BAB IV 4 GAMBARAN KONDISI EKSISTING - · PDF fileEkspor/ impor JALUR REL JALAN RAYA Terminal...
Transcript of BAB IV 4 GAMBARAN KONDISI EKSISTING - · PDF fileEkspor/ impor JALUR REL JALAN RAYA Terminal...
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
BAB IV
4 GAMBARAN KONDISI EKSISTING
4.1 Umum
Untuk mengangkut peti kemas dari pabrik-pabrik yang berlokasi di sekitar Bandung ke
Pelabuhan Tanjung Priok atau sebaliknya, ada 2 (dua) skema pergerakan pengangkutan
yang bisa digunakan. Kedua skema ini memiliki tahapan-tahapan kegiatan yang berbeda.
Selain itu moda yang digunakannya pun berbeda.
Truk Stuffing/
Stripping
FCL & LCL
Lo LoUnit Train
Stuffing/
Stripping
FCL & LCL
Lo Lo
Zona
Industri
Bandung
Raya
Kapal
DELIVERY
Local
Haul
Terminal
Gedebage
Line Haul Terminal
Tg.Priok
Ekspor/
impor
JALUR REL
JALAN RAYA
Terminal
Tg.Priok
Line Haul Ekspor/
impor
Kapal
Gambar 4.1 Skema pergerakan peti kemas rute Bandung-Jakarta
Skema pertama adalah pengangkutan peti kemas dengan menggunakan moda kereta api
sebagai moda utamanya. Dan skema kedua adalah pengangkutan peti kemas dengan
menggunakan moda truk sebagai moda utamanya. Tahapan kegiatan kedua skema dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
4.2 Garis Besar Proses Pengangkutan barang Menggunakan Moda Kereta Api
Tahapan-tahapan untuk peti kemas tujuan ekspor (Bandung ke Jakarta) melalui koridor rel
kereta adalah sebagai berikut :
- Pra terminal pemberangkatan
Pada tahap ini, peti kemas diangkut menuju terminal keberangkatan dengan
menggunakan moda angkutan lain seperti moda jalan raya berupa Truk Trailer. Untuk
proses ekspor (Bandung-Tanjung Priok), peti kemas diangkut dari pabrik-pabrik yang
berada di daerahTPK Bandung dengan menggunakan Trailer-trailer.
Gambaran Kondisi Eksisting 27
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
- Terminal pemberangkatan
Di terminal keberangkatan ini, pelayanan angkutan peti kemas akan lebih rumit dari
angkutan penumpang. Penanganan peti kemas baik untuk loading ataupun unloading
memerlukan beberapa alat khusus seperti transtainer, top loader dan forklift.
- Pengangkutan sepanjang perjalanan
Berbeda dengan angkutan penumpang, pada umumnya angkutan peti kemas
membongkar muatannya di tujuan akhir (terminal tujuan). Untuk ekspor (Bandung-
Jakarta), pada umumnya semua peti kemas yang diangkut dari TPK Bandung
dibongkar di Pasoso Tanjung Priok.
- Terminal tujuan
Pelayanan yang diberikan di terminal tujuan ini tidak jauh berbeda dengan pelayanan
yang diberikan di terminal pemberangkatan.
- Setelah terminal tujuan
Untuk kasus ekspor, setelah peti kemas sampai di terminal tujuan (Pasoso), peti kemas
diangkut dengan Truk menuju sisi kapal.
Proses pengangkutan barang berupa peti kemas yang melalui koridor rel kereta api ini
melibatkan beberapa pihak dalam mata rantai pergerakan barang dari Gedebage sampai
Tanjung Priok. Pihak-pihak tersebut adalah PT. Kereta Api (Persero), PT. MTI (PT. Multi
Terminal Indonesial), dan PT. JICT (PT. Jakarta International Container Terminal). Tetapi
karena PT. Kereta Api (Persero) belum memiliki fasilitas selengkap di Pasoso, maka PT.
Kereta Api (Persero) masih membutuhkan jasa trucking untuk membawa barang dari
pabrik (shipper) ke lokasi TPKB.
PT. Kereta Api (Persero) adalah pihak yang berwenang di TPKB. Selama barang berada di
TPKB maka PT. Kereta Api bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan
barang tersebut. Beberapa wewenang PT. Kereta Api di TPKB adalah mengurus
dokumen-dokumen perjalanan barang, bongkar muat kontainer, penyimpanan kontainer,
dan membawa kontainer dari TPKB menuju TPK Pasoso, dan sebaliknya. Setelah barang
diberangkatkan dari TPKB menggunakan gerbong kereta api menuju TPK Pasoso PT.
KAI masih bertanggung jawab terhadap barang kontainer tersebut.
Setibanya kontainer di TPK Pasoso, maka tanggung jawab terhadap barang berpindah ke
pihak PT. MTI. Karena proses kegiatan perpindahan barang di Pasoso diambil alih oleh
PT. MTI. Selama di Pasoso, PT. MTI berwenang untuk menyiapkan alat, tenaga kerja
serta area bongkar muat kontainer, penyimpanan kontainer, berkoordinasi dengan PT.
Kereta Api mengenai masalah jadwal keberangkatan, membawa kontainer dari TPK
Pasoso sampai ke dermaga Pelabuhan Tanjung Priok.
Pihak yang bertanggung jawab terhadap barang di Pelabuhan Tanjung Priok adalah PT.
JICT. Sesampainya barang di Pelabuhan Tanjung Priok maka PT. MTI sudah tidak lagi
bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan barang. Wewenang PT. JICT di
Gambaran Kondisi Eksisting 28
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Tanjung Priok ini adalah menyiapkan jadwal keberangkatan kapal, bongkar muat
kontainer, menaikkan kontainer ke atas kapal, dan penyimpanan kontainer.
4.3 Kondisi Eksisting TPKB Gedebage
4.3.1 Perkembangan dan Status TPKB Gedebage
Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB) di Gedebage didirikan dengan dasar Keputusan
Presiden No. 52 Tahun 1987 tanggal 22 Desember 1987, yang di dalamnya antara lain
menyebutkan, bahwa (1) terminal peti kemas berfungsi sebagai pelabuhan umum,
dilengkapi prasarana dan sarana angkutan (kereta api), yang merupakan satu kesatuan
sistem pelayanan; (2) Pelabuhan darat (dry-port) berperan sebagai terminal peti kemas
(TPK); (3) On train is on board, di mana tata laksana dan ketentuan umum ekspor-impor
di pelabuhan berlaku di TPK, penyelesaian dan prosedur kepelabuhanan atas ekspor-impor
dilakukan di TPK, terhadap pelabuhan daratan diberlakukan tata laksana dan ketentuan
umum ekspor-impor.
