BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB...

24
67 BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK PEMAIN DALAM PERSPEKTIF KETENAGAKERJAAN 3.1 Upaya Pemain Sepakbola Dalam Menghadapi Klub Yang Wanprestasi Hukum adalah badan aturan diberlakukan dan dipaksakan oleh masyarakat untuk menentukan hak-hak warga negaranya. Hukum mengatur hubungan antara warga negara, tetapi juga mengatur hubungan antara warga dan milik mereka sendiri, dan milik orang lain. Undang-undang mengatur cara di mana masyarakat beroperasi dalam cara yang sama seperti aturan olahraga mengatur cara yang dimainkan. Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN) pasal 88 23 : 1. Penyelesaian sengkta keolahragaan diupayakan melalui musyawarah dan mufakat yang dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga. 2. Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai, penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pengadilan yang sesuai dengan yurisdiksinya. 23 http://rahasiamandar-ilara.blogspot.com/2010/10/hukum-kontrak-dalam-olahraga.html., Diunduh Rabu 27 Oktober 2010.

Transcript of BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB...

Page 1: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

67

BAB III

UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI

KLUB YANG WANPRESTASI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK

PEMAIN DALAM PERSPEKTIF KETENAGAKERJAAN

3.1 Upaya Pemain Sepakbola Dalam Menghadapi Klub Yang Wanprestasi

Hukum adalah badan aturan diberlakukan dan dipaksakan oleh masyarakat untuk

menentukan hak-hak warga negaranya. Hukum mengatur hubungan antara warga negara,

tetapi juga mengatur hubungan antara warga dan milik mereka sendiri, dan milik orang

lain. Undang-undang mengatur cara di mana masyarakat beroperasi dalam cara yang

sama seperti aturan olahraga mengatur cara yang dimainkan. Undang-Undang Sistem

Keolahragaan Nasional (UUSKN) pasal 8823 :

1. Penyelesaian sengkta keolahragaan diupayakan melalui musyawarah dan mufakat

yang dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga.

2. Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

tercapai, penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui arbitrase atau alternatif

penyelesaian sengketa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai,

penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pengadilan yang sesuai dengan

yurisdiksinya.

23 http://rahasiamandar-ilara.blogspot.com/2010/10/hukum-kontrak-dalam-olahraga.html.,

Diunduh Rabu 27 Oktober 2010.

Page 2: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

68

1. Penyelesaian Sengketa Secara Musyawarah

Musyawarah pada hakekatnya adalah proses atau kegiatan saling mendengar

dengan sikap saling menerima pendapat dan keinginan yang didasarkan atas kesukarelaan

antara pihak satu dengan pihak lainnya, untuk memperoleh kesepakatan. Kepercayaan

masyarakat pada budaya musyawarah untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang

terjadi di masyarakat, kini digantikan oleh keadilan dalam lembaga peradilan. Hal ini

tentu tidak keliru, namun menyelesaikan masalah dengan duduk bersama dan rasa

kekeluargaan adalah jauh lebih baik. Musyawarah bila dimodifikasi sedemikian rupa bisa

dijadikan model penyelesaian sengketa.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase

Penyelesaian sengketa melalui arbitrase adalah merupakan suatu cara untuk

menyelesaikan sengketa atau beda pendapat perdata oleh para pihak melalui alternatif

penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan

penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri. Pengadilan Negeri tidak berwenang

untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase.

penyelesaian sengketa dengan menyerahkan kewenangan untuk memeriksa dan

mengadili sengketa pada tingkat pertama dan terakhir kepada pihak ketiga yang netral

dan independen, yang disebut Arbiter.

Untuk mengajukan sengketa arbitrase, para pihak harus mempunyai kesepakatan

tertulis bahwa sengketa akan diselesaikan melalui Arbitrase (Perjanjian Arbitrase), dan

ada salah satu pihak yang bersengketa mengajukan surat permohonan (tuntutan).

Page 3: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

69

Arbiter (berbentuk majelis atau tunggal) mempunyai tugas dan kewenangan memeriksa

dan memutus sengketa yang diajukan kepadanya. Putusan Arbitrase bersifat final serta

mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak (UU No. 30/1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa).

Arbitrase mirip dengan Pengadilan, dan Arbiter mirip dengan Hakim, tetapi ada

beberapa perbedaan mendasar:

1. Pengadilan bersifat terbuka, arbitrase bersifat tertutup;

2. Mengajukan tuntutan ke pengadilan tidak membutuhkan persetujuan pihak lawan,

tuntutan ke arbitrase harus didasari perjanjian arbitrase;

3. Proses pengadilan formal dan kaku, arbitrase lebih fleksibel;

4. Hakim pada umumnya generalist, arbiter dipilih atas dasar keahlian;

5. Putusan pengadilan masih bisa diajukan banding, kasasi dan PK, putusan arbitrase

bersifat final dan mengikat;

6. Hakim mengenal yurisprudensi, arbiter tidak mengenal hal tersebut;

7. Hakim cenderung memutus perkara atas dasar ketentuan hukum, arbiter dapat pula

memutus atas dasar keadilan dan kepatutan (ex aequo et bono).

