BAB IV
-
Upload
yabes-wanimbo -
Category
Documents
-
view
91 -
download
2
Transcript of BAB IV
![Page 1: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/1.jpg)
38
BAB IV
STUDI TENTANG PERNIKAHAN SECARA ALKITABIAH
DAN APLIKASI BAGI MASYARAKAT SUKU DANI
Dalam bab yang keempat ini penulis akan memaparkan, bahwa
bagaimana pelaksanaan pernikahan yang dapat di mengerti dan di pahami oleh
orang-orang yang percaya kepada Kristus (Kristen) pada khususnya masyarakat suku
Dani yang beragama Kristen protestan yang ada di daerah Ilaga, yaitu sebuah
pernikahan yang sesuai dengan ajaran Alkitab, dan penerapannya bagi masyarakat
suku Dani pada masa kini. Adapun hal-hal yang akan dibahas di dalam bab ini
adalah, tinjauan pernikahan secara teologis, bentuk-bentuk pernikahan yang efektif,
dan membangun pernikahan yang kokoh.
Tinjauan Pernikahan Secara Teologis
Kata “Tinjuan“ dapat diartikan suatu pengamatan atau salah satu tindakan
yang sedang dilakuan untuk menilita sesutu hal.1 Sedangkan kata “pernikahan”
diartikan pernikahan Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia “Pernikahan adalah
Kawin, Pernikahan. Dan juga pernikahan artinya hal (perbuatan) nikah, ucapan,
nikah, kemudian kata nikah artinya suatu ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai
dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.”2 Dan kata” teologis” artinya teologis
sama dengan teologia mengandung arti: pengetahuan tentang ke-Tuhanan (mengenai
sifat hakiki Allah, dasar kepercayaan kepada Allah dan agama, terutama berdasarkan
kitab suci.3 Sedangkan dalam buku Apa itu Teologi? Mendefinisikan bahwa teologi
1 Kamus bahasa indonesia( jakarta : Balai pustaka, 2003)474
2Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2003 ). 590.
3Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : DPN Balai Pustaka, 2003),117.
![Page 2: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/2.jpg)
39
sebagai berikut: istilah “Teologi” berasal dari akar kata yang mempunyai dua istilah
dalam bahasa Yunani “qeoj” atau theos yang berarti ‘Allah’ dan “logoj” atau logos
yang berarti perkataan, firman, wacana. Jadi teologis adalah “wacana (ilmiah)
mengenai Allah atau ilah-ilah.4
Setelah memahami dan mengerti dari setiap kata yang ada akan dibahas dalam
masalah tinjuan pernikahan secara teologis, maka pembahasan yang ada sebagai berikut: Di
dalam Perkawinan masyarakat suku Dani yang bermayoritas beragama kristen
Protestan bagi yang hendak melaksanakan perkawinan, maka haruslah sesuai dan
berdasarkan pada kebenaran Firman Tuhan. Namun kenyataan yang ada dalam
masyarakat yang ada di suku Dani, bahwa masyarakat yang ada melakukan hal
penyimpangan dalam pernikahan. Sebab Pernikahan yang sering dilakukan
masyarakat suku Dani yaitu pernikahan yang tidak memperlukan yang namanya
restu orang tua, bahkan sebelum melangsungkan pernikahan banyak dari masyarakat
suku Dani melakukan hubungan suami istri yang dimaksud yaitu disaat seorang laki-
laki menginginkan seorang perempuan, perempuan tersebut diajak berhubungan
seks, di luar pernikahan resmi. Kebanyakkan dari masyarakat suku Dani yang
memiliki pemahaman yang dangkal, bahkan mereka berpendapat bahwa, pernikahan
itu tidak perlu dan tidak membutuhkan yang namanya pemberkatan nikah di gereja.
Pemikiran demikianlah yang sudah menjadi anutan bagi setiap masyarakat suku Dani
dan bahkan tidak menjadi persoalan disaat masyarakat yang menginginkan atau mau
mengambil istri orang lain tidak dipersalahkan. Sebab harga dari seorang wanita
yang ada di masyarakat suku Dani tersebut nilainya lebih rendah dari harga seokor
babi. Bukankah firman Tuhan mengatakan, bahwa jangan mengingini istri orang
lain? Dan juga bukankah dalam perintah yang ke delapan mengatakan, bahwa
4Pdt.E.G.Singgih,PH.D,Apa itu teologi(pengaruh kedalam Ilmu Teologi),( Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia,2003).16.
![Page 3: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/3.jpg)
40
“Jangan berzinah? (Kel. 20: 15). Yang dimaksud dalam penjelasan ayat tersebut di
atas dapat dipahami, bahwa suatu perbuatan yang sangat keji dan jahat serta tidak
senonoh dihadapan Allah. Pada jaman yang moderen ini banyak dari setiap pasangan
rumah tangga yang tidak memiliki kesetiaan kepada istri yang telah menemani
selama dalam rumah tangga, bahkan ada istilah yang berkaitan tentang ketidaksetiaan
itu seperti rumput tetangga lebih subur, dari hal inilah banyak dari setiap laki-laki
yang sudah menikah ingin mencari wanita lain, hal tersebut juga dialami oleh setiap
masyarakat suku Dani, sebab dikarenakan tidak bisa menahan nafsu berahinya. Dan
akibat dari melakukan penyimpangan dari kebenaran Firman Tuhan yang ada, maka
mengalami berbagai macam masalah dalam pernikahan misalnya; kasus
pembunuhan, pemerkosaan, peperangan, perceraian, kerusuhan, berkalahian,
pemberontakan, penganiayaan dan sebagainya. Hal tersebut juga terjadi dalam
kondisi kehidupan dalam masyarakat suku Dani sampai saat ini.
Oleh karena itu tugas Geraja dan hamba Tuhan, khususnya para hamba-
hamba Tuhan yang melayani ada di daerah Ilaga ini diharapkan supaya dapat
menolong dan bisa mengarahkan masyarakat suku Dani. Tentu saja untuk
memberikan pengertian tentang pernikahan yang benar yang sesuai dengan firman
Tuhan dan haruslah kembali kepada pemahaman Theologia yang benar dan tepat,
untuk diterapkan dalam masyarakat suku Dani. Itu semua demi menjaga kekudusan
sehingga permasalahan dalam keluarga kristen di suku Dani dapat teratasi.
