BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah dan … · 3.1.1. Sejarah dan...
Transcript of BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah dan … · 3.1.1. Sejarah dan...
16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Baruna Dirga Dharma diresmikan pada tanggal 24 Mei 2011,
Perusahan ini merupakan perusahan pelayaran yang bergerak dalam bidang jasa
logistik curah kering. PT Baruna Dirga Dharma adalah salah satu subsidiaries
company dari perusahaan nasional Tiara Marga Trakindo Grub yaitu PT Cipta
Krida Bahari dan PT ABM Investama, tbk. PT Baruna Dirga Dharma memiliki
kantor cabang yang berada di Bunanti, Kalimantan Selatan. Sementara untuk
kantor pusat dari PT Baruna Dirga Dharma sendiri terletak dijalan Raya Cilandak
KKO, Gedung TMT 2, lantai 2.
Semula perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa logistik batubara yang mana pelangganya memang hanya ditujukan
untuk perusahaan internal grub. Namun, seiring dengan perkembangan kebutuhan
dunia bisnis, PT Baruna Dirga Dharma mengadakan ekspansi dengan cara
memperluas jaringan bisnis kearah logistik curah kering seperti semen, pupuk,
bungkil sawit (Kernel), dan juga batubara yang ditujukan tidak hanya untuk
pelanggan dari dalam tetapi juga untuk pelanggan diluar internal grub. Dari
ekspasi tersebut PT Baruna Dirga Dharma kemudian melakukan rebranding
menjadi “Baruna Dry Bulk”. Ekspansi yang dilakukan oleh PT Baruna Dirga
Dharma ini terhitung pada tahun 2015-2016.
17
Sejak PT Baruna Dirga Dharma beroperasi hingga saat ini wilayah kerja
perusahaan tersebut sudah mencapai beberapa titik didaerah pada kepulauan
Indonesia seperti Nagro Aceh Darusalam, Kalimantan selatan, Kalimantan timur
Kalimantan tengah dan Jawa Timur.
Sebagai upaya perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik dan
menjaga kualitas pelayanan kepada para pelanggan PT Baruna Dirga Dharma
memiliki sebuah visi dan misi yang ditetapkan sebagai tujuan perusahaan, yaitu
sebagai berikut:
1. Visi
Menjadi perusahaan yang terdepan dibidang logistik curah kering termasuk
batubara, dalam menyediakan jasa transportasi dan solusi logistik yang
diandalkan.
2. Misi
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi perusahaan maka PT Baruna Dirga
Dharma menetapkan beberapa misi seperti dibawah ini
a. Menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkualitas sebanyak mungkin
bagi rakyat Indonesia.
b. Memaksimalkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan dan menguntungkan
yang akan memaksimalkan nilai pemegang saham.
c. Memberikan solusi logistik terbaik untuk pelanggan diseluruh Indonesia,
dengan mengaplikasikan proses bisnis yang efisien dan tingkat
keselamatan tinggi.
d. Secara aktif terlibat dalam masyarakat sebagai warga korporat yang baik.
18
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu alat yang diciptakan oleh perusahaan
untuk menjelaskan hubungan kerja antara setiap unit didalam suatu organisasi.
Selain itu, struktur organisasi juga dapat menggambarkan berbagai proses
kegiatan yang dilakukan oleh peusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini struktur organisasi yang terapkan oleh PT Baruna Dirga
Dharma adalah sebagai berikut:
Sumber : PT Baruna Dirga Dharma
Gambar III.1.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Organisasi
DIRECTOR
SENIOR MANAGER COMMERCIAL OPERATION SENIOR
MANAGER
PORT AGENCY SENIOR
MANAGER
COMMERCIAL TEAM MANAGER
OPERATIONSHIP MANAGEMENT
PORT AGENCY
TEAM
FINANECE &ACCOUNTING
MANAGER
OPERATIONTEAM
19
Adapun uraian tugas dari struktur organisasi atas adalah sebagai berikut:
1. Director
a. Mengelolah dan merumuskan segala kebijakan yang berkaitan dengan
kegiatan usaha secara menyeluruh.
b. Menetapkan tugas dan kewajiban pada karyawan disetiap departemen.
c. Memonitoring segala aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan usaha baik
itu keluar masuk dokumen, maupun keuangan perusahan.
2. Senior Manager Commercial
a. Melakukan analisa riset pasar dan melakukan rencana penjualan.
b. Bertugas untuk meningkatkan volume revenue perusahaan.
c. Memberikan arahan kepada team dalam hal penjualan.
3. Commercial Team
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Membatu senior manager commercial dalam melakukan analisa riset pasar
dan melakukan rencana penjualan.
b. Menjaga kiriman dosmetik
c. Berkoordinasi dengan departemen BSP dan Procurment untuk melakukan
negosiasi harga perjualan bersama pelanggan.
d. Berkoordinasi dengan departemen operation dan finance terkait dengan
pelaksanaan pengiriman muatan dan pembayaran.
