Bab III (Tinjauan Perencanaan)

18
BAB III TINJAUAN PERENCANAAN 3.1. Tinjauan Umum Suatu bangunan diharapkan dapat mendukung kebutuhan aktivitas manusia yang berada di dalam bangunan. Untuk itu di dalam bangunan perlu disediakan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi metabolisme manusia, seperti udara dan air bersih, pengolahan limbah, pengendalian suhu dan kelembaban udara, privasi, keamanan, dan kenyamanan lainnya baik yang berkaitan dengan aspek audio maupun visual. Oleh karena itu diperlukan pasokan energi untuk mengoperasikan perlengkapan bangunan baik untuk transportasi distribusi, maupun unutk keperluan komunikasi, seperti telepon, siaran radio dan televisi, serta kebutuhan tata udara, tata suara dan pencahayaan.; Struktur pada bangunan harus kokoh dan aman terhadap keruntuhan, bahaya api, sambaran petir dan gaya-gaya yang disebabkan oleh angin dan gempa bumi, serta tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitar dengan mengadakan penataan lingkungan luar yang cocok. Bangunan juga dipertimbangkan atas aspek ekonomi, mudah dalam pelaksanaan klonstruksinya dan tidak menyulitkan dalam pengoperasian dan perawatannya. 3.2. Strategi Perencanaan III - 1

Transcript of Bab III (Tinjauan Perencanaan)

Page 1: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

BAB III

TINJAUAN PERENCANAAN

3.1. Tinjauan Umum

Suatu bangunan diharapkan dapat mendukung kebutuhan aktivitas manusia yang

berada di dalam bangunan. Untuk itu di dalam bangunan perlu disediakan segala sesuatu yang

dibutuhkan bagi metabolisme manusia, seperti udara dan air bersih, pengolahan limbah,

pengendalian suhu dan kelembaban udara, privasi, keamanan, dan kenyamanan lainnya baik

yang berkaitan dengan aspek audio maupun visual. Oleh karena itu diperlukan pasokan energi

untuk mengoperasikan perlengkapan bangunan baik untuk transportasi distribusi, maupun

unutk keperluan komunikasi, seperti telepon, siaran radio dan televisi, serta kebutuhan tata

udara, tata suara dan pencahayaan.;

Struktur pada bangunan harus kokoh dan aman terhadap keruntuhan, bahaya api,

sambaran petir dan gaya-gaya yang disebabkan oleh angin dan gempa bumi, serta tidak

mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitar dengan mengadakan penataan lingkungan luar

yang cocok. Bangunan juga dipertimbangkan atas aspek ekonomi, mudah dalam pelaksanaan

klonstruksinya dan tidak menyulitkan dalam pengoperasian dan perawatannya.

3.2. Strategi Perencanaan

Dalam perencanaan suatu bangunan yang dapat melibatkan aplikasi teknologi dan

sistem bangunan secara terpadu. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk

menghasilkan bangunan yang lebih peduli terhadap lingkungan.

Pendekatan pertama dilakukan berdasarkan kepedulian atas bahaya menipisnya lapisan

ozon yang diakibatkan oleh efek rumah kaca. Terlihat hubungan yang erat antara kondisi iklim

setempat dengan tipologi bangunan. Oleh karena itu bentuk lansekap juga mempengaruhi

bentuk bangunan.

Pendekatan lainnya dilakukan karena manusia sadar untuk melakukan penghematan

atas penggunaan sumber daya alam yang ada di bumi. Ini khususnya ditujukan kepada

penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan dari pembakaran minyak atau batu bara sebagai

penyebab utama menipisnya lapisan ozon.

III - 1

Page 2: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

Selanjutnya pendekatan lebih pada upaya menyediakan ruang dan sekaligus

menyembunyikan jaringan utilitas bangunan seperti saluran ventilasi, pengkondisian udara,

sirkulasi vertikal, jaringan listrik dan pemipaan.

