BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN...yaitu melalui kabel utp dan wireless access point. Pembagian...

36
43 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan pada Bagian Umum dan Pengadaan menggunakan topologi tree dimana hanya terdapat satu buah Wireless Access Point yang terdapat pada modem speedy sebagai media penghubung nirkabel ke jaringan internet dan dua buah switch untuk menghubungkan komputer ke jaringan internet yang menggunakan Telkom Speedy sebagai Internet Service Provider dengan kecepatan 7 MB. Modem Speedy sebagai penghubung utama ke media internet terletak pada ruangan kasubbag tata usaha pimpinan, setiap ruangan yang memiliki komputer akan terhubung ke internet melalui switch yang berada pada ruangan tersebut dan untuk ruangan bendahara juga terdapat satu buah switch untuk menghubungkan komputer ke internet. Gambar 4.1 Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN...yaitu melalui kabel utp dan wireless access point. Pembagian...

  • 43

    BAB IVANALISIS DAN PERANCANGAN

    4.1. Rancangan Topologi

    4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan SekretariatDaerah Kabupaten Musi Banyuasin

    Desain topologi jaringan komputer yang digunakan pada Bagian Umum

    dan Pengadaan menggunakan topologi tree dimana hanya terdapat satu buah

    Wireless Access Point yang terdapat pada modem speedy sebagai media

    penghubung nirkabel ke jaringan internet dan dua buah switch untuk

    menghubungkan komputer ke jaringan internet yang menggunakan Telkom

    Speedy sebagai Internet Service Provider dengan kecepatan 7 MB. Modem Speedy

    sebagai penghubung utama ke media internet terletak pada ruangan kasubbag tata

    usaha pimpinan, setiap ruangan yang memiliki komputer akan terhubung ke

    internet melalui switch yang berada pada ruangan tersebut dan untuk ruangan

    bendahara juga terdapat satu buah switch untuk menghubungkan komputer ke

    internet.

    Gambar 4.1 Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan SekretariatDaerah Kabupaten Musi Banyuasin

  • 44

    4.1.2. Rancangan Topologi Pada Bagian Umum dan PengadaanSekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

    Survei dan analisis yang telah dilakukan terhadap jaringan serta topologi

    yang digunakan pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah

    Kabupaten Musi Banyuasin, maka langkah selanjutnya yaitu merancang topologi

    baru dan mengimplementasikan konfigurasi manajemen dan keamanan jaringan

    pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi

    Banyuasin. Pada Gambar 4.2 di bawah ini merupakan hasil dari perancangan

    topologi yang telah dilakukan, terdapat routerboard mikrotik yang memiliki lima

    buah ethernet yang mana setiap ethernet memiliki kegunaannya masing-masing.

    Ethernet1 merupakan jalur terhubungnya modem speedy dengan routerboard

    mikrotik dan memiliki ip address 192.168.1.2/30, ethernet2 dihubungkan dengan

    access point dan memiliki ip address 192.168.2.1/25 dan ethernet3 dihubungkan

    pada switch yang memiliki ip address 192.168.3.1/25 dimana terdapat juga

    fasilitas hotspot login client untuk mengakses internet

    Gambar 4.2 Rancangan Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan PengadaanSekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

  • 45

    4.2. Spesifikasi Kebutuhan

    Spesifikasi kebutuhan dalam membangun sistem jaringan pada laporan

    kerja praktek ini meliputi dua hal yaitu: Hardware (perangkat keras) dan Software

    (perangkat lunak).

    4.2.1. Spesifikasi Perangkat Keras

    Perangkat keras yang digunakan dalam perancangan ini antara lain

    sebagai berikut:

    1) Laptop yang digunakan untuk melakukan konfigurasi mikrotik

    routerboard memiliki spesifikasi sebagai berikut:

    a. Processor Intel® Celeron® CPU B820 @ 1.70 GHz

    b. Memory RAM 2,00 GB (1,84 GB usable)

    c. Harddisk 500 GB

    d. LCD 14.00”

    e. Operating System 32 bit

    2) Mikrotik Routerboard 951UI 2HND

    3) Access Point TP-LINK TL-MR3220

    4) Kabel utp Cat 5E

    5) Connector RJ45

    4.2.2. Spesifikasi Perangkat Lunak

    Perangkat lunak yang digunakan untuk Manajemen dan Keamanan

    Jaringan Berbasis Router pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah

    Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut:

    1) Sistem Operasi Windows 7 Ultimate

    Sistem operasi yang digunakan untuk melakukan konfigurasi pada

    Mikrotik Routerboard dan Access Point.

