Bab IV _07-57
-
Upload
irfan-simorangkir -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of Bab IV _07-57
-
53
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Produk
Pada tahun 2004, Telkom Speedy meluncurkan Speedy di Jakarta dan
sekitarnya yang berada di bawah Divisi Regional II Jakarta dan secara resmi pada
bulan Juli 2007 meluncurkan Speedy secara nasional. Beberapa alasan kenapa PT.
Telkom Indonesia Tbk., meluncurkan produk internet kecepatan tinggi yaitu Telkom
Speedy antara lain :
1. Second curve business fixed line bagi Telkom.
2. Persaingan Internet Service Provider (ISP) dalam layanan akses internet
kecepatan tinggi.
3. Tanggung jawab sosial PT. Telkom sebagai BUMN yaitu membawa
masyarakat Indonesia memasuki masyarakat informasi (information
society).
4. Potensi jaringan akses tembaga yang besar.
5. Trend layanan menuju ke layanan Broadband.
Speedy adalah produk layanan internet access end-to-end dari PT.
TELKOM dengan basis teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), yang
dapat menyalurkan data dan suara secara simultan melalui satu saluran telepon biasa
-
54
Telepon
Copper Line
Hanya menyalurkan voice/suara
PC + modem DSL
Standard copper + DSL
Telepon
Secara berbarengan (Simultan) menyalurkan
data dan voice
dengan kecepatan yang dijaminkan sesuai dengan paket layanan yang diluncurkan
dari modem sampai BRAS (Broadband Remote Access Server).
Gambar 4.1 Konfigurasi Jaringan Telepon Sebelum Menggunakan Telkom Speedy
Sebelum menggunakan teknologi ADSL, Copper line (kabel tembaga) hanya
dapat menyalurkan suara. Ini yang disebut sebagai telekomunikasi yang
penyalurannya melalui pita sempit (narrowband).
Gambar 4.2 Konfigurasi Jaringan Telepon Setelah Menggunakan Telkom Speedy
Sesudah menggunakan teknologi ADSL, maka layanan telekomunikasi tidak
hanya menghantarkan suara saja tetapi juga dapat mengantarkan data. Jadi, yang
dimaksud dengan teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah
teknologi akses yang dapat menggunakan kabel tembaga untuk menyalurkan data dan
suara secara simultan. Asymmetric disini maksudnya adalah antara upstream dan
downstream memiliki kecepatan yang tidak seimbang. Untuk produk Speedy sendiri,
upstream pelanggan dapat melakukan download dengan maksimum kecepatan
sampai dengan 64 Kbps.
-
55
downstream mesin dapat memberikan data ke pelanggan sampai dengan kecepatan
384 Kbps.
Ketidak-seimbangan antara upstream dengan downstream berbeda karena
adanya unsur penghematan biaya bandwidth yang harganya mahal serta tendensitas
penggunaan trafik download yang lebih besar dari upload.
4.1.1 Manfaat Penggunaan Speedy
Beberapa manfaat yang diperoleh jika pelanggan menggunakan Speedy
antara lain adalah :
Saluran telepon dapat digunakan secara bersamaan dengan fasilitas akses internet (Speedy) tanpa saling mengganggu dengan kecepatan
upstream/downstream 64K/384K disisi akses TELKOM ADSL.
Layanan total solusi oleh TELKOM (saluran akses dan kebutuhan akses internetnya disediakan oleh TELKOM).
Koneksi internet dapat dilakukan setiap saat (dedicated connection). Speed downstream lokal akses internet pada jaringan TELKOMNet
sampai dengan 384 Kbps.
Lebih handal dan aman. Bisa di-share dengan pengguna internet lainnya. Saluran lebih besar, tidak hanya suara. Layanan yang dapat diberikan
antara lain :
1. LAN Access (Teleworking, SOHO).
-
56
2. Distance learning.
3. Video Conference.
4. Broadcast TV.
5. Home shopping.
6. Video On Demand.
4.1.2 Tarif Berlangganan Telkom Speedy
Speedy memiliki beberapa kategori produk tentunya dengan tarif yang
berbeda-beda. Tarif ini dihitung berdasarkan kuota atau kapasitas. Berikut ini adalah
tarif dari beberapa kategori produk Speedy :
Tabel 4.1 Daftar tarif berlangganan Telkom Speedy
Paket Layanan Satuan Speedy Office Speedy Warnet
Speedy Personal
Speedy Professional
Speedy Time Based
PSB Rp 75,000 75,000 75,000 75,000 75,000 Abonemen Rp 750,000 1,750,000 200,000 400,000 200,000 Kuota - Unlimited Unlimited 1000 MB / bln 3000 MB / bln 50 Jam/bln Kelebihan Pemakaian - No No Rp 500/MB Rp 500/MB Rp 25/menit
4.1.3 Segmentasi, Targeting, dan Positioning
a. Segmenting :
- Phone expenses.
- Internet expenses: Instan.
- External internet expenses: other ISPs.
- PDN/ GPRS Users.
-
57
- Schools.
b. Targeting: Residential and Business Cluster 4
- Phone expenses > Rp400.000
- Instan expenses > Secara reguler ARPU Instan Rp300.000 atau 30 jam
akses.
- Other ISPs expenses > Dial up Rp100.000 (tidak termasuk pulsa
lokal), untuk Dedicated Akses Rp300.000.
- All GPRS Users.
- All Campuses and SMA.
c. Positioning :
- Broadband internet access for Home and Small Office.
- Di bawah ASTINET (layanan internet corporate Telkom) dan di atas
Telkomnet Instan (layanan internet dial up).
- Memberikan akses terbaik dan efisien untuk layanan akses internet.
4.1.4 Analisis Pesaing
Pada awalnya, Speedy adalah produk baru yang bisa disebut sebagai first
mover dan hampir tidak memiliki pesaing yang berarti di lapangan. Namun pada saat
ini, Speedy mulai mempunyai banyak pesaing untuk layanan internet sejenis.
Pesaing-pesaing yang juga ikut bermain di layanan internet berkecepatan tinggi ini
datang dari operator telekomunikasi dan beberapa operator Internet Service Provider
(ISP) seperti :
-
58
- Operator Telekomunikasi dengan produk 3G-nya misalnya: Telkomsel
dengan Telkomsel Flash, XL, Indosat, Mobile-8, dan beberapa operator
baru.
- Cablevision dengan teknologi HFC serta wireless, Fastmedia dengan
layanan internet broadbandnya.
- Beberapa ISP yang ikut menggunakan teknologi sejenis yaitu ADSL
seperti Indonet, CBN, Radnet, Centrin, Pasific, dan lain-lain.
- CBN dan beberapa ISP lain dengan teknologi ISDN.
- Penyedia layanan TV cable seperti kabel Vision.
- Beberapa ISP dengan teknologi broadband wireless, misalnya Speednet.
- dan lain sebagainya.
4.1.5 Analisis SWOT
Analisis SWOT ini merupakan analisis terhadap Threat, Opportunity,
Weakness, dan Strength dari produk Speedy. Analisis ini bertujuan untuk
mengantisipasi ancaman yang akan datang dan menganalisis peluang apa yang dapat
dimasuki oleh Speedy. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan layanan Speedy dan senantiasa meningkatkan serta mempertahankan
kekuatan layanan Speedy.
Analisis SWOT produk Speedy adalah sebagai berikut :
a. Strength (Kekuatan) :
Kekuatan atau keunggulan yang dimiliki oleh Speedy adalah :
-
59
- Merupakan produk dari operator incumbent dengan nama besar.
- Menggunakan jaringan kabel telepon tembaga biasa yang sudah ada
dengan cakupan luas sampai ke pelosok daerah di Indonesia.
- Bisa digunakan untuk mengakses internet dan bertelepon pada saat
bersamaan.
b. Weakness (Kelemahan) :
Kelemahan yang harus diperbaiki oleh Speedy adalah :
- Konsumen di Indonesia rata-rata tidak familiar dengan produk internet
terutama produk Telkom Speedy.
- Jarlokat (Jaringan lokal tembaga) banyak yang sudah renta, asumsi
bahwa induk perusahaan sudah lama berdiri dan memakai jalur
transmisi lama.
- Keterbatasan alat produksi atau lambatnya deployment.
- Customer Care lemah dan proses bisnis layanan belum berjalan
optimal. Pelayanan semakin berkurang seiring meningkatnya
persentase pemakaian Speedy dan sebanding dengan trafik gangguan
masuk.
c. Opportunity :
Peluang yang dapat digunakan adalah :
- Margin pasar yang menggiurkan.
- Pertumbuhan lokasi bisnis dan menjamurnya sektor pendidikan yang
membutuhkan akses internet mudah.
