BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB...

50
48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Sendang Biru 1.3.2 Letak Geografis dan Keadaan Topografis Penelitian yang dilaksanakan pada Kelompok Masyarakat Pengawas Gatra Olah Alam Letarari yang tergabung di dalam Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dusun Sendang Biru berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, yang terdiri dari dua Dsun yaitu Dusun Tambakrejo dan Dusun Sendangbiru. Dusun Sendang Biru merupakan daerah pesisir pantai dengan wilayah pantainya yang berhadapan dengan Plau Sempu. Panjang garis pantai Kabupaten Malang secara keseluruhan adalah 85,92 km dengan luas perrairan laut 4 mil sekitar 565,45 km 2 atau luas perairan 12 mil sekitar 1696,35 km 2 . Panjang garis pantai Sumbermanjing Wetan sekitar 27,02 km, dengan luas perairan laut 4 mil sekitar 176,76 km 2 dan luas perairan 12 mil 536,29 km 2 (Sumber: Kantor Desa Tambakrejo, 2016). Dusun Sendang Biru merupakan daerah pantai Selatan yang tidak terdapat landasan benua tetapi curam dan berkarang, dengan demikian

Transcript of BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB...

Page 1: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

48

BAB III

SETTING PENELITIAN

1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Sendang Biru

1.3.2 Letak Geografis dan Keadaan Topografis

Penelitian yang dilaksanakan pada Kelompok Masyarakat Pengawas

Gatra Olah Alam Letarari yang tergabung di dalam Lembaga Masyarakat

Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan

Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Dusun Sendang Biru berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan

Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, yang terdiri dari dua Dsun yaitu

Dusun Tambakrejo dan Dusun Sendangbiru. Dusun Sendang Biru merupakan

daerah pesisir pantai dengan wilayah pantainya yang berhadapan dengan Plau

Sempu. Panjang garis pantai Kabupaten Malang secara keseluruhan adalah

85,92 km dengan luas perrairan laut 4 mil sekitar 565,45 km2 atau luas

perairan 12 mil sekitar 1696,35 km2. Panjang garis pantai Sumbermanjing

Wetan sekitar 27,02 km, dengan luas perairan laut 4 mil sekitar 176,76 km2

dan luas perairan 12 mil 536,29 km2 (Sumber: Kantor Desa Tambakrejo,

2016).

Dusun Sendang Biru merupakan daerah pantai Selatan yang tidak

terdapat landasan benua tetapi curam dan berkarang, dengan demikian

Page 2: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

49

gelombang yang terjadi adalah mulai dari gelombang sedang sampai

gelombang besar serta terjadi dua kali pasang surut dengan arus pasang yang

kuat. Sedangkan dasar perairan pantai berupa pasir, lumpur dan karang dengan

kedalaman 100 m.

Letak geografis adalah letak daerah atau negara yang ditinjau dari

kenyataan di permukaan bumi. Sendangbiru berada pada koordinat 80 26’ - 80

30’ Lintang Selatan dan 1120 38 - 112 0 43’ Bujur Timur. Kawasan

Sendangbiru terletak di Desa Tamakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan

dengan batas – batas meliputi:

Tabel 2. Batas Dusun Sendang Biru

Sebelah Utara : Desa Kedung banteng

Sebelah Timur : Desa Tambaksari

Sebelah Barat : Desa Sitiarjo

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Sumber: (Kantor Dusun Sendang Biru, 2016)

Berdasarkan tabel di atas, sebelumnya di Dusun Sendiri wilayahnya

terdapat 4 Dusun yaitu Dusun Sendang Biru Utara, Dusun Sendang Biru

Timur, Dusun Sendang Biru Barat, dan Dusun Sendang Biru Selatan. Dusun

Sendang Biru Utara berbatasan dengan Desa Kedung Banteng, Dusun

Sendang Biru Timur berbatasan dengan Desa Tambakrejo, Dusun Sendang

Page 3: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

50

Biru Barat berbatasan dengan Desa Sitiarjo, dan Dusun Sendang Biru Selatan

berbatasan dengn Samudra Hindia

Berdasarkan keadaan topografinya Dusun Sendang Biru berada pada

ketinggian 15 meter dari permukaan laut. Secara umum iklim Desa

Tambakrejo di pengaruhi musim penghujan dan kemarau dengan curah hutan

rata – rata 1.350 mm per tahun. Pada Desa Tambakrejo ini memiliki suhu

dengan rata – rata 23 - 250C. Dusun Sendang Biru memiliki luas 2.735.850

km2. Luas tersebut meliputi daratan dan perbukitan ataupun pegunungan. Luas

topografi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Topografi Dusun Sendang Biru

Keadaan Lahan Luas Lahan Prosentase (%)

Daratan 537.965 19,63 %

Perbukitan/Pegunungan 2.197.870 80,37 %

Jumlah 2.735.835 100

Sumber: (Kantor Dusun Sendang Biru, 2016)

Luas wilayah Dusun Sendang Biru keseluruhan adalah 2.735.850 km2.

Luas Dusun tersebut sebagian besar digunakan sebagai area ekosistem dan

tegal, sisanya pekarangan, kebun, sawah, perumahan penduduk, pemakaman

maupun prasarana umum.

Secara umum wilayah daratan Sendang Biru memiliki topografi

berbukit-bukit dengan medan berlereng sedang hingga curam pada ketinggian

Page 4: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

51

50-250 meter dari permukaan air laut. Kemiringan lereng di kawasan studi

cukup bervariasi yaitu datar (<3%), agak landai (3-8%), agak curam (25-40%)

dan sangat curam (>40%).

Bagian pantai Sendang Biru sebagian merupakan batuan kapur dan

karang serta berdinding terjal, bagian lain merupakan pantai yang agak landai

dengan panjang relatif pendek (50-100m) terdapat di bagian Timur dan Barat.

1.3.3 Persebaran dan Kepadatan Penduduk Dusun Sendang Biru

Berdasarkan Data Kependudukan Dusun Sendang Biru tahun 2016,

diperoleh data penduduk Dusun Sendang Biru sejumlah 8.424 jiwa. Penduduk

Dusun Sendang Biru berdasarkan usia daoat dilihat di Tabel 2.

Tabel 4. Penduduk Dusun Sendang Biru berdasarkan Usia Tahunan, 2016

No. Usia Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(jiwa)

Prosentase

(%)

1. 0 – 12 bulan 126 91 217 7,68%

2. 1 – 5 tahun 333 258 591 20,92%

3. 5 – 7 tahun 564 425 989 35,02%

4. 7 – 18 tahun 986 815 1.801 21,74%

5. 18 – 56 tahun 1.900 2.117 4.017 48,7%

6. > 56 tahun 411 398 809 9,76%

Total 4.320 4.104 8.424 100%

Sumber: (Kantor Dusun Sendang Biru, 2016)

Page 5: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

52

Berdasarkan tabel menunjukan penduduk Dusun Sendang Biru paling

banyak adalah pada usia produktif yaitu 18 ampai 56 tahun sebanyak 4.017

atau 48% dari total penduduk Dusun Sendang Biru. Sebagian besar penduduk

di Dusun Sendang Biru, Dusun Sendang Biru adalah asli Jawa dari suku

Madura yang bermukim di kawasan tersebut secara turun – temurun. Selain itu

juga ada penduduk pendatang yang hanya datang jika musim ikan seperti

susku Bugis. Kominutas antar penduduk dilakukan dalam Bahsa Jawa dan

Bahasa Madura, sedangkan untuk komunikasi formal atau dengan penduduk

non – Jawa menggunakan Bahasa Indonesia.

Pengelolaan wilayah perairan Sendang Biru dalam sektor perikanan

memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup melimpah dan dari sektor

pariwisata juga perlu dikelola karena Sendang Biru memiliki panorama alam

yang indah. Hal tersebut ditunjang dengan adanya Pulau Sempu yang

memiliki fungsi sebagai cagar alam atau break water alami dan penghalang

kencangnya tiupan angin dari arah timur lepas. Perairan Sendang Biru

memiliki kedalam rata-rata 1.000 meter. Jarak 50 meter dari pantai, perairan

ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, sehingga memiliki

gelombang yang relatif besar terutama pada daerah – daerah yang masuk ke

pantai – pantai yang curam dan terjal. Namun, dengan Pulau Sempu maka

Pantai Sendang Biru relatif aman, sehingga pada saat ini oleh pemerintah

setempat dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan pusat produksi perikanan

Kabupaten Kabupaten Malang.

Page 6: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

53

1.4 Gambaran Umum Yayasan Masyarakat Konsrvasi Bhakti Alam Sendang biru

1.4.2 Lokasi Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

Kantor sekertariat Yayasan Masayarakat Konservasi Bhakti Alam

Sendangbiru beralamatkan di Jalan raya Sendang Biru RT 27 RW 03, Desa

Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa

Timur. Kabupaten Malang adalah salah satu Kabupaten di Indonesia yang

terletak di Provinsi Jawa Timur dan merupakan Kabupaten yang terluas kedua

wilayahnya setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/Kota yang ada

di Jawa Timur. Hal ini didukung dengan luas wilayahnyaa 3.534.86 km2 atau

sama dengan 353.486 ha dan jumlah penduduk sesuai, Data Pusat Statistik

sebanyak 2.544.315 jiwa (tahun 2015) ang tersebar di 33 Kecamatan, 378

Desa, 12 Kelurahan.

Kabupaten Malang juga dikenal sebagai daerah yang kaya akan potensi

alamnya diantaranya dari pertanian, perkebunan, tanaman obat keluarga dan

sebagainya. Kabupaten Malang terletak pada 112o17’10,90’’ sampa

1112o57’00’’ Bujur Timur, 7o44’55,11’’ sampai 8o26’35,45’’ Lintang

Selatan. Disamping itu juga dikenall dengan obyek-obyek wisatanya, yaitu

Pantai Sendang Biru dengan Tempat Pengelolaan Ikan, Pantai Clungup, Pantai

Gatra, Pantai Sapana, Pantai Mini, Pantai Watu Pecah, Pantai Tiga Warna, dan

Pantai Kondang Buntung. Sumber (Kantor Dusun Sendang Biru, 2017)

Page 7: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

54

Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biu mengelola

Kaasan Konservasi yaitu CMC (Clungup Mangrove Conservation) yang mana

luas lahan selus 117 ha green belt dan 81 ha kawasan hutan mangrove yang

mana 73 ha kawasan hutan mangrove udah teehabilitasi.Batas Lokasi

pengelolaan Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru,

sebagai berikut:

Tabel 5 Batas lokasi pengelolaan Yayasan Masyarakat Konservasu Bhakti Alam

Sendang Biru.

