BAB IV
-
Upload
fitri-amalia -
Category
Documents
-
view
81 -
download
0
Transcript of BAB IV
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 1/16
BAB IV
PENYAKIT PADA GIGI DAN MULUT
A. Kelainan Mulut
Mulut menjadi subjek dari banyak gangguan, tetapi sebagian besar tidak
serius dan sembuh dengan cepat. Karena pasokan darah di mulut sangat
banyak, setiap cedera meskipun sedikit, menyebabkan pendarahan yang
banyak. Mulut juga mempunyai banyak ujung saraf sehingga sedikit saja
pembengkakan di dalam mulut akan terasa sangat nyeri.
Deformitas kongenital adalah gangguan mulut terburuk, contohnya,
sumbing bibir dan langit – langit (palatum), yaitu kedua bagian dasar mulut
tidak menyatu dengan baik.
Infeksi cukup sering terjadi seperti virus yang menyebabkan gigi busuk
dan infeksi gusi, dan jamur yang menyebabkan tukak berbintik putih yang
merupakan ciri khas infeksi jamur.
Seperti sistem pencernaan, mulut penuh dengan bakteri. Bakteri ini tidak
membahayakan selama dalam mulut, tetapi jika berjalan ke bagian tubuh lain,
terutama luka di kulit, dapat menyebabkan infeksi yang lama sembuh. Virus
yang berumah dalam mulut juga dapat menyebabkan infeksi di bagian tubuh
lain. Gangguan ini biasanya diobati dengan obat bebas atau obat resep.
26
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 2/16
B. Halitosis
“Halitosis” adalah istilah medis untuk napas bau. Sering dikeluhkan
orang dewasa, khususnya yang kondisi giginya jelek. Napas bau jarang
ditemukan pada anak. Penyebabnya bermacam – macam tetapi hanya sedikit
penyebab yang berbahaya. Kondisi ini bisa diobati dengan mudah.
1. Penyebab
Ada empat penyebab utama. Dengan melihat aliran udara dari paru
kembali ke atmosfer, penyebab bisa dipahami. Udara yang dikeluarkan
berjalan sepanjang saluran bronkus ke atas pipa udara, atau trakea.
Selanjutnya, melalui faring – dinding berotot dari hidung, mulut, dan
tenggorok – dan akhirnya keluar melalui hidung atau mulut ke atmosfer
luar.
Gigi atau gusi yang jelek adalah penyebab halitosis paling umum.
Karies gigi yang tidak terawat meyebabkan bau napas karena makanan dan
bakteri yang ada di dalam mulut mengalami pembusukan di antara dan
27
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 3/16
sekitar gigi, memengaruhi udara yang dikeluarkan. Begitu makanan
penyebab karies terkumpul dan bercampur dengan deposit liur yang
seperti kapur (tartar), tepi gusi akan meradang dan menyebabkan gingivitis
dan piorea dengan keluarnya nanah dari gusi, membuat napas berbau
busuk.
Noda nikotin pada gigi dan mulut membuat napas perokok berbau.
Bau bertahan lebih lama dari “umur” rokok penyebabnya.
Penyebab tersering kedua adalah kerja saluran pencernaan. Makanan
berbumbu atau berbau kuat seperti bawang putih atau bawang merah
meninggalkan bau pada sel – sel dalam mulut dan esofagus, berjam – jam
setelah makanan dicerna, menyebabkan napas bau. Muntahannya juga
berbau dan baunya bertahan berjam – jam.
Penyebab ketiga adalah kondisi spesifik. Pada diabetes parah dan
tidak terkontrol, bau napas manis dan tidak enak. Gagal ginjal juga
menimbulkan bau yang khas. Keduanya jarang terjadi.
Akhirnya, penyakit saluran pernapasan seperti infeksi paru atau
bronkus, khususnya jika ada nanah, juga menyebabkan halitosis. Demikian
28
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 4/16
juga, bronkiektasis, suatu peradangan kronis dari saluran bronkus yang
rusak, sinusitis, dan catarrh nasal (peradangan membrane mukosa dan
rabas) pada saluran pernapasan atas. Abses paru jarang ditemukan dewasa
ini.