    2) Winbox

    Winbox merupakan software yang digunakan untuk melakukan

    konfigurasi Mikrotik Routerboard.

  • 46

    3) Google Chrome

    Google Chrome merupakan web browser yang digunakan untuk

    mengkonfigurasi access point dan melihat kecepatan internet pada

    jaringan.

    4) Microsoft Office Visio 2007

    Microsoft Office Visio 2007 merupakan software yang digunakan untuk

    membuat topologi jaringan.

    5) WINSCP

    WINSCP merupakan software untuk transfer, berupa upload dan

    download file melalui protocol ftp dan secure shell (SSH).

    4.3. Perancangan Ethernet

    4.3.1. Pembagian Kelompok Ethernet

    Penggunaan bandwidth internet disesuaikan dengan bagian masing-

    masing dimana cara client untuk terhubung pada jaringan menggunakan dua cara

    yaitu melalui kabel utp dan wireless access point. Pembagian kelompok ethernet

    dapat dirincikan pada tabel di bawah ini:

    Tabel 4.1 Pembagian Kelompok ethernetNo Ethernet Nama Ethernet Bagian1 Ethernet1 Public -

    2 Ethernet2 Hotspot1

    Kasubbag Analisis Kebutuhan dan

    Pengadaan Barang, Kasubbag Rumah

    Tangga, Ruangan Bendahara.

    3 Ethernet3 Hotspot2

    Kasubbag Tata Usaha Pimpinan, Kabag

    Umum dan Pengadaan, Ruangan Staff

    Kabag.

  • 47

    4.3.2. Pembagian IP Address

    Pembagian kelompok ethernet telah ditentukan maka selanjutnya

    pembagian ip address pada ethernet1, ethernet2 dan ethernet3. Pembagian ip

    address untuk masing-masing ethernet yang digunakan antara lain sebagai

    berikut:

    Tabel 4.2 Pembagian IP AddressEthernet Nama Ethernet IP Address

    Ethernet1 Public

    IP Address 192.168.1.2

    Subnet mask 255.255.255.252

    Network 192.168.1.0/30

    Ethernet2 Hotspot1

    IP Address 192.168.2.1

    Subnet mask 255.255.255.128

    Network 192.168.2.0/25

    Gateway 192.168.2.1

    IP Range 192.168.2.1 – 192.168.2.126

    Broadcast Address 192.168.2.127

    Total Host 128

    Ethernet3 Hotspot2

    IP Address 192.168.3.1

    Subnet mask 255.255.255.128

    Network 192.168.3.0/25

    Gateway 192.168.3.1

    IP Range 192.168.3.1 – 192.168.3.126

    Broadcast Address 192.168.3.127

    Total Host 128

  • 48

    4.4 Langkah-Langkah Konfigurasi Jaringan

    4.4.1. Konfigurasi Mikrotik Sebagai Router

    1) Mengubah nama interface ethernet agar mudah dalam pengunaannya, disini

    mengubah nama ethernet1 menjadi public, ethernet2 menjadi hotspot1 dan

    ethernet3 menjadi hotspot2.

    Gambar 4.3 Konfigurasi Nama Interface Ethernet

    2) Melihat hasil perubahan nama pada interface dengan cara mengetikkan

    perintah interface print pada terminal mikrotik.

    Gambar 4.4 Hasil Konfigurasi Nama Interface Ethernet

  • 49

    3) Mententukan ip address pada masing-masing ethernet, disini menentukan

    ethernet1 atau public dengan ip address 192.168.1.2, ethernet2 atau hotspot1

    dengan ip address 192.168.2.1 dan ethernet3 atau hotspot2 dengan ip address

    192.168.3.1.

    Gambar 4.5 Konfigurasi IP Address Pada Ethernet

    4) Melihat hasil konfigurasi ip address pada masing-masing ethernet dengan

    cara mengetikan perintah ip address print.

    Gambar 4.6 Hasil Konfigurasi IP Address

    5) Konfigurasi gateway, gateway berfungsi sebagai gerbang utama untuk bisa

    terkoneksi kejaringan public atau internet.

    Gambar 4.7 Konfigurasi IP Gateway

    6) Melihat hasil konfigurasi ip gateway dengan cara menggunakan perintah ip

    route print.

    Gambar 4.8 Hasil Konfigurasi IP Gateway

  • 50

    7) Menentukan dns yang berfungsi untuk mengubah ip address menjadi domain.

    Gambar 4.9 Konfigurasi IP DNS

    8) Hasil konfigurasi ip dns, untuk melihatnya menggunakan perintah ip dns

    print.

