Topik B1 - Penilaian Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah gambut 1
Bab-III Sifat Fisik Tanah
-
Upload
dedi-prasetyo -
Category
Documents
-
view
117 -
download
12
Transcript of Bab-III Sifat Fisik Tanah
PERKULIAHAN V TIK : Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan sifat fisik tanah/material yang berkaitan dengan produksi alat berat. Pokok Bahasan : Sifat fisik tanah/material Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Akan dibahas jenis dan fungsi alat berat, perhitungan kapasitas dan biaya
peralatan serta manajemen peralatan untuk pekerjaan konstruksi.
I. Bahan Bacaan 1. Anonim : Tim Penyusun, Pemindahan Tanah Mekanik, Bagian Penerbit
Institut Teknologi Nasional Malang, 1998 2. Anonim: Data Peralatan di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum,
Penerbit BP PU 3. Partanto Prodjosumarto, Ir. Diktat Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan
Teknik Pertambangan ITB Bandung 1993 4. Rochmanhadi, Ir. Alat Berat dan Penggunaannya, penerbit Badan
Penerbit PU 5. Rochmanhadi, Ir. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dengan
Menggunakan Alat Berat, penerbit Badan Penerbit PU, 1994 6. Susy Fatena Rostiyanti, Ir.M.Sc. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi,
penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
II. Pertanyaan Kunci/Tugas
1. Jelaskan karakteristik masing-masing tanah/material berdasarkan
ukuran butirannya.
2. Jelaskan sifat-sifat fisik dari tanah/material yang dapat mempengaruhi
produksi alat berat. III. Tugas :
Kerjakan soal-soal uji kompetensi dan tugas kelompok pada bagian akhir
bab III dan jawaban dikumpul sebelum perkuliahan berikutnya.
III - 0
BAB III
SIFAT FISIK TANAH DAN MATERIAL
A. PENDAHULUAN
Prasyarat :
Lulus Semester II Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Standar Kompetensi :
Mampu menjelaskan karakteristik dan sifat-sifat fisik tanah/material yang
berkaitan dengan produksi alat berat.
Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan karakteristik tanah berdasarkan butirannya
2. Mampu menjelaskan sifat-sifat fisik tanah yang dapat mempengaruhi
produksi alat berat.
B. PENYAJIAN
I. PENDAHULUAN
Tanah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut ukuran
butirnya, sifat-sifat fisik yang dimiliki atau perilakunya apabila terjadi
perubahan kelembaban. Dalam pekerjaan yang menggunakan alat berat
(pekerjaan tanah) pengetahuan tentang jenis-jenis tanah ini perlu diketahui,
karena tiap jenis tanah memiliki sifat yang berbeda yang akan berpengaruh
besar terutama terhadap pemilihan jenis alat yang akan digunakan dan
taksiran produktivitasnya, perhitungan volume pekerajaan, dan kemampuan
III - 1
kerja alat pada kondisi material yang ada. Sifat-sifat tanah yang dimaksud
adalah sifat kembang susut, berat, bentuk, kekerasan dan daya dukung
tanah.
Pembagian klasifikasi yang digunakan saat ini umumnya dibedakan
atas ukuran dan sifat plastisnya, seperti klasifikasi yang dilakukan pada
system Unifiad dan klasifikasi AASHTO. Dalam pekerjaan pemindahan
tanah, perencana/pelaksana perlu memperhatikan lima jenis tanah, yaitu :
kerikil, pasir, Lumpur, lempung, bahan organic dan gabungan jenis ini.
