BAB IV

22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rencana Pekerjaan Dalam bab ini akan dibahas analisa harga satuan bahan, upah dan pekerjaan serta penjadwalan tahap desain pembangunan jalan kabupaten Bulukumba. Yang mana pada pekerjaan jalan ini terbagi dua (2) ruas jalan yakni ruas jalan kalimassang – sawere dan ruas bonto macinna – jepuru yang masing-masing panjangnya 1 km. Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan suatu proyek dapat dihitung dari analisis harga satuan pekerjaan. Untuk melakukan analisis ini diperlukan harga satuan dasar tenaga, bahan, dan peralatan yang sesuai dengan kondisi di lokasi proyek. Sebelum menentukan besarnya biaya pelaksanaan, maka terlebih dahulu dilakukan peninjauan serta pengukuran di lokasi pekerjaan untuk selanjutnya menentukan pekerjaan apa saja yang akan dilaksanakan serta untuk menentukan besar volume kerja dari setiap uraian pekerjaan yang

description

skripsi

Transcript of BAB IV

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Rencana PekerjaanDalam bab ini akan dibahas analisa harga satuan bahan, upah dan pekerjaan serta penjadwalan tahap desain pembangunan jalan kabupaten Bulukumba. Yang mana pada pekerjaan jalan ini terbagi dua (2) ruas jalan yakni ruas jalan kalimassang sawere dan ruas bonto macinna jepuru yang masing-masing panjangnya 1 km. Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan suatu proyek dapat dihitung dari analisis harga satuan pekerjaan. Untuk melakukan analisis ini diperlukan harga satuan dasar tenaga, bahan, dan peralatan yang sesuai dengan kondisi di lokasi proyek.Sebelum menentukan besarnya biaya pelaksanaan, maka terlebih dahulu dilakukan peninjauan serta pengukuran di lokasi pekerjaan untuk selanjutnya menentukan pekerjaan apa saja yang akan dilaksanakan serta untuk menentukan besar volume kerja dari setiap uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya. Setelah terdapat kesepahaman dengan pemilik pekerjaan, maka selanjutnya disusunlah uraian analisa satuan pekerjaan yang menjadi acuan penentuan harga.4.1.1 Analisa Harga Satuan PekerjaanDalam penelitian ini, penulis didalam perhitungan analisa pekerjaan menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Berikut contoh perhitungan analisa SNI beserta keterangannya dalam bentuk tabelisasi :

Jenis Pekerjaan: Lapisan Pondasi Agregat Kelas S (Untuk Bahu Jalan)Satuan Pembayaran: M3No.KOMPONENSATUANPEKERJAAN KUANTITASHARGA SATUANJUMLAH HARGA

123456

A.TENAGA

PekerjaJAM0.0496

MandorJAM0.0071

JUMLAH HARGA TENAGA

B.BAHAN

Agregat kls SJAM1.2586

JUMLAH HARGA BAHAN

C.PERALATAN

Wheel LoaderJAM0.0071

Dump TruckJAM0.1468

Motor GraderJAM0.0064

Tandem RollerJAM0.0080

Water TankerJAM0.0141

Alat BantuJAM1.0000

JUMLAH HARGA PERALATAN

D.JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN (A+B+C)

E.OVERHEAD & PROFIT 15% X D

F.HARGA SATUAN PEKERJAAN (D + E)