Landasan hukum lain adalah Keputusan Menteri Perhubungan RI No. KM 279/KA-
101/PHB-87 tanggal 23 Desember 1987 tentang Penetapan Stasiun Kereta Api Gedebage
sebagai Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB), yang antara lain menyebutkan, (1)
Pengusahaan TPKB dilakukan oleh PJKA, sekarang PT Kereta Api; (2) Pelabuhan umum
diselengarakan pemerintah yang pelaksanaannya dilimpahkan kepada BUMN; (3)
Angkutan peti kemas dari dan ke TPKB secara langsung dari dan ke pelabuhan
Tanjungpriok menggunakan sarana kereta api. Sedangkan landasan hukum tentang tata
laksana ekspor-impor ditetapkan dengan SKB Menkeu No. 847/KMK.01/1987,
Menperdag No. 330/KPD/XII/87 dan Gubernur BI No. 20/16/Kep/GBI tanggal 23
Desember 1987. Berdasarkan landasan hukum tersebut maka TPKB Gedebage
diklasifikasikan sebagai terminal khusus karena barang yang dilayaninya hanya dalam
bentuk peti kemas.
4.3.2 Lokasi Dan Aksesibilitas TPKB Gedebage
Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB) Gedebage memiliki daerah operasional terutama
di sekitar Kota Bandung, Sumedang, Garut dan Tasikmalaya. Secara administratif TPKB
terletak di Kecamatan Gedebage Kota Bandung dan menempati daerah seluas 15.000 m2
dengan alat produksi terminal diantaranya:
Container Yard (area penyimpanan Container) dengan luas 9.800 m2
Penimbangan truk dan container
Custom clearance untuk produk-produk ekspor
Bank Negara Indonesia (BNI) ‘46
Container handling (loading on dan loading off) dan bongkar muat container
Jalur rel KA
Karantina container
Gambaran Kondisi Eksisting 29
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Pengurusan dokumen perjalanan (ekspor dan impor)
Lokasi dari Terminal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Lokasi TPKB Gedebage
LOKASI TPKBGEDE BAGE
Untuk mencapai TPKB tersebut, ada beberapa rute/akses yang dapat digunakan,
diantaranya:
Rute 1: Jl. Raya Gedebage
Rute 2: Jl. Raya Gedebage – Jl. Soekarno Hatta
Rute 3: Jl. Ciwastra – Jl. – Jl. Raya Gedebage
4.3.3 Proses Kegiatan di TPKB (ekspor)
Gambar 4.3 Layout Terminal Peti Kemas Bandung
Gambaran Kondisi Eksisting 30
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Kegiatan ekspor yang terjadi di TPKB melibatkan pihak PT. Kereta Api dan pihak bea
cukai. Barang yang akan diekspor biasanya sudah di stuffing di pabrik dan menggunakan
jasa truking untuk membawa kontainer ke lokasi TPKB. Sebagian besar kegiatan di TPKB
ditangani oleh PT. Kereta Api. Pihak bea cukai hanya sekedar memeriksa surat-surat
kelengkapan kontainer. Jika kontainer belum menyelesaikan pengurusan SA (surat
Angkutan) maka kontainer tidak diperbolehkan untuk diangkut ke kereta melainkan
ditimbun dulu di container Yard TPKB. Kegiatan di TPKB itu sendiri terdiri dari :
1. Pengurusan SA (Surat Angkutan)
Kegiatan ini dilakukan untuk mencocokkan nomor kontainer dengan surat-surat PE
(Pemberitahuan Ekspor) yang telah lebih dulu dilakukan oleh pihak forwarding.
Pengurusan SA ini ditangani oleh pihak bea cukai berkoordinasi dengan PT. Kereta
Api. Jika Surat Angkutan bermasalah maka kontainer harus ditimbun di TPKB
2. Penimbangan truk dan kontainer
Proses ini dilakukan untuk memeriksa berat muatan yang ada di dalam kontainer.
Jika muatan yang ada di dalam kontainer melebihi kapasitas kontainer maka
kontainer tidak boleh di angkut ke kereta api. Lihat Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Alat penimbangan truk kontainer
3. Proses parkir
Proses ini cukup memakan waktu selama proses kegiatan di TPKB. Truk kontainer
harus memposisikan truk nya tepat dibawah Crane agar dapat di bongkar muat ke
atas truk.
4. Lift on dan lift off
Proses pemindahan container dari truk ke kereta ini memakan waktu sekitar 5 menit.
Alat berat yang digunakan di TPKB adalah Gantry Crane. Lihat Gambar 4.5.
Gambaran Kondisi Eksisting 31
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Gambar 4.5 Crane untuk proses bongkar muat
Setelah kontainer di bongkar muat ke atas kereta api, proses berikutnya adalah menunggu
sampai keberangkatan kereta api ke Tanjung Priok. 90% kontainer yang melalui TPKB
sudah di bongkar muat 1 jam sebelum keberangkatan. Jadi rata-rata waktu tunggu barang
adalah 1 jam.
Tabel 4.1 Waktu pelayanan di TPKB
Waktu Pelayanan No Jenis Kegiatan
(menit)
1 Pengurusan SA 0,5
2 Penimbangan 3
3 Proses parkir 7
4 Lift on/lift off 5
4.4 Kondisi Eksisting Transportasi Kereta Api Barang Rute Gedebage-T.Priok
Saat ini frekwensi KA untuk angkutan peti kemas hanya 1 rangkaian per hari yang terdiri
dari 17 gerbong atau setara dengan 34 TEUS (Peti Kemas kapasitas 20 feet). Berbeda
dengan tahun 1995-1998, frekwensi yang terjadi sampai 5 rangkaian per hari. Hal ini
menyebabkan berkurangnya kegiatan operasional di TPKB. Sedangkan kapasitas dari
TPKB itu sendiri riilnya adalah 90 TEUS/hari, dan dapat ditingkatkan menjadi 128
TEUS/hari jika ada ledakan pengangkutan barang.
Gambaran Kondisi Eksisting 32
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Tanjung
Priok
Gedebage
Gambar 4.6 Rute Jalur KA Bandung – Jakarta
Proses perjalanan kereta api dari Gedebage sampai Pasoso memakan waktu 6-7 jam.
Idealnya waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Pasoso dengan jarak 190 km adalah 4,5
jam. Dan menggunakan rute KA Bandung-Jakarta melalui Purwakarta, jalur rute KA dapat
dilihat pada Gambar 4.6. Tetapi dikarenakan kereta barang masih menggunakan rel kereta
api yang sama dengan kereta penumpang maka dari segi prioritas, kereta barang harus
mengalah. Sehingga hal tersebut memakan waktu yang cukup banyak. Jadi jika proses
pengangkutan barang dilakukan diatas waktu operasional kereta penumpang, waktu ideal
perjalanan kereta dapat dicapai.
