BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

17
Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo yang memiliki nama asli Agus Gandamanah ini lahir di Bandung pada tanggal 14 Juli 1969. Gondo mulai mencintai dunia seni tari sejak beliau duduk di kelas 5 sekolah dasar, dimulai dari seringnya mengisi acara untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia di lingkungannya, mengikuti lomba- lomba tari di tingkat RT, dan tidak jarang pula beliau juara. Jiwa seni sangat mengalir deras dalam diri Gondo, ia terlahir dari keluarga yang mencintai seni, tak heran kini ia berbakat dalam bidang itu. Kemudian pamannya sadar bahwa keponakannya ini memiliki bakat di bidang seni tari, oleh pamannya beliau diajak mengikuti sanggar untuk mengasah lagi kemampuan yang dimilikinya. Sekitar tahun 80-an beliau bergabung di sanggar Gema Manunggal dan dilatih oleh bapak Asep Syafaat, yang merupakan anak dari pemilik sanggar Gema Manunggal. Melihat potensi yang dimiliki Gondo, bapak Asep Syafaat langsung menjadikannya asisten di sanggarnya. Saat mulai menggeluti dunia seni tari, ia mendapat penolakan keras dari ayahnya, sebab ayahnya mengharapkan ia bekerja di kantor atau di instansi tertentu, sedangkan Gondo malah mendalami dunia seni tari. Walaupun ayahnya seorang seniman, ia menginginkan anaknya bekerja di instansi tertentu. Berbeda dengan ibu serta adik dan kakaknya yang terus mendukung Gondo dengan apapun yang menjadi cita-citanya. Untuk membuktikan pada ayahnya bahwa ia amat serius dalam seni tari, ia kerap kali tidak pulang ke rumah untuk mengikuti berbagai perlombaan, dan begitu pulang ke rumah, ia membawa piala untuk diperlihatkan pada ayahnya dengan tujuan meyakinkan beliau bahwa ia amat mencintai seni dan ingin mendalaminya. Tetapi ayahnya tetap tidak mendukung Gondo untuk bergelut di bidang itu.

Transcript of BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

Page 1: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari

Gondo yang memiliki nama asli Agus Gandamanah ini lahir di Bandung

pada tanggal 14 Juli 1969. Gondo mulai mencintai dunia seni tari sejak beliau

duduk di kelas 5 sekolah dasar, dimulai dari seringnya mengisi acara untuk

memperingati hari kemerdekaan Indonesia di lingkungannya, mengikuti lomba-

lomba tari di tingkat RT, dan tidak jarang pula beliau juara. Jiwa seni sangat

mengalir deras dalam diri Gondo, ia terlahir dari keluarga yang mencintai seni, tak

heran kini ia berbakat dalam bidang itu. Kemudian pamannya sadar bahwa

keponakannya ini memiliki bakat di bidang seni tari, oleh pamannya beliau diajak

mengikuti sanggar untuk mengasah lagi kemampuan yang dimilikinya. Sekitar

tahun 80-an beliau bergabung di sanggar Gema Manunggal dan dilatih oleh bapak

Asep Syafaat, yang merupakan anak dari pemilik sanggar Gema Manunggal.

Melihat potensi yang dimiliki Gondo, bapak Asep Syafaat langsung

menjadikannya asisten di sanggarnya.

Saat mulai menggeluti dunia seni tari, ia mendapat penolakan keras dari

ayahnya, sebab ayahnya mengharapkan ia bekerja di kantor atau di instansi

tertentu, sedangkan Gondo malah mendalami dunia seni tari. Walaupun ayahnya

seorang seniman, ia menginginkan anaknya bekerja di instansi tertentu. Berbeda

dengan ibu serta adik dan kakaknya yang terus mendukung Gondo dengan apapun

yang menjadi cita-citanya. Untuk membuktikan pada ayahnya bahwa ia amat

serius dalam seni tari, ia kerap kali tidak pulang ke rumah untuk mengikuti

berbagai perlombaan, dan begitu pulang ke rumah, ia membawa piala untuk

diperlihatkan pada ayahnya dengan tujuan meyakinkan beliau bahwa ia amat

mencintai seni dan ingin mendalaminya. Tetapi ayahnya tetap tidak mendukung

Gondo untuk bergelut di bidang itu.

Page 2: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

48

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di mata Gondo, tari Jaipongan merupakan tarian yang atraktif, dinamis,

memicu semangat serta memiliki daya tarik yang begitu kuat, sehingga ia ingin

terus menggeluti dan memperdalam tari Jaipong. Beliau sempat menggeluti tarian

klasik yaitu tari Baksa dan Lenyepan, tetapi saat menarikannya, tidak “seenak”

menarikan tari Jaipong, karena ia berfikir bahwa saat ia menari Jaipong, disitu ia

dapat melakukan kebebasan dan tidak terpatok pada apapun, sehingga ada

tantangan tersendiri untuk menarikan tari Jaipong.