Sebelah Barat : Desa Sitiarjo

Sebelah Timur : Kampung Baru dan TPI Sendang Biru

Sebelah Utara : Perkebunan Milik Warga

Sebelah Selatan : Pulau Sempu dan Samudra Hindia

(Sumber: Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru)

Page 8: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

55

Gambar 2. Peta Kabupaten Malang

Page 9: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

56

Page 10: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

57

(Sumber: Web Kabupaten Malang 2017)

Gambar 3. Peta kawasan Clungup Mangrove Conservasion (CMC)

Page 11: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

58

(Sumber: Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, 2016)

Page 12: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

59

1.4.3 Sejarah Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru berdiri sesuai berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Nomor AHU-0015997.AH.01.04, tahun 2016 dengan Nomor yang

didaftarkan oleh Siti Noer Endah , SH yang berkedudukan di Kabupaten

Malang sesuai Akta Nomor 09 tanggal 24 Oktober 2014 dengan nomor

NOMOR AHU-0016468.AH.01.12. Tahun 2016 dan PERDES Nomor 03.

Tahun 2015 serta NPWP: 71.557.364.8-654.000

Bhakti Alam Sendang Biru merupakan Yayasan yang bertujuan untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan rehabilitasi dan konservasi pesisir

berbasis pemberdayaan masyarakat. Selain itu Bhakti Alam juga melakukan

pembinaan terhadap masyarakat setempat serta penelitian guna peningkatan

edukasi terkait ekosistem pesisir.

Anggota Yayasan Bhakti ALam Sendang Biru merupakan anggota dari

POKMASWAS Gatra Olah Alam Lestari (GOAL) yang lebih dulu berdiri

dibawah naungan DKP Kabupaten Malang. POKMASWAS GOAL yang

hanya berfokus pada pengawasan pesisir kemudian berkembang menjadi

sebuah Yayasan yang memiliki gerakan konservasi bernama Clungup

Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna. Melalui CMC Tiga Warna ini

diharapkan bisa meningkatkan sumberdaya masyarakat dan perokonomiannya

dengan tanpa merusak dan mengganggu kelestarian lingkungan.

Page 13: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

60

Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru berdiri berdasarkan atas inisiasi

Bapak Saptoyo, Lia Putrinda, dan Aditya Rheza selaku pendiri Yayasan yang

dilatar belakangi oleh kerusakan alam yang terjadi di kawasan mangrove.

Sebelumnya pada tahun 2005 hingga 2011 terdapat gerakan perorangan Pak

Saptoyo untuk menyelamatkan mangrove yang tersisa di kawasan hutan

mangrove Clungup. Pada tahun 2012 mulai terbentuknya Kelompok

Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) guna mengawasi lingkungan pesisir

seperti kawasan hutan mangrove, serta pantai.

Pada tahun 2014 mulai berkembang untuk melakukan aktivitas lebih

dari pengawasan pesisir. Setelah berjalannya aktivitas-aktivitas tersebut,

perlahan inisiator dan anggota POKMASWAS Gatra Olah ALam Lestari

(GOAL) Sendang Biru mulai menyebarkan “virus” kepedulian terhadap

lingkungan kepada masyarakat setempat.

Pada tanggal 24 Oktober 2014 berdirilah Yayasan ini guna

meningkatkan kelestraian lingkungan yang tidak hanya berfokus pada

pengawasannya saja melainkan upaya-upaya yang dapat dilakukan masyarakat

setempat dan masyarakat umum (pengguna jasa wisata) untuk ikut serta dalam

pelestarian lingkungan. Hingga kini, kegiatan konservasi yang dilakukan

Bhakti Alam semakin besar seiring pengelolaan kawasan mangrove, pesisir,

dan pantai yang konsisten. Kegiatan yang lebih fokus pada konservasi

mangrove melahirkan gerakan baru dari Bhakti Alam yang berlabel Clungup

Mangrove Conservation. Sesuai namanya, pengelolaan Clungup Mangrove

Page 14: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

61

Conservation tidak berorientasi pada bisnis melainkan pada Ekologi, Sosial,

dan Ekonomi (pada level terakhir), (Sumber: Yayasan Masyarakat Konservasi

Bhakti Alam Sendang Biru, 2016).

1.4.4 Visi dan Misi Yayasan Masyarakat Konsrvasi Bhakti Alam

Sendangbiru

Berikut adalah visi dan msi dari Yayasan Masyarakat Konsrvasi Bhakti

Alam Sendangbiru:

1. Visi : Hidup Bersama Alam

2. Misi :

a. Membangun mentalitas masyarakat yang cinta lingkungan

b. Membentuk masyarakat desa konservasi

c. Memanfaatkan sumberdaya alam secara bertanggung jawab melalui

program pemberdayaan masyarakat

d. Berpartisipasi aktif dalam pengembangan desa wisata di Jawa Timur

Berdasarkan observasi lapangan untuk mewujudkan visi Yayasan

Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, sumberdaya manuia

meliputi semua anggota Yayasan Masyarakat Konsrvasi Bhakti Alam

Sendang Biru telah melakukan beberapa misi dengan baik. Sehingga, visi

Yayasan Masyarakat Konsrvasi Bhakti Alam Sendang Biru dapat dicapai

dengan baik. Bukti nyatanya dengan Lembaga Masyarakat Konsrvasi Bhakti

Alam Sendang Biru telah mendaatkan serangkaian prestasi, antara lain:

Page 15: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

62

1.4.5 Struktur Organisasi

Sruktur organisasi pada Yayasan Masyarakat Konsrvasi Bhakti Alam

Sendang Biru adalah struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi

fungsinal merupakan bentuk struktur organiasi, dimana para pemegang

jabatan tealh memperoleh wewenang dan tanggung kawab serta ditentukan

bidang kerjanya sesuai dengan keahlian masing-masing dan di bantu oleh

anggota Yayasan Masyarakat Konsrvasi Bhakti Alam Sendang Biru yang

memiliki keterampilan sesuai dengan bidang yang ditentukan. Oleh karena

itu, bentuk organisasi ini pemimpin dan anggota haru mampu melakukan

kerjaama dengan bak sesuai dengan bagian kerja masing-masing yang telah

ditentukan oleh lembaga.

Berikut struktur organisasi pada Yayasan Masyarakat Konsrvasi Bhakti

Alam Sendang Biru.

Gambar 3. Struktur organiasi YMK Bhakti Alam Sendang Biru

Page 16: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

63

(Sumber: Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, 2016)

1.5.3.1 Mitra Kerja Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

2. East Java Ectourism Forum /

EJEF ( Forum Ekowisata

Jawa Timur

3. Yayasan Indecon – Indonesia

Ecotourism Net Work /

Jaringan Ekowisata Indonesia

Page 17: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

64

4. Universitas Brawijaya-

Fakultas MIPA, Fakultas

Ilmu Administrasi, Fakultas

Kelautan dan Perikanan,

Fakultas Hukum

5. Institut Teknologi Nasional –

ITN Malang jurusan

Planologi dan Arsitektur

6. D 3 Pariwisata Universitas

Merdeka Malang

7. Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Jawa

Timur

8. Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Malang

9. Dinas Lingkungan Hidup

Provinsi Jatim dan kabupaten

Malang

10. Kementrian Kelautan dan

Perikanan

11. Kementrian Kehutanan

12. Kementrian Pemuda dan

Olahraga

13. Dinas Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Malang

14. Dinas Pemuda dan Olahraga

Provinsi Jawa Timur

15. Aparat pemerintah Desa

16. LSM dan media masa

17. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Malang

18. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Jawa

Timur

19. Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Malang

20. Perum PERHUTANI KPH

Malang

21. LKDPH Wana Via Raharja

22. Universitas Negeri Malang

23. Universitas Muhammadiyah

Malang

24. CACAD FALCONRY

SURABAYA

25. CROT COMMUNITY

SURABAYA

26. Sekolah CIPUTRA Surabaya

Page 18: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

65

27. Bank Indonesia

28. PJB Brantas Malang

29. Korp. Marinir TNI Angkatan

Laut YON 5 Surabaya

30. IbM DIKTI

31. National University of

Singapore (Misi Kami Peduli

2016)

32. Mega Blue Sea

33. KEHATI

34. BRI

Kemitraan Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang

Biru dalam pengelolan organisasi terhadap stakeholder terkait dapat di

gambarkan melalui bagain, sebagai berikut;

Bagan 2. Managemen Organisasi

Yayasan

Masyarakat

Konservasi

Bhakti

POKMASWAS,

LKDPH,

POKDARWIS,

Desa Wisata

Otoritas

sss

PEMDES

Tambakrejo

,MUSPIKA,

PEMKAB

Malang

Tekniss

DKP-KKP,

DISHUDPA

R, DINAS

KEHUTAN

AN, BLH

Kab Malang

Legalitas Kawasan Hutan PERHUTANI

Page 19: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

66

Berdasarkan mitra kerja dari Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti

Alam Sendang Biru, terlihat dalam pengelolaan kawasan konsevasi yang

dilakukan oleh Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru di

dalmnya terdapa Kelompok Masyarakat Pengawas Gatra Olah Alam Lestari

(POKMASWAS GOAL) Sendang Biru sebagai pengawasan daerah pesisir

dan juga sebagai pelaksana kegiatan konservasi dalam pengelolaan Hutan.

Yayasan Masyarakat Konsevasi Bhakti Alam Sendang Biru sebagai Lembaga

Kemitraan Desa Pengelolaan Hutan (LKDP) yang sesuai kesepakatan

kerjasama pengelolaan hutan pola kemitraan antara Bupati Malang

dengan Administratur Perum Perhutani KPH Malang Nomor : 180/ 248/

PKS / 421.012/ 2004 dan Nomor : 86/ 001./PMDH tanggal 4 Pebruari

2004, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 53

Tahun 2006 tentang Lembaga Kemitraan Desa Pengelola Hutan

(LKDPH), makin memperkokoh nuansa kearifan lokal dan

pengembangan otonomi daerah dalam pengelolaan hutan pola kemitraan

karena didalamnya termuat pula peran para pihak dengan rincian tugas

yang lebih detail dibanding ketentuan-ketentuan diatas sehingga

mestinya hal ini bisa menjadi percontohan pembangunan kehutanan

yang berkhaskan daerah. Yayasan sendiri dengan POKMASWAS

GOALnya telah merehabilitasi dan Konservasi Mangrove seluas 73 ha dari

area 81 ha. Sisa 8 ha sudah dikonversi menjadi lahan pertanian/sawah dan

tidak dijual.

