Bab Isi Rubella

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rubella dan Kehamilan Di Indonesia, akhir- akhir ini mulai merebak kembali penyakit yang namanya Rubella. Dulu, dikatakan bahwa penyakit ini sudah semakin menurun angka kejadiannya di Indonesia. Namun, di Bogor bulan Juni 2008 ditemukan 108 anak positif terkena Rubella dan telah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor. Rubella atau yang sering disebut Campak Jerman ini adalah penyakit virus akut yang menyerang baik anak-anak maupun dewasa dengan gejala umum yang meliputi bercak kemerahan pada kulit, demam serta pembesaran kelenjar getah bening (lymphadenopathy). Gejala Bercak merah yang ditimbulkan biasanya mulai dari wajah lalu menyebar ke batang tubuh. Sedangkan kelenjar getah bening yang terlibat dan membesar biasanya kelenjar getah bening yang terletak di belakang telinga (postauricular), tengkuk (suboccipital) serta leher (cervical). Dibanding anak-anak, jika virus ini menyerang orang dewasa 1

Transcript of Bab Isi Rubella

Page 1: Bab Isi Rubella

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rubella dan Kehamilan Di Indonesia, akhir-akhir ini mulai merebak

kembali penyakit yang namanya Rubella. Dulu, dikatakan bahwa penyakit ini

sudah semakin menurun angka kejadiannya di Indonesia. Namun, di Bogor

bulan Juni 2008 ditemukan 108 anak positif terkena Rubella dan telah

dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan Kota

Bogor.

Rubella atau yang sering disebut Campak Jerman ini adalah

penyakit virus akut yang menyerang baik anak-anak maupun dewasa dengan

gejala umum yang meliputi bercak kemerahan pada kulit, demam serta

pembesaran kelenjar getah bening (lymphadenopathy). Gejala Bercak merah

yang ditimbulkan biasanya mulai dari wajah lalu menyebar ke batang tubuh.

Sedangkan kelenjar getah bening yang terlibat dan membesar biasanya kelenjar

getah bening yang terletak di belakang telinga (postauricular), tengkuk

(suboccipital) serta leher (cervical). Dibanding anak-anak, jika virus ini

menyerang orang dewasa biasanya mengalami gejala yang lebih berat. Mungkin

disertai radang selaput mata (conjunctivitis), pilek yang berat (coryza) dan juga

radang sendi (arthritis). Radang sendi ini lebih sering terjadi pada wanita.

Namun umumnya infeksi penyakit ini biasanya tidak menunjukan gejala klinis

yang berarti. Gejala yang muncul hanya seperti lemas, tidak nafsu makan,

demam sedikit. Oleh sebab itu ibu hamil sering tidak tahu dirinya menderita

Rubella.

Virus Rubella ini mudah menyebar lewat hubungan yang dekat

(close contact) antar individu misalnya dengan orang yang tinggal serumah.

Berbicara, batuk dan bersin juga dapat membantu penyebaran virus ini jika

orang tersebut sudah terjangkit. Satu serangan penyakit Rubella mengakibatkan

1

Page 2: Bab Isi Rubella

kekebalan seumur hidup. Namun jangan sampai ada yang mengalaminya,

apalagi ibu hamil. Karena infeksi Rubella akibat pada janin lebih serius dan

meliputi abortus spontan, anomali kongenital (disebut juga sindrom rubella

kongenital), dan bahkan kematian. Oleh karena itu kita harus mengetahui

penyebab, gejala, penatalaksanaan serta hal – hal yang berhubungan dengan

Rubella.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud infeksi Rubella pada kehamilan?

2) Apa penyebab atau etiologi dari infeksi Rubella?

3) Bagaimana tanda dan gejala infeksi rubella?

4) Bgaiamana Patofisiologi dari infksi Rubella pada kehamilan?

5) Bagaimana penatalaksanaan infeki penyakit rubella pada ibu hamil?