4. Operation Senior Manager
a. Menerima dan mengawasi laporan pergerakan kapal saat muatan dikirim.
b. Menentukan bugdet pengeluran perbulan yang akan digunakan oleh crew
kapal dalam pelaksanaan kegiatan operational pengiriman muatan.
20
c. Memastikan dokumen izin berlayar kapal telah sampai dipelabuhaan.
5. Manager Operation
a. Membuat laporan pergerakan kapal selama sebulan kebelakang.
b. Melakukan rekapitulasi bugdet pengeluran perbulan untuk dilaporkan ke
Finance.
6. Ship Management
a. Menunjuk siapa saja yang menjadi crew kapal.
b. Memastikan kapal dapat berjalan dengan baik.
7. Operation Team
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Memberikan data yang akurat mengenai operational kapal.
b. Menginformasikan perkembangan proses pekerjaan.
c. Megubah data-data dari operasional kapal menjadi informasi yang valid
untuk disajikan ke manajemen.
8. Port Agency Senior Manager
a. Mengarahkan dan mengawasi dokumen sebelum dokumen tersebut
dikirim kepada kementrian perhubungan laut (syahbandar).
b. Memberikan pengarahan kepada Port Agency Team terkait dengan
kegiatan usaha.
9. Port Agency Team
a. Menyiapkan dokumen seperti bill of lading, cargo manifest, dan lain
sebagainya untuk di kirim kepada kementrian perhubungan laut.
b. Berkoordinasi dengan kementrian perhubungan laut.
c. Memastikan dokumen izin berlayar diterbitkan oleh mentri perhubungan.
21
10. Finance & Accounting Manger
a. Menerima laporan rekapitulasi bugdet pengeluran perbulan yang akan
digunakan oleh crew kapal dalam pelaksanaan kegiatan operational
pengiriman muatan.
b. Mengeluarkan dana operational kapal.
c. Membuat tagihan pembayaran terkait dengan pengiriman muatan kepada
pelanggan dalam bentuk invoice.
3.1.3. Kegiatan Usaha
PT Baruna Dirga Dharma adalah perusahaan pelayaran yang bergerak
dalam bidang jasa logistik curah kering jalur laut, dimana perusahaan ini
merupakan perusahaan yang tergabung dalam satu manajemen grub CKB Marine.
Manajemen grub tersebut terdiri atas tiga perusahaan yaitu PT Baruna Dirga
Dharma, PT Alfatrans Raya dan PT Cipta Krida Bahari yang mana dalam
pelakasanaan pekerjaanya perusahaan ini saling berkaitan satu sama lain baik dari
segi tata kerja organisasi maupun kop surat yang terdapat pada hardcopy disetiap
perusahaan.
Jenis muatan yang dikirim oleh PT Baruna Dirga Dharma adalah muatan
berjenis curah kering seperti semen, pupuk, bungkil sawit (Kernel), dan juga
batubara yang ditujukan untuk pelanggan internal dan pelanggan eksternal pada
TMT grub. Jenis pengiriman pada PT Baruna Dirga Dharma terbagi menjadi dua
yaitu owned asset dan back to back vessel dengan kapasitas muatan 7500 metrik
ton perkapal. Kedua jenis pengiriman ini dibedakan atas jenis kapal yang akan
digunakan dalam pegiriman muatan, dalam hal ini jenis kapal tersebut dapat
22
ditentukan langsung oleh pihak pelanggan atau direkomendasikan dari pihak PT
Baruna Dirga Dharma berdasarkan jenis muatan yang akan dikirim.
Owned asset merupakan jenis pengiriman yang dilakukan oleh PT Baruna
Dirga Dharma menggunakan asset kapal milik sendiri. Sementara, back to back
vessel merupakan jenis pengiriman menggunakan kapal yang disewa dari PT
Alfatrans Raya. Dimana kedua jenis pengiriman tersebut memilik ketentuan
administrasi yang berbeda. Perbedaan kedua ketentuan administrasi ini terletak
pada perhitungan biaya kapal.
Umumnya kontrak perjanjian kerjasama dari kedua jenis pengiriman diatas
yang dilakukan oleh PT Baruna Dirga Dharma dengan pelanggan dihitung
berdasarkan kurun waktu untuk sejumlah kapal yang akan disewakan, dan setiap
satu trip pengiriman akan menghasilkan revenue bagi PT Baruna Dirga Dharma
atas pembayaran terkait dengan pengiriman muatan kepada pelanggan dalam
bentuk invoice.
Sejak PT Baruna Dirga Dharma diresmikan pada tahun 2011 lalu hingga
saat ini wilayah operasi kerja PT Baruna Dirga Dharma sudah mencapai beberapa
titik didaerah pada kepulauan Indonesia, tidak hanya itu PT Baruna Dirga Dharma
juga memiliki sebuah kantor cabang di Bunanti, Kalimantan Selatan.
