Bab III - Tinjauan Makro Ekonomi Dan Industri

download Bab III - Tinjauan Makro Ekonomi Dan Industri

of 19

Transcript of Bab III - Tinjauan Makro Ekonomi Dan Industri

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

BAB III TINJAUAN MAKRO EKONOMI DAN INDUSTRI3.1.

Perkembangan Makro EkonomiKrisis ekonomi global telah memberi dampak lebih dalam dari yang dibayangkan sebelumnya. Berbagai perkembangan terkini menunjukkan hampir semua negara maju dan sebagian negara - negara berkembang mengalami penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) secara berarti di tahun 2009. Keketatan likuiditas juga diperkirakan masih akan mewarnai kondisi pasar keuangan global sebagai konsekuensi dari masih terus berlangsungnya proses deleveraging di sejumlah negara maju. Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2010 diperkirakan 2,2%. Pertumbuhan lebih tinggi dari estimasi pertumbuhan tahun 2009 sebesar 1,3 %. Kenaikan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh semakin membaiknya perekonomian yang terjadi pada semua negara di dunia.Tabel 3.1 Pertumbuhan Ekonomi DuniaKeterangan Output Dunia Negara-negara maju o Amerika Serikat o Euro Jerman Perancis Italia o Jepang o Inggris o Kanada Negara Maju Lainnya Negara Industri baru Asia Negara Berkembang o Afrika o Eropa Tengah dan Timur o Rusia o Negara Berkembang Asia (Excl. China) o China o Timur Tengah o Amerika Latin Sumber: BI, IMF, World Economic Outlook (Januari, 2010) Aktual 2008 3,0 0,5 0,4 0,6 1,2 0,3 - 1,0 - 1,2 0,5 0,4 1,7 1,7 6,1 5,2 3,1 5,6 7,9 9,6 5,3 4,2 2009 - 0,8 - 3,2 - 2,5 - 3,9 - 4,8 - 2,3 - 4,8 - 5,3 - 4,8 - 2,6 - 1,3 - 1,2 2,1 1,9 - 4,3 - 9,0 1,9 8,7 2,2 - 2,3 Proyeksi IMF 2010 2011 3,9 4,3 2,1 2,4 2,7 2,4 1,0 1,6 1,5 1,9 1,4 1,7 1,0 1,3 1,7 2,2 1,3 2,7 2,6 3,6 3,3 3,6 4,8 4,7 6,0 6,3 4,3 5,3 2,0 3,7 3,6 3,4 4,3 5,3 10,0 9,7 4,5 4,8 3,7 3,8

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

1

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Tabel 3.2

Laju Pertumbuhan Volume Perdagangan DuniaKeterangan Aktual 2008 0,5 8,9 1,8 4,4 2009 - 12,2 - 13,5 - 12,1 -11,7 Proyeksi 2010 5,5 6,5 5,9 5,4 Proyeksi 2011 5,5 7,7 5,6 7,8

Impor Negara Maju Negara Berkembang Ekspor Negara Maju Negara Berkembang Sumber: BI, IMF, World Economic Outlook (Januari, 2010)

3.2.

Kondisi Perekonomian IndonesiaKondisi ekonomi nasional sejak pasca krisis 1998 secara berangsur mengalami pemulihan dan perbaikan, hal ini tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2006 sebesar 5,5% meningkat menjadi 6,3% pada tahun 2007 dan menjadi 6,4% pada tahun 2008. Selanjutnya tahun 2009 target awal APBN untuk angka pertumbuhan ini diproyeksikan sebesar 6% - 6,1%. Namun Krisis ekonomi global telah memberi dampak lebih dalam dari yang dibayangkan sebelumnya. Berbagai perkembangan terkini menunjukkan hampir semua negara maju dan sebagian negara - negara berkembang akan mengalami penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) secara berarti di tahun 2009. Keketatan likuiditas juga diperkirakan masih akan mewarnai kondisi pasar keuangan global sebagai konsekuensi dari masih terus berlangsungnya proses deleveraging di sejumlah negara maju. Realitanya, pertumbuhan ekonomi dalam triwulan I - 2009 terealisasi sebesar 4,6% dan selama triwulan II 2009 berada pada angka 4,0% kemudian sepanjang triwulan III 2009 terealisasi sebesar 4,20%. Dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan IV terealisasi sebesar 4,30%. Membaiknya pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009 terutama ditopang oleh semakin membaiknya kinerja ekspor yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan perbaikan pertumbuhan investasi.

