BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank...

25
19 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia Belanda tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postpaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 cabang, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makassar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Nederland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat. Namun demikian keadaan keuangan Postpaarbank pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postpaarbank dan mendirikan Tyokin Kyoku, sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak berhasil karena dilakukan dengan paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Darmosoetanto untuk memprakarasi pengambilalihan Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintahan Republik Indonesia dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan

Transcript of BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank...

Page 1: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

19

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah

Hindia Belanda tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postpaarbank, yang

kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah

memiliki 4 cabang, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makassar. Pada tahun

1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Nederland

yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative

singkat. Namun demikian keadaan keuangan Postpaarbank pulih kembali pada

tahun 1941.

Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah

Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postpaarbank dan mendirikan Tyokin

Kyoku, sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui

tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak berhasil karena dilakukan dengan

paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 telah

memberikan inspirasi kepada Darmosoetanto untuk memprakarasi

pengambilalihan Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintahan

Republik Indonesia dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan

Page 2: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

20

Pos. Darmosoetanto ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia

menjadi Direktur yang pertama.

Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah penukaran uang Jepang dengan

Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak

berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan

didudukinya semuanya kantor hingga tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos

dibuka kembali (1949), nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadi Bank

Tabungan RI. Lembaga ini dibawah Kementrian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950, substantive bagi sejarah

BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No. 9 Tahun 1950 yang mengubah nama

Postpaarbank di Indonesia menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk

Kementrian dan Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan dibawah

Mentri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU darurat tersebut masih

bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai

hari dan tanggal lahir Bank tabungan Negara. Perubahan nama dari Bank

Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara didasari pada Perpu No. 4 Tahun

1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun

1964 tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara

ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

Bank Tabungan Negara menjadi BNI Unit V, jika tugas utama saat pendirian

Postpaarbank (1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah

bergerak dalam lingkup penghimpunan dan masyarakat melalui tabungan, maka

sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan

Page 3: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

21

pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal

10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari

KPR bagi BTN.

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu

dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 tanggal 29 April 1992, yang

merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah

menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu, nama BTN menjadi PT Bank Tabungan

Negara (Persero) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan

independen, pemerintah melalui Menteri BUMN memutuskan Bank BTN sebagai

bank umum dengan focus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

Logo dan Arti Logo Bank Tabungan Negara (BTN)

Sumber: Bank BTN

Gambar III.1. Logo Bank Tabungan Negara (BTN)

Logo Bank Tabungan Negara mengambil pola segi enam. Pola ini berbentuk

sarang lebah, yang berarti adanya kegiatan menabung pada masyarakat,

sebagaimana halnya lebah yang selalu menyimpan madu perolehannya. Dengan

lambang ini, Bank BTN melaksanakan pembangunan nasional dengan

mengerahkan dana masyarakat berbentuk tabungan.

Page 4: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

22

Pola ini juga berarti “atap rumah” yang menjadi citra dan misi utama Bank

BTN sebagai pelaksana KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bagi masyarakat. Bentuk

logo dan huruf kecil melambangkan sikap ramah dan rendah hati, ramah terhadap

semua segmen bisnis yang dimasuki, menunjukkan keinginan yang besar untuk

melayani dengan rendah hati (Consumer Focus), warna huruf biru tua yang berarti

warna biru melambangkan rasa nyaman, tenang dan menyejukan, warna ini

umumnya dipakai oleh institusi bidang jasa.

Warisan luhur, stabilitas (Command, memimpin) dan serius (respect) serta

tahan uji (reliable), dsar pondasi yang kuat, berhubungan dengan kesetiaan hal

yang dapat di percaya, kehormatan yang tinggi (trust, integrity). Simbol dari

spesialis (professionalism) bentuk gelombang emas cair sebagai simbol dari

kekayaan finansial di Asia. Lengkungan emas sebagai metamorfosa dari sifat

progresif, pandangan kedepan. Excellence, fleksibilitas serta ketangguhan atas

segala kemungkinan yang akan datang. Warna kuning emas dan warna logam

mulia menunjukan kagungan, kemuliaan, kemakmuran, kekayaan. Menjadikan

kita merasa tajam perhatiaanya, akitf, kreatif dan meriah, warna spiritual dan

melambangkan hal yang luar biasa.