Melihat luasnya wilayah operasi kerja pada PT Baruna Dirga Dharma
tidak heran jika perusahaan tersebut menetapkan beberapa ketentuan administrasi
pengiriman kargo, yang mana ketentuan tersebut merupakan sebuah bentuk upaya
perusahaan untuk melancarkan kegiatan usaha dalam mencapi tujuan. Salah
satunya ialah ketentuan administrasi pengiriman kargo jenis pengiriman back to
back vessel. Berikut merupakan ketentuan dari administrasi tersebut :
23
1. Department Commercial
a. Membuat quotation form yang akan digunakan untuk melakukan negosiasi
dengan costumer sehari setelah srurat permintan charter diterima.
b. Membuat Surat Perjanjian Angkut Laut (SPAL) yang dimuat berdasarkan
hasil kesepakatan sewa yang sebelumnya dijelaskan dalam bentuk
quotation form.
c. Mengedarkan shipping instruction kepada departemen lain sebagai
informasi bahwa akan adanya permintan charter.
d. Membuat sales order yang akan digunakan untuk membuat payment
request atau invoice.
2. Department Operation
a. Menyiapkan armada dan crew kapal untuk melakukan pengiriman kargo.
b. Membuat dokumen crew list terkait dengan awak kapal yang akan
berangkat untuk melakukan pengiriman kargo.
c. Membuat laporan harian selama masa aktivitas pengiriman dilakukan.
d. Membuat dokumen permohonan Temporary Cash Advancement (TCA)
yang akan digunakan oleh crew kapal sebagai biaya akomondasi, biaya
pengunaan alat berat dan lain sebagainya yang akan digunakan untuk
melakukan pengiriman.
e. Membuat settlement sebagai laporan mengenai pengunaan biaya TCA
yang digunakan dalam melakukan pengiriman.
3. Department port agency
a. Mengumpulkan dokumen yang berada diatas kapal terkait dengan aktivitas
pengiriman. Dokumen tersebut seperti surat keterangan asal barang, surat
24
kirim, Statement of Barge Draught Survey, dan certificate of wight.
b. Membuat kelengkapan dokumen seperti bill of landing, dan cargo
manifest yang akan digunakan untuk membuat surat izin berlayar.
c. Standby dipelabuhan untuk mengawasi kegiatan berlayar terkiat dengan
administrasi dipelabuhan.
4. Department finance dan accounting.
a. Mengeluarkan biaya sesuai dengan permohonan yang terdapat pada form
TCA.
b. Membuat invoice untuk ditagih kepada costumer.
Berdasarkan hasil data penelitan diatas ketentuan administrasi pengiriman
kargo yang dilakukan oleh PT Baruna Dirga Dharma dibuat agar para pegawai
dapat mengetahui tugas dan batasan-batasan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab bagi setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya.
Ketentun administrasi yang terdapat pada PT Baruna Dirga Dharma
ditentukan dan ditetapkan oleh perusahaan hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya
perusahaan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan
administrasi agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar sehingga
dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan.
Administrasi pengiriman kargo pada PT Baruna Dirga Dharma dimulai
dari membuat quotation form, membuat Surat Perjanjian Angkut Laut (SPAL),
mengedarkan shipping instruction, membuat sales order, membuat dokumen crew
list, membuat laporan harian selama masa aktivitas pengiriman dilakukan,
membuat dokumen permohonan Temporary Cash Advancement (TCA), membuat
settlement, mengumpulkan dokumen yang berada diatas kapal terkait dengan
25
aktivitas pengiriman, membuat kelengkapan dokumen seperti bill of landing,
cargo manifest, membuat payment request atau invoice dan faktur pajak.
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Pelaksanaan Administrasi Pengiriman Kargo Curah Kering Pada PT
Baruna Dirga Dharma
PT Baruna Dirga Dharma adalah perusahaan pelayaran yang bergerak
dalam bidang jasa logistik curah kering jalur laut dimana setiap adanya penjualan
jasa yang terjadi perlu diadakanya sejumlah kegiatan administrasi yang diterapkan
guna menunjang pelaksanaan kegiatan operasional usaha. Namun, untuk melihat
kegiatan administrasi disuatu perusahan berjalan dengan baik maupun tidak
penting untuk kita mengetahui kegiatan operasional perusahaan yang berkaitan
dengan administratif berserta dengan dokumen-dokumen yang digunakan pada
perusahaan tersebut:
1. Negosiasi
Tahapan negosiasi terdiri atas perhitungan biaya sewa berserta keuntungan,
pembuatan quotation form, dan penandatangan kontrak dalam surat perjanjian
angkut laut (SPAL). Aktivitas yang berada dalam tahapan ini dilakukan oleh
department commercial dengan calon costumer. Kegiatan yang berlangsung
merupakan tahapan awal dimana terjadinya komunikasi antara kedua pihak
untuk mencapai suatu perjanjian kesepakatan yang mengasilkan keutungan
bagi keduanya. Negosiasi dilakukan ketika calon pencharter meingirim surat
permintaan charter kepada PT Baruna Dirga Dharma yang kemudian surat
tersebut ditanggapi oleh PT Baruna Dirga Dharma dengan mengirim
26
quotation. Bila quotation tersebut direspon setuju, calon pencharter akan
menandatangani SPAL dan mengirim shipping instruction.
