BAB I,II,III
-
Upload
megawati972 -
Category
Documents
-
view
111 -
download
5
Transcript of BAB I,II,III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan suatu negara. Pendidikan
sangat berperan dalam meningkatkan kualitas generasi bangsa. Generasi yang
berkualitas harus memiliki kecerdasan dan keterampilan yang tinggi. Kimia
merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang berperan penting dalam
meningktakan kualitas pendidikan untuk menunjang kemajuan ilmu dan teknologi.
Peningkatan kualitas generasi dapat dilakukan dengan meningkatkan
hasil belajar. Hasil belajar yang tinggi dapat dicapai salah satunya dengan
menciptakan pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang menarik dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat memicu peningkatan hasil
belajar. Salah satu upaya untuk menarik minat belajar siswa adalah dengan
menggunakan media pembelajaran yang tidak monoton. Oleh sebab itu, diperlukan
media yang jelas dan efektif sebagai alat dan bahan untuk membantu komunikasi
antara guru dan siswa. Arsyad (1997:16-17) mengemukakan empat fungsi media
pengajaran,khususnya media visual, yaitu :
1. Fungsi atensi,media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar
3. Fungsi kognitif,media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
1
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris, media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah untuk membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan peluang bagi
dunia pendidikan untuk memanfaatkan berbagai produk teknologi dalam
pembelajaran,seperti proyektor transparasi (OHP),televisi,tape recorder, dan
komputer.
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi
informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan
perhitungan sederhana dan rumit. Komputer dapat berhubungan dengan , dan
mengendalikan peralatan lain seperti compact disc, video tape dan lain-lain dengan
program pengendali dari komputer. Disetiap sekolah sekarang ini sudah memiliki
laboratorium komputer dan siswa telah diajarkan bagaimana menggunakan komputer.
Pada umumnya banyak siswa yang suka menggunakan komputer. Oleh karena itu
alangkah baiknya jika komputer dimanfaatkan dalam proses belajar siswa, bukan
hanya untuk mata pelajaran komputer saja.
Proses pembelajaran akan berjalan efektif bila seluruh kemampuan yang
berpengaruh dalam proses tersebut saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Media merupakan penunjang bagi proses pembelajaran, karena dengan
menggunakan media, suatu pesan yang akan disampaikan dapat lebih diperjelas.
2
Pada mata pelajaran kimia, khususnya pada pokok bahasan kelarutan dan
hasil kali kelarutan di kelas XI semester 2, dalam kurikulum disebutkan bahwa siswa
dituntut untuk memahami konsep hasil kali kelarutan dan menerapkannya untuk
memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi. Pada pokok bahasan ini,
seharusnya siswa melakukan pratikum di labor untuk melihat secara jelas bagaimana
menentukan kelarutan garam dan terbentuknya endapan berdasarkan hasil kali
kelarutan (Ksp). Tetapi, pada kenyataannya belum semua sekolah dapat melakukan
pratikum karena keterbatasan alat-alat dan bahan-bahan.
Oleh karena itu diperlukan suatu solusi praktis dan efektif untuk proses
pembelajaran kimia. Salah satunya adalah pembuatan CD (compact disc) yang
memuat hal-hal yang seharusnya diamati dalam pratikum.
CD interaktif berisikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa yang
terdiri dari konsep-konsep latihan dan kesimpulan. Dalam pembuatan
konsep,latihan,dan kesimpulan diberi warna yang menarik sehingga meningkatkan
motivasi belajar siswa. CD interaktif yang dirancang menggunakan pendekatan grafis,
yaitu suatu pendektan dimana gambar-gambar animasi yang dibuat mempunyai
ukuran panjang dan lebar (media dua dimensi).
(Sadiman,dkk : 1996 : 28)
Pembuatan CD Interaktif sebagai media pembelajaran kimia sudah pernah
diteliti sebelumnya antara lain oleh Sri Wahyuni (2007) pada pokok bahasan yang
sama dan Guspatni (2007) pada pokok bahasan Senyawa Hidrokarbon untuk tingkat
SMA. Untuk tingkat SMP, pernah diteliti oleh Lusiana (2009) pada materi Sifat
3
Fisika dan Sifat Kimia, Oktavianti (2009) pada pokok bahasan Atom, Ion dan
Molekul serta Perubahan materi oleh Wiwi Yusnawati (2009) . Kelima penelitian
tersebut menyatakan media CD Interaktif yang dibuat sangat layak untuk digunakan
sebagai media pembelajaran kimia. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembuatan media pembelajaran CD
Interaktif .
Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pembuatan media pembelajaran berupa CD interaktif yang berisi konsep-
konsep,latihan dan rangkuman pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Oleh karena itu peneliti mengangkat judul penelitian ini yaitu ”Pembuatan Compact
Disc interakif pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan’’. CD interaktif
tersebut dapat digunakan dalam kelas dan dapat dijadikan panduan belajar tambahan
di rumah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahannya
yaitu : “ Apakah suatu CD Interaktif yang dibuat untuk pembelajaaran kimia
pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ini layak digunakan?”
4
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis serta agar
penelitian ini terarah maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas
sebagai berikut :
1. Konsp-konsep yang ada pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali
kelarutan yaitu : pengertian larutan belum jenuh, larutan tepat jenuh, dan
larutan lewat jenuh, pengertian kelarutan, pengertian hasil kali kelarutan
(Ksp), hubungan Ksp dengan kelarutan, dan ungkapan Ksp berbagai garam
yang sukar larut.
2. Proses pembuatan CD interaktif dilakukan dengan program Macromedia
Flash 8 dengan tampilan akhir berupa gambar animasi yang disimpan dalam
CD.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penelitian adalah :
1. Merancang dan membuat media pembelajaran dalam bentuk CD interaktif
yang berisi vidio yang dapat digunakan untuk mengajar dan mempermudah
siswa dalam memahami konsep-konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan i
sebagai pengganti praktikum atau percobaan.
2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran CD interaktif untuk pokok
bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan
5
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
1. Menyediakan media alternatif bagi guru dalam pembelajaran kelarutan dan
hasil kali kelarutan sebagai pengganti pelaksanaan praktikum.
2. Sebagai bahan belajar dan latihan untuk siswa di rumah.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan satu kesatuan ibarat satu mata uang dua
muka. Belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
namun memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu proses
menciptakan suatu pengetahuan baru yang dapat di lihat dari perubahan tingkah laku.
Sedangkan mengajar adalah kegiatan menciptakan suasana dan kondisi yang
merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah
laku maupun perubahan kesadaran diri sebagai pribadi.
Belajar menurut Dimiyati dan Mudjiono (1999:18) merupakan proses internal
yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Proses belajar menurut
Dimiyati dan Mudjiono ini dilakukan oleh siswa itu sendiri. Siswa yang memahami
pengetahuan yang bisa digalinya dari buku ataupun dari lingkungan. Setelah belajar,
siswa mempunyai keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses belajar ini yang akan membuat adanya perubahan sikap siswa yang lebih baik.
Proses belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran yang dirancang guru.
Corey dalam Sagala (2003:61) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses
pengelolaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
tertentu yang dapat menghasilkan respon terhadap situasi lainnya. Dengan demikian
7
dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik
untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut
unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif dan psikomotorik.
Menurut Lufri (2010 : 2) prinsip dasar pembelajaran adalah mengembangkan
potensi peserta didik (kognitif,afektif,psikomotor atau dalam paradigma dikenal
istilah kecerdasan intelektual,emosional,spiritual dan skill) secara optimal.
Dalam proses pembelajaran, guru berhadapan dengan beragam siswa yang
mempunyai karakteristik berbeda-beda. Agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dapat terlaksana dengan baik, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip
belajar siswa yang dikemukakan oleh Dimiyati dan Mudjiono (1999:103):
Pertama, belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, oleh karena itu guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hierarki. Kedua, belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantang. Ketiga, belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam setiap program. Keempat, sesuai dengan perkembangan jiwa siswa dan kebutuhan bahan belajar semakin meningkat, maka guru perlu mengatur bahan ajar dari yang sederhana sampai yang paling menantang. Kelima, belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan manfaat nilai belajarnya bagi kehidupannya dikemudian hari sehingga siswa menyadari arti pentingnya belajar tersebut.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang
dikemukakan oleh Dimiyati dan Mudjiono (1999:103) menuntut guru kreatif. Guru
harus mempunyai perencanaan yang matang seperti menciptakan lingkungan yang
kondusif dan menyediakan sumber belajar siswa. Saat tahap pelaksanaan, guru
mampu mengelola kelas dengan baik. Tahap terakhir, guru juga harus merancang dan
melakukan evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
8
B. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara,
atau pengantar. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
(Arsyad, 1997: 3)
Menurut Chaeruddin (2004: 20), ada beberapa alasan mengapa media dapat
membantu mempertinggi proses belajar. Diantaranya berkenaan dengan makna dan
manfaatnya yaitu:
a. Makin memperjelas bahan pelajaran yang disampaikan guru,
b. Memberi pengalaman nyata kepada siswa,
c. Merangsang siswa berdialog dengan dirinya,
d. Merangsang cara berpikir siswa.