3.1.2.Struktur dan Tata Kerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Pada suatu perusahaan struktur organisasi merupakan salah satu hal yang

penting, karena dengan adanya struktur organisasi kita dapat mengetahui bagian-

bagian yang berada di suatu perusahaan tersebut, serta tugas-tugas dari setiap

Page 5: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

23

bagian. Berikut merupakan struktur organisasi pada PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk.

Gambar III.2 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Tata Kerja:

1. Kepala Cabang (Branch Manager)

a. Mencapai tingkat efisiensi operasional di semua bidang.

b. Mencapai tingkat pengembangan SDM yang merata yang mempunyai

integritas, profesionalisme dan motivasi yang tinggi.

c. Bertanggung jawab atas penerapan prinsip mengenal nasabah

d. Bertanggung jawab atas penetapan target dana, kredit dan feebased dan

penetapan anggaran cabang secara keseluruhan.

e. Melakukan service quality level terhadap nasabah-nasabah prima.

f. Memutuskan peningkatan share market dana, kredit dan fee based

income berdasarkan potensi yang ada.

Branch Manager

Consumer

Deputy Branch Manager

Mortgage & Consumer

Lending Unit

Consumer Loan

Marketing

Consumer Loan

Service

Consumer Loan

Analyst

Loan Admin

Page 6: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

24

g. Menjamin kualitas pelayanan terhadap nasabah dan kualitas sumber

daya manusia di kantor cabang maupun kantor kas/ pembantu.

h. Menciptakan, memastikan dan meningkatkan keuntungan usaha kantor

cabang khususnya.

i. Menjamin kualitas pengawasan internal sesuai dengan petunjuk

pengawasan yang telah ditentukan.

j. Mengkoordinasikan pembuatan rencana kerja, anggaran kantor cabang

dan melakukan evaluasinya serta memenuhi target yang telah ditentukan.

2. Consumer Deputy Branch Manager

a. Melakukan koordinasi pencapaian target dana dan kredit konsumer

termasuk evaluasi secara periodik.

b. Menggunakan dan mengelola anggaran promosi dalam rangka

pencapaian target dana dan kredit konsumer.

c. Pembuatan laporan hasil pencapaian target dan dan kredit consumer

d. Memberikan Quality Service Level (QSL) kepada nasabah prima, dana

dan kredit konsumer.

e. Melakukan koordinasi pelaksanaan proses bisnis kredit konsumer di

Kantor Cabang yang efektif sesuai dengan ketetntuan yang berlaku.

3. Mortgage & Consumer Lending Unit

a. Bertanggung jawab atas usulan rencana pencapaian target dana dan kredit

konsumer.

b. Bertanggung jawab atas strategi penjualan untuk pencapaian target dana

dan kredit konsumer.

c. Bertanggung jawab atas tercapainya target dana dan kredit konsumer.

Page 7: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

25

d. Bertanggung jawab atas monitoring dan evaluasi hasil selling service

untuk dana dan kredit konsumer.

e. Bertanggung jawab atas pemberian quality service level terhadap nasabah

prima.

f. Bertanggung jawab atas penggunaan monitoring dan evaluasi anggaran

promosi.

g. Bertanggung jawab atas report hasil pencapaian target customer service

dan selling.

