BAB III PROFIL YAYASAN MASJID RAYA...
-
Upload
duongthien -
Category
Documents
-
view
224 -
download
2
Transcript of BAB III PROFIL YAYASAN MASJID RAYA...
29
BAB III
PROFIL YAYASAN MASJID RAYA BAITURRAHMAN SEMARANG
A. Sekilas tentang Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang
Pada tahun 1955 berdirilah yayasan dengan nama Yayasan Masjid
“Candi” kemudian pada tahun 1958 yayasan ini berhasil membangun masjid
dengan nama Masjid “Candi” yaitu tempatnya di Jl. Merapi Candi Baru
Semarang.
Walaupun kata Semarang sudah memiliki sebuah Masjid besar yang
terletak di jalan Alun-alun dan beberapa masjid kecil yang tersebar di seluruh
kota, serta jumlah penduduk yang selalu meningkat, maka bapak Gubernur Jawa
Tengah yang pada waktu itu dijabat oleh Bpk. Moecthar, memandang perlu untuk
mengimbanginya, dengan membangun masjid baru yang bernilai ke propinsi
yang mengandung unsur-unsur kesenian dan modern dengan tidak meninggalkan
nilai-nilai kebudayaan Jawa Tengah dan sekaligus merupakan bangunan
monumental.
Untuk maksud tersebut yayasan masjid “Candi” mengajukan permohonan
untuk membangun Masjid Baiturrahman di sekitar lapangan Pancasila kepada
yang berwenang. Dan permohonan itu dikabulkan pada tanggal 30 April 1963.
pada tahun 1964 fondasi pagar keliling melingkar tanah seluas 11.750 m2 dapat
diselesaikan.
Pada tahun 1965, yayasan tidak melanjutkan dan ditunda akibat
pemberontakan G 30 S/PKI. Kemudian pada tahun 1967 Gubernur Jawa Tengah
30
(Bp. H. Moenadi) mendorong agar yayasan masjid “Candi” di ubah dengan
yayasan “Baiturrahman Semarang”.
Kemudian pembangunan Masjid dapat diselesaikan pada tanggal 15
Desember 1974 diresmikan penggunaannya oleh presiden Republik Indonesia
Bpk. Jenderal (purn) Soeharto. Masjid yang berbentuk pendopo yang
menggambarkan kekhusuhan propinsi Jawa tengah terdiri dari:
a. Lantai Teratas (Balkam) untuk ruang shalat wanita, dapat menampung
jama’ah + 500 orang
b. Lantai dasar dilengkapi fasilitas-fasilitas untuk:
1) Ruang wudhu
2) Ruang pertemuan
3) Perkuliahan
4) Perpustakaan
5) Balai nikah dan ruang-ruang perkantoran
Jadi Masjid Raya Baiturrahman bukan hanya untuk kepentingan
melakukan kegiatan peribadatan (shalat) saja, tetapi diharapkan juga dapat
dipergunakan untuk kegiatan dakwah, pendidikan, seni, dan budaya.1
Di pandang perlu guna untuk mewujudkan berbagai aktivitas yayasan
khususnya dalam bidang dakwah dan pendidikan, pengurus memandang perlu
mendirikan sekolah yang berdiri khusus dalam rangka mengembangkan
dakwah Islamiyah. Maka pada tahun 1976 berdirilah TK Hj. Isriati
Baiturrahman (nama Isriati berasal dari (almarhumah) Ibu Hj. Isriati istri
1 Dokumentasi Yayasan Masjid Baiturrahman Semarang, 1968-1973, hlm. 5
31
Bpk. H. Moenadi Gubernur Jawa Tengah sekaligus ketua yayasan, sampai
1994 bisa mendirikan TK, SD dan SMP Hj. Isriati Baiturrahman.2
Yayasan seterusnya menjadi berkembang dengan bertambahnya
sarana pendidikan dan gedung lainnya, sehingga menambah pengurusan
bidang dari mulai bidang masjid kiri berkembang dengan bidang pendidikan
dan bidang prasarana sarana dan prasarana serta bidang usaha dana yang pada
generasi ini sedang dipegang oleh Bpk. H. M. Ismail dari periode 1999-
seterusnya.
