BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV...

46
IV-1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Analisa dan pembahasan pada sub bab ini dilakukan guna mencapai tujuan penelitian yakni mencari tahu pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap waktu penyelesaian, pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap biaya proyek, dan pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap keuntungan proyek . Proses analisa dan pembahasan ini, semuanya berdasarkan pada teori bab II dan mengikuti langkah-langkah diagram alir yang telah dijelaskan pada bab III, yakni mengenai bagaimana menghitung produksi tenaga kerja, alat dan menentukan produksi minimum. Hasil penentuan produksi minimum dapat digunakan untuk menghitung waktu penyelesaian dan menyusun diagram jaringan kerja serta penentuan jalur kritis. Selanjutnya melakukan penambahan jam kerja efektif, dan mulai menghitung kembali produksi dan waktu penyelesaian. sehingga dari hasil perhitungan produksi dan waktu penyelesaian dapat menyusun kembali diagram jaringan kerja dan penentuan jalur kritis baru. Selanjutnya menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan, hasil perhitungan ini dapat enghitung kembali biaya proyek dan pada akhirnya dapat menghitung keuntungan proyek. 4.2 Lokasi Penelitian Peta Pulau Sumba (a1) Sumba Barat Daya Lokasi Irigasi

Transcript of BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV...

Page 1: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-1

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Analisa dan pembahasan pada sub bab ini dilakukan guna mencapai tujuan penelitian

yakni mencari tahu pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap waktu

penyelesaian, pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap biaya proyek,

dan pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap keuntungan proyek.

Proses analisa dan pembahasan ini, semuanya berdasarkan pada teori bab II dan

mengikuti langkah-langkah diagram alir yang telah dijelaskan pada bab III, yakni mengenai

bagaimana menghitung produksi tenaga kerja, alat dan menentukan produksi minimum. Hasil

penentuan produksi minimum dapat digunakan untuk menghitung waktu penyelesaian dan

menyusun diagram jaringan kerja serta penentuan jalur kritis. Selanjutnya melakukan

penambahan jam kerja efektif, dan mulai menghitung kembali produksi dan waktu

penyelesaian. sehingga dari hasil perhitungan produksi dan waktu penyelesaian dapat

menyusun kembali diagram jaringan kerja dan penentuan jalur kritis baru. Selanjutnya

menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan, hasil perhitungan ini dapat

enghitung kembali biaya proyek dan pada akhirnya dapat menghitung keuntungan proyek.

4.2 Lokasi Penelitian

Peta Pulau Sumba (a1)

Sumba Barat Daya

Lokasi Irigasi

Page 2: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-2

Peta Sumba Bara Daya (a2) Peta Lokasi Irigasi Wee Dere (b)

Gambar 4.1 Situasi Lokasi Wee Dere (Sumber : Google Maps)

Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa lokasi Pembangunan

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wee Dere terdapat di Kabupaten Sumba Barat Daya,

Kecamatan Wewewa Selatan, Desa Rita Baru. Ukuran jaringan irigasi yang cukup kecil dan

lebih banyaknya terdapat hutan menyebabkan jaringan irigasi tidak dapat terlihat pada

gambar 4.1 diatas. Berdasarkan pengamatan dilokasi posisi jaringan irigasi diketahui terletak

persis dibawah kampung umbu koba lebih jelasnya bagian timur kampung. Gambar (a1) dan

Gambar (a2) merupakan peta sumba barat daya, dan gambar (b) merupakan peta desa rita

baru lokasi irigasi.

4.3 Data Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Data Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dipakai diambil dari Dokumen Penawaran

Kontrak pada Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wee Dere Sumba Barat Daya, tahun

anggaran 2016 dengan Nilai Kontrak Rp. 841.226.000,-, waktu penyelesaian 150 hari

kalender dan Kontraktor Pelaksana Cv. Cinta Loura.

Setelah melakukan pengecekan pada semua item pekerjaan yang terdapat dalam

dokumen RAB ternyata diketahui bahwa tidak terdapat item pekerjaan yang bersatuan lamp

sum. Sehingga semua item pekerjaan yang terdapat dalam dokumen Rencana Anggaran

Biaya (RAB) pada proyek rehabilitas jaringan irigasi wee dere dianalisa keseluruhannya.

Semua item pekerjaan yang dianalisa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Posisi irigasi

Kota Kec. Letak Irigasi

Page 3: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-3

Tabel 4.1 Item Pekerjaan.

Sumber : Cv. Cinta Loura (Data RAB Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wee Dere Tahun 2016)

4.4 Produksi

Produksi yang dihitung adalah produksi tenaga kerja dan produksi peralatan.

Produksi tenaga kerja adalah banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh tenaga

kerja dalam satu-satuan waktu tertentu. Sedangkan produksi peralatan adalah banyaknya

pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh alat dalam satu-satuan waktu tertentu.

Data awal yang diperlukan dalam perhitungan produksi tenaga kerja dan peralatan

adalah koefisien tenaga kerja dan peralatan pada masing-masing item pekerjaan yang

terdapat dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Nilai koefisien tenaga kerja maupun alat

dapat dilihat pada lampiran II (RAB)

4.4.1 Produksi Tenaga Kerja

Perhitungan produksi tenaga kerja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

2.12 yaitu

, sebelum menghitung produksi terlebih dahulu menghitung

jumlah tenaga kerja dengan menggunakan persamaan

. Contoh diketahui pada item

0

I

1

2

3

4

II

1

2

3

4

III

1

2

3

TOTAL HARGA 841,226,067.65

267,003.00

JUMLAH TOTAL 764,750,970.59

PPN 10 % 76475097.06

Pekerjaan Galian Tanah M3 6.2

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3 6.24 5,188,187.85

Pekerjaan Beton Bertulang M2

601,879,676.60

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M2 2,198.70 128,057,674.82

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3 723.9 831,440.36

58,242.45

Pekerjaan Timbunan Tanah M3 115.17 2,424,789.18

PEK. SALURAN PASANG. TYPE 0,50, P=1047 M'

Pekerjaan Galian Tanah M3 415 17,871,975.00

5

21,054.00

NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M3 10.2 594,072.99

831,440.36

58,242.45

5,901,673.75

JUMLAH

HARGA (Rp)

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M2 8.09 471,181.42

PEKERJAAN BANGUNAN BAGI 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah M3 1.34 57,707.10

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3 2.45 2,037,028.88

PEK. BANGUNAN GORONG-GORONG 1 BUAH

1 2 3 4

43,065.00

831,440.36

58,242.45

VOLUMEHARGA

SATUAN

(Rp)

3,783,124.20

43,065.00

43,065.00

1.56

Page 4: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-4

pekerjaan pasangan batu karang dengan data-data koefisien sebagai berikut, koefisien

pekerja adalah 2,7000 jam, koefisien tukang 0,9000 jam, koefisien kepala tukang 0,0900 jam,

dan koefisien mandor adalah 0,2700 jam.

Penyelesaian;

1. Hitung jumlah tenaga kerja

Mencari jumlah tenaga kerja dengan menggunakan persamaan 2.13

Jumlah mandor = 0,2700 / 0,2700 = 1 orang

Jumlah kepala tukang = 0,0900 / 0,2700 = 0.33 (1) orang

Jumlah tukang = 0,9000 / 0,2700 = 3,33 (4)orang

Jumlah pekerja = 2,7000 / 0,2700 = 10 orang

Hasil perhitungan jumlah tenaga kerja tersebut menggambarkan bahwa dalam

menyelesaikan item pekerjaan pasangan batu karang untuk setiap harinya, membutuhkan

mandor 1 orang, pekerja 10 orang, kepala tukang 1 orang, dan tukang 10 orang.

2. Hitung produksi tenaga kerja

Setelah mengetahui jumlah tenaga kerja maka langkah selanjutnya adalah menghitung

produksi tenaga kerja dengan menggunakan persamaan perhitungan produksi tenaga kerja

yang telah disebut pada bagian sebelumnya.

Produksi mandor = (1 / 0,2700) x 1 = 3,70 m3/hari

Produksi kepala tukang = (1 / 0,0900) x 1 = 11,11 m3/hari

Produksi tukang = (1 / 0,9000) x 4 = 4,44 m3 /hari

Produksi pekerja = (1 / 2,7000) x 10 = 3,70 m3/hari

Perhitungan produksi tenaga kerja ini mengambil item pekerjaan pasangan batu

karang sebagai contoh. Sedangkan perhitungan produksi tenaga kerja untuk setiap item

pekerjaan yang bersangkutan, dihitung dengan cara atau rumus yang sama dan disajikan

dalam bentuk tabel yakni dapat dilihat pada tabel 4.2 (jumlah tenaga kerja) dan 4.3 (produksi

tenaga kerja)

Page 5: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-5

Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kerja Setiap Item Pekerjaan

Sumber: Hasil Analisa

Tabel 4.3 Produksi Awal Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Analisa

0

1

2

3

4

II

1

2

3

4

III

1

2

3

No

PEK. SALURAN PASANG. TYPE 0,50, P=1047

M'I

Pekerjaan Galian Tanah

Kebutuhan Sumber Daya Tenaga KerjaSatuan

Tukang PekerjaMandor Kep.TukangUraian Pekerjan

10-1M3

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

M3

M2

-Pekerjaan Timbunan Tanah

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

1 1

PEK. BANGUNAN GORONG-GORONG 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4

1

-

Pekerjaan Beton Bertulang

PEKERJAAN BANGUNAN BAGI 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

10

M3

M3

M3

M2

M3

M3

M2

M3

4 10

1 1051

1 10

1 101 4

1 1 5 10

1 1021

1 1 5 10

1 - 10

1 1 4 10

61 2 3 4 5

0

1

2

3

4

II

1

2

3

4

III

1

2

3

61 2 3 4 5

No Uraian Pekerjan SatuanProduksi Tenaga Kerja

Mandor Kep.Tukang Tukang Pekerja

I PEK. SALURAN PASANG. TYPE 0,50, P=1047 M'

Pekerjaan Galian Tanah M3 14.81 - 14.81

Pekerjaan Timbunan Tanah M3 30.3 - - 30.3

-

26.04

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3 3.7 11.11 4.44 3.7

Pek. Peleteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M2 26.32 52.63 26.04

PEK. BANGUNAN GORONG-GORONG 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah M3 14.81 - 14.81

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3 3.7 11.11 4.44 3.7

-

Pekerjaan Beton Bertulang M3 6.06 36.36 7.27

PEKERJAAN BANGUNAN BAGI 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah M3 14.81 -

Pek. Peleteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M2 26.32 52.63 26.04 26.04

14.81

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3 3.7 11.11 4.44 3.7

6.06

Pek. Peleteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M2 26.32 52.63 26.04 26.04

-

Page 6: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-6

Hasil perhitungan produksi awal (Q awal) tenaga kerja pada tabel diatas diambil dari

tabel perhitungan jumlah tenaga kerja dan produksi tenaga kerja yang dapat dilihat pada

lampiran I.

4.4.2 Produksi Peralatan

Perhitungan produksi peralatan dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan

2.14. Persamaan yang ada dapat diketahui bahwa dalam menentukan produksi peralatan

data yang diperlukan adalah koefisien peralatan. Koefisien peralatan dalam kasus ini diambil

dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) yakni lampiran VI.1.

Contoh diketahui pada item pekerjaan pasangan batu karang dengan data koefisien alat

concrete mixer adalah 0,1670 jam.

Penyelesaian;

Produksi Concrete Mixer = 1 / 0,1670 = 5,99 m3/hari. Hasil perhitungan produksi

Concrete Mixer tersebut menggambarkan bahwa dalam satu jam alat Concrete Mixer dapat

menghasilkan produksi sebesar 5,99 m3. Produksi Concrete Mixer dalam satuan hari

dibawah ke-satuan jam, sehingga 5,99 / 7 = 0.86 m3/jam. Karena dalam satu hari Concrete

Mixer bekerja secara efektif selama 7 (tuju) jam.

Diketahui proyek rehabilitasi jaringan irigasi wee dere sumba barat daya bahwa selain

dump truc alat yang digunakan hanya satu jenis yaitu molen (concrete mixer). Produksi yang

dihasilkan oleh alat tersebut dalam satu satuan hari seperti yang telah dihitung diatas pada

pekerjaan pasangan batu adalah 5.99 m3/hari. Perhitungan produksi alat untuk setiap item

pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.4.

Page 7: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-7

Tabel 4.4 Produksi awal Alat

Sumber : Hasil Analisa

Perhitungan produksi awal alat (Qawal alt) dilakukan dengan proses yang sama pada

tabel perhitungan produksi awal tenaga kerja diatas.

4.4.3 Produksi Minimum

Data-data yang diperlukan dalam menentukan produksi minimum adalah, hasil

produksi tenaga kerja dan peralatan. Dalam menyelesaikan suatu item pekerjaan selalu

terdapat satu kelompok kerja dengan keahlian yang berbeda dan juga mempunyai

kemampuan dalam berproduksi yang berbeda. Sehingga untuk menyamakan produksi dari

satu kelompok yang bekerja secara bersama-sama, maka diambillah produksi yang terkecil

diantara produksi tenaga kerja dan peralatan selain alat yang memiliki satuan lamp sum (Ls)

dan dump truck. Tujuan dari penentuan produksi minimum ini adalah untuk menghitung

waktu penyelesaian proyek. Hasil penentuan produksi minimum dapat dilihat pada tabel 4.5.