4. Consumer Loan Marketing

a. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran kredit konsumer.

b. Bertanggung jawab atas usulan rencana pencapaian target kredit

konsumer.

c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemasaran dan penjualan.

d. Bertanggung jawab atas tercapainya target kredit konsumer.

e. Bertanggung jawab atas penggunaan, monitoring dan evaluasi anggaran

promosi untuk kredit konsumer.

f. Membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal yang terkait

dengan operasional dan bisnis bank.

g. Mencari dan memberikan masukan serta infromasi yang mendukung

aktivitas pekerjaanya.

h. Membuat usulan kebutuhan sarana dan prasarana dalam rangka

mendukung aktivitas di bidang kerjanya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

i. Menciptakan iklim kerja yang kondusif

Page 8: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

26

j. Melakukan proses administrasi dan pelaporan yang tertib di lingkup

kerjanya sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Consumer Loan Service

a. Melakukan fungsi layanan informasi kredit , pelunasan dan penyelesaian

klaim debitur

b. Menindaklanjuti pengajuan nasabah yang berkaitan dengan kredit dan

berkoordinasi dengan unit terkait baik dalam hal penyelesaian

permasalahan maupun pelaporan penyelesaian nasabah

c. Menindaklanjuti permohonan pencairan bantuan uang muka, pinjaman

maupun hal lain yang telah disepakati bersama dengan pihak

Bapertarum, ASABRI, Jamsostek maupun instansi sejenis kepada unit

kerja terkait.

d. Bertanggungjawab atas pelayanan kredit konsumer

e. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran kredit konsumer

f. Bertanggungjawab atas kelengkapan data permohonan kredit konsumer

g. Bertanggungjawab atas kualitas input data calon debitur ke dalam

database

h. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Quality Service Level

6. Consumer Loan Analyst

a. Mencari dan memanfaatkan informasi terkini secara optimal yang

mengandung risiko (Risk Event).

b. Memberikan masukan yang konstruktif dan aplikatif dalam rangka

pembuatan keputusan dan kebijakan sesuai lingkup kerjanya dan

ketentuan yang berlaku.

Page 9: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

27

c. Membuat usulan kebutuhan sarana dan prasarana yang efektif dan efisien

dalam rangka menjamin terselenggaranya aktivitas unit kerja yang

menjadi tanggung jawabnya sesuai ketentuan yang berlaku secara baik

dan benar.

d. Membuat laporan aktivitas pemenuhan sarana dan prasarana serta

penggunannya telah sesuai ketentuan yang berlaku secara baik dan benar.

e. Melakukan tertib administrasi, korespondensi dan pembuatan laporan di

lingkup kerjanya dengan baik dan benar.

f. Bertanggungjawab menghasilkan kredit konsumer yang berkualitas

g. Bertanggungjawab atas analisa dukungan pembiayaan kredit konsumer

dalam rangka kerjasam dengan pihak ketiga

h. Melakukan proses administrasi dan pelaporan yang tertib dilingkup

kerjanya sesuai ketentuan yang berlaku

7. Loan Admin

a. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan OTS (kelayakan usaha dan

penghasilan) calon debitur

b. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan taksasi nilai dan kehandalan

agunan (LPA atau melalui jasa Appraisal)

c. Bertanggungjawab terhadap proses pengelolaan pencairan dana jaminan

dan maintenance data

d. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan pencairan dana notaris dan

appraisal atau pihak lainnya sesuai ketentuan bank

e. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan permohanan BAPERTARUM

Page 10: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

28

f. Bertanggungjawab terhadap proses update data statis dan master data

debitur sesuai ketentuan bank

g. Bertanggungjawab terhadap informasi kredit yang diperlukan oleh pihk

lain yang berwenang

h. Bertanggungjawab terhadap proses seleksi dan penunjukkan rekanan

bank yang berhubungan dengan kredit sesuai ketentuan bank (Appraisal,

Notaris, dll)

i. Menerapkan pelaksanaan GCG di unit kerjanya

3.1.3. Kegiatan Usaha

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pelayanan jasa keuangan

yang tepat waktu dengan nilai terbaik guna meningkatkan mutu dan pelayanan

yang berkualitas kepada masyarakat. Jenis-jenis produk dan jasa pelayanan yang

diberikan adalah sebagai berikut:

1. KPR dan Perbankan Konsumer

a. Produk kredit consumer terbagi menjadi empat yaitu KPR Bersubsidi,

KPR Non Subsidi, dan Kredit Konsumer.

b. Produk simpanan juga terbagi menjadi tiga yaitu Giro, Tabungan dan

Depostio.