Pada strategi ini seakan-akan terlihat pembagian yang jelas antara ruang-ruang

pelayanan dan ruang-ruang yang dilayani, sehingga kebutuhan ruangan yang dibutuhkan untuk

sistem mekanikal elektrikal dapat dialokasikan secara baik. Dengan demikian bangunan

merupakan suatu kompleks sistem layanan dimana jaringan utilitas merupakan bagian yang

perlu diperhatikan dalam perencanaan.

Dalam perancangan bangunan tersebut diatas merupakan dasar agar tercapainya

integrasi sistem bangunan yang ditujukan demi tercapainya kebutuhan fungsi bangunan tanpa

mengabaikan kekuatan struktur dan kenyamanan dalam bangunan. Adapun beberapa hal yang

perlu diperhatikan pada rancangan bangunan adalah sebagai berikut:

1. Sistem Struktural.

2. Sistem Tata Udara.

3. Sistem Mekanikal Elektrikal.

4. Sistem Pemipaan.

5. Sistem Pencahayaan.

6. Sistem Transportasi Vertikal.

7. Sistem Akustik.

8. Pengaturan Bangunan.

Pada dasarnya setiap sistem struktur pada suatu bangunan merupakan penggabungan

berupa elemen struktur tiga dimensi yang cukup rumit. Fungsi utama dari sistem struktur

adalah memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta

menyalurkan ke tanah melalui pondasi. Beban yang bekerja pada bangunan terdiri dari beban

vertikal, horizontal, getaran dan sebagainya.

Sistem struktur dalam proses perancangannya selalu menghadapi beberapa kendala,

diantaranya persyaratan arsitektural, sistem mekenikal elektrikal, metode konstruksi dan aspek

ekonomi.

Dalam berbagai sistem struktur, baik yang menggunakan bahan beton bertulang, baja

maupun komposit, selalu ada komponen yang dapat dikelompokkan dalam sistem yang

digunakan untuk menahan gaya gravitasi dan sistem untuk menahan gaya lateral.

III - 2

Page 3: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

3.3. Konsep Perencanaan Arsitektur

Perencanaan arsitektur merupakan dasar dari seluruh aspek perencanaan dalam suatu

proyek. Hal ini dilakukan agar didapatkan gambaran bangunan berupa deskripsi bentuk, tata

ruang dan tata letak bangunan secara keseluruhan sebelum dilaksanakan perhitungan struktur.

Perencanaan struktur menghasilkan gambar–gambar arsitek yang berupa peta situasi, gambar

denah, gambar potongan dan tampak.

Perencanaan arsitektur meliputi perencanaan tata ruang luar (exterior), perencanaan

tata ruang dalam (interior), landscape, kenyamanan pemakai dan keamanan. Perencanaan

arsitektur pada proyek ini meliputi bentuk bangunan, tata letak ruang, fasilitas, keindahan dan

hubungan antar ruangan yang sesuai dengan tujuan dan maksud yang ingin dicapai.

Untuk mendapatkan hasil perencanaan arsitektur yang representatif, diperlukan suatu

kriteria perencanaan arsitektur berupa :

1. Master Plan.

2. Fungsi dan kegunaan bangunan.

3. Faktor keamanan dan kenyamanan.

4. Keindahan.

5. Dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

6. Pertimbangan nilai ekonomis bangunan.

Konsep perencanaan arsitektur pada Proyek The Central 88 – Mini Office

menggunakan konsep minimalis sehingga bangunan terlihat lebih sederhana, mulai dari

interior maupun exterior. Sesuai dengan fungsi bangunan ini sebagai kantor, maka konsep

minimalis dipercaya baik untuk kenyamanan dalam melakukan aktivitas dalam kantor

tersebut.

