BAB III. PDF

13
31 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 16 Juni 2014 jam 10.30 WIB di ruang P3 (Wisma Drupada) di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dari hasil pengkajian didapat data: Klien Tn. S, umur 42 tahun, berjenis kelamin laki-laki, agama islam, pekerjaan TNI AU, beralamat di Purbalingga, tanggal masuk 02 Juni 2014 jam 15.45 WIB, No. Registrasi 105689, Diagnosa Medis: F. 20.3 (Skizophrenia tak terinci), penanggung jawab Tn. E, umur 46 tahun, alamat Purbalingga, hubungan dengan klien saudara kandung. Selama di rawat di Wisma Drupada klien sudah di latih SP 1. 1. Alasan masuk Keluhan utama yang menyebabkan klien dibawa ke rumah sakit jiwa Prof. Dr Soerojo Magelang pada tanggal 02 Juni 2014 oleh saudaranya karena sering marah-marah dirumah, sulit diajak komunikasi, banyak diam, sering menyakiti diri sendiri. 2. Faktor Predisposisi Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, kurang lebih sejak 7 tahun yang lalu klien pernah dirawat 2 kali di RSJ Gatot Subroto. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, selama di rumah menunjukkan adanya gejala sisa seperti jarang mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan

Transcript of BAB III. PDF

  • 31

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    A. Pengkajian

    Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 16 Juni 2014 jam 10.30

    WIB di ruang P3 (Wisma Drupada) di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo

    Magelang dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

    Dari hasil pengkajian didapat data: Klien Tn. S, umur 42 tahun, berjenis

    kelamin laki-laki, agama islam, pekerjaan TNI AU, beralamat di Purbalingga,

    tanggal masuk 02 Juni 2014 jam 15.45 WIB, No. Registrasi 105689, Diagnosa

    Medis: F. 20.3 (Skizophrenia tak terinci), penanggung jawab Tn. E, umur 46

    tahun, alamat Purbalingga, hubungan dengan klien saudara kandung. Selama di

    rawat di Wisma Drupada klien sudah di latih SP 1.

    1. Alasan masuk

    Keluhan utama yang menyebabkan klien dibawa ke rumah sakit jiwa Prof.

    Dr Soerojo Magelang pada tanggal 02 Juni 2014 oleh saudaranya karena

    sering marah-marah dirumah, sulit diajak komunikasi, banyak diam, sering

    menyakiti diri sendiri.

    2. Faktor Predisposisi

    Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, kurang lebih sejak 7

    tahun yang lalu klien pernah dirawat 2 kali di RSJ Gatot Subroto.

    Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, selama di rumah menunjukkan

    adanya gejala sisa seperti jarang mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan

  • 32

    masyarakat. Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik. Dalam

    keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang di alami

    oleh klien maupun jenis gangguan jiwa lainnya. Klien juga tidak teratur

    minum obat selama di rumah.

    3. Faktor Presipitasi

    Faktor presipitasi yang menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa yaitu

    klien mempunyai keinginan dalam hal materi tapi tidak tercapai.

    4. Genogram

    Tn. S merupakan anak ke-6 dari 6 bersaudara. Klien sudah menikah 1 kali

    dan mempunyai 3 anak. Klien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.

    Dalam keluarga Tn. S berperan sebagai kepala keluarga. Orang yang dekat

    dengan klien adalah istri dan anak-anaknya.

    5. Konsep diri

    Pada pengkajian konsep diri, pendapat klien mengenai Citra tubuh klien

    merasa penampilannya biasa-biasa saja. Dalam hal peran sebagai ayah klien

    merasa sudah tidak mampu lagi menafkahi anak-anaknya. Sedangkan pada

    ideal diri klien ingin mendapatkan materi yang lebih.

    6. Hubungan sosial

    Pada pengkajian hubungan sosial didapat data Klien mengatakan orang

    yang dekat dengan saya di rumah adalah istri, sedangkan orang dekat

    dengan saya disini tidak ada karena semua sama saja, saya tidak ada yang

    kenal dengan orang-orang disini. Saya lebih suka sendiri, berdiam diri, dan

    tidak suka berhubungan dengan orang lain. Dari observasi saat di RSJ Prof.

  • 33

    Dr. Soerojo Magelang juga terlihat klien lebih sering menyendiri di dalam

    kamar dan kadang-kadang duduk di kursi berdiam diri, sulit diajak

    berinteraksi tidak pernah mau ikut aktifitas.