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

2

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Grafik 3.14,7 4,6 4,5 4,4 4,3 4,2 4,1 4,0 3,9 3,8 3,7

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Tw I Tw IV 2009

%

TW I 2009

TW II 2009

TW III 2009

TW IV 2009

Pertumbuhan PDB/Ekonomi

Sumber: BI diolah

Grafik 3.210,0 5,0 (5,0)

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi sisi Permintaan, Tw I Tw IV 2009

TW I 2009

TW II 2009

TW III 2009

TW IV 2009

%

(10,0) (15,0) (20,0) (25,0) (30,0)

Total Konsumsi Permintaan Domestik

Eksport Barang dan Jasa Import Barang dan Jasa

Sumber: BI diolah

Grafik 3.318,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 -

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi sisi Penawaran, Tw I Tw IV 2009

%

TW I 2009

TW II 2009

TW III 2009

TW IV 2009

Pertanian Listrik, Gas & Air Bersih

Industri Pengolahan

Sumber: BI diolah

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

3

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Parameter kestabilan ekonomi juga tercermin dari kondisi perkembangan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing khususnya USD. Pada tahun 2005 nilai tukar rupiah terhadap USD sebesar Rp. 9.750,- dan mengalami penguatan sebesar Rp. 9.140,- untuk tahun 2007 dan Rp. 9.150,- pada tahun 2008. Kemudian pada Triwulan I 2009 melemah dan tercatat sebesar Rp.11.555,- dan kembali menguat pada Triwulan II 2009 menjadi Rp. 10.527,-. Diakhir triwulan III 2009, akibat dari masuknya dana asing yang didorong oleh peningkatan optimisme investor akan pemulihan ekonomi dunia menyebabkan rupiah secara rata-rata terapresiasi sehingga rupiah ditutup pada level Rp.9.645,- atau menguat dari level penutupan triwulan sebelumnya. Pada akhir November, rupiah ditutup pada level Rp9.455/USD atau menguat sebesar 2,01% dari level penutupan triwulan III-2009 yaitu Rp9.645/USD. Apresiasi yang cukup tajam tersebut menyebabkan peningkatan volatilitas dari 0,69% menjadi 0,74%Grafik 3.414.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 TW I 2009 TW II 2009 TW III 2009 TW IV 2009

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah, Tw I Tw IV 2009

Rp/USD

NILAI TUKAR RUPIAH (RP/USD)

Sumber: BI diolah

Dengan perkembangan pada transaksi berjalan serta neraca modal dan finansial tersebut di atas, posisi cadangan devisa sampai dengan akhir November 2009 mencapai USD 65,84 miliar atau setara dengan 6,5 bulan impor dan pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah.

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

4

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Grafik 3.570.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0

Perkembangan Cadangan Devisa, Tw I Tw IV 2009

Juta USD

TW I 2009

TW II 2009

TW III 2009

TW IV 2009

Cadangan Devisa

Sumber: BI diolah

Perkembangan tingkat inflasi nasional juga mengalami penurunan dari 6,90% pada tahun 2003 dan membaik mencapai 6,29% pada akhir tahun 2007. Pada tahun 2008 seiring dengan melambatnya perekonomian akibat lonjakan harga pangan dan energi (minyak mentah dunia) dipasar internasional serta kenaikan harga BBM, angka inflasi mencapai 11,1%. Kemudian tercatat inflasi di Triwulan I 2009 mencapai 7,92% dan Inflasi pada triwulan III 2009 tercatat sebesar 2,83%, lebih rendah dibandingkan triwulan II sebelumnya yang mencapai 3,65%. Pada akhir 2009 inflasi mencapai 2,45%.Grafik 3.66,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 TW I 2009 TW II 2009 TW III 2009 TW IV 2009

Tingkat Inflasi Tw I Tw IV 2009

%

INFLASI IHK

Sumber: BI diolah

Perkembangan GDRP (Gross Domestic Regional Product) dari tahun ketahun juga mengalami peningkatan hal ini menunjukkan bahwa kondisi daya beli masyarakat berpotensi mengalami peningkatan.

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

5

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Grafik 3.74,7 4,6 4,5 4,4 4,3 4,2 4,1 4,0 3,9 3,8 3,7

Pertumbuhan Gross Domestic Regional Product Tw I Tw IV 2009

%

TW I 2009

TW II 2009

TW III 2009

TW IV 2009

Pertumbuhan PDB/Ekonomi

Sumber: BI diolah

Tabel 3.3

Indikator Ekonomi Indonesia Tw I Tw IV 2009Tahun Pertumbuhan Ekonomi 4,6 4,0 4,2 4,3 Nilai Tukar Rupiah/USD 11.555 10.527 9.645 9.455 Inflasi 7,92 3,65 2,83 2,45 GDRP 4,40 4,00 4,20 4,30

Triwulan I - 2009 Triwulan II 2009 Triwulan III 2009 Triwulan IV 2009 Sumber : BI

