BAB III PEMIKIRAN PEMIKIRAN D.N AIDIT DALAM … · tanah sehingga kampanye PKI tentang tanah...

35
50 BAB III PEMIKIRANPEMIKIRAN D.N AIDIT DALAM PERPOLITIKAN DI INDONESIA TAHUN 1951-1965 A. Pemikiran D.N Aidit Dalam Bidang Politik 1. Strategi Politik Aidit Tahun 1950-1955 Menurut pandangan Aidit Politik adalah pernyataan terpusat daripada ekonomi, demikian pendirian kaum Marxis. Oleh karena itu situasi politik yang baik bagi rakyat Indonesia adalah pernyataan pembelaan terhadap kepentingan ekonomi rakyat Indonesia. 1 Adanya situasi politik yang baik adalah pertanda adanya harapan dan terbukanya kemungkinan akan perubahan dan perbaikan di bidang ekonomi. Pandangan Aidit tentang negara dan politik, Aidit lebih melancarkan perjuangan politik revolusioner untuk melawan imperialisme. Aidit memimpin PKI dengan konsep baru yang dikenal dengan “Jalan Demokrasi Rakyat bagi Indonesia”. 2 Melalui konsep tersebut Aidit sekaligus menegaskan jalan yang revolusioner di samping cara-cara parlementer. Dengan berdasarkan Marxisme-Leninisme dan alanisis mengenai situasi kondisi Indonesia sendiri, CC PKI di bawah pimpinan D.N. Aidit menyusun program partai untuk mencapai tujuannya, yaitu mengkomuniskan Indonesia. Aidit mengatakan perjuangan parlementer dapat dilakukan dengan memberikan dukungan PKI pada pemerintah Wilopo, dan kemudian pemerintah 1 Ngismatul Khoeriyah, “Perbandingan Pemikiran Tan Malaka dan D.N. Aidit”, Skripsi FKIP UMP, 2014, hlm 98 2 Majalah Tempo, 2007, Dari Menteng ke Pusaran Kekuasaan, Koleksi Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta., hlm 73

Transcript of BAB III PEMIKIRAN PEMIKIRAN D.N AIDIT DALAM … · tanah sehingga kampanye PKI tentang tanah...

50

BAB III

PEMIKIRAN–PEMIKIRAN D.N AIDIT DALAM

PERPOLITIKAN DI INDONESIA TAHUN 1951-1965

A. Pemikiran D.N Aidit Dalam Bidang Politik

1. Strategi Politik Aidit Tahun 1950-1955

Menurut pandangan Aidit Politik adalah pernyataan terpusat daripada

ekonomi, demikian pendirian kaum Marxis. Oleh karena itu situasi politik yang

baik bagi rakyat Indonesia adalah pernyataan pembelaan terhadap kepentingan

ekonomi rakyat Indonesia.1 Adanya situasi politik yang baik adalah pertanda

adanya harapan dan terbukanya kemungkinan akan perubahan dan perbaikan di

bidang ekonomi. Pandangan Aidit tentang negara dan politik, Aidit lebih

melancarkan perjuangan politik revolusioner untuk melawan imperialisme.

Aidit memimpin PKI dengan konsep baru yang dikenal dengan “Jalan

Demokrasi Rakyat bagi Indonesia”.2 Melalui konsep tersebut Aidit sekaligus

menegaskan jalan yang revolusioner di samping cara-cara parlementer. Dengan

berdasarkan Marxisme-Leninisme dan alanisis mengenai situasi kondisi Indonesia

sendiri, CC PKI di bawah pimpinan D.N. Aidit menyusun program partai untuk

mencapai tujuannya, yaitu mengkomuniskan Indonesia.

Aidit mengatakan perjuangan parlementer dapat dilakukan dengan

memberikan dukungan PKI pada pemerintah Wilopo, dan kemudian pemerintah

1 Ngismatul Khoeriyah, “Perbandingan Pemikiran Tan Malaka dan D.N.

Aidit”, Skripsi FKIP UMP, 2014, hlm 98 2 Majalah Tempo, 2007, Dari Menteng ke Pusaran Kekuasaan, Koleksi

Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta., hlm 73

51

Ali Sastroamidjojo terkait program PKI yang sama-sama menginginkan

perubahan yang lebih baik untuk Indonesia.3 Pernyataan Aidit tersebut

menandakan bahwa PKI melakukan perjuangan parlementer walaupun pada

waktu itu PKI belum masuk dalam pemerintahan. PKI mengambil sikap yang

sama terhadap pemerintah parlemen Wilopo maupun Ali Sastroamidjojo sampai

terbentuknya pemerintahan yang Demokrasi Rakyat.4

Bentuk pemikiran Aidit adalah mengemukakan gagasan mengenai

pembentukan Front Persatuan Nasional.5 Gagasan Aidit mengenai Front Nasional

adalah sarat dengan nilai kebangsaan. Taktik tersebut memiliki landasan yang

kuat dalam masyarakat Indonesia, sebuah masyarakat yang terdiri dari berbagai

kelas dan kelompok. Dia menekankan bahwa taktik Front Nasional bersatu

merupakan satu-satunya taktik yang benar bagi rakyat Indonesia di dalam

perjuangannya untuk meraih kemerdekaan nasional yang sebenarnya dan Front

Persatuan Nasional harus dimenangkan.6 Seluruh kelas dan kelompok masyarakat

3 Majalah Bintang Merah, Tahun 1954, Kongres Nasional Ke-V Partai

Komunis Indonesia, Koleksi Int. Intstitut Sec. Gesehiedenis Amsterdam, hlm 68 4 D.N. Aidit, Djalan ke Demokrasi Rakjat Bagi Indonesia, (Jajasan

Pembaruan, Djakarta, 1955), hlm 46 5 Front Persatuan Nasional adalah front yang mempersatukan lelaki dan

wanita Indonesia dari semua keyakinan politik, semua kepercayaan agama, dan

kedudukan sosial, dan sudah tentu atas dasar keinginan bersama untuk mengatasi

krisis ekonomi yang terus-menerus mencengkeram Indonesia, untuk mencegah

diseretnya Indonesia ke dalam pakt agresif oleh imperialisme Amerika, untuk

mempertahankan Irian Barat sebagai wilayah Republik Indonesia, untuk melawan

dipersenjatainya kembali Jepang, untuk menggulung komplotan kolonialis

Belanda anti-republik, untuk menjunjung tinggi panji-panji demokrasi, dan untuk

memperjuangkan kemerdekaan nasional yang penuh bagi Indonesia. Front

persatuan berarti perjuangan dan organisasi daripada perjuangan untuk tujuan-

tujuan yang konkret di bawah panji-panji yang sesuai dengan kepentingan rakyat

pekerja dan kepentingan seluruh bangsa. https://www.marxists.org (diakses 17

Juni 2015 pukul 20.40 WIB) 6 Surat Kabar Fikiran Rakyat, 27 Juli 1955, Koleksi arsip Perpustakaan

Yogyakarta

52

menjadi hancur akibat adanya imperialisme dan feodalisme. Oleh karena itulah

maka kelas-kelas dan kelompok-kelompok masyarakat menginginkan

kemerdekaan tersebut. Untuk meraihnya, maka kelas-kelas sosial masyarakat

tersebut atau partai dan organisasi dari kelas dan kelompok masyarakat tersebut

harus bersatu dalam sebuah Front Nasional yang bersatu.7

Secara historis, Front Nasional bersatu tersebut sebenarnya pernah

dibentuk pada masa perjuangan kemerdekaan dalam bentuk perhimpunan-

perhimpunan Politik Kebangsaan atau PPPKI pada 27 Desember 1927 yang

didukung oleh Partai Nasional Indonesia dan Sarekat Islam. Front-Front Nasional

anti-fasisme8 seperti Gerakan Indonesia Merdeka (Gerindom)9, Angkatan Muda

Indonesia (AMI)10, adalah gerakan-gerakan yang kemudian menjadi pencetus

7 Peter Edman, Komunisme Ala Aidit: Kisah Partai Komunis Indonesia

Dibawah Kepemimpinan D.N. Aidit 1950-1965, (center for information analysis,

2007), hlm 81 8 Anti Fasisme adalah sistem yang menolak adanya fasis yang berusaha

untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk

sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan partai tunggal

negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya

"manusia baru" yang ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui

indoktrinasi, pendidikan fisik, dan termasuk eugenika kebijakan keluarga. Fasis

percaya bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif

tunggal, dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk

menjaga bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi

terhadap negara. Sikap fasis adalah menetang dari pengetian fasis diatas.

www.id.wikipedia.org/wiki/fasis (diakses 19 Juni 2015 pukul 13.50 WIB) 9 Gerindom (Gerakan Indonesia Merdeka) adalah gerakan yang bertujuan

untuk menyadarkan para pemuda untuk tetap semangat dalam memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia. http://widhisejarahblog.blogspot.com (diakses 19 Juni

2015 pukul 13.50 WIB) 10 Angkatan Muda Indonesia (AMI). Mula-mula organisasi tersebut

didirikan atas inisiatif Jepang, tetapi kemudian tumbuh menjadi organisasi

pemuda yang anti Jepang. AMI kemudian berubah menjadi Pemuda Republik

Indonesia (PRI). https://pcimlibya.wordpress.com/2009/10/31/peranan-pemuda-

indonesia-dalam-pergerakan-kemerdekaan/ (diakses 19 Juni 2015 pukul 13.50

WIB)

53

utama proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.11 Gerakan-gerakan tersebutlah

yang sebelumnya pernah dikritik oleh Tan Malaka sebagai gagal dalam

melaksakan revolusi kemerdekaan sebagaimana dituliskannya dalam Aksi Massa :

“Selama orang percaya bahwa kemerdekaan akan dicapai dengan putch

atau anarkisme, itu hanyalah impian seorang yang lagi demam. Aksi

massa membutuhkan pemimpin yang revolusioner, cerdas, tangkas, sabar

dan cepat menghitung kejadian yang akan datang, waspada politik. Ia

harus juga bekerja dengan kekuatan nasional yang sudah ada dan tidak

mengharapkan kekuatan yang sekedar lamunan. Selanjutnya, ia harus

mengetahui tabiat massa yang dipimpinnya (mengetahui waktu dan cara

bagaimana reaksi rakyat terhadap kejadian-kejadian politik dan

ekonomi). Ia harus pandai pula bersemboyan yang menyemangatkan

rakyat sehingga mengubah“kemauan massa” menjadi “tindakan

massa”.12

Aidit mengatakan unsur kaum borjuis nasional sebagai kaum yang sering

ragu-ragu dan berpotensi berkhianat dalam pelaksanaan gagasan Front Nasional

bersatu tersebut. Hal tersebut sebenarnya adalah sebagai salah satu penjabaran

dari gagasan Marxisme bahwa kaum borjuis merupakan lawan dari kaum buruh

dan petani.

