BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan...

44
BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA GENDARAN, KECAMATAN DONOROJO, KABUPATEN PACITAN, PROVINSI JAWA TIMUR A. Perkembangan Industri Batu Mulia Desa Gendaran Batu mulia atau yang dikenal sebagai batu permata adalah semua jenis batu-batuan yang memiliki nilai tinggi dan mempunyai harga yang mahal. Batu mulia adalah batu yang dibentuk dari hasil proses geologi yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia yang mempunyai harga jual tinggi. Pembentukan batu mulia sendiri tidak jauh berbeda dengan pembentukan batuan atau mineral secara umum oleh karena itu, pembentukan batu mulia terjadi melalui proses diferensiasi magma, proses metamorfosa, atau sedimentasi 1 . Pembentukan batu mulia (akik) terjadi melalui proses geologi yang sangat panjang yaitu melalui diferensi magma, metamorfosa atau sedimentasi. Proses awal pembentukan batu mulai terjadi ketika adanya aktivitas di dapur magma di dalam perut Bumi, batuan cair tersebut bersuhu di atas 1000 derajat celcius dan terus bergerak dalam mantel bumi (selubung). Di luar mantel bumi lapisan kerak yang tersusun rapi dari lempeng-lempeng yang secara terus-menerus bertumbukan sehingga menyisakan banyak retakan. Adanya tekanan yang kuat dari dalam, cenderung mendorong magma untuk mencari jalan keluar ke 1 Jawa Pos, “Batu Cincin Bikin Pede”, Bulan Mei 2015 edisi 82. 39

Transcript of BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan...

Page 1: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

BAB III

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA GENDARAN,

KECAMATAN DONOROJO, KABUPATEN PACITAN, PROVINSI

JAWA TIMUR

A. Perkembangan Industri Batu Mulia Desa Gendaran

Batu mulia atau yang dikenal sebagai batu permata adalah semua jenis

batu-batuan yang memiliki nilai tinggi dan mempunyai harga yang mahal. Batu

mulia adalah batu yang dibentuk dari hasil proses geologi yang unsurnya terdiri

atas satu atau beberapa komponen kimia yang mempunyai harga jual tinggi.

Pembentukan batu mulia sendiri tidak jauh berbeda dengan pembentukan

batuan atau mineral secara umum oleh karena itu, pembentukan batu mulia

terjadi melalui proses diferensiasi magma, proses metamorfosa, atau

sedimentasi1.

Pembentukan batu mulia (akik) terjadi melalui proses geologi yang sangat

panjang yaitu melalui diferensi magma, metamorfosa atau sedimentasi. Proses

awal pembentukan batu mulai terjadi ketika adanya aktivitas di dapur magma

di dalam perut Bumi, batuan cair tersebut bersuhu di atas 1000 derajat celcius

dan terus bergerak dalam mantel bumi (selubung). Di luar mantel bumi lapisan

kerak yang tersusun rapi dari lempeng-lempeng yang secara terus-menerus

bertumbukan sehingga menyisakan banyak retakan. Adanya tekanan yang kuat

dari dalam, cenderung mendorong magma untuk mencari jalan keluar ke

1 Jawa Pos, “Batu Cincin Bikin Pede”, Bulan Mei 2015 edisi 82.

39

Page 2: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

permukaan. Ketika cairan super panas yang tertekanan tinggi tersebut mulai

menaik, maka cairan magma ini akan melarutkan berbagai batuan lain yang ada

disekitarnya. Maka terjadilah proses pelarutan atau ubahan hidrotermal.2

Di dunia ini tidak semua tempat mengandung batu mulia. Di Indonesia

hanya beberapa tempat yang mengandung batu mulia antara lain di provinsi

Banten dengan Kalimayanya, di Lampung dengan batu jenis-jenis anggur yang

menawan dan jenis cempaka,di Pulau Kalimantan dengan Kecubungnya

(amethys) dan Intan (berlian) dan tentu Pacitan dengan jenis kalsedonnya. Batu

mulia mempunyai nama dari mulai huruf a sampai huruf z yang

diklasifikasikan menurut kekerasannya yang dikenal dengan Skala Mohs dari 1

sampai 10.3

Mohs seorang ahli perbatuan mengklasifikasi atau menggolongkan

tingkatan keras batu menjadi 10 tingkatan. Berlian digolongkan dalam

kekerasan paling keras yaitu 10. Dengan adanya ukuran nilai kekerasan, orang

dengan mudah membedakan batu mulia. Semua jenis batu yang mempunyai

nilai keras tujuh setengah ke atas skala Mohs dinamakan atau digolongkan

sebagai batu mulia. Batu yang mempunyai kekerasan 6,5 sampai dengan 7,5

dinamakan batu setengah Mulia.

2 Mahardi Paramita., Kemilau Batu Permata, (Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama, 2008), hlm. 10.

3 Skala Mohs adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekerasan

suatu mineral dengan jalan membandingkannya dengan mineral lain. Skala

kekerasan mineral Mohs didasarkan pada kemampuan suatu materi alami untuk

menggores materi yang lain.

40

Page 3: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Batuan akik dapat ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari 34

provinsi di Indonesia, hanya di Jakarta tidak mempunyai batuan akik. Di

Indonesia sendiri jenis batu yang dikenal lebih dulu adalah jenis baatu intan.

Intan sendiri sudah digali atau ditambang oleh rakyat Indonesia sejak

pemerintahan Hindia Belanda yang pada waktu itu melalui usaha penggalian di

Kalimantan Selatan sebagai usaha sampingan. Intan sendiri hanya ditemukan

di Kalimantan, dan Intan yang diketemukan di Kalimantan bukan berasal dari

intinya, melainkan batuan intan yang berasal dari sumber sekunder yang

diendapkan atau terbawa air dari tempat lain. Jenis-jenis batu permata yang

paling banyak diminati adalah yang berkristal yang selain jenis batu mulia

seperti Berlian, Zamrud, Ruby dan Safir, sedangkan untuk jenis batu mulia

batu-batu yang diminati adalah jenis Bacan Hijau, Kalsedon, Topaz, Sungai

Dareh, Opal, Giok, Kecubung, dan Lavender.4

Batu mulia memiliki keindahan dan kelangkaan magis. Sejak dulu

hingga sekarang batu mulia banyak diburu oleh para kolektor. Mereka punya

alasan sendiri mengapa mereka mengoleksi batu mulia. Batu mulia menarik

tidak hanya dari segi keindahan dan kelangkaannya saja, tetapi juga energi

tertentu yang terkandung di dalamnya. Biasanya batu mulia digunakan sebagai

penghias cincin pria , gelang dan kalung bagi wanita sebab batuan ini berasal

dari mikro Kristal kuarsa dengan tingkat kehalusan dan warna yang indah.

Karena punya nilai jual tinggi, banyak dimunculkan berbagai mitos untuk

4 www.serambigeologi.blogspot.co.id diakses pada tanggal 17 April 2016

pukul 17.07

41

Page 4: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

memikat calon pembeli. Antara lain dapat menambah rasa percaya diri,

memikat lawan jenis dan lain-lain.5

Keberadaan Industri batu mulia di Desa Gendaran tidak langsung tumbuh

dan berkembang seperti saat ini. Hal ini tidak terlepas dari peran dan perintis

atau pendiri pertama industri batu mulia di Desa Gendaran. Dalam membahas

perkembangan industri batu mulia di Desa Gendaran, dapat dibagi dalam

beberapa periode sebagai berikut :

1. Sejarah Kerajinan Batu Mulia Desa Gendaran

Sejarah berdirinya industri rumahan batu mulia di Desa Gendaran

dimulai ketika pada tahun 1942, seorang bernama Irorejo penduduk di Dusun

Krajan, Desa Gendaran bersama teman-temannya berjualan batu rijang dan

batu apung. Batu-batu ini dijual ke kota Solo dan Semarang menggunakan

transportasi kereta api. Batu Rijang sendiri digunakan untuk membuat api

dengan cara digoreskan dengan segelintir baja. Karena pada waktu itu belum

ada korek api yang bisa digunakan masyarakat umum seperti sekarang.

Goresan antar baja dan batu rijang ini keluar percikan api yang ditempeli

serabut enau namanya nitik. Sedangkan untuk batu apung sendiri digunakan

untuk menggosok perabotan rumah tangga seperti almari, rak supaya halus.