6) Bagaimana konsep asuhan kebidanan pada ibu dengan infeksi Rubella?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan patologi yang

sesuai dan komprehensif pada ibu hamil yang menderita infeksi Rubella

Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat :

1) Mengetahui definisi dari infeksi Rubella pada kehamilan

2) Mengeahui penyebab atau etiologi dari infeksi Rubella

3) Mengetahui tanda dan gejala dari infeksi rubella

4) Menghetahui Patofisiologi dari infeksi Rubella pada kehamilan

5) Mengetahui penatalaksanaan infeki penyakit rubella pada ibu hamil

6) Mengetahui konsep asuhan kebidanan pada ibu dengan infeksi Rubella

2

Page 3: Bab Isi Rubella

3

Page 4: Bab Isi Rubella

BAB II

ISI

2.1 Definisi Rubella

Rubella, dikenal dengan nama campak jerman atau campak 3 hari

adalah infeksi yang utamanya mengenai kulit dan kelenjar getah bening.

Penyakit ini disebabkan virus rubella, yang biasanya ditularkan melalui droplet

(percikan cairan) dari hidung atau tenggorokan yang dihirup orang lain. Bisa

juga ditularkan oleh ibu hamil melalui plasenta ke bayi yang sedang

dikandungnya.

Rubella adalah penyakit yang biasanya ringan pada anak-anak, akan

tetapi infeksi rubella sangat berbahaya bagi wanita hamil karena dapat

menyebabkan sindrom rubella kongenital pada bayi yang dikandungnya.

Sebelum vaksin rubella tersedia pada tahun 1969, epidemi rubella

terjadi setiap 6-9 tahun, paling sering pada anak usia 5-9 tahun. Banyak kasus

rubella kongenital pun terjadi. Setelah ada imunisasi, baik kasus rubella

maupun rubella kongenital menurun.

Kebanyak infeksi rubella saat ini muncul pada dewasa muda yang

tidak diimunisasi dibandingkan pada anak-anak. Bahkan, para ahli

memperkirakan 10% dewasa muda saat ini rentan terhadap rubella, yang tentu

saja dapat menimbulkan bahaya bagi anak mereka nantinya.

Waktu inkubasi rubella adalah 14-21 hari. Artinya, mungkin

seseorang anak yang terinfeksi rubella baru menunjukkan gejalanya setelah 2-3

minggu kemudian.

Ruam pada rubella biasanya bertahan selama 3 hari. Kelenjar getah

bening akan tetap bengkak selama 1 minggu atau lebih dan nyeri sendi dapat

bertahan lebih dari 2 minggu. Anak dengan rubella biasanya pulih dalam waktu

1 minggu, tetapi pada orang dewasa bisa lebih lama.

4

Page 5: Bab Isi Rubella

Rubella atau campak jerman merupakan penyakit menular dengan

eksantema, biasanya ditandai oleh gejala konstitusional yang ringan tetapi dapat

menyebabkan abortus, lahir mati atau kelainankongenital pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi selama kehamilan muda.

2.2 Etiologi

Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyababnya

tidak membutuhkan vector. Virus rubella (virus RNA berserat tunggal)

ditularkan melalui percikan ludah penderita atau karena kontak dengan

penderita. Penyakit ini juga ditularkan dari ibu hamil kepada janin yang berada

di dalam kandungannya. Penderita bisa menularkan penyakit ini pada saat 1

minggu sebelum munculnya ruam sampai 1 minggu setelah ruam menghilang.

Bayi baru lahir yang terinfeksi ketika masih berada dalam kandungan, selama

beberapa bulan setelah lahir, bisa menularkan penyakit ini. Kekebalan seumur

hidup diperoleh setelah menderita penyakit ini.

Gambar virus Rubella

5

Page 6: Bab Isi Rubella

Gambar struktur virus Rubella

Wabah bisa terjadi dengan interval 6-9 tahun. Sindroma rubella

kongenital terjadi pada 25%-50% bayi yang lahir dari ibu yang menderita

rubella pada trimester pertama. Jika ibu menderita infeksi ini setelah kehamilan

berusia lebih dari 20 minggu, jarang terjadi kelainan bawaan pada bayi.

Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir adalah tuli, katarak,

mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan jantung bawaan dan kelainan

lainnya.