Aidit berpendapat bahwa dalam keadaan dan batas-batas tertentu kaum

borjuis dapat berperan serta dalam perjuangan nasional melawan imperialisme.

Aidit selalu mengingatkan bahwa dalam perjuangan untuk membentuk sebuah

Front Nasional yang bersatu, harus ada kerjasama yang baik di antara berbagai

partai politik maupun kerja sama yang terjalin di antara rakyat yang berasal dari

berbagai ras, suku, dan ideologi yang berbeda. PKI harus tetap mempertahankan

independensinya baik secara politis, ideologis, maupun organisatoris.13

11 Peter Edman., Op Cit , hlm 80 12 Tan Malaka, Aksi Massa, (Yogyakarta: Teplok Press, 2000), hlm 101 13 Peter Edman., Op Cit.,hlm 82.

54

Setelah menggulirkan gagasan menggalang Front Persatuan Nasional dan

melakukan langkah politik melalui parlemen, Aidit bersama PKI ambil bagian

dalam Pemilihan Umum 1955.14 Menjelang pemilu, PKI mengangkat persolan

kemiskinan dan kehidupan rakyat yang buruk karena kekuasaan imperialisme

untuk berkampanye. Persoalan lain yang diangkat PKI adanya isu kelangkaan

garam serta kenaikan harga beras dan minyak goreng pada pekan-pekan sebelum

pemilu pertama yang dilaksanakan di Indonesia.

Masalah tanah juga merupakan bagian terpenting dalam kampanye PKI di

beberapa daerah yang luas dan besar. PKI menjanjikan pembagian tanah di

berbagai daerah, dan di sebagian daerah tersebut tanah dijanjikan kepada mereka

yang memilih PKI atau BTI.15 Taktik tersebut mengakibatkan timbulnya

ketegangan sosial di beberapa wilayah pedesaan terutama di Jawa. Pada waktu itu

pembagian tanah tidak merata di desa-desa di Jawa. Tanah-tanah dikuasi oleh tuan

tanah sehingga kampanye PKI tentang tanah medapat sambutan yang hangat dari

rakyat.

Kampanye PKI yang berbeda dengan partai-partai lain adalah masalah

kegiatan kesejahteraan sosial. Bagi PKI, kegiatan semacam itu dimaksudkan tidak

hanya untuk menang dalam pemilihan umum, tetapi juga untuk membangun basis

14 Kevin Raymond Evans, Sejarah Pemilu & Partai politik di Indonesia,

(Jakarta : Arsie Consultancie, 2003), hlm 13. 15 BTI (Barisan Tani Indonesia) adalah Barisan Tani Indonesia adalah

organisasi massa petani yang terhubung ke Partai Komunis Indonesia (PKI). BTI

didirikan pada November 25, 1945. Organisasi petani sebelumnya oleh PKI telah

menjadi Serikat Tani yang dibentuk pada tahun 1945. BTI berjuang untuk

reformasi tanah. https://id.wikipedia.org (diakses 17 Juni 2015 pukul 17.56 WIB)

55

massa yang lebih permanen.16 Menggunakan slogan “kegiatan kecil tapi

bermanfaat”, aktivis PKI di desa-desa, Kegiatan kesejahteraan sosial yang

dilakukan oleh PKI antara lain membersihkan kampung/ kerja bakti, membangun

dan memperbaiki jembatan, membuat tempat MCK, membangun saluran air, dan

membantu kegiatan pernikahan, orang melahirkan, dan penguburan.

Aidit selalu mengatakan PKI harus giat memperagakan lambangnya yaitu

Palu dan arit dalam setiap kampanyenya. Sejak awal PKI sudah unggul dalam hal

tersebut dan terus mempertahankan keunggulan itu selama masa kampanye.17

Selain itu, papan-papan peraga lambang partai Palu dan Arit tersebut banyak

bertebaran di kota-kota besar dan kecil.

Strategi PKI juga dengan membuat pamflet dan brosur untuk dijual atau

dibagikan secara massal. PKI membuat kartu anggota untuk melakukan rekrutmen

dan menggalang dukungan massa. Anggota partai tersebut terdiri dari dua

golongan anggota yang sudah ada yaitu anggota penuh dan calon anggota yang

ditambah golongan anggota baru yaitu anggota pencinta. Jumlah anggota tersebut

seluruhnya yaitu 7910 pada awal tahun 1952, 165.206 pada Maret 1954, dan

meningkat menjadi 1.000.000 pada Februari 1956.18 Semakin banyaknya jumlah

massa pendukung PKI merupakan bukti kepandaian Aidit.

Aidit memilih sikap netral dalam perpolitikan di Indonesia. Partai Komunis

Indonesia dalam keadaan tertentu beroposisi terhadap pemerintah dan dalam

keadaan lain partai menyokong pemerintah dan dalam keadaan yang lain lagi

16 Ahmad Fathul Bari, Strategi PKI terhadap Petani serta Pengaruhnya Di

Jawa Timur tahun 1953-1965, Skripsi FIB UI, 2008, hlm 55 lihat pula Donald

Hindley, The Communist Party of Indonesia (1951 – 1963), hlm. 221. 17 Ibid. 18 Ibid. hlm 56

56

partai turut dalam pemerintah. Perjuangan parlementer dan sokongan PKI

ditunjukkan kepada pemerintah Ali Sastroamidjojo untuk memperluas dan

memperkuat Front Persatuan Nasional.19 PKI juga meneruskan pembangunan

basis massa yang meluas keseluruh negeri, yang mempunyai karakter massa yang

luas dan yang sepenuhnya dikonsolidasi di lapangan ideologi, politik, dan

organisasi.

Aidit menggunakan dua strategi untuk mempertahankan dan memperkuat

PKI yaitu strategi kanan dan kiri dalam dunia perpolitikan di Indonesia antara

tahun 1951-1965. Strategi kanan yaitu melaui kompromisitis dengan golongan-

golongan kanan dimana PNI menjadi golongan ini. PKI mencatat keberhasilannya

bila dia menggalang konsiliasi20 dengan kelompok nasionalis dan borjuis.21 Hal

tersebut dijalankan bersamaan dengan kebijakan Stalin tahun 1952 yang beralih

dari strategi kiri yang revolusioner dan militan, kepada pola strategi kanan yakni,

bersedia secara taktis bekerja sama dengan kaum nasionalis borjuis.22

Aidit menggabungkan Strategi kiri dan kanan yang diberi nama pola

strategi Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP). Strategi tersebut

dismpaikan Aidit dalam Kongres Nasional PKI ke-V tahun 1954. Isi MKTBP

tersebut yaitu: (1) melaksanakan aksi gerilya di lingkungan massa petani di

19 D.N. Aidit 1955, Op Cit., hlm 32-33 20 Konsiliasi adalah kerjasama politik untuk memperkuat partai, PKI

bekerjasama dengan PNI. www.id.wikipedia.org (diakses 17 Juni 2015 pukul

17.56 WIB ) 21 Kelompok Borjuis adalah golongan orang-orang kelas atas dimana

orang-orang borjuis adalah orang-orang yang memiliki modal. Mereka adalah

kelas menengah dan kelas pedagang yang meperoleh kekuatan ekonomi dan sosial

dari pekerjaan pendidikan dan kekayaan. www.id.wikipedia.org (diakses 17 Juni

2015 pukul 19.25 WIB) 22 Aco Manafe, Teperpu Mengungkap Penghianatan PKI Tahun 1965 dan

Proses Hukum Bagi Para Pelakunya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007), hlm

11

57

pedesaan, (2) gerakan revolusioner kaum buruh di kota-kota, dan (3) penyusupan

di kalangan angkatan bersenjata. Metode tersebut merupakan pelaksanaan dari

kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh Kongres Nasional ke-IV.23 Dengan

dilaksanakannya MKTBP, PKI telah melakukan persiapan awal bagi pecahnya

revolusi sosial.

Pemilu 1955 merupakan langkah awal dan penting bagi Aidit membangun

jumlah massa. Aidit menginginkan PKI untuk memenangkan pemilu pada tahun

1955.24 Lebih mendekatkan diri kepada kaum petani merupakan salah satu

langkah politik Aidit untuk menggalang suara PKI menjelang Pemilu 1955.