Page 11: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

29

Table III.1

Jenis Layanan KPR dan Perbankan Konsumer

No Jenis Layanan Penjelasan

A Mortgage Melayani layanan pembiayaan berbasis rumah atau

hunian

B Consumer

Loan

Memberikan layanan pembiayaan consumer dan

personal loan.

Pengembangan bisnis consumer loan dan value chain

perumahan.

C Consumer

Funding

Memberikan layanan produk dana dan jasa yang

berorientasi pada nasabah individu.

Pengembangan bisnis wealth management.

Sumber: www.btn.co.id

2. Perumahan dan Perbankan Komersial

a. Produk kredit komersial terbagi menjadi tiga yaitu Kredit Konstruksi,

Kredit Mikro dan Usaha Kecil Menengah serta Kredit Korporasi.

b. Produk Simpanan dibagi menjadi dua yaitu Giro dan Deposito.

Tabel III.2

Jenis Layanan Perumahan dan Perbankan Konsumer

No Jenis Layanan Penjelasan

A Commercial

Loan

Mengelola bisnis commercial loan termasuk kredit

konstruksi.

B SME Memberikan layanan pembiayaan bagi segmen mikro

Page 12: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

30

C Commercial &

Institusional

Funding

Memberikan layanan jasa dan produk dana yang

berorientasi kepada nasabah koperasi dan institusional.

Sumber: www.btn.co.id

3. Perbankan Syariah

a. Produk pembiayaan terbagi menjadi dua yaitu pembiayaan consumer

syariah dan pembiayaan komersial syariah.

b. Produk pendanaan terbagi menjadi tiga yaitu giro syariah, tabungan

syariah dan depostio syariah.

Tabel III.3

Jenis Layanan Perbankan Syariah

No Jenis Layanan Penjelasan

A Badan Usaha

Syariah

Menyediakan layanan produk dan jasa syariah yang

menciptakan sinergi bisnis Bank BTN.

Sumber: www.btn.co.id

4. Treasury & Asset Management

a. Menyediakan layanan jasa dan produk treasury

b. Mengelola bisnis DPLK

5. Giro

6. Deposito

7. Kiriman Uang

Page 13: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

31

Fasilitas jasa pelayanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam bentuk

rupiah maupun uang asing yang ditujukan kepada pihak lain di suatu tmpat

(dalam atau luar negeri).

a. Sistem Kliring Nasional

b. Real Time Gross Settlement (RTGS)

c. Transfer Valas

8. Inkaso

a. Inkaso dalam negeri

Merupakan jasa pelayanan Bank BTN untuk melakukan penagihan

kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen ditempat lain didalam

negeri.

b. Inkaso luar negeri

Merupakan jasa pelayanan Bank BTN untuk melakukan penagihan

kepada pihak ketiga yang berada diluar negeri menggunakan jasa bank

koresponden.

9. Safe Deposit Box

Sarana penyimpanan barang atau surat-surat berharga yang aman dan

terjaga dari risiko kebakaran, kejahatan dan bencana alam.

10. Money Changer

Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang ingin menjual atau

membeli mata uang asing tertentu, yang mempunyai catatan kurs pada Bank

Indonesia.

Page 14: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

32

11. Bank Garansi

Merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh Bank atas permintaan nasabah

untuk menjamin risiko tertentu yang timbul apabila nasabah tidak dapat

menjalankan kewajibannya dengan baik kepada pihak yang menerima

jaminan.

12. Payment Point

Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk memudahkan dalam

membayar tagihan rutin.

a. Telkom

b. PLN Online

c. GSM Pascabayar

d. Pajak

e. PDAM

13. BTN Payroll

Merupakan layanan Bank BTN bagi pengguna jasa (Perusahaan, Perorangan

dan Lembaga) dalam mengelola pembayaran gaji, THR dan bonus serta

kebutuhan finansial yang bersifat rutin bagi karyawan pengguna jasa.