Rubella paling sering terjadi pada akhir musim dingin dan awal

musim semi dan biasanya menyerang kelompok usia sekolah, pada orang

dewasa 80 – 90 telah imun. Epidemi besar terjadi setiap 6 – 9 th. Penularan

biasanya lewat kontak erat misalnya lewat sekolah / tempat kerja.

Virus rubella menular dari satu orang ke orang lainnya melalui

droplet dari hidung atau tenggorokan. Orang dengan rubella dapat

menularkannya mulai dari 1 minggu sebelum sampai dengan 1 minggu sesudah

ruam muncul.  Orang yang terinfeksi meskipun tanpa gejala tetap dapat

menularkan virus.

Bayi yang menderita sindrom rubella congenital dapat

mengeluarkan virus di air kencingnya dan cairan dari hidung dan tenggorokan

6

Page 7: Bab Isi Rubella

selama setahun atau lebih dan virus dapat mengenai orang yang tidak

diimunisasi.

Gambar bayi terinfeksi Rubella

2.3 Tanda dan Gejala

Penyakit Rubella tidak seberat penyakit Campak yang banyak

menimbulkan kematian pada anak-anak. Penyakit Rubella paling hanya

menimbulkan demam ringan (anak meriang = subfebril), dan sedikit rewel.

Pada dewasa, gejala awal tersebut sifatnya ringan atau sama sekali tidak timbul.

Gejala mulai timbul dalam waktu 14-21 hari etelah terinfeksi.

Infeksi rubella dimulai dengan demam ringan (37,2 – 37,8oC)

selama 1-5 hari disertai rasa nyeri dan pembengkakan kelenjar getah bening,

biasanya di daerah leher belakang atau di belakang telinga. Ruam kemudian

muncul di muka dan menyebar ke bawah. Sambil menyebar ke bawah, ruam

yang sudah lebih muncul di atas biasanya menghilang. Ruam inilah yang sering

menjadi pertanda pertama penyakit yang disadari oleh orang tua.

Ruam pada rubella bisa Nampak seperti ruam yang disebabkan oleh virus

pada umumnya. Tampilannya berupa bercak merah muda atau merah terang

yang dapat menyatu membentuk bercak yang lebih besar lagi. Ruam bisa gatal

dan bertahan selama 3 hari. Sejalan dengan menghilangnya ruam, kulit yang

terkena biasanya mengelupas dengan halus.Gejala lain dari rubella antara lain

(lebih sering pada remaja dan orang dewasa) sakit kepala, hilang nafsu makan,

7

Page 8: Bab Isi Rubella

konjungtivitis ringan, hidung mampet atau meler, pembesaran kelenjar getah

bening di bagian tubuh lainnya, nyeri dan pembengkakan sendi (terutama pada

wanita muda). Banyak orang  dengan rubella tidak bergejala sama sekali atau

sedikit sekali gejalanya. Sepertiga wanita mengalami nyeri sendi atau artritis.

Pada wanita hamil, campak Jerman bisa menyebabkan keguguran, kematian

bayi dalam kandungan ataupun keguguran. Kadang terjadi infeksi telinga (otitis

media). Infeksi otak (ensefalitis) jarang terjadi.

Untuk mengenal Rubella secara klinis juga sangat sulit. Bintik-

bintik merah di kulit yang pada Campak mudah dikenal baik oleh masyarakat

awam, pada Rubella jarang ditemukan. Menurut para peneliti hanya pada 15-50

persen penderita Rubella yang memperlihatkan gejala bintik-bintik merah di

kulit.

Resiko Kecacatan Pada Kehamilan dengan Infeksi Rubella

Usia Kehamilan % terinfeksi % kecacatan

<11 minggu 90% 90%

11-12 minggu 67% 33%

13-14 minggu 67% 11%

8

Page 9: Bab Isi Rubella

15-16 minggu 47% 24%

17-18 minggu 39% Ringan

19-22 minggu 34% Ringan

23-26 minggu 25% Ringan

27-28 minggu 12% Ringan

Bulan 7 35% Ringan

Bulan 8 60% Ringan

Bulan 9 100% Ringan

2.4 Patofisiologi

9

Page 10: Bab Isi Rubella

2.5 Penatalaksanaan

Rubella tidak dapat diobati dengan antibiotik karena antibiotik tidak

bekerja untuk infeksi virus. Kecuali timbul komplikasi, maka rubella akan

sembuh dengan sendirinya.Wanita hamil yang berkontak dengan infeksi rubella

harus segera menghubungi dokter kebidanannya.