Dalam hal tersebut, PKI juga berupaya membangun basis dukungan partai secara

lebih luas ke masyarakat pedesaaan. Rencana Aidit itupun menandai perubahan

garis strategi PKI ketika diadakannya Kongres Nasional V PKI pada bulan Maret

1954 yang mengubah fokus utama partai dari buruh kepada petani.25

Aidit dalam pidatonya saat pelaksanaan kongres PKI yang ke V tahun

1954 untuk pemilu 1955 :

“Sebaliknja, kalau menginginkan krisis ekonomi bisa diatasi, serahkanlah

pimpinan pemerintah kepada Partai Klas Buruh, partai jang terpertjaja,

partai jang terlatih dan terudji: Partai Komunis Indonesia. Bagi kaum

buruh, memilih PKI berarti beras, upah jang pantas dan djaminan sosial

jang adil. Bagi kaum tani, memilih PKI berarti tanah. Bagi kaum

intelejensia, memilih PKI berarti kesempatan dan sjarat kerdja jang tjukup

untuk memajukan ilmu guna kebahagiaan manusia. Bagi pradjurit-

pradjurit dan anggota-anggota alat negara lainnya, memilih PKI berarti

djaminan hak-haknja dan gadji jang adil. Bagi pegawai negeri, memilih

23 Ahmad Fathul Basri, Strategi PKI terhadap Petani serta Pengaruhnya Di

Jawa Timur tahun 1953-1965, Skripsi FIB UI, 2008, hlm 8 lihat pula Dikutip oleh

Hermawan Sulistyo dari DN. Aidit, Masjarakat Indonesia dan Revolusi Indonesia

(MIRI). Hermawan Sulistyo, Palu Arit di Ladang Tebu, Jakarta: KPG, 2000, hlm.

33 -34. 24 Surat Kabar Fikiran Rakyat, 28 Juli 1955, Koleksi arsip Perpustakaan

Yogyakarta 25 Ahmad Fathul Basri., Op Cit, hlm 36

58

PKI berarti gadji dan djaminan sosial yang adil. Bagi pedagang ketjil,

memilih PKI berarti kredit dan pasar. Bagi pengusaha, memilih PKI

berarti perlindungan terhadap saingan modal monopoli. Bagi seniman,

memilih PKI berarti kebebasan mentjipta dan sjarat kerdja jang tjukup.

Bagi pelajar dan mahasiswa, memilih PKI berarti kesempatan dan sjarat

beladjar jang baik. Bagi pemuda, memilih PKI berarti djaminan

pekerdjaan dan hari depan jang baik. Bagi kaum wanita, memilih PKI

berarti emansipasi dan djaminan persamaan hak. Bagi kaum agama,

memilih PKI berarti pemerintah jang mendjamin kebebasan beragama dan

berkejakinan. Memilih PKI berarti rakjat berkuasa atas nasibnja sendiri,

berarti lenjapnya kabut jang suram dan datangnja fadjar baru! Singkatnja,

memilih PKI berarti memilih kemerdekaan penuh, memilih demokrasi,

memilih kesedjahteraan dan perdamaian! Bersatu, menudju ke kotak

pemilihan untuk memilih PKI dan partai-partai demokratis lainnja!

Bersatu, menudju ke kotak pemilihan untuk suatu pemerintah rakjat jang

demokratis! Bersatu, menudju ke kotak pemilihan untuk mengalahkan

Masyumi-PSI! Bersatu, menudju ke kotak pemilihan untuk kemerdekaan

nasional, demokrasi dan perdamaian! Hidup Republik Indonesia dan tanah

air Indonesia jang indah dan djaja!”26

Pidato Aidit diatas menunjukkan bahwa PKI benr-benar serius ingin

memenangkan Pemilu 1955. Aidit juga menggunakan strategi bekerja sama

dengan partai lain. Strategi Aidit mengenai kerjasama antara PKI dengan Partai

Nasionalis (PNI) dan Organisasi maupun Partai Islam (Masyumi) tidak hanya

samapai berakhirnya pemilu 1955 saja. Jadi harus ada kerjasama antar partai

dalam pemerintahan yang terpilih dalam pemilu 1955.27 PKI menginginkan

adanya kerjasama sampai sesudah pemilihan umum 1955, dengan tidak peduli

siapa yang akan menang nanti. Apa yang PKI inginkan adalah sesuai dengan

semboyan republik Indonesia Bhineka Tunggal Ika.28

Aidit menginginkan kader-kader PKI melakukan kerjasama dengan partai-

partai lain dan dengan organisasi-organisasi dari berbagai aliran yang ada saat itu.

26 Majalah Bintang Merah 1954, Op Cit., hlm 98-99 27 D.N. Aidit 1955., Op Cit., hlm 34 28 Ibid. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan negara Indonesia yang

artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. https://id.wikipedia.org

(diakses 17 Juni 2015 pukul 17.20 WIB)

59

Dalam kerjasama tersebut Aidit menginginkan PKI tidak boleh menggantungkan

diri pada banyaknya organisasi-organisasi yang pasti akan memihak tiap-tiap

pendirian Komunis dan lingkungan kerjasama tersebut. PKI harus mendasarkan

diri atas kebenaran politik Partai, atas kejujuran, kegiatan dan keuletan-keuletan

aktivis-aktivis Komunis. Politik PKI adalah sesuatu yang obyektif, yang

seharusnya juga menjadi politik dan pendirian dari tiap-tiap orang yang

berkemauan baik dan sadar.29 Pada intinya Aidit menginginkan bahwa kerjasama

antar partai harus berdasarkan kesadaran akan kepentingan dan tujuan bersama.

Komunis, Nasionalis dan Islam adalah tiga aliran politik pada tahun 1955

yang mempunyai pengaruh yang besar bagi rakyat Indonesia. Aliran-aliran

tersebutlah yang meresap sampai ke kalangan rakyat banyak. Aliran Komunis

diwakili oleh PKI dengan perjuangan untuk golongan buruh dan petani. Aliran

Nasionalis diwakili oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan Sukarno sebagai

pemimpinnya. Partai politik Nasionalis mulai dikenal oleh rakyat Indonesia sejak

permulaan abad ke-20, ia dikenal bersama-sama dengan lahirnya gerakan nasional

di Indonesia. Aliran Islam diwakili oleh NU dan Masyumi. Agama Islam sudah

ada di Indonesia sejak dahulu, tapi partai politik Islam baru dikenal juga sejak

permulaan abad ke-20. Politik dari partai-partai Nasionalis dan partai-partai Islam

tergantung pada kelas-kelas daripada orang-orang yang memimpin partai itu.

Aidit masih menggunakan strategi kanannya sampai tahun 1955. Dengan

strategi tersebut Aidit bisa mengembangkan PKI sehingga menjadi partai yang

besar. Fokus Aidit pada tahun 1955an adalah untuk membawa PKI memenangkan

pemilu yang diadakan pertama kali oleh bangsa Indonesia. Strategi – Strategi

29 Ibid.

60

yang dilakukan Aidit dari tahun 1951-1955 merupakan strategi untuk

membangkitkan Partai yang hancur akibat pemberontakan PKI Musso tahun 1948,

mencarii massa sebanyak-banyaknya serta memenangkan pemilu pertama di

Indonesia tahun 1955. Fokus utama Aidit ditahun 1951-1955 pada pemerintahan

dan pembangunan PKI. PKI dapat berkembang dengan baik di Indonesia pada

tahun 1950an karena pada waktu itu SDM masyarakat Indonesia masih rendah

dan kemiskinan dimana-mana yang menyebabkan komunis mudah diterima oleh

masyarakat pada waktu itu.

2. Strategi Politik Aidit Tahun 1956-1965

Selepas tahun 1955 Aidit mulai merubah-rubah strategi politiknya.

Strategi politik Aidit mula-mula mengikuti taktik-taktik yang digunakan Mao Tse

Tung30 dengan kombinasi taktik secara damai Uni Soviet, yaitu melalui

memberikan janji-janji kepada petani yang masih buta huruf sampai kepelosok-

pelosok desa. Strategi yang diterapakan Aidit terebut berhasil mengumpilkan

banyak pengikut yang menjadikan PKI menjdi partai besar dan terus berkembang.

Pada perkembangan selanjutnya Aidit menggunakan strategi koeksistensi secara

damai dengan partai-partai yang ada dan Soekarno yang hendak memaksakan

kabinet berkaki empat (yang terdiri dari PNI, Masyumi, NU dan PKI) dan

Nasakomisasi semua instansi pemerintah sipil dan militer.31 Pada tahun 1956

30 Mao Tse Tung adalah pemimpin Parta Komunis Cina ke puncak

kekuasaan di Cina memimpin selama dua puluh tujuh tahun dan mengadakan

perubahan perubahan yang menakjubkan selama memimpin di Cina.

www.media.isnet.org (diakses 19 Juni 2015 pukul 18.30 WIB) 31 Zainal Abidin, Bahaja Komunisme, (Bulan Bintang, 1968), hlm 62

61

Aidit mulai meninggalkan strategi kanan dan mulai menggunakan strategi kiri

revolusioner seperti di Cina.

Aidit menyadari musuhnya yang paling kuat adalah Angkatan Darat.

Angkatan darat berkiblat pada Amerika sedangkan PKI berkiblat pada Rusia dan

Cina. Oleh karena ha tersebut membuat Angkatan darat dan PKI saling

bermusuhan akibat permusuhan Amerika dengan Rusia. Pada akhir tahun 1959

dikongres ke VI Partai Komunis Indonesia Aidit menyerang Angkatan Darat

khususnya Nasution secara dengan mengatakan bahwa membentuk apa yang

dinamakan pemerintahan Nasional, demokratis, dan merdeka, maka perlu

digulingkan kekuasaan militer yang reaksioner dan kejam yang hanya berbakti

pada imperialisme32 Amerika Serikat.33

Setelah tahun 1962, strategi kiri semakin digunakan Aidit dan

meninggalkan strategi kanannya. Aidit mulai dengan memperhebat gerakannya

menyusup dimana-mana, baik partai politik maupun instansi pemerintahan,

mendorong orang non komunis melakukan korupsi, sambil ia mencegah anggota-

anggotanya melakukan tersebut. Hal tersebut kelak untuk memukul aparatur

negara dengan cara menghasut rakyat, bahwa semua orang yang bukan komunis

sudah korupsi dan bejat moralnya, kecuali PKI.34 Strategi yang digunakan Aidit

pada tahun 1960an memang terlihat licik dengan melakukan hal apapun untuk

mencapai tujuannya.