1

2

3

4

II

1

2

3

4

III

1

2

3

-

-

-

5.99

-

Produksi Concrete

Mixer (Satuan/jam)

-

-

5.99

-

Pek. Peleteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M2

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3

PEK. BANGUNAN BAGI 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah M3

Pekerjaan Beton Bertulang M3

Pek. Peleteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M2

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3

-

5.99

PEK. BANGUNAN GORONG-GORONG 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah M3

Pek. Peleteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian M2

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 M3

Pekerjaan Timbunan Tanah M3

I PEK. PASANG. SALURAN TYPE 0,50

Pekerjaan Galian Tanah M3

No Uraian Pekerjan Satuan

Page 8: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-8

Tabel 4.5 Penentuan Produksi Minimum

Sumber : Hasil Analisa

4.5 Hitung Waktu Penyelesaian Item Pekerjaan

Perhitungan waktu penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan

2.17. Persamaan yang digunakan untuk menghitung waktu penyelesaian diketahui bahwa

terdapat dua data yang diperlukan yakni volume pekerjaan (dapat dilihat pada lampiran VI.2)

dan produksi minimum (tabel 4.5). Hasil perhitungan waktu penyelesaian dapat dilihat pada

tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Hitung Waktu Penyelesaian

Sumber : Hasil Analisa

1 3

1 M3

2 M3

3 M3

4 M2

II

1 M3

2 M3

3 M2

4 M3

III

1 M3

2 M3

3 M2

6 7 8 9

26.04

3.7

26.04

30.3

-

5.99

-

6.06

14.81

26.32 52.63 26.04 26.04

3.7

14.81 14.81

3.7

Pasangan Batu Karang 1:4

Pekerjaan Beton Bertulang

14.81 - -

6.06 36.36 7.27

PEKERJAAN BANGUNAN BAGI 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah

Pek. Pelesteran 1:4 Tebal 1,5 Cm + Acian

-

Pek. Pelesteran 1:4 Tebal 1,5 Cm + Acian

3.73.7 11.11 4.44

26.32 52.63 26.04 26.04

Pekerja

Produksi Tenaga Kerja Q(Awal) Sat./Hari

30.3

Pekerjaan Galian Tanah

3.7 11.11 4.44 3.7

30.3 - -Pekerjaan Timbunan Tanah

Pasangan Batu Karang 1:4

2 4 5

Q(min)

Sat./HriNo

-

IPEK. SALURAN PASANGAN TYPE 0,50, P =

1047 M'

14.81 - - 14.81 14.81

c. mixerUraian Pekerjan Sat.

MandorK.TukangTukang

Pekerjaan Galian Tanah

Pasangan Batu Karang 1:4

26.32 52.63 26.04

3.7 11.11 4.44

14.81 - -

Pek. Pelesteran 1:4 Tebal 1,5 Cm + Acian

PEK. BANGUNAN GORONG-GORONG 1 BUAH

3.7

26.04

-

-

5.99

26.04

-

5.99

-

6.06

14.81

1 3

1 M3

2 M3

3 M3

4 M2

II

1 M3

2 M3

3 M2

4 M3

III

1 M3

2 M3

3 M2

Sat. Volume

IPEK. SALURAN PASANGAN TYPE 0,50,

P = 1047 M'

Pekerjaan Galian Tanah

No Uraian Pekerjan

PEK. BANGUNAN GORONG-GORONG 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah

723.9

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian 2,198.70

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4

415.00

Pekerjaan Timbunan Tanah 115.17

26.04

14.81

3.7

26.04

8.09

Q(Min)

Sat./hari

Waktu Penye.

(hari)

Dibulatkan

(hari)

2 4 5 6 = (4/5) 7

14.81

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

1.34

Pekerjaan Pasangan Batu 1:4 2.45

PEKERJAAN BANGUNAN BAGI 1 BUAH

Pekerjaan Galian Tanah

6.20

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4 6.24 2

1

1

0.39

0.26

0.09

0.66

0.31

3.7

26.04

1

1

1

28.00

4

196

85

1

6.06

14.81

10.2

Pekerjaan Beton Bertulang 1.56

Pek. Pelesteran1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

28.02

3.80

195.65

84.44

0.42

1.69

30.3

3.7

Page 9: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-9

4.6. Perhitungan Jumlah Hari Kerja Efektif

Perhitungan jumlah hari kerja efektif didasarkan pada berapa banyak hari minggu dan

hari libur yang terdapat dalam kalender dimana proyek dimulai, sehingga umur proyek

(kontrak) dikurangi dengan jumlah hari minggu dan hari libur yang terjadi. Diketahui umur

kerja proyek berdasarkan kontrak adalah 150 hari kalender, yang dimulai dari tanggal 7 juni

dan berakhir pada tanggal 4 november 2016. Perhitungan hari kerja efektif dapat dilihat pada

tabel 4.7.

Tabel 4.7 Perhitungan Hari Kerja Efektif

Perhitungan Hari Kerja Efektif

No. Bulan (2016) Hari Minggu Hari Libur Hari Kerja Efektif

1 Juni 3 - 21

2 Juli 5 - 26

3 Agustus 4 1 26

4 September 4 1 25

5 Oktober 5 1 25

6 November 1 - 2

Total 125

Sumber : Hasil Analisa (Kalender 2016)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.7 diatas diketahui hari kerja efektif yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek 125 hari.

4.7 Diagram Jaringan Kerja Dan Penentuan Jalur Kritis

Penggambaran diagram jaringan kerja didasarkan pada hasil logika ketergantungan

antar kegiatan (item pekerjaan). Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan didasarkan

pada pertimbangan mengapa suatu kegiatan harus didahului oleh satu atau beberapa

kegiatan tertentu dan dapat diikuti oleh satu atau beberapa kegiatan serta pemecahan

kegiatan.

4.7.1 Pemecahan Kegiatan

Pemecahan kegiatan merupakan pembagian kegiatan-kegiatan (item pekerjaan)

menjadi bagian yang lebih kecil. Tujuan pemecahan kegiatan adalah untuk mempermudah

pengontrolan serta percepatan waktu penyelesaian pekerjaan. Pemecahan kegiatan yang

dilakukan tetap mengacu pada data RAB yang dipakai ( lampiran B).

Page 10: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-10

Proyek rehabilitasi jaringan irigasi Wee Dere terdiri dari tuju (7) segmen yaitu segmen

1, segmen 2, segmen 3, segmen 4, segmen 5, segmen 6, dan segmen 7 dengan masing-

masing STAnya. Berikut STA masing-masing segmen :

Segmen 1. STA 0+0 s/d 0+160 = 160 m

Segmen 2. STA 0+160 s/d 0+260 = 100 m

Segmen 3. STA 0+260 s/d 0+730 = 470 m

Segmen 4. STA 0+730 s/d 0+800 = 70 m

Segmen 5. STA 0+800 s/d 1060 = 260 m

Segmen 6. Gorong-Gorong (SEG.6 GG) STA 0+406

Segmen 7. Bangunan Bagi (SEG 7 BB) STA 0+400

Panjang total irigasi Wee Dere adalah 1050 m seperti yang tergambar sebagai berikut :

Gambar 4.2 Pembagian Segmen Irigasi Wee Dere (Sumber : Gambar Rencana Kerja)

Awal Segmen 1

STA 0+00

Akhir Segmen 1

STA 0+160

Awal Segmen 2

STA 0+160

Akhir Segmen 2

STA 0+260

Awal Segmen 3

STA 0+260

Akhir Segmen 3

STA 0+730

Awal Segmen 4

STA 0+730

Akhir Segmen 4

STA 0+800

Awal Segmen 5

STA 0+800

Akhir Segmen 5

STA 0+1060

Seg. 7 (BB)

STA 400

Seg.6 (GG) STA

406

Page 11: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-11

Panjang total jaringan irigasi Wee Dere yang direabilitasi adalah 1060 m termasuk

didalamnya satu (1) buah bangunan bagi dan satu buah bangunan gorong-gorong (deker).

Dari panjang total tersebut dalam pelaksanaannya dibagi dalam lima (5) segmen. Bangunan

bagi dan bangunan deker yang terdapat dalam jaringan irigasi tersebut berada tepat pada

segmen tiga (3) dan lebih jelasnya bangunan bagi terdapat pada STA 0+400, dan bangunan

deker terdapat pada STA 0+406. Volume item pekerjaan masing-masing segmen dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Volume Item Pekerjaan Masing-Masing Segmen

Sumber : Hasil Analisa

Pekerjaan galian tanah dalam pemecahan kegiatan diberi symbol A untuk lima (5)

segmen dengan volume total segmen pekerjaannya 432.07 M3, E dengan volume 1.34 M3,

dan F dengan volume 6.2 M3 .Pekerjaan galian ini dilakukan sepanjang 1050 m, termasuk

didalamnya galian gorong-gorong dan bangunan bagi.

Pemecahan kegiatan dilakukan dengan berpedoman pada Time Scedule yang

diperoleh dari data RAB perusahaan pelaksana, dalam hali ini yakni Cv. Cinta Loura. Item

pekerjaan gorong-gorong dan bangunan bagi tidak dilakukan pemecahan kegiatan, karena

volume pekerjaan untuk item pekerjaan tersebut sangat kecil sehingga tidak membutuhkan

waktu panjang dalam pelaksanaannya.

-

A

B

C

D

E

Seg.7

(BB)Seg.1 Seg.2 Seg.3 Seg.4 Seg.5

Seg.6

(GG)

- - -

5

61.52

21.59

163.29

334.15

1.56

Total

Volume

421.93

115.20

732.76

2217.09

1.56

8.09

2.45

6.20 1.34

--

6.24

10.20

7

M3 90.01 57.38 169.25 36.23

1 2 3 4 6

10.1015.09 45.84

- - -

113.2 75.68 324.34 47.58

383.5 232.5 1079.85 168.9

Volume

Pek. Pelesteran. 1:4 Tebal 1,5cm

Pek. Beton Bertulang

No Item Pekerjaan Sat.

Pek. Galian Tanah

Pek. Timbunan Tanah

Pek. Pasangan Batu 1:4

- -

M3

M3

M3

M2

22.58

Page 12: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-12

Tabel 4.9 Pemecahan Kegiatan

Sumber : Hasil Analisa

2199.68

1.56

Segmen 1 STA 0 s/d 160

M3Pekerjaan timbunan tanah

Pekerjaan beton bertulang M3 1.56 I Segmen 6 STA 406 1.56

D115.17 115.20

Segmen 2 STA 160 s/d 260

Segmen 3 STA 260 s/d 730

segmen 4 STA 730 s/d 800

Segmen 5 STA 800 s/d 1060

22.58

15.09

45.84

10.1

21.59

8.09

Plesteran untuk bang. Bagi M2 10.2 K Segmen 6 STA 406 10.2 10.2

Plesteran untuk gorong-gorong M2 8.09 J Segmen 7 STA 400 8.09

942.72

Pas. Batu untuk bang. Bagi M3

2.45

6.24 H Segmen 6 STA 406

Pas. Batu untuk gorong-gorong M3 G Segmen 7 STA 400

Plesteran untuk saluran

334.15

Segmen 1 STA 0 s/d 160 383.45

Segmen 4 STA 730 s/d 800 168.85

Segmen 5 STA 800 s/d 1060

2.45

Segmen 3 STA 540 s/d 730 439.72

C

C1

M2

Segmen 3 STA 260 s/d 570 213.29

Segmen 2 STA 160 s/d 260 75.68

6.24 6.24

Segmen 5 STA 800 s/d 1060 165.92

1256.96

Segmen 1 STA 0 s/d 160 113.18

36.23

61.52

Segmen 1 STA 0 s/d 160

Segmen 2 STA 160 s/d 260

Segmen 3 STA 260 s/d 730

segmen 4 STA 730 s/d 800

Segmen 5 STA 800 s/d 1060

Galian untuk bangunan bagi Segmen 7 STA 400 1.34 1.341.34

B

Segmen 3 STA 580 s/d 730 108.58

402.15

B1 322.08

Pasangan batu untuk saluran

Pasangan batu untuk saluran segmen 4 STA 730 s/d 800 47.58

2.45

Segmen 2 STA 160 s/d 260 232.50

Segmen 3 STA 260 s/d 530 641.01

M3 724.23

KODE

KEGIATAN

VOLUM

E AWALSAT.ITEM PEKERJAAN

VOLUME

VOL.

TOTAL

SEGMEN

dan STA

SEGMEN dan STA

415.00A115.17M3Galian untuk pasangan saluran

90.69

57.38

169.18

A B C D E F G

Galian untuk gorong-gorong

M3

6.20

F

Segmen 6 STA 406 6.20 6.20M3 E

Page 13: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-13

4.7.2 Menyusun Hubungan Ketergantungan Antar Kegiatan

Untuk memudahkan penyelesaian proyek secara keseluruhan, diperlukan diagram

jaringan kerja yang menggambarkan urutan pekerjaan. Sebelum melakukan penggambaran

diagram jaringan kerja, perlu melakukan analisa hubungan ketergantungan antar kegiatan

sehingga menghasilka diagram jaringan kerja yang baik. Analisa hubungan ketergantungan

antar kegiatan didasarkan pada tahap-tahap pelaksanaan dilapangan. Artinya harus

diketahui pekerjaan yang harus didahului dan pekerjaan yang harus mengikuti, sehingga

dalam penggambaran diagram jaringan kerja dapat terbaca dengan baik alur kegiatan dari

proyek yang dikerjakan. Hasil logika ketergantungan antar kegiatan dapat dilihat pada tabel

4.10 berikut.