Pada tahun 1986, masyarakat sedang dihebohkan dengan tarian

Breakdance yang terkenal saat itu, Breakdance adalah tarian budaya barat yang

mengusung gerak patah-patah. Tidak bisa dipungkiri bahwa seluruh masyarakat

menyukai tarian yang sedang marak di Indonesia saat itu, termasuk Gondo yang

pada saat itu tengah duduk di bangku SMA. Bagaimanapun itu, kita sebagai

penikmat senipun tidak dapat menolak pengaruh budaya yang datang dari luar,

tetapi karena begitu cintanya dengan tari Jaipong dan tidak ingin tari Jaipong

tergeser oleh budaya barat yang masuk, Gondo berinisiatif untuk menggabungkan

tari Jaipong dan tarian Breakdance. Beliau menamakannya tari breakpong yaitu

Breakdance Jaipong. Itulah kali pertama ia menciptakan karya, yang ternyata

diterima dengan baik oleh lingkungannya, sehingga ia sering mengikuti lomba

maupun menampilkan breakpong dalam acara-acara tertentu.

Foto 3.1

Gondo menari Breakpong

(Dokumentasi Gondo, 2010)

Page 3: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

49

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari keseluruhan karya yang telah Gondo ciptakan, dapat dikategorikan ke

dalam dua kategori besar, yaitu kategori tari Jaipong tradisi dan kategori tari

Jaipong kontemporer. Kategori tari Jaipong tradisi berisi karya tari Jaipong

dengan gerak-gerak yang masih sangat sederhana dan masih berkiblat penuh pada

ketuk tilu dan pencak silat gaya Gugum Gumbira serta mengandung pakem

tradisi, baik dari gerak, atau tema tariannya contohnya tari Jaipong Senggot, Sekar

Panggung, tari Jaipong Wayang Subali Sugriwa, tari Jaipong Wayang Srikandi

Mustakaweni, tari Jaipong Wayang Wangsit Siliwangi dan masih banyak lagi.

Adapun untuk kategori tari Jaipong kontemporer adalah karya tari yang sudah

penuh dengan inovasi modern, baik dari ragam gerak, tema tarian, maupun musik

iringannya, contohnya tari Jaipong bertemakan komedi yaitu NIKU dan Topeng

Rehe, tari Jaipong Alewoh, tari Jaipong Etnik Kreatif, tari Jaipong Acapella

Dance, tari Jaipong Techno Sancang Gugat, tari Jaipong Ronggeng Nyentrik dan

masih banyak lagi. Karya tari dalam kategori ini cenderung berbeda dengan tari

Jaipong pada umumnya, selain ragam gerak yang unik, tema tarian serta iringan

musiknya pun sarat dengan sentuhan kreativitas, salah satunya dengan

penggabungan sound effect pada musik tarinya.

A. Karya Tari Jaipong Tradisi

Setelah Gondo menciptakan karya Breakpong pada tahun 80-an yang mendapat

respon baik di masyarakat, Gondo mencoba menciptakan karya lagi berdasarkan

pengalaman empirik, imajinasi, rangsang audio dan pengaruh lingkungan sekitar

serta pengalaman ia belajar pada gurunya. Dalam karyanya, Gondo tetap

mengakar pada kekhasan gerak gurunya, ia tetap memadukan gerak Pencak Silat

dalam karya tarinya. Setiap menciptakan karya, ia selalu meminta bantuan kepada

Ega Robot untuk membuatkan musik pengiringnya. Hal ini tidak lepas dari

kekagumannya pada sosok gurunya serta seniman Jaipong yang menginspirasinya

yaitu Asep Syafaat dan Gugum Gumbira.

Page 4: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

50

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gondo mulai mengenal sosok Gugum Gumbira pada tahun 1990, melalui

keterlibatannya sebagi peserta dalam acara Kirab Remaja Nasional, saat itu

Gugum Gumbira memberikan instruksi dan kepercayaan pada Gondo, hal itu

sontak membuat ia senang dan terharu. Hal tersebut berpengaruh besar terhadap

karya yang diciptakannya pada saat itu seperti tari Kembang Tanjung, Senggot,

Pamayang, Kawitan, Mojang Tandang dan Makalangan. Pada karya Senggot

khususnya, dalam tarian tersebut gerak yang ia ciptakan tidak lepas dari gaya

Gugum Gumbira yang mengusung 3G (Geol, Gitek dan Goyang) dan Pencak

Silat. Rangkaian geraknya didominasi oleh ragam gerak Jaipong pada umumnya

yaitu adeg-adeg, ukel, capangan, nyikung, mincid, keupat, balik ban dan lain

sebagainya. Contoh gerak Pencak Silat dalam tarian ini adalah sabet, sodok,

jambret, nahan, yang membuat penari terlihat sedikit gagah, karena dalam gerak

Pencak Silat ini penari memakai tenaga yang kuat serta ruang yang agak luas, hal

ini terlihat pada style pose saat gerak sabet, sodok, jambret dan nahan, penari

membuka kakinya lebar dan rengkuh, sehingga terlihat kuat pertahanannya,

ditambah dengan gerak tangan yang terlihat menangkis dan menahan serangan

lawan, ibaratnya.

