BAB III PEMBAHASAN - modul.mercubuana.ac.id ELEKTRO/Laporan... · Winfiol Program ini digunakan...
Transcript of BAB III PEMBAHASAN - modul.mercubuana.ac.id ELEKTRO/Laporan... · Winfiol Program ini digunakan...
1
BAB III
PEMBAHASAN
Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan
oleh PT. XL Axiata dan berikut ini akan dijabarkan beberapa perangkat yang di
temukan dilapangan pada saat proses pengambilan data.
3.1 Perangkat Transmisi Mini Link E
Mini link E Ericsson merupakan perangkat transmisi yang pada awalnya
digunakan untuk membangun kebutuhan jaringan. Minilink E memiliki kapasitas
E1 yang medium, biasanya digunakan untuk link PDH saja. Seperti yang ada
digambar bawah ini.
2
Gambar 3.1 Perangkat Mini Link E Ericsson
beberapa modul-modul Mini-Link E diantarannya:
Access Module Magazine (AMM) 2U-1
Modem Unit (MMU) 2x2
Modem Unit (MMU) 4x2/8
Modem Unit (MMU) 2x8
Modem Unit (MMU) 34+2
Modem Unit (MMU) 2x2-34+2
Transceiver Unit (TRU) 155e
Switch and Multiplexer Unit (SMU) Sw
Switch and Multiplexer Unit (SMU) 8x2
Switch and Multiplexer Unit (SMU) 16x2
Service Access Unit (SAU) Exp 1
Service Access Unit (SAU) Exp 2
Service Access Unit (SAU) IP
Radio Unit (RAU) 7GHz, 13GHz, 15GHz, 23GHz
Dalam minilink E Ericsson, satu AMM bisa digunakan untuk beberapa
Radio Unit (RAU). Hal ini tergantung berapa banyaknya MMU yang terpasang.
Dibawah ini cara pemasangan untuk minilink E.
Dalam minilink E Ericsson, satu AMM bisa digunakan untuk beberapa Radio
Unit (RAU). Hal ini tergantung berapa banyaknya MMU yang terpasang.
Dibawah ini cara pemasangan untuk minilink E
a. Contoh untuk sistem radio proteksi 1+1 Hotstandby.
3
Gambar 3.2 Instalasi MLE 1 +1
Pada configurasi 1 + 1 HS (Hot Standby) pada satu link point to point
terdapat 2 RAU, 2 MMU dan 1 SMU . Pada umumnya link tersebut terdiri dari
16E1. Ketika RAU1 bekerja maka RAU2 statusnya Standby, type RAU1 dan
RAU2 akan selalu sama sehingga apabila pada RAU1 faulty maka RAU2 yang
akan bekerja dapat dilakukan secara otomatis atau secara manual tergantung pada
pengaturan berbeda dengan configure 1+0.
4
Gambar 3.3 Gambar Mini Link E configurasi 1 + 1 HS (Hot Standby)
Gambar 3.4 Gambar Mini Link E configurasi 1 + 0
Terlihat untuk setiap RAU digunakan untuk satu MMU PDH saja, dimana
kapasitas E1 nya juga terbatas.DDF EI digunakan untuk terminasi data/info dari
stage perangkat BTS yang akan disampaikan ke BSC atau ke sentral dari sistem
tsb.
Mengapa namanya E1? Karena indonesia menggunakan standart
telecommunication sama dengan eropa (ITU-R). Jadi di eropa memiliki standar
yang sama, sedangkan di amerika dia menggunakan standar yang berbeda yaitu
menggunakan T1.
Kapasitas E1 berbeda dengan kapasitas T1. Untuk E1 (2,048
MBps) menggunakan sistem kanal pcm-30, sedangkan untuk T1(1,554
MBps)menggunakan sistem kanal pcm-24. Berawal dari transmisi telephon kabel
(pair), sekarang digunakan untuk transmisi lewat microwave link.
5
DDF yang merupakan alat untuk distribusi semua layanan baik data mau voice ke
arah transmisi.