Sementara itu, krisis keuangan global juga telah berdampak pada kinerja di sektor keuangan Indonesia seperti yang ditunjukkan oleh meningkatnya yield SUN, anjloknya harga saham, dan melemahnya nilai tukar. Menyikapi perkembangan tersebut, Dewan Gubernur Bank Indonesia memandang perlu untuk menempuh kebijakan moneter yang mampu menjaga keseimbangan antara upaya menjaga gairah di sektor dunia usaha dan mengurangi kerentanan di pasar keuangan dengan tetap menjaga stabilitas makro ekonomi jangka panjang. Memasuki tahun 2009, Bank Indonesia pada 7 Januari 2009 kembali menurunkan BI Rates dari 9,25% pada bulan sebelumnya menjadi 8,75%, karena laju inflasi sejak bulan Oktober 2008 sampai Desember 2008 cenderung terus menurun. Penurunan BI Rates sebesar 50 basis poin memang cukup mengejutkan karena jarang terjadi dan terakhir kalinya terjadi penurunan sebesar itu adalah pada 7 Desember 2006. Pada tanggal 4 Februari 2009, kembali Bank Indonesia menurunkan BI Rates sebesar 50 basis poin menjadi 8,25% dan hal yang sama kembali terulang pada tanggal 4 Maret 2009 menjadi 7,75%. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 3 Juli 2009 kembali menurunkan suku bunga BI Rate sebesar 25 bps dari 7,00% menjadi 6,75% dan turun kembali pada triwulan III-2009 menjadi 6,50%. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 3 Desember 2009 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 6,50%. Keputusan

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

6

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

tersebut diambil setelah mengevaluasi kinerja perekonomian tahun 2009 dan membahas prospek ekonomi ke depan. Bank Indonesia memandang bahwa pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan selama tahun 2009 melalui penurunan suku bunga BI Rate sebesar 300 bps menjadi 6,50% telah cukup kondusif bagi proses pemulihan perekonomian dan intermediasi perbankan.Grafik 3.88,00 7,50%

Perkembangan Suku Bunga / BI Rate

7,00 6,50 6,00 5,50 TW I 2009 TW II 2009 TW III 2009 TW IV 2009

SUKU BUNGA SBI/ BI RATE

Sumber: BI diolah

3.3.

Prospek Ekonomi KedepanPerkembangan terkini menunjukkan bahwa kinerja perekonomian Indonesia secara umum lebih baik dari prakiraan semula. Meskipun demikian, perkembangan tersebut tetap perlu disikapi secara lebih berhati-hati karena masih tingginya ketidakpastian di perekonomian global. Namun, berbeda dengan negara lain di kawasan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap positif. Dampak penurunan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia diperkirakan tidak separah berbagai negara eksportir lainnya di kawasan. Keuntungan komparatif Indonesia diantaranya adalah relatif kuatnya peranan permintaan domestik dalam struktur perekonomian. Untuk tahun 2010, diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran 5,05,5% mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang hanya 3,5-4,0%. Di sisi Neraca Pembayaran, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia untuk tahun 2009 dan 2010 diperkirakan mencatat surplus yang semakin membaik. Kegiatan ekspor diperkirakan membaik didukung oleh proses pemulihan ekonomi dunia serta kenaikan harga komoditas. Di sisi domestik, impor diperkirakan masih tumbuh terbatas mengingat kegiatan investasi yang masih tumbuh rendah. Sementara untuk tahun 2010, neraca transaksi

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

7

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

berjalan diperkirakan masih akan mencatat surplus. Di sisi prospek inflasi, tren penurunan inflasi di tahun 2009 diprakirakan masih berlanjut, namun memiliki potensi untuk kembali ke pola normalnya pada tahun 2010. Selama tahun 2009, inflasi IHK diprakirakan akan mencapai kisaran sasaran inflasi 4,51%. Untuk tahun 2010, inflasi IHK diprakirakan kembali ke pola normalnya dalam kisaran 51% terkait dengan mulai meningkatnya kegiatan ekonomi dalam negeri.

3.4.

Perkembangan Jalan Tol IndonesiaJakarta adalah kota pertama di Indonesia yang mengenal jalan tol. Lebih dari 31 tahun yang lalu jalan tol yang menghubungkan Jakarta dan Bogor dioperasikan. Pengoperasian jalan tol Jagorawi ini menawarkan kemudahan pergerakan dari arah timur dan selatan Jakarta. Pembangunan sistem transportasi ini menjadi pemicu maraknya pembangunan jalan tol pada era tahun 1980 hingga tahun 1990-an, pada masa sebelum Indonesia dilanda krisis ekonomi berkepanjangan. Tingginya tingkat ketergantungan pada kendaraan pribadi membuat bisnis pengelolaan jalan tol jadi sangat menarik. Hal ini terlihat dari munculnya beberapa perusahaan pengelola jalan tol swasta yang bekerjasama dengan PT Jasa Marga.Tabel 3.4 Pengguna Jalan Tol di Indonesia 2005 2009Toll Roads Jagorawi Jakarta-Cikampek Jakarta-Tangerang Cawang-Tomang-Cengkareng *) Purbaleunyi Surabaya-Gempol Semarang Belmera Palikanci Jakarta Outer Ring Road Bogor Ring Road Total Sumber : Jasa Marga 2009 2005 119.337.862 109.777.217 107.926.409 259.115.188 49.848.941 63.268.772 25.820.334 16.235.504 13.270.725 84.370.325 848.971.277 2006 116.716.302 105.229.668 106.514.393 257.262.429 48.791.975 55.919.420 24.247.816 15.949.732 12.604.652 86.041.576 829.277.963 2007 116.083.248 109.643.804 112.882.477 256.018.304 52.135.719 53.749.793 25.702.016 16.798.363 13.721.887 102.585.511 859.321.122 2008 115.489.491 123.250.044 115.866.709 249.153.889 54.513.577 56.787.700 27.328.929 17.043.346 14.638.586 105.984.766 880.057.037 2009 120.335.657 125.104.095 119.147.084 252.130.745 65.259.991 60.371.093 28.592.102 16.949.746 15.367.946 112.541.624 683.088 916.483.171

