BAB I,II,III

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan suatu negara. Pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas generasi bangsa. Generasi yang berkualitas harus memiliki kecerdasan dan keterampilan yang tinggi. Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang berperan penting dalam meningktakan kualitas pendidikan untuk menunjang kemajuan ilmu dan teknologi. Peningkatan kualitas generasi dapat dilakukan dengan meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar yang tinggi dapat dicapai salah satunya dengan menciptakan pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat memicu peningkatan hasil belajar. Salah satu upaya untuk menarik minat belajar siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tidak monoton. Oleh sebab itu, diperlukan media yang jelas dan efektif sebagai alat dan 1

Transcript of BAB I,II,III

Page 1: BAB I,II,III

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan suatu negara. Pendidikan

sangat berperan dalam meningkatkan kualitas generasi bangsa. Generasi yang

berkualitas harus memiliki kecerdasan dan keterampilan yang tinggi. Kimia

merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang berperan penting dalam

meningktakan kualitas pendidikan untuk menunjang kemajuan ilmu dan teknologi.

Peningkatan kualitas generasi dapat dilakukan dengan meningkatkan

hasil belajar. Hasil belajar yang tinggi dapat dicapai salah satunya dengan

menciptakan pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang menarik dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat memicu peningkatan hasil

belajar. Salah satu upaya untuk menarik minat belajar siswa adalah dengan

menggunakan media pembelajaran yang tidak monoton. Oleh sebab itu, diperlukan

media yang jelas dan efektif sebagai alat dan bahan untuk membantu komunikasi

antara guru dan siswa. Arsyad (1997:16-17) mengemukakan empat fungsi media

pengajaran,khususnya media visual, yaitu :

1. Fungsi atensi,media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2. Fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar

3. Fungsi kognitif,media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau

1

Page 2: BAB I,II,III

gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi kompensatoris, media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah untuk membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan peluang bagi

dunia pendidikan untuk memanfaatkan berbagai produk teknologi dalam

pembelajaran,seperti proyektor transparasi (OHP),televisi,tape recorder, dan

komputer.

Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi

informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan

perhitungan sederhana dan rumit. Komputer dapat berhubungan dengan , dan

mengendalikan peralatan lain seperti compact disc, video tape dan lain-lain dengan

program pengendali dari komputer. Disetiap sekolah sekarang ini sudah memiliki

laboratorium komputer dan siswa telah diajarkan bagaimana menggunakan komputer.

Pada umumnya banyak siswa yang suka menggunakan komputer. Oleh karena itu

alangkah baiknya jika komputer dimanfaatkan dalam proses belajar siswa, bukan

hanya untuk mata pelajaran komputer saja.

Proses pembelajaran akan berjalan efektif bila seluruh kemampuan yang

berpengaruh dalam proses tersebut saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan. Media merupakan penunjang bagi proses pembelajaran, karena dengan

menggunakan media, suatu pesan yang akan disampaikan dapat lebih diperjelas.

2

Page 3: BAB I,II,III

Pada mata pelajaran kimia, khususnya pada pokok bahasan kelarutan dan

hasil kali kelarutan di kelas XI semester 2, dalam kurikulum disebutkan bahwa siswa

dituntut untuk memahami konsep hasil kali kelarutan dan menerapkannya untuk

memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi. Pada pokok bahasan ini,

seharusnya siswa melakukan pratikum di labor untuk melihat secara jelas bagaimana

menentukan kelarutan garam dan terbentuknya endapan berdasarkan hasil kali

kelarutan (Ksp). Tetapi, pada kenyataannya belum semua sekolah dapat melakukan

pratikum karena keterbatasan alat-alat dan bahan-bahan.

Oleh karena itu diperlukan suatu solusi praktis dan efektif untuk proses

pembelajaran kimia. Salah satunya adalah pembuatan CD (compact disc) yang

memuat hal-hal yang seharusnya diamati dalam pratikum.

CD interaktif berisikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa yang

terdiri dari konsep-konsep latihan dan kesimpulan. Dalam pembuatan

konsep,latihan,dan kesimpulan diberi warna yang menarik sehingga meningkatkan

motivasi belajar siswa. CD interaktif yang dirancang menggunakan pendekatan grafis,

yaitu suatu pendektan dimana gambar-gambar animasi yang dibuat mempunyai

ukuran panjang dan lebar (media dua dimensi).