Pada tahun 1950 Irorejo mulai aktif mengirim batu ke Solo dan

Semarang. Pada awalnya Irorejo menjual dan mengirim batu itu masih berupa

5 Kedaulatan Rakyat, “Batu Mulia, Perhiasan atau Benda Bertuah?”,

tanggal 10 Februari 2015 edisi 210.

42

Page 5: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

batu mentahan dan masih belum diolah.6 Ketika sedang bertransaksi dengan

pembelinya di Semarang terdapat sebuah batu jernih berwarna violet yang

dibawanya dari rumah. Kemudian ditunjukkan kepada pembelinya batu

berwarna violet itu yang membuat pembeli itu tertarik. Dia meminta kepada

Irorejo supaya mencari batu jernih seperti yang ditunjukkan tadi dan akan

dibeli dengan harga yang layak. Pikir Irorejo, untuk apa batu-batu itu kok

dibeli dengan harga yang layak tanyanya dalam hati. Kemudian setelah hari itu

Irorejo mencari dan mengumpulkan batu jernih seperti yang diinginkan

pedagang itu. Namun di kemudian hari itu pedagang tersebut tidak pernah

muncul lagi yang membuat Irorejo sedikit kecewa. Namun pada suatu hari

Irorejo bertemu dengan pembantu dari pedagang tersebut bernama Bero.

Beliau kemudian mengajari bagaimana cara membuat batu yang dibawa

Irorejo supaya kelihatan mengkilap. Bero mengatakan bahwa batu-batu itu

digosok memakai gerenda, dihaluskan dengan kaca dan digilap dengan bambu

muda yang kering lalu dibasahi dengan air.

Lama-kelamaan Bero dan Irorejo menjadi akrab layaknya saudara.

Kebetulan Bero adalah seorang duda dan Irorejo sendiri mempunyai

keponakan tapi sudah menjanda bernama Sisok. Untuk memperdalam dan

mengkaji tentang cara penggosokan batu akik ini maka dijodohkanlah Bero

dengan Sisok. Kemudian Irorejo sendiri mengajak Bero untuk menetap di

Pacitan.

6 Wawancara dengan Suyatin, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April 2016

43

Page 6: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Di Pacitan, dengan bahan baku yang sudah tersedia Bero mengajarkan

kepada Irorejo cara penggosokan akik dan berhasil. Meskipun dalam sehari

hanya mendapat beberapa 3-4 biji batu yang digosok, Irorejo tetap

menekuninya. Setelah batu akik yang sudah digosok tersebut terkumpul cukup

banyak, Irorejo kemudian menjualnya ke beberapa daerah seperti Solo,

Semarang, hingga Cirebon. Melihat apa yang dilakukan oleh Irorejo yang

menjual batu akiknya ke beberapa daerah luar Pacitan, teman-teman dari

Irorejo kemudian mulai mengikuti jejaknya seperti Giyotirto, Sukromo,

Sogimin dan Paimin. Paimin sendiri yang masih keponakan dari Irorejo

memasok batu akiknya ke Bandung. Suatu hari beliau ditemui oleh penggosok

batu akik dari Sukabumi. Penggosok tersebut memperlihatkan batu akik hasil

gosokannya. Ternyata gosokan batu akik dari orang Sukabumi tersebut sangat

halus dan bagus. Hingga kemudian Paimin mengajak orang Sukabumi tersebut

untuk datang ke Pacitan.

Tahun 1955, orang Sukabumi tersebut datang ke Pacitan dengan 3 orang

temannya. Cara penggosokan sudah maju pada waktu itu. Penggosokannya

sendiri dilakukan dengan cara tradisonal pada waktu itu yaitu dengan

memanfaatkan barang-barang sekitar yang ada. Untuk membangkitkan batu

garenda, maka dirakit jinontro dari onderdil sepeda ontel. Dalam sehari, satu

orang pengrajin mampu membuat sekitar 20 batu akik jadi. Setelah 3 bulan

menetap dan mengajari Paimin cara penggosokan batu, orang Sukabumi

tersebut kembali ke rumah mereka di Sukabumi. Paimin sendiri meneruskan

44

Page 7: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

penggosokan ini yang diikuti oleh teman-temannya. Termasuk Irorejo sendiri

dan anak-anaknya dan berjalan sampai bertahun-tahun.

Salah satu anak Irorejo bernama Mulyadi menekuni pekerjaan ini yang

diikuti beberapa temannya yang juga merupakan pengrajin batu mulia yang

dibantu oleh istri masing-masing. Para istri tersebut dengan tekunnya

menekuni kerajinan ini dan mendirikan sebuah perkumpulan yang dinamakan

“Paguyuban Pengrajin Batu Akik KB. Lestari” pada tahun 1978. Perkumpulan

ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan kemudian mendapat

tanggapan dari Dinas BKKBN Kab. Pacitan dan mendapatkan bantuan sebesar

Rp.700.000,00.

Tahun 1980, untuk meningkatkan cara dan kualitas penggosokan batu

akik, Mulyadi mengambil pinjaman dari KIK untuk membeli diesel dan

dinamo. Tujuannya adalah untuk meningkatkan cara penggosokan batu akik

dengan menggunakan tenaga listrik. Karena selama ini cara penggosokan batu

akik sendiri masih menggunakan alat seadanya dan masih tradisional. Hal ini

berhasil dan kemudian Mulyadi menghimpun pengrajin batu akik dengan awal

anggota sejumlah 22 orang. Hingga akhirnya tahun 1984, kelompok ini

mendapat bantuan diesel dari Dinas Perindustrian untuk meningkatkan usaha.

Atas jasanya karena telah membuka lapangan kerja baru, pada tahun 1987

Mulyadi mendapat penghargaan dari pemerintah pusat berupa UPAKARTI.7

Dan atas prakarsanya juga, dibentuklah UBIBAM pada tanggal 28 Maret 1989.

7 Wawancara dengan Mei Rohani, Perangkat Desa Gendaran, Sabtu, 9

April 2016

45

Page 8: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

UBIBAM merupakan singkatan dari Usaha Binaan Industri Batu Mulia yang

tujuannya adalah mengupayakan masyarakat sekitar supayaa bisa bekerja

dengan cara mendapatkan pelatihan tata cara pengolahan batu mulia hingga

cara memasarkannya sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Gambar 1.

Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara,

Bogor pada tahun 1989.

Sumber : Album Foto Koleksi Bapak Mulyadi

2. Perkembangan Kerajinan Batu Mulia Desa Gendaran Tahun 1989-

1998

Kegiatan suatu usaha akan mengalami peningkatan dari masa ke masa.

Adanya beberapa faktor mendorong para pengrajin untuk berbuat sesuatu yang

lebih baik guna meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan yang mereka

46

Page 9: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

hasilkan. Seiring dengan didirikannya UBIBAM oleh pemerintah, banyak

warga sekitar mulai mengembangkan industri batu mulia. Keberhasilan yang

didapat oleh Mulyadi mendapatkan UPAKARTI dari pemerintah telah

membangkitkan semangat masyarakat di Desa Gendaran. Mereka ingin

mengikuti jejak Mulyadi untuk menekuni usaha industri batu mulia. Salah

satunya adalah pasangan suami istri Adi dan Suyatin.

Suyatin sendiri merupakan anak ke 4 dari Mulyadi. Pada awalnya Adi

dan Suyatin membuka usaha industri batu mulia pada tahun 1992. Adi sendiri

awalnya bekerja di bengkel motor Vespa milik kakaknya di kios pinggir jalan

dekat proliman daerah Sukoharjo. Adi yang kemudian menikah dengan Suyatin

kemudian mulai menekuni usaha kerajinan batu mulia seiring dengan

keberhasilan Mulyadi mengenalkan Desa Gendaran sebagai sentra indutri batu

mulia ke seluruh daerah hingga mendapatkan penghargaan UPAKARTI dari

pemerintah Dia mendapat ilmu dari istrinya sendiri yang merupakan anak dari

Mulyadi. Sejak kecil Suyatin sendiri sering diajak untuk melihat cara

pengolahan batu mulia dari proses pengolahan, pengadaan bahan baku, sampai

proses finishing yang kemudian dia ajarkan kepada suaminya.8

Untuk kebutuhan bahan baku sendiri yang diperlukan para pengrajin

setiap bulannya tidak dapat dipastikan jumlahnya setiap bulan, hal ini

disebabkan adanya beberapa faktor yaitu tergantung banyaknya pesanan

barang, jenis pesanan yang berbeda tiap bulannya. Untuk pengadaan bahan

baku sendiri pengrajin memperoleh dari daerah sekitar seperti Wonogiri,

8 Wawancara dengan Suyatin, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April 2016

47

Page 10: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Ponorogo, dan Pacitan sendiri. Awal mula sebelum tahun 1989, pembuatan

kerajinan batu mulia sendiri ada yang masih menggunakan alat tradisional.