Rubella biasanya ringan pada anak-anak, biasanya cukup dirawat di

rumah saja. Amati suhu tubuh anak anda dan hubungi dokter jika demam naik

terlalu tinggi. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, anda dapat memberikan

anak anda paracetamol atau ibuprofen. Jangan berikan asipirin karena dapat

timbul sindrom Reye yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati dan

kematian.

Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah

satunya dengan cara pemberian vaksinasi. pemberian vaksinasi rubella secara

subkutan dengan virus hidup rubella yang dilemahkan dapat memberikan

kekebalan yang lama dan bahkan bisa seumur hidup. Vaksin rubella dapat

diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella

tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan

setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang

dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang.

Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah viremia pada

orang-orang yang tidak kebal dan terpapar rubella. Bila didapatkan infeksi

rubella dalam uterus sebaiknya ibu diterangkan tentang resiko dari infeksi

rubella kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari

infeksi pada trimester I, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila

diagnosis dibuat secara tepat.

Vaksinasi MMR tidak boleh diberikn pada Mereka yang alergi terhadap

antibiotik neomicyn. Wanita yang sedang hamil atau bertujuan hamil dalam

waktu satu bulan setelah imunisasi. Mereka yang menderita penyakit apa saja

10

Page 11: Bab Isi Rubella

atau menerima pengobatan yang menekan sistem kekebalan, seperti cortisone

atau prednisolone. Siapa saja yang menderita infeksi yang akut.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memastikan pasien

terinfeksi virus Rubella adalah pemeriksaan serologis respon imun. Respon

imun yang diperiksa adalah IgM dan IgG Rubella.

IgM

Muncul 2-3 hari setelah ruam

Kadar puncak dicapai sekitar 1-4 minggu

Dapat dideteksi pada 3-8 minggu

Menetap hingga 6-12 bulan

IgG

Terdeteksi 5-10 hari setelah ruam (bisa lebih awal)

Kadar puncak dicapai sekitar 15-30 hari

Menurun perlahan sampai beberapa tahun hingga mencapai titer

rendah dan konstan

Gambar

Jika hasil IgG (-) dan IgM negatif,

lakukan vaksinasi, baru diperbolehkan hamil 3 bulan setelah vaksinasi

Jika hasil IgG (-) dan IgM (+)

11

Page 12: Bab Isi Rubella

Tidak boleh hamil selama 3 bulan, infeksi harus diobati terlebih dahulu.

Jika sudah sembuh, tidak perlu melakukan vaksinasi lagi karena sudah

memiliki kekebalan.

Jika hasil IgG(+) dan IgM(-)

Berarti pernah terinfeksi dan antibodi yang terdapat dalam tubuh, dapat

melindungi dari virus rubella. Bila hamil, bayi akan terhindar dari

sindrom rubella konginetal.

Jika hasil IgG(+) dan IgM(+)

Sedang terinfeksi harus mendapat pengobatan

2.6 Sindroma Rubella Konginetal

Infeksi rubella selma kehamilan infeksi plasenta dan janin. Sejumlah

sel janin yang terbatas terkena infeksi. Meskipun virus tidak merusak sel-sel,

laju pertumbuhan sel-sel yang terkena infeksi berkurang dengan akibat adanya

lebih sedikit sel normal dalam alat – alat tubuh etika lahir. Infeksi intrauterin

dihubungkan dengan menetapnya virus dalam neonatus yang bisa berlangsung

selama 12-18 bulan setelah kelahiran

Bayi dengan sindroma rubella kongenital dapat memilih satu atau lebih

kelainan, termasuk cacat pada jantung dan pembuluh darah besar (patent ductus

arteriosus, stenosa arteri pulmoner, atenosa katup pulmoner, cacat septu

ventrikuler dan cacat septum atrium), cacat mata (katarak, glaukoma dan

korioerentinitis), dan ketulian neurosensoris. Bayi dapat pula menunjukkan

gangguan pertumbuhan, kegagalan pertumbuhan, hepatosplenomegali,

trombositopenia dengan purpura, anemia, osteitis, dan suatu sindroma

ensefalitik yang mengakibatkan cerebal palsy.