Tabel 4.10 Logika Ketergantungan Antar Kegiatan

Sumber : Hasil Analisa

Adanya pemecahan kegiatan yang dilakukan dengan pembagian segmen pada item

pekerjaan yang ada, maka perlu melakukan perhitungan waktu penyelesaian baru. Waktu

penyelesaian baru yang dimaksud adalah waktu penyelesaian yang diperlukan untuk

menyelesaikan item pekerjaan pada masing-masing segmen, yakni segmen 1 (satu) sampai

dengan segmen 7 (tuju). Tujuan dari perhitungan waktu penyelesaian baru adalah untuk

mengetahui apakah dalam penyelesaian item pekerjaan pada masing-masing segmen perlu

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

No.

-

-

-

-

Pekerjaan Bangunan Gorong-Gorong 1 Buah

Pekerjaan Bangunan Bagi 1 Buah

FI

H

K

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4

Pek. Pelesteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

H K

Pek. Pelesteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

B

C

Pekerjaan Galian Tanah F

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4

Pek. Pelesteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Galian Tanah

G

J

I

B, C

E

F

J

H

G

J I

Pekerjaan timbunan tanah

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4

Pek. Pelesteran 1:4 Tebal 1,5 cm + Acian

B1, C1

D

A

B, C

B1, C1

D

B1

C1

D

GE

E

Pasangan Batu Karang/Gunung 1:4

ITEM PEKERJAAN KODE

KEGIATAN

KEG. YANG

MENDAHULUI

KEG. YANG

MENGIKUTI

Pekerjaan Galian Tanah A -

Pek. Saluran Pasangan Type 0,50 P = 1047 m'

A

Page 14: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-14

penambahan kelompok kerja atau tidak. Berikut waktu penyelesaian baru dapat dilihat pada

tabel 4.11.

Tabel 4.11 Waktu Penyelesian Baru Akibat Pemecahan Kegiatan

Sumber : Hasil Analisa

4.7.3 Diagram Jaringan Kerja

Diagram jaringan kerja dibuat berdasarkan urutan dan ketergantungan antar kegiatan.

Diagram jaringan kerja terdiri dari dua bagian penting yaitu saat paling awal (SPA), dan saat

paling lambat (SPL). Penyususunan diagram kerja ini bertujuan untuk mengetahui peristiwa

kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis. Lintasan kritis adalah lintasan yang terdiri dari

kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa kritis dan dummy (jika ada), ketentuan sebuah

lintasan kritis adalah umur lintasan kritis sama dengan umur proyek, dan lintasan kritis adalah

jalur yang paling lama masa pelaksanaannya dari semua lintasan yang ada. Lintasan kritis

juga merupakan lintasan yang paling menentukan penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Perhitungan saat paling awal (SPA) dan saat paling lambat (SPL) dapat dilihat pada bagian

berikut.

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

No.

M3

3.7

1

2

3.7

26.32

6.06

14.81 0.42 1

26.32

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Pasangan Batu

E

H

F M3 6.2

K M2 10.2

G M3 2.45

Pekerjaan Saluran Type 0,50

Pekerjaan timbunan tanah

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Pelesteran

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Galian Tanah

1 2 3 4 5 6 = 4/5 7

ITEM PEKERJAANKODE

KEGIATANSAT. VOLUME

Q(min)

(Sat./

hari)

WAKTU

PENYELESAIAN

(HARI)

DIBULATKAN

(HARI)

B M3 402.15 108.69 109

14.81A M3 415 28.02 28

D M3 60.45 2.00 230.3

0.39 1

0.31 1

I M3 1.56 0.26 1

J M2

1.69

0.09M3

8.09

1.34

6.24

14.81

3.7

26.32

B1 M3 322.08

0.66 1

87.05 87

C M2 1256.96 47.76 48

C1 M2 35.82 36942.72

Page 15: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-15

Diagram jaringan kerja untuk penyelesaian waktu semula dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.3 Diagram Jaringan Kerja Untuk Estimasi Awal

. Anak panah garis normal dan anak panah garis putus-putus yang menghubungkan

satu peristiwa dengan peristiwa lainnya sama-sama menyatakan awal dan akhir kegiatan,

dimana ekor anak panah melambangkan awal kegiatan dan kepalah anak panah

melambangkan akhir kegiatan. Tetapi yang membedakan dua anak panah tersebut (anak

panah garis normal dan garis putus-putus) adalah anak panah garis normal mempunyai

durasi waktu penyelesaian kegiatan, tetapi anak panah putus-putus tidak mempunyai durasi

waktu penyelesaian kegiatan (semu). Anak panah putus-putus sesunggunya diperlukan

untuk menjaga dan menyatakan logika ketergantungan kegiatan yang patut diperhatikan.

Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa waktu pelaksanaan proyek yang

dihasilkan adalah 231. Hal ini jika dibiarkan akan berpengaruh pada keterlambatan proyek

yang luar biasa, dimana waktu penyelesaian proyek berdasarkan kontrak adalah 125 hari

sangat kecil dari umur proyek yang dihasilkan diagram jaringan kerja diatas yaitu 231 hari

dengan seliri hari adalah 106 hari. Sehingga untuk menghindari masalah tersebut maka perlu

cara penyelesaian masalah yakni melakukan penambahan kelompok kerja pada beberapa

item pekerjaan.

Page 16: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-16

Perhitungan saat paling awal (SPA) dan saat paling lambat (SPL) dapat dilihat pada

tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.12 Perhitungan SPA dan SPL

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.12 diatas dan gambar 4.3, maka dapat

diperoleh peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis, seperti yang tercantum pada tabel

4.13 berikut :

Tabel 4.13 Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa diagram jaringan kerja yang

dibuat tidak memenuhi syarat, karena waktu pelaksanaan proyek melebihi target kontrak

yakni 270 hari lebih besar dari hari kerja efektif yaitu 125 hari. Jika dibiarkan maka hal ini

akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek, sehingga untuk menghindari

masalah keterlambatan penyelesaian proyek maka harus melakukan penambahan jumlah

kelompok kerja untuk item pekerjaan yang kritis serta memberlakukan jam kerja lembur pada

item pekerjaan kritis. Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui item pekerjaan yang

SPA Rumus Perhitungan SPL Rumus Perhitungan

1 2 3 4 5 6

1 SPA SPA1 0 SPL14 SPA14 270

2 SPA2 SPA2 + LA 0 + 28 = 28 SPL13 SPL14 - LK 270 - 1 = 269

3 SPA3 SPA3 + LB 28 + 109 = 137 SPL12 SPL13 - LI 269 - 1 = 268

4 SPA4 SPA4 + LB1 137 + 87 = 224 SPL11 SPL12 - LH 268 - 2 = 266

5 SPA5 SPA3 + 0 224 + 0 = 224 SPL10 SPL11 - LE 266 - 1 = 265

6 SPA6 SPA5 + LC1 224 + 36 = 260 SPL9 SPL10 - LJ 265 - 1 = 264

7 SPA7 SPA6 + LD 260 + 2 = 262 SPL8 SPL9 - LG 264 - 1 = 263

8 SPA8 SPA7 + LF 262 + 1 = 263 SPL7 SPL8 - LF 263 - 1 = 262

9 SPA9 SPA8 + LG 263 + 1 = 264 SPL6 SPL7 - LD 262 - 2 = 260

10 SPA10 SPA9 + LJ 264 + 1 = 265 SPL5 SPL6 - LC1 260 - 36 = 224

11 SPA11 SPA10 + LE 265 + 1 = 266 SPL4 SPL5 - 0 224 - 0 = 224

12 SPA12 SPA11 + LH 266 + 2 = 268 SPL3 SPL4 - LB1 224 - 87 = 137

13 SPA12 + LI 268 + 1 = 269 SPL2 SPL3 - LB 137 - 109 = 28

14 SPA14 SPA12 + LK 269 + 1 = 270 SPL1 SPL2 - LA 28 - 28 = 0

No.

PRISTIWA

SPA13

A, B, B1, DM, C1, D, F, G, J,

E, H, I, K

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14

1-A, 2-B, 3-B1, 4-DM, 5-C1, 6-D, 7-F, 8-G, 9-J, 10-

E, 11-H, 12-I, 13-K

PERISTIWA KRITIS KEGIATAN KRITIS LINTASAN KRITIS

A B C

Page 17: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-17

mengalami kritis, yakni item-item pekerjaan yang berada pada jalur kritis. Item pekerjaan

yang mengalami kritis dapat dilihat pada tabel berikut 4.14 :

Tabel 4.14 Item Pekerjaan Yang Kritis

Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan Gambar 4.3

Item pekerjaan yang ada pada tabel 4.14 diatas tidak semuanya ditambahkan

kelompok kerja karena mengingat volume item pekerjaan yang lain sangat kecil sehingga

item pekerjaan yang ditambahkan kelompok kerja adalah item pekerjaan yang volumenya

besar. Item pekerjaan yang perlu ditambahkan jumlah kelompok kerja adalah item pekerjaan

A, B, C, dan C1.

No.

I Pekerjaan Saluran Type 0.50

1

2

3

4

5

II

6

7

8

9

III

10

11

12

I

E

H

K

C

C1

F

G

J

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Galian Tanah

Item Pekerjaan Kode

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pelesteran

A

D

B

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Bangunan Gorong-Gorong

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Timbunan Tanah

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pelesteran

Page 18: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-18

4.7.4 Hitung Perubahan Produksi Dan Waktu Penyelesaian Akibat Penambahan

Kelompok Tenaga Kerja Pada Kegiatan Kritis

Tabel 4.15 Perhitungan Produksi Akibat Penambahan Kelompok Kerja

Sumber : Hasil Analisa

Input data pada tabel 4.15 diatas adalah kolom 5 diambil dari lampiran I tabel I.1 kolom VII,

kolom 6 merupakan jumlah kelompok kerja pada masing-masing item pekerjaan, dan kolom 7

merupakan total produksi dalam satu satuan hari untuk setiap item pekerjaan.

Berdasarkan produksi akibat penambahan kelompok kerja pada item pekerjaan yang kritis,

maka dapat dihitung pula waktu penyelesian item pekerjaan akibat penambahan jumlah

kelompok kerja. Berikut hasil perhitungan waktu penyelesaian dapat dilihat pada tabel 4.16.

1

I

1

2

3 Pekerjaan Pasangan Batu

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

M3 B1 3.7 3 11.1

Pekerjaan Pasangan Batu M3 H 3.7 1 3.7

Pekerjaan Pelesteran M2 K 26.32 1 26.32

Pekerjaan Beton Bertulang M3 I 6.06 1 6.06

Pekerjaan Galian Tanah M3 E 14.81 1 14.81

Pekerjaan Pasangan Batu M3 G 3.7 1 3.7

Pekerjaan Pelesteran M2 J 26.32 1 26.32

Timbunan Tanah Untuk Saluran M3 D 30.3 1 30.3

Pekerjaan Galian Tanah M3 F 14.81 1 14.81

Pekerjaan Pelesteran M2 C 26.32 2 52.64

Pekerjaan Pelesteran M2 C1 26.32 2 52.64

Pekerjaan Galian Tanah M3 A 14.81 2 29.62

Pekerjaan Pasangan Batu M3 B 3.7 2 7.4

No Kegiatan Kritis Satuan Kode KegiatanQ(Awal)

Satuan/Hari

Jumlah

Kelompok

Tenaga Kerja

Total Produksi

(Satuan/Hari)

2 3 4 5 6 7 = 5*2

Pekerjaan Saluran Type 0,50

Pekerjaan Bangunan Gorong-Gorong

Pekerjaan Bangunan Bagi

Page 19: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-19

Tabel 4.16 Waktu Penyelesaian Akibat Penambahan Jumlah Kelompok Kerja

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan tabel 4.16 kolom 4 diperoleh dari tabel 4.11 kolom 7, kolom 5 diperoleh

dari data RAB, dan kolom 6 diperoleh dari tabel 4.15 kolom 7.

4.7.5 Diagram Jaringan Kerja Akibat Penambahan Kelompok Kerja

Berdasarkan waktu penyelesaian yang sudah dihitung pada tabel 4.16 diatas maka

dapat dibuat diagram jaringan kerja baru akibat penambahan kelompok kerja. Berikut

diagram jaringan kerja baru dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Jaringan Kerja Baru Akibat Penambahan Jumlah Kelompok Kerja

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

Pekerjaan Pasangan Batu B1 M3 87 322.08 11.1 29.02 29 -58

Pekerjaan Saluran Type 0,50

Pekerjaan Galian Tanah A M3 28 415 29.62 14.01

DIBULATKAN

(HARI)

SELISI

WAKTU

(HARI)

1 2 3 4 5 6 7 = 5/6 8 9 = 8-4

ITEM PEKERJAANKODE

KEGIATANSAT.

