BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan...

14
IV-1 BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN IV.1 Litofasies Suatu rekaman stratigrafi pada batuan sedimen terlihat padanya karateristik fisik, kimia, biologi tertentu. Analisis rekaman tersebut digunakan untuk menginterpretasikan kondisi pengendapan, untuk menginterpretasikan sejarah geologi dan menjelaskan hubungan geometri diantara unit batuan (Walker dan James, 1992). Analisis litofasies dilakukan dengan menentukan karakteristik, mengelompokan dan menamakan litofasies dengan mengacu pada klasifikasi yang dikemukakan oleh Miall 1978 op.cit. Walker dan James, 1992. Dan menambah beberapa litofasies yang teramati. Hasil pengamatan lapangan memperlihatkan kehadiran 19 (sembilan belas) jenis litofasies yang masing-masing diendapkan pada suatu proses sedimentasi, menghasilkan 12 asosiasi fasies (tabel 4.1). IV.1.1 Litofasies Batupasir Konglomeratan (Sg) Litofasies ini ditemukan di singkapan bukit G, berupa Batupasir Konglomeratan (foto 4.4) berwarna kuning kecoklatan, dengan masa dasar berukuran pasir sedang-kasar dan fragmen kuarsa, kongkresi dan fosil kayu berukuran kerikil. Ketebalan asosiasi fasies 30 cm. Litofasies Sg dengan ukuran fragmen kerikil diendapkan dengan melibatkan energi arus tinggi. IV.1.2 Litofasies Batupasir Lapisan Silang Siur Mangkuk (St) Litofasies ini ditemukan di singkapan bukit G, berupa batupasir berukuran butir pasir sedang-kasar, pemilahan baik, porositas baik, struktur sedimen berupa lapisan silang-siur mangkuk (trough cross bed) dengan tebal bedset antara 15-40 cm.

Transcript of BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan...

Page 1: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

IV-1

BAB IV

ANALISIS FASIES PENGENDAPAN

IV.1 Litofasies

Suatu rekaman stratigrafi pada batuan sedimen terlihat padanya

karateristik fisik, kimia, biologi tertentu. Analisis rekaman tersebut

digunakan untuk menginterpretasikan kondisi pengendapan, untuk

menginterpretasikan sejarah geologi dan menjelaskan hubungan geometri

diantara unit batuan (Walker dan James, 1992).

Analisis litofasies dilakukan dengan menentukan karakteristik,

mengelompokan dan menamakan litofasies dengan mengacu pada

klasifikasi yang dikemukakan oleh Miall 1978 op.cit. Walker dan James,

1992. Dan menambah beberapa litofasies yang teramati.

Hasil pengamatan lapangan memperlihatkan kehadiran 19 (sembilan

belas) jenis litofasies yang masing-masing diendapkan pada suatu proses

sedimentasi, menghasilkan 12 asosiasi fasies (tabel 4.1).

IV.1.1 Litofasies Batupasir Konglomeratan (Sg)

Litofasies ini ditemukan di singkapan bukit G, berupa Batupasir

Konglomeratan (foto 4.4) berwarna kuning kecoklatan, dengan masa

dasar berukuran pasir sedang-kasar dan fragmen kuarsa, kongkresi dan

fosil kayu berukuran kerikil. Ketebalan asosiasi fasies 30 cm.

Litofasies Sg dengan ukuran fragmen kerikil diendapkan dengan

melibatkan energi arus tinggi.

IV.1.2 Litofasies Batupasir Lapisan Silang Siur Mangkuk (St)

Litofasies ini ditemukan di singkapan bukit G, berupa batupasir

berukuran butir pasir sedang-kasar, pemilahan baik, porositas baik,

struktur sedimen berupa lapisan silang-siur mangkuk (trough cross bed)

dengan tebal bedset antara 15-40 cm.

Page 2: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-2

Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah.

Analisis sayatan petrografi pada litofasies Sp menghasilkan jenis

batuan Lithic Arenit (lampiran B2)

IV.1.3 Litofasies Batupasir Lapisan Silang Siur Sejajar (Sp), berbioturbasi

(Spb), dan foreset pecahan batubara berukuran kerikil (Spc)

Litofasies Sp ditemukan di singkapan bukit G, berupa batupasir

berwarna kuning terang-kuning kecoklatan, berukuran butir pasir halus –

sedang, kompak – getas, struktur sedimen berupa lapisan silang-siur

sejajar (planar cross bed) dengan tebal bedset antara 15-40 cm.