Mencermati implementasi pengelolaan hutan negara yang

berbasis pada pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan di

Page 20: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

67

Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur sebagaimana amanat pasal 99

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 dalam wujud kemitraan

pengelolaan hutan negara dalam arti kerjasama antara pengelola hutan

negara dengan masyarakat sekitar hutan dengan prinsip kesetaraan dan

saling menguntungkan sebenarnya merupakan potensi dan peluang yang

besar untuk upaya mewujudkan efektifitas pengelolaan kawasan hutan

lindung dan hutan produksi di Kabupaten Malang mengingat berbagai

keterbatasan anggaran dan personil Perum Perhutani serta kearifan

lokal masyarakat sekitar hutan yang menginginkan kelestarian fungsi

hutan untuk menopang kesejahteraan mereka.

Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : 268/KPTS/DIR/2007

tentang Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat

Plus, mengamanatkan kepentingan kelestarian fungsi dan manfaat

sumber daya hutan dan indeks pembangunan manusia yang bersifat

fleksibel, partisipatif, dan akomodatif, tentu menjadi potensi

terwujudnya sinergi dalam memperjuangkan pengelolaan hutan lestari

yang berbasis pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Untuk

mewujudkan Desa Tambakrejo menjadi Desa Wisata telah di cantumkan

di dalam Peraturan Desa Tambarejo, Musyawarah Pimpinan Kecamatan

Sumbermanjing Wetan, dan PEMKAB Malang. Di dalam halteknis atau

kegiatan pengelolaan hutan pesisir Yayasan Masyarakat Konservasi

Bhakti Alam Sendang Biru di dampingi oleh Dinas Kelautan dan

Perikanan (DKP) Kementrian Kelautan Perikanan (KKP) dalalam

kegiatan transplantasi terumbu karang dan pengelolaan rumah apung,

Page 21: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

68

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (DISBUDPAR),

Dinas Kehutanan dan Perhutani dalam legalitas kawasan hutan peisisr,

dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang.

Kementerian Kehutanan melalui Permenhut Nomor :

P.39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat

Melalui Kemitraan Kehutanan, makin memperjelas arah kebijakan

pengelolaan hutan negara pola kemitraan dengan menguraikan secara

cukup detail akan peranan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah

(termasuk Pemerintah Kabupaten), serta kelembagaan atau Yayasan

Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru dalam pengelolaan

hutan negara pola kemitraan sehingga mestinya tidak ada lagi hambatan

yang berarti dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari yang berbasis

pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan di Kabupaten Malang.

Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

dalam pengelolaan hutan pesisir berbasisi ekotorism atau Ekowisata

Clungup Mangrove Conservation dalam pembagian hasil pendapatannya

yang berbentuk tiketing. Terdapat pembagian hasil pendapatan, dimana

dapat di gambarkan melalui bagan 3. Pembagian hasil pendapatan

pengelolaan hutan pesisir, sebagai berikut;

Bagan 3. Pembagian hasil pengelolaan

Tiket

100 %

PERUM PERHUTANI 45%

Pengelolaan 30% belum di kurangi

PPH

MUSPIKA 2%

PAD PEMKAB Malang 20%

Desa 2 %

Page 22: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

69

1.5.3.2 Program Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

1. Unit Konservasi Hutan Pesisir dan MPA

- Pembibitan dan Penanaman Mangrove

- Penanaman dan Perawatan tanaman lindung dan Mangrove

- Transplantasi terumbu karang

- Perawatan terumbu karang

- Keramba Jaring Apung

- Pembuatan dan pengelolaan Fish Apartement

- Kerjabhakti di area konservasi CMC setiap Hari Kamis

- Pendekatan dan sosialisasi kepada perambah hutan akan pentingnya konservasi

pesisir

2. Unit aktivitas usaha

- Pelaksanaan aktivitas ekowisata CMC

3. Litperbang

- Riset penelitian skripsi/PKL

- Magang

4. Unit Volunteer

Tabel 6. Daftar anggota Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam dan sekaligus

POKMASWAS GOAL Sendang Biru

No. Nama Divisi

Jumlah

anggota

1 Sukandar Pengawas 1

2 Lia Putrinda A.M Ketua Dewan Pendiri 1

3 Aditya Rheza F Pendiri 1

4 Choirul Anam Pendiri 1

5 Saptoyo Ketua Pengurus 1

6 Ferik Antyo A. W Sekretaris 1

7 Agni Istiqfar Paribrata Litperbang 1

8 Eko Muji S Bendahara 1

9 Marta Fitri Y Admin Reservasi 1

10 Tyassanti T Legal Arsiparis 1

11 Ajar Budi Purwanto Koordinator Lapang 1

14 Debby Yolionata Pemandu/ Rescue 30

42 Rinto Pos Tiga Warna/ Rescue 3

46 Febri Rumah Apung 3

49 Rhuzzo Birawa Purwantoro Ketua Manajer Konservasi 1

Page 23: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

70

50 Joni Rudi H Manajer Konservasi MPA 1

51 Iswicahyo Kurniadi Manajer Konservasi Hutan Pesisir 1

52 Sutrisno Konservasi Mangrove 1

53 Toni Arisaribab Konservasi Penjaga Pantai 1

54 Dwi Anto Yulianto Penerima Tamu 1

55 Mohammad Sofi'i pos 2 2

57 Misdram Sarwi Penjaga Gatra 1

58 Ali Wahana Gatra 2

59 Lip Penjaga Toilet Clungup 2

61 Sih Pangestu Penjaga Toilet Gatra 2

63 Puspito Adi Penjaga Toilet Pos 1 1

64 Sih Handoyo Pos Checklist Keluar 3

67 Gunarso Leksono Daud Koordinator Parkir 1

68 Dwi Ardhianto Penjaga Parkir 1

69 Triwi Koordinator Konsumsi 2

70 Tanti Koordinator Homestay 12

82 Krisdian Adi Candra Koordinator Ojek 25

108 Trio Ega Yolanda Administrasi Umum 1

109 Mohammad Andalusia Legal Arsiparis 1

(Sumber: Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, 2017

1.5 Deskripsi Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

1.5.2 Bidang Pengelolaan Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru bergerak dalam

bidang pemberdayaan masyarakat dalam upaya konservasi kawasan Marine Protected

Area (MPA). Kawasan yang di kelola Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam

Sendang Biru adalah Clungup Mangrove Conservation (CMC). Nama Clungp di ambil

dari muara yang ada di kawasan yang di kelola Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti

Alam Sendang Biru.

Clungup Mangrove Conservation (CMC). di sini merupakan area konservasi yang

di dalamnya terdapat kegiatan konservasi mangrove dan terumbu karang. Di samping itu

Clungup Mangrove Conservation (CMC), memiliki 6 pantai sebagai berikut: Pantai

Page 24: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

71

Clungup, Pantai Gatra, Pantai Sapana, Pantai Mini, Pantai Batu Pecah dan yang terakhir

adalah Pantai Tiga warna.

Selain itu Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru juga

sebagai penggerak dalam pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pengelolaan kawasan

ekowisata konservasi di Sendang Biru dalamhal ini masyarakat di libatkan secara aktifi

dalam pengelolaan kawasan ekowisata dan juga sebagai pelaku dalam pengawasan

konservasi

Pelaku pengawasan konservasi Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam

Sendang Biru ialah Kelompok Masyarakat Pengawas Gatra Olah Alam Lestari

(POKMASWAS GOAL) di dalam kegiatan praktik pengelolaan kawasan ekowisata

konservasi di Clungup Mangrove Conservation (CMC).

Kelompok masyarakat pengawas yang biasa lebih dikenal dengan sebutan

POKMASWAS GOAL adalah Kelompok Masyarakat Pengawas Gatra Olah Alam Lestari

yang terdiri dari unsur-unsur tokoh mayarakat, tokoh agama, tokoh adat, masyarakat

mandiri, Lembaga Sosial Masyarakat Masyarakat, nelayan, petani atau berkebun,

masyarakat maritim dan masyarakat yang ahli dalam konservasi baik daerah laut maupun

darat serta juga merupakan pelaksana pengawas pemanfaat sumberdaya dirigkat lapang.

Fungsi dan peran Yayasan Masyarakat onservasi Bhakti Alam Sendaangiru sebagai

mediator antara kelompok pengawas dengan pemerintah. Sedangkan fungsi dan peran

POKMASWAS sebagai pelkasana praktik pengelolaan konservasi di area ekowisata

CMC (Clungup Mangrove Conservation).

1.5.3 Tugas Pokok Anggota Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

dan POKMASWAS GOAL

Page 25: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

72

Tugas pokok anggota Yayasan Masyrakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

selaku mediator antara keompok masyarakat pengawas POKMASWAS GOAL dengan

pemerintahan, yang merupakan satu ketauan dalam pengelolaan Sumber Daya Alam

Pesisir daerah Sendang Biru, melakukan beberapa kegiatan untuk menjaga ekosistem

daerah pesisir pantai Sendang Biru.

Tugas pokok POKMASWAS GOAL bertindak sebagai pengawasan pada kegiatan

konservasi di araea ekowisata Clungup Mangrove Conservation (CMC) merupakan peran

pokok POKMASWAS GOAL (kelompok masyarakat pengawasan Gatra Olah ALAM

Lestari), mereka melakukan pengawasan pada masyaraat dan wisatawan lokal maupun

asing. Karena araea konservasi CMC merupakan area lahan bagi masyarakat setempat

maka POKMASWAS GOAL juga mengawasi mereka yang bercoco tanam di area

tersebut. POKMASWAS GOAL memberi pengertian agar mengambil sumberdaya

secukupnya dan jangan sampa merusak habitat sumberdaya alam sekitar atau di dalam

araea konservasi.

Selain kalangan masyarakat lokal, POKMASWAS GOAL juga mengawasi

wisatawan agar selalu menjaga kebersihan dan menjaga alam yang mereka kunjungi.

Dengan penetapan dendan Rp. 100.000, pada tiap sampah ang dibuang diharapkan supaya

wisatawan jerah terhadap membuang sampah sembarangan. Selain melakukan pemberian

denda POKMASWAS GOAL juga memberikan penetapan terhadap wisatawandilarang

free dive (renang bebas tanpa menggunakan pelampung), dimana kegiatan tersebut akan

merusak terumbu karang bagi orang-orang awam yang belum pandai menyelam ataupun

berenang.

Selain pengawasan terhadap masyarakat dan wisatawan, perlu juga adanya

pengawasan terhadap manusia-manusia yang kurang bertanggung jawab. Pengawasan

Page 26: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

73

yang dilakukan oleh para POKMASWAS GOAL. Pengawasan ini biasanya dilakukan

pada malam hari, karena potensi pencurian atau hal yang merusaka alam dikawan CMC

maupun 3 warna terjadi ketika malam harI.