    Gambar 4.10 Hasil Konfigurasi IP DNS

    4.4.2. Konfigurasi DHCP Server

    1) Pertama membuat IP Pool yang fungsinya untuk membatasi range IP

    Address yang akan di distribusikan secara otomatis oleh sistem DHCP yang

    diaktifkan.

    Gambar 4.11 Konfigurasi IP Pool

  • 51

    2) Klik add pada tab Pools

    Gambar 4.12 Menambahkan IP Pool

    3) Membuat nama pool dan menentukan jumlah range IP Address yang akan di

    distribusikan.

    Gambar 4.13 Menentukan Jumlah Range IP Address

    4) Lakukan hal yang sama untuk membuat IP Pool yang lainnya, sehingga hasil

    yang akan diperoleh adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.14 Daftar IP Pool

  • 52

    5) Konfigurasi DHCP Server dengan cara klik IP lalu pilih DHCP Server

    Gambar 4.15 Konfigurasi DHCP Server

    6) Pada tab DHCP klik Add

    Gambar 4.16 Menambahkan IP Adress DHCP

    7) Membuat nama DHCP Server dan menentukan Interface yang akan

    mendistribusikan IP DHCP Server.

    Gambar 4.17 Menentukan Interface DHCP Server

  • 53

    8) Lakukan hal yang sama untuk membuat IP DHCP Server yang lainnya,

    sehingga hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.18 Daftar DHCP Server

    9) Klik tab Networks lalu klik Add.

    Gambar 4.19 Menambahkan DHCP Networks

    10) Masukan Network IP Address dan Gateway, Gateway merupakan IP Address

    Interface yang akan mendistribusikan IP DHCP Server.

    Gambar 4.20 Menu DHCP Network

  • 54

    11) Lakukan hal yang sama untuk membuat DHCP Network yang lainnya,

    sehingga hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.21 Daftar DHCP Network

    4.4.3. Konfigurasi Hotspot

    1) Klik IP lalu Klik Hotspot.

    Gambar 4.22 Konfigurasi Hotspot

    2) Klik tab Server Profiles kemudian klik Add.

    Gambar 4.23 Menambahkan Server Profiles

  • 55

    3) Membuat nama Server Profile.

    Gambar 4.24 Server Profiles

    4) Klik tab Login lalu tanda checklist pada Cookie dihilangkan fungsinya supaya

    user yang ingin mengakses jaringan internet harus login pada hotspot dulu.

    Gambar 4.25 Server Profiles Login

    5) Hasil dari Konfigurasi Server Profiles.

    Gambar 4.26 Daftar Server Profiles

  • 56

    6) Klik tab Servers.

    Gambar 4.27 Masuk Pada Bagian Servers

    7) Masuk pada bagian Servers, untuk menambahkan Hotspot Server dengan cara

    klik Add.

    Gambar 4.28 Menambahkan Hotspot Server

    8) Buat nama untuk Hotspot Server, menentukan Interface yang dijadikan

    Hotspot kemudian menentukan Address Pool dan Profile yang telah dibuat

    sebelumnya lalu Klik OK.

    Gambar 4.29 Membuat Hotspot Server

  • 57

    9) Konfigurasi Hotspot dengan cara klik Hotspot Setup.

    Gambar 4.30 Hotspot Setup

    10) Menentukan interface yang dijadikan Hotspot kemudian klik Next.

    Gambar 4.31 Hotspot Interface

    11) Menentukan ip address untuk interface dan sudah terisi secara otomatis

    kemudian klik Next.

    Gambar 4.32 IP Address Interface

  • 58

    12) Jumlah ip range yang akan didistribusikan pada client kemudian klik Next.

    Gambar 4.33 Range IP Address

    13) Pada menu Select Certificate pilih none kemudian klik Next.

    Gambar 4.34 Menu Select Certificate

    14) Klik Next lagi.

    Gambar 4.35 Menu IP Address of SMTP Server

  • 59

    15) Pengisian DNS Server kemudian klik Next.

    Gambar 4.36 DNS Servers

    16) Memasukan DNS Name untuk alamat domain login client pada web browser

    kemudian klik Next.

    Gambar 4.37 DNS Name

    17) Masukan username dan password untuk client login pada hotspot kemudian

    klik Next.

    Gambar 4.38 Create Local Hotspot User

  • 60

    18) Konfigurasi telah selesai dilakukan dengan benar maka akan muncul tampilan

    seperti berikut.