Keterangan :1. Kolom 1: Penomoran.2. Kolom 2: Menandakan item pekerjaan.3. Kolom 3: Menandakan satuan bahan, upah tenaga dan peralatan.4. Kolom 4: Menandakan indeks atau koefisien baik untuk bahan, upah, tenaga maupun peralatan. Koefisien / indeks mendeskripsikan seberapa besar alat, bahan dan tenaga yang digunakan didalam mengerjakan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas S (Untuk Bahu Jalan). Adapun langkah-langkah untuk menentukan koefesien / indeks akan dijelaskan lebih lanjut dalam uraian analisa harga satuan. 5. Kolom 5: Menandakan harga satuan bahan, upah tenaga, dan peralatan.6. Kolom 6: Menandakan jumlah harga yang berarti koefisien dikalikan dengan harga satuan.Dengan perhitungan analisa harga yang sama, maka didapatkan jumlah harga untuk setiap satuan analisa item pekerjaan. Keseluruhan daftar analisa satuan pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran.Dari hasil keseluruhan uraian analisa harga satuan yang terdapat dalam lampiran, koefisien / indeks tenaga dan peralatan serta harga satuan peralatan didapatkan dari hasil perhitungan analisa produksi peralatan dan analisa kepemilikan peralatan. Aadapun contoh perhitungannya dengan contoh sebagai berikut :4.1.2Uraian Teknis Analisa Harga Satuan PekerjaanAdalah uraian didalam menentukan koefisien atau indeks suatu analisa pekerjaan. Adapun pembuatan analisa teknis didasarkan pada format berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain berdasarkan lokasi pekerjaan, kondisi alat pada saat pekerjaan dilaksanakan, jarak antara lokasi alat, material terhadap lokasi pekerjaan, metode pelaksanaan serta kondisi lapangan pada saat pekerjaan dilaksanakan.Data yang diperlukan didalam uraian teknis analisa harga satuan pekerjaan antara lain :a. Data lapangan, dapat berupa anggapan ataupun asumsi yang berisi penggunaan alat berat, lokasi pekerjaan, kondisi medan pada saat pekerjaan dilaksanakan, jam kerja efektif serta faktor pengembangan bahan.b. Urutan-urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan.c. Pemakaian bahan, peralatan dan tenaga kerja.d. Dari data-data tersebut maka akan diperoleh suatu besaran indeks atau koefisien yang kemudian dapat dijadikan dasar perhitungan analisa pekerjaan.Untuk masing-masing analisa pekerja, analisa material dan analisa peralatan terdapat perhitungannya tersendiri.Pada halaman berikut ini contoh perhitungan analisa beserta keterangannya.Contoh perhitungan teknis untuk analisa pekerjaan diatas :Urutan urutan tahapan analisa teknis :I. Asumsi. Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan Kondisi existing jalan: sedang Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan (L) : 2,23 km Tebal lapis agregat padat (t): 0,10 m Berat isi padat (Bip): 1.81 Jam kerja efektif per-hari (Tk): 7 jam Proporsi campuran - Agregat pecah mesin 20-30 mm: 18 %- Agregat pecah mesin 5-10 & 10-20 mm: 18 %- Sirtu: 64 %- Berat volume agregat (lepas) (Bil): 1,51 ton/m3 - Faktor kehilangan (Agregat pecah mesin 20-30 mm): 1,05 (fh1)- Faktor kehilangan (Agregat pecah mesin 5-10 mm) :1,05 (fh2)- Faktor kehilangan (sirtu) : 1,05 (fh3)II. Urutan Kerja1. Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat kedalam Dump Truck di Base Camp.2. Dump Truck mengangkut agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor Grader.3. Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller.4. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.III. Pemakaian Bahan, Alat dan Tenaga.1. Bahan.Agregat B = 1 x (Bip / Bil) x fh= 1 x (1,81 / 1,51) x 1,05= 1,2586 m32. Alat.a. Wheel Loader Kapasitas bucket (V): 1,5 m3 Faktor bucket (Fb): 0,85 Faktor Efisiensi alat (Fa): 0,83 Waktu siklus (Ts1)Memuat dan lain-lain (T1): 0,45 menit Kap. Produksi / jam (Q1) :

Q1= 141,10 m3Koefisien alat / M3 = b. Dump Truck Kapasitas Bak (V): 3,50 ton Faktor Efisiensi alat (Fa): 0,83 Kecepatan rata-rata bermuatan (v1): 20 km/jam Kecepatan rata-rata kosong (v2): 30 km/jam Waktu Siklus (Ts2) Waktu memuat: = menit Waktu tempuh isi : = 6,69menit Waktu tempuh kosong : = 4,46menit Memuat dan lain-lain (T4 = 2 menit), Ts2 = 14,14 menit Kap. Produksi / jam :m3Koefisien Alat / M3 jamc. Motor Grader Panjang hamparan (Lh): 50 m Lebar efektif kerja blade (b): 2,40 m Faktor efisiensi alat (Fa): 0,83 Kecepatan rata-rata alat (v): 4 km/jam Jumlah lintasan (n): 3 (1 x pulang-balik) Lajur lintasan (N): 3 Lebar Overlap (bo): 0,30 m Waktu Siklus (Ts3) Perataan 1 Lintasan Lain-lain (T2 = 1 menit),Ts3 = 1,75 menit Kap. Produksi / jam :

