BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan...

23
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air tanah merupakan salah satu bentuk sumber air yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Air tanah lebih disukai dari pada air permukaan karena secara kualitas umumnya lebih baik daripada air permukaan. Namun kondisi air tanah di DKI Jakarta saat ini mengalami penurunan kuantitas. Untuk mengatasi masalah krisis air tanah tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan sumur resapan. Sumur resapan adalah merupakan teknologi sederhana untuk menampung dan meresapkan air hujan ke dalam tanah yang selanjutnya akan menambah air tanah. Untuk mengetahui seberapa besar peran kebijakan sumur resapan untuk mengatasi krisis air tanah di DKI Jakarta, maka harus diketahui penyebab masalah krisis air tanah di DKI Jakarta. Bedasarkan informasi yang didapat penulis, krisis air tanah di DKI Jakarta disebabkan karena masalah manajemen pengelolaannya, maka pada bab ini akan menganalisis dan membahas : 1. Kebijakan Sumur Resapan 2. Masalah air tanah di DKI Jakarta 3. Pengelolaan Sumberdaya Air di DKI Jakarta 4. Pengelolaan kota Jakarta 5. Pandangan stakeholder yang terkait masalah krisis air tanah di DKI Jakarta

Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan...

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Air tanah merupakan salah satu bentuk sumber air yang dapat dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Air tanah lebih disukai dari pada

air permukaan karena secara kualitas umumnya lebih baik daripada air

permukaan. Namun kondisi air tanah di DKI Jakarta saat ini mengalami

penurunan kuantitas.

Untuk mengatasi masalah krisis air tanah tersebut pemerintah mengeluarkan

kebijakan sumur resapan. Sumur resapan adalah merupakan teknologi sederhana

untuk menampung dan meresapkan air hujan ke dalam tanah yang selanjutnya

akan menambah air tanah.

Untuk mengetahui seberapa besar peran kebijakan sumur resapan untuk mengatasi

krisis air tanah di DKI Jakarta, maka harus diketahui penyebab masalah krisis air

tanah di DKI Jakarta. Bedasarkan informasi yang didapat penulis, krisis air tanah

di DKI Jakarta disebabkan karena masalah manajemen pengelolaannya, maka

pada bab ini akan menganalisis dan membahas :

1. Kebijakan Sumur Resapan

2. Masalah air tanah di DKI Jakarta

3. Pengelolaan Sumberdaya Air di DKI Jakarta

4. Pengelolaan kota Jakarta

5. Pandangan stakeholder yang terkait masalah krisis air tanah di DKI

Jakarta

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

4.1. Sumur Resapan

Sumur resapan adalah merupakan teknologi sederhana untuk menampung air

hujan, menyimpan dan menambah cadangan air tanah. Kebijakan sumur resapan

dibuat pemerintah adalah untuk mengoptimalkan pembuatan sumur resapan di

ka;angan masyarakat. Menurut data Pemprov DKI Jakarta menyebutkan bahwa

jumlah sumur resapan yang sudah dibangun baru mencapai 37.840 titik atau

sekitar 16,71 persen dari total kebutuhan 226.466 titik.

Total jumlah sumur resapan yang dibutuhkan minimal sebanyak jumlah

bangunan, karena fungsi dari sumur resapan adalah untuk menggantikan dari

kemampuan peresapan air hujan oleh tanah karena tertutup oleh bangunan.

Namun melihat total jumlah sumur resapan yang dibutuhkan kurang lebih hanya

20 persen dari jumlah bangunan karena adanya kendala karena kondisi daerah

total luas DKI Jakarta yang merupakan sebagai daerah yang potensial sebagai

daerah resapan adalah hanya 60 persen dari luas total wilayah DKI Jakarta

(gambar 4.1). Sementara sisanya atau 40 persen dari total luas wilayah DKI

Jakarta di bagian utara adalah sebagai daerah pelepasan air tanah.

Jumlah total kebutuhan sumur resapan tersebut juga telah memperhitungkan dari

sebagaimana yang ditargetkan telah memperhitungkan dari jumlah air tanah

yang diambil sesuai dengan yang batasan yang diberikan oleh dinas pertambangan

DKI Jakarta dan juga dengan mengasumsikan imbuhan air tanah dari Bopunjur

tetap.

Batas aman pengambilan air tanah adalah jumlah air tanah yang dapat diambil

dengan memperhitungkan kemampuan pengisian kembali air tanah. Secara

hidrologi air tanah di DKI Jakarta adalah merupakan pasokan air dari Bopunjur.

Maka batas aman pengambilan air tanah di DKI Jakarta sangat dipengaruhi oleh

kondisi kawasan Bopunjur. Apabila kondisi Bopunjur sebagai daerah konservasi

air tanah terjaga kelestariannya, maka batas aman pengambilan air tanah akan

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

semakin meningkat demikian sebaliknya apabila daerah bopunjur mengalami

degradasi lingkungan maka batas aman pengambilan air tanah akan mengalami

penurunan.

Gambar 4. 4 Peta Resapan Air Potensial

Melihat paparan diatas mengenai sumur resapan, jelas bahwa sumur resapan

adalah untuk mengatasi defisit air tanah karena jumlah pengambilan air tanah

yang melebih dari kemampuan pengisian kembali air tanah, sehingga diharapkan

kelestarian air tanah selalu terjaga. Namun kemampuan untuk pengisian kembali

air tanah dengan sumur resapan di DKI Jakarta terbatas, karena jumlah sumur

resapan yang dapat dibangun di DKI jakarta terbatas.

