BAB IV

48
38 BAB IV STUDI TENTANG PERNIKAHAN SECARA ALKITABIAH DAN APLIKASI BAGI MASYARAKAT SUKU DANI Dalam bab yang keempat ini penulis akan memaparkan, bahwa bagaimana pelaksanaan pernikahan yang dapat di mengerti dan di pahami oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus (Kristen) pada khususnya masyarakat suku Dani yang beragama Kristen protestan yang ada di daerah Ilaga, yaitu sebuah pernikahan yang sesuai dengan ajaran Alkitab, dan penerapannya bagi masyarakat suku Dani pada masa kini. Adapun hal-hal yang akan dibahas di dalam bab ini adalah, tinjauan pernikahan secara teologis, bentuk-bentuk pernikahan yang efektif, dan membangun pernikahan yang kokoh. Tinjauan Pernikahan Secara Teologis Kata “Tinjuan“ dapat diartikan suatu pengamatan atau salah satu tindakan yang sedang dilakuan untuk menilita sesutu hal. 1 Sedangkan kata “pernikahan” diartikan pernikahan Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia 1 Kamus bahasa indonesia( jakarta : Balai pustaka, 2003)474

Transcript of BAB IV

Page 1: BAB IV

38

BAB IV

STUDI TENTANG PERNIKAHAN SECARA ALKITABIAH

DAN APLIKASI BAGI MASYARAKAT SUKU DANI

Dalam bab yang keempat ini penulis akan memaparkan, bahwa

bagaimana pelaksanaan pernikahan yang dapat di mengerti dan di pahami oleh

orang-orang yang percaya kepada Kristus (Kristen) pada khususnya masyarakat suku

Dani yang beragama Kristen protestan yang ada di daerah Ilaga, yaitu sebuah

pernikahan yang sesuai dengan ajaran Alkitab, dan penerapannya bagi masyarakat

suku Dani pada masa kini. Adapun hal-hal yang akan dibahas di dalam bab ini

adalah, tinjauan pernikahan secara teologis, bentuk-bentuk pernikahan yang efektif,

dan membangun pernikahan yang kokoh.

Tinjauan Pernikahan Secara Teologis

Kata “Tinjuan“ dapat diartikan suatu pengamatan atau salah satu tindakan

yang sedang dilakuan untuk menilita sesutu hal.1 Sedangkan kata “pernikahan”

diartikan pernikahan Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia “Pernikahan adalah

Kawin, Pernikahan. Dan juga pernikahan artinya hal (perbuatan) nikah, ucapan,

nikah, kemudian kata nikah artinya suatu ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai

dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.”2 Dan kata” teologis” artinya teologis

sama dengan teologia mengandung arti: pengetahuan tentang ke-Tuhanan (mengenai

sifat hakiki Allah, dasar kepercayaan kepada Allah dan agama, terutama berdasarkan

kitab suci.3 Sedangkan dalam buku Apa itu Teologi? Mendefinisikan bahwa teologi

1 Kamus bahasa indonesia( jakarta : Balai pustaka, 2003)474

2Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2003 ). 590.

3Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : DPN Balai Pustaka, 2003),117.

Page 2: BAB IV

39

sebagai berikut: istilah “Teologi” berasal dari akar kata yang mempunyai dua istilah

dalam bahasa Yunani “qeoj” atau theos yang berarti ‘Allah’ dan “logoj” atau logos

yang berarti perkataan, firman, wacana. Jadi teologis adalah “wacana (ilmiah)

mengenai Allah atau ilah-ilah.4

Setelah memahami dan mengerti dari setiap kata yang ada akan dibahas dalam

masalah tinjuan pernikahan secara teologis, maka pembahasan yang ada sebagai berikut: Di

dalam Perkawinan masyarakat suku Dani yang bermayoritas beragama kristen

Protestan bagi yang hendak melaksanakan perkawinan, maka haruslah sesuai dan

berdasarkan pada kebenaran Firman Tuhan. Namun kenyataan yang ada dalam

masyarakat yang ada di suku Dani, bahwa masyarakat yang ada melakukan hal

penyimpangan dalam pernikahan. Sebab Pernikahan yang sering dilakukan

masyarakat suku Dani yaitu pernikahan yang tidak memperlukan yang namanya

restu orang tua, bahkan sebelum melangsungkan pernikahan banyak dari masyarakat

suku Dani melakukan hubungan suami istri yang dimaksud yaitu disaat seorang laki-

laki menginginkan seorang perempuan, perempuan tersebut diajak berhubungan

seks, di luar pernikahan resmi. Kebanyakkan dari masyarakat suku Dani yang

memiliki pemahaman yang dangkal, bahkan mereka berpendapat bahwa, pernikahan

itu tidak perlu dan tidak membutuhkan yang namanya pemberkatan nikah di gereja.

Pemikiran demikianlah yang sudah menjadi anutan bagi setiap masyarakat suku Dani

dan bahkan tidak menjadi persoalan disaat masyarakat yang menginginkan atau mau

mengambil istri orang lain tidak dipersalahkan. Sebab harga dari seorang wanita

yang ada di masyarakat suku Dani tersebut nilainya lebih rendah dari harga seokor

babi. Bukankah firman Tuhan mengatakan, bahwa jangan mengingini istri orang

lain? Dan juga bukankah dalam perintah yang ke delapan mengatakan, bahwa

4Pdt.E.G.Singgih,PH.D,Apa itu teologi(pengaruh kedalam Ilmu Teologi),( Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia,2003).16.

Page 3: BAB IV

40

“Jangan berzinah? (Kel. 20: 15). Yang dimaksud dalam penjelasan ayat tersebut di

atas dapat dipahami, bahwa suatu perbuatan yang sangat keji dan jahat serta tidak

senonoh dihadapan Allah. Pada jaman yang moderen ini banyak dari setiap pasangan

rumah tangga yang tidak memiliki kesetiaan kepada istri yang telah menemani

selama dalam rumah tangga, bahkan ada istilah yang berkaitan tentang ketidaksetiaan

itu seperti rumput tetangga lebih subur, dari hal inilah banyak dari setiap laki-laki

yang sudah menikah ingin mencari wanita lain, hal tersebut juga dialami oleh setiap

masyarakat suku Dani, sebab dikarenakan tidak bisa menahan nafsu berahinya. Dan

akibat dari melakukan penyimpangan dari kebenaran Firman Tuhan yang ada, maka

mengalami berbagai macam masalah dalam pernikahan misalnya; kasus

pembunuhan, pemerkosaan, peperangan, perceraian, kerusuhan, berkalahian,

pemberontakan, penganiayaan dan sebagainya. Hal tersebut juga terjadi dalam

kondisi kehidupan dalam masyarakat suku Dani sampai saat ini.