2. Gejala
Bau napas adalah masalah pribadi. Orang luar jarang berani
mengatakan kepada penderita kalau napasnya bau dan penderita
sendirimungkin tidak menyadarinya. Untuk kasus parah, ada rasa tidak
enak dalam mulut atau penderita menyadari setelah melihat reaksi orang.
Beberapa penderita begitu malu sehingga pergi ke dokter gigi.
Untuk mengetahui bau napas, jilatlah punggung tangan dan cium.
3. Resiko
Efek halitosis paling nyata adalah malu dalam pergaulan, khususnya
jika tahu napasnya bau dan menyadari kalau bau ini tercium orang.
Jika ada penyakit gusi seperti piorea, selain napas bau, gusi turun dan
gigi menjadi goyang jika tidak diobati. Kadang – kadang, jika penyebab
bau napas yang lebih serius diabaikan, kondisi medis ini akan memburuk.
Untungnya, ini jarang terjadi karena bau napas biasanya disertai gejala
lain.
4. Perawatan
Perawatan untuk bau napas bergantung pada penyebabnya.
Perawatan gigi yang baik sangat perlu, tidak hanya demi mencegah
halitosis, tetapi juga mempertahankan kesehatan gigi dan gusi.
29
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 5/16
Waktu adalah obat terbaik untuk penyebab bau napas yang
sementara sifatnya seperti makanan berbumbu. Obat bebas seperti larutan
kumur, semprotan pengharum napas, permen mint, atau permen karet bisa
menyamarkan bau. Jika penyebab halitosis serius, sebaiknya pergi ke
dokter,
C. Piore dan Gingivitis
Piore dan gingivitis adalah dua aspek peradangan kronis yang sering
meyebabkan copotnya gigi. Gingivitis dimulai sebagai radang ringan yang
menyebabkan perdarahan gus dan sangat serng terjadi. Piorea atau penyakit
periodontal, merupakan stadium lanjut peradangan gusi kronis dengan
terbentuknya kantung di bawah leher jaringan gusi yang meradang yang
menyebabkan gusi copot pada orang dewasa.
Ada dua faktor pengeruh utama pada berkembangnya penyakit gusi
kronis. Pertama, kecepatan pembentukan plak pada gigi dan kedua, kerentanan
pasien terhadap efeknya.
1. Plak
Plak adalah kumpulan mikroorganisme dan produknya, bersama
bahan – bahan dari liur. Plak terus ditumpuk pada gigi dan menjadi makin
tebal, kecuali dibuang secara teratur.
30
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 6/16
Gingivitis dan penyakit periodontal tidak terjadi bila plak sering
dibersihkan. Bila dibiarkan, plak menyebabkan kerusakan yang berbeda –
beda karena ada orang yang lebih peka terhadap efek plak disbanding
lainnya. Penyebab variasi individual ini tidak diketahui, tetapi ada
sejumlah keadaan yang gusinya lebih mudah rusak oleh plak. Perubahan
hormon selama menstruasi dan kehamilan membuat plak cenderung
terbentuk. Peradangan gusi juga dapat terjadi pada diabetes tidak kontrol.
2. Perkembangan Penyakit Gusi
Awalnya, efek plak adalah menyebabkan gusi meradang – disebut
gingivitis dengan cirri pembengkakan gusi di sekeliling gigi. Gusi sehat
yang berwarna merah muda pucat, menjadi merah terang. Pada stadium ini
gusi tidak nyeri, tetapi cenderung mudah berdarah sehingga sering
penderita sengaja tidak menyikat daerah yang terkena agar tidak berdarah.
Pada stadium dini gingivitis adalah proses reversible dan gusi bisa
dsehatkan lagi dengan menyikat gigi dan gusi secara teratur. Namun bila
dibiarkan, mulailah terjadi perubahan pada gusi yang tidak mudah
kembali, dan gingivitis menjad kronis.
31
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 7/16
Gingivitis kronis dapat bertahan bertahun – tahun, terutama karena
perkembangannya perlahan, dengan sedikit gejala sehingga sering efek
satu – satunya yang dilihat penderita adalah gusi berdarah.
