BAB I,II,III,IV

91
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memberikan ASI eksklusif kepada bayi sampai berumur enam bulan saat ini masih rendah, yaitu kurang dari dua persen dari jumlah total ibu melahirkan. Itu terjadi karena pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI masih rendah, tata laksana rumah sakit yang salah dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah 1 . Pemberian ASI ekslusif di Indonesia masih jauh dari harapan. Hasil data riskesdas 2010, dimana jenis makanan prelaktal yang paling banyak diberikan pada bayi ialah susu formula (71,3 persen) (Riskesdas,2010). Lalu berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tercatat bahwa jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% (SDKI, 2002-2003) menjadi 27,9% (SDKI, 2007) 2 . Pada usia 6 bulan pertama, bayi mempunyai hak 1

description

maya

Transcript of BAB I,II,III,IV

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Memberikan ASI eksklusif kepada bayi sampai berumur enam bulan saat ini masih rendah, yaitu kurang dari dua persen dari jumlah total ibu melahirkan. Itu terjadi karena pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI masih rendah, tata laksana rumah sakit yang salah dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah1.Pemberian ASI ekslusif di Indonesia masih jauh dari harapan. Hasil data riskesdas 2010, dimana jenis makanan prelaktal yang paling banyak diberikan pada bayi ialah susu formula (71,3 persen) (Riskesdas,2010). Lalu berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tercatat bahwa jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% (SDKI, 2002-2003) menjadi 27,9% (SDKI, 2007)2.Pada usia 6 bulan pertama, bayi mempunyai hak untuk mendapat ASI dari ibunya. Ini wajib dan harus dipenuhi oleh ibu. Para ibu sebaiknya tidak mengajukan bermacam alasan atas ketidakinginannya memberikan ASI kepada bayi. Kesehatan dan kecerdasan bayi kelak tergantung pada ASI. ASI eksklusif diberikan mulai bayi keluar dari rahim hingga usia 6 bulan. Setelah itu, perlu adanya pendamping ASI setelah 6 bulan guna menunjang kesiapan mental dan fisiknya menghadapi kehidupan bayi selanjutnya3. Anak-anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif juga lebih cepat terjangkit penyakit kronis seperti kanker, jantung, hipertensi dan diabetes setelah dewasa. Kemungkinan anak menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas juga lebih besar4.Selain pada anak, pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi ibu. ASI, selain dapat diberikan dengan cara mudah dan murah juga dapat menghentikan perdarahan pasca persalinan, psikologi ibu, mencegah kanker, sebagai alat kontrasepsi alami, mempercepat ibu kembali ke berat badan semula5. ASI tidak perlu diragukan lagi merupakan makanan bagi bayi yang paling baik. Akan tetapi ada kalanya oleh suatu sebab, ibu harus menambah atau mengganti ASI dengan makanan lain. Banyaknya produksi ASI tergantung dari aktifitas kelenjar susunya. Kadang-kadang seorang ibu yang sudah mempersiapkan diri untuk menyusui dengan makanan ekstra selama hamil, latihan jasmani dan beberapa minggu sebelum bayi dilahirkan mengurut-urut payudara, akan tetapi tidak dapat memproduksi ASI cukup atau tidak mengeluarkan ASI sama sekali6. Peneliti Ruowei seorang epidemiologist mengatakan sebagian besar bayi mendapatkan ASI hanya dalam bulan awal-awal saja, ketika bayi berumur dua atau tiga bulan tetapi kemudian menghentikannya ketika waktunya ibu kembali bekerja6.Dengan memberikan ASI sedini mungkin segera setelah bayi lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak7.Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan atau ukuran lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi ini disebut Status Gizi8.Status gizi disebut seimbang atau gizi baik bila jumlah asupan nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan sedangkan status gizi tidak seimbang dapat dipersentasikan dalam bentuk gizi kurang, yaitu bila asupan gizi kurang dari yang dibutuhkan dan dalam bentuk gizi lebih yaitu bila asupan zat gizi melebihi zat kebutuhan. Dalam status gizi baik pertumbuhan sehat (bebas dari penyakit), sebaliknya bila dalam keadaan status gizi tidak seimbang pertumbuhan seorang anak akan terganggu9. Penelitan yang dilakukan oleh Desi Sastria (2006) dengan judul Perbedaan Status Gizi Bayi yang Diberi ASI Ekslusif dan ASI non Eksklusif menunjukkan bahwa 30 % dengan pemberian ASI Ekslusif dan 70 % dengan pemberian ASI non Eksklusif. Pada kelompok ASI Ekslusif ilai status gizi terendah dengan nilai Z Skore -0.30 dan nilai status gizi tertinggi dengan nilai Z Skore 1.11 dengan nilai rata-rata Z Skore 0.4644, sedangkan pada kelompok ASI Non Eksklusif nilai status gizi terendah dengan nilai Z Skore -0.10 dan nilai status gizi tertinggi dengan nilai Z Skore 2.62 dan nilai rata-rata 0.1324. Dari hasil analisa didapat tidak ada perbedaan antara status gizi bayi yang diberi ASI eksklusif dan ASI non eksklusif.Dari realita yang muncul pada saat ini, adanya kesibukan dari ibu dalam membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga membuat ibu-ibu hanya memberikan ASI pada triwulan pertama. Di triwulan ke dua bayi ibu-ibu memilih memberikan susu formula pada bayi disela kesibukan ibu.Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh pemberian mixed feeding (ASI + susu formula) terhadap status gizi bayi usia 3-6 bulan1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas, masalah yang dapat dirumuskan dari penelitian ini yaitu Apakah ada pengaruh pemberian mixed feeding terhadap status gizi pada bayi usia 3-6 bulan ?.1.3. Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumTujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian mixed feeding terhadap status gizi bayi usia 3-6 bulan.1.3.2 Tujuan KhususTujuan khusus dari penelitian ini adalah :1. Menentukan status gizi bayi usia 3-6 bulan yang diberi mixed feeding.2. Menentukan status gizi bayi usia 3-6 bulan yang diberi ASI saja3. Membandingkan status gizi bayi usia 3-6 bulan yang diberi mixed feeding dengan status gizi bayi usia 3-6 bulan yang diberi ASI saja.

1.4. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah 1. Bagi peneliti.Dapat mengetahui apakah ada perbedaan pemberian ASI saja dan mixed feeding terhadap status gizi.2. Bagi MasyarakatDapat dijadikan sebagai ajuan untuk pentingnya memberikan ASI .3. Bagi Instansi Terkait.Dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi puskesmas yang dapat digunakan dalam pemberian pelayanan kesehatan bagi klien.4. Bagi Penelitian Lebih Lanjut.Dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut tentang pemberian makanan pada bayi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Mixed FeedingMixed feeding merupakan makanan kombinasi (ASI + susu formula) pada bayi. Alasan untuk menggunakan susu bayi articifical / Articifical Baby Milk (ABM)10.1. Kelainan pada bayiBayi mengalami galactosemia yang merupakan kelainan metabolik yang bersifat menurun.2. Bayi, dimana ibunya :a. Terkena human immunodefeciency virus (HIV)b. Menggunakan obat-obatan antiretroviral.c. Tidak di obati untuk tuberculosisi aktif.d. Terkena infeksi dengan human T-cell lymphotropic virus type I or type II.e. Tergantung obat-obatan yang terlarang.f. Menggunakan obat chemotherapy untuk kanker, seperti antimetabolites yang mengintervensi replikasi DNA dan pemecahan sel-sel.g. Mendapat pengobatan radiasi, namun hal ini hanya bersifat temporer untuk pelarangan menyusui.h. Operasi payudara tertentu.i. Minum alkohol berlebihan.