Seiring berkembangnya jaman, sebagian besar pengrajin lebih memilih untuk

memakai alat yang lebih modern dengan menggunakan mesin. Karena

dianggap lebih cepat dan menghemat waktu dan tenaga.

Mulai tahun 1995, industri batu mulia ini mulai berkembang dan

menunjukkan kemajuan yang pesat. Hal ini terbukti dengan mulai banyaknya

penduduk sekitar yang menggeluti usaha ini. Selain itu setelah mengetahui

Desa Gendaran sebagai sentra industri batu mulia, banyak pesanan untuk

pengrajin batu mulia dari luar daerah seperti Solo, Semarang, Surabaya, Bali,

Yogyakarta, dan daerah-daerah lainnya. Tidak hanya wilayah domestik saja

tapi juga telah merambah ke pasar luar negeri seperti Amerika, Belanda, Cina,

Jepang. Kemajuan usaha kerajinan indusri batu mulia ini tidak terlepas dari

peran berbagai pihak baik pemerintah maupun pihak swasta.

Tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menimpa Indonesia yang

disebabkan perekonomian Indonesia memburuk, akibat dari krisis moneter

yang melumpuhkan perenomian Indonesia itu adalah banyaknya perusahaan

yang tutup dan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia sehingga

menimbulkan kerusuhan dimana-mana yang menyebabkan tidak menentunya

kondisi pada saat itu. Hal itu juga berimbas pada kerajinan batu mulia.

Sebagian pengrajin mengalami dampak dari krisis moneter tersebut dengan

semakin menurunnya daya beli masyarakat.

48

Page 11: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Batu mulia sendiri termasuk barang kesenangan bukan bahan kebutuhan

pokok. Sebagai barang kesenangan batu mulia tidak seperti emas. Kalau sudah

dibeli batu mulia tidak bisa dijual lagi. Dijual lagi bisa tetapi jarang ada yang

mau beli karena hanya sebagai barang kesenangan, saat krisis ekonomi terjadi,

orang lebih memilih menahan untuk membeli batu mulia dan tentu lebih

mengutamakan membeli kebutuhan-kebutuhan pokok. Terlebih sejak krisis

moneter, banyak orang yang kehilangan sumber pendapatan karena menjadi

korban PHK.9

a. Modal

Dalam memulai usaha tentu tidak terlepas dari modal baik berskala besar

maupun skala kecil. Modal yang dibutuhkan jumlahnya berbeda-beda

tergatung dari besar kecilnya usaha. Modal adalah kolektivitas dari alat

produksi yang masih berlangsung dalam proses produksi industri dan

mempunyai peranan yang penting yang berhubungan dengan proses produksi.10

Untuk modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal lancar.

Modal tetap merupakan modal yang berhubungan dengan alat produksi. Untuk

industri kerajinan batu mulia, modal tetap yang diperoleh adalah tanah yang

dimiliki pengrajin, bangunan pengrajin, dan peralatan produksi. Modal kedua

9 Wawancara dengan Parto Wiyono, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April

2016

10

Bambang Riyanti., Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan

Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm. 10

49

Page 12: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

adalah modal lancar yang berupa uang yang digunakan untuk membeli bahan

baku, upah pekerja dan rekening bank.

Para pengrajin batu mulia Desa Gendaran dalam menjalankan usaha

kerajinannya, memperoleh modal dengan berbagai cara antara lain dari modal

pribadi, modal pinjaman dari bank, ataupun pinjaman dari lain bank misal dari

kerabat atau keluarga. Untuk pengrajin sendiri berbeda cara dalam memperoleh

modal. Sebagian besar para pengrajin di Desa Gendaran memproleh modal dari

modal sendiri dan hanya beberapa meminjam dari bank. Seperti yang

dilakukan oleh Adi, dalam memproleh modal awal usaha, beliau

mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dan menjual peralatan bengkel

miliknya dan kemudian membeli peralatan produksi seperti alat pemotong,

dinamo, gergaji amplas, gerinda dengan biaya Rp. 5.000.000.

Kemudian Adi menambah modal dari pinjaman bank BRI sebesar Rp.

10.000.000. Uang itu digunakan untuk modal pengembangan usahanya. Adi

mengambil pinjaman dari bank BRI karena jika hanya dari modal pribadi,

masih dirasa kurang. Sebagian pengrajin memilih dari modal sendiri karena

mereka mempunyai pemikiran bahwa dengan modal sendiri mereka lebih

tenang dan tidak ada beban yang ditanggung tanpa harus dituntut untuk bisa

mengembalikan pinjaman. .11

11

Wawancara dengan Adi, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April 2016

50

Page 13: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

b. Bahan Baku

Pengadaan bahan baku untuk industri batu mulia periode tahun 1989-

1998, Pengrajin mendapatkan bahan baku masih dari wilayah sendiri seperti di

dusun Kladen, Nawangan, Banjar. Tidak hanya dalam wilayah saja para

pengarajin mendapatkan bahan baku juga dari luar daerah seperti daerah

Ponorogo di Kecamatan Mranyan dan Sawung, dan daerah Wonogiri di

Kecamatan Kismantoro.

Pengusaha mendapatkan bahan baku dengan cara membeli dari pedagang

ataupun mencari sendiri dengan melakukan penggalian di daerah tertentu.

Pengrajin biasanya membeli bahan baku tersebut per Kg dengan harga yang

berbeda-beda. Harga bahan baku tersebut berkisar Rp 15.000,00 – Rp

30.000,00 tergantung dari jenis batu. Untuk jenis batu yang bernilai tinggi

seperti batu Kalsedon, harga jual tidak tergantung pada per Kg tapi dinilai dari

per bongkahannya. Harga per bongkahannya sendiri bisa mencapai Rp

200.000,00 hingga Rp 2.000.000,00 tergantung besar kecilnya, warna dan

kualitas bongkahan batu.12

c. Tempat Usaha

Tempat usaha sebagian besar para pengrajin batu mulia di Desa

Gendaran memilih rumah mereka sebagai tempat usaha mereka atau home

industry. Mereka beranggapan tidak perlu memiliki tempat yang khusus

karena rumah mereka sudah cukup luas untuk sebagai tempat usaha.

12

Wawancara dengan Adi, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April 2016

51

Page 14: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Penempatan lokasi tempat usaha semacam itu memberi beberapa keuntungan

diantaranya pengrajin dapat mengawasi proses produksi dan apabila ada

pekerjaan rumah, pengrajin tidak perlu meninggalkan tempat kerja karena

tempat usaha mereka berada di rumah.

Keuntungan lainnya adalah para pengrajin bisa langsung mengawasi

proses produksi dan pengawasan langsung terhadap para pekerjanya, sehingga

apabila terjadi kesalahan-kesalahan dalam proses pembuatan dapat langsung

diatasi sehingga pengrajin dapat menghasilkan barang yang bermutu dan

berkualitas. Selain itu, adanya interaksi langung antara pengusaha dengan para

pekerjanya dapat menciptakan hubungan yang harmonis yang akan

berpengaruh baik terhadap proses pengerjaan barang.

d. Tenaga Kerja

Proses produksi dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh tenaga

kerja yang baik pula. Secara tidak laangsung orang bekerja untuk medapatkan

hasil kerja yaitu berupa upah yang akan menggantungkan hidupnya kepada

suatu industri dengan menerima upah sebagai kebutuhan hidupnya.13

Industri

kecil maupun industri besar sangat bermanfaat pada penyerapan tenaga kerja

yang tidak tertampung di lapangan kerja lain. Adanya laju pertumbuhan

penduduk yang pesat di pedesaan menyebabkan tidak terserapnya angkatan

13

Mohammad As’ad, 1980, Psikologi Industri, Yogyakarta : Liberti, hlm.