32 Imperialisme adalah ekspansi politik untuk menguasai negara asing.

Bisa juga disebut sebagai penaklukan negara lain dengan berbagai cara.

www.id.wikipedia.org (diakses 17 Juni 2015 pukul 18.35 WIB) 33 Zainal Abidin., Op Cit.,hlm 62 34 Ibid, hlm 64

62

Pada tahun 1963 melalui rencana revolusi, Aidit mempersiapkan diri untuk

perebutan kekuasaan. Aidit mendukung rencana Soekarno tentang mengganyang

Malaysia. Aidit meninggalkan taktik koeksistensi secara damai Uni Soviet dan

menggunakan gerakan revolusioner Cina Komunis, hal tersebut karena PKI

mendapat bantuan lebih banyak dari Cina daripada Uni Soviet untuk merubuhkan

kekuasaan yang ada.

Strategi Aidit yang menggunakan cara Cina salah satunya adalah Partai

Komunis Indonesia mempengaruhi tentara, agar tentara bisa memihaki mereka

dalam gerakan politik mereka, khususnya bila tiba perebutan kekuasaan.35 Aidit

juga menginginkan membentuk angkatan ke 5 yakni mempersenjatai buruh dan

kaum tani untuk menyaingi AD, AL, AU, dan Angkatan Kepolisian. PKI juga

menyususpi tubuh ABRI melalui keempat angkatan tadi untuk memperoleh

dukungan militer dan pasukan. Dari segi penyusupan tersebut jelas memecah

belah TNI dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai kekuatan pertahanan

keamanan negara Republik Indonesia dan juga sebagai kekuatan politik yang

merupakan lawan komunis yang paling tangguh.

Pada tahun 1964 PKI dalam menghadapi 2 kekuatan yang menghalangi

jalan mereka untk mengkomuniskan Indonesia yaitu: Sukarno dan AD. Aidit

dengan sekuat tenaga dan tidak henti-hentinya mengembangkan kekuatan

progresif yag diperoleh dari buruh dan kaum tani. Pelaksanaan garis politik Aidit

yang progresif penting dalam mengubah perimbangan kekuatan dalam masyarakat

Indonesia. Prinsip bersatu dan berjuang dengan borjuasi nasional dalam front

persatuan nasional untuk melawan imperialisme dan feodalisme telah terwujud

35 Aco Manafe., Op Cit., hlm14

63

dalam kegiatan praktis para kader dan anggota PKI di berbagai bidang kehidupan

dan perjuangan revolusioner di Indonesia.36

Poltik PKI gaya Aidit yang konsekuen anti imperialis Belanda dan sikap

yang gagah berani dari anggota-anggota dan pimpinan-pimpinan PKI dalam

menghadapi kekuasaan kolonial ketika itu mengangkat nilai politik PKI di mata

rakyat Indonesia. Hal tersebut membesarkan kepercayaan dan kecintaan rakyat

Indonesia yang tertindas terhadap PKI yang membuat PKI sebagai kekuatan

politik yang menakutkan pada waktu itu.37 Aidit menerapkan strategi yang

berbeda-beda sesuai kebutuhan partai, namun pada tahun 1965 strategi yang Aidit

terapkan mengikuti Tradisi Mao Tse Dong yang ingin menggunakan kekuatan

revolusioner atau pemberontakan dalam pengambilalihan pemerintahan. Strategi

tersebut berbeda dengan strategi yang diterapkan di Soviet yaitu cara

kompromistis. Strategi revolusioner tersebut harus disesali Aidit karena

menghancurkan Partainya. PKI hancur karena adanya peristiwa G 30S. Strategi

yang diterapkan Aidit Pada tahun 1956-1965 berfokus pada pemerintahan dan

adanya usaha untuk merebut kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno.

Saat itu PKI berhadapan dengan Angkatan Darat yang didukung Amerika untuk

menghancurkan PKI. Jadi pada tahun 1956-1965 Aidit menginginkan PKI

berubah strategi yang kompromis menjadi partai revolusiner dengan tujuan

mengambil alih pemerintahan yang dilakukan tahun 1965.

36 D.N Aidit, Kobarkan Semangat Banteng, (Djakarta:Jajasan Pembaruan,

1964), hlm 9-10 37 D.N Aidit 1955., Op Cit., 16.

64

B. Pemikiran Aidit di Bidang Ekonomi

1. Pembagian Tanah Untuk Rakyat

Perekonomian merupakan salah satu masalah yang sudah ada sejak dulu,

termasuk pada masa Demokrasi Terpimpin pada Era Presiden Soekarno. Strategi

Aidit dalam menghadapi masalah ekonomi salah satunya adalah mendukung

adanya program agraria, program terhadap kaum petani yang mulai dirumuskan

dalam Kongres Nasional PKI ke-V tahun 1954.38 Aidit mendukung segera

terlakananya program Agraria yang sudah difikirkan oleh founding father

sebelumnya.

Aidit menggunakan konsep pembagian tanah untuk kaum tani miskin.

Pembagian tanah untuk rakyat miskin didadasarkan program ”Nasionalisasi

Tanah”39 yang menurutnya tidak sesuai dengan Revolusi Indonesia dan membuat

kaum tani saling curiga. Kecurigaan yang dimaksud oleh Aidit adalah tentang

prinsip kepemilikan tanah milik perseorangan. Menurut Aidit, program

Naionalisasi tanah yaitu program yang bermaksud menjadikan semua tanah

sebagai milik negara.40

Sebelum program Nasionalisasi Tanah Aidit terlebih dahulu

menyampaikan analisis kondisi sebagai berikut:

Sebagai suatu negeri jang sudah dikuasai oleh sistim kapitalisme,

feodalisme di Indonesia sudah tentu tidak penuh lagi, sudah tidak 100%

lagi. Jang masih ada di Indonesia sekarang tersebut jalah sisa2 feodalisme

jang penting dan berat. Tersebut dapat kita lihat dari kenjataan2: pertama,

38 Kongres PKI yang ke V adalah Kongres yang diadakan pertama kali

sejak peristiwa pemberontakan PKI Madiun oleh Musso pada tahun 1948.

Kongres PKI I sampai ke IV dilaksanakan pada era sebelum Aidit yaitu pada Era

Semaun dan Musso. 39 DN. Aidit, Pilihan Tulisan, (Djakarta: Jajasan Pembaruan, 1959), hlm.

158 – 159. 40 Ibid., hlm. 161.

65

masih adanja hak monopoli tuan tanah2 besar atas milik tanah jang

dikerdjakan oleh kaum tani jang sebagian terbesar tidak mungkin memiliki

tanah dank arena itu terpaksa menjewa tanah dari tuantanah2 menurut

sjarat2 apa sadja; kedua, jalah pembajaran sewa tanah dalam udjud barang

kepada tuantanah2 merupakan bagian sangat besar dari hasil panenan

kaum tani dan jang mengakibatkan kemelaratan bagian terbesar kaum tani;

ketiga, jalah sisti sewa tanah dalam bentuk kerdja di tanah tuantanah2,

jang menempatkan bagian terbesar kaum tani dalam kedudukan hamba;

jang terachir jalah tumpukan hutang2 jang menimpa bagian terbesar kaum

tani dan jang menetapkan mereka dalam kedudukan budak terhadap

pemilik2 tanah.41

Dengan berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut dan melalui berbagai

diskusi yang dilakukan menjelang Kongres Nasional PKI ke-V tahun 1954, maka

dirumuskan politik agraria PKI sebagai berikut:

“Semua tanah jang dimiliki oleh tuan tanah asing maupun tuan tanah

Indonesia harus disita tanpa penggantian kerugian. Kepada kaum tani, per-

tama tama kepada kaum tani tak mempunjai tanah dan kaum tani miskin,

diberikan dan dibagikan tanah dengan tjuma-tjuma. Sebagai sembojan

ditetapkan: tanah untuk kaum tani dan milik perseorangan tani atas

tanah”.42

Walaupun progam Nasionalisasi Tanah (Agraria) PKI menyerukan sita

tanah milik para tuan tanah dan diberikan kepada kaum tani tak bertanah serta

kaum tani miskin, dalam pelaksanaannya Aidit menyerukan kepada para kader

dan anggota PKI bersama kaum tani menentukan sendiri tuntutan yang paling

mendesak disampaikan sesuai situasi dan kondisi masing-masing wilayah melalui

berbagai semboyan yang mereka buat.43

Reforma Agraria atau Pembaruan Agraria adalah proses restrukturisasi

(penataan ulang susunan) kepemilikan, penguasaan, dan penggunaan sumber-

41 DN. Aidit, “Hari Depan Gerakan Tani Indonesia”, dalam Pilihan

Tulisan, (Djakarta: Jajasan Pembaruan, 1959), hlm. 166. 42 DN. Aidit, Kaum Tani Menggajang Setan-Setan Desa (Laporan singkat

tentang hasil riset mengenai keadaan kaum tani dan gerakan tani Djawa Barat),

(Djakarta: Jajasan Pembaruan, 1964), hlm. 11 43 Ahmad Fathul Basri., Op Cit, hlm 38

66

sumber agrarian (khususnya tanah). Pembaruan agraria mencakup suatu proses

yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya agraria, dilaksanakan dalam

rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan dan

kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.44 Reforma agraria adalah hakikat

daripada revolusi Demokrasi Rakyat di Indonesia. Reforma agraria adalah syarat

untuk pembangunan, industrialisasi, dan kesejahteraan ekonomi bagi Indonesia.