(Sadiman,dkk : 1996 : 28)

Pembuatan CD Interaktif sebagai media pembelajaran kimia sudah pernah

diteliti sebelumnya antara lain oleh Sri Wahyuni (2007) pada pokok bahasan yang

sama dan Guspatni (2007) pada pokok bahasan Senyawa Hidrokarbon untuk tingkat

SMA. Untuk tingkat SMP, pernah diteliti oleh Lusiana (2009) pada materi Sifat

3

Page 4: BAB I,II,III

Fisika dan Sifat Kimia, Oktavianti (2009) pada pokok bahasan Atom, Ion dan

Molekul serta Perubahan materi oleh Wiwi Yusnawati (2009) . Kelima penelitian

tersebut menyatakan media CD Interaktif yang dibuat sangat layak untuk digunakan

sebagai media pembelajaran kimia. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembuatan media pembelajaran CD

Interaktif .

Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pembuatan media pembelajaran berupa CD interaktif yang berisi konsep-

konsep,latihan dan rangkuman pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Oleh karena itu peneliti mengangkat judul penelitian ini yaitu ”Pembuatan Compact

Disc interakif pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan’’. CD interaktif

tersebut dapat digunakan dalam kelas dan dapat dijadikan panduan belajar tambahan

di rumah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahannya

yaitu : “ Apakah suatu CD Interaktif yang dibuat untuk pembelajaaran kimia

pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ini layak digunakan?”

4

Page 5: BAB I,II,III

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis serta agar

penelitian ini terarah maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas

sebagai berikut :

1. Konsp-konsep yang ada pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali

kelarutan yaitu : pengertian larutan belum jenuh, larutan tepat jenuh, dan

larutan lewat jenuh, pengertian kelarutan, pengertian hasil kali kelarutan

(Ksp), hubungan Ksp dengan kelarutan, dan ungkapan Ksp berbagai garam

yang sukar larut.

2. Proses pembuatan CD interaktif dilakukan dengan program Macromedia

Flash 8 dengan tampilan akhir berupa gambar animasi yang disimpan dalam

CD.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penelitian adalah :

1. Merancang dan membuat media pembelajaran dalam bentuk CD interaktif

yang berisi vidio yang dapat digunakan untuk mengajar dan mempermudah

siswa dalam memahami konsep-konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan i

sebagai pengganti praktikum atau percobaan.

2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran CD interaktif untuk pokok

bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan

5

Page 6: BAB I,II,III

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Menyediakan media alternatif bagi guru dalam pembelajaran kelarutan dan

hasil kali kelarutan sebagai pengganti pelaksanaan praktikum.

2. Sebagai bahan belajar dan latihan untuk siswa di rumah.

6

Page 7: BAB I,II,III

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan satu kesatuan ibarat satu mata uang dua

muka. Belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang terjadi secara bersamaan,

namun memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu proses

menciptakan suatu pengetahuan baru yang dapat di lihat dari perubahan tingkah laku.

Sedangkan mengajar adalah kegiatan menciptakan suasana dan kondisi yang

merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah

laku maupun perubahan kesadaran diri sebagai pribadi.

Belajar menurut Dimiyati dan Mudjiono (1999:18) merupakan proses internal

yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Proses belajar menurut

Dimiyati dan Mudjiono ini dilakukan oleh siswa itu sendiri. Siswa yang memahami

pengetahuan yang bisa digalinya dari buku ataupun dari lingkungan. Setelah belajar,

siswa mempunyai keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses belajar ini yang akan membuat adanya perubahan sikap siswa yang lebih baik.

Proses belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran yang dirancang guru.

Corey dalam Sagala (2003:61) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses

pengelolaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku

tertentu yang dapat menghasilkan respon terhadap situasi lainnya. Dengan demikian

7

Page 8: BAB I,II,III

dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik

untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut

unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif dan psikomotorik.

Menurut Lufri (2010 : 2) prinsip dasar pembelajaran adalah mengembangkan

potensi peserta didik (kognitif,afektif,psikomotor atau dalam paradigma dikenal

istilah kecerdasan intelektual,emosional,spiritual dan skill) secara optimal.

Dalam proses pembelajaran, guru berhadapan dengan beragam siswa yang

mempunyai karakteristik berbeda-beda. Agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dapat terlaksana dengan baik, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip

belajar siswa yang dikemukakan oleh Dimiyati dan Mudjiono (1999:103):

Pertama, belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, oleh karena itu guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hierarki. Kedua, belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantang. Ketiga, belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam setiap program. Keempat, sesuai dengan perkembangan jiwa siswa dan kebutuhan bahan belajar semakin meningkat, maka guru perlu mengatur bahan ajar dari yang sederhana sampai yang paling menantang. Kelima, belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan manfaat nilai belajarnya bagi kehidupannya dikemudian hari sehingga siswa menyadari arti pentingnya belajar tersebut.

Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang

dikemukakan oleh Dimiyati dan Mudjiono (1999:103) menuntut guru kreatif. Guru

harus mempunyai perencanaan yang matang seperti menciptakan lingkungan yang

kondusif dan menyediakan sumber belajar siswa. Saat tahap pelaksanaan, guru

mampu mengelola kelas dengan baik. Tahap terakhir, guru juga harus merancang dan

melakukan evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.

8

Page 9: BAB I,II,III

B. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara,

atau pengantar. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.

(Arsyad, 1997: 3)

Menurut Chaeruddin (2004: 20), ada beberapa alasan mengapa media dapat

membantu mempertinggi proses belajar. Diantaranya berkenaan dengan makna dan

manfaatnya yaitu:

a. Makin memperjelas bahan pelajaran yang disampaikan guru,

b. Memberi pengalaman nyata kepada siswa,

c. Merangsang siswa berdialog dengan dirinya,

d. Merangsang cara berpikir siswa.

Dari pendapat tersebut jelas bahwa media pembelajaran sangat menunjang

proses belajar mengajar, karena media dapat memudahkan komunikasi antara guru

dan siswa. Media dapat mengatasi keterbatasan indera siswa dalam menyerap materi

pelajaran serta memudahkan siswa memahami konsep dari materi pelajaran.

C. Komputer sebagai media pembelajaran

Dalam memilih media pembeljaran, sejumlah faktor yang terkait harus

dipertimbangkan. Yang terpenting harus dilihat apakah media yang dipilih

9

Page 10: BAB I,II,III

tersebut dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya

dipertimbangkan dari segi biaya, ketersediaan arus listrik, cahaya,sirkulasi

udara, dll. Dalam perkembangannya, media pembelajaran mengikuti

perkembangan teknologi. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang

terbaru adalah teknologi berbasis computer.

Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi

informasi yang diberi kode, mesin elktronik yang otomatis melakukan

pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Pemanfaatan computer untuk

pendidikan yang dikenal sering dinamakan pengajaran dengan bantuan

komputer atau CAI (Computer Assisted Instruction). CAI dikembangkan

dalam beberapa format, antara lain drills and practice, tutorial,simulasi,

permainan dan discovery.

a. Tutorial. Dalam sistem tutorial ini, informasi atau pesan berupa konsep

disajikan di layar komputer dengan teks, gambar, atau grafik. Pada saat

yang tepat siswa diperkirakan telah membaca, menginterpretasi, dan

menyerap konsep yang disajikan, lalu guru mengajukan pertanyaan. Jika

jawaban benar, komputer melanjutkan penyajian informasi berikutnya,

namun bila jawaban salah maka komputer akan kembali ke sajian

sebelumnya.

b. Drills and Practice ( Latihan) . Modus ini dapat berguna untuk

memahirkan keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep.

10

Page 11: BAB I,II,III

Komputer menyiapkan serangkaian soal yang serupa dengan yang

biasanya ditentukan dalam buku atau lembar kerja workbook. Metode

penggunaan : setelah soal disajikan dan dijawab oleh siswa, lalu

dilakuakan analisis. Kemudian pembahasan soal disajikan secara

langsung sebelum soal berikutnya disajikan (penguatan secara konstan

terhadap jawaban yang benar). Ini digunakan sebaga landasan pengajaran

materi selanjutnya.

c. Simulasi. Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar

secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan

kerja yang kompleks dapat ditata sehingga menyerupai dunia nyata.

Misalnya membuat simulasi bagan rangkaian listrik atau rangkaian PCB

dengan menggunakan software yang telah terinstal di komputer.

d. Permainan Instruksional. Permainan instruksional adalah permainan yang

dirancang dengan baik dan dapat memotivasi siswa serta meningkatkan

intelejensi dan keterampilan. Misalanya, permainan Typer Shark yang

terinstal di komputer, di mana siswa dituntut untuk menginputkan

karakter dari keyboard dengan cepat.

Arsyad (2002 : 54) menyebutkan keuntungan dan kerugian

penggunaan komputer sebagai media pembelajaran,yaitu :

Kelebihan komputer, yaitu :

11

Page 12: BAB I,II,III

a. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan.

b. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa

dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaanya.

c. Komputer dapat membntu siswa yang lamban menerima pelajaran.

d. Dapat berhubungan erat dengan, dan mengendalikan peralatan lain seperti

compact disc, video tape dan lain-lain dengan program pengendali dari

computer.