Para pihak tidak perlu ragu memilih APS karena APS mendapatkan pengakuan

dalam sistem hukum Indonesia, antara lain: Keppres No. 34/1981 (ratifikasi atas New

York Convention); UU No. 4/2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yang tidak menutup

Page 4: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

70

kemungkinan penyelesaian perkara dilakukan di luar peradilan Negara; dan UU No.

30/1999 yang telah disebutkan.

Disamping itu, pengadilan dan Mahkamah Agung juga telah banyak memberikan

dukungan terhadap Arbitrase, baik dalam bentuk penguatan/pengakuan terhadap

Perjanjian Arbitrase, penegasan terhadap kompetensi absolut Arbitrase, dan juga

pelaksanaan putusan Arbitrase.

3. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

Litigasi adalah sistem penyelesaian sengketa melalui lembaga peradilan. Sengketa

yang terjadi dan diperiksa melalui jalur litigasi akan diperiksa dan diputus oleh hakim.

Penyelesaian melalui Litigasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman, mengatur penyelasaian melalui peradilan umum,

peradilan militer, peradilan agama, peradilan tata usaha negara, dan peradilan khusus

seperti peradilan anak, peradilan niaga, peradilan pajak, peradilan penyelesaian hubungan

industrial dan lainnya. Melalui sistem ini tidak mungkin akan dicapai sebuah win-win

solution (solusi yang memperhatikan kedua belah pihak) karena hakim harus

menjatuhkan putusan dimana salah satu pihak akan menjadi pihak yang menang dan

pihak lain menjadi pihak yang kalah.

Kebaikan dari sistem ini adalah :

1. Ruang lingkup pemeriksaannya yang lebih luas (karena sistem peradilan di Indonesia

terbagi menjadi beberapa bagian yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan

Page 5: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

71

militer dan peradilan Tata Usaha Negara sehingga hampir semua jenis sengketa dapat

diperiksa melalui jalur ini)

2. Biaya yang relatif lebih murah (Salah satu asas peradilan Indonesia adalah Sederhana,

Cepat dan Murah)

Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah :

1. Kurangnya kepastian hukum (karena terdapat hierarki pengadilan di Indonesia yaitu

Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung dimana jika Pengadilan

Negeri memberikan putusan yang tidak memuaskan salah satu pihak, pihak tersebut

dapat melakukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi atau kasasi ke

Mahkamah Agung sehingga butuh waktu yang relatif lama agar bisa berkekuatan

hukum tetap).

2. Hakim yang "awam" (pada dasarnya hakim harus paham terhadap semua jenis

hukum. Namun jika sengketa yang terjadi pada bidang yang tidak dikuasai oleh

hakim, maka hakim tersebut harus belajar lagi. Hal ini dikarenakan para pihak tidak

bisa memilih hakim yang akan memeriksa perkara. Tentunya hal ini akan

mempersulit penyusunan putusan yang adil sesuai dengan bidang sengketa. Hakim

juga tidak boleh menolak untuk memeriksa suatu perkara karena hukumnya tidak ada

atau tidak jelas. Jadi tidak boleh ada hakim yang menolak perkara. apalagi hanya

karena dia tidak menguasai bidang sengketa tersebut).

Berdasarkan konsekuensi bahwa putusan hakim akan memenangkan salah satu

pihak dan mengalahkan pihak yang lain, maka berdasarkan hukum acara perdata di

Indonesia Hakim wajib memerintahkan para pihak untuk melaksanakan mediasi untuk

Page 6: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

72

mendamaikan para pihak. Jika tidak dicapai perdamaian maka pemeriksaan perkara akan

dilanjutkan. Meskipun pemeriksaan perkara dilanjutkan kesempatan untuk melakukan

perdamaian bagi para pihak tetap terbuka (dan hakim harus tetap memberikannya

meskipun putusan telah disusun dan siap untuk dibacakan). Jika para pihak sepakat untuk

berdamai, hakim membuat akta perdamaian (acte van daading) yang pada intinya berisi

para pihak harus menaati akta perdamaian tersebut dan tidak dapat mengajukan lagi

perkara tersebut ke pengadilan. Jika perkara yang sama tersebut tetap diajukan ke

pengadilan maka perkara tersebut akan ditolak dengan alasan ne bis in idem (perkara

yang sama tidak boleh diperkarakan 2 kali) karena akta perdamaian tersebut berkekuatan

sama dengan putusan yang final dan mengikat (tidak dapat diajukan upaya hukum).