Spektrum gangguan neurologis dan neurosensoris dalam bayi yang

hidup setelah infeksi rubela, sangat luas. Di antara 100 penderita dengan infeksi

rubella kongenital, ditemukan kelainan neurologik pada 81 kasus antara

kelahiran dan umur 18 bulan. Sisa penyakit meliputi gangguan pendengaran,

12

Page 13: Bab Isi Rubella

gangguan pengelihatan, gangguan pertumbuhan mikrosefali, keterbelakangan

mental dan disfungsi serebral. Masalah keseimbangan tubuh dan keterampilan

motoris berkembang pada anak – anak pra sekolah. Gangguan psikhiatrik dan

manifestasi tingkah laku terjadi pada anak – anak berumur pra sekolah dan

sekolah.

Bayi dengan sindrom rubella kongenital sering memiliki kepekaan

yang lebih terhadap infeksi dan imunoglobulin abnormal, biasanya kenaikan

IgM dengan kadar IgG dan IgA yang rendah. Terdapat suatu angka mortalitas

20% diantara bayi yang terkena infeksi virus kongenital dan ada gejala pada

waktu lahir. Beberapa bayi yang terkena infeksi virus dan terlihat normal pada

waktu lahir, dapat memperlihatkan kelainan pada umur yang lebih tua. Bayi

yang terkena infeksi hebat mungkin memerlukan perawatan dalam rumah

perawatan seumur hidupnya.

Kekebalan

Biasanya, antibodi rubella dari ibu dalam bentuk IgG dipindahkan ke

bayi dan berangsur – angsur berkurang setelah masa 6 bulan. Pada bayi yang

terinfeksi dalam kandungan, virus rubella yang menetap menyebabkan

peningkatan titer IgM spesifik rubella maupun peningkatan kadar IgG spesifik

yang bertahan lama seteah kadar IgG dari ibu menurun.

Epidemiologi

Biasanya bayi tetap bersifat infeksius, dengan virus ditemukan pada

tenggorokan sampai umur 18 bulan setelah lahir. Bayi yang terkena infeksi

kongenital dan kelihatan normal tetapi mengeluarkan virus, sanggup

menularkan rubella. Rubella tanpa ruam penting karena infeksi rubella yang

tidak nyata (dengan viremia) yang didapat pada masa hamil memiliki efek

merusak yang sama pada janin seperti rubella yang memiliki ruam khas.

13

Page 14: Bab Isi Rubella

BAB III

KONSEP ASKEB TEORI

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT RUBELLA

I. Pengkajian

A. Data Subyektif

1. Boidata

Nama :

Umur :

Suku :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

2. Keluhan utama

- Demam ringan

- Pembengkakan pada kelenjar getah bening (biasanya di belakang leher

atau dibelakang telinga dan akan berlangsung selama 1 minggu atau

lebih)

- Flu

- mata terasa nyeri

- Muncul bintik-bintik merah

- sakit pada persendian kurang lebih selama 2 minggu

- Sakit kepala

- hilang atau kurang nafsu makan

14

Page 15: Bab Isi Rubella

- conjungtivitis ringan (pembengkakan pada kelopak dan bola mata)

- hidung meler atau mampet

3. Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan terdapat bintik-bintik merah pada kulit dan nyeri sendi.

4. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan pernah menderita penyakit rubella sebelum hamil dan

menederita flu sebelumnya

5. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular

yaitu flu(gejala rubella).

6. Riwayat menstruasi

Menarche :

Siklus :

Lama haid :

Jumlah :

HPHT : untuk mengetahui usia kehamilan ibu, yang

berhubungan dengan resiko kecacatan pada janin. Semakin muda usia

kehamilan saat terinfeksi rubella, semakin tinggi resiko kecacatan

pada janin

7. Riwayat obstetric

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, ibu mengatakan

pernah mengalami keguguran yang berulang.