B. Letak Geografis
Kelurahan Pekunden merupakan kelurahan yang berada dalam kategori
perkotaan karena letaknya pada posisi di tengah-tengah jantung Semarang yaitu
di sebelah Simpang Lima Semarang. Batas-batas kelurahan ini adalah
- Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Karang Kidal
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Randusari
- Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Mugas Sani
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Setayu
Rata-rata mata pencaharian penduduk kelurahan tersebut bervariasi
seperti PNS, karyawan, wiraswasta dan lain sebagainya. Lokasi Yayasan Masjid
Raya Baiturrahman cukup strategis karena di Kelurahan ini menjadi pusat
kerameyan baik untuk pendidikan, jalan-jalan, untuk shoping, dan lain-lain.
Untuk mendukung kegiatan yayasan ini, terdapat tempat pendukung kegiatan
keagamaan misalnya terdapat ibadah yaitu Masjid Raya Baiturrahman Semarang,
2 Ibid., hlm. 7
32
dan juga ada tepat pendidikan yaitu yang berupa sarana pendidikan TK. SD, SMP
HJ.Isriati.
B
LapanganPancasila
D
E
F
C
H
G
I
Jl. Pandanaran
Jl. Pahlaw
an
J l. Ahm ad Yani
Jl. Hayam W
uruk
Jl. A
hmad Dahlan
JL. G
ajah
Mad
a
A
U
S
Keterangan:
A : Menara Masjid Raya Baiturrahman
B : Masjid Raya Baiturrahman
C : Sekolah Isriati
D : Citraland
E : Matahari
F : Gedung Ruko
G : Ramayana
H : Ruko
I : Gramedia
33
C. Struktur Kepengurusan Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang
Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang telah memiliki struktur
kepengurusan yayasan yang diharapkan secara kompak bersama-sama
masyarakat sekitar untuk mengembangkan yayasan baik untuk kesejahteraan
umat maupun untuk perawatan di dalam pengurusan. Ini juga terdapat seorang
B A G A N S T R U K T U R O R G A N IS A S IY A Y A S A N M A S J ID R A Y A B A IT U R R A H M A N
S E M A R A N G
: G a r is P e r in ta h d a n p e tu n ju k : G a r is K o n s u lta s i, p e r t im b a n g a n /n a s e h a t d a n p e n g a w a s a n
K E T U A U M U MK E T U A IK E T U A IIK E T U A IIIK E T U A IV
M A J E L ISP E R T IM B A N G A N
D E W A NP E N A S E H A T
A n g g o ta -a n g g o taP le n o
S E K R E T A R IS IS E K R E T A R IS II
R u m a h T a n g g aK e p a la
S u b . B a . P ro to k o l& U ru s a n D a la mS u b . B a g . T U
S u b . B a g . K a m tib
A n g g o ta -a n g g o taP le n o
S E K R E T A R IS IS E K R E T A R IS I I
S e k re ta r isK e p a la
S u b . B a g . P e rs o n
S u b . B a g . P e m &K e b e rs ih a n
K E T U A U M U MK E T U A U M U M
S u b . B a g . H u m a s
S u b . B a g . A rs ip
S u b . B id a n g D a k w a h
B ID A N G T A ’M IR
S u b . B id a n g P e l. U m m a t
S u b B id a n gP e r ib a d a ta n
S u b . B id a n gT .P .Q
S u b . B id a n gM a je lis T a ’lim
S u b . B id a n g P e n d d .N o n F o rm a l
B ID . P E N D D . &P E N G K A J IA N
S u b B id a n gP e n d d . F o rm a l
S u b . B id a n g Is la m icC e n te r
S u b . B id a n g P e n g k .& P e n g e m b
S u b . B id . P e m b . &R e h a b ilita s i
B ID . S A R A N A &P R A S A R A N A
S u b B id . P e re n c . &P e n g a w . P e m b .