1.5.4 Legalitas Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru merupakan Yayasan

yang bertujuan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan rehabilitasi dan konservasi

pesisir berbasis pemberdasaan masyarakat dengan pengelolaan daerah pesisir dengan cara

Ekowisata Clungup Mangrove Conservation (CMC). Selain itu, Yayasan Masyarakat

Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru juga melaksanakan pembinaan terhadap

masyarakat setempat serta penelitian guna peningkatan edukasi terkait ekosistem pesisir.

Untuk mendukung dan melancarkan kegiatan yang dilakukan Yayasan

Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, mempunyai legalitas sebagai suatu

lembaga yang berdasarkan ‘’Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Nomer AHU-15997 .AH.01.04, Tahun 2016 dengan Nomer yang

didaftarkan oleh Siti Endah 24 Oktober 2014 dengan Nomer NPWP: 71.557.364.8-

654.000’’.

Sebagai lembaga berbadan hukum, Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam

Sendang Biru mempunyai legalitas yang jelas. Sehingga segala kegiatannya di akui oleh

seluruh lembaga pemerintahan ataupun masyarakat secara umum. Yayasan masyarakat

yang berbadan hukum selain untuk legalitas sebuah lembaga juga menjadi suatu kewajiban

karena untuk peraturan pemerintahan sekarang yang mendapatkan dana atau subsidi dari

pemerintahan harus berbadan hukum.

Page 27: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

74

Untuk SK dari kementrian hukum dan HAM sendiri seperti pada gambar 3 di

bawah ini.

Gambar 4. Akta Notaris LMK Bhakti Alam Sendang Biru

(Sumber: Arsip

Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, 2017)

Gambar 5. Surat Menteri Hukum dan HAM

Page 28: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

75

(Sumber: Arsip

Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru, 2017)

1.6 Sejarah Terbentuknya POKMASWAS GOAL Sendang Biru

1.6.2 Fase Awal (Proses Munculnya Gagasan tentang POKMASAS GOAL Sendang Biru)

Page 29: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

76

1. Muncul Ide Melakukan Gerakan Konservasi Hutan Mangrove

Setelah keluar dari pekerjaan KUD Sendang Biru pada tahun 2009, selepas itu

Saptoyo bekerja membanu istrinya jualan di rumahnya sendiri, pada tahun 2005

hingga 2011 Saptoyo yang prihatin dengan keadaan pesisir Sendang Biru karena

untuk mencari ikan sulit serta panasnya wilayah tempat tinggalnya karena udara dari

laut langsung menuju ke permukiman, disebabkan pohon mangrove dan pepohonan di

sekitar pesisi pantai telah gundul.

Berangkat dari keprihatinan yang menimpa lingkungan tempat tinggalnya,

Saptoyo hanya bisa melakukan kegiatan memperbaiki lingkungannya, dengan cara

penanaman yang di lakukan sendiri bersama dengan keluarganya. Dengan awalnya

menanam di lahan perkebunanya sendiri selama 6 bulan pada tahun 2011, karena

Untuk mencegah warga dan perambah hutan, Bapak Saptoyo dan warga lain yang

peduli , membujuk mereka dengan cara memberitahu para pembalak bahwa mangrove

dan kayu tersebut memiliki kualitas tidak baik, namun cara tersebut tidak terlalu

efektif.

‘’Daerah ini dulu menjadi sumber ekonomi alternatip alm.ibu paini

dalam mencukupi kebutuhan hidup saya beserta saudara dengan cara busuran

/Neser, di sela-sela kegiatan bercocok tanam di lahan pribadi. Selain itu, saya

berkomitmen untuk menghidupkan kembali pokmaswas yang sempat surut di

Dusun Sendangbiru. POKMASWAS GOAL sebelumnya sempat surut karena

tidak ada warga yang berpartisipasi sebagai anggota pokmaswas yang ada

hanya ketua (Bp. Praminto) dan Bendahara (Bp.Budi Ismianto ) Door to door

di lakukan oleh beliau untuk menambah anggota pokmaswas di Dusun

Sendangbiru.

Terbentuknya POKMASWAS GOAL ini bermula dari gerakan pribadi sendiri

mas, karena susahnya mencari ikan di pinggir dan mendapatkan air di

sepanjang tahun. Pada musim kemarau air sulit didapat karena kering,

sedangkan pada musim penghujan air sulit didapat karena yang mengalir di

Dusun Sendangbiru adalah lumpur.

Lumpur tersebut berasal dari perbukitan di sekitar Dusun Sendang Bir, kalau

sekarang ini jalur selat mas. Lumpur ini adalah efek negatif dari area yang

Page 30: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

77

seharusnya menjadi daerah resapan beralih fungsi menjadi lahan kritis karena

pertanian yang berisi singkong dan jagung. Selain itu, hutan mangrove yang

ada di Pantai Clungup dan sekitarnya telah habis dipotong oleh warga sekitar

dan pendatang.Pohon Mangrove yang memiliki kualitas bagus dipotong yang

berdiameter besar dijadikan bahan baku untuk membuat bangunan rumah dan

mangrove yang kecil dijadikan kayu bakar untuk membakar batu kapur dan

pembakar produksi ikan pindang karena pohon mangrove mampu

menghasilkan panas dalam waktu yang relatif lebih lama dari kayu yang lain.

Pembalakan mangrove ini telah berkembang sejak tahun 1998 pasca-reformasi

ketika pemerintahan sedang mengalami gonjang-ganjing. Sejak saat itu warga

dan pendatang di Dusun Sendang Biru mulai membuka dan mengakui lahan

mangrove dan daerah pendukung sebagai lahan mereka dan dijadikan lahan

pertanian.dan tambak.

Menanam kembali adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki kerusakan itu

mas. Namun sejak tahun 2005 sampai tahun 2011 gerakan ini tidak dilakukan

secara rutin dan tidak terprogram. Kegiatan penanaman hanya dilakukan pada

waktu senggang, penanaman tersebut di lakukan dengan mengambil bibit biji

dari Probolinggo.

Pada tahun 2011 penanaman hanya berjalan selama 6 bulan karena Untuk

mencegah warga dan perambah hutan, saya dan warga lain yang peduli,

membujuk mereka dengan cara memberitahu para pembalak bahwa mangrove

dan kayu tersebut memiliki kualitas tidak baik, namun cara tersebut tidak

terlalu efektif’’. (Wawancara, tanggal 17 Maret 2018)

Berdasarkan pernytaan diatas dapat dijelaskan bahwa ide melakukan gerakan

konservasi Hutan Mangrove berawal dari pemikiran Saptoyo. Beliau melakukan

kegiatan konservasi dengan keinginan dari diri sendiri bersama dengan keluarganya

yang hanya melakukan penanaman di perkenunannya sendiri.

2. Tempat Awal Melakukan Perkumpulan POKMASWS GOAL Sendang Biru

Pada akhirnya, lebih tepatnya bulan April 2011. Beliau bersama Lurah

Darmantos dan Haji Umar, ketua nelayan Dusun Sendangbiru, ke hotel Montana 2,

Malang, untuk mengikuti acara penyuluhan mengenai POKMASWAS yang

diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Bleiau

mengumpulkan warga yang terkumpul 25 orang, beliau mengumpulkan mereka di

Page 31: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

78

Balai dusun Sendangbiru dan menjelaskan tugas dan fungsi POKMASWAS kepada

warga sesuai dengan hasil latihan yg dia dapatkan.

Alhasil semua yang hadir tidak ada yang mau menjadi ketua termasuk Bapak

Praminto mengundurkan diri degan alasan terlalu banyak di tengah laut sehingga

tidak ada waktu untuk menjalankan Tupoksi. POKMASWAS. Akirnya terdorong oleh

kecintaan terhadap alam yg ada di wilayah ini yang sangat membutuhkan perhatian,

Beliau menyediakan diri sebagai ketua POKMASWAS tanpa pemilihan. Warga yang

hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk menjalankan tugas dan fungsi

POKMASWAS secara penuh, seperti yang dikatakan Saptoyo sebagai berikut;

‘’Gerakan ini semakin mantap karena telah memperoleh bekal ilmu

dan dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang dan

Provinsi Jawa Timur. Selain itu, beliau berkomitmen untuk menghidupkan

kembali pokmaswas yang sempat surut di Dusun Sendangbiru.

POKMASWAS GOAL sebelumnya sempat surut karena tidak ada warga yang

berpartisipasi sebagai anggota pokmaswas yang ada hanya ketua

(BapakPraminto) dan Bendahara (Bapak Budi Ismianto ) Door to door di

lakukan oleh beliau untuk menambah anggota pokmaswas di Dusun Sendang

Biru.

Untuk mencegah warga dan perambah hutan, saya dan warga lain yang peduli,

membujuk mereka dengan cara memberitahu para pembalak bahwa mangrove

dan kayu tersebut memiliki kualitas tidak baik, namun cara tersebut tidak

terlalu efektif. Mangrove yang masih ada diambil buahnya untuk djadikan

bibit. Penanaman ini berjalan selama 6 tahun sampai 2011

Pada akhirna beliau mengumpulkan warga Setelah terkumpul 25 orang, beliau

mengumpulkan mereka di Balai dusun Sendangbiru dan menjelaskan tugas

dan fungsi pokmaswas kepada warga sesuai dengan hasil latihan yg dia

dapatkan. Alhasil semua yang hadir tidak ada yang mau menjadi ketua

termasuk Bp.Praminto mengundurkan diri dgn alasan terlalu banyak di tengah

laut sehingga tidak ada waktu untuk menjalankan Tupoksi. POKMASWAS.

Akirnya terdorong oleh kecintaan terhadap alam yg ada di wilayah ini yang

sangat membutuhkan perhatian , Beliau menyediakan diri sebagai ketua

pokmaswas tanpa pemilihan. Warga yang hadir dalam pertemuan tersebut

berkomitmen untuk menjalankan tugas dan fungsi pokmaswas secara penuh’’.

(Wawancara, tanggal 17 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa Saptoyo mengumpulkan warga di

bantu oleh Lurah Darmanto dan juga secara bergerilya. Gerilya yang dimaksud yaitu

Page 32: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

79

langsung terjun ke lapangan untuk mecari warga yang bersedia menjadi anggota

POKMASWAS tanpa menyuruh orang untuk mencari orang-orang dengan cara dari

rumah ke rumah agar warga bersedia. Hsl tersebut membuktikan bahwa kesungguhan

Saptoyo untuk membentuk kempali POKMASWAS.