WAKTU

PENYE. AWAL

(HARI)

VOLUME

Q(min)

(Sat./

hari)

WAKTU

PENYELESAIA

N (HARI)

14 -14

Pekerjaan timbunan tanah D M3 1 60.45 30.3 2.00 2 -

Pekerjaan Pasangan Batu B M3 109 402.15 7.4 54.34 55 -54

Pekerjaan Pelesteran C M2 48 1256.9652.64

23.88 24 -24

Pekerjaan Pelesteran C1 M2 36 942.72 17.91 18 -18

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pekerjaan Galian Tanah F M2 48 6.2 14.81 0.42 1 -

Pekerjaan Pasangan Batu G M2 36 2.45 3.7 0.66 1 -

Pekerjaan Pelesteran J M2 1 8.09 26.32 0.31 1 -

Pekerjaan Beton Bertulang I M2 1 1.56 6.06 0.26 1 -

Pekerjaan Galian Tanah E M3 1 1.34 14.81 0.09 1

Pekerjaan Bangunan Bagi

No.

-

M3 1Pekerjaan Pasangan Batu H 6.24 3.7 1.69 2

Pekerjaan Pelesteran K M2 2 10.2 26.32 0.39 1

Page 20: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-20

Berdasarkan diagram baru diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan

jumlah kelompok kerja pada beberapa item pekerjaan menyebabkan waktu penyelesaian

proyek menjadi lebih pedek yakni waktu penyelesaian awal 231 hari turun menjadi 121 hari

dimana ada pengurangan waktu penyelesaian sebanyak 110 hari, sehingga diagram jaringan

kerja diatas dapat dinyatakan memenuhi syarat karena waktu penyelesaian proyek lebih kecil

dari target penyelesaian yakni lebih kecil dari 125 hari. Berikut perhitungan saat paling awal

dan saat paling lambat ( SPA dan SPL ) dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Perhitungan SPA Dan SPL

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.17 diatas dan gambar 4.4, maka dapat

diperoleh peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis, seperti yang tercantum pada tabel

4.18 berikut :

Tabel 4.18 Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis

Sumber : Hasil Analisa Gambar 4.4

Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu kegiatan, atau

peristiwa yang mempunyai SPA sama dengan SPL, dan kegiatan kritis adalah kegiatan yang

paling sensitive terhadap keterlambatan. Suatu kegiatan disebut kritis apabila terletak

SPA Rumus Perhitungan SPL Rumus Perhitungan

1 2 3 4 5 6

1 SPA SPA1 0 SPL14 SPA14 125

2 SPA2 SPA2 + LA 0 + 14 = 14 SPL13 SPL14 - LK 125 - 1 = 124

3 SPA3 SPA3 + LB 14 + 55 = 69 SPL12 SPL13 - LI 124 - 1 = 123

4 SPA4 SPA4 + LB1 69 + 29 = 98 SPL11 SPL12 - LH 123 - 1 = 122

5 SPA5 SPA4 + 0 98 + 0 = 98 SPL10 SPL11 - LE 122 - 1 = 121

6 SPA6 SPA5 + LC1 98 + 18 = 116 SPL9 SPL10 - LJ 121 - 1 = 120

7 SPA7 SPA6 + LD 116 + 2 = 118 SPL8 SPL9 - LG 120 - 1 = 119

8 SPA8 SPA7 + LF 118 + 1 = 119 SPL7 SPL8 - LF 119 - 1 = 118

9 SPA9 SPA8 + LG 119 + 1 = 120 SPL6 SPL7 - LD 118 - 2 = 116

10 SPA10 SPA9 + LJ 120 + 1 = 121 SPL5 SPL6 - LC1 116 - 18 = 98

11 SPA11 SPA10 + LE 121 + 1 = 122 SPL4 SPL5 - 0 98 - 0 = 98

12 SPA12 SPA11 + LH 122 + 1 = 123 SPL3 SPL4 - LB1 98 - 29 = 69

13 SPA13 SPA12 + LI 123 + 1 = 124 SPL2 SPL3 - LB 69 - 55 = 14

14 SPA14 SPA12 + LK 124 + 1 = 125 SPL1 SPL2 - LA 14 - 14 = 0

No.

PRISTIWA

A, B, B1, DM, C1, D, F, G, J,

E, H, I, K

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14

1-A, 2-B, 3-B1, 4-DM, 5-C1, 6-D, 7-F, 8-G, 9-J, 10-

E, 11-H, 12-I, 13-K

PERISTIWA KRITIS KEGIATAN KRITIS LINTASAN KRITIS

A B C

Page 21: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-21

diantara dua peristiwa kritis. Adapun syarat kegiatan kritis yaitu SPAi = SPLi, SPAj = SPLj,

dan SPAi + L = SPAj, atau SPLi + L = SPLj.

Berikut adalah pembuktian peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis dapat

dilihat pada tabel 4.19 berikut :

Tabel 4.19 Pembuktian Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.19 diatas dapat diketahui bahwa item

pekerjaan tersebut diatas merupakan peristiwa kritis, dan kegiatan kritis, karena memenuhi

syarat yang telah disebutkan diatas.

Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa

kritis, dan dummy (jika ada). Ketentuan sebuah jalur kritis adalah umur jalur kritis sama

dengan umur proyek. Jalur kritis adalah jalur yang paling lama masa pelaksanaannya dari

semua jalur.

Berdasarkan tabel 4.19 diatas dapat diketahui durasi waktu penyelesaian seluruh item

pekerjaan yakni 125 hari, sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lintasan

tersebut diatas merupakan lintasan kritis karena durasi waktu penyelesaian seluruh item

pekerjaan sama dengan umur proyek yakni 125 hari (terlihat pada gambar 4.4 diatas).

3 6 9

I

1 1 2 14

2 2 3 55

3 3 4 29

4 4 5 0

5 5 6 18

6 6 7 2

II

1 7 8 1

2 8 9 1

3 9 10 1

4 10 11 1

III

1 11 12 1

2 12 13 1

3 13 14 1

125

98 98 98 98 98 Kritis

No.Kegiatan

Kode

Keg.

Peristiwa Kritis

L

Kegiatan Kritis

KeteranganNo

AwalNo

AkhirSPAi + L = SPAj SPLi + L = SPLj

SPAi SPLi SPAj SPLj

1 2 4 5 7 8 10 11

Pek. Saluran Type 0.50 0 0

Pek. Galian Tanah A 0 0 14 14 14 14 Kritis

Pek. Pasangan Batu B 14 14 69 69 69 69 Kritis

Pek. Pasangan Batu B1 69 69 98 98 98 98 Kritis

Pek. Pelesteran C1 98 98 116 116 116 116 Kritis

Pek. Timbunan Tanah D 116 116 118 118 118 118 Kritis

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pek. Galian Tanah F 118 118 119 119 119 119 Kritis

Pek. Pasangan Batu G 119 119 120 120 120 120 Kritis

Pek. Pasangan Batu J 120 120 121 121 121 121 Kritis

Pek. Beton Bertulang I 121 121 122 122 122 122 Kritis

Pek. Bangunan Bagi

Pek. Galian Tanah E 122 122 123 123 123 123

Pek. Pelesteran - 98

Total L

Pek. Pasangan Batu K 124 124 125 125 125 125 Kritis

Kritis

Pek. Pasangan Batu H 123 123 124 124 124 124 Kritis

Page 22: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-22

4.8 Hitung Produksi Dan Waktu Penyelesaian Baru Akibat Perubahan Jam Kerja

Efektif ( Jam Kerja Lembur )

Adanya perubahan jam kerja efektif yang terjadi maka, produksi tenaga kerja maupun

alat dan waktu penyelesaian item pekerjaan akan dihitung kembali berdasarkan perubahan

jam kerja efektif yang dilakukan. Perubahan jam kerja efektif yang dimaksudkan pada bagian

ini adalah melakukan penambahan jam kerja efektif awal ( jam kerja lembur ) dengan interval

waktu 1 jam sebanyak 3 kali yakni penambahan 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Diketahui jam kerja

efektif awal adalah 7 jam per-hari, yang diketahui lewat wawancara langsung kepada direktur

Cv. Cinta Loura selaku pelaksana proyek. Hasil perhitungan untuk produksi tenaga kerja dan

waktu penyelesaian baru dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

4.8.1 Perhitungan Produksi Tenaga Kerja Baru

Tabel 4.21 Produksi Tenaga Kerja Untuk Penambahan 1 Jam

Sumber : Hasil Analisa

A

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

11.63

Pekerjaan Saluran Type 0.50

Pekerjaan Bangunan Gorong-Gorong

Pekerjaan Bangunan Bagi

0.53

3.72

4.33

2.12

3.72

3.72

0.53 0.53M3

M2

G

H

K

3.7

3.7

26.32

0.87

2.12

I

3.72

F

J

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Timbunan Tanah

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Pelesteran

3.72Pekerjaan Pelesteran

M3

M3

M3

6.06

A

BM3

M2

M3

C

D

Pekerjaan Pasangan Batu M3 B1

G = 1*F

Produksi 1 Jam

Lembur

(Satuan/Hari)

Q(Minimum)

(Satuan/jam)

2.12

7.4

52.64

30.3

14.81

26.32

29.62

2.12

0.53 0.53

2.12

0.53

3.72

4.33

11.1 0.53 0.53

No Kegiatan Kritis SatuanKode

Kegiatan

Q(Awal)

(Satuan/Hari)

FEB C D

7.93

56.36

56.36

Total Produksi

(Satuan/Hari)

H = E + G

31.74

6.93

16.93

4.23

4.23

30.04

34.63

16.93

Pekerjaan Pelesteran M2 C1 52.64 3.72 3.72

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Galian Tanah EM3 2.1214.81

0.87

M3

M2

30.04

Page 23: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-23

Keterangan tabel 4.21, kolom E merupakan produksi awal tenaga kerja yang dapat

diperoleh pada tabel 4.16 kolom G, dan kolom F diperoleh dari lampiran I tabel I.1 kolom VIII.

Kolom G merupakan produksi 1 jam kerja lembur, dan kolom H merupakan total produksi

akibat penambahan 1 jam kerja lembur.

Tabel 4.22 Produksi Tenaga Kerja Untuk Penambahan 2 Jam

Sumber : Hasil Analisa

Keterangan tabel 4.22, kolom E merupakan produksi awal tenaga kerja yang dapat

diperoleh pada tabel 4.16 kolom G, dan kolom F diperoleh dari lampiran I tabel I.1 kolom VIII.

Kolom G merupakan produksi 2 jam kerja lembur, dan kolom H merupakan total produksi

akibat penambahan 2 jam kerja lembur.

A

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

Pekerjaan Pasangan Batu M3 B1 11.1 0.53 1.06 12.16

Pekerjaan Saluran Type 0.50

Pekerjaan Bangunan Gorong-Gorong

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Galian Tanah

No Kegiatan Kritis

M3 E 14.81 2.12 4.24

Pekerjaan Pasangan Batu M3 H 3.7 0.53 1.06

SatuanKode

Kegiatan

Q(Awal)

(Satuan/Hari)

Q(Minimum)

(Satuan/jam)

Produksi 2 Jam

Lembur

(Satuan/Hari)

B C D E F G = 2*F

4.24

Pekerjaan Pasangan Batu M3 B 7.4 0.53 1.06

Pekerjaan Galian Tanah M3 A 29.62 2.12

7.44

Pekerjaan Pelesteran M2 C1 52.64 3.72 7.44

Pekerjaan Pelesteran M2 C 52.64 3.72

0.53

8.66

Pekerjaan Galian Tanah M3 F 14.81 2.12 4.24

Pekerjaan Timbunan Tanah M3 D 30.3 4.33

1.74Pekerjaan Beton Bertulang M3 I 6.06

Total Produksi

(Satuan/Hari)

H = E + G

33.86

8.46

60.08

60.08

38.96

19.05

4.76

33.76

7.8

19.05

4.76

Pekerjaan Pelesteran M2 K 26.32 3.72 7.44 33.76

0.87

1.06

Pekerjaan Pelesteran M2 J 26.32 3.72 7.44

Pekerjaan Pasangan Batu M3 G 3.7

Page 24: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-24

Tabel 4.23 produksi tenaga kerja untuk penambahan 3 jam

Sumber : Hasil Analisa

Keterangan tabel 4.23, kolom E merupakan produksi awal tenaga kerja yang dapat

diperoleh pada tabel 4.16 kolom G, dan kolom F diperoleh dari lampiran I tabel I.1 kolom VIII.

Kolom G merupakan produksi 3 jam kerja lembur, dan kolom H merupakan total produksi

akibat penambahan 3 jam kerja lembur.