2. Persiapan Anggaran
Tahapan anggaran adalah kegiatan perhitungan sejumlah biaya yang dilakukan
untuk menunjang kebutuhan selama proses pengiriman berlangsung seperti
biaya akomondasi perjalanan crew ke tongkang dipelabuhan, biaya konsumsi
crew, dan biaya sewa alat berat jika dibutukan. Umumnya department
operation akan mengajukan permohonan sejumlah biaya terkait dengan
pengiriman dalam bentuk Temporary Cash Advancement (TCA) kepada
department finance and acconting yang kemudian pencatatan penggunaan
biaya akan dijelaskan secara rinci dalam dokumen settlement yang dibuat oleh
crew dan dikirim melalui JNE saat kapal berada dipelabuhan.
3. Proses Muat
Proses muat terdiri atas persiapan sebelum muat dan pelaksanaan muat seperti
mempersiapkan cargo surveyor, mempersiapkan pegerakan kapal, proses
sandar kapal ke dermaga pencharter saat waktu line up tiba hingga proses
muat dari dermaga ke tongkang dilakukan menggunakan alat stevedoring.
Stevedoring yang digunakan pada saat muat tersebut tidak dapat dipastikan
menggunakan jasa Perusahan Bongkar Muat (PBM) hal ini dikarenakan
pengunaan jasa PBM dilakukan bilamana perusahaan pencharter tidak
memiliki alat stevedoring. Biasanya jika perusahaan pencharter tidak memiliki
alat stevedoring PT Baruna Dirga Dharma bersedia menyediakan alat tersebut
dengan catatan harga yang dibebankan pada saat kontrak SPAL ditanda
tangani belum termasuk dengan harga penyewaan alat stevedoring. Dampak
27
dari kegiatan penyediaan alat stevedoring menimbulkan kegiatan administrasi
tambahan diluar dari kontrak SPAL. Diketahui bahwa jenis muatan kering
batubara termasuk dalam krakteristik muatan berbahaya (dangerous cargo)
yang mana muatan ini dapat dengan mudah terbakar oleh sebab itu, dalam hal
pengakutan muatan yang dilakukan oleh PT Baruna Dirga Dharma mengikuti
ketentuan Internasional Maritime Dangerous Goods (IMDG). Ketika Proses
muat dilakukan muatan yang akan dipindahkan dari dermaga ke tongkang
akan dilakukan perhitungan pengukuran muatan bersih yang berhasil
dipindahkan kedalam tongkang untuk mengetahui jumlah metrik ton yang
akan dikirim ke mother vessel atau alamat tujuan dan jumlah penyusutan yang
terjadi selama proses pengiriman berlangsung yang mana kegiatan tersebut
akan dijelaskan dalam dokumen statement of barge draught survey dan
certificate of wight. Umumnya perhitungan pengukuran muatan bersih yang
dilakukan oleh surveyor atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh perusahaan
pencharter. Setelah proses muat dinyatakan selesai maka crew akan
menginformasikan kepada agency untuk dibuatkan kelengkapan dokumen
untuk keperluan berlayar dalam hal pengiriman. Informasi tersebut
disampaikan melalui dua media yaitu melalui via telephon dan electronic mail
(email) dengan mengirim copy scan dokumen statement of barge draught
survey.
4. Proses Kelengkapan Dokumen
Proses kelengkapan dokumen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
department agency dalam usaha menjebatani kegiatan pengiriman dengan
melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan selama proses pengiriman
28
berlangsung. Dokumen yang dimaksud tersebut adalah surat izin bergerak dan
surat izin berlayar yang diterbitkan oleh syahbandar. Department agency
mulai mempersiapkan dokumen yang akan digunakan untuk mengajukan
permohonan izin bergerak dan berlayar kepada syahbandar dengan membuat
dokumen bill of landing, dan cargo manifest sesuai informasi yang diterima.
Dokumen-dokumen tersebut dikirim kembali kepada perusahaan pencharter
untuk diibayarkan royalty kepada kementrian Energi Sumber Daya Mineral
(ESDM). Setelah royalty dibayar, pencharter akan memberikan kelengkapan
dokumen tersebut berserta dengan bukti pembayaran, surat kirim, dan surat
keterangan asal barang kepada agency dipelabuhan untuk dikirim kepada
syahbandar guna mendapatkan dokumen surat izin bergerak dan berlayar.
Ketika dokumen tersebut sudah lengkap, dokumen-dokumen tersebut berikan
kepada crew.
5. Proses Pengiriman
Proses pengiriman kargo dilakukan dengan membawa sejumlah dokumen
yang sebelumnya telah disiapkan. Dokumen tersebut meliputi shipping
instruction, crew list, surat kirim, surat keterangan asal barang, statement of
barge draught survey, certificate of wight, bill of landing, cargo manifest,
surat izin bergerak dan berlayar. Didalam proses pengiriman kargo juga
dilakukan kegiatan pengawasan terjadi selama proses pengiriman berlangsung.