8. Riwayat kehamilan sekarang

Gejala rubella sejak uk......

15

Page 16: Bab Isi Rubella

TM I : …x di…

Keluhan: ibu mengeluh menggigil, berkeringat, sakit kepala, hilang

nafsu makan, sakit pada persendian

Terapi :

HE :

TM II: …x di…

Keluhan :

Terapi :

HE :

TM III: …x di…

Keluhan:

Terapi :

HE :

9. Riwayat perkawinan

Status perkawinan :

Menikah :

Lama Menikah :

Usia menikah :

10. Riwayat KB

11. Riwayat psiko spiritual

12. Perilaku kesehatan

13. Latar belakang sosial budaya

14. Pola kebiasaan sehari-hari

Nutrisi : Makan

Minum

Eliminasi : BAB

16

Page 17: Bab Isi Rubella

BAK

Aktivitas :

Istirahat : Siang

Malam

Personal hygiene : Mandi

Gosok gigi

Keramas

Potong kuku

Ganti CD

A. Data obyektif

15. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik- lemah

Kesadaran : composmentis

TD : dbn

N : dbn

RR : dbn

Suhu : 37,2-37,8 oC

17

Page 18: Bab Isi Rubella

16. Pemeriksaan Fisik

Kulit : Ruam

Kepala :

Mata : konjungtiva = konjungtivitis

Hidung : Ada Sekret

Gigi dan Mulut :

Telinga :

Leher : Pembesaran kelenjar limfe

Dada :

Abdomen :

Genetalia :

Ekstremitas :

Pemeriksaan Penunjang

Tes laboratorium pemeriksaan tes serologi rubella IgG dan IgM dengan

hasil:

1. IgG (-) dan IgM (+)

2. IgG (+) dan IgM (+)

II. INTERPRESTASI DATA

Dx : Ibu G..P… hamil . . . minggu I/T/H dengan Rubella

18

Page 19: Bab Isi Rubella

Ds : Ibu mengatakan hamil … bulan sedang flu dan demam, sakit kepala, nafsu

makan menurun atau hilang, mata bengkak, ada ruam di kulit dan nyeri sendi

Do : kulit : ruam

Leher : Pembesaran Kelenjar Limfe

Mata : konjungtivitis

Ekstrimitas; sakit pada persendian

ig M Rubella : (+)

III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Abortus

Kelainan Kongenital Pada Bayi

Kelainan jantung dan pembuluh darah pada bayi

Gangguan pertumbuhan pada bayi

Kerusakan lensa mata pada janin

IV. KEBUTUHAN SEGERA

Mengurangi rasa cemas pada ibu dan keluarga, dan memberikan obat turun

panas

Memberikan obat untuk mengurangi gejala-gejala ringan yang timbul

Berkolaborasi dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan terapi lebih

lanjut

V. INTERVENSI

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang penyebab keluhan yang dialami

dan cara mengatasinya

R/ Mengatasi kecemasan ibu

2. Memberiken KIE tentang Rubella

R/ Menambah pengetahuan ibu tentang infeksi Rubella

19

Page 20: Bab Isi Rubella

3. Menganjurkan ibu untuk melakukan tes laboratorium yaitu tes serologis

respon imun IgG dan IgM Rubella di rumah sakit

R/ Memastikan penyebab penyakit ibu

4. Mendampingi ibu saat dirujuk

R/ Pemantauan keadaan ibu

5. Menganjurkan ibu tetap makan makanan dan minum yang bergizi

R/ Memenuhi asupan nutrisi dan mempertahankan kondisi ibu

6. Kolaborasi dengan dokter yang sesuai dengan dampak atau efek samping

yang di alami (dr. Obgyn, dr. Penyakit dalam dll)

R/ Penanganan lebih lanjut

VI. IMPLEMENTASI

Melakukan Intervensi sesuai kebutuhan ibu

VII. EVALUASI

S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang

penyakit rubella yang dideritanya

O : Ibu mampu menjawab pertanyaan bidan

A : Ibu G... P... UK..... minggu dengan rubella

P :

Anjurkan ibu untuk melakukan ters serologo

Anjurkan ibu untuk kontrol 3 bulan lagi setelah dilakukan pengobatan untuk

dilakukan tes serologi kembali

Anjurkan ibu kontrol kembali bila ada keluhan

20

Page 21: Bab Isi Rubella

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rubella, dikenal dengan nama campak jerman adalah infeksi yang

utamanya mengenai kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan

virus rubella, yang biasanya ditularkan melalui droplet (percikan cairan) dari

hidung atau tenggorokan yang dihirup orang lain.