Litofasies Spb ditemukan di singkapan bukit L, berupa Batupasir

berwarna kuning terang, agak lapuk-getas, berukuran butir pasir halus-

sedang, getas, struktur sedimen berupa lapisan silang siur (planar cross

bed) dengan tebal bedset 15-30 cm, berbioturbasi oleh ophiomopha.

(foto 4.8 B)

Litofasies Spc ditemukan di singkapan bukit G, berukuran butir pasir

sedang-kerikil, struktur sedimen berupa lapisan silang siur dengan foreset

fragmen pecahan batubara berukuran kerikil. (foto 4.10)

Litofasies Sp, Spb dan Spc diendapkan dengan melibatkan arus traksi

satu arah.

Analisis sayatan petrografi pada litofasies Sp menghasilkan jenis

batuan Quartz Arenit (lampiran B1) dan litofasies Spb menghasilkan jenis

batuan Quartz Arenit.(lampiran B3)

IV.1.4 Litofasies Batupasir Laminasi Bersilang (Sr) dan berbioturbasi (Srb)

Litofasies Sr ditemukan di singkapan bukit L dan G, berupa batupasir

berwarna kuning terang, berukuran butir pasir halus – sedang, kompak –

getas, struktur sedimen berupa laminasi bersilang (cross laminae)

(foto 4.9 A) dan berbioturbasi (foto 4.9 B). Laminasi bersilang dibentuk

oleh ripple melibatkan arus traksi dan pada beberapa tempat terdapat

fragmen karbon pada foresetnya dengan tebal litofasies antara 15-20 cm.

Page 3: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-3

Analisis sayatan petrografi pada litofasies Sr yang ditemukan pada

bukit L, menghasilkan jenis batuan Quartz Wacke (lampiran B4-B6),

IV.1.5 Litofasies Batupasir Laminasi Sejajar (Sh)

Litofasies Sh ditemukan di singkapan bukit G, berupa batupasir

berwarna abu-abu terang, berukuran butir pasir halus, kompak, struktur

sedimen berupa laminasi sejajar (pararel laminae) dengan tebal litofasies

antara 15-20 cm. (foto 4.5 A). Litofasies ini diendapkan dengan

melibatkan arus tinggi saat pengendapan.

IV.1.6 Litofasies Batupasir Laminasi Konvolut (Sv)

Litofasies Sv ditemukan di singkapan bukit L, berupa batupasir

berwarna abu-abu terang, berukuran butir pasir halus, kompak, struktur

sedimen berupa laminasi konvolut (convolute laminae) dengan tebal

litofasies antara 15-20 cm. (foto 4.5 B). Litofasies ini mengindikasikan

proses pengendapan yang cepat diatas material yang plastis.

IV.1.7 Litofasies Batupasir Flaser (Sf)

Litofasies Sf ditemukan di singkapan bukit L dan G, berupa batupasir

berwarna abu-abu terang – abu-abu kekuningan, berukuran butir pasir

halus, kompak – getas, struktur sedimen berupa flaser batulempung

dengan tebal litofasies antara 10-20 cm.

IV.1.8 Litofasies Batupasir Wavy (Sw)

Litofasies Sw ditemukan di singkapan bukit L dan G, berupa

batupasir berwarna abu-abu – abu kecoklatan, berukuran butir lanau –

pasir halus, kompak – getas, struktur sedimen berupa wavy batulanau –

batulempung dengan tebal litofasies antara 15-40 cm.

Page 4: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-4

IV.1.9 Litofasies Batulempung Lentikular (Fl) dan berbioturbasi (Flb)

Litofasies Fl ditemukan di singkapan bukit L dan G, berupa

batulempung berwarna abu-abu, kompak, struktur sedimen berupa

lentikular batupasir halus dan batulanau, dengan tebal litofasies antara

20 – 40 cm. Di singkapan bukit L, ditemukan litofasies ini berbioturbasi

(Flb)

IV.1.10 Litofasies Batulempung Bernodul Siderit (Fns)

Litofasies Fns ditemukan di singkapan bukit L, berupa batulempung

berwarna abu-abu gelap, kompak, mengandung nodul siderit, dengan

tebal litofasies antara 4 – 7 m. Nodul siderit (foto 4.1) berwarna coklat

kemerahan, sangat keras, kadang dijumpai fosil didalamnya sebagai inti

nodul, kadang dijumpai membentuk lapisan. Nodul siderit terbentuk

akibat presipitasi dan pengendapan cepat pada lingkungan laut (Pettijohn,

1956).