S u b . B id . P e n g a w .K e k a y a a n
S u b . B id a n gK e w a n ita a n
B ID . S O S IA L &B U D A Y A
S u b B id a n g S o s ia l
S u b . B id a n gK e s e n ia n
S u b . B id a n g R e m a ja
34
ketua, dan dibantu oleh bendahara, sekretaris, dan dibantu bidang- bidang.yang
lain guna untuk kelancaran kegiatan yayasan.3
D. Program kerja pengurus
1. Ketua umum
a. Mengangkat dan memperhentikan pengurus Bidang dan Sub Bidang serta
karyawan-karyawan yayasan.
b. Membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam rangka melaksanakan
AD/ART, Program Kerja serta keputusan-keputusan Rapat Pleno
Yayasan.
c. Melakukan koordinasi, memimpin serta mengawasi semua kegiatan
Yayasan dengan mengikuti segala peraturan Yayasan.
d. Memberikan pengarahan kepada Pengurus Harian (ketua-ketua,
Sekretaris, dan Bendahara) dalam melaksanakan tugas di bidangnya
masing-masing.
e. Mewakili Yayasan baik di dalam maupun di luar Pengadilan terhadap
semua urusan yang berkaitan dengan Yayasan.
f. Memimpin rapat Pengurus Pleno atau rapat Pengurus Harian.
g. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan Yayasan dan pengelolaan
harta kekayaan pada rapat Pengurus Pleno tiap-tiap akhir tahun.
h. Menerima laporan kegiatan Yayasan yang dilaksanakan pengurus lainnya
maupun dari alat-alat kelengkapan organisasi secara berjenjang.
3 Buku Panduan Yayasan Masjid Raya Baturrahman Semarang, tahun 1999, hlm. 10
35
i. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada Ketua-ketua Harian sesuai
dengan bidangnya.
2. Ketua-ketua
Dengan persetujuan dan sepengetahuan Ketua Umum, Ketua-ketua Harian
melaksanakan tugas Ketua Umum.
3. Ketua I
a. Membidangi tugas yang berkaitan dengan Bidang Keta’miran, yaitu
kegiatan-kegiatan:
1) Peribadatan.
2) Da’wah
3) Majelis Ta’lim
4) Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
5) Pelayanan Ummat
b. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan tugas dan wewenang di
bidangnya.
c. Mewakili Ketua Umum sepanjang tugas-tugas yang berikan.
d. Mengambil kebijaksanaan, memimpin, mengkoordinasikan serta
mengawasi kegiatan yang menyangkut pada bidang tugasnya.
e. Mempertanggungjawabkan seluruh tugasnya kepada Ketua Umum.
4. Ketua II
a. Membidangi tugas yang berkaitan dengan Bidang Pendidikan dan
Pengkajian yaitu kegiatan-kegiatan:
36
1) Pendidikan formal: Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah
Umum/kejuruan (SMU/K) dan Perguruan Tinggi.
2) Pendidikan non Formal: Kursus-kursus dan pelatihan
3) Pengajian dan Pengembangan: Pengajian Ilmu, Diskusi, Sarasehan,
dan Seminar serta pengkajian maju mundurnya Yayasan dan unit-unit
pelaksanaannya.
4) Islamic Center: Pengembangan Pendidikan Formal di lokasi Islamic
Center Jawa Tengah di kalipancur Semarang Ngaliyan.
b. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan tugas dan wewenang di
bidangnya.
c. Mewakili Ketua Umum sepanjang tugas-tugas yang diberikan.
d. Mengambil kebijaksanaan, memimpin, mengkoordinasikan serta
mengawasi kegiatan-kegiatan pada bidang tugasnya.
e. Mempertanggungjawabkan seluruh tugas kepada Ketua Umum.
5. Ketua III
a. Membidangi tugas yang berkaitan dengan Bidang Sarana dan Prasarana,
yaitu kegiatan-kegiatan:
1) Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan
2) Pembangunan dan Rehabilitasi
3) Pengawasan Kekayaan
b. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan tugas dan wewenang yang
diberikan
37
c. Mewakili Ketua Umum sepanjang tugas-tugas yang diberikan
d. Mengambil kebijaksanaan, memimpin, mengkoordinasikan serta
mengawasi kegiatan yang menyangkut bidang tugasnya.
e. Mempertanggungjawabkan seluruh tugasnya kepada Ketua Umum.