Kekurangan komputer, yaitu :

a. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan

khusus tentang komputer.

b. Keragaman model komputer sering menyebabkan program yang tersedia

untuk satu model tidak cocok dengan model lainnya.

c. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa.

d. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa

orang dalam kelompok kecil.

e. Harga komputer masih relatif mahal.

Faktor Pendukung Keberhasilan CIA : Keberhasilan pembelajaran

CIA tergantung pada faktor proses kognitif dan motivasi belajar. Sehingga,

para ahli mengajukan prinsip-prinsip perancangan CIA, yaitu:

a. Belajar harus menyenangkan

12

Page 13: BAB I,II,III

b. Interaktifitas.

c. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback.

d. Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.

D. Compact Disc interaktif

Compact Disc (CD) merupakan tempat penyimpanan data yang berkapasitas

cukup besar. CD-ROM dapat menyimpan informasi dalam bentuk teks, gambar,

presentasi, slide, audio dan video. CD bermula dari penemuan laser disc, namun

berukuran lebih kecil. Dikembangkan oleh kerjasama anatara Sony dan Philips

pada tahun 1979 dan CD sangat berlimpah di pasaran pada tahun 1982. Sekarang

tipe CD dapat menyimpan data sebesar 700MB (Dani, 2008).

CD interaktif merupakan salah satu bentuk media penyimpanan digital yang

dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk komputer. Menurut Gora

(2005:11) ”CD interaktif merupakan suatu sistem multimedia yang dirancang

untuk digunakan di rumah, sekolah, dan kantor”. Media ini dapat mengolah pesan

dan respons siswa sehingga terjadi interaksi terhadap siswa. Media disiapkan

untuk memenuhi kebutuhan belajar dan mengembangkan kemampuan siswa

sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Compact

disc interaktif merupakan sebuah standar perangkat lunak untuk bentuk teknologi

disc optik yang dapat mengkombinasikan audio, video dan teks pada compact

disc kapasitas tinggi.

13

Page 14: BAB I,II,III

Dalam program talk show e-lifestyle yang ditayangkan Metro TV pada 9

Agustus 2003 pukul 09.00 Wib disebutkan banwa CD interaktif adalah sebuah CD

yang berisi menu-menu yang dapat diklik untuk menampilkan sebuah informasi

tertentu. Menurut praktisi media Augus Savara dalam program e-lifestyle Metro

TV pada 9 Agustus 2003, kelebihan CD interaktif antara lain :

1. Penggunanya bisa berinteraksi dengan program komputer,

2. Menambah pengetahuan, pengetahuan yang dimaksud adalah materi pelajaran

yang disajikan CD interaktif,

3. Tampilan audio visual menarik.

Menurut Arsyad (2001:100) bahwa CD Interaktif dapat digunakan

sebagai media pembelajaran apabila mengandung urutan instruksional

seperti tujuan, materi serta media pembelajaran, dan juga dapat memancing

respon maupun partisipasi siswa serta mengandung umpan balik seperti soal

tanya jawab yang bersifat menguji pemahaman siswa.

E. Tinjauan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi

dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan :

14

Page 15: BAB I,II,III

Standar Kompetensi (SK) : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode

pengukuran serta terapannya.

Kompetensi Dasar (KD) : Memprediksikan terbentuknya endapan dari

suatu reaksi

Indikator pencapaian kompetensinya antara lain:

1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang

sukar larut

2. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau

pengendapannya

3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air

4. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data

harga Ksp atau sebaliknya.

Tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada materi ini adalah:

a. Membedakan larutan belum jenuh,larutan tepat jenuh dan larutan lewat

jenuh

b. Menjelaskan pengertian kelarutan (s)

c. Menjelaskan pengertian tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)

d. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp suatu garam yang sukar larut dalam air

e. Menuliskan hubungan kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan

(Ksp) berbagai elektrolit yang sukar larut

15

Page 16: BAB I,II,III

Konsep – konsep dalam pokok bahasan kelarutan hasil kali kelarutan

adalah:

1. Pengertian larutan belum jenuh,larutan tepat jenuh dan larutan

lewat jenuh

Berdasarkan banyaknya jumlah zat terlarut, maka larutan dibedakan

menjadi 3 keadaan, yaitu :

1. Larutan belum jenuh adalah larutan yang jika ditambahkan sedikit zat

terlarut, maka zat terlarut tersebut masih dapat larut.

2. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang jika ditambahkan sedikit zat

terlarut, maka zat terlarut tersebut langsung mengendap.

3. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang jika ditambahkan sedikit zat

terlarut, maka zat terlarut tersebut langsung mengendap.

