Bab III Stratigrafi Frans-revisi

download Bab III Stratigrafi Frans-revisi

of 34

Transcript of Bab III Stratigrafi Frans-revisi

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    1/34

    30

    BAB III

    STRATIGRAFI

    3.1 Stratigrafi Regional

    Berdasarkan pembagian fisiografi oleh Van Bemmelen (1949), maka daerah

    penelitian merupakan bagian dari Rangkaian Pegunungan Serayu Utara. Rangkaian

    Pegunungan Serayu Utara merupakan suatu geosinklin yang kemudian menjadi tempat

    pengendapan sedimen-sedimen di atasnya.Pengisian ini diperkirakan dimulai pada Kala

    Eosen.

    Litostratigrafi telah disusun oleh peneliti-peneliti terdahulu antara lain Van

    Bemmelen (1949) dan Djuri (1996), yang telah menghasilkan Peta Geologi Lembar

    Purwokerto dan Tegal, yang selanjutnya penulis gunakan sebagai kesebandingan

    stratigrafi regional daerah penelitian. Secara kronolgis tatanan Formasi yang menyusun

    wilayah Purwokerto dan Tegal dari tua ke muda (Tabel 3.1 dan 3.2) adalah sebagai

    berikut :

    3.1.1 Formasi Pemali

    Formasi Pemali umumnya tersusun atas napal berwarna abu-abu muda dan abu-

    abu kehijauan dengan sisipan batugamping pasiran, batupasir tufaan, dan batupasir

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    2/34

    31

    Tabel 3.1 Stratigrafi Jawa Tengah terdahulu menurut Van Bemmelen (1949)

    Umur Central Java (North Serayu Range)

    Kala Western Part Central Part Eastern Part

    PLESTOCENE

    Young Volcanism Young volcanism

    Linggopodo BedsDjembangan

    bedsNotopuro beds

    Gintung Beds

    Ligungseries Upper Damar beds

    Mangger Horizon Middle Damar beds

    PLIOCENE

    Kaliglagah Beds Lower Damar beds

    Kalibiuk Beds

    Bodasseries

    (neriticmola

    sse

    facies)

    Kalibiuk beds

    Tapak Beds Kapung Limestone

    MIOCENEN

    Late Kumbang

    Breccias

    Bodasseries

    (volcanicfacies)

    Tjipluk beds

    Middle

    Halang Beds Basal

    limestone

    horizon

    Banjak beds

    Penjantan bedsLawak Beds

    Lower

    Rambatan BedsUpper Pemali

    BedsMerawu beds

    Lower Pemali

    BedsSigugur beds Lutut beds

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    3/34

    32

    Tabel 3.2 Kolom stratigrafi regional daerah Purwokerto dan Tegal M.Djuri (1996)

    UMUR PURWOKERTO DAN TEGAL

    KU

    A

    R

    T

    E

    R

    HOLOSEN ALUVIUM

    PLISTOSEN

    BATUAN GUNUNG API SLAMET TAK

    TERURAI

    FORMASI LINGGOPODO

    Anggota

    Batulempung

    FORMASI

    LIGUNG

    FORMASI

    GINTUNG

    FORMASI

    MENGGER

    PLOSEN

    FORMASI KALIGLAGAH

    FORMASI KAIBIUK

    Anggota

    Batugamping

    FORMASI

    TAPAK

    Anggota

    Breksi

    T

    E

    R

    S

    I

    E

    R

    M

    I

    O

    S

    E

    N

    A

    K

    H

    IR

    FORMASI

    KUMBANG FORMASI

    HALANGT

    E

    N

    G

    A

    H

    A

    W

    A

    L

    FORMASI RAMBATAN

    FORMASI PEMALI

    OLIGOSEN

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    4/34

    33

    kasar. Umumnya merupakan urutan batulempung keabuan yang monoton dengan tebal

    mencapai 900meter. Berdasarkan fosil foraminifera plantonik dan bentonik, maka dapat

    diketahui bahwa Formasi ini berumur Miosen Tengah (Zona N10-N11), dengan

    lingkungan pengendapannya laut dangkal sampai laut terbuka.

    3.1.2 Formasi Rambatan

    Formasi Rambatan umumnya tersusun atas serpih, napal dan batupasir

    gampingan.Napal selang-seling dengan batupasir gampingan berwarna abu-abu

    muda.Lapisan tipis kalsit banyak dijumpai tegak lurus bidang perlapisan dengan tebal

    mencapai 300 meter.

    Bagian bawah Formasi tersusun atas batupasir gampingan dan konglomerat, dan

    di beberapa tempat berganti menjadi napal dan serpih dalam suatu lapisan tipis.Bagian

    atas Formasi tersusun oleh lapisan kalsit yang berada di atas lapisan tipis dari batupasir

    gampingan dengan warna abu-abu terang dan kebiruan.