3. Ibu tak ada Bayi diadopsi, yatim piatu atau berada ada dalam asuhan pria. Ibu terpisah dari bayi karena dipenjara atau masuk RS Jiwa. Ibu menelantarkan bayinya.4. Tekanan dalam keluargaAnggota keluarga seperti ibu mertua atau pasangan hidupnya memaksanya untuk menggunakan formula bayi.5. Pendidikan kurangIbu menyangka kalau ASInya kurang dalam segi kulitas atau jumlah, atau menyusi akan menguras tenaganya, kesehatannya atau kecantikkannya. Ibu kurang mendapat pelatihan yang cukup untuk dapat menyusui tanpa kesakitan dan menghasilkan cukup ASI.6. Tekanan keuanganCuti persalinan yang tidak dibayar, tak mencukupi. Pekerjaan ibu menghalangi pemberian ASI.7. Alasan sosial budayaMenyusui itu sulit atau dilarang pada tempat kerja ibu, di sekolah, ditempat beribadah atau selagi perjalanan. Ibu menyangka kalau pemberian susu formula bayi lebih tepat secara sosial.8. Kepercayaan pribadiIbu menyangka kalau payudaranya terlalu seksi untuk bayi atau merasa kurang nyaman untuk menyusui di dekat orang-orang lain. Menyusui oleh keluarga, atau ibu susu tidak di dukung secara sosial, ia menyangka hal tersebut kurang higenis atau terlalu mahal. Atau ibu tak mau menyusui atau memutuskan untuk memberi ASI bergantian dengan formula bayi.9. Masalah dietASI dapay terpengaruh kebiasaan diet ibunya. Ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung allergen dimana beberapa waktu setelah makan makanan tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi pada bayinya. Terdapat 130 oligosaccarhida yang dijumpai pada ASI namun tak ada pada ABM (suatu pabrik susu menambahkan 3 macam oligosaccarhida pada formulanya, hal itu berarti masih kekurangan 127 tipe oligosaccharide lagi). Salah satu kontroversi yang ada yakni perlukah ditambahkan Omega-3 PUFA rantai panjang (polyunsaturated fatty acids), khususnya DHA (docosahexaenoic acid). DHA dianhhap esseential untuk pertumbuhan otak dan retina. Asam lemak Omega-3 tidak lazim ada pada suplai makanan orang dewasa. Namun ia ada dalam banyak pada ASI.2.2 Konsep Status Gizi.2.2.1 Pengertian Status Gizi.Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Keadaan gizi seseorang dapat dikatakan baik bila terdapat keseimbangan antara perkembangan fisik dan perkembangan mental intelektual. Status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi zat gizi dalam makanan, program pemberian makanan dalam keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan, daya beli keluarga, lingkungan fisik dan soal9.

2.2.2 Penilaian Status Gizi.A. Penilaian status gizi secara langsung1) Penilaian secara antropomerti Merupakan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur antara lain : Berat Badan, tinggi badan, lingkar lengan dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri telah lama di kenal sebagai indikator sederhana untuk penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan energi dan protein9.Kelemahan dan kelebihan masing-masing indeks seperti diuraikan berikut9:a) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena serangan penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi dan lebih menggambarkan Status gizi seseorang saat ini (current utritional status)9.i) KelebihanKelebihan dalam penilaian ini adalah : Lebih mudah dan lebih dimengerti oleh masyarakat, baik untuk mengukur status gizi akut maupun kronis, baerat badan dapat berfluktuasi, sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil dan dapat mendeteksi kegemukan.

ii) KelemahanKelebihan dalam penilaian ini adalah: Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat asites odema, data umur sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik, memerlukan data umur yang akurat terutama untuk anak-anak dibawah 5 tahun,sering terjadi kesalahan dalam pengukuran karena pengaryh pakaian atau gerakan pada saat penimbangan.b) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)Merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Tinggi badan kurang sensitive terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu dan lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi9.i) KelebihanKelebihan dalam penilaian ini adalah : Baik untuk menilai status gizi masa lampau, ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah didapat.ii) KelemahanKelemahan dalam penilaian ini adalah : Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun, pegukuran relative sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak sehingga diperlukan dua orang untuk melakukan pengukuran.

c) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB).Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan mengarah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu9.i) Kelebihan Kelebihan dalam penilaian ini adalah : Tidak memerlukan data umum, dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus).ii) KelemahanKelemahan dalam penilaian ini adalah : Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan karena faktor umur tidak dipertimbangkan, kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang atau tinggi badan pada kelompok balita, membutuhkan dua macam alat ukur, pengukuran lebih lama, membutuhkan dua orang untuk melakukannya, sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh kelompok non profesional.2) Penilaian secara klinis Penilaian secara klinis yaitu penilaian yang mengamati dan mengevaluasi tanda-tanda klinis atau perubahan fisik yang ditimbulkan akibat gangguan kesehatan dan penyakit kurang gizi. perubahan tersebut dapat dilihat pada kulit atau jaringan epitel, yaitu jaringan yang membungkus permukaan kulit tubuh seperti rambut, mata, mulut, lidah, gigi dan lainnya serta kelenjar tiroid8.Pemeriksaan klinis terbagi dua yaitu :a) Medical history (riwayat medis), yaitu catatan mengenai perkembangan penyakit.b) Pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan gizi baik sign (gejala yang dapat diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat diamati tetapi dirasakan oleh penderita gangguan gizi.B. Penilaian Secara Tidak Langsung.1) Statistik VitalPengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi9.2) Faktor Ekologi Menurut Bengoa (dikutip oleh Jelliffe, 1966), malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling mempengaruhi (Multiple Overlapping) dan interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan budaya8. Jumlah makanan yang tersedia tergantung pada keadaan lingkungan iklim, tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi, dan tingkat ekonomi dari penduduk. Disamping itu budaya juga berpengaruh seperti kebiasaan makan, prioritas makanan dalam keluarga, distribusi dan pantangan makanan bagi golongan rawan9.

3) Survei MakananSurvei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan penilaian jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi dan membandingkan dengan baku kecukupan, agar diketahui kecukupan gizi yang dapat dipenuhi9.Metode yang digunakan untuk menggali informasi konsumsi pangan seseorang atau sekelompok orang secara kuantitatif adalah9 :a) Metode Recall 24 jam.Prinsip dari metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan dan perkiraan jumlah bahan makanan yang dikonsumsinya selama 24 jam yang lalu, maka wawancara sebaiknya dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Dengan recall 24 jam data yang diperoleh akan lebih bersifat kualitif. Oleh karena itu untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat Ukuran Rumah Tangga (URT) (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang dipergunakan seharihari.Dari (URT) jumlah pangan dikonversikan kesatuan berat (gram) dengan menggunakn daftar URT yang umum berlaku atau dibuat sendiri pada waktu survei.Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1x24 jam), maka data yang diperoleh kurang representative untuk menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya berturut-turut.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran konsumsi zat gizi harian individu. Metode recall mempunyai kelemahan dalam hal ketepatan, karena keterangan-keterangan yang diperoleh sangat tergantung pada daya ingat responden.b) Perkiraan makanan (Estimated Food Recalds).Metode ini disebut juga food record atau diary recald, yang digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam URT atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2- 4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.c) Penimbangan Makanan (Food Weighing).Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia. Yang harus diperhatikan dalam metode ini adalah, bila terdapat sisa makanan setelah makan, maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya yang dikonsumsi.Kelebihan dari metode ini adalah data yang diperoleh lebih akurat/teliti, sedangkan kelemahannya adalah memerlukan waktu dan cukup mahal, disamping itu bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka responden dapat merubah kebiasaan mereka.d) Metode Pencatatan (Food Account).Metode ini dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua makanan yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari produksi sendiri. Jumlah makanan dicatat dalam URT, termasuk harga eceran makanan tersebut. Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan yang ada dirumah tangga dan juga tidak memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi diluar rumah dan rusak, terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang peliharaan.e) Metode Inventaris (Inventory Method).Metode inventaris disebut juga log book method. Prinsipnya dengan cara menghitung/mengukur semua persediaan makanan dirumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survey. Semua makanan yang diterima, dibeli dari produk sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan kepada orang lain atau binatang peliharaan juga dihitung. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau responden yang sudah mampu atau sudah dilatih dan tidak buta huruf.f) Pencatatan Makanan Rumah Tangga (Household Food Recard). Pengukuran dengan metode ini dilakukan sedikitnya dalam periode satu minggu oleh responden. Dilaksanakan dengan menimbang atau mengukur dengan URT dengan makanan yang ada dirumah dan termasuk cara pengolahan.C. Klasifikasi Status GiziKlasifikasi status gizi menurut standar WHO-NCHS 2005 berdasarkan Depkes 2010 adalah sebagai berikut7 ;1. Indeks yang dipakai BB/Ua. Gizi Buruk < -3 SDb. Gizi kurang - 3 s/d +2 SD2. Indeks yang dipakai TB/Ua. Sangat Pendek < -3 SDb. pendek- 3 s/d - 2