Tabel 4.2 Jadwal perjalanan Kereta Api barang
1 2201 18.00 00.05 Reguler
2 2203 21.00 02.00 Reguler
Keterangan
GEDEBAGE-TANJUNG PRIOK
No
Urut
Nomor KA Berangkat Datang
(Sumber : TPKB)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rangkaian dengan nomor KA 2203 hanya
membutuhkan waktu 5 jam untuk sampai di Pasoso. Sedangkan rangkaian dengan nomor
KA 2201 membutuhkan waktu lebih dari 6 jam. Ini disebabkan waktu berangkat rangkaian
dengan nomor KA 2201 masih berada pada waktu operasional kereta penumpang.
4.5 Kondisi Eksisting Pasoso
4.5.1 Perkembangan dan Status Pasoso (PT. MTI)
PT. MTI yang menangani kegiatan kontainer di Pasoso adalah anak perusahaan PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia II yang merupakan pemisahan (Spin off) dari salah satu
Divisi Cabang Pelabuhan Tanjung Priok yaitu Divisi Usaha Terminal (DUT).
Gambaran Kondisi Eksisting 33
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
PT. Multi Terminal Indonesia merupakan salah satu penyedia jasa dengan ruang lingkup
kegiatan bongkar muat dan pengelolaan jasa penyimpanan muatan berupa lapangan dan
gudang. Oleh sebab itu maka sejarahnya tidak terlepas dari sejarah pelabuhan di Indonesia
yang telah mengalami beberapa kali perubahan status dan bentuk (transformasi)
perusahaan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan
nasional serta mengimbangi pertumbuhan permintaan pelayanan jasa kepelabuhanan yang
dinamis.
Saat ini ada sekitar 8 pihak dan perusahaan yang berwenang dalam menangani kegiatan di
dalam kawasan Tanjung Priok. Dan salah satunya adalah PT. MTI (Pelindo II) yang
memiliki luas kawasan terbesar di kawasan Tanjung Priok. Lihat Gambar 4.7.
Ruang lingkup jasa pelayanan PT. MTI saat ini cukup banyak, salah satunya adalah
menangani kiriman kontainer dari TPKB Gedebage. Ruang lingkup kerja tersebut antara
lain :
Terminal multi guna
Terminal kontainer
Terminal kontainer Pasoso dengan angkutan Kereta Api
Terminal kontainer interinsuler Pasoso
Jasa pergudangan
Pelayanan penumpukan kontainer ekspor/impor
Gambar 4.7 Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok
Gambaran Kondisi Eksisting 34
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Salah satu divisi PT. MTI yang menangani Pasoso adalah Terminal Emplesemen Utep
Pasoso. Terminal ini yang menangani proses kegiatan handling kontainer dari TPKB
untuk selanjutnya dibawa menuju Tanjung Priok menggunakan truk.
4.5.2 Lokasi dan Aksesibilitas Terminal Emplasemen Utep Pasoso
Terminal Emplasemen ini berada di kawasan milik Pelabuhan Indonesia II Tanjung Priok
tepatnya di Jl. Pasoso. Terminal ini memiliki fasilitas penunjang yang cukup lengkap
untuk kegiatan freight Forwarding peti kemas. Fasilitas tersebut antara lain :
Lapangan penumpukan (Container Yard) seluas 10.000 m2
Gudang CDC/CCC seluas 10000 m2
Jalur rel KA
Penimbangan kontainer
Container handling (lift on dan lift off) dengan menggunakan top loader sebanyak
4 unit
Jasa Container Delivery dari Pasoso menuju Tanjung Priok (PT. JICT)
menggunakan truk sebanyak 16 unit.
4.5.3 Proses Kegiatan di Terminal Emplasemen Utep Pasoso
Dalam proses kegiatan di Pasoso, PT. MTI memegang tanggung jawab penuh di seluruh
kegiatan yang terjadi di Terminal Emplasemen Utep tersebut. Mulai dari kegiatan bongkar
muat, stacking, sampai proses haulage ke dermaga. Sekitar 70%-80% kontainer yang
sampai di Pasoso langsung di haulage ke PT. JICT, ini dikarenakan adanya closing time
selama 9 jam. Dan untuk kontainer yang menunggu, di stacking terlebih dahulu di Pasoso.
Seluruh proses kegiatan di Emplasemen Pasoso ini harus dapat diselesaikan dalam waktu
maksimal 2 jam. Hal ini dikarenakan jadwal kereta api yang harus kembali ke TPKB
Gedebage untuk membawa kontainer impor maupun kontainer kosong. Kegiatan ekspor di
Pasoso itu antara lain :
1. Kegiatan Bongkar muat.
Kegiatan ini dilakukan sesaat setelah kereta api sampai di Pasoso. Di Pasoso, alat
bongkar muat yang digunakan adalah top loader sehingga pengerjaan bongkar muat
lebih fleksibel. Ini dikarenakan top loader bisa mobilisasi bebas, berbeda dengan
container crane yang ada di TPKB.
Gambaran Kondisi Eksisting 35
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Gambar 4.8 Kegiatan muat ke truk menggunakan top loader.
2. Proses Haulage
Proses ini dilakukan setelah proses lift on dan lift off dari ke kereta ke truk selesai
dilakukan. Jarak antara Pasoso dengan dermaga PT. JICT adalah sekitar 2 km. PT.
MTI telah menyediakan 16 head truk untuk memaksimalkan proses haulage dari
Pasoso ke PT. JICT. Proses haulage ini dibutuhkan karena Jalur KA yang ada saat
ini tidak sampai ke pinggir dermaga (PT. JICT/KOJA). Sehingga terjadi double
handling di Pasoso ini. Dan proses ini selain memakan biaya juga memakan waktu
yang cukup banyak.
Tabel 4.3 Waktu Kegiatan di Pasoso
No. Jenis Kegiatan
Waktu Pelayanan
(Menit)
1 Bongkar Muat 5
2 Haulage 15
3. Proses stacking
Proses ini biasanya dilakukan jika ada kontainer yang belum terkena closing time.
Dan harus menunggu sampai datangnya kapal yang akan mengangkut kontainer
tersebut berlabuh di Dermaga PT. JICT.
Gambaran Kondisi Eksisting 36
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Gambar 4.9 Kontainer yang di stacking di Pasoso
4.6 Kondisi Eksisting Dermaga Tanjung Priok
4.6.1 Status Dan Perkembangan Dermaga Tanjung Priok (PT. JICT/KOJA)
Sampai saat ini proses bongkar muat Terminal Peti Kemas (TPK) di dermaga Tanjung
Priok dipegang oleh 2 pihak yaitu, PT. JICT dan KOJA. Tetapi mayoritas kontainer yang
masuk ke Tanjung Priok menggunakan jasa PT. JICT untuk proses pengapalan.
PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT) yang didirikan pada bulan Maret
1999 merupakan perusahaan yang melaksanakan kegiatan pelayanan bongkar muat
petikemas ekspor/impor maupun petikemas transhipment di Pelabuhan Tanjung Priok.