6. Ketua IV
a. Membidangi tugas yang berkaitan dengan Bidang Sosial dan Budaya,
yaitu kegiatan-kegiatan:
1) Sosial
2) Kewanitaan
3) Remaja
4) Kesenian
b. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan tugas dan wewenang yang
diberikan.
c. Mewakili Ketua Umum sepanjang tugas-tugas yang diberikan.
d. Mengambil kebijaksanaan, memimpin, mengkoordinasikan serta
mengawasi kegiatan yang menyangkut bidang tugasnya.
e. Mempertanggungjawabkan seluruh tugasnya kepada Ketua Umum.
7. Sekretaris
a. Sekretaris Yayasan membawahi Bagian Kesekretariatan dan Bagian
Rumah Tangga, masing-masing sebagai unsur pelayanan Yayasan
b. Sekretaris I
1) Membuat kebijaksanaan, merencanakan, mengkoordinasikan dan
memimpin tugas-tugas kesekretariatan dan ketatarumahtanggaan.
38
2) Bersama-sama Ketua Umum dan Ketua-ketua bertanggung jawab di
dalam atau diluar pengadilan mengenai segala urusan yang ada
kaitannya dengan Yayasan.
3) Mengatur penggunaan Kantor Yayasan
4) Mewakili Ketua Umum, Ketua-ketua, bilamana berhalangan,
sepanjang tugas-tugas yang diberikan.
5) Menerima data dan masalah-masalah lain, yang berkaitan dengan
Yayasan yang bersifat administrasi, untuk kemudian mengolah,
menganalisa dan mendiskusikannya dengan Ketua-ketua dan atau
Bendahara, sebelum data atau masalah tersebut diajukan kepada
Ketua Umum.
6) Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan administrasi Yayasan
7) Mempertanggungjawabkan seluruh tugas-tugas kepada Ketua Umum.
c. Sekretaris II
1) Membantu Sekretaris I dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan
wewenangnya.
2) Mewakili Ketua Umum, Ketua-ketua dan Sekretaris sepanjang tugas
yang diberikan.
3) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Ketua Umum, Ketua-ketua
dan Sekretaris I.
Mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya kepada Ketua Umum.
8. Bendahara
a. Bendahara I mempunyai tugas dan wewenang:
39
1) Mengelola dan mengadministrasikan keuangan dan semua kekayaan
Yayasan.
2) Mempersiapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Yayasan
pada setiap akhir tahun dan mengajukannya kepada Pengurus untuk
mendapatkan persetujuannya.
3) Bersama-sama dengan Ketua Umum atau salah seorang Ketua,
menandatangani hal-hal yang berkaitan dengan keuangan.
4) Mengatur sistem pengelolaan keuangan Yayasan terpusat, untuk ini akan
diatur tersendiri dalam bentuk peraturan Yayasan.
5) Memimpin dan membawahi Bendaharawan dan Pembantu-pembantu
Bendaharawan yang bekerja dengan status karyawan.
6) Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan dan kekayaan Yayasan
secara periodik kepada Ketua Umum dan pada akhir tahun dalam Rapat
Pengurus Pleno.
7) Mengatur pembagian tugas dan wewenang diantara Bendahara I dan II
8) Mewakili Ketua Umum, Ketua-ketua sepanjang tugas yang diberikan
kepadanya.
9) Membantu Ketua Umum dalam kebijaksanaan di bidang pengelolaan
keuangan.
b. Bendahara II mempunyai tugas dan wewenang:
1) Membantu Bendahara I dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
2) Mewakili Bendahara I sepanjang tugas yang diberikan.