45

52

Page 15: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

kerja di sektor pertanian. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah

pengangguran di desa.

Tenaga kerja mempunyai peran yang penting dan strategis dalam suatu

usaha atau industri. Pada awal berdirinya sekitar tahun 90-an, para pengrajin

mengelola usaha mereka dibantu oleh para anggota keluarganya. Hal ini

disebabkan karena minimnya modal yang mereka dapatkan sehingga mereka

memilih keluarga mereka sendiri untuk mengelola usaha mereka.14

Namun jika ada permintaan pesanan banyak dari luar, maka pengusaha

akan mencari tenaga kerja sementara dari luar misal dari tetangga yang

menganggur atau dari tenaga kerja dari daerah lain. Pengusaha biasanya

memperkerjakan 2-4 orang tergantung banyaknya pesanan. Dalam hal ini, jika

order pesanan sudah selesai dikerjakan dalam waktu yang ditentukan maka

tenaga kerja tersebut sudah tidak bekerja lagi. Mereka beralasan jika hanya

mengandalkan tenaga kerja dari keluarga saja masih dirasa kurang sanggup

untuk mengerjakan pesanan dalam waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini

upah yang diberikan Rp 500,00 – Rp 2.000,00 per hari tergantung banyaknya

pesanan.15

14

Wawancara dengan Parto Wiyono, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April

2016

15

Wawancara dengan Adi, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April 2016

53

Page 16: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

e. Proses Produksi

Proses produksi merupakan bagian yang penting dalam proses kegiatan

produksi. Tanpa adanya proses produksi suatu kegiatan produksi tidak bisa

berjalan dengan lancar Pengolahan atau pembuatan batu mulia pada umumnya

sangat sederhana dan tidak memerlukan alat dan mesin yang rumit. Yang

menjadi hal utama dalam proses produksi ini adalah desain, pengalaman dan

ketrampilan untuk memperoleh hasil yang bagus. Meskipun barang ini bersifat

komersial, tetapi usaha seperti kerajinan ini harus didukung oleh bakat dan

kesenangan.

Pada awalnya, pengrajin batu mulia di Desa Gendaran mengolah batu

mulia menggunakan alat yang masih tradisional dan sederhana. Bahan – bahan

yang diperlukan dapat mudah ditemukan di toko-toko. Berikut alat tradisonal

yang dipakai untuk mengolah batu akik :

1) Kuali

Alat ini dibuat dari tanah liat yang biasa dipergunakan untuk membakar

batuan yang keras. Dengan cara ini maka batu akan sedikit lunak ssehingga

memudahkan untuk memecahkannya. Alat ini bisa mudah dibeli di warung-

warung terdekat dengan harga sekitar Rp 3.000,00-Rp 6.000,00 tergantung

kualitas dan besar kecilnya barang.

2) Pukul atau Palu

Alat ini dibuat dari besi sedangkan tangkainya bisa terbuat dari kayu

ataupun besi, tetapi kebanyakan dari kayu. Kegunaan alat ini adalah untuk

54

Page 17: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

memecah bongkahan batu sehingga bisa diproses lebih lanjut untuk menjadi

kerajinan batu mulia.

3) Gergaji

Alat ini dibuat dari besi yang dipipihkan dan salah satu sisinya dibuat

bergerigi. Biasanya penyangga yang dipakai sebagai pegangan gergaji juga

terbuat dari besi. Kegunaan alat ini adalah untuk memotong batu sesuai yang

dikehendaki.

4) Gir Sepeda (Ontelan)

Alat ini terbuat dari besi dan biasanya merupakan lepasan dari bagian

dari sepeda ontel yang terdiri dari gir, rantai, dan pedalnya. Penggunaan alat ini

adalah pedal digerakkan sampai gir dapat berputar sehingga amplas atau

gerinda yang dipasang pada gir dapat berputar untuk menghaluskan atau

membentuk batu akik yang ditempelkan pada alat tersebut.

Gambar 2.

Gir Sepeda Ontel yang digunakan untuk menghaluskan atau membentuk batu

akik.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

55

Page 18: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

5) Wungkal

Wungkal adalah tanah liat padat yang dibentuk empat persegi panjang.

Alat ini berfungsi untuk mengasah mata pasah yang telah tumpul. Cara

penggunaan alat ini adalah mata pasah digosok-gosokkan pada wungkal yang

datar yang sebelumnya sudah dibasahi air. Sehingga akan membuat mata pasah

menjadi tajam kembali.

Gambar 3.

Wungkal.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

6) Pasah

Pasah adalah alat semacam pengiris yang terbuat dari besi. Adapun untuk

alat pegangan atau penyangga terbuat dari kayu yang sudah didesain dan

dibentuk sehingga pas dan sesuai untuk mata pasah. Mata pasahnya sendiri

terbuat dari besi logam yang dipipihkan dan salah satu sisinya dipakai untuk

mengasah. Alat ini dulunya dipakai untuk mengasah batu mulia atau

membentuk batu mulia sesuai keinginan. Namun alat ini sekarang sudah

banyak ditinggalkan dan beralih ke gerinda.

56

Page 19: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

7) Pecahan Kaca

Pecahan kaca adalah alat untuk menggosok batu akik agar mengkilat.

Dahulu pada tahun 1953 kaca ini dipakai oleh pengrajin batu mulia untuk

menggosok batu mulia supaya mengkilat. Agar batu yang digosok tidak lepas

dari tempatnya maka diberi ciking atau semacam cat tau meni. Jadi ceking ini

untuk pengikat batu mulia yang digosok. Namun sekarang ini banyak pengrajin

yang lebih menggunakan amplas.

8) Amplas

Amplas adalah lembaran kertas yang salah satu permukaannya diberi

serbuk kaca sebagai tempat menggosok. Untuk menggosok batu mulia ini,

amplas yang dipakai adalah amplas besi yang ukuran ada 120, 320, 800, dan

1000. Dalam hal ini, tergantung dari jenis pemakaian penggosokan.

Gambar 4.

Amplas.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

9) Sangling

57

Page 20: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Alat ini dibuat dari bambu apus yang masih muda lalu dikeringkan

sehingga bambu tersebut akan berkerut-kerut atau kisut. Alat ini dipakai untuk

menggosok batu mulia supaya mengkilat. Alat ini bisa dikatakan sebagai

pengganti amplas. Supaya batu yang digosok itu tidak terlepas dari

sanglingnya, maka ketika menggosok batu mulia tersebut diletakkan pada kayu

jati yang telah diberi lubang untuk tempat menempelkannya batu mulia yang

disebut coplokan.

10) Gerinda

Alat ini dibuat dari besi baja yang dibentuk sesuai dengan keinginan.

Alat ini ada yang bentuknya bulat, ada juga yang panjang, dan pada salah satu

sisinya dibuat pipih sebagai tempat untuk menggosok. Fungsi dari alat ini

adalah untuk menghaluskan dan menggilapkan batu mulia.

Gambar 5.

Gerinda Manual.

Sumber : http://tanjungpinas.co.id

58

Page 21: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

11) Panci

Panci terbuat dari seng atau plastik. Alat ini banyak terdapat di toko-toko

ataupun bisa dibeli di pasar. Fungsi dari alat ini adalah untuk merendam batu

mulia yang sudah jadi dengan air dan siap untuk dijual.

Untuk proses pembuatan batu mulia dengan menggunakan alat

tradisional sendiri terdapat beberapa langkah :

Pertama, bahan yang akan diproses menjadi batu mulia dipecah-pecah

sesuai dengan bentuk, jenis, dan ukuran yang dikehendaki. Dalam hal

pemecahan batuan ini, ada beberapa pengrajin yang sebelumnya membakar

batuan tersebut sebelum dioalah selama semalam. Tujuan dari pembakaran

tersebut adalah supaya batu tersebut panas dan lunak sehingga mudah diolah

dan diubah bentuknya. Untuk pembakaran itu sendiri pengrajin biasanya

menggunakan ampas dari limbah kayu gergaji atau biasanya orang

menyebutnya taigraji, yang tidak terpakai. Tempat yang dipakai untuk

membakar batu tersebut adalah kuali dari tanah liat. Adapun cara pembakaran

yaitu kuali terlebih dahulu diisi oleh limbah gergaji kemudian baru diisi dengan

batu, dan atasnya ditutupnya oleh limbah gergaji lagi. Setelah itu kuali tersebut

disiram dengan minyak tanah dan kemudian api dinyalakan. Dengan demikian

limbah kayu gergaji akan membakar batu yang ada di dalam kuali sehingga

batu-batu tersebut menjadi panas dan lunak sehingga mudah untuk dipecahkan

dan diolah.