-
60
d. Threat :
- Persaingan jangka panjang menunggu munculnya teknologi baru
seperti 3G, wi-max, dan teknologi layanan internet kecepatan tinggi
(broadband internet) lainnya.
- Isu masalah security account pelanggan dan tagihan atau billing
pelanggan.
4.2 Analisis Sistem CRM Yang Ada
Sistem CRM yang digunakan oleh PT. Telkom untuk produk Telkom
Speedy saat ini dapat digambarkan pada gambar 4.4. Gerbang dari CRM Telkom
Speedy terdiri dari empat komponen dimana dari Walk-in, Phone-in, Web-in, dan
SMS-in. Untuk metode Walk-in dengan menggunakan Plasa Telkom, sedang untuk
Phone-in, Web-in, dan SMS-in menggunakan contact center 147 yang saat ini
dikelola oleh salah satu anak perusahaan Telkom yaitu PT. Infomedia.
Dalam menganalisis sistem CRM PT. Telkom disini, landasan dasar yang
digunakan mengacu pada model yang dibuat oleh Profesor Adrian Payne. Secara
garis besar, konsep keduanya dapat dibilang sangat mirip. Model konsepsual CRM
yang dirancang oleh Profesor Payne cukup sesuai dengan penerapan strategi bisnis
perusahaan maupun penerapan konsep CRM secara khusus. Gambaran model
konsepsual yang digunakan dapat dilihat pada keterangan berikut ini.
-
61
Gambar 4.3 CRM Solution Framework (Payne)
-
62
Gambar 4.4 CRM Solution Framework (PT Telkom) Terdapat lima bagian penting sebagai landasan dasar dalam penerapan
sistem CRM di perusahaan, yaitu :
1. Strategy Development Process
Pada bagian ini ditentukan rancangan strategis perusahaan terhadap
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dan juga keunggulan bersaing
yang diinginkan dalam melayani pelanggan (business strategy, yaitu arah
pelayanan perusahaan menuju pelayanan yang memuaskan (service
excellence) dan target/ segmen pelanggan yang akan dituju serta pelayanan
yang akan diberikan (customer strategy).
Berdasarkan kuesioner dan hasil penelitian internal PT. Telkom
yang dilakukan, didapat bahwa analisis strategis terhadap pelayanan yang
diberikan PT. Telkom Speedy kepada pelanggan adalah sebagai berikut :
a. Posisi pelayanan perusahaan terhadap pelanggan saat ini
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada pelanggan,
56% pelanggan mengatakan bahwa produk dan pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan sudah baik, tetapi perlu lebih
ditingkatkan untuk tetap mempertahankan pelanggan di masa
mendatang. Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa customer
relationship yang dibuat oleh perusahaan sudah baik, tetapi
masih belum maksimal dan belum dapat memuaskan kebutuhan
pelanggan dengan baik.
-
63
b. Tujuan strategis terhadap pelayanan pelanggan
Meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dan
menjadikan pelayanan kepada pelanggan suatu keunggulan
bersaing perusahaan sehingga pelanggan dapat merasakan bahwa
pelayanan yang diberikan perusahaan sangat memuaskan dan
memberikan bantuan yang nyata dalam kegiatan usaha
pelanggan. Untuk menjadi perusahaan yang berorientasi kepada
pelanggan, perusahaan harus melakukan integrasi berbagai
proses perusahaan mulai dari distribusi, penjualan, pelayanan
pelanggan, Teknologi Informasi dan bidang lainnya berdasarkan
kebutuhan pelanggan dan dengan serius benar memperhatikan
kebutuhan pelanggan dalam setiap rantai nilai perusahaan
sehingga membentuk suatu sistem terintegrasi dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
c. Target pelanggan utama yang akan dilayani dengan CRM
Di perusahaan terdapat lima segmentasi pelanggan secara besar,
yaitu :
- Phone expenses.
- Internet expenses: Instan.
- External internet expenses: Other ISPs.
- PDN/ GPRS Users.
-
64
- Schools.
2. Value Creation Process
Value creation process adalah proses dimana sistem CRM yang
dibuat dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan juga perusahaan,
sehingga kedua belah pihak dapat merasakan keuntungan dari sistem CRM
tersebut. Value creation process dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Keuntungan bagi pelanggan :
1. Kemudahan dalam memperoleh informasi tentang produk
Speedy.
2. Order pemasangan baru.
3. Pelayanan migrasi atau perubahan layanan antar produk, buka
dan tutup isolir, dan berhenti berlangganan.
4. Pelayanan komplain atau laporan terjadinya gangguan.
5. Komplain permasalahan yang berhubungan dengan tagihan.
b. Keuntungan bagi perusahaan :
1. Perusahaan dapat mengetahui kebutuhan dan juga keluhan-
keluhan pelanggan dengan lebih cepat, sehingga dapat
meningkatkan tingkat pelayanan kepada pelanggan dengan
lebih cepat dan akurat.
2. Perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan
yang pada akhirnya akan memberikan timbal balik ke
perusahaan dimana pelanggan akan merasa nyaman
bertransaksi dengan perusahaan sehingga hal ini pada
-
65
akhirnya dapat meningkatkan kesetiaan pelanggan terhadap
perusahaan.
c. Perusahaan dapat menerapkan konsep ACURA (Acquired,
Cross-selling, Up-selling, Retention, dan Advocacy). Dengan
menerapkan konsep ACURA, perusahaan dapat memaksimalkan
nilai atau keuntungan yang bisa didapatkan dari pelanggan.
Gambar 4.5 ACURA Concept Model (Payne, 2000)
Dengan ACURA ini, perusahaan dapat melakukan
berbagai tindakan yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan nilai
yang bisa didapatkan dari pelanggan. Pelanggan yang didapatkan
(acquire) dapat dipandang sebagai asset jangka panjang
perusahaan, dimana terhadap pelanggan tersebut dapat dilakukan
beberapa tindakan lainnya untuk memaksimalkan nilai yang
diberikan pelanggan kepada perusahaan, seperti menawarkan jenis
produk lain yang diageni oleh perusahaan kepada pelanggan (cross-
sell), memberikan promosi-promosi kepada pelanggan untuk
-
66
memperbesar nilai pembelian pelanggan (up-sell), menjaga
pelanggan yang didapatkan agar tidak berpindah ke produk-produk
pesaing (retain) dan juga melakukan advokasi kepada pelanggan
(advocacy). ACURA dapat diterapkan dengan adanya suatu strategi
perusahaan yang memperhatikan kebutuhan pelanggan dan menyatu
ke dalam kegiatan operasional perusahaan. Salah satu sistem yang
dapat memenuhi ACURA ini adalah dengan sistem CRM yang
mengakomodasi semua fase dalam ACURA sesuai dengan strategi
perusahaan terhadap pelanggan.
Dengan kemampuan perusahaan memahami keinginan pelanggan
dan menjaga point-point penting dalam value creation process ini dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan seperti yang gambar 4.6.
Gambar 4.6 Customer Service Excellence and
Organization Profitability (ServiceSat.com)
-
67
Dengan memberikan pelayanan yang baik, maka pelanggan akan
puas dan menghasilkan suatu relasi dengan pelanggan dan pada akhirnya
akan memberikan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan.
3. Multi Channel Integration Process
Multi channel integration process adalah proses integrasi berbagai
media komunikasi dengan proses bisnis perusahaan yang berhubungan
dengan pelanggan sehingga terdapat integrasi antara satu media komunikasi
dengan media komunikasi lainnya. Informasi yang terdapat dalam satu
media komunikasi harus dapat diakses dari media komunikasi lainnya
misalnya informasi data pembelian pelanggan harus dapat ditampilkan
dengan konsisten antara satu media komunikasi dengan media komunikasi
lainnya sehingga terdapat suatu single-point-of-view terhadap informasi
walaupun diakses dari berbagai media komunikasi. Berdasarkan hasil
kuesioner yang didapatkan, pelanggan banyak memilih untuk berkomunikasi
melalui media :
Call Center 147 (78%) Plasa Telkom (36%) Web-in (16%) SMS-in(18 %)
4. Information Management Process
Faktor Teknologi Informasi yang membantu merealisasikan sistem
CRM yang terintegrasi. Data-data pelanggan yang dibutuhkan untuk
-
68
mencapai tujuan strategis pembuatan CRM dapat diambil dari berbagai
sumber data yang disimpan menggunakan Teknologi Informasi. Terdapat
beberapa Sistem Informasi yang dibutuhkan agar data yang diperlukan dapat
diproses dengan baik dan tepat. Pada dasarnya information management
process menyediakan dan membantu agar data-data yang diperlukan sistem
CRM dapat dipenuhi. Sesuai dengan kondisi yang terdapat dalam
perusahaan, terdapat beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk
mendukung kegiatan CRM ini seperti :
OS3 dan T3-Online, Dimana OS3 (Operation for Speedy Support System)
merupakan aplikasi untuk pemasangan baru pelanggan dan juga
yang bersifat aktivasi dan deaktivasi, cabut, migrasi layanan.
