BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf ·...

54
93 BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif Variabel Penelitian Pada bab ini peneliti akan menyajikan data yang telah diolah dalam bentuk tabel- tabel yang meliputi data variabel independen antara lain, rasio DAR, DER, ROA, ROE dan variabel dependen yaitu nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen Go Public periode 2015-2017. Analisis perhitungan dalam penelitian ini menggunakan aplikasi pengolahan data SPSS versi 21. Dalam memperoleh model dan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, maka dilakukan uji asumsi klasik terlebi dahulu sebelum melakukan analisis regresi linier sederhana maupun berganda. Penelitian ini menggunakan 5 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017. 3.1.1 Kondisi Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016 Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh antar variabel pada penelitian ini maka perlu mengetahui kondisi struktur modal melalui Debt to Asset Ratio (DAR) dan Deb to Equity Ratio (DER) serta kondisi profitabilitas melalui Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan melalui rasio Tobin’s Q Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 sebagai berikut:

Transcript of BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf ·...

Page 1: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

93

BAB III

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN

3.1 Deskriptif Variabel Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menyajikan data yang telah diolah dalam bentuk tabel-

tabel yang meliputi data variabel independen antara lain, rasio DAR, DER, ROA,

ROE dan variabel dependen yaitu nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur

Sub Sektor Semen Go Public periode 2015-2017. Analisis perhitungan dalam

penelitian ini menggunakan aplikasi pengolahan data SPSS versi 21.

Dalam memperoleh model dan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, maka

dilakukan uji asumsi klasik terlebi dahulu sebelum melakukan analisis regresi linier

sederhana maupun berganda. Penelitian ini menggunakan 5 Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Semen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode

2015-2017.

3.1.1 Kondisi Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen yang terdaftar

pada Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh antar variabel pada penelitian

ini maka perlu mengetahui kondisi struktur modal melalui Debt to Asset Ratio

(DAR) dan Deb to Equity Ratio (DER) serta kondisi profitabilitas melalui Return

on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan melalui

rasio Tobin’s Q Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 sebagai berikut:

Page 2: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

94

Tabel 3.1

Kondisi Rasio Debt to Assets Ratio (DAR)

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen Go Public

Tahun 2014-2016

KODE TAHUN TOTAL UTANG

(dalam rupiah)

TOTAL AKTIVA

(dalam rupiah) DAR

INTP

2014 4.308.000.000.000 28.885.000.000.000 0,15

2015 3.772.000.000.000 27.638.000.000.000 0,14

2016 4.012.000.000.000 30.151.000.000.000 0,13

SMBR

2014 245.388.000.000 2.928.480.000.000 0,08

2015 319.315.000.000 3.268.667.933.000 0,10

2016 1.248.119.000.000 4.368.876.996.000 0,29

SMCB

2014 8.617.335.000.000 17.199.304.000.000 0,49

2015 8.871.708.000.000 17.321.566.000.000 0,51

2016 11.702.538.000.000 19.763.133.000.000 0,59

SMGR

2014 9.326.745.000.000 34.331.675.000.000 0,27

2015 10.712.321.000.000 38.153.119.000.000 0,28

2016 13.652.505.000.000 44.226.896.000.000 0,31

WTON

2014 1.600.067.000.000 3.802.659.000.000 0,41

2015 2.192.672.000.000 4.456.098.000.000 0,49

2016 2.171.845.000.000 4.662.320.000.000 0,47

Sumber: Data Sukender, telah diolah

Berdasarkan tabel 3.1 kondisi rasio Debt to Assets Ratio (DAR) dapat dilihat

bahwa 3 dari 5 perusahaan mengalami kenaikan rasio DAR (Debt to Assets Ratio)

dari periode 2015-2017 antara lain PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Holcim

Indonesia Tbk (SMCB), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sedangkan 2

perusahaan lainnya yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memiliki

rasio DAR yang menurun dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) memiliki rasio

DAR yang fluktuatif, dimana dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 INTP memiliki

nilai DAR sebesar 0,15 dan terus mengalami penurunan sebesar 0,13 pada tahun

Page 3: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

95

2016. Analisis dari laporan keuangan INTP dapat diketahui bahwa total aset dan

total hutang pada periode 2014-2016 terjadi fluktuasi, akan tetapi perbandingan

total hutang dan total aset yang besar sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai

DAR menjadi menurun. Sedangkan WTON pada tahun 2014 memiliki nilai DAR

sebesar 0,41 kemudian mengalami kenaikan sebesar 0,49 pada tahun 2015 dan pada

tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,47. Analisis dari laporan keuangan

WTON menunjukkan bahwa total aset perusahaan tersebut mengalami kenaikan

dari tahun 2014-2016 sedangkan total utangnya mengalami fluktuasi dari tahun

2014-2016 sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai DAR menjadi fluktuatif.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa naik atau turunnya nilai DAR dapat

dipengaruhi baik total utang maupun total aset atau keduanya.

Nilai DAR tertinggi dimiliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk yaitu pada

tahun 2016 sebesar 0,59. Sedangkan nilai DAR terendah dimiliki oleh PT Semen

Baturaja Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar 0,08. Rasio DAR dapat

menggambarkan besarnya jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang.

Semakin besar nilai DAR maka semakin besar pula jumlah modal pinjaman yang

digunakan untuk membiayai investasi dalam bentuk aktiva untuk menghasilkan

keuntungan.

Page 4: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

96

Tabel 3.2

Kondisi Rasio Debt to Equity Ratio (DER)

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen Go Public

Tahun 2014-2016

KODE TAHUN TOTAL UTANG

(dalam rupiah)

TOTAL EKUITAS

(dalam rupiah) DER

INTP

2014 4.308.000.000.000 24.577.000.000.000 0,18

2015 3.772.000.000.000 23.866.000.000.000 0,16

2016 4.012.000.000.000 26.139.000.000.000 0,15

SMBR

2014 245.388.000.000 2.683.092.000.000 0,09

2015 319.315.000.000 2.949.353.000.000 0,11

2016 1.248.119.000.000 3.120.758.000.000 0,40

SMCB

2014 8.617.335.000.000 8.581.969.000.000 0,96

2015 8.871.708.000.000 8.449.858.000.000 1,05

2016 11.702.538.000.000 8.060.595.000.000 1,45

SMGR

2014 9.326.745.000.000 25.004.930.000.000 0,37

2015 10.712.321.000.000 27.440.798.000.000 0,39

2016 13.652.505.000.000 30.574.391.000.000 0,45

WTON

2014 1.600.067.000.000 2.202.592.000.000 0,71

2015 2.192.672.000.000 2.263.603.000.000 0,97

2016 2.171.845.000.000 2.491.233.000.000 0,87

Sumber: Data Sukender, telah diolah

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa 3 dari 5 perusahaan

mengalami kenaikan rasio DER (Debt to Equity Ratio) dari periode 2015-2017

antara lain PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB),

dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sedangkan 2 perusahaan lainnya yaitu PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memiliki rasio DER yang menurun dan

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) memiliki rasio DER yang fluktuatif, dimana

dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 INTP memiliki nilai DER sebesar 0,18 dan

mengalami penurunan sebesar 0,15 pada tahun 2016. Analisis dari laporan

Page 5: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

97

keuangan INTP dapat diketahui bahwa total ekuitas pada periode 2015-2017 terjadi

fluktuasi sedangkan total utangnya selalu mengalami kenaikan dari tahun 2015-

2017 sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai DER menjadi fluktuatif. Sedangkan

WTON pada tahun 2015 memiliki nilai DER sebesar 0,97 kemudian mengalami

penurunan sebesar 0,87 pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan

lagi sebesar 1,57. Analisis dari laporan keuangan WTON menunjukkan bahwa total

ekuitas perusahaan tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2015-2017 sedangkan

total utangnya mengalami fluktuasi dari tahun 2015-2017 sehingga hal tersebut

mempengaruhi nilai DER menjadi fluktuatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

naik atau turunnya nilai DER dapat dipengaruhi baik total utang maupun total

ekuitas atau keduanya.

Nilai DER tertinggi dimiliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk yaitu pada tahun

2017 sebesar 1,73. Sedangkan nilai DER terendah dimiliki oleh PT Semen Baturaja

Tbk yaitu pada tahun 2015 sebesar 0,11. Rasio DER dapat menggambarkan

besarnya jumlah modal yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

Semakin besar nilai DER maka semakin besar pula jumlah modal pinjaman dan

semakin kecil modal yang dimilikinya.