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

8

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Grafik 3.9

Volume Pengguna Jalan Tol Indonesia 2004 - 2009

300.000.000 250.000.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 50.000.000 2005Jagorawi Jakarta-Tangerang Purbaleunyi Semarang Palikanci Bogor Ring Road

2006

2007

2008

2009

Jakarta-Cikampek Cawang-Tomang-Cengkareng *) Surabaya-Gempol Belmera Jakarta Outer Ring Road

Sumber : Jasa Marga 2009

Tabel 3.5No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Tol Yang Sudah BeroperasiSection Km 46 28 5,5 39,5 72 63,9 17,5 41 14,3 25 34 35,2 28,8 3,7 4 9,1 14,7 14,2 5,4 15,5 11,6 12,8 73 20,7 6,1 Operasi 1978 1983 1998 2003 1984 1985 1986 2003 2004 2004 2005 1986 1988 1989 1996 2003 1990 1991 1998 2001 2003 2005 2007 1995 1996 2009 1990 1995 1996 2008 1983 1996 1993 1996 1998 1999 Operator

Jagorawi Jakarta Tangerang Pondok Aren Ulujami Surabaya Gempol Jakarta Cikampek Padalarang Cileunyi Cikampek Padalarang Phase 1 Cikampek Padalarang Phase 2 Sedyatmo Lingkar Dalam Kota Belmera Semarang Section A,B,C Palimanan Plumbon kanci JORR W2 South JORR E1 South JORR E2 JORR E1-3,W2-S,E3,E1-4 JORR S Suramadu Cawang Tj Priuk Pluit Ancol Jembatan Tiga Waru Juanda Tangerang Merak Surabaya Gresik Ujung Pandang Phase 1

26

Serpong Pondok ArenTotal

7,3648,8

JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR JSMR CMNP CMNP CMNP Marga Mandala Sakti Marga Bumi Matra Raya Bosowa Marga Nusantara Bintaro Serpong Damai

Sumber : Jasa Marga 2008

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

9

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Pengadaan dan pembangunan infrastruktur jalan raya, termasuk jalan tol, merupakan tanggung jawab pemerintah. Namun mengingat keterbatasan dana, pemerintah membuka peluang investasi kepada swasta dengan memberikan konsesi pengelolaan secara komersial untuk jangka waktu tertentu. Sejauh ini pembangunan jalan tol di Indonesia berjalan lambat. Selama tiga puluh tahun sejak pembangunan dan pengoperasian jalan tol pertama, total panjang jalan tol yang sudah ada hanya mencapai sekitar 700 km. Jumlah ini relatif rendah dibandingkan luas daratan Indonesia. Sedangkan, Malaysia yang baru memulai pembangunan jalan tol sepuluh tahun dibelakang Indonesia kini memiliki lebih dari 1.230 km jalan tol. Bahkan China hanya dalam kurun dua puluh tahun sudah mampu membangun jalan tol lebih dari 90.000 km. Faktanya, infrastruktur jalan mampu memberikan stimulasi pesatnya pertumbuhan ekonomi negara.Tabel 3.6 Prioritas Pembangunan Jalan ToL 2005 2009Ruas Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Total Sumber : Departemen Pekerjaan Umum Panjang (KM) 83,1 380,7 1.129,30 1.593,10 Biaya Konstruksi (Rp Milyar) 6.399 17.148 53.794,40 77.341 Biaya Lahan (Rp Milyar) 251 4.424,60 7.388,90 12.064,50 Biaya Proyek (Rp Milyar) 6.650 21.572,60 61.183,30 89.405,90

Selama ini macetnya pembangunan jalan tol umumnya disebabkan ketidakmampuan financial dari investor. Meskipun investor yang membangun jalan tol mampu diisyaratkan memiliki modal sendiri 30% dan 70% modal pinjaman bank. Beberapa proyek jalan tol mengalami kemacetan, antara lain ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), ruas JORR WX, ruas Pejagan Pemalang, ruas Pemalang Batang. Jalan tol di Indonesia menggunakan sistem konsesi dimana Jasa Marga saat ini rata rata memiliki konsensi hingga sekitar tahun 2040, atau 32 tahun dari saat ini.