Sesuai dengan fungsinya yaitu untuk perkantoran, maka desain ruang kerja sangat

diutamakan dalam perencanaan. Syarat yang utama suatu ruangan nyaman untuk ditempati

adalah ruangan tersebut merupakan ruangan yang sehat, antara lain memiliki sirkulasi udara

yang baik, pencahayaan yang cukup (terang), tata letak yang teratur, dan warna yang nyaman

untuk dipandang.

Sirkulasi udara yang baik adalah udara dari luar dapat masuk ke dalam ruangan. Selain

itu pencahayaan pada siang dan malam hari harus mendapat sinar yang baik. Dalam ruang

kerja, letak perabotan harus tertata rapi dan pemilihan warna dengan sentuhan lembut yang

III - 3

Page 4: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

bercampur dengan warna dasar putih sehingga memberikan kesan sederhana dan santai saat

berada diruangan.

3.4. Konsep Perencanaan Struktur

Perancangan struktur yaitu menghitung kekuatan struktur dari gedung tersebut.

Koordinasi antara perencanaan struktur dengan perencanaan arsitektur sangat penting karena

bangunan harus kuat dan memiliki estetika.

Struktur adalah suatu kesatuan dari beberapa elemen struktur (pondasi, balok, kolom,

plat, dan tangga) yang direncanakan mampu menerima beban luar maupun berat sendiri tanpa

mengalami perubahan bentuk atau deformasi yang melampaui batas yang direncanakan.

Struktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban, baik vertikal

(beban mati dan beban berguna) maupun beban horizontal (beban gempa dan angin) yang

direncanakan dan berat sendiri bangunan tanpa mengalami perubahan bentuk yang berarti.

Bagian dari struktur yang direncanakan dan memerlukan penanganan serius meliputi

dimensi, jumlah dan jenis material struktur yang akan dibangun. Perencanaan struktur

bangunan terdiri dari tiga bagian utama struktur bawah (Sub structure), basement dan struktur

atas (Upper structure).

Perencanaan diawali dengan penentuan dimensi dari struktur yang kemudian dilakukan

pengecekan terhadap stabilitas dengan menggunakan kombinasi pembebanan (load

combination) antara lain :

1. Beban Mati / Dead Load (D)

2. Beban Hidup / Life Load (L)

3. Beban Angin / Wind Load (W)

4. Beban Gempa / Quake Load (E)

Perencanaan struktur dari analisa kombinasi pembebanan tersebut adalah dengan

menggunakan setiap nilai maksimum resultante pembebanan. Setelah seluruh beban rencana

diketahui, maka secara mekanika dapat dihitung besarnya momen lentur, gaya lintang dan

gaya normal dari struktur bangunan. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, maka

dimensi atau ukuran dari konstruksi dapat ditentukan.

Pada proyek ini direncanakan menggunakan konstruksi beton bertulang untuk

konstruksi portal bertingkat dan untuk pondasinya adalah bored pile. Prinsip beton bertulang

III - 4

Page 5: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

adalah menggabungkan dua buah material yang berbeda yaitu beton dan baja untuk

memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan beton kuat menerima tekan tetapi

lemah menerima tarik. Sedangkan baja kuat menerima tarik tetapi lemah menerima tekan.

Selain mempertimbangkan pembebanan yang dikombinasikan, perencanaan struktur

harus mempertimbangkan dan harus dapat mencapai sasaran-sasaran yang antara lain adalah

sebagai berikut :

1. Struktur harus mempunyai unsur yang mendukung dari ide arsitektur dalam

pertimbangan teknis maupun ekonomis.

2. Struktur harus kuat dalam mempertahankan bentuk meski menerima beban akibat

penggunaan bangunan tersebut.

3. Harus dapat memperhitungkan atau mempertimbangkan faktor ekonomis.

4. Mudah dan cepat dalam pelaksanaannya sesuai rencana kerja.

Pada Proyek The Central 88 – Mini Office menggunakan konsep struktur tahan gempa,

terutama pada penulangan balok dan kolom, yaitu dengan prinsip Strong Column Weak Beam.