Bentuk Pernikahan Yang Efektif
Pada bagian ini, penulis akan membahas 8 (Delapan) hal atau bentuk
tahapan menuju pernikahan yang efektif, yakni; pertama ialah Mencari Jodoh. Yang
kedua adalah Berpacaran. Yang ketiga, Bercinta. Yang keempat, Tunangan. Yang
![Page 4: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/4.jpg)
41
kelima, Bimbingan Konseling Pra-nikah. Yang keenam, Pernikahan Gerejawi. Yang
ke tujuh, Perkawinan Catatan Sipil. Yang ke delapan, Seks (hubungan intim).
Mencari Jodoh
Mayarakat suku Dani yang merupakan bermayoritas beragama Kristen
yang berada di daerah Ilaga puncak, hendak mencari jodoh yang ideal, maka
haruslah mancarinya sesuai dengan pentujuk Alkitab.Yaitu, mencari jodoh yang
sesuai dengan kehendak Tuhan. oleh karena Allah adalah Yehova jire yang berarti
Allah yang penyedia yang akan menyediakan pasangan hidupnya bagi setiap orang
yang percaya kepadaNya. Seperti yang temukakan dalam Alkitab bahwa” dari rusuk
yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangunnya seorang perempuan, lalu
dibawa-Nya kepada manusia itu.”(Kej. 2:22). Dari ayat tersebut ini, dapat dimengerti
bahwa, pasangan hidup Adam, Allah yang menyediakan, diambil dari rusuknya
lalu bawah kepada Adam dan dijadikan sebagai istri. Setiap orang percaya hendak
mencari jodoh haruslah yakin dan percaya bahwa Allah akan membawah tulang
rusukku pada waktu -Nya.
Sementara menunggu waktu dan masa-Nya, maka pentingnya beberapa
prinsip yang harus dipahami oleh seseorang hendak mencari jodoh yaitu; berdoa
dan bekerja, sabar menunggu waktu Tuhan, bijaksana di dalam memilih jodoh yang
cocok.
![Page 5: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/5.jpg)
42
Berdoa dan Bekerja
Berdoa untuk mencari jodoh merupakan salah satu syarat utama masuk
dalam rancangan Tuhan untuk menemukan jodoh yang ideal dari Tuhan. Mencari
jodoh dari Tuhan tidak cukuplah hanya dengan doa saja, tetapi harus disertai dengan
kerja keras baru bisa menemukan pasangan hidup dari antara banyak lawan jenis
kenalan. Poltak Yp Sibarani, juga memberi penjelasan dalam buku yang judul,
Berpacaran yang Realitis Namun Tetap Romantis Dalam 6 Minggu, menjelaskan
bahwa.”dalam kehidupan muda-mudi tentunya banyak orang yang dapat difungsikan
sebagai teman dan sahabat. Dari sekian banyak teman dan sahabat itu, satu orang
dapat dipilih untuk dijadikan sebagai pacar.”5 Maksud dari penjelasan tersebut
adalah, seseorang yang hendak mencari jodoh haruslah perkanalan sebanyak
sahabat mungkin, tetapi diantara sebanyak teman tersebut hanya satu yang dipilih
Tuhan sebagai jodoh.
Sabar Menunggu Waktu Tuhan.
Kesabaran adalah sebuah pekerjaan yang sangat membosankan dalam
kehidupan manusia pada umumnya. Setiap pria dan gadis yang hendak mencari
lawan jenis yang akan menjadikan sebagai teman hidup selamanya, maka harus
meluangkan banyak waktu dan sabar menunggu waktu Tuhan yang tepat. Dengan
berharap sepenuhnya pada Tuhan serta percaya bahwa Tuhanlah yang akan
membawa jodohku pada waktu-Nya.
Bijaksana Memilih Jodoh Yang Ideal
Ada beberapa ciri yang dapat menunjukkan bahwa, teman kenalan itu
merupakan teman hidup yang cocok dari Tuhan untuk menjadi pasangan hidup
adalah sebagai berikut:
5Paltak YP Sibarani, Berpacara Yang Realitis Namun Tetap Romantis Dalam 6 Minggu.(Jakarta: Ramos Gospel, 2005), 41.
![Page 6: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/6.jpg)
43
1. Mempunyai Visi yang hampir sama
2. Vaforis makanan dan hobi yang berbeda
3. Mempunyai karunia rohani yang berbeda
4. Yang takut akan Tuhan.
5. Pria yang bisa menerima perempuan apa adanya, sebaliknya perempuan yang mau
menerima laki-laki apa adanya .
6. Yang saling mengerti dan menerima antara satu dengan yang lain, baik dalam
kekurangan maupun kelebihan.
Berpacaran
Kata Pacaran ini, dapat mengdefinisikan oleh Semuel W. Dalam buku
judul, Pasti Anda Apa-apa Dengan Cinta dan Paran, bahwa “pacaran artinnya punya
teman lawan jenis yang tetap (kekasih) dan punya hubungan atas dasar cinta
kasih”6 pengertian pacaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pacaran berarti teman
lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan yang berdasarkan pada cinta dan
kasih sayang.
Pemuda-pemudi mempunyai pacaran lawan jenis yang tetap, maka
sebelum menuju pada percintaan, maka perlu dipahami akan makna pacaran yang
sesunggunya. yakni; pacaran sebagai masa perkenalan, pacaran sebagai masa ujian,
pacaran sebagai masa proses, Pacaran harus dimulai dengan Tuhan, dan dalam
pacaran harus membedakan antara cinta nafsu dan cinta sejati. Berkaitan dengan ini
ada lima hal yang akan dibahas antara lain:
Pacaran Sebagai Masa Pengenalan
6W. Samuel Pasti Anda Apa-apa Dengan Cinta dan Pacaran, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2009), 27.