Pengawasan yang dilakukan meliputi keberadaan kapal, aktivitas pengunaan
dana, air tawar yang dilaporakan dalam laporan harian serta pengawasan
aktivitas crew dan ceklis mesin-mesin kapal yang dikirim sebagai laporan
bulanan. Kegiatan pengawasan ini dilakukan oleh department operation.
29
6. Proses Bongkar
Proses bongkar dilakukan ketika tongkang telah sampai di mother vessel atau
alamat tujuan. Ketika tongkang sampai seluruh dokumen yang dibawa oleh
crew diserahkan kepada kapten kapal untuk diperiksa. Proses bongkar yang
dilakukan dari tongkang kedalam palka dilakukan secara curah atau
dituangkan secara langsung mengunakan alat stevedoring sesuai dengan
intruksi kapten yang berada di mother vessel. Prinsip penggunaan alat
stevedoring ini serupa dengan proses muat yang sebelumnya telah dijelaskan.
7. Tagihan Pembayaran
Tagihan pembayaran terdiri atas pembuatan sales order kedalam software
SAP, dan penerbitan invoice berserta faktur pajak. kegiatan ini dilakukan
ketika proses pengiriman kargo dinyatakan telah selesai
Dari penjelasan diatas diketahui bahwa terdapat beberapa dokumen
administratif yang digunakan selama proses pengiriman. Dokumen-dokumen
tersebut berasal dari internal dan eksternal perusahaan meliputi:
1. Surat permintaan charter
Surat permintaan charter adalah sebuah dokumen yang berisikan permohonaan
pencharteran kapal berserta dengan crew yang berasal dari costumer untuk
melakukan pengiriman.
2. Quotation Form
Quotation Form adalah suatu dokumen yang digunakan untuk melakukan
negosiasi dengan calon costumer yang mana dalam dokumen tersebut berisi
mengenai keterangan jenis jasa yang akan digunakan, jumlah kapal yang ingin
30
disewa, tawaran asuransi yang diberikan, sampai dengan harga jasa
pengiriman kargo disepakati.
3. Surat Perjanjian Angkut Laut (SPAL)
SPAL adalah suatu dokumen yang dibuat berdasarkan kesepakatan sewa yang
sebelumnya dijelaskan dalam bentuk quotation form namun dalam dokumen
ini, SPAL lebih menjelaskan rincian dari kesepakatan sewa.
4. Shipping Instruction
Shipping Instruction adalah suatu dokumen yang menjelaskan jenis muatan,
dan kapal yang akan digunakan, lokasi jemput muatan, kepemilikan pelabuhan
tempat muatan dijemput, pemilik mother vessel yang akan menerima muatan,
sampai dengan permintaan dokumen apa saja yang harus dilengkapi dalam
proses pelaksanaan pengiriman kargo.
5. Temporary Cash Advancement (TCA)
TCA adalah dokumen yang berisi pemohonan sejumlah biaya yang akan
digunakan untuk melakukan pengiriman kargo baik biaya untuk akomondasi,
maupun biaya untuk pencharter an alat berat.
6. Settlement
Settlement adalah dokumen yang menjelaskan rincian pengunaan biaya yang
telah digunakan untuk kegiatas pengiriman. Settlement merupakan tahap ke
dua dari TCA yang mana anggaran yang digunakan dalam settlement
merupakan anggaran yang dikeluarkan berdasarkan dokumen permohonan
pada form Temporary Cash Advancement (TCA).
7. Laporan Harian
Laporan harian adalah suatu dokumen yang menjelaskan kegiatan pelaksanaan
31
pengiriman kargo yang dilaporakan berdasarkan aktivitas kapal seperti
keberadaan kapal, nama pelabuhan dan pemakaian air bersih selama
perjalanan. Dokumen ini diinput kedalam komputer dan dikirim melalui email.
8. Surat Keterangan Asal Barang
Surat keterangan asal barang merupakan suatu dokumen yang merincikan
penjelasan mengenai kepemilikan muatan, lokasi pelabuhan tempat dimuat
dan dibongkarnya barang.
9. Surat Kirim
Surat kirim adalah suatu dokumen yang menjelaskan dimana muatan akan
dibongkar dan dari mana muatan tersebut akan dikirim. Dalam dokumen ini
juga menjelaskan keterangan mengenai jenis muatan dan total muatan yang
akan dikirim. Surat ini hampir sama dengan surat keterangan asal barang
namun letak perbedaan kedua surat ini terletak pada rincian keterangan
dimana surat keterangan asal barang diuraikan lebih detail.
10. Statement of Barge Draught Survey
Statement of Barge Draught Survey adalah suatu dokumen yang merincikan
catatan perhitungan pengukuran muatan dimana dalam dokumen tersebut
menjelaskan jumlah muatan sebelum dan sesudah barang dimuat dan
dibongkar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penyusutan yang
terjadi selama masa pengiriman.
11. Certificate of wight
Certificate of wight adalah suatu sertifikat yang menjelaskan mengeni rincian
berat yang diangkut atau dibawa dalam tongkang baik itu berat bersih maupun
berat kotor yang biasanya berat tersebut dihimpun menjadi suatu daftar yang
32
total keseluruhannya sama dengan total berat bersih dari total berat kotor yang
terdapat dalam faktur perdagangan.