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

10

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Gambar 3.1

Peta Konsensi Pengelolaan Jasa Marga

Sumber : Jasa Marga 2008

3.4.1. Perkembangan Jalan Tol JabotabekSeluruh jaringan tol di wilayah Jabotabek dan sekitarnya ditargetkan sudah dapat terkoneksi pada 2011. Terkoneksinya seluruh jaringan tol di Jabotabek diharapkan dapat mengurangi kemacetan di dalam Kota Jakarta, termasuk akses tol menuju Bandara Soekarno-Hatta yang sudah dua kali terendam banjir.Gambar 3.2 Peta Jalan Tol Jabodetabek

Sumber : Badan Pengatur Jalan Tol 2008

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

11

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Pemerintah sudah menenderkan proyek-proyek jalan tol yang menjadi akses ke arah bandara dan proyek tol lainnya untuk wilayah Jabotabek. Model Transportasi yang dikembangkan di Jabotabek adalah inner ring road yang meliputi ruas Wiyoto Wiyono Gatot Subroto Harbor Road Wiyoto Wiyono dan outer ring roads (koridor selatan / TB.Simatupang-Jagorawi) Jaringan inter city di Jabodetabek membentuk radial road yang menghubungkan Jakarta dan daerah sekitar seperti Depok, Tangerang, Bogor dan Bekasi dengan Jakarta. kedepan rencana membangun outer ring road tahap kedua untuk membantu mengatasi masalah lalulintas di Jabodetabek khususnya di wilayah selatan akan membutuhkan akses ke jalan radial yang berada diantara inner ring road Jabotabek dan outer ring road Jakarta, khususnya di selatan Jakarta. Studi transportasi selalu berkaitan dengan dari tingkat nasional sampai ke tingkat kecamatan hal ini untuk mengantisipasi terjadinya konflik pada permasalahan transportasi. Penelitian yang dilakukan oleh Japanese International Cooperation Agency (JICA) ditahun 2003 menyimpulkan bahwa sistem transportasi fundamental untuk Kawasan Jabotabek haruslah ada untuk mendukung perkembangan sosial, ekonomi, dan populasi yang cepat di Kawasan DKI dan Kawasan di sekitarnya. JICA juga menambahkan bahwa sistem transportasi yang memadai haruslah direncanakan dengan baik dan dibangun sebagaimana mestinya untuk mengantisipasi permintaan sampai dengan tahun 2020.

3.4.2. Kondisi Wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan BekasiJakartaDaerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Indonesia. Kota ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa, luasnya adalah sekitar 740 km dan penduduknya berjumlah 8.792.000 jiwa. Jakarta bersama metropolitan Jabotabek dengan penduduk sekitar 23 juta jiwa merupakan wilayah metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. Kebanyakan penduduk Jakarta bekerja di sektor perdagangan, jasa, dan industri. Wilayah administratif Jakarta terdiri dari 5 kotamadya yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur dan wilayah Kepulauan Seribu. DKI Jakarta telah tumbuh sebagai pusat perdagangan, pusat jasa dan pusat investasi dengan skala international. Sementara kawasan Botabek sebagai kawasan yang langsung berbatasan dengan DKI juga telah tumbuh sebagai pusat kegiatan ekonomi yang sangat pesat dan berdampak pada tingginya tingkat aksesbilitas di kawasan Botabek. Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta tahun 2009 tumbuh sebesar 5,01 persen dibandingkan dengan tahun 2008. Dari sisi lapangan usaha hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapaiBab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri 12

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

oleh sektor pengangkutan yakni 15,63 persen, kemudian disusul oleh sektor jasa sebesar 6,49 persen, dan sektor konstruksi sebesar 6,20 persen. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh konsumsi pemerintah (10,24 persen), konsumsi rumah tangga (6,15 persen), dan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (2,76 persen).

BogorKabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota RI dan secara geografis mempunyai luas sekitar 2.301,95 Km2 terletak antara 6.190 lintang selatan dan 10601' -1070103' bujur timur. Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan, 427 desa/kelurahan, 3.516 RW dan 13.603 RT. Dari jumlah desa tersebut mayoritas mempunyai ketinggian sekitar kurang dari 500 m terhadap permukaan laut, yakni 234 desa, sedangkan di antara 500 - 700 meter ada 144 desa dan sisanya 49 desa sekitar lebih dari 700 meter dari permukaan laut. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di kabupaten Bogor, selama tahun 2008 cenderung merosot. Jika pada tahun 2007 lalu laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor mencapai kisaran 6,04 persen, namun pada tahun 2008 lalu turun menjadi 5,74 persen. Sedangkan pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 6,02 persen. Index Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor saat ini mencapai 70,08 poin. Angka tersebut berdasarkan standard UNDP masuk dalam kategori sejahtera menengah. Memang masih butuh waktu yang cukup lama untuk bisa mencapai angka 80 poin, atau taraf sejahtera.