![Page 7: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/7.jpg)
44
Masa pacaran merupakan masa perkenalan. Di dalam perjalanan masa
perkenalan tersebut sangat menentukan untuk saling mengenal lebih dalam akan
potensi, spritual, moral, psikologi dan sebagainya yang dimiliki masing-masing
lawan jenis. Berkaitan dengan hal ini, Poltak YP Siburani, menjelaskan dalam buku
yang judul, Berpacaran yang Realistis. Bahwa” dalam pacaran memperhatikan rohani
dan fisik dari seseorang yang hendak dijadikan sebagai teman hidup adalah perlu
dalam rangka membangun kejujuran dan keterbukaan. Tujuannya adalah bukan
untuk melemahkan minat dan niat atau menghambat pernikahan.”7 hal-hal tersebut
diatas harus saling mengenal secara mendalam misalnya, temperamen dasar, bakat,
pengalaman hidup, trauma, budaya, kelemahan, cita-cita, tujuan hidup, latar belakang
keluarga, rohani, pendidikan, dan sebagainya. Jika tidak demikian, maka setelah
pernikahan itu akan menjadi akar masalah dalam pernikahan, di dalam kehidupan
keluarganya tidak akan mengalami namanya kebahagiaan, melainkan adanya
kekacauan, permusuhan, pertengkaran dan menjadi keluarga yang tidak sehat.
Pacaran Sebagai Masa Ujian
7Poltak YP Siburani.32.
![Page 8: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/8.jpg)
45
Selain dari masa pengenalan dalam pacaran, ada juga masa ujian. Masa
pengujian dalam pacaran disinilah dapat menentukan, bahwa apakah pacaran tersebut
merupakan jodoh dari Tuhan atau tidak! Akan melanjutkan pacaran atau putus
hubungan. Maka dalam kondisi seperti ini, haruslah hati-hati bijaksana untuk
mengambil keputusan. Sehubungan dengan hal ini, Samuel W. Menjelaskan dalam
buku judul, Pasti Anda Apa-apa Cinta dan Pacaran, bahwa “jodoh yang serius dan
tepat itu, pasti akan bertahan dalam kodisi seperti ini. yakni; bertahan dalam masa
perkenalan, masa penjajakan, ujian kesetiaan, ujian pertengkaran, ujian waktu, dan
mengambil keputusan.”8 Dari Penjelasan tersebut dapat mengerti bahwa pacaran
lawan jenis tersebut, bilah dipilih dari Tuhan pasti bertahan melewati semua
tantangan sampai masuk dalam pernikahan. Dan bukan dari Tuhan, maka berhenti
putus hubunganselamanya.
Pacaran Sebagai Masa Proses
8Samuel W .29-36.
![Page 9: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/9.jpg)
46
Masa pacaran merupakan sebuah masa proses yang harus dijalani oleh
setiap orang peraya dalam menuju pernikahan. Dalam masa proses pacaran disinilah
akan senantiasa berhadapan dengan berbagai macam faktor tantangan proses yaitu,
proses secara langsung maupun tidak langsung. Faktor proses secara langsung
tersebut misalnya, datang dari keluarga sendiri, dari tetangga atau lingkungan, dari
teman sahabat. Sedangkan faktor proses secara tidak langsung dalam masa pacaran
ini, misalnya, bahasa gosip dari lingkungan yang tidak senang terhadap laki-laki
dan perempuan dalam hal cara pacarannya, pengaruh dari kuasa; kegelapan (iblis)
dan sebagainya. Sehingga dari faktor ini, membuat kedua lawan jenis bisa rasa ragu
bimbang, yah, atau tidak, lanjuti pacaran atau berhenti paracan.
Melibatkan Tuhan Di dalam Berpacaran.
Setiap orang percaya yang hendak memulai berpacaran haruslah dimulai
dengan Tuhan. Artinya, senatiasa melibatkan Tuhan dalam pacaran hingga menuju
pernikahan. Berkaitan dengan hal ini, YP Sibarani dalam buku judul, Berpacaran
Yang Realistis, menjelaskan bahwa”
“Allah sangat senang untuk dilibatkan dalam pacaran dan pelaksanaan pernikahan. Allah selalu senang menolong orang-orang yang berharap kepada-Nya. Dengan melibatkan Tuhan dalam praktek berpacaran, maka seseorang akan dapat memahami bahwa tidak ada orang yang sempurna.”9
Maksud dari penjelasan tersebut adalah, dalam pacaran harus
mengutamakan atau menomorsatukan Tuhan dengan cara yaitu; setiap pertemuan
dimulai dengan doa, menyerahkan segala niat, harapan, dan rancangannya kepada
Tuhan, mendiskusikan Firman Tuhan bersama, melibatkan diri dalam kegiatan
rohani, dan belajar takut akan Tuhan.
Membedakan Antara Suka Dan Cinta Sejati
9YP Sibarani . 86-87
![Page 10: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/10.jpg)
47
Pada masa pacaran, Pentingnya membedakan antara suka dan cinta.
Membedakan antara rasa suka dan perasaan cinta. Ini, menjadi salah satu perasaan
yang membingungkan laki-laki dan perempuan. Dan sulitnya membe-dakan antara
perasaan suka dan perasaan cinta. Karena kesulitan membedakan kedua membentuk
perasaan ini, banyak di antara mereka yang menganggap bahwa kedua perasaan ini
adalah sama saja. Dua perbedaan perasaan suka dan cinta tersebut dapat dijelaskan
oleh Poltak YP Sibarani, dalam buku judul, Berpacaran yang Realistis, bahwa
“perasaan suka adalah suatu bentuk perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
orang lain yang biasanya muncul setelah melihat dan merasakan kebaikan atau
ketampahan mereka. Sedangkan perasaan cinta adalah suatu bentuk perasaan
terhadap seseorang yang ada dalam hati dan pikirannya secara mendalam untuk
waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan perasaan suka.”10
Maksud penjelasan diatas dapat dipahami bahwa, pentingnya membe-
dakan antara perasaan suka dan perasaan cinta dalam masa pacaran. Perasaan suka
itu, muncul karena setelah melihat dari fisik, penampilan luar, kebaikan, dan tutur
kata. Sedangkan perasaan cinta itu muncul dari dalam hati. Terhadap seseorang yang
ada dalam hati dan pikiran.