    Gambar 4.39 Konfigurasi Successfully

    19) Lakukan hal yang sama untuk membuat Hotspot yang lainnya, sehingga hasil

    yang akan diperoleh adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.40 Daftar Hotspot

    4.4.4. Manajemen Bandwidth

    Jaringan yang mempunyai banyak client diperlukan sebuah mekanisme

    pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan

    bandwidth sehingga semua client bisa mendapatkan bagian bandwidth masing-

    masing. Pada kasus ini menggunakan User Profiles sehingga manajemen

    bandwidth ini termasuk ke dalam metode simple queue, maka membagi User

    Profiles menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

  • 61

    Tabel 4.3 User ProfilesNo User Profiles Limit Bandwidth

    1 Kabag Umum dan Pengadaan 2M/2M

    2 Kasubbag 500k/500k

    3 Staf PNS 500k/500k

    4 TKS/Honor 150k/150k

    5 Tamu 200k/200k

    6 Umum 100k/100k

    1) Klik User Profiles.

    Gambar 4.41 Konfigurasi User Profiles

    2) Klik Add.

    Gambar 4.42 Menambahkan User Profiles

  • 62

    3) Membuat User Profile untuk Kabag dengan Rate Limit 2 MB.

    Gambar 4.43 Menambahkan User Profile Kabag

    4) Membuat User Profile untuk Kasubbag dengan Rate Limit 500 Kilobyte.

    Gambar 4.44 Menambahkan User Profile Kasubbag

  • 63

    5) Membuat User Profile untuk Staff PNS dengan Rate Limit 500 Kilobyte.

    Gambar 4.45 Menambahkan User Profile Staf PNS

    6) Membuat User Profile untuk TKS dan Honor dengan Rate Limit 150

    Kilobyte.

    Gambar 4.46 Menambahkan User Profile TKS dan Honor

    63

    5) Membuat User Profile untuk Staff PNS dengan Rate Limit 500 Kilobyte.

    Gambar 4.45 Menambahkan User Profile Staf PNS

    6) Membuat User Profile untuk TKS dan Honor dengan Rate Limit 150

    Kilobyte.

    Gambar 4.46 Menambahkan User Profile TKS dan Honor

    63

    5) Membuat User Profile untuk Staff PNS dengan Rate Limit 500 Kilobyte.

    Gambar 4.45 Menambahkan User Profile Staf PNS

    6) Membuat User Profile untuk TKS dan Honor dengan Rate Limit 150

    Kilobyte.

    Gambar 4.46 Menambahkan User Profile TKS dan Honor

  • 64

    7) Membuat User Profile untuk Tamu dengan Rate Limit 200 Kilobyte.

    Gambar 4.47 Menambahkan User Profile Tamu

    8) Membuat User Profile untuk Umum dengan Rate Limit 100 Kilobyte.

    Gambar 4.48 Menambahkan User Profile Umum

  • 65

    9) Hasil dari konfigurasi User Profiles.

    Gambar 4.49 Daftar User Profiles

    4.4.5 Penambahan User

    1) Klik tab Users.

    Gambar 4.50 Tab Users

    2) Menambahkan User dengan cara klik Add.

    Gambar 4.51 Menambahkan Users

  • 66

    3) Bagian Server pilih all sehingga user bisa login melalui seluruh Hotspot

    kemudian buat nama user dan password user dan yang terakhir memilih

    Profile yaitu User Profiles yang telah dibuat.

    Gambar 4.52 Konfigurasi User

    4) Lakukan hal yang sama untuk membuat user yang lainnya, sehingga hasil

    yang didapatkan adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.53 Hasil Penambahan User

  • 67

    4.4.6 Blokir Situs

    Pemblokiran situs di sini menggunakan firewall yakni fitur yang dimiliki

    oleh Mikrotik, sehingga ada beberapa situs yang diblokir di sini untuk langkah

    konfigurasinya adalah sebagai berikut:

    1) Klik IP lalu Klik Firewall.

    Gambar 4.54 Konfigurasi Firewall

    2) Menambahkan rule dengan cara klik tab Filter Rules lalu klik Add.

    Gambar 4.55 Menambahkan Rule

  • 68

    3) Pada Bagian Chain pilih forward.

    Gambar 4.56 Memilih Chain

    4) Klik tab Advanced lalu pada bagian Content masukan alamat situs yang

    diblokir.

    Gambar 4.57 Pemblokiran Alamat Situs

    5) Klik tab Action lalu pada bagian Action pilih drop dimana fungsinya untuk

    memblokir akses client pada alamat situs yang diblokir.

    Gambar 4.58 Memilih Action Drop

  • 69

    6) Klik Comment untuk menambahkan komentar pada rule yang telah dibuat.