Agar struktur mempunyai kemampuan yang cukup dan tidak terjadi keruntuhan pada saat

terjadi gempa kuat maka membuat struktur yang mempunyai kekuatan elastis yang hanya

menahan gempa rencana saja. Dengan demikian struktur masih bersifat elastis pada saat

terjadi gempa ringan dan gempa sedang. Pada saat terjadi gempa kuat struktur dirancang agar

mampu berdeformasi secara plastis (inelsatis) struktur dirancang dapat berdeformasi cukup

besar akan dapat mengurangi sebagian dari energi gempa yang masuk ke dalam struktur.

Adapun tanda-tanda struktur tahan gempa sebagai berikut:

1. Joint balok dan kolom untuk tulangan sengkang dipasang rapat dengan ukuran

D13-100.

2. Untuk pemasangan tulangan sengkang pada balok dipasang rapat sepanjang ¼

bentang dari balok pada daerah tumpuan. Pada daerah tumpuan, tulangan sengkang

dipasang sesuai dengan balok yang ada dengan ukuran D10-100, D10-125, dan

ø8-100.

3. Untuk pemasangan tulangan sengkang pada balok daerah lapangan dipasang lebih

renggang dari daerah tumpuan. Pada daerah lapangan, tulangan sengkang dipasang

sesuai dengan balok yang ada dengan ukuran D10-125, D10-150, D10-200, dan ø8-

200.

III - 5

Page 6: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

3.4.1. Struktur Bawah (Sub Structure)

Struktur bawah atau sub structure pada Proyek The Central 88 – Mini Office

menggunakan sistem pondasi bored pile. Yang dimaksud dengan sistem ini adalah pengerjaan

pondasi diawali oleh pengerjaan pembuatan lubang pondasi dengan bor, kemudian dilakukan

casing yang berfungsi untuk mengarahkan pengeboran dan mengarahkan penempatan

tulangan. Pada sistem pondasi bored pile ini gaya-gaya dari upper structure diimbangi oleh

gaya pikul tanah seluas (20%) penampang dasar pondasi dan friksi dari dindingnya (80%).

Pondasi bored pile termasuk kategori podasi dalam, yang termasuk sub kategori pondasi tiang

pancang cor ditempat.

Adapun keuntungannya yaitu sebagai berikut:

1. Getaran kecil, sehingga lebih cocok untuk digunakan di daerah yang padat

penduduk.

2. Diameter dapat besar, tiang dapat lebih panjang, dan ketepatan lebih baik.

3. Letak tanah pendukung pondasi dapat langsung diketahui.

4. Pondasi bored pile tidak memerlukan kedalaman seperti tiang pancang, pada ini

hanya memerlukan kedalaman sekitar 12 meter, karena pondasi ini mengandalkan

gaya friksi yang terjadi antara dinding pondasi dengan lapisan tanah (80% gaya

friksi).

Adapun kerugiannya yaitu sebagai berikut:

1. Pemeriksaan kualitas tiang hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.

2. Adukan beton bisa bercampur tanah atau lumpur, untuk itu harus ditangani dengan

seksama.

3. Biaya lebih besar.

4. Lokasi pengerjaan menjadi kotor akibat lumpur dan air yang diangkat dari hasil

pengeboran.

5. Pengeboran tidak sampai pada tanah keras.

Pile Cap atau poer merupakan bagian konstruksi bangunan yang berfungsi untuk

mengikat atau menyatukan beberapa bored pile, sehingga menjadi satu kesatuan yang

mendukung beban dari kolom ke pondasi secara merata, kemudian diteruskan ke lapisan tanah

keras dibawahnya. Pada struktur bawah juga terdapat tie beam yang berfungsi sebagai balok

pengikat antar pile cap, meratakan gaya beban bangunan, sebagai balok penahan gaya reaksi

III - 6

Page 7: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

tanah, bila ada penurunan pada bagian bangunan maka penurunan akan sama, dan peningkatan

kekakuan antar poer.