Masing-masing mempunyai karakteristik sebagai berikut (Peurifoy, 1985) :
a. Kerikil (gravel) adalah bahan seperti batuan yang berukuran lebih besar
dari 0,6 mm dan lebih kecil dari 25,4 mm. Bahan yang berukuran lebih
besar dari 25,4 mm biasanya disebut batu.
b. Pasir (Sand) adalah batuan yang hancur, yang memiliki ukuran butiran
yang bervariasi dari yang berukuran 0,05 mm sampai yang sebesar
kerikil. Pasir dapat digolongkan sebagai pasir halus dan pasir kasar
trgantung dari ukuran butirannya. Pasir merupakan bahan lepas, dan
tidak kohesif, sehingga kekuatannya tidak dipengaruhi kadar
kelembabannya.
c. Lanau (Silt) adalah pasir yang sangat halus yang berukuran antara 0,005
mm sampai 0,05 mm. Lanau merupakan bahan yang tidak kohesif dan
kekuatannya sangat kecil. Bahan ini sangat sukar untuk dipadatkan.
d. Lempung (Clay) adalh bahan yang kohesif yang berukuran mikroskopik,
yaitu kurang dari 0,005 mm. Kohesi antara butir-butir memiliki kekuatan
yang besar pada saat lempung kering. Lempung terutama yang memiliki
III - 2
Indeks Plastisitas > 35 memiliki kembang susut yang cukup besar yang
diakibatkan perubahan kelembabannya. Lempung akan memiliki
tambahan kekuatan yang sangat besar apabila digabung dengan tanah
berbutir.
e. Bahan organic (organic) yaitu bahan yang berasal dari bahan tumbuh-
tumbuhan yang telah lapuk dan hancur. Bahan-bahan ini memiliki daya
dukung yang kecil atau tidak sama sekali sehingga harus dihilangkan,
diganti atau diperbaiki jika tanah akan digunakan untuk keperluan
konstruksi.
Dalam keadaan yang asli sangat jarang dijumpai tanah dalam
keadaan yang memiliki sifat-sifat yang diperlukan, sehingga dalam
pekerjaan timbunan kadang-kadang diperlukan pencampuran beberapa
jenis tanah untuk mendapatkan sifat-sifat yang dikehendaki.
3.1. SIFAT KEMBANG SUSUT TANAH
Volume dan kerapatan tanah secara umum mengalami perubahan
yang cukup besar apabila tanah itu digali, diangkut, diletakkan dan
dipadatkan. Karena adanya perubahan volume pada kondisi tersebut, maka
perlu diketahui dan ditetapkan adanya volume di tempat aslinya, dalam
keadaan lepas dan setelah dipadatkan.
Yang dimaksud kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa
penambahan atau pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah
dari bentuk asalnya. Volume pekerjaan tanah umumnya diukur dalam tiga
kondisi seperti terlihat pada gambar berikut:
III - 3
Gambar Perubahan Volume Tanah Karena Pengerjaan dengan Alat Berat
a. Kondisi asli (Bank Cubic Meter/BCM), u`kuran alam yaitu keadaan tanah
yang masih sesuai dengan kondisi asli alamnya. Dalam keadaan ini
butiran-butiran tanah masih terkonsolidasi dengan baik.
b. Kondisi lepas (Loose Cubic Meter/LCM), yaitu kondisi tanah sesudah
mengalami gangguan atau telah digali, misalnya keadaan tanah di depan
Doser Blade, di atas Dump Truck dan dalam Bucket. Tanah yang telah
tergali dari tempat asalnya ini akan mengalami perubahan volume, yaitu
mengalami pengembangan. Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan
rongga udara butir-butir tanah, sehingga volumenya menjadi besar.