Dengan kaum tani yang melarat, yang tak bertanah atau tak cukup mempunyai

tanah, tidak mungkin mengadakan pembangunan, industrialisasi, dan

kesejahteraan ekonomi negeri. Jadi, syarat pertama dan syarat yang tidak boleh

tidak untuk pembangunan Indonesia, untuk industrialisasi dan kesejahteraan

ekonomi negeri, ialah pelaksanaan semboyan tanah untuk kaum tani.45

Aidit membuat beberapa langkah untuk melaksanakan semboyan tersebut

dan juga beberapa langkah yang harus ditempuh dalam rangka menjalankan

tanggung jawab partai yang paling penting; yakni tanggung jawab untuk

melakukan pembersihan terhadap sisa-sisa feodalisme dari pemerintahan Belanda,

mengobarkan revolusi agraria yang anti-feodal, dan merebut tanah-tanah milik

para tuan tanah dan membagi-bagikannya secara cuma-cuma kepada para petani

sebagai hak milik pribadi mereka. Reforma agraria bagi Aidit adalah tujuan dari

revolusi rakyat yang demokratis di Indonesia.46 Revolusi Agraria harus dilakukan

agar rakyat sejahtera.

44 BPN, Sekilas Reforma Agraria, www.bpn.go.id/Program/Reforma-

Agraria, (diakses tanggal 03 Juli 2015 pukul 19.00 WIB) 45 Ngismatul Khoeriyah., Op Cit., hlm 78 46 Peter Edman., Op Cit., hlm 137

67

Aidit dengan mendasarkan didasarkan pada strategi dasar ekonomi

Indonesia, susunan ekonomi yang harus dibangun pada tahap pertama dari pada

Revolusi Indonesia ialah susunan ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis,

yang bersih dari sisa-sisa feodalisme47 dan dari sisa-sisa imperialisme.48

Pandangan Aidit mengenai Penegasan strategi dasar ekonomi Indonesia tersebut

mempunyai arti yang sangat penting.

Aidit berpendapat strategi dasar ekonomi Indonesia dan kebijaksanaan

jangka pendek tidak dapat dipisahkan. Alasan kenapa strategi dasar ekonomi

Indonesia dan kebijaksanaan jangka pendek dapat dipisahkan adalah karena

Strategi dasar ekonomi adalah langkah-langkah praktis dan segera yang harus

diambil oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dalam rangka menyusun ekonomi

anti-imperialisme dan anti-feodalisme, sedangkan kebijaksanaan jangka pendek

hanya akan dapat direalisasi jika dilakukan sesuai dengan strategi dasar, yaitu

dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip membersihkan ekonomi dari sisa-

sisa imperialisme dan feodalisme. Prinsip-prinsip anti-imperialisme dan anti-

feodalisme harus menjadi dasar dalam menentukan setiap langkah di bidang

kebijaksanaan jangka pendek.49

47 Feodalisme adalah sistem sosial yang muncul pada abad pertengahan,

sistem pemerinahan tersebut dipegang oleh penguasa (feodal) untuk menguasai

tanah-tanah rakyat. www.maulitey-sweety.blogspot.com (diakses 18 Juni 2015

pukul 16.30 WIB) 48

Peter Edman., Op Cit.,hlm 10 49 D.N. Aidit, Pemecahan Masalah Ekonomi dan Ilmu Ekonomi Dewasa

Tersebut, (Djakarta :Jajasan Pembaruan, 1964), hlm 11

68

Prsesiden Soekarno dalam Dekon50 menegaskan bahwa :

“Agar tertjapai kegotongrojongan nasional berporoskan Nasakom untuk

menanggulangi kesulitan-kesulitan ekonomi, maka perlu diadakan

pengintegrasian antara Pemerintah dan Rakjat jang terorganisasi dan pula

bahwa pengintegrasian itu selandjutnja dapat ditjapai “dengan

mengintensifkan rituling di segala bidang dan dari Pusat sampai ke

Daerah-daerah, ..., di bawah pinpinan saja sendiri”.51

Penegasan dari presiden Soekarno tersebut tersebut merupakan salah satu

bagian yang amat penting dari pada seluruh Deklarasi Ekonomi. Bagian pertama

tentang strategi dasar ekonomi menetapkan rintangan-rintangan strategis yang

harus disingkirkan dalam tahap Revolusi Indonesia tersebut, yaitu imperialisme

dan feodalisme.52 Kebijaksanaan jangka pendek menetapkan tugas-tugas yang

sangat mendesak yang harus segera diselenggarakan di bidang ekonomi, maka

penegasan-penegasan tentang kegotongroyongan nasional berporoskan Nasakom,

adalah merupakan syarat-syarat mutlak guna melaksanakan Dekon.

Perjuangan untuk membersihkan ekonomi Indonesia dari sisa-sisa

imperialis memang merupakan perjuangan yang meminta perhatian dan tenaga.

Kaum imperialis memperbesar peranan mereka di dalam ekonomi Indonesia

50 Deklarasi Ekonomi (Dekon) adalah Deklarasi yang disampaikan oleh

Presiden Soekarno pada tanggal 28 Maret 1963 di Jakarta, untuk menciptakan

ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari imperialism dan system

ekonomi berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) sebagai pelaksanaan Dekon, pada

26 Mei 1963 dikeluarkan serangkaian peraturan di bidang ekspor dan impor,

harga, serta lainnya yang seluruhnya berjumlah 14 buah peraturan yang dikenal

sebagai “peraturan 26 Mei” Peraturan 26 Mei ternyata tidak mencapai tujuannya.

Oleh karena indeks biaya hidup semakin meningkat, harga barang naik, dan

inflasi meningkat. http://www.pengertianpengertian.com/2014/09/pengertian-

deklarasi-ekonomi-dekon.html ( diakses tanggal 18 Juni 2015 pukul 20.40 WIB) 51Deklarasi Ekonomi pasal 34, Pidato Prsesiden Soekarno tentang

pelaksanaan Dekon 26 maret 1963 52 D.N Aidit 1964.,Op Cit., hlm 6

69

dengan melalui cara-cara baru, yaitu neo-kolonialisme.53 Dalam melaksanakan

kebijaksanaan jangka pendek, sesuai dengan strategi dasar ekonomi Indonesia,

Indonesia sudah harus melawan neo-kolonialisme.54 Pemikiran ekonomi Aidit

mengenai Nasionalisasi Tanah yaitu Aidit menginginkan adanya pembagian tanah

secara adil kepada rakyat-rakyat miskin dan petani. Aidit juga mengatakan

pentingnya adanya Dekon atau Deklarasi Ekonomi yang diterbitkan oleh presiden

Soekarno untuk mendukung berdirinya kabinet Nasakom untuk menghadapi

masalah-masalah ekonomi di Indonesia pada waktu itu.

2. Koperasi

Koperasi menurut Bung Hatta adalah satu-satunya jalan untuk mencapai

kemakmuran bagi bangsa Indonesia yang masih lemah ekonominya”. Jika dituruti

keterangan tersebut, maka maksud Hatta akan berhasil memindahkan perhatian

agar perjuangan rakyat tidak ditujukan kepada melikuidasi kekuasaan kapitalis

monopoli imperialis dan sisa-sisa feodalisme di Indonesia.55 Bung Hatta

menyatakan bahwa koperasi adalah satu-satunya jalan untuk mencapai

kemakmuran bagi bangsa Inonesia yang masih lemah secara ekonominya.

Aidit berpendapat bahwa mengembangkan koperasi merupakan pekerjaan

yang selama tersebut sangat kurang mendapat perhatian dari Partai Komunis

Indonesia. Koperasi yang harus dikembangkan adalah koperasi Rakyat pekerja.

53 Neo kolonialisme adalah cara baru untuk penjajahan ekonomi dan

kebudayaan atas negara lain yang baru merdeka yang berupa bantuan asing yang

terlalu mngikat yang akan menimbulkan tekanan dan kesengsaraaan

www.pusatbahasa.diknas.go.id (diakses 20 Juni 2015 pukul 18.58 WIB) 54 D.N Aidit 1964., Op Cit., hlm 18 55 Mohammad Hatta, Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun,

(Jakarta: Inti Idayu Press. 1971) hlm 35

70

Koperasi kurang mendapat perhatian karena para kader kader partai Komunis

Indonesia jumlahnya terbatas dan harus ditempatkan di dalam organissasi massa

yang paling mendesak dan langsung untuk pembangunan Partai sendiri.

Aidit mengingatkan para kader PKI harus tetap waspada dan menentang

tiap-tiap propaganda dari kaum reaksioner, yang mengatakan seolah-olah dengan

koperasi dapat mengakhiri kekuasaan imperialis, bahwa kalau koperasi sudah

besar dan luas, ekonomi imperialis akan hancur.56 Aidit mengingatkan bahwa hal

tersebut adalah propaganda agen-agen imperialis yang bermaksud membuat

rakyat indonesia menjadi lengah dan tidak terlalu menganggap serius tentang

koperasi untuk kepentingan kaum kapitalis. Aidit juga akan terus menentang

penggunaan nama koperasi oleh perusahaan-perusahaan kapitalis dengan maksud

untuk menghindari kewajiban-kewajiban sebagai perusahaan kapitalis dan untuk

menipu rakyat.57 Kaum Komunis dengan sungguh-sungguh memakai jalan

koperasi untuk mempersatukan Rakyat pekerja, untuk mengurangi penghisapan-

penghisapan tuan tanah, lintah darat dan kapitalis atas diri Rakyat pekerja, dan

untuk meningkatkan hasil produksinya.