TangerangKabupaten Tangerang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Banten terletak di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106 0 20-1060 43 Bujur Timur dan 6020-6020 lintang selatan dengan luas wilayah 1.110,38 km2 atau 12,62 % dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten. Secara administratif pada tahun 2007 Kabupaten Tangerang memiliki 36 wilayah Kecamatan yang terdiri dari 251 wilayah Desa dan 77 wilayah Kelurahan. Jumlah penduduk Kabupaten Tangerang pada tahun 2007 adalah 3.502.226 jiwa yang terdiri dari 1.780.982 jiwa laki-laki dan 1.721.244 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang rata-rata 3,154 jiwa/km2. Perekonomian di Kabupaten Tangerang pada tahun 2006 tumbuh sebesar 6,97% namun terjadi penurunan di tahun 2007 dengan pertumbuhan 6,51%, ditahun 2008 akibat dari krisis global perekonomian kabupaten Tangerang kembali mengalami penurunan dengan pertumbuhan 5,70 %.

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

13

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

BekasiKabupaten Bekasi, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, Ibukotanya adalah Cikarang. Kabupaten ini berada tepat di sebelah timur Jakarta, berbatasan dengan Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta di barat, Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten Bogor di selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Bekasi merupakan kawasan pertumbuhan Jakarta, dan menjadi bagian dari kawasan Jabotabek (belakangan menjadi Jabodetabek). Bekasi dilintasi ruas jalan tol Jakarta-Cikampek dan jalur kereta api Jakarta-Surabaya. KRL Jakarta-Bekasi hanya tersedia sampai kawasan Bekasi barat. Ketersediaan rencana tata ruang, menjadi potensi untuk mengembangkan kawasankawasan yang strategis, khususnya perkotaan Cikarang dan rencana Kota Teluk Jakarta. Pertumbuhan ekonomi telah mencapai 6 %. Jumlah pabrik lebih dari 2800 buah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru mencapai 185 miliar. Dengan jumlah penduduk 2.025.000 jiwa di Kab. Bekasi ternyata jumlah orang miskinnya adalah yang paling banyak dibandingkan dengan kabupatenkabupaten lain di Indonesia. Jika ditingkat nasional dan di Jawa Barat masih di bawah 16%. Dari 2.025.000 jiwa penduduk di kab. Bekasi ada 111.577 keluarga miskin.

3.4.3. Perkembangan Jakarta Outer Ring RoadPola jaringan jalan tol yang telah ada di Jabotabek terdiri dari ring road dan radial road sebagai suatu jaringan yang berkonsentrasi di wilayah DKI Jakarta. Dua ring road di sekitar DKI Jakarta membentuk dua letter U atau separuh lingkaran yang dihubungkan oleh jalan tol pelabuhan di bagian utara. Dua jalan tol radial dihubungkan oleh inner ring road ke arah selatan, timur dan barat (Jagorawi, Jakarta-Merak, Jakarta Cikampek). Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) adalah rangkaian jalan tol yang melingkari bagian luar Jakarta. Jalan tol pertama yang dibangun dan kemudian menjadi bagian dari JORR adalah Jalan Tol di Jalan TB.Simatupang (Tol Pondok Indah).

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

14

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Gambar 3.3

Peta Jakarta Outer Ring Road

Sumber : PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta

Jalan Tol JORR sangat strategis bagi sistem jaringan jalan arteri Jabotabek dan merupakan bagian penting dari Sistem Jalan Tol Jakarta - Jawa Barat, dan bersama-sama Jalan Tol Dalam Kota Jakarta akan dapat berfungsi mendistribusikan lalu lintas Jakarta dan sekitarnya.Tabel 3.7 Perkembangan Jakarta Outer Ring RoadRuas E1 Seksi 1 E1 Seksi 2 E1 Seksi 3 E1 Seksi 4 E2 E3 S WX W2 Seksi1 W2 Seksi2 W2 Seksi3 W2 Seksi4 JORR2 Jalur Taman Mini Ceger Ceger Hankam Hankam Jati Asih Jati Asih Cikunir Cikunir Cakung Cakung Cilincing Pondok Pinang Taman Mini Kebun Jeruk Penjaringan Veteran Pondok Pinang Ulujami Veteran Joglo Ulujami Kebun Jeruk Joglo Cengkareng Serpong Cinere Panjang 1 km 3,1 km 4,4 km 3,9 km 9,07 km 4,8 km 12,90 km 8,65 km 2,26 km 1,30 km 2,04 km 5,61 km 157 km Status Beroperasi (2000) Beroperasi(2002) Beroperasi(2006) Beroperasi(2007) Beroperasi(1991) Beroperasi(2007) Beroperasi(1990) Beroperasi(2010) Beroperasi(2003) Beroperasi(2005) pembebasan lahan(2008) Proses investasi(2008) Konstruksi(2008)

Sumber : PT Tol Lingkar Luar Jakarta

Apabila dibandingkan dengan panjang jalan tol yang telah beroperasi di Indonesia, Jabotabek mempunyai jalan tol sekitar 52,79%, besarnya jumlah jalan tol yang dimiliki oleh Jabotabek dikarenakan Jabotabek memerlukan adanya jalan tol untuk mengantisipasi kepadatan lalulintas dan kemacetan yang hampir berlangsung setiap hari. Kawasan Jabotabek saat ini

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

15

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

merupakan kawasan dengan tingkat perkembangan yang tinggi serta memiliki jumlah penduduk yang besar.