Oleh karena itu tugas Geraja dan hamba Tuhan, khususnya para hamba-

hamba Tuhan yang melayani ada di daerah Ilaga ini diharapkan supaya dapat

menolong dan bisa mengarahkan masyarakat suku Dani. Tentu saja untuk

memberikan pengertian tentang pernikahan yang benar yang sesuai dengan firman

Tuhan dan haruslah kembali kepada pemahaman Theologia yang benar dan tepat,

untuk diterapkan dalam masyarakat suku Dani. Itu semua demi menjaga kekudusan

sehingga permasalahan dalam keluarga kristen di suku Dani dapat teratasi.

Bentuk Pernikahan Yang Efektif

Pada bagian ini, penulis akan membahas 8 (Delapan) hal atau bentuk

tahapan menuju pernikahan yang efektif, yakni; pertama ialah Mencari Jodoh. Yang

kedua adalah Berpacaran. Yang ketiga, Bercinta. Yang keempat, Tunangan. Yang

Page 4: BAB IV

41

kelima, Bimbingan Konseling Pra-nikah. Yang keenam, Pernikahan Gerejawi. Yang

ke tujuh, Perkawinan Catatan Sipil. Yang ke delapan, Seks (hubungan intim).

Mencari Jodoh

Mayarakat suku Dani yang merupakan bermayoritas beragama Kristen

yang berada di daerah Ilaga puncak, hendak mencari jodoh yang ideal, maka

haruslah mancarinya sesuai dengan pentujuk Alkitab.Yaitu, mencari jodoh yang

sesuai dengan kehendak Tuhan. oleh karena Allah adalah Yehova jire yang berarti

Allah yang penyedia yang akan menyediakan pasangan hidupnya bagi setiap orang

yang percaya kepadaNya. Seperti yang temukakan dalam Alkitab bahwa” dari rusuk

yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangunnya seorang perempuan, lalu

dibawa-Nya kepada manusia itu.”(Kej. 2:22). Dari ayat tersebut ini, dapat dimengerti

bahwa, pasangan hidup Adam, Allah yang menyediakan, diambil dari rusuknya

lalu bawah kepada Adam dan dijadikan sebagai istri. Setiap orang percaya hendak

mencari jodoh haruslah yakin dan percaya bahwa Allah akan membawah tulang

rusukku pada waktu -Nya.

Sementara menunggu waktu dan masa-Nya, maka pentingnya beberapa

prinsip yang harus dipahami oleh seseorang hendak mencari jodoh yaitu; berdoa

dan bekerja, sabar menunggu waktu Tuhan, bijaksana di dalam memilih jodoh yang

cocok.

Page 5: BAB IV

42

Berdoa dan Bekerja

Berdoa untuk mencari jodoh merupakan salah satu syarat utama masuk

dalam rancangan Tuhan untuk menemukan jodoh yang ideal dari Tuhan. Mencari

jodoh dari Tuhan tidak cukuplah hanya dengan doa saja, tetapi harus disertai dengan

kerja keras baru bisa menemukan pasangan hidup dari antara banyak lawan jenis

kenalan. Poltak Yp Sibarani, juga memberi penjelasan dalam buku yang judul,

Berpacaran yang Realitis Namun Tetap Romantis Dalam 6 Minggu, menjelaskan

bahwa.”dalam kehidupan muda-mudi tentunya banyak orang yang dapat difungsikan

sebagai teman dan sahabat. Dari sekian banyak teman dan sahabat itu, satu orang

dapat dipilih untuk dijadikan sebagai pacar.”5 Maksud dari penjelasan tersebut

adalah, seseorang yang hendak mencari jodoh haruslah perkanalan sebanyak

sahabat mungkin, tetapi diantara sebanyak teman tersebut hanya satu yang dipilih

Tuhan sebagai jodoh.

Sabar Menunggu Waktu Tuhan.

Kesabaran adalah sebuah pekerjaan yang sangat membosankan dalam

kehidupan manusia pada umumnya. Setiap pria dan gadis yang hendak mencari

lawan jenis yang akan menjadikan sebagai teman hidup selamanya, maka harus

meluangkan banyak waktu dan sabar menunggu waktu Tuhan yang tepat. Dengan

berharap sepenuhnya pada Tuhan serta percaya bahwa Tuhanlah yang akan

membawa jodohku pada waktu-Nya.

Bijaksana Memilih Jodoh Yang Ideal

Ada beberapa ciri yang dapat menunjukkan bahwa, teman kenalan itu

merupakan teman hidup yang cocok dari Tuhan untuk menjadi pasangan hidup

adalah sebagai berikut:

5Paltak YP Sibarani, Berpacara Yang Realitis Namun Tetap Romantis Dalam 6 Minggu.(Jakarta: Ramos Gospel, 2005), 41.

Page 6: BAB IV

43

1. Mempunyai Visi yang hampir sama

2. Vaforis makanan dan hobi yang berbeda

3. Mempunyai karunia rohani yang berbeda

4. Yang takut akan Tuhan.

5. Pria yang bisa menerima perempuan apa adanya, sebaliknya perempuan yang mau

menerima laki-laki apa adanya .

6. Yang saling mengerti dan menerima antara satu dengan yang lain, baik dalam

kekurangan maupun kelebihan.

Berpacaran

Kata Pacaran ini, dapat mengdefinisikan oleh Semuel W. Dalam buku

judul, Pasti Anda Apa-apa Dengan Cinta dan Paran, bahwa “pacaran artinnya punya

teman lawan jenis yang tetap (kekasih) dan punya hubungan atas dasar cinta

kasih”6 pengertian pacaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pacaran berarti teman

lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan yang berdasarkan pada cinta dan

kasih sayang.