Page 6: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

98

Tabel 3.3

Kondisi Rasio Return on Assets Ratio (ROA)

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen Go Public

Tahun 2015-2017

KODE TAHUN

TOTAL

LABA BERSIH

(dalam rupiah)

TOTAL AKTIVA

(dalam rupiah) ROA

INTP

2014 5.293.000.000.000 28.885.000.000.000 18,26%

2015 4.356.661.000.000 27.638.000.000.000 15,76%

2016 3.870.319.000.000 30.151.000.000.000 12,84%

SMBR

2014 335.955.000.000 2.928.480.000.000 11,47%

2015 354.180.062.000 3.268.667.933.000 10,84%

2016 259.090.525.000 4.368.876.996.000 5,93%

SMCB

2014 659.867.000.000 17.199.304.000.000 3,89%

2015 175.127.000.000 17.321.566.000.000 1,15%

2016 (284.584.000.000) 19.763.133.000.000 -1,44%

SMGR

2014 5.567.660.000.000 34.331.675.000.000 16,24%

2015 4.525.441.000.000 38.153.119.000.000 11,86%

2016 4.535.037.000.000 44.226.896.000.000 10,25%

WTON

2014 323.708.000.000 3.802.659.000.000 8,48%

2015 171.962.000.000 4.456.098.000.000 3,86%

2016 282.148.000.000 4.662.320.000.000 6,04%

Sumber: Data Sukender, telah diolah

Pada tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa 4 dari 5 perusahaan mengalami

penurunan nilai ROA pada periode 2014-2016 yaitu PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Holcim Indonesia Tbk

(SMCB) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), sedangkan satu perusahaan yaitu

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mengalami fluktuasi nilai ROA pada periode

2014-2016. Hal tersebut dapat dianalisis berdasarkan laporan keuangan bahwa

terjadinya fluktuasi nilai ROA PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) disebabkan

Page 7: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

99

karena adanya kenaikan total aset yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya,

akan tetapi tidak selaras dengan kenaikan laba bersih tidak terlalu besar.

Nilai ROA tertinggi dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

(INTP) yaitu pada tahun 2014 sebesar 18,26%. Sedangkan nilai ROA terendah

dimiliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yaitu pada tahun 2017 sebesar

(1,44%) karena perusahaan mengalami kerugian. Dapat diketahui bahwa apabila

nilai ROA meningkat maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh

perusahaan yang didanai oleh total aset.

Tabel 3.4

Kondisi Rasio Return on Equity Ratio (ROE)

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen Go Public

Tahun 2014-2016

KODE TAHUN

TOTAL

LABA BERSIH

(dalam rupiah)

TOTAL

EKUITAS

(dalam rupiah)

ROE

INTP

2014 5.293.000.000.000 24.577.000.000.000 21,28%

2015 4.356.661.000.000 23.866.000.000.000 18,25%

2016 3.870.319.000.000 26.139.000.000.000 14,81%

SMBR

2014 335.955.000.000 2.683.092.000.000 12,52%

2015 354.180.062.000 2.949.353.000.000 12,01%

2016 259.090.525.000 3.120.758.000.000 8,30%

SMCB

2014 659.867.000.000 8.581.969.000.000 7,64%

2015 175.127.000.000 8.449.858.000.000 2,36%

2016 (284.584.000.000) 8.060.595.000.000 -3,53%

SMGR

2014 5.567.660.000.000 25.004.930.000.000 22,29%

2015 4.525.441.000.000 27.440.798.000.000 16,49%

2016 4.535.037.000.000 30.574.391.000.000 14,83%

WTON

2014 323.708.000.000 2.202.592.000.000 14,86%

2015 171.962.000.000 2.263.603.000.000 12,39%

2016 282.148.000.000 2.491.233.000.000 14,49%

Sumber: Data Sukender, telah diolah

Pada tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa 4 dari 5 perusahaan mengalami

penurunan nilai ROE pada periode 2014-2016 yaitu PT Indocement Tunggal

Page 8: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

100

Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Holcim Indonesia Tbk

(SMCB) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), sedangkan satu perusahaan yaitu

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mengalami kenaikan nilai ROE pada periode

2014-2016. Hal tersebut dapat dianalisis berdasarkan laporan keuangan bahwa

terjadinya kenaikan nilai ROE PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) disebabkan

karena adanya kenaikan total laba bersih dan total ekuitas akan tetapi nilainya tidak

sebesar perusahaan lainnya.

Nilai ROE tertinggi dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

(INTP) yaitu pada tahun 2014 sebesar 21,28%. Sedangkan nilai ROE terendah

dimiliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yaitu pada tahun 2016 sebesar

(3,53%) karena perusahaan mengalami kerugian. Dapat diketahui bahwa apabila

nilai ROE meningkat maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh

perusahaan yang didanai oleh total aset.

Page 9: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

93

Tabel 3.5

Kondisi Rasio Tobin’s Q

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen Go Public

Tahun 2015-2017

KODE TAHUN

Closing

Price

(dalam

rupiah)

Jumlah

Saham Yang

Beredar

(lembar)

Nilai Pasar Ekuitas

(dalam rupiah)

DEBT

(dalam rupiah)

Total Aset

(dalam rupiah)

Rasio

Tobin’s Q

INTP

2015 22.325 3.681.231.699 82.183.497.680.175 (7.753.184.000.000) 27.638.000.000.000 2,69

2016 15.400 3.681.231.699 56.690.968.164.600 (8.632.212.000.000) 30.151.000.000.000 1,59

2017 21.950 3.681.231.699 80.803.035.793.050 (6.807.471.000.000) 28.864.000.000.000 2,56

SMBR

2015 291 9.837.678.500 2.862.764.443.500 (1.433.398.512.000) 3.268.667.933.000 0,44

2016 2.790 9.837.678.500 27.447.123.015.000 584.124.970.000 4.368.876.996.000 6,42

2017 3.800 9.924.797.283 37.714.229.675.400 727.066.162.000 5.060.337.000.000 7,60

SMCB

2015 995 7.662.900.000 7.624.585.500.000 6.793.988.000.000 17.321.566.000.000 0,83

2016 900 7.662.900.000 6.896.610.000.000 9.818.865.000.000 19.763.133.000.000 0,85

2017 835 7.662.900.000 6.291.240.900.000 10.383.201.000.000 19.626.403.000.000 0,85

SMGR

2015 11.400 5.931.520.000 67.619.328.000.000 2.582.591.162.000 38.153.119.000.000 1,84

2016 9.175 5.931.520.000 54.421.696.000.000 5.950.490.690.000 44.226.896.000.000 1,37

2017 9.900 5.931.520.000 58.722.048.000.000 8.408.964.656.000 48.963.503.000.000 1,37

WTON

2015 825 8.715.466.600 7.190.259.945.000 360.242.997.668 4.456.098.000.000 1,69

2016 825 8.715.466.600 7.190.259.945.000 426.371.252.298 4.662.320.000.000 1,63

2017 500 8.715.466.600 4.357.733.300.000 1.002.840.711.455 7.067.976.000.000 0,76

Sumber: Data Sukender, telah diolah

101

Page 10: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

102

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa rasio nilai perusahaan PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk selama tiga tahun mengalami fluktuasi. PT Holcim Indonesia

Tbk dan PT Semen Indonesia Tbk dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami

kenaikan, akan tetapi pada tahun 2017 rasio nilai perusahaannya stagnan atau sama

dengan tahun 2016. PT Wijaya Karya Beton Tbk selama tiga tahun terakhir rasio

nilai perusahaannya mengalami penurunan. Sebaliknya, PT Semen Baturaja Tbk

selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan rasio nilai perusahaan yang

cukup signifikan. Dalam rasio tobin’s q dijelaskan bahwa apabila nilai rasio

diperoleh lebih besar dari 1, maka nilai pasar lebih besar dari nilai aset perusahaan

yang tercatat. Hal ini menandakan bahwa saham overvalued. Apabila rasio tobin’s

q kurang dari 1, maka nilai pasarnya lebih kecil dari nilai tercatat nilai aset

perusahaan yang tercatat. Ini juga dapat diartikan bahwa saham undervalued

memiliki potensi pertumbuhan investasi.