Gambar 3.5 DDF untuk link transmisi
Antenna untuk link microwave yang tersedia dari ericsson diantaranya:
1. Diameter 0.3 m
2. Diameter 0.6 m
3. Diameter 1.2 m
4. Diameter 1.8 m
5. Diameter 2.4 m
6. Diameter 3 m
7. Diamter 3.7 m
6
Dari beberapa jenis antenna tersebut disesuaikan dengan
persyaratan/kebutuhan link. Yang menentukan kebutuhan besaran antena
diantaranya:
Berapa jarak Near end dan Far end (karena jarak tersebut mempengaruhi
gain/penguatan antena).
Berapa beban traffic yang akan ditansmit.
Jenis RAU yang digunakan.
Berapa space yang memungkinkan di tower.
3.2 Transmisi Mini Link TN (Traffic Node)
Minilink Traffic Node (TN) terlihat lebih simple dan manarik. Bisa dibedakan
untuk kapasitas PDH (Plesiocrhonous Digital Hierarchy) dan kapasitas SDH
( Synchronous Digital Hierarchy) .Untuk Kapasitas PDH minimal 4 E1, dan
maksimal 16 E1. Untuk kapasitas 4E1 dan 16 E1 hanya dibedakan pada LTU dan
NPU saja. Berikut tampilan Mini Link TN. Bagian NPU merupakan kompunen
yang sangat penting pada perangkat minilink TN yang berperan sebagai
processor, pada bagian NPU juga terdapat memory card untuk menyimpan
configurasi pada link tersebut. Sehingga NPU merupakan sentral pada perangkat
TN dan memiliki sifat yang sangat sensitive terhadap panas apabila panas pada
perangkat melebihi 50 derajat maka TN tersebut akan Hang dan berakibat link
akan down.
7
Gambar 3.6 Bagian Perangkat MLTN
b. Contoh Aplikasi untuk TN PDH 16 E1
Gambar 3.7 Gambar MLTN 16 E1
3.3 Pemilihan Kapasitas Transmisi
Kapasitas transmisi microwave radio berhubungan dengan banyaknya E1
yang akan dibawa. Dari kedua jenis transmisi PDH dan SDH maka akan
memiliki perbedaan beberapa parameter diantaranya :
1. Jenis End site atau Hub site
8
2. Frekuensi yang digunakan
3. Kapasitas E1 yang akan dibawa
4. Jenis Modulasinya
5. Perangkat yang akan digunakan
Parameter diatas diperlukan untuk sisi radio microwavenya,
sedangkan disisi operator pengguna jasa maka akan dilihat layanan apa
yang akan di aktifkan.
Untuk perangkat MLTN ada beberapa alarm yang timbul yang perlu
diantisipasi sebagai berikut :
1. RAU Faulty
Jika RAU rusak makan RX Level akan menjadi lebih rendah bisa
mencapai -50 dBm seperti pada gambar berikut :
Gambar 3.8 Alarm MLTN
9
Pada gambar diatas bias dilihat RX level rendah, untuk
memastikan RAU rusak atau bagus bias dilakukan Loop tes pada rau,
dengan sebelumnya melakukan TX Off pada FE,
Untuk kondisi sepertinya bias saja yang fault adalah RAU,MMU atau
AMM (Backplane)
2. E1 BER (Counting)
Pada alarm ini hal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan
pengecekan E1 pada sisi BTS dengan melakukan loop E1dari DDF BTS
kemudian dari DDF Transmisi dilanjutkan sampai pada BSC maka akan
ditemukan crossconnect yang jelek maka perlu dilakukan penggantian
jumper cable E1 dan melakukan crossconnect ulang atau dengan
melakukan penggantian channel ke E1 yang masih kosong.
3. ES (Error Second )
Pada perangkat TRM pada umumnya di karenakan pada ODU atau MMU
rusak atau performanya sudah tidak maksimal, solusinya adalah dengan
mengganti perangkat tersebut dengan type yang sama. Yang mana alarm
ini akan berpengaruh pada Tx dan Rx pada link hop.
10
Gambar 3.9 Monitor TRM MLTN Alarm Status
3.4 Transmisi NEC Ipaso
Pada perangkat NEC Ipaso pada dasarnya memiliki prinsip dan kapasitas yang
sama dengan MLTN karena sudah berbasis IP,dan berikut adalah gambar dari
perangkat tersebut.