Infeksi rubella dimulai dengan demam ringan (37,2 – 37,8oC)

selama 1-5 hari disertai rasa nyeri dan pembengkakan kelenjar getah bening,

biasanya di daerah leher belakang atau di belakang telinga. Ruam kemudian

muncul di muka dan menyebar ke bawah. Sambil menyebar ke bawah, ruam

yang sudah lebih muncul di atas biasanya menghilang. Ruam inilah yang sering

menjadi pertanda pertama penyakit yang disadari oleh orang tua.

Banyak orang  dengan rubella tidak bergejala sama sekali atau sedikit

sekali gejalanya. Pada wanita hamil, campak Jerman bisa menyebabkan

keguguran, kematian bayi dalam kandungan ataupun keguguran.

Rubella biasanya ringan pada anak-anak, biasanya cukup dirawat di

rumah saja. Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi

salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi. pemberian vaksinasi rubella

secara subkutan dengan virus hidup rubella yang dilemahkan dapat memberikan

kekebalan yang lama dan bahkan bisa seumur hidup. Vaksin rubella tidak boleh

diberikan pada wanita yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah

pemberian vaksin. Bila didapatkan infeksi rubella dalam uterus sebaiknya ibu

diterangkan tentang resiko dari infeksi rubella kongenital. Dengan adanya

kemungkinan terjadi defek yang berat dari infeksi pada trimester I, pasien dapat

memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibuat secara tepat.

21

Page 22: Bab Isi Rubella

3.2 Saran

Mengingat dampak infeksi Rubella yang berbahaya pada kehamilan,

maka lebih baik mencegah dari pada mengobati. Pencegahan dengan imunisasi

MMR (mumps-measles-rubela). Cara lainnya dengan melakukan pemeriksaan

darah uuntuk mengetahui ada tidaknya kekebalan terhadap penyakit rubella.

Jika belum ada kekebalan maka harus dilakukan imunisasi, sekurang-kurangnya

tiga bulan sebelum berencana untuk hamil. Konsultasi ke dokter segera bagi

wanita hamil yang terkena rubella

22

Page 23: Bab Isi Rubella

DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, Rukiyah, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta : Trans Info

Media

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Cunningham, MacDonald, Gant. 1995. Obstetri Williams Edisi 18. Jakarta: EGC

Jawetz,E, J.L.Melnick & E.A. Adelberg. 1986. Mikrobiologi Untuk Profesi

Kesehatan. Jakarta: EGC

Kasdu, Dini. 2005. Solusi Problem Kehamilan. Jakarta: Puspa Swara

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Norman, f. Gant, F. Gary Cunningham. 2010. Dasar-dasar Ginekologi dan Obstetri.

Jakarta: EGC

Ovedoff, David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta:

Binarupa Aksara

23

Page 24: Bab Isi Rubella

DAFTAR PERTANYAAN

1) Bagaimana jika ada seorang remaja yang terkena rubella?

Jawaban :

Rubella yang menginfeksi seorang remaja, biasanya tidak menimbulkan dampak

yang serius. Rubella bisa menyebabkan demam, gejala flu dan ruam. Namun

karena Rubella merupakan virus, infeksi rubella tidak perlu diobati dengan

antibiotik. Bila perlu, cukup mengobati gejalanya saja, misal demam bisa diatasi

dengan parasetamol. Dengan sistem imunitas yang baik, Rubella bisa sembuh

sendiri, oleh karena itu pasien perlu mengkonsumsi makanan tinggi protein,

vitamin dan mineral serta istirahat cukup. Sebaiknya pasien dengan infeksi

Rubella tidak hamil dulu sampai dipastikan benar-benar sembuh dengan tes

serologis. Bila pasien sudah sembuh dari Rubella, pasien akan mendapat

kekebalan terhadap Rubella.