    7. Spiritual

    Agama yang dianut oleh klien yaitu agama islam. Selama di rawat di RSJ

    Prof. Dr. Soerojo Magelang klien mengalami kemunduran kemauan yaitu

    klien tidak melakukan kegiatan ibadah seperti sholat, namun saat disuruh

    perawat dengan paksaan kadang-kadang mau melakukannya.

    8. Status mental

    Pada pengkajian status mental, penampilan klien tampak tidak rapi sering

    acak-acakan. Klien saat diajak bicara atau saat interaksi bicaranya lambat,

    bicara seperlunya, tidak mampu memulai pembicaraan terlebih dahulu dan

    apatis. Aktifitas motorik klien terlihat lesu, kurang energi, tidak mau

    melakukan aktifitas, klien juga sering melakukan gerakan secara berulang

    yaitu berupa mengedipkan mata secara berulang-ulang, posisi tidur

    meringkuk.

    9. Alam perasaan

    Terlihat wajahnya kurang berseri. Klien terlihat menggumam saat duduk

    dan kadang melamun.

    10. Afek

    Afek klien terlihat tumpul.

    11. Intseraksi dan wawancara

  • 34

    Tidak ada respon saat di ajak bicara. Kontak mata kurang, klien saat diajak

    bicara sering menundukkan kepala.

    12. Persepsi

    Mengalami halusinasi pendengaran. Klien mengatakan Saya sering

    mendengar suara-suara saat aktifitas maupun saat beristirahat.

    13. Proses pikir klien

    Saat diajak bicara dan saat menjawab pertanyaan yang ditanyakan cukup

    lama. Kesadaran klien composmentis, orientasi klien kurang karena klien

    tidak dapat menyebutkan nama wisma tempat dirinya di rawat dan

    menyebutkan tanggal. Klien terlihat bingung, klien tidak mengenal orang-

    orang disekitar (baik sesama pasien maupun perawat). Memori klien

    mengalami gangguan daya ingat saat ini karena klien tidak mengetahui apa

    yang sedang dialaminya dan saat ditanya apa yang terjadi pada dirinya, klien

    diam. Pada tingkat konsentrasi dan berhitung klien sulit berkonsentrasi,

    dan saat diajukan hitungan sederhana klien tidak dapat menjawab. Dalam

    kemampuan penilaian klien saat diajak untuk menilai sesuatu,klien tidak

    dapat melakukannya, sebaliknya klien terlihat bingung.

    14. Pada daya tilik diri klien mengingkari penyakit yang di derita, klien tidak

    merasa mengalami masalah kesehatan.

    B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

    Pada hari Senin tanggal 16 Juni 2014 jam 10.30 WIB, didapatkan data

    Subyektif : klien mengatakan Saya tidak ada yang kenal dengan orang-orang

  • 35

    disini, klien juga mengatakan saya lebih suka sendiri, berdiam diri, dan tidak

    suka berhubungan dengan orang lain.

    Data obyektif : klien terlihat banyak berdiam diri di kamar, klien terlihat

    menyendiri, klien banyak diam dan tidak mau bicara, klien ketika bicara

    lambat dan hanya seperlunya, kontak mata kurang, klien apatis dan acuh tak

    acuh dengan kondisi sekitarnya, ekspresi wajah klien terlihat kurang berseri,

    klien tidak mau mengikuti kegiatan (ada penurunan aktivita), klien tidak

    merawat diri (penampilan tidak rapi, berpakaian sering acak-acakan), posisi

    tidur klien terlihat meringkuk (sikap fetus).

    Dari data diatas penulis dapat merumuskan masalah keperawatan yaitu

    isolasi sosial.

    C. Pohon Masalah

    Halusinasi pendengaran Akibat

    Core problem

    Harga diri rendah Penyebab

    D. Perencanaan / Intervensi

    Berdasarkan dari data pengkajian didapat prioritas masalah keperawatan

    isolasi sosial, maka intervensi yang disusun untuk dilakukan implementasi

    Isolasi sosial

  • 36

    pada tanggal 16 - 21 Juni 2014 pada Tn. S yaitu meliputi : TUM yaitu klien

    dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi isolasi sosial. TUK I

    (Klien dapat berinteraksi dengan orang lain dan membina hubungan saling

    percaya) dengan kriteria hasil: klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada

    perawat, yaitu: Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada

    kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab

    salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah

    yang dihadapi.