Pemuda-pemudi mempunyai pacaran lawan jenis yang tetap, maka

sebelum menuju pada percintaan, maka perlu dipahami akan makna pacaran yang

sesunggunya. yakni; pacaran sebagai masa perkenalan, pacaran sebagai masa ujian,

pacaran sebagai masa proses, Pacaran harus dimulai dengan Tuhan, dan dalam

pacaran harus membedakan antara cinta nafsu dan cinta sejati. Berkaitan dengan ini

ada lima hal yang akan dibahas antara lain:

Pacaran Sebagai Masa Pengenalan

6W. Samuel Pasti Anda Apa-apa Dengan Cinta dan Pacaran, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2009), 27.

Page 7: BAB IV

44

Masa pacaran merupakan masa perkenalan. Di dalam perjalanan masa

perkenalan tersebut sangat menentukan untuk saling mengenal lebih dalam akan

potensi, spritual, moral, psikologi dan sebagainya yang dimiliki masing-masing

lawan jenis. Berkaitan dengan hal ini, Poltak YP Siburani, menjelaskan dalam buku

yang judul, Berpacaran yang Realistis. Bahwa” dalam pacaran memperhatikan rohani

dan fisik dari seseorang yang hendak dijadikan sebagai teman hidup adalah perlu

dalam rangka membangun kejujuran dan keterbukaan. Tujuannya adalah bukan

untuk melemahkan minat dan niat atau menghambat pernikahan.”7 hal-hal tersebut

diatas harus saling mengenal secara mendalam misalnya, temperamen dasar, bakat,

pengalaman hidup, trauma, budaya, kelemahan, cita-cita, tujuan hidup, latar belakang

keluarga, rohani, pendidikan, dan sebagainya. Jika tidak demikian, maka setelah

pernikahan itu akan menjadi akar masalah dalam pernikahan, di dalam kehidupan

keluarganya tidak akan mengalami namanya kebahagiaan, melainkan adanya

kekacauan, permusuhan, pertengkaran dan menjadi keluarga yang tidak sehat.

Pacaran Sebagai Masa Ujian

7Poltak YP Siburani.32.

Page 8: BAB IV

45

Selain dari masa pengenalan dalam pacaran, ada juga masa ujian. Masa

pengujian dalam pacaran disinilah dapat menentukan, bahwa apakah pacaran tersebut

merupakan jodoh dari Tuhan atau tidak! Akan melanjutkan pacaran atau putus

hubungan. Maka dalam kondisi seperti ini, haruslah hati-hati bijaksana untuk

mengambil keputusan. Sehubungan dengan hal ini, Samuel W. Menjelaskan dalam

buku judul, Pasti Anda Apa-apa Cinta dan Pacaran, bahwa “jodoh yang serius dan

tepat itu, pasti akan bertahan dalam kodisi seperti ini. yakni; bertahan dalam masa

perkenalan, masa penjajakan, ujian kesetiaan, ujian pertengkaran, ujian waktu, dan

mengambil keputusan.”8 Dari Penjelasan tersebut dapat mengerti bahwa pacaran

lawan jenis tersebut, bilah dipilih dari Tuhan pasti bertahan melewati semua

tantangan sampai masuk dalam pernikahan. Dan bukan dari Tuhan, maka berhenti

putus hubunganselamanya.

Pacaran Sebagai Masa Proses

8Samuel W .29-36.

Page 9: BAB IV

46

Masa pacaran merupakan sebuah masa proses yang harus dijalani oleh

setiap orang peraya dalam menuju pernikahan. Dalam masa proses pacaran disinilah

akan senantiasa berhadapan dengan berbagai macam faktor tantangan proses yaitu,

proses secara langsung maupun tidak langsung. Faktor proses secara langsung

tersebut misalnya, datang dari keluarga sendiri, dari tetangga atau lingkungan, dari

teman sahabat. Sedangkan faktor proses secara tidak langsung dalam masa pacaran

ini, misalnya, bahasa gosip dari lingkungan yang tidak senang terhadap laki-laki

dan perempuan dalam hal cara pacarannya, pengaruh dari kuasa; kegelapan (iblis)

dan sebagainya. Sehingga dari faktor ini, membuat kedua lawan jenis bisa rasa ragu

bimbang, yah, atau tidak, lanjuti pacaran atau berhenti paracan.

Melibatkan Tuhan Di dalam Berpacaran.

Setiap orang percaya yang hendak memulai berpacaran haruslah dimulai

dengan Tuhan. Artinya, senatiasa melibatkan Tuhan dalam pacaran hingga menuju

pernikahan. Berkaitan dengan hal ini, YP Sibarani dalam buku judul, Berpacaran

Yang Realistis, menjelaskan bahwa”

“Allah sangat senang untuk dilibatkan dalam pacaran dan pelaksanaan pernikahan. Allah selalu senang menolong orang-orang yang berharap kepada-Nya. Dengan melibatkan Tuhan dalam praktek berpacaran, maka seseorang akan dapat memahami bahwa tidak ada orang yang sempurna.”9

Maksud dari penjelasan tersebut adalah, dalam pacaran harus

mengutamakan atau menomorsatukan Tuhan dengan cara yaitu; setiap pertemuan

dimulai dengan doa, menyerahkan segala niat, harapan, dan rancangannya kepada

Tuhan, mendiskusikan Firman Tuhan bersama, melibatkan diri dalam kegiatan

rohani, dan belajar takut akan Tuhan.

Membedakan Antara Suka Dan Cinta Sejati

9YP Sibarani . 86-87

Page 10: BAB IV

47

Pada masa pacaran, Pentingnya membedakan antara suka dan cinta.