59

Page 22: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Setelah itu pada pagi harinya, batu-batu yang masih panas tersebut

sebagian demi sebagian diambil dan dipecah-pecah. Alat yang digunakan

untuk memecah batu tersebut adalah pukul besi atau gergaji. Pada saat

memecah batu ini yang dipakai sebagai alas adalah batu yang rata atau besi.

Setelah batu-batu yang dipecah tadi menjadi seukuran kerikil, maka

proses selanjutnya adalah proses pembentukan batu sesuai yang dikehendaki.

Alat yang dipakai untuk membentuk batu ini adalah gerinda yang digerakkan

dengan menggunakan gir sepeda. Caranya membentuk yaitu gerinda bulat

diletakkan pada gir sepeda, lalu pedalnya digerakkan. Dengan demikian

gerinda akan berputar dan kemudian batu mulia yang akan dibentuk

ditempelkan pada gerinda yang berputar tersebut dan lama-lama akan terbentuk

sesuai yang dikehendaki. Pekerjaan membuat batu akik ini disebut mbrabas.

Apabila batu mulia yang dibentuk kasar sudah sesuai dengan keinginan,

maka hal yang dilakukan berikutnya adalah proses ngerik atau membentuk

halus. Pada saat ngerik ini prosesnya seperti membentuk kasar yakni dengan

menggunakan gerinda. Setelah batu mulia terlihat bentuknya pekerjaan

selanjutnya yaitu mengamplas kasar atau cukup dengan menggosokkan batu

tersebut ke bambu muda yang sudah kering. Bambu yang digunakan sendiri

adalah jenis bambu apus. Proses ini dinamakan sangling. Dengan digosok atau

disangling maka akan diperoleh batu mulia yang halus dan mengkilap.

Setelah proses penghalusan batu mulia selesai, proses selanjutnya

sekaligus proses terakhir yaitu merendam hasil batu mulia yang telah diolah

tersebut ke dalam panci yang berisi air. Tujuan dari perendaman ini adalah

60

Page 23: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

supaya sisa-sisa gosokan yang menempel di batu mulia tersebut ikut larut ke

dalam air. Setelah itu batu mulia siap untuk dijual dan dipasarkan.16

Untuk hasil kerajinan yang diproduksi karena para pengrajin batu mulia

memperoleh bahan baku berasal dari berbagai daerah, maka hasil produksi

yang diperoleh juga bervariasi. Berikut jenis-jenis batu mulia yang diproduksi

pengrajin batu mulia Desa Gendaran.

16

Amri Husniati., 2006, ”Pendapatan Industri Kecil Batu Akik Diinjau

dari Aspek Modal, Tingkat Pendidikan dan Jumlah Tenaga Kerja di Kecamatan

Donorojo, Kabupaten Pacitan”, Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, hlm. 57.

61

Page 24: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Tabel 9

Hasil Produksi Kerajinan Batu Mulia

No Nama Batu Akik Warna Gambar

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Fosil

Kecubung Es

Moss Agate

Calcedon

Obsidian

Red Baron

Biduri

-Coklat dan Coklat

Kehitam-hitaman

-Putih

-Berwarna-warni(Merah,

Hijau, Coklat)

-Putih Kekuning-

kuningan

-Hijau, Biru

- Merah Tomat

- Putih

62

Page 25: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Sulaiman

Pirus

Yaman

Badar Lumut

Ati Ayam

Tapak Jalak

- Coklat Bermotif

- Hijau

- Coklat, Orange

- Hijau

Merah

- Coklat, Abu-abu, Hijau

Sumber : Koleksi Pengrajin Batu Mulia Desa Gendaran

Hasil kerajinan batu mulia di Desa Gendaran selain dijual bijian atau

kodian, ada juga yang dijual dalam bentuk perhiasan seperti cincin, kalung,

gelang. Untuk cincin sendiri batu mulia tersebut diikat menggunakan emban

yang biasanya terbuat dari perak atau tembaga. Dengan demikian pembeli dapat

memilih hasil kerajinan yang disukai.

63

Page 26: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

f. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses atau segala aktifitas yang dikerjakan oleh

manusia untuk memindahkan barang dari produsen ke konsumen baik melalui

perantara ataupun tidak.17

Pemasaran merupakan kegiatan yang penting bagi

pengusaha karena bagian tersebut dapat untuk mempertahankan kelangsungan

usahanya. Pemasaran terjadi apabila produsen telah menyediakan barang jadi

ataupun barang mentah yang diinginkan oleh konsumen hingga akhirnya akan

terjadi suatu proses jual beli antara produsen dan konsumen. Pengusaha harus

pintar berinovatif dan melihat situasi pasar dengan menghasilkan barang yang

bermutu dan berkualitas agar tidak kalah bersaing dalam pemasaran produknya

dengan pengusaha lain dan konsumen tertarik untuk membelinya.18

Pada awalnya dalam memasarkan hasil produknya, penduduk di Desa

Gendaran hanya menjual hasil produksi kepada para tetangganya. Mereka

memasarkan hingga ke luar kota seperti di daerah Solo, Yogyakarta, dan

Semarang. Pada waktu itu, para pengrajin batu akik menjual hanya batunya

saja dan belum diolah. Para pengrajin sudah mempunyai pasar-pasar sendiri

sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam berjualan karena mereka sudah

mempunyai pasar sendiri-sendiri

17

M. Manulang., Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Yogyakarta : Liberty,

1969), hlm. 210.

18

Agus Apriyanto., 2016, ” Dinamika Ekspor Kerajianan Rotan Desa

Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo Tahun 1986-2009”, Skripsi,

Surakarta : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, hlm. 69

64

Page 27: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Pada awalnya untuk pemasaran produk kerajinan batu mulia, para

pengrajin memasarkannya dengan cara pemasaran langsung. Pemasaran

langsung adalah proses jual beli antara produsen dan konsumen tanpa

melibatkan perantara atau orang ketiga. Untuk mejual hasil kerajinan mereka,

para pengrajin menjual barang dagangannya di pasar Sukodono di Desa

Sukodono. Mereka datang ke pasar Sukodono tidak setiap hari melainkan di

waktu pasaran Kliwon antara pukul 05.30 sampai pukul 08.00. Setelah

melewati waktu itu, pasar beralih fungsi menjadi pasar kebutuhan pokok

sehari-hari misal sayur-sayuran, makanan pokok, bumbu-bumbu, buah-buahan,

dan lain sebagainya. Di pasar Sukodono sendiri, penjual batu mulia tidak hanya

dari Desa Gendaran saja, tetapi juga banyak dari luar daerah sekitar seperti

Wonogiri, Ponorogo.19

Mengingat dari tahun ke tahun penjual batu mulia yang

datang ke pasar Sukodono dari luar daerah semakin meningkat, hal ini

berpengaruh terhadap pedagang lokal yang dulunya mendominasi pasar

Sukodono. Satu per satu para pengrajin lokal sebagian berhenti memasarkan

hasil dagangannya ke pasar Sukodono. Beberapa diantara mereka yang

mempunyai cukup modal kemudian menjual dan membuat hasil produksinya di

rumah sendiri atau home industri.