3. Indeks yang dipakai BB/TBa. sangat kurus < -3 SDb. kurus - 3 s/d +2 SDD. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi.a. Faktor Langsung71) Kecukupan Komsumsi Makanan.Status gizi masyarakat ditentukan oleh kecukupan makanan dan kemampuan tubuh yang mengandung zat gizi untuk kesehatan. Jika kecukupan konsumsi makanan kurang akan mempermudah timbulnya penyakit yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan mengakibatkan status gizi menurun.2) Keadaan KesehatanKurang gizi adalah faktor prakondisi yang memudahkan anak mendapat kesehatan yang kurang baik atau akan mempermudah timbulnhya penyakit infeksi. Dalam keadaan gizi yang baik, tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap penyakit infeksi.b. Faktor Tidak Langsung71) Ketahanan Makanan KeluargaMakanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan pada bayi dibutuhkan juga untuk pertumbuhan dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.2) Asuhan Ibu Bagi Anak.Dalam tumbuh kembang anak, tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak.3) Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan.Perawatan kesehatan yang teratur tidak saja pada anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan dapat mengetahui status gizi anak tersebut.4) PendidikanPendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam tumbuh kembang anak.5) Keberadaan dan Kontrol KeluargaKeberadaan keluarga yang harmonis akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.6) Faktor EkonomiPenghasilan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi kedua yang berperan langsung terhadap status gizi7.2.2.3 Kebutuhan Gizi Pada Bayi dan Balita Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Bayi, remaja, ibu hamil dan orang dewasa memiliki kebutuhan gizi yang berbeda beda. Pada bayi khususnya, mereka tidak dapat mencerna makanan yang berat, lambung dan usus bayi belum begitu matang. Bayi dapat mencerna susu (laktosa), tetapi belum mampu menghasilkan amilase dalam jumlah cukup. Ini berarti, bahwa bayi tidak mencerna tepung sampai paling tidak usia 3 tahun2. Makanan pertama dan utama pada bayi yaitu air susu ibu. Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal: karboohidrat dalam ASI berupa laktosa; lemaknya banyak mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh ganda); protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna ; kandungan vitamin dan mineral banyak; rasio kalsium-fosfat sebesar 2:1 yang merupakan kondisi yang ideal bagi penyerapan kalsium. Selain itu, ASI juga mengandung zat anti infeksi19. Informasi yang tepat mengenai zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi hanya mengenai beberapa macam zat gizi, tetapi jumlah yang direkomendasikan untuk dikonsumsi, yang dapat mendukung pertumbuhan seorang bayi yang sehat, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Rekomendasi Mengenai Zat-zat Gizi Yang Dibutuhkan Oleh Bayi

Energi Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama, yaitu pada masa pertumbuhan cepat, adalah 120kkal/kg BB/hari. Secara umur selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memerlukan energi sebesar kira-kira 115-120 kkal/kg/hari, yang kemudian berkurang sampai sekitar 105-110 kkal/ka/hari pada 6 bulan sesudahnya14. Energi dipasok terutama oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga dapat digunakansebagai sumber energi, terutama jika sumber lain sangat terbatas. Kebutuhan energi dapat ditaksir dengan cara mengukur luas permukaan tubuh, atau menghitung secara langsung konsumsi energi itu: yang hilang dan terpakai. Namun cara yang terbaik adalah dengan mengamati pola pertumbuhan yang meliputi berat dan tinggi badan, lingkar kepala, kepuasan dan kesehatan bayi14.Tabel.2 Perkiraan Energi Bayi

Application of Clinical Nutrition oleh FJ Zeman dan Denise MN (Prentice Hall 1988)

Cairan Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan, kegiatan fisik, kecepatan pertumbuhan dan berat jenis air seni. Air menyusun kira-kira 70% berat badan pada saat lahir yang kemudian menurun sampai 60% menjelang bayi berusia 12 bulan. Jumlah air yang dibutuhkan oleh bayi (dan anak) lebih besar 50% dibanding kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan: kalori adalah 1, 5 cc/1 kkal (rasio orang dewasa =1cc/kkal). Bayi yang sehat akan merasa kenyang dengan pasokan ASI sebanyak 150- 200 cc/kg BB (setara dengan 100-130 kkal/kg/hari) selama 6 bulan kehidupan. Jika bayi mampu secara teratur meminum ASI sejumlah seperti yang ditulis di atas. Ia tidak membutuhkan tambahan air dari sejak lahir hingga akhir tahun pertama, kecuali jika diberi tambahan makanan padat14.Tabel 3. Kebutuhan Cairan Bayi

Application of Clinical Nutrition oleh FJ Zeman dan Denise MN (Prentice Hall 1988)

Tabel 4. Kebutuhan Makanan Bayi Usia 0-12 bulan

Keterangan : a Usia dalam bulan b BB, berat badan, dalam kilogram c Kkal = rata-rata kilokalori dalam 24 jam d Cairan = cairan yang diberi dalam 24 jam e Susu = frekuensi pemberian susu selama 24 jam. Jenis formula yang dianjurkan sepanjang usia tahun pertama adalah whole milk f Makanan padat tidak boleh diberikan sebelum usia 4 atau 6 bulan, atau berat badan telah mencapai dua kali berat badan lahir g Telur lengkap, air jeruk, jeruk sitrun jangan berikan hingga berusia 12 bulan