4.2. Masalah air tanah di DKI Jakarta

Kota Jakarta (dulu Batavia) pada tahun 1880 komunitas penduduk hanya ratusan

ribu orang. Pada saat itu, kebutuhan air minum cukup disediakan 10 buah sumur

artesis. Semua sumur itu mengalirkan sendiri air tanah (free flowing) tanpa

DKI Jakarta

Sumber : Ditjen Tata ruang Dep PU

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

dipompa sekalipun. Ini terjadi karena muka air tanah berada di atas permukaan

tanah sekitar 8-10 meter dari daerah Tanjung Priok.

Namun seiring dengan semakin pesatnya pembangunan di DKI yang berdampak

pada peningkatan kebutuhan air bersih dan mengingat ketersediaan air tanah yang

terbatas, maka untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di DKI Jakarta

menggunakan sumber air permukaan olahan atau air PAM.

Grafik 4.1. Eksploitasi Air Tanah di DKI Jakarta

Sumber Dinas Pertambangan DKI Jakarta 2006

Menurut data dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) DKI Jakarta

kebutuhan air bersih di DKI Jakarta terus meningkat, saat ini mencapai sekitar

547,5 juta meter kubik. sementara pelayanan air oleh PAM Jaya sebesar 270 juta

meter kubik atau hanya dapat melayani sekitar 54 % dari total kebutuhan air

bersih di DKI Jakarta. Hal ini mengakibatkan gedung-gedung bertigkat yang

membutuhkan air dalam jumlah banyak mengambil air tanah secara ilegal untuk

memenuhi kebutuhan air bersihnya terus semakin meningkat. Bedasarkan hasil

penertiban yang dilakukan Dinas Pertambangan pada tahun 2002, ditemukan

sekitar 450 sumur bor ilegal dan pada tahun 2007 ditemukan 1.700 sumur bor

ilegal. Bedasarkan data dari Dinas pertambangan DKI Jakarta bahwa penyedotan

0

50

100

150

200

250

300

Eksploitasi air tanah (juta meter kubik)

7 15.7 24.1 34.5 251.8

1965 1975 1985 1995 2005

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

air tanah di DKI Jakarta tahun 2005 mencapai 251,8 juta meter kubik. Angka

tersebut belum termasuk air bawah tanah yang disedot untuk proyek dan

pembangunan.

Sementara disisi lain ketersediaan air tanah DKI Jakarta semakin menurun seiring

dengan semakin menurunnya daerah tangkapan air hujan (catchment area) di

daerah hulu yaitu Bogor-Puncak-Cianjur (Bopunjur). Daerah Bopunjur yang

dahulu merupakan bukit-bukit hingga pegunungan dan mempunyai curah hujan

pertahun tinggi berkisar 3500 – 4000 mm/tahun (DKI Jakarta 2000 mm/tahun)

merupakan daerah potensial sebagai cadangan dan suplai air tanah bagi DKI

Jakarta.

Batas aman penyedotan air bawah tanah di Jakarta adalah sekitar 186,2 juta meter

kubik atau sebesar 20 -30% dari potensi air tanah di DKI Jakarta yaitu sebesar 548

juta meter kubik.. Artinya, analisa keseluruhan pada tahun 2005 menunjukkan

adanya "defisit" air bawah tanah sebesar 66,6 juta meter kubik (belum termasuk

eksploitasi air bawah tanah untuk proyek pembangunan dan industri, yang

berjumlah besar). Pengambilan air tanah tersebut berdampak pada kekosongan air

di dalam tanah. Akibatnya, air laut merembes masuk dan mengisi kekosongan air

tanah tersebut hingga jauh ke dalam. Dan memang, rembesan air asin dari Teluk

Jakarta kini telah menjangkau Monas. Menurut Hasil penelitian Direktorat

Geologi dan Tata Lingkungan menyebutkan, intrusi air laut kini hampir merata di

seluruh wilayah Jakarta. Wilayah dalam radius 10-15 kilometer di Ibu Kota pada

umumnya telah dilanda intrusi air laut. Misalnya, air laut telah merasuk ke daerah

Kebun Jeruk (Jakarta Barat) dan wilayah Segi Tiga Emas Setiabudi, Kebayoran

Baru, Cengkareng, dan Senen (Jakarta Pusat). Padahal, 20 tahun lalu luas daratan

yang terkena intrusi air laut baru sekitar dua kilometer dari garis pantai.

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

4.3. Permasalahan Pengelolaan sumber air Jakarta

4.3.1. Permasalahan Pelayanan Air Bersih

PAM Jaya mendapat pasokan air baku sebesar 80 persen bersumber dari saluran

Tarum Barat Perum Jasa Tirta II, 15 persen dari PDAM Tangerang (air olahan

kali Cisadane ) dan 5 persen dari Kali Krukut, Pesanggrahan, dan mata air

Ciburial. PAM Jaya saat ini hanya baru mencukupi sekitar 54 persen dari total

keseluruhan kebutuhan sekitar 547,5 juta meter kubik per tahun.

Maka untuk meningkatkan pelayanannya PAM Jaya mempunyai master plan

sampai tahun 2019. Saat ini sudah dibangun dua buah instalasi besar di Bekasi

dengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di Cipayung 5000 liter per

detik. Namun masalahnya sumber air baku tambahan tersebut yang belum ada.

Sehingga sampai saat ini PAM Jaya masih kesulitan untuk meningkatkan

pelayanannya.