3.4.4. Perkembangan Jakarta Outer Ring Road WXUntuk mengurangi beban kemacetan lalu lintas di jalan Tol Jakarta-Merak khususnya ruas Kebonjeruk-Tomang, Direktorat jenderal (Dirjen) Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (DPU) dan Pemprov DKI Jakarta terus menyelesaikan pembangunan jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) West-x (WX). Jalan tol JORR ruas WX sepanjang 8,65 kilometer merupakan salah satu ruas jalan tol lingkar luar Jakarta membentang dari Kebonjeruk hingga Penjaringan. Jalan tol tersebut sangat dibutuhkan untuk memperlancar akses wilayah Jakarta Selatan (Ciputat, Pondok Indah, dan Bintaro) dengan wilayah Jakarta Barat (Kebon Jeruk, Puri Indah) sehingga dapat meningkatkan aktivitas perekonomian. Dengan terbangunnya JORR WX ini juga sekaligus akan meningkatkan kinerja jaringan transportasi dengan mengurangi kemacetan jalan tol koridor Timur-Barat (Tol Dalam Kota, Jalan Tol Bandara dan Jalan Tol JakartaMerak khususnya ruas Kebonjeruk-Tomang), karena pengguna jalan pada koridor Selatan-Barat dan Timur-Barat ini sebagian akan terbagi dan beralih dengan melewati JORR. Pengerjaan proyek Outer Ring Road West One (JORR WX) atau jalan tol lingkar luar barat Jakarta pertama sudah selesai dan sudah mulai beroperasi pada bulan Februari 2010. Ruas JORR Wx (Kebon Jeruk-Penjaringan) sepanjang 8,65 kilometer telah selesai dibangun oleh PT Jalan Tol indonesia Total investasi WX untuk konstruksi Rp 2,3 triliun dan investor mendapat konsesi 35 tahun. Nilai proyek pembangunan jalan tol JORR WX sebesar Rp. 2.308 triliun, dimana Rp. 786 Milyar (34,06%) berasal dari self financing, dan Rp. 1.522 milyar (65,94%) merupakan kredit investasi sindikasi Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank DKI dan Bank Panin. JORR Wx bisa memberikan jalur utama bagi lalu lintas barang dari arah barat menuju Pelabuhan Tanjung Priok maupun Bandara Soekarno-Hatta. JORR Wx merupakan bagian dari jalan tol lingkar luar Jakarta yang menghubungkan jalan tol lingkar luar Jakarta Seksi W2 (pada Simpang Susun Kebon Jeruk) dengan jalan tol Sedyatmo. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 249/KPTS/M/2010 Pemerintah menetapkan tarif Tol awal untuk ruas jalan tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Wx (Kebon Jeruk Penjaringan) adalah : Gol I : Rp 7.000 ( Sedan, Jip, Pick up/Truk Kecil dan Bus )16

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Gol II Gol III Gol IV Gol V

: Rp 10.500 ( Truk dengan dua garden ) : Rp 14.000 ( Truk dengan tiga garden ) : Rp 17.500 ( Truk dengan empat garden ) : Rp 21.000 ( Truk dengan lima garden atau lebih )

Diharapkannya, jika JORR Wx dan W2 selesai, akan terjadi peralihan beban lalu lintas di dalam kota, dengan peralihan 60 persen di JORR WX-W2 dan 40 persen di jalan Tol S Parman dan Gatot Subroto.

3.5.

Prospek Industri Jalan Tol IndonesiaPerkembangan jalan tol nasional semakin meningkat, namun perkembangan jalan tol di Indonesia dibandingkan beberapa negara lain di Asia termasuk terlambat. Pada saat ini, Jepang memiliki rasio panjang jalan tol dan jumlah penduduk sebesar 92,16 km per sejuta penduduk, Malaysia sebesar 68,18 km per sejuta penduduk, sedangkan Indonesia hanya memiliki rasio sebesar 2,86 km per sejuta penduduk. Pemerintah telah menawarkan sejumlah ruas jalan tol kepada pihak swasta. Untuk Tahap I, pemerintah menawarkan enam ruas jalan tol sepanjang 148,7 km dengan nilai Rp. 8,94 triliun untuk pembangunan jalan tol selama 20052009. Pemerintah membaginya dalam tiga prioritas. Prioritas I terdiri dari lima ruas jalan tol sepanjang 83,1 km dengan Rp. 6,65 triliun. Prioritas II sepanjang 380,7 km senilai Rp.21,572 triliun dan prioritas III sepanjang 1.129,3 km senilai Rp.61,183 triliun. Pada tahap pertama, pembangunan jalan tol telah ditenderkan 6 ruas jalan tol yang keseluruhannya menambah panjang jalan tol nasional sepanjang 172,7 km. Dari ke-6 ruas jalan tol tersebut, 2 di antaranya berada di wilayah Jabotabek. Kedua ruas jalan tol tersebut menyediakan kemudahan aksesibilitas penduduk yang bertempat tinggal di wilayah Depok, Bogor, dan Tangerang namun bekerja di Kota Jakarta. Pada saat ini, jalan menuju Kota Jakarta dari arah selatan (Depok, Bogor, dan Tangerang) mengalami kemacetan yang berat (heavy traffic jam) sehingga waktu tempuh menjadi tidak efisien.