2.2.4 Status Gizi Bayi ASI dan Susu FormulaStatus Gizi ASIGambar 1. Growth Chart Bayi Pengguna ASI

Sumber:URL:http://kellymom.com/babyconcerns/growth/growtcharts.htm#growthGrafik pertumbuhan di atas, selain memberikan informasi mengenai pertumbuhan bayi, juga dapat diketahui bagaimana keadaan gizi bayi dilihat dari indeks BB/U maupun persentil. Rata-rata berat badan bayi berada dalam garis normal mulai dari usia 1-9 bulan. Berdasarkan studi yang dilakukan pada anak-anak usia 6-14 tahun di Czech yang menggunakan ASI, didapatkan bahwa mereka beresiko lebih rendah untuk overweight disbanding yang menggunakan susu formula. Sedangkan studi di Jerman menunjukkan bahwa 4,5% dari bayi yang diberi susu formula mengalami obesitas, sedangkan resiko obesitas pada bayi ASI sekitar 0,8%.10MW Gillman et al dalam penelitiannya berjudul Risk of Overweight Among Adolescents Who Where Breastfed as Infant pada Journal of the American Medical Association (2001) mengemukakan bahwa dari sekitar 9.553 anak yang menggunakan ASI dan sekitar 4.744 anak yang menggunakan susu formula pada usia hingga 6 bulan, didapatkan hasil bahwa anak yang mengkonsumsi ASI pada 6 bulan pertama sekitar 22% beresiko lebih rendah untuk mengalami kelebihan berat badan saat menginjak usia remaja dibanding yang mengkonsumsi susu formula. Sedangkan pada remaja yang menggunakan ASI minimal 7 bulan sekitar 7.186 anak dan yang menggunakan ASI hanya 3 bulan sebanyak 4.613 anak, diperoleh hasil bahwa sekitar kurang dari 20% anak yang menggunakan ASI minimal 7 bulan mengalami kelebihan berat badan dibanding yang menggunakan ASI hanya 3 bulan.11Status Gizi Susu FormulaDalam penelitian yang dilakukan di Inggris didapatkan fakta bahwa balita yang mengkonsumsi susu formula sejak lahir beresiko besar untuk mengalami obesitas pada usia 5 tahun.12Penelitian tersebut yang dipimpin oleh Professor Atul Singhal dari MRC Chilhood Nutrition Research Centre University College London menemukan bahwa bayi-bayi sehat yang mengkonsumsi susu formula yang diperkaya dengan protein, vitamin, dan berbagai nutrisi lainnya akan mengalami penambahan lemak tubuh sebanyak 22-38% ketika berusia 5-8 tahun dibanding mereka yang hanya mengonsumsi susu botol biasa.12Riset lain menunjukkan bahwa pada bulan-bulan pertama, berat badan bayi yang diberi ASI atau susu formula adalah sama. Pada usia 4-6 bulan terjadi percepatan penambahan berat badan pada bayi yang diberi susu formula. Pada usia diatas 6 bulan, pertumbuhan fisik bayi yang diberi ASI lebih ramping dibanding yang diberi susu formula.11Pemberian susu botol yang lama dan tidak penting sebagai cara mengatasi bayi rewel atau menangis dapat membina kebiasaan yang mengharapkan atau mencari makanan kapan saja frustasi, sehingga dapat menyebabkan obesitas pada anak dari awal. Jika obesitas dimulai dari awal, obesitas ini akan menetap. Sama halnya makanan padat kalori tinggi yang tidak penting dapat menyebabkan penambahan berat badan cepat dan obesitas.132.3 Konsep ASI2.3.1 Pengertian ASIAir Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya9. Menurut Riadi dan Arjatmo, 1992. ASI merupakan makanan yang alami, yang ideal untuk bayi yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk membangun dan menyediakan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.2.3.2 Komposisi ASIASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumnuhan, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini mempunyai proporsi dan peranan yang seimbang.1ASI terdiri dari 88% air dari total komposisi ASI. Kandungan air dalam ASI yang diminum bayi sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi.13Beberapa komponen penting yang terdapat dalam ASI, dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 5. Komposisi ASI

Sumber : Nelson, Waldo E. et al. Ilmu Kesehatan Anak Vol. 1. Jakarta : EGC; 2000.

Nutrisi ASI yang lengkap dapat dipenuhi pada saat bayi menyusu dengan baik dan benar. Adapun tahapan kandungan ASI yang dalam sekali menyusu adalah sebagai berikut :1. Foremilk (susu awal)ASI yang keluar pada menit pertama, diproduksi dalam jumlah banyak, konsistensi lebih encer, mengandung banyak air, protein, dan laktosa. Kadar lemak rendah (1-2 gr/100 ml) dan berwarna agak kebiruan. Perbandingan protein dan lemaknya sekitar 12% : 42% dan sangat cocok untuk menghilangkan rasa haus pada bayi.1,14,152. Hindmilk (susu akhir)Dieksresikan setelah foremilk habis, saat menyusui hampir selesai. Hindmilk mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Rasio protein dan lemaknya sekitar 9% : 55%. Dikeluarkan bersama reflex let down dan memberi banyak kalori yang dibutuhkan bayi demi kebutuhan hidupnya. Hindmilk berwarna lebih putih dan kental karena kandungan lemak yang tinggi.13,14,15,16Supariasa dalam bukunya Penilaian Status Gizi menyatakan bahwa komposisi ASI tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komposisi ASI, antara lain sebagai berikut:9a) Stadium laktasiPerbedaan komposisi ASI dari hari ke hari selama stadium laktasi adalah sebagai berikut:

1. Kolostrum Sekresi ASI selama periode terakhir kehamilan dan selama 2-4 hari sesudah persalinan. Kolostrum berwana kuning lemon tua; reaksinya alkalis; dan berat jenisnya 1,040-1,060, berbeda dengan rata-rata berat jenis ASI matur 1,030. Jumlah kolostrum total yang disekresi tiap hari adalah 10-40 mL.17Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang. Kolostrum mengandung zat antibodi 10-17 kali lebih banyak dibanding ASI yang matang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dibanding ASI matang.12. Air susu transisiASI transisi adalah ASI yang keluar setelah kolostrum, 6-10 hari pasca partus, sampai menjadi ASI yang matang. Pada fase ini, kadar protein menurun sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meningkat.1,183. Air susu matang (mature)Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-15 sampai 15 bulan pasca partus dengan komposisi relatif konstan.18b) RasKeadaan ekonomi dan budaya, serta kebiasaan makan dan pola hidup ibu-ibu di setiap negara yang berbeda, dapat pula mempengaruhi susunan zat gizi dari ASI. Perbedaan yang nyata adalah pada kadar lemak dan beberapa vitamin dan mineral penting lainnya.9

Tabel 6. Perbedaan Komposisi Zat Gizi Ibu Tiap NegaraUnsurIndia AmerikaInggris

Lemak (gr%)Laktosa (gr%)Protein (gr%)Calsium (mg%)Fosfor (mg%)Vitamin A (IU%)Tiamin (mcg%)Vitamin C (mcg%)3,247,511,0634,211,97015,42,64,546,81,0634,414,120114,25,24,786,951,1629,913,015318,34,0

Sumber : Supariasa, I.D. Nyoman, Bachyar, dan Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

c) Keadaan giziBerdasarkan penelitian Ismadi, dkk (1974) di Yogyakarta, diperoleh bahwa keadaan gizi ibu berpengaruh terhadap komposisi zat gizi ASI.Tabel 7. Perbedaan Kompisi Zat Gizi Ibu Malnutrisi dan Gizi BaikKomposisi Gizi ASIIbu MalnutrisiIbu Gizi Baik

Protein (gr%)Lemak (gr%)Karbohidrat (gr%)Kalori (per 100 ml)1,632,997,1360,91,733,007,0561,2

Sumber: Supariasa, I.D. Nyoman, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

d) DietBeberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi protein yang baik pada ibu menyusui dapat meningkatkan konsentrasi protein ASI. Demikian juga untuk kadar lemak, vitamin B6, dan sebagainya.9

2.3.3 Keuntungan menyusui bayiASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:(18,19) ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk: Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu: (20) Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada bayinya. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil Mempercepat berhentinya pendarahan post partum. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan) Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.2.3.4 Pemberian ASI ditinjau dari beberapa aspek1) Aspek BiologisMakanan termasuk jenis mamalia dan secara alamiah seorang ibu yang baru melahirkan akan menghasilkan ASI. ASI dapat keluar atau melalui isapan bayi dan tergantung pada keadan emosi ibu. Kolostrum merupakan salah satu kandungan ASI yang sangat penting yang keluar hari pertama hingga hari ketiga14.2) Aspek PsikologisMenyusui merupakan proses interaksi antar ibu dan bayi yang sangat mempengaruhi, hubungan ini paling mudah tercipta selama 12 jam dan mulai terjalin beberapa menit setelah bayi dilahirkan, oleh karena itu sangat dianjurkan agar bayi disusui sedini mungkin setelah bayi dilahirkan14.