Selain itu PAM Jaya juga mengalami masalah dengan pasokan air baku untuk

pasokan air eksisitingnya.. Penyebab masalah pelayanan PAM ini disebabkan

karena adanya penurunan suplai air baku dari waduk jatiluhur. Bahkan pada saat

musim kemarau panjang pasokan air baku dari waduk Jatiluhur mengalami

penurunan pasokan mencapai 50 persen dari pasokan normalnya. Penurunan

pasokan ini diakui oleh Juru bicara Palyja Meyritha Maryanie yang mengatakan

bahwa suplai air baku benar-benar hancur. Penurunan suplai air baku turun begitu

besar. Biasanya sekitar 6.200 liter per detik sekarang hanya sekitar 2.900 liter per

detik atau hanya 47 persen.

Pasokan air dari waduk Jatiluhur memiliki peran yang sangat penting bagi PAM

Jaya karena 80 persen dari total air baku PAM adalah dari suplai air waduk

Jatiluhur. Menanggapi permasalahan penurunan pasokan air baku kepada PAM

Jaya, Kepala pemanfaatan untuk efisiensi dan konservasi sumber daya air Perum

Jasa Tirta II, Ir. Sutisna Prikasaleh, mengatakan bahwa penyebab utama

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

penurunan pasokan air baku ke PAM Jaya karena terjadi penurunan cadangan air

di waduk Jatiluhur pada saat kemarau panjang diakibatkan karena terjadi

degradasi lingkungan (catchment area) di daerah hulu penurunan pasokan air dari

hulu ke waduk Jatiluhur.

4.3.2. Permasalahan Air tanah di DKI Jakarta (imbuhan air tanah)

Dari uraian diatas diketahui bahwa pelayanan PAM Jaya yang belum memadai

mengakibatkan eksploitasi air tanah menjadi tidak terkendali. Kondisi air tanah

semakin krisis karena disisi lain terjadi penurunana ketersediaan air tanah karena

adanya penurunan kemampuan pengisisan kembali air tanah seiring dengan

semakin berkurangnya kemampuan peresapan.

Dari data BPLHD DKI Jakarta tahun 2005 bahwa cadangan air tanah di DKI

Jakarta sebesar 547 juta meterkubik dan batas aman pengambilan air tanah di DKI

adalah sekitar 20 – 30 % dari potensi air yang tersedia atau sebesar 186,2 juta

meterkubik. Besaran nilai atau batas aman pengambilan air tanah tersebut adalah

merupakan batasan kemampuan pengisisian kembali air tanah, sehingga

ketersediaan air tanah dapat terjaga kelestariannya.

Air mempunyai siklus hidrologis, maka pengelolaan air tidak dapat dipisahkan

oleh batas wilayah, politik dan lain-lainnya. Dari pandangan ekologis fungsi

kawasan Bogor, Puncak dan Cianjur (Bopunjur) tidak dapat dipisahkan dari kota

Jakarta sebagai aglomerasi penduduk yang besar. Seperti diketahui bahwa makin

ke arah selatan semakin tinggi dengan topografi yang berbukit-bukit rendah

sampai sedang. Peranan kawasan Bogor, Puncak dan Cianjur merupakan kawasan

resapan air yang mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kondisi air tanah

dan air permukaan kota Jakarta. Bedasarkan kondisis tersebut, maka Pemerintah

pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 1997 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur

dikategorikan sebagai kawasan tertentu yang memerlukan penanganan khusus dan

merupakan kawasan yang mempunyai nilai strategis sebagai kawasan yang

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

memberikan perlindungan kawasan bawahannya bagi wilayah Daerah Propinsi

Jawa Barat dan wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Namun kenyataannya fungsi utama Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur sebagai

konservasi air dan tanah kurang berfungsi sebagaimana mestinya akibat

perkembangan pembangunan yang pesat dan kurang terkendali, sehingga

mengakibatkan banjir dan penurunan pasokan baik air tanah maupun air

permukaan dari Bopunjur pada saat musim kemarau. Demikian pula menurut

dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB Dr Ir Arwin Sabar MS, pakar

teknologi lingkungan dan pengelolaan sumber daya Institut Teknologi Bandung,

bahwa persediaan air tanah Jakarta sangat terbatas, dan cadangannya saat ini

sudah jauh berkurang antara lain disebabkan karena terjadi penurunan suplai air

dari daerah hulu.

4.4. Pengelolaan kota Jakarta

Aspek kelemahan mendasar terjadinya krisis air tanah adalah karena dalam

pengelolaan kota ini tidak adanya koordinasi antar Dinas-dinas yang terkait. Air

tanah adalah sumberdaya alam yang dikelola oleh Dinas Pertambangan DKI

Jakarta. Maka dengan kondisi air tanah semakin kritis, seharusnya pihak Dinas

Pertambangan memberikan masukkan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk

menghentikan sementara segala bentuk yang mengakibatkan pengambilan air

tanah.

Kondisi air tanah di Ibukota saat ini semakin memprihatinkan. Hal itu

dikarenakan tingginya eksploitasi terhadap air tanah sehingga membuat

permukaan air tanah terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Kondisi ini

semakin diperparah dengan masih banyaknya pencurian air tanah.