Koperasi versi Aidit juga menginginkan semboyan-semboyan “tanah

untuk kaum tani”, “pembagian tanah kepada kaum tani” dan “turunkan setoran

dan bunga uang”, “naikkan upah buruh tani” adalah semboyan-semboyan dan

tuntutan-tuntutan yang tepat dari Partai Komunis Indonesia terhadap pemerintah.

56 Majalah Bintang Merah, Tahun 1959, Kongres Nasional Ke-VI Partai

Komunis Indonesia, Koleksi pribadi dari www.marxist.org, hlm 68 57 Ibid.

71

Semboyan-semboyan dan tuntutan-tuntutan tersebut dapat mempersatukan seluruh

kaum tani berkerumun disekeliling PKI.58

Aidit mengemukakan pendapatnya bahwa masalah-masalah ekonomi tidak

harus dipecahkan oleh sarjana ekonomi saja seperti dalam pidatonya :

Djika saja berbitjara di muka saudara-saudara, di muka para sardjana,

tentang pentingnja sjarat-sjarat pelaksanaan Dekon, maka tersebut berarti

bahwa kita tidak mengakui adanja garis pemisah antara dalil-dalil ilmiah

dengan sjarat-sjarat pelaksanaan, antara masalah ekonomi dan masalah

politik. Dan bahwasanja saudara-saudara mengundang sadja untuk

berbitjara tentang Dekon berarti bahwa saudara-saudara sendiri djuga

sama sekali tidak berpegang pada gagasan jang palsu, jang memisahkan

soal-soal ekonomi dari soal-soal politik. Memang ada sardjana-sardjana

jang berpendapat bahwa tugas mereka terbatas kepada merumuskan dalil-

dalil, sedangkan mengenai pelaksanaan adalah urusan kaum politisi, atau

berpendapat bahwa soal-soal ekonomi harus dipecahkan secara ekonomi

dan oleh sardjana-sardjana ekonomi, tak perlu dihubungkan dengan soal-

soal politik, tak mungkin dipetjahkan oleh kaum politisi. Sardjana-

sardjana jang demikian, menurut pendapat saja berbuat bertentangan

dengan prinsip-prinsip ilmiah. Sebagaimana kita ketahui, politik adalah

pusat pentjerminan dari ekonomi, atau sebagaimana dikemukakan oleh

Bung Karno bahwa kemerdekaan politik bukanlah tudjuan revolusi tetapi

hanya suatu ‘djembatan emas’ atau alat untuk membangun sistem ekonomi

jang membebaskan Rakjat kita dari penghisapan dan kemiskinan.

Sardjana-sardjana memang perlu secara aktif memperhatikan dan

berurusan dengan hal-hal pelaksanaan dan dengan sjarat-sjarat jang

diperlukan untuk menjamin pelaksanaan sesuatu dalil. Tersebut berarti

benar-benar memenangkan prinsip ilmu untuk Rakjat dan mengalahkan

prinsip ilmu untuk ilmu”.59

Aidit berpandangan bahwa kemerdekaan politik di Indonesia tidak bisa

penuh, selama kemerdekaan ekonomi belum tercapai. Tugas terpenting di dalam

tahap pertama dari pada Revolusi Indonesia, seperti ditetapkan di dalam Dekon,

adalah untuk menyusun suatu ekonomi yang nasional dan demokratis, atau yang

bersih dari imperialisme dan feodalisme.60 Tugas tersebut adalah sama dengan

58 Ibid. 59 D.N Aidit 1964., Op Cit., hlm 11 60 Ibid

72

mencapai kemerdekaan ekonomi yang berarti untuk membuat penuhnya

kemerdekaan politik.

Dekon memberikan dasar-dasar yang sangat kokoh, yaitu dengan

menetapkan bahwa :

“jang harus diselenggarakan sekarang ialah memperbesar produksi

berdasarkan kekajaan alam jang berlimpah-limpah dan meletakkan dasar-

dasar untuk industrialisasi”, dan bahwa “... kita harus mengutamakan

pertanian dan perkebunan, kita harus mementingkan pertambangan”.61

Dengan kata lain Indonesia harus membangun ekonomi nasional dengan pertanian

dan perkebunan sebagai basis dan dengan industri sebagai tulang punggung.

Hubungan-hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara kapitalis

pada pokoknya mengejar tujuan-tujuan Indonesia sebagai konsumen dari produk

produk mereka. Negara-negara kapitalis sangat berkepentingan supaya negara-

negara yang ekonominya masih terbelakang (termasuk Indonesia) tetap menjadi

pasaran bagi barang-barang hasil industrinya sendiri karena itu berkepentingan

untuk menghampat perkembangan-perkembangan industri yang dapat menjadi

saingan bagi industri mereka sendiri.62

Seperti dinyatakan Presiden Soekarno di dalam Dekon bahwa :

“pelajanan kepada keperluan pertumbuhan ekonomi dan lalu lintas barang

antara lain ditjerminkan ... dalam hubungan ekonomi dengan dunia luar

untuk memperkuat politik bebas dan aktif”.63

Selanjutnya, dinyatakan pula bahwa :

“Pemerintah berusaha untuk menghilangkan diskriminasi itu, jang tidak

hanja menghambat kelantjaran perdagangan internasional, akan tetapi jang

di samping itu terlebih-lebih menekankan perkembangan pembangunan

61 Deklarasi Ekonomi pasal 6, Pidato Prsesiden Soekarno tentang

pelaksanaan Dekon 26 maret 1963. 62 D.N Aidit 1964, Op cit., hlm 18. 63 Deklarasi Ekonomi pasal 23, Pidato Prsesiden Soekarno tentang

pelaksanaan Dekon 26 maret 1963.

73

ekonomi di negara-negara jang baru sadja memasuki alam

kemerdekaan”.64

Pidato-pidato presiden Soekarno mengenai Dekon tujuannya harus

menghilangkan diskriminasi yang menghambat untuk adanya perdagangan

internasional yang lancar yang secara tidak langsung menghambat pembangunan

ekonomi di Indonesia.

Masalah dari kaum tani sedang dan tani miskin yang mempunyai sedikit

tanah menginginkan agar mereka dapat lepas dari cengkeraman tukang ijon dan

lintah darat, agar mereka dapat pasar yang baik bagi hasil pertaniannya, dapat

membeli barang-barang kebutuhan mereka dengan harga yang pantas, dan bahwa

mereka juga ingin supaya produksi pertaniannya meningkat. Hal tersebut tidak

ada jalan lain kecuali kaum tani sedang dan tani miskin harus diorganisasi di

dalam koperasi-koperasi yang dapat memberikan kredit, dapat mengusahakan

pasar yang baik bagi barang-barang produksi mereka, dapat membeli barang-

barang konsumsi dengan harga yang pantas dan dapat membantu mempertinggi

produksi pertanian, -perternakan dan perikanan.65

Kaum tani miskin dan tani sedang yang hanya mungkin mencapai

kebebasannya dengan pimpinan proletariat, akan lebih tebal kepercayaannya

kepada proletariat, PKI proletaria dapat mengorganisasi dan memimpin rakyat

dalam koperasi-koperasi untuk meringankan beban Rakyat.

Koperasi tidak hanya dapat dijadikan senjata kaum tani, tetapi juga dapat

dijadikan senjata Rakyat pekerja lainnya.66 Golongan pembuat kerajinan tangan

64 Deklarasi Ekonomi pasal 10, Pidato Prsesiden Soekarno tentang

pelaksanaan Dekon 26 maret 1963. 65 Majalah Bintang Merah, 1959., Op Cit, hlm 70 66 Ibid.

74

dan kaum nelayan memerlukan organisasi koperasi agar mereka dengan teratur

dan dengan harga yang pantas mendapatkan bahan-bahan dan alat-alat untuk

bekerja, dan agar hasil pekerjaan mereka tidak jatuh ke tangan tengkulak sehingga

harganya sangat murah.67 Kaum buruh, para pegawai dan kaum miskin kota juga

membutuhkan koperasi agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka akan

barang-barang konsumsi dengan harga yang pantas. Kaum pedagang kecil juga

dapat di koperasikan agar mereka dapat mengurangi penghisapan kaum kapitalis

besar dan lintah darat. Kaum pelajar sekolah menengah dan mahasiswa dapat

menggunakan koperasi untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya akan rumah

pondokan,akan buku, menggunakan masa libur dan rekreasi.

Undang-undang koperasi dapat dipakai untuk memajukan gerakan

koperasi asal dipimpin oleh orang-orang jujur.68 Untuk suksesnya, gerakan

koperasi harus merupakan gerakan yang berdiri sendiri, mempunyai Peraturan

Dasar yang demokratis dan dapat mempersatukan sebanyak mungkin Koperator-

koperator secara sukarela. Kesukarelaan adalah syarat mutlak daripada koperasi.

Selain daripada itu, sifat berdiri sendiri dan sifat non-politik dari koperasi harus

dijaga.

Aidit mengatakan bahwa dalam membangun koperasi janganlah lupa

bahwa Rakyat pekerja Indonesia sudah sejak lama dikecewakan oleh koperasi-

koperasi karena di pimpin oleh orang-orang yang tidak jujur dan tidak cakap, oleh

orang-orang yang mendirikan koperasi untuk dengan sengaja menipu rakyat,

kaum Komunis harus memberikan bukti, bahwa ada perbedaan besar antara

koperasi-koperasi yang dipimpin oleh kaum Komunis yang dipimpin oleh

67 Ibid. 68 Ibid.

75

borjuasi. Komite-komite PKI menurut Aidit harus mengawasi dengan teliti dan

keras anggota-anggota Partai yang memimpin koperasi, dan tepat pada waktunya

mengkritik mereka atau menarik mereka dari koperasi jika ternyata mereka

berbuat merugikan kepentingan Rakyat pekerja yang tergabung dalam koperasi

yanga dipimpinnya. Elemen-elemen yang militan dan tidak mementingkan diri

sendiri, yaitu elemen pemuda harus banyak ditarik dalam kegiatan koperasi,

sebagai pembantu-pembantu yang setia daripada koperasi.