Perusahaan ini merupakan afiliasi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II dengan
kepemilikan saham 48,9%, Grosbeak Pte. Ltd memiliki saham sebesar 51%, dan Koperasi
Pegawai Maritim sebesar 0,1%.
Pada saat berdirinya tahun 1999, PT. JICT mampu menangani 1,8 juta TEUs/tahun.
Kapasitas ini kemudian ditingkatkan secara bertahap menjadi 2,1 juta TEUs dan saat ini
mencapai 2,4 Juta TEUs. Rencananya dalam waktu dekat ini PT. JICT akan melakukan
penambahan dermaga sepanjang 525 m dan lapangan penumpukan seluas 3,5 Ha. Hal
tersebut akan menambah kapasitas pelayanan petikemas menjadi 3 juta TEUs per tahun
dalam rangka mengantisipasi peningkatan pertumbuhan arus petikemas yang melalui
Pelabuhan Tanjung Priok.
Gambaran Kondisi Eksisting 37
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
4.6.2 Lokasi Dan Aksesibilitas Dermaga Tanjung Priok (PT. JICT)
Dermaga PT. JICT terletak di Jalan Sulawesi Ujung Tanjung Priok. Sekitar 2 km dari
Terminal Emplasemen Pasoso yang menangani kontainer dari TPKB. Untuk menunjang
kinerja pelayanan bongkar muat, PT. JICT dilengkapi sarana dan prasarana yang cukup
memadai. Dengan demikian PT. JICT merupakan terminal petikemas terbesar dan tersibuk
di Indonesia. Fasilitas penunjang tersebut antara lain :
Dermaga tempat labuhan kapal seluas 2.200 m2
Lapangan peti kemas (container Yard) seluas 46.140 m2
Kantor administrasi PT. JICT
Fasilitas penunjang operasional dermaga. Diantaranya :
1. Container Crane sebanyak 18 unit
2. Top Loader sebanyak 3 unit
3. Transtainer sebanyak 51 unit
4. Spreader sebanyak 76 unit
5. Diesel Forklift sebanyak 26 unit
6. Head Truk sebanyak 116 unit, dan
7. Chasis sebanyak 145 unit
Untuk mencapai Dermaga PT. JICT ada beberapa akses/rute yang dapat digunakan.
Diantaranya :
Rute 1: Jl. Raya Pelabuhan – Jl. Sulawesi Ujung
Rute 2 : Jl. Raya Cacing – Jl. Jampea – Jl. Sulawesi Ujung
Rute 3 : Jl. Ahmad Yani – Jl. Yos Sudarso – Jl. Sulawesi Ujung
Gambar 4.10 Layout Lintasan Haulage Pasoso – Dermaga JICT
Gambaran Kondisi Eksisting 38
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
4.6.3 Proses Kegiatan di Dermaga Tanjung Priok PT. JICT
Kegiatan di Dermaga Tanjung Priok ini ditangani oleh pihak PT. JICT, mulai dari
pengecekan Kegiatan Ekspor (KE) sampai bongkar muat ke atas kapal. Secara garis besar,
proses kegiatan di Dermaga PT. JICT tidak jauh berbeda dengan proses kegiatan di TPKB.
Mulai dari proses pengecekan SA (Surat Angkutan, penimbangan berat peti kemas,
stacking, dan lift on/lift off serta bongkar muat ke atas kapal pengangkut kontainer.
Deskripsi kegiatan tersebut antara lain :
1. Pengecekan SA (Surat Angkutan)
Kegiatan ini dilakukan untuk pencocokan surat yang diterbitkan di TPKB. Baik itu
jenis kontainer yang digunakan sampai pengecekan KE (Kartu Ekspor) yang telah
diselesaikan sebelumnya oleh freight forwarder.
2. Penimbangan berat kontainer
Hal ini dibutuhkan untuk memastikan berat kontainer yang akan diangkut ke atas
kapal. Jika berat kontainer melebihi kapasitas peti kemas maka kontainer tersebut akan
ditolak untuk di bongkar muat ke atas kapal. Dan akan disimpan di lapangan Kontainer
(Container Yard) sampai pengurusan kontainer tersebut telah selesai dilakukan dengan
pihak shipper.
3. Proses lift on/lift off
Kontainer yang sudah diperiksa beratnya langsung di lift off dan disusun (stacking)
berdasarkan berat dan negara tujuan dan kapal yang akan mengangkut kontainer
tersebut.
4. Stacking
Peti kemas yang akan diangkut, terlebih dahulu disusun di dermaga tempat kapal yang
akan mengangkutnya berlabuh.
5. Bongkar muat
Proses ini dilakukan setelah kapal pengangkut berlabuh di dermaga. Kontainer di muat
berdasarkan urutan negara tujuan. Kontainer-kontainer dengan tujuan negara terjauh
dibongkar muat paling pertama dan begitu seterusnya sampai kontainer dengan tujuan
negara terdekat yang dimuat paling terakhir. Hal ini dibutuhkan untuk memudahkan
proses bongkar muat kontainer di negara-negara tujuan.
Tabel 4.4 Waktu Kegiatan di Dermaga PT. JICT
No. Jenis Kegiatan
Waktu Pelayanan
(Menit)
1 Pengecekan SA 5
2 Penimbangan 15
3 Lift on/lift off 3
4 Muat 3
Gambaran Kondisi Eksisting 39
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
4.7 Garis Besar Kegiatan Pengangkutan Melalui Koridor Jalan Raya
Saat ini mayoritas pengangkutan peti kemas dilakukan melalui proses trucking yang
menggunakan sarana jalan raya. Semenjak tahun 2003 telah terjadi penurunan drastis pada
throughput TPKB Gedebage, hal ini diakibatkan berpindahnya pilihan shipper untuk
menggunakan jasa perusahaan trucking dalam menangani pengangkutan peti kemas.
Kegiatan pengangkutan melalui koridor jalan raya tidak melibatkan banyak pihak dalam
proses pengangkutannya. Pihak yang terkait hanya perusahaan jasa trucking yang
membawa peti kemas sampai ke Dermaga PT. JICT. Sehingga tidak ada perpindahan
tanggung jawab seperti layaknya pada proses pengangkutan melalui koridor Jalur KA.
Tahapan-tahapan untuk peti kemas tujuan ekspor (Bandung-Jakarta) menggunakan moda
jalan raya adalah sebagai berikut :
1. Peti kemas disiapkan dan dimuat ke atas truk/trailer di pabrik, dalam hal in berlokasi di
Bandung dan sekitarnya,
2. Truk mengangkut peti kemas sepanjang jalan raya Bandung-Jakarta (line haul), dan
3. Pemindahan peti kemas dari truk ke lapangan penumpukan peti kemas (container
yard) di Pelabuhan Tanjung Priok.