Membedakan antara rasa suka dan perasaan cinta. Ini, menjadi salah satu perasaan

yang membingungkan laki-laki dan perempuan. Dan sulitnya membe-dakan antara

perasaan suka dan perasaan cinta. Karena kesulitan membedakan kedua membentuk

perasaan ini, banyak di antara mereka yang menganggap bahwa kedua perasaan ini

adalah sama saja. Dua perbedaan perasaan suka dan cinta tersebut dapat dijelaskan

oleh Poltak YP Sibarani, dalam buku judul, Berpacaran yang Realistis, bahwa

“perasaan suka adalah suatu bentuk perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap

orang lain yang biasanya muncul setelah melihat dan merasakan kebaikan atau

ketampahan mereka. Sedangkan perasaan cinta adalah suatu bentuk perasaan

terhadap seseorang yang ada dalam hati dan pikirannya secara mendalam untuk

waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan perasaan suka.”10

Maksud penjelasan diatas dapat dipahami bahwa, pentingnya membe-

dakan antara perasaan suka dan perasaan cinta dalam masa pacaran. Perasaan suka

itu, muncul karena setelah melihat dari fisik, penampilan luar, kebaikan, dan tutur

kata. Sedangkan perasaan cinta itu muncul dari dalam hati. Terhadap seseorang yang

ada dalam hati dan pikiran.

Cinta

10Poltak YP Sibarani, 91.

Page 11: BAB IV

48

Yang dimaksud dengan cinta, menurut Arie Saptaji dalam buku judul,

Pacaran Asyik dan Cerdas, mengdefinisikan bahwa “cinta berarti rasa terpesona

yang berlebihan sampai meluluhlantakkan jiwa dianggap mirip dengan kondisi

orang yang sedang kehilangan akal sehat.”11 Samuel W, juga dapat mengdefinisikan

dalam buku judul,Pasti Ada Apa-apa dengan Cinta dan Pacaran, bahwa cinta dalam

bahasa Inggrisnya “ I love You” dan cinta adalah suatu keterikatan atau aura

emosional yang mengacu pada eraheroik, pada petualangan, yang melebihkan atau

menemukan rincian dari sebuah insiden; yang mewujudkan ide atau pemikiran

romantis.”12 Dua pengertian tersebut dapat dipamahami bahwa, cinta berarti rasa

terpesona yang berlebihan dalam jiwa. Dan keterpikatan emosional yang mengacu

pada kasih sayang, dan romantis pada lawan jenis.

Setiap pemuda-pemudi dalam masa pacara sangat perlu memahami akan

tiga cara mengungkapkan perasan cinta kepada lawan jenis yakni, cinta secara lisan

dan tulisan, cinta secara efektif emosional, dan cinta sentuhan fisik, dan cinta nafsu

dan cinta sejati.

Pertama, cinta secara verbal (lisan dan tulisan). Adalah karena tidak

berani mengungkapan langsung kepada orangnya, lalu menulis surat itu namanya

mengungkapkan rasa cintanya secara tertulis.

Kedua, cinta secara efektif (emosional) adalah secara langsung

mengungkapkan rasa cinta mereka pada lawan jenis.

11Arie Saptaji, Pacaran Asyik dan Cerdas, (Yogyakarta: GLORIA GRAFFA, 2009), 18.

12Ibid, 5

Page 12: BAB IV

49

Ketiga, cinta sentuhan fisik, mengenai cinta sentuhan fisik ini “beberapa

penelitian tentang, manfaat sentuhan mengungkapkan bahwa sentuhan punya efek

yang besar pada manusia. Sentuhan mendatangkan rasa aman cinta.” berkaitan

dengan hal ini, Johnson dan Susie dalam buku judul, Love, Sex dan Dating,

menjelaskan bahwa “orang yang kita cintai adalah orang yang akan kita nikahi. Dan

cinta adalah dasar pernikahan.”13 maksud dari penjelasan tersebut adalah, lawan

jenis yang dicintai adalah orang yang akan dinikahi. Kata cinta mengadung sebuah

komitmen, dan sebuah keputusan bersama menuju pernikahan.

Keempat, cinta nafsu dan cinta sejati, berbedaan antara cinta nafsu dan

cinta sejati ini, dapat dijelaskan oleh Johnson Susie dalam buku judul, Love, sex

dan Dating, mengutip dalam Firmana Tuhan bahwa’ “cinta sejati itu sabar, murah

hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang

tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan

kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, bersukacita karena

kebenaran, melindungi, mempercayai, berharap, sabar menanggung segala sesuatu.

tidak pernah gagal; tidak berkesudahan sampai akhir.

13Greg Johnson dan Susie Shellenberger, Lave, Sex dan Dating, (Yogyakarta: ANDI, 2002), 103.

Page 13: BAB IV

50

Sedang Cinta Nafsu, adalah tidak bisa menunggu; impulsif, nafsu itu

kejam, suka mengritik dan manipulatif, nafsu itu mencari lebih dari apa yang mampu

diperoleh, cinta nafsu itu membangun dirinya sendiri di atas pengorbanan orang lain,

cinta nafsu itu mudah terancam, nafsu itu tidak menghargai dan mementingkan diri

sendri, cinta nafsu itu menuntut dan tidak peduli, nafsu itu memperamental dan

penuh dendam, cinta nafsu itu tidak melupakan kesalahan, cinta nafsu melakukan

kesalahan untuk mendapatkan jalannya sendiri, merasionalisasi, cinta nafsu itu

menyukai kebohongan dan menutupi kejahatan, cinta nafsu itu mencari keuntungan

diri sendiri dan kurang memperhatikan akibatnya bagi orang lain, cinta nafsu itu

penuh kecurigaan dan kecemburuan, cinta nafsu itu berkata ada tapi kamu ditendang,

cinta nafsu itu menyerah ketika tidak ada lagi rasa nyaman, dan cinta nafsu itu

berhenti bila dirinya tidak dilayani; berubah-ubah, tidak aman dan tidak setia. “14

Penjelasan mengenai perbedaan antara cinta sejati dan cinta nafsu,

tersebut dapat dipahami bahwa, ternyata cinta itu sangat menyatuh dengan kasih

sayang berkaitan Firmana Tuhan. Dan kasih cinta sejati inilah yang memunkinkan

lawan jenis bisa bertahan dalam pernikahan dan nikmati pernikahan denga penuh

bahagia. Tetapi cinta nafsu itu tidak ada rasa nyaman, dan berhenti bila dirinya

tidak dilayani.