    Gambar 4.59 Menambahkan Komentar Pada Rule

    7) Tulis komentar yang akan ditambahkan pada rule kemudian klik OK.

    Gambar 4.60 Komentar Pada Rule

    8) Lakukan hal yang sama untuk membuat daftar rule pemblokiran situs yang

    lainnya sehingga hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.61 Daftar Rule

  • 70

    4.4.7 Konfigurasi Jadwal Waktu Pemblokiran Situs

    Penjadwalan pemblokir situs telah ditentukan mulai dari jam kerja pagi

    pukul 08.00–12.00 dan jam kerja siang pukul 13.00–16.00. Situs yang diblokir

    dapat diakses pada jam istirahat pukul 12.00–13.00 dan jam pulang pukul 16.00–

    08.00, dengan cara menggunakan System Scheduler pada Mikrotik sehingga dapat

    menjalankan sistem secara otomatis (enable atau disabe) pada Rule Firewall yang

    telah dibuat.

    1) Konfigurasi jam pada Mikrotik supaya pemblokiran situs sesuai dengan

    jadwal yang telah ditentukan, untuk itu perlu melakukan konfigurasi NTP

    Client pada Mikrotik dengan cara klik System kemudian pilih SNTP Client

    setelah itu masukan Primary NTP Server dan Secondary NTP Server yakni

    merupakan alamat IP Address NTP Server pada Internet lalu klik OK.

    Gambar 4.62 Konfigurasi NTP Client

  • 71

    2) Melakukan konfigurasi Clock dengan cara klik System lalu pilih Clock

    kemudian sesuaikan Time, Date, Time Zone Name lalu klik OK.

    Gambar 4.63 Konfigurasi Clock

    3) Membuat Script untuk mengaktifkan Firewall yang memblokir situs selama

    jam kerja dan mematikannya pada jam istirahat. Disini terdapat dua Script

    yaitu Script untuk mengaktifkan (Enable) Firewall dan Script untuk

    mematikan (Disable) Firewall, untuk melakukan konfigurasinya dengan cara

    klik System lalu pilih Scripts.

    Gambar 4.64 System Scripts

  • 72

    4) Klik Add.

    Gambar 4.65 Menambahkan Script

    5) Buat nama script dan masukan Source Scriptnya.

    Gambar 4.66 Script Disable Firewall

  • 73

    Gambar 4.67 Script Enable Firewall

    6) Hasil yang diperoleh dari konfigurasi Scripts adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.68 Daftar Scripts

  • 74

    7) Script yang telah dibuat dapat berjalan secara otomatis sesuai dengan jadwal

    yang telah ditentukan maka harus melakukan Konfigurasi Scheduler pada

    Mikrotik dengan cara klik System lalu pilih Scheduler.

    Gambar 4.69 System Scheduler

    8) Klik Add untuk menambahkan Schedule.

    Gambar 4.70 Menambahkan Schedule

  • 75

    9) Buat nama Schedule kemudian menentukan Start Date yaitu tanggal untuk

    pertama kali menjalankan script, Start Time yaitu jam yang telah ditentukan

    untuk menjalankan script dan On Event adalah nama script yang akan

    dijalankan.

    Gambar 4.71 Schedule Jam Kerja Pagi

    Gambar 4.72 Schedule Jam Istirahat

  • 76

    Gambar 4.73 Schedule Jam Kerja Siang

    Gambar 4.74 Schedule Jam Pulang Kerja

  • 77

    10) Daftar Schedule sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

    Gambar 4.75 Daftar Schedule

    4.4.8 Memberikan Koneksi Internet pada Client

    1) Konfigurasi NAT (Network Address Translator) agar setiap komputer pada

    jaringan LAN dapat mengakses Internet.

    Gambar 4.76 Konfigurasi NAT

    4.4.9 Keamanan Jaringan

    Selesai dengan konfigurasi fitur yang dibutuhkan pada router, terkadang

    sisi kemanan jaringan terabaikan. Serangan terhadap jaringan bisa saja berasal

    dari jaringan Internet dan dari jaringan lokal. Untuk menjaga keamanan jaringan

    maka akan ditambahkan beberapa konfigurasi seperti berikut ini:

    1) Mematikan Service yang tidak digunakan dengan cara klik IP lalu pilih

    Services kemudian Disable Service yang tidak digunakan.

    Gambar 4.77 Disable Service

  • 78

    2) Seseorang yang berkecimpung di dunia jaringan bisa menebak dengan mudah

    Port Default yang biasa digunakan oleh Service-Service tertentu, maka perlu

    mengubah Port Default yang digunakan.

    Gambar 4.78 Mengubah Port Service