2. Pengertian kelarutan

Pengertian kelarutan ada 2 :

Secara Fisika

Kelarutan adalah jumlah zat terlarut (gram) yang dapat larut dalam

1000 ml pelarut.(Satuannya gL-1)

Secara Kimia

Kelarutan adalah jumlah zat terlarut (mol) yang dapat larit dalam 1

liter pelarut. (Satuannya molL-1)

16

Page 17: BAB I,II,III

Kelarutan zat dalam air tidak sama. Ada zat yang mudah larut dalam

air dan ada yang sukar. Sebagai acuan,zat yang memiliki kelarutan lebih

besar dari 0,02 molL-1 dianggap tergolong pada zat yang mudah larut dalam

air, sedangkan yang memiliki kelarutan yang kecil dari itu tergolong ke

dalam zat yang sukar larut dalam air. Contoh zat yang mudah larut dalam

air adalah NaCl, sedangkan yang sukar larut adalah AgCl.

3. Hasil kali kelarutan (Ksp)

Jika sebutir garam yang sukar larut m dalam isalnya Ag2CrO4

dilarutkan dalam air, maka yang terlihat dengan mata telanjang kristal

Ag2CrO4 jatuh ke dasar bejana atau mengendap. Tetapi sesungguhnya ada

sebagian kecil dari garam Ag2CrO4 tersebut yang larut dalam air

membentuk ion dalam air serta membentuk suatu kesetimbangan. Reaksi

kesetimbangannya adalah :

Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO4

-2(aq)

Sehingga : Kc = ¿¿

Karena Ag2CrO4 adalah berupa padatan, dan perubahannya sangat kecil

sekali maka dianggap konstan.

Maka Kc [Ag2CrO4] = Ksp = [Ag+]2 [CrO4-2]

Konsep hasil kali kelarutan (Ksp) sulit untuk dijelaskan. Untuk

memudahkan menanamkan konsep ini dibuat CD yang berisi gambar-

gambar dan animasi-animasi yang disertai dengan informasi dan

17

Page 18: BAB I,II,III

pertanyaan yang menuntun siswa untuk memahami konsep hasil kali

kelarutan (Ksp).

4. Ungkapan berbagai Ksp

Ksp adalah konstanta hasil kali kelarutan (Solubility product constant),

yaitu hasil kali konsentrasi tiap-tiap ion dalam larutan tepat jenuh

dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing.

Sehingga Ksp BaF2 dan Mg(OH)2 adalah :

Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO4

-2(aq)

Ksp = [Ag+]2 [CrO4-2]

Tabel : Konstanta hasil kali kelarutan garam yang sukar larut pada suhu 25°C

Senyawa Ksp Senyawa Ksp

Al(OH)3 2 x 10-33 PbS 7 x 10-27

BaCO3 8,1 x 10-9 Mg(OH)2 1,2 x 10-11

BaCrO4 2,4 x 10-10 MgC2O4 8,6 x 10-5

BaF2 1,7 x 10-8 MnS 7 x 10-14

BaSO4 1,5 x 10-9 Hg2Cl2 2 x 10-6

CdS 3,6 x 10-29 HgS 1,6 x 10-54

CaCO3 9 x 10-9 AgCl 1,7 x 10-10

CaF2 1,7 x 10-10 AgBr 5 x 10-13

CoS 7 x 10-23 Ag2CrO4 1,9 x 10-12

18

Page 19: BAB I,II,III

5. Hubungan Ksp dengan kelarutan

Semakin besar harga hasil kali kelarutan (Ksp) suatu garam, maka

semakin besar pula kelarutan garam tersebut. Karena semakin banyak zat

terlarut ( kelarutannya besar) maka hasil kali kelarutannya (Ksp) juga

besar.

19

Page 20: BAB I,II,III

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk merancang dan membuat

CD interaktif yang dapat digunakan dalam pokok bahasan kelarutan dan hasil

kali kelarutan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

rekayasa, yakni merancang,membuat dan menguji kelayakan media.

B. Metode Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat media berbasis

komputer diantaranya, yaitu:

1. Konsep - konsep yang akan dibuatkan medianya

Konsep-konsep yang akan dipelajari pada pokok bahasan kelarutan

dan hasil kali kelarutan adalah:

1. Larutan belum jenuh, larutan tepat jenuh, dan larutan lewat jenuh.

2. Pengertian kelarutan

3. Pengertian hasil kali kelarutan

4. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp suatu garam yang sukar larut

dalam air.