Tunangan

Pengertian tentang tunangan, Hasan Alwi dkk, mendefinisikan dalam

buku judul, kamus besar bahasa Indonesia, bahwa”tunangan berarti 1. calon istri

atau suami, 2. bersepakat akan menjadi suami istri. Maka tunangan berarti, lawan

jenis yang bersepakat bersama komitmen saling setia sampai pernikahan.

14Greg Johnson dan Susie Shellenberger, Lave, Sex dan Dating, (Yogyakarta: ANDI, 2002, 112-113.

Page 14: BAB IV

51

Setelah saling mencantai antara laki-laki dan perempuan maka langkah

selanjutnya mengadakan bertunangan sesuai dengan ketentuan Alkibat Seperti

yang tertulis dalam Alktab bahwa “ Pada waktu Maria, ibu-Nya Yesus bertunangan

dengan Yususf” (Luk. 1:18b). Dalam bertunangan laki-laki dan perempuan

mengambil sebuah keputusan bersama saling setia menunggu sampai pelaksanaan

pernikahan. Sebagai tanda kesetiaan dan cinta, maka saling mengenakan sebuah

cincin di tangan dapat disaksikan oleh kedua pihak keluarga laki-laki maupun

perempuan. Dan harus ada orang ketiga yang menjadi saksi dalam bertunangan

untuk mengawasi dua bertunangan tersebut sampai memasuki penikahan.

Konseling Pra Nikah

Definisi Konseling Pra-nikah, dapat Mengdefinisikan oleh Magdalena

Tomatala, dalam buku judul, konselor kompeten penghantar konseling terapi untuk

pemulihan. Bahwa’ “Secara etimologi, kata konseling berasal dari kata benda

Counsel, yang diangkat dari kata Latin Consillium, dari kata dasar Consilere yang

berarti to consult, yaitu mencari pandangan atau nasehat orang lain, yang berfungsi

sebagai penuntun untuk pertimbangkan dan pembuatan keputusan. Dilihat dari sudut

lain, kata kerja to Counsel, caunseling (konseling) berarti memberi nasihat, petunjuk,

peringatan, teguran, dorongan atau ajaran, untuk mengatasi masalah dan menangani

perilaku negatif dari seorang individu.”15

Dari pengertian di atas, konseling dapat jabarkan dalam bimbingan para-

nikah, berarti memberi petunjuk, dorongan, dan ajaran untuk memberikan keputusan

guna membuat keputusan yang bijaksana dalam bimbingan konseling pernikahan.

Para hamba Tuhan yang sebelum terjun dalam konseling pernikahan

sebaiknya, haruslah meneliti dan memahami ajaran Alkitab mengenai pernikahan

15Magdalena Tomatala, Konselor Kompeten PenghantarKonseling Untuk Pemulihan, (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 1.

Page 15: BAB IV

52

dan keluarga. Dan juga mengerti akan arti upacara pernikahan. dengan demikian

muda konseling dengan para calon suami istri dengan baik dan efektif. Karena

kedua pasangan yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda,

tentunya menghadapi banyak hal yang harus disesuaikan, maka para konselor tetap

konsisten pada kebenaran atas bimbingan para calon suami istri, berkaitan dengan

hal ini, Gary Collins, dalam buku judul, Konseling Kristen yang efektif, menjelaskan

bahwa:

konselor harus selalu ingat untuk tetap memegang kebenaran FirmanTuhan mengenai kehidupam seksual yang suci sebelum pernikahan.walaupun hubungan seksual sebelum pernikahan sudah menjadi biasa, tetapi bagi pasangan Kristen tetap harus dijaga sampai memasuki kehidupan pernikahan sesungguhnya.” 16

Maksud dari penjelasan di atas, adalah para hamba Tuhan sebagai

konselor, melakukan bimbingan konseling pernikahan, maka hendaklah memegang

kebenaran untuk membimbing pra-nikah. Dan kedua calon suami istri juga haruslah

dijaga sampai memasuki pernikahan barulah melakukan hubungan seksual.

Konseling persiapan pernikahan ini bertujuan untuk mempersiapakan dan

menolong kepada para calon suami istri, bahkan anggota keluarga yang lain untuk

menciptakan suasana pernikahan yang bahagia. Bimbingan kesiapan pernikahan

diharapkan untuk dapat mencegah timbulnya kesulitan dalam pernikahan dan

kehidupan rumah tangga, disamping itu tentunya untuk menolong dan membangun

hubungan pernikahan yang sehat dan memuaskan.

Pernikahan Gerejawi

Pengertian Pernikahan, menurut Hasan Alwi dkk, mendefinisikan dalam

buku judul, kamus besar bahasa Indonesia, bahwa“pernikahan dari kata dasarnya

“nikah” yang berarti ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan

16DR. Gary R. Collins, Konseling Kristen Yang Efektit, (Malang: Departemen Literatur Saat, 2002), 107.

Page 16: BAB IV

53

hukum dan ajaran agama.”17 Makna dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa

pernikahan berarti calon suami istri yang dapat mengkawinkan sesuai dengan

ketentuan hukum dan ajaran agama dalam kehidupan manusia.

17Hasan Alwi dkk , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka, 1987,782.

Page 17: BAB IV

54

Para hamba Tuhan yang hendak menangani Pernikahan anggota jemaat

Tuhan, maka haruslah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Alkitab. Oleh karena

di dalam Alkitab ada banyak ayat dan pasal mengemukakan tentang pernikahan

yang bisa kutip dalam pernikahan. yaitu; seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa

“ sebab itu, seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunnya bersatu

dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kej. 2:24). Makna dari

ayat tersebut, Henry Cloud dan John Townsend dalam buku Judul, Batas-Batas

Perkawinan, menjelaskan bahwa “perbedaan individu yang dipersatukan menjadi

satu daging adalah melengkapi dan saling mengisi.”18 Maksud dari ayat tersebut

bahwa, calon suami-istri yang menikah dalam sebuah pernikahan kudus itu, menjadi

satu daging di dalam Kristus. Dan saling melengkapi, saling mengisi, antara

kelebihan dan kelemahan bahkan menjadi satu di dalam rancangan Tuhan.