    TUK II (Klien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial) dengan

    kriteria hasil: klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial yang berasal

    dari diri sendiri, orang lain atau lingkungan.

    TUK III (Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan dengan

    orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain) dengan kriteria

    hasil: klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

    (misalnya: banyak teman, tidak kesepian, bisa diskusi dan saling menolong).

    TUK IV (Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap,

    dengan kriteria hasil: klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap

    antara klien-perawat, klien-perawat lain, klien-klien lain dan klien-kelompok

    atau masyarakat.

    TUK V (Klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan

    dengan orang lain) dengan kriteria hasil: klien mampu mengungkapkan

    perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk diri sendiri, orang

    lain dan lingkungan.

  • 37

    TUK VI (Klien dapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan

    dengan orang lain dan lingkungan) dengan kriteria hasil: keluarga dapat

    menjelaskan perasaanya, mendemonstrasikan cara klien menarik diri,

    berpartisipasi dalam parawatan klien menarik diri.

    E. Tindakan (Implementasi)

    Implementasi pada hari Senin tanggal 16 Juni 2014 pukul 10.30 WIB

    membina hubugan saling percaya dengan klien, dengan respon klien Subjektif:

    Klien mengatakan Nama saya Tn. S suka dipanggil dengan Tn. S, Objektif:

    Pada saat mengobrol kontak mata kurang, afek muka klien terlihat tumpul, mau

    berjabat tangan. Pukul 13.00 WIB melatih SP I. Mengidentifikasi penyebab

    isolasi sosial, dengan respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya tinggal

    serumah dengan istri, dan anak-anak saya, disini tidak ada orang yang dekat,

    semua sama saja, saya tidak kenal dengan orang-orang disini,saya lebih suka

    sendiri, berdiam diri, dan tidak suka berhubungan dengan orang lain. Objektif:

    kontak mata kurang, dan klien mau berjabat tangan. Menjelaskan kerugian dan

    keuntungan bila berhubungan dengan orang lain, dengan respon klien

    Subjektif: Klien mengatakan Saya belum mengetahui keuntungan dan

    kerugian bila berhubungan dengan orang lain, Objektif: Klien kelihatan

    bingung, klien tidak mampu menjelaskan tentang manfaat berhubungan dengan

    orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Melatih

    berkenalan dengan orang lain, dengan respon klien Subjektif: Klien

    mengatakan Saya sudah mengetahui cara berkenalan dengan orang lain,

  • 38

    Objektif: klien belum mampu berinteraksi dengan orang lain (tidak bisa

    memulai pembicaraan), saat diajak bicara dan saat menjawab pertanyaan

    bicaranya lambat, bicara seperlunya, saat menjawab pertanyaan cukup lama,

    afek muka tumpul, kontak mata kurang, sering menundukkan kepala. Membuat

    jadwal kegiatan pasien dengan respon klien S: klien mengatakan saya tidak

    pernah melakukan kegiatan, Objektif: Klien mau membuat jadwal harian. Dan

    pada pukul 10.30-14.00 WIB. Mengobservasi secara tidak langsung kegiatan

    klien dengan respon klien Subjektif: -, Objektif: klien hanya tampak tiduran di

    kamar dan duduk saja di depan wisma, tidak ada kegiatan. Assesment: SP I

    belum optimal, klien belum mampu berinteraksi dengan orang lain (belum

    mampu berkenalan dengan satu orang), klien tidak mampu menjelaskan

    tentang manfaat berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak

    berhubungan dengan orang lain. Planning: lanjutkan intervensi: optimalkan SP

    I (Identifikasi kembali penyebab isolasi sosial, jelaskan kerugian dan

    keuntungan bila berhubungan dengan orang lain, latih berkenalan dengan orang

    lain / satu orang, dan evaluasi jadwal kegiatan klien), dan observasi kegiatan

    klien.

    Implementasi pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2014 pukul 10.00 WIB

    yaitu mengoptinalkan SP I. Mengidentifikasi kembali penyebab isolasi sosial

    dengan respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya tidak suka bercerita

    dengan orang lain, Objektif: Pada saat berbicara kontak mata klien kurang.