A

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

Pekerjaan Pasangan Batu M3 B1 11.1 0.53 1.59 12.69

Pekerjaan Saluran Type 0.50

Pekerjaan Bangunan Gorong-Gorong

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Timbunan Tanah

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Galian Tanah

M3 I 6.06 0.87 2.61

Pekerjaan Pasangan Batu M3 G 3.7 0.53 1.59

Pekerjaan Pelesteran M2 J 26.32 3.72 11.16

M3 D 30.3 4.33 12.99

Pekerjaan Galian Tanah M3 F 14.81 2.12 6.36

M2 C 52.64 3.72 11.16

Pekerjaan Pelesteran M2 C1 52.64 3.72 11.16

M3 A 29.62 2.12 6.36

Pekerjaan Pasangan Batu M3 B 7.4 0.53 1.59

6.36

Pekerjaan Pasangan Batu M3 H 3.7 0.53 1.59

Pekerjaan Galian Tanah M3 E 14.81 2.12

No Kegiatan Kritis SatuanKode

Kegiatan

Q(Awal)

(Satuan/Hari)

Q(Minimum)

(Satuan/jam)

Produksi 3 Jam

Lembur

(Satuan/Hari)

Total Produksi

(Satuan/Hari)

H = E + GB C D E F G = 3*F

35.98

8.99

63.8

63.8

43.29

21.17

5.29

37.48

8.67

21.17

5.29

Pekerjaan Pelesteran M2 K 26.32 3.72 11.16 37.48

Page 25: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-25

4.8.2 Perhitungan Waktu Penyelesaian Baru

Tabel 4.24 Waktu Penyelesaian Untuk Penambahan 1 Jam

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan tabel 4.24 kolom 4 diperoleh dari tabel 4.11 kolom 7, kolom 5 diperoleh

dari data RAB, dan kolom 6 diperoleh dari tabel 4.21 kolom H.

Tabel 4.25 waktu penyelesaian untuk penambahan 2 jam

Sumber : Hasil Analisa

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

No.

-

M3 1Pekerjaan Pasangan Batu H 6.24 4.23 1.48 1

Pekerjaan Pelesteran K M2 2 10.2 30.04 0.34 1

Pekerjaan Galian Tanah E M3 1 1.34 16.93 0.08 1

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Beton Bertulang I M2 1 1.56 6.93 0.23 1 -

Pekerjaan Pelesteran J M2 1 8.09 30.04 0.27 1 -

Pekerjaan Pasangan Batu G M2 36 2.45 4.23 0.58 1 -

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pekerjaan Galian Tanah F M2 48 6.2 16.93 0.37 1 -

Pekerjaan Pelesteran C M2 48 1256.9656.36

22.30 22 -26

Pekerjaan Pelesteran C1 M2 36 942.72 16.73 17 -19

Pekerjaan Pasangan Batu B M3 109 402.15 7.93 50.71 51 -58

13 -15

Pekerjaan timbunan tanah D M3 1 60.45 34.63 1.75 2 -

DIBULATKAN

(HARI)

SELISI

WAKTU

(HARI)

1 2 3 4 5 6 7 = 5/6 8 9 = 8-4

ITEM PEKERJAANKODE

KEGIATANSAT.

WAKTU

PENYE. AWAL

(HARI)

VOLUME

Q(min)

(Sat./

hari)

WAKTU

PENYELESAIA

N (HARI)

Pekerjaan Saluran Type 0,50

Pekerjaan Galian Tanah A M3 28 415 31.74 13.07

Pekerjaan Pasangan Batu B1 M3 87 322.08 11.63 27.69 28 -59

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

No.

-

M3 1Pekerjaan Pasangan Batu H 6.24 4.76 1.31 1

Pekerjaan Pelesteran K M2 2 10.2 33.76 0.30 1

Pekerjaan Galian Tanah E M3 1 1.34 19.05 0.07 1

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Beton Bertulang I M2 1 1.56 7.8 0.20 1 -

Pekerjaan Pelesteran J M2 1 8.09 33.76 0.24 1 -

Pekerjaan Pasangan Batu G M2 36 2.45 4.76 0.51 1 -

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pekerjaan Galian Tanah F M2 48 6.2 19.05 0.33 1 -

Pekerjaan Pelesteran C M2 48 1256.9660.08

20.92 21 -27

Pekerjaan Pelesteran C1 M2 36 942.72 15.69 16 -20

Pekerjaan Pasangan Batu B M3 109 402.15 8.46 47.54 48 -61

12 -16

Pekerjaan timbunan tanah D M3 1 60.45 38.96 1.55 2 -

DIBULATKAN

(HARI)

SELISI

WAKTU

(HARI)

1 2 3 4 5 6 7 = 5/6 8 9 = 8-4

ITEM PEKERJAANKODE

KEGIATANSAT.

WAKTU

PENYE. AWAL

(HARI)

VOLUME

Q(min)

(Sat./

hari)

WAKTU

PENYELESAIA

N (HARI)

Pekerjaan Saluran Type 0,50

Pekerjaan Galian Tanah A M3 28 415 33.86 12.26

Pekerjaan Pasangan Batu B1 M3 87 322.08 12.16 26.49 26 -61

Page 26: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-26

Berdasarkan tabel 4.25 kolom 4 diperoleh dari tabel 4.11 kolom 7, kolom 5 diperoleh

dari data RAB, dan kolom 6 diperoleh dari tabel 4.22 kolom H.

Tabel 4.26 Waktu Penyelesaian Untuk Penambahan 3 Jam

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan tabel 4.26 kolom 4 diperoleh dari tabel 4.11 kolom 7, kolom 5 diperoleh

dari data RAB, dan kolom 6 diperoleh dari tabel 4.23 kolom H.

4.9 Diagram Jaringan Kerja Dan Penentuan Jalur Kritis Baru

Berdasarkan waktu penyelesaian baru akibat perubahan jam kerja efektif pada

kegiatan yang kritis, maka selanjutnya adalah menyusun diagram jaringan kerja baru akibat

perubahan jam kerja efektif. Penyusunan diagram jaringan kerja baru dilakukan berdasarkan

perubahan jam kerja efektif yang terjadi, yakni diagram jaringan kerja akibat penambahan 1

jam kerja lembur, diagram jaringan kerja akibat penambahan 2 jam kerja lembur, dan

diagram jaringan kerja akibat penambahan 3 jam kerja lembur. Penyusunan diagram jaringan

kerja baru juga berdasarkan waktu penyelesaian baru yang telah dihitung pada bagian

sebelumnya.

I

1

2

3

4

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

No.

-

M3 1Pekerjaan Pasangan Batu H 6.24 5.29 1.18 1

Pekerjaan Pelesteran K M2 2 10.2 37.48 0.27 1

Pekerjaan Galian Tanah E M3 1 1.34 21.17 0.06 1

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Beton Bertulang I M2 1 1.56 7.8 0.20 1 -

Pekerjaan Pelesteran J M2 1 8.09 37.48 0.22 1 -

Pekerjaan Pasangan Batu G M2 36 2.45 5.29 0.46 1 -

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pekerjaan Galian Tanah F M2 48 6.2 21.17 0.29 1 -

Pekerjaan Pelesteran C M2 48 1256.9663.8

19.70 20 -28

Pekerjaan Pelesteran C1 M2 36 942.72 14.78 15 -21

Pekerjaan Pasangan Batu B M3 109 402.15 8.99 44.73 45 -64

12 -16

Pekerjaan timbunan tanah D M3 1 60.45 43.29 1.40 2 -

DIBULATKAN

(HARI)

SELISI

WAKTU

(HARI)

1 2 3 4 5 6 7 = 5/6 8 9 = 8-4

ITEM PEKERJAANKODE

KEGIATANSAT.

WAKTU

PENYE. AWAL

(HARI)

VOLUME

Q(min)

(Sat./

hari)

WAKTU

PENYELESAIA

N (HARI)

Pekerjaan Saluran Type 0,50

Pekerjaan Galian Tanah A M3 28 415 35.98 11.53

Pekerjaan Pasangan Batu B1 M3 87 322.08 12.69 25.38 25 -62

Page 27: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-27

4.9.1 Diagram Jaringan Kerja Baru Akibat Penambahan 1 Jam Kerja Lembur

Diagram jaringan kerja untuk penambahan 1 jam kerja lembur dapat dilihat pada

gambar 4.4 berikut :

Gambar 4.5 Diagram Jaringan Kerja Baru Akibat Penambahan 1 Jam Kerja Lembur

Berdasarkan diagram baru diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan 1

jam kerja lembur menyebabkan waktu penyelesaian proyek menjadi lebih pedek yakni 118

hari, sehingga diagram jaringan kerja diatas dapat dinyatakan memenuhi syarat karena

waktu penyelesaian proyek lebih kecil dari target penyelesaian yakni lebih kecil dari 125 hari.

Berikut perhitungan saat paling awal dan saat paling lambat ( SPA dan SPL ) dapat dilihat

pada tabel 4.27.

Tabel 4.27 Perhitungan SPA Dan SPL Untuk Penambahan 1 Jam Kerja lembur

Sumber : Hasil Analisa

SPA Rumus Perhitungan SPL Rumus Perhitungan

1 2 3 4 5 6

1 SPA SPA1 0 SPL14 SPA14 118

2 SPA2 SPA2 + LA 0 + 13 = 13 SPL13 SPL14 - LK 118 - 1 = 117

3 SPA3 SPA3 + LB 13 + 51 = 64 SPL12 SPL13 - LI 117 - 1 = 116

4 SPA4 SPA4 + LB1 64 + 28 = 92 SPL11 SPL12 - LH 116 - 1 = 115

5 SPA5 SPA4 + 0 92 + 0 = 92 SPL10 SPL11 - LE 115 - 1 = 114

6 SPA6 SPA5 + LC1 92 + 17 = 109 SPL9 SPL10 - LJ 114 - 1 = 113

7 SPA7 SPA6 + LD 109 + 2 = 111 SPL8 SPL9 - LG 113 - 1 = 112

8 SPA8 SPA7 + LF 111 + 1 = 112 SPL7 SPL8 - LF 112 - 1 = 111

9 SPA9 SPA8 + LG 112 + 1 = 113 SPL6 SPL7 - LD 111 - 2 = 109

10 SPA10 SPA9 + LJ 113 + 1 = 114 SPL5 SPL6 - LC1 109 - 17 = 92

11 SPA11 SPA10 + LE 114 + 1 = 115 SPL4 SPL5 - 0 92 - 0 = 92

12 SPA12 SPA11 + LH 115 + 1 = 116 SPL3 SPL4 - LB1 92 - 28 = 64

13 SPA13 SPA12 + LI 116 + 1 = 117 SPL2 SPL3 - LB 64 - 51 = 13

14 SPA14 SPA12 + LK 117 + 1 = 118 SPL1 SPL2 - LA 13 - 13 = 0

No.

PRISTIWA

Page 28: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-28

Berdasarkan hasil perhitungan SPA dan SPL pada tabel 4.27 diatas dan gambar 4.5,

maka dapat diperoleh peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis, seperti yang

tercantum pada tabel 4.28 berikut :

Tabel 4.28 Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis

Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan Gambar 4.5

Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu kegiatan, atau

peristiwa yang mempunyai SPA sama dengan SPL, dan kegiatan kritis adalah kegiatan yang

paling sensitive terhadap keterlambatan. Suatu kegiatan disebut kritis apabila terletek

diantara dua peristiwa kritis. Adapun syarat kegiatan kritis yaitu SPAi = SPLi, SPAj = SPLj,

dan SPAi + L = SPAj, atau SPLi + L = SPLj.

Berikut adalah pembuktian peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis dapat

dilihat pada tabel 4.29 berikut :

Tabel 4.29 Pembuktian Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis Untuk Penambahan

1 Jam

Sumber : Hasil Analisa

A, B, B1, DM, C1, D, F, G, J,

E, H, I, K

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14

1-A, 2-B, 3-B1, 4-DM, 5-C1, 6-D, 7-F, 8-G, 9-J, 10-

E, 11-H, 12-I, 13-K

PERISTIWA KRITIS KEGIATAN KRITIS LINTASAN KRITIS

A B C

3 6 9

I

1 1 2 13

2 2 3 51

3 3 4 28

4 4 5 0

5 5 6 17

6 6 7 2

II

1 7 8 1

2 8 9 1

3 9 10 1

4 10 11 1

III

1 11 12 1

2 12 13 1

3 13 14 1

118

Pek. Pelesteran - 92

Total L

Pek. Pasangan Batu K 117 117 118 118 118 118 Kritis

Kritis

Pek. Pasangan Batu H 116 116 117 117 117 117 Kritis

Pek. Bangunan Bagi

Pek. Galian Tanah E 115 115 116 116 116 116

Pek. Beton Bertulang I 114 114 115 115 115 115 Kritis

Pek. Pasangan Batu J 113 113 114 114 114 114 Kritis

Kritis

Pek. Pasangan Batu G 112 112 113 113 113 113 Kritis

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pek. Galian Tanah F 111 111 112 112 112 112

Pek. Timbunan Tanah D 109 109 111 111 111 111 Kritis

Pek. Pelesteran C1 92 92 109 109 109 109 Kritis

Pek. Pasangan Batu B1 64 64 92 92 92 92 Kritis

Pek. Pasangan Batu B 14 14 64 64 64 64 Kritis

8 10 11

Pek. Saluran Type 0.50 0 0

Pek. Galian Tanah A 0 0 13 13 13 13 Kritis

No.Kegiatan

Kode

Keg.