Gambar 3.10 Perangkat Transmisi Ipaso
11
3.5 Alarm Pada NodeB
1. High VSWR
VSWR tinggi pada nodeB nampak alarm seperti berikut : Alarm
AntennaBranch_antennaSystemproblemBranchA sectorantenna=2-1,
VSWR terdapat beberapa site yang terdapat alarm VSWR terlalu tinggi
yang bedampak pada performance perangkat 3G seperti pada capture
berikut dibawah sec 3 bisa dilhat vswr 1.89 sedangkan pada sec 2 vswr
2.23
Gambar 3.11 Monitoring VSWR
2. RSSI pada NodeB
RSSI singkatan received signal strength indicator.Sebagai indeks yang
menunjukkan kekuatan sinyal yang diterima pada antarmuka antena ,
dapat digunakan untuk menganalisis sinyal yang diterima dari BTS.
Umumnya, modul TRX dari BTS mendeteksi kekuatan sinyal yang
diterima dan kemudian mengirimkan kuat sinyal dari interface antena
berdasarkan link gain penerima. Ketika sinyal terlalu kuat atau terlalu
lemah, RSSI tinggi atau rendah maka alarm RSSI akan muncul.
12
3. Hightemp
Perangkat nodeb membutuhkan suhu ruangan yang dingin sekitar 24̊ C –
45C̊, jika suhu melebihi maka yang terjadi perangkat akan down.
4. Alarm Trdevicese_Generalswerrror Rbssubrack=RUW1,Rbsslot=7.
alarm ini biasa perangkat RU (RUW atau RUS ) dalam keadaan hang
sehingga pada sector yang di cover oleh RU tersebut tidak menghadel
traffic, atau tidak mendapat power suplay, dan masih adalagi yang belum
saya sebutkan.
Untuk menjaga kualitas jaringan team Performance merupakan
departemen yang mempunyai peranan penting untuk monitoring performa dari
setiap equipment baik 2G maupun 3G, pada perangkat ericsson program yang
digunakan untuk melihat avalaibility setiap RBS menggunakan software
WINFIOL. Avalability yang diharapkan adalah 100%, namun untuk
mempertahankan pada angka tersebut bukanlah suatu perkara yang mudah, yang
menyebabkan avalability berubah-ubah turun diantaranya adalah:
a. Site OOS (Out off Service), dapat dikarenakan gangguan pada
TRM ataupun equipment RBS tersebut.
b. ES (Error Second), dapat disebebkan gangguan pada TRM yaitu
pada performa radio atau MMU yang sudah tidak maksimal
trasmiter dan receivernya, dapat dihindari dengan mengganti
material yang sudah rusak.
c. Kapasitas layanan data terjadi kepadatan trafik (pada 3G). Dengan
memonitoring link rootpathnya, jumlah NodeB yang di cover oleh
13
link tersebut apakah sudah melebihi kapasitasnya. Jika terjadi
demikian adalah dengan mengupgrade link tersebut. monitoring
layanan packet data dapat dilakukan dengan melalui server yang
tersedia atau connect pada perangkat Mini Link TN.
Dari uraian diatas berikut ini adalah beberapa program yang digunakan untuk
pengambilan data :
1. Winfiol
Program ini digunakan untuk monitor perangkat 2G, reset
perangkar 2G (RBS) dengan sistem remote.
2. Secure CRT
Program ini digunanakan untuk monitoring, reset perangkat 2G,
3G dengan sistem remote.
3. Mini-link Craft
Digunakan untuk koneksi ke perangkat transmisi Minilink TN
4. BPFTP Server
Digunkana untuk membackup data konfigurasi dan crossconnect
perangkat MLTN
5. SDB
Program ini terinstall pada handphone yang berfungsi untuk
memonitor site yang down, TRX pada 2G, memberikan informasi
site ID dan juga nama site yang mengcover pada posisi kita berada.
14
6. Netpersec
Program ini digunakan untuk monitoring kecepatan laju bit
7. MSM (Mini-link Service Manager)
Digunakan untuk monitoring perangkat transmisi MLE dapat
dilakukan secara remote atau langsung.