    Menjelaskan kerugian dan keuntungan bila berhubungan dengan orang lain

    dengan respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya belum mengetahui

  • 39

    keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain, Objektif: Klien

    masih terlihat bingung, dan perawat mengatakan Klien tidak mau berkumpul

    dengan pasien lain maupun perawat. Melatih berkenalan dengan orang lain

    dengan respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya sudah mengetahuin

    cara berkenalan dengan orang lain, Objektif: Klien mau berkenalan dengan

    orang lain tetapi dengan paksaan, mau berjabat tangan, saat berkenalan tidak

    ada ekspresi muka, dan berbicara secukupnya. Mengevaluasi jadwal kegiatan

    klien dengan respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya sudah

    mengetahui cara berkenalan dengan orang lain, Objektif: Klien belum

    melakukan jadwal yang dibuat bersama, dan Perawat mengatakan Klien hanya

    tiduran di kamar dan duduk sendiri di depan wisma belum melakukan jadwal

    yang dibuat. Dan pada pukul 07.00-14.00 WIB mengobservasi secara tidak

    langsung kegiatan klien dengan respon klien Subjektif: -, Objektif: Klien hanya

    tiduran di kamar atau duduk di depan wisma tidak mau melakukan kegiatan.

    Assesment: SP I (Jelaskan kerugian dan keuntungan bila berhubungan dengan

    orang lain, latih berkenalan dengan orang lain) belum optimal. Planning:

    Optimalkan SP I (Jelaskan kerugian dan keuntungan bila berhubungan dengan

    orang lain, evaluasi cara berkenalan dengan orang lain, evaluasi jadwal

    kegiatan klien), dan observasi kegiatan klien.

    Implementasi pada hari Rabu tanggal 18 Juni 2014 pukul 10.30 WIB yaitu

    mengoptimalkan kembali SP 1. Menjelaskan keuntungan dan kerugian

    berhubungan dengan orang lain dengan respon klien Subjektif: Klien

    mengatakan Saya belum mengetahui keuntungan dan kerugian berhubungan

  • 40

    dengan orang lain, Objektif: Klien belum mau berkumpul dengan orang lain.

    Mengevaluasi cara berkenalan dengan orang lain dengan respon klien

    Subjektif: Klien mengatakan Saya sudah mengetahui cara berkenalan dengan

    orang lain, Objektif: Klien sudah mau berkenalan dengan pasien

    disampingnya tanpa paksaan. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien dengan

    respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya belum mengerjakan jadwal

    yang dibuat bersama, Objektif: Kegiatan klien hanya tiduran di kamar dan

    kadang-kadang duduk di kursi depan wisma. Dan pada pukul 07.00-14.00 WIB

    mengobservasi secara tidak langsung kegiatan klien dengan respon klien

    Subjektif: -, Objektif: Klien terlihat tiduran di kamar dan terkadang duduk di

    kursi depan wisma, belum melakukan jadwal yang dibuat bersama, dan hanya

    melakukan kegiatan yang disuruh perawat. Assesment: SP I (jelaskan kerugian

    dan keuntungan bila berhubungan dengan orang lain) belum optimal. Planning:

    Optimalkan SP I (Jelaskan kerugian dan keuntungan bila berhubungan dengan

    orang lain, evaluasi cara berkenalan dengan orang lain), evaluasi jadwal

    kegiatan klien, dan observasi kegiatan klien.

    Implementasi pada hari Kamis tanggal 19 juni 2014 pukul 11.00 WIB

    yaitu mengoptimalkan SP I. Menjelaskan pengetahuan klien tentang

    keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain dengan respon klien

    Subjektif: Klien mengatakan Saya belum mengetahui keuntungan

    berhubungan dengan orang lain, Objektif: Klien belum mau berkumpul

    dengan orang lain. Mengevaluasi cara berkenalan dengan orang lain dengan

    respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya sudah mengetahui cara

  • 41

    berkenalan dengan orang lain, Objektif: Klien sudah mau berkenalan dengan

    pasien di sampingnya tanpa paksaan. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien

    dengan respon klien Subjektif: Klien mengatakan Jadwal yang dibuat belum

    saya kerjakan, Objektif: Klien hanya tiduran di kamar dan terkadang duduk di

    depan wisma, tanpa mengerjakan jadwal yang dibuat. Dan pada pukul 07.00-

    14.00 WIB mengobservasi secara tidak langsung kegiatan klien dengan respon

    klien Subjektif: -, Objektif: Klien hanya tiduran di kamar dan terkadang duduk

    di kursi depan wisma tidak mau ikut kegiatan. Assesment: SP I (jelaskan

    keuntungan dan kerugian bila berhubungan dengan orang lain) belum optimal.