Peristiwa Kritis

L

Kegiatan Kritis

KeteranganNo

AwalNo

AkhirSPAi + L = SPAj SPLi + L = SPLj

SPAi SPLi SPAj SPLj

1 2 4 5 7

92 92 92 92 92 Kritis

Page 29: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-29

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.29 diatas dapat diketahui bahwa item

pekerjaan tersebut diatas merupakan peristiwa kritis, dan kegiatan kritis, karena memenuhi

syarat yang telah disebutkan diatas.

Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa

kritis, dan dummy (jika ada). Ketentuan sebuah jalur kritis adalah umur jalur kritis sama

dengan umur proyek. Jalur kritis adalah jalur yang paling lama masa pelaksanaannya dari

semua jalur.

Berdasarkan tabel 4.29 diatas dapat diketahui durasi waktu penyelesaian seluruh item

pekerjaan yakni 118 hari, sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lintasan

tersebut diatas merupakan lintasan kritis karena durasi waktu penyelesaian seluruh item

pekerjaan sama dengan umur proyek yakni 118 hari (terlihat pada gambar 4.5 diatas).

4.9.2 Diagram Jaringan Kerja Baru Akibat Penambahan 2 Jam Kerja Lembur

Diagram jaringan kerja untuk penambahan 2 jam kerja efektif dapat dilihat pada

gambar 4.5 berikut :

Gambar 4.6 Diagram Jaringan Kerja Baru Untuk Akibat Penambahan 2 Jam Kerja Lembur

Berdasarkan diagram baru diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan 2

jam kerja lembur menyebabkan waktu penyelesaian proyek menjadi lebih pedek yakni 111

hari, sehingga diagram jaringan kerja diatas dapat dinyatakan memenuhi syarat karena

waktu penyelesaian proyek lebih kecil dari target penyelesaian yakni lebih kecil dari 125 hari.

Berikut perhitungan saat paling awal dan saat paling lambat ( SPA dan SPL ) dapat dilihat

pada tabel 4.30.

Page 30: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-30

Tabel 4.30 Perhitungan SPA Dan SPL Untuk Penambahan 2 Jam Kerja Lembur

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan SPA dan SPL pada tabel 4.30 diatas dan gambar 4.6,

maka dapat diperoleh peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis, seperti yang

tercantum pada tabel 4.31 berikut :

Tabel 4.31 Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis

Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan Gambar 4.6

Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu kegiatan, atau

peristiwa yang mempunyai SPA sama dengan SPL, dan kegiatan kritis adalah kegiatan yang

paling sensitive terhadap keterlambatan. Suatu kegiatan disebut kritis apabila terletek

diantara dua peristiwa kritis. Adapun syarat kegiatan kritis yaitu SPAi = SPLi, SPAj = SPLj,

dan SPAi + L = SPAj, atau SPLi + L = SPLj.

SPA Rumus Perhitungan SPL Rumus Perhitungan

1 2 3 4 5 6

1 SPA SPA1 0 SPL14 SPA14 111

2 SPA2 SPA2 + LA 0 + 12 = 12 SPL13 SPL14 - LK 111 - 1 = 110

3 SPA3 SPA3 + LB 12 + 48 = 60 SPL12 SPL13 - LI 110 - 1 = 109

4 SPA4 SPA4 + LB1 60 + 26 = 86 SPL11 SPL12 - LH 109 - 1 = 108

5 SPA5 SPA4 + 0 86 + 0 = 86 SPL10 SPL11 - LE 108 - 1 = 107

6 SPA6 SPA5 + LC1 86 + 16 = 102 SPL9 SPL10 - LJ 107 - 1 = 106

7 SPA7 SPA6 + LD 102 + 2 = 104 SPL8 SPL9 - LG 106 - 1 = 105

8 SPA8 SPA7 + LF 104 + 1 = 105 SPL7 SPL8 - LF 105 - 1 = 104

9 SPA9 SPA8 + LG 105 + 1 = 106 SPL6 SPL7 - LD 104 - 2 = 102

10 SPA10 SPA9 + LJ 106 + 1 = 107 SPL5 SPL6 - LC1 102 - 16 = 86

11 SPA11 SPA10 + LE 107 + 1 = 108 SPL4 SPL5 - 0 86 - 0 = 86

12 SPA12 SPA11 + LH 108 + 1 = 109 SPL3 SPL4 - LB1 86 - 26 = 60

13 SPA13 SPA12 + LI 109 + 1 = 110 SPL2 SPL3 - LB 60 - 48 = 12

14 SPA14 SPA12 + LK 110 + 1 = 111 SPL1 SPL2 - LA 12 - 12 = 0

No.

PRISTIWA

A, B, B1, DM, C1, D, F, G, J,

E, H, I, K

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14

1-A, 2-B, 3-B1, 4-DM, 5-C1, 6-D, 7-F, 8-G, 9-J, 10-

E, 11-H, 12-I, 13-K

PERISTIWA KRITIS KEGIATAN KRITIS LINTASAN KRITIS

A B C

Page 31: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-31

Berikut adalah pembuktian peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis dapat

dilihat pada tabel 4.32 berikut :

Tabel 4.32 Pembuktian Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis Untuk Penambahan

2 Jam

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.32 diatas dapat diketahui bahwa item

pekerjaan tersebut diatas merupakan peristiwa kritis, dan kegiatan kritis, karena memenuhi

syarat yang telah disebutkan diatas.

Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa

kritis, dan dummy (jika ada). Ketentuan sebuah jalur kritis adalah umur jalur kritis sama

dengan umur proyek. Jalur kritis adalah jalur yang paling lama masa pelaksanaannya dari

semua jalur.

Berdasarkan tabel 4.32 diatas dapat diketahui durasi waktu penyelesaian seluruh item

pekerjaan yakni 111 hari, sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lintasan

tersebut diatas merupakan lintasan kritis karena durasi waktu penyelesaian seluruh item

pekerjaan sama dengan umur proyek yakni 108 hari (terlihat pada gambar 4.6 diatas).

3 6 9

I

1 1 2 12

2 2 3 48

3 3 4 26

4 4 5 0

5 5 6 16

6 6 7 2

II

1 7 8 1

2 8 9 1

3 9 10 1

4 10 11 1

III

1 11 12 1

2 12 13 1

3 13 14 1

111

Pek. Pelesteran - 86

Total L

Pek. Pasangan Batu K 110 110 111 111 111 111 Kritis

Kritis

Pek. Pasangan Batu H 109 109 110 110 110 110 Kritis

Pek. Bangunan Bagi

Pek. Galian Tanah E 108 108 109 109 109 109

Pek. Beton Bertulang I 107 107 108 108 108 108 Kritis

Pek. Pasangan Batu J 106 106 107 107 107 107 Kritis

Kritis

Pek. Pasangan Batu G 105 105 106 106 106 106 Kritis

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pek. Galian Tanah F 104 104 105 105 105 105

Pek. Timbunan Tanah D 102 102 104 104 104 104 Kritis

Pek. Pelesteran C1 86 86 102 102 102 102 Kritis

Pek. Pasangan Batu B1 60 60 86 86 86 86 Kritis

Pek. Pasangan Batu B 14 14 60 60 60 60 Kritis

8 10 11

Pek. Saluran Type 0.50 0 0

Pek. Galian Tanah A 0 0 12 12 12 12 Kritis

No.Kegiatan

Kode

Keg.

Peristiwa Kritis

L

Kegiatan Kritis

KeteranganNo

AwalNo

AkhirSPAi + L = SPAj SPLi + L = SPLj

SPAi SPLi SPAj SPLj

1 2 4 5 7

86 86 86 86 86 Kritis

Page 32: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-32

4.9.3 Diagram Jaringan Kerja Baru Akibat Penambahan 3 Jam Kerja Lembur

Diagram jaringan kerja untuk penambahan 3 jam kerja efektif dapat dilihat pada

gambar 4.6 berikut :

Gambar 4.7 Diagram Jaringan Kerja Baru Akibat Penambahan 3 Jam

Berdasarkan diagram baru diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan 3

jam kerja lembur menyebabkan waktu penyelesaian proyek menjadi lebih pendek yakni 106

hari, sehingga diagram jaringan kerja diatas dapat dinyatakan memenuhi syarat karena

waktu penyelesaian proyek lebih kecil dari target penyelesaian yakni lebih kecil dari 125 hari.

Berikut perhitungan saat paling awal dan saat paling lambat ( SPA dan SPL ) dapat dilihat

pada tabel 4.32.

Page 33: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-33

Tabel 4.32 Perhitungan SPA Dan SPL Untuk Penambahan 3 Jam Kerja Lembur

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan SPA dan SPL pada tabel 4.32 diatas dan gambar 4.7,

maka dapat diperoleh peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis, seperti yang

tercantum pada tabel 4.33 berikut :

Tabel 4.33 Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis

Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan Gambar 4.7

Suatu kegiatan disebut kritis apabila terletek diantara dua peristiwa kritis. Adapun syarat

kegiatan kritis yaitu SPAi = SPLi, SPAj = SPLj, dan SPAi + L = SPAj, atau SPLi + L = SPLj.

Berikut adalah pembuktian peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis dapat

dilihat pada tabel 4.34 berikut :

SPA Rumus Perhitungan SPL Rumus Perhitungan

1 2 3 4 5 6

1 SPA SPA1 0 SPL14 SPA14 106

2 SPA2 SPA2 + LA 0 + 12 = 12 SPL13 SPL14 - LK 106 - 1 = 105

3 SPA3 SPA3 + LB 12 + 45 = 57 SPL12 SPL13 - LI 105 - 1 = 104

4 SPA4 SPA4 + LB1 57 + 25 = 82 SPL11 SPL12 - LH 104 - 1 = 103

5 SPA5 SPA4 + 0 82 + 0 = 82 SPL10 SPL11 - LE 103 - 1 = 102

6 SPA6 SPA5 + LC1 82 + 15 = 97 SPL9 SPL10 - LJ 102 - 1 = 101

7 SPA7 SPA6 + LD 97 + 2 = 99 SPL8 SPL9 - LG 101 - 1 = 100

8 SPA8 SPA7 + LF 99 + 1 = 100 SPL7 SPL8 - LF 100 - 1 = 99

9 SPA9 SPA8 + LG 100 + 1 = 101 SPL6 SPL7 - LD 99 - 2 = 97

10 SPA10 SPA9 + LJ 101 + 1 = 102 SPL5 SPL6 - LC1 97 - 15 = 82

11 SPA11 SPA10 + LE 102 + 1 = 103 SPL4 SPL5 - 0 82 - 0 = 82

12 SPA12 SPA11 + LH 103 + 1 = 104 SPL3 SPL4 - LB1 82 - 25 = 57

13 SPA13 SPA12 + LI 104 + 1 = 105 SPL2 SPL3 - LB 57 - 45 = 12

14 SPA14 SPA12 + LK 105 + 1 = 106 SPL1 SPL2 - LA 12 - 12 = 0

No.

PRISTIWA

A, B, B1, DM, C1, D, F, G, J,

E, H, I, K

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14

1-A, 2-B, 3-B1, 4-DM, 5-C1, 6-D, 7-F, 8-G, 9-J, 10-

E, 11-H, 12-I, 13-K

PERISTIWA KRITIS KEGIATAN KRITIS LINTASAN KRITIS

A B C

Page 34: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-34

Tabel 4.34 Pembuktian Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, Dan Lintasan Kritis Untuk Penambahan

3 Jam

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.34 diatas dapat diketahui bahwa item

pekerjaan tersebut diatas merupakan peristiwa kritis, dan kegiatan kritis, karena memenuhi

syarat yang telah disebutkan diatas.

Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa

kritis, dan dummy (jika ada). Ketentuan sebuah jalur kritis adalah umur jalur kritis sama

dengan umur proyek. Jalur kritis adalah jalur yang paling lama masa pelaksanaannya dari

semua jalur.

Berdasarkan tabel 4.34 diatas dapat diketahui durasi waktu penyelesaian seluruh item

pekerjaan yakni 106 hari, sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lintasan

tersebut diatas merupakan lintasan kritis karena durasi waktu penyelesaian seluruh item

pekerjaan sama dengan umur proyek yakni 106 hari (terlihat pada gambar 4.7 diatas).

Dari hasil perhitungan SPA dan SPL, pembuktian lintasan kritis serta gambar diagram

jaringan kerja untuk setiap penambahan jam kerja efektif ( 1 jam, 2 jam, dan 3 jam ) diatas

dapat diketahui bahwa peristiwa kritis, kegiatan kritis, dan lintasan kritis tidak mengalami

perubahan. Perubahan yang terdapat dari 5 diagram yang tergambar diatas adalah durasi

3 6 9

I

1 1 2 12

2 2 3 45

3 3 4 25

4 4 5 0

5 5 6 15

6 6 7 2

II

1 7 8 1

2 8 9 1

3 9 10 1

4 10 11 1

III

1 11 12 1

2 12 13 1

3 13 14 1

106

82 82 82 82 82 Kritis

No.Kegiatan

Kode

Keg.