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

Bedasarkan Perda No 11 tahun 1998, setiap daerah yang memiliki jaringan PAM

tidak boleh menggunakan air bawah tanah secara besar-besaran. penggunaan air

tanah hanya diizinkan sebagai cadangan serta satu titik sumur bor hanya boleh

menggunakan 100 meter kubik per hari. Namun kenyataannya pengambilan air

tanah secara ilegal oleh para pengelola gedung bertingkat terus meningkat, sesuai

hasil penertiban yang dilakukan Dinas Pertambangan pada tahun 2002, ditemukan

sekitar 450 sumur bor ilegal dan pada tahun 2007 ditemukan 1.700 sumur bor

ilegal.

Eksploitasi air tanah besar-besaran oleh gedung bertingkat diakui oleh Ketua

Umum DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta

Andreas Kartawinata mengatakan bahwa untuk mengatasi kekurangan air bersih

dari PAM Jaya, semua gedung pusat perbelanjaan dan mal mengoperasikan sumur

dalam untuk mengambil air tanah. Kalau Pemprov DKI akan membatasi

penggunaan air tanah secara ketat, kami tidak keberatan, asalkan diberi alternatif

pasokan air bersih dari PAM Jaya dalam jumlah yang mencukupi, setiap gedung

pusat perbelanjaan modern dan mal di Jakarta memiliki sumur dalam berjumlah

dua hingga lima unit.

Namun kenyataannya Kepala Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta Nurfakih

Wirawan mengatakan bahwa membuat dan membangun sejumlah pusat

perbelanjaan seperti mal, plasa, apartemen, supermarket di Jakarta cukup penting

sehubungan Jakarta sebagai service city. Selanjutnya Nurfakih Wirawan

mengatakan (Seputar Indonesia April 2007) bahwa kita harus membangun banyak

mal. Sekarang ini, warga Jakarta rekreasinya bukan keluar kota lagi tetapi ke mal.

Dengan visi Jakarta sebagai kota jasa, membangun pusat-pusat perbelanjaan

merupakan satu hal yang tidak bisa diabaikan karena kalau tidak demikian,

Jakarta akan tertinggal dibandingkan kota-kota besar lainnya di dunia.

Pesatnya pembangunan fisik kota Jakarta tidak lepas dari Kebijakan

pembangunan Pemerintah DKI yang diarahkan kepada investasi, yang diharapkan

dapat memberikan manfaat ganda terhadap peningkatan investasi, penciptaan

kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.. Hal itu semakin nyata

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

dari besarnya penguasaan ruang di kota ini oleh para pemodal. Dari data Dinas

tata Kota DKI jakarta selama kurun waktu 2000-2005, Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta telah memberikan izin lebih dari 3 juta meter persegi luas ruang yang ada

di Jakarta untuk tempat belanja. Luas itu dua kali lipat dari luas seluruh pusat

belanja yang dibangun di kota ini pada 1962-1997. Indikatornya, pasar tradisional

mengalami pertumbuhan negatif (-8,4 persen), tapi sebaliknya, pertumbuhan

hipermarket melonjak 31,4 persen (AC Nielsen, 2005).

Menurut Guru besar UI, Gunawan Tjahjono, yang juga anggota Tim Penilai

Arsitektur Kota DKI Jakarta mengatakan bahwa kenyataan di lapangan yang

bertentangan dengan perencanaan kota karena ketiadaan sanksi hukum untuk

pelanggaran, atau terjadinya perubahan fisik kota yang tak sesuai rencana

dilakukan secara sadar karena diizinkan oleh pengelola kota.

Beberapa pengamat perkotaan mencermati bahwa peranan kota besar, khususnya

ibukota, mendominasi kegiatan dan berfungsi sebagai kota prima dalam wilayah

negara adalah merupakan ciri khas dari negara bekas jajahan. Selain itu

Pemerintah Daerah menganggap bahwa pembangunan suatu proyek mampu

mendatangkan keuntungan finansial terhadap pemerintah kota (Oram, 1976;

Drakakis-Smith, 1980). Namun yang terjadi adalah dengan semakin pesatnya

perkembangan kota tanpa perencanaan yang matang, maka banyak konsekuensi

finansial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah seperti dampak sosial,

ekonomi, politik dan masalah kerusakan lingkungan. Pada akhirnya Jakarta harus

terus membangun untuk mendapatkan dana untuk pengelolaan kota Jakarta

membutuhkan dana yang begitu besar seperti dana untuk penanggulangan banjir,

penyediaan air bersih, permasalahan lalu lintas, masalah sosial dan lain-lainnya.

Tabel 4.10. Ruang terbuka Hijau DKI Jakarta

RTH 1965-1985 Alas hukum: Rencana Induk Djakarta 1965-1985 Gubernur: Soemarno/Ali Sadikin Luas: 37,2% (241,8 km2) Kategori: sangat ideal Tonggak: � 1971. Gubernur Ali Sadikin melepaskan 13 hektare RTH Senayan untuk pembangunan hotel dalam rangka Konferensi Pariwisata Asia Pasifik. .

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

Sumber majalah Tempo

Melihat paparan di atas jelas bahwa DKI Jakarta membutuhkan dana yang besar

untuk pengelolaan kota. Kebutuhan dana yang besar tersebut untuk mengatasi

dampak dari banyaknya persoalan-persoalan yang timbul akibat masalah yang

bersifat regional, seperti masalah banjir DKI Jakarta yang timbul akibat degradasi

lingkungan di daerah Bopunjur. DKI Jakarta tidak mempunyai kebijakan-

kebijakan yang bersifat terbuka. sebagai contoh melakukan upaya koordinasi

dengan Jawa Barat mengenai masalah banjir.