Besarnya penambahan volume tergantung dari factor kembang tanah
(swelling factor) yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanah. Volume
dalam keadaan lepas dapat dihitung dengan persamaan berikut :
LCM = BCM + ( % SWELL X BCM)
III - 4
Dengan:
LCM = Volume dalam kondisis lepas (m3)
BCM = Volume dalam kondisi asli (m3)
SWELL = Faktor kembang tanah (%)
Tabel Faktor Kembang pada Beberapa Jenis Tanah
JENIS TANAH FAKTOR SWELL (% MB) Pasir 5 -10 Tanah Permukaan (top soil) 10 - 25 Tanah Biasa 20 - 45 Lempung (clay) 30 - 60 Batu 50 - 60
c. Kondisi padat (solid measure / SM) yaitu keadaan tanah setelah ditimbun
kembali dan diadakan pemadatan. Pada keadaan ini tanah mengalami
proses pemadatan sehingga volumenya menyusut tanpa mengalami
perubahan berat. Perubahan volume pada keadaan ini terjadi karena
adanya penyusutan rongga udara di antara partikel-partikel tanah
tersebut. Besarnya volume dalam keadaan padat ini tergantung dari jenis
tanah, kadar air tanag dan usaha pemadatan. Dalam perhitungan
produksi, tanah yang digusur, dimuat dan digelar adalah dalam kondisi
lepas dari bentuk aslinya atau bentuk padat setelah dipadatkan perlu
dikalikan factor kembang maupun factor susut. Nilai dari factor tersebut
dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
B - L Sw = --------- x 100 % L C – B Sh = ------------ x 100 % C
III - 5
Dimana : Sw = Faktor kembang (%) Sh = Faktor susut (%) B = Kerapatan tanah asli (kg/m3) L = Kerapatan tanah lepas (kg/m3) C = Kerapatan tanah padat (kg/m3) Secara praktis nilai factor konversi tanah ini dapat dilihat pada table
berikut :
KONDISI TANAH YG DIKERJAKAN
JENIS MATERIAL KONDISI AWAL
KONDISI ASLI
KONDISI LEPAS
KONDISI PADAT
Sand/Tanah Pasir
(A) (B) (C)
1,00 0,90 1,05
1,11 1,00 1,17
0,99 0,80 1,00
Sand Clay/Tanah Biasa
(A) (B) (C)
1,00 0,80 1,11
1,25 1,00 1,39
0,90 0,72 1,00
Tanah Campur Kerikil
(A) (B) (C)
1,00 0,85 0,93
1,18 1,00 1,09
1,08 0,91 1,00
Kerikil
(A) (B) (C)
1,00 0,88 0,97
1,13 1,00 1,10
1,03 0,91 1,00
Kerikil Kasar
(A) (B) (C)
1,00 0,70 0,77
1,42 1,00 1,10
1,29 0,91 1,00
Pecahan Cadas atau Batuan Lunak
(A) (B) (C)
1,00 0,61 0,82
1,65 1,00 1,35
1,22 0,74 1,00
Pecahan Granit atau Batuan Keras
(A) (B) (C)
1,00 0,59 0,76
1,70 1,00 1,30
1,31 0,77 1,00
Pecahan Batu
(A) (B) (C)
1,00 0,57 0,71
1,75 1,00 1,24
1,40 0,80 1,00
Batuan Hasil Ledakan
(A) (B) (C)
1,00 0,56 0,77
1,80 1,00 1,38
1,30 0,72 1,00
Clay/Tanah Liat
(A) (B) (C)
1,00 0,70 1,11
1,35 1,00 1,59
0,90 0,63 1,00
Catatan : A = Tanah Asli B = Tanah Lepas C = Tanah Padat
III - 6
3.2. BERAT DAN BENTUK TANAH
Berat tanah dan batuan akan mempengaruhi kemampuan alat untuk
melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut, dan
lain-lain. Berat tanah ini sangat berpengaruh terhadap volume yang dapat
dikerjakan alat dalam hubungannya dengan Draw Bar Pull (DBP) atau
tenaga tarik. Makin berat tanah maka tenaga yang harus disediakan alat
untuk mengerjakan makin besar.
Bentuk material berpengaruh terhadap banyak sedikitnya tanah untuk
menempati suatu ruangan tertentu. Material dengan bentuk butir kecil akan
mempunyai rongga yang kecil. Pada material yang kondisi butirannya
seragam, kemungkinan besar isinya dapat sama (senilai) dengan volume
ruangan yang ditempatinya, sedangkan material yang berbentuk bongkahan
mempunyai rongga yang lebih besar, sehingga membutuhkan volume
(ruangan) yang lebih besar dari volume yang sebenarnya. Banyaknya
material yang mampu ditampung oleh suatu ruangan diperhitungkan dengan
suatu factor koreksi yang disebut dengan “factor muat” : factor blade pada
bulldozer, factor bucket pada excavator dan loader dan pay load factor pada
scrapper. Selain dipengaruhi oleh bentuk material factor muat juga
dipengaruhi oleh jenis tanah.