Pernikahan seperti ini harus dilakukan digereja. Oleh karena gereja

merupakan sebuah tempat kudus, tempat dimana Allah senantiasa hadir untuk

memberkati umat-Nya dalam Ibadah. Jadi pernikahan haruslah dilaksanakan di

gereja. Dan dapat ditangani oleh para hamba Tuhan yang sungguh-sungguh

memahami akan ketentuan kebenaran. Sehingga dalam penangani pernikahan

tersebut tidak menimbang atau keliru untuk memberkati pernikahan.

18Henry Cloud dan Dr. John Townsend, Batas-Batas DalamPerkawinan, (Batam: Interaksara Centre, 2002), 101.

Page 18: BAB IV

55

Pernikahan gerejawi juga merupakan puncak masa percintaan dan juga,

titik awal memulai kehidupan keluarga baru, maka mereka harus mengambil sebuah

nazar yang harus dipelihara, dijaga, dan saling setia dalam kondisi senang maupun

susah, sehat maupun sakit, dalam kelimpahan, maupun kekurangan sampai mautlah

yang dapat menisahkannya. Mereka bernazar di hadapan Tuhan maupun anggota

jemaat sesama. Cary Smalley dan John Trent, menjelaskan di dalam buku judul,

Cinta adalah sebuah keputusan, bahwa “setiap pernikahan yang abadi selalu berka-

itan dengan komitmen yang mutlak bagi orang yang tidak sempurna.”19 Maksud

dari penjelasan ini, adalah pernikahan suami istri merupakan sebuah pernikahan

yang telah dimeteraikan dengan berita abadi yaitu Firman Tuhan. Jadi suami istri

sebagai manusa biasa dan tidak sempurna tetap setia dalam komitmen dalam

pernikahannya sampai mautlah yang dapat memisahkan.

Seks (Hubungan Intim)

19Gary G. Smalley dan John Trent, CintaAdalahSebuahKeputusan, (Batam:Interaksara Centre, 2001), Hlm. 150.

Page 19: BAB IV

56

Pengertian tentang seks dapat dijelaskan oleh Hasan Alwi dkk, dalam

kamus besar bahasa Indonesia, bahwa “seks berarti berkenaan dengan perkara

persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.”20 Makna dari penjelasan tersebut

dapat diterapkan dalam pernikahan kristen, berarti seksual atau hubungan intim

haruslah melakukan setelah melaksanaan upara pernikahan kudus di gereja. Oleh

karena seksual adalah kasih karunia Tuhan yang harus dinikmati oleh suami istri

dalam pernikahan. Seks atau hubungan intim juga adalah kudus yang perlu dijaga

dan dinikjmati dengan baik. Berkaitan dengan hal ini, Anderias dalam buku yang

judul, Membangun Keluarga Yang Tak Terguncangkan bahwa: “Pernikahan

gerejawi itu baik, juga benar dan kudus. Termasuk di dalamnya hubungan seksual

dalam pernikahan yang sah dan diberkati adalah kudus. Bukanlah ‘tabu’ dan bahkan

perluh dinikmati.”21

Penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa, pernikahan kristen

secara gerejawi adalah sebuah pernikahan yang sah, dan kudus. Jadi harus dijaga

melalui hubungan intim, suami istri dengan saling membahagiakan, jikalau tidak

saling membahagiakan seks suami-istri, maka muda cenderung pada percabulan

dan kenajisan dunia. Seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa:

Janganlah kamu saling menjahui, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak dapat menahan hawa nafsu.22

20Gary G. Smalley dan John Trent, CintaAdalahSebuahKeputusan, . 1014.

21Gary G. Smalley dan John Trent, CintaAdalah86.

221Korintus 7:5

Page 20: BAB IV

57

Maksud dan tujuan dari ayat tersebut, adalah supaya dalam pernikahan

kristen harus saling mengenal, memahami, akan kelebihan maupun kelemahan antara

suami-istri dalam kebutuhan biologis, sehingga secara biologis dapat

membahagiakan. Sehubungan dengan ini, Gary dan Barbara, dalam buku judul, 5

Kebutuhan Wanita, bahwa

Dua hal penting dalam pernikahan kristen, supaya hubungan intim (seks) suami istri dapat dinikmati dengan bahagia, yaitu, a. Seorang suami memahami kebutuhan istrinya akan keintiman emosional, b. Pria dan wanita dirangcang bersamaan waktu seks.23

Maksud dari penjelasan tersebut karena, adanya perbedaan antara laki-

laki dan perempuan dalam seks. Maka seorang perempuan mengutamakan kebutuhan

emosional lebih penting dari pada seks, sedangkan laki-laki reaksi seks cepat dari

pada kebutuhan emosional. sebab itu, seorang suami harus mengutamakan atau

memenuhi kebutuhan emosional istrinya baru masuk dalam seks. Suami istri harus

berangsang bersamaan baru hubungan yang intim dengan demikian dinikmati seks

dengan bahagia dalam pernikahan.

Pernikahan pencatatan Sipil

Suami istri yang telah melakukan pernikahan gereja, haruslah juga

melakukan perkawinan pencatatan sipil, sesuai dengan peraturan hukum perkawinan

yang berlaku di Negara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena padangan dari

pemerintah terhadap pernikahan gereja adalah tidak sah dan tidak diakui. Sehingga

Perkawainan gerejawi itu hanya berlaku dalam kalangan gereja saja. Tetapi untuk

sah dan diakui oleh pemerintah adalah pernikahan gerejawi dan perkawinan

pencatatan sipil.

Membangaun Dasar Pernikahan

23Gary dan Barbara Rosberg, 5 KebutuhanWanita Yang PerluDipahamiOlehSetiapPria, (Jakarta: Indo Gracia, 2001),

Page 21: BAB IV

58

Suami istri dalam pernikahannya sangat mengingini supaya dalam

pernikahannya dapat hidup bahagia dan dinikmati pernikahannya diatas dasar yang

kuat. Supaya pernikahannya tetap kokoh atau kaut terhadap berbagai macam

goncangan dunia, masalah, kesulitan yang akan datang menerpahnya. Untuk itu,

pada pada bagian ini, ada faktor yang membangun dasar pernikahan Kristen yang

kokoh kuat yakni; memulai dengan Fondasi yang kokoh, Membangaun fondasi

rohani pernikahan, Membangun kebahagiaan pernikahan, dan mengelola keuangan

pernikahan.