    Fosil foraminifera plantonik dijumpai pada napal, antara lain menunjukan umur

    Miosen Tengah. Dalam batuan yang sama juga dijumpai fosil Foraminifera bentonik

    yang menunjukan lingkungan pengendapan laut dangkal yang dipengaruhi oleh arus

    keruh.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    5/34

    34

    3.1.3 Formasi Halang

    Formasi Halang tersusun atas perselingan batupasir, batulempung, tufa dan

    sisipan breksi.Bagian bawah batuan terdiri atas breksi dan napal dengan sisipan

    batupasir (tebal sekitar 5-10cm sampai 1m) serta napal dengan sisipan batulempung, tufa

    dan kalkarenit (tebal sekitar 5-30cm). Bagian atas dari Formasi ini didominasi oleh

    napal dan batupasir dengan sisipan tufa, batulempung dan batupasir konglomeratan. Di

    bagian ini lapisan tufa semakin banyak, sedangkan sisipan batupasir konlomeratan

    terdapat di bagian paling atas.

    Foraminifera plantonik banyak dijumpai pada napal, baik di bagian bawah

    maupun bagian atas Formasi ini. Umur Formasi Halang adalah Miosen Tengah sampai

    Pliosen Awal (N15-N18). Berdasarkan temuan foraminifera bentos disimpulkan bahwa

    lingkungan pengendapan Formasi Halang adalah Batial Atas (200-1000m). Formasi

    Halang disimpulkan sebagai endapan turbidit.

    3.1.4 Formasi Kumbang

    Formasi Kumbang tersusun atas breksi, lava andesit, dan tufa, di beberapa

    tempat terdapat breksi dan tufa pasiran.Tersingkap baik di Gn. Kumbang, sekitar 3km

    sebelah barat peta (Lembar Purwokerto dan Tegal) dengan ketebalan 2000m.Formasi

    Kumbang merupakan hasil aktivitas volkanisme pada kala Miosen Akhir.Bagian atas

    Formasi ini secara berangsur berubah menjadi batupasir marine, konglomerat dan breksi

    yang merupakan anggota dari Formasi Tapak.Bagian bawah Formasi ini, dimana

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    6/34

    35

    litologinya berupa breksi dengan komponen angular, memiliki kontak menjemari dengan

    Formasi Halang.

    3.1.5 Formasi Tapak

    Formasi ini tersusun atas batupasir kasar berwarna kehijauan dan konglomerat,

    breksi andesit setempat-setempat.Pada bagian atas terdiri atas batupasir gampingan dan

    napal berwarna hijau yang mengandung moluska.Ketebalannya sekitar 500m.Pada

    beberapa tempat terdapat batugamping tak berlapis berwarna abu kekuningan dan juga

    breksi gunungapi dengan masa dasar batupasir tuffan dimana kedua litologi ini melensa

    di dalam Formasi Tapak dan dikenal dengan Anggota Batugamping dan Anggota Breksi

    Formasi Tapak.

    Pada napal banyak ditemukan foraminifera kecil plantonikyang menunjukkan

    umur Pliosen Awal (N19) berdasarkan Yudha (1982). Sedangkan fosil bentonik yang

    menunjukkan lingkungan pengendapan neritik dalam.

    3.1.6 Formasi Kalibiuk

    Formasi ini diperkirakan diendapkan pada Kala Pliosen Tengah dan tersusun atas

    batulempung fosilan, napal, dan pada bagian atas dan bawah Formasi terdapat lensa

    batupasir. Pada bagian tengah Formasi ini tersusun atas batupasir kehijauan yang kaya

    akan moluska. Hadirnya moluska mengindikasikan bahwa Formasi ini termasuk fasies

    tidal, dan diperkirakan pula bahwa Formasi Kalibiuk ini bergabung secara lateral dengan

    Formasi Kaliglagah yang mengandung endapan continentaldan tidal. Hubungan dengan

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    7/34

    36

    Formasi Tapak yang berumur lebih tua adalah selaras.Lokasi tipe ada pada Kali Biuk di

    sekitar Bumiayu yang merupakan percabangan dari Kali Glagah.

    3.1.7 Formasi Kaliglagah

    Formasi Kaliglagah diperkirakan diendapkan pada kala Pliosen Akhir.Pada

    bagian bawah Formasi ketebalannya sekitar 150m dengan litologi yang terdiri atas

    batulempung hitam, napal kehijauan, batupasir andesitic dan konglomerat.Pada posisi

    ketebalan batuan mencapai 200m di atasnya, litologi menjadi semakin kasar dan

    konglomerat mendominasi, sedangkan batulempung serta napal mulai

    menghilang.Selain itu di beberapa tempat ditemui lignit yang melensa.Hubungan dengan

    Formasi Kalibiuk adalah selaras dengan kontak yang kurang jelas antara batugamping

    terumbu pada bagian atas Formasi Kalibiuk dengan sedimen klastik dari Formasi

    Kaliglagah.Lokasi tipe Formasi ini terdapat di Kaliglagah. Menurut S.Martodjojo

    (1984), mandala ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi yang kebanyakan berupa

    fragmen batuan beku dan sedimen, seperti: andesit, basalt, tufa dan batugamping.