Umumnya pengrajin batu mulia sekarang menjual barang kerajinannya

dengan cara memajangnya di tempat usaha mereka biasanya di rumah mereka

dan diletakkan dalam etalase-etalase. Dengan menyimpan di etalase-etalase ini,

19

Wawancara dengan Sony, pengrajin batu mulia, Sabtu, 21 Juni 2016

65

Page 28: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

para pembeli yang datang akan dapat melihat-melihat hasil kerajinan batu

mulia dalam berbagai bentuk jenis. Para pembeli dapat juga memilih ataupun

memesan khusus kerajinan yang diinginkan, seperti pembuatan kerajinan batu

mulia yang dibuat seperti telur puyuh, ataupun perhiasan seperti kalung,

gelang, cincin maupun anting sesuai permintaan mereka. Pemasaran dengan

cara ini memberikan keuntungan bagi produsen dan konsumen karena mereka

dapat berinteraksi langsung dan dapat menawar harga dari harga yang

ditetapkan penjual.

3. Perkembangan Kerajinan Batu Mulia Desa Gendaran tahun 1999-

2015

Setelah terjadi krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998,

perlahan-lahan industri batu mulia mulai beranjak membaik. Seperti yang

dialami oleh Parni, setelah krisis moneter mulai mereda, dia berkenalan dengan

turis asal Belanda bernama Tom yang saat itu dia sedang jalan-jalan di Pacitan.

Tom adalah seorang turis asal Belanda yang pada waktu itu sedang berkunjung

Pacitan untuk melihat-lihat hasil kerajinan batu mulia di Desa Gendaran.

Awalnya Tom tidak sengaja melihat hasil kerajinan batu mulia milik Parni

yang dipajang di depan rumahnya. Tom tertarik dengan hasil kerajinan batu

mulia yang berupa batu fosil kayu. Kemudian Tom berkenalan dengan Parni

dan bertanya-tanya tentang batu tersebut. Setelah itu Tom itu mulai memesan

hasil kerajinan batu mulia yaitu batu fosil kayu tersebut untuk dikirim ke

Yogyakarta karena kebetulan Tom mempunyaai gudang disana sebagai tempat

66

Page 29: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

penampungan sementara sebelum dikirim ke Belanda. Tom memberi uang

muka kepada Parni sebesar Rp. 500.000,-. Pada tahun itu uang Rp. 500.000,-

bisa dikatakan banyak jumlahnya. Parni bertanya-tanya untuk apa memesan

batu fosil kayu dengan jumlah sebanyak itu. Kemudian dia dan suaminya mulai

mengolah dan mencari bahan baku untuk memenuhi permintaan pesanan dari

Tom. Dengan pesanan dan pelanggan tetap dari Belanda tersebut membuat

Parni sedikit demi sedikit mampu bangkit dari krisis moneter tahun 1998 dan

mampu memperbaiki perekonomian keluarganya.

Selain itu seiring perkembangan zaman, semua pengrajin mulai

menggunakan alat yang lebih modern untuk proses pengolahan batu mulia. Hal

ini tentu akan sangat membantu dalam menciptakan dan mempercepat

pengolahan hasil produksi sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan

bermutu. Dari tahun ke tahun jumlah permintaan pesanan semakin meningkat.

Seperti yang dialami oleh Parni. Pada tahun 2007 banyaknya pesanan dari luar

negeri seperti dari Amerika, Belanda membuat beliau menambah jumlah

tenaga kerja dari awalnya yang hanya berjumlah 1 orang saja bertambah

menjadi 7 orang untuk memenuhi banyaknya pesanan tersebut. 20

a. Modal

Permintaan pesanan kerajinan batu mulia yang semakin besar

menyebabkan para pengrajin berusaha menambah modal mereka untuk

memenuhi permintaan yang semakin banyak. Bantuan yang diberikan pada

20

Wawancara dengan Parni, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April 2016

67

Page 30: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

pemerintah pada tahun 1989 berupa dibentuknya UBIBAM yang berupa

pemberian pelatihan dan peralatan yang jumlahnya terbatas dirasa masih

kurang oleh pengrajin karena peralatan tersebut diberikan kepada kelompok

bukan pada setiap pengrajin.

Banyak usaha yang dilakukan oleh pengrajin untuk menambah modal

mereka, antara lain dengan cara meminjam pinjaman dari bank, ataupun

menggadaikan dan menjual barang berharga milik mereka ke pegadaian atau ke

bank demi menambah modal. Penambahan modal dengan cara tersebut sangat

membantu dalam memenuhi permintaan pasar. Bantuan modal tersebut

digunakan untuk pengadaan bahan baku, mengganti peralatan produksi

menggunakan alat yang lebih modern ataupun untuk menggaji karyawan.

Seperti yang dialami oleh Parni, pada awalnya dia menggunakan dana pribadi

sebesar Rp. 1.000.000,00. Namun seiring majunya usaha kerajinan dan

banyaknya pesanan dia meminjam ke bank BRI sebesar Rp. 8.500.000,00.21

Dana tersebut digunakan untuk pembelian alat produksi yang bersifat lebih

modern serta membeli bahan baku yang berkualitas.

b. Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor penting dalam memulai proses produksi.

Tanpa adanya bahan baku tidak akan ada proses pengolahan dan menjadi

barang jadi. Tersedianya bahan baku yang memadai tentu akan berpengaruh

guna memperlancar proses produksi dan peningkatan jumlah produksi. Dalam

21

Wawancara dengan Parni, pengrajin batu mulia, Sabtu, 15 April 2016

68

Page 31: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

pengadaan bahan baku untuk industri batu mulia, pengrajin mendapatkan

bahan baku dari wilayah sendiri seperti di daerah sekitar Pacitan seperti

Gunung Kidul (Sawahan) dan Wonogiri.

Setelah itu pengrajin harus membeli kepada penduduk setempat yang

mengumpulkan batuan. Kemudian berkembang lagi takni para pengrajin tidak

harus membeli bahan baku dimana bahan baku tersebut berasal, namun di

daerah sendiri di desa sebelah yaitu di Desa Sukodono ada yang menjualnya.

Lama kelaman yang menjual bahan baku tersebut semakin berkembang hingga

pada saat ini berjumlah 7 orang. Kebanyakan yang menjual bahan baku

tersebut berupa batuan mentah. Biasanya penjual bahan baku adalah para

pengusaha yang mempunyai usaha yang sudah maju daripada lainnnya.

c. Tenaga kerja

Seiring berkembangnya usaha kerajinan batu mulia di Desa Gendaran,

tenaga kerja pengrajin batu mulia jika pada awalnya memperoleh tenaga kerja

dari kerabat atau keluarga sendiri, mereka kini mulai memperkerjakan tenaga

kerja dari luar kerabat mereka. Biasanya masih dari wilayah desa sendiri

Misalnya industri kerajinan milik Sri Winarti yang mempunyai pegawai 7

orang. Usaha milik Sri Winarti trmasuk kategori industri yang sudah maju

dibanding dengan yang lainnya.

Pada awalnya jumlah tenaga kerja milik Sri Winarti hanya berjumlah 2

orang saja. Seiring berjalannya waktu tenaga kerja di industri batu mulia milik

Sri Winarti mengalami pasang surut jumlah pegawai. Ketika mengalami masa

69

Page 32: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

jaya pada tahun 2008 jumlah pegawai di usaha milik Sri Winarti mencapai 15

orang. Sebagian besar tenaga kerja industri batu mulia di Desa Gendaran

kebanyakan berasal dari daerah desa itu sendiri, dan hanya sebagian saja yang

berasal dari desa lain. Alasan pemilihan menggunakan tenaga kerja di wilayah

sendiri adalah karena tenaga kerja di Desa Gendaran sudah terbiasa dengan

lingkungan desa dan mengerti tentang kerajinan batu mulia. Untuk tenaga kerja

dari desa lain hanya beberapa saja dan itu memang diminta untuk bekerja di

industri tersebut.