5. Menjelaskan hubungan kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali

kelarutan (Ksp) berbagai elektrolit yang sukar larut

20

Page 21: BAB I,II,III

2. Merancang Media

Setelah menentukan konsep-konsep yang terdapat dalam materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan, kegiatan selanjutnya adalah merancang

media yang dapat memudahkan siswa dalam menemukan konsep-konsep

pada materi ini. Dalam rancangan media tersebut terdapat kompetensi,

konsep dari materi yang disajikan dengan animasi dan gambar diam,

pertanyaan-pertanyaan yang dapat menuntun siswa dalam menemukan

konsep dari materi pelajaran berdasarkan pengamatan terhadap gambar

dan animasi, rangkuman serta latihan yang berkaitan dengan materi

tersebut. Rancangan konsep yang disajikan adalah:

a) Pengertian larutan belum jenuh, larutan tepat jenuh, dan

larutan lewat jenuh

Pada konsep ini, digambarkan 3 gelas kimia yang berisi air

dengan volume yang sama, tetapi jumlah zat terlarut didalamnya

berbeda. Misal zat terlarutnya adalah garam dapur (NaCl).

Selanjutnya pada masing-masing gelas kimia ditambahkan sedikit zat

terlarut, dan terjadi perubahan pada ketiga larutan tersebut. Dari

ilustrasi, kita tuntun siswa untuk menemukan konsep larutan belum

jenuh, larutan tepat jenuh, dan larutan lewat jenuh melalui sejumlah

pertanyaan serta dengan memperhatikan ada atau tidak adanya

21

Page 22: BAB I,II,III

endapan, sedikit atau banyaknya endapan atau bertambahnya

endapan dalam suatu larutan.

b) Pengertian kelarutan

Dalam konsep ini, dibuatkan animasi dimana kristal NaCl

diletakkan di kaca arloji. Kemudian kristal NaCl ini dimasukkan

kedalam gelas kimia yamg berisi 1 L air. NaCl ditambahkan sampai

terbentuk endapan ( larutan lewat jenuh). Kemudian larutan ini

disaring dengan kertas saring, sehingga didapatkan filtrat. Kemudia

filtrat dipanaskan sampai semua air menguap dan terbentuk kristal

NaCl, lalu Kristal tersebut ditimbang. Kemudian siswa minta untuk

menghitung kelarutan NaCl tersebut. Jadi dari ilustrasi tersebut kita

tanamkan konsep, kelarutan secara fisika dan secara kimia.

c) Pengertian tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)

Untuk menanamkan konsep hasil kali kelarutan, digambarkan

kristal Ag2CrO4 diletakkan di kaca arloji. Kemudian kristal Ag2CrO4

ini dimasukkan kedalam gelas kimia yamg berisi 100 ml air.

Ag2CrO4 ditambahkan sampai terbentuk endapan ( larutan lewat

jenuh). Kemudian larutan ini disaring dengan kertas saring, sehingga

didapatkan filtrat (larutan tepat jenuh Ag2CrO4). Kemudian siswa

diberi informasi dan pertanyaan yang menuntun siswa menemukan

konsep hasil kali kelarutan (Ksp). Dimana Ksp adalah konstanta

22

Page 23: BAB I,II,III

hasil kali kelarutan (Solubility product constant), yaitu hasil kali

konsentrasi tiap-tiap ion dalam larutan tepat jenuh dipangkatkan

dengan koefisiennya masing-masing.

d) Ungkapan Ksp berbagai garam yang sukar larut dalam air

Pada konsep ini dibuat satu reaksi kesetimbangan, yaitu reaksi

kesetimbangan Ag2CrO4. Selanjutnya siswa menjawab pertanyaan

dengan memperhatikan contoh yang diberikan.

e) Hubungan kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan

(Ksp) berbagai elektrolit yang sukar larut

Untuk menanamkan konsep ini, dibuatkan ilustrasi ada 2 gelas

kimia masing-masing berisi 200 ml air. Kemudian gelas kimia 1

ditambahkan 3 g padatan CaSO4 sedangkan gelas kimia yang kedua

ditambahkan 3 g padatan CaF2. Selanjutnya yang banyak larut

(sedikit mengendap) adalah CaSO4. Kemudian siswa diberi informasi

harga Ksp keduanya, dan diberi pertanyaan menuntun sehingga siswa

menemukan konsep hubungan Ksp dengan kelarutan.

f) Rangkuman dan Latihan

Rangkuman disajikan berupa intisari dari materi ajar kelarutan dan

hasil kali kelarutan yang dipaparkan dalam media, sedangkan untuk latihan

diberikan 10 soal objektif dengan empat pilihan jawaban. Jika jawaban

benar ataupun salah akan ada respon langsung dari komputer.