3.1.1 Upaya PSSI Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Wanprestasi Pemain

Sepakbola dan Klub

Dalam penyelesaian sengketa pemain lokal dan pemain asing berbeda, pemain

lokal dalam penyelesaiannya di federasi atau PSSI. Sedangkan untuk penyelesaian

sengketa pemain asing bisa sampai ke FIFA. Tahapan penyelesaian sengketa pemain di

PSSI. Pertama, adalah tahapan mediasi. Dalam proses mediasi tersebut melibatkan PT

Liga Indonesia selaku operator ISL, klub dan pemain yang bersangkutan. Ketika mediasi

menemui jalan buntu, masuk ke PSSI. PSSI mempunyai tiga lembaga, lembaga pertama

yang akan mengurus masalah pemain adalah Komite Status, Alih Status dan Urusan

Pemain PSSI. Jika tidak menemui kemajuan, maka ke National Dispute Resolution

Chamber (NDRC). Akan tetapi PSSI belum mempunyai NDRC, ini karena kaitannya

dengan asosiasi pemain. PSSI sendiri belum lama ini baru mengakui asosiasi pemain

Page 7: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

73

yakni APSNI (Asosiasi Pemain Sepakbola Nasional Indonesia). FIFA sebagai pemegang

kedaulatan sepakbola tertinggi di dunia dan PSSI sebagai anggotanya harus mengikuti

aturan, peraturan atau ketentuan yang digariskan FIFA, melalui kedaulatan yang

diberikan kepada anggota-anggota PSSI. PSSI sudah mengadopsi Statuta FIFA sejak

2009, Statuta FIFA dengan jelas menegaskan bahwa kedaulatan tertinggi sepakbola

berada ditangan FIFA. Otoritas sepakbola dunia ini sangat alergi dengan intervensi

pemerintah, jika FIFA mengetahui adanya intervensi didalamnya maka akan ada tindakan

yang tegas, berikut contoh Negara yang mendapatkan sanksi karena terdapat intervensi

dari pemerintahan :

1. Irak

Irak dihukum sementara FIFA pada 20 November 2009. Sebabnya adalah

tindakan pemerintah Irak yang membubarkan Komite Olimpiade Nasional dan

semua induk olahraga di Negara tersebut (termasuk asosiasi sepakbolanya).

Sanksi pada Irak ini kemudian dicabut pada 19 Maret 2010. Dalam hal ini ada

intervensi pemerintah terhadap asosiasi.

2. Nigeria

Nigeria disanksi 4 Oktober 2010. Sebabnya adalah, Menteri Olahraga Nigeria

memulai liga tanpa menerapkan degradasi dari musim berikutnya, Komisi

Olahraga Nigeria memaksa Sekjen Federasi Sepakbola Nigeria (NFF) Musa

Amadu untuk melepaskan jabatannya dan melarang kepengurusan baru Federasi

Sepakbola Nigeria untuk melakukan tugasnya. Dalam hal ini pemerintah Nigeria

melakukan intervensi.

Page 8: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

74

3. Yunani

Diskorsing FIFA pada 3 Juli 2006, meski kemudian dicabut tanggal 7 Juli tahun

yang sama. Yunani melanggar aturan FIFA soal larangan adanya intervensi

pemerintah, disebutkan Menteri Olahraga Yunani mengeluarkan aturan yang

dianggap FIFA menodai independensi Asosiasi Sepakbola Yunani (HFF).24

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa PSSI tidak mau mencampur adukan

antara permasalahan intern yang ada di dalam badan PSSI yang melibatkan klub dan

pemain, guna untuk menghindar dari sanksi FIFA yang sudah jelas dalam Statuta FIFA.

3.1.2 Asas Lex Sportiva Menjadi Dasar Hukum PSSI Dalam Menyelesaikan Kasus

Sengketa Wanprestasi Pemain Sepakbola Dengan Klub

Lex Sportiva adalah istilah baru yang terus mendapatkan perdebatan di kalangan

akademisi. Di Indonesia, Lex Sportiva masih sangat baru.25 Penelitian ini merupakan

yang pertama mengembangkan dan mengkaji Lex Sportiva. Lex Sportiva terus

bertumbuh seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan olahraga itu sendiri. Dalam

perdebatan akademis Lex Sportiva dipahami sebagai sebuah sistem hukum yang tidak

berada dalam sistem hukum nasional dan juga tidak berada dalam sistem hukum

24 m.detik.com/sepakbola/read/2011/05/26/113817/1647451/76/kisah-negara-yang-pernah-

disanksi-fifa, Diunduh Senin 27 Januari 2014. 25 Untuk pertama kali Lex Sportiva diperkenalkan di Indonesia melalui forum ilmiah oleh Hinca

Pandjaitan, Memperkenalkan Lex Sportiva di Indonesia: Problema dan Tantangan Dunia Olahraga di

Indonesia dan Keterkaitannya dengan Aspek Hukum, makalah pada seminar Pembangunan Hukum

Olahraga Nasional diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia tanggal 10 Februari 2010,

Depok, Hal 1-21.

Page 9: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

75

internasional, tetapi memasuki wilayah sistem hukum transnasional.26 Hukum

transnasional dapat dipahami juga sebagai hukum perdata internasional, yaitu suatu

hukum yang benar-benar internasional yang lahir dari sumber-sumber badan privat

internasional, atau lebih tepat disebut hukum yang bersumber dari hukum privat yang

berlaku terhadap hubungan orang-orang di luar campur tangan Negara, atau disebut Lex

Sportiva. Penyelesaian sengketa sepakbola profesional merupakan domain FIFA sebagai

federasi sepakbola internasional (international society) yang dipertandingkan berdasarkan

Lex Ludica (laws of the game) dan diorganisir berdasarkan sistem hukum FIFA (Lex

Sportiva) sebagai bagian dari hukum transnasional mempunyai titik singgung dengan

sistem hukum nasional Indonesia dan prinsip-prinsip sistem hukum internasional. Hal ini

disebabkan karena kompetisi sepakbola itu dilakukan di wilayah hukum Negara dimana

sepakbola profesional itu dipertandingkan dan pelaksanaan bisnisnya menghormati

prinsip-prinsip hukum umum dalam sistem hukum internasional.