Foto 3.2

Tari Jaipong Senggot

(Dokumentasi Gondo, 2001)

Sekitar tahun 2004, Gondo mendirikan sebuah wadah pembelajaran tari

Jaipong yang ia beri nama Klinik Gondo Art Production. Dari awal didirikan

Page 5: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

51

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sanggar tari ini, tarian yang diberikan untuk kelas dasar adalah tari Senggot,

karena tarian ini dianggap paling mudah dan ragam geraknyapun tidak banyak,

hanya diulang-ulang, karena murid sanggar didominasi oleh anak kecil, maka

dipilihlah tarian ini untuk pemula dengan tujuan membentuk tubuh ke style

Jaipong dan membiasakan serta memperkenalkan gerak tari terlebih dahulu.

Kepercayaan dari Gugum Gumbira itu ia dapatkan kembali ketika dipercaya

sebagai penata tari dalam acara yang sama, tepatnya pada acara Pencak Kirab

Remaja Nasional bersama grup Jugala Bandung pada tahun 1995. Kepercayaan itu

adalah tantangan yang dianggap cukup besar, dimana acara tersebut

mengharuskan Gondo melibatkan 2,500 orang penari yang direkrut dari berbagai

sanggar tari dan perguruan tinggi se-Indonesia. Dalam event itu, koreo tari yang ia

ciptakan untuk acara tersebut masih berkiblat pada gaya Gugum Gumbira yaitu

3G dan Pencak Silat, namun yang membedakan disini yaitu Gondo bermain pada

keragaman ruang dan pola. Ia melibatkan ribuan orang dalam event ini, otomatis

Gondo sangat memikirkan cara agar tarian tersebut dapat terlihat menarik, selaras

dan tetap mengandung daya pikat estetika yang tinggi. Dengan menerapkan gerak

Canon pada salah satu rangkaian geraknya. Penari dengan jumlah tidak sedikit

pasti akan menemukan masalah pada kekompakan. Gondo menyiasati hal tersebut

dengan gerak Canon, yaitu gerak yang sambung menyambung dan bergiliran.

Menurut Suherman (2006), gerak Canon adalah gerak yang dilakukan berurutan

oleh kelompok penari dengan cara kelompok penari A melakukan gerak empat

hitungan hingga selesai, kemudian kelompok penari B melakukan gerakan yang

sama dengan hitungan dari awal empat hitungan dan seterusnya. Selain dapat

menyiasati ketidakkompakan, gerak Canon juga dapat menambah keselarasan bila

dilakukan dengan benar, dan tentunya akan terlihat menarik bagi yang menonton

dari depan. Selain itu, pengolahan ruang juga sangat diperlukan dalam menarikan

tarian yang penarinya tidak sedikit ini. Lahan yang luas sebagai arena

pertunjukanpun menjadikan Gondo berfikir untuk membuat koreo dengan ruang

yang luas, contohnya gerakan didominasi oleh putaran-putaran yang besar dengan

Page 6: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

52

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuka kedua tangan dengan lebar serta langkah kaki yang besar pula

(Wawancara Gondo, 2015). Pengalaman dalam event ini menambah

pembendaharaan kreativitas Gondo dalam membuat formasi dalam suatu bentuk

tari dan pola serta pengolahan ruang yang lebih variatif. Kreativitas tersebut

tercermin dalam karya tari Sekar Panggung, yang pola serta pengolahan ruangnya

lebih variatif dibanding karya sebelumnya. Penggunaan level juga mulai diolah

sebagai penunjang keselarasan pada geraknya. Dalam tari Sekar Panggung,

Gondo mulai menciptakan gerak yang memiliki ruang yang luas dan level yang

berubah-ubah, contohnya pada beberapa ragam geraknya penari melakukan

gerakan dengan level sangat rendah yaitu duduk pada lantai bahkan sampai

berguling. Selain itu ragam gerak yang memakai ruang yang luaspun banyak

ditonjolkan seperti banyak gerak yang membuka kedua tangan, memutar penuh

kedua tangan sambil berputar, dan masih banyak lagi.

