Bab i,ii,iii,iv
Transcript of Bab i,ii,iii,iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
kompleks karena dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tersedianya
pelayanan kesehatan, faktor sosial budaya serta faktor lingkungan hidup
sesorang. Pada era globalisasi dengan perkembangan pesat ilmu
pengetahuan serta teknologi di bidang kesehatan radiologi dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Sejalan dengan hal
tersebut radiografer sebagai suatu profesi juga dituntut untuk memberikan
pelayanan radiologi yang profesional sesuai dengan tuntutan profesi
radiologi dan kebutuhan masyarakat. Dalam menghadapi tuntutan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan radiologi yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dan dikembangkan
kualitas sumber daya manusia dan tenaga kesehatan khususnya tenaga
kesehatan radiografer sehingga tecapai pelayanan yang berkualitas.
Teknik Radiolografi merupakan ilmu yang mempelajari tatacara
pemotretan dengan menggunakan sinar X (Sinar Rontgen) untuk membuat
gambar radiografi yang baik,yang dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosa.
2
Pelayanan profesional harus didasarkan pada kejelasan peran serta
dapat menciptakan team work yang bertanggung jawab sesuai dengan
profesinya masing-masing sehingga tidak terjadi konflik tanggung jawab.
Teknik Pemeriksaan rontgen clavicula yang mengalami klinis fraktur
sangat jarang ditemukan, sehingga menarik untuk dicermati dan diteliti,
selain itu tulang clavicula adalah tulang pertama yang mengalami
pengerasaan pada saat perkembangan embrio pada minggu ke – 5 sampai
dan minggu ke – 6, clavicula juga yang merupakan tulang terakhir yang
menyelesaikan proses pengerasan yakni pada usia 21 tahun.
Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di
jaringan sekitarnya. Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering
mengalami fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena yang letaknya
superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik seperti
pada tulang yang lainnya yaitu kelainan metabolic tulang, fraktur dan
lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan yang berkekuatan
rendah hingga yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya
fraktur tertutup ataupun fraktur terbuka.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul laporan diatas maka rumusan masalah ini adalah :
Bagaimana teknik radiografi os. clavicula dengan klinis fraktur di RSUD
kota bekasi.
3
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Setelah melakakun teknik radiografi penulis ingin mendapatkan
pengalaman secara nyata dalam menerapkan teknik radiografi pada pasien
yang mengalami fraktur clavicula sinistra.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui teknik radiografi pada os clavicula dengan klinis
fraktur.
b. Untuk mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam teknik
radiografi pada os clavicula dengan klinis fraktur.
c. Untuk mengetahui posisi pasien pada saat melakukan teknik radiografi
pada os clavicula dengan klinis fraktur.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Untuk Rumah Sakit umum daerah kota Bekasi, hasil penelitian ini
bermanfaat : sebagai masukan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan
dalam bidang teknik radiografi dalam pemeriksaan clavicula dengan klinis
terjadinya fraktur.
4
1.4.2. Untuk Akademik, hasil penelitian ini bermanfaat : sebagai penambahan
naskah ilmiah tentang teknik radiografi dalam pemeriksaan clavicula
dengan klinis terjadinya fraktur.
1.4.3. Untuk Penulis, hasil penelitian ini bermanfaat : Untuk lebih menguasai
mengenai teknik radiografi pada kasus fraktur clavicula.
1.5. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitiaan, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Berisikan mengenai Sejarah singkat RSUD kota Bekasi, Anatomi
os clavicula, Fisiologi os clavicula, Patofisiologi os clavicula,
Teknik radiografi pada os clavicula dan Proteksi radiasi.
Bab III : Tinjauan Kasus,
Terdiri dari Hasil dan Pembahasan.
Bab IV : Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Profile RSUD Kota Bekasi
2.1.1. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi adalah rumah sakit
pemerintah yang didirikan pada tahun 1900.
Bermula dari Balai Kesehatan tahun 1939, luas bangunan 6x8 m2, luas
lahan 400 m2.
Pada tahun 1942 menjadi Poliklinik Bekasi.
Pada 24 Juli 1946 Rumah Sakit Pembantu.