T3-online merupakan tool untuk melakukan order
penanganan gangguan dan dispatching ke unit terkait.
SISKA untuk menyimpan data-data pelanggan, transaksi, order pasang baru, ganti layanan, dan pencabutan layanan.
NMS (Network Management System) merupakan aplikasi untuk memonitor jaringan pelanggan end-to-end dan melakukan tool
untuk penanganan gangguan di jaringan.
Web portal (http://www.telkomspeedy.com) sebagai aplikasi yang menjembatani berbagai media yang sudah tersedia tersebut
menjadi suatu integrated environment, sehingga berbagai macam
-
69
informasi yang dibutuhkan dapat diakses melalui portal. Selain,
itu dapat digunakan untuk order gangguan yang diintegrasikan
dengan contact center 147.
SMS-in, sebagai aplikasi untuk menjembatani order pemasangan baru yang diposisikan di contact center 147 dimana data yang
masuk digunakan sebagai data untuk tim pemasaran.
5. Performance Mangement Process
Performance management process adalah proses untuk
mengevaluasi dan mengukur performance sistem CRM yang telah dibuat
secara berkala sehingga dapat dilakukan perbaikan terus-menerus dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan. Performance management process dapat
diukur berdasarkan :
a. Shareholder result: keuntungan bagi karyawan, pelanggan, dan
perusahaan.
b. Performance monitoring: pengukuran terhadap performance
service-level Call Center, CSR dan kepuasaan pelanggan.
4.3 Analisis Hasil Survei
4.3.1 Profil Responden
Profil responden dalam penelitian ini dibedakan menurut jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan, lokasi akses Speedy, penghasilan, pengeluaran untuk internet,
lama pemakaian Speedy.
-
70
Us iaPemakai0%
95%
5%
Dibawah17tahun
1740tahun
Diatas 40tahun
1. Profil Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan 86 responden laki-laki dan
14 responden perempuan. Persentase digambarkan dalam bentuk pie chart
sebagai berikut :
Gambar 4.7 Profil Jenis Kelamin
2. Profil Usia
Sebagian besar responden yang disurvei berusia 17 - 40 tahun
(95%) dan lebih dari 40 tahun (5%) yang masing-masing berjumlah 95 dan 5
orang.
Gambar 4.8 Profil Usia
-
71
Pendidikan pemakai0%0% 10%
10%
67%
13% 0%
S D
S MP
S MU
Diploma
S 1
S 2
S 3
3. Profil Pendidikan
Dari seluruh responden yang disurvei, mayoritas berpendidikan S1
sebanyak 66 orang (67%), kemudian S2 sebanyak 13 orang (13%), Diploma
sebanyak 10 orang (10%), dan SMU sebanyak 10 orang (10%). Persentase
digambarkan dalam bentuk pie chart sebagai berikut :
Gambar 4.9 Profil Pendidikan
4. Profil Pekerjaan Responden
Berdasarkan jenis pekerjaan, hasil yang diperoleh dari penelitian
memperlihatkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai karyawan
swasta yaitu sebanyak 46 responden (47%), 15 responden (16%) merupakan
wiraswasta, 2 responden (2%) merupakan pegawai negeri, 19 responden
(20%) belum bekerja, dan 15 responden (15%) menjawab lainnya. Pekerjaan
lainnya seperti: pegawai outsourcing, BUMN, pensiun, Network Engineer,
Mahasiswa, pelajar, private les, freelance, konsultan e-marketing, pengajar
privat, Guru Privat. Persentase digambarkan dalam bentuk pie chart sebagai
berikut :
-
72
Gambar 4.10 Profil Pekerjaan
5. Profil Lokasi
Pengguna Speedy yang disurvei terdiri dari 68 responden (68%)
berdomisili di Jakarta dan 32 responden (32%) berdomisili di luar Jakarta.
Gambar 4.11 Profil Lokasi
-
73
6. Profil Penghasilan
Berdasarkan penelitian yang diperoleh bahwa sebagian besar
responden berpenghasilan rata-rata berada diantara Rp 2.000.000 - Rp
5.000.000 dengan persentase 39%, 34% berpenghasilan dibawah Rp
2.000.000, 19% berpenghasilan antara Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000, 8%
berpenghasilan diatas Rp 10.000.000. Persentase digambarkan dalam bentuk
pie chart sebagai berikut :
Gambar 4.12 Profil Penghasilan
7. Profil Pengeluaran untuk Internet
Berdasarkan penelitian yang diperoleh, pengeluaran pemakai
Speedy untuk akses internet Speedy adalah sebagian besar sebanyak 60%
berada diantara Rp 200.000 - Rp 500.000, dibawah Rp 200.000 sebesar 20%,
dan untuk pemakaian diantara Rp 500.000 - Rp 1.500.000 sebesar 15% dan
diatas Rp 1.500.000 sebesar 5%.
-
74
Gambar 4.13 Profil Pengeluaran Internet
8. Profil Lama Pemakaian
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian memperlihatkan
bahwa sebagian besar responden telah memakai Speedy selama 1 bulan - 6
bulan (34%), 6 bulan - 1 tahun (32%), diatas 1 tahun (30%), dibawah 1 bulan
(4%). Persentase digambarkan dalam bentuk pie chart sebagai berikut :
Gambar 4.14 Lama Pemakaian Speedy
-
75
4.3.2 Pertanyaan tentang Internet Speedy
Pertanyaan tentang internet Speedy ini dibedakan menurut promosi pertama
kali Telkom Speedy, penggolongan pelanggan Speedy, perbandingan produk Telkom
Speedy dengan produk ISP lain, situs yang sering dikunjungi, media dan urutannya
yang sering digunakan pelanggan.
1. Informasi Tentang Speedy Pertama Kalinya
Dari hasil penelitian terhadap 100 responden, diketahui sebanyak 48
responden mengetahui internet Speedy untuk pertama kalinya melalui media
cetak.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 38 responden mengetahui internet Speedy untuk pertama kalinya
melalui iklan TV.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 30 responden mengetahui internet Speedy untuk pertama kalinya
melalui teman, brosur, majalah, Plasa Telkom, pameran komputer, mulut ke
mulut, forum, marketer, kantor Telkom.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 23 responden mengetahui internet Speedy untuk pertama kalinya
melalui website.
2. Paket Layanan Pelanggan
Dari responden yang disurvei, mayoritas adalah pelanggan Speedy
Personal sebanyak 47 responden (48%), kemudian Speedy Unlimited Office
-
76
sebanyak 26 responden (27%), dan sisanya Speedy Personal Time based 10
responden (10%), Speedy Profesional sebanyak 8 responden (8%), dan
Speedy Unlimited Warnet sebanyak 7 responden (7%).
Gambar 4.15 Paket Layanan Responden
3. Komparasi Produk dan Layanan
Dari 100 responden yang disurvei, mayoritas sebanyak 61
responden (61%) pernah menggunakan produk dan layanan ISP lain. Dari
hasil survei didapat pula 27 responden menyatakan produk Telkom Speedy
paling baik tetapi pelayanannya lebih buruk dari ISP lain. 18 responden
menyatakan produk dan layanan Speedy terbaik dibanding produk dan
layanan ISP lain. Sedangkan 12 responden (12%) menyatakan produk dan
pelayanan Telkom adalah paling buruk dibandingkan ISP lain dan sisanya 11
responden menyatakan produk Speedy lebih buruk dari ISP lain namun
pelayanannya lebih baik dari ISP lain. Dari hasil ini tampak bahwa
persentase paling besar menyatakan bahwa produk Telkom adalah yang
terbaik dibanding ISP lain namun pelayanannya yang masih buruk sehingga
-
77
perlu ditingkatkan. ISP lain dari hasil penelitian seperti: Dialup(TelkomNet
Instan,CBN,danCentrin),Diginet,ISPIKRARGROUP,mitranet,CBN,Matrix
GPRS,TelkomselFlash,StaroneTimeBased,Dialup Indonet,DNet,digital
1, Broadband, Radnet, Indosat M2 (IM2), uninet, Fastnet First Media,
telkomnet, linknet, Telkomsel Flash, indosat.net, Pasifik.net, Centrin, XL
GPRS,3GHSDPAIndosat,indonet,Indosat3G,ISPBestCamp,wanxp,ADSL
INTERNET,SATNETCOM,broadbandwireless,Starone,RTRWNet.