Dari 5 perusahaan manufaktur sub sektor semen dalam periode 2015-2017

tersebut dapat terlihat bahwa harga saham PT Semen Indonesia Tbk, dan PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam kondisi overvalued selama tiga tahun

terakhir. Sedangkan PT Wijaya Karya Beton Tbk dalam kondisi overvalued pada

tahun 2015-2016 dan undervalued pada tahun 2017. PT Semen Baturaja Tbk pada

tahun 2015 dalam kondisi harga saham undervalued akan tetapi pada tahun 2016

dan 2017 dalam kondisi harga saham overvalued, sedangkan PT Holcim Indonesia

Tbk harga sahamnya dalam kondisi undervalued dari tahun 2015-2017.

Page 11: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

103

3.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui stuktur modal, nilai perusahaan

dan profitabilitas pada perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di BEI.

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai

maximum, mean, dan standar deviasi. Variabel yang diteliti meliputi DAR, DER,

ROA, ROE, dan Rasio Tobin’s Q selama periode 2015-2017. Pengujian statistik

deskriptif dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAR 15 ,08 ,59 ,3140 ,17016

DER 15 ,09 1,45 ,5540 ,42063

ROA 15 -,01 ,18 ,0900 ,05644

ROE 15 -,04 ,22 ,1247 ,06812

TOBINSQ 15 ,44 7,60 2,1660 2,07843

Valid N (listwise) 15

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil perhitungan tabel 3.6 diatas menunjukkan bahwa jumlah

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 sampel data. Dapat

dilihat dari tabel yang disajikan bahwa rata-rata masing-masing variabel memiliki

angka positif, walaupun terdapat angka negatif pada nilai minimum dari variabel

ROA dan ROE.

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa variabel DAR memiliki nilai

minimum sebesar 0,08 dan nilai maksimum sebesar 0,59. Sedangkan nilai rata-rata

(mean) yang dimiliki yaitu sebesar 0,3140 dengan standar deviasi sebesar 0,17016.

Variabel DER menunjukkan nilai minimum sebesar 0,09 dan nilai maksimum

sebesar 1,45. Kemudian memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,5540 dengan nilai

Page 12: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

104

standar deviasi sebesar 0,42063. Hal tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan antara variabel DAR dan DER.

Hasil analisis deskriptif ROA menunjukkan nilai minimum sebesar -0,01 dan

nilai maksimum sebesar 0,18. Sedangkan nilai rata-rata (mean) yang ditunjukkan

yaitu sebesar 0,0900 dengan standar deviasi sebesar 0,05644. Variabel ROE

menunjukkan nilai minimum sebesar -0,04 dan nilai maksimum sebesar 0,22.

Kemudian nilai rata-rata (mean) yang dimiliki yaitu sebesar 0,1247 dengan standar

deviasi sebesar 0,06812.

Nilai Tobin’s Q minimum adalah 0,44 dan nilai maksimum adalah 7,60.

Kemudian nilai rata-rata (mean) variabel Rasio Q sebesar 2,1660 dengan standar

deviasi sebesar 2,07843. Melihat besarnya standar deviasi yang dimiliki seluruh

variabel lebih kecil daripada nilai rata-ratanya maka memiliki arti bahwa data yang

digunakan dalam variabel DAR, DER, ROA, ROE, dan Rasio Q memiliki sebaran

yang kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan

merupakan data yang baik.

3.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan

atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga

dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan

tidak terdapat multikolinieritas dan heteroskedastisitas serta untuk memastikan

bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 13: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

105

3.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), jika data

memiliki nilai signifikansi >0,05 maka dapat dikatakan bahwa data terdistribusi

normal. Hal ini dapat diperkuat dengan analisis grafik histogram dan grafik

probability plot. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.7

Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized

Residual

,095 15 ,200* ,978 15 ,956

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Data hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorove-Smirnov

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,200 > 0,05. Dengan demikian, dari hasil uji

normalitas tersebut dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Hasil

tersebut juga didukung dengan hasil analisis grafiknya yaitu grafik histogram dan

grafik normal probability plot.

Page 14: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

106

Gambar 3.1

Grafik Histogram

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan gambar 3.1 grafik histogram dapat dilihat bahwa data residual

menyebar dan berbentuk lonceng. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

model regresi terdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 3.2

Grafik Probability Plot Uji Normalitas

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Page 15: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

107

Berdasarkan gambar 3.2 grafik probability plot tersebut menunjukkan

bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi berdistribusi normal dan

memenuhi asumsi normal.

3.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di – studentized. Dasar analisis:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan grafik scatterplot seperti

yang ditunjukkan pada gambar 3.3 sebagai berikut:

Page 16: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

108

Gambar 3.3

Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan grafik scatterplot tersebut, dapat dilihat bahwa penyebaran data

residual heterogen. Hal tersebut dapat dilihat dari titik-titik data residual yang

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal tersebut

menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menurut penjelasan Ghozali (2006) merupakan uji yang

dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model analisis regresi terdapat

hubungan antar variabel bebas. Terjadi gejala multikolinearitas jika tolerance

(TOL) nya berada dibawah nilai 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) nya

berada diatas nilai 10. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Page 17: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

109

Tabel 3.8

Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta

Tolerance VIF

1

(Constant) 6,086 3,436 1,771 ,107

DAR 26,260 21,318 2,150 1,232 ,246 ,018 54,284

DER -15,590 8,467 -3,155 -1,841 ,095 ,019 52,327

ROA 4,010 37,772 ,109 ,106 ,918 ,053 18,751

ROE -31,199 26,857 -1,023 -1,162 ,272 ,072 13,810

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel uji multikolineritas di atas menunjukkan bahwa model

regresi terjadi multikolinearitas karena memiliki tolerance dibawah nilai 0,1 dan

nilai Variance Inflation Factor (VIF) nya berada diatas nilai 10. Hal tersebut

menunjukkan bahwa antar variabel independen memiliki hubungan keterkaitan satu

sama lain. Dengan demikian diperlukan perbaikan agar model regresi tidak terjadi

multikolinearitas.

Cara mengatasi multikolinearitas tanpa mengeluarkan variabel bebas yang

terlibat kolinear, yaitu dengan metode Principal Component Analysis (PCA) yang

ada dalam analisis faktor. Metode PCA bertujuan untuk menyederhanakan variabel

yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. Hal tersebut

dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi antara variabel bebas melalui

transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali

atau yang biasa disebut dengan principal component. Komponen hasil PCA yang

sudah bebas dari multikolineritas akan menjadi variabel bebas baru yang akan

Page 18: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

110

diregresikan atau dianalisis pengaruhnya terhadap variabel dependen dengan

menggunakan analisis regresi (Soemartini, 2008).

Tabel 3.9

KMO and Bartlett’s Test

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,559

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 85,175

df 6

Sig. ,000

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa nilai KMO sebesar

0,559 berada diantara 0,5 dan 1 sehingga analisis faktor layak digunakan.

Sedangkan Bartlett’s Test digunakan untuk menguji apakah benar variabel-variabel

yang dilibatkan berkorelasi.

Hipotesis:

Ho = tidak ada korelasi antar variabel bebas

Ha = ada korelasi antar variabel bebas

Kriteria uji dengan melihat p-value (signifikansi). Diterima jika Sig. > 0,05.

Tabel KMO dan Bartlett’s Test menunjukkan bahwa nilai chi-square sebesar 85,175

dengan derajat kebebasan 6 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka ditolak.

Artinya, terdapat korelasi antar variabel bebas.

Page 19: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

111

Tabel 3.10

Anti-image Matrices

Anti-image Matrices

DAR DER ROA ROE

Anti-image Covariance

DAR ,018 -,018 ,020 -,028

DER -,018 ,019 -,014 ,025

ROA ,020 -,014 ,053 -,054

ROE -,028 ,025 -,054 ,072

Anti-image Correlation

DAR ,522a -,955 ,627 -,765

DER -,955 ,592a -,429 ,679

ROA ,627 -,429 ,630a -,875

ROE -,765 ,679 -,875 ,491a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan kriteria angka MSA, pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa

semua angka MSA memiliki nilai > 0,5. Artinya analisis tersebut dapat dilanjutkan.