3. Gagasan Terbentuknya POKMASWAS GOAL Sendang Biru

Terbentuknya POKMASWAS Sendang Biru Saptoyo tidak sendirian

melainkan di bantu oleh Lurah Darsono dengan cara sebelum melakukan

perkumpulan erga untuk terbentuknya kembali POKMASWAS, Sabtoyo mengikuti

acra penyuluhan mengenai POKMASWAS yang diselenggarakan oleh Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur di hotel Montana 2 Malang

‘’Pada bulan April 2012, Bapak Saptoyo diajak oleh Lurah Darsono

dan Haji Umar, ketua nelayan Dusun Sendangbiru, ke hotel Montana 2,malang

, untuk mengikuti acara penyuluhan mengenai pokmaswas yang

diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur.

Dalam penyuluhan tersebut, saya merasa mendapatkan pencerahan dan

semakin di yakinkan bahwa akar masalah lingkungan yang di hadapi adalah

benar beliau semakin dikuatkan untuk melanjutkan gerakan konservasi di

Pantai Clungup.

Penyuluhan ini sejalan dengan gagasan saya yang awalnya hanya disebabkan

oleh air bersih yang sulit diperoleh. Dan habis nya sumberdaya ikan pinggir

karena habisnya mangrove dan matinya terumbu karang akibat tertimbun

lumpur dan dampak penangkapan ikan tidak ramah lingkungan ternyata apa

yang beliau duga di benarkan secara keilmuan.spirit beliau terbakar di sesi

terakir yang di bawakan oleh Bpk Ir.Sukandar tanpa ragu ragu sebagai

pendatang baru di pelatihan seorang saptoyo berdiri dan berjanji akan berbuat

semampunya untuk perbaikan ekosistem pesisir.

Komitmen ini terbukti dengan terbentuknya POKMASWAS di Dusun

Sendangbiru dengan nama Kelompok Masyarakat Pengawas Gatra Olah Alam

Lestari (POKMASWAS GOAL) pada tanggal 21 September 2012.(SK Kepala

Desa Tambakrejo). Selain itu, komitmen ini juga dibuktikan dengan gerak

cepat dari POKMASWAS GOAL berupa pemetaan lahan dan melanjutkan

kegiatan penanaman hutan mangrove dan pohon berkayu di area green belt

(area pendukung). Penanaman ini dilaksanakan pada 11 Desember 2012

bersama dengan ibu-ibu dari Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat

Sendangbiru.

Page 33: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

80

Berdasarkan penjelasan di atas melalui komitmen antara warga yang telah

tergabung dalam anggota POKMASWAS GOAL Sendang Biru dengan kepada Desa

Tambakrejo berdirinya POKMASWAS Sendang Biru tecatat di dalam SK Desa

Tambakrejo, sehingga dilakukan pemataan lahan konservasi disertai kegiatan

penenman bibit mangrove dan kayu berakar kuat di area bukit sepanjang pantai

dilakukan secara berama-sama, sehingga segala kegiatan POKMASWAS Sendang

Biru di dukung oleh Kepala Desa Tambakrejo.

4. Munculnya Nama GOAL di dalam POKMASWAS

Nama POKMASWAS GOAL kepanjangan berasal dari Kelompok

Masyarakat Pengawas Gatra Olah Alam Lestari. Nama POKMASWAS sendiri ialah

sudah menjadi kelompok pengawas pesisir pantai di Jawa Timur sehingga menjadi

keharusan nama POKMASWAS sebagai diambil untuk sebagai wadah gerakan

konservasi di Sendang Biru. Sedangkan, nama GOAL sendiri diambil karena kata

Gatra ialah dari nama Jawa yang artinya tempat pertemuan sedangkan Olah Alam

Lesari ialah kegatan melestariakan alam sebagai gerakan konservasi para

anggota,berikut penuturan Sabtoyo sebagai berikut;

‘’Pada dasarnya pemilihan nama POKMASWAS GOAL ya sesuai

dengan kelompok pengawas pantai di Jawa Timur jadi, kami hanya

mengikutinya. Kalau nama GOAL sendiri Gatra Olah Alam Lestari, Gatra itu

berasal dari nama Jawa yang artinya tempat pertemuan, ditambah lagi waktu

ada kegiatan pengunjung untuk menginap di pantai Gatra, kalau gak salah

acara TNI. Itu acara pengunjung pertama menginap di sini mas. Pada saat itu

jalan menuju pantai itu belum ada, kalau gak salah tahun 2013. Sehingga,

tenda TNI yang hijau besar kan sulit di bawa sehingga diangkut melalui kapal,

proses pengangkutan sudah mas, karena ombak yang menuju pantai untuk

kapal yang berlabuh susah sehingga menungu waktu air surut. Dari situ kata

pertemuan mulai teringat, bahwa pertemuan antar warga sini dan warga luar di

tandai sebagai persahabatan. Sedangan Olah Alam Lestari berasal dari gerakan

kami yang kembali mengelola alam Sendang Biru kembali lestari, itu mas asal

muasal naa dari POKMASWAS GOAL’’. (Wawancara, tanggal 17 Maret

2018)

Page 34: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

81

Berdasarkan pernyataan tersebut membuktikan bahwa POKMASWAS GOAL

endang Biru sebagai wadah perkumpulan warga Sendang Biru dalam menjaga,

mengelola lingkungan Sendang Biru sendiri. Hal tersebut sebagai peran masyarakat

dalam ikut serta menyelesaikan masalah lingkungan yang ada di masyarakat. Melalu

POKMASWAS GOAL Saptoyo berharap mampu memberikan suatu dukungan dalam

melestarikan lingkungan Sendang Biru serta mengingatkan kembali tidak melupakan

budaya Jawa, terbuktidengan nama dan latar belakang kemuncuan gerakan konservasi

dengan wadahnya POKMASWAS GOAL Sendang Biru.

5. Kesepakatan Gagasan POKMASWAS GOAL Sendang Biru

Nama POKMASWAS sendiri ialah sudah menjadi kelompok pengawas pesisir

pantai di Jawa Timur sehingga menjadi keharusan nama POKMASWAS sebagai

diambil untuk sebagai wadah gerakan konservasi di Sendang Biru. Sedangkan, nama

GOAL sendiri diambil karena kata Gatra ialah dari nama Jawa yang artinya tempat

pertemuan sedangkan Olah Alam Lesari ialah kegiatan melestariakan alam sebagai

gerakan konservasi para anggota,berikut penuturan Sabtoyo sebagai berikut;

’Pada dasarnya pemilihan nama POKMASWAS GOAL ya sesuai

dengan kelompok pengawas pantai di Jawa Timur jadi, kami hanya

mengikutinya. Kalau nama GOAL sendiri Gatra Olah Alam Lestari, Gatra itu

berasal dari nama Jawa yang artinya tempat pertemuan, sedangkan Olah Alam

Lestari berasal dari gerakan kami yang kembali mengelola alam Sendang Biru

kembali lestari, itu mas asal muasal naa dari POKMASWAS GOAL.

POKMASWAS GOAL sebagai wadah masyarakat untuk ikut terlibat dalam

melestarikan lingkungan, apa lagi meletarikan lingkungannya sendiri.

Gagasn melestarikan alam, ini ya sebagai awal munculnya gerakan konservasi

untuk memulihkan alam kembali. Jadi ya segala kegiatan, apa lagi nama

paguyuban ya seuai dengan kegiatan kami untuk mengetahui identitas gerakan

yang kami lakukan ’’. (Wawancara, tanggal 17 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataannya tersebut dijelaskan bahwa gagasan tersebut

disampaikan Saptoyo kepada anggota lainnya, melestariakan sebagai kegiatan yang di

Page 35: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

82

usung untuk memulihkan lingkungan Sendang Biru dan nama pada kelompok sebagai

identitas bahwa gerakan yang di gagas oleh Sabtoyo murni untuk lingkungan.

Akhirnya kesepakatan tersebut disosialisaskan ke para anggota dan masyarakat sekitar

bahwa POKMASWAS GOAL Sendang Biru ini sebagai wadah perjuangan dalam

melestarikan alam.

6. Strategi Perwujudan POKMASWAS GOAL Sendang Biru

Saptoyo mengajak para aktor gerakan tersebut dengan cara dana swadaya dari

para anggota yang lainnya, karena POKMASWAS GOAL Sendang Biru terbentuk

tanpa biaya oprasional. Dari swadaya antar anggota membuat masyarakat yang

sebelumnya belum tergabung dalam anggota POKMASWAS GOAL Sendang Biru

ikut terlibat dalam proses penanaman bibit mangrove. Kegiatan ini membuat Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang, POKMASWAS GOAL Sendang Biru, di

bina mengenai konservasi terumbu karang, sesuai dengan penuturan Saptoyo, sebagai

berikut;

‘’Kegiatan ini dilakukan dengan dana swadaya POKMASWAS GOAL(

Donasi pribadi P.saptoyo karena POKMASWAS di bentuk tanpa biaya

opersional ) dan berhasil menanam 200 bibit pohon mangrove. Karena melihat

semangat warga, Bank Perkreditan Rakyat ,yang tergabung di PERBARINDO

Malang raya menyumbangkan 1.000 bibit pohon mangrove kepada

POKMASWAS GOAL. Setelah bantuan tersebut, datang lagi bantuan dari

program Corporate Social Responsibilty Bank Indonesia. Bantuan ini berupa

10.000 bibit pohon mangrove. Kegiatan penanaman ini kembali menarik

perhatian warga dan menghasilkan peningkatan jumlah anggota menjadi 76

orang.

Bagaikan gayung bersambut, komitmen ini ditanggapi secara positif oleh

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang. 1 tahun kemudian,

tepatnya pada 2 Januari 2013, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Malang mengeluarkan surat keputusan yang menetapkan POKMASWAS

GOAL secara resmi berdiri, Dinas Kelautan dan Perikanan mengadakan

pembinaan dan pendidikan mengenai konservasi mangrove dan terumbu

terumbu karang setiap 3 bulan sekali.Tak hanya penanaman, kegiatan

sosialisasi kepada warga juga dilakukan oleh POKMASWAS GOAL.

Page 36: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

83

Warga kami ajak untuk turut serta dalam kegiatan konservasi dengan cara

mengganti tanaman yang awalanya singkong dan jagung dengan pohon

pisang. Penanaman pohon pisang ini bertujuan untuk menahan humus tanah

agar tdk hanyut terbawa air ,dan mnjadi peneduh untuk penanaman pohon

lindung yang buah nya bisa di manfaatkan warga . Seiring berjalannya waktu,

POKMASWAS GOAL kembali membina warga pesanggem untuk mengganti

pohon pisang dengan pohon berkayu seperti pala, mangga, sawo

,sirsat,apukat,coklat,dengan cara menjelaskan keuntungan dari masing-masing

pohon. Masih banyak warga yang enggan mengubah tanaman tersebut dengan

alasan tidak memiliki bibit pohon dan juga tidak memiliki modal untuk

membelinya.