4.5. Peran dan sikap stakeholders yang terlibat dalam permasalahan

krisis air tanah di DKI Jakarta

� 1984. Luas ruang terbuka hijau 28,8%. RTH 1985-2005 Alas hukum: Rencana Umum Tata Ruang Jakarta 1985-2005 Gubernur: Soeprapto Luas: 26,1-31,5 % (169,65 km2) pada 2005 Kategori: cukup ideal Tonggak: � 1990. Dua pertiga kawasan lindung Pantai Kapuk direklamasi menjadi perumahan Pantai Indah Kapuk � 1994. Hutan kota Tomang di Jakarta Barat dikonversi menjadi Mal Taman Anggrek � 1995. Luas ruang terbuka hijau 24,9% � 1996. Konversi besar-besaran RTH Senayan dimulai, ditandai dengan pembangunan Hotel Atlet Century dan Plaza Senayan � 1997. Hotel Mulia dibangun di atas RTH Senayan � 1998. Luas ruang terbuka hijau 9,6%. � 1999. Gubernur Sutiyoso menerbitkan RTRW Jakarta 2010. RTH 2000-2010 Alas hukum: Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Jakarta 2000-2010 Gubernur: Sutiyoso Luas: 13,94%(90,6 km2) Kategori: Tidak ideal Tonggak: � 2000. Luas ruang terbuka hijau 9,4% (kritis) � 2003. Luas ruang terbuka hijau 9,12% � 2005 Pemerintah Daerah membangun apartemen di atas ruang terbuka Pulomas � 2005. Kantor Wali Kota Jakarta Selatan dibangun di bekas pemakaman Blok P. � 2007. Luas RTH ditaksir tinggal 6,2 %

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

Masalah krisis air tanah di DKI Jakarta ada beberapa stakeholder yang terlibat

baik secara langsung maupun tidak langsung dan stakeholders tersebut saling

berinteraksi. Interaksi tersebut ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan.

Kelompok yang terlibat antara lain :

Pemerintah Pusat

Pemerintah DKI Jakarta

Pemerintah Provinsi Jawa barat

Perum Jasa Tirta II

PAM Jaya

Air Tanah DKI Jakarta

Pemerintah Pusat

Dinas Tata kota

PAM Jaya

PJT II

Pemerintah Jawa Barat

Dinas Pertambangan

Pemerintah DKI Jakarta

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

Gambar 4.4. Stakeholders yang terkait masalah krisis air tanah di DKI Jakarta

4.5.1. Pemerintah pusat

Sesuai dengan UU No 7 tentang Sumberdaya Air, bahwa wewenang dan tanggung

jawab pemerintah pusat adalah menetapkan dan mengelola sumber daya air dan

kawasan lindung air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas

negara, dan wilayah sungai strategis nasional.

Melihat dari permasalahan di atas adalah tidak adanya pengelolaan sumber daya

air, maka dibutuhkan peran pemerintah pusat untuk menjembatani kepentingan-

kepentingan masing-masing stakeholders.

Namun saat ini dengan dimulainya era otonomi daerah, kewenangan pemerintah

pusat untuk mengatur daerah semakin berkurang, karena sesuai dengan Undang-

undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 25 Tahun 2000

tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah

Otonom, dalam bidang lingkungan hidup. Konsekuensi pelaksanaan UU No. 32

Tahun 2004 dengan PP No. 25 Tahun 2000, maka pengembangan wilayah di

Indonesia sangat tergantung pada kebijaksanaan pemerintah daerah dan tidak

bergantung lagi pada pemerintah pusat.

4.5.2. Pemerintah Jawa Barat

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa Jawa Barat memiliki peran yang

sangat penting dalam menyuplai sumberdaya air bagi DKI Jakarta. Mengingat

pentingnya hal tersebut, maka pemerintah pusat mengeluarkan peraturan

mengenai penetapan Bopunjur sebagai wilayah konservasi air.

Permasalahan utama yang menjadi kendala bagi Bopunjur untuk melaksanakan

peraturan tersebut karena adanya konsekuensi yang merugikan dari segi ekonomi

bagi Bopunjur . Hal ini seperti tanggapan mengenai masalah peratutan tersebut,

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Harian Kompas 20 Februari 2009)

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

mengatakan bahwa yang menjadi masalah adalah kepentingan ekonomi masing-

masing daerah. Daerah hulu (Bopunjur) diminta untuk menjaga hutannya agar

Jakarta tidak kekeringan dan kebanjiran, tetapi kompensasinya apa?

Permintaan kompensasi yang diutarakan oleh pemprov Jawa Barat adalah

merupakan suatu kewajaran karena Kabupaten-kabupaten Bopunjur selama ini

mengandalkan pemasukkan utama bagi kas daerahnya adalah dari pemberian izin

pembangunan. Hal ini didapat dari pernyataan Kepala Kecamatan Pacet

Kabupaten Cianjur, Ade Sutisna (Kompas, 11 Februari 2002), mengatakan bahwa

pemberian izin pembangunan di daerahnya menyumbangkan 60 persen dari

seluruh pendapatan asli daerah untuk kas daerah Kabupaten Cianjur. Hal ini

cukup menjelaskan bahwa sumber pemasukan utama bagi Bopunjur adalah dari

pembangunan fisik. Apabila Bopunjur harus melakukan penyetopan

pembangunan di Daerahnya, maka akan menyebabkan pemasukkan dana bagi kas

daerahnya akan menurun.