Tabel 3.11

Communalities

Communalities

Initial Extraction

DAR 1,000 1,000

DER 1,000 1,000

ROA 1,000 1,000

ROE 1,000 1,000

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Tabel communalities terlihat bahwa untuk variabel DAR, diperoleh nilai

sebesar 1,000 = 100%. Hal ini berarti 100% variabel DAR dapat dijelaskan oleh

faktor yang terbentuk. Demikian juga untuk variabel DER, ROA, dan ROE.

Page 20: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

112

Tabel 3.12

Total Variance Explained

Total Variance Explained

Comp

onent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared

Loadings

Rotation Sums of Squared

Loadings

Total % of

Variance

Cumulative

%

Total % of

Variance

Cumulative

%

Total % of

Variance

Cumulative

%

1 3,487 87,177 87,177 3,487 87,177 87,177 2,126 53,151 53,151

2 ,447 11,184 98,362 ,447 11,184 98,362 1,744 43,591 96,742

3 ,057 1,429 99,790 ,057 1,429 99,790 ,120 2,996 99,738

4 ,008 ,210 100,000 ,008 ,210 100,000 ,010 ,262 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa angka eigenvalues dibawah

1 tidak dapat digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk, sehingga

proses factoring berhenti pada satu faktor saja. Faktor satu memiliki eigenvalues

sebesar 3,487 artinya dengan satu faktor ini dapat menjelaskan 3,487 atau 87,177%

dari total keragaman variabel asli.

Tabel 3.13

Component Matrix

Component Matrixa

Component

1 2 3 4

DAR ,928 ,367 -,014 ,061

DER ,963 ,241 ,106 -,058

ROA -,969 ,160 ,186 ,024

ROE -,871 ,479 -,105 -,026

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 4 components extracted.

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa ada 4 faktor yang terbentuk

dari keempat variabel. Hal tersebut berarti 4 faktor adalah jumlah yang paling

optimal untuk mereduksi keempat variabel bebas tersebut.

Page 21: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

113

Dengan menggunakan tabel Component Score Coefficient Matrix diperoleh

persamaan untuk faktor baru yang terbentuk adalah sebagai berikut:

F1 = 0,928*DAR + 0,963*DER – 0,969*ROA – 0,871*ROE

F2 = 0,367*DAR + 0,241*DER + 0,160*ROA + 0,479*ROE

F3 = -0,014*DAR + 0,106*DER + 0,186*ROA – 0,105*ROE

F4 = 0,061*DAR – 0,058*DER + 0,024*ROA – 0,026*ROE

Skor-skor faktor yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggantikan

skor-skor pada variabel bebas yang asli. Setelah komponen hasil PCA yang bebas

multikolineritas diperoleh maka komponen-komponen tersebut diregresikan atau

dianalisis pengaruhnya terhadap variabel tak bebas dengan menggunakan analisis

regresi linear.

Tabel 3.14

Uji Multikolineritas Baru

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta

Tolerance VIF

1

(Constant) 2,166 ,476 4,554 ,001

DAR -1,039 ,492 -,500 -2,110 ,061 1,000 1,000

DER -,317 ,492 -,152 -,643 ,535 1,000 1,000

ROA -,290 ,492 -,140 -,590 ,568 1,000 1,000

ROE -,795 ,492 -,383 -1,616 ,137 1,000 1,000

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai

tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian

menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.

Page 22: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

114

3.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menurut penjelasan Hasan (2010) merupakan uji yang dilakukan

untuk mengetahui apakah di dalam model analisis regresi terdapat hubungan antar

anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Pengujian autokorelasi

dilakukan dengan Uji Durbin-Watson dimana jika D-W terletak diantara batas atas

atau upper bound (dU) dan (4-dU), maka hasilnya tidak ada autokorelasi baik

positif maupun negatif (Ghozali, 2006).

Tabel 3.15

Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,662a ,439 ,214 1,84216 1,966

a. Predictors: (Constant), ROE, ROA, DER, DAR

b. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 3.15 menunjukkan nilai

Durbin-Watson sebesar 1,966. Nilai D-W akan dibandingkan dengan nilai tabel

signifikan 5%, jumlah sampel 15 (n) dan jumlah variabel independen 4 (K=4).

Maka dari tabel Durbin-Watson didapatkan nilai dU = 1,977 dan nilai dL = 0,685.

Dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 4-dU > 1,966 < dU, sehingga

tidak ada kesimpulan yang pasti tentang ada atau tidaknya gejala autokorelasi dari

data tersebut. Dengan demikian diperlukan adanya uji run test untuk mengatasi

masalah autokorelasi tersebut.

Page 23: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

115

Tabel 3.16

Uji Run Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea ,02257

Cases < Test Value 7

Cases >= Test Value 8

Total Cases 15

Number of Runs 7

Z -,521

Asymp. Sig. (2-tailed) ,603

a. Median

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji run test diatas, dapat diketahui nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) sebesar 0,603 yang berarti > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Regresi Linear Sederhana

3.4.1.1 Analisis Regresi Sederhana Debt to Assets Ratio (DAR) Terhadap Nilai

Perusahaan

1. Uji Korelasi DAR Terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur besarnya

kekuatan hubungan linier antar dua variabel yaitu variabel independen dengan

variabel dependen. Kuat atau lemahnya hubungan linier antar dua variabel dapat

diukur dari koefisien korelasi. Jika nilai dari koefisien korelasi < 0,5, maka

hubungan tersebut lemah, dan jika nilai dari koefisien korelasi > 0,5, maka

hubungan tersebut kuat (Ghozali, 2006).

Page 24: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

116

Tabel 3.17

Uji Korelasi DAR Terhadap Nilai Perusahaan

Correlations

DAR TOBINSQ

DAR

Pearson Correlation 1 -,377

Sig. (2-tailed) ,166

N 15 15

TOBINSQ

Pearson Correlation -,377 1

Sig. (2-tailed) ,166

N 15 15

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji korelasi DAR terhadap Nilai Perusahaan pada tabel

3.17 tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,377. Hasil

perhitungan tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi < 0,5 sehingga dapat

diketahui bahwa hubungan kedua variabel memiliki korelasi yang lemah. Nilai

koefisien korelasi -0,377 menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, artinya

jika DAR mengalami kenaikan maka Nilai Perusahaan mengalami penurunan dan

sebaliknya.

2. Uji Koefisien Determinasi DAR Terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Page 25: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

117

Tabel 3.18

Uji Koefisien Determinasi DAR Terhadap Nilai Perusahaan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,377a ,142 ,076 1,99783

a. Predictors: (Constant), DAR

b. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.18 diatas, menunjukkan hasil uji koefisien determinasi

DAR terhadap Nilai Perusahaan pada nilai R Square sebesar 0,142. Hal tersebut

memiliki arti bahwa kemampuan variabel DAR dalam menjelaskan variabel nilai

perusahaan presentasenya sebesar 14,2%, sedangkan sisanya 85,8% dijelaskan oleh

variabel lain selain variabel DAR.

3. Uji Regresi Sederhana DAR Terhadap Nilai Perusahaan

Uji regresi sederhana dilakukan untuk menguji atau mengetahui pengaruh antara

salah satu variabel independen terhadap variabel dependen, dimana dalam

penelitian ini menguji variabel DAR (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y).

Tabel 3.19

Uji Regresi Sederhana DAR Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,612 1,112 3,247 ,006

DAR -4,604 3,138 -,377 -1,467 ,166

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana DAR terhadap Nilai Perusahaan

pada tabel 3.19 menunjukkan nilai koefisien regresi untuk variabel DAR sebesar -

Page 26: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

118

4,604 dengan nilai konstanta sebesar 3,612, sehingga diperoleh persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

Y = 3,612 – 4,604 X1

Dimana:

Y = Nilai Perusahaan

X1 = Debt to Assets Ratio (DAR)

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

- Nilai konstanta sebesar 3,612 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai DAR

maka Nilai Perusahaan sebesar 3,612.

- Nilai koefisien regresi variabel DAR bernilai negatif sebesar -4,604 berarti

koefisien bernilai negatif menunjukkan bahwa adanya peningkatan variabel

DAR akan terjadi penurunan pada variabel Nilai Perusahaan.