3.4.2. Struktur Atas (Upper Structure)

Struktur atas adalah meneruskan struktur yang ada pada bagian basement. Struktur

bangunan atas ini tersusun atas beberapa elemen yang saling berhubungan akan tetapi

mempunyai fungsi berbeda antara satu dengan yang lainya. Elemen-elemen yang dimaksud

adalah balok, plat lantai, kolom, dan tangga.

Struktur atas pada Proyek The Central 88 – Mini Office menggunakan struktur rangka

kaku. Bahan yang digunakan adalah beton bertulang (Reinforced Concrete) dalam

perencanaan struktur karena memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan struktur beton bertulang:

1. Bersifat daktail.

2. Ekonomis.

3. Material beton cocok digunakan untuk fungsi arsitektural (dapat dibentuk) dan

struktural.

4. Tahan terhadap api.

5. Kekakuan dan massa yang lebih besar sehingga dapat mengurangi goyangan akibat

angin dan getaran lantai (akibat pengaruh beban berjalan).

6. Biaya perawatan yang rendah.

7. Ketersediaan material seperti pasir, kerikil, semen, air dan fasilitas pencampuran

beton mudah diperoleh.

Kekurangan struktur beton bertulang:

1. Rawan retak.

2. Kuat tarik yang rendah.

3. Membutuhkan bekisting (Form work) dan perancah.

4. Kekuatan per unit volume relatif rendah.

5. Perubahan volume dengan bertambahnya waktu.

Pada struktur atas ini menggunakan konsep struktur tahan gempa, maka dipilih struktur

beton bertulang karena struktur beton bertulang bersifat daktail, beban yang besar akibat

gempa tidak akan menyebabkan keruntuhan dari struktur, lebih-lebih karena beban gempa

III - 7

Page 8: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

merupakan beban dinamis yang arahnya bolak-balik. Beban gempa yang besar akan

menyebabkan deformasi yang permanen dari struktur akibat rusaknya elemen-elemen dari

struktur seperti balok dan kolom. Pada kondisi seperti ini, walaupun elemen-elemen struktur

bangunan mengalami kerusakan, namun secara keseluruhan struktur tidak mengalami

keruntuhan. Analisis statik hanya boleh dilakukan untuk struktur-struktur bangunan dengan

bentuk yang sederhana dan beraturan atau simetris. Pada bangunan ini struktur gedung tidak

terlalu tinggi yaitu kurang dari 10 tingkat atau 40 meter. Respons dinamik dari struktur

bangunan gedung beraturan dapat ditampilkan seolah-olah sebagai akibat dari suatu beban

gempa statik ekivalen.

Pada standar gempa yang berlaku di Indonesia, metode analisis statik untuk

memperhitungkan pengaruh beban gempa pada struktur bangunan hanya boleh digunakan

untuk menganalisis struktur bangunan yang beraturan. Struktur bangunan gedung dapat

dianggap beraturan jika memenuhi beberapa ketentuan antara lain, tinggi struktur bangunan

tidak lebih dari 10 tingkat atau 40 meter, denah struktur bangunan berbentuk persegi panjang

tanpa adanya tonjolan-tonjolan, sistem struktur bangunan gedung mempunyai bentuk yang

sederhana dan beraturan, serta mempunyai massa dan kekakuan yang hampir seragam pada

seluruh tingginya.

Pada struktur bangunan ini tidak menggunakan dinding penahan geser karena termasuk

bangunan yang tidak lebih dari 10 tingkat atau 40 meter, struktur fleksibel dan memiliki

periode getar panjang. Untuk keperluan analisis, waktu getar alami untuk struktur-struktur

bangunan gedung yang berbentuk portal tanpa unsur pengaku (dinding geser/shearwall) yang

membatasi simpangan Tempiris = 0,060 H0,75 (untuk portal beton).