Dunia hukum dalam bidang olahraga tersebut tidak membentuk suatu dunia yang

benar-benar terpisah dari dunia hukum Negara. Sebab, bagaimanapun juga jika aturan

yang mengatur olahraga tersebut dibuat oleh organisasi-organisasi olahraga privat

internasional, olahraga tetap saja tidak bisa menghindar dari penerapan hukum Negara

dimana olahraga itu dipertandingkan. Para pelaku olahraga tidak hanya tunduk kepada

aturan-aturan hukum umum yang berlaku dalam Negara mereka seperti peraturan tentang

kesehatan, keamanan, hukum perjanjian, hukum tentang tanggung jawab, undang-undang

ketenagakerjaan dan lain-lain, namun juga kepada aturan-aturan khusus yang mungkin

26 Franck Latty, Dikutip Dalam Hinca IP Pandjaitan, Kedaulatan Negara VS Kedaulatan FIFA, hal

135.

Page 10: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

76

ada tentang olahraga yang ditetapkan oleh otoritas-otoritas publik. Misalnya sebagaimana

yang dinyatakan dalam Undang-Undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional di Indonesia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam hukum olahraga berlaku tiga

sistem hukum sekaligus yang mempunyai titik singgung antara ketiganya, yaitu sistem

hukum nasional, terutama aspek-aspek hukum yang berhubungan dengan aktivitas

keolahragaan, sistem hukum internasional khususnya prinsip-prinsip hukum internasional

dan sistem hukum transnasional yang terdiri atas Lex Sportiva dan Lex Ludica. Titik

singgung antara ketiga sistem hukum ini merupakan suatu keniscayaan. Akan tetapi,

ketiga sistem hukum ini tidak boleh saling melakukan intervensi dalam arti campur

tangan. Keberadaan Lex Sportiva dan Lex Ludica sebagai sistem hukum transnasional

olahraga tidak boleh dilihat secara tunggal dan berdiri sendiri. Fakta ini membuktikan

pluralisme sistem hukum yakni privat dan publik, yang bermuara kepada sistem hukum

nasional, sistem hukum internasional dan sistem transnasional.

3.1.3 BAKI (Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia)

BAKI yang dibentuk oleh KOI (Komite Olimpiade Indonesia) berdasarkan

keputusan nomor 08/RA-KOI/I/2012 tertanggal 27 Februari 2012, beranggotakan 8 orang

arbiter. BAKI dipimpin oleh Mohamed Idwan Ganie sebagai ketua, Anangga Wardhana

Roosdiono sebagai wakil ketua. Sementara 6 arbiter lainnya, yakni Arief T Surowidjojo,

Hikmawanto Juwana, Lelyana Santosa, Nursjahbani Kantjasungkana, Pradjoto dan Yosua

Makes bertindak sebagai anggota.

Page 11: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

77

Arbitrase Mandori

Pasal 28.1 AD secara tegas menyatakan bahwa setiap perselisihan, sengketa, tuntutan,

ketidak-pahaman, penafsiran ketentuan dari kontrak atau perjanjian, yang berhubungan

dengan kegiatan keolahragaan, yang terjadi dan menyangkut atau melibatkan KOI

dan/atau jajarannya dan/atau setiap Anggota dan/atau jajarannya dan/atau setiap

perselisihan yang menyangkut keolahragaan dan/atau yang mempunyai kaitan dengan

kegiatan atau kepentingan keolahragaan, diantara KOI dan/atau jajarannya dan/atau

Anggota dan/atau jajarannya dan/atau individu yang menjadi anggota dari Anggota, tanpa

ada yang dikecualikan (“Perselisihan”), yang tidak dapat diselesaikan secara

musyawarah untuk mufakat dan/atau melalui mekanisme internal organisasi yang

berlaku, harus dan wajib disampaikan kepada, untuk diperiksa dan diputus oleh BAKI.

Arbitrase Penundukandiri

Para pihak yang terhadapnya ketentuan pasal 1 tidak berlaku, dapat dengan penundukan

diri kepada yurisdiksi BAKI, yang dapat dilakukan dengan memasukkan klausula

arbitrase BAKI di dalam perjanjian atau kesepakatan khusus mereka, dapat mengajukan

setiap perselisihan, sengketa, tuntutan, ketidak-sepahaman, penafsiran ketentuan dari

kontrak atau perjanjian, yang berhubungan dengan kegiatan keolahragaan, yang terjadi

dan menyangkut atau melibatkan KOI dan/atau jajarannya dan/atau setiap Anggota

dan/atau jajarannya dan/atau setiap perselisihan yang menyangkut keolahragaaan

dan/atau yang mempunyai kaitan dengan kegiatan atau kepentingan keolahragaan,

diantara KOI dan/atau jajarannya dan/atau Anggota dan/atau jajarannya dan/atau individu

Page 12: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

78

yang menjadi anggota dari Anggota, tanpa yang dikecualikan (“Perselisihan”), kepada

BAKI untuk diperiksa dan diputus.