Peristiwa Kritis

L

Kegiatan Kritis

KeteranganNo

AwalNo

AkhirSPAi + L = SPAj SPLi + L = SPLj

SPAi SPLi SPAj SPLj

1 2 4 5 7 8 10 11

Pek. Saluran Type 0.50 0 0

Pek. Galian Tanah A 0 0 12 12 12 12 Kritis

Pek. Pasangan Batu B 14 14 57 57 57 57 Kritis

Pek. Pasangan Batu B1 57 57 82 82 82 82 Kritis

Pek. Pelesteran C1 82 82 97 97 97 97 Kritis

Pek. Timbunan Tanah D 97 97 99 99 99 99 Kritis

Pek. Bang. Gorong-Gorong

Pek. Galian Tanah F 99 99 100 100 100 100 Kritis

Pek. Pasangan Batu G 100 100 101 101 101 101 Kritis

Pek. Pasangan Batu J 101 101 102 102 102 102 Kritis

Pek. Beton Bertulang I 102 102 103 103 103 103 Kritis

Pek. Bangunan Bagi

Pek. Galian Tanah E 103 103 104 104 104 104

Pek. Pelesteran - 82

Total L

Pek. Pasangan Batu K 105 105 106 106 106 106 Kritis

Kritis

Pek. Pasangan Batu H 104 104 105 105 105 105 Kritis

Page 35: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-35

waktu penyelesaian proyek, dimana pada diagram jaringan kerja normal durasi waktu

penyelesaian proyek lebih besar jika dibandingkan dengan diagram setelah perubahan jam

kerja efekitf yakni penambahan 1 jam, penambahan 2 jam, dan penambahan 3 jam kerja

efekitf. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel evaluasi berikut :

Tabel 4.35. Tabel Evaluasi Durasi Waktu Penyelesaian Proyek

Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan Gambar 4.4, 4.5, 4.6, dan 4.7

4.10 Perubahan Analisa Harga Satuan Item Pekerjaan

Adanya perubahan jam kerja efektif maka secara otomatis akan terjadi perubahan

biaya pada masing-masing item pekerjaan, sehingga pada akhirnya biaya proyek secara

keseluruhan dari item-item pekerjaan akan berubah pulah berdasarkan besar perubahan

biaya dari setiap item pekerjaan. Artinya bahwa ketika ada perubahan jam kerja efektif,

produksi tenaga kerja akan mengalami perubahan sebesar perubahan jam kerja itu sendiri,

sehingga waktu pelaksanaan proyek juga mengalami perubahan sebesar perubahan

produksi akibat perubahan jam kerja efektif, dan pada akhirnya biaya proyek juga mengalami

perubahan.

Pada penelitian ini melakukan percepatan waktu penyelesaian proyek dengan

menambah jam kerja lembur pada item-item pekerjaan. Sehingga upah tenaga kerja dalam

jam kerja lembur dihitung berdasarkan standar upah menurut Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor Kep. 102/Men/IV/2014 Tentang Waktu Dan Upah Lembur.

Dimana untuk penambahan 1 jam lembur tarif upah tenaga kerja adalah 1.5 dikali upah

-19

A, B, B1, 0, C1, D, F,

G, J, E, H, I, K

1-A, 2-B, 3-B1, 4-0, 5-C1, 6-D,

7-F, 8-G, 9-J, 10-E, 11-H, 12-I,

13-K

1-A, 2-B, 3-B1, 4-0, 5-C1, 6-D,

7-F, 8-G, 9-J, 10-E, 11-H, 12-I,

13-K

1-A, 2-B, 3-B1, 4-0, 5-C1, 6-D,

7-F, 8-G, 9-J, 10-E, 11-H, 12-I,

13-K

118

111

106

A, B, B1, 0, C1, D, F,

G, J, E, H, I, K

A, B, B1, 0, C1, D, F,

G, J, E, H, I, K

-

-7

-14

125

A, B, B1, 0, C1, D, F,

G, J, E, H, I, K

1-A, 2-B, 3-B1, 4-0, 5-C1, 6-D,

7-F, 8-G, 9-J, 10-E, 11-H, 12-I,

13-K

Normal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13, 14

Penambahan 3 jam 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13, 14

1 2

Penambahan 1 Jam 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13, 14

Penambahan 2 Jam 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13, 14

DIAGRAM JARINGAN

KERJA

3 4 5

SELISI

WAKTU

(HARI)

PERISTIWA KRITIS KEGIATAN KRITIS LINTASAN KRITISDURASI WAKTU

PENYELESAAN (HARI)

Page 36: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-36

standar, dan apabila ada penambahan 2 jam lembur atau lebih maka tarif upah tenaga kerja

adalah 2 kali upah standar.

Tabel 4.36 Rangkuman Produksi Normal Dan Produksi Akibat Perubahan Jam Kerja Efektif

Sumber : Hasil Analisa

4.10.1 Perhitungan Harga Satuan Item Pekerjaan

Harga satuan item pekerjaan yang dihitung untuk setiap perubahan jam kerja efektif

( lembur 1 jam, lembur 2 jam, dan lembur 3 jam ) relatif berbeda dengan harga satuan awal.

Hal ini terjadi karena upah satuan tenaga kerja pada jam kerja lembur lebih besar jika

dibandingkan dengan harga satuan tenaga kerja awal. Berikut adalah hasil perhitungan

harga satuan upah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 4.37.

Tabel 4.37 Harga Satuan Upah Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan tabel 4.36 diatas maka dapat dihitung analisa harga satuan awal dan

harga satuan lembur. Berikut hasil hitung dapat dilihat pada tabel 4.38

I

1

2

3

4

5

II

6

7

8

9

III

10

11

12

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Bangunan Gorong-Gorong

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Saluran Type 0.50

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Timbunan Tanah

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan Pelesteran

H

K

F

G

J

I

E

A

D

B

C

C1

Lembur 3 Jam

Produksi Akibat Perubahan Jam Kerja EfektifNo.

Produksi

Normal Lembur 1 Jam Lembur 2 JamItem Pekerjaan Kode Kegiatan

3.7

26.32

29.62

30.3

7.4

52.64

14.81

3.7

52.64

4.23

26.32

6.06

14.81

31.74

34.63

7.93

56.36

16.93

56.36

33.86

38.96

8.46

60.08

19.05

60.08

4.76

33.76

30.04

6.93

16.93

4.23

30.04

4.76

33.76

7.80

19.05

37.48

8.67

21.17

5.29

37.48

35.98

43.29

8.99

63.8

21.17

5.29

63.8

1

2

3

4

130,000.00

100,000.00

160,000.00

170,000.00

130,000.00

100,000.00

170,000.00

65,000.00

50,000.00

120,000.00

127,500.00

97,500.00

75,000.00

85,000.00

Tukang

Pekerja

Hari

Hari

Hari

Hari

Kepala Tukang

Upah 3 Jam

Lembur (Rp.)

1.5 x HSU 2 x HSU 2 x HSU

Mandor 80,000.00 160,000.00

Upah 2 Jam

Lembur (Rp.)No. Uraian SatuanHarga Satuan

Upah (HSU)

(Rp.)

Upah 1 Jam

Lembur (Rp.)

Page 37: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-37

Tabel 4.38 Jumlah Harga Satuan Awal dan Jumlah Harga Satuan Lembur

Sumber : Hasil Analisa

4.11 Hitung Kembali Biaya Proyek

Berdasarkan harga satuan item pekerjaan pada tabel 4.38 diatas maka dapat dihitung

biaya proyek untuk jam kerja normal, 1 jam kerja lembur, 2 jam kerja lembur, dan 3 jam kerja

lembur. Hasil perhitungan biaya proyek dapat dilihat pada tabel 4.39 berikut :

-

I Pek. Saluran Pasangan Type 0.50

1

2

3

5

6

II

1

2

3

4

III

1

2

3

No. Kode

Pek. Satuan Volume

Harga Satuan

Awal ( Rp. )

Harga Satuan 1 Jam

Lembur ( Rp )

Harga Satuan 2 Jam

Lembur ( Rp )

A B C D E F G

Item Pekerjaan

Pekerjaan Bangunan Bagi

Pekerjaan Galian Tanah

Pasangan Batu Karang

Pekerjaan Pelesteran

A

D

B

C

C1Pekerjaan Pelesteran

Pek. Bangunan Gorong-Gorong

Pekerjaan Galian Tanah

Pasangan Batu Karang

Pekerjaan Pelesteran

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Timbunan Tanah

Pasangan Batu Karang

Pekerjaan Pelesteran

K

F

G

J

I

M2

415.00

115.17

402.15

1255.98

942.72

8.09

1.34

2.45

6.20

6.24

10.20

1.56

M3

M3

M3

M2

M2

M3

M3

M2

E

H

M3

M3

M3

43,065.00

831,440.36

58,242.45

64,597.50

31,581.00

953,953.15

78,226.71

78,226.71

64,597.50

953,953.15

78,226.71

4131276.1500

64,597.50

953,953.15

78,226.71

43,065.00

21,054.00

831,440.36

58,242.45

58,242.45

43,065.00

831,440.36

58,242.45

3,783,124.20

98,210.96

98,210.96

86,130.00

1,076,465.65

98,210.96

4,479,427.52

86,130.00

1,076,465.65

98,210.96

Harga Satuan 3 Jam

Lembur ( Rp )

H

86,130.00

42,108.00

1,076,465.65

86,130.00

42,108.00

1,076,465.65

4,479,427.52

86,130.00

1,076,465.65

98,210.96

98,210.96

98,210.96

86,130.00

1,076,465.65

98,210.96

Page 38: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-38

Page 39: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-39

Tabel 4.40 Rangkuman Biaya Proyek

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa bila terjadi penambahan

jam kerja lembur ( tambah 1 jam, tambah 2 jam, dan tambah 3 jam ) dari 7 jam kerja efektif

awal, waktu pelaksanaan proyek menjadi lebih pendek tetapi biaya proyek juga bertambah

besar akibat adanya perubahan harga satuan item pekerjaan pengaruh jam kerja lembur

seperti yang terlihat pada tabel 4.40 diatas.

Berdasarkan hasil perhitungan biaya proyek untuk penambahan 2 jam kerja lembur

dan penambahan 3 jam kerja lembur, jumlah biaya proyek sama yakni Rp.1.054.571.542,24.

Hal tesebut terjadi karena harga satuan upah tenaga kerja pada penambahan 1 jam dan

penambahan 2 jam sama dengan berdasarkan pada persyaratan MENAKERTRANS

NO.KEP. 102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur, dimana

untuk penambahan 1 jam pertama upah tenaga kerja adalah 1,5 x upah standar, dan untuk

penambahan 2 jam dan 3 jam adalah 2 x upah standar.

4.12 Hitung Keuntungan Proyek

Keuntungan adalah selisi antara pendapatan dan pengeluaran dari suatu kegiatan

atau proyek yang dikerjakan. Suatu proyek dinyatakan memperoleh keuntungan apabila

pendapatan yang didapat lebih besar dari pada pengeluaran, dan sebaliknya jika suatu

proyek penyelesaiannya lebih banyak pengeluaran maka proyek tersebut dinyatakan

mengalami kerugian. Keuntungan awal dari suatu pelaksanaan proyek diambil dari 10%

biaya proyek, namun keuntungan proyek juga akan mengalami perubahan seiring dengan

perubahan biaya proyek yang terjadi.

Keuntungan proyek dihitung dengan menggunakan persamaan L = 10% * (BP).

Keterangan :

L = Laba / Keuntungan

BP = Biaya Proyek

A

1

2

3

4

-

144,910,403.59

289,820,571.65

289,820,571.65

Normal

Tambah 1 Jam

Tambah 2 Jam

Tambah 3 Jam

125

118

111

106

-

18.95

37.90

37.90

764,750,970.59

764,750,970.59

909,661,374.18

1,054,571,542.24

1,054,571,542.24

NoPerubahan Biaya

Proyek ( Rp )

Besar Perubahan

Biaya Proyek ( Rp )% Biaya Proyek

B C D E F = E-D G = ((E-D)/D)*100

Biaya Proyek

Awal ( Rp )

Waktu

PelaksanaanJam Kerja Efektif

Page 40: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-40

Sedangkan perubahan keuntungan dapat dihitung dengan persamaan :

ΔL L – ( L * % Perubahan Biaya Proyek )

Keterangan :

ΔL = Perubahan Keuntungan

L = Keuntungan awal

Hasil perhitungan keuntungan awal dan keuntungan baru akibat perubahan biaya

proyek dapat dilihat pada tabel 4.39 berikut :

Tabel 4.41 Hasil Perhitungan Keuntungan Awal Dan Keuntungan Baru

Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan tabel 4.41 diatas dapat diketahui bahwa setiap penambahan jam kerja

lembur terjadi perubahan (penurunan) keuntungan yang cukup besar seperti yang terlihat

pada tabel diatas.

4.13 Pembahasan

Pembahasan dalam analisa ini dilakukan untuk menjawab tujuan-tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini, diantaranya adalah pengaruh perubahan jam kerja efektif

terhadap produksi minimum, hubungan perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap

waktu penyelesaian, pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap biaya

proyek dan pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap keuntungan

proyek.

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada masing-masing tujuan yang

disebutkan diatas maka dapat dibuatkan grafik yang menunjukkan pengaruh perubahan jam

kerja efektif pada jalur kritis terhadap waktu pelaksanaan, biaya proyek, dan keuntungan

proyek.