Konferensi Nasional Tani menyatakan mengenai pembentukan koperasi

Rakyat pekerja di-desa-desa. Partai Komunis Indonesia sudah bertekad bulat

untuk mengibarkan tiga bendera koperasi, yaitu koperasi kredit, koperasi produksi

dan koperasi jual beli, guna melawan penindasan dan pemerasan serta untuk

memperbaiki penghidupan Rakyat pekerja di desa.69

Lewat koperasi-koperasi produksi orang-orang Komunis harus

mengusahakan sedapat mungkin supaya produksi pertanian meningkat dengan

mengajukan 5 prinsip mengerjakan tanah, yaitu : “Luku dalam,tanam rapat,

perbanyak rabuk,perbaiki bibit dan pengairan”. Disamping 5 prinsip tersebut

sudah tentu ada prinsip-prinsip lain yang harus dilaksanakan untuk menjamin

produksi pertanian yang lebih besar, misalnya “siangi sawah, lawan hama,

perbaiki alat pertanian. 5 prinsip anjuran PKI tersebut sudah disambut dengan

gairah oleh kaum tani. Kaum tani percaya penuh akan maksud Partai dan karena

itu menyambut dengan gembira Regu-regu Kerja bakti Partai yang membantu

kaum tani mengerjakan tanahnya dalam rangka menyambut Kongres Nasional ke-

69 Ibid

76

VI Partai.70 Regu-regu kerjabakti dibentuk sebanyak-banyaknya, sebagai tanda

bukti bahwa PKI ingin sungguh-sungguh bersatu padu dengan kaum tani dan

sebagai alat pendorong perkembangan koperasi-koperasi produksi didesa-desa.

Aidit mengharapkan adanya koperasi yang benar-benar untuk rakyat bukannya

koperasi yang hanya mencari keuntungan dan bahkan memeras rakyat. Koperasi

yang dimaksud Aidit koperasi untuk rakyat adalah koperasi yang beraliran

sosialis. Pemikiran Aidit mengenai koperasi ini karena pada waktu itu koperasi

dialihfungsikan Koperasi yang tidak memihak rakyat dan dikuasai oleh tuan-tuan

tanah yang disebut Aidit sebagai Koperasi Kapitalis karena hanya mencari

keuntungan saja tanpa memikirkan kesejahteraan anggotanya. Oleh karena itu

Aidit menginginkan berdirinya sebua Koperasi yang Pro terhadap rakyat yang

disebut Aidit sebagai Koperasi Sosialis.

C. Pemikiran D.N Aidit Dalam Bidang Budaya

1. Hentikan Masuknya Kebudayaan Asing

Aidit sebagai ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) yang tidak hanya

handal dalam politik dan ekonomi tapi juga dalam bidang sastra. Aidit merupakan

seorang penyair dan budayawan. Selain karena kedudukannya yang sangat

istimewa sebagai salah satu tokoh besar pada era 1950-1965an, Aidit pun dikenal

cukup konsisten dalam berpuisi.

Aidit mengemukakan, semboyan seni untuk seni sebagaimana semboyan

ilmu untuk ilmu secara politik pada pokoknya sudah menjadi semboyan yang

lapuk. Semboyan seni untuk seni sudah dikalahkan oleh prinsip seni untuk rakyat.

70 Ibid.

77

Persoalan seni untuk rakyat tersebut Indonesia tidak boleh lengah, karena kaum

imperialis dan kaum reaksioner dalam negeri terus berusaha menghidup-hidupkan

prinsip yang sudah lapuk dan secara politik sudah dikalahkan tersebut. Aidit

menginginkan perjuangan untuk mengalahkan sekali semboyan seni untuk seni

akan berlangsung.71 Semboyan seni untuk seni akan terus ada di Indonesia selama

agresi72 kebudayaan imperialis yang dikepalai oleh Amerika Serikat, selama sisa-

sisa kolonialisme dan feodalisme masih ada di Indonesia.73 Indonesia harus

menghentikan masuknya berbagai kebudayaan asing yang nantinya tidak akan

bisa mengembangkan karya sastra dan seni ciptaan rakyat Indonesia sendiri.

Bangsa asing terus menerus memasukkan berbagai macam film maupun

kesenian-kesenian lainnya ke Indonesia yang menyebabkan rakyat Indonesia

kurang berkembang dalam bidang seni di Indonesia. Kaum imperialis melakukan

Agresi bidang Kebudayaan dengan menggunakan media film dan musik.

Dominasi kebudayaan imperialis dan sisa-sisa kebudayaan kolonial Belanda

dengan jelas nampak di dunia perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi di kota-

kota besar, sedangkan di desa-desa kebudayaan feodal yang mengabdi pada tuan-

tuan tanah masih merupakan benalu bagi perjuangan kaum tani.74

Tujuan agresi kebudayaan imperialis adalah untuk merusak ideologi kelas

buruh dan rakyat yang mmpunyai pedoman seni untuk rakyat. Aidit mnginginkan

71 Majalah Tempo, Tahun 2013, Koleksi Perpustakaan Pusat Universitas

Sebelas Maret Surakarta, hlm 86. 72 Agresi adalah adalah perilaku yang dimaksudkan untuk membut

objeknya mengalami bahaya atau kesakitan, agresi dapat dilakukan secara verbal

ataupun fisik. Jadi agresi kebudayaan bisa diartikan membuat kebudayaan-

kebudayaan Indonesia terancam bahaya. www.wikipedia.org (diakses 16 Juni

2015 pukul 14.34 WIB) 73 Majalah Bintang Merah.,Tahun 1962, Koleksi Pribadi, hlm 85. 74 Ibid.

78

PKI mengerahkan segenap kekuatan kebudayaan dan menjadikannya senjata

perjuangan di tangan rakyat, untuk mengalahkan musuh-musuhnya, yaitu

imperialisme dan feodalisme.75

Aidit mengungkapkan rakyat telah dan sedang terus menggunakan

kebudayaan sebagai senjata perjuangan. Kebudayaan yang diubah oleh perjuangan

rakyat itu adalah kebudayaan nasional yang demokratis yang telah tumbuh dan

semakin berkembang. Kebudayaan yang nasional dan demokratis tersebut,

merupakan kebudayaan kelas buruh, kaum tani, dan golongan-golongan rakyat

lainnya yang anti-imperialis dan anti-feodal.76 Pengalaman dan kenyataan tersebut

menunjukkan bahwa kebudayaan revolusioner77 tersebut hanya bisa tumbuh dan

berkembang selama kebudayaan tetap merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari gerakan massa revolusioner yang umum.

Sejak tahun 1950an, seniman-seniman Komunis dan pekerja-pekerja seni

kebudayaan Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menciptakan banyak karya

baik yang berbentuk kesusastraan, seni rupa, musik, drama, film, dan tari.78

Contoh hasil karya PKI antara lain kesenian Ludruk dan lag genjer-genjer.

Pekerja-pekerja kebudayaan PKI telah bekerja sama baik dengan seniman dan

sastrawan-sastrawan demokratis dan patriotik lainnya, sehingga tergalanglah suatu

front kebudayaan anti-imperialis dan anti-feodal yang jika dipelihara dan

dikembangkan terus akan merupakan salah satu kekuatan revolusi yang penting.

75 Ibid., hlm 86 76 Ibid. 77 Revolusioner adalah perubahan mendasar scara spontan, cepat bersifat

struktural yang penuh semangat. www.buletinhamsah.wordpress.com (diakses 17

Juni 2015 pukul 18.45 WIB) 78 Majalah Bintang Merah.,Tahun 1962, Op Cit, hlm 86.

79

Kebudayaan kelas buruh mulai terbentuk sejak adanya para buruh dan

berdirinya Partai komunis Indonesia (PKI). Aidit mengingatkan PKI mempunyai

kewajiban untuk memelihara dan mengembangkan kebudayaan kelas buruh

tersebut untuk melawan kaum Imperialis.79 Untuk mewujudkan hal tersebut patut

disambut dengan baik adanya gerakan-gerakan mempopulerkan lagu-lagu

perjuangan kelas buruh dan tani, lagu-lagu nasional, dan lagu-lagu rakyat daerah

di dalam barisan Partai Komunis Indonesia (PKI) maupun organisasi massa.