Klausula arbitrase standar bagi penundukan diri kepada BAKI adalah sebagai berikut:

“Seriap persellisihan, sengketa, tuntutan, ketidak-sepahaman, penafsiran ketentuan dari

perjanjian ini, tanpa ada yang dikecualikan, yang tidak dapat diselesaikan secara

musyawarah unutk mufakat (“Perselisihan”), harus dan wajib disampaikan kepada,

untuk diperiksa dan diputus oleh BAKI sesuai dengan hukum Acara BAKI yang berlaku,

yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang berselisih sebagai putusan yang

final dan mengikat.

3.1.4 Alternatif Lain Dalam Penyelesaian Sengketa Atlet Sepakbola

Dalam pembahasan ini mencoba memberikan alternatif penyelesaian sengketa

kontrak pemain sepakbola dengan klub melalui jalur gugatan pengadilan. Setiap subjek

hukum yang akan mengajukan gugatan ke pengadilan harus ada dasar hukum yang jelas

karena tanpa adanya dasar hukum yang jelas sebuah gugatan akan ditolak oleh

pengadilan, sebab dasar hukum itu akan dijadikan dasar oleh hakim dalam mengambil

keputusan nanti. Apabila dasar hukum suatu gugatan jelas maka akan mudah

diklasifikasikan gugatan yang disusun itu sebagai suatu gugatan yang masuk dalam

kategori apa, apakah masuk kategori perbuatan melawan hukum sebagaimana terdapat

dalam pasal 1365 BW atau wanprestasi dalam pasal 1238 BW.27 Dalam permaslahan ini

masuk kedalam kategori wanprestasi dimana pemain sebagai subjek hukum menggugat

karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh klub sebagai objek hukum. Wanprestasi

27 Fauzie Yusuf Hasibuan, Praktek Hukum Acara Perdata di Pengadilan Negeri, Fauzie &

Partners, Jakarta 2007, Hal. 23.

Page 13: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

79

disini timbul karena pihak klub yang lalai kepada atlet dalam memberikan

upah/bayarannya, sehingga menjadi sengketa diantara kedua belah pihak.

Berikut tata cara mengajukan gugatan perdata :

1. Pendaftaran Gugatan, langkah pertama mengajukan gugatan perdata adalah dengan

melakukan pendaftaran gugatan tersebut ke pengadilan. Menurut pasal 118 ayat (1)

HIR, pendaftaran gugatan itu diajukan ke Pengadilan Negeri berdasarkan kompetensi

relatifnya, berdasarkan tempat tinggal tergugat atau domisili hukum yang ditunjuk

dalam perjanjian. Gugatan tersebut hendaknya diajukan secara tertulis, ditandatangani

oleh Penggugat, atau kuasanya, dan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri.

Pendaftaran gugatan itu dapat dilakukan di kantor kepaniteraan Pengadilan Negeri

setempat.

2. Membayar Panjar Biaya Perkara, setelah gugatan diajukan di kepaniteraan,

selanjutnya Penggungat wajib membayar biaya perkara. Biaya perkara yang

dimaksud adalah panjar biaya perkara, yaitu biaya sementara yang finalnya akan

diperhitungkan setelah adanya putusan pengadilan.

3. Registrasi Perkara, adalah pencatatan gugatan ke dalam Buku Register Perkara untuk

mendapatkan nomor gugatan agar dapat diproses lebih lanjut. Registrasi perkara

dilakukan setelah dilakukannya pembayaran panjar biaya perkara.

4. Pelimpahan Berkas Perkara Kepada Ketua Pengadilan Negeri, setelah Panitera

memberikan nomor perkara berdasarkan nomor urut dalam Buku Register Perkara,

perkara tersebut dilimpahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri.

Page 14: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

80

5. Penetapan Majelis Hakim Oleh Ketua Pengadilan Negeri, setelah Ketua Pengadilan

Negeri memeriksa berkas perkara yang diajukan Panitera, kemudian Ketua

Pengadilan Negeri menetapkan Majelis Hakim yang akan memeriksa dan memutus

perkara.

6. Penetapan Hari Sidang, setelah Majelis Hakim terbentuk, Majelis Hakim tersebut

kemudian menetapkan hari sidang. Penetapan itu dituangkan dalam surat penetapan.

Setelah hari siding ditetapkan, selanjutnya Majelis Hakim memanggil para pihak

(Penggugat dan Tergugat) untuk hadir pada hari siding yang telah ditentukan itu.

3.2 Penyelesaian Sengketa Kontrak Pemain Sepakbola Dalam Perspektif

Ketenagakerjaan

Seperti dijelaskan diatas bahwa ingkar janji (wanprestasi) adalah apabila salah

satu pihak yang mengadakan perjanjian, tidak melakukan apa yang diperjanjikan, atau

salah satu pihak tidak melaksanakan isi perjanjian yang telah disepakati.28

Dalam kontrak pemain sepakbola sering terjadi praktik ingkar janji diantara

pihak-pihak yang melakukan kontrak, yaitu antara pemain dengan klub sepakbola. Hak

dan kewajiban yang sudah disepakati diantara kedua belah pihak yang tidak

dilaksanakan, tidak terlaksananya prestasi untuk salah satu pihak.29 Dapat dicontohkan

adalah tidak dibayarnya gaji pemain, tidak terpenuhinya jaminan kesehatan dan

kesejahteraan pemain dan pemutusan kontrak secara sepihak, hal demikian akan muncul

28 Subekti, op.cit., hal 45. 29 Yahman Karekteristik Wanprestasi dan Tindak Pidana Penipuan yang Lahir Dari Hubungan

Kontraktual, PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2011. Hal 2-3.