3) Aspek Sosial BudayaDipedesaan terlihat bayi disusui ibunya setiap hari, bahkan gadis-gadis, sebelum menikah dan melahirkan akan dapat mengamati dan mempelajari cara-cara menyusui. Dukungan masyarakat sangat membantu mensukseskan pemberian ASI sesudah melahirkan14..4) Aspek EkonomisDi Negara berkembang masalah sanitasi dan kebersihan belum begitu baik, misalnya terjadi kematian yang tinggi ada hubungannya dengan penggunaan susu botol, meninggalkan ASI beralih pada susu botol, hal ini sangat merugikan dari segi ekonomi14.2.3.5 ASI EksklusifA. Pengertian ASI EksklusifPemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti : susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa makanan tambahan padat seperti : pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit, bubur asi dan tim1.ASI eksklusif merupakan cara menyusui bayi segera setelah lahir dan hanya diberikan ASI saja sampai bayi umur 6 bulan tanpa diberikan makanan lain1.B. Manfaat ASI Eksklusif ASI eksklusif yang telah direkomendasikan oleh WHO pada tahun 2002 agar ASI diberikan selama 6 bulan pertama menurut penelitian, memberikan manfaat bagi bayi, ibu, keluarga dan Negara.1) Manfaat bagi bayi(1)a) Komposisi sesuai dengan kebutuhanAir susu setiap spesies mahluk hidup yang menyusui itu berbeda sesuai dengan laku pertumbuhan dan kebiasaan menyusui anaknya. Jadi ASI dirancang sedemikian rupa untuk bayi manusia.b) Kalori ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai enam bulanDengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai usia enam bulan.c) ASI mengandung zat pelindungAnti body (zat kekebalan tubuh) yang terkandung dalam ASI akan memberikan perlindungan alami bagi bayi baru lahir. Anti bodi dalam ASI ini belum bisa ditiru pada formula.d) Perkembangan psikomotor lebih cepatBerdasarkan penelitian, bayi yang mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat bila dibandingkan dengan bayi diberi susu formula.e) Menunjang perkembangan kognitifDaya ingat dan kemampuan bahasa bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.f) Menunjang perkembangan penglihatanHal ini antara lain ASI mengandung asam lemak omega 3.g) Memperkuat ikatan ibu dan anakRasa aman dalam diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. Ia menikmati sentuhan kulit yang lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang telah dikenalnya selama dalam kandungan.h) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangatMelalui proses menyusui, anak akan belajar dan memberi kasih sayang pada orang-orang sekitarnya.i) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diriTerjalinnya komunikasi langsung antara ibu dan bayinya selama proses menyusui akan menigkatkan kelekatan diantara mereka. Rasa hangat dan percaya bahwa ada seseorang yang selalu ada apa bila dibutuhkan lambat laun akan berkembang menjadi percaya pada diri sendiri(1).2) Manfaat Bagi Ibu(1)a) Mencegah perdarahanMencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula, ini merupakan hormon progesterone yang merangsang kontraksi otot-otot disaluran ASI sehingga ASI terperah keluar juga akan merangsang kontraksi rahim.b) Mencegah anemia defisiensi zat besiBila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka resiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada ibu akan berkurang.c) Mempercepat ibu kembali ke berat sebelum hamilDengan menyusui cadangan lemak dalam tubuh ibu yang memang disiapkan sebagai sumber energi selama kehamilan untuk digunakan sebagai energi pembentukkan ASI akan menyusut. Penurunan berat badan ibupun akan terjadi lebih cepat.d) Menunda kesuburanPemberian ASI dapat digunakan sebagai cara mencegah kehamilan. Namun ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu : bayi belum diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan dan ibu belum haid.e) Menimbulkan perasaan dibutuhkanRasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuai dengan kemampuan dirinya demi kebaikkan bayinya akan memperkuat hubungan batin ibu dan bayinya.f) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovariumPenelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.3) Manfaat bagi keluarga\(1)a) Mudah pemberianASI selalu tersedia dalam suhu yang sesuai dan dapat diberikan kapan saja bayi merasa lapar.

b) Mengurangi biaya rumah tangga.ASI tidak perlu dibeli seperti halnya susu formula. Uang untuk membeli susu dapat dialihkan untuk membiayai kebutuhan rumah tangga lainnya.4) Manfaat Bagi Negara(1)a) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan. Angka kematian dan kesakitan bayi yang mendapat ASI akan berkurang. Selain itu dengan tertundanya masa subur ibu, penggunaan obat-obatan atau alat KB dapat dihemat untuk beberapa bulan.b) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula dan perlengkapan menyusuiPemerintah dapat menghemat biaya pengeluaran untuk membeli suu botol, botol, dot dan bahan bakar minyak atau gas yang diperlukan dalam persiapan air panas untuk membuat susu formula.c) Mengurangi polusiPemberian ASI tidak akan menyebabkan terjadinya tumpukan kaleng/kardus dan pencemaran udara.d) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitasAnak yang jarang sakit dan tumbuh kembang dengan optimal akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berperan sebagai SDM yang berkualitas20.

C. Pemberian ASI EksklusifPemberian ASI sebaiknya dimulai secepat mungkin bila keadaan ibu dan bayi memungkinkan. Pemberian ASI meliputi frekwensi dan lamanya pemberian.1) Frekwensi menyusui(7)a) Frekwensi menyusui dengan pembatasan ( Taken Breast Feeding). Pembatasan dilakukan mengenai frekwensi, jarak menyusui. Jadwal waktu yang ketat dan lama menyusui kira-kira 10-15 menit. Cara ini dapat mendidik bayi untuk membiasakan disiplin dan memberi kemudahan bagi petugas kesehatan di rumah sakit atau dirumah bersalin dalam mengelola pasangan bayi dan ibu menyusui, namun sekarang cara ini dianggap mengurangi kemampuan menyusui pada ibu oleh karena itu tidak dianjurkan lagi.b) Frekwensi menyusui dengan gaya bebas ( On demand). Cara ini bayi disusui setiap kali menangis karena lapar atau haus. Menyusui gaya ini dianjurkan dan biasa disebut menyusui menurut kehendak bayi .2) Lama Pemberian ASI(7)Pemberian ASI tergantung kondisi dalam dua hari pertama, produksi ASI yang belum banyak hingga tidak perlu menyusui terlalu lama cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI. Pada hari-hari berikutnya bayi dapat disusui selama 15-20 menit tiap kali menyusui.2.4 Konsep Susu Formula2.4.1 Pengertian Susu Formula Pada umumnya formula bayi di buat dari susu sapi yang diubah komposisinya hingga mendekati susunan yang terdapat pada ASI. Para ahli gizi dan dokter anak memberi petunjuk bagaimana merubah susunan susu sapi hingga dapat diberikan pada bayi tanpa ada efek sampingnya21.1) European Sociality for Peadiatric Gastroenterology and Nutrition (ESPGAN) Community On Nutrition dalam publikasinya membagi formula bayi (infant formula) dalam dua jenis, yaitu (21):a) Starting Formula (formula awal)Starting formula dalam bentuk bubuk setelah ditambah dengan sejumlah air sesuai dengan petunjuk produsennya dan jika pemberian sehari-harinya cukup, harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat-zat gizi esensial bagi bayi sampai umur 4 6 bulan, dan bersamasama dengan makanan tambahannya seperti buah, bubur susu dan nasi tim, sampai umur 1 tahun. Formula awal dibagi lagi dalam 2 golongan, yaitu :i. Formula adaptasi (adaptasi berarti disesuaikan dengan kebutuhan bagi bayi baru lahir). Formula ini bagi bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Susunan formula adaptasi sangat mendekati susunan ASI dan sangat baik bagi bayi baru lahir sampai umur 4 bulan. Pada umur dibawah 3-4 bulan fungsi saluran pencernaan dan ginjal belum sempurna hingga pengganti ASInya harus mengandung zat-zat gizi yang mudah dicerna dan tidak mengandung mineral yang berlebihan maupun kurang.ii. Complete Starting Formula (formula awal lengkap)Formula yang mengandung susunan zat gizinya lengkap dan pemberiannya dapat dimulai setelah bayi lahir. Berbeda dengan formula adaptasi, formula awal lengkap ini terdapat kadar protein yang lebih tinggi dan rasio antara fraksi-fraksi proteinnya tidak disesuaikan dengan rasio yang terdapat dalam susu ibu. Lagi pula kadar sebagian besar mineralnya tinggi dibandingkan dengan formula adaptasi.b) Follow up Formula ( formula lanjutan, mengganti formula bayi yang sedang dipakai dengan formula yang dimaksud) Formula ini diperuntukkan bagi bayi berumur 6 bulan keatas. Telah diuraikan bahwa formula adaptasi dibuat sedemikian, hingga tidak memberatkan fungsi pencernaan dan ginjal yang pada waktu lahir belum sempurna. Maka untuk itu dalam formula adaptasi zat-zat gizinya cukup untuk pertumbuhan yang normal dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit gizi yang disebabkan oleh kekurangan maupun kelebihan masukan zat-zat tersebut. Oleh sebab pada umur 4-5 bulan fungsi organ-organ sudah memadai maka kelebihan zat gizi dapat dikeluarkan lagi oleh ginjal. Lagi pula dengan pertumbuhan yang cepat dan aktivitas fisik yang bertambah, maka formula bayi adaptasi tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan bayi diatas umur 6 bulan, terkecuali jika bayi demikian sudah mendapat makanan tambahan seperti makanan padat yang memenuhi syarat Badan Kesehatan Dunia (WHO).Rekomendasi/syarat bagi pembuatan formula lanjutan ialah jika diencerkan menurut pembuatnya dan diberikan dalam jumlah yang cukup, walaupun bayi tersebut menolak makanan padat, masih dapat menunjang pertumbuhannya. Perbedaan diantara formula adaptasi dan formula lanjutan terletak pada perbedaan kadar beberapa zat gizinya. Formula lanjutan mengandung protein yang lebih tinggi sedangkan rasio proteinnya tidak mengikuti rasio yang terdapat pada ASI, kadar beberapa mineral tinggi. Pertumbuhan yang cepat memerlukan protein ekstra sebagai zat pembangun dan juga berbagai mineral lebih banyak, maka dibuat formula lanjutan yang dapat diberikan pada anak dari umur diatas 6 bulan sampai 3 tahun21..2.4.2 Komposisi Susu FormulaPenggunaan susu formula tidak dianjurkan bagi bayi yang sehat dan tidak memiliki gangguan dalam memperoleh ASI. Seperti yang dikemukakan di atas bahwa ada indikasi tertentu dalam memilih susu formula yang diberikan pada balita. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi ASI dengan susu formula. Adapun nilai kandungan rata-rata zat gizi susu formula dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Komposisi Susu Formula