3.6

Kesimpulan Perkembangan terkini menunjukkan bahwa kinerja perekonomianIndonesia secara umum lebih baik dari prakiraan semula.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalamikenaikan dari 3,5 4,0% di tahun 2009 menjadi 5,0%-5,5% pada tahun 2010.

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

17

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

Apabila efektifitas stimulus moneter dan fiskal dapat ditingkatkan pada triwulan-triwulan ke depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat mencapai batas atas 5% pada 2010. Di karenakan diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran 5,0-5,5% pada tahun 2010 maka tren penurunan inflasi di tahun 2009 diprakirakan masih berlanjut, namun memiliki potensi untuk kembali ke pola normalnya pada tahun 2010. Perkembangan jalan tol di Indonesia memperlihatkan kecenderungan yang meningkat, yang dibangun oleh Jasa Marga dan Investor Swasta. Selain faktor intrinsik berupa pertumbuhan pengguna jalan tol, juga pendapatan yang diperoleh meningkat seiring kenaikan tarif tol. Model Transportasi yang dikembangkan di Jabotabek adalah inner ring road yang meliputi ruas Wiyoto Wiyono Gatot Subroto Harbor Road Wiyoto Wiyono dan outer ring roads (koridor selatan / TB.Simatupang-Jagorawi) Jaringan inter city di Jabodetabek membentuk radial road yang menghubungkan Jakarta dan daerah sekitar seperti Depok, Tangerang, Bogor dan Bekasi dengan Jakarta. Jalan Tol JORR sangat strategis bagi sistem jaringan jalan arteri Jabotabek dan merupakan bagian penting dari Sistem Jalan Tol Jakarta - Jawa Barat. Dengan terbangunnya JORR Wx ini juga sekaligus akan meningkatkan kinerja jaringan transportasi dengan mengurangi kemacetan jalan tol koridor Timur-Barat (Tol Dalam Kota, Jalan Tol Bandara dan Jalan Tol Jakarta-Merak khususnya ruas Kebon JerukTomang).

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

18

Penilaian Saham PT Jalan Tol Indonesia

BAB III

TINJAUAN MAKRO EKONOMI DAN INDUSTRI

1

3.1. Perkembangan Makro Ekonomi ......................................................................................................... 1 3.2. Kondisi Perekonomian Indonesia ....................................................................................................... 2 3.3. Prospek Ekonomi Kedepan ................................................................................................................ 7 3.4. Perkembangan Jalan Tol Indonesia .................................................................................................... 8 3.4.1. Perkembangan Jalan Tol Jabotabek ............................................................................................. 11 3.4.2. Kondisi Wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi ........................................................... 12 3.4.3. Perkembangan Jakarta Outer Ring Road ..................................................................................... 14 3.4.4. Perkembangan Jakarta Outer Ring Road W1 ............................................................................... 16 3.5. Prospek Industri Jalan Tol Indonesia................................................................................................ 17 3.6 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 17 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Pertumbuhan Ekonomi Dunia ........................................................................................................ 1 Laju Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia ............................................................................ 2 Indikator Ekonomi Indonesia Tw I Tw IV 2009......................................................................... 6 Pengguna Jalan Tol di Indonesia 2005 - 2009 ............................................................................... 8 Tol Yang Sudah Beroperasi ........................................................................................................... 9 Prioritas Pembangunan Jalan ToL 2005 2009 .......................................................................... 10 Perkembangan Jakarta Outer Ring Road ..................................................................................... 15 Peta Konsensi Pengelolaan Jasa Marga ....................................................................................... 11 Peta Jalan Tol Jabodetabek .......................................................................................................... 11 Peta Jakarta Outer Ring Road ...................................................................................................... 15 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Tw I Tw IV 2009.................................................... 3 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi sisi Permintaan, Tw I Tw IV 2009 ........................................... 3 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi sisi Penawaran, Tw I Tw IV 2009 ........................................... 3 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah, Tw I Tw IV 2009............................................................... 4 Perkembangan Cadangan Devisa, Tw I Tw IV 2009.................................................................. 5 Tingkat Inflasi Tw I Tw IV 2009................................................................................................ 5 Pertumbuhan Gross Domestic Regional Product Tw I Tw IV 2009 ........................................... 6 Perkembangan Suku Bunga / BI Rate ............................................................................................ 7 Volume Pengguna Jalan Tol Indonesia 2004 - 2009 ..................................................................... 9

Bab III Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri

19