Foto 3.3

Tari Jaipong Sekar Panggung

(Dokumentasi Gondo, 2004)

Pada tahun 2014, Gondo menciptakan kebaruan yang lain, yaitu dari tema

tariannya. Gondo menciptakan tari Jaipong yang bertema Wayang. Tari Jaipong

Wayang karya Gondo yaitu Subali Sugriwa, Wangsit Siliwangi dan Srikandi

Mustakaweni. Dinamakan tari Jaipong Wayang bukan berarti penarinya berbusana

seperti wayang tetapi hanya judul lagunya saja yang merupakan cerita wayang.

Gondo tetap memadukan gerak yang sudah ada dengan gerak-gerak ciri khasnya

Page 7: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

53

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu paping, stakato, robotik dan gerak efek. Dalam penyajian tariannya, ada satu

rangkaian gerak yang menceritakan sesuatu atau menyampaikan pesan pada

penonton. Sesuai dengan cerita wayangnya. Disinilah letak perbedaannya dengan

karya sebelumnya, Gondo menampilkan pesan dan cerita Wayang tersebut pada

rangkaian gerak tarinya. Sebagai contohnya pada karya tari Jaipong Srikandi

Mustakaweni, pada salah satu rangkaian geraknya, Gondo memperlihatkan

gerakan yang memiliki kesan penari satu dengan penari lainnya sedang perang,

baik pesan itu disampaikan melalui tatapan mata yang tajam, gerakan yang saling

mengisi dan merespon, serta gerak yang memperlihatkan kekuatan. Contoh

lainnya misalnya pada gerak yang menceritakan kesedihan, Gondo sampaikan

melalui gerak penari satu yang membungkuk dengan ekspresi sedih kemudian

dihampiri oleh penari lainnya dan menggunakan sampur sebagai penunjang

tariannya yang didekatkan pada pipi penari satu, dalam hal ini menyampaikan

bahwa si penari lain mengusap air mata penari satu dengan selendang.

Foto 3.4

Tari Jaipong Wayang

(Dokumentasi Gondo, 2014)

B. Karya Tari Jaipong Modern

Kreativitas Gondo sebagai koreografer muda dan berbakat membawanya

semakin bersinar. Pada tahun 2000 ia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah

Disbudpar Provinsi Jawa Barat dengan menjadi penata tari komedi dalam Misi

Page 8: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

54

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesenian ke Negara Malaysia, juga sebagai penata Rumpun Tari Jawa Barat ke

Singapura pada tahun 2001. Pribadinya yang humoris dan supel menarik simpati

seorang dalang kondang yaitu Asep Sunandar Sunarya. Bersama putranya Dadan

Sunandar Sunarya, Gondo dilibatkan pada sebuah acara yang berjudul Sasagon

yang pada waktu itu tayang di TVRI. Selain tampil di Tv daerah, Gondo juga aktif

pada beberapa program Tv Swasta seperti acara Ngedate Sareng Si Cepot yang

sebagai peserta pada program acara API (Akademi Pelawak Indonesia) di TPI

pada tahun 2005. Pada tahun 2006, Gondo bekerja sama dengan Ozenx

Percussion, melibatkan dirinya pada acara Jaka Baret di salah satu program

stasiun Tv Swasta Nasional. Pengalamannya mengikuti event tersebut

membawanya pada pemikiran untuk membuat pembaruan pada karyanya, saat itu

Gondo terinspirasi untuk menciptakan karya yang bersifat guyon, maka terciptalah

karya tari Jaipong Topeng Rehe dan NIKU (Nini Kuat) pada tahun 2009. Dalam

kedua karya Jaipong Komedi ini, memang gerak tari Jaipongnya tidak banyak dan

rumit seperti karya tari Jaipong sebelumnya. Tari Jaipong komedi ini cenderung

lebih banyak menampilkan sisi lucu pada gerakannya, tetap mengusung 3G yaitu

Gitek, Geol dan Goyang, tetapi gerakan tersebut dilakukan dengan guyonan.

Tarian yang berdurasi sekitar 4 menit ini didominasi oleh “hehereuyan” dan

beberapa kali terdapat komunikasi antara penari dan pangrawit yang berada di

belakang atau samping panggung. Salah satu dialog antara penari dan pangrawit

yaitu berisi ajakan untuk bergoyang atau meminta dipukulkan kendang untuk

mengisi gerak goyangan pinggulnya. Contohnya lainnya, gerak mincid yang

seharusnya dilakukan dengan centil dan ceria, dalam tarian ini penari

melakukannya dengan bergoyang sambil menggoda penari lainnya, sehingga

penari yang lainnya terjatuh dan penonton tertawa. Didukung dengan penggunaan

properti tari yaitu topeng yang berbentuk lucu dengan lidah menjulur, gigi

ompong dan lain-lain. Musik pengiringnya adalah botol kecap, dalam lirik lagu

tersebut terdapat penggalan lirik yang menyiratkan bahwa penarinya adalah gadis

yang cantik, nyatanya para penari menggunakan topeng yang berwajah jelek.