Sumber : Nelson, Waldo E. et al. Ilmu Kesehatan Anak Vol. 1. Jakarta : EGC; 2000.Dari analisis ASI dan susu sapi, didapatkan bahwa susu sapi murni tidak cocok untuk nutrisi bayi. Susu ini harus diencerkan untuk memenuhi kebutuhan protein yang lebih rendah, tetapi jika diencerkan, tidak akan memenuhi kebutuhan kalorinya. Susu epavorasi modifikasi atau formula komersial dapat digunakan sebagai pengganti.22Formon yang merupakan ahli yang di bidang makanan bayi dewasa ini menyarankan bahwa susu formula harus dapat memenuhi 7-16% kalori dari protein, 30-55% kalori dari lemak, paling sedikit 1% kalori berasal dari asam linoleik, dan sisanya dari karbohidrat. Pemilihan bahan makanan yang dipergunakan harus sesuai dengan daya cerna bayi dan biovailabilitas zat-zat gizi yang cukup tinggi. Komposisi susu formula yang dinyatakan memenuhi persyaratan, antara lain sebagai berikut21:

Tabel 9. Komposisi Susu Formula Ideal

Sumber : Muchtadi, D. Gizi Untuk Bayi: ASI, Susu Formula, Dan Makanan Tambahan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan; 1990

2.4.3 Alasan Memilih Susu FormulaBeberapa alasan yang dikemukakan oleh sebagian besar ibu yang menggunakan susu formula bagi bayinya, antara lain sebagai berikut: Mudah memantau jumlah yang diminum bayiPara ibu dapat mengetahui dan memantau dengan jelas seberapa banyak susu yang telah diberikan kepada bayinya melalui botol susu. Sedangkan pada pemberian dengan ASI, ibu yang belum berpengalaman sering merasa khawatir akan kecukupan susu yang diminum oleh bayinya.23 Kepuasan yang lebih lama bagi bayiSusu formula yang dibuat dari susu sapi lebih sulit dicerna daripada ASI, dan endapan besar seperti karet yang dibentuknya akan tinggal lebih lama di lambung bayi, menimbulkan rasa kenyang selama beberapa jam, dan memperpanjang waktu di antara waktu-waktu pemberian susu sapi 3 atau 4 jam.22 Lebih bebasPemberian susu melalui botol tidak mengikat para ibu, khususnya bagi ibu-ibu yang berkarier.20 Ayah dapat lebih berperan sertaAyah dapat turut menikmati kesenangan dalam memberi makanan bayi.23 Tidak mengganggu model bajuSeorang ibu yang memberi susu botol pada bayinya, dapat berpakaian sebagaimana yang diinginkan ibu.232.4.4 Macam-macam SusuDisamping susu bayi yang dapat diberikan pada bayi sehat, produsen bayi juga membuat formula-formula khusus untuk diberikan pada bayi dengan kelainan metabolisme tertentu, agar supaya bayi itu dapat tetap tumbuh normal, baik fisik maupun kejiwaannya. Susu semacam ini dikenal sebagai formula diit. Formula ini sebaiknya diberikan kepada bayi atas petunjuk dokter241) Formula premature.Untuk pertumbuhan bayi prematur yang cepat, diperlukan zat-zat gizi yang lebih banyak, sehingga formula yang dibuat khusus bagi bayi prematur berlainan komposisinya dibandingkan dengan formula biasa. Formula ini khusus prematur yang pada saat ini beredar di Indonesia adalah : Neonatal dan Enfalak.2) Formula Rendah LaktosaDidalam air susu terdapat gula disakarida yang disebut laktosa. Laktosa hanya dapat diserap oleh usus setelah dihidrolisis menjadi menjadi monosakarida oleh enzim disakaridase (laktase). Dalam keadaan tertentu aktivitas laktase menurun atau tidak ada sama sekali, sehingga pencernaan laktosa terganggu. Laktosa yang tidak dicerna tersebut akan masuk keusus besar dan didalam usus besar ini akan difermentasikan oleh mikroflora usus sehingga dihasilkan asam laktat dan beberapa macam gas. Adanya produksi gas ini akan menyebabkan terjadinya kembung perut, mules-mules dan diare. Jarang sekali ditemukan bayi yang tidak mempunyai ezim laktase, yang sering dijumpai adalah keadaan rendahnya aktivitas laktase. Untuk mengatasi keadaan ini maka dibuat susu formula dengan kandungan laktosa yang rendah atau tidak mengandung laktosa sama sekali. Adapunmerk-merk susu formula ini yang beredar di Indonesia adalah LLM (Low Lactose Milk) dan Almiron dengan kandungan laktosa sekitar 1 %, serta Bebelac FL yang tidak mengandung laktosa sama sekali243) Formula dengan asam Lemak MCT (Medium Chain Triglicerida)Kemampuan tubuh untuk menyerap asam lemak tergantung dengan panjang/pendeknya rantai karbon yang membentuk asam lemak tersebut. Asam lemak berantai pendek lebih mudah diserap oleh usus, jika bayi menderita kesulitan dalam penyerapan lemak yang dapat ditandai dengan gejala diare dan banyaknya lemak yang terdapat dalam feses maka lemak yang diberikan harus banyak mengandung MCT. Susu formula ini adalah Portagen.4) Formula Protein Hidrolisat Pada tubuh yang terkena penyakit sehingga tidak dapat mencerna protein yang masuk melalui makanan tidak dapat dicerna oleh usus dan dikeluarkan lagi melalui feses. Keadaan ini harus diberikan susu formula yang mengandung protein yang sudah mengalami hidrolisis terlebih dahulu. Formula ini yang dapat ditemukan di Indonesia adalah Nutramigen.5) Formula Kacang Kedelai Kadang-kadang bayi tidak mendapatkan ASI melainkan PASI. Pemberian PASI pada bayi biasanya akan terkena diare, batuk-batuk. Dalam hal ini ada kemungkinan bayi tidak dapat menerima protein susu sapi, sehingga menimbulkan alergi, susu formula dari susu sapi tersebut dapat diganti dengan formula ini , oleh karena protein kedelai mengandung asam-asam amino dengan pola susunan yang berlainan dengan protein susu sapi maka formula susu kedelai dapat menggantikan formula susu sapi. Contoh formula kedelai adalah: Nutri-soya dan Prosobee.