Koefisien alat / M3 d. Tandem Roller Kecepatan rata-rata alat (v): 3,00 km/jam Lebar efektif pemadatan (b): 1,20 m Jumlah lintasan (n): 6 Jumlah lajur lintasan (N): 3 Lebar Overlap (bo): 0,30 m Faktor efisiensi alat (Fa): 0,83 Kap. Produksi / jam :

M3Koefisien alat / m3 e. Water Tank Truck Volume tangki air (V): 4 m3 Kebutuhan air / M3 agregat padat(Wc): 0,07 m3 Kapasitas pompa air (pa): 100 liter/menit Faktor efisiensi alat (fa): 0,83 Kap. Produksi / jam : m3Koefisien alat / M3 f. Alat Bantu Kereta dorong : 2 buah Sekop: 3 buah Garpu: 2 buah3. Tenaga Produksi menentukan : Wheel Loader (Q1): 141,10 m3/jam Produksi agregat / hari (Qt) = Tk x Q1

Qt = 987,70 m3 Kebutuhan tenaga : - Pekerja 7 orang Mandor 1 orang Koefisien tenaga / M3 : - Pekerja jam Mandor jamBerdasarkan contoh perhitungan di atas, maka didapatkan koefisien untuk tenaga kerja, bahan/material dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan item pekerjaan Lapis Pondasi agregat Kelas S untuk setiap 1m3. Untuk perhitungan analisa teknis untuk semua item pekerjaan kami jelaskan dalam Lampiran.4.1.3Daftar Harga Satuan Upah, Bahan, dan PeralatanSetelah mendapatkan setiap koefisien/ indeks dari setiap bahan, upah dan peralatan, maka langkah selanjutnya dengan memasukkan harga satuan upah, bahan dan peralatan. Adapun untuk harga bahan dan upah kami mengacu pada standar harga yang dikeluarkan pemerintah setempat dan berdasarkan pengecekan langsung terhadap harga di lapangan. Adapun untuk harga satuan peralatan harus menggunakan perhitungan Analisa Biaya Kepemilikan Peralatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kami hanya akan memberikan contoh perhitungan untuk menetukan harga perlatan sebagai berikut:a. Biaya Alat Berat.Merupakan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali alat berat beroperasi, adapun biaya utama ini meliputi biaya owning cost (biaya kepimilikan) dan operating cost (biaya operasi) yang sering disebut O & O cost (owning cost dan operating cost). Uraian Peralatan 1. Jenis peralatan: Wheel Loader2. Tenaga (Pw): 96,0 HP3. Kapasitas (Cp): 1,5 m34. Alat Baru : Umur ekonomis (A): 5 Tahun Jam kerja dalam 1 tahun (W): 2.000 jam Harga alat (B): Rp. 1.918.000.000,- Biaya pasti per jam kerjaOwning cost adalah biaya kepimilikan alat yang harus diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik sendiri. Biaya ini harus diperhitungkan karena alat semakin lama akan berkurang hasil produksinya, bahkan pada waktu tertentu alat sudah tidak dapat berproduksi lagi, dan hal ini disebut depresiasi. Biaya tersebut meliputi : Biaya penyusutan alat.Nilai penyusutan adalah nilai dari suatu alat berat yang telah berkurang akibat nilai sisa dari alat tersebut. Nilai sisa adalah harga alat bekas sesudah umur ekonomis (10% dari harga alat).Nilai sisa alat (C) :

Biaya bunga modal dari alat tersebut.Faktor angsuran modal (D) :

Biaya pengembalian modal (E) :