Dengan berlakunya otonomi daerah daerah-daerah Bopunjur tersebut harus

mencari pemasukkan bagi kas daerahnya. Selain Bopunjur juga harus

menanggung dampak lingkungan yang berat, seperti dampak sosial, kerusakan

lingkungan dan lain sebagainya. Banyak kegiatan yang tumbuh di sekitar DKI

Jakarta, seperti halnya industri ternyata belum memberikan nilai tambah yang

tinggi, bahkan beberapa potensi pendapatan yang seharusnya didapatkan dari

kegiatan tersebut tidak sepenuhnya diterima oleh wilayah sekitarnya. Sedangkan

perkembangan Jakarta tersebut memberikan dampak pada pertambahan jumlah

penduduk akibat urbanisasi pada daerah hinterland tersebut

Sementara itu pembagian hasil atau sharing dari pemerintah DKI Jakarta kepada

Jawa Barat untuk mengatasi persoalan lingkungan di kawasan hulu tidak cukup

signifikan. Demikian juga pendanaan dari pemerintah pusat di kawasan ini masih

relatif kecil, di lain pihak APBD Provinsi Jawa Barat dan kabupaten/kota yang

bersangkutan sangatlah tidak mencukupi untuk mengatasi permasalahan yang

sangat besar di wilayah Bopunjur.

Page 15: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

Kendala pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menangani kawasan hulu yang

merupakan pasokan air baku untuk waduk Jatiluhur karena Kapasitas fiskal

pemerintah Provinsi Jawa Barat jauh lebih kecil dibanding kapasitas fiskal DKI

Jakarta, sehingga kemampuan pemerintah Provinsi Jabar untuk memfasilitasi

kabupaten dan kota di sekitar Jakarta tidak sebesar kemampuan pemerintah

Provinsi DKI Jakarta dalam memfasilitasi kabupaten/kota di bawahnya.

Sistem pemerintahan.Jawa Barat Berbeda dengan sistem pemerintahan di DKI

jakarta dimana pada pemerintah provinsi DKI Jakarta memiliki kekuasaan karena

kotamadya di bawahnya hanya bersifat administratif, sementara di Provinsi Jabar

pemerintah provinsi dan kabupaten/kotamaya sama-sama merupakan daerah

otonom, sehingga pemerintah provinsi tidak memiliki kapasitas pengendalian

seefektif pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap Kabupaten/Kotamadya di

bawahnya.

Melihat uraian di atas jelas bahwa pada dasarnya Jawa Barat tidak keberatan

dengan peraturan tersebut namun yang menjadi kendala mendasar adalah tidak

adanya kompensasi dari pelaksanaan peraturan tersebut, karena Bopunjur sebagai

daerah otonom dituntut untuk mencari dana untuk pengelolaan daerahnya,

sementara Bopunjur mendapatkan sebagian besar dana dari pemberiaan izin

pembanguna fisik di daerahnya.

4.5.3. Pemerintah DKI Jakarta

Dari paparan di atas jelas bahwa DKI Jakarta merupakan daerah yang berada di

hilir dalam suatu DAS. Maka keberadaan sumberdaya air di DKI Jakarta sangat

dipengaruhi oleh daerah hulu (Bopunjur, Jawa Barat).

Kondisi air tanah di DKI Jakarta saat ini terus menurun ketersediaannya, salah

satu sebabnya adalah karena degradasi lingkungan di daerah Bopunjur. Masalah

inipun telah disikapi oleh pemerintah pusat dengan mengeluarkan peraturan

Page 16: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

mengenai Bopunjur sebagai daerah konservasi air. Namun peraturan ini tidak

terlaksana karena tidak adanya kompensasinya.

Sikap Pemerintah DKI Jakarta seharusnya mendukung terlaksananya pelaksanaan

peraturan ini. Namun pada kenyataannya pemerintah DKI bersikap pasif.

Sebagaimana pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo (Kompas 30 Januari

2009) menyikapi peraturan tersebut mengatakan bahwa harus ada peraturan yang

rinci, siapa harus berbuat apa dan sanksi bagi yang tidak melakukan tanggung

jawabnya.

DKI Jakarta sebagai pihak yang diuntungkan dengan terlaksananya peraturan

mengenai Bopunjur sebagai daerah konservasi air seharusnya mendukung

peraturan dengan bersifat aktif dengan melakukan kerjasama dengan Pemda

Bopunjur. Namun kenyataannya pemprov DKI hanya bersifat pasif . Sikap pasif

DKI ini sebenarnya mempunyai sifat cenderung malas untuk melakukan sesuatu

yang bersifat koordinatif dengan pemerintah daerah lainnya walaupun untuk

kepentingan DKI Jakarta itu sendiri. Sebagai contoh adalah kegagalan

pelaksanaan pengolahan sampah DKI Jakarta di Bojong Gede (Kabupaten Bogor,

Jawa Barat) karena tidak adannya koordinasi dengan pihak pemerintah daerah

setempat sehingga mengalami penolakkan dari masyarakat setempat. Persoalan ini

adalah disebabkan karena kurangnya DKI Jakarta tidak melakukan koordinasi

dengan pemerintah Daerah Jawa Barat. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan dalam menanggapi kasus kegagalan

Bojong Gede tersebut pada harian Kompas 16 Februari 2006 mengatakan bahwa

pemerintah Jawa Barat tidak pernah diajak bicara. Jadi bagaimana kami bisa

memfasilitasinya.