Musik menghentak-hentak cepat dan enerjik, sedangkan dari judul tariannya saja

Page 9: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

55

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu “Rehe” memiliki arti sepi. Hal itu sengaja dilakukan Gondo agar terkesan

terbolak-balik dan lucu, sehingga mengundang tawa yang melihatnya.

Foto 3.5 Foto 3.6

Tari Jaipong Topeng Rehe Gondo bersama penari Topeng Rehe

(Dokumentasi Gondo, 2010) (Dokumentasi Gondo, 2010)

Begitupun dengan tarian NIKU (Nini Kuat), Tari Jaipong Niku diciptakan

pada tahun 2009. Dalam tari Jaipong NIKU, penari diibaratkan sebagai seorang

nenek-nenek tetapi dapat menari secara enerjik dan centil. Tarian ini hanya

berdurasi 3-4 menit, dan didominasi oleh gerak yang mengandung candaan.

Banyak rangkaian gerak yang menunjukan bahwa penari adalah nenek-nenek

yang perkasa, hal itu diwujudkan dengan koreo yang enerjik sambil mengangkat

tongkatnya, kemudian berlompat dan lain sebagainya. Ditambah dengan musik

iringannya yang mendukung para penari untuk bergerak enerjik dan centil. Tetapi

tetap saja, sisi nenek-neneknya ditonjolkan dengan membungkuk dan batuk-batuk,

sesekali. Gondo menciptakan tari Jaipong Komedi atas dasar cerminan dari

dirinya pribadi yang memang senang berguyon (bercanda).

Foto 3.7

Tari Jaipong NIKU (Nini Kuat)

(Dokumentasi Gondo, 2013)

Page 10: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

56

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain karya tari Jaipong yang bertemakan komedi, Gondo juga

menciptakan karya tari Jaipong yang memadukan gerak tari Jaipong dengan

ragam gerak modern dance. Pengalaman Gondo dalam membuat tari modern

dance pernah dilakukan pada salah satu program TVRI Bandung yakni acara

Kalangkang Bentang bersama Tati Saleh, Gondo dipercaya sebagai penari latar

sekaligus koreografernya. Pada tahun 2000 pada acara ulang tahun PDI

Perjuangan, Gondo oleh panitia PAC Banjaran dipercaya untuk membuat

Oratorium Kolosal dengan judul karya Putri Sang Fajar, selanjutnya pada tahun

2006 dalam rangka hari jadi Kabupaten Bandung, Gondo terlibat sebagai

konseptor, sutradara serta konsultan Tari Rakyat dan Pencak Silat, yang

selanjutnya karya Gondo tersebut didokumentasikan dalam buku Karya

Pembangunan Kabupaten Bandung oleh Disbudpar Kab Bandung. Dari

pengalaman di atas, Gondo sadar bahwa seniman tari Jaipong saling berlomba

menciptakan pembaruan yang lebih kreatif agar dapat bertahan di industri seni,

maka dari itu Gondo terus menciptakan pembaruan dalam karyanya pada setiap

perjalanan kreativitasnya. Sekitar tahun 2008, daya kreatif Gondo semakin

berkembang, seiring dengan pengalaman dan faktor lingkungan dimana ia berada.

Ia mulai terfikir untuk membuat karya tari Jaipong yang musik iringannya berbeda

dari biasanya. Maka terciptalah karya tari Jaipong Techno Sangcang Gugat dan

Ronggeng Nyentrik. Pada dua karya tersebut, Gondo membuat musik iringan tari

dengan menggabungkan Sound Effect yang bemacam-macam. Selain ini jauh

lebih menarik, sound effect juga dapat menunjang kebutuhan gerak yang

kompleks dan rumit menjadi semakin dramatik. Ia tidak melakukan hal ini

sendirian, ia bekerja sama dengan teman baiknya yaitu Ega Robot. Ega dikenal

sebagai pemusik serba bisa, dan dalam hal menciptakan karya tari, Gondo selalu

bekerja sama dengan Ega untuk membuatkan musik iringannya sesuai dengan apa

yang Gondo inginkan. Sebagai contohnya, Gondo memadukan gerak Modern

Dance yang lincah dengan sound effect yang menunjang, misalnya pada gerakan

hentakan kaki yang lincah dan cepat, pada akhir hentakannya, musik terdengar

Page 11: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

57

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semakin keras dan diberi efek yang dramatis. Contoh lainnya misalnya pada tari

Techno Sancang Gugat, Gondo memberikan gerak yang memperlihatkan penari

seperti harimau, dengan memperlihatkan seluruh jari yang seperti hendak

menerkam, disini didukung pula oleh sound effect berupa auman harimau. Hal

tersebut didasari oleh pengalamannya pada saat membuat tari modern dance yang

pernah ia lakukan pada salah satu program TVRI Bandung yakni acara

Kalangkang Bentang bersama Tati Saleh.

