaten Semarang berada di Kecamatan Suruh dengan

produksi beras sebanyak 17.278.038,84 Kg, walaupun menjadi kecamatan dengan

produksi beras terbanyak hasil produksi beras di Kecamatan Suruh nyatanya menurun dari

hasil produksi pada tahun 2016 sebanyak 369.784,19 Kg. Hal ini terjadi dikarenakan

adanya konversi lahan pertanian padi sawah di Kecamatan Suruh. Sedangkan Kecamatan

dengan hasil produksi padi sawah terkecil pada tahun 2036 adalah Kecamatan Getasan

dengan hasil produksi hanya berjumlah 2.600.196,65 Kg saja.

4.8 Analisis Swasembada Beras Kabupaten Semarang Tahun 2036

Untuk menghitung apakah suatu daerah itu bisa melakukan swasembada beras di

daerahnya dapat digunakan rumus perhitungan sebai berikut:

Swd = S – D

Keterangan:

Swd = Swasembada Beras (Kg)

S = Ketersedian (Produksi Beras) (Kg)

D = Kebutuhan Beras (Demand) (Kg)

58

Apabila dari hasil perhitungan swasembada beras tersebut suatu daerah

mendapatkan jumlah positif berarti daerah tersebut bisa melaksanakan swasembada beras

secara mandiri. Sedangkan apabila suatu daerah mendapatkan hasil yang berjumlah

negative (-) maka daerah tersebut tidak dapat melakukan swasembada beras di daerahnya,

bahkan daerah ini harus melakukan impor beras dari daerah lain agar bisamencukupi

kebutuhan masyarakatnya. Maka dari itu daerah yang tidak bisa melaksanakan

swasembada beras harus melakukan kegiatan impor beras ke daerah lainnya agar

kebuthan akan beras di daerahnya bisa tercukupi.

Tabel IV.10

Perhitungan Swasembada Beras di Kabupaten Semarang Tahun 2036

No Kecamatan Ketersediaan Kebutuhan Swasembada

Beras Keterangan

1 Ambarawa 7.842.197,60 8.626.863,08 -784.665,48 Defisit

2 Bancak 6.468.358,63 2.439.366,08 4.028.992,55 Surplus

3 Bandungan 10.009.548,89 8.190.192,04 1.819.356,85 Surplus

4 Banyubiru 8.327.527,75 5.896.647,76 2.430.879,99 Surplus

5 Bawen 4.265.867,86 10.602.209,44 -6.336.341,58 Defisit

6 Bergas 3.560.300,07 17.999.176,28 -14.438.876,21 Defisit

7 Bringin 11.871.479,11 5.556.888,64 6.314.590,47 Surplus

8 Getasan 3.995.868,31 6.744.683,80 -2.748.815,49 Defisit

9 Jambu 2.600.510,42 5.346.837,16 -2.746.326,74 Defisit

10 Kaliwungu 6.974.877,78 3.144.530,80 3.830.346,98 Surplus

11 Pabelan 11.303.598,87 5.469.736,00 5.833.862,87 Surplus

12 Pringapus 5.338.448,36 9.645.005,64 -4.306.557,28 Defisit

13 Sumowono 5.071.476,35 3.813.722,36 1.257.753,99 Surplus

14 Suruh 17.278.038,84 7.067.874,84 10.210.164,00 Surplus

15 Susukan 9.179.252,77 5.292.480,24 3.886.772,53 Surplus

16 Tengaran 4.518.735,48 10.852.092,40 -6.333.356,92 Defisit

17 Tuntang 8.997.038,55 9.304.792,60 -307.754,05 Defisit

18 Ungaran Barat 4.006.452,43 14.232.207,68 -10.225.755,25 Defisit

19 Ungaran Timur 2.600.196,65 15.551.980,08 -12.951.783,43 Defisit

Jumlah 134.209.774,72 155.777.286,92

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan swasembada beras diatas makan dapat dilihat

bahwa pada tahun 2036 sebanyak 9 kecamatan di Kabupaten Semarang dapat melakukan

swasembada beras secara mandiri, diantaranya adalah Kecamatan Bancak, Bandungan,

Banyubiru, Bringin, Kaliwungu, Pabelan, Sumowono, Suruh, Susukan Sedangkan 10

kecamatan lainnya tidak dapat melakukan kegiatan swasembada beras karena mengalami

kekurangan produksi beras untuk mencukupi kebutuhan beras di kecamatannya masing-

59

masing, diantaranya adalah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Bergas, Getasan, Jambu,

Pringapus, Susukan, Tuntang, Tengeran, Ungaran Barat, Ungaran Timur.