6) Formula Semi Elementer.Adakalanya terdapat gangguan yang serius pada usus bayi sebagai akibat infeksi usus, setelah disingkirkan usus melalui pembedahan atau oleh karena kelainan bawaan pada saluran pencernaan, sehingga menyebabkan berkurangnya toleransi terhadap susu formula biasa. Bayi yang demikian menunjukkan intoleransi terhadap laktosa, tidak dapat menyerap dengan baik lemak yang terdapat dalam susu formula biasa. Pemberian formula biasa akan mengakibatkan diare terus menerus sehingga kebutuhan zat-zat gizi untuk pertumbuhan bayi tidak dapat terpenuhi. Untuk memperbaiki keadaan itu maka bahan makanan yang diberikan harus dapat mengurangi tekanan terhadap saluran pencernaan. Zat-zat gizi yang diberikan pada penderita ini harus mudah dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan yang sedang sakit. Terdapat dua macam produk yang dipasarkan di Indonesia yaitu: Pregestimil dan Pepti Junior22.2.4.5 Penyiapan Pemberian Susu FormulaBaik alternatif pertama maupun kedua, memiliki satu syarat mutlak susu harus bersih dan steril agar bebas dari kuman penyakit. Jika tidak, bayi malah terserang sakit perut dan diare. Karena itu, pastikan kebersihan dan sterilitas susu bayi, botol susu, sampai dot susu25.1) Langkah-langkah menyiapkan susu bersih dan steril25a) Sediakan peralatan penyimpan susu yang layak, seperti:

Botol susu Idealnya menyediakan 8 botol ukuran penuh (250 ml/8 oz) jika bayi mendapat susu botol secara penuh (tidak disusui sama sekali). DotGunakan dot dalam jumlah cukup untuk cadangan, dan simpanlah dalam keadaan siap pakai dalam wadah steril, agar sewaktu-waktu dapat dipakai jika diperlukan. kenali jenis-jenis dot agar memudahkan pemilihannya dan tepat dalam penggunaannya.b) Cuci sampai bersihTaruh semua botol susu, dot, tutup botol, ring botol, sendok yang telah dibilas terlebih dahulu, ke dalam air panas yang telah diberi sabun cair. Cuci dengan seksama dengan cara :i. Taruh semua botol susu, dot, tutup botol, ring botol, sendok yang telah dibilas terlebih dahulu, ke dalam air panas yang telah diberi sabun cair. Cucilah dengan seksama.ii. Sikat bagian dalam botol menggunakan sikat botol untuk membuang sisa-sisa susu yang tertinggal. Sikat dengan teliti seputar leher botol pada bagian dalam dan luarnya juga.iii. Gosokkan garam dapur pada bagian dalam dot dan gerakkan dengan memeras dan memijit bagian ujung dot. Cara ini dapat menghilangkan sisa-sisa susu yang tertinggal.iv. Bilaslah semua botol susu, dot, dan peralatan lainnya dengan seksama di bawah air yang mengalir. Gunakan peniti untuk membersihkan lubang dot yang tersumbat.c) Sterilkan agar terbebas dari kuman penyakitIsilah sebuah ember bersih dengan air dingin dan tambahkan tablet atau cairan untuk mensterilkan. Setelah tablet larut di dalam air, masukkan seluruh peralatan ke dalam ember, celupkan botol-botol hingga terisi penuh oleh air agar tidak naik dan mengapung ke atas. Aduk-aduklah seluruh peralatan hingga sama sekali tidak terlihat lagi adanya gelembung-gelembung udara. Diamkan selama waktu minimum yang diperlukan, kemudian ambillah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dan bilaslah dengan air panas. Lalu keringkan di atas kertas tisu dapur. Selain menggunakan tablet pensteril, bisa pula mensterilkan dengan cara:i. MerebusCucilah seluruh peralatan hingga bersih, lalu rebus selama 25 menit. Semua peralatan harus benar-benar terendam seluruhnya.ii. Menggunakan alat steril listrik uap panasCara cepat untuk mensterilkan dan terjamin higienis, namun hanya dapat memuat beberapa botol dan dot susu saja. Namun masih harus mencuci semua botol dan dot hingga bersih terlebih dahulu25.

Beberapa cara yang perlu diketahui dalam menyiapkan susu formula untuk bayi terutama untuk pertama kalinya mempunyai bayi25 :1. Awali dengan mencuci tangan sebelum membuat susu untuk bayi2. Kemudian masukkan air hangat ke dalam botol susu. Jangan gunakan air mendidih atau air dingin.3. Masukkan susu ke dalam botol yang telah berisi air hangat sesuai takaran yang dianjurkan pada petunjuk pemakaian.4. Pasang cincin dan tutup botol, dan putar erat-erat hingga tertutup rapat. Buka tutup botol lalu pasang dot susu. Jangan sentuh ujung dot dengan jari. Lalu pasang cincin botol dan putar hingga rapat. Periksa suhu susu dengan meneteskannya di punggung tangan. Susu harus hangat, bukan panas.5. Buatlah susu untuk satu kali pemakaian saja. Bila masih tersisa, boleh disimpan di suhu kamar/lemari es, sebaiknya tidak lebih dari 1 jam.Ukuran sendok takar: 4,4 g ; 1 liter = 135 g susu bubuk + 900 ml air Gunakan hanya sendok takar yang disertakan dalam kemasan. Jika susu bubuk yang dicampurkan lebih banyak atau lebih sedikit yang dianjurkan, bisa terjadi dehidrasi atau menyebabkan bayi kurang gizi. Jangan mengubah komposisi air dan susu bubuk yang diberikan tanpa konsultasi dahulu pada dokter. Siapkan hanya satu botol susu setiap kalinya. Ikuti instruksi penyajian setepat mungkin.

2.5. Kerangka TeoriSetelah memperhatikan seluruh teori, maka disusun kerangka teori sebagai berikut:Gambar 2. Bagan kerangka teori

Ketahanan makanan keluargaAsuhan bagi ibu dan anakPemanfaatan YanKes dan sanitasi lingkunganPendidikan Keberadaan dan Kontrol KeluargaPolitik Struktur EkonomiMixed FeedingASI EksklusifSusu FormulaKecukupan makanan Keadaan KesehatanSTATUS GIZI

Ket:: faktor tidak langsung:faktor langsung: variabel yang akan diteliti2.6. Kerangka Konsep PenelitianBerdasarkan kerangka teori diatas, maka dapat dirumuskan kerangka konseppenelitian sebagai berikut :

Kelompok bayi 3-6 bulan yang diberikan ASIGambar 3. Kerangka Konsep

Status Gizi

Kelompok bayi 3-6 bulan yang diberikan mixed feeding

Sosial Ekonomi

Ket : : variabel independent : berpengaruh langsung: variabel dependent : berpengaruh tidak langsung: variabel random2.7. Variabel Penelitian1. Variabel independent (bebas) : ASI dan Mixed feeding2. Variabel dependent (terikat) : Status gizi3. Variabel random : sosial ekonomi

2.8. HipotesisHipotesis dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian Mixed feeding terhadap status gizi pada kelompok bayi usia 3-6 bulan.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode PendekatanJenis penelitian ini yaitu penelitian observasional dengan menggunakan rancangan case control design. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan prospektif .3.2 Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah bayi berusia 3 - 6 bulan yang berkunjung di Puskesmas.2. SampelPengambilan sampel dilakukan bukan secara acak (non random) dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan didapatkan jumlah sampel 30 bayi yang memenuhi kriteria dengan ketetapan 15 bayi dengan ASI dan 15 bayi dengan mixed feeding. Jumlah sampel yang telah ditentukan ditambahkan dengan 10 % cadangan sehingga total sampel yang digunakan adalah 34, dengan ketetapan 17 bayi dengan ASI dan 17 bayi dengan mixed feeding. Dalam penelitian ini digunakan ada 2 kelompok yakni :a. Kelompok bayi usia 3-6 bulan yang diberikan mixed feeding.b. Kelompok bayi usia 3-6 bulan yang diberikan ASI saja.