Gambar 4.16 Pie chart Komparasi Jumlah Pengguna Speedy
Dengan ISP Lain
-
78
Gambar 4.17 Pie chart Pendapat tentang Produk dan Layanan Speedy
4. Media CRM
Pada penelitian terhadap 100 responden, diketahui sebanyak 78
responden menggunakan Call Center/ 147 (Phone-in service) untuk
berhubungan dengan Telkom Speedy.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 39 responden menggunakan Plasa Telkom (Walk-in service) untuk
berhubungan dengan Telkom Speedy.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 18 responden menggunakan e-mail (Web-in service) untuk
berhubungan dengan Telkom Speedy.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 18 responden menggunakan Web forum (Web-in service) untuk
berhubungan dengan Telkom Speedy.
-
79
5. Cara Pembayaran Tagihan yang Diinginkan Pelanggan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelanggan lebih
menyukai pembayaran (secara berurut) dengan menggunakan ATM,
Autodebet, Credit Card, Plasa, dan terakhir lain-lain seperti: cash, internet
banking (mandiri), ditagih di rumah, e-banking, kolektor, penagih Telkom
Speedy datang ke tempat, lewat internet, e-banking, net-banking, ke Plasa
Telkom, tagihan dikirim ke rumah, pembayaran via m-mobile/ ATM,
pembayaran langsung, internet banking, klik-bca (internet banking), special
for 1 year advance payment, Telkom.
4.3.3 Pertanyaan tentang Plasa
1. Lokasi Plasa
Pada penelitian terhadap 100 responden, diketahui sebanyak 55
responden menyatakan lokasi Plasa strategis.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 27 responden menyatakan lokasi Plasa aman.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 21 responden menyatakan petugas security dan parkir bersahabat.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 18 responden menyatakan parkir luas.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 12 responden menyatakan lain-lain seperti: masih relatif buruk
-
80
karena parkir masih dikenakan biaya dan proses antrian yang agak
membosankan; karena dekat rumah; parkir sempit, tidak ada security khusus
untuk menjaga parkir; terpencil; jauh dari tempat tinggal; lingkungan yang
buruk, keramaian sekali; lokasi cukup strategis, tetapi tidak ada antrian
dalam penanganan pelanggan di customer service; kurang tersebar; kurang
strategis; belum pernah menggunakan; jauh dan tidak banyak.
2. Lamanya Antrian
Dari hasil kuesioner, didapatkan 37% pelanggan perlu untuk
mengantri sekitar 15 - 30 menit, 29% menyatakan perlu menunggu selama 0
- 15 menit, 14% menyatakan perlu menunggu 30 menit - 45 menit, 12%
menyatakan perlu menunggu sekitar 45 menit - 1 jam, dan 8% menyatakan
lain-lain.
Gambar 4.18 Pie chart Lama antrian Plasa Telkom
-
81
3. Fasilitas yang Ingin Dimanfaatkan
Pada penelitian terhadap 100 responden, diketahui sebanyak 56
responden menyatakan internet gratis merupakan sarana fasilitas yang ingin
dimanfaatkan di Plasa.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 48 responden menyatakan bacaan (koran, majalah, dan lain-lain)
merupakan sarana fasilitas yang ingin dimanfaatkan di Plasa.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 34 responden menyatakan makanan ringan dan minuman
merupakan sarana fasilitas yang ingin dimanfaatkan di Plasa.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 56 responden menyatakan lain-lain seperti: tayangan indovision
televisi; internet murah; TV; tidak ada fasilitas apa-apa; penambahan
customer service; musik; tidak ada internet gratis saat menunggu; telepon
gratis; pijat refleksi; tayangan televisi.
4. Sikap petugas Plasa
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
petugas Plasa cukup sopan dan simpatik kepada pelanggan (77%), sebesar
16% sangat sopan kepada pelanggan, sebesar 7% kurang sopan dan
simpatik.
Secara umum cara berkomunikasi petugas Plasa Telkom dengan
pelanggan cukup baik.
-
82
Gambar 4.19 Pie chart Sikap Petugas Plasa
5. Sikap petugas menangkap pertanyaan/ permasalahan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sebesar 47%
responden menyatakan bahwa sikap petugas hanya mendengarkan informasi
untuk mengetahui masalah (tetapi tidak menggali lebih dalam), sebesar 41%
menyatakan bahwa sikap petugas mendengarkan dan menggali informasi
lebih dalam (dengan bertanya, dan lain-lain) dengan sistematis untuk
mengetahui masalah yang sebenarnya, sebesar 9% menyatakan tidak ada
keinginan untuk mengetahui masalah, membuat asumsi sendiri, 3%
menyatakan bahwa lain-lain seperti bersikap seolah-olah berusaha
menyelesaikan masalah, tapi hasilnya tidak, dan juga memberitahukan solusi
masalah yang sudah dilakukan oleh pelanggan.
-
83
Gambar 4.20 Pie chart Sikap Petugas Plasa Menangkap pertanyaan/
permasalahan
6. Sikap petugas menanggapi pertanyaan/permasalahan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sebesar 47%
responden menyatakan bahwa petugas bersikap profesional saat menanggapi
pertanyaan/ permasalahan yang ada, sebesar 30% menyatakan bahwa tidak
profesional tetapi tidak menjatuhkan nama Telkom Speedy atau karyawan
lain atau divisi lain, 20% menyatakan memarahi pelanggan, 2% menyatakan
berbicara atau melakukan tindakan yang menjatuhkan nama Telkom Speedy
atau karyawan lain atau divisi lain, dan 1% menyatakan lain-lain dimana
meliputi: terkadang suka seenaknya dalam memberikan jawaban.
7. Sikap petugas memberikan solusi atas permasalahan pelanggan
Pada penelitian terhadap 100 responden, diketahui sebanyak 36
responden menyatakan sikap petugas belum dapat memberikan solusi
-
84
seketika, tetapi menjanjikan untuk menghubungi anda kembali.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 28 responden menyatakan sikap petugas adalah memberikan solusi
dan alternatif secara tepat dan tuntas serta memberikan jalan keluar agar
kejadian yang sama dapat dihindari di kemudian hari.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 24 responden menyatakan sikap petugas adalah memberikan
jawaban tetapi terlebih dahulu menanyakan kepada teman.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 5 responden menyatakan sikap petugas adalah tidak memberikan
solusi/ alternatif yang tepat.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebanyak 3 responden menyatakan sikap petugas adalah tidak memberikan
solusi/ alternatif sama sekali.
8. Kecukupan jam pelayanan di Plasa
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sebesar 58%
responden menyatakan bahwa jam pelayanan untuk Plasa sudah cukup,
sedangkan 42% menyatakan masih kurang. Saran-saran pelanggan yang
menyatakan masih kurang jam pelayanan di Plasa adalah: setidaknya ada
sistem pembalasan e-mail online; Di hari Sabtu dan Minggu jam operasional
sebaiknya 11 16; Customer Service setidak-tidaknya juga harus paham
mengenai masalah teknis (perlu pelatihan) dan seharusnya pelayanan ini
dibuat 24 jam untuk setiap hari kerja maupun libur; Kurang Profesional
-
85
petugas; Pengabaian antrian yang ada; Harus menghubungi 147 jika ada
gangguan itupun lama nyambungnya; Harus bisa meningkat pelayanan jauh
lebih cepat dan baik dari sekarang; Kurang cepat mengagapi keluhan; Sulit
untuk proses transaksi.
Gambar 4.21 Pie chart Kecukupan Jam Pelayanan
4.3.4 Pertanyaan tentang Call Center
1. Lama telepon diangkat
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sebesar 34%
responden menyatakan bahwa lama telepon Call Center diangkat adalah
setelah 2 (dua) dering, 27% responden menyatakan bahwa lama telepon Call
Center diangkat adalah setelah 3 (tiga) dering, 25% responden menyatakan
bahwa lama telepon Call Center diangkat adalah setelah lebih dari 3 dering,
14% responden menyatakan bahwa lama telepon Call Center diangkat
adalah setelah 1 (satu) dering. Banyaknya dering yang lebih dari 3 meliputi:
-
86
sampai berulang-ulang baru diangkat; Sering diminta menunggu karena
semua operator sibuk; Masuk antrian; Yang jawab mesin untuk sabar
menunggu; 9; Banyak; Lama sekali dan kadang tidak diterima sama sekali;
Tidak tentu; Sering hold; 5; Sampai 3 - 5 kali telepon ulang.
Gambar 4.22 Pie chart Respon Call Center
2. Sikap petugas 147
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sebesar 77%
responden menyatakan sikap petugas 147 cukup sopan dan simpatik,
sebesar 19% menyatakan sangat sopan dan simpatik, sebesar 2%
menyatakan kurang sopan dan simpatik, sebesar 2% menyatakan tidak
sopan dan simpatik. Alasan memilih tidak sopan dan tidak simpatik
adalah: Tidak memuaskan; Suka berbicara dengan kasar dan tidak mau
peduli masalah dari pelanggan, selain itu juga memberi solusi yang salah
dan tidak mempedulikan kebutuhan pelanggan; Jawabannya selalu
sedang dalam proses meskipun sudah komplain hampir 1 minggu lebih.