Berikut merupakan peta swasembada beras di Kabupaten Semarang pada tahun

2036:

60

Peta IV-4

Swasembada Beras Kabupaten Semarang Tahun 2036

61

4.9 Analisis Perubahan Lahan Pertanian Terhadap Ketahan Pangan di Kabupaten

Semarang

Perubahan lahan merupakan hal yang lumrah terjadi ketika adanya pembangunan

di suatu daerah, hal ini dikarenakan kebutuhan akan lahan pasti semakin meningkat seiring

berjalannya pembangunan dan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Lahan pertanian

merupakan salah satu alternatif lahan yang pasti dijadikan alternatif jika sudah tidak ada

lagi lahan kosong yang bisa digunakan untuk pembangunan. Perubahan lahan ini nantinya

akan berdampak terhadap lingkungan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung. Salah satu dampak yang akan terjadi nantinya adalah terganggunya produksi

lahan pertanian yang ada terutama produksi beras yang akan digunakan untuk mencukupi

kebutuhan pangan. Semakin berkurangnya hasil produksi beras dan terjadinya

pertambahan jumlah penduduk yang pasti bertambah setiap tahunnya akan mengakibatkan

gap yang sangat besar, hal ini nantinya akan membuat ketahanan pangan di suatu daerah

akan terganggu. Tak terkecuali Kabupaten Semarang juga terjadi perubahan lahan yang

akan berakibat terhadap ketahanan pangan-nya.

Perubahan lahan pertanian yang terjadi di Kabupaten Semarang dari tahun 2016 ke

tahun 2036 sebesar 3.640,77 Ha. Namun perubahan ini juga dibarengi dengan

pengkonverisan penggunaan lahan lainnya menjadi lahan pertanian sawah sebesar

4.048,76 Ha di tahun 2036. Hal ini membuat luas lahan pertanian sawah yang awalnya

seluas 22.112,92 Ha pada tahun 2016 menjadi 22.522,12 Ha di tahun 2036. Pada tahun

2016 luas lahan pertanian sawah irigasi adalah seluas 14.882,59 Ha sedangkan luas lahan

pertanian sawh tadah hujan seluas 7.230,32 Ha. Maka dari itu luas panen lahan pertanian

sawah pada tahun 2016 menjadi 36.995,51 Ha dengan hasil produksi beras sebesar

139.265.899,12 Kg dengan total kebutuhan beras sebesar 115.091.189,04 Kg. Pada tahun

2036 luas lahan pertanian sawah diperkiran akan menjadi seluas 22.522,12 Ha dengan

rincian luas lahan pertanian sawah irigasinya seluas 13.130,25 Ha dan luas lahan pertanian

tadah hujannya seluas 9.391,86 Ha. Hal ini membuat luas panen padi sawah di Kabupaten

Semarang pada tahun 2036 menjadi 35.652,37 Ha. Pada tahun 2036 itu pula hasil produksi

beras di Kabupaten Semarang adalah sebanyak 134.209.774,72 Kg dengan produksi beras

sebanyak 155.777.286,92 Kg.

Pada tahun 2036 di Kabupaten Semarang terdapat penambahan luas lahan

pertanian sawah sebesar 409,2 Ha dari tahun 2016. Namun untuk luas panen padi sawah

di Kabupaten Semarang pada tahun 2036 berkurang sebesar 1.343,14 Ha. Karena adanya

pengurangan luas panen tersebut makan hasil produksi beras pada tahun 2036 berkurang

sebanyak 5.056.124,4 Kg. Pada tahun 2016 di Kabupaten Semarang sendiri sebenarnya

62

ada 7 kecamatan yang tidak dapat melakukan swasembada beras secara mandiri. Namun

secara keselurahan Kabupaten Semarang masih dapat melakukan swasembada beras

sendiri dengan keadaan surplus 24.174.710,1 Kg. Sedangkan pada tahun 2036 bertambah

3 kecamatan menjadi 10 kecamatan yang tidak dapat melakukan swasembada beras.

Bahkan secara keseluruhan Kabupaten Semarang tidak dapat melakukan kegiatan

swasembada beras dan mengalami defisit beras sebanyak 21.567.512,2 Kg. Hal ini

membuktikan bahwa dengan adanya proses penggunaan lahan di Kabupaten Semarang

dapat mempengaruhi kegiatan produksi beras yang ada di Kabupaten Semarang itu sendiri

yang akibatnya tidak dapat melakukan kegiatan swasembada beras dan akan mengancam

ketahanan pangan yang ada di Kabupaten Semarang sendiri. Akibat dari ketidakmampuan

Kabupaten Semarang dalam melakukan swasembada beras ini pada tahun 2036 maka

sudah jelas bahwa pada tahun 2036 akan mengalami kekurangan beras sehingga harus

melakukan kegiatan impor dari daerah lain agar dapat mencukupi kebutuhan beras yang

ada di Kabupaten Semarang.