Dari pendapat tersebut jelas bahwa media pembelajaran sangat menunjang
proses belajar mengajar, karena media dapat memudahkan komunikasi antara guru
dan siswa. Media dapat mengatasi keterbatasan indera siswa dalam menyerap materi
pelajaran serta memudahkan siswa memahami konsep dari materi pelajaran.
C. Komputer sebagai media pembelajaran
Dalam memilih media pembeljaran, sejumlah faktor yang terkait harus
dipertimbangkan. Yang terpenting harus dilihat apakah media yang dipilih
9
tersebut dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya
dipertimbangkan dari segi biaya, ketersediaan arus listrik, cahaya,sirkulasi
udara, dll. Dalam perkembangannya, media pembelajaran mengikuti
perkembangan teknologi. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang
terbaru adalah teknologi berbasis computer.
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi
informasi yang diberi kode, mesin elktronik yang otomatis melakukan
pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Pemanfaatan computer untuk
pendidikan yang dikenal sering dinamakan pengajaran dengan bantuan
komputer atau CAI (Computer Assisted Instruction). CAI dikembangkan
dalam beberapa format, antara lain drills and practice, tutorial,simulasi,
permainan dan discovery.
a. Tutorial. Dalam sistem tutorial ini, informasi atau pesan berupa konsep
disajikan di layar komputer dengan teks, gambar, atau grafik. Pada saat
yang tepat siswa diperkirakan telah membaca, menginterpretasi, dan
menyerap konsep yang disajikan, lalu guru mengajukan pertanyaan. Jika
jawaban benar, komputer melanjutkan penyajian informasi berikutnya,
namun bila jawaban salah maka komputer akan kembali ke sajian
sebelumnya.
b. Drills and Practice ( Latihan) . Modus ini dapat berguna untuk
memahirkan keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep.
10
Komputer menyiapkan serangkaian soal yang serupa dengan yang
biasanya ditentukan dalam buku atau lembar kerja workbook. Metode
penggunaan : setelah soal disajikan dan dijawab oleh siswa, lalu
dilakuakan analisis. Kemudian pembahasan soal disajikan secara
langsung sebelum soal berikutnya disajikan (penguatan secara konstan
terhadap jawaban yang benar). Ini digunakan sebaga landasan pengajaran
materi selanjutnya.
c. Simulasi. Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar
secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan
kerja yang kompleks dapat ditata sehingga menyerupai dunia nyata.
Misalnya membuat simulasi bagan rangkaian listrik atau rangkaian PCB
dengan menggunakan software yang telah terinstal di komputer.
d. Permainan Instruksional. Permainan instruksional adalah permainan yang
dirancang dengan baik dan dapat memotivasi siswa serta meningkatkan
intelejensi dan keterampilan. Misalanya, permainan Typer Shark yang
terinstal di komputer, di mana siswa dituntut untuk menginputkan
karakter dari keyboard dengan cepat.
Arsyad (2002 : 54) menyebutkan keuntungan dan kerugian
penggunaan komputer sebagai media pembelajaran,yaitu :
Kelebihan komputer, yaitu :
11
a. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan.
b. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa
dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaanya.
c. Komputer dapat membntu siswa yang lamban menerima pelajaran.
d. Dapat berhubungan erat dengan, dan mengendalikan peralatan lain seperti
compact disc, video tape dan lain-lain dengan program pengendali dari
computer.
Kekurangan komputer, yaitu :
a. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus tentang komputer.
b. Keragaman model komputer sering menyebabkan program yang tersedia
untuk satu model tidak cocok dengan model lainnya.
c. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa.
d. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa
orang dalam kelompok kecil.
e. Harga komputer masih relatif mahal.