Pada tahun 1956 menjadi Rumah Sakit Umum Kabupaten Bekasi.
Pada tahun 1979 dengan SK No 051/MENKES/SK/II/1979, RSUD Bekasi
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas C.
Pada 1 April 1999 menjadi Rumah Sakit Umum kota Bekasi.
Pada 30 November 2000 menjadi Rumah Sakit Umum Kota Bekasi Kelas
B Non Pendidikan.
Pada tahun 2001 dengan Perda No 20 Menjadi Rumah Sakit Swadana.
2.1.2. Kegiatan Ilmiah
Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Bekasi memberikan pelayanan dalam pemeriksaan rontgen.
Kegiatannya adalah khusus untuk pemeriksaan sederhana yaitu
pemeriksaan rontgen tanpa / atau menggunakan media kontras,
6
misalnya pemeriksaan rontgen tulang kaki, tulang tangan, tulang
belakang dan sebagainya.
Kegiatan yang dilakukan selama Kerja Praktik di instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi adalah
mengamati secara langsung pesawat sinar – x dan peralatan
pembantunya serta prosedur pengoperasian pesawat sinar - x.
Sturuktur organisasi Radiologi di RSUD kota Bekasi :
1. Kepala Instalasi Radiologi :
a. Dr. Rina Anggraeni, Sp. Rad.
2. Dokter Radioglogi :
a. Dr. Rina Anggraeni, Sp. Rad.
b. Dr. Nurhadiah Kharie, Sp. Rad.
3. Kepala Bagian Radiologi :
a. Siti Farida, B.Sc.
4. Pembantu Kepala Istalasi Radiologi :
a. Siti Farida, B.Sc.
b. Nurcholis, Amd. Rad.
c. Eko, Amd. Rad.
d. Yusuf, Amd. Rad.
7
5. Radiografer :
a. Nurcholis, Amd. Rad.
b. Eko, Amd. Rad.
c. Yusuf, Amd. Rad.
d. Novan, Amd. Rad.
e. Reza, Amd. Rad
f. Windra, Amd. Rad.
g. Nur, Amd. Rad.
h. Endah, Amd. Rad
6. Billing Sistem :
a. Cipta, S.Si
b. Bowo
7. Administrasi :
a. Nasan
b. Pendi
Jumlah seluruh pegawai dalam instalasi radiologi di RSUD kota
Bekasi adalah 15 pegawai antara lain :
1. 1 Kepala Instalasi.
2. 2 Dokter Radiologi.
3. 1 Kepala Bagian Radiologi.
4. 4 Pembantu Kepala Instalasi.
8
5. 8 Radiografer.
6. 2 Billing Sistem.
7. 2 Administrasi.
2.2. Pengertian
Tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang membentuk bahu dan
menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. Clavicula berbentuk kurva-
ganda dan memanjang. Ini adalah satu-satunya tulang yang memanjang
horizontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang rusuk pertama. Pada
ujung medial, clavicula bersendi pada manubrium dari sternum (tulang dada)
pada sendi sternoclavicularis. Pada bagian ujung lateral bersendi
dengan acromion dari scapula ( tulang belikat ) dengan sendi
acromioclavicularis. Pada wanita, clavicula lebih pendek, tipis, kurang
melengkung, dan permukaannya lebih halus.
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau
setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G &
Lockhart R, 2001).
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula
sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki – laki
perempuan adalah 2 : 1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi
9
yaitu sekitar 85% dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal
sekitar 10% sedangkan fraktur bagian proximal sekitar 5%.
Sekitar 2% sampai 5% semua jenis fraktur adalah fraktur clavicula.
Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon , frekuensi fraktur
clavicula sekitar 1 kasus berbanding 1000 kasus dalam satu tahun, fraktur
clavicula juga merupakan kasus trauma pada kasus obstretrik dengan
prevalensi 1 kasus berbanding 213 kasus kelahiran anak yang hidup.
2.3. Anatomi os Clavicula
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh, kata Anatomi
berasal dari bahasa Yunani Ana dan Tomo, yang berarti memotong atau
memisahkan.