12. Bill of landing
Dokumen yang digunakan oleh PT Baruna Dirga Dharma sebagai bukti bahwa
muatan telah dimuat diatas dikapal. Bill of landing juga menjelaskan nama
pengirim, nama kapal yang mengirim, rincian berat, dan nama penerima
muatan. Bill of landing disiapkan oleh department agency dari PT Baruna
Dirga Dharma.
13. Cargo manifest
Cargo manifest yang digunakan oleh PT Baruna Dirga Dharma yang berisi
tentang berat muatan, nama pelabuhan pengirim, dan nama penerima muatan.
14. Invoice
Dokumen ini dikeluarkan oleh PT Baruna Dirga Dharma yang mana didalam
dokumen tersebut berisi rincian tagihan yang harus dibayarkan oleh costumer.
Berdasarkan penjelasan diatas terkait dengan pelaksanaan kegiatan
operasional pengiriman kargo berserta dokumen-dokumen yang digunakan maka
dapat diketahui pelaksanaan administrasi pengiriman kargo curah kering
pengiriman back to back vessel yang terjadi pada PT Baruna Dirga Dharma dapat
digambarkan sebagai berikut:
33
Sumber : PT Baruna Dirga Dharma
Gambar III.2.
Pelaksanaan Administrasi Pengiriman Kargo Curah Kering
PROSEDUR ADMINISTRASI PENIRIMAN KARGO CURAH KERING
FIN & ACC DEPT. COMMERCIAL DEPT. PORT/AGENCY DEPT.CUSTOMER OPERATION DEPT.
Pha
se
Mulai
Menerima permintan
dan mengitung biaya
pengiriman berseta
keuntungan
Formulir
Quotation
Setuju atau
tidakTidak
Instruksi
Internal
Menerima
Rencana pengiriman
Proses Muat
selesai
Shipping
Instruction
Proses Muat
Tanda tangan
surat perjanjian
Memeriksa dan
mengolah
dokumen kapal
Membuat Bill off
landing dan cargo
manifest
Proses Sales
Order
selesai
Mengirim muatan
Laporan
harian dan
mengontrol
pengiriman
Pengiriman muatan
selesai
Melakukan
pembayaran jasa
Permintaan
charter
Mendapatkan
dokumen diatas
kapal
Menerbitkan faktur
pajak dan invoice
Permohonan
TCAMengeluarkan
anggaran
Membuat
settlement
Memeriksa
pemakaian aggaran
Ya
Mengirim
dokumen
ke
Syahbandar
Melakukan
Pembayaran pajak
Menyiapkan
dokumen pendukung
Mengirim dokumen
pendukung lain
Proses bongkar
Menerima informasi
pengiriman muatan
selesai
34
Berdasarkan gambar III.3. dapat jelaskan sebagai berikut:
1. Customer mengirim surat permintaan charter kepada PT Baruna Dirga
Dharma mengenai ketertarikan perusahaan untuk menggunakan jasa dari PT
Baruna Dirga Dharma atas pelayanan penyediaan kapal untuk perusahaan jasa
logistik yang mana surat tersebut dikirim kepada departemen commercial.
2. Department commercial menerima surat permintaan charter dari customer
kemudian dari surat permintaan tersebut department commercial melakukan
tindakan perhitungan margin mengenai biaya sewa kapal berserta crew yang
telah disuaikan dengan jenis muatan yang akan dikirim. Biaya sewa kapal
diperoleh dari vendor atau PT Alfatrans Raya karena kapal yang digunakan
merupakan kapal yang disewa dari PT Alfatrans Raya.
3. Hasil dari perhitungan yang dilakukan oleh department commercial dimuat
dalam dokumen quotation form yang kemudian dikirim kembali kepada
customer sebagai rincian penawaran yang dilakukan ketika negosiasi
dilakukan.
4. Jika negosiasi telah dilakukan dan kesepakatan diantara keduanya telah
disetujui tindakan selanjutnya adalah costumer menandatangi Surat Perjanjian
Angkut Laut (SPAL) yang dibuat oleh departemen commercial dari PT
Baruna Dirga Dharma atas kesepakatan sewa yang sebelumnya dijelaskan
dalam bentuk quotation form.
5. Setelah tanda tangan kontrak dilakukan kemudian costumer mengirim
dokumen shipping instruction kepada departemen commercial dari PT Baruna
Dirga Dharma yang akan digunakan sebagai petunjuk kerja untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
35
6. Shipping Instruction yang diterima oleh departemen commercial kemudian
diedarkan kepada setiap departement yang terkait dalam pelaksanaan
pengiriman kargo seperti department operation, dan department agency untuk
mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk mengirim muatan.
7. Department operation yang menerima rencana pengiriman kemudian
membuat form Temporary Cash Advancement (TCA) yang diajukan kepada
department finance dan accounting untuk mengeluarkan sejumlah dana yang
akan digunakan untuk melakukan pengiriman kargo baik dana tersebut
digunakan untuk biaya akomondasi perjalanan, maupun biaya untuk
pencharteran alat berat.