Untuk tingkat pendidikan tenaga kerja di Desa Gendaran sendiri berbeda-

beda, ada yang lulusan SMA, SMP, SD dan bahkan ada yang tidak mengenyam

pendidikan sama sekali. Perbedaan tingkat pendidikan tenaga kerja di Desa

Gendaran tersebut tidak dipernasalahkan karena yang terpenting adalah

kemampuan dia mengolah, ulet dan tanggung jawab mereka di tugas masing-

masing. Namun sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di Industri batu mulia

Desa Gendaran adalah tenaga kerja usia muda sekitar umur 18-24 tahun. Dan

hanya beberapa tenaga kerja yang umurnya diatas dari umur 24 tahun. Untuk

pemilihan tenaga kerja yang lebih tua dimaksudkan karena mereka lebih

berpengalaman dan ahli dalam pengolahan kerajinan batu mulia, sehingga

mereka bisa memberi pengarahan dan pelatihan kepada tenaga kerja yang baru

tentang cara pengolahan kerajinan yang baik dan benar sehingga akan

menghasilan suatu produk yang berkualitas.22

22

Wawancara dengan Suparni, pengrajin batu mulia, Sabtu 9 April 2016

70

Page 33: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Untuk pembagian waktu. di industri milik Sri Winarti sendiri dimulai

pada pukul 08.00 pagi sampai jam 12.00, kemudian mulai lagi jam 13.00

sampai dengan pukul 16.00 sore. Selak waktu antara pukul 12.00-13.00

digunakan pegawai untuk beristirahat, sholat, dan makan siang.23

Jika

pengusaha mendapatkan pesanan dalam jumlah banyak , maka para pegawai

tentu diwajibkan lembur. Lamanya waktu lembur tergantung dari banyak

pesanan dan jenis bahan yang diinginkan. Hal ini dimaksudkan agar pesanan

dapat selesai sesuai waktu yang diinginkan.

d. Proses Produksi

Pada awal berdirinya proses pembuatan batu akik masih menggunakan

alat yang masih tradisonal. Namun seiring majunya perkembangan zaman dan

mulai dikenalnya Desa Gendaran sebagai sentra industri batu mulia. Maka

terjadi peralihan alat produksi dari yang masih tradisional ke alat yang lebih

modern atau menggunakan mesin. Adapun peralatan produksi yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1) Mesin Potong

Mesin potong ini ada dua macam yaitu berupa pisau dan gergaji. Alat

pisau dipakai untuk membersihkan batu atau mengupas batu yang istilahnya

mbrabas. Sedangkan gergaji dipakai untuk memotong batu

23

Wawancara dengan Sri Winarti, pengrajin batu mulia, Sabtu, 9 April

2016

71

Page 34: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Gambar 6.

Mesin Pemotong.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) Mesin Placking

Mesin dipakai untuk menghaluskan atau membersihkan sisa-sisa bekas

potongan atau gergajian.

Gambar 7.

Mesin Placking.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

72

Page 35: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

3) Mesin Gerinda

Alat ini terdiri dari beberapa ukuran yaitu kasar, sedang, dan halus. Alat

ini dipakai untuk menghaluskan batu atau membentuk batu sesuai yang

dikehendaki

4) Mesin Boor

Alat ini dipakai untuk membuat lubang pda batu yang diproses. Boor ini

ukurannya bermacam-macam dan jika harus membeli, harus 1 set.

5) Mesin Fased

Alat ini dipakai untuk membentuk batu yang diolah menjadi seperti

permata

Gambar 8.

Mesin Fased

Sumber : www.batumuliacrystall.com

6) Mesin Amplas

Alat ini berfungsi sebagai penghalus bentuk dasar setelah pembentukan

dari mesin hand grinder (daun, tangkai, lempengan) dan mesin gerinda

73

Page 36: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

7) Mesin Poles

Alat ini digunakan untuk mengkilapkan bentuk yang sdah halus dari

mesin amplas sehingga dapat berkilau dan tampak keindahnnya

Untuk proses pembuatan batu mulia dengan menggunakan mesin sendiri

terdapat beberapa langkah :

a. Proses Pemotongan

Merupakan langkah awal dari beberapa proses mengolah batu mulia

menjadi barang jadi baik berupa kerajinan maupun aksesoris. Pertama-tama

bahan baku berupa batu dipotong sesuai yang dikehendaki. Alat yang dipakai

adalah mesin gergaji kemudian batu yang dipotong tadi diseleksi menjadi 3

bagian.

b. Proses Pembentukan

Adalah langkah kedua setelah proses pemotongan selesai. Setelah batu

dipotong menjadi beberapa bagian, batu kemudian dipisahkan. Untuk bagian

pertama dan keduanya sendiri terus digosok dengan menggunakan mesin

placking supaya bekas potongan gergaji tidak terlihat. Sedangkan untuk batu

bagian yang ketiga digerinda dengan mesin gerinda. Kemudian batu dibentuk

sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila ingin dibentuk liontin, maka batu di

boor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin boor.

c. Proses Penghalusan / Pengamplasan

Setelah pembentukan batu proses selanjutnya adalah proses penghalusan

atau pengamplasan. Setelah batu dibentuk sesuai dengan apa yang dikehendaki,

batu kemudian diamplas dengan menggunakan mesin amplas. Dalam proses

74

Page 37: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

ini, batu harus diamplas betul-betul halus, sebab kalau tidak halus setelah

dipoles bisa menimbulkan bitnik-bintik putih yang tentu akan mengurangi

keindahan batu itu sendiri.

d. Proses Pemolesan

Proses pemolesan adalah proses dimana batu dipoles supaya kelihatan

mengkilap. Setelah batu dihaluskan dengan mesin amplas. Batu kemudian

dipoles dengan menggunakan mesin poles. Dalam pemolesan ini, batu

sebelum dipoles diolesi obat poles terlebih dahulu sebagai landasannya

menggunakan wol poles. Proses pemolesan ini juga harus dilakukan secara

hati-hati sebab apabila terlalu lama pemolesannya, batu akan menjadi panas

dan lama-kelamaan akan terbakar dan retak bahkan bisa pecah.24

Jika dulu barang yang dihasilkan dengan menggunakan alat yang masih

tradisional masih berupa cincin, gelang, anting dan kalung. Hasil kerajinan

dengan menggunakan mesin lebih banyak variasi yang dihasilkan. Para

pengrajin dapat membuat kerajinan berupa hiasan kamar, patung, miniatur

buah, gantungan kunci, tasbih dan lain-lain. Untuk harga sendiri tiap hasil

kerajinan berbeda. Untuk gantungan kunci pengrajin biasanya menjual dengan

harga Rp. 1.500,00 – Rp. 2.000,00. Sedangkan untuk miniatur buah dijual

dengan harga Rp. 50.000,00 - Rp. 1.000.000 tergantung bentuk, ukuran dan

bahan yang digunakan.

24

Isni Herawati, “Batu Akik Pacitan, Teknologi, Pemasaran dan

Fungsinya”, Patra Widya, Vol. 6 Nomor 4, Desember 2005, hlm 219.

75

Page 38: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Gambar 9.

Hasil kerajinan batu mulia berupa liontin.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 10.

Hasil kerajinan batu mulia berupa bentuk gelang

Sumber : http://dekranasdapacitan.blogspot.co.id/2015/08/batu-mulia.html

76

Page 39: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Gambar 11.

Hasil kerajinan batu mulia berupa hiasan patung.

Sumber : http://dekranasdapacitan.blogspot.co.id/2015/08/batu-mulia.html

e. Pemasaran

Pada periode ini, para pegusaha dan pengrajin memasarkan hasil

kerajinannya dengan cara pemasaran tidak langsung. Pemasaran tidak langsung

adalah apabila konsumen mendapatkan barang tidak langsung dari penjualnya

tetapi dari perantara atau pihak ketiga. Biasanya pedagang menitipkan barang

kerajinannya kepada pedagang yang memiliki tempat pemasaran sendiri di luar

daerah seperti di daerah Solo, Bali, Yogyakarta.

Untuk sebagian pengrajin, mereka mempunyai pasaran tidak hanya di

pasaran lokal saja tetapi juga merambah ke luar negeri seperti Belanda,

Amerika, China. Hal ini tidak terlepas dari usaha dari pengrajin sendiri dalam

memperkenalkan hasil kerajinan mereka dengan cara mengikuti berbagai

pameran kerajinan batu mulia baik yang diadakan oleh pemerintah setempat

77

Page 40: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

maupun instansi swasta. Dan juga peran dari media massa dan elektronik yang

meliput tentang kerajinan batu mulia di Desa Gendaran ini sehingga dapat

memperkenalkan kerajinan ini ke masyarakat luar. Pameran dianggap sebagai

sarana pemasaran yang baik bagi pengusaha karena pengunjung yang datang

adalah dari berbagai daerah. Dan juga pameran dianggap sebagai ajang untuk

menarik pengunjung dan pembeli dengan media elektronik dan massa sebagai

perluasan jaringan pemasaran.