Cinta
10Poltak YP Sibarani, 91.
![Page 11: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/11.jpg)
48
Yang dimaksud dengan cinta, menurut Arie Saptaji dalam buku judul,
Pacaran Asyik dan Cerdas, mengdefinisikan bahwa “cinta berarti rasa terpesona
yang berlebihan sampai meluluhlantakkan jiwa dianggap mirip dengan kondisi
orang yang sedang kehilangan akal sehat.”11 Samuel W, juga dapat mengdefinisikan
dalam buku judul,Pasti Ada Apa-apa dengan Cinta dan Pacaran, bahwa cinta dalam
bahasa Inggrisnya “ I love You” dan cinta adalah suatu keterikatan atau aura
emosional yang mengacu pada eraheroik, pada petualangan, yang melebihkan atau
menemukan rincian dari sebuah insiden; yang mewujudkan ide atau pemikiran
romantis.”12 Dua pengertian tersebut dapat dipamahami bahwa, cinta berarti rasa
terpesona yang berlebihan dalam jiwa. Dan keterpikatan emosional yang mengacu
pada kasih sayang, dan romantis pada lawan jenis.
Setiap pemuda-pemudi dalam masa pacara sangat perlu memahami akan
tiga cara mengungkapkan perasan cinta kepada lawan jenis yakni, cinta secara lisan
dan tulisan, cinta secara efektif emosional, dan cinta sentuhan fisik, dan cinta nafsu
dan cinta sejati.
Pertama, cinta secara verbal (lisan dan tulisan). Adalah karena tidak
berani mengungkapan langsung kepada orangnya, lalu menulis surat itu namanya
mengungkapkan rasa cintanya secara tertulis.
Kedua, cinta secara efektif (emosional) adalah secara langsung
mengungkapkan rasa cinta mereka pada lawan jenis.
11Arie Saptaji, Pacaran Asyik dan Cerdas, (Yogyakarta: GLORIA GRAFFA, 2009), 18.
12Ibid, 5
![Page 12: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/12.jpg)
49
Ketiga, cinta sentuhan fisik, mengenai cinta sentuhan fisik ini “beberapa
penelitian tentang, manfaat sentuhan mengungkapkan bahwa sentuhan punya efek
yang besar pada manusia. Sentuhan mendatangkan rasa aman cinta.” berkaitan
dengan hal ini, Johnson dan Susie dalam buku judul, Love, Sex dan Dating,
menjelaskan bahwa “orang yang kita cintai adalah orang yang akan kita nikahi. Dan
cinta adalah dasar pernikahan.”13 maksud dari penjelasan tersebut adalah, lawan
jenis yang dicintai adalah orang yang akan dinikahi. Kata cinta mengadung sebuah
komitmen, dan sebuah keputusan bersama menuju pernikahan.
Keempat, cinta nafsu dan cinta sejati, berbedaan antara cinta nafsu dan
cinta sejati ini, dapat dijelaskan oleh Johnson Susie dalam buku judul, Love, sex
dan Dating, mengutip dalam Firmana Tuhan bahwa’ “cinta sejati itu sabar, murah
hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang
tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan
kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, bersukacita karena
kebenaran, melindungi, mempercayai, berharap, sabar menanggung segala sesuatu.
tidak pernah gagal; tidak berkesudahan sampai akhir.
13Greg Johnson dan Susie Shellenberger, Lave, Sex dan Dating, (Yogyakarta: ANDI, 2002), 103.
![Page 13: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/13.jpg)
50
Sedang Cinta Nafsu, adalah tidak bisa menunggu; impulsif, nafsu itu
kejam, suka mengritik dan manipulatif, nafsu itu mencari lebih dari apa yang mampu
diperoleh, cinta nafsu itu membangun dirinya sendiri di atas pengorbanan orang lain,
cinta nafsu itu mudah terancam, nafsu itu tidak menghargai dan mementingkan diri
sendri, cinta nafsu itu menuntut dan tidak peduli, nafsu itu memperamental dan
penuh dendam, cinta nafsu itu tidak melupakan kesalahan, cinta nafsu melakukan
kesalahan untuk mendapatkan jalannya sendiri, merasionalisasi, cinta nafsu itu
menyukai kebohongan dan menutupi kejahatan, cinta nafsu itu mencari keuntungan
diri sendiri dan kurang memperhatikan akibatnya bagi orang lain, cinta nafsu itu
penuh kecurigaan dan kecemburuan, cinta nafsu itu berkata ada tapi kamu ditendang,
cinta nafsu itu menyerah ketika tidak ada lagi rasa nyaman, dan cinta nafsu itu
berhenti bila dirinya tidak dilayani; berubah-ubah, tidak aman dan tidak setia. “14
Penjelasan mengenai perbedaan antara cinta sejati dan cinta nafsu,
tersebut dapat dipahami bahwa, ternyata cinta itu sangat menyatuh dengan kasih
sayang berkaitan Firmana Tuhan. Dan kasih cinta sejati inilah yang memunkinkan
lawan jenis bisa bertahan dalam pernikahan dan nikmati pernikahan denga penuh
bahagia. Tetapi cinta nafsu itu tidak ada rasa nyaman, dan berhenti bila dirinya
tidak dilayani.
Tunangan
Pengertian tentang tunangan, Hasan Alwi dkk, mendefinisikan dalam
buku judul, kamus besar bahasa Indonesia, bahwa”tunangan berarti 1. calon istri
atau suami, 2. bersepakat akan menjadi suami istri. Maka tunangan berarti, lawan
jenis yang bersepakat bersama komitmen saling setia sampai pernikahan.
14Greg Johnson dan Susie Shellenberger, Lave, Sex dan Dating, (Yogyakarta: ANDI, 2002, 112-113.