Clavicula ( tulang kolar ) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral
berartikulasi dengan prosesus acromion pada scapula ( tulang belikat ) dan
secara medial dengan dengan manubrium dan pada takik clavicular untuk
10
membentuk sendi sternoclavicular, dua pertiga bagian medial dari tulang
clavicula berbentuk konveks ( melengkung ke depan ), sepertiga bagian
lateral tulang clavicula berbentuk konkaf ( melengkung ke belakang ).
2.4. Fisiologi os Clavicula
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia
dalam keadaan normal, Fisiologi berasal dari kata physis dan logis, yang
berarti alam atau cara kerja.
Fungsi dari clavicula adalah untuk memungkinkan lengan menggantung
dari tubuh, dan memberikan rentang gerak yang luas pada sendi bahu.
2.5. Patofisiologi os Clavicula
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fisiologis ( fungsi )
yang diakibatkan oleh proses patologis ( ilmu yang mempelajari struktur
tubuh dan perubahan yang berkaitan dengan penyakit atau cedera ).
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu
akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan
bermotor, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non
traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
11
a. Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh
simphisis pubis selama proses melahirkan.
b. Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
c. Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama,
misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
d. Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post
radioterapi, keganasan clan lain-lain.
Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada
clavicula tersebut. Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering
mengalami fraktur yaitu pada bagian midshape clavikula yang terdapat pada
anak-anak berupa fraktur yang salah satu sisi tulangnya patah, sedangkan sisi
lainnya membengkak ( greenstick ), bagian distal clavicula dan bagian
proksimal clavicula. Menurut Neer secara umum fraktur clavicula
diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :
a. Tipe I : Fraktur pada bagian tengah clavicula. Lokasi yang paling sering
terjadi fraktur.
b. Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua
mengalami fraktur setelah midclavicula.
c. Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling
jarang terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar
5%.
12
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme
kompressi atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang
melebihi kekuatan tulang tersebut yang arahnya dari lateral bahu apakah itu
karena jatuh, keeelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun
ligament - ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula.
Clavicula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral
dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling
sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.
Diagnosis dari fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme
kecelakaan dan lokasi adanya bercak darah pada kuliat atau pada selaput
lender ( ekimosis ) ataupun kelainan ( deformitas ). Pasien biasanya mengeluh
nyeri setelah terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk mengangkat
lengan atau bahu. Fraktur pada bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu
biasanya tidak simetris, agak jatuh kebawah, lebih kedepan ataupun lebih ke
posterior.
Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan
radiologi. Secara praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis misalnya
apakah ada riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bias kita dapatkan
pembengkakan daerah clavicula atau aberasi, diagnosanya akan lebih mudah
apabila yang terjadi adalah fraktur terbuka. Pneumotoraks biasa didapatkan
pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang mengalami multiple
13
traumatik, dilaporkan sekitar lebih dari 3% dengan fraktur clavicula
mengalami pneumotoraks. Pneumotoraks diakibatkan masuknya udara pada
ruang potensial antara pleura viseral clan parietal. Dislokasi fraktur vertebra
torakal juga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks. Laserasi paru
merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma tumpul.
2.6. Teknik Radiografi os Clavicula
Sinar X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen, seorang professor
fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu dia melihat timbulnya sinar
fluoresensi yang berasal dari kristal barium platinosianida dalam tabung
Crookers-Hittorf yang dialiri listrik pada tahun 1895. Dan pada tahun 1901
beliau mendapatkan hadiah nobel atas penemuan tersebut. Oleh karena itu
sinar X kemudian disebut juga sebagai sinar rontgen.
Teknik radiografi adalah ilmu yang mempelajari tata cara pemotretan
dengan menggunakan sinar X ( Sinar rontgen ) untuk membuat gambar
rontgen yang baik, yang dapat menegakkan diagonosa.
Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan os clavicula adalah teknik
radiografi yang menggunakan proyeksi Anteroposterior ( AP ) dan proyeksi
Axial.
14
1. Proyeksi Anteroposterior ( AP )
Sumber : Teknik Radiografi Tulang Ekstremitas Atas,
Posted by : Drs. Sohartono B. P., D.F.M, 2004
a. Posisi Pasien : - Pasien diposisikan dalam keadaan berdiri
agar mendapatkan gambaran yang baik.