Kami kembali mengumpulkan dana secara swadaya untuk memberikan bibit

tersebut kepada warga secara gratis walau secara jumlah masih sangat kecil.

Area pesisir pantai juga tak luput dari tindak konservasi. Lahan pesisir juga

dibebaskan dari kegiatan ekonomi warga supaya kkegiatan konservasi berjalan

secara lancar. Lahan ini awalnya digunakan oleh warga sebagai area tambak

udang dan mereka bersikeras untuk tidak meninggalkan area tersebut.

POKMASWAS GOAL kembali secara swadaya mengumpulkan dana untuk

diberikan kepada warga sebagai ganti rugi kegiatan tambak yang telah

berlangsung.ketika mereka bermaksud mengganti rugikan lahan.

Bantuan tidak berhenti begitu saja. Program Pengembangan Desa Pesisir

Tangguh juga turut menyumbang 10.000 bibit pohon mangrove. Namun

tanggung jawab ini, bagi sebagian besar anggota, dirasa terlalu berat sehingga

anggota berkurang secara drastis. Sebanyak 70 anggota menyatakan diri

“beristirahat” dari kegiatan konservasi dan hanya menyisakan 8 orang.

Meskipun hanya 8 orang, POKMASWAS GOAL masih tetap berkarya dan

menghasilkan jembatan penghubung di area pos pantau.Kini POKMASWAS

GOAL telah memiliki 3 pos pantau, yang pertama berada di pintu masuk

Clungup Mangrove Conservation dan yang kedua berada di muara Pantai

Clungup yang ke tiga ada di ujung timur Kundang buntung. Selain pos pantau,

POKMASWAS GOAL juga membangun 2 kamar mandi yang berada di dekat

pos pantau pintu masuk Clungup Mangrove Conservationdan juga di Pantai

Gatra‘’. (Wawancara, tanggal 17 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan tersebut dijelaskan bahwa melalui swadaya, usaha

sendiri yang dilakukan dalam POKMASWAS GOAL sebbagai proses untuk

mendekatkan diri sama lain, antara anggota dengan warga dan dengan pemerintahan

yang bersangkutan. Kegiatan POKMASWAS GOAL Sendang Biru untuk mengjak

masyarakat mengarah pada kepedulian untuk melestarikan lingkungannya dan

kegiatan tersebut sebagai peran pemeritah dengan Dinas terkait ikut hadir untuk

memperdayaan kelompok masyarakat sebagai pendukung untuk memberikan waasan

Page 37: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

84

lebih untuk mengelolaa lingkungannya. Dan, kegiatan tersebut adalah salah satu

bentuk partisipasi masyarakat dan pemerintahan untuk ikut adi mengelola dan

memperbaiki lingkungan dimana mereka tinggal.

1.6.3 Fase Tengah (Proses Pergerakan POKMASWAS GOAL Sendang Biru)

1. Proses Penghimpunan

Kumpulan POKMASWAS GOAL Sendang Biru dalam menghimpunan tidak

ada ikatan sama sekali dengan hal administrasi, Saptoyo merasa membebaskan para

anggota ikut di dalam kegiatan pengawasan daerah pesisir Sendang Biru. Seperti

anggota-anggota yang bebas ikut setiap harinya berada di kawasan koservasi, karena

sebagai anggota POKMASWAS GOAL Sedang Biru tidaklah di gaji, sehingga para

anggota mempunyai kebebasan sendiri untuk etiap harinya ikut terlibat dalam

kegiatan pengawasan.

Proses penghimpunan anggota baik untuk mempertahankan anggota yang

sebelumnya belum ikut mau untuk menghimpun anggota POKMASWAS GOAL

Sendang Biru, Saptoyo membuka area konservasi untuk pengunjung dan relawan

membantu melakukan penanaman mangrove dan membuka pengunjung untuk wisata

yaitu membuka wisata pantai. Untuk menarik kembali simpati anggota untuk kembali

menjadi pengawas pesisir pantai Sendang Biru dan kebutuhan dana untuk rehabilitasi

kerusakan mangrove, sesuai dengan penuturan Saptoyo, sebagai berikut;

‘’Kami tidaklah membatasi para anggota lain untuk ikut terlibat dan

masuk di dalam POKMASWAS GOAL Sendang Biru, karena pada awalnya

kami hanya mengajak yang mau saja untuk terlibat di POKMASWAS GOAL

Sendang Biru, di tambah lagi menjadi anggota POKMASWAS GOAL

Sendang Biru tidak ada gaji baik itu dari Desa maupun Dinas. Sebenarnya

kami sendiri kekurangan orang untuk melakukan kegiatan konservasi selama

ini. Akhirnya kami pada tahun 2014 membuka pantai untuk pengunjung

dengan biaya masuk Rp. 6.000 untuk setiap orang dan mendapatkan bibit

Page 38: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

85

untuk ikut menanam bibit mangrove, bibit itu boleh di tanamkan sendiri ada

pengawasannya juga, tak hanya mendampingi penanaman bibit mangrove oleh

pengunjung, tetapi juga mengajarkan cara menanam bibit mangrove dengan

benar mas mauapun di tanamkan oleh anggota pengunjung hanya bisa

mengunjungi pantai Clungup dan pantai Gatra.

Bibit-bibit mangrove yang gagal tumbuh akibat cara tanam yang kurang tepat

oleh pengunjung ini menghasilkan gagasan untuk menjual bibit mangrove

pada pengunjung sebagai pengumpulan modal kembali dari bibit-bibit

mangrove yang telah mati. Awalnya bibit hanya dijual Rp 1.000 kemudian

naik menjadi Rp 2.000, Rp 3.000, dan Rp 4.000 Kunjungan ke Pantai Clungup

, Pantai Gatra dan Pantai Tiga Warna sebenarnya hanya bonus dari upaya

partisipasi dalam kegiatan konservasi mangrove. Tak sedikit pengunjung yang

mengunggah foto di media sosial masing-masing dan mendapat perhatian dari

banyak orang. Hal ini mengakibatkan ledakan pengunjung pada awal tahun

2015.

Kami juga pada tahun 2015 membuka pantai lagi, karena di sini ada 6 pantai

yaitu pantai Bangsong, pantai Teluk Asmoro itu sebagai tempat konservasi

penyu dan ada pantai Sapana, pantai Mini, pantai Watu pech, dan pantai Tiga

warna untuk mengunjunginya harus di dampingi pemandu, untuk jasa

pemandunya Rp.50.000, ini semua untuk pendapatan para anggota yang telah

meluangkan aktunya untuk menjadi pemandu, karena para anggota yang jelas

meninggalkan pekerjaannya di rumah agar mendapat pemasukan. Tapi tetap

kita setiap harinya melakukan kgiata pengawasan’’. (Wawancara, Saptoyo

tanggal 17 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa masuk di dalam POKMASWAS

GOAL Sendang Birutidak dikenakan biaya. Hanya himpunan juga dibukanya relawan

dan pengunjung untuk membantu dalam melakukan penanaman bibit mangrove,

dengan tetap adanya pengawasan yang dilakukan oleh POKMASWAS GOAL

Sendang Biru. Hal tersebut sarana Saptoyo dan para anggota lain untuk teta bertahan

dalam melakukan kegiatan konservasi Hutan Mangrove.

2. Sistem Pengelolaan POMASWAS GOAL Sendang Biru

Biaya dalam melakukan konservasi, yaitu penanaman bibit mangrove

dilakukan dengancara swadaya, karena POKMASAS GOAL Sendang Biru tidak di

gaji oleh Desa dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang, sehingga dalam

melakukan kegiatannya serinngkali dengan biaya sendiri untuk bekal para anggota

Page 39: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

86

sehari-hari dan pemenuhan bibit mangrove. Sehingga POKMASWAS GOAL

Sendang Biru melakukan pembukaan kunjungan ke pantai, dengan tetap berjalannya

kegiatan penanaman di bantu oleh relawan maupun pengunjung, baik dengan program

penanaman dan pemberian bibit setiap pengunjung. Disamping itu, penyewaan jasa

pemandu untukpengunjung yang akan melakukan kunjungan di semua pantai yang

ada di kawasan pengawasan POKMASWAS GOAL Sendang Biru.

POKMASWAS GOAL Sendang Biru tidak hanya sesuai dengan penuturan

Saptoyo, sebagai berikut;

‘’Pada tahun 2014 kami membuka pantai untuk pengunjung dengan

biaya masuk Rp. 6.000 kunjungan ke Pantai Clungup, Pantai Gatra dan Pantai

Tiga Warna sebenarnya hanya bonus dari upaya partisipasi dalam kegiatan

konservasi mangrove. Kami mendampingi penanaman bibit mangrove oleh

pengunjung, dan juga mengajarkan cara menanam bibit mangrov. Kami juga

pada tahun 2015 membuka pantai lagi, karena di sini ada 6 pantai yaitu pantai

Bangsong, pantai Teluk Asmoro itu sebagai tempat konservasi penyu dan ada

pantai Sapana, pantai Mini, pantai Watu pech, dan pantai Tiga warna untuk

mengunjunginya harus di dampingi pemandu, untuk jasa pemandunya

Rp.50.000, ini semua untuk POKMASWAS GOAL endang Biru, tetap

berjalan dalam melakukan kegiatan konservasi.

Dalam hal ini kebutuhan dana bukan hanya semata-mata untuk pengadaan

bibit tetapi juga untuk pembinaan paradigma masyarakat perambah hutan

(pesanggem) untuk lebih mengedepankan fungsi lindung dalam pengelolaan

lahan hutan pantai.

Dalam pengawasan, perawatan, dan pengembangan Clungup Mangrove

Conservation muncul berbagai gagasan positif dari kami. Seluruh gagasan

yang muncul berasal dari evaluasi efek negatif yang muncul akibat

pengunjung yang memasuki area konservasi. Sejak 2014, POKMASWAS

GOAL melakukan checklist barang bawaan yang berpotensi menjadi sampah

pada setiap pengunjung yang datang ke area konservasi. Checklist ini

dilakukan dengan tujuan meminimalisir jumlah sampah yang ditinggalkan

oleh pengunjung di area konservasi. Juga sebagai sarana pembelajaran bagi

siapapun yang masuk kawasan untuk menganggung jawabi setiap tindakannya

secara mandiri termasuk sampah.