    3.1.8 Formasi Ligiung

    Formasi ini diperkirakan diendapkan pada kala Pliosen dan litologinya terdiri

    atas aglomerat andesit, breksi dan tuff abu-abu di beberapa tempat.Litologi penyusun ini

    tadinya dinamakan Anggota Atas Formasi Ligiung oleh Van Bemmelen (1949). Anggota

    Bawah Formasi Ligiung merupakan Anggota Lempung yang terdiri atas batulempung

    tuffaan, batupasir tuffaan silang siur dan konglomerat, pada sebagian tempat ditemukan

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    8/34

    37

    sisa tumbuhan dan batubara muda yang menunjukkan bahwa anggota ini diendapkan

    pada lingkungan non marine. Lokasi tipe dari Formasi ini terdapat pada Kali Ligiung.

    3.1.9 Formasi Mengger

    Formasi ini diperkirakan diendapkan pada Kala Pleistosen Awal dan terdiri atas

    tuff abu2 muda dan batu pasir tuffaan sisipan konglomerat dan batupasir

    magnetit.Memiliki ketebalan sekitar 150m.Lokasi tipe berada di Gunung Mengger dekat

    Desa Cisaat 10km dari Bumiayu.

    3.1.10 Formasi Gintung

    Formasi ini diendapkan pada Kala Pleistosen Tengah-Akhir dan terdiri atas

    konglomerat monomik dengan fragmen andesit, batupasir abu-abu kehijauan, batupasir

    abu-abu kehijauan, batulempung pasiran dan batulempung.Selain itu Formasi ini juga

    dicirikan oleh lapisan konkresi batupasir karbonatan dan beberapa konkresi kecil

    berwarna putih yang diisi oleh napal.Pada bagian atas dari Formasi ini terdapat

    interkalasi yang diisi oleh tuff putih.Lokasi tipe Formasi ini terdapat pada Kali Gintung

    dengan ketebalan total sekitar 800m.Hubungan dengan Formasi Mengger adalah

    selaras.Formasi Gintung dapat memiliki kesamaan dengan Formasi Damar bagian atas

    dari Zona Kendeng sebelah barat, dan dengan Formasi Kabuh bagian timur dan tengah

    Zona Kendeng, menurut Van Bemmelen (1949)

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    9/34

    38

    3.1.11 Formasi Linggopodo

    Formasi ini diendapkan pada Kala Pleistosen AKhir dan terdiri atas breksi

    gunungapi, tuff dan lahar, diduga merupakan hasil kegiatan Gunung Slamet Tua dan

    Gunung Cope, menurut Van Bemmelen (1949).Nama satuan ini diusulkan oleh Ter Haar

    (1935).Hubungan dengan Formasi diatasnya merupakan hubungan ketidakselarasan

    disconformity.Pada beberapa tempat Formasi ini ditutupi oleh produk volkanik Gunung

    Slamet yang berumur lebih muda. Litologi penyusun Formasi ini sangat mirip dengan

    litologi penyusun dari Formasi Kumbang, dan mungkin saja kedua Formasi ini

    merupakan produk dari gunung api yang sama.

    3.1.12 Endapan Lahar Gunung Slamet

    Lahar dengan beberapa lapisan lava di bagian bawah, setengah mengeras, dengan

    bongkah batuan gunungapi bersusunan andesite-basalt, bergaris tengah 10-30cm,

    dihasilkan oleh Gunung Slamet tua, membentuk topografi hampir rata dan punggungan

    tajam di sepanjang tepi sungai. Sebarannya nmeliputi dataran rendah.

    3.1.13 Endapan Aluvial

    Terdiri atas material-material lepas berupa kerikil, batupasir, lempung dan lain-

    lain.Terendapkan sepanjang datarn banjir sungai-sungai besar.Juga endapan lempung

    hitam, berbau busuk hasil endapan rawa.Tebal 5m.Tersebar disepanjang Dataran

    Fluvial Jawa Tengah Utara.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    10/34

    39

    3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian

    Pembahasan dalam stratigrafi daerah penelitian, dilakukan dengan pembagian

    satuan batuan yang didasarkan pada batuan penyusun utama dan karakteristik khusus

    masingmasing dari satuan batuan. Pengertian satuan batuan disini adalah satuan

    lithostratigrafi tidak resmi. Pengelompokkan satuansatuan batuan tersebut berdasarkan

    ciriciri litologi yang mendominasi dan posisi stratigrafinya yang nampak tersingkap di

    lapangan. Kadang kontak antara satuan batuan tidak jelas/tidak ditemukan di lapangan,

    antara lain dikarenakan tertutup soil yang merupakan hasil pelapukan yang intensif di

    daerah penelitian. Oleh karena itu, di dalam penarikan batasbatas satuan juga didukung

    terhadap keadaan topografi dan kedudukan perlapisan, sedangkan kedudukan

    stratigrafinya didasarkan pada kandungan fosil dan hukum superposisi.

    Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengelompokkan satuan batuan di

    daerah penelitian secara berurutan dari yang berumur tua ke muda adalah sebagai

    berikut (Tabel 3.3) : (1) Satuan Batupasir Karbonatan dan (2) Satuan Batupasir selang

    seling Batulempung Karbonatan

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    11/34

    40

    Tabel 3.3 Kolom Stratigrafi Daerah Penelitian Tanpa Skala

    40

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    12/34

    41

    Pembahasan yang akan dikemukakan antara lain meliputi penyebaran dan

    ketebalan, jenis litologi, umur, lingkungan pengendapan, dan hubungan stratigrafi

    dengan satuan batuan yang lain berdasarkan data- data di lapangan serta hasil analisis

    laboratorium.

    Lingkungan pengendapan merupakan tempat endapan terkumpul yang

    dikarakteristikkan oleh rangkaian unsur biologi, fisik dan kimia, hubungan dari

    parameter ini akan mengidentifikasikan lingkungan pada saat pengendapannya. Didalam

    penafsiran juga digunakan suatu model lingkungan pengendapan yang digunakan

    sebagai dasar penafsiran untuk memahami lingkungan pengendapan pada lokasi

    penelitian.

    Dalam penentuan umur dan bathymetri satuan batuan digunakan dua metoda

    antara lain : hukum superposisi yang dikembangkan oleh Steno serta analisis fosil

    foraminifera plangtonik, menurut Blow (1969) dan bentonik berdasarkan kisaran

    kedalaman menurut Adi P. Kadar, dkk (1996) sedangkan untuk analisa lingkungan

    turbidit dipergunakan model kipas laut dari Walker (1978), dengan parameter

    mikroskopik dan megaskopik.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    13/34

    42

    3.2.1 Satuan Batupasir Karbonatan

    Penamaan satuan ini berdasarkan litologi penyusun yang lebih dominan yang

    dijumpai di lapangan yaitu batupasir karbonatan, yang tersingkap dengan baik di bagian

    selatan daerah penelitian.

    a. Penyebaran dan ketebalanSatuan Batupasir Karbonatan ini memiliki penyebaran 25% dari seluruh luas

    daerah penelitian, yang menempati bagian timur laut dari daerah penelitian,yaitu

    meliputi Igir Kinanti, Kedungoleng, Karangbenda dan Karangasem, serta bagian selatan

    daerah penelitian, yang meliputi Igir Ajir, Cigugur, Logandeng, Cikokol dan Igir Ajir.

    Satuan ini cukup resisten,sehingga tersingkap dengan baik di bagian selatan daerah

    penelitian, terutama di daereh Igir Ajir, Cikokol dan Igir Naga Boga, namun tidak

    sedikit pula tersingkap dalam kondisi lapuk, terutama pada bagian timur daerah

    penelitian.

    Ketebalan satuan ini tidak dapat ditentukan karena merupakan satuan batuan

    tertua. Namun dari rekonstruksi penampang, diperkirakan tebal dari lapisan satuan

    batupasir karbonatan diperkirakan 285m (Tabel 3.4)

    b. Ciri LitologiBatupasir karbonatan merupakan litologi yang mendominasi satuan ini, dengan

    dijumpai sisipan batulempung secara setempat-setempat.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    14/34

    43

    Tabel 3.4 Kolom Stratigrafi tanpa skala Satuan Batupasir Karbonatan

    43

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    15/34

    44

    Bagian bawah satuan batupasir karbonatan dicirikan oleh batupasir massive

    dengan warna lapuknya berwarna cokelat kekuningan, dan dalam kondisi segar

    berwarna abu-abu kehitaman (Foto 3.1). Ukuran butir adalah sedang-kasar, bentuk butir

    menyudut hingga membulat tanggung, pemilahannya baik, fragmen berupa mineral

    kuarsa, feldspar, piroksen, oksida besi, dan mineral bijih yang tertanam dalam massa

    dasar lumpur karbonat dan mineral lempung, butiran sebagian saling bersinggungan

    (grainsupported), porositasnya baik, semennya karbonatan karena berekasi dengan HCl,

    dan kekompakannya sedang.