![Page 14: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/14.jpg)
51
Setelah saling mencantai antara laki-laki dan perempuan maka langkah
selanjutnya mengadakan bertunangan sesuai dengan ketentuan Alkibat Seperti
yang tertulis dalam Alktab bahwa “ Pada waktu Maria, ibu-Nya Yesus bertunangan
dengan Yususf” (Luk. 1:18b). Dalam bertunangan laki-laki dan perempuan
mengambil sebuah keputusan bersama saling setia menunggu sampai pelaksanaan
pernikahan. Sebagai tanda kesetiaan dan cinta, maka saling mengenakan sebuah
cincin di tangan dapat disaksikan oleh kedua pihak keluarga laki-laki maupun
perempuan. Dan harus ada orang ketiga yang menjadi saksi dalam bertunangan
untuk mengawasi dua bertunangan tersebut sampai memasuki penikahan.
Konseling Pra Nikah
Definisi Konseling Pra-nikah, dapat Mengdefinisikan oleh Magdalena
Tomatala, dalam buku judul, konselor kompeten penghantar konseling terapi untuk
pemulihan. Bahwa’ “Secara etimologi, kata konseling berasal dari kata benda
Counsel, yang diangkat dari kata Latin Consillium, dari kata dasar Consilere yang
berarti to consult, yaitu mencari pandangan atau nasehat orang lain, yang berfungsi
sebagai penuntun untuk pertimbangkan dan pembuatan keputusan. Dilihat dari sudut
lain, kata kerja to Counsel, caunseling (konseling) berarti memberi nasihat, petunjuk,
peringatan, teguran, dorongan atau ajaran, untuk mengatasi masalah dan menangani
perilaku negatif dari seorang individu.”15
Dari pengertian di atas, konseling dapat jabarkan dalam bimbingan para-
nikah, berarti memberi petunjuk, dorongan, dan ajaran untuk memberikan keputusan
guna membuat keputusan yang bijaksana dalam bimbingan konseling pernikahan.
Para hamba Tuhan yang sebelum terjun dalam konseling pernikahan
sebaiknya, haruslah meneliti dan memahami ajaran Alkitab mengenai pernikahan
15Magdalena Tomatala, Konselor Kompeten PenghantarKonseling Untuk Pemulihan, (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 1.
![Page 15: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/15.jpg)
52
dan keluarga. Dan juga mengerti akan arti upacara pernikahan. dengan demikian
muda konseling dengan para calon suami istri dengan baik dan efektif. Karena
kedua pasangan yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda,
tentunya menghadapi banyak hal yang harus disesuaikan, maka para konselor tetap
konsisten pada kebenaran atas bimbingan para calon suami istri, berkaitan dengan
hal ini, Gary Collins, dalam buku judul, Konseling Kristen yang efektif, menjelaskan
bahwa:
konselor harus selalu ingat untuk tetap memegang kebenaran FirmanTuhan mengenai kehidupam seksual yang suci sebelum pernikahan.walaupun hubungan seksual sebelum pernikahan sudah menjadi biasa, tetapi bagi pasangan Kristen tetap harus dijaga sampai memasuki kehidupan pernikahan sesungguhnya.” 16
Maksud dari penjelasan di atas, adalah para hamba Tuhan sebagai
konselor, melakukan bimbingan konseling pernikahan, maka hendaklah memegang
kebenaran untuk membimbing pra-nikah. Dan kedua calon suami istri juga haruslah
dijaga sampai memasuki pernikahan barulah melakukan hubungan seksual.
Konseling persiapan pernikahan ini bertujuan untuk mempersiapakan dan
menolong kepada para calon suami istri, bahkan anggota keluarga yang lain untuk
menciptakan suasana pernikahan yang bahagia. Bimbingan kesiapan pernikahan
diharapkan untuk dapat mencegah timbulnya kesulitan dalam pernikahan dan
kehidupan rumah tangga, disamping itu tentunya untuk menolong dan membangun
hubungan pernikahan yang sehat dan memuaskan.
Pernikahan Gerejawi
Pengertian Pernikahan, menurut Hasan Alwi dkk, mendefinisikan dalam
buku judul, kamus besar bahasa Indonesia, bahwa“pernikahan dari kata dasarnya
“nikah” yang berarti ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan
16DR. Gary R. Collins, Konseling Kristen Yang Efektit, (Malang: Departemen Literatur Saat, 2002), 107.
![Page 16: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/16.jpg)
53
hukum dan ajaran agama.”17 Makna dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa
pernikahan berarti calon suami istri yang dapat mengkawinkan sesuai dengan
ketentuan hukum dan ajaran agama dalam kehidupan manusia.
17Hasan Alwi dkk , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka, 1987,782.
![Page 17: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/17.jpg)
54
Para hamba Tuhan yang hendak menangani Pernikahan anggota jemaat
Tuhan, maka haruslah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Alkitab. Oleh karena
di dalam Alkitab ada banyak ayat dan pasal mengemukakan tentang pernikahan
yang bisa kutip dalam pernikahan. yaitu; seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa
“ sebab itu, seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunnya bersatu
dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kej. 2:24). Makna dari
ayat tersebut, Henry Cloud dan John Townsend dalam buku Judul, Batas-Batas
Perkawinan, menjelaskan bahwa “perbedaan individu yang dipersatukan menjadi
satu daging adalah melengkapi dan saling mengisi.”18 Maksud dari ayat tersebut
bahwa, calon suami-istri yang menikah dalam sebuah pernikahan kudus itu, menjadi
satu daging di dalam Kristus. Dan saling melengkapi, saling mengisi, antara
kelebihan dan kelemahan bahkan menjadi satu di dalam rancangan Tuhan.
Pernikahan seperti ini harus dilakukan digereja. Oleh karena gereja
merupakan sebuah tempat kudus, tempat dimana Allah senantiasa hadir untuk
memberkati umat-Nya dalam Ibadah. Jadi pernikahan haruslah dilaksanakan di
gereja. Dan dapat ditangani oleh para hamba Tuhan yang sungguh-sungguh
memahami akan ketentuan kebenaran. Sehingga dalam penangani pernikahan
tersebut tidak menimbang atau keliru untuk memberkati pernikahan.