4.8 Kondisi Eksisting Jasa Trucking
4.8.1 Status Dan Perkembangan Jasa Trucking
Perusahaan trucking merupakan perusahaan yang menyediakan jasa transportasi untuk
mengangkut barang dari satu tempat ke tempat tujuan. Proses pengangkutan peti kemas
dari Bandung menuju Jakarta tidak akan lepas dari Jasa trucking baik itu melalui koridor
jalan raya maupun koridor Jalur KA. Hal ini disebabkan TPKB (PT. KAI) belum memiliki
fasilitas pendukung haulage. Sehingga PT. KAI akan membutuhkan Perusahaan Trucking
untuk membawa peti kemas dari pabrik ke TPKB. Selain itu truk memiliki akses langsung
ke konsumen (pabrik). Sehingga tidak ada tambahan biaya untuk handling (sistem
pengangkutan barang single handling).
Angkutan peti kemas di Koridor Bandung – Jakarta sebagian besar dilayani oleh
pengusaha-pengusaha angkutan yang ada di Jakarta dan merupakan anggota Organda
Angsuspel (Angkutan Khusus Pelabuhan) Tanjung Priok Jakarta. Mereka mendominasi
pangsa pasar angkutan peti kemas di koridor ini karena memang hanya pengusaha anggota
Organda Angsuspel Tanjung Priok saja yang boleh beroperasi dan memasuki kawasan
Pelabuhan Tanjung Priok.
Gambaran Kondisi Eksisting 40
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
4.8.2 Proses Kegiatan Trucking
Pengangkutan jasa trucking menggunakan jalan raya sebagai media transportasinya mulai
dari pabrik (shipper) sampai dermaga. Tetapi tidak semua ruas jalan raya yang dapat
dilalui oleh truk yang menggangkut peti kemas. Di Bandung hanya beberapa ruas jalan
saja yang diperbolehkan untuk dilewati oleh truk kontainer. Hal ini disebabkan oleh tonase
truk kontainer melebihi desain tonase jalan perkotaan.
Proses trucking dalam mengangangkut peti kemas disebut juga door to door karena barang
yang akan diantar langsung di jemput ke pabrik (shipper) dan diantar sampai tempat
tujuan (dermaga Tanjung Priok). Sesampainya peti kemas di Dermaga, maka pihak PT.
JICT yang memegang tanggung jawab terhadap peti kemas. Proses kegiatan tersebut
antara lain :
1. Stuffing
Sebelum peti kemas diangkut, barang yang akan dibawa dimuat (stuffing) terlebih
dahulu di pabrik (shipper). Sebelum proses stuffing perusahaan trucking membawa
peti kemas kosong dari depo peti kemas.
2. Haulage
Peti kemas yang sudah dimuat lalu diangkut (haulage) menuju tempat tujuan
(Dermaga Tanjung Priok) melalui koridor jalan raya. Proses selanjutnya di Dermaga
Tanjung Priok ditangani oleh PT. JICT.
4.8.3 Kondisi Eksisting Koridor Jalan Raya
Dengan diperkenalkannya angkutan peti kemas beberapa tahun yang lalu, pemerintah
mengeluarkan beberapa peraturan sebagai petunjuk pelaksanaan. Hal ini terlihat dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.74 Tahun 1990 tanggal 4
Juli 1990 tentang Angkutan Peti Kemas di jalan dan Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor AJ.306/1/5 tanggal 31 Maret 1992 tentang petunjuk
Pelaksanaan Angkutan Peti Kemas di Jalan. Peraturan-peraturan ini dibuat untuk
meningkatkan kelancaran arus angkutan barang pada umumnya, khususnya untuk
menunjang kegiatan ekspor impor menggunakan peti kemas.
Salah satu hal yang diatur Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.74 Tahun 1990
tanggal 4 Juli tentang Angkutan Peti Kemas di Jalan ini adalah mengenai persyaratan
lintasan angkutan peti kemas. Tentu saja penetapan persyaratan ini dilakukan setelah
berkoordinasi dengan Direktorat Bina Marga Departeman Pekerjaan Umum.
Lintasan angkutan peti kemas menurut Keputusan Menteri tersebut adalah prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan dalam bentuk apapun, meliputi bagian jalan termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperbolehkan untuk dilalui angkutan peti kemas.
Ini berarti jalan yang diizinkan untuk lintasan angkutan peti kemas harus memenuhi
Gambaran Kondisi Eksisting 41
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
persyaratan jaringan jalan yang dizinkan. Persyaratan jaringan jalan yang dizinkan untuk
lintasan angkutan peti kemas menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.74
Tahun 1990 adalah sebagai berikut :
a. Jaringan jalan harus mempunyai konstruksi yang diperkeras dan memiliki Muatan
Sumbu Terberat (MST) 10 ton.
b. Jembatan yang berada di dalam jaringan jalan sebagaimana yang disebut pada huruf a.
Diatas harus mampu dilalui kendaraan bermotor angkutan peti kemas yang
mempunyai jumlah berat kombinasi total sebesar 36 ton untuk peti kemas 20 Feet dan
berat 45 ton untuk peti kemas 40 Feet, dan
c. Jarak ruang bebas diatas lintasan angkutan peti kemas harus lebih besar dari 5,0 meter.
Surat keputusan menteri itu juga menyebutkan bahwa :
Untuk angkutan peti kemas 40 Feet, jaringan jalannya juga harus memenuhi syarat :
a. Lebar jalan perkerasan tidak kurang dari 7,0 meter
b. Kemiringan memanjang jalan (tanjakan) tidak melebihi 5,0%
c. Jari-jari horizontal tidak kurang dari 115,0 meter
Gambar 4.11 Jenis truk kontainer ukuran 40 feet
Untuk angkutan peti kemas 20 Feet, jaringan jalannya juga harus memenuhi syarat :
a. Lebar perkerasan tidak kurang dari 6,0 meter
b. Kemiringan memanjang jalan (tanjakan) tidak melebihi 7,0%
c. Jari-jari horizontal tidak kurang dari 115,0 meter
Gambar 4.12 Jenis tru k kon tainer u kuran 20 feet
Gambar 4.12 Jenis truk kontainer ukuran 20 feet
Kriteria lintasan angkutan peti kemas di jalan raya ini kemudian disempurnakan dengan
keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.306/1/5, tanggal 31 Maret
tentang petunjuk Pelaksanaan Angkutan Peti Kemas di Jalan. Di dalam surat keputusan ini
disebutkan bahwa penetapan lintasan peti kemas didasarkan atas kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi persyaratan lintasan angkutan peti kemas sebagaimana yang dimaksud
pasal 2 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.74 Tahun 1990.