14. SPP Online BTN

Merupakan layanan Bank BTN bagi perguruan tinggi atau sekolah dalam

menyediakan delivery channel menerima setoran biaya-biaya pendidikan

secara online.

Page 15: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

33

15. Western Union

Fasilitas jasa layanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam bentuk

rupiah maupun mata uang asing yang dilakukan dari outlet bertanda western

union (luar atau dalam negeri) ditujukan pihak lain didalam negeri.

16. iMobile BTN

merupakan fasilitas layanan perbankan yang dapat diakses melalui

perangkat telepon seluler. Menu ATM hadir pada perangkat telepon seluler

untuk solusi kemudian bertransaksi dimana saja dan kapan saja.

17. BTN Prioritas

BTN Prioritas Exclusive Lounge layanan bagi nasabah yang dilengkapi

dengan exclusive lounge, meeting room, mini bar, cash assistant room dan

personal room yang dapat digunakan setiap saat.

3.2. Hasil Penelitian

3.2.1. Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN Subsidi

pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN Subsidi adalah fasilitas kredit

perumahan yang diberikan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kepada

masyarakat yang mempunyai penghasilan rendah.

Dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN Subsidi pada PT

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ada beberapa tahapan yang harus dilakukan

oleh pihak bank. Tahapan-tahapan dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) BTN Subsidi antara lain:

Page 16: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

34

CLM CLS DEO MCLU HEAD Analis

Gambar III.3. Alur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN Subsidi

Loan Admin LA HEAD Appraisal/Verificator (Eksternal/Internal)

LSO Loan Admin LA Head Operation Unit Head

Transaction Processing

Start Initial Data

Entry

Prospect

Wawancara

IDE

Scan

Dokumen

Cek

Dokumen

Cek

Duplikasi

Detail Data

Entry (DDE)

Order

Appraisal,

LPA,

Verifikasi

Review DDE

Approval

Analisa dan

Rekomendasi

Cetak dan

Kirim SP3K

OTS

Entry hasil

Appraisal, OTS

pekerjaan dan

tempat tinggal

LPA

Task Assigment

ke: Appraisal

Ekstern dan

Verificator

(Eks/Inter)

Taksasi Agunan

Akad Kredit

Memo Pencairan

Verifikasi

Memo

Pencairan

Validasi Memo

Pencairan

Persetujuan

Memo

Pencairan

Pendebetan

Bipra Booked/Pencairan End

1

1

1

2

1

1

3

1

1

4

1

1

5

5

1

1 6a

1

1 7b

1

1

6b

1

1 7a

1

1

8

1

1

10

9

1

1

11

5

1

1

12

5

1

1

13

5

1

1

14

5

1

1

15

51

1

Page 17: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

35

Berdasarkan gambar diatas dapat diuraikan mengenai prosedur-prosedur

dalam pemberian KPR, yaitu:

1. Consumer Loan Service (CLM)

Mengumpulkan dan menginput berkas yang sudah diberikan debitur, lalu

diberikan kepada Loan Service

2. Loan Service

Mengecek BI Checking untuk mengecek riwayat pinjaman sebelumnya, jika

BI Checking lancar maka akan diproses lebih lanjut dan apabila BI

Checking tidak lancar maka akan ditolak. Lalu loan service mengecek

berkas lengkap atau tidak, mempelajari berkas pemohon, jika berkas

pemohon tersebut lengkap maka akan dilakukan wawancara data diri, data

pekerjaan dan riwayat pinjaman. Kemudian akan dilakukan Initial Data

Entry, yaitu input data diri, data pekerjaan, data agunan, penghasilan dan

kredit. Setelah melakukan Initial Data Entry, loan service mengecek

dokumen (scan dokumen, cek kelengkapan dan upload) dan mengecek

duplikasi (upload BI Checking, upload memo)

3. DEO

Memasukan semua berkas data pribadi, DEO mengembalikan ke loan

service kemudian akan di review yang sudah di input untuk mengetahui ada

kesalahan atau tidak.