Memulai Dengan Fondasi Yang Kokoh

Dalam pernikahan, setiap suami istri bisa saja memiliki niat yang sangat

baik dan merencanakan hari pernikahan yang sempurna, tetapi tanpa fondasi (dasar)

yang kokoh, maka dalam pernikahan kristen mudah digoyakan oleh harus dunia.

Fondasi yang kokoh seperti apakah yang harus dibangun di dalam pernikahan, agar

dalam prnikahan bisa kokoh? David Stoop dan Jon Stoop dalam buku judul Atos

Pranikah, menjelaskan bahwa “ada lima hal yang penting merupakan pembentukan

fondasi kokoh untuk membangun hubungan pernikahan yang abadi, yakni; pertama

Keinginan yang sama. yang kedua, Penghargaan yang sama.yang ketiga, Keintiman

yang sama. yang keempat, Kepercayaan yang sama.dan yang kelima, keyakinan

yang sama.”24

Maksud dari pernjelasan ini adalah, agar suami istri dalam pernikahannya

perlu memahami akan lima fondasi pembentukan pernikahan yang kokoh. Oleh

karena dalam realitas kehidupan pernikahan, banyak suami-istri yang kurang

memperhatikan fondasi pembentukan pernikahannya sehingga mudah digoyakan

oleh arus dunia.

24David Stoop dan Dr. Jon Stoop, Atos Pranikah 11 Hal YangPerluDiketahuiSebelum MENIKAH, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2008), 6-18.

Page 22: BAB IV

59

Membangun Fondasi Rohani Pernikahan

Salah satu dasar membangun dalam pernikahan kristen adalah memba-

ngun dengan fondasi rohani.Yaitu Firman Tuhan sebagai dasar pembentukan

membangun fondasi rohani dalam pernikahan Kristen. Oleh sebab itu, tanpa dasar

firman Tuhan ini, suami-istri mudah digoyakan oleh berbagai tantangan dunia.

Alktitan telah menyediakan banyak pengarahan untuk meletakan fondasi yang

diperlukan guna membangun sebuah pernikahan. Seperti yang tertulis dalam Alkirab

bahwa’

setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana yang mendirikan rumahnya diatas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah tidak rubuh sebab didirikan diatas batu.25

Dari ayat tersebut memberikan gambaran bahwa, lembaga pernikahan

kristen ibaratnya sama dengan rumah yang didirikan diatas batu. Jadi setiap

pernikahan kristen yang mendengar dan melakukan Firman Tuhan dengan setia,

maka membangun pernikahannya diatas fondasi yang kuat, yakni Tuhan Yesus

sendiri sebagai fondasi hidup rumah tangga Kristen, sehingga datang berbagai

tantangan melanda tetapi tidak akan rubuh.

Tuhan Yesus sebagai dasar kehidupan rohani suami- istri dalam

pernikahan. jadi harus dijaga dasar rohani ini, supaya dasar rohani tersebut makin

kokoh, kuat dan serta mengasilkan keintimana dengan Tuhan. berkaitan dengan hal

ini, David Stoop dalam buku judul, Atoz Pranikah, memberi penjelasan bahwa: ada 8

(delapan) hal yang menjadi dasar untuk menghasilkan keintiman dengan Kristus,

adalah sebabgai berikut:

25 Matius 7:24-25.

Page 23: BAB IV

60

1. Beri perbatian pada keselamatan,2. Beri perhatian pada hikmat,3. Beri perhatian pada otoritas,4. Beri perhatian untuk menjadi serupa dengan Kristus dan berjalan dalam Roh,5. Beri perhatian pada penguasaan diri,6. Beri perhatian pada menjaga janji dan melindungi materai pernikahan,7. Berikan perhatian pada komunikasi yang berdasarkan pada kasih karunia,8. Beri perhatian pada persahabatan.”26

Penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, Tuhan Yesus

Kristus sebagai fondasi pernikahan kristen, maka setiap pernikahan baru harus

dimulai membangun fondasi rohani dengan Kristus. Menjaga hubungan yang

intim dengan Kristus akan keselamatam pernikahan, untuk memperkuat fondasi

pernikahan suami istri dibutuhkan kesiapan khusus untuk berjalan dalam Roh dan

usaha untuk menjadi serupa dengan Yesus. Suami istri dalam pernikahan

hendaknya memahami bahwa jika keputusan untuk berjalan dalam Roh Kudus tidak

didukun dengan suatu latihan yang sistematis yaitu; seperti membaca atau menghafal

Firman Tuhan, berdoa, berpuasa, meditasi, saat teduh, menyembah Tuhan, memuji

Tuhan, pengakuan. Unsur-unsur latihan yang sistematis ini semuanya penting

sebagai alat ukur yang dirangcang secara rohani oleh Roh Kudus untuk

memperkokohkan fondasi rohani dalam kehidupan pernikahan.

Membangun Kebahagian Pernikahan

Salah satu tujuan untuk membangun pernikahan kristen adalah nikmati

berbahagia. Setiap pernikahan kristen tentunya memiliki niat hidup bahagia

dalam segala aspek kehidupan. Dalam hil ini, Alkitab memberi dua macam gambaran

kebahagiaan yang tentunya harus dipahami oleh setiap pernikahan kristen, yaitu

kebahagiaan dari bumi (menikmati hasil kerja), kebahagiaan dari Tuhan. Dua

gambaran kebahagiaan ini, akan dibahas dibawa ini.

26David dab Dr, Jon Stoop, AtozPranikah.. 44-55

Page 24: BAB IV

61

Kebahagiaan Menikmati Hasil Kerja.