Faktor Pendukung Keberhasilan CIA : Keberhasilan pembelajaran
CIA tergantung pada faktor proses kognitif dan motivasi belajar. Sehingga,
para ahli mengajukan prinsip-prinsip perancangan CIA, yaitu:
a. Belajar harus menyenangkan
12
b. Interaktifitas.
c. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback.
d. Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.
D. Compact Disc interaktif
Compact Disc (CD) merupakan tempat penyimpanan data yang berkapasitas
cukup besar. CD-ROM dapat menyimpan informasi dalam bentuk teks, gambar,
presentasi, slide, audio dan video. CD bermula dari penemuan laser disc, namun
berukuran lebih kecil. Dikembangkan oleh kerjasama anatara Sony dan Philips
pada tahun 1979 dan CD sangat berlimpah di pasaran pada tahun 1982. Sekarang
tipe CD dapat menyimpan data sebesar 700MB (Dani, 2008).
CD interaktif merupakan salah satu bentuk media penyimpanan digital yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk komputer. Menurut Gora
(2005:11) ”CD interaktif merupakan suatu sistem multimedia yang dirancang
untuk digunakan di rumah, sekolah, dan kantor”. Media ini dapat mengolah pesan
dan respons siswa sehingga terjadi interaksi terhadap siswa. Media disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan belajar dan mengembangkan kemampuan siswa
sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Compact
disc interaktif merupakan sebuah standar perangkat lunak untuk bentuk teknologi
disc optik yang dapat mengkombinasikan audio, video dan teks pada compact
disc kapasitas tinggi.
13
Dalam program talk show e-lifestyle yang ditayangkan Metro TV pada 9
Agustus 2003 pukul 09.00 Wib disebutkan banwa CD interaktif adalah sebuah CD
yang berisi menu-menu yang dapat diklik untuk menampilkan sebuah informasi
tertentu. Menurut praktisi media Augus Savara dalam program e-lifestyle Metro
TV pada 9 Agustus 2003, kelebihan CD interaktif antara lain :
1. Penggunanya bisa berinteraksi dengan program komputer,
2. Menambah pengetahuan, pengetahuan yang dimaksud adalah materi pelajaran
yang disajikan CD interaktif,
3. Tampilan audio visual menarik.
Menurut Arsyad (2001:100) bahwa CD Interaktif dapat digunakan
sebagai media pembelajaran apabila mengandung urutan instruksional
seperti tujuan, materi serta media pembelajaran, dan juga dapat memancing
respon maupun partisipasi siswa serta mengandung umpan balik seperti soal
tanya jawab yang bersifat menguji pemahaman siswa.
E. Tinjauan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi
dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan :
14
Standar Kompetensi (SK) : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode
pengukuran serta terapannya.
Kompetensi Dasar (KD) : Memprediksikan terbentuknya endapan dari
suatu reaksi
Indikator pencapaian kompetensinya antara lain:
1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang
sukar larut
2. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannya
3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air
4. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data
harga Ksp atau sebaliknya.
Tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada materi ini adalah:
a. Membedakan larutan belum jenuh,larutan tepat jenuh dan larutan lewat
jenuh
b. Menjelaskan pengertian kelarutan (s)
c. Menjelaskan pengertian tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
d. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp suatu garam yang sukar larut dalam air
e. Menuliskan hubungan kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan
(Ksp) berbagai elektrolit yang sukar larut
15
Konsep – konsep dalam pokok bahasan kelarutan hasil kali kelarutan
adalah:
1. Pengertian larutan belum jenuh,larutan tepat jenuh dan larutan
lewat jenuh
Berdasarkan banyaknya jumlah zat terlarut, maka larutan dibedakan
menjadi 3 keadaan, yaitu :
1. Larutan belum jenuh adalah larutan yang jika ditambahkan sedikit zat
terlarut, maka zat terlarut tersebut masih dapat larut.
2. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang jika ditambahkan sedikit zat
terlarut, maka zat terlarut tersebut langsung mengendap.
3. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang jika ditambahkan sedikit zat
terlarut, maka zat terlarut tersebut langsung mengendap.