- Variabel independen akan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

apabila memiliki nilai signifikan < 0,05. Berdasarkan hasil uji regresi

sederhana tersebut, nilai probabilitas signifikan DAR > 0,05 yaitu sebesar

0,166 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel DAR tidak berpengaruh

signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

4. Uji Signifikansi (uji-t) DAR Terhadap Nilai Perusahaan

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Page 27: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

119

Tabel 3.20

Uji Signifikansi (uji-t) DAR Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,612 1,112 3,247 ,006

DAR -4,604 3,138 -,377 -1,467 ,166

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.20 diatas, dapat dilakukan langkah-langkah pengujian

sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh antara DAR terhadap Nilai Perusahaan

Ha : Ada pengaruh antara DAR terhadap Nilai Perusahaan

2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

3. Menentukan t hitung dan t tabel

Berdasarkan tabel diatas diperoleh t hitung sebesar -1,467. Sedangkan t tabel

dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan derajat

kebebasan df = n-k-1 atau 15-4-1= 10. Hasil yang diperoleh dari t tabel sebesar

2,228.

4. Pengambilan keputusan

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

5. Kesimpulan

Berdasarkan tabel 3.20 diatas dapat diketahui bahwa t hitung sebesar -1,467,

sedangkan t tabel diperoleh sebesar 2,228 sehingga jika diabsolutkan t hitung

Page 28: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

120

< t tabel (-1,467 < 2,228). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh DAR terhadap Nilai

Perusahaan. Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,166 > 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DAR tidak berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.

3.4.1.2 Analisis Regresi Sederhana Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Nilai

Perusahaan

1. Uji Korelasi DER Terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur besarnya

kekuatan hubungan linier antar dua variabel yaitu variabel independen dengan

variabel dependen. Kuat atau lemahnya hubungan linier antar dua variabel dapat

diukur dari koefisien korelasi. Jika nilai dari koefisien korelasi < 0,5, maka

hubungan tersebut lemah, dan jika nilai dari koefisien korelasi > 0,5, maka

hubungan tersebut kuat (Ghozali, 2006).

Tabel 3.21

Uji Korelasi DER Terhadap Nilai Perusahaan

Correlations

DER TOBINSQ

DER

Pearson Correlation 1 -,400

Sig. (2-tailed) ,140

N 15 15

TOBINSQ

Pearson Correlation -,400 1

Sig. (2-tailed) ,140

N 15 15

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Page 29: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

121

Berdasarkan hasil uji korelasi DER terhadap Nilai Perusahaan pada tabel

3.21 tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,400. Hasil

perhitungan tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi < 0,5 sehingga dapat

diketahui bahwa hubungan kedua variabel memiliki korelasi yang lemah. Nilai

koefisien korelasi -0,400 bernilai negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan

arah, artinya jika DER mengalami peningkatan maka Nilai Perusahaan mengalami

penurunan dan sebaliknya.

2. Uji Koefisien Determinasi DER Terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 3.22

Uji Koefisien Determinasi DER Terhadap Nilai Perusahaan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,400a ,160 ,095 1,97685

a. Predictors: (Constant), DER

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.22 diatas, menunjukkan hasil uji koefisien determinasi

DER terhadap Nilai Perusahaan pada nilai R Square sebesar 0,160. Hal tersebut

memiliki arti bahwa kemampuan variabel DER dalam menjelaskan variabel Nilai

Perusahaan presentasenya sebesar 16%, sedangkan sisanya 84% dijelaskan oleh

variabel lain selain variabel DER.

Page 30: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

122

3. Uji Regresi Sederhana DER Terhadap Nilai Perusahaan

Uji regresi sederhana dilakukan untuk menguji atau mengetahui pengaruh antara

salah satu variabel independen terhadap variabel dependen, dimana dalam

penelitian ini menguji variabel DER (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y).

Tabel 3.23

Uji Regresi Sederhana DER Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,261 ,863 3,779 ,002

DER -1,976 1,256 -,400 -1,573 ,140

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana DER terhadap Nilai Perusahaan

pada tabel 3.23 menunjukkan nilai koefisien regresi untuk variabel DER sebesar -

1,976 dengan nilai konstanta sebesar 3,261, sehingga diperoleh persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

Y = 3,261 – 1,976 X2

Dimana:

Y = Nilai Perusahaan

X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

- Nilai konstanta sebesar 3,261 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai DER

maka nilai Nilai Perusahaan sebesar 3,261.

- Nilai koefisien regresi variabel DER bernilai negatif sebesar -1,976 berarti

koefisien bernilai negatif menunjukkan bahwa adanya peningkatan variabel

DER akan mengakibatkan penurunan pada variabel Nilai Perusahaan.

Page 31: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

123

- Variabel independen akan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

apabila memiliki nilai signifikan > 0,05. Berdasarkan hasil uji regresi

sederhana tersebut, nilai probabilitas signifikan DER > 0,05 yaitu sebesar 0,140

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel DER tidak berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.

4. Uji Signifikansi (uji-t) DER Terhadap Nilai Perusahaan

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 3.24

Uji Signifikansi (uji-t) DER Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,261 ,863 3,779 ,002

DER -1,976 1,256 -,400 -1,573 ,140

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.24 diatas, dapat dilakukan langkah-langkah pengujian

sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh antara DER terhadap Nilai Perusahaan

Ha : Ada pengaruh antara DER terhadap Nilai Perusahaan

2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

Page 32: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

124

3. Menentukan t hitung dan t tabel

Berdasarkan tabel diatas diperoleh t hitung sebesar -1,573. Sedangkan t tabel

dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan derajat

kebebasan df = n-k-1 atau 15-4-1= 10. Hasil yang diperoleh dari t tabel sebesar

2,228.

4. Pengambilan keputusan

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

5. Kesimpulan

Berdasarkan tabel 3.24 diatas dapat diketahui bahwa t hitung sebesar -1,573,

sedangkan t tabel diperoleh sebesar 2,228 sehingga jika diabsolutkan t hitung

< t tabel (-1,573 < 2,228). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh DER terhadap Nilai

Perusahaan. Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,140 > 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan

3.4.1.3 Analisis Regresi Sederhana Return on Assets (ROA) Terhadap Nilai

Perusahaan

1. Uji Korelasi ROA Terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur besarnya

kekuatan hubungan linier antar dua variabel yaitu variabel independen dengan

variabel dependen. Kuat atau lemahnya hubungan linier antar dua variabel dapat

diukur dari koefisien korelasi. Jika nilai dari koefisien korelasi < 0,5, maka

Page 33: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

125

hubungan tersebut lemah, dan jika nilai dari koefisien korelasi > 0,5, maka

hubungan tersebut kuat (Ghozali, 2006).

Tabel 3.25

Uji Korelasi ROA Terhadap Nilai Perusahaan

Correlations

ROA TOBINSQ

ROA

Pearson Correlation 1 ,142

Sig. (2-tailed) ,614

N 15 15

TOBINSQ

Pearson Correlation ,142 1

Sig. (2-tailed) ,614

N 15 15

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji korelasi ROA terhadap Nilai Perusahaan pada tabel

3.25 tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,491. Hasil

perhitungan tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi < 0,5 sehingga dapat

diketahui bahwa hubungan kedua variabel memiliki korelasi yang lemah. Nilai

koefisien korelasi 0,142 bernilai positif menunjukkan hubungan yang searah,

artinya jika ROA mengalami peningkatan maka Nilai Perusahaan mengalami

peningkatan pula dan sebaliknya.

2. Uji Koefisien Determinasi ROA Terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Page 34: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

126

Tabel 3.26

Uji Koefisien Determinasi ROA Terhadap Nilai Perusahaan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,142a ,020 -,055 2,13509

a. Predictors: (Constant), ROA

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.26 diatas, menunjukkan hasil uji koefisien determinasi

ROA terhadap Nilai Perusahaan pada nilai R Square sebesar 0,020. Hal tersebut

memiliki arti bahwa kemampuan variabel ROA dalam menjelaskan variabel Nilai

Perusahaan presentasenya sebesar 2%, sedangkan sisanya 98% dijelaskan oleh

variabel lain selain variabel ROA.

3. Uji Regresi Sederhana ROA Terhadap Nilai Perusahaan

Uji regresi sederhana dilakukan untuk menguji atau mengetahui pengaruh antara

salah satu variabel independen terhadap variabel dependen, dimana dalam

penelitian ini menguji variabel ROA (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y).