Sanggahan :

Bagaimana jika saya tidak tahu saya pernah terinfeksi Rubella atau tidak, apa

sebaiknya saya test serologis dulu atau langsung imunisasi saja?

Secara prosedur memang tes serologis perlu untuk memastikan apakah kita

sudah memiliki kekebalan IgG. Jika belum maka 3 bulan atau lebih sebelum

merencanakan hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi MMR. Namun atas

pertimbangan biaya tes serologis yang mahal, boleh saja ibu langsung

mengikuti imunisasi MMR 3 bulan atau lebih sebelum merencanakan hamil

2) Jika ada ibu hamil datang dengan keluhan menyerupai gejala rubella (batuk,

demam, flu, ada bintik kemerahan) apakah kita sebagai bidan dapat langsung

mendiagnosa ibu itu menderita penyakit rubella?

Jawaban :

Kita tidak boleh mendiagnosa ibu tersebut menderita rubella sebelum dilakukan

pemeriksaan laboratorium. Maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan serologi

24

Page 25: Bab Isi Rubella

untuk memeriksa kadar IgG dan IgM rubella. Penegakan diagnosa hanya bisa

dilakukan setelah ada hasil pemeriksaan laboratorium dan hanya boleh

ditegakkan oleh dokter ahli kandungan (spesialis obgyn).

3) Pada askeb teori di data penunjng terdapat beberapa hasil dari IgG. Apakah

perbedaan dari setiap hasil tersebut dan apakah ada perbedaan intervensi yang

kita berikan?

Jawaban :

Pada data penunjang terdapat pemeriksaan serologi dengan hasil sebagai berikut :

IgG (-) IgM (+)

Berarti saat ini ibu sedang menderita penyakit rubella dan sebelumnya ibu

belum mempunyai kekebalan terhadap penyakit rubella.

IgG (+) IgM (+)

Berarti saat ini ibu sedang terinfeksi rubella

Untuk penanganan ibu hamil yang positif terinfeksi dan menderita rubella

maka perlu dilihat dari umur kehamilannya. Apabila ibu hamil tersebut

menderita rubella pada UK kurang dari 8 minggu dapat dipertimbangkan

untuk melakukan aborsi (pengguguran) karena resiko kecacatan

kongenital pada janin (mencapai 90%). Apabila ibu hamil menderita

penyakit rubella pada UK lebih dari 8 minggu kehamilan dapat

dipertahankan dengan pemberian pengobatan pada ibu.

namu perlu diingat bahwa tindakan aborsi dan pemberian pengbatan pada

ibu hamil bukan kewenangan kita sebagai bidan melainkan kewenangan

dari dokter obgyn untuk mengetahui resiko pengobatan pada janin.

Sanggahan :

Bagaimana jika seorang wanita itu diketahui positif menderita rubella pada saat

dia belum hamil tetapi ia merencanakan kehamilan?

Jika seorang wanita diketahui menderita rubella saat ia belum hamil maka

dilakukan pengobatan pada wanita tersebut. Namun hingga saat ini masih

25

Page 26: Bab Isi Rubella

belum ditemukan obat untuk mengobati penyakit rubella. Pengobatan yang

diberikan hanya untuk mengobati gejala-gejala penyerta rubella, seperti flu,

demam, sakit kepala, ruam pada kulit, nyeri pada sendi, dan lain-lain.

Pengobatan dilakukan selama 3 bulan, setelah pengobatan selama 3 bulan

maka wanita tersebut perlu untuk melakukan pemeriksaan serologi lagi. Jika

hasil pemeriksaan ditemukan hasil kadar IgM masih (+) maka wanita

tersebut dianjurkan untuk menunda terlebih dahulu kehamilannya dan

melanjutkan pengobatan. Jika ditemukan kadar IgM (-) berarti infeksi wanita

tersebut sudah sembuh dari infeksi rubella dan telah memiliki kekebalan

terhadap penyakit rubella dan wanita ini aman untuk hamil.

26