-
87
Gambar 4.23 Pie chart Sikap Petugas Call Center
3. Sikap petugas menangkap/ menanggapi permasalahan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sikap petugas
dalam menangkap pertanyaan adalah: sebesar 47% responden menyatakan
hanya mendengarkan informasi untuk mengetahui masalah (tetapi tidak
menggali lebih dalam), sebesar 40% responden menyatakan bahwa sikap
petugas dalam menangkap pertanyaan adalah mendengarkan dan menggali
informasi lebih dalam (dengan bertanya, dan lain-lain) dengan sistematis
untuk mengetahui masalah yang sebenarnya, sebesar 10% responden
menyatakan tidak ada keinginan untuk mengetahui masalah, membuat
asumsi sendiri, sebesar 3% menyatakan lain-lain seperti: Mendengarkan,
menggali informasi tetapi tidak ada solusi; Akan meneruskan ke bagian lain;
Memberitahukan solusi masalah yang sudah dilakukan oleh pelanggan.
-
88
Gambar 4.24 Pie chart Sikap petugas Call Center Saat Menangkap/
Menanggapi Pertanyaan dan Permasalahan
4. Sikap petugas menanggapi pertanyaan dan permasalahan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa 48%
responden mengatakan bahwa sikap petugas dalam menanggapi pertanyaan
adalah bersikap profesional, 24% responden menyatakan bahwa sikap
petugas dalam menanggapi pertanyaan adalah tidak profesional tetapi tidak
menjatuhkan nama Telkom Speedy atau karyawan lain atau divisi lain, 21%
responden menyatakan bahwa petugas bersikap profesional dan memberikan
pelanggan rasa tenang dan percaya, 4% responden menyatakan bahwa
petugas berbicara atau melakukan tindakan yang menjatuhkan nama Telkom
Speedy atau karyawan lain atau divisi lain, 3% menyatakan lain-lain seperti:
Tidak profesional; Sepertinya udah ada default jawaban, tapi menyelesaikan
-
89
permasalahan yang ada sama sekali; Mengoper-oper telepon; Biasa saja;
Masalah ditampung, tetapi tidak disampaikan kepada teknisi yang bertugas.
Gambar 4.25 Pie chart Sikap Petugas Call Center Dalam
Menanggapi Pertanyaan dan Permasalahan
5. Sikap petugas memberikan solusi
Pada penelitian terhadap 100 responden, diketahui 24% responden
menyatakan memberikan jawaban sementara dan berjanji untuk menelepon
kembali.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui 21%
responden menyatakan sikap petugas adalah memberikan solusi dan
alternatif secara tepat dan tuntas serta memberikan jalan keluar agar kejadian
yang sama dapat dihindari di kemudian hari.
-
90
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui 20%
responden menyatakan memberikan solusi dan alternatif secara tepat dan
tuntas serta memberikan jalan keluar agar kejadian yang sama dapat
dihindari di kemudian hari.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui 13%
responden menyatakan bahwa petugas memberikan jawaban tetapi terlebih
dahulu menanyakan kepada teman.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui 8%
responden menyatakan bahwa tidak memberikan solusi/ alternatif sama
sekali.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui 7%
responden menyatakan bahwa memberikan jawaban sementara dan meminta
pelanggan untuk menelepon kembali dan bukan sebaliknya.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui 5%
menyatakan bahwa tidak memberikan solusi/ alternatif sama sekali.
Pada penelitian terhadap 100 responden yang sama, diketahui
sebesar 3% menyatakan lain-lain, seperti: Akan dilaporkan tapi tidak pernah
selesai; Hanya membuat laporan dan memberi jawaban : "Kami mohon maaf
atas ketidaknyamanan Bapak/Ibu..." ; masalah ditampung, tetapi tidak
disampaikan kepada teknisi yang bertugas.
6. Kegagalan saat menghubungi 147
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sebesar 58%
responden pernah gagal menghubungi 147, sebesar 42% menyatakan tidak
-
91
pernah gagal menghubungi 147, dengan waktu kegagalan adalah 38%
responden menyatakan terjadi pada saat tidak tentu, 29% responden
menyatakan terjadi pada siang hari, 16% responden menyatakan terjadi pada
malam hari, 10% menyatakan terjadi pada pagi hari, 7% menyatakan terjadi
pada sore hari.
Gambar 4.26 Pie chart Ketersediaan Call Center
4.3.5 Pertanyaan tentang Web-in
1. Keseringan membuka web
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sebesar 47%
responden menyatakan 1 kali sehari membuka web, sebesar 22% responden
menyatakan lebih dari 5 kali sehari membuka web, sebesar 17% responden
menyatakan 2 - 5 kali sehari membuka web, 14% responden menyatakan
tidak pernah membuka web.
-
92
Gambar 4.27 Pie chart Frekuensi Akses Web portal Speedy
2. Kepuasan penyajian informasi baru pada web
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sebesar 62%
responden menyatakan tidak puas akan penyajian informasi baru tentang
Telkom Speedy pada Web, 38% responden menyatakan puas dengan
penyajian informasi baru tentang Telkom Speedy pada web.
Gambar 4.28 Pie chart Informasi Web Portal Speedy
3. Kekomunikatifan dan manfaat informasi untuk pelanggan
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, sebesar 62% responden
menyatakan web cukup komunikatif dan bermanfaat, sebesar 38% responden
menyatakan web tidak komunikatif dan bermanfaat.
-
93
4. Layanan web yang sering digunakan
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa 69% responden
menyatakan layanan web yang sering digunakan adalah info pemakaian,
14% responden menyatakan layanan web yang sering digunakan adalah info
produk dan lainnya, 10% responden menyatakan layanan web yang sering
digunakan adalah info tagihan, 6% responden menyatakan layanan web yang
sering digunakan adalah lain-lain seperti: Bandwidth meter; jumlah kuota
yang tersisa bulan ini; Tidak pernah membuka web; Jarang, sebesar 1%
menyatakan layanan web yang sering digunakan adalah ganti password.
Gambar 4.29 Pie chart Layanan Web Portal Speedy
5. Tindak lanjut komplain pada web
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa sebesar 35% responden
menyatakan kecepatan tindak lanjut komplain pada web adalah kurang dari 2
- 3 hari, 33% responden menyatakan sehari, 26% responden menyatakan
diatas 3 hari, 6% responden menyatakan kurang dari 1 jam.
-
94
Gambar 4.30 Pie chart Kecepatan Tindak Lanjut Komplain
4.3.6 Pertanyaan tentang SMS-in
Pelanggan yang pernah menggunakan jasa SMS-in
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa sekitar 93% responden
tidak pernah menggunakan jasa SMS-in, 7% menyatakan pernah
menggunakan jasa SMS-in.
Gambar 4.31 Pie chart Pelanggan Pernah Menggunakan SMS-in
-
95
4.3.7 Pertanyaan tentang Speedy Secara Umum
1. Kepuasan pelanggan akan produk dan pelayanan Speedy secara
umum
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sebesar 58% responden
menyatakan puas akan produk dan pelayanan yang diberikan Speedy secara
umum, sebesar 42% responden menyatakan tidak puas akan produk dan
pelayanan yang diberikan Speedy secara umum.
Gambar 4.32 Pie chart Kepuasan Pelanggan
2. Keinginan pelanggan untuk me-refer orang lain
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sebesar 59% responden ingin
me-refer orang lain, sebesar 41% responden menyatakan tidak akan me-refer
orang lain.
Gambar 4.33 Pie chart Referitas pelanggan lain
-
96
4.4 Analisis Kepentingan-Kinerja
Pada bagian ini, akan disajikan hasil analisis validitas dan reliabilitas dari
butir-butir pertanyaan pada seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Validitas dan reliabilitas diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach yang
disediakan dalam perangkat lunak SPSS.
Untuk menentukan apakah butir-butir pertanyaan dalam suatu faktor valid
atau tidak adalah dengan menganalisis butir-butir pertanyaan tersebut dengan
menggunakan Alpha Cronbach. Menurut Masrun (1979) butir-butir pertanyaan yang
memiliki angka korelasi yang nilainya kurang dari 0,3 dinyatakan tidak valid. Apabila
ada butir-butir pertanyaan yang tidak valid, maka butir-butir pertanyaan tersebut
harus dikeluarkan dari faktor. Kemudian butir-butir pertanyaan yang valid. Nilai r
(Corrected Item-Total Correlation) dapat dilihat pada kolom ke-4 tabel Alpha
Cronbach.