Kolom merupakan konstruksi vertikal yang berupa struktur utama dari bangunan portal

yang berfungsi untuk memikul beban vertikal. Beban aksial hanya diberikan pada ujung-

ujungnya dan tidak ada beban transversal. Dalam merencanakan kolom, kolom harus di buat

agar struktur kolom lebih kuat dari struktur balok (Strong Column Weak Beam). Kolom

mentransfer beban aksial dari lantai atas ke lantai dibawahnya. Elemen-elemen vertikal dari

struktur (kolom) harus dibuat lebih kuat dari elemen-elemen horisontal dari struktur (balok),

agar sendi plastis terbentuk terlebih dahulu pada balok-balok.

Dimensi kolom yang dirancang pada suatu struktur bervariasi menurut beban yang

diterimanya. Semakin ke atas, dimensi kolom semakin kecil. Hal ini dikarenakan beban yang

III - 8

Page 9: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

diterima oleh kolom bagian bawah lebih besar bila dibandingkan dengan kolom bagian

atasnya, selain hal itu akan menghasilkan sutau perencanaan bangunan yang lebih ekonomis.

Pada kolom digunakan mutu beton K-300.

Pada perencanaan balok, balok direncanakan menahan gaya lintang, normal, momen,

dan puntir yang mungkin bekerja pada balok tersebut. Dimensi balok tergantung dari besarnya

beban yang bekerja. Pada Proyek The Central 88 – Mini Office terdapat dimensi balok yang

berbeda-beda. Yang menyebabkan perbedaan dimensi balok ini adalah fungsi dari balok itu

sendiri. Semakin penting balok itu karena akan menerima beban yang besar, maka dimensi

yang direncanakan juga semakin besar. Pada balok digunakan mutu beton K-300.

Plat lantai atau slab merupakan suatu konstruksi yang menumpang pada balok. Plat

lantai direncanakan mampu menahan beban mati dan beban hidup pada waktu pelaksanaan

konstruksi maupun pada waktu gedung dioperasikan. Pada plat lantai digunakan mutu beton

K-300. Adapun fungsi Plat lantai dalam konstruksi antara lain :

1. Memisahkan ruangan dalam bangunan secara horizontal.

2. Menahan beban diatasnya seperti dinding, partisi atau sekat lainnya dan beban

hidup.

3. Menyalurkan beban yang diterimanya ke balok di bawahnya.

3.5. Konsep Perencanaan MEP

Konsep perencanaan mechanical elektrical plumbing pada proyek ini menggunakan

konsep pada umumnya pembangunan gedung. Perencanaan elektrikal gedung yang meliputi

sistem elektrikal, sistem tata suara, tata udara, sistem telekomunikasi, sistem fire alarm dan

fire fighting.

Dasar perencanaan plumbing yaitu sistem penyediaan airminum dan penyaluran air

buangan di dalam bangunan. Sistem perpipaan pada bangunan ini meliputi perpipaan untuk

penyediaan air minum, penyaluran air buangan, penyediaan air panas, penyaluran air hujan,

pencegah kebakaran, penyediaan gas, dan AC (Air Conditioning). Ada beberapa cara

pemasangan peralatan plumbing, namun pada bangunan ini cara pemasangannya

menggunakan cara halus, yaitu pemasangan peralatan plumbing dilakukan setelah konstruksi

selesai, sehingga menghindari terjadinya kerusakan peralatan plumbing akibat pembangunan

konstruksi.

III - 9

Page 10: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

3.5.1. Tata udara

Mutu udara pada bangunan, ventilasi dan orientasi matahari adalah dua faktor utama

yang terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan, karena secara langsung hal ini

berhubungan dengan tingkat kenyamanan, kesehatan dan kenikmatan penghuni atau pengguna

bangunan. Ventilasi dibuat demi menjamin tersedianya udara luar yang masuk ke dalam

ruangan, karena jika pertukaran udara cukup baik, penghawaan dan pengoksidasian udara

dalam bangunan tidak begitu diperlukan. Orientasi matahari berhubungan dengan cahaya yang

dapat dimanfaatkan dalam ruangan agar tidak diperlukan pencahayaan buatan. Perlu

dipertimbangkan agar radiasi panas dapat dikurangi, sehingga udara tidak meningkat, yang

berakibat diperlukannya pengoksidasian udara atau ventilasi mekanik.