DKI Jakarta sebenarnya membutuhkan kerjasama dengan Pemda Jabar, karena

dengan tidak harmonisnya hubungan DKI Jakarta banyak mendapatkan kerugian,

seperti membutukan biaya yang sangat besar untuk mengatasi banjir, penyediaan

air bersih dll. Maka DKI Jakarta saat ini terus berkembang karena DKI

membutuhkan dana yang sangat besar untuk mengelola kotanya.

Page 17: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

Melihat dari paparan diatas, pada intinya DKI Jakarta setuju diperlukan upaya

kerjasama dengan pemerintah Jawa Barat. Namun untuk melakukan kerjasama

tersebut tidak cukup hanya dalam bentuk peraturan, namun harus ada petunjuk

pelaksanaan yang rinci, siapa harus berbuat apa dan sanksi bagi yang tidak

melakukan tanggung jawabnya. Sebenarnya disini dibutuhkan peran pemerintah

pusat untuk menjembatani masing-masing kepentingan, sehingga akan

didapatkan winwin solution

4.5.4. PAM

Penyediaan air minum Jakarta dikelola, dioperasikan, dan dipelihara oleh PDAM

DKI Jaya atau PAM Jaya sebagai BUMD milik Pemda DKI Jakarta. Sebagai

utilitas publik, PAM Jaya telah beroperasi sejak tahun 1922.

Dari uraian di atas jelas bahwa PAM Jaya memegang peranan penting dalam

pemenuhan kebutuhan air bersih di DKI Jakarta. Namun PAM mempunyai

kendala untuk meningkatkan pelayanannya Masalah pertama; PAM Jaya

mengalami kesulitan untuk mendapatkan air baku. karena kesulitan mencari

sumber air baku yang baru untuk dapat memenuhi kebutuhan air minum

pelanggannya yang terus meningkat. Untuk meningkatkan kapasitas produksi air

minum, PAM Jaya sudah mencoba membeli air curah produksi PDAM Kabupaten

Tangerang. tetapi hal itu tidak berpengaruh terlalu besar untuk memenuhi

peningkatan kebutuhan air bersih seiring dengan pesatnya peningkatan penduduk

DKI Jakarta. Masalah yang kedua adalah pasokan air baku utama untuk PAM

Jaya adalah dari waduk Jatiluhur. Suplai air baku dari Jatiluhur sering mengalami

penurunan drastis bahkan penurunan sampai lebih dari 50 persen. Dampaknya

produksi menurun dan pelanggan PAM Jaya akan mengalami gangguan dalam

penyediaan air bersih.

PAM Jaya tidak bisa berbuat apa-apa soal suplai air baku dari waduk Jatiluhur,

karena PAM Jaya hanya membeli air baku waduk Jatiluhur dari Perum Jasa Tirta

Page 18: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

II yang merupakan badan pengelola yang ditunjuk oleh Pemerintah pusat untuk

mengelola waduk Jatiluhur.

Produksi air PAM

Produksi air PAM 181,127 207,628 228,350 237,110 255,161 274,102 270,884

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber : PAM Jaya, 2006

4.5.5. Perum Jasa Tirta (PJT) II

Perum Jasa Tirta (PJT) II adalah pengelola waduk Jatiluhur di bawah naungan

Departemen Pekerjaan Umum. Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur,

Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Bendungan Jatiluhur adalah

bendungan terbesar di Indonesia. Bendungan itu dinamakan Waduk Ir. H. Juanda

(Waduk Jatiluhur), luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun

1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9

milyar m3 pertahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. Di

dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW

dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, dikelola oleh

PT. PLN (Persero). Selain itu Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air

irigasi untuk 242.000 ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi

daya perikanan dan pengendali banjir.

Page 19: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

PJT II mempunyai peran yang sangat penting dalam masalah pemenuhan

kebutuhan air bersih DKI Jakarta, hal ini mengingat bahwa kurang lebih 80 %

pasokan air baku untuk PAM Jaya dari waduk Jatiluhur. Maka hal ini

mengindikasikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebagian penduduk

DKI Jakarta sangat menggantungkan terhadap pasokan air baku dari Waduk

Jatiluhur.

Menanggapi permasalahan berkurangnya pasokan air baku kepada PAM Jaya,

Kepala pemanfaatan untuk efisiensi dan konservasi sumber daya air Perum Jasa

Tirta II, Ir. Sutisna Prikasaleh, mengatakan bahwa penyebab utama terjadi

penurunan pasokan air baku ke PAM Jaya adalah karena cadangan air waduk

mengalami penurunan pada saat kemarau panjang akibat berkurangnya pasokan

air ke waduk Jatiluhur karena terjadi degradasi lingkungan (catchment area) di

daerah hulu. Namun PJT II tidak mempunyai kewenangan untuk itu karena berada

di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

PJT II

Jawa Barat

Page 20: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

Pembagian hasil atau sharing dari hasil pengelolaan waduk Jatiluhur yang berada

di wilayah Jawa Barat tersebut untuk mengatasi persoalan lingkungan di kawasan

hulu tidak cukup signifikan. Direktur Utama PJT II Jatiluhur Djendam Gurusinga

mengaku sama sekali tidak tahu mengenai urusan dana perimbangan dari pajak

permukaan air waduk Jatiluhur kepada Pemerintah Daerah Jawa Barat, karena

persoalan itu adalah merupakan kewenangan pemerintah Pusat.