    Planning: Optimalkan SP 1 (Jelaskan tentang kerugian dan keuntungan

    berhubungan dengan orang lain), dan observasi kegiatan klien.

    Implementasi pada hari Jumat tanggal 20 Juni 2014 pukul 10.00 WIB

    yaitu mengoptimalkan SP I. Menjelaskan pengetahuan klien tentang

    keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain dengan respon klien

    Subjektif: Klien mengatakan Saya sudah mengetahui keuntungan dan

    kerugian berhubungan dengan orang lain, tetapi saya bingung dan lebih suka

    diam daripada harus bercerita dengan orang, Objektif: Klien hanya tiduran di

    kamar dan duduk di depan wisma sendirian. Dan pada pukul 07.00-14.00 WIB

    mengobservasi secara tidak langsung kegiatan klien dengan respon klien

    Subjektif: -, Objektif: Kegiatan klien masih sering menyendiri di kamar dan

    duduk di depan wisma tetapi sudah mau menyapu lantai dengan di suruh

    perawat. Assesment: SP I (Identifikasi kembali penyebab isolasi sosial, jelaskan

    kerugian dan keuntungan bila berhubungan dengan orang lain, latih berkenalan

  • 42

    dengan orang lain / satu orang, masukan/ membuat jadwal kegiatan klien)

    sudah optimal. Planning: Lanjutkan SP II evaluasi SP I, latih berhubungan

    dengan orang lain secara bertahap, masukan dalam jadwal harian), dan

    observasi kegiatan klien.

    Implementasi pada hari Sabtu tanggal 21 Juni 2014 pukul 10.00 WIB yaitu

    melatih SP II. Mengevaluasi SP I dengan respon klien Subjektif: Klien

    mengatakan Penyebab saya menyendiri adalah karena saya bingung dan tidak

    suka bercerita dengan orang lain, saya sudah tau cara berkenalan dengan orang

    lain, tau keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain, dan saya

    belum melakukan jadwal harian, Objektif. Melatih berhubungan dengan orang

    lain secara bertahap dengan respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya

    bingung berhubungan dengan orang lain, Objektif: Klien berbicara

    seperlunya, mau berjabat tangan dengan orang lain, tidak ada ekspresi wajah /

    kurang berseri, afek muka tumpul. Memasukkan dalam jadwal harian dengan

    respon klien Subjektif: Klien mengatakan Saya mau bila latihan berhubungan

    dengan orang lain secara bertahap dimasukan dalam jadwal harian, Objektif:

    Klien mengangguk bila latihan berhubungan dimasukan ke dalam jadwal

    harian. Dan pada pukul 07.0014.00 WIB mengobservasi secara tidak langsung

    kegiatan klien dengan respon klien Subjektif: -, Objektif: Klien tampak tiduran

    di kamar dan duduk di depan wisma, tampak menyendiri, mau bejabat tangan

    dengan orang lain tanpa paksaan, dan belum mengerjakan jadwal yang dibuat

    bersama. Assesment: SP II belum optimal. Planning: Optimalkan SP II

  • 43

    (Evaluasi SP I, latih berhubungan dengan orang lain secara bertahap) dan

    observasi kegiatan klien.

    F. Evaluasi

    Evaluasi pada hari Sabtu tanggal 21 Juni 2014 jam 14.00 WIB. Subjektif:

    Klien mengatakan Saya bingung dan tidak suka bercerita dengan orang lain,

    saya sudah tau cara berkenalan dengan orang lain, tau keuntungan dan kerugian

    berhubungan dengan orang lain, dan saya belum melakukan jadwal harian,

    Saya mau bila latihan berhubungan dengan orang lain secara bertahap

    dimasukan dalam jadwal harian. Objektif: Klien masih suka menyendiri,

    ekspresi wajah saat berbicara tidak ada/kurang berseri, afek muka tumpul, dan

    bicara seperlunya, kegiatan klien tiduran di kamar dan duduk di depan wisma,

    tampak menyendiri, mau berjabat tangan dengan orang lain tanpa paksaan, dan

    belum mengerjakan jadwal yang dibuat bersama, tidak mau melakukan

    kegiatan. Assesment: SP II belum optimal. Planning: Optimalkan SP II

    (Evaluasi SP I, latih berhubungan dengan orang lain secara bertahap) dan

    observasi kegiatan klien.