Page 15: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

81

permasalahan hukum, bahkan penyelesainya sering tidak begitu mudah dan cepat bahkan

sering berlarut-larut, sampai pada akhirnya bermuara di pengadilan yang memerlukan

putusan hakim.

Melihat kondisi demikian pemain sepakbola yang sering dirugikan oleh pihak

klub, hal demikian menunjukan bahwa pemain sepakbola tidak sepenuhnya dilindungi

haknya sebagai pemain dan sekaligus pekerja yang memberikan jasanya kepada klub.

Dalam pembahasan diatas banyak disingung mengenai beberbagai cara penyelesaian

konflik antar pemain dengan klub sepakbola yang dilatar belakangi perbuatan ingkar janji

atau wanprestasi, semisal penyelesaian sengketa melalui Badan Arbitrase Keolahragaan

Indonesia (BAKI), National Dispute Resolution Chamber (NDRC) dan juga bisa melalui

Court Arbitration of Sports (CAS), tiga pilihan forum penyelesaian tersebut banyak dipilih

oleh pemain sepakbola dalam menyelesaikan sengkata yang tercantum dalam kontrak

Pesepakbola tersebut. Akan tetapi perlu diingat bahwa sampai hari ini NDRC belumlah

ada di Indonesia, padahal itulah forum yang diminta untuk dipakai oleh FIFA khususnya

kepada pesepakbola lokal yang bermain di negaranya sendiri. CAS dan BAKI memiliki

karakteristik penyelesaian kasus yang sama dengan diputus para arbiter profesional yang

kompeten di bidangnya hanya saja dengan biaya yang diperlukan untuk dapat dijalankan

tidak murah, sehingga jika kasusnya adalah tunggakan gaji maka akan sangat

memberatkan pesepkbola.

Diluar forum di atas, ternyata terdapat Pilihan Forum penyelesaian lain yang juga

didapati di kontrak pesepakbola yang padahal kalau dilihat dari komentar para pengurus

PSSI, sangat MENENTANG pilihan forum ini, seperti Pengadilan Negeri dan Pengadilan

Page 16: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

82

Hubungan Industrial (Hukum Tenaga Kerja). Tentu menjadi sangat ironis, kalau

pengurus PSSI menggembar-gemborkan bahwa pesepakbola harus menyelesaikan kasus

dalam koridor sepakbola sementara kontrak klub-klub yang berada di bawah naungan

sendiri masih banyak yang menempatkan pilihan forum diluar koridor sepakbola.

Perlindungan pemain sepak bola dalam terpenuhinya hak-haknya sebagai seorang

atlet harus mendapatkan perhatian serius, ini tidak terlepas dari tekad kita semua untuk

menghargai para atlet khususnya pemain sepak bola, apabila model penyelesaian diatas

dirasa tidak menguntungkan atau tidak berpihak pada pemain, maka pemain juga

mempunyai hak untuk melakukan alternatif lain untuk melakukan upaya hukum diluar

ketentuan induk sepak bola Indonesia yaitu PSSI, sehingga dalam pembahasan ini penulis

mencoba untuk memberikan alternatif penyelesaian melalui gugatan ke Pengadilan

Hubungan Industrial (Hukum Tenaga Kerja). Sebagaimana diatur dalam ketentuan

Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenegakerjaan.

Dilihat dari ketentuan umum pasal 1 Undang-Undang nomor 13 tahun 2013

bahwa yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

untuk masyarakat. Sedangkan dalam pasal 2 dijelaskan bahwa pekerja atau buruh adalah

setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Sehingga dengan mangacu pada pengertian pasal tersebut atlet sepak bola juga dapat

dikategorikan sebagai tenaga kerja atau pekerja,30 karena pada dasarnya seorang atlet

juga melakukan pekerjaan atau memberikan jasa untuk klub atau masyarakat. sedangkan

30 Dapat dilihat dalam ketentuan undang-undang nomor 13 tahun 2013 tentang ketenaga kerjaan,

khususnya dalam ketentuan umum pasal 1 dan 2.

Page 17: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

83

Hubungan kerja terjadi apabila adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja.

Dalam konteks perjanjian atlet sepak bola dengan klub maka dapat ditemui dalam

kontrak pemain tersebut yang berisikan klausula perjanjian yang menyangkut hak dan

kewajiban pemain bisa dijadikan dasar gugatan ke pengadilan hubungan industrial (PHI).