2. Jarak antara asal dan tujuan dipilih yang terpendek.
Gambaran Kondisi Eksisting 42
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
3. Menghubungkan pusat-pusat pemuatan dan pembongkaran peti kemas dengan pusat-
pusat industri, pusat-pusat pergudangan, pusat-pusat distribusi atau kombinasi darinya.
4. Lebar jembatan tidak kurang dari 6,0 meter untuk lintas angkutan peti kemas 20 Feet
dan 7,0 meter untuk lintasan peti kemas 40 Feet.
5. Desain kecepatan jalan sekurang-kurangnya 80 km/jam.
6. Mempertimbangkan optimalisasi penugasan antar moda transportasi.
7. Dapat diatur menurut waktu.
Untuk koridor Bandung-Jakarta, rute yang ditetapkan sesuai Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor AJ.306/1/5 itu dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Lintasan Angkutan Peti Kemas
No Lintasan (P/P) Ruas Jalan Yang Dilalui
(1) (2) (3)
1.
2.
3.
Tg. Priok-Bandung
Bandung – Cirebon
Semarang – Solo
1. Tg.Priok – Jl. Cilincing – Tol Cikunir – Tol
Cikampek – Subang – Ciate r– Lembang –
Bandung – Tol Panci – Gedebage (Untuk
peti kemas 20 kaki dan 40 kaki)
2. Tg.Priok – Tol Ir.Wiyoto Wiyono – Tol
Cikampek – Subang – Ciater – Lembang –
Bandung – Tol Panci – Gedebage (untuk
peti kemas 20 kaki dan 40 kaki)
3. Tg.Priok – Tol Cilincing – Tol Cikunir –
Tol Cikampek – Purwakarta – Padalarang –
Tol Panci – Bandung (Gedebage) (Untuk
peti kemas 20 kaki dan 40 kaki)
4. Tg.Priok – Tol Ir. Wiyoto Wiyono – Tol
Cikampek – Purwakarta – Padalarang – Tol
Panci – Bandung (Gedebage) (Untuk peti
kemas 20 kaki dan 40 kaki)
Bandung (Gedebage) – Sumedang – Cadas
Pangeran – Cirebon (Untuk peti kemas 20 kaki
dan 40 kaki)
1. Tg.Mas – Jl. Gombel – Ungaran – Salatiga
– Boyolali – Solo (Untuk peti kemas 20
kaki dan 40 kaki)
2. Tg.Mas – Tol Jatigaleh – Ungaran –
Salatiga – Boyolali – Solo (Untuk peti
kemas 20 kaki dan 40 kaki)
(Sumber : Keputusan Dirjen Phb. Darat No. AJ 306/1/5 tanggal 31 Maret 1992)
Gambaran Kondisi Eksisting 43
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Dengan melihat Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa lintasan yang boleh dilalui oleh
kendaraan pengangkut peti kemas untuk rute Bandung-Jakarta PP ada 4 lintasan. Lintasan
optimum dan yang dijadikan objek dari penelitian ini adalah lintasan ke-3 yaitu : Tg.Priok
– Tol Cilincing (JORR) – Tol Cikunir (JORR) – Tol Cikampek – Purwakarta – Padalarang
– Tol Panci – Bandung (Gedebage) (Untuk peti kemas 20 kaki dan 40 kaki). Jarak antara
Bandung – Jakarta berdasarkan lintasan ini adalah 174 km.
Selain mempunyai lintasan utama seperti yang terlihat diatas, angkutan peti kemas juga
mempunyai lintasan cabang. Lintasan cabang ini merupakan jalan-jalan yang
menghubungkan lintasan utama dengan lokasi industri. Lintasan ini ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I dalam hal ini Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(DLLAJ) yang berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat.
Untuk wilayah Bandung Raya dan wilayah Purwakarta, menurut Keputusan Kepala Dinas
LLAJR Provinsi DT.I Jawa Barat, lintasan cabang angkutan peti kemasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7.
Dengan ditetapkannya lintasan angkutan peti kemas baik lintasan utama maupun lintasan
cabang, maka kendaraan pengangkut peti kemas di koridor Bandung-Jakarta hanya boleh
mengangkut peti kemas di ruas-ruas jalan yang telah ditetapkan itu saja. Jika hal ini
dilanggar tentu saja akan dikenakan sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.
Tabel 4.6 Lintasan Trailer dan semi Trailer di Purwakarta
No Lintasan Hari Operasi Waktu Operasi Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5)
1.
2.
3.
Cikopo – Sadang –
(Perbatasan Subang) PP
Cikopo – Purwakarta –
Padalarang (perbatasan
Bandung)
(Perbatasan Bandung) –
Padalarang – Purwakarta
– Cikopo
Senin – Jumat,
Minggu
Senin – Jumat,
Minggu
Senin – Jumat,
Minggu
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
WIB
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
WIB
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
WIB
Hari Sabtu (libur –
1) tidak boleh
beroperasi
Hanya beroperasi
sesuai waktu
(kolom 4)
Lintasan utama
sesuai dengan
keputusan Menteri
Perhubungan dan
Dirjen Perhubungan
Darat
(Sumber : Surat Keputusan Kepala DLLAJR Prop. DT I Jawa Barat)
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Daerah mengenai ruas jalan yang boleh dilalui
dengan tonase tinggi maka trayek yang biasa digunakan di Kota Bandung oleh truk
Gambaran Kondisi Eksisting 44
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
pengangkut peti kemas adalah Jalan Soekarno-Hatta karena Pabrik (shipper) terletak di
daerah Bandung Selatan. Selain itu, TPKB berada di daerah Gedebage dimana
aksesibilitas untuk menuju TPKB tidak terlepas dari keberadaan Jalan Soekarno-Hatta.
Tabel 4.7 Lintasan Trailer dan semi trailer di Bandung Raya
No Lintasan Hari Waktu Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jl. Dr. Setiabudi (dari
Subang) – Jl. Dr. Rivai – Jl.
Dr. Cipto – Jl. Pajajaran – Jl.