- Lengan berada disisi badan pasien.
b. Posisi Objek Clavicula berada dipertengahan kaset.
c. Central Ray(CR) : Tegak lurus terhadap kaset.
d. Central Point(CP) : Pada pertengahan clavicula.
e. FFD : 100 cm.
f. Ukuran Kaset : 24 cm x 30 cm.
g. Marker : Menggunakan Marker R atau L.
15
h. Proteksi Radiasi : Menggunaka Apron pada daerah gonad.
i. Faktor Eksposi : Faktor Eksposi ditentukan pada ketebalan
objek, jenis film, tabir penguat dan
kesegaran cairan pemroses film yang
dipakai.
g. Kriteria Gambaran : - Tampak tulang selangka, akromion, dan
tahu korakoid.
2. Proyeksi Anteroposterior Axial ( AP Axial )
Sumber : Www.ariecustome.blogspot.com
Posted by : Arie, 2011
a. Posisi Pasien : - Pasien diposisikan dalam keadaan berdiri
agar mendapatkan gambaran yang baik.
- Lengan berada disisi badan pasien.
b. Posisi Objek Clavicula berada dipertengahan kaset.
16
c. Central Ray(CR) : 15 – 20 derajat kea rah kepala.
d. Central Point(CP) : Pada pertengahan clavicula.
e. FFD : 100 cm.
f. Ukuran Kaset : 24 cm x 30 cm.
g. Marker : Menggunakan Marker R atau L.
h. Proteksi Radiasi : Menggunaka Apron pada daerah gonad.
i. Faktor Eksposi : Faktor Eksposi ditentukan pada ketebalan
objek, jenis film, tabir penguat dan
kesegaran cairan pemroses film yang
dipakai.
g. Kriteria Gambaran : - Tampak tulang selangka yang terlempar,
dan tidak tumpang tindih.
- Tampak Apex Pulmonary.
17
2.7. Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
teknik kesehatan radiasi yang berkaitan dengan pemberian perlindungan
kepada seseorang, kelompok orang serta lingkungan dimana sumber radiasi
dimanfaatkan terhadap kemungkinan terkena akibat radiasi yang merugikan.
Tujuan proteksi radiasi untuk mencegah penerimaan paparan radiasi,
mencegah meningkatnya efek somatic non stokastik dan mengurangi
frekuensi peluan timbulnya efek somatic stokasitk dan agar setiap
pemanfaatan radiasi benar – benar dapat dipertanggung jawabkan.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Input Proses Output
- Pasien - Teknik Radiografi - Hasil Gambaran
- Alat dan Bahan Os Clavicula Sinistra Radiografi
Dengan klinis
Fraktur
3.2. Definisi Operasional
a. Input
Pasien Adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata pasien
dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa
Inggris. Patientditurunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki
kesamaan arti dengan kata kerja patiyang artinya "menderita".
(id.wikipedia.org, 2011)
Alat dan bahan radiografi adalah suatu benda atau peralatan yang
dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan radiografi. Antara lain pesawat
rontgen, kaset radiografi, film radiografi, Pesawat roentgen adalah
19
b. Proses
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi pada
tanggal 28 Oktober 2011.
3.4. Pengumpulan Data
3.5. Analisa Data
20
BAB IV
TINJAUAN KASUS
4.1. Hasil
4.1.1. Data Pasien
a. Nama Pasien : Mr. X
b. Jenis Kelamin : Laki – laki
c. Usia : 48 tahun
d. Diagnosa : Fraktur terbuka sinistra, karena mengalami
kecelakaan.
4.1.2. Alat dan Bahan
a. Pesawat rontgen merk : Somatom
b. Pesawat rontgen type :
c. Tegangan : 200 mA
d. Kaset : 24 cm x 30 cm.
e. Grid : Tidak menggunakan grid.
21
f. Marker : Menggunakan Marker L
g. Proteksi Radiasi : Menggunaka Apron atau Shield Gonad.