Setelah semua butir-butir pertanyaan dalam suatu faktor dinyatakan valid,
maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Suatu butir-butir pertanyaan dianggap
reliabel menurut Guilford & Ruchter (1973) adalah apabila Alpha > 0,7. Nilai Alpha
(koefisien reliabilitas) dapat dilihat pada bagian akhir tabel Alpha Cronbach yang
dihasilkan oleh pengolahan SPSS.
Atribut-atribut kepentingan dan kinerja yang akan diuji dibagi menjadi 5
garis besar yakni, dimana dari atribut-atribut tersebut masing-masing dibagi menjadi
4 tahap pertanyaan seperti yang dijabarkan di tabel 4.2 dan 4.3 berikut ini.
-
97
Tabel 4.2 Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Kepentingan
Variabel Corrected item Keterangan Mampu 1 0,5657 Valid Mampu 2 0,8082 Valid Mampu 3 0,7195 Valid Mampu 4 0,8160 Valid
Alpha = 0,8656 (Alpha > 0,7 berarti variabel mampu reliabel)
Variabel Corrected item Keterangan Servis 1 0,9170 Valid Servis 2 0,9059 Valid Servis 3 0,8658 Valid Servis 4 0,8568 Valid
Alpha = 0,9515 (Alpha > 0,7 berarti variabel servis reliabel)
Variabel Corrected item Keterangan Skill 1 0,8821 Valid Skill 2 0,9299 Valid Skill 3 0,8427 Valid Skill 4 0,8401 Valid
Alpha = 0,9472 (Alpha > 0,7 berarti variabel skill reliabel)
Variabel Corrected item Keterangan Empati 1 0,8412 Valid Empati 2 0,8387 Valid Empati 3 0,7767 Valid Empati 4 0,8412 Valid
Alpha = 0,9196 (Alpha > 0,7 berarti variabel empati reliabel)
Variabel Corrected item Keterangan Fasilitas 1 0,5832 Valid Fasilitas 2 0,5371 Valid Fasilitas 3 0,5761 Valid Fasilitas 4 0,5409 Valid
Alpha = 0,7571 (Alpha >0,7 berarti variabel fasilitas reliabel)
Tabel 4.2 menyajikan validitas dan reliabilitas kepentingan untuk setiap
variabel. Nilai r (Corrected Item-Total Correlation) dari setiap butir adalah lebih dari
0,3, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan valid. Sedangkan koefisien reliabilitas
(Alpha) dari variabel ini adalah lebih besar dari 0,7, sehingga dinyatakan reliabel. Jadi
dapat dikatakan tingkat kepentingan adalah valid dan reliabel.
-
98
Tabel 4.3 Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Kinerja
Variabel Corrected item Keterangan Mampu 1 0,5884 Valid Mampu 2 0,7020 Valid Mampu 3 0,6280 Valid Mampu 4 0,8426 Valid
Alpha = 0,8479 (Alpha > 0,7 berarti variabel mampu reliabel)
Variabel Corrected item Keterangan Servis 1 0,9179 Valid Servis 2 0,8275 Valid Servis 3 0,9055 Valid Servis 4 0,9166 Valid
Alpha = 0,9523 (Alpha > 0,7 berarti variabel servis reliabel)
Variabel Corrected item Keterangan Skill 1 0,8879 Valid Skill 2 0,8378 Valid Skill 3 0,8889 Valid Skill 4 0,7036 Valid
Alpha = 0,9262 (Alpha > 0,7 berarti variabel skill reliabel)
Variabel Corrected item Keterangan Empati 1 0,7359 Valid Empati 2 0,8526 Valid Empati 3 0,7445 Valid Empati 4 0,6523 Valid
Alpha = 0,8812 (Alpha > 0,7 berarti variabel empati reliabel)
Variabel Corrected item Keterangan Fasilitas 1 0,7138 Valid Fasilitas 2 0,8343 Valid Fasilitas 3 0,7620 Valid Fasilitas 4 0,7818 Valid
Alpha = 0,8968 (Alpha > 0,7 berarti variabel fasilitas reliabel)
Tabel 4.3 menyajikan validitas dan reliabilitas kinerja untuk setiap variabel.
Nilai r (Corrected Item-Total Correlation) dari setiap butir adalah lebih dari 0,3,
maka setiap butir pertanyaan dinyatakan valid. Sedangkan koefisien reliabilitas
(Alpha) dari variabel ini adalah lebih besar dari 0,7, sehingga dinyatakan reliabel. Jadi
dapat dikatakan tingkat kinerja adalah valid dan reliabel.
-
99
4.4.1 Analisis Kesenjangan antara Kepentingan dan Kinerja
Analisis kesenjangan antara kepentingan dan kinerja dilakukan untuk
mengetahui apakah kinerja sudah sesuai dengan harapan dari pemakai speedy.
Tabel 4.4 Kesenjangan antara Kepentingan dan Kinerja Variabel Kepentingan Kinerja Kesenjangan
Kemampuan Biaya langganan Speedy sesuai dengan produk & pelayanan yang didapat 4,56 2,71 -1,85 Profesionalisme karyawan dalam memberikan pelayanan 4,51 3,20 -1,31 Kemudahan berlangganan 4,49 3,38 -1,11 Kesigapan karyawan dalam melayani 4,60 3,11 -1,49 Servis Pelayanan karyawan 4,27 3,22 -1,05 Perilaku karyawan 4,29 3,20 -1,09 Kecepatan dalam menanggapi keluhan/ masalah yang anda hadapi 4,51 2,91 -1,6 Tanggapan dalam menghadapi masalah yang timbul 4,60 2,93 -1,67 Skill Mutu pelayanan 4,47 3,16 -1,31 Pengetahuan dan keterampilan karyawan 4,33 3,24 -1,09 Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pelanggan 4,44 3,07 -1,37 Keramahan dan kesopanan karyawan dalam pelayanan 4,20 3,44 -0,76 Empati Tata krama karyawan dalam memberikan pelayanan 4,36 3,38 -0,98 Kepedulian karyawan terhadap kebutuhan anda 4,38 3,07 -1,31 Perhatian secara individu kepada anda 3,87 3,02 -0,85 Kemudahan anda dalam berkomunikasi dengan pihak Telkom 4,38 3,33 -1,05 Fasilitas Kebersihan ruangan Plasa 3,91 3,38 -0,53 Lokasi Plasa yang strategis 4,29 3,27 -1,02 Keberadaan fasilitas pendukung 4,02 3,16 -0,86 Kerapian dan keindahan seragam karyawan 3,47 3,42 -0,05
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa, keseluruhan faktor yang
ditanyakan memiliki kinerja yang belum sesuai dengan harapan. Faktor Biaya
langganan Speedy sesuai dengan produk dan pelayanan yang didapat merupakan
faktor yang paling besar selisihnya.
-
100
4.4.2 Importance Performance Grid
Dalam menyusun importance-performance grid untuk atribut-atribut yang
ada, digunakan nilai mean tingkat kepuasan dan kepentingan masing-masing atribut.
Atribut nilai mean tingkat kepuasan digunakan variabel sumbu X dan tingkat
kepentingan pada sumbu Y. Pembagian kuadran dilakukan berdasarkan rata-rata, baik
tingkat kepuasan maupun tingkat kepentingan, dengan perpotongan kuadran tingkat
kepuasan (sumbu X) pada 3,18 dan perpotongan kuadran tingkat kepentingan (sumbu
Y) pada 4,30. Perpotongan nilai-nilai mean dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Atribut Mean antara Kepentingan dan Kinerja
Kemampuan Mean kepentingan (Y) Mean kinerja(X) (1) Biaya langganan Speedy sesuai dengan produk & pelayanan yang didapat 4,56 2,71 (2) Profesionalisme karyawan dalam memberikan pelayanan 4,51 3,20 (3) Kemudahan berlangganan 4,49 3,38 (4) Kesigapan karyawan dalam melayani 4,60 3,11 Servis (5) Pelayanan karyawan 4,27 3,22 (6) Perilaku karyawan 4,29 3,20 (7) Kecepatan dalam menanggapi keluhan/ masalah yang anda hadapi 4,51 2,91 (8) Tanggapan dalam menghadapi masalah yang timbul 4,60 2,93 Skill (9) Mutu pelayanan 4,47 3,16 (10) Pengetahuan dan keterampilan karyawan 4,33 3,24 (11) Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pelanggan 4,44 3,07 (12) Keramahan dan kesopanan karyawan dalam pelayanan 4,20 3,44 Empati (13) Tata krama karyawan dalam memberikan pelayanan 4,36 3,38 (14) Kepedulian karyawan terhadap kebutuhan anda 4,38 3,07 (15) Perhatian secara individu kepada anda 3,87 3,02 (16) Kemudahan anda dalam berkomunikasi dengan pihak Telkom 4,38 3,33 Fasilitas (17) Kebersihan ruangan Plasa 3,91 3,38 (18) Lokasi Plasa yang strategis 4,29 3,27 (19) Keberadaan fasilitas pendukung 4,02 3,16 (20) Kerapian dan keindahan seragam karyawan 3,47 3,42 RATA - RATA MEAN 4,30 3,18
-
101
2,63,3
3,4
3,5
3,6
3,7
3,8
3,9
4,0
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
4,7
3,6 3,72,7 2,8 2,9 3,1 3,2 3,3 3,4 3,53,0
12 3
4
56
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
3,38
PELAKSANAAN(KINERJA/KEPUASAN)
KEP
EN
TIN
GA
NI. II.