23

Page 24: BAB I,II,III

3. Membuat Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Setelah dilakukan perancangan media, langkah selanjutnya adalah

membuat media pada komputer dengan menggunakan program Macromedia

flash profesional 8. Langkah awal adalah menjalankan program tersebut

dengan cara memilih menu start > programs > flash profesional 8. Langkah-

langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

1) Membuat animasi konsep-konsep materi yang telah dirancang dengan

menggunakan tool-tool yang tersedia pada macromedia flash 8.

2) Untuk memasukkan gambar yang sudah ada dengan mengimportnya ke

library dengan cara klik file kemudian klik import to library.

3) Membuat rangkuman materi.

4) Membuat soal-soal latihan.

5) Menyatukan gambar, teks, kesimpulan, dan latihan yang telah disiapkan

dengan menggunakan program macromedia flash 8. Hasil gabungan

kemudian di publish menjadi satu bentuk file dengan format exe.

6) Media pembelajaran berbasis komputer yang telah digabungkan disimpan

kedalam media penyimpan data seperti Compact Disc (CD) dan Flashdisc.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Angket atau kuesioner

merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

24

Page 25: BAB I,II,III

dijawabnya. Angket yang diberikan adalah angket yang sebelumnya telah

divalidasi oleh dosen pembimbing yang dibuat berdasarkan kisi-kisi, maka

instrument yang dibuat itu sudah dapat dianggap mempunyai validitas logis (Lufri,

2007: 114).

Angket diberikan kepada siswa untuk melihat pandangan mereka terhadap

bentuk, motivasi dan kepraktisan dari media yang telah dibuat. Masing-masing

indikator terdiri dari pernyataan yang terdapat di dalam angket, memenuhi fungsi-

fungsi media yaitu fungsi atensi, afektif, dan kompensatoris.

a. Bentuk

Bentuk yang dimaksud disini adalah warna yang digunakan, animasi,

gambar ,tombol, tulisan, dan bahasa pengantar yang digunakan.

b. Motivasi

Motivasi yang dimaksud disini adalah ketertarikan dan minat siswa dengan

media pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan ini, sehingga siswa

termotivasi untuk belajar kimia lebih giat dan rajin lagi.

c. Kepraktisan

Praktis dalam hal penyajian materi dan kemudahan dalam penggunaan

media serta dapat digunakan secara berulang-ulang.

Angket untuk siswa berisikan pernyataan mengenai:

a. Bentuk ( item nomor 1,2,3,4,5,6,7 )

b. Motivasi ( item nomor 8,9 )

c. Kepraktisan ( item nomor 10,11,12,13 )

25

Page 26: BAB I,II,III

D. Pengumpulan Data

Setelah media ini dikoreksi oleh dosen pembimbing baik dari segi isi

maupun bentuk/tampilan dan diperbaiki sesuai dengan saran-saran yang diberikan,

maka sesuai dengan rumusan masalah, langkah selanjutnya adalah melakukan

pengumpulan data untuk menguji kelayakan media tersebut.

Uji kelayakan ini bertujuan untuk mengetahui apakah media ini layak

digunakan sebagai media dalam pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Uji kelayakan media berupa angket atau kuesioner yang diberikan kepada siswa

tersebut. Uji kelayakan media dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memperlihatkan media pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan

berbasis komputer yang telah dibuat kepada siswa dengan memberikan

penjelasan bagaimana penggunaan dari media tersebut.

2) Menampilkan media kepada siswa dengan memberikan penjelasan tentang

isi dari media tersebut.

3) Membagikan angket dan siswa diminta mengisi angket sesuai dengan

petunjuk pengisiannya yang berisi pernyataan mengenai bentuk, motivasi,

dan kepraktisan media.

4) Siswa diminta menuliskan saran-sarannya untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada media pembelajaran.

26

Page 27: BAB I,II,III

E. Analisis Data

Layak atau tidaknya suatu media dapat dilihat dari data kuesioner yang

diberikan kepada siswa. Angket merupakan salah satu alat tes yang terdiri dari

pernyataan dan alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang terdapat dalam angket

ditransformasikan ke dalam data kuantitatif, agar menghasilkan data interval.

Caranya yaitu dengan memberikan skor kepada tiap pilihan jawaban. Skor

tertinggi diberikan untuk jawaban yang menggambarkan kecenderungan jawaban

alat ukur tersebut atau jawaban yang diharapkan atas pernyataan dalam angket,

sedangkan nilai terendah diberikan untuk jawaban yang tidak diharapkan atas

pernyataan dalam angket. Variabel yang akan diukur menggunakan angket

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan.