4.1.3. Persiapan Pasien
a. Melepaskan baju, perhiasan dan benda – benda yang terbuat dari bahan
metal disekitar clavicula.
b. Menggunakan Alat proteksi radiasi.
4.1.4. Teknik Radiogradi yang Dilakukan di Lapangan
a. Posisi Pasien : - Posisikan pasien dalam keadaan berdiri dengan
punggung menenpel pada kaset.
- Atur lengan berada disisi badan pasien.
- Bahu disesuaikan pasien dalam bidang horizontal
b. Posisi Objek : Atur clavicula agar berada pada pertengahan kaset.
c. Central Ray ( CR ) : Tegak lurus terhadap kaset.
d. Central Point ( CP ) : Pada pertengahan clavicula.
e. Faktor Eksposi : kV = 70, mA = 100, s = 0,02
22
f. Kriteria Gambaran : - Komponen Shoulder joint tampak.
- Os clavicula tidak terpotong.
- Terdapat marker R/L
23
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hasil Ekspertise Dokter
Yth. Dr. Listyawati, Sp. S
Tampak fraktur os clavicula kiri dengan fragment tulang kedudukan
jelek.
4.2.2. Evaluasi Kriteria Gambaran
a. Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas untuk bisa menilai juga
kedua Acromioclavicular joint dan Sternoclavicular joint.
b. Pencitraan fraktur clavicula terlihat jelas.
c. Pada gambaran os clavicula tidak terpotong.
d. Terdapat marker R / L
e. Terjadinya fraktur clavicula sinistra.
4.2.3. Proteksi Radiasi
Dengan melakukan proteksi radiasi maka pasien dan radiographer dapat
meminimalkan paparan radiasi yang didapatkan dengan cara menggunakan
apron dan shield gonad. Radiographer harus menggunakan film badge pada
saat bekerja di daerah radiasi agar setiap bulan dapat dihitung berapa
radiasi yang terpapar ketubuh seorang radiographer dan pada saat
24
melakuka eksposi radiographer diharapkan berada di balik shielding atau
menggunakan apron. Sedangkan untuk pasien diharapkan juga
menggunakan alat proteksi radiasi yaitu berupa shield gonad.
25
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan os clavicula adalah teknik
radiografi yang menggunakan proyeksi Anteroposterior ( AP ). Teknik ini
sangat baik dilakukan dengan posisi pasien berdiri. Pasien berdiri dengan
bagian posterior menempel pada kaset yang diatur vertical pada standar kaset.
Bagian tulang selangka diatur tepat di pertegahan film. Lengan dan tangan
diatur lurus di samping tubuh pasien. Luas lapangan penyinaran ( kolimasi )
dibatasi sesuai dengan beasrnya organ tubuh yang diperiksa. Film yang
digunakan ukuran 24 cm x 30 cm. Pusat berkas sinar horizontal tegak lurus
terhadap film dengan titik tuju tepat di pertengahan tulang selangka. Jarak
focus ke film 100 cm. Minta pasien tidak bergerak selama pemeriksaan.
Daerah gonad harus dilindungi dari bahaya radiasi dengan menggunakan
apron. Penentuan factor ekspose, kV dan mAs, memperhatikan ketebalan
objek, jenis film, tabir pernguat dankesegaran cairan pemroses film yang
dipakai. Tanda R atau L diletakan di bagian pojok kaset sesuai dengan objek
yang diperiksa.
26
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas yang merupakan hasil Tehnik radiografi
pada Tn. X, maka penulis mengharapkan :
1. Radiographer hendaknya pada saat melaksanakan tugasnya menggunakan
film badge dan pada saat melakukan eksposi radiographer harus berada
dibelakang shielding.
2. Radiographer hendaknya melakukan komunikasi yang baik terhadap
pasien agar pasien tersebut memahami langkah – langkah yang digunakan
untuk melakukan pemeriksaan radiologi serta memciptakan rasa nyaman
pada saat melakukan pemotretan radiologi.
3. Rumah Sakit RSUD kota Bekasi sebaiknya menggunakan teknik
radiografi yang arah sinarnya meyudut ( axial ), agar gambaran clavicula
terlihat dengan jelas.