Foto 4.1. Litofasies Fns

Analisis mikropaleontologi pada 7 contoh batuan litofasies Fns yang

ditemukan pada bukit L, menghasilkan barren fossil (lampiran C).

Page 5: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-5

IV.1.11 Litofasies Batulempung Bernodul Besian (Fnf)

Litofasies Fnf ditemukan di singkapan bukit G, berupa batulempung

berwarna abu-abu, kompak – getas, mengandung nodul besian, dengan

tebal litofasies antara 1 – 2 m. Nodul besian berwarna coklat kekuningan,

keras, kadang dijumpai terdapat cetakan daun dan batang (foto 4.2).

Nodul besian terbentuk akibat presipitasi pada pengendapan cepat di

lingkungan pengaruh reduksi seperti rawa-rawa.

Foto 4.2. Nodul Besian

IV.1.12 Litofasies Batulempung Masif (Fm)

Litofasies Fm ditemukan di singkapan bukit G, berupa batulempung

berwarna abu-abu, tidak dijumpai struktur sedimen, dengan tebal

litofasies 1 – 2 m.Litofasies ini diendapkan secara suspensi pada

lingkungan arus tenang

IV.1.13 Litofasies Batulempung Karbonan (Fc)

Litofasies Fc ditemukan di singkapan bukit L dan G, berupa

batulempung berwarna abu-abu gelap – kehitaman, lunak dan pada

beberapa tempat ditemukan menyerpih, dengan tebal litofasies antara

64 cm – 2,2 m (foto 4.12).

Litofasies ini diendapkan secara suspensi bersamaan dengan

diendapkan material organik/tumbuhan.

Page 6: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-6

IV.1.14 Litofasies Batubara (C)

Litofasies C ditemukan di singkapan bukit L dan G, berupa batubara

berwarna hitam, getas, masif, dengan tebal litofasies antara

32 cm – 1,2 m (foto 4.12).

Batubara merupakan hasil pengendapan pengumpulan material

organik pada suatu lingkungan tertutup yang basah/mengandung air

tenang (Pettijohn, 1956).

IV.1.15 Litofasies Batugamping Bioklastik (Lk dan Lw)

Litofasies Lk ditemukan di singkapan bukit G, berupa batugamping

berwarna abu-abu dengan bercak putih, kompak, dengan tebal litofasies

antara 4 m.

Litofasies ini ditemukan terdiri dari batugamping dengan fragmen

terumbu/koral (foto 4.13) berupa headcoral, branching coral dan platy

coral dengan berwarna putih kecoklatan/keabu-abuan, kompak (sangat

keras), pada beberapa tempat terlihat lapuk dan batugamping dengan

fragmen cangkang moluska pelecypoda dan pecahannya (foto 4.12).

Analisis sayatan petrografi pada litofasies ini menghasilkan jenis

Batugamping Wackestone (lampiran B7). Pada sayatan petrografi ditemui

foraminifera besar (foto 4.3)

Foto 4.3. Sayatan Petrografi Litofasies Lw (foraminifera besar dalam lingkaran merah).

Page 7: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-7

IV.2 Asosiasi Fasies Tabel 1. Asosiasi Fasies Singkapan B

Asosiasi Fasies Litofasies Interpretasi

1 Sg, St, Sp Sungai/Alur Fluvial (Fluvial Channel)

2 Sh, Sv, Sr Crevasse Splay

3 Sp, Sf Delta Distributary Channel

4 Fl, Flb, Sw, Sr Delta Mouth Bar

5 Fm, Fl Prodelta

6 Spb, Sp, Sf Estuarine Channel

7 Fl, Flb, Sw, Sr, Srb, Sf Sand Ridge

8 Spc, Sp Beach

9 Sf, Sw, Fl Tidal Flat

10 Fnf, Fc, C Rawa-rawa

11 Fm, Fns Batulempung Laut Dangkal

12 Lk, Lw Batugamping Laut Dangkal

Pada data bawah permukaan, litofasies dan asosiasi fasies yang teramati

dalam singkapan akan menunjukkan pola-pola log tertentu. Bentuk pola

tersebut dikelompokkan berdasarkan penamaan bentuk pola log Gamma

Ray yang terdapat dalam Emery dan Myers, 1996, yaitu Funnel Trend, Bell

Trend, Cylindrical Trend), Symmetrical Trend dan Irregular Trend. Berikut

beberapa pola log tersebut pada sumur HN-23 (gambar 4.1)

Gambar 4.1. Beberapa Trend Log pada Sumur HN 23 A) Funnel Trend B) Bell Trend C) Cylindrical trend D) Symmetrical trend dan D) Irregular Trend.