A

1

2

3

4

-

18.95%

37.90%

37.90%

-

-18.95

-37.9

-37.9

76,475,097.06

61,983,066.17

47,491,035.27

47,491,035.27

-

14,492,030.89

28,984,061.79

28,984,061.79

Normal

Lembur 1 Jam

Lembur 2 Jam

Lembur 3 Jam

125

118

111

106

76,475,097.06

% Keuntungan

B C D E F = D - (D*E) G H = ((F-D)/D)*100

Keuntungan Proyek

Awal ( Rp. )

% Perubahan Biaya

ProyekKeuntungan Baru

( Rp. )

Besar Perubahn

Keuntungan ( Rp. )N0 Jam Kerja Efektif

Waktu

Pelaksanaan

Page 41: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-41

4.13.1 Pengaruh perubahan jam kerja efektif pada jalur kritis terhadap waktu

penyelesaian

Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil analisa pada bagian-bagian sebelumnya

dapat diketahui bahwa sesunggunya perubahan jam kerja efektif tidak berpengaruh pada

jalur kritis. Artinya bahwa jalur kritis pada diagram jaringan kerja awal dan diagram jaringan

kerja akibat perubahan jam kerja efektif tetap pada jalur kritis yang sama.

Tetapi perubahan jam kerja efektif ( penambahan jam kerja lembur, 3 jam dengan

interval waktu 1 jam ) sangat berpengaruh pada waktu penyelesaian setiap item pekerjaan

pada diagram jaringan kerja, dimana dengan adanya perubahan jam kerja efektif (jam kerja

lembur) terjadi perubahan produksi minimum (Qm) kelompok kerja dalam satu satuan hari.

Sehingga waktu penyelesaian item pekerjaan mengalami perubahan seiring dengan

perubahan jam kerja efektif yang terjadi dalam satu satuan hari.

Hal tersebut terjadi karena sesunggunya waktu penyelesaian setiap item pekerjaan

sangat tergantung pada produksi minimum (Qmin) yang dihasilkan oleh kelompok kerja pada

setiap item pekerjaan yang bersangkutan dan besar kecilnya produksi minimum sangat

ditentukan oleh lamanya jam kerja efektif yang digunakan untuk menyelesaikan setiap item

pekerjaan.

Kejelasan keterangan diatas dapat dibuktikan dengan merujuk pada persamaan 2.12

yakni produksi tenaga kerja

dan persamaan 2.17 yakni waktu

penyelesaian

yang dapat dilihat pada Bab II. Berdasarkan persamaan-persamaan

tersebut dapat diketahui dengan jelas pengaruh perubahan jam kerja efektif. Sehingga pada

akhirnya waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan diperoleh setelah melakukan

penggambaran diagram jaringan kerja seperti pada gambar 4.4, 4.5, 4.6, dan gambar 4.7

diatas. Perubahan waktu penyelesaian akibat perubahan jam kerja efektif dapat dilihat pada

tabel 4.42 berikut :

Tabel 4.42 Hubungan Jam Kerja Efektif Terhadap Waktu Penyelesaian

.

Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan Gambar 4.4, 4.5, 4.6,Dan 4.7

1 Jam Efektif Awal 125

2 Lembur 1 Jam 118

3 Lembur 2 Jam 111

4 Lembur 3 Jam 106

Jam Kerja EfektifWaktu Penyelesaian

(Hari)No.

Page 42: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-42

Perubahan waktu penyelesaian terjadi karena adanya perubahan jam kerja efektif

yang mempengaruhi produksi minimum kelompok kerja (penambahan jam kerja lembur),

artinya penggunaan jam kerja efektif semakin meningkat maka produksi minimum akan

semakin meningkat dan waktu penyelesaiaan akan semakin menurun. Sedangkan

perubahan waktu penyelesian item pekerjaan itu sendiri dapat mempengaruhi umur lintasan

kritis, dimana waktu penyelesaian setiap item pekerjaan menurun umur lintasan kritis juga

menurun. Perubahan umur lintasan kritis akibat penambahan 1 jam kerja efekti adalah 118

hari lebih lebih kecil dari umur lintasan kritis awal yakni 125 hari, umur lintasan kritis akibat

penambahan 2 jam kerja efektif adalah 111 hari, dan umur lintasan kritis akibat penambahan

3 jam kerja efektif adalah 106 hari, dimana lebih kecil dari umur lintasan kritis pada diagram

jaringan kerja awal.

Berdasarkan tabel 4.40 diatas dapat dibuat grafik hubungan antara jam kerja efektif

dan waktu penyelesaian.

Gambar 4.8 Grafik Hubungan Jam Kerja Efektif Dan Waktu Penyelesaian

4.13.2 Pengaruh Perubahan Jam Kerja Efektif Pada Jalur Kritis Terhadap Biaya

Proyek.

Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil analisa pada bagian-bagian sebelumnya

dapat diketahui bahwa sesunggunya perubahan jam kerja efektif tidak berpengaruh pada

95

100

105

110

115

120

125

130

Jam EfektifAwal

Lembur 1Jam

Lembur 2Jam

Lembur 3Jam

Hubungan Jam Kerja Efektif Dan Waktu Penyelesaian

Hubungan Jam KerjaEfektif Dan WaktuPenyelesaian

Page 43: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-43

jalur kritis. Artinya bahwa jalur kritis pada diagram jaringan kerja awal dan diagram jaringan

kerja akibat perubahan jam kerja efektif tetap pada jalur kritis yang sama.

Untuk biaya proyek, berdasarkan hasil perhitungan pada bagian-bagian sebelumnya

dapat diketahui pula bahwa perubahan jam kerja efektif sangat berpengaruh terhadap biaya

proyek. Dimana perubahan jam kerja efektif semakin besar, maka produksi minimum (Qmin)

kelompok kerja juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan jam kerja efektif yang

terjadi dalam satu satuan hari, sehingga waktu penyelesaian juga mengalami perubahan

berdasarkan produksi minimum (Qmin) yang terjadi dalam satu satuan hari, sehingga biaya

unsure tenaga kerja juga mengalami perubahan.

Jika merujuk pada persamaan 2.21 , persamaan 2.22

, persamaan 2.23 , (biaya unsur tenaga kerja),

persamaan 2.24 (biaya unsur material), dan persamaan 2.25

(biaya unsur peralatan) dapat diketahui dengan jelas bahwa variabel

penentu dari biaya proyek adalah biaya unsure tenaga kerja, biaya unsure material, dan

biaya unsure peralatan. Perlu diketahui juga bahwa dalam penelitian yang berubah adalah

biaya unsure tenaga kerja, karena adanya perubahan jam kerja efektif (panambahan jam

kerja lembur) yang terjadi. Berikut hasil perhitungan pengaruh perubahan jam kerja efektif

terhadap biaya proyek dapat dilihat pada tabel 4.43.

Tabel 4.43 Pengaruh Perubahan Jam Kerja Efektif Terhadap Biaya Proyek

Sumber : Hasil Analisa

Perubahan biaya proyek akibat adanya peningkatan jam kerja efektif terjadi karena

harga satuan upah tenaga kerja dibayar sesuai persyaratan MENAKERTRANS NO.KEP.

102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur. Hasil perhitungan

dapat diketahui bahwa, biaya proyek akibat jam kerja efektif normal lebih

kecil dari biaya proyek akibat penambahan jam kerja efektif pertama yakni

Rp.909.661.374,18 lebih kecil dari biaya proyek akibat penambahan jam kerja efektif kedua

yakni Rp.1.054.571.542,24 dan lebih kecil dari biaya proyek akibat penambahan jam kerja

1 Jam Efektif Awal 764,750,970.59

2 Lembur 1 Jam 909,661,374.18

3 Lembur 2 Jam 1,054,571,542.24

4 Lembur 3 Jam 1,054,571,542.24

Jam Kerja EfektifPerubahan Biaya

Proyek (Rp.)No.

Page 44: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-44

efektif ketiga yakni Rp.1.054.571.542,24. Hal tersebut terjadi karena biaya proyek pada

setiap penambahan jam kerja efektif (jam kerja lembur) semakin meningkat, dan biaya

proyek itu sendiri juga meningkat karena pengaruh perubahan harga satuan upah tenaga

kerja pada penambahan jam kerja efektif.

Biaya proyek pada penambahan 2 jam kerja lembur dan penambahan 3 jam kerja

lembur tidak berbeda atau dengan kata lain sama, karena pengaruh perhitungan harga

satuan upah tenaga kerja untuk kedua jam kerja lembur tersebut sama yaitu 2 x upah

standar. Sehingga dari harga satuan upah tenaga kerja tersebut yang sama mengakibatkan

biaya proyek pada kedua jam kerja lembur tersebut sama.

Berdasarkan tabel 4.43 diatas maka dapat dibuat grafik hubungan jam kerja efektif

dan perubahan biaya proyek. Berikut grafik hubungan jam kerja efektif dan perubahan biaya

proyek :

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Jam Kerja Efektif Dan Perubahan Biaya Proyek

4.13.3 Pengaruh Perubahan Jam Kerja Efektif Pada Jalur Kritis Terhadap

Keuntungan Proyek

Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil analisa pada bagian-bagian sebelumnya

dapat diketahui bahwa sesunggunya perubahan jam kerja efektif tidak berpengaruh pada

jalur kritis. Artinya bahwa jalur kritis pada diagram jaringan kerja awal dan diagram jaringan

kerja akibat perubahan jam kerja efektif tetap pada jalur kritis yang sama.

0.00

200,000,000.00

400,000,000.00

600,000,000.00

800,000,000.00

1,000,000,000.00

1,200,000,000.00

JamEfektifAwal

Lembur1 Jam

Lembur2 Jam

Lembur3 Jam

Hubungan Jam Kerja Efektif Terhadap Biaya Proyek

Hubungan Jam KerjaEfektif Terhadap BiayaProyek

Page 45: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-45

Besar kecilnya keuntungan suatu proyek sangat ditentukan oleh biaya proyek yang

digunakan untuk menyelesaikan seluruh item pekerjaan yang bersangkutan. Pengertian

tersebut menyatakan bahwa jika biaya proyek semakin kecil maka keuntungan proyek akan

semakin besar, sedangkan jika biaya proyek semakin besar maka keuntungan proyek akan

semakin kecil atau mengalami penurunan dari keuntungan awal.

Sesunggunya pengaruh perubahan jam kerja efektif terhadap keuntungan proyek

tidak terlihat secara nyata dalam persamaan yang digunakan dalam perhitungan keuntungan,

tetapi yang berpengaruh secara nyata adalah biaya proyek. Untuk lebih jelas dapat kita lihat

persamaan 2.30 L-

, dan persamaan

L- - - -

- yang dapat dilihat pada Bab IV yakni

persamaan keuntungan. Hasil analisa mengenai perubahan keuntungan akibat perubahan

jam kerja efektif dapat dilihat pada tabel 4.44 berikut :

Tabel 4.44 Perubahan Keuntungan Akibat Perubahan Jam Kerja Efektif

Sumber : Hasil Analisa

Perubahan keuntungan proyek terjadi karena adanya perubahan jam kerja efektif

yang dapat mempengaruhi biaya proyek dan biaya proyek itu sendiri dapat mempengaruhi

keuntungan proyek. Perubahan jam kerja efektif pertama (1 jam lembur) berpengaruh pada

penurunanan keuntungan sebesar Rp.61.983.066,17 dari keuntungan awal yang sebesar

Rp.76.475.097,06 dengan selisi keuntungan sebesar Rp. 14.492.030,89 sehingga

prosentase penurunan keuntungan untuk penambahan 1 jam kerja efektif pertama adalah

sebesar -18,95%. Penambahan 2 jam kerja efektif menyebabkan penurunan keuntungan

sebesar Rp.47.491.035,27 dengan selisi keuntungan sebesar Rp.28.984.061,79 dan

prosentase penurunan keuntungan sebesar -37,90%, dan penambahan 3 jam kerja efektif

menyebabkan penurunan keuntungan sebesar Rp. 47.491.035,27 dengan prosentase

penurunan keuntungan sebesar -37.90%.

1 Jam Efektif Awal 76,475,097.06

2 Lembur 1 Jam 61,983,066.17

3 Lembur 2 Jam 47,491,035.27

4 Lembur 3 Jam 47,491,035.27

No. Jam Kerja EfektifPerubahan

Keuntungan (Rp.)

Page 46: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/955/5/BAB IV.pdf · 2019. 10. 8. · BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... menghitung perubahan analisa harga satuan item pekerjaan,

IV-46

Hal serupa pada kesamaan biaya proyek pada penambahan 2 jam kerja lembur dan

penambahan 3 jam kerja lembur menyebabkan keuntungan pada kedua jam kerja lembur

tersebut juga menjadi sama yakni Rp. 47.491.035,27.

Berdasarkan tabel 4.44 diatas maka dapat dibuat grafik hubungan jam kerja efektif

dan keuntungan proyek. Berikut grafik hubungan jam kerja efektif dan keuntungan proyek :

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Jam Kerja Efektif Dan Keuntungan Proyek

0.0010,000,000.0020,000,000.0030,000,000.0040,000,000.0050,000,000.0060,000,000.0070,000,000.0080,000,000.0090,000,000.00

JamEfektifAwal

Lembur1 Jam

Lembur2 Jam

Lembur3 Jam

Hubungan Perubahan Jam Kerja Efektif Terhadap Keuntungan Proyek

Hubungan Perubahan JamKerja Efektif TerhadapKeuntungan Proyek