Tabel 3.27

Uji Regresi Sederhana ROA Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,696 1,064 1,594 ,135

ROA 5,222 10,110 ,142 ,517 ,614

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana ROA terhadap Nilai Perusahaan

pada tabel 3.27 menunjukkan nilai koefisien regresi untuk variabel ROA sebesar

5,222 dengan nilai konstanta sebesar 1,696, sehingga diperoleh persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

Page 35: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

127

Y = 1,696 + 5,222 X3

Dimana:

Y = Nilai Perusahaan

X3 = Return on Assets (ROA)

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

- Nilai konstanta sebesar 1,696 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai ROA

maka nilai Nilai Perusahaan sebesar 1,696.

- Nilai koefisien regresi variabel ROA bernilai positif sebesar 5,222 berarti

koefisien bernilai positif menunjukkan bahwa adanya peningkatan variabel

ROA akan mengakibatkan peningkatan pula pada variabel Nilai Perusahaan.

- Variabel independen akan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

apabila memiliki nilai signifikan < 0,05. Berdasarkan hasil uji regresi

sederhana tersebut, nilai probabilitas signifikan ROA > 0,05 yaitu sebesar

0,614 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh

signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

4. Uji Signifikansi (uji-t) ROA Terhadap Nilai Perusahaan

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 3.28

Uji Signifikansi (uji-t) ROA Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,696 1,064 1,594 ,135

ROA 5,222 10,110 ,142 ,517 ,614

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Page 36: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

128

Berdasarkan tabel 3.28 diatas, dapat dilakukan langkah-langkah pengujian

sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh antara ROA terhadap Nilai Perusahaan

Ha : Ada pengaruh antara ROA terhadap Nilai Perusahaan

2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

3. Menentukan t hitung dan t tabel

Berdasarkan tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 0,517. Sedangkan t tabel

dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan derajat

kebebasan df = n-k-1 atau 15-4-1= 10. Hasil yang diperoleh dari t tabel sebesar

2,228.

4. Pengambilan keputusan

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

5. Kesimpulan

Berdasarkan tabel 3.28 diatas dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 0,517,

sedangkan t tabel diperoleh sebesar 2,228 sehingga jika diabsolutkan t hitung

< t tabel (0,517 < 2,228). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh ROA terhadap Nilai

Perusahaan. Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,614 > 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.

Page 37: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

129

3.4.1.4 Analisis Regresi Sederhana Return on Equity (ROE) Terhadap Nilai

Perusahaan

1. Uji Korelasi ROE Terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur besarnya

kekuatan hubungan linier antar dua variabel yaitu variabel independen dengan

variabel dependen. Kuat atau lemahnya hubungan linier antar dua variabel dapat

diukur dari koefisien korelasi. Jika nilai dari koefisien korelasi < 0,5, maka

hubungan tersebut lemah, dan jika nilai dari koefisien korelasi > 0,5, maka

hubungan tersebut kuat (Ghozali, 2006).

Tabel 3.29

Uji Korelasi ROE Terhadap Nilai Perusahaan

Correlations

ROE TOBINSQ

ROE

Pearson Correlation 1 ,028

Sig. (2-tailed) ,922

N 15 15

TOBINSQ

Pearson Correlation ,028 1

Sig. (2-tailed) ,922

N 15 15

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji korelasi ROE terhadap Nilai Perusahaan pada tabel

3.29 tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,028. Hasil perhitungan

tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi < 0,5 sehingga dapat diketahui bahwa

hubungan kedua variabel memiliki korelasi yang lemah. Nilai koefisien korelasi

0,028 bernilai positif menunjukkan hubungan yang searah, artinya jika ROE

mengalami peningkatan maka Nilai Perusahaan mengalami peningkatan pula,

begitupun sebaliknya.

Page 38: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

130

2. Uji Koefisien Determinasi ROE Terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 3.30

Uji Koefisien Determinasi ROE Terhadap Nilai Perusahaan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,028a ,001 -,076 2,15607

a. Predictors: (Constant), ROE

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.30 diatas, menunjukkan hasil uji koefisien determinasi

ROE terhadap Nilai Perusahaan pada nilai R Square sebesar 0,001. Hal tersebut

memiliki arti bahwa kemampuan variabel ROE dalam menjelaskan variabel Nilai

Perusahaan presentasenya sebesar 1%, sedangkan sisanya 99% dijelaskan oleh

variabel lain selain variabel ROE.

3. Uji Regresi Sederhana ROE Terhadap Nilai Perusahaan

Uji regresi sederhana dilakukan untuk menguji atau mengetahui pengaruh antara

salah satu variabel independen terhadap variabel dependen, dimana dalam

penelitian ini menguji variabel ROE (X4) terhadap Nilai Perusahaan (Y).

Page 39: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

131

Tabel 3.31

Uji Regresi Sederhana ROE Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,061 1,192 1,728 ,108

ROE ,842 8,459 ,028 ,099 ,922

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana ROE terhadap Nilai Perusahaan

pada tabel 3.31 menunjukkan nilai koefisien regresi untuk variabel ROE sebesar

0,842 dengan nilai konstanta sebesar 2,061, sehingga diperoleh persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

Y = 2,061 + 0,842 X4

Dimana:

Y = Nilai Perusahaan

X4 = Return on Equity (ROE)

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

- Nilai konstanta sebesar 2,061 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai ROE

maka nilai Nilai Perusahaan sebesar 2,061.

- Nilai koefisien regresi variabel ROE bernilai positif sebesar 0,842 berarti

koefisien bernilai positif menunjukkan bahwa adanya peningkatan variabel

ROE akan mengalami peningkatan pula pada variabel Nilai Perusahaan.

- Variabel independen akan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

apabila memiliki nilai signifikan < 0,05. Berdasarkan hasil uji regresi

sederhana tersebut, nilai probabilitas signifikan ROE > 0,05 yaitu sebesar 0,922

Page 40: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

132

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROE tidak berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.

4. Uji Signifikansi (uji-t) ROE Terhadap Nilai Perusahaan

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 3.32

Uji Signifikansi (uji-t) ROE Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,061 1,192 1,728 ,108

ROE ,842 8,459 ,028 ,099 ,922

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.32 diatas, dapat dilakukan langkah-langkah pengujian

sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh antara ROE terhadap Nilai Perusahaan

Ha : Ada pengaruh antara ROE terhadap Nilai Perusahaan

2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

3. Menentukan t hitung dan t tabel

Berdasarkan tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 0,099. Sedangkan t tabel

dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan derajat

kebebasan df = n-k-1 atau 15-4-1= 10. Hasil yang diperoleh dari t tabel sebesar

2,228.

Page 41: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

133

4. Pengambilan keputusan

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

5. Kesimpulan

Berdasarkan tabel 3.32 diatas dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 0,099,

sedangkan t tabel diperoleh sebesar 2,228 sehingga jika diabsolutkan t hitung

< t tabel (0,099 < 2,228). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh ROE terhadap Nilai

Perusahaan. Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,922 > 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.

3.4.2 Regresi Linear Berganda

3.4.2.1 Pengujian Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Page 42: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

134

Tabel 3.33

Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,662a ,439 ,214 1,84216

a. Predictors: (Constant), ROE, ROA, DER, DAR

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.33 diatas, menunjukkan hasil uji koefisien determinasi

nilai R Square sebesar 0,439. Hal tersebut memiliki arti bahwa kemampuan variabel

independen yaitu DAR, DER, ROA, dan ROE dalam menjelaskan variabel Nilai

Perusahaan presentasenya sebesar 0,439 atau 43,9%, sedangkan sisanya 56,1%

dijelaskan oleh variabel lain selain variabel DAR, DER, ROA, dan ROE.

3.4.2.2 Uji Regresi Berganda

Uji regresi berganda bertujuan untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel

bebas atau variabel independen terhadap variabel terikat atau variabel dependen.

Rumus yang digunakan sama seperti regresi sederhana, akan tetapi disesuaikan

dengan jumlah variabel yang diteliti.