Data yang diambil dari angket merupakan data yang diperoleh dari

pengukuran menggunakan skala, yaitu skala Likert yang disusun menggunakan

kategori positif, artinya pernyataan positif memperoleh nilai tertinggi, dengan

alternatif jawaban sebagai berikut (Sugiyono, 2008: 135):

Sangat setuju (SS) : bobot jawaban 5

Setuju (S) : bobot jawaban 4

Ragu-ragu (RR) : bobot jawaban 3

Tidak setuju (TS) : bobot jawaban 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : bobot jawaban 1

27

Page 28: BAB I,II,III

Menurut Riduwan (2006: 88) penilaian angket berdasarkan skala Likert

dilakukan dengan menganalisis skor per item angket. Skor untuk masing-masing

kriteria dikalikan jumlah responden yang memilih kriteria tersebut. Kemudian

hasil-hasil perkalian tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh skor total untuk item

nomor 1. Skor ideal untuk item nomor 1 dicari dengan mengalikan skor kriteria

paling tinggi dengan jumlah responden. Skor total item 1 kemudian dibagi dengan

skor ideal lalu dikali 100% sehingga diperoleh persentase skor item 1. Berdasarkan

penjelasan diatas skor per item angket dapat dianalisis dengan mengunakan

persamaan sebagai berikut:

Analisis skor per item

% x1 = ΣxΣx ideal

x100 %

Keterangan : %x1 = persentase skor item

Σx = total skor responden per item

Σx ideal = total skor tertinggi per item

Tabel 1. Kriteria interpretasi skor

Rentang skor Kriteria

0% – 20% Sangat Lemah

21% – 40% Lemah

28

Page 29: BAB I,II,III

41% – 60% Cukup

61% – 80% Kuat

81% – 100% Sangat Kuat

(Riduwan, 2006: 89)

Dengan menggunakan skala di atas, dapat ditentukan kriteria untuk item 1

apakah tergolong sangat lemah, lemah, cukup, kuat, atau sangat kuat. Kemudian

untuk kriteria item nomor 2 dan seterusnya dihitung dengan cara yang sama.

Setelah diperoleh kriteria untuk seluruh item angket, barulah dihitung kriteria

kelayakan angket dengan cara yang sama. Untuk item angket dengan kriteria

sangat lemah diberi skor 1, kriteria lemah diberi skor 2, kriteria cukup diberi skor

3, kriteria kuat diberi skor 4, dan kriteria sangat kuat diberi skor 5. Skor ideal

dihitung dengan mengalikan skor kriteria paling tinggi dengan jumlah seluruh item

angket, kemudian barulah dihitung persentasenya.

Dengan menggunakan rentang skor seperti pada tabel 1, dapat dilihat

kriteria kelayakan media. Skor dengan persentase 0% – 20% dinyatakan tidak

layak, skor 21% – 40% dinyatakan kurang layak, skor 41% – 60% dinyatakan

cukup layak, skor 61% – 80% dinyatakan layak, dan skor 81% – 100% dinyatakan

sangat layak.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket, apabila skor yang

diperoleh seluruh item berada pada range 41% – 100%, berarti media

29

Page 30: BAB I,II,III

pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan layak digunakan dalam

pembelajaran kimia kelas XI. Apabila skor masing-masing item berada pada range

0% – 40% berarti media pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan tidak

layak digunakan dalam pembelajaran kimia kelas XI.

F. Revisi Hasil

Setelah dilakukan uji kelayakan, maka langkah selanjutnya adalah merevisi

hasil uji coba dengan memperbaiki media berdasarkan saran-saran yang

diberikan mahasiswa dan siswa. Hal yang akan direvisi adalah :

Kombinasi warna

Kombinasi jenis tulisan dan ukuran huruf

Akurasi materi

DAFTAR PUSTAKA

30

Page 31: BAB I,II,III

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarata : PT Raja Grafindo Persada

Brady, E. J. 1986. General Chemistry: principles and structure. 4th edition, New York: John Wiley and sons.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Heinich, Robert., Molenda, Michael, & Russel, James. 1985. Instructional Media. USA: John Willey & Sons.

Jalius, Ellizar. (2009). Pengembangan Program Pembelajaran. Padang: UNP Press.

Kemp, J.E. dan Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media (Fifth Edition). New York: Harper & Row, Publishers.

Lufri. (2007). Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : UNP

Lufri, Arlis Yuslidar Yunus dan Sudirman. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : UNP

Miarso, Yusufhadi dkk. (1986). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.

Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XII Semester I. Jakarta: Erlangga.

Riduwan. 2006. Belajar mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Penenliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, Arief dkk. (1996). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Syukri. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: ITB

31