Abd. Saleh – Jl. Nurtanio –
Jl. Sudirman – Cibeureum –
Soekarno Hatta – TPK Kiara
Condong – Soekarno Hatta –
TPK Gedebage
Rancaekek – Tol Panci –
M.Toha – Soekarno Hatta –
TPK Gedebage – Soekarno
Hatt – TPK Kiara Condong
– Soekarno Hatta – TPK
Gedebage
M. Toha – Soekarno Hatta –
TPK Kiara Condong –
Soekarno Hatta – TPK
Gedebage
Leuwi Panjang – Tol Panci –
M. Toha – Soekarno Hatta –
TPK Kiara Condong –
Soekarno Hatta – TPK
Gedebage
Cimareme – Cibeureum –
Soekarno Hatta – TPK Kiara
Condong – Soekarno Hatta –
TPK Gedebage
Kopo – Tol Panci – M. Toha
– Soekarno Hatta – TPK
Senin–Jumat,
Minggu
Senin–Jumat,
Minggu
Senin–Jumat,
Minggu
Senin–Jumat,
Minggu
Senin–Jumat,
Minggu
Senin–Jumat,
Minggu
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
WIB
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
WIB
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
WIB
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
WIB
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
WIB
22.00 – 05.00 &
09.00 – 15.00
Hari Sabtu
(Libur -1) tidak
beroperasi
Lintasan utama
sesuai dengan
Keputusan
Menteri
perhubungan dan
Dirjen
Perhubungan
Darat
Gambaran Kondisi Eksisting 45
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Kiara Condong – Soekarno
Hatta – TPK Gedebage
WIB
(Sumber : Surat Keputusan Kepala DLLAJR Prop. DT I Jawa Barat)
Selain Jalan Soekarno-Hatta, ruas Jalan yang digunakan di daerah Perkotaan Bandung
adalah Jalan Terusan Buah Batu dan Jalan Moh. Toha yang berfungsi sebagai akses
menuju Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Padalarang-Cileunyi (Purbaleunyi) dan juga akses
menuju pabrik (shipper) yang terletak di Bandung Bagian Selatan. Rute yang biasa
digunakan untuk proses pengangkutan peti kemas adalah :
Jl. Raya Gedebage Jl. Soekarno-Hatta Jl. Terusan Buah Batu Tol Padaleunyi
Pabrik Jl. Moh Toha Tol Padaleunyi
Gambar 4.13 Ruas Jalan Tol Purbaleunyi
Pada tahun 2005 Jalan Tol Purbaleunyi-Cikampek digunakan sebagai salah satu akses
untuk menuju Tanjung Priok. Tetapi dikarenakan perkerasaan Jalan Tol di ruas
Padalarang-Cikampek tidak kuat untuk menahan beban dari kendaraan berat dengan jenis
truk semi trailer maka PT. Jasa Marga melarang jenis kendaraan tersebut untuk melintas di
ruas Tol baru Padalarang-Cikampek. Dengan adanya Kebijakan tersebut truk kontainer
dari arah Bandung hanya bisa menggunakan akses Jalan Tol sampai Padalarang dan harus
keluar di Gerbang Tol Padalarang dan Padalarang Barat (Cikamuning).
Gambaran Kondisi Eksisting 46
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Gambar 4.14 Ruas Jalan Nasional
Jalan antar kota yang dilintasi oleh truk kontainer menurut kewenangan dan statusnya
termasuk ke dalam Jalan Nasional. Jalan Nasional yang dilewati oleh truk kontainer dari
arah Bandung tersebut terbagi dalam beberapa segmen jalan. Segmen jalan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Panjang Ruas Jalan Nasional
078 2 Cisomang - Padalarang 23
078 1 Purwakarta - Cisomang 20.17
078 21 Jl. Raya Purwakarta 0.92
079 Sadang - Purwakarta 1.75
080 2 Cikampek - Sadang 9.88
Nomor
Ruas Nama Ruas
Panjang
Ruas (km)
Total jarak Jalan Nasional yang dilintasi oleh truk kontainer adalah 55.72 km. Ruas jalan
Nasional yang digunakan tersebut diatas adalah ruas jalan antar kota yang telah dilintasi
oleh truk kontainer sebelum Jalan Tol Purbaleunyi dibangun. Dan telah mengalami proses
pelebaran jalan untuk mengantisipasi jumlah arus kendaraan yang meningkat. Jalan
Nasional yang digunakan oleh truk kontainer hanya sampai Cikampek dan dilanjutkan
dengan akses Jalan Tol Cikampek.
Gambaran Kondisi Eksisting 47
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Perkerasaan Jalan Tol Cikampek dapat menahan tonase kendaraan jenis Truk semi trailer
sehingga truk kontainer dapat melintas di Jalan Tol Cikampek. Dengan selesai
dibangunnya akses JORR (Jakarta Outer Ring Road), truk kontainer dapat langsung
sampai di Jakarta Utara dan keluar di gerbang tol Cakung tanpa harus melewati Jalan Tol
Dalam Kota Jakarta terlebih dahulu. Sehingga hal tersebut dapat mempersingkat waktu
perjalanan truk kontainer.
Setelah keluar di gerbang tol Cakung (Jalan Raya Cacing) truk kontainer menggunakan
Jalan Perkotaan Kota Jakarta. Ruas Jalan yang dilewati oleh truk kontainer tersebut
adalah:
Jalan Raya Cacing Jalan Jampea Jalan Sulawesi Ujung (Tanjung Priok) Dermaga
PT. JICT.
Proses selanjutnya di Dermaga Tanjung Priok, pengurusan peti kemas dialihkan kepada
pihak PT. JICT yang bertanggung jawab dalam hal bongkar muat peti kemas di Tanjung
Priok.
4.9 Tarif Eksisting Angkutan Peti Kemas
Dalam Sub-bab ini akan diuraikan mengenai pentarifan angkutan peti kemas yang berlaku
untuk rute Bandung-Jakarta.
4.9.1 Tarif pada Moda Jalan Raya
Penentuan kebijakan tarif melibatkan banyak aspek karena mencakup sistem perangkutan
umum keseluruhan. Namun pada hakekatnya faktor utama yang sangat dipertimbangkan
dalam menentukan besar dan struktur tarif adalah besarnya Biaya Operasi Kendaraan
(BOK). Faktor ini harus diperhatikan karena keuntungan yang diperoleh penyedia jasa
sangat bergantung dari pendapatan tarif dan biaya operasi serta pemeliharaan kendaraan.
Apalagi jika pemerintah tidak memberikan subsidi dalam bentuk apapun pada angkutan
tersebut.
Tarif kendaraan pengangkut peti kemas ditetapkan oleh Dewan Koordinasi Pelayanan
Angkutan Peti Kemas yang beranggotakan Organda, Gafeksi, Ginsi dan GPEI. Dalam
penetapannya, tarif angkutan peti kemas dibagi menjadi 2 (dua) kelompok ukuran peti
kemas. Di samping itu tarif juga memperhitungkan jarak yang ditempuh oleh kendaraan
pengangkut peti kemas. Secara umum penggolongan atau pengelompokan tarif angkutan
peti kemas ini dibagi menjadi 8 kelompok tarif, yaitu mulai dari jarak pendek sampai jarak
terjauh. Tarif angkut dari Bandung-Jakarta atau sebaliknya adalah untuk 20 kaki Rp.
1500.000 dan untuk ukuran 40 kaki sebesar Rp. 2000.000.