4. Analis

Mengecek pekerjaan pemohon, jika pekerjaanya baik dan pemohon bekerja

di perusahaan yang besar atau terkenal tidak perlu dilakukan survey

Page 18: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

36

lapangan, cukup konfirmasi melalui telepon, kemudian analis menilai

bangunan dalam standar pasar dan nelakukan survey agunan.

5. Loan Admin

Mengecek agunan atau pekerjaan dari pemohon kredit dan membuat laporan

OTS (On The Spot) lalu menginput ke aplikasi iloan.

6. LA Head

Mendisposisikan untuk penginputan appraisal, memindahkan ke salah satu

inbox loan admin untuk dilakukan penginputan hasil appraisal, apabila

memungkinkan debitur untuk di lakukan OTS (On The Spot) maka analis

merequest OTS (On The Spot) kepada loan admin untuk dilakukan OTS

pekerjaan maupun OTS agunan atau tempat tinggal. Stelah OTS loan admin

menginput hasil OTS ke dalam menu iloan dan di approv oleh La Head.

Lalu hasil inputan tersebut masuk ke inbox analis apabila analis

merekomendasi akan dilakukan approval oleh MCLU Head.

7. Loan Service Officer, Loan Admin dan LA Head

Menyertakan berkas pencairan akad kredit kepada loan admin setelah loan

admin melakukan pencairan disertai dengan berkas-berkas pencairan oleh

loan service. Kemudian LA Head memvalidasi memo pencairan, setelah di

validasi oleh LA Head dilakukan persetujuan atau validasi dari appraisal

unit head.

8. Transaction Processing

Setelah dilakukan memo pencairan, maka akan dilakukan pendebetan biaya

prarealisasi yang ditarik dari biaya provisi dan pencairan kredit akan cair ke

rekening tujuan pencairan.

Page 19: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

37

Setelah mengadakan penelitian mengenai prosedur-prosedur pemberian

KPR BTN Subsidi pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, penulis

melakukan penelitian terhadap berkas-berkas permohonan kredit yaitu data

debitur. Berikut ini data debitur berdasarkan penghasilan selama 3periode dari

tahun 2013-2015, antara lain:

Tabel III.4

Data Jumlah Debitur Berdasarkan Penghasilan

No. Penghasilan Jumlah

2013 2014 2015

1 <1.000.000 0 0 0

2 1.000.000-2.000.000 450 300 275

3 2.000.000-3.000.000 380 220 510

4 3.000.000-4.000.000 150 230 300

5 4.000.000-5.000.000 0 0 0

6 >5.000.000.000 0 0 0

Jumlah 980 750 1.085

Sumber Data: Data Primer Yang Di Olah Oleh Penulis

Dari tabel III.4 dapat disimpulkan bahwa debitur yang mengajukan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi pada tahun 2013 sebanyak 980 debitur dengan

rincian 450 debitur dengan penghasilan Rp 1.000.000 s/d Rp 2.000.000, 380

debitur dengan penghasilan Rp 2.000.000 s/d Rp 3.000.000 dan 150 debitur

dengan penghasilan Rp 3.000.000 s/d Rp 4.000.000 dari jumlah debitur.

Pada tahun 2014 debitur yang mengajukan Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) Subsidi sebanyak 750 debitur dengan rincian 300 debitur dengan

penghasilan Rp 1.000.000 s/d Rp 2.000.000, 220 debitur dengan penghasilan Rp

Page 20: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

38

2.000.000 s/d Rp 3.000.000 dan 230 debitur dengan penghasilan Rp 3.000.000 s/d

Rp 4.000.000 dari jumlah debitur.

