Bab III. Pancasila Sbg Sistem Filsafat

download Bab III. Pancasila Sbg Sistem Filsafat

of 24

Transcript of Bab III. Pancasila Sbg Sistem Filsafat

1

Filsafat

berasal dari bah. Yunani philosophia. philo/philos/philein -- cinta sophia/sophos ----- hikmah/kebijaksanaan atau wisdom/kebenaran

Berfilsafat, berarti berpikir sedalam-dalamnya

(merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematis, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu.

2

1.

Filsafat sebagai suatu proses, artinya filsafat sbg suatu proses aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dg menggunakan suatu cara dan metode tertentu yg sesuai dengan objeknya. Filsafat sebagai suatu produk mencakup pengertian: a) Filsafat sebagai jenis pengetahuan, konsep, ilmu, pemikiran2 dari para fisuf z. dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertttu. Misal: rasionalisme, materialisme, hedonisme, dll. b) Filsafat sbg problema yg dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Manusia mencari kebenaran dari persoalan yang bersumber pada akal manusia.

2.

Ada pengertian lain, yi: filsafat sebagai ilmu; filsafat sebagai pandangan hidup; filsafat dalam arti teoritis dan fils. dalam arti praktis.3

Metafisika, membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis, yang meliputi bidang2, antara lain: ontologi, kosmologi, dan antropologi. Epistemologi, yang berkaitan dg persoalan hakekat pengetahuan. Metodologi, yang berkaitan dg persoalan hakekat metode dalam ilmu pengetahuan. Logika, yang berkaitan dg persoalan filsafat berfikir, yi: rumus dan dalil-dalil berpikir yang benar. Etika, yg berkaitan dg moralitas, tingkah laku manusia. Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakekat keindahan.4

1.

Aliran Materialisme, mengajarkan bahwa hakekat realitas kesemestaan, terutama makhluk hidup dan manusia, ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi dan terikat pd hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum kausalitas) yang bersifat obyektif. Aliran Idealisme/Spritualisme, mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup manusia dan pengertian manusia. Subjek manusia sadar atas realitas dirinya dan kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yg tak sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas semata, Jadi hakekat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide dan spirit). Aliran Realisme, mengajarkan bahwa realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) sematamata. Realitas adalah perpaduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non-materi (spiritual, jiwa, dan rohaniah). Khusus pada manusia tampak dalam gejala daya pikir, cipta dan budi.5

2.

3.

Pengertian SISTEM adalah suatu kesatuan bagianbagian yg saling berhubungan, saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan mrpkan suatu kesatuan yg utuh. Ciri-ciri sistem: Suatu kesatuan bagian-bagian. Bagian2 tsb mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Saling berhubungan dan ketergantungan. Keseluruhan unt mencapai suatu tujuan tertentu. Terjadi dlm suatu lingkungan yg kompleks. PS yg terdiri atas bagian-bagian, yi.: sila-sila PS dimana tiap sila pada hkktnya mrpkan suatu asas sendiri, fungsi sendiri2 namun scr keseluruhan mrpkan suatu kesatuan yang sistematis.6

Kesatuan sila-sila PS yg bersifat organis, secara filosofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sbg pendukung dari inti, isi dari sila-sila PS, yaitu: hakikat manusia monopluralis . Hakikat manusia monopluralis, yaitu: manusia memiliki susunan kodrat: jiwa dan raga; sifat kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi diri sendiri dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena sila-sila PS mrpkan penjelmaan hakikat manusia monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka sila-sila PS juga memiliki kesatuan yang bersifat organis pula.7

Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis/ berjenjang sila-sila PS dalam urut-urutan luasnya pengertian (kuantitas) dan dalam hal isi sifatnya (kualitas). Tiap-tiap sila yang dibelakang sila lainnya lebih sempit luasnya tetapi lebih banyak isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya.Dalam susunan hirarkhis dan piramid ini, maka ke Tuhanan YME menjadi basis dari kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial; sebaliknya keTuhanan YME adalah keTuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial demikian seterusnya, shg tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya.8

5 Sila 2 diliputi dan4 dijiwai sila 1 meliputi & menjiwai sila 3,4, dan sila 5 35 Sila 3 diliputi dan dijiwai sila 1, 2, meliputi & menjiwai sila 4 dan sila 2 Sila 4 diliputi dan dijiwai sila 1,2,3, meliputi & menjiwai sila 5 1 Sila 5 diliputi dan dijiwai sila 1,2,3,dan sila 49

Sila 1 meliputi dan menjiwai Sila 2,3,4, dan sila 5

Saling mengisi dan mengkualifikasi memiliki arti bahwa setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, artinya nilai sila yg satu dengan yg lain saling menyempurnakan.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah

berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.10

Dan seterusnya.