Dalam pengadilan hubungan industrial yang menjadi sengketa pokok gugatan ke

pengadilan hubungan industrial adalah diantaranya perselisihan hak, perselisihan

kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat

pekerja dalam suatu perusahaan. Sehingga apabila kita kaitkan dengan sengketa atlet

sepakbola dengan klub terkait dengan tidak dilaksanakannya isi perjanjian kontrak oleh

klub maka pemain dapat mengajukan gugatan perselisihan hak atau gugatan perselisihan

pemutusan hubungan kerja ke pengadilan hubungan industrial. Akan tetapi perlu diingat

bahwa sebelum mengajukan gugatan ke pengadilan hubungan industrial ada beberapa

langkah atau prosedur Sebelum mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial

syarat/mekanisme yang harus dilewati atau dilakukan adalah :31

1. Perundingan Bipartit

2. Perundingan Mediasi

Hal ini dijelaskan didalam Pasal 4 ayat (1,2) dan Pasal 83 ayat (1) UU No.2 Tahun 2004

sebagai berikut :

Pasal 4 ayat (1,2) UU No.2 Tahun 2004

31 pcsppp-spsibengkalis-riau-ahmunte.blogspot.com/.../tata-cara-dan-prosedur-mengajukan.htm,

Diunduh pada 28 januari 2014.

Page 18: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

84

1. Dalam hal perundingan bipartit gagal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3),

maka salah satu atau kedua belah pihak mencatatkan perselisihannya kepada instansi

yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti

bahwa upaya-upaya penyelesaian melalui perundingan bipartit telah dilakukan.

2. Apabila bukti-bukti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dilampirkan, maka

instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan mengembalikan berkas untuk

dilengkapi paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal

diterimanya pengembalian berkas.

Didalam Pasal 83 ayat (1) UU No.2 Tahun 2004 berbunyi : “Pengajuan gugatan

yang tidak dilampiri risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi, maka Hakim

Pengadilan Hubungan Industrial wajib mengembalikan gugatan kepada penggugat“.

Perundingan Bipartit yaitu Perundingan antara Pekerja/Serikat Pekerja dengan

pihak Pengusaha, dan apabila tidak tercapai kesepakatan, kedua belah pihak membuat

Risalah Perundingan, yang sekurang-kurangnya memuat sebagaimana diatur dalam Pasal

6 ayat 2 UU No.2 Tahun 2004.

a. Nama lengkap dan alamat para pihak; ( Pekerja dan Pengusaha )

b. Tanggal dan tempat perundingan ;

c. Pokok masalah atau alasan perselisihan ;

d. Pendapat para pihak ; (pekerja dan pihak pengusaha )

e. Kesimpulan dan hasil perundingan ;

Page 19: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

85

f. Tanggal dan tanda tangan para pihak yang melakukan perundingan.

Setelah dibuat Risalah perundingan Bipartit tersebut,maka yang merasa dirugikan

melimpahkan permasalahannya kepada Dinas Tenaga kerja setempat untuk dilakukan

Perundingan Mediasi.

Namun yang sering terjadi apabila telah terjadi perselisihan antara Pekerja/Serikat

Pekerja dengan Pihak Pengusaha/Perusahaan adalah dengan segala cara Pihak Pengusaha

selalu menghindar untuk melakukan Perundingan Bipartit, sehingga apabila itu yang

terjadi maka langkah yang harus diambil oleh Pekerja/Serikat Pekerja adalah dengan

menyampaikan Surat Permohonan/Permintaan Perundingan tentang Perselisihan yang

terjadi minimal 2 (dua) kali dalam tenggang 14 (empat belas ) hari kerja kepada Pihak

Pengusaha/Perusahaan dan tembusannya disampaikan kepada Dinas Tenaga Kerja

setempat yang merupakan penanggung jawab dibidang ketenagakerjaan.

Dan bagaimana setelah memberikan surat 2 (dua) kali ternyata Pengusaha/Perusahaan

tidak juga bersedia melakukan perundingan ?

Maka langkah yang harus ditempuh oleh pekerja/Serikat Pekerja adalah Mencatatkan

Perselisihan tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja setempat dengan melampirkan kedua

surat permintaan perundingan yang telah disampaikan kepada pengusaha/perusahaan

tersebut,bahwa upaya-upaya penyelesaian melalui perundingan bipartit telah dilakukan

dan untuk dilanjutkan penyelesaiannya melalui Mediasi.

Page 20: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

86

Karena sesuai Pasal 137 UU No.13 Tahun 2003 beserta Penjelasannya dan Pasal 3 ayat

(3) UU No 2 Tahun 2004 tindakan Pengusaha/Perusahaan yang tidak mau melakukan

Perundingan tersebut sudah merupakan Gagal Perundingan.

Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima pelimpahan

penyelesaian perselisihan mediator harus sudah mengadakan penelitian tentang duduknya

perkara dan segera mengadakan sidang mediasi.( Pasal 10 UU No.2 Tahun 2004 )

Apabila dalam perundingan Mediasi juga tidak tercapai Kesepakatan maka Mediator dari

dinas Tenaga Kerja setempat membuat Risalah Perundingan Mediasi yang biasa disebut

dengan Anjuran dalam tenggang waktu 30 hari kerja, sebagaimana diatur dalam Pasal 13

ayat (2) huruf a, b, c, d dan Pasal 15 UU No.2 Tahun 2004 yang berbunyi sebagai berikut

:

“Dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan

industrial melalui mediasi, maka:

a. mediator mengeluarkan anjuran tertulis;

b. anjuran tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam waktu selambat-

lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak sidang mediasi pertama harus sudah

disampaikan kepada para pihak;

c. para pihak harus sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada mediator

yang isinya menyetujui atau menolak anjuran tertulis dalam waktu selambat-

lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima anjuran tertulis;

Page 21: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

87

d. pihak yang tidak memberikan pendapatnya sebagaimana dimaksud pada huruf c

dianggap menolak anjuran tertulis;( Pasal 13 ayat (2) huruf a,b,c dan d UU No.2

Tahun 2004 )”.