8. Setelah dana diperoleh dan department operation mempersiapkan segala
kebutuhan seperti tiket pesawat crew menuju pelabuhan kapal dan konsumsi
selama berlayar kemudian tindakan selanjutnya adalah crew kapal
mempersiapkan pengiriman kargo dengan melakukan proses muat yang terdiri
atas persiapan sebelum muat dan pelaksanaan muat seperti mempersiapkan
cargo surveyor, mempersiapkan pegerakan kapal. Ketika waktu line up tiba
crew melakukan proses muat dari dermaga ke tongkang dengan melakukan
proses sandar kapal ke dermaga pencharter terlebih dahulu. Perindahaan
muatan dari dermaga ke tongkang akan dilakukan perhitungan pengukuran
muatan bersih yang berhasil dipindahkan kedalam tongkang untuk mengetahui
jumlah metric ton yang akan dikirim ke mother vessel atau alamat tujuan dan
jumlah penyusutan yang terjadi selama proses pengiriman berlangsung yang
mana kegiatan tersebut akan dijelaskan dalam dokumen statement of barge
draught survey dan certificate of wight. Perhitungan pengukuran muatan
36
dilakuakan oleh surveyor atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh perusahaan
pencharter. Kemudian dokumen statement of barge draught survey dan
certificate of wight diserahkan kepada department agency melalui email
dengan mengkonfirmasikan status melalui telephone.
9. Department agency yang menerima dokumen tersebut kemudian melakukan
pemeriksaan dan mengelolah dokumen tersebut untuk dibuatkan dokumen
pendukung seperti bill of landing, dan cargo manifest yang diinput kedalam
komputer berdasarkan keterangan yang terdapat pada dokumen statement of
barge draught survey dan certificate of wight.
10. Bill of landing, dan cargo manifest yang sudah selesai dibuat dikirim kembali
kepada perusahaan pencharter untuk diibayarkan royalty kepada kementrian
Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Kemudian setelah royalty dibayar,
pencharter akan memberikan kelengkapan dokumen tersebut berserta dengan
bukti pembayaran, surat kirim, dan surat keterangan asal barang kepada
agency dipelabuhan.
11. Setelah seluruh dokumen telah siap, dokumen-dokumen tersebut dikirim
kepada syahbandar guna mendapatkan surat izin bergerak dan berlayar. Ketika
dokumen tersebut sudah lengkap, dokumen-dokumen tersebut berikan kepada
crew.
12. Setelah dokumen diterima kemudian crew mengirim kargo ke mother vessel
atau alamat tujuan dengan membawa sejumlah dokumen tersebut saat
berlayar.
13. Ketika proses pengiriman kargo dialakukan crew membuat laporan harian
untuk dikirim kepada department operation dikantor pusat sebagai laporan
37
status pengiriman yang mana laporan harian tersebut diinput berdasarkan
kegiatan sehari-hari dalam pelaksanaan pengiriman kedalam komputer baik
status keberadaan kapal maupun angaran yang telah digunakan. Kegitan ini
merupakan tindakan pengawasan yang dilakukan oleh PT Baruna Dirga
Dharma yang mana pengawasan tersebut meliputi keberadaan kapal, aktivitas
pengunaan dana, air tawar yang dilaporakan dalam laporan harian serta
pengawasan aktivitas crew dan ceklis mesin-mesin kapal yang dikirim sebagai
laporan bulanan. Kegiatan pengawasan ini dilakukan oleh department
operation.
14. Deprtement operation yang menerima laporan pengeluaran dari crew kapal
kemudian laporan tersebut dibuatkan settlement atas pemakaian dana yang
terjadi selama pengiriman. Settlement tersebut dikirim kepada department
finance dan accounting untuk dilakuakan pemeriksanaan terhadap pemkaian
anggaran ketika proses pengiriman kargo telah selesai.
15. Ketika armada telah sampai dialamat tujuan crew kapal dari department
operation mulai melakukan proses bongkar barang ke atas mother vessel.
Proses bongkar barang merupakan proses terakhir dari pengiriman kargo
dimana ketika proses bongkar dinyatakan selesai maka dapat diartikan
pengiriman telah sukses terkirim.
16. Setelah department operation menyatakan pengiriman telah sukses terkirim
kealamat tujuan kepada department commercial. Tindakan selnjutnya adalah
department commercial membuat sales order mengenai jumlah muatan yang
berhasil dikirim ke alamat tujuan, total penyusutan, dan rincin biaya ke
department finance dan accounting.
38
17. Department finance dan accounting menerbitkan invoice dan faktur pajak dari
sales order yang sebelumnya dibuat oleh department commercial.
18. Costumer melakukan pembayaran sesuai dengan harga yang tertera pada
invoice dimana perhitungannya telah disesuaikan dengan Surat Perjanjian
Angkut Laut yang telah ditanda tangani.