    Foto 3.1 Foto kenampakan singkapan batupasir karbonatan pada

    Lokasi Pengamatan 30

    (Timur Laut- Barat Daya)

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    16/34

    45

    Berdasarkan hasil analisa petrografi contoh batuan dari LP 3 mengklasifikasikan

    sebagai Feldspathic Wacke, berdasarkan Pettijohn (1975) pemerian lengkap dapat

    dilihat pada lampiran petrografi. Memiliki struktur sedimen berupa laminasi sejajar

    (Foto 3.2), graded bedding dan terlihat struktur spheroidal weathering di beberapa

    lokasi pengamatan, seperti diperlihatkan pada LP 23 (Foto 3.3)

    Kenampakan singkapan yang mewakili satuan ini dapat dilihat pada salah satu

    lokasi pengamatan yaitu lokasi pengamatan 30 yang berada di daerah Cigugur (Foto

    3.1) dan lokasi pengamatan 27 yang berada di daerah Igir Ajir (Foto 3.3).

    Foto 3.2 Foto kenampakan struktur laminasi sejajar yang ditemukan pada

    batupasir karbonatan, yang dijumpai pada LP 24 daerah Igir Ajir .

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    17/34

    46

    Foto 3.3 Kenampakan struktur sedimen Spheroidal Weathering pada lokasi

    pengamatan 23 daerah Igir Ajir.

    Bagian atas satuan batupasir karbonatan dicirikan oleh batupasir dalam kondisi

    lapuk berwarna cokelat keputihan, dan di beberapa tempat, dijumpai batupasir dalam

    kondisi lapuk berwarna cokelat kemerahan, karena mengalami oksidasi (Foto3.5).

    Ukuran butirnya sedang sampai halus, bentuk butir membulat tanggung, terpilah baik,

    fragmen mineral piroksen, kuarsa, dan feldspar berupa plagioklas, dan oksida besi serta

    mineral bijih yang tertanam dalam massa dasar, danmineral lempung sebagai massa

    dasarnya. fragmen sebagian besar mengambang dalam masa dasar (matrix supported),

    beberapa diantaranya saling bersinggungan (grainsupported), porositas cukup baik,

    semennya karbonatan, kekompakannya sedang-buruk. Berdasarkan hasil analisa

    petrografi contoh batuan pada LP 8, mengklasifikasikan sebagai Lithic Greywacke

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    18/34

    47

    berdasarkan Pettijohn (1975). Kenampakan singkapan yang mewakili bagian atas satuan

    ini diperlihatkan pada LP 6 dan LP 7 (Foto 3.4 dan Foto 3.5)

    Foto 3.4 Kenampakan bagian atas satuan batupasir karbonatan yang dijumpai

    padalokasi pengamatan LP 6 daerah Kali Kebayan.

    Foto 3.5 Singkapan batupasir karbonatan yang telah mengalami oksidasi yang

    dijumpai pada lokasi pengamatan LP 7, sebelah barat Karang Benda.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    19/34

    48

    c. UmurDikarenakan tidak adanya data fosil planktonik dan bentonik pada analisa batuan

    terpilih dari LP 1, LP 9, dan LP 12 yang didapatkan pada satuan batuan ini,maka penulis

    melakukan kesebandingan dengan peneliti terdahulu bahwa satuan batupasir karbonatan ini

    terendapakan pada umur Miosen Tengah-Akhir, menurut Djuri (1996).

    d.Lingkungan PengendapanDikarenakan tidak terdapatnya fosil bentonik pada analisa batuan terpilih pada

    satuan batuan ini, maka penentuan Lingkungan pengendapan berdasarkan ciri litologi

    megaskopis yang terlihat di lapangan, analisa petrografi maupun hasil interpretasi

    Berdasarkan ciri litologi di lapangan memperlihatkan batupasir mengandung

    unsur karbonatan (CaCO), yang identik dengan lingkungan pengendapan laut.Hasil

    analisa petrografi menunjukkan bahwa batupasir karbonatan sebagai Feldsphatic

    Wacke.Batupasir tak murni atau Feldspathic Wacke menunjukkan bahwa batuan ini

    diendapkan dalam suatu pengendapan yang cepat yang biasannya terjadi di slope.Sistem

    pengendapan yang cepat ini mengakibatkan adanya pencampuran antara fragmen kasar

    hingga halus (mud) dibuktikan dengan pemilihan yang buruk, fragmen batuan

    menyudut-menyudut tanggung, kemas yang didukung oleh matriks dengan kandungan

    mineral lempung >10% (Lampiran Petrografi).

    Berdasarkan analisa struktur sedimen pada daerah penelitian, pada lapisan

    batupasir (Foto 3.9) dijumpai adanya pengkasaran butiran ke atas (graded bedding) (Ta)

    dan laminasi sejajar (Tb). yang dapat digolongkan kedalam urutan Bouma

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    20/34

    49

    (1962)(Gambar 3.1).Urut-urutan struktur sedimen tersebut dalam Sikuen Bouma ini

    dikategorikan sebagai CT (Classical Turbidit) dalam sistem pengendapan kipas bawah

    laut Walker (1978).