3.3 Kriteria Sampling1. Dalam sampel yang digunakan memiliki kriteria inklusi antara lain: a. Bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan normal.b. Bayi mendapatkan ASI saja dan atau mixed feeding.c. Selama dilakukan pengambilan data bayi dalam keadaan sehat (selama 6 bulan tidak menderita penyakit kronis). d. Bersedia ikut dalam penelitian ini.2. Dalam sampel yang digunakan memiliki kriteria eksklusi antara lain : a. Bayi yang lahir tidak cukup bulan, kecil masa kehamilan (KMK).b. Bayi yang selama dilakukannya penelitian pernah mengalami penyakit kronis.3.4 Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif1. Mixed FeedingMixed feeding yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ASI yang ditambahkan dengan susu formula. Dalam pembuatan susu formula dihitung berdasarkan kebutuhan kalori sesuai dengan umur bayi.Kriteria Objektif:a. Ya: jika diberikan ASI dengan tambahan susu formulab. Tidak : jika diberikan ASI tanpa penambahan susu formula.2. Status giziStatus gizi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tingkat keadaan status gizi seseorang yang ditentukan berdasarkan hasil pengukuran antropometrik yang kemudian dihubungkan dengan keadaan baku standar. . Pada penelitian ini digunakan indikator BB menurut U (BB/U) kemudian dihitung berdasarkan standar deviasi unit (SD) atau disebut juga Z-score.Kriteria Objektif : a. Gizi Buruk : < -3 SD b. Gizi kurang: - 3 s/d +2 SD3. Penyakit KronisPenyakit kronik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penyakit yang berlangsung dalam seminggu ataupun lebih dari seminggu yang berdampak langsung pada penurunan berat badan bayi.a. Menderita : jika penyakit berlangsung dalam seminggu ataupun lebih.b. Tidak Menderita : jika penyakit berlangsung kurang dari seminggu3.5 Instrumen Penelitian1. Lembar Informed consent 2. Lembar Kuisioner3.6 Metode Pengumpulan Data Pengambilan data dimulai setelah memperoleh perijinan dari Puskesmas. Sampel atau subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria dibagi menjadi dua, yaitu :1. Kelompok bayi dengan ASI saja2. Kelompok bayi dengan mixed feedingSampel yang telah memenuhi syarat dilakukan wawancara terpimpin pada ibu dengan lembar wawancara yang berisi data responden, data identitas sampel yaitu nama, jenis kelamin, umur, dan kemudian dilakukan penimbangan berat badan.Adapun langkah langkah pengumpulan data sebagai berikut :a. Ke Puskesmas untuk menanyakan jumlah bayi yang terdata.b. Memberikan tanda pada rumah responden yang akan disurvei dan telah sesuai dengan data register anak yang diberikan mixed feeding dan atau ASI saja (yang terpilih sebagai sampel secara Purposive Sampling).c. Melakukan survei observasi dengan menggunakan kuesioner yang telah ditentukan.d. Melakukan pencatatan hasil observasi tiap 2 minggu selama 3 bulan.

Alur penelitian ditampilkan sebagai berikut :Gambar 4. Alur Penelitian

Bayi usia 3 bulan di puskesmas

wawancara

eksklusi

Bayi yang memenuhi kriteria inklusi

Kelompok mixed feeding (ASI + susu formula)KelompokASI saja

Pemberian susu formula dihitung berdasarkan kebutuhan kalori sesuai dengan umur bayi dan ASI bisa diberikan kapan saja. Tiap 2-3 jam diberikan ASI

Bayi dipantau dan dinilai status gizi tiap 2 minggu selama 3 bulanAnalisis statistik diberikan ASI

3.7 Metode Pengolahan Data dan Analisa Data1. Metode pengolahan data.a. Data ASI dan Mixed FeedingMemasukan data ke dalam komputer dengan menggunakan aplikasi program SPSS 18.0.b. Data Status GiziData yang digunakan pada penelitian ini adalah data hasil penimbangan di KMS. Data dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi distribusi.2. Analisa data. Pada penelitian perbedaan status gizi pada pemberian ASI dan Mixed Feeding saja ini data status gizi dihitung menggunakan BB/U, dari hasil uji kolmogorof Smirnov Test didapatkan bahwa data berdistribusi normal dan kemudian data dilakukan uji beda dengan T-Test untuk mengetahui perbedaan status gizi pada kelompok ASI dan kelompok mixed feeding yang menggunakan program komputer SPSS versi 18.0.3.8 Etika Penelitian1. Informed concent (Lembar persetujuan), diberikan kepada responden yang diteliti yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang sebelumnya telah diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.2. Anonamity (kerahasiaan identitas), kerahasiaan identiras responden penelitian dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian.3. Right to with draw (hak untuk mengundurkan diri), responden berhak mengundurkan diri selama proses penelitian. Hal ini tidak berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan selama pengobatan di Puskesmas.

BAB IVGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN4.1 Letak Geografis Puskesmas Jumpandang Baru terletak di Jalan Ade Irma Nasution Blok C No.1 Kelurahan Rappojawa Kecamatan Tallo Kota Makassar dengan luas wilayah kerja 4,76 km2. Dari sejumlah kelurahan terdapat 21 ORW dan 150 ORT. Seluruh wilayah tersebut dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan empat, kecuali Kelurahan Lakkang dimana untuk sampai ke wilayah tersebut harus melewati sungai dengan menggunakan perahu. Adapun letak dan batas-batas wilayah kerja puskesmas Jumpandang Baru sebagai berikut.(a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kaluku Bodoa(b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Rappokalling(c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Malimongan Baru (d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pannampu.

Gambar 5. Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar4.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Jumpandang Baru, kepadatan penduduk adalah jiwa per km2, jumlah kepala keluarga (KK) tahun 2011 di Wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru adalah 6.338 KK melebihi jumlah yang ada yaitu 4.986 rumah.4.3 Keadaan Ekonomi Sesuai profil Kesehatan Tahun 2010 adalah Rp. 475.258 (angka perkiraan). Angka tersebut cenderung menurun akibat krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997. Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru sebagian besar adalah karyawan swasta (1160), buruh (970), PNS (849), lain-lain (258), dan selebihnya adalah pengangguran (1378).

61

Sheet1No.Zat GiziMean %1.Kalori7,47 kkal/mL2.Protein1-1,5%3.KarbohidratLaktosa6,5-7%Polisakarida10%4.Lemak3.50%5.Mineral0,15-0,25%6.VitaminVitamin A0,61 mg/LTiamin0,142 mg/LRiboflavin0,373 mg/LVitamin B60,18 mg/LVitamin C52 mg/LVitamin D4-100 IU/L

Sheet1No.Zat GiziMean %1.Kalori0,7 kkal/mL2.Protein3.30%3.KarbohidratLaktosa4.50%4.Lemak3,25-4%5.Mineral0,7-0,75%6.VitaminVitamin A0,27 mg/LTiamin0,43 mg/LRiboflavin1,56 mg/LVitamin B60,51 mg/LVitamin C11 mg/LVitamin D5-40 IU/L