Tabel 3.34

Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2,166 ,476 4,554 ,001

DAR -1,039 ,492 -,500 -2,110 ,061

DER -,317 ,492 -,152 -,643 ,535

ROA -,290 ,492 -,140 -,590 ,568

ROE -,795 ,492 -,383 -1,616 ,137

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Page 43: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

135

Berdasarkan hasil uji regresi berganda tabel 3.34 menunjukkan nilai

koefisien regresi untuk variabel DAR (X1) sebesar -1,039, variabel DER (X2)

sebesar -0,317, variabel ROA (X3) sebesar -0,290, dan variabel ROE sebesar -0,795

dengan nilai konstanta sebesar 2,166, sehingga diperoleh persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

Y = 2,166 – 1,309 X1 – 0,317 X2 – 0,290 X3 – 0,795 X4

Dimana:

Y = Nilai Perusahaan

X1 = Debt to Assets Ratio (DAR)

X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

X3 = Return on Assets (ROA)

X4 = Return on Equity (ROE)

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

- Nilai konstanta sebesar 2,166 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai DAR

(X1), DER (X2), ROA (X3), dan ROE (X4) maka Nilai Perusahaan (Y) sebesar

2,166.

- Nilai koefisien regresi variabel DAR (X1) bernilai negatif sebesar -1,309

berarti koefisien bernilai negatif menunjukkan bahwa adanya peningkatan

variabel DAR (X1) akan mengalami penurunan pada variabel Nilai

Perusahaan.

- Nilai koefisien regresi variabel DER (X2) bernilai negatif sebesar -0,317

berarti koefisien bernilai negatif menunjukkan bahwa adanya peningkatan

variabel DER (X2) akan mengakibatkan penurunan pada variabel Nilai

Perusahaan.

Page 44: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

136

- Nilai koefisien regresi variabel ROA (X3) bernilai negatif sebesar -0,290

berarti koefisien bernilai negatif menunjukkan bahwa adanya peningkatan

variabel ROA (X3) akan mengalami penurunan pada variabel Nilai

Perusahaan.

- Nilai koefisien regresi variabel ROE (X4) bernilai negatif sebesar -0,795

berarti koefisien bernilai negatif menunjukkan bahwa adanya peningkatan

variabel ROE (X4) akan mengalami penurunan pada variabel Nilai Perusahaan.

3.4.2.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel independen atau lebih

secara simultan (bersama) terhadap variabel dependen.

Tabel 3.35

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 26,543 4 6,636 1,955 ,178b

Residual 33,936 10 3,394

Total 60,478 14

a. Dependent Variable: TOBINSQ

b. Predictors: (Constant), ROE, ROA, DER, DAR

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel 3.35 diatas, dapat dilakukan langkah-langkah pengujian

sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel DAR (X1), DER (X2), ROA (X3),

dan ROE (X4) terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Ha : Ada pengaruh antara variabel DAR (X1), DER (X2), ROA (X3), dan ROE

(X4) terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Page 45: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

137

2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

3. Menentukan F hitung dan F tabel

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 1,955. Sedangkan F tabel

dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan derajat

kebebasan df = n-(k-1) atau 15-4-1= 10. Hasil yang diperoleh dari F tabel

sebesar 3,48.

4. Pengambilan keputusan

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima

Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak

5. Kesimpulan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 1,955,

sedangkan F tabel diperoleh sebesar 3,48 sehingga jika diabsolutkan F hitung

< F tabel (1,955 < 3,48). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama

antara variabel DAR (X1), DER (X2), ROA (X3), dan ROE (X4) terhadap

Nilai Perusahaan. Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan yaitu

0,178 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel DAR (X1),

DER (X2), ROA (X3), dan ROE (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan.

Page 46: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

138

3.5 Pembahasan

Berikut ini akan dipaparkan pembahasan mengenai hasil analisis yang telah

dilakukan mengenai pengaruh Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio

(DER), Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE) terhadap Nilai

Perusahaan (Rasio Tobin’s Q) pada perusahaan manufaktur sub sektor semen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017. Adapun ringkasan hasil

uji hipotesis adalah sebagai berikut:

Tabel 3.36

Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

No Hipotesis Sig Hasil Keputusan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ada pengaruh antara Debt to

Assets Ratio (DAR) terhadap

Nilai Perusahaan (Rasio

Tobin’s Q)

0,166 Tidak

berpengaruh

signifikan

H1 ditolak

2 Ada pengaruh antara Debt to

Equity Ratio (DER) terhadap

Nilai Perusahaan (Rasio

Tobin’s Q)

0,140 Tidak

berpengaruh

signifikan

H2 ditolak

3 Ada pengaruh antara Return on

Assets (ROA) terhadap Nilai

Perusahaan (Rasio Tobin’s Q)

0,614 Tidak

berpengaruh

signifikan

H3 ditolak

4 Ada pengaruh antara Return on

Equity (ROE) terhadap Nilai

Perusahaan (Rasio Tobin’s Q)

0,922 Tidak

berpengaruh

signifikan

H4 ditolak

5 Ada pengaruh antara Debt to

Assets Ratio (DAR), Debt to

Equity Ratio (DER), Return on

Assets (ROA), dan Return on

Equity (ROE) terhadap Nilai

Perusahaan (Rasio Tobin’s Q)

0,178 Tidak

berpengaruh

signifikan

H5 ditolak

Berdasarkan tabel 3.38 diatas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil dari

penelitian ini terdapat 4 (empat) atau semua variabel yang hipotesisnya ditolak yaitu

Page 47: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

139

Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA)

dan Return on Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan (Rasio Tobin’s Q).

3.5.1 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan secara Parsial

3.5.1.1 Variabel Debt to Assets Ratio (DAR) terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa Debt to Assets Ratio (DAR)

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian terhadap variabel

Debt to Assets Ratio (DAR) menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hal

ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel Debt to

Assets Ratio (DAR) tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap nilai

perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Natalia (2013) yang menyatakan

bahwa Debt to Assets Ratio (DAR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Debt to Assets Ratio (DAR) merupakan perbandingan antara total hutang dengan

total aktiva yang menunjukkan besarnya total aset yang dibiayai oleh hutang. Jika

dilihat dari nilai DAR menunjukkan bahwa semua perusahaan manufaktur sub

sektor semen memiliki nilai DAR lebih kecil dari 0,60 (60%) yang berarti aset yang

dibiayai oleh hutang tidak begitu besar. Hal ini berarti apabila perusahaan

dilikuidasi maka perusahaan masih mampu membayar hutang dengan menjual

asetnya dan dapat diartikan juga pola pembiayaan aset diperoleh dari hutang. Dapat

diketahui juga bahwa pertumbuhan aset lebih kecil dari 25% yang berarti

pertumbuhannya rendah karena apabila perusahaan dibiayai oleh hutang maka

banyak uang perusahaan yang keluar untuk memenuhi kewajibannya membayar

hutang baik itu cicilan maupun bunga dibandingkan uang yang masuk dalam

perusahaan. Uang yang masuk ke dalam perusahaan dapat diperoleh dari penjualan.

Page 48: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

140

Pertumbuhan penjualan perusahaan manufaktur sub sektor semen juga

dinilai cukup rendah karena adanya oversupply semen dan persaingan yang ketat.

Dimungkinkan karena issu pembangunan menyebabkan semua perusahaan semen

memaksimalkan produktivitasnya dan antar perusahaan saling bersaing yang justru

berakibat oversupply. Hal tersebut yang membuat nilai perusahaan mengalami

fluktuasi yang cenderung menurun karena menurunnya kepercayaan dan minat

investor terhadap perusahaan semen. Dalam kasus ini struktur modal tidak menjadi

pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi karena investor lebih

menilai return yang akan diperoleh melalui pertumbuhan penjualan perusahaan.

Jadi, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa teori struktur modal yaitu teori

trade off yang menyatakan bahwa dengan penggunaan tingkat hutang yang tinggi

akan meningkatkan nilai perusahaan sebagai akibat banyaknya manfaat pajak yang

disimpan perusahaan ternyata tidak terbukti pada perusahaan manufaktur sub sektor

semen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

3.5.1.2 Variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian terhadap variabel

Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hal

ini menunjukkan H0 diterima dan H2 ditolak yang berarti bahwa variabel Debt to

Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Amanah (2015) yang

menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan yaitu Tobin’s Q. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan

antara total hutang dengan total ekuitas yang menunjukkan seberapa besar modal

Page 49: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

141

sendiri yang dimiliki perusahaan dapat menutup kewajibannya yaitu hutang. Dapat

dilihat pada perusahaan manufaktur sub sektor semen menunjukkan nilai DER

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang berarti jaminan membayar hutang

dengan menggunakan modal sendiri semakin kecil. Bahkan terdapat perusahaan

yang nilai DER lebih dari 1 yang berarti nilai hutangnya lebih besar dibandingkan

modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan membayar hutang sehingga

perusahaan harus menggunakan asetnya untuk menutup hutang tersebut.