3) Melaksanakan tugas-tugas sesuai pembagian tugas antara Bendahara I dan
II. 4
4 Ibid., hlm. 5
40
E. Proses Wakaf Tanah di Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang
Hasil wawancara dengan Bapak Sugito, selaku wakif atas tanah yang
diperuntuhkan pemanfaatannya untuk penampungan anak yatim piatu (panti
asuhan) yaitu yang bertempat di Kampung Tlogomulyo Kel. Genuk. ia
memaparkan tata cara sebagai berikut:
Wakif ketika hendak mewakafkan hartanya, ia mendatangi kantor
yayasan Masjid Raya Baiurrahman Semarang terlebih dahulu kemudian
menyampaikannya kepada pengurus, setelah itu ketua yayasan Masjid Raya
Baiurrahman Semarang menunjuk tiga pengurus untuk menjadi nadzir wakaf,
setelah ia mendapatkan kemantapan hati dengan terlebih dahulu dengan
bermusyawarah dengan keluarganya serta dibumbuhi tanda tangan semua
keluarganya, akhirnya si wakif dan nadzir menyerahkan dan menerima surat-
menyurat tanah wakaf, setelah itu mendatangi Kantor Urusan Agama (KUA)
dengan mengajak beberapa saksi serta membawa surat-surat bukti kepemilikan
tanah, kemudian Kepala KUA selaku Pejabat Pembuat Ikrar Wakaf (PPAIW)
memberikan Salinan Ikrar Wakaf (AIW) nya yang telah dibumbuhi tanda tangan
PPAIW, wakif, nadzir, dan para saksi untuk selanjutnya Kepala KUA tersebut
meneruskan kepada Walikota c.q Departeman Pertanahan untuk mendapatkan
sertifikat (legalitas). 5
Dalam skema:
5 Wawancara dengan Bapak Sugito, sebagai pewakif tanggal 27 Desember 2005
Pewakaf
KUA
Yayasan
41
Dari skema diatas akan penulis jelaskan bahwa perwakafan di Yayasan
Masjid Raya Baiturrahman Semarang, kemudian dilegalitaskan oleh KUA
sebagai pejabat pembuat ikrar wakaf atau PPIA.6
Proses wakaf tanah yang ada di Yayasan Masjid Raya Baiturrahman
Semarang akan penulis paparkan yang berhubungan dengan pelaksanaan wakaf
tanah tersebut. Dari beberapa orang pewakaf yang ada di Yayasan Masjid Raya
Baiturrahman Semarang yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:7
1. Orang yang berwakaf (Wakif)
Dari beberapa orang pewakif untuk mewakafkan tanahnya rata-rata
mereka orang kaya dan mereka mengharapkan tanah wakafnya bisa
digunakan (dikelola) sebagaimana mestinya yaitu: Bpk Soegito, Bpk
Handoyo, H. Amin. Mereka itu adalah pemilik yang syah dari tanah tanah
yang diwakafkan ke Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang dan juga
mereka mempunyai kemampuan untuk mempertimbangkan sesuatu yang
dilakukan untuk keperluannya, dan juga tidak ada unsur paksaan dari pihak
siapapun dan dari manapun.
2. Harta yang diwakafkan (benda wakaf)
Adapun benda wakaf yang ada di Yayasan Masjid Raya Baiturrahman
Semarang setelah diadakan penelitian, ternyata hanya ada benda wakaf tetap
seperti tanah, kemudian dalam hasil penelitian keseluruhan itu ada 1.825 m3
dengan data tabel I yaitu :
6 Wawancara dengan bapak Ir. kasiran tanggal 26 Desember 2005 7 Ibid
42
wawancara dengan bapak Ir kasiran 8
No. Wakif Luas Penggunaan Tempat
1. Ir Sugieto 865 m3 Panti Asuhan Tlogo M
2. Hadiyanto 660m3 Tempat tinggal warga Taman Semeru
3 H. Amin 300 m3 Pendidikan atau TPQ Papandayan
Dari hasil penelitian ini akan penulis kemukakan tentang keadaan tanah
wakaf tersebut :
a. Keadaan Tanah yang telah dicatat pada daftar wakaf yayasan
Dari tanah wakaf yang berjumlah 2 pewakif yang luasnya + 1.525
m3 ada diantaranya yang dijadikan untuk tempat tinggal warga yang tidak
digunakan atau didayagunakan, yaitu seluas + 660 m3 yaitu tanah wakaf
milik Bapak H. Hadiyanto dengan kesepakatan kalau akan digunakan,
maka mereka siap untuk pindah dari tempat tersebut.9
b. Keadaan tanah wakaf yang tidak dicatat daftar wakaf yayasan
Mengenai tanah wakaf semacam ini dapat penulis laporkan yaitu
tanah wakafnya seseorang yang bernama H. Amin Handoyo seluas + 300
m3 yang bertempat di dalam Papandayan karena orang yang
mewakafkannya berdomisili di Jakarta sehingga tanah yang diwakafkan
tersebut masih belum dapat dilaporkan ke KUA untuk diurus surat-
suratnya.