Page 8: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-8

IV.2.1 Asosiasi Fasies 1 Sungai/Alur Fluvial (Fluvial Channel)

Asosiasi fasies ini tersusun oleh Litofasies Sg, St dan Sp (foto 4.1)

dengan ketebalan lebih dari 20 m. Suksesi vertikal yang ditunjukkan

adalah menghalus keatas. Litofasies Sg terletak di bagian bawah asosiasi

dan berangsur berubah menjadi St dan Sp Asosiasi ini dibatasi pada

bagian dasar oleh kontak erosi dan pada bagian atas oleh kontak tegas

.Asosiasi fasies ini diinterpretasi sebagai alur fluvial, berdasarkan

asosiasi litofasies dan geometri ketebalan singkapan.

Kontak erosi pada bagian bawah interval lapisan, mengindikasikan

erosi pada dasar alur fluvial (fluvial channel).

Suksesi vertikal menghalus keatas mengindikasikan adanya

perubahan energi keatas yang semakin berkurang pada saat

pengendapannya, dimana energi tinggi ditunjukkan oleh pengendapan

sedimen berbutir kasar (Litofasies Sg).

Foto 4.4. Singkapan AF 1 dan A) Litofasies St B) Litofasies Sg

Page 9: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-9

Pada data bawah permukaan sumur-sumur lapangan Hinata, asosiasi

fasies ini dicirikan oleh pola log bell trend atau cylindrical trend atau

kombinasi keduanya, dengan nilai gamma ray (GR) rendah (10 – 15

GAPI).

Adanya butiran berukuran kasar yang terdapat pada singkapan

diterjemahkan kepada data log dengan nilai GR rendah dan pola

perubahan tiba tiba dari GR tinggi ke GR rendah, diinterpretasikan

sebagai batas erosi pada asosiasi fasies ini pada singkapan.

IV.2.2 Asosiasi Fasies 2 Crevasse Splay

Asosiasi fasies ini tersusun oleh Litofasies Sh, Sv dan Sr (foto 4.2)

dengan ketebalan litofasies 6,5 m. Suksesi vertikal yang ditunjukkan

adalah menebal keatas dan mengkasar keatas. Litofasies Sh dan Sv

terletak di bagian bawah asosiasi dan berangsur berubah menjadi Sr.

Asosiasi ini dibatasi pada bagian dasar dan atas oleh kontak tegas

Asosiasi fasies ini diinterpretasi sebagai Crevasse Splay, berdasarkan

asosiasi litofasies dan terletak di atas asosiasi fasies 1 (gambar 4.2).

Litofasies Sh dan Sv mengindikasikan arus tinggi yang terjadi saat

banjir sungai dan mengendapkan material sedimen yang cepat diatas

material yang plastis. Setelah itu, arus traksi suspensi mengendapkan

sedimen pada saat banjir sungai ditunjukkan litofasies Sr.

Pada data bawah permukaan sumur Lapangan Hinata, asosiasi fasies

ini memiliki pola log yang berbentuk funnel trend, terletak diatas

elektrofasies fluvial channel, dan nilai GR rendah-sedang (60-75 GAPI).

Page 10: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-10

Foto 4.5. Singkapan AF 2 dan A) Litofasies Sh B) Litofasies Sv

Page 11: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-11

Gambar 4.2. Profil Stratigrafi AF 1, AF 2, AF 8, dan AF 10

Page 12: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-12

IV.2.3 Asosiasi Fasies 3 Delta Distributary Channel

Asosiasi fasies ini tersusun oleh Litofasies Sp dan Sf dengan

ketebalan 4 – 8 m. Suksesi vertikal yang ditunjukkan adalah menghalus

keatas. Litofasies Sp terletak di bagian bawah asosiasi dan berangsur

berubah menjadi Sf. Asosiasi ini dibatasi pada bagian dasar oleh kontak

erosi dan gradasional pada bagian atas.

Litofasies Sf diinterpretasi sebagai pengaruh tidal pada bagian atas

asosiasi fasies ini

Litofasies Sp mengindikasikan arus tinggi berupa arus traksi satu arah

aliran dengan rezim aliran bawah yang membentuk struktur dunes dalam

berbagai ukuran. Litofasies Sf mengindikasikan adanya pengaruh arus

pasang surut dibagian atas asosiasi.

Foto 4.6. Singkapan AF 3 dan Litofasies Sp

Menurut Duval dkk. (1995) op.cit. Payenberg dan Lang (2003) bahwa

rasio ketebalan dan lebar alur fluvial dapat mencapai >100:1 sedangkan

untuk alur delta distributari rasio ketebalan dan lebarnya rata rata 50:1.