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki

dasar ontologis, dasar epistemologis dasar aksiologis

11

Ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika, dan kesemestaan atau kosmologi. Dsr ontologis PS pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hkkt kodrat monopluralis. Oleh krn itu hakekat dasar tersebut dapat juga disebut Dasar Antropologis. Subyek pendukung sila-sila PS adalah manusia, karena yg berPancasila adalah manusia. Dari segi fils. negara bhw PS adalah dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok negara adalah rakyat, dan unsurunsur rakyat adalah manusia, shg dasar antropologis sila-sila PS adalah MANUSIA.12

Susunan kodrat Jasmani Rohani

Manusia Monopluralis

Sifat kodrat Makhluk individu Makhluk sosial

Kedudukan kodrat Pribadi berdiri sendiri Makhluk Tuhan YME

13

Epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syaratsyarat dan proses terjadinya ilmu. Epistemologi dapat disebut ilmu ttg ilmu atau teori terjadinya ilmu (science of science). Pancasila sebagai sistem filsafat pada merupakan suatu sistem pengetahuan. hakekatnya

Dasar epistemologi Pancasila pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya yaitu hakekat manusia, sehingga bangunan epistemologi ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia. (Pranarka, 1996: 32).14

tentang sumber pengetahuan manusia; tentang teori manusia; kebenaran pengetahuan

tentang watak pengetahuan manusia. (Titus, 1984: 20).

15

Sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai adat-istiadat serta kebudayaan dan nilai riligius yang ada pada bangsa Indonesia sendiri.Pancasila mengakui kebenaran rasio yang bersum-ber pada akal manusia; kebenaran empiris terutama dlm kaitannya dg pengetahuan positif, kebenaran yg bersumber pada intuisi; kebenaran wahyu yg bersifat mutlak. Pancasila mendasarkan pandangan bahwa ilmu pengetahuan pd hakekatnya tdk bebas nilai krn

16

Umum universal, yi. hakekat sila-sila Pancasila atau intisari atau essensi PS shg mrpkan pangkal tolak derivasi baik dlm pelaksanaan pd bid-bid kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dlm realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan kongkrit. Umum kolektif, yi. isi arti PS sbg pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. (pedoman pelaksanaan Penyelenggaraan negara) Bersifat khusus dan kongkrit, yi. isi arti PS dalam realisasi praktis dalam berbagai bid. kehidupan shg memiliki sifat yg khusus kongkrit serta dinamis.17

Aksiologi mrpkan cabang fils. yg menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakekat nilai termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama. Menurut Notonegoro, tingkatan nilai dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: Nilai Material Nilai Vital, Nilai-nilai KerokhanianNilai Nilai Nilai Nilai

Kebenaran, Estetika (keindahan), Kebaikan atau nilai Moral, Religius,

18

lanjutan Menurut Notonegoro, nilai-nilai PS termasuk nilai kerokhanian yang mengan-dung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu: nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan (estetis), nilai moral atau kebaikan, dan nilai kesucian yang scr keseluruhan bersifat sistematik-hierarkhis,dimana sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa sebagai basis sampai dengan sila Keadilan Sosial sebagai tujuannya.

19

20

1)

Ada dalam obyektivanya (ens reale). Sesuatu dapat ada dalam kenyataan yang sesungguhnya, adanya itu dalam dirinya sendiri terlepas dari hal lain. Ada dlm angan-angan (ens rationis). Sesuatu yang dicita-citakan di angan-angan dlm keadaan nyata tidak ada, adanya hanya dalam angan2 orang saja, ini yg disebut ada dlm angan2.21

2)

3)

Ada dalam kemungkinan (ens possible) Orang sengaja membikin dalam angan angan ada sesuatu hal tertentu yang dalam kenyataannya tidak ada, tetapi mungkin dapat dibikin ada.

Pancasila merupakan hal yang ada dan Yang paling tepat adalah Pancasila ada dalam obyektivanya atau ens reale.

22

Runes, ontologi adalah teori tentang adanya keberadaan atau eksistensi. Aristoteles, ontologi adalah menyelidiki hakekat sesuatu. ilmu yang

Ontologi adalah ilmu yang menyelidiki sifat dasar dari apa yang ada, atau apakah kenyataan itu?. Semua yang ada di dunia ini merupakan partisipasi adanya Tuhan.

23

Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakekatnya meliputi masalah:

Sumber pengetahuan Pancasila. Susunan pengetahuan Pancasila.

Sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai adat-istiadat serta kebudayaan dan nilai riligius yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila PS maupun isi arti sila-sila Pancasila. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal.24