18Henry Cloud dan Dr. John Townsend, Batas-Batas DalamPerkawinan, (Batam: Interaksara Centre, 2002), 101.
![Page 18: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/18.jpg)
55
Pernikahan gerejawi juga merupakan puncak masa percintaan dan juga,
titik awal memulai kehidupan keluarga baru, maka mereka harus mengambil sebuah
nazar yang harus dipelihara, dijaga, dan saling setia dalam kondisi senang maupun
susah, sehat maupun sakit, dalam kelimpahan, maupun kekurangan sampai mautlah
yang dapat menisahkannya. Mereka bernazar di hadapan Tuhan maupun anggota
jemaat sesama. Cary Smalley dan John Trent, menjelaskan di dalam buku judul,
Cinta adalah sebuah keputusan, bahwa “setiap pernikahan yang abadi selalu berka-
itan dengan komitmen yang mutlak bagi orang yang tidak sempurna.”19 Maksud
dari penjelasan ini, adalah pernikahan suami istri merupakan sebuah pernikahan
yang telah dimeteraikan dengan berita abadi yaitu Firman Tuhan. Jadi suami istri
sebagai manusa biasa dan tidak sempurna tetap setia dalam komitmen dalam
pernikahannya sampai mautlah yang dapat memisahkan.
Seks (Hubungan Intim)
19Gary G. Smalley dan John Trent, CintaAdalahSebuahKeputusan, (Batam:Interaksara Centre, 2001), Hlm. 150.
![Page 19: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/19.jpg)
56
Pengertian tentang seks dapat dijelaskan oleh Hasan Alwi dkk, dalam
kamus besar bahasa Indonesia, bahwa “seks berarti berkenaan dengan perkara
persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.”20 Makna dari penjelasan tersebut
dapat diterapkan dalam pernikahan kristen, berarti seksual atau hubungan intim
haruslah melakukan setelah melaksanaan upara pernikahan kudus di gereja. Oleh
karena seksual adalah kasih karunia Tuhan yang harus dinikmati oleh suami istri
dalam pernikahan. Seks atau hubungan intim juga adalah kudus yang perlu dijaga
dan dinikjmati dengan baik. Berkaitan dengan hal ini, Anderias dalam buku yang
judul, Membangun Keluarga Yang Tak Terguncangkan bahwa: “Pernikahan
gerejawi itu baik, juga benar dan kudus. Termasuk di dalamnya hubungan seksual
dalam pernikahan yang sah dan diberkati adalah kudus. Bukanlah ‘tabu’ dan bahkan
perluh dinikmati.”21
Penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa, pernikahan kristen
secara gerejawi adalah sebuah pernikahan yang sah, dan kudus. Jadi harus dijaga
melalui hubungan intim, suami istri dengan saling membahagiakan, jikalau tidak
saling membahagiakan seks suami-istri, maka muda cenderung pada percabulan
dan kenajisan dunia. Seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa:
Janganlah kamu saling menjahui, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak dapat menahan hawa nafsu.22
20Gary G. Smalley dan John Trent, CintaAdalahSebuahKeputusan, . 1014.
21Gary G. Smalley dan John Trent, CintaAdalah86.
221Korintus 7:5
![Page 20: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/20.jpg)
57
Maksud dan tujuan dari ayat tersebut, adalah supaya dalam pernikahan
kristen harus saling mengenal, memahami, akan kelebihan maupun kelemahan antara
suami-istri dalam kebutuhan biologis, sehingga secara biologis dapat
membahagiakan. Sehubungan dengan ini, Gary dan Barbara, dalam buku judul, 5
Kebutuhan Wanita, bahwa
Dua hal penting dalam pernikahan kristen, supaya hubungan intim (seks) suami istri dapat dinikmati dengan bahagia, yaitu, a. Seorang suami memahami kebutuhan istrinya akan keintiman emosional, b. Pria dan wanita dirangcang bersamaan waktu seks.23
Maksud dari penjelasan tersebut karena, adanya perbedaan antara laki-
laki dan perempuan dalam seks. Maka seorang perempuan mengutamakan kebutuhan
emosional lebih penting dari pada seks, sedangkan laki-laki reaksi seks cepat dari
pada kebutuhan emosional. sebab itu, seorang suami harus mengutamakan atau
memenuhi kebutuhan emosional istrinya baru masuk dalam seks. Suami istri harus
berangsang bersamaan baru hubungan yang intim dengan demikian dinikmati seks
dengan bahagia dalam pernikahan.
Pernikahan pencatatan Sipil
Suami istri yang telah melakukan pernikahan gereja, haruslah juga
melakukan perkawinan pencatatan sipil, sesuai dengan peraturan hukum perkawinan
yang berlaku di Negara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena padangan dari
pemerintah terhadap pernikahan gereja adalah tidak sah dan tidak diakui. Sehingga
Perkawainan gerejawi itu hanya berlaku dalam kalangan gereja saja. Tetapi untuk
sah dan diakui oleh pemerintah adalah pernikahan gerejawi dan perkawinan
pencatatan sipil.
Membangaun Dasar Pernikahan
23Gary dan Barbara Rosberg, 5 KebutuhanWanita Yang PerluDipahamiOlehSetiapPria, (Jakarta: Indo Gracia, 2001),
![Page 21: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/21.jpg)
58
Suami istri dalam pernikahannya sangat mengingini supaya dalam
pernikahannya dapat hidup bahagia dan dinikmati pernikahannya diatas dasar yang
kuat. Supaya pernikahannya tetap kokoh atau kaut terhadap berbagai macam
goncangan dunia, masalah, kesulitan yang akan datang menerpahnya. Untuk itu,
pada pada bagian ini, ada faktor yang membangun dasar pernikahan Kristen yang
kokoh kuat yakni; memulai dengan Fondasi yang kokoh, Membangaun fondasi
rohani pernikahan, Membangun kebahagiaan pernikahan, dan mengelola keuangan
pernikahan.