Pada dasarnya investor memiliki asumsi masing-masing dalam melakukan

investasi. Terdapat investor yang berasumsi bahwa perusahaan yang memiliki

hutang yang besar maka investor tersebut menganggap perusahaan mampu

membiayai hutang dan mengembalikan keuntungan yang lebih besar kepada

investor sehingga akan mempengaruhi peningkatan harga saham perusahaan.

Terdapat pula investor yang berasumsi bahwa semakin besar hutang yang dimiliki

perusahaan maka akan semakin besar pula risiko yang akan ditanggung oleh

investor apabila perusahaan mengalami kerugian sehingga akan mempengaruhi

turunnya harga saham karena turunnya tidak kepercayaan investor terhadap

perusahaan tersebut. Pada perusahaan manufaktur sub sektor semen ini memiliki

tingkat kepercayaan investor yang rendah sehingga apabila tingkat hutang

meningkat maka nilai perusahaannya akan menurun.

Struktur modal perusahaan pada kondisi tertentu tidak menjadi patokan bagi

investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi. Pada perusahaan

semen, investor tidak terlalu memperhatikan struktur modalnya tetapi cenderung

memperhatikan kondisi pasar penjualan produk. Beberapa tahun terakhir dengan

adanya issu pembangunan membuat saham perusahaan mengalami fluktuasi. Jadi,

Page 50: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

142

secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa teori struktur modal yaitu teori trade off

yang menyatakan bahwa dengan penggunaan tingkat hutang yang tinggi akan

meningkatkan nilai perusahaan sebagai akibat banyaknya manfaat pajak yang

disimpan perusahaan ternyata tidak terbukti pada perusahaan manufaktur sub sektor

semen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

3.5.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan secara Parsial

3.5.2.1 Variabel Return on Assets (ROA) terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian terhadap variabel Return

on Assets (ROA) menunjukkan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan H0

diterima dan H3 ditolak yang berarti bahwa variabel Return on Assets (ROA) tidak

memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Rahmantio, dkk (2016) yang

menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Hal ini berarti besar kecilnya ROA tidak terlalu berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya nilai perusahaan yaitu Rasio Tobin’s Q. Investasi aset yang

dilakukan perusahaan sub sektor semen setiap tahunnya dari tahun 2014-2016

hanya menghasilkan pendapatan dan laba perusahaan yang kecil yang cenderung

menurun karena kenaikan tingkat beban perusahaan. Jika dilihat dari nilai ROA

menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang berarti total

aset yang dimiliki perusahaan tidak dapat meningkatkan perolehan laba. Dapat

dimungkinkan juga kebijakan hutang yang meningkatkan total aset perusahaan

tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Page 51: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

143

Berdasarkan perkembangan model penelitian bidang manajemen keuangan,

pada umumnya profitabilitas memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai

perusahaan. Sedangkan secara konsep, nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh

permintaan dan penawaran harga saham di pasar modal. Hubungan kausalitas ini

menjelaskan bahwa dalam mengukur kinerja perusahaan menggunakan indikator-

indikator profitabilitas menunjukkan kondisi yang baik, maka akan mempengaruhi

investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modal pada perusahaan

(Harmono, 2014).

Sedangkan dalam penelitian ini, perusahaan manufaktur sub sektor semen

pada periode 2015-2017 cenderung mengalami penurunan nilai ROA, akan tetapi

harga saham perusahaan manufaktur sub sektor semen pada periode 2015-2017

mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat. Pada umumnya investor tidak

hanya melihat perolehan laba perusahaan sebagai pertimbangan dalam mengambil

keputusan investasi. Investor juga akan melihat informasi-informasi lain yang

disampaikan oleh perusahaan seperti pertumbuhan penjualan maupun tingkat return

yang akan diperoleh investor. Hal ini berarti ROA belum mampu untuk

meningkatkan nilai perusahaan.

3.5.2.2 Variabel Return on Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa Return on Equity (ROE) tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian terhadap variabel Return

on Equity (ROE) menunjukkan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan H0

diterima dan H4 ditolak yang berarti bahwa variabel Return on Equity (ROE) tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Page 52: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

144

Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur seberapa besar laba

yang dihasilkan dengan menggunakan modal sendiri atau ekuitas. Pada perusahaan

manufaktur sub sektor semen dapat dilihat nilai ROE mengalami penurunan dari

tahun ke tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat

meningkatkan perolehan labanya dengan menggunakan modal sendiri. Akan tetapi,

jika dibandingkan dengan perolehan laba atas total aset dapat dilihat bahwa

perolehan laba atas modal sendiri lebih besar. Dengan demikian, akan lebih

menguntungkan apabila perusahaan membiayai kegiatan operasional dengan

menggunakan modal sendiri. Dapat dikatakan bahwa pengelolaan ekuitas yang

dimiliki oleh perusahaan secara efisien akan menghasilkan laba bersih yang tinggi.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa informasi atas perolehan laba

perusahaan manufaktur sub sektor semen tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Pada umumnya investor tidak hanya melihat perolehan laba

perusahaan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Investor

juga akan melihat informasi-informasi lain yang disampaikan oleh perusahaan

seperti pertumbuhan penjualan maupun tingkat return yang akan diperoleh investor.

Hal ini berarti ROE belum mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Diperoleh

dari beberapa sumber berita, saham perusahaan semen masih menarik bagi investor

karena adanya issu pembangunan di Indonesia, akan tetapi karena kondisi pasar

penjualan semen yang mengalami oversupply dan persaingan yang ketat membuat

nilai perusahaan mengalami fluktuasi yang cenderung menurun.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Rahmantio, dkk

(2016) yang menyatakan bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut teori signalling, dijelaskan bahwa

Page 53: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

145

perusahaan akan memberikan sinyal atau informasi kepada pelaku pasar, maka

pelaku pasar akan mengintepretasikan dan menganalisis informasi tersebut menjadi

sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news) yang kemudian akan

dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan untuk investasi. Dengan demikian,

informasi yang dipublikasikan tersebut akan memberikan dampak terhadap nilai

perusahaan (Jogiyanto, 2003). Akan tetapi teori tersebut tidak terbukti dalam

perusahaan manufaktur sub sektor semen.

3.5.3 Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai

Perusahaan secara Simultan

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa Debt to Assets Ratio (DAR),

Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE)

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian terhadap

variabel independen Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER),

Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE) menunjukkan nilai

signifikan 0,178 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H5

ditolak yang berarti bahwa variabel independen Debt to Assets Ratio (DAR), Debt

to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE) tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil dari analisis regresi diperoleh bahwa variabel independen Return on

Assets (ROA) merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap nilai

perusahaan dengan tingkat signifikan 0,517 < 0,05 dan nilai Beta (ß) 5,222 lebih

besar dibandingkan variabel lainnya yaitu variabel Debt to Assets Ratio (DAR)

memiliki tingkat signifikan 0,166 > 0,05 dan nilai Beta (ß) -4,604, variabel Debt to

Equity Ratio (DER) memiliki tingkat signifikan 0,140 > 0,05 dan nilai Beta (ß) –

Page 54: BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS ...eprints.undip.ac.id/73840/4/BAB_III.pdf · BAB III PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 3.1 Deskriptif

146

1,976, variabel Return on Equity (ROE) memiliki tingkat signifikan 0,922 dan nilai

Beta (ß) 0,842.

Penelitian ini menunjukkan struktur modal dan profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor

semen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017. Dapat dilihat

bahwa pada perusahaan semen mengalami kenaikan total hutang dari tahun ke

tahun, akan tetapi perolehan laba atas total aset justru mengalami penurunan. Hasil

perolehan laba atas aset terhitung lebih kecil dibandingkan perolehan laba atas

modal sendiri atau ekuitas. Hal tersebut berarti kebijakan hutang yang diambil

perusahaan tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan. Jika dilihat dari

pergerakan harga saham perusahaan semen mengalami fluktuasi dan dapat

dikatakan saham perusahaan semen masih menarik minat investor. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa struktur modal dan profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor

semen.