2. Pengertian kelarutan
Pengertian kelarutan ada 2 :
Secara Fisika
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut (gram) yang dapat larut dalam
1000 ml pelarut.(Satuannya gL-1)
Secara Kimia
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut (mol) yang dapat larit dalam 1
liter pelarut. (Satuannya molL-1)
16
Kelarutan zat dalam air tidak sama. Ada zat yang mudah larut dalam
air dan ada yang sukar. Sebagai acuan,zat yang memiliki kelarutan lebih
besar dari 0,02 molL-1 dianggap tergolong pada zat yang mudah larut dalam
air, sedangkan yang memiliki kelarutan yang kecil dari itu tergolong ke
dalam zat yang sukar larut dalam air. Contoh zat yang mudah larut dalam
air adalah NaCl, sedangkan yang sukar larut adalah AgCl.
3. Hasil kali kelarutan (Ksp)
Jika sebutir garam yang sukar larut m dalam isalnya Ag2CrO4
dilarutkan dalam air, maka yang terlihat dengan mata telanjang kristal
Ag2CrO4 jatuh ke dasar bejana atau mengendap. Tetapi sesungguhnya ada
sebagian kecil dari garam Ag2CrO4 tersebut yang larut dalam air
membentuk ion dalam air serta membentuk suatu kesetimbangan. Reaksi
kesetimbangannya adalah :
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO4
-2(aq)
Sehingga : Kc = ¿¿
Karena Ag2CrO4 adalah berupa padatan, dan perubahannya sangat kecil
sekali maka dianggap konstan.
Maka Kc [Ag2CrO4] = Ksp = [Ag+]2 [CrO4-2]
Konsep hasil kali kelarutan (Ksp) sulit untuk dijelaskan. Untuk
memudahkan menanamkan konsep ini dibuat CD yang berisi gambar-
gambar dan animasi-animasi yang disertai dengan informasi dan
17
pertanyaan yang menuntun siswa untuk memahami konsep hasil kali
kelarutan (Ksp).
4. Ungkapan berbagai Ksp
Ksp adalah konstanta hasil kali kelarutan (Solubility product constant),
yaitu hasil kali konsentrasi tiap-tiap ion dalam larutan tepat jenuh
dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing.
Sehingga Ksp BaF2 dan Mg(OH)2 adalah :
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO4
-2(aq)
Ksp = [Ag+]2 [CrO4-2]
Tabel : Konstanta hasil kali kelarutan garam yang sukar larut pada suhu 25°C
Senyawa Ksp Senyawa Ksp
Al(OH)3 2 x 10-33 PbS 7 x 10-27
BaCO3 8,1 x 10-9 Mg(OH)2 1,2 x 10-11
BaCrO4 2,4 x 10-10 MgC2O4 8,6 x 10-5
BaF2 1,7 x 10-8 MnS 7 x 10-14
BaSO4 1,5 x 10-9 Hg2Cl2 2 x 10-6
CdS 3,6 x 10-29 HgS 1,6 x 10-54
CaCO3 9 x 10-9 AgCl 1,7 x 10-10
CaF2 1,7 x 10-10 AgBr 5 x 10-13
CoS 7 x 10-23 Ag2CrO4 1,9 x 10-12
18
5. Hubungan Ksp dengan kelarutan
Semakin besar harga hasil kali kelarutan (Ksp) suatu garam, maka
semakin besar pula kelarutan garam tersebut. Karena semakin banyak zat
terlarut ( kelarutannya besar) maka hasil kali kelarutannya (Ksp) juga
besar.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk merancang dan membuat
CD interaktif yang dapat digunakan dalam pokok bahasan kelarutan dan hasil
kali kelarutan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
rekayasa, yakni merancang,membuat dan menguji kelayakan media.
B. Metode Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat media berbasis
komputer diantaranya, yaitu:
1. Konsep - konsep yang akan dibuatkan medianya
Konsep-konsep yang akan dipelajari pada pokok bahasan kelarutan
dan hasil kali kelarutan adalah:
1. Larutan belum jenuh, larutan tepat jenuh, dan larutan lewat jenuh.
2. Pengertian kelarutan
3. Pengertian hasil kali kelarutan
4. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp suatu garam yang sukar larut
dalam air.