Sehingga geometri asosiasi delta distributari dengan ketebalan 4-8m lebih

kecil dibanding geometri alur fluvial (fluvial channel).

Pada data bawah permukaan Lapangan Hinata, asosiasi fasies ini

dicirikan oleh bell trend mewakili suksesi vertikal yang menghalus

keatas.

Page 13: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-13

Adanya butiran berukuran kasar yang terdapat pada singkapan

diterjemahkan kepada data log sebagai pola log yang tegas dengan nilai

GR tinggi dan pola perubahan tiba tiba dari GR tinggi ke GR rendah,

diinterpretasikan sebagai batas erosi pada asosiasi fasies ini.

IV.2.4 Asosiasi Fasies 4 Delta Mouth Bar

Asosiasi fasies ini tersusun oleh Litofasies Fl, Sw, Srb, dan Sr dengan

ketebalan 3 – 5 m. Suksesi vertikal yang ditunjukkan adalah menebal

keatas dan mengkasar keatas. Litofasies Fl terletak di bagian bawah

asosiasi dan berangsur berubah menjadi Srb dan Sr. Asosiasi ini dibatasi

pada bagian dasar oleh kontak gradasional. Asosiasi fasies ini berada di

bawah distributary channel dalam sistem delta.

Pengaruh distributary channel pada endapannya terlihat dari

kehadiran struktur silang siur berukuran laminasi hingga lapisan pada

endapannya. Sedangkan pengaruh laut (marine) ditunjukkan oleh

kehadiran bioturbasi.

Suksesi mengkasar keatas menunjukkan adanya perubahan energi

pengendapan keatas yaitu semakin bertambah saat pengendapan.

Perubahan dari struktur lentikular ke struktur laminasi bersilang - lapisan

silang siur juga menunjukkan adanya penambahan energi pada

pengendapan.

Pada data bawah permukaan sumur sumur lapangan Hinata, asosiasi

fasies ini dicirikan oleh funnel trend dengan nilai GR sedang (60-75

GAPI), mewakili suksesi vertikal yang mengkasar keatas. Asosiasi fasies

ini pada data bawah permukaan berhubungan dengan kehadiran asosiasi

fasies distributary channel dalam sistem delta (gambar 4.4).

IV.2.5 Asosiasi Fasies 5 Prodelta

Asosiasi fasies ini tersusun oleh Litofasies Fm dan Fl dengan

ketebalan 3 m. Suksesi vertikal yang ditunjukkan adalah mengkasar

Page 14: BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN - … IV Analisis Asosiasi Fasies IV-2 Litofasies St diendapkan dengan melibatkan arus traksi satu arah. Analisis sayatan petrografi pada litofasies

Bab IV Analisis Asosiasi Fasies

IV-14

keatas. Litofasies Fm terletak di bagian bawah asosiasi dan berangsur

berubah menjadi Litofasies Fl. Asosiasi fasies dibatasi pada bagian atas

oleh kontak gradasional dengan Asosiasi Fasies Delta Mouth Bar.

Batulempung masif yang tidak memiliki kandungan batupasir

didalamnya disebut sebagai batulempung prodelta, diendapkan melalui

mekanisme suspensi. Batulempung lentikular disebut sebagai bagian

kontak gradasional terhadap delta mouth bar.

Pada data bawah permukaan sumur sumur lapangan Hinata, asosiasi

fasies ini dicirikan oleh irregular trend dengan nilai GR tinggi (80-85

GAPI) dan berada dibawah asosiasi fasies delta mouth bar dan

distributary channel (gambar 4.4).

Foto 4.7. Singkapan AF 4 dan 5

IV.2.6 Asosiasi Fasies 6 Estuarine Channel

Asosiasi fasies ini tersusun oleh Litofasies Spb, Sp, dan Sf dengan

ketebalan 5 m. Suksesi vertikal yang ditunjukkan adalah menghalus

keatas. Litofasies Sp terletak di bagian bawah asosiasi fasies ini,

berangsur berubah menjadi Litofasies Spb dan Sf. Asosiasi ini dibatasi

pada bagian dasar oleh kontak erosi dan gradasional pada bagian atas.

Litofasies Sp mengindikasikan arus tinggi berupa arus traksi satu arah

aliran dengan rezim aliran bawah berturbulensi tinggi terjadi pada suatu

alur (channel). Litofasies Spb, setelahnya, mengindikasikan mulai adanya