Gambaran Kondisi Eksisting 48
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Tabel 4.9 Tarif Angkutan Rute Bandung-Jakarta
Trayek 20 feet 40 feet
Bandung - Jakarta Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000
Proses pengangkutan peti kemas menggunakan moda jalan raya berneda dengan moda rel
kereta. Perbedaan tahapan proses pengangkutan peti kemas antara moda jalan raya (truk
trailer) dengan moda rel kereta (Kereta Api) dapat dilihat pada Gambar 4.1. Untuk sampai
ke kapal, shipper yang mengirimkan barang dengan moda jalan harus mengeluarkan
sejumlah biaya. Komponen-komponen biaya yang harus dibayar mulai dari peti kemas
diangkut dari pabrik sampai di sisi kapal (tanjung Priok) adalah sebagai berikut :
1. Ongkos truk dari Bandung sampai Tanjung Priok.
2. Biaya pemindahan peti kemas dari truk ke lapangan penumpukan peti kemas
(Container yard).
3. Biaya pemindahan peti kemas dari lapangan penumpukan (container yard) ke atas
kapal.
4. Biaya administrasi dan lain-lain.
4.9.2 Tarif Kereta Api Peti Kemas
Penetapan tarif angkutan kereta api peti kemas berbeda dari penetapan tarif moda jalan
raya. Jika pada truk tarif yang ditetapkan baru merupakan tarif angkutan (ongkos jasa
angkut), maka pada kereta api tarif tersebut merupakan tarif paket. Tarif paket ini
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara PT. KAI sebagai penyelenggara angkutan
kereta api peti kemas dengan PT. MTI dan PT. JICT sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung
Priok. Dengan membayar tarif paket, berarti eksportir telah membayar seluruh biaya
sempai peti kemas berada diatas kapal.
Komponen tarif paket tersebut terdiri atas :
Jasa Terminal (JT) di TPKB, merupakan biaya-biaya di TPK Bandung
Jasa Terminal (JT) di Pasoso, merupakan biaya-biaya di TPK Pasoso
Jasa Pelabuhan (JP) di Dermaga Tanjung Priok, merupakan biaya-biaya di
dermaga
Bea KA merupakan ongkos angkut kereta api dari TPKB ke Pasoso
Besarnya tarif paket di masing-masing terminal tersebut untuk masing-masing ukuran peti
kemas dapat dilihat pada Tabel 4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13.
Jasa Pelabuhan merupakan pendapatan PT. JICT, sedangkan Jasa Terminal TPKB dan bea
KA merupakan pendapatan PT. KAI dan Jasa Terminal di Pasoso merupakan pendapatan
PT. MTI.
Gambaran Kondisi Eksisting 49
Laporan Tugas Akhir (SI-40Z1)
Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta
Gambaran Kondisi Eksisting 50
Selain biaya paket tersebut diatas, moda jalur rel masih membutuhkan jasa truking untuk
menjemput barang dari pabrik. Tarif jasa truking pun memperhitungkan jarak radius
pabrik dengan letak TPKB, yaitu mulai dari jarak pendek sampai jarak terjauh. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Tarif Angkutan di Bandung Raya Per Zona
Tarif Angkutan No Radius Kilometer Penjelasan
Lokasi/Areal 20 feet 40 feet
1 0 – 10 KM Ujung Berung
Bunderan
Cibiru
Kantor
Bersama
Ciwastra
Sukarno-Hatta
Kiara Condong
Rp 375.000 Rp. 575.000
2 10 – 20 KM Suci
Rancaekek
Moch. Ramdan
Kiara Condong
Sapan
Pertigaan
Cicalengka
Banjaran
Rp. 525.000 Rp. 675.000
3 20 – 30 KM Terusan Kopo
Cihampelas
Nurtanio
(IPTN)
Nanjung
Rp. 675.800 Rp. 825.000
4 Khusus I 40 KM Cimareme
Majalaya
Lagadar
Rp. 750.000 Rp. 900.000
5 Khusus II 50 KM Cicalengka
Padalarang
Batujajar
Rp. 825.000 Rp. 975.000
6 Khusus III 60 KM Soreang
Ciwidey
Rp. 950.000 Rp. 1.050.000
7 Khusus IV 70 KM Lembang - -
Lapora
n T
ugas
Ak
hir
(S
I-40Z
1)
Eva
luasi
Per
form
an
si A
ngku
tan
Ba
ran
g P
eti
Kem
as
Ru
te B
an
du
ng-J
akart
a
Pen
ambah
an b
iaya
pad
a T
PK
B
Ta
bel
4.1
1 P
enam
bah
an P
ada
Tit
ik T
PK
B
Non
-stu
ffin
g20
000
2000
040
0040
00~
1500
063
000
Stu
ffin
g20
000
2000
040
0040
0055
000
1500
011
8000
Non
-stu
ffin
g30
000
3000
060
0075
00~
1500
088
500
Stu
ffin
g30
000
3000
060
0075
0010
0000
1500
018
8500
Pen
amba
han
Bia
ya D
i TP
KB
Jml J
TP
enga
wal
anS
tuff
ing
Sta
ckP
Pn
Lo/L
o 10
%L-
off
L-on
Fee
tU
raia
n
20"
40"
Pen
amb
ahan
Bia
ya
pad
a P
aso
so
Ta
bel
4.1
2 P
enam
bah
an P
ada
Tit
ik P
aso
so
Non
-stu
ffin
g95
500
3100
074
0031
000
1649
030
0018
4390
Stu
ffin
g95
500
3100
074
0031
000
1649
030
0018
4390
Non
-stu
ffin
g12
3000
4650
014
800
4650
023
080
3000
2568
80
Stu
ffin
g12
3000
4650
014
800
4650
023
080
3000
2568
80
NB
: Pro
ses
Hau
lage
dar
i Pas
oso
ke P
T. J
ICT
dila
kuka
n m
engg
unak
an T
ruk
Adm
.Jm
l
Pen
amba
han
20"
40"
Fee
tU
raia
n
Pen
amba
han
Bia
ya D
i Pas
oso
(PT
. MT
I)
Tru
ckin
gL-
off
L-on
PP
n 10
%S
tack
Pen
amb
ahan
Bia
ya
di
Der
mag
a P
T.
JIC
T T
ab
el 4
.13 P
enam
bah
an P
ada
Tit
ik D
erm
aga
PT
. JI
CT
Non
-stu
ffin
g15
5000
2250
017
750
1000
010
000
2152
50
Stu
ffin
g15
5000
2250
017
750
1000
010
000
2152
50
Non
-stu
ffin
g23
3000
4500
027
800
1000
010
000
3258
00
Stu
ffin
g23
3000
4500
027
800
1000
010
000
3258
00
Pen
amba
han
Bia
ya D
i T.
Pri
ok (
PT
. JI
CT
)
40"
Jml
Pen
amba
han
L-on
Sta
ckP
Pn
10%
Kar
tu E
kspo
rF
eet
Ura
ian
AD
M
20"
(Sum
ber
: T
PK
B)
Gam
bara
n K
on
dis
i E
ksi
stin
g
51