3. Wakaf (Mauquf ‘alaih)
8 Ibid 9 Wawancara Bapak Suegito, pewakif dan pengurus Yayasan Masjid Raya Baiturrahman,
tanggal 2 Desember 2005
43
Pihak penerima wakaf ( Yayasan Masjid Raya Beiturrahman
Semarang) yang beralamat di jln Padanaran No 126 yang berkantor di
menara Masjid Raya Baiturrahman Semarang Dapat dilaporkan disini tidak
ada tanah wakaf untuk usaha produktif. Dari semua tanah wakaf yang ada di
Yayasan ini seluas 1.825m3, yang keseluruhan tempatnya berjauhan. Seperti
yang ada di Tlogomulyo, Taman Semeru dan, Papandayan, sedang untuk
Panti Asuhan adalah Tlogomulyo, untuk tempat pendidikan yaitu di
Papandayan, sedang yang lain masih belum didayagunakan.
Menentukan tujuan mewakafkan harta bendanya yang jelas, syarat
dari tujuan wakaf untuk kebaikan / mencari keridhaan Allah, sehingga tujuan
wakaf tidak dapat digunakan untuk kepentingan maksiat. Akan tetapi untuk
membantu sabilillah yaitu untuk membantu orang-orang yang kurang mampu
dan anak yang ditinggal bapak ibunya{yatim piatu}10
4. Sihot ( صغة) atau ikrar/pernyataan wakaf
Ikrar wakaf adalah bukan hukum yang bersifat deklaratis (sepihak)
oleh karena itu tidak dipakai qabul (penerimaan) dari orang yang menerima
wakaf tersebut, seperti itulah proses serah terima tanah wakaf yang ada di
yayasan Masjid Raya Baiturrahman juga terjadi ikrar yang dilakukan pewakaf
sebagaimana “Saya Serahkan Tanah Ini Kepada Yayasan Masjid Raya
Baiturrahman Semarang untuk dimanfaatkan kegunaannya sesuai dengan
syari’at Islam.” oleh pewakif dan disaksikan oleh saksi dan diterima oleh
nadzir./ penerima wakaf
10 Kasiran, Ibid
44
Adapun tata cara wakaf yang ada di Yayasan Masjid Raya
Baiturrahman Semarang sebagai berikut:
Semua pengurus yayasan dapat menerima wakaf, akan tetapi pada
umumnya pernyataan wakaf itu dilaksanakan di kantor yayasan. dilanjutkan
penyerahan secara resmi yaitu pernyataan wakaf kemudian pihak penerima,
pihak penerima menyatakan menerimanya, dengan penyerahan surat-surat
dari wakif kepada nadzir dan disaksikan oleh pengurus inti serta
dipublikasikan dalam surat kabar. Cara ini tetap berjalan, namun juga
mengikuti tata cara yang berlaku sesuai dengan perundang-undangan di
Indonesia. Dalam hal ini yayasan sedang mengadakan perbaikan-perbaikan
(pembenahan) sesuai dengan Pasal 16 PP NO. 2B Tahun 1977 yang
dijelaskan lebih lanjut pada Pasal 15 dan 16 Peraturan Menteri Agama No. 1
Tahun 1978.
Dalam pembenahan-pembenahan yang ada ini, dari semua tanah
wakaf yang berjumlah + 1.850 m3 sertifikat yang sudah jadi 2 bidang tanah
wakaf sedang yang selebihnya dalam proses.
F. Pengelolaan Tanah Wakaf Di Yayasan Masjid Raya Baiturrahman
Semarang.