Berdasakan penjelasan yang terdapat pada point pelaksanaan administrasi
pengiriman kargo curah kering pada PT Baruna Dirga Dharma dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan kegiatan operasional pengiriman kargo telah dijalankan sesuai
dengan ketentuan administrasi yang ada pada perusahaan tersebut karena setiap
department telah mejalankan tugas sesuai dengan tangung jawab masing-masing.
Mengenai kegiatan administrasi pengiriman kargo curah kering pada PT Baruna
Dirga Dharma jika dilihat secara teoritis kegiatan administrasi pengiriman kargo
pengiriman back to back vessel yang dilakukan oleh PT Baruna Dirga Dharma
dengan prinsip admnistrasi yaitu, prinsip fleksibilitas, prinsip efisien dan
efektivitas, prinsip berorientasi pada tujuan, serta prinsip kontinuitas dapat
dikatakan administrasi pengiriman kargo yang dilakukan oleh PT Baruna Dirga
Dharma sudah berjalan cukup baik:
a. Administrator telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan
administrasi yang ada pada perusahaan tersebut dengan memnfaatkan pola
kerja telah dibuat dan fasilitas yang tersedia. Hal ini menujukan bahwa prinsip
fleksibilitas berjalan dengan baik.
b. Dalam hal adminitratif diketahui bahwa pelaksanaan pengiriman kargo curah
kering yang dilakukan oleh administrator pada PT Baruna Dirga Dharma
sudah berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari pelaksanaan pengiriman kargo
39
yang dijalankan sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan oleh direksi
pada PT Baruna Dirga Dharma dimana ketentuan tersebut telah
dipertimbangkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Pelaksanaan adminitrasi pengiriman kargo yang terjadi pada PT Baruna Dirga
Dharma telah dijalankan sebagaimana ketentuan yang terdapat pada PT
Baruna Dirga Dharma baik dari segi pelaksanaan fungsi tugas, pola kerja,
hingga pemanfaatan fasilitas yang tersedia. Hal ini menujukan bahwa prinsip
berorientasi pada tujuan telah berjalan dengan baik.
d. Acuan perencanaan tujuan jangka pendek, menegah, dan jangka panjang yang
dilakukan oleh PT Baruna Dirga Dharma dalam pelaksanaan administrasi
telah berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dari pertumbuhan usaha yang
semakin berkembang maju ditujukkan dari semakin melebarnya luas operasi
wilayah kerja dan ekspasi yang dilakukan PT Baruna Dirga Dharma. Hal ini
menujukan bahwa prinsip kontinuitas telah berjalan dengan baik.
3.2.2. Kendala Pelaksanaan Pengiriman Kargo Curah Kering Pada PT
Baruna Dirga Dharma
PT Baruna Dirga Dharma mmerupakan perusahaan pelayaran yang
bergerak dalam bidang jasa logistik curah kering diresmikan pada tahun 2011 lalu
hingga saat ini wilayah operasi kerja PT Baruna Dirga Dharma sudah mencapai
beberapa titik didaerah pada kepulauan Indonesia, tidak hanya itu PT Baruna
Dirga Dharma juga memiliki sebuah kantor cabang di Bunanti, Kalimantan
Selatan.
40
Melihat luasnya operasi wilayah kerja PT Baruna Dirga Dharma dalam
melakukan pengiriman kargo curah kering dan banyaknya pengiriman yang
dilakukan maka tidak heran jika adanya kendala yang terjadi didalam pelaksanaan
kegiatan pengiriman kargo curah kering back to back vessel. Kendala yang terjadi
pada PT Baruna Dirga Dharma tersebut adalah kendala yang terletak pada
kegiatan operasional pengiriman kargo dimana ketika stock barang yang akan
dikirim tidak tersedia sementara armada berserta crew tetap standby menunggu
instruksi bahwa akan adanya muatan yang dikirim ketika itu pula PT Baruna
Dirga Dharma mengalami kendala financial karena armada tidak menghasilkan
revenue sementara cost daily seperti biaya untuk konsumsi crew tetap berjalan.
3.2.3. Solusi dari Kendala Pelaksanaan Pengiriman Kargo Curah Kering
Pada PT Baruna Dirga Dharma
Seperti yang telah diketahui bahwa PT Baruna Dirga Dharma merupakan
perusahaan pelayaran yang bergerak dalam bidang jasa logistik curah kering
dimana didalam pelaksanaannya terdapat sejumlah administrasi yang harus
dipenuhi dan disesuaikan dengan keadaan dilapangan dan tidak dapat dipungkiri
bahwasanya kendala dalam pelaksanaan mungkin saja akan terjadi.
Sesuai dengan penjelasan pada point sebelumnya bahwasanya terdapat
kendala dalam melakukan pengiriman yaitu kendala yang terletak pada kegiatan
operasional pengiriman kargo dimana cost daily tetap dikeluarkan namun revenue
tidak dihasilkan. Penyelesaian masalah yang dilakukan oleh PT Baruna Dirga
Dharma atas kendala yang terjadi adalah dengan mengkonfirmasi atau meminta
penjelasan terkait dengan kedala tersebut kepada pihak pencharter yaitu pelanggan
untuk diberikan solusi atas permasalah yang terjadi.