    Gambar 3.1 Mekanisme Pengendapan Turbidit urut-urutan Bouma (1962) pada

    satuan batupasir karbonatan

    Berdasarkan analisa struktur sedimen di atas dan runtunan litologi pada satuan

    ini yang mengacu pada Walker (1978), maka satuan batupasir masifini diinterpretasikan

    sebagai sedimen yang diendapkan dalam lingkungan Chanelled suprafan lobes on mid

    fan (Gambar 3.2 dan Gambar 3.3).

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    21/34

    50

    Gambar 3.2 Model analisa lingkungan pengendapan berdasarkan Walker (1978)

    Gambar 3.3 Model Interpretasi Lingkungan Pengendapan Batupasir Karbonatan

    pada suatukipas bawah laut (Walker,1978)

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    22/34

    51

    e. Hubungan Stratigrafi dan KesebandinganSatuan batupasir karbonatan merupakan satuan tertua pada daerah penelitian,

    sehingga hubungan dengan lapisan dibawahnya tidak diketahui. Hubungan stratigrafi

    satuan batupasir karbonatan dengan satuan batupasir selang-seling batulempung

    karbonatan di atasnya adalah selaras.

    Berdasarkan ciri-ciri litologi, umur, serta posisi stratigrafi maka satuan batupasir

    karbonatan ini dapat disebandingkan dengan FormasiRambatan, menurut Djuri (1996) .

    3.2.2 Satuan Batupasir selang-seling Batulempung Karbonatan

    Penamaan satuan ini berdasarkan pada litologi yang mendominasi yaitu batupasir

    yang diselingi oleh batulempung (Tabel 3.5). Pada umumnya singkapan pada satuan

    batupasir selang-seling batulempung mempunyai kenampakan segar hingga tak segar.

    Kontak antara satuan batuan di bawahnya tidak dapat diamati pada daerah

    penelitian,diperkirakan bagian bawah satuan ditandai oleh kedudukan selaras.

    a. Penyebaran dan ketebalanSatuan Batupasir selang-seling Batulempung Karbonatan ini memiliki

    penyebaran satuan litologi yang terluas, yaitu sekitar 70% dari seluruh luas daerah

    penelitian, yang menempati bagian utara, bagian barat dan bagian tengah daerah

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    23/34

    52

    Tabel 3.5 Kolom Stratigrafi tanpa skala satuan batupasir selang-seling

    batulempung karbonatan

    UMUR

    Satuan

    BatuanTEBAL

    Litologi Pemerian

    Lingkungan

    Pengendapan

    MiosenAkhir(N

    17-N18)

    SatuanB

    atupasirselang-

    selingbatulempung

    karbonatan

    75090

    0m

    Batupasir karbonatan berwarna abu- abu,

    dengan ukuran butir pasir halus sampai pasir

    sedang, memiliki pemilahan yang baik, bentukbuitr menyudut tanggung sampai membundar

    tanggung. Kemas berupa matrix supported,porositas sedang, dan kompak.terjadi penebalan

    pada lapisan batupasir karbonatan dengan

    ukuran hingga 25 50 cm.

    Batupasir karbonatan selang- selingbatulempung karbonatan dengan ciri- ciri

    megaskopis secara megaskopis berwarna abu-

    abu dengan ukuran butirnya pasir sangat halussampai pasir sedang, memiliki pemilahan yang

    baik, bentuk butir yang menyudut tanggung

    sampai membundar tanggung, memiliki

    porositas sedang, kemasnya matrix supported,

    semennya karbonatan dengan ketebalan lapisan

    10- 30 cm

    Batulempung karbonatan memiliki warna abu-abu, porositas buruk,kemas mud-supported

    dengan semen karbonatan

    Batupasir karbonatan berwarna abu- abu

    dengan ukuran butirnya pasir sangat halussampai pasir sedang, memiliki pemilahan yang

    baik, bentuk butir yang menyudut tanggung

    sampai membundar tanggung, tersusun atasmineral kuarsa, piroksen, mineral bijih, dan

    gelas vulkanik sebagai fragmen, memiliki

    porositas sedang, kemasnya matrix supported,semennya karbonatan dengan ketebalan lapisan

    5- 25 cm

    Batulempung karbonatan memiliki warna abu-

    abu, porositas buruk,kemas mud-supporteddengan semen karbonatan, memiliki ketebalan 5-

    20 cm

    Neritik

    Luar

    SmoothPortionofSuprafanLobesonMidFan.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    24/34

    53

    penelitian,yaitu meliputi daerah Cilancing, Mapag, Sokanandi, Kali Karangkrinjing,

    Bribis, Igir Depok, Tipar dan Soka.