3. Saku Semu dan Sejati
Bila tidak diobati, peradangan gusi dan pembengkakan yang terjadi
dapat membentuk saku di antara gusi dan gigi. Pada kebanyakan
gingivitis, saku mudah dihilangkan karena bila kebersihan mulut
diperbaiki, pembengkakannya berkurang dan sakunya hilang. Saku yang
menyertai peradangan gusi sering disebut saku semu. Namun, bila jaringan
yang meradang dan bengkak menjadi fibrosa, timbullah saku sejati, yang
tidak mudah hilang meski kebersihan mulut diperbaiki.
Fusobacterium fusiformis adalah bakteri yang normalnya ada dalam
mulut. Bila tidak dibiarkan berkembang biak, dapat menyebabkan
gingivitis.
Pada penyakit periodontal, pembentukan saku menghasilkan daerah
terlindung tempat bertumbuhnya bakteri dan berkumpulnya plak. Pada
32
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 8/16
tempat yang terbatas ini plak dapat menyebabkan pecahnya perlekatan
antara epitel rongga mulut – jaringan penyokong gusi – dan gigi. Hal ini
selanjutnya membawa plak lebih dekat dengan tulang alveolar (rigi yang
menyokong gigi), mencetuskan proses pemecahan yang disebut resorpsi.
Stadium penyakit gusi ini berkembang lambat dan gejalanya sering
diabaikan.
Secara bertahap, stadium pembusukan akan terjadi disertai
penghancuran tulang alveolar yang luas dan gigi goyang. Kadang –
kadang, sakunya dalam dan mengeluarkan nanah.
4. Pengobatan
Penyakit gusi dapat dicegah dengan kebersihan mulut yang baik.
Bila dihilangkan sedikitnya sekali sehari, tidak terjadi penyakit gusi
kronis. Untuk melakukannya, gosoklah semua permukaan gigi beberapa
kali dengan sikat gigi medium – keras dari gusi kea rah gigi. Benang gigi
digunakan untuk membersihkan sela antara gigi. Jenis sikat yang paling
efisien adalah sikat gigi listrik yang kepalanya berputar.
Pengobatan periodontal yang dilakukan periodontis adalah
menghilangkan plak dan kalkulus (tartar) yang menumpuk dengan teknik
mengerok dan memoles. Namun, untuk penyakit gusi kronis sudah terlalu
lama, harus diambil tindakan yang lebih drastis.
5. Gingivektomi
Bila ada jaringan gusi yang berlebih, dengan sendirinya dapat
menyebabkan pembentukan kantung yang menempel pada gigi.
33
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 9/16
Gingivektomi merupakan operasi memotong jaringan berlebih untuk
mencegah pembentukan kantung dan membuat kebersihan mulut bsa
dijaga.
D. Plak dan Karies
Istilah medis “plak” merujuk pada tebentuknya materi pada salah satu
permukaan tubuh. Istlah ini tidak asing dalam kedokteran gigi; dignakan untuk
menggambarkan endapan yang terbentuk terus – menerus pada semua
permukaan dalam mulut, khususnya gigi.
Plak adalah materi lengket kuning – keputihan yang tidak terlihat mata
telanjang, kecuali jika sudah terkumpul banyak. Karena menyebar dan
menempel ke gigi, plak menyebabkan kerusakan besar pada gigi dan gusi.
Penyikatan gigi yang teratur dan benar, bersama penggunaan benag gigi dapat
mencegah plak dan mengurangi peluang karies dan penyakit gusi.
1. Pengertian Plak
Plak terbentuk dari bakteri dan produk sampingannya, bersama isi air
liur. Bakteri dalam plak banyak jenisnya dan dikelompokkan berdasarkan
bentuknya: sferis (kokus), batang (basilus), filament, dan spiral. Meski
34
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 10/16
tidak tampak dengan mata telanjang, bakteri terdapat dalam jumlah
banyak; plak yang berada di antara dua gigi mengandung sekitar dua
miliar bakteri.
Plak dibentuk oleh bakteri dalam materi lengket yang terdir atas
protein. Materi lengket ini berasal dari liur, bersama polsakarida dan
glikoprotein yang berasal dari bakteri plak. Sisa makanan juga ada, kendati
jumlahnya tidak signifikan.
Bakteri plak akan berkembang biak dengan pesat, khususnya jika
dalam mulut ada organisme lan, seperti ragi dan virus.
Kadang – kadang plak hanya berupa lapisan tipis, tidak nampak.