Fot8 3.7 Foto3.9

Tari Jaipong Techno Sancang Gugat Tari Jaipong Techno Sancang Gugat

(Dokumentasi Gondo, 2012) (Dokumentasi Gondo, 2012)

Foto 3.10

Tari Jaipong Ronggeng Nyentrik

(Dokumentasi Gondo, 2008)

Pada tahun 2010, ia menciptakan tari Etnik Kreatif. Dimana tarian tersebut

menyuguhkan gerak yang kompleks, rumit, dan pengolahan level yang beragam,

sehingga membuat tarian tersebut terlihat sangat sulit untuk dilakukan. Jika

karyanya di tahun 90an dan awal 2000an Gondo memadukan gerak tari Jaipong

Page 12: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

58

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pencak silat yang teknik geraknya kompleks, di tahun 2010 khususnya pada

karya tari Etnik Kreatif, ia memadukan ragam gerak tari Jaipong, pencak silat,

dan modern dance dan robotic. Geraknya cenderung sulit untuk dilakukan, karena

memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, sebagai contohnya pada gerak yang

Gondo beri nama gerak etnik kreatif yaitu posisi badan rengkuh, kaki dibuka

adeg-adeg, tangan kiri di atas dan ditekuk, tangan kanan menyentuh pundak dan

pandangan lurus ke depan, lalu tangan kiri ditarik ke arah bawah dan disimpan di

bahu kiri, kemudian tangan kanan turun ke bawah dan agak dibuka sejajar dengan

pinggang, setelah itu tangan ditarik ke depan dengan lengan bawah saling

menempel dan tangan kanan nangreu, tangan kiri rumbai, lalu tangan saling

membuka dengan pergelangan tangan saling menempel, tangan kanan nangreu

dan tangan kiri rumbai, kemudian tangan membalik, tangan kiri di atas nangreu

dan tangan kanan di bawah rumbai. Gerakan tersebut dilakukan dengan hitungan

cepat, dan setiap gerakan seperti ini, penonton yang melihat selalu memberikan

tepuk tangan, karena selain hitungannya cepat, gerakannya rumit dan kompleks,

musik yang mengiringinya pun menambah efek dramatik. Hal ini ia lakukan,

karena pada saat itu sedang booming tarian yang mengusung gerak robotic

khususnya pada modern dance. Gondo berfikir bahwa, mengapa tidak

digabungkan saja Jaipong dan modern dance? Ini akan menjadikan karyanya

berbeda dan lebih inovatif. Berbekal pengalamannya pada acara Kirab Remaja

Nasional yang pada saat itu Gondo dipercaya oleh Gugum Gumbira sebagai

asisten pelatih sektoral untuk melatih tarian Etnik Papua. Kemudian pada acara

yang sama, Gondo melatih tari Etnik Sunda. Hal ini membuat Gondo semakin

kaya pengetahuannya tentang gerakan etnis daerah. Sudah tentu pembendaharaan

gerak Gondopun semakin berkembang. Maka diciptakanlah tari Etnik Kreatif.

Respon masyarakat sangat baik, tari Jaipong Gondo yang berbeda ini dapat

diterima masyarakat dan disukai, karena unik dan dikemas secara modern.

Page 13: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

59

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Foto 3.11 Foto 3.12

Tari Jaipong Etnik Kreatif Tari Jaipong Etnik Kreatif

(Dokumentasi Gondo, 2013) ( Dokumentasi Gondo, 2013)