Memulai Dengan Fondasi Yang Kokoh
Dalam pernikahan, setiap suami istri bisa saja memiliki niat yang sangat
baik dan merencanakan hari pernikahan yang sempurna, tetapi tanpa fondasi (dasar)
yang kokoh, maka dalam pernikahan kristen mudah digoyakan oleh harus dunia.
Fondasi yang kokoh seperti apakah yang harus dibangun di dalam pernikahan, agar
dalam prnikahan bisa kokoh? David Stoop dan Jon Stoop dalam buku judul Atos
Pranikah, menjelaskan bahwa “ada lima hal yang penting merupakan pembentukan
fondasi kokoh untuk membangun hubungan pernikahan yang abadi, yakni; pertama
Keinginan yang sama. yang kedua, Penghargaan yang sama.yang ketiga, Keintiman
yang sama. yang keempat, Kepercayaan yang sama.dan yang kelima, keyakinan
yang sama.”24
Maksud dari pernjelasan ini adalah, agar suami istri dalam pernikahannya
perlu memahami akan lima fondasi pembentukan pernikahan yang kokoh. Oleh
karena dalam realitas kehidupan pernikahan, banyak suami-istri yang kurang
memperhatikan fondasi pembentukan pernikahannya sehingga mudah digoyakan
oleh arus dunia.
24David Stoop dan Dr. Jon Stoop, Atos Pranikah 11 Hal YangPerluDiketahuiSebelum MENIKAH, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2008), 6-18.
![Page 22: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/22.jpg)
59
Membangun Fondasi Rohani Pernikahan
Salah satu dasar membangun dalam pernikahan kristen adalah memba-
ngun dengan fondasi rohani.Yaitu Firman Tuhan sebagai dasar pembentukan
membangun fondasi rohani dalam pernikahan Kristen. Oleh sebab itu, tanpa dasar
firman Tuhan ini, suami-istri mudah digoyakan oleh berbagai tantangan dunia.
Alktitan telah menyediakan banyak pengarahan untuk meletakan fondasi yang
diperlukan guna membangun sebuah pernikahan. Seperti yang tertulis dalam Alkirab
bahwa’
setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana yang mendirikan rumahnya diatas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah tidak rubuh sebab didirikan diatas batu.25
Dari ayat tersebut memberikan gambaran bahwa, lembaga pernikahan
kristen ibaratnya sama dengan rumah yang didirikan diatas batu. Jadi setiap
pernikahan kristen yang mendengar dan melakukan Firman Tuhan dengan setia,
maka membangun pernikahannya diatas fondasi yang kuat, yakni Tuhan Yesus
sendiri sebagai fondasi hidup rumah tangga Kristen, sehingga datang berbagai
tantangan melanda tetapi tidak akan rubuh.
Tuhan Yesus sebagai dasar kehidupan rohani suami- istri dalam
pernikahan. jadi harus dijaga dasar rohani ini, supaya dasar rohani tersebut makin
kokoh, kuat dan serta mengasilkan keintimana dengan Tuhan. berkaitan dengan hal
ini, David Stoop dalam buku judul, Atoz Pranikah, memberi penjelasan bahwa: ada 8
(delapan) hal yang menjadi dasar untuk menghasilkan keintiman dengan Kristus,
adalah sebabgai berikut:
25 Matius 7:24-25.
![Page 23: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/23.jpg)
60
1. Beri perbatian pada keselamatan,2. Beri perhatian pada hikmat,3. Beri perhatian pada otoritas,4. Beri perhatian untuk menjadi serupa dengan Kristus dan berjalan dalam Roh,5. Beri perhatian pada penguasaan diri,6. Beri perhatian pada menjaga janji dan melindungi materai pernikahan,7. Berikan perhatian pada komunikasi yang berdasarkan pada kasih karunia,8. Beri perhatian pada persahabatan.”26
Penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, Tuhan Yesus
Kristus sebagai fondasi pernikahan kristen, maka setiap pernikahan baru harus
dimulai membangun fondasi rohani dengan Kristus. Menjaga hubungan yang
intim dengan Kristus akan keselamatam pernikahan, untuk memperkuat fondasi
pernikahan suami istri dibutuhkan kesiapan khusus untuk berjalan dalam Roh dan
usaha untuk menjadi serupa dengan Yesus. Suami istri dalam pernikahan
hendaknya memahami bahwa jika keputusan untuk berjalan dalam Roh Kudus tidak
didukun dengan suatu latihan yang sistematis yaitu; seperti membaca atau menghafal
Firman Tuhan, berdoa, berpuasa, meditasi, saat teduh, menyembah Tuhan, memuji
Tuhan, pengakuan. Unsur-unsur latihan yang sistematis ini semuanya penting
sebagai alat ukur yang dirangcang secara rohani oleh Roh Kudus untuk
memperkokohkan fondasi rohani dalam kehidupan pernikahan.
Membangun Kebahagian Pernikahan
Salah satu tujuan untuk membangun pernikahan kristen adalah nikmati
berbahagia. Setiap pernikahan kristen tentunya memiliki niat hidup bahagia
dalam segala aspek kehidupan. Dalam hil ini, Alkitab memberi dua macam gambaran
kebahagiaan yang tentunya harus dipahami oleh setiap pernikahan kristen, yaitu
kebahagiaan dari bumi (menikmati hasil kerja), kebahagiaan dari Tuhan. Dua
gambaran kebahagiaan ini, akan dibahas dibawa ini.
26David dab Dr, Jon Stoop, AtozPranikah.. 44-55
![Page 24: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/24.jpg)
61
Kebahagiaan Menikmati Hasil Kerja.
Kebahagiaan menikmati hasil kerja dalam pernikahan adalah sebuah
kebahagiaan yang bersifat sementara. Kebahagiaan seperti ini, dapat menikmati
sesuai dengan situasi dan kondisi kehidupan pernikahan. berkaitan dengan hal ini,
penulis kitab Pengkhotbah mengemukakan, bahwa ”lihatlah, yang kuanggap baik
dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha
yang dilakukan dengan jerih payah dibawah matahari selama hidup yang pendek,
yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah kebahagiaannya. Setiap orang
yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya,
untuk menerima kebahagiaan, dan untuk bersuka cita dalam jerih payanya juga itu
karunia Allah.” (Pkh. 5:17-18).