Namun, jika dibiarkan berkumpul, plak menjadi lebih tebal, lama –
kelamaan mengapur, disebut kalkulus atau tartar. Beda dengan plak,
kalkulus atau tartar adalah endapan yang keras.
2. Terbentuknya Plak
Bakteri yang ikut dalam pembentukan plak sudah ada dalam mulut
sejak lahir. Begitu gigi mula muncul, bakteri dilapis glikoprotein yang
berasal dar liur, membentuk kulit tipis atau pelikel dan berlipat ganda,
membentuk kolon. Bakteri pertama yang melakukan ini berbentuk bulat
dan batang;bakteri ini kemudian mengambil oksigen dalam liur.
Selanjutnya, kuman yang tidak butuh oksigen mulai
melipatgandakan diri jauh di dalam plak; disebut anaerob. Begitu lapisan
plak menebal, bakteri spiral dan bakteri filament juga mulai
menggandakan diri, menyebabkan plak berkembang. Lama – kelamaan,
35
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 11/16
lapisan plak menebal sampai tahap plak terlihat jelas berupa endapan pada
permukaan gigi.
3. Efek Plak
Bakteri dari plak menyebabkan karies dan penyakit periodontal –
penyakit dari gusi dan jaringan yang menahan gigi di posisinya.
Kehancuran dan kerontokan emal dan dentin yang bertahap
menyebabkan pembentukan lubang di dalam gigi, yang secara medis
disebut karies gigi. Email dan dentin adalah jaringan keras, dan secara
mekanis sangat kuat. Namun, tetap bisa dilarutkan oleh zat kimia seperti
asam.
Bakteri di dalam plak menghasilkan cukup banyak asam ketika
mendapat sumber sukrosa. Sumber utama sukrosa dalam mulut adalah
pemecahan karbohidrat; sukrosa juga kandungan utama dar gula.
Hanya dalam hitungan beberapa menit setelah makan permen atau
makanan yang mengandung gula, keasaman yang dekat dengan
permukaan gigi meningkat ke tngkat kritis dan email gg mula larut.
Bahkan sekalpun makanan ini dihentikan, proses terus berlanjut sampai
setengah jam.
4. Pembusukan Gigi
Pembusukan gigi bergantung pada sejumlah faktor seperti plak,
jumlah gula dalam pola makan, dan besar ketahanan email. Jika plak dapat
dibasmi, pembusukan gigi juga dapat dicegah.
36
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 12/16
Sayangnya, plak hanya bisa dikurangi. Karena alas an in, cara palng
efektif saat ini untuk mencegah pembusukan gigi adalah mengontrol
jumlah gula, melndungi email dengan fluor, baik ditambahkan dalam air
atau pasta gigi, dan menutup celah di antara permukaan gigi di tempat plak
mungkn terjadi.
Pada penyakit periodontal kronis, proses kerusakan gus dan struktur
lain, seperti pada pembusukan gigi – disebabkan oleh produk metabolisme
bakteri. Namun, pada penyakit gusi, prosesnya agak berbeda, yatu faktor
perusaknya bukan asam, tetapi produksi zat kmia organic toksk oleh
bakteri plak.
Sebagian besar orang mempunyai penyakit periodontal kronis yang
terdiri atas penghancuran yang lambat, bertahap, dari banyak jaringan
yang menahan gigi, dan lama – kelamaan menyebabkan tanggalnya gigi.
Penyakit periodontal begitu menyebar sehingga orang sering kali
menganggap tanggalnya gigi adalah hasl penuaan yang tidak bisa
dihindarkan. Namun, jika tindakan efektif diambil untuk membasmi plak,
tanggalnya gig ini bisa dihindari.
5. Pencegahan Plak
Pembentukan plak mustahil dicegah karena bakterinya adalah
penghuni normal dari mulut. Imunisasi dan pemakaian antibiotik jangka –
panjang sudah dicoba, tetapi keduanya tidak efektif sebab terlalu banyak
bakteri yang harus dilawan, dan pemakaian antibiotic jangka panjang
membuat bakteri lama – kelamaan membentuk pertahanan. Antiseptik juga
37
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 13/16
dicoba, tetapi dalam jangka panjang malah menyebabkan perubahan warna
gigi dan resistensi.