III. IV.
Gambar 4.34 Diagram Kartesius
-
102
Tabel 4.6 Pengelompokan Atribut dalam Importance Performance Grid
Kuadran Variabel Kuadran 1 (high importance, low performance) (1) Biaya langganan Speedy sesuai dengan produk & pelayanan yang
didapat (4) Kesigapan karyawan dalam melayani (7) Kecepatan dalam menanggapi keluhan/ masalah yang anda hadapi (8) Tanggapan dalam menghadapi masalah yang timbul (9) Mutu pelayanan (11) Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan kepada pelanggan (14) Kepedulian karyawan terhadap kebutuhan anda
Kuadran 2 (high importance, high performance) (2) Profesionalisme karyawan dalam memberikan pelayanan (3) Kemudahan berlangganan (10) Pengetahuan dan keterampilan karyawan (13) Tata krama karyawan dalam memberikan pelayanan (16) Kemudahan anda dalam berkomunikasi dengan pihak Telkom
Kuadran 3 (low importance, low performance) (15) Perhatian secara individu kepada anda (19) Keberadaan fasilitas pendukung
Kuadran 4 (low importance, high performance) (5) Pelayanan karyawan (6) Perilaku karyawan (12) Keramahan dan kesopanan karyawan dalam pelayanan (17) Kebersihan ruangan Plasa (18) Lokasi Plasa yang strategis (20) Kerapian dan keindahan seragam karyawan
Kuadran 1 (High Importance, Low Performance)
(PRIORITAS UTAMA)
Atribut pada kuadran ini merupakan atribut dengan tingkat kepentingan yang
tinggi namun belum memberikan kepuasan bagi para pelanggan. Sehingga atribut-
atribut pada kuadran ini harus mendapat perhatian besar dari pihak manajemen, untuk
segera ditingkatkan kepuasan atau kinerjanya. Hal ini dimaksudkan agar atribut-
atribut yang mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi ini (high importance) akan
dapat memiliki tingkat kinerja/ kepuasan yang tinggi juga (high performance),
sehingga dapat bergeser ke kuadran kedua. Atribut-atribut pada kuadran ini menjadi
prioritas untuk perbaikan kinerja.
Atribut-atribut dalam kuadran satu yaitu :
1. (1) Biaya langganan Speedy sesuai dengan produk & pelayanan yang didapat.
-
103
2. (4) Kesigapan karyawan dalam melayani.
3. (7) Kecepatan dalam menanggapi keluhan/ masalah yang anda hadapi.
4. (8) Tanggapan dalam menghadapi masalah yang timbul.
5. (9) Mutu pelayanan.
6. (11) Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan.
7. (14) Kepedulian karyawan terhadap kebutuhan anda.
Atribut-atribut diatas merupakan atribut yang dianggap penting oleh
pelanggan, namun belum memberikan kepuasan bagi mereka. Pihak manajemen
Telkom sangat perlu memperhatikan faktor-faktor diatas karena apabila tidak
diperhatikan faktor-faktor tersebut, dalam kurun waktu yang cepat atau lambat,
pelanggan akan segera beralih ke penyedia jasa internet lain yang memberikan faktor-
faktor diatas lebih baik dari yang lain. Pihak manajemen Telkom perlu
mempertimbangkan biaya langganan Speedy yang tidak sesuai dengan pelayanan
yang didapatkan pelanggan. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, maka pihak
Telkom dapat memberikan peningkatan pelayanan yang lebih memuaskan di samping
penurunan harga. Kesigapan karyawan dan juga kecepatan penanganan keluhan juga
sangat diperhatikan disini. Maka dari tiga hal diatas, penulis menyarankan Speedy
Center yang akan lebih dijelaskan seperti di bab 4.5 sebagai faktor peningkatan CRM
yang telah diterapkan di Telkom yang telah ada seperti dijelaskan pada bab 4.2.
-
104
Kuadran 2 (High Importance, High Performance)
(PERTAHANKAN PRESTASI)
Atribut-atribut pada kuadran kedua adalah atribut yang mempunyai tingkat
kepentingan yang tinggi (high importance) dan seharusnya sudah mempunyai tingkat
kepuasan tinggi (high performance). Atribut-atribut tersebut adalah :
1. (2) Profesionalisme karyawan dalam memberikan pelayanan.
2. (3) Kemudahan berlangganan.
3. (10) Pengetahuan dan keterampilan karyawan.
4. (13) Tata krama karyawan dalam memberikan pelayanan.
5. (16) Kemudahan anda dalam berkomunikasi dengan pihak Telkom.
Atribut-atribut ini sangat penting untuk dipertimbangkan dan diprioritaskan
karena atribut-atribut ini merupakan atribut kunci (faktor penentu) utama yang
langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan, yang memiliki kemungkinan terjadinya
perubahan dari kepuasan menjadi ketidak-puasan ataupun sebaliknya. Hal ini terlihat
dari tidak terlalu lebarnya kesenjangan antara tingkat kinerja dan harapan pelanggan.
Kuadran 3 (Low Importance, Low Performance)
(PRIORITAS RENDAH)
Atribut pada kuadran ini adalah atribut yang dianggap kurang penting oleh
pelanggan, dan tidak mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi. Pada kuadran ini
terdapat dua atribut yaitu :
1. (15) Perhatian secara individu kepada anda.
2. (19) Keberadaan fasilitas pendukung.
-
105
Kedua atribut tersebut memang tidak mempunyai atau tidak memberikan
kinerja/ kepuasan yang tinggi. Perusahaan tidak perlu terlalu memfokuskan sumber
daya keempat atribut tersebut untuk memberikan kepuasan atau kinerja yang lebih
baik. Hal ini dikarenakan atribut-atribut tersebut bukanlah atribut yang dianggap
penting oleh pelanggan, sehingga kinerjanya tidak terlalu besar kaitannya dengan
kepuasan yang diperoleh pelanggan.
Kuadran 4 (Low Importance, High Performance)
(BERLEBIHAN)
Pada kuadran empat adalah atribut yang tidak terlalu dianggap penting oleh
pelanggan tetapi mempunyai kinerja yang baik. Atribut pada kuadran ini yang telah
memberikan kepuasan pada pelanggan adalah :
1. (5) Pelayanan karyawan.
2. (6) Perilaku karyawan.
3. (12) Keramahan dan kesopanan karyawan dalam pelayanan.
4. (17) Kebersihan ruangan Plasa.
5. (18) Lokasi Plasa yang strategis.
6. (20) Kerapian dan keindahan seragam karyawan.
Atribut pada kuadran ini sebenarnya tidak terlalu menuntut perhatian bagi
perusahaan karena atribut pada kuadran ini tidaklah dianggap terlalu penting oleh
pelanggan. Sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan tepat tidaknya
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kinerja atribut pada
kuadran keempat ini.
-
106
4.5 Usulan Proses Bisnis
4.5.1 Rancangan Model Konsepsual
Untuk selanjutnya, pembahasan akan lebih difokuskan ke salah satu dari
komponen CRM Telkom Speedy yaitu Call Center karena mayoritas responden lebih
memilih Call Center sebagai media untuk berhubungan dengan Telkom Speedy.
Ditunjukkan di tabel 4.7 dari 100 responden dengan seorang responden bisa memilih
lebih dari satu media.
Tabel 4.7 Media CRM yang digunakan responden Media JumlahPlasaTelkom(walkinservice) 39Callcenter/147(phoneinservice) 78Webforum(webinservice) 16Email(webinservice) 18
Dari hasil survei dan analisis di depan didapat bahwa untuk faktor-faktor
Call Center dalam masalah yang berhubungan dengan kekomunikatifan dengan
pelanggan dapat dikatakan cukup baik seperti penyampaian informasi. Yang banyak
dikeluhkan oleh responden (dimana seorang responden bisa memilih lebih dari satu
keluhan) adalah solusi yang diberikan oleh Call Center. Dari semua responden hanya
21% dari seluruh responden yang menyatakan bahwa Call Center 147 mampu
memberikan solusi yang benar-benar nyata, juga ada yang menyatakan bahwa Call
Center ini memberikan jawaban sementara bahkan ada yang menyatakan tidak dapat
memberikan solusi sama sekali. Hal ini dikarenakan bahwa pada saat ini Call Center
147 memang hanya diposisikan sebagai penampung informasi pelanggan yang
kemudian didisposisikan ke bagian lain yang berwenang tanpa mampu memberikan
solusi yang tepat, bukan sebagai solusi akhir karena tidak dibekali kemampuan dan
-
107
tool teknis yang mencukupi.