Biaya asuransi alat yang harus dibayarkan.Biaya asuransi (F) Jadi, Biaya pasti per jam kerja : (G) Biaya Operasi Per Jam Kerja.Operating Cost adalah biaya operasi alat yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan selama alat tersebut digunakan. Biaya operasi ini meliputi : Bahan bakar : Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang digunakan disamping kondisi medan yang ringan atau berat yang menentukan. Pabrik pembuat alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan dalam liter/jam atau galon/jam. Perlu diperhatikan bahwa selama pengoperasian alat mesin tidak selalu bekerja 100% dan efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga tidak penuh. Hal ini disebut dengan Operating Faktor, yang semakin besar operating faktor maka semakin besar pula tenaga mesin bekerja. Harga bahan bakar yang kami gunakan adalah Rp 10.000,- untuk bahan bakar solar, dan Rp 6.500,- untuk bahan bakar bensin. Untuk lebih jelasnya maka rumus penggunaan bahan bakar per jam adalah sebagai berikut :

Minyak pelumas : Kebutuhan minyak pelumas dan minyak hidrolis tergantung pada besarnya bak karter (crank case) dan lamanya periode penggantian minyak pelumas, biasanya antara 100 sampai 200 jam pemakaian. Untuk kebutuhan minyak pelumas, minyak hidrolis, gemuk (grease) dan filter biasanya pabrik pembuat memberikan prakiraan yang dinyatakan dalam liter/jam atau gallon/jam tergantung kondisi medan kerjanya. Kondisi medan kerja dibedakan dalam tiga keadaan yaitu :a. Ringan : gerakan-gerakan teratur dan banyak istirahat, tidak membawa muatan penuh.b. Sedang : gerakan-gerakan teratur muatan tidak penuh.c. Berat : bekerja terus menerus dengan tenaga mesin penuh (operating faktor besar)Apabila dari pabrik tidak memberikan prakiraan konsumsi minyak pelumas, maka dapat diprakirakan biaya untuk minyak pelumas dengan asumsi harga per liter Rp 35.000,- adalah sebgai berikut :

Biaya bengkel :

Biaya perbaikan dan pemeliharaan : Untuk menjaga kondisi alat agar dapat bekerja normal dan baik perlu adanya pemeliharaan, penggantian suku cadang dengan yang baru. Faktor yang mempengaruhi besarnya biaya perbaikan alat adalah kondisi pemakaian alat, kecakapan operator dan adanya perawatan yang memadai. Besarnya faktor untuk menentukan biaya perbaikan dan pemeliharaan biasanya sudah ada rekomendasi dari pabrik pembuat alat yang besarnya tergantung dari kondisi pemakaiannya dan ditentukan sebagai berikut :

Gaji operator : Untuk menentukan gaji atau upah operator, faktor yang mempengaruhi ialah kecakapan dan pengalaman operator, kemampuan pemilik alat serta kondisi sosial Negara. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut :Operator :Pembantu operator :Jadi, Biaya operasi per jam kerja :

Total Biaya Sewa Alat / JamJadi, total biaya sewa alat / jam untuk peralatan wheel loader adalah :

S 4.1.4Daftar Kuantitas dan HargaSetelah menyelesaikan semua perhitungan data yang akan digunakan dalam menetukan besarnya anggaran yang akan digunakan, maka langkah selanjutnya adalah dengan menyusun Daftar Kuantitas Rencana Anggaran Biaya. Daftar ini menjelaskan tentang besarnya anggaran yang akan digunakan pada ruas jalan Kalimassang Sawere dan ruas jalan Bontomacinna Jepuru. Contoh Perhitungan Daftar Kuantitas Harga tersebut sebagai berikut :Daftar Kuantitas dan HargaNOUraian PekerjaanSatuanKuantitasHarga SatuanJumlah Harga

Dari hasil daftar kuantitas dan harga di atas, maka didapatkan besarnya Rencana Anggaran Biaya pada Pekerjaan Ruas . Sebesar .. ditambah dengan PPN 10 % .Besarnya 4.1.5Kurva S RencanaSetelah mendapatkan besar anggaran pekerjaan, maka langkah terakhir dengan mendesain Kurva S Rencana. Di dalam mendesain Kurva S Rencana harus memprakirakan dengan baik lamanya waktu pelaksanaan setiap item pekerjaan agar tidak terjadi keterlambatan terhadap pelaksanan pekerjaan kerja.