Oleh karena itu, tindakan yang harus diutamakan adalah preventif.
Gigi disikat setidaknya satu kali sehari, penyikatan yang teliti lebih
penting dibandingkan jumlah penyikatan. Jenis sikatnya harus berkepala
rata dengan kekerasan medium dan pegangan pendek serta lurus karena
dapat mencapai ujung mulut yang sulit dijangkau. Penyikatan dilakukan
sekitar tiga menit, dari gusi ke bawah atau ke atas, beberapa kali untuk
membuang plak yang sangat lengket. Sikat gigi listrik mempermudah
pembuangan plak, sementara peralatan irigasi air tidak sepenuhnya
membuang plak karena plak menempel terlalu kuat pada gigi.
Daerah yang tidak terjangkau sikat gigi, seperti sela gigi, harus
dibersihkan dengan benang gigi. Benang berlilin sama efektifnya, hanya
yang berlilin terasa lebih licin, khususnya untuk gigi yang saling
berdekatan.
Dengan membatasi jumlah gula, produksi asam oleh plak
berkurang, membantu mengurangi pembusukan gigi. Jika pola makan
rendah – gula dipadukan tindak pencegahan lain, selain gigi bebas lubang
juga membatasi penyakit periodontal kronis.
E. Infeksi Vincent
1. Pengertian dan Gejala
38
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 14/16
Infeksi Vincent (trench mouth) adalah suatu infeksi gusi yang tidak
menular dan terasa nyeri, menyebabkan nyeri, demam, dan kelelahan.
Istilah trench mouth berasal dari Perang Dunia I dimana banyak serdadu
yang tinggal di bedeng (trench) menderita infeksi. Beberapa hal yang
menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah :
1. Kebersihan mulut yang jelek
2. Stress fisik maupun stress emosional
3. Diet yang kurang
4. Kurang istirahat
Infeksi ini paling sering terjadi pada penderita gingivitis simpleks
yang mengalami saat – saat yang menegangkan. Infeksi ini juga sering
terjadi pada perokok.
Gejala trench mouth biasanya dimulai secara tiba – tiba berupa
nyeri gusi, gelisah, dan kelelahan. Selain itu juga timbul bau mulut yang
busuk, ujung – ujung gusi yang terletak di antara dua gigi mengalami
pengikisan dan tertutup oleh jaringan mati yang berupa lapisan berwarna
abu – abu, gusi mudah berdarah, saat mengunyah dan menelan
39
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 15/16
menyebabkan nyeri, kelenjar getah bening di bawah rahang seringkali
membengkak dan timbul demam ringan.
2. Diagnosa dan Pengobatan
Pemeriksaan mulut menunjukkan adanya peradangan gusi disertai
kerusakan jaringan gusi di antara gigi geligi. Mungkin ditemukan selaput
berwarna abu – abu yang berasal dari jaringan gusi yang mati. Bisa terjadi
pembengkakan kelenjar getah bening di kepala dan leher. Rontgen gigi
atau rontgen wajah dilakukan untuk menentukan luasnya infeksi dan
kerusakan jaringan.
Pengobatan dilakukan dengan pembersihan, di mana semua
jaringan gusi yang mati dan karang gigi dibuang. Karena pembersihan ini
menimbulkan nyeri, maka digunakan obat bius lokal. Beberapa hari
pertama setelah pembersihan, penderita diharuskan dengan larutan
hidrogen peroksida (setengah bagian hidrogen peroksida 3% dicampur
dengan setengah bagian air), beberapa kali dalam sehari. Selama 2
minggu, penderita mengunjungi dokter gigi setiap 1 – 2 hari dan
pembersihan berlanjut sampai terjadinya penyembuhan. Jika bentuk dan
posisi gusi tidak kembali normal, dokter gigi akan melakukan pembedahan
untuk kembali membentuk gusi sebagai pencegahan terhadap kekambuhan
dan pencegahan terhadap periodontitis.
40
5/11/2018 BAB IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-55a0cec088e24 16/16
Menjaga kebersihan mulut sangat penting dalam mencegah
terjadinya trench mouth. Makanan dan keadaan yang baik juga membantu
mencegah terjadinya penyakit ini. Tindakan pencegahan lainnya adalah
berhenti merokok dan mencoba mengatasi stress.
41