Sebelum checklist ini diadakan, banyak sampah yang ditinggalkan oleh

pengunjung di area konservasi. Sangat jelas bahwa sampah-sampah yang

tertinggal mengakibatkan pencemaran pada lingkungan di area

konservasi.sementara, sampah kiriman yang berasal dari laut sudah sangat

merepotkan masyarakat atau crew yang tergabung dalam gerakan konservasi.

Page 40: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

87

Kini juga diberlakukan panismen bagi tamu yang dgn sengaja atau tidak

meninggalkan /kehilangan item sampah di dalam kawasan , untuk Kembali

kedalam lokasi untuk mencari sampah yang hilang atau denda sebesar Rp

100.000 /item sampah yg hilang dari daptar checklist. Selain checklist barang

bawaan, POKMASWAS GOAL juga menerapkan sistem kuota bagi

pengunjung yang ingin memasuki area konservasi khususnya Pantai Sapana,

Pantai Mini, Pantai Batu Pecah, dan Pantai Tiga Warna sebagai kawasan

konservasi terumbu karang. Pembatasan jumlah pengunjung ini dilakukan agar

kawasan konservasi tetap terjaga kelestariannya.

Pantai Tiga Warna, pengunjung hanya diberi waktu 2 jam untuk snorkeling

dan menikmati keindahan alam di sana. Selain itu, kondisi terumbu karang

yang sensitifdan mudah patah menghasilkan gagasan untuk mewajibkan

pengunjung menggunakan perlengkapan snorkeling yang aman seperti

snorkel, life vest(pelampung), larangan freedive dan penutupan kujungan

ketika air surut dan hari-hari libur besar.’’. (Wawancara, Saptoyo tanggal 17

Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa Saptoyo dan anggota

POKMASWAS GOAL Sendang Biru lainnya pengelolan suatu kelompok

perluadanya bantuan, tidak bisa dilakukan sendiri. Disamping itu, dengan adanya

relawan dan pengunjung POKMASWAS GOAL Sendang Biru tidak hanya sekedar

melakukan konservasi, melainkan terdapat proses pembelajaran kegiatannya

konservaasi terhadap orang lain.

3. Kegiatan Konservasi POKMASWAS GOAL Sendang Biru

Kegiatan konservasi yang dilakukan POKMASWAS GOAL Sendang Biru

memiliki berbagai kegiatan dalamkegiatan konservasi setiap harinya bahkan ada acara

tahunan. Kegiatan yang formal dapat di jelaskan melalui Kegiatan Konservasi

Daratan dan Kegiatan Konservasi Perairan/Laut

a. Konservasi Daratan

Page 41: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

88

Kegiatan konservasi pada pemulihan terhadap daerah darat atau perkebunan

yang ditanamai dengan tanaman produktif baik dilakukan oleh masyarakat lokal

sendiri maupun anggota POKMASWAS GOAL dengan upaya merehabilitasi

kawasan yang dulunya gundul yang membuat suasana di daerah pesisir panas dan

angin dari laut langsung menuju pemungkiman penduduk karena tidak ada yang

membentenginya dalam hal ini pepohonan.

Upaya rehabilitasi ini dengan penanaman tanaman yang produktif yang

berakar kuat, seperti tanaman pisang, nanas, kelapa, kopi, cengkeh, pohong, cengkeh,

mangga, kopi. Penanaman ini, dilakukan atas suwadaya anggota Lembaga Masyarakat

Konservasi Bhakti Alam Sendng Biru dengan cara, setiap anggota wajib membaa

bibit tanaman yang sudah dilakukan penyemyanan di rumah mereka masing setelah

itu di bawa dan di tanaman di area Ekowisata Clungup Mangrove Conservation

(CMC), dengan tiap angota keluar membaa 5 bibit tanaman Sehingga hasil yang

diperoleh tidak hanya untuk alam sendiri, alam untuk masyarakat sendiri melainkan

juga bermanfaat dalam kegiatan ekonomi.

Penanaman ini tidak hanya dilakukan oleh anggota POKMASWAS GOAL

melainkan masyarakat lokal baik yang telah ada dulu dalam kegiatan berkebun

maupun yang baru, karena hasil yang di dapat diperuntuhkan untuk semuanya dan

tidak diambil oleh salah satu pihak. Karena pihak Lembaga sendiri membebaskan

bagi masyarakat untuk menanam lahan yang telah lama mereka tanamai asalkan

dengan tanaman produktif yang telah di anjurkan. Di samping itu, masyarakat yang

mempunya lahan tanaman berhak mengambil hasilkan asalkan tetap melakukan

penanaman kembali atau dibiarkan gundul. Di samping itu, dalam mempercantik

kawasan Ekowisata Clungup Mangrove Conservation para anggota juga menanam

Page 42: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

89

tanaman hias setiap POS agar area konservasi semakin indah juga karena terdapat

tanaman yang lainnya.

Kegiatan konservasi dalam upaya merehabilitasi daerah daratan yang

bersangkutan dengan pesisir pantai ialah konservasi hutan mangrove. Walaupun, dari

dulu mangrove di Sendang Biru sudah ada tetapi telah mengalami degradasi lahan

dengan pemotongan atau pemanfaatan pohon mangrove dengan berlebihan tanpa ada

tindak lanjut yang berkenjutan, sehingga Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti

Alam Sendang biru dengan POKMASWAS GOAL melakukan konservasi mangrove

dengan cara tranplantasi atau pencakokan mangrove dan penanaman bibit mangrove.

Bibit sendiri dulunya atau lebih tepatnya pada awal kegiatan konservasi hutan

mangrove, pembelian bibit mangrove di lakukan dengan cara swadaya, serta

mempertambah bibit mangrove melakukan cara yaitu, pengunjung saat berwisata ke

Ekowisata Mangrove Conservation (CMC) dengan biaya masuk Rp. 6.000 dengan

RP. 3.000 di peruntuhkan untuk pembelian bibit dan bibit itu bisa di tanam oelh

pengunjung sendiri dengan pendampingan anggota POKMASWAS GOAL dan bisa

juga bibit mangrove di tanaman oleh anggota POKMASWAS.

Konservasi hutan mangrove di area pantai Clungup, transpantasi atau

pencakokan mangrove dengan tujuan mengembangkan habitan mangrove dan

makhluk hidup yang menyertainya. Penanaman bibit mangrove sendiri telah

dilakukan selama 5 tahun ini telah mengkonservasi lahan bakau seluas ± 73 hektar

dengan jumlah 70.000 bibit yang telah tertanam dan untuk daerah tetetan atau

perbukitan telah dilakukan kegiatan konservasi penanaman seluas ± 117 . Lebih

tepatnya pada akhir tahun 2015 POKMASWAS GOAL peralih dengan konservasi

daerah perairan atau kelautan. Tapi, tidak mengindahkan penanaman bibit mangrove

Page 43: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

90

setiap libur kunjungan dengan menanam tanaman produktif di lahan konservasi yang

tandus.

Fungsi dari konservasi hutan mangrove dilakukan agar, area konservasi

Clungup Mangrove Conservation (CMC) agar memunculkan kembali habitat satwa ,

perlindungan bencana alam, penambah usur hara, pengendapan racun, dan menjadi

penarik wisatawan dengan mengedepankan pengelolaan dengan cara masyarakat

lokal. Konservasi mangrove sendiri juga paling utama mengembalikan ekosistem dan

habitat agar dapat bermanfaat sampai anak cucu.

b. Konservasi Perairan/Laut

POKMASWAS GOAL gerakan masyarakat ini merasakan kebutuhan dana

untuk rehabilitasi kerusakan mangrove Tidak hanya hutan bakau dan hutan digreen

belt pantai yang menjadi sasaran konservasi dari POKMASWAS GOAL. Terumbu

karang yang terdapat di sekitar Pantai Tiga Warna pun turut dikembangkan karena

berkaitan dengan sektor perikanan. Warga yang mayoritas bermatapencaharian

sebagai nelayan sempat mengalami masa paceklik. Pada bulan agusstus tahun 2013,

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa timur memberikan pendidikan dan

bantuan kepada POKMASWAS GOAL berupa media transplantasi terumbu karang

dan rumah ikan sebanyak 195 dum blok.

Pada bulan juni tahun 2014 bantuan transplantasi terumbu karang dari Dinas

Kelautan Perikanan Kab.Malang berjumlah 95 unit Dum blok Rumah ikan yg

berfungsi sbg media transplantasi terumbu karang ,dari hasil evaluasi dua pereode

transplantasi rumah ikan tersebut ,pada bulan agustus 2014 Pembangkit Jawa-Bali

Unit Pembangkitan Brantas (PJB UP Brantas) termotivasi untuk membantu kegiatan

Page 44: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

91

tersebut dengan membantu 22 unit kerangka besi sebagai media yang di bimbing

langsung oleh Fakultas perikanan Universitas Brawijaya Malang Jurusan Ilmu

Kelautan.

Mulai bulan April 2015 TNI AL/ Marinir juga turut berperan serta dalam

kegiatan transplantasi terumbu karang. TNI AL/ Marinir memiliki program

penanaman terumbu karang secara besar-besaran dengan target pemecahan rekor

dunia. Pihak POKMASWAS GOAL secara tegas memohon pihak TNI AL /Marinir

bahwa kegiatan ini tak hanya semata-mata sebagai kegiatan pemecahan rekor dunia,

tetapi benar-benar berasal dari kepedulian terhadap kondisi terumbu karang di

Indonesia. Maka pihak POKMASWAS GOAL melarang pihak TNI AL maupun

anggota POKMASWAS GOAL sendiri untuk mengambil bibit dari terumbu karang

yang masih hidup dengan cara memotong terumbu karang yang sedang tumbuh. Cara

yang digunakan adalah mengambil karang yang telah patah secara tidak sengaja

karena ombak dan jangkar perahu tapi kondisinya masih hidup bisa di jadikan untuk

bibit.

4. Hambatan Gerakan Konserasi POKMASWAS GOAL

Saptoyo merasa banyak kendala dalam melakukan gerakan konservasi yang di

lakukan oleh POKMASWAS GOAL Sendang Biru, salah satunya dari anggota sering

atau tidak ikut dalam proses pengawasan. Para anggota yang tidak lagi menjadi

anggota POKMASWAS GOAL hanya karena ingin beristirahan terlebih dahulu.