Aidit menulis banyak gagasan sosial budaya yang dipublikasikan dalam

media massa dan diterbitkan dalam bentuk buku-buku. Aidit bersama kedua

sahabatnya Lukman80 dan Nyoto81, ketiganya dikenal sebagai trisula PKI. Aidit

sebagai Sekretaris Jenderal, Lukman sebagai Wakil Sekjen I, dan Nyoto sebagai

Wakil Sekjen II ketiganya bahkan dijuluki sebagai The Three Musketters.82 Dari

ketiga sahabat tersebut, hanya Lukman yang tidak menulis puisi. Nyoto yang

menjabat sebagai Ketua Umum Lekra dan Ketua Redaksi Harian Rakjat juga

79Ibid 80 M.H. Lukman (lahir di Tegal tahun 1920 – wafat pada tahun 1965)

adalah tokoh Komunis Indonesia. Ia adalah Wakil Ketua Central Committee

Partai Komunis Indonesia. Ia dieksekusi pada tahun 1965, diduga di Jakarta, tanpa

kejelasan hukum karena ia dianggap telibat dalam pemberontakan yang dilakukan

oleh Letkol Untung dan kawan-kawan serta PKI, sehingga dianggap bertanggung

jawab atas peristiwa Gerakan 30 September oleh rezim Orde Baru.

https://exc09redemptoraayk.wordpress.com/page/2/ (diakses 17 Juni 2015 pukul

18.30 WIB) 81 Nyoto adalah Menteri Negara pada masa pemerintahan Soekarno. Nyoto

juga merupakan wakil Ketua CC PKI dan sangat dekat dengan D.N. Aidit. Nyoto

menikah dengan salah satu keluarga ningrat Mangkunegaran Solo yang bernama

Sutarni. Wanita priyayi tersebut tidak memiliki kegiatan politik apa pun

dikarenakan dia adalah sosok yang begitu mementingkan anak-anaknya sampai

tragedi 1965 meletus. Nyoto adalah Menteri Negara dan Wakil Ketua CC PKI

sampai dia dihabisi, istri dan tujuh anaknya dijebloskan ke dalam tahanan di

Kodim Jl Setiabudi, Jakarta. https://id.wikipedia.org/wiki/Njoto (diakses 17 Juni

2015 pukul 18.35 WIB) 82 Majalah Tempo, Tahun 2007, Koleksi Perpustakaan Pusat Universitas

Sebelas Maret Surakarta, hlm 54

80

merupakan seorang penyair yang sangat produktif. Contoh puisi Nyoto berjudul

Blahbatu Pulau Bali, yang isinya menceritakan suatu tempat yang penuh

keindahan yang terdapat di Pulau Bali.

Aidit menginginkan PKI benar-benar membumi sehingga dicintai oleh

semua kalangan. Perjuangan di bidang sastra dan seni adalah bagian daripada

perjuangan kaum Komunis untuk melawan Agresi sastra dan seni kaum

imperialis. Tujuan lainnya adalah menyebarkan ajaran Marxisme-Leninisme,

sebagai bagian dari perjuangan bangsa Indonesia dalam menjalankan revolusi

yang disesuaikan pada keadaan-keadaan nyata di Indonesia, dengan sepenuhnya

memperhitungkan kemampuan dan tradisi, tuntutan-tuntutan dan taraf kesadaran

rakyat Indonesia.83 Bung Karno dalam seruannya mengatakan supaya rakyat

Indonesia harus “meninggalkan text-book thinking”, hal tersebut berarti bahwa

rakyat Indonesia harus kreatif dan juga berkepribadian di bidang ilmu mupun seni.

Agresi sastra dan seni kaum imperialis menurut Aidit hanya dapat dilawan

dan dikalahkan dengan sastra dan seni yang berkepribadian nasional. Sastra dan

seni yang berkepribadian nasional adalah sastra dan seni yang lahir dari tradisi

patriotisme84 revolusioner rakyat Indonesia sendiri, yang mencerminkan tradisi

dan adat-istiadat bangsa sendiri, bertema nasional dan melukiskan aspirasi-

aspirasi nasional rakyat Indonesia yang revolusioner. Sastra dan seni yang

kepribadiannya kuat tidak hanya tahan dan mempunyai kekebalan terhadap

pengaruh merusak dari kebudayaan imperialis, tetapi lebih dari itu juga

83 D.N Aidit, Tentang Sastra dan Seni, (Djakarta : Jajasan Pembaruan,

1964), hlm 99 84 Patriotisme adalah sikap berani, pantang menyerah dan rela berkorban

demi bangsa dan negara. www.wikipedia.org (diakses 19 Juni 2015 pukul 19.40

WIB)

81

mempunyai kemampuan untuk secara aktif melawan dan mengalahkan

kebudayaan imperialis.85 Pada intinya Aidit menginginkan adanya perlawanan

terhadap agresi kebudayaan yang dilakukan kaum Imperialis di Indonesia karena

merupakan salah satu tujuan dari PKI sebagai partai yang membela kaum tani dan

buruh.

2. Kepribadian Dalam Kebudayaan

Aidit mengingatkan perlunya berkepribadian dalam kebudayaan dan

meninggalkan text-book thinking jika dilaksanakan dengan sadar dan konsekuen

adalah dua prinsip yang akan membawa perkembangan besar dalam sastra dan

seni serta ilmu Indonesia.86 Untuk melaksanakan dua prinsip tersebut rakyat

Indonesia harus lebih banyak mengenal keadaan negeri dan sesama rakyat sendiri,

mengenal masa lampau dan masa tersebut untuk membentuk masa depan yang

lebih baik.

Pengertian menegakkan kepribadian nasional dalam kebudayaan pada

hakikatnya adalah mengobarkan semangat cinta pada tanah air atau patriotisme

dalam bidang kebudayaan. Hal tersebut tidak berarti bahwa Indonesia ingin

memisahkan sastra dan seni rakyat Indonesia dari sastra dan seni revolusioner

dunia.87 Sastra dan seni yang berkepribadian adalah salah satu wujud patriotisme

di bidang sastra dan seni.

Aidit mengharapkan sastra dan seni yang berkepribadian nasional supaya

sastra dan seni Indonesia yang berdasarkan hal tersebut dapat juga dinikmati oleh

85 Ibid., hlm 21 86 D.N Aidit, 1964, Op Cit., hlm 100 87 Ibid.

82

rakyat-rakyat negeri-negeri lain, seperti juga rakyat Indonesia dapat menikmati

sastra dan seni dari rakyat-rakyat negeri lain.88 Sastra dan seni Indonesia yang

berkepribadian nasional adalah kawan seperjuangan sastra dan seni revolusioner

negeri-negeri lain, saling melengkapi dan saling mendorong dalam mengabdikan

diri kepada perjuangan rakyat negeri masing-masing dan rakyat-rakyat sedunia.

Aidit selalu menekankan pentingnya sastrawan dan seniman revolusioner

terus-menerus membajakan diri dan mendidik diri, sehingga mereka senantiasa

berada dalam kehangatan api perjuangan massa dalam mmperjuankan rakyat dan

selalu meningkatkan pengetahuan baik tentang teori-teori revolusioner maupun

tentang penciptaan sastra dan seni.89 Hal tersebut nantinya mereka akan

menciptakan karya-karya yang akan lebih baik mutu ideologi dan mutu artistiknya

dan lebih mampu menggugah dan membangkitkan massa untuk melakukan yang

terbaik dibidang sastra dan seni di Indonesia.

Penerapan seni berkepribadian nasional PKI mempunyai garis yang tepat

dilapangan sastra dan seni yaitu menggunakan garis 1-5-1 (satu-lima-satu), yaitu 1

asas “politik adalah panglima”; 5 pedoman penciptaan yaitu meluas dan

meninggi, tinggi mutu ideologi dan tinggi mutu artistik, memadukan tradisi

dengan kekinianan revolusioner, memadukan kreativitas individual dengan

kearifan massa, memadukan realisme revolusioner dengan romantisme

revolusioner, dan 1 cara kerja yaitu turun ke bawah (turba).90 Garis tersebut telah

teruji ketepatannya dalam praktek selama tersebut, dan telah menuntun sastra dan

seni revolusioner memperoleh sukses-sukses yang menggembirakan.

88 D.N Aidit, 1964, Op Cit., hlm 100 89 Ibid. 90 Majalah Tempo.,2007, Op Cit., hlm 103

83

Konsep unggulan 1-5-1 antara lain berisi : 1 politik adalah panglima

artinya politik sebagai cara dan orientasi berfikir bukan organisasi dan bukan

orang. 5 memadukan kretivitas individu dengan karifan massa. Agar karya tidak

bertentangan dengan tradisi baik adat dan cita-cita rakyat. Meluas dan meninggi,

sebaran karya melebar dan kualitasnya tetap unggul. Tinggi mutu artistik dan

ideologi artinya isi dan bentuk seni agar terpadu harmonis. Memadukan tradisi

baik dengan kektersebutan revolusioner yang positif bukan dengan cita-cita

modern.

Aidit mengatakan sastra dan seni hanya akan bisa menjadi senjata yang

ampuh di tangan rakyat, jika sastrawan dan seniman mampu memadukan politik

yang tepat dengan kecakapan artistik. Bagi sastrawan dan seniman revolusioner

keharusan menguasai Manipol91 sama halnya dengan keharusan menguasai

Program PKI, menguasai dan melaksanakan Manipol secara konsekuen pada

hakikatnya juga berarti melaksanakan Program PKI.92 Aidit mengharapkan

supaya ada suatu wadah untuk menampung seniman-seniman PKI dalam

mewujudkan sastra dan seni yang berkepribadian nasional. Hal tersebut dilakukan

untuk melwan adanya agresi kebudayaan dari kaum Imperialis dan untuk

mewujudkan adanya seni untuk rakyat untuk mengembangkan potensi seni dari

rakyat Indonesia. Aidit menginginkan adanya sebuah seni yang sesuai dengan

kepribadian rakyat Indonesia agar seni tesebut dapat mempunyai nilai yang

mencerminkan bangsa Indonesia di kancah internasional. Berkepribadian nasional

91 Manipol adalah manifestasi poltik adalah garis garis besr haluan negara

pokok poko dari isi manipol adalah pidato presiden Soekarno pada tanggal 17

Agustus 1945 yang tidak dapat dipisahkan dari dekrit presiden Soekarno 5 juli

1959. www.catalog.danlevlibrary.net (diakses 17 Juni 2015 pukul 18.30 WIB) 92 D.N Aidit, 1964, Op Cit., hlm 104.

84

artinya menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan berjiwa

Pancasila yang ber Bhineka Tunggal Ika.

Pemikiran-pemikiran D.N Aidit mulai dari pemikiran politik,ekonomi, dan

budaya sebenarnya mengiginkan kebaikan bagi bangsa Indonesia pada waktu

tahun 1950an yang baru saja merdeka dari penjajahan Belanda. Aidit

menginginkan Indonesia menjadi negara mandiri tanpa tergantung pada bantuan

negara manapun.