5. Menjelaskan hubungan kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp) berbagai elektrolit yang sukar larut
20
2. Merancang Media
Setelah menentukan konsep-konsep yang terdapat dalam materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan, kegiatan selanjutnya adalah merancang
media yang dapat memudahkan siswa dalam menemukan konsep-konsep
pada materi ini. Dalam rancangan media tersebut terdapat kompetensi,
konsep dari materi yang disajikan dengan animasi dan gambar diam,
pertanyaan-pertanyaan yang dapat menuntun siswa dalam menemukan
konsep dari materi pelajaran berdasarkan pengamatan terhadap gambar
dan animasi, rangkuman serta latihan yang berkaitan dengan materi
tersebut. Rancangan konsep yang disajikan adalah:
a) Pengertian larutan belum jenuh, larutan tepat jenuh, dan
larutan lewat jenuh
Pada konsep ini, digambarkan 3 gelas kimia yang berisi air
dengan volume yang sama, tetapi jumlah zat terlarut didalamnya
berbeda. Misal zat terlarutnya adalah garam dapur (NaCl).
Selanjutnya pada masing-masing gelas kimia ditambahkan sedikit zat
terlarut, dan terjadi perubahan pada ketiga larutan tersebut. Dari
ilustrasi, kita tuntun siswa untuk menemukan konsep larutan belum
jenuh, larutan tepat jenuh, dan larutan lewat jenuh melalui sejumlah
pertanyaan serta dengan memperhatikan ada atau tidak adanya
21
endapan, sedikit atau banyaknya endapan atau bertambahnya
endapan dalam suatu larutan.
b) Pengertian kelarutan
Dalam konsep ini, dibuatkan animasi dimana kristal NaCl
diletakkan di kaca arloji. Kemudian kristal NaCl ini dimasukkan
kedalam gelas kimia yamg berisi 1 L air. NaCl ditambahkan sampai
terbentuk endapan ( larutan lewat jenuh). Kemudian larutan ini
disaring dengan kertas saring, sehingga didapatkan filtrat. Kemudia
filtrat dipanaskan sampai semua air menguap dan terbentuk kristal
NaCl, lalu Kristal tersebut ditimbang. Kemudian siswa minta untuk
menghitung kelarutan NaCl tersebut. Jadi dari ilustrasi tersebut kita
tanamkan konsep, kelarutan secara fisika dan secara kimia.
c) Pengertian tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
Untuk menanamkan konsep hasil kali kelarutan, digambarkan
kristal Ag2CrO4 diletakkan di kaca arloji. Kemudian kristal Ag2CrO4
ini dimasukkan kedalam gelas kimia yamg berisi 100 ml air.
Ag2CrO4 ditambahkan sampai terbentuk endapan ( larutan lewat
jenuh). Kemudian larutan ini disaring dengan kertas saring, sehingga
didapatkan filtrat (larutan tepat jenuh Ag2CrO4). Kemudian siswa
diberi informasi dan pertanyaan yang menuntun siswa menemukan
konsep hasil kali kelarutan (Ksp). Dimana Ksp adalah konstanta
22
hasil kali kelarutan (Solubility product constant), yaitu hasil kali
konsentrasi tiap-tiap ion dalam larutan tepat jenuh dipangkatkan
dengan koefisiennya masing-masing.
d) Ungkapan Ksp berbagai garam yang sukar larut dalam air
Pada konsep ini dibuat satu reaksi kesetimbangan, yaitu reaksi
kesetimbangan Ag2CrO4. Selanjutnya siswa menjawab pertanyaan
dengan memperhatikan contoh yang diberikan.
e) Hubungan kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan
(Ksp) berbagai elektrolit yang sukar larut
Untuk menanamkan konsep ini, dibuatkan ilustrasi ada 2 gelas
kimia masing-masing berisi 200 ml air. Kemudian gelas kimia 1
ditambahkan 3 g padatan CaSO4 sedangkan gelas kimia yang kedua
ditambahkan 3 g padatan CaF2. Selanjutnya yang banyak larut
(sedikit mengendap) adalah CaSO4. Kemudian siswa diberi informasi
harga Ksp keduanya, dan diberi pertanyaan menuntun sehingga siswa
menemukan konsep hubungan Ksp dengan kelarutan.
f) Rangkuman dan Latihan
Rangkuman disajikan berupa intisari dari materi ajar kelarutan dan
hasil kali kelarutan yang dipaparkan dalam media, sedangkan untuk latihan
diberikan 10 soal objektif dengan empat pilihan jawaban. Jika jawaban
benar ataupun salah akan ada respon langsung dari komputer.
23
3. Membuat Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Setelah dilakukan perancangan media, langkah selanjutnya adalah
membuat media pada komputer dengan menggunakan program Macromedia
flash profesional 8. Langkah awal adalah menjalankan program tersebut
dengan cara memilih menu start > programs > flash profesional 8. Langkah-
langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
1) Membuat animasi konsep-konsep materi yang telah dirancang dengan
menggunakan tool-tool yang tersedia pada macromedia flash 8.