3.3. Kekerasan Tanah/Material
Kekerasan tanah dan material akan mempengaruhi kemudahan alat
dalam melakukan pekerjaan dan produktifitas tanah. Tanah atau material
yang keras akan lebih sulit untuk dikoyak, digali dan dikupas dibandingkan
III - 7
dengan tanah atau material yang lunak. Material yang dapat dikelompokkan
memiliki kekerasan yang tinggi adalah batuan. Dalam pengertian
pemindahan tanah, batuan dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu ;
a. Batuan beku dengan cirri-ciri sifat keras, padat, pejal dan kokoh
b. Batuan sediment dari perlapisan yang lunak sampai keras
c. Batuan metamorf umumnya dari perlapisan yang keras, padat dan
tidak teratur
Nilai kekerasan tanah dan material perlu diperhatikan dalam memilih jenis
alat yang sesuai untuk kondisi kekerasan dan volume tertentu, sehingga
dapat diperoleh kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan produktifitas yang
tinggi.
3.4. DAYA DUKUNG TANAH
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah dalam endukung
beban di atasnya. Apabila suatu alat berada di atas tanah, maka alat akan
memberikan tekanan ke permukaan tanah yang disebut daya tekan alat atau
“Ground Pressure”, dan tanah akan melawan sesuai dengan daya
dukungnya. Oleh karena itu alat akan amblas ke bawah (mengalami
penurunan) apabila daya dukung tanah lebih kecil dari daya tekan alat.
Ilustrasi ini dapat dilihat pada gambar berikut :
III - 8
Daya Tekan Alat dan Daya Dukung Tanah
Daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengujian langsung di
lapangan. Peralatan yang umum digunakan untuk mengukur daya dukung
tanah di lapangan adalah alat “Dynamic Cone Penetrometer” (DCP). Setiap
jenis alat mempunyai tekanan yang berbeda-beda sesuai dengan berat alat
dan luas bidang kontak antara kendaraan (alat) dengan permukaan tanah.
3.5. DAYA LEKAT MATERIAL
Daya lekat atau kohesivitas material adalah kemampuan saling
mengikat di antara butir-butir material itu sendiri. Material dengan daya lekat
tinggi, misalnya tanah liat akan cenderung munjung (menggunung) di atas
permukaan bucket, sehingga volume muatan yang bias ditampung mungkin
lebih besar dari volume bucket atau blade. Untuk material yang mempunyai
III - 9
daya lekat rendah, misalnya pasir, akan sukar untuk munjung dan material
yang tidak memiliki daya lekat sama sekali, misalnnya material cair, akan
menempati bidang datar permukaan bucket (rata). Ilustrasi ini dapat dilihat
pada gambar berikut :
Pasir
Tanah Liat
Gambar Perbedaan Daya Lekat Material
III - 10
C. Penutup
Soal-soal latihan uji kompetensi :
1. Jelaskan factor-faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas produksi
alat berat..
2. Jelaskan factor-faktor yang dapat mempengaruhi setiap alat berat
yang digunakan untuk masing-masing pekerjaan di bawah ini :
- Pekerjaan timbunan tanggul untuk bendung
- Pekerjaan perkerasan jalan
- Pekerjaan beton untuk gedung bertingkat
Tugas Kelompok:
Buat makalah dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas
produksi alat berat untuk masing-masing jenis pekerjaan (jenis pekerjaan
ditentukan oleh pengajar)”. Tiap kelompok maksimum lima orang, makalah
didiskusikan dalam kelas dipandu oleh pengajar.
III - 11