Sedangkan pada tahun 2015 debitur yang mengajukan Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) Subsidi sebanyak 275 debitur dengan penghasilan Rp 1.000.000 s/d

Rp 2.000.000, 510 debitur dengan penghasilan Rp 2.000.000 s/d Rp 3.000.000

dan 300 debitur dengan penghasilan Rp 3.000.000 s/d Rp 4.000.000 dari jumlah

debitur. Jumlah debitur yang mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi

dengan penghasilan Rp 2.000.000 s/d Rp 3.000.000 merupakan jumlah terbanyak

pada periode 2013-2015. Pada tabel di atas tidak terdapat debitur dengan

penghasilan di atas Rp 4.000.000 dikarenakan salah satu syarat penghasilan

debitur yang mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi maksimal Rp

4.000.000.

Adapun contoh kasus KPR Subsidi, sebagian besar di lihat dari segi

kemampuan mengangsur atau kemampuan membayar calon debitur. Berikut ini

contoh kasus KPR Subidi yang disetujui dan ditolak:

1. Contoh kasus pengajuan kredit KPR Subsidi yang disetujui

a. Ibu Ida seorang pegawai swasta berusia 21 tahun, mengajukan kredit

berjumlah Rp 140.000.000 dengan jangka waktu 15 tahun dan dengan

suku bunga 8.50%/tahun menggunakan suku bunga anuitas. Ibu Ida

memberikan uang muka 20% untuk pembelian rumah tersebut. Adapun

penghasilan Ibu Ida Rp 4.000.000/bulan. Biaya-biaya yang di keluarkan

Ibu Ida selama sebulan Rp 1.000.000. Dengan melihat konsidi seperti ini

kredit tersebut disetujui atau ditolak.

Page 21: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

39

Adapun rincian keuangan Ibu Ida sebagai berikut:

1) Kemampuan mengangsur nasabah 33.33% dari penghasilan bersih

Pendapatan : Rp 4.000.000

Biaya Bulanan : Rp (1.000.000)

Penghasilan bersih : Rp 3.000.000

RPC : 33.33% x Rp 3.000.000 = Rp 999.900

2) Uang muka 20% dari harga rumah

Uang muka : 20% x Rp 140.000.000 = Rp 28.000.000

3) Plafon kredit yang diajukan

Rp 140.000.000 – Rp 28.000.0000 = Rp 112.000.000

4) Angsuran yang harus dibayar Ibu Ida (Perbulan)

Rp 112.000.000 x 8.50%/tahun x 15tahun

180bulan

= Rp 793.333/bulan

Dengan melihat kondisi seperti ini maka kredit tersebut disetujui karena

kemampuan membayar lebih besar dibandingkan jumlah angsuran perbulan.

2. Contoh kasus pengajuan kredit KPR Subsidi yang di tolak

a. Bapak Tono seorang pegawai swasta berusia 23 tahun, mengajukan kredit

berjumlah Rp 140.000.000 dengan jangka waktu 15 tahun dan dengan

suku bunga 9%/tahun menggunakan suku bunga anuitas. Bapak Tono

memberikan uang muka 20% untuk pembelian rumah tersebut. Adapun

penghasilan Bapak Tono Rp 3.000.000/bulan. Biaya-biaya yang di

Page 22: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

40

keluarkan Bapak Tono selama sebulan Rp 1.000.000. Dengan melihat

konsidi seperti ini kredit tersebut disetujui atau ditolak.

Adapun rincian keuangan Bapak Tono sebagai berikut:

1) Kemampuan mengangsur nasabah 33.33% dari penghasilan bersih

Pendapatan : Rp 3.000.000

Biaya Bulanan : Rp (1.000.000)

Penghasilan bersih : Rp 2.000.000

RPC : 33.33% x Rp 2.000.000 = Rp 666.600

2) Uang muka 20% dari harga rumah

Uang muka : 20% x Rp 140.000.000 = Rp 28.000.000

3) Plafon kredit yang diajukan

Rp 140.000.000 – Rp 20.000.0000 = Rp 120.000.000

4) Angsuran yang harus dibayar Bapak Tono (Perbulan)

Rp 120.000.000 x 9%/tahun x 15tahun = Rp 900.000/bulan

180bulan

Dengan melihat kondisi seperti ini maka kredit tersebut ditolak karena

kemampuan membayar lebih kecil dibandingkan jumlah angsuran perbulan.