Disamping itu kendala yang di hadapi POKMASWAS GOAL, hilangnya lahan

konservasi karena ketidak sanggupan mempertahankan lahan konservasi karena tidak

ada legalitas wilayah yang kuat, dilihat dari pemaparan Saptoyo, sebagai berikut;

Page 45: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

92

‘’Kendala kami, sebelumnya menjadi anggota POKMASWAS GOAL

awalnya 70 orang hingga lama-kelamaan menyusun menjadi 8 orang,

POKMASWAS GOAL sendiri tidak ada gaji baik dari Desa maupun Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang. Disamping itu, di dalam

POKMASWAS GOAL sendiri setiap harinya kegiatannya, hanya kegiatan

berat. Di tambah lagi, harus meninggalkan pekerjaan yang di rumah, sehingga

para anggota tidak lagi pergi kewasan konservasi.

Kendala pada POKMASWAS GOAL kami pernah di cap sebagai aliran sesat,

karena di saat itu saat kami berkumpul di pos Clungup kami melakukan ibadah

menurut agama main-masing, kalau Kristen ya sesuai cara mereka dan Islam

sesuai cap mereka juga karena pada saat itu di pantai Clungup batu besar dan

kami menghadap kebatau, di sangkanya warga saat itu melihat kami

menyembah batu. Ini membuat kami, gerakan kami sedikit tidak bebas.

Karena sering di awasi, kegiatan kami oleh warga’’. (Wawancara, tanggal 17

Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa kendala para anggota POKMASWAS

GOAL Sendang Biru yang yang telah mengalami penyusutan dengan alasan ingin

istirahat. Sehingga, dalam melakukan kegiatan konservasi yaitu penanaman bibit

mangrove tidak berjalan lancar karena kekurangan anggota. POKMASWAS GOAL

SendANG Biru, juga mengalami permasalan dengan dianggapnya POKMASWAS

GOAL gerakan yang menyimpang, sehingga dalam melakuka kegiatan tidak berjalan

lancar.

Hambatan yang di sampaikan Saptoyo adalah sebagai bentuk masalah utama

yang sering di hadapi dalam POKMASWAS GOAL Sendang Biru, anggota masuk

dalam POKMASWAS GOAL Sendang Biru tidak ada oleh sebuah sistem yang ada

dalam POKMASWAS GOAL Sendang Biru, karena dalam POKMASWAS GOAL

Sendang Biru tidak ada aturan tertulis mengatur anggotanya, karena untuk menjadi

anggota hanya siapa yang saja dalam ikut gerekan konservasi.

3.4.3 Fase Akhir (Identitas POKMASWAS GOAL Sendang Biru)

3.4.3.1 Makna POKMASWAS GOAL menurut Anggota

Page 46: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

93

Identitas POKMASWAS GOAL diakui oleh anggota melalui kegiatan

pengawasan terhadap pengelolaan pesisir pantai Sedang Biru setiap harinya, para

anggota mengaku bahwa POKMASWAS GOAL adalah bergerak pada melesratikan

lingkungan pesisir pantai, seperti penuturan Matsidik, sebagai berikut;

‘’Kami yang menjadi anggota POKMASWAS GOAL, mengangkap

POKMASWAS GOAL suatu wadah masyarakat untuk ikut terlibat

mempertahankan peisir pantai Sendang Biru dengan melakukan penanaman

bibit mangrove dan penanaman terumu karang di dasar laut pantai Sendang

Biru’’. (Wawancara, tanggal 14 Maret 2018)

Pernyataan di atas di perkuat dengan pernyataan oleh Iswicahyono, sebagai

berikut;

‘’Saya menganggap POKMASWAS GOAL gerakan konservasi yang

dilakukan bersama-sama dengan kegiatan bersama-sama, dan waktu bersama-

sama. Karena selama saya menjadi anggot POKMASWAS GOAL kami selalu

bersma-sama dalam memulihkan daerah Sendang Biru’’. (Wawancara, tanggal

16 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa anggota dalam

POKMASWAS GOAL stelah memahami terkait bentuk kegiatan POKMASWAS

GOAL trsebut sehingga sebagai anggota POKMASWAS GOAL . hal tersebuat

sebagai makna dar pemahaman anggota terkait kegiatan POKMASWAS GOAL

Sendang Biru.

Saptoyo menyampaikan bahwa dengan adanya POKMASWAS GOAL di

Sendang Biru, sebagai wadah para pemberati lingkungan Sendang biru agar ikut

bersama melestarian lingkungan peisir pantai Sedang Biru dengan bersama-sama agar

muncul rsa memiliki pada tempat tinggalnya.

3.4.3.2 Makna POKMASWAS GOAL menurut Masyarakat

Page 47: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

94

Pengakuan identitas POKMASWAS GOAL di masyarakat Sendang Biru diakui

sebagai orang-orang pemberhati lingkungan, anggota POKMASWAS GOAL banyak

terdiri dari masyarakat Dusun Sendang Biru. Hal ini membuktikan bahwa identitas

POKMASWAS GOAL sudah di terima di Dusun Sendang Biu, Desa Tambakrejo.

Hal tersebut dapat dilihat bahwa identitas POKMASWAS GOAL memiliki

banyak pengaruh dari masyarakat Dusun Sendang Biru, proes ajakan untuk untuk

menghimpun anggota secara ajakan dari Saptoyo dan para aktor gerakan.

Perkembangan POKMASWAS GOAL sangat cepat walaupun pada awal terbentunya

terdapat pasang surut anggota dalam menghimpun anggota, ini dibuktikan bahwa

sekarang anggota POKMASWAS GOAL berjumlah mencapai angka 90 anggota.

Sosok Saptoyo sebagai pengagas dan pendiri POKMASWAS GOAL ini menjadi

sosok penting yan dinilai dari perkembangan anggotanya, belia sering mengatakan

bahwa POKMASWAS GOAL tidak akan berkembang jika tika ada mayarakat lainnya

yag ikut jga, seperti Saptoyo sampaikan, sebagai beriku;

‘’POKMASWAS GOAL ini tidak akan berdiri jika tidak ada anggotanya,

mangkanya untuk memperkembangkan POKMASWAS GOAL masyarakat

sekitar harus ikut berama-sama ikut di dalam kegiatan konservasi’’. (Wawancara,

tanggal 17 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa Saptoyo sering

mengajak anggota untuk mengajak masyarakat lainnya, agar dalam kegiatan

konservasi semua elemen masyarakat harus ikut, apalagi masyarakat sekitar yang

notabenya ikut merakasan dengan keberadaan lingkungan yang lestari, sehingga dapat

merasakan rasa memiliki pada lingkungan tempat tinggalnya.

3.4.3.3 POKMASWAS GOAL sebagai Gerakan Lingkungan

Page 48: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

95

Gerakan lingkungan, gerakan yang peduli pada makhluk hidup yang ada di

alam semeta ini. Karena alam semesta bukan hanya manusia yang hidup, melainkan

ada makhluk lain yang hidup seperti halnya tanaman, air, tanah, dan makhluk yang

tidak terlihat maka perlu ada rasa menghormati pada makhluk yng lainnya.

POKMASWAS GOAL yang bergerak dalam aspek lingkungan, hal tersebut

dapat di cerminkan dengan pada kegiatan-kegiatan POKMASWAS GOAL seperti

penanaman bibit mangrove, penanaman bibit terumbukarang, pelepasan satwa burung

di kawsan konservasi. Selain itu ada acara ambalwarso atau ulang tahun perayaan

pengiat atas apa yang alam telah berikan kepada manusia selama setaun dengan

memberikan hadiah kepada alam itu sendiri.

3.4.3.4 POKMASWAS GOAL sebagai Gerakan Partisipatori

POKMASWAS GOAL juga bergerak dalam aspek partiipatori, hal tersebut

dibuktikan bahwa adanya kesadaran indvidu untuk berkorban dalam hal ekonomi,

tenaga, dan waktu guna melakukan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki

sistem yang ada di lingkungan masyarakat ataupun sosial masyarakat, hal tersebut di

buktikan oleh Saptoyo dalam mendirikan POKMASWAS GOAL yang bertujuan

untuk mengarahkan masyarakat pada melestarikan lingkungan.

Hal ini di buktikan dengan kegiatan konservasi yang di canangkan

POKMASWAS GOAL melibatkan masyarakat sekitarnya. POKMASWAS GOAL

juga sebagai bentuk difungsi pemerintahan. POKMASWAS GOAL sebagai peran

masyrakat ikut serta membentuk karakter manusia yang anomali terhadap nilai

lingkungan. Hal tersebut dapat digambarkan bahwa pemerintah belum bia membentuk

karakter masyarakat yamg paham terhadap lingkungan.

Page 49: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

96

Tabel 9. Perkembangan Fase POKMASWAS GOAL Sendang Biru

Fase Awal (2005-

2011)

Fase Tengah (2012) Fase Akhir (2014)

Proses Munculnya

Gagasan Membentuk

Suatu Gaerakan

Cara menghimpun

perkumpulan dan

membuat kegaiatan

Cara memperkenalkan

perkummpulan

Kesepakatan

keputusan pemberian

nama gerakan dengan

nama POKMASWAS

GOAL

Proses menghimpun

dan menggerakkan

anggota

POKMASWAS

GOAL

Proses pengenalan

POKMASWAS

GOAL ke masyarakat

Sosialisasi dalam

perkumpulan dan

masyarakt tentang

nama di berikan pada

POKMASWAS

GOAL

Kendala dalam

menghimpun dan

menggerakkan

POKMASWAS

GOAL

Pengakuan identitas

perkumpulan dalam

masyarakat

Sumber: Dokumen Olahan Penulis

3.5 Visi dan Misi POKMASWAS GOAL Sendang Biru.

3.5.3 Visi : Hidup Bersama Alam

3.5.4 Misi :

a) Membangun mentalitas masyarakat yang cinta lingkungan

b) Membentuk masyarakat desa konservasi

c) Memanfaatkan sumberdaya alam secara bertanggung jawab melalui program

pemberdayaan masyarakat

d) Berpartisipasi aktif dalam pengembangan desa wisata di Jawa Timur

Berdasarkan visi dan misi POKMASWAS GOAL Sendang Biru yang di buat

sama dengan visi dan misi Yayasan Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru

karena merupakan baik POKMASWAS GOAL ialah gerakan awal konservasi Hutan

Mangrve sedangkan Yayasan Masyarakat Konervasi Bhakti Alam sebagai

pendukungPOKMASWAS GOAL agar antara masyarakat dn anggota saling terhubung

baik dalam menghadapi suatu permasalah yang terjadi baik antara anggta ddengan

Page 50: BAB III SETTING PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/42229/4/BAB III.pdf · 2018-12-18 · 48 BAB III SETTING PENELITIAN 1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

97

masyarakat sekitar dan juga pengguhung antara masyarakat dengan para anggota

pemerintah negara.