2) Untuk memasukkan gambar yang sudah ada dengan mengimportnya ke
library dengan cara klik file kemudian klik import to library.
3) Membuat rangkuman materi.
4) Membuat soal-soal latihan.
5) Menyatukan gambar, teks, kesimpulan, dan latihan yang telah disiapkan
dengan menggunakan program macromedia flash 8. Hasil gabungan
kemudian di publish menjadi satu bentuk file dengan format exe.
6) Media pembelajaran berbasis komputer yang telah digabungkan disimpan
kedalam media penyimpan data seperti Compact Disc (CD) dan Flashdisc.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Angket atau kuesioner
merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
24
dijawabnya. Angket yang diberikan adalah angket yang sebelumnya telah
divalidasi oleh dosen pembimbing yang dibuat berdasarkan kisi-kisi, maka
instrument yang dibuat itu sudah dapat dianggap mempunyai validitas logis (Lufri,
2007: 114).
Angket diberikan kepada siswa untuk melihat pandangan mereka terhadap
bentuk, motivasi dan kepraktisan dari media yang telah dibuat. Masing-masing
indikator terdiri dari pernyataan yang terdapat di dalam angket, memenuhi fungsi-
fungsi media yaitu fungsi atensi, afektif, dan kompensatoris.
a. Bentuk
Bentuk yang dimaksud disini adalah warna yang digunakan, animasi,
gambar ,tombol, tulisan, dan bahasa pengantar yang digunakan.
b. Motivasi
Motivasi yang dimaksud disini adalah ketertarikan dan minat siswa dengan
media pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan ini, sehingga siswa
termotivasi untuk belajar kimia lebih giat dan rajin lagi.
c. Kepraktisan
Praktis dalam hal penyajian materi dan kemudahan dalam penggunaan
media serta dapat digunakan secara berulang-ulang.
Angket untuk siswa berisikan pernyataan mengenai:
a. Bentuk ( item nomor 1,2,3,4,5,6,7 )
b. Motivasi ( item nomor 8,9 )
c. Kepraktisan ( item nomor 10,11,12,13 )
25
D. Pengumpulan Data
Setelah media ini dikoreksi oleh dosen pembimbing baik dari segi isi
maupun bentuk/tampilan dan diperbaiki sesuai dengan saran-saran yang diberikan,
maka sesuai dengan rumusan masalah, langkah selanjutnya adalah melakukan
pengumpulan data untuk menguji kelayakan media tersebut.
Uji kelayakan ini bertujuan untuk mengetahui apakah media ini layak
digunakan sebagai media dalam pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Uji kelayakan media berupa angket atau kuesioner yang diberikan kepada siswa
tersebut. Uji kelayakan media dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Memperlihatkan media pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan
berbasis komputer yang telah dibuat kepada siswa dengan memberikan
penjelasan bagaimana penggunaan dari media tersebut.
2) Menampilkan media kepada siswa dengan memberikan penjelasan tentang
isi dari media tersebut.
3) Membagikan angket dan siswa diminta mengisi angket sesuai dengan
petunjuk pengisiannya yang berisi pernyataan mengenai bentuk, motivasi,
dan kepraktisan media.
4) Siswa diminta menuliskan saran-sarannya untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada media pembelajaran.
26
E. Analisis Data
Layak atau tidaknya suatu media dapat dilihat dari data kuesioner yang
diberikan kepada siswa. Angket merupakan salah satu alat tes yang terdiri dari
pernyataan dan alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang terdapat dalam angket
ditransformasikan ke dalam data kuantitatif, agar menghasilkan data interval.
Caranya yaitu dengan memberikan skor kepada tiap pilihan jawaban. Skor
tertinggi diberikan untuk jawaban yang menggambarkan kecenderungan jawaban
alat ukur tersebut atau jawaban yang diharapkan atas pernyataan dalam angket,
sedangkan nilai terendah diberikan untuk jawaban yang tidak diharapkan atas
pernyataan dalam angket. Variabel yang akan diukur menggunakan angket
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.