Pasal 15 UU No 2 Tahun 2004 :

“Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)

hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4).”

Setelah Mediator Dinas Tenaga Kerja menyampaikan Anjuran kepada kedua belah pihak,

yang merasa dirugikan dapat melakukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial

Pada Pengadilan Negeri setempat diwilayah masing-masing.

Prosedur diatas merupakan langkah-langkah yang harus dilalui pemain sepak bola apabila

ada sengketa terhadap klub apabila sengketa tersebut hendak diselesaikan melalui jalur

peradilan hubungan industrial.

Ketentuan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang

Hak Asasi Manusia

Suatu perumusan teori tentang konsep-konsep hak pada hakekatnya lebih

ditekankan pada ketentuan Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia, pada ketentuan umum Pasal 1 Ayat (1) dengan jelas diartikan bahwa : Hak

Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan

manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang

Page 22: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

88

wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan

setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

”Miriam Budiarjo merumuskan Hak Asasi Manusia dengan mengatakan Hak

Asasi Manusia adalah hak yang dimilki manusia yang diperolehnya dan dibawanya

bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di kehidupan tanpa perbedaan atas dasar

bangsa, ras, agama atau kelamin dan karena itu bersifat asasi serta universal”.32

“Darji Darmodiharjo dan Shidarta merumuskan hak asasi manusia dengan

berpendapat Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia

sejak lahir sebagai Anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak ini menjadi dasar hak dan

kewajiban yang lain”.33

”Martino Sardi merumuskan pengertian hak asasi manusia dengan mengatakan

Hak Asasi Manusia adalah hak yang ada dan melekat pada diri atau martabat manusia,

karena dia adalah manusia. Hak itu ada dalam diri manusia dan tidak dapat dipisahkan

darinya”.34 Hak itu dimiliki oleh manusia karena dia itu makluk yang namanya manusia.

Hak itu bukan diperolehnya atau dianugerahkan dari suatu otoritas Negara atau

pemerintahan tetapi dimiliki manusia karena dia itu bermatabat manusiawi.

Berdasarkan rumusan hak asasai manusia oleh ketiga penulis tersebut maupun

menurut Undang-Undang Hak Asasi Manusia dapat disimpulkan bahwa ada 3 unsur

penting hak asasi manusia yaitu :

32 Ekon, Hak asasi manusia dalam hukum internasional dan hukum nasional Indonesia, Diunduh

29 Desember 2012 jam 14.30. 33 Ibid. 34 Ibid.

Page 23: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

89

a. Hak Asasi Manusia adalah hak yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa

Kepada manusia sehingga tidak dapat dicabut oleh siapapun.

b. Kewajiban asasi Negara, hukum dan pemerintah adalah wajib menghormati,

menjunjung tinggi dan memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia.

c. Kewajiban asasi setiap orang adalah menghormati atau menghargai hak asasi

orang lain artinya jika siapa saja yang tidak menghormati hak orang lain dan atau

melakukan perbutan yang merugikan hak orang lain maka hak asasinya akan

dicabut sementara waktu atau selamanya berdasarkan hukum yang berlaku.35

Problematika tentang keterlambatan, penundaan bayaran dan bentuk-bentuk

diskriminasi yang dialami oleh atlet, dalam ketentuan HAM yaitu Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 1999, juga dijelaskan beberapa pasal yang pada intinya melindungi

setiap individu didalam hal pekerjaan, kesamaan dan kedudukan antar sesama individu,

Hal tersebut bisa kita lihat dari beberapa ketentuan dari pasal 2 dan 3 Undang-Undang

Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia:

Pasal 2

Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan

kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak

terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi

35 Ibid.

Page 24: BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM ...repository.untag-sby.ac.id/1546/3/BAB III.pdf · UPAYA YANG DILAKUKAN PEMAIN SEPAKBOLA DALAM MENGHADAPI KLUB YANG WANPRESTASI

90

peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta

keadilan.

Pasal 3

1. Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan

Sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup berrnasyarakat, berbangsa,

dan bernegara dalam semangat persaudaraan.

2. Setiap orang berhak atas pegakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang

adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.

3. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar

manusia, tanpa diskriminasi.

Sejarah Bangsa Indonesia hingga kini mencatat berbagai penderitaan,

kesengsaraan, dan kesenjangan sosial yang disebabkan kurangnya rasa tanggung jawab

dari pihak klub yang tidak menjalankan kewajibannya sesuai ketentuan yang berlaku.

Perilaku tidak adil dan diskriminatif tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia

baik yang bersifat vertikal maupun horizontal.