Kedua faktor tersebut, ventilasi dan orientasi matahari akan terkait pada perancangan.

Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar penggunaan energi untuk

penghawaan/pengoksidasian udara dan pencahayaan buatan dapat dibuat efisien.

Pada sistem tata udara, mesin pengoksidasian (AC/Air Conditioning) yang di pusatkan

menggunakan Unit Penghantar Udara (Air Handling Unit), semakin banyak digunakan pada

bangunan. Fungsi sistem tata udara adalah mempertahankan suhu dan kelembaban dalam

ruangan dengan cara menyerap panas yang ada dalam ruangan. Mesin tata udara terdiri atas

compressor yang berfungsi untuk mengalirkan zat pendingin (refrigerant) kedalam pipa

tembaga yang berbentuk kumparan (coil).

3.5.2. Perencanaan Lift

Kapasitas atau daya angkut suatu sistem lift harus cocok dengan kebutuhan transportasi

vertikal pada bangunan tertentu yang secara konsisten mengacu pada kriteria rancangan

kualitas bangunan. Perhitungan harus dilakukan secara realistis terhadap kebutuhan sekarang

dan perkiraan di masa yang akan datang, mengingat sulitnya melakukan modifikasi setelah

sistem lift terpasang. Dalam perencanaannya ada beberapa hal yang perlu ditinjau adalah

sebagai berikut:

a. Waktu perjalanan bolak-balik.

Waktu perjalanan bolak-balik merupakan waktu yang dibutuhkan seseorang secara

total, mulai masuk dari lantai dasar sampai lantai yang dituju.

III - 10

Page 11: Bab III (Tinjauan Perencanaan)

b. Beban puncak lift.

Beban puncak lift dilakukan berdasarkan perhitungan empiris terhadap jumlah

penghuni gedung yang harus dapat diangkut oleh lift yang tersedia dalam lima

menit waktu tersibuk di bangunan tersebut.

3.5.3 Konstruksi Tahan Api

Konsep konstruksi tahan api terkait pada kemampuan dinding luar, lantai, dan atap

untuk dapat menahan api di dalam bangunan. Spesifikasi praktis yang digunakan adalah suatu

konstruksi yang mempunyai tingkat kemampuan untuk bertahan terhadap api. Ini menyatakan

beberapa ketentuan yang terkait pada kemampuan struktur untuk tahan terhadap api tanpa

mengalami perubahan bentuk yang berarti dan mencegah menjalarnya api ke seluruh

bangunan. Dengan demikian, setiap komponen bangunan, dinding, lantai, kolom dan balok

harus tetap bertahan dan dapat menyelamatkan isi bangunan, meskipun bangunan dalam

keadaan terbakar. Selain konstruksi yang tahan api, maka perlu adanya konsep untuk

menanggulangi jika terjadi kebakaran sehingga perlu adanya komponen hidran dan selang

kebakaran. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik

tersendiri dan sumber daya listrik darurat.

3.5.4 Pemipaan, Sanitasi dan Pengolahan Limbah

Instalasi pipa pada bangunan digunakan untuk mengalirkan air bersih, air es untuk

keperluan tata udara, air untuk keperluan pencegahan dan penanggulangan kebakaran,

pembuangan air kotor, air buangan, air hujan dan air limbah. Jaringan pipa diatur menurut

arah vertikal yang disembunyikan dalam saluran didalam tembok (shaft), sedangkan pada arah

horisontal, biasanya diatas langit-langit atau di lantai instalasi (lantai mekanik dan elektrik).

III - 11