Page 23: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

41

3.2.2. Jumlah Pemberian Kredit Pemilikan Rumah pada PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk

Jumlah Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan jumlah yang

digunakan untuk mengetahui berapa besar jumlah pemberian KPR dalam setiap

tahunnya. Semakin besar jumlah pemberian KPR, maka semakin baik prosentase

jumlah pemberian KPR setiap tahunnya.

Berikut perhitungan jumlah Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk:

Tabel III.5

Jumlah Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Tahun Keterangan Jumlah Prosentase

2013

KPR 64.689.382 88,82%

Non KPR 8.144.940 11,18%

Total 72.834.322 -

2014

KPR 75.487.968 88,90%

Non KPR 9.434.206 11,10%

Total 84.922.174 -

2015

KPR 91.051.510 89,33%

Non KPR 10.867.610 10,67%

Total 101.919.120 -

Sumber Data: Annual Report Data Neraca PT Bank BTN

Dari tabel III.5 diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah pemberian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) pada tahun 2013 mencapai 88,82%, mengalami

kenaikan sebesar 88,90% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 mengalami

kenaikan sebesar 89,33% . Maka dapat disimpulkan rata-rata jumlah pemberian

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari tahun 2013-2015 yaitu sebesar 89,01%. Pada

umumnya jumlah pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) selalu mengalami

Page 24: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

42

peningkatan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kebutuhan masyarakat

yang membutuhkan tempat tinggal, banyaknya developer-developer baru, suku

bunga yang rendah dan angsuran perbulan yang rendah atau disesuaikan dengan

kemampuan membayar. Jika dilihat dari segi pandang Bank BTN jumlah

pemberian Kredit Pemilikan Rumah mengalami peningkatan dikarenakan banyak

masyarakat atau debitur yang membutuhkan tempat tinggal yang layak untuk di

huni dan masyarakat tertarik dengan sistem KPR BTN karena suku bunga yang

ditetapkan oleh Pemerintah atau Bank BTN sangat rendah dan cicilan rumah

untuk KPR BTN disesuaikan dengan penghasilan atau kemampuan mengangsur

debitur.

3.2.3. Perkembangan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah pada PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk

Perkembangan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) penting

dilakukan mengingat perkembangan pemberian KPR dapat mengukur berapa

besar jumlah prosentase perkembangan setiap tahunnya. Semakin besar jumlah

pemberian KPR ini menunjukkan semakin baik pula prosentase perkembangan

pemberian KPR.

Berikut perhitungan perkembangan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk:

Page 25: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id filePenegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964)

43

Tabel III.6

Perkembangan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Uraian Tahun Jumlah Prosentase Perkembangan

KPR

2013 64.689.382 -

2014

75.487.968

116,69%

2015 91.051.510 120,61% Sumber Data: Annual Report data Neraca PT Bank BTN

Dari tabel III.6 diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan pemberian

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diberikan oleh BTN pada tahun 2014

menunjukkan prosentase 116,69% dan mengalami peningkatan sebesar 20,61%

pada tahun 2015. Pada umunya perkembangan pemberian Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) mengalami peningkatan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya

kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan), banyaknya developer-developer

baru dan pemberian-pemberian promosi dari bank yang menarik perhatian

masyarakat. Jika dilihat dari segi pandang Bank BTN perkembangan pemberian

Kredit Pemilikan Rumah mengalami peningkatan dikarenakan banyak masyarakat

atau debitur yang membutuhkan tempat tinggal yang layak ditempati dan

masyarakat tertarik dengan sistem KPR BTN karena suku bunga yang ditetapkan

oleh Pemerintah atau Bank BTN sangat rendah dan cicilan rumah untuk KPR

BTN disesuaikan dengan penghasilan atau kemampuan mengangsur debitur.