Penjelasan dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa, kebahagiaan yang
dimaksud diatas adalah segala kekayaan, harta benda, kekuasaan bumi ini, semuanya
dianugerahkan Tuhan bagi manusia, dapat menikmati dengan bahagia melalui
hasil usaha/kerja, selama hidup yang pendek yang telah dikaruniakan kepada
manusia.
Kebahagaian Di dalam Yesus Kristus.
![Page 25: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/25.jpg)
62
Dalam pernikahan kristen pentingnya membangun kebahagian di dalam
Yesus kasus sebagai kepala gereja. Dengan mengutamakan Yesus diatas segala aspek
kehidupan dalam pernikahan, sehingga kebahagiaan dari Kristus senantiasa akan
menikmati dalam pernikahan. Frank Maniryh Dan Paul Maier, dalam buku judul,
Kebahagiaan Sebuah Pilihan bahwa’“tiga unsur pendoman dasar untuk hidup
bahagia adalah, 1. harga diri, 2. keakraban dengan orang lain, 3. keakraban dengan
Allah.” 27 dari tiga hal tersebut yang menjadi pusat kebahagaian pernikahan melalui
keakraban manusia dengan Allah. Salah satu cara yang efektif untuk keakraban
dengan Allah dan sesama manusia adalah mengasihi. Mangasihi Allah dan
mengasihi sesama merupakan hhukum yang pertama dan terutama dalam Alkitab.
Cecil Osborne dalam buku judul, Seni memahami diri sendiri, memberi gambaran
tentang kasih atau mengasihi bahwa “kasih merupakan kekuatan yang sangat besar
sehingga dapat menyatuh segala hal. Karena itu kasihilah Yesus, maka segala
sesuatu yang dimiliki-Nya akan menjadi bagianmu. “28
Penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa, pentingnya mengasihi
Allah dan sesama manusia dengan segenap hati, akal budi, jiwa dan seluruh hidup,
dengan demikian pernikahan kristen harus dibangun diatas kasih, mengasihi Allah
dan sesama. Sehingga segala sesuatu yang milik Tuhan akan menjadi bagian
dalam hidupan pernikahan untuk dapat dinikmati dengan kebahagian dalam
pernikahan.
Mengelola Keuangan Pernikahan
27Frank B. Manirth. M.D. dan M. D. Paul D. Meler, Kebahagiaansebuah pilihan, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1999) 150.
28Cecil G. Oaborne, SeniMemahamiDiriSendiri, (Jakarta: BPK. GunungMulia, 2000) 259.
![Page 26: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/26.jpg)
63
Salah satu kasus yang tak henti-hentinya sering terjadi dalam pernikahan
kristen adalah kasus keuangan. Bila dalam keluarga mengelolah keuangan dengan
efektif, maka itu menjadi masalah dalam kehidupan rumah tangga kristen. untuk itu,
dianjurkan pentingnya mengelolah keuangan dengan efektif dan efisien sebagai
ladasan utama membangun pernikahan keluarga yang bahagia. Realita kehidupan
pernikahan zaman sekarang, ada banyak pernkahan keluarga yang hidup berantakan,
tidak ada keharmonisan, dan bahkan dimana-mana terjadi perceraian, bahkan
ketidakpuasnya akan keuangan dan sebagainnya, akhirnya, ditabur tempat yang tidak
seharusnya menyebakan suami istri dalam pernikahan tidak menikmati keuangan
dengan bahagia. Maka pernikahan kristen harus kembali kepada prinsip Alkitab.
Alkitab sebagai pedoman pengelolah keuangan yang efektif, bisa manfaatkan dalam
pernikahan kristen. Mengelolah keuangan dengan menggunakan prinsip atau
petunjuk Firman Tuhan, maka makin lama makin berkati oleh Tuhan dan menjadi
berkat. David Stoop dan Jon Stoop dalam buku judul Atos Pranikah,bahwa
pentingnya memahami akan fungsi dan manfaat serta mengelolah keuangan dengan
efektif yaitu; Uang dapat memuliakan Tuhan. Prinsip yang kita jalani menciptakan
dunia yang kita hidupi. Apa yang kita yakini membentuk perasaan dan tindakan kita.
Sikap kita terhadap uang adalah refleksi langsung dari keyakinan kita. Sebagai orang
kristen, kita memiliki falsafah tentang uang yang berbeda dengan dunia yang kita
hidupi. Kita memiliki kemampuan untuk memuliakan Tuhan melalui prioritas-
prioritas yang kita tetapkan tentang uang.
Mengelola Keuangan dalam Keluarga
Prioritas PrioritasMenghasilkan Menghasilkan
Menikmati MemberiMembayar MenabungMenabung Membayar
![Page 27: BAB IV](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081421/5572112d497959fc0b8e855f/html5/thumbnails/27.jpg)
64
Memberi Menikmati
Kita memuliakan Tuhan dengan mengakui bahwa Tuhanlah sumber dari
segala yang baik. Semua yang kita miliki, termasuk keuangan kita, berasal dri
Tuhan.”29
Maksud dari prinsip tersebut diatas adalah, dalam pernikahan kristen
harus menyadari bahwa uang juga memuliakan Tuhan melalui persembahan dan
perpuluhan yang dipersembahakan di gereja, dengan mengakui bahwa Tuhan Allah
sebagai sumber segala berkat.Mengelola keuangan juga harus membedakan dan
mengutamakan kebutuhan yang perioritas dan tidak, dalam pernikahan kristen yang
memberi perpuluhan, harus membayar kepada yang berhak menerimanya, menguta-
makan kebutuhan kebutuhan pokok, juga menabung untuk masa depan, dan menik-
mati dalam pernikahan itulah, yang dimaksud dengan mengelolah keuangan dengan
efektif dan efisiensi dalam pernikahan Kristen.
29David Stoop dan Jon Stoop, Atos Pranikah, 149.