Dari data internal PT. Telkom pada bulan Maret tentang gangguan yang ada
pada produk Speedy dapat ditunjukkan pada pie chart berikut ini.
Gambar 4.35 Segmentasi Gangguan di Telkom Speedy
Mayoritas gangguan yang ada terjadi di CPE (Customer Premise Equipment)
yaitu perangkat atau komponen yang ada pada pelanggan baik itu modem, splitter,
komputer, dan pengkabelan di rumah pelanggan.
Ada dua solusi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan mempercepat
penyelesaian gangguan hal tersebut :
-
108
1. Memperkuat skill atau kemampuan trouble shooting untuk operator 147
yang ada sekarang.
2. Membuat suatu unit khusus semacam Care Center khusus layanan
internet khususnya Speedy dalam konteks di sini untuk menangani
komplain dari pelanggan.
Penulis di sini memilih alternatif kedua, dengan mengingat pertimbangan :
- Faktor Sumber Daya Manusia
Dari hasil pengamatan internal yang dilakukan oleh penulis di lapangan,
mayoritas operator 147 bukan berlatar belakang pendidikan teknik
sehingga jika harus memberdayakan sumber daya yang ada membutuhkan
effort yang sangat besar. Untuk menjadi operator di Call Center 147
hanya dipersyaratkan Diploma tiga tanpa memperhatikan latar belakang
pendidikan. Di lain pihak dengan semakin besarnya jumlah pelanggan
Speedy, maka perlu penambahan sumber daya yang besar pula di Call
Center.
- Speedy merupakan salah satu pundi-pundi pendapatan Telkom baru
sehingga harus dimonitor performansinya. Karena layanan Speedy ini
cakupannya nasional maka unit tersebut harus beroperasi dan memonitor
seluruh Speedy nasional juga.
- Sebagai sumber pendapatan baru maka harus benar-benar dimanage
secara end-to-end oleh suatu bagian tertentu.
Suatu unit khusus yang akan dibentuk ini harus terdiri dari sumber daya
-
109
manusia yang berbasis pendidikan infocom (information telecommunication) dimana
harus mampu melakukan trouble shooting di sisi pelanggan seperti setting modem,
trouble shooting di komputer maupun di jaringan pelanggan.
Usulan proses bisnis CRM yang baru ditunjukkan pada gambar 4.36.
Dimana setelah melewati keempat interface dengan pelanggan yaitu Plasa Telkom,
Call Center 147, Web-in, dan SMS-in masuk ke suatu Care Center misalnya kita
sebut Speedy Center. Di unit ini permasalahan dari keempat interface tersebut harus
semaksimal mungkin diselesaikan mulai dari trouble shooting di pelanggan sampai di
jaringan internet Speedy. Jika belum selesai juga dengan analisis dan langkah-
langkah yang telah dilakukan bisa men-dispatch ke bagian lain yang berwenang
untuk menyelesaikan permasalahan, misalnya saja jika gangguannya di sisi jaringan
telepon maka akan di-dispatch ke bagian jaringan akses. Proses bisnisnya
digambarkan pada diagram berikut.
Gambar 4.36 Usulan Proses Bisnis CRM
Pelanggan
Phone-in Walk-in Web-in SMS-in
Plasa Telkom C4 147
Speedy Center
Divre Div Multimedia Div Infratel IS Center
-
110
Dengan pertimbangan rancangan sistem CRM di depan, maka dapat
dirancang suatu proses bisnis dimana ketika pelanggan menelepon, maka dari Call
Center 147, ketika pelanggan menelepon dan menekan menu Speedy dan bagian
penanganan gangguan maka akan langsung dihubungkan ke unit tersebut dimana
dengan sumber daya yang mencukupi harus mampu memberikan solusi atau trouble
shooting awal. Sedangkan untuk menu informasi dan lainnya masih tetap ditangani
oleh 147 yang saat ini dikelola oleh PT. Infomedia. Flow saat pelanggan menelepon
ke Call Center 147 yang baru digambarkan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4.37 Flow telepon ke 147 dari pelanggan
Pelanggan
Call Center 147
Flexi (1) Speedy (2) Lainnya (3)
Contact Center 147 Speedy Center
Gangguan Ya
Tidak
-
111
4.5.2 Analisis Keuntungan yang Diperoleh
Dari rancangan proses bisnis yang kita ajukan di atas dapat kita ambil
beberapa keuntungan yang bisa diperoleh antara lain :
1. Dari data segmen gangguan yang ditunjukkan di atas mayoritas gangguan
ada di sisi pelanggan, misalnya modem, splitter, dan komputer serta
jaringan yang ada di pelanggan. Untuk layanan internet kita kenal SLG
(Service Level Guarantee) yaitu suatu jaminan yang diberikan oleh
penyedia internet dimana dengan jaminan tersebut, jika suatu saat terjadi
gangguan, maka lama gangguan tidak boleh melebihi waktu yang
diperjanjikan di SLG. Untuk layanan internet Telkom Speedy SLG yang
dijanjikan PT. Telkom adalah 3 x 24 jam.
Tabel 4.8 SLG Telkom untuk Telkom Speedy
Sebagai asumsi dalam sehari terjadi 1000 gangguan yang perlu
direstitusi yang dicurigai karena gangguan di sisi CPE (modem, splitter,
dan komputer) dan sesuai data segmentasi di atas sebesar 40%, maka
ternyata 60% merupakan gangguan non-CPE yang harus direstitusi.
-
112
Sesuai tabel di atas SLG untuk Speedy adalah 3 x 24 jam dan restitusi
yang harus dibayarkan adalah 2% dari abonemen per hari dan dengan
asumsi rata-rata gangguan tersebut berlangsung 5 hari maka Telkom
harus merestitusi 2 hari karena gangguan. Asumsi dari jumlah pelanggan
yang terkena gangguan yang perlu direstitusi 70% adalah pelanggan
Personal maka Telkom harus mengeluarkan 60% x 1000 x 2 x 2% x 70%
x Rp 200.000 = Rp 3.360.000 per hari untuk pelanggan Personal yang
hanya membayar Rp 200.000. Dalam per bulan harus mengeluarkan lebih
dari 100 juta rupiah untuk restitusi. Padahal secara teknis, penanganan
gangguan yang perlu dilakukan mayoritas hanya penanganan di modem
yang hanya perlu reset, setting ulang, setting di komputer, atau trouble
shooting ringan di jaringan pelanggan yang jika langsung ditangani hanya
perlu waktu di bawah 10 menit, namun karena rantai birokrasi yang agak
panjang dan kemampuan front liner di Call Center 147 yang kurang di
segi teknis, hal ini menjadi lama dan bisa terjadi berhari-hari.
Dengan demikian, maka dapat terjadi percepatan gangguan untuk yang
non-CPE sehingga dapat ditekan jumlah restitusinya.
2. Dengan sentralisasi seluruh operasional Care Center Speedy di satu
lokasi, lebih memudahkan monitoring terhadap performansi sehingga
meminimalisir manipulasi gangguan yang ada di pelanggan maupun
potensi alat produksi Speedy yang ada di seluruh Indonesia.
3. Dengan langsung tersolusikannya komplain dan gangguan di saat yang
bersamaan saat pelanggan melapor, maka ada kepercayaan akan
-
113
kemampuan personal di Telkom untuk menyelesaikan setiap persoalan
yang ada. Pelanggan merasa tidak menghabiskan waktu untuk
penanganan gangguan sehingga pelanggan lebih merasa aman dan tidak
berpindah ke penyedia layanan internet yang lain. Hal ini akan
berdampak pada image dari produk Telkom Speedy, sehingga dengan
image yang bagus maka pelanggan tidak akan segan atau ragu
menggunakan produk tersebut.
Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran gap antara harapan pelanggan
dengan kenyataan yang mereka terima atau rasakan sehingga jika pelanggan
mempunyai SLG 3 x 24 jam saat gangguan, tetapi pada kenyataanya dalam di bawah
1 jam komplain gangguan sudah teratasi, maka tingkat kepuasan dan loyalitas
pelanggan terhadap produk Telkom Speedy akan meningkat. Hal ini terlihat dari
analisis data survei di depan bahwa proporsi antara jumlah reponden yang puas
dengan produk dan layanan Telkom Speedy proporsional dengan keinginan mereka
me-refer produk ini ke calon pelanggan lain.