Sebelum penulis membahas tentang pengelolaan tanah wakaf di yayasan
tersebut, penulis akan menguraikan tujuan yayasan menampung tanah wakaf
yaitu:
1. bertujuan untuk sarana ibadah seperti masjid, musholla, pendidikan Islam.
45
2. untuk membantu sabilillah yaitu untuk membantu orang-orang yang kurang
mampu dan anak yang ditinggal bapak ibunya{yatim piatu}11
Dari tiga pewakif semua berbentuk tanah dan kesemuanya dikelola oleh
yayasan, namun sistem pengelolaannya cukup berbeda dengan pengelolaan
tamah wakaf yang lain, karena lokasinya berjauhan antara kantor yayasan dengan
tanah wakaf dan juga tanah wakaf yang satu dengan tanah wakaf yang lain.
Menurut bpk. Ir Kasiran, dari tiga tanah wakaf yang ada di yayasan masjid Raya
Baiturrahaman Semarang baru dua yang dapat dikelola dan didayagunakan yaitu
untuk tempat panti asuhan dan pendidikan TPQ dengan sistem pengelolaan
masing-masing pengurus harian bertanggung jawab melaporkan
pertanggungjawaban kepada pengurus yayasan.
Dari gambaran seperti di atas, penulis akan menguraikan semua tanah
wakaf yang ada di masjid Raya Baiturrahman Semarang yaitu :
Dari 3 tanah wakaf yang baru di kelola, 2 tanah wakaf yang pertama, tanah wakaf
dari Mariam Akhmad yang sekarang sudah dijadikan tempat pendidikan TPQ,
letaknya di jalan Papandayan Semarang seluas ± 300 m2. Kemudian di sana
sekarang ini sudah berdiri bangunan pendidikan yang terdiri dari : 4 kelas dan 1
ruang pengajar. Untuk jumlah santri yang sekarang ini ada yaitu 115 santri yang
terdiri dari Iqro sampai dengan al Qur’an dengan 7 (tujuh) tenaga pengajar, dan
di sana tidak Cuma belajar al Qur’an akan tetapi ada penambahan-penambahan
kegiatan seperti rebana anak kecil, hafalan do’a-do’a dan menggambar islami.
11 ibid tanggal 26 desember 2005
46
Pada saat ini TPQ yang ada di Papandayan pengelolaannya sudah
dipercayakan kepada Ibu Mariyam Akhmad sebagai nadzir dan sebagai pengurus
yayasan. Dari situ perlu ditegaskan bahwa tanah wakaf itu didayagunakan
sebagaimana kemestian yaitu untuk tempat pendidikan. Maka pengelolaannya
perlu yang profesional dan handal oleh karenanya pengelolaannya diserahkan
langsung kepada Ibu Mariyam Akhmad agar lebih bisa memahami kekurangan
dan kelebihan ketika melaporkan ke pengurus yayasan. Kemudian karena
jauhnya kantor yayasan Masjid Raya Baiturahman dengan tanah wakaf yang ada
di Papandayan juga ikut menjadi alasan mengapa pengelolaannya diserahkan
langsung kepada Ibu Mariyam Akhmad.
Untuk awal mula pembangunan yang ada di tanah wakaf Papandayan ini
masih adanya pihak yayasan yang ikut membantu dalam pembangunan gedung
TPQ tersebut dengan cara mempersilahkan kepada calon dermawan yang ingin
menyisihkan hartanya guna tabungan akherat dengan memberikan dana untuk
pembangunan TPQ.
Setelah gedung TPQ yang ada di Papandayan sudah terbangun, kemudian
dari pihak Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang meresmikan sekaligus
menyerahkan pengelolaanya kepada pengurus harian untuk dikelola secara
profesional dan dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah dan umat manusia.
Dan dalam pengelolaannya, pengurus harian harus melaporkan
pertanggungjawaban kepada pihak yayasan secara periodik yaitu 1 (satu) tahun
47
sekali. Namun dalam kenyataannya dalam 2 (dua) tahun terakhir ini pihak
pengelola belum melaporkan pertanggungjawabanya kepada pihak yayasan.12
Tanah wakaf yang kedua telah dikelola oleh yayasan yaitu dari Bpk H. Ir.