Data yang diambil dari angket merupakan data yang diperoleh dari
pengukuran menggunakan skala, yaitu skala Likert yang disusun menggunakan
kategori positif, artinya pernyataan positif memperoleh nilai tertinggi, dengan
alternatif jawaban sebagai berikut (Sugiyono, 2008: 135):
Sangat setuju (SS) : bobot jawaban 5
Setuju (S) : bobot jawaban 4
Ragu-ragu (RR) : bobot jawaban 3
Tidak setuju (TS) : bobot jawaban 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : bobot jawaban 1
27
Menurut Riduwan (2006: 88) penilaian angket berdasarkan skala Likert
dilakukan dengan menganalisis skor per item angket. Skor untuk masing-masing
kriteria dikalikan jumlah responden yang memilih kriteria tersebut. Kemudian
hasil-hasil perkalian tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh skor total untuk item
nomor 1. Skor ideal untuk item nomor 1 dicari dengan mengalikan skor kriteria
paling tinggi dengan jumlah responden. Skor total item 1 kemudian dibagi dengan
skor ideal lalu dikali 100% sehingga diperoleh persentase skor item 1. Berdasarkan
penjelasan diatas skor per item angket dapat dianalisis dengan mengunakan
persamaan sebagai berikut:
Analisis skor per item
% x1 = ΣxΣx ideal
x100 %
Keterangan : %x1 = persentase skor item
Σx = total skor responden per item
Σx ideal = total skor tertinggi per item
Tabel 1. Kriteria interpretasi skor
Rentang skor Kriteria
0% – 20% Sangat Lemah
21% – 40% Lemah
28
41% – 60% Cukup
61% – 80% Kuat
81% – 100% Sangat Kuat
(Riduwan, 2006: 89)
Dengan menggunakan skala di atas, dapat ditentukan kriteria untuk item 1
apakah tergolong sangat lemah, lemah, cukup, kuat, atau sangat kuat. Kemudian
untuk kriteria item nomor 2 dan seterusnya dihitung dengan cara yang sama.
Setelah diperoleh kriteria untuk seluruh item angket, barulah dihitung kriteria
kelayakan angket dengan cara yang sama. Untuk item angket dengan kriteria
sangat lemah diberi skor 1, kriteria lemah diberi skor 2, kriteria cukup diberi skor
3, kriteria kuat diberi skor 4, dan kriteria sangat kuat diberi skor 5. Skor ideal
dihitung dengan mengalikan skor kriteria paling tinggi dengan jumlah seluruh item
angket, kemudian barulah dihitung persentasenya.
Dengan menggunakan rentang skor seperti pada tabel 1, dapat dilihat
kriteria kelayakan media. Skor dengan persentase 0% – 20% dinyatakan tidak
layak, skor 21% – 40% dinyatakan kurang layak, skor 41% – 60% dinyatakan
cukup layak, skor 61% – 80% dinyatakan layak, dan skor 81% – 100% dinyatakan
sangat layak.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket, apabila skor yang
diperoleh seluruh item berada pada range 41% – 100%, berarti media
29
pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan layak digunakan dalam
pembelajaran kimia kelas XI. Apabila skor masing-masing item berada pada range
0% – 40% berarti media pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan tidak
layak digunakan dalam pembelajaran kimia kelas XI.
F. Revisi Hasil
Setelah dilakukan uji kelayakan, maka langkah selanjutnya adalah merevisi
hasil uji coba dengan memperbaiki media berdasarkan saran-saran yang
diberikan mahasiswa dan siswa. Hal yang akan direvisi adalah :
Kombinasi warna
Kombinasi jenis tulisan dan ukuran huruf
Akurasi materi
DAFTAR PUSTAKA
30
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarata : PT Raja Grafindo Persada
Brady, E. J. 1986. General Chemistry: principles and structure. 4th edition, New York: John Wiley and sons.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Heinich, Robert., Molenda, Michael, & Russel, James. 1985. Instructional Media. USA: John Willey & Sons.
Jalius, Ellizar. (2009). Pengembangan Program Pembelajaran. Padang: UNP Press.
Kemp, J.E. dan Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media (Fifth Edition). New York: Harper & Row, Publishers.
Lufri. (2007). Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : UNP
Lufri, Arlis Yuslidar Yunus dan Sudirman. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : UNP
Miarso, Yusufhadi dkk. (1986). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XII Semester I. Jakarta: Erlangga.
Riduwan. 2006. Belajar mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Penenliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sadiman, Arief dkk. (1996). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Syukri. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: ITB
31