    Satuan ini cukup resisten,sehingga tersingkap dengan baik di hampir seluruh

    daerah penyebaran dari satuan batuan ini, namun tidak sedikit pula tersingkap dalam

    kondisi lapuk, terutama pada bagian utara dari daerah penelitian.berdasarkan penampang

    geologi maka tebal dari satuan batuan ini adalah 750 meter.

    b.Ciri LitologiPenamaan Satuan batupasir karbonatan ini berdasarkan ciri umum batupasir

    karbonatan yang mendominasi dengan batupasir karbonatan selang- seling batulempung

    karbonatan pada bagian bawah dan berkembang menjadi batupasir karbonatan dengan

    sisipan batulempung karbonatan di bagian atas dan tengah.

    Pada bagian bawah diendapkan batupasir karbonatan selang-seling batulempung

    karbonatan (Foto 3.6) dicirikan oleh batupasir karbonatan berwarna abu-abu dengan

    ukuran butirnya pasir sangat halus sampai pasir sedang, memiliki pemilahan yang baik,

    bentuk butir yang menyudut tanggung sampai membundar tanggung, tersusun atas

    mineral kuarsa, piroksen, mineral bijih, dan gelas vulkanik sebagai fragmen, memiliki

    porositas sedang, kemasnya matrix supported, semennya karbonatan dengan ketebalan

    lapisan 5-25cm dan struktur sedimennya laminasi parallel yang terlihat pada LP 43 (Foto

    3.7).

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    25/34

    54

    Batulempung karbonatan memiliki warna abu- abu, porositas buruk,kemas mud-

    supported dengan semen karbonatan, memiliki ketebalan 5-20cm. Berdasarkan hasil

    analisa petrografi contoh batuan terpilih dari LP 28 mengklasifikasikan sebagai Lithic

    Greywacke, berdasarkan Pettijohn (1975), pemerian secara lengkap dapat dilihat pada

    lampiran petrografi.

    Foto 3.6 Singkapan batupasir selang-seling batulempung karbonatan pada

    lokasi pengamatan LP 43.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    26/34

    55

    Foto 3.7 Struktur sedimen laminasi sejajar yang dijumpai pada

    lokasi pengamatan 43.

    Bagian Tengah Satuan Batupasir selang-seling batulempung karbonatan ini

    dicirikan oleh batupasir berwarna abu- abu dengan ukuran butirnya pasir sangat halus

    sampai pasir sedang, memiliki pemilahan yang baik, bentuk butir yang menyudut

    tanggung sampai membundar tanggung, memiliki porositas sedang, kemasnya matrix

    supported, semennya karbonatan dengan ketebalan lapisan 10-50cm dan struktur

    sedimennya laminasi parallel yang terlihat pada LP 54 (Foto 3.9). Batulempung

    karbonatan memiliki warna abu- abu, porositas buruk,kemas mud-supported dengan

    semen karbonatan dengan ketebalan dari batulempung ini adalah 15-20cm. Kenampakan

    bagian tengah satuan batupasir selang-seling batulempung karbonatan ditunjukkan oleh

    lokasi pengamatan 53, daerah Renggong. (Foto 3.8)

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    27/34

    56

    Foto 3.8 Singkapan batupasir selang-seling batulempung karbonatan yang

    mewakili bagian tengah dari satuan pada LP 53.

    Foto 3.9 Struktur sedimen laminasi sejajar pada batupasir karbonatan yang

    dijumpai pada LP 54.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    28/34

    57

    Pada bagian atas dari satuan batupasir selang-seling batulempung karbonatan,

    terjadi penebalan pada lapisan batupasir karbonatan (Foto 3.10), dengan ukuran hingga

    2550cm. Batupasir karbonatan berwarna abu-abu, dengan ukuran butir pasir halus

    sampai pasir sedang, memiliki pemilahan yang baik, bentuk buitr menyudut tanggung

    sampai membundar tanggung. Kemas berupa matrix supported, porositas sedang, dan

    kompak. Memiliki struktur sedimen laminasi parallel, laminasi bergelombang (Foto

    3.11). Batulempung karbonatan memiliki warna abu-abu, porositas buruk,kemas mud-

    supported dengan semen karbonatan dengan ketebalan dari batulempung ini adalah 5-

    10cm.

    Foto 3.10 Singkapan batupasir selang-seling batulempung karbonatan pada

    lokasi pengamatan 14 daerah Kali Pemali.