Soegito yang letaknya di Tlogomulyo seluas ± 850 m2. Penggunaannya sekarang
ini sudah dijadikan tempat penampungan anak yatim-piatu (panti asuhan).
Awalnya tempat ini kosong selama beberapa tahun kemudian ada usulan dari
wali santri SD Isriyati yaitu bagaimana kalau tanah wakaf yang ada di
Tlogomulyo dijadikan tempat untuk penampungan anak yatim-piatu, kemudian
usulan tersebut disambut baik oleh yayasan dan selanjutnya pihak yayasan
menindaklanjuti usulan tersebut dengan membangun panti asuhan tersebut yang
sebagian dananya diperoleh dari semua wali santri Isriyati baik wali tingkat TK
sampai tingkat SMP. Dan sebagian sumber dana yang lain diperoleh dari
masyarakat umum.
Setelah gedung sudah berdiri kemudian pengelolaannya diserahkan
sepenuhnya kepada pengurus harian panti asuhan tersebut agar dalam
pengelolaannya berjalan dengan baik dan lancar. Dari pihak yayasan meminta
laporan pertanggungjawaban untuk pengelolaan panti asuhan tersebut secara
periodik yaitu 1 (satu) bulan sekali. Namun dalam satu tahun terakhir ini pihak
yayasan belum menerima laporan pertanggungjawaban dari pengurus panti
asuhan tersebut.13
12 Wawancara dengan Bpk. H. Sugiyono (sebagai Pengurus Yayasan) tanggal 27 Desember
2005. 13 Wawancara dengan Bpk Soegito (sebagai pewakif sekaligus pengurus yayasan) tanggal
28 Desember 2005.
48
Tanah wakaf yang ketiga berasal dari bapak Hadiyanto letaknya berada di
Taman Semeru seluas ± 556 m2. Tanah tersebut masih belum bisa dimanfaatkan
sebagaimana kemestian hukum Islam dan undang-undang bahkan sudah
ditempati 1 rumah warga sekitar sebagai tempat tinggal. Namun sebelumnya
telah terjadi kesepakatan antara pihak yang menempati lokasi tersebut dengan
yayasan bahwa sewaktu-waktu ketika yayasan membutuhkan tempat tersebut,
maka pihak yang menempati tanah wakaf tersebut bersedia pindah tanpa syarat.14
Selain pengelolaan tersebut di atas juga dari pihak yayasan memberikan
kemudahan yaitu lewat dua sistem bagi para donatur atau dermawan yang mau
menyisihkan harta baik itu untuk pengelolaan tanah wakaf pendidikan (TPQ)
dan pengelolaan tanah wakaf panti asuhan yaitu :
a. Secara langsung
Bagi yang berminat membantu dalam pengelolaan tanah wakaf pendidikan
TPQ dan panti asuhan datang secara langsung ke tempat yang dimaksud tidak
lewat yayasan dan langsung diterima oleh pengurus harian yang dimaksud.
Skema Sistem Penerimaan Secara Langsung
Sumber : Wawancara dengan Bpk. Ir Kasiran (pengurus yayasan)
b. Secara tidak langsung
14 Wawancara dengan Bpk Soegiono (pengurus yayasan) tanggal 28 Desember 2005.
Donatur Petugas/ Pengurus
Laporan ke yayasan
49
Pihak yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang menyediakan nomor
rekening Bank untuk para donatur yang ingin membantu baik untuk
pendidikan atau TPQ dan panti asuhan lewat rekening tersebut. Maksud dari
sistem ini adalah mempermudah bagi mereka yang jauh dari tempat
pengelolaan baik untuk pendidikan maupun panti asuhan.
Skema
Sumber : Wawancara dengan Bpk. Kasiran (pengurus yayasan)
Dari dua sistem yang disediakan oleh yayasan Masjid Raya Baiturrahman
Semarang, yang paling sering diminati oleh donatur atau dermawan adalah 90%
secara langsung dan 10% secara tidak langsung.15
15 Wawancara dengan Bpk. Kasiran (pengurus yayasan) tanggal 3 Januari 2006.
Donatur
Rekening yayasan
Pengurus yayasan
Pengurus harian tanah wakaf