Untuk konsumen luar negeri sendiri, pengrajin Sri winarti mempunyai

pelanggan yang berasal dari Amerika Serikat yang berdomisili di Bali.

Biasanya pembeli tersebut membeli bahan baku dari Sri Winarti berupa bahan

mentah untuk kemudian diolah kembali di Bali lalu kemudian diekspor ke

Amerika untuk dijual kembali disana.

B. Peran Unit Bina Batu Mulia (UBIBAM) SRIPATI dalam Industri

Kerajinan Batu Mulia

Unit Bina Batu Mulia atau UBIBAM didirikan pada tanggal 28 Maret

1989 atas prakarsa dari PT PUSRI (Pupuk Sriwijaya) Palembang dan

diresmikan oleh Menteri Perindustrian pada saat itu, Ir Hartanto. PT PUSRI

yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam rangka

mengembangkan sentra industri kerajinan batu mulia dan himbauan dari

pemerintah kepada BUMN untuk melaksanakan pembinaan terhadap industri

kecil maka didirikan UBIBAM tersebut.

78

Page 41: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

Pada awalnya, tujuan dari didirikannya UBIBAM adalah untuk membina

pemuda yang putus sekolah atau pengangguran untuk dididik membuat dan

mengolah batu mulia. Kebanyakan tenaga yang dipakai adalah penduduk

setempat yang kebetulan longgar atau usaha mandiri di rumah. Sebelum

adanya binaan dari PT. PUSRI para pengrajin batu mulia pengolahannya masih

menggunakan alat yang masih tradisional yaitu dengan sistem genjot dan

onthel. Setelah PT. PUSRI mengaadakan survey yang hasilnya menunjukkan

para pengrajin batu mulia yang sudah ada tersebut sangat potensial untuk

dibina terlebih bahan baku di Pacitan khusunya Kecamatan Donorojo

melimpah.25

Dalam pengembangannya, PT PUSRI bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah Tingkat II Kabupaten Pacitan dan CV. TIASKY EMMS Cibogo, Bogor

yang merupakan perusahaan pengolahan batu mulia yang cukup terkenal dan

mempunyai nama sebagai konsultan. Dalam kerja sama tersebut, PT PUSRI

menyediakan gedung, mesin peralatan, dan mengadakan diklat pengrajin batu

mulia. Pemda Dati II Kabupaten Pacitan menyediakan tanah untuk bangunan

dan tenaga kerja. Sedangkan CV TIASKY EMMS menyeleksi tenaga kerja.26

Selanjutnya, pemuda atau tenaga pengangguran atau yang putus sekolah

tersebut dikirim ke CV. TIASKY EMMS untuk dilatih selama satu bulan untuk

pengenalan dan pengolahan batu mulia. Setelah dilatih selama satu bulan,

25

Adany Dyah Pratita., 2001, ”Penerapan Kaizen Costing Sebagai Upaya

Tercapainya Cost Reduction Pada Ubibam Sripati Di Pacitan”, Skripsi, Surabaya :

Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Surabaya, hlm. 30

26

Ibid., hlm. 31.

79

Page 42: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

mereka kembali ke Pacitan, dilakukan pengenalan di UBIBAM dengan

instruktur dari CV TIASKY EMMS tersebut selama setahun. Diharapkan

dengan diberikannya pelatihan kepada pemuda atau tenaga kerja tersebut, maka

akan tercipta pengrajin yang tangguh, terampil, dan mandiri sehingga dapat

menciptakan lapangan kerja sendiri dan memberi penghasilan kepada mereka.

Selain itu dengan teciptnya produk berkualitas yang dihasilkan oleh para

pengrajin, maka mampu mengundang wisatawan mancanegara maupun

domestik.

UBIBAM sendiri berkantor di Desa Sukodono, bersebelahan dengan

Desa Gendaran, Kecamatan Donorojo. Kabupaten Pacitan khususnya

Kecamatan Donorojo dipilih sebagai sentra industri kerajinan batu mulia

karena keadaan geografis yang berbatu dan berbukit-bukit sehingga sangat

memungkinkan tersedianya bahan baku yang melimpah untuk industri batu

mulia. Selain itu di daerah ini juga banyak terdapat pengrajin-pengrajin batu

mulia walaupun masih sangat tradisional dan memiliki potensi bebatuan yang

sangat potensial untuk dikembangkan seperti calcedon, obsidian, mailed,

petrified wood, jasper, dan agate.27

Pada awal berdirinya UBIBAM memperkerjakan 20 orang tenaga kerja.

Untuk pengadaan bahan baku sendiri kebanyakan didapat dari daerah sendiri

yakni Pacitan ataupun daerah sekitar seperti di daerah Ponorogo, Wonogiri,

Trenggalek, dan sekitarnya. Batuan yang dicari biasanya jenis fosil, obsidian,

dan onix. Pengadaan bahan baku bongkahan batu tersebut kemudian

27

Ibid., hlm. 33.

80

Page 43: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

berkembang ke luar daerah seperti daerah Lampung, dan Kalimantan. Namun

karena pengadaan bahan baku dari kedua daerah tersebut memakan biaya yang

cukup mahal, maka batuan tersebut digunakan hanya sebagai pelengkap.

Pada dasarnya pendirian UBIBAM ini adalah untuk melengkapi

kekurangan-kekurangan pada pengrajin melalui penerapan-penerapan teknologi

tepat guna. Dalam hal ini peran UBIBAM adalah memperkenalkan teknologi

industri batu mulia kepada masyrakat adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat khususnya

dalam pengembangan teknologi proses, desain dan pembinaan manajemen

yang baik dalam industri kecil

2. Sebagai unit produksi dan pelatihan batu mulia dengan penerapan teknologi

yang tepat guna sehingga menghasilkan produk yang berkualitas

3. Sebagai tempat promosi sehingga membuka peluang untuk mendapatkan

pasar baik wilayah dalam negeri maupun luar negeri.

Tidak hanya teknologi saja yang diperkenalkan dalam pengolahan batu

mulia, dalam peranannya, UBIBAM juga berusaha mengembangkan dan

meningkatkan kualitas dari pengrajin dengan berbagai cara. Salah satunya

dengan mendorong semangat pengrajin dengan memberi motivasi bahwa

industri batu mulia dapat dijadikan sebagai sumber hidup perekonomian

mereka. Selain itu UBIBAM juga menyediakan fasilitas atau sarana untuk

pengrajin dengan memberi tenaga ahli untuk mengajari mereka dalam berbagai

bidang seperti manajemen dan teknologi, orientasi pendidikan, dan latihan

dibidang pemasaran serta memberikan bantuan promosi. Tidak hanya pelatihan

81

Page 44: BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI BATU MULIA DI DESA … · Bapak Mulyadi ketika mendapatkan penghargaan Upakarti di Istana Negara, Bogor pada tahun 1989. ... awalnya bekerja di bengkel

saja UBIBAM juga memberikan keamanan kepada mereka dengan memberikan

kesejahteraan karyawan dengan memberikan asuransi jiwa, kecelakaan, tenaga

kerja dan menyediakan fasilitas kesehatan. Disamping itu para pengrajin juga

dituntut untuk dapat membiayai biaya operasional sehari-hari secara mandiri.

Karena dalam hal ini UBIBAM tidak hanya menghasilkan produk saja. Tetapi

juga menghasilkan jasa berupa pengrajin yang bisa mandiri setelah

mendapatkan pelatihan kerja di UBIBAM.28

Dalam pemasaran produk hasil dari UBIBAM, UBIBAM

memperkenalkan produknya kepada masyarakat dan memperluas promosi

produknya dengan mengadakan pameran-pameran di beberapa daerah. Untuk

sistem kerjanya sendiri, para karyawan atau pengrajin bekerja biasa pada mulai

pukul 07.00 hingga pukul 15.00 sore. Khusus untuk hari sabtu mereka hanya

sampai pukul 13.00. kemudian mereka mereka mendapat jam istirahat pukul

09.30-10.00 untuk waktu jeda dan jam 12.00-13.00 untuk waktu sholat dan

makan siang. Setelah melewati jam itu mereka mulai melanjutkan kerja lagi. 29

28

Ibid., hlm. 33.

29

Isni Herawati, op.cit., hlm. 230.

82