Memasuki tahun 2011, Gondo berfikir lagi untuk menciptakan kebaruan

pada karyanya. Melihat karya yang sebelumnya yaitu tari Etnik Kreatif pada tahun

2010 mendapatkan respon positif dari masyarakat, Gondo ingin menciptakan

kebaruan yang lebih unik dan berbeda lagi. Pada waktu itu, musik beatbox tengah

menjamur di kalangan masyarakat, lagi-lagi Gondo terinspirasi untuk

menciptakan karya yang menggebrak, yaitu Acapella Dance. Tari Jaipong yang

diiringi oleh musik yang dihasilkan oleh mulut yang menirukan suara gamelan,

kendang, beatbox, dan suara audio effect . Dari awal ia menciptakan tari Jaipong

hingga saat ini, semuanya tidak lepas dari rangsang audio dan sesuatu yang

sedang berkembang di lingkungan sekitarnya, ia terus melakukan pembaruan dan

menyesuaikan dengan zaman. Tarian ini merupakan tarian andalan. Geraknya

merupakan paduan antara tari Jaipong, paping, breakdance dan robotic. Geraknya

sangat enerjik, ruang geraknya luas, bertenaga dan lincah. Salah satu gerakan

yang menarik dalam tarian ini yaitu gerak efek robotic, dimana penari bergerak

menirukan robot dengan cara menggeserkan tubuhnya dan menoleh secara kaku

dan tanpa ekspresi, kemudian musik yang diberi efek seperti kaset yang rusak

(musiknya berulang-ulang seperti rusak) membuat penari yang kaku seperti

robotpun menunjukan gerak seperti robot yang rusak dengan mengikuti beat

musiknya. Hal ini yang dianggap unik oleh penonton dan mengundang rasa

penasaran untuk menunggu ada gerak apa lagi setelah ini yang menarik. Tari

Jaipong ini dianggap berbeda dan unik, maka tarian Acapella Dance ini selalu

Page 14: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

60

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diminta untuk ditampilkan di beberapa acara. Awalnya tari Jaipong Acapella

meraih juara 1 dalam lomba RRI Tingkat Nasional yang kemudian perlahan

masuk dunia broadcast. Tari Jaipong Acapella ini pernah ditampilkan di stasiun

Tv diantaranya Net, TransTv, ANTV, SCTV, MNC, dan TVRI. Sejak saat itu

Jaipong Acapella karya Gondo mulai dikenal masyarakat dan permintaan untuk

tampil di event-event besarpun berdatangan, tari Jaipong Acapella ini dianggap

berbeda dengan Jaipong pada umumnya, lain daripada yang lain serta unik. Baru

kali ini tari Jaipong yang iringan musiknya memakai musik mulut yang

menyepertikan suara gamelan, beatbox dan rapp. Itulah alasan mengapa tari

Jaipong Acapella ini merupakan tari andalan Gondo dan menjadi tari paling

monumental bagi Gondo.

Foto 3.13 Foto 3.14

Tari Jaipong Acapella Dance Tari Jaipong Acapella Dance

(Dokumentasi Gondo, 2011) (Dokumentasi Gondo, 2011)

Menjadi kreator tari bukan perkara mudah. Bukan sekedar menciptakan

rangkaian gerak kemudian ditampilkan dan selesai. Bagi Gondo, menciptakan

sebuah karya itu sangat perlu dipikirkan dengan matang dan tidak bisa instan,

karena apapun yang dibuat secara instan, akan berakhir dan menghilang secara

instan pula. Gondo tidak menginginkan hal itu, ia ingin karya yang dihasilkannya

memiliki “sesuatu”, entah itu manfaat untuk orang lain, inspirasi untuk orang lain,

dan yang paling penting ia ingin selalu diingat oleh orang lain yaitu dengan

menjadi “berbeda”. Gondo tidak menginginkan karyanya dibilang bagus, karena

Page 15: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

61

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi Gondo, bagus itu relatif dan karya yang bagus itu sangat banyak. Ia lebih

senang jika karyanya dinilai “berbeda”, karena yang berbeda akan selalu diingat.

Salah satu tantangan yang pernah dilalui yaitu pada saat diminta untuk

menjadi koreografer Sandrina dalam acara Indonesia Mencari Bakat di Trans Tv

pada tahun 2013-1014. Seperti yang kita tahu, itu merupakan acara televisi yang

merupakan konsumsi publik, dan Gondo berfikir bahwa penonton tidak mau tahu

karya yang disuguhkan harus bagus dan menggebrak. Adapun dalam acara itu ia

kerap kali diminta untuk membuat karya tari dalam waktu yang singkat, bahkan

hanya beberapa jam.

Foto 3.15 Foto 3.16

Sandrina pada acara IMB Gondo bersama Sandrina pada acara IMB

(Dokumentasi Gondo, 2013) (Dokumentasi Gondo, 2013)

Berdasarkan wawancara dengan Gondo pada tanggal 19 April 2015,

langkah-langkah dalam menciptakan suatu karya tari dan berbagai hal yang harus

difikirkan yaitu mempertimbangkan garapan agar sesuai dengan teknik dan

keterampilan gerak yang harus dikuasai oleh penari untuk melakukan suatu tarian,

karena itu merupakan faktor yang mempengaruhi menarik atau tidaknya sebuah

pertunjukan. Sebuah tari yang terdiri atas gerakan-gerakan yang tidak

membutuhkan keterampilan dan latihan-latihan sebelumnya, misalnya terdiri atas

gerak keseharian yang dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak akan menarik untuk

ditonton, walaupun boleh jadi menarik untuk dilakukan, kecuali jika diimbangi

dengan penataan faktor-faktor koreografi lain, seperti komposisi ruang,

pengaturan irama, dinamika, kostum, tata panggung dan tata lampu.