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    29/34

    58

    Foto 3.11 Struktur sedimen laminasi sejajar dan laminasi bergelombang yang

    dijumpai pada lokasi pengamatan 15 daerah Kali Cilancing.

    c. Umur

    Penentuan umur dari satuan batupasir karbonatan ditentukan berdasarkan

    kandungan fosil Foramnifera planktonik pada batulempung karbonatan.Berdasarkan

    klasifikasi Zonasi Blow (1969) hasil analisi mikropaleontologi pada beberapa sampel

    batuan yang mewakili bagian bawah, tengah dan atas memiliki fosil Foramnifera

    planktonik yang dominan yaitu : Orbulina universa, Globigerinoides trilobus,

    Sphaerodinella subdehiscens, Globorotalia plesiotumida, Globorotalia tumida,

    Globigerina venezuelana, maka disimpulkan bawah kisaran umur satuan batuan

    batupasir karbonatan adalah N16-N18 atau pada Miosen AkhirPliosen Awal (Tabel

    3.5)

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    30/34

    59

    Tabel 3.5 Kisaran umur satuan batupasir karbonatan selang-seling

    batulempung karbonatan

    d. Lingkungan Pengendapan

    Lingkungan pengendapan satuan batupasir selang-seling batulempung ditentukan

    berdasarkan beberapa data baik yang terlihat di lapangan, analisa laboratorium maupun

    hasil interpretasi, antara lain :

    Analisa mikropaleontologi berdasarkan Zona Indikator Lingkungan

    Pengendapan Purba di Cekungan Kutai, oleh Adi P. Kadar, dkk (1996), dijumpai

    foraminifera bentonik antara lain :Dentalina, Cycamminata trullisata, Asterorotalia sp,

    Nodosaria sp, Cassidulina, Valvulina sp, Bolivina sp, dan Bolivina vadescens. (Tabel

    3.6)

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    31/34

    60

    Tabel 3.6 Lingkungan pengendapan satuan batupasir selang- seling

    batu lempung karbonatan

    Berdasarkan ciri megaskopis di lapangan memperlihatkan bahwa satuan ini

    terdiri batupasir dan batulempung. Dimana ukuran butir batupasir yang relatif sedang-

    halus, bentuk butir membundar tanggungmenyudut tanggung, dengan pemilahan yang

    sedang - baik menandakan satuan ini diendapkan jauh dari sumbernya dengan arus yang

    tidak terlalu kuat.Ditemukannya batulempung menunjukkan adanya perubahan arus

    yang lebih tenang.

    Hasil pengamatan ciri litologi pada runtunan satuan ini diketahui bahwa

    perselingan batupasir dan batulempung yang dapat digolongkan kedalam urutan Bouma

    (1962), struktur sedimen yang ada meliputi laminasi bergelombang (Tc), laminasi sejajar

    (Tb) dan graded bedding dan batupasir masif (Ta) (Gambar3.4). Urut-urutan struktur

    sedimen dalam Sikuen Bouma ini dikategorikan sebagai CT (Classical Turbidit) dalam

    sistem pengendapan kipas bawah laut, menurut Walker (1978).

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    32/34

    61

    Gambar 3.4 Urut-urutan Bouma 1962 pada satuan batupasir selang-seling batulempung karbonatan

    61

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    33/34

    62

    Berdasarkan ciri litologi satuan ini dimana pada bagian atas satuan ditemukan

    batupasir yang tebal (massive) yang identik dengan fasies turbidit MS (Massive

    Sandstone) menurut Walker (1978), lalu dilanjutkan semakin ke bawah satuan dijumpai

    perselingan batupasir dan batulempung yang identik dengan fasies turbidit CT (Classical

    Turbidit) menurut Walker (1978). Urutan litologi ini bila disebandingkan dengan model

    progradasi kipas bawah laut Walker (1978) terletak pada Smooth Portion of Suprafan

    Lobes on Mid Fan Channel (Gambar3.5). Berdasarkan data-data diatas maka

    disimpulkan bahwa satuan batupasir selang-seling batu lempung karbonatan ini

    diendapkan di lingkungan laut outer neritik, dengan mekanisme turbidit tepatnya di

    Smooth Portion of Suprafan Lobes on Mid Fan, dengan karakteristik penebalan ke

    bagian atas lapisan satuan batuan, dengan asosiasi classical turbidite, dalam sikuen

    progradasi atas sudah terdapat massive sandstone.

    e. Hubungan Stratigrafi dan KesebandinganHubungan stratigrafi satuan batupasir selang-seling batulempung karbonatan dengan

    lapisan dibawahnya adalah selaras. Berdasarkan ciri-ciri litologi, umur, serta posisi

    stratigrafi maka satuan batupasir selang-seling batulempung karbonatan ini dapat

    disebandingkan dengan Formasi Halang, menurut Djuri, dkk(1996).

  • 7/31/2019 Bab III Stratigrafi Frans-revisi

    34/34

    Gambar 3.5 Lokasi pengendapan satuan batupasir selang-seling

    batulempung karbonatan.

    Bagian bawahatas satuan

    batupasir selang-seling batulempung

    karbonatan diendapkan di lingkungan

    laut dengan mekanisme turbidit

    tepatnya diendapkan di lingkungan laut

    dengan mekanisme turbidit tepatnya

    pada Smooth Portion of Suprafan Lobes

    on Mid Fan.