BAB I_MARINI_BUDIARTI

download BAB  I_MARINI_BUDIARTI

of 4

description

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA KELAS X TKR SMKN-1 SUKAMARA PADA MATA DIKLAT BAHASA INGGRIS BY MARINI BUDIARTI

Transcript of BAB I_MARINI_BUDIARTI

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahBelajar pada intinya tertumpu pada kegiatan memberi kemungkinan kepada siswa agar dapat mencapai hasil sesuai tujuan. Namun sayangnya, pembelajaran yang berlangsung selama ini belum seluruhnya mengakomodasi tuntutan tersebut. Padahal, pembelajaran yang diselenggarakan seharusnya adalah pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered), siswa akan berusaha mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan terlibat aktif dalam mencari informasi (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006). Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menitikberatkan kepada kemandirian belajar siswa dan bergesernya peran guru dari sumber informasi satu-satunya menjadi fasilitator dan motivator pembelajaran.Gea (2002: 145) berpendapat bahwa kemandirian sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dimasa depannya, sebaliknya ketidak mandirian mampu mendorong orang dalam kegagalan. Dengan sudut pandang ini maka dapat dikatakan kemandirian belajar siswa menentukan berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam bidang akademiknya. Hal ini diperkuat oleh Busnawir (2006: 96) yang menyatakan bahwa siswa dengan tingkat kemandirian belajar tinggi berimplikasi kepada aktivitas belajarnya yang tinggi pula. Demikian sebaliknya, siswa yang tingkat kemandirian belajarnya rendah akan berimplikasi pada aktivitas belajar yang rendah.Sehubungan dengan kemandirian Hiemstra (1994) berpendapat ada enam hal penting yang perlu dipahami yaitu 1) adanya usaha individu untuk meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan; 2) belajar mandiri merupakan sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran; 3) belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain; 4) dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransferkan hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi yang lain; 5) siswa yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas dan 6) peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan-gagasan kreatif. Dengan kata lain, kemandirian belajar siswa dapat diukur dari usahanya untuk meningkatkan tanggung jawab, kemampuannya bekerja sendiri maupun maupun bekerja sama dengan orang lain, dan kemampuannya memberdayakan sumber daya dan aktivitas untuk pencapaian tujuan belajarnya. Dan, agar kemandirian belajar siswa dapat terbangun guru harus mampu menjalankan perannya sebagai konsultan dan fasilitator pembelajaran. Kondisi ideal tersebut di atas belum tercermin dalam proses pembelajaran pada mata diklat Bahasa Inggris kelas X TKR SMKN 1 Sukamara. Dari hasil pengamatan peneliti dan diskusi dengan rekan sejawat, disimpulkan beberapa fenomena umum yang berhubungan dengan proses pembelajaran:1. siswa kurang bergairah pada saat proses belajar mengajar berlangsung;2. kurangnya gairah belajar ini menyuburkan budaya menyontek. Penyelesaian tugas di sekolah dilakukan dengan menunggu jawaban dari siswa lain yang dianggap rajin dan mampu;3. budaya menyontek ini mengkondisikan siswa tidak siap belajar, menurunkan rasa tanggung jawab dan ketekunan terhadap tugas terutama tugas kelompok. Proses bertukar pikiran seperti bertanya, menjawab dan membuat kesepakatan jawaban atau solusi terhadap suatu permasalahan sangat jarang terlihat. Tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas biasanya dibebankan kepada siswa-siswa tertentu sementara yang lainnya tinggal menyalin saja;4. metode pembelajaran yang berlangsung belum mendorong siswa untuk mandiri karena bersifat monoton. Ceramah dan pembagian tugas kelompok secara konvensional menjadi ciri utama pembelajaran. Sebagai akibatnya, siswa menjadi pasif dan gampang lupa dengan apa yang telah dipelajari.Permasalahan ini perlu dicari solusinya agar pembelajaran dapat mendorong siswa untuk lebih mandiri dan dapat mengurangi rasa bosan dan jenuh dalam belajar. Tujuan akhirnya adalah pencapai tujuan pembelajaran secara optimal dengan meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diajarkan.Salah satu metode yang termasuk dalam model pembelajaran kooperatif yang dapat menaggulangi permasalahan tersebut adalah metode Think Pair and Share (TPS) yang dikembangkan oleh Frank Lyman. Metode ini menuntut siswa untuk bekerja secara mandiri, bekerja berpasangan dan bekerja dengan pasangan lain dalam kelompok. Hal tersebut mendorong siswa untuk selalu menyiapkan sarana pembelajaran sebelum aktivitas di kelas berlangsung, membentuk sikap positif terhadap tugas dan bertanggung jawab terhadap tugas baik secara individu. Di samping itu, TPS dapat membudayakan kerjasama dalam kelompok. TPS juga membantu meningkatkan pemahaman dan retensinya siswa terhadap materi pembelajaran (Forganty dan Robin, 1996; Lyman dalam Jones, 2002). Peneliti memilih metode ini untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran. Adapun kompetensi dasar yang menjadi fokus penelitian ini adalah memahami memo dan menu sederhana, jadwal perjalanan perjalanan umum dan rambu-rambu lalu lintas.B. Rumusan MasalahApakah melalui Metode Think Pair and Share (TPS), Kemandirian Belajar Siswa Kelas X TKR SMKN-1 Sukamara pada Mata Diklat Bahasa Inggris meningkat?C. Tujuan PenelitianTujuan Penelitian ini adalah:1. Ingin mengetahui Kemandirian Belajar Siswa melalui metode TPS yang ditinjau dari kesiapan belajar siswa, sikap siswa terhadap tugas, tanggung jawab siswa dan kerja sama siswa melalui metode TPS2. Ingin mengetahui pemahaman siswa terhadap pembelajaran melalui metode TPS

D. Manfaat Hasil Penelitian1. Bagi siswaa. untuk mendorong siswa yang kurang mandiri dalam belajar pada mata diklat Bahasa Inggris agar lebih siap dalam belajar, memperbaiki sikap siswa terhadap pembelajaran, lebih bertanggung jawab dan meningkatkan kerja sama dengan sesama siswa.b. untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran2. Bagi guruPengalaman menggunakan metode TPS dalam pembelajaran menjadi bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kemandirian belajar pada Mata Diklat Bahasa Inggris.3. Bagi sekolahSebagai masukan untuk memperbaiki proses pembelajaran Mata Diklat Bahasa Inggris dan dapat dikembangkan dalam pembelajaran pada mata pelajaran yang lain, sebagai acuan dalam peningkatan dan perbaikan pembelajaran.E. Cara Pemecahan MasalahAlternatif tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemandirian siswa Kelas X TKR SMKN-1 Sukamara adalah dengan menerapkan metode TPS. Ada tiga tahap pembelajaran dalam metode ini yaitu tahap Think, tahap Pair dan tahap Share. Pada tahap Think siswa diarahkan pada proses berpikir dan menjawab secara mandiri, pada tahap Pair siswa dikondisikan pada proses bertukar pikiran dengan pasangan lainnya dengan membawa jawaban dari tahap Think, dan pada tahap Share siswa didorong untuk bertukar pikiran dan menyepakati jawaban yang paling tepat dengan kelompok yang lebih besar. Dalam tiap tahapan TPS ini, kolabor melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa dengan fokus kepada aspek-aspek kemandirian belajar. Metode ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat pertemuan kecuali siklus III hanya terdiri dari dua pertemuan.

2