PJT II adalah badan yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat untuk mengelola waduk

Jatiluhur. Daerah yang dikelola oleh PJT II hanya daerah Waduk Jatiluhur saja

sedangkan daerah hulu yang memasok air bagi waduk Jatiluhur adalah

kewenangan Pemerintah Daerah Jawa Barat.

Dari gambaran diatas jelas bahwa keberadaan waduk Jatiluhur sangat dipengaruhi

oleh kondisi daerah hulu sebagai pemasok air. Namun dalam pengelolaannya

tidak ada kerjasama antara PJT II dengan Pemerintah Jawa Barat. Bahkan

hubungan PJT II dengan Pemerintah Jawa Barat tidak harmonis. Hal ini terlihat

dengan keluhan purwakarta merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa

Barat yang sekaligus merupakan lokasi waduk Jatiluhur. Purwakarta meminta

bagi hasil dari pengelolaan waduk Jatiluhur karena selama ini Pemkab hanya

mendapatkan dana yang kecil dari pengelolaan waduk yang berada di wilayahnya

tersebut yaitu berupa Pajak Bumi Bangunan.

Sementara PJT II tidak dapat memberikan bagi hasil pengelolaan air waduk

Jatiluhur kepada Jawa Barat karena PJT II tidak mempunyai kewenangan dalam

penggunaan dana dari pengelolaan waduk Jatiluhur.Sebagaimana dikatakan oleh

Direktur Utama PJT II Djendam Gurusinga yang mengatakan bahwa PAM Jaya

tidak dapat mempunyai kendali atas hasil dari pengelolaan waduk Jatiluhur karena

disetorkan kepada Pemerintah Pusat melalui Departemen Keuangan. Maka

persoalan uang hasil pengelolaan waduk Jatilhur adalah kewenangan Pemerintah

Pusat.

Melihat uraian di atas jelas bahwa masalah yang dialami oleh pengelolaan waduk

Jatiluhur yang bersifat regional namun hanya dilakukan secara lokal. Sementara

PAM Jaya saat ini masih sangat mengandalkan pasokan air bakunya dari waduk

Page 21: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

jatiluhur. Maka selama masalah pengelolaan waduk jatiluhur belum dapat

dibenahi, maka masalah suplai air baku dari waduk Jatiluhur tidak akan dapat

diandalkan untuk pemenuhan kebutuhan air baku PAM Jaya.

4.6. Pembahasan Kebijakan Sumur Resapan Untuk Mengatasi Krisis Air

Tanah di DKI Jakarta.

Dari uraian di atas diketahui bahwa efektifitas sumur resapan untuk mengatasi

krisis air tanah dipengaruhi oleh tingkat eksploitasi air tanah dan masalah

imbuhan air tanah dari Bopunjur. Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa

:

1. Tingkat eksploitasi air tanah dipengaruhi oleh kebutuhan air bersih dan

tingkat pelayanan PAM Jaya.

a. Kebutuhan air bersih

Dari hasil analisis di atas diketahui bahwa kebutuhan air bersih terus

meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan fisik kota Jakarta.

b. Pelayanan PAM Jaya

Dari hasil analisis di atas diketahui bahwa PAM Jaya mengalami kendala

untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih di DKI Jakarta. Kendala

utama yang dihadapi oleh PAM Jaya adalah masalah air baku. PAM Jaya

saat ini kesulitan untuk mendapatkan air baku tambahan untuk

meningkatkan pelayanannya. Selain kesulitan untuk mendapatkan air baku

tambahan, PAM Jaya sendiri mengalami kesulitan untuk menjaga

kontinuitas suplai airnya kepada pelanggannya terutama pada musim

kemarau karena terjadi penurunan pasokan air baku dari waduk Jatiluhur

yang merupakan pemasok utama air baku kepada PAM Jaya. Maka

melihat kebutuhan air bersih terus meningkat sementara pelayanan PAM

seperti saat ini, maka tingkat eksploitasi air tanah akan terus meningkat.

2. Dari hasil analisis di atas mengenai masalah imbuhan air tanah di DKI

Jakarta diketahui bahwa ketersediaan air tanah di DKI Jakarta dipengaruhi

oleh pasokan dari Bopunjur. Karena dari sisi topografi daerah Bopunjur

Page 22: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat

mempunyai curah hujan yang tinggi dan merupakan daerah yang berbukit-

bukit yang sangat cocok untuk menyimpan cadangan air tanah. Maka

untuk menjamin ketersediaan air tanah di hilir Bopunjur termasuk DKI

Jakarta, Pemerintah pusat mengeluarkan peraturan yang mengatur bahwa

Bopunjur merupakan daerah konservasi air. Namun kenyataannya

peraturan tersebut tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan karena dari

waktu ke waktu kondisi Bopunjur terus mengalami degradasi lingkungan.

Kondisi ini berdampak pada penurunan pasokan air tanah untuk DKI

Jakarta, hal ini berdampak pada penurunan ketersediaan air tanah di DKI

Jakarta..

Melihat dari hasil penelitian tersebut diatas mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi efektifitas kebijakan sumur resapan dalam upaya mengatasi krisis

air tanah di DKI Jakarta jelas bahwa permasalahan krisis air tanah di DKI Jakarta

adalah merupakan hasil dari produk lingkungan yang terbuka. Maka kebijakan

sumur resapan tidak akan dapat menjawab masalah krisis air tanah di DKI Jakarta.

Page 23: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - · PDF filedengan kapasitas 5000 liter per detik dan instalasi di ... gedung bertingkat ... kekurangan air bersih dari PAM Jaya, semua gedung pusat