Kebahagiaan menikmati hasil kerja dalam pernikahan adalah sebuah

kebahagiaan yang bersifat sementara. Kebahagiaan seperti ini, dapat menikmati

sesuai dengan situasi dan kondisi kehidupan pernikahan. berkaitan dengan hal ini,

penulis kitab Pengkhotbah mengemukakan, bahwa ”lihatlah, yang kuanggap baik

dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha

yang dilakukan dengan jerih payah dibawah matahari selama hidup yang pendek,

yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah kebahagiaannya. Setiap orang

yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya,

untuk menerima kebahagiaan, dan untuk bersuka cita dalam jerih payanya juga itu

karunia Allah.” (Pkh. 5:17-18).

Penjelasan dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa, kebahagiaan yang

dimaksud diatas adalah segala kekayaan, harta benda, kekuasaan bumi ini, semuanya

dianugerahkan Tuhan bagi manusia, dapat menikmati dengan bahagia melalui

hasil usaha/kerja, selama hidup yang pendek yang telah dikaruniakan kepada

manusia.

Kebahagaian Di dalam Yesus Kristus.

Page 25: BAB IV

62

Dalam pernikahan kristen pentingnya membangun kebahagian di dalam

Yesus kasus sebagai kepala gereja. Dengan mengutamakan Yesus diatas segala aspek

kehidupan dalam pernikahan, sehingga kebahagiaan dari Kristus senantiasa akan

menikmati dalam pernikahan. Frank Maniryh Dan Paul Maier, dalam buku judul,

Kebahagiaan Sebuah Pilihan bahwa’“tiga unsur pendoman dasar untuk hidup

bahagia adalah, 1. harga diri, 2. keakraban dengan orang lain, 3. keakraban dengan

Allah.” 27 dari tiga hal tersebut yang menjadi pusat kebahagaian pernikahan melalui

keakraban manusia dengan Allah. Salah satu cara yang efektif untuk keakraban

dengan Allah dan sesama manusia adalah mengasihi. Mangasihi Allah dan

mengasihi sesama merupakan hhukum yang pertama dan terutama dalam Alkitab.

Cecil Osborne dalam buku judul, Seni memahami diri sendiri, memberi gambaran

tentang kasih atau mengasihi bahwa “kasih merupakan kekuatan yang sangat besar

sehingga dapat menyatuh segala hal. Karena itu kasihilah Yesus, maka segala

sesuatu yang dimiliki-Nya akan menjadi bagianmu. “28

Penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa, pentingnya mengasihi

Allah dan sesama manusia dengan segenap hati, akal budi, jiwa dan seluruh hidup,

dengan demikian pernikahan kristen harus dibangun diatas kasih, mengasihi Allah

dan sesama. Sehingga segala sesuatu yang milik Tuhan akan menjadi bagian

dalam hidupan pernikahan untuk dapat dinikmati dengan kebahagian dalam

pernikahan.

Mengelola Keuangan Pernikahan

27Frank B. Manirth. M.D. dan M. D. Paul D. Meler, Kebahagiaansebuah pilihan, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1999) 150.

28Cecil G. Oaborne, SeniMemahamiDiriSendiri, (Jakarta: BPK. GunungMulia, 2000) 259.

Page 26: BAB IV

63

Salah satu kasus yang tak henti-hentinya sering terjadi dalam pernikahan

kristen adalah kasus keuangan. Bila dalam keluarga mengelolah keuangan dengan

efektif, maka itu menjadi masalah dalam kehidupan rumah tangga kristen. untuk itu,

dianjurkan pentingnya mengelolah keuangan dengan efektif dan efisien sebagai

ladasan utama membangun pernikahan keluarga yang bahagia. Realita kehidupan

pernikahan zaman sekarang, ada banyak pernkahan keluarga yang hidup berantakan,

tidak ada keharmonisan, dan bahkan dimana-mana terjadi perceraian, bahkan

ketidakpuasnya akan keuangan dan sebagainnya, akhirnya, ditabur tempat yang tidak

seharusnya menyebakan suami istri dalam pernikahan tidak menikmati keuangan

dengan bahagia. Maka pernikahan kristen harus kembali kepada prinsip Alkitab.

Alkitab sebagai pedoman pengelolah keuangan yang efektif, bisa manfaatkan dalam

pernikahan kristen. Mengelolah keuangan dengan menggunakan prinsip atau

petunjuk Firman Tuhan, maka makin lama makin berkati oleh Tuhan dan menjadi

berkat. David Stoop dan Jon Stoop dalam buku judul Atos Pranikah,bahwa

pentingnya memahami akan fungsi dan manfaat serta mengelolah keuangan dengan

efektif yaitu; Uang dapat memuliakan Tuhan. Prinsip yang kita jalani menciptakan

dunia yang kita hidupi. Apa yang kita yakini membentuk perasaan dan tindakan kita.

Sikap kita terhadap uang adalah refleksi langsung dari keyakinan kita. Sebagai orang

kristen, kita memiliki falsafah tentang uang yang berbeda dengan dunia yang kita

hidupi. Kita memiliki kemampuan untuk memuliakan Tuhan melalui prioritas-

prioritas yang kita tetapkan tentang uang.

Mengelola Keuangan dalam Keluarga

Prioritas PrioritasMenghasilkan Menghasilkan

Menikmati MemberiMembayar MenabungMenabung Membayar

Page 27: BAB IV

64

Memberi Menikmati

Kita memuliakan Tuhan dengan mengakui bahwa Tuhanlah sumber dari

segala yang baik. Semua yang kita miliki, termasuk keuangan kita, berasal dri

Tuhan.”29

Maksud dari prinsip tersebut diatas adalah, dalam pernikahan kristen

harus menyadari bahwa uang juga memuliakan Tuhan melalui persembahan dan

perpuluhan yang dipersembahakan di gereja, dengan mengakui bahwa Tuhan Allah

sebagai sumber segala berkat.Mengelola keuangan juga harus membedakan dan

mengutamakan kebutuhan yang perioritas dan tidak, dalam pernikahan kristen yang

memberi perpuluhan, harus membayar kepada yang berhak menerimanya, menguta-

makan kebutuhan kebutuhan pokok, juga menabung untuk masa depan, dan menik-

mati dalam pernikahan itulah, yang dimaksud dengan mengelolah keuangan dengan

efektif dan efisiensi dalam pernikahan Kristen.

29David Stoop dan Jon Stoop, Atos Pranikah, 149.