Page 16: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

62

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di samping teknik dan keterampilan gerak, suatu tari pertunjukan

menuntut perkembangan bentuk, yang dalam segala kaitannya berarti penataan

atau pengaturan. Elemen-elemen sederhana seringkali dapat ditampilkan dengan

cukup berdaya pikat dengan penataan dan penggarapan bentuk yang memadai.

Gerak adalah bahan baku tari, oleh sebab itu seseorang yang hendak menyusun

atau menata sebuah tari harus benar-benar memahami hukum-hukum dan unsur-

unsur pembangun gerak. Tiga unsur utama pembangun gerak adalah ruang, waktu

dan tenaga. Bagaimana penataan ketiganya secara cermat, sehingga memberikan

hasil yang maksimal merupakan salah satu aspek koreografi yang harus dipahami

benar-benar oleh seorang pencipta tari. Pengetahuan mengenai unsur-unsur ruang,

waktu dan tenaga harus juga disertai dengan kepekaan penghayatan atas

ketiganya. (Murgianto. 2004:62)

Koreografi merupakan proses pemilihan dan pengaturan gerakan-gerakan

menjadi sebuah tari. Untuk pekerjaan tersebut, dibutuhkan kreativitas yaitu

kemampuan seseorang menghasilkan komposisi, produk atau ide-ide baru yang

sebelumnya tak dikenal oleh penciptanya sendiri. Komposisi merupakan usaha

seorang seniman untuk memberikan wujud estetik terhadap perasaan atau

pengalaman batin yang hendak diungkapkannya. Seorang yang menekuni dunia

komposisi selalu berhadapan dengan memilih, menyusun, dan sekaligus

mempertunjukan hasil tataannya kepada penonton, (Sal Murgiyanto, 2004: 68-

69). Hal itu sesungguhnya bukanlah sebuah ilmu yang cukup hanyak dikuasai

dengan dihafal, tetapi harus dikuasai lewat serangkaian latihan, percobaan dan

pengalaman di lapangan.

Tapi ini adalah tantangan bagi Gondo, maka ia pun sangat memperhatikan

segala hal yang menjadi dasar dalam menciptakan karya. Mulai dari ia mencari

inspirasi dari hal yang sedang booming saat itu, saran dari rekan-rekannya,

inspirasi dari gurunya, dan daya kreativitasnya. Semua yang ia fikirkan, ia ramu

menjadi satu dan tertuang pada karyanya yang ia ciptakan pada saat itu. Pada saat

itu musik hip hop, beat box dan gaya modern dance masih hits di dunia hiburan,

Page 17: BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo ...

63

Dea Asri Pujiasti, 2015 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka Gondo membuat suatu koreo yang menampilkan perpaduan dari semua

aspek itu dan tentu saja tidak ketinggalan ia memasukan gaya robotic yang

menjadi ciri khasnya. Terbukti, karya yang ia ciptakan untuk dibawakan oleh

Sandrina membawanya menjadi juara pertama dalam acara tersebut, hal itupun

membuat nama Gondo sebagai koreografer etnik kreatif semakin dikenal

profesional. Terlihat pada karya Gondo selanjutnya yaitu tari Jaipong Alewoh.

Tari Jaipong ini menarik, karena geraknya yang enerjik dan cenderung simetris

dengan penggunaan tenaga yang kuat dan ditambah lagi dengan pola formasi yang

rumit dan pengolahan level yang beragam, benar-benar mengundang decak kagum

yang melihatnya. Pada karya Gondo sebelumnya, Gerak dengan penggunaan

tenaga yang kuatpun tetap diberi kesan feminim misalnya dengan galieur

setelahnya, atau gerak lambat dan mengalun setelah gerak cepat dan bertenaga.

Pada tari Jaipong yang berdurasi sekitar 7 menit ini, dari awal hingga akhir

tariannya, gerak benar-benar didominasi oleh gerakan yang cepat, kompleks,

rumit, bertenaga dan simetris, ruang gerakannya luas, level yang digunakan amat

beragam, pola lantainyapun amat banyak. Penggunaan gerak paping dan robotic

pun amat banyak ragamnya dalam tarian ini. Tari Jaipong Alewoh ini pernah

meraih juara pertama dalam acara Lawung Motekar yang diselenggarakan di

Taman Budaya Bandung.

Foto 3.17

Tari Jaipong Alewoh

(Dokumentasi Gondo, 2012)