BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab...

22
42 BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT. HUTAMA KARYA (PERSERO) yang selanjutnya disebut HK berawal dari perusahaan swasta Belanda “Hollandsche Beton Maatshappij” yang dinasionalisasikan pada tahun 1961 berdasarkan peraturan pemerintah (PP) RI No. 61/1961 Tanggal 29 Maret 1961 dengan nama PN. HUTAMA KARYA. Kemudian status perusahaan berubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1970 juncto Akta Perseroan Terbatas No. 74 tanggal 15 Maret 1973, juncto Akta Perubahan No. 48 tanggal 8 Agustus 1973 yang keduanya dibuat dihadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/300/4 tanggal 20 Agustus 1973 dan didaftarkan dalam buku register pada Pengadilan Negeri A Jakarta No. 3029 tanggal 22 Agustus 1973 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 10 tanggal 1 Februari 1974. Dan sejak saat itu setiap tanggal 15 Maret diperingati sebagai Hari Ulang Tahun HK. Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan yang terakhir diubah berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan No. 15 tanggal 14 Juni 1999 yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH Notaris di Jakarta dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No. 15 tanggal 22 Februari 2000.

Transcript of BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab...

Page 1: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

42

BAB III

OBYEK PENELITIAN

III.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah PT. HUTAMA KARYA (PERSERO) yang selanjutnya disebut HK

berawal dari perusahaan swasta Belanda “Hollandsche Beton Maatshappij” yang

dinasionalisasikan pada tahun 1961 berdasarkan peraturan pemerintah (PP) RI No.

61/1961 Tanggal 29 Maret 1961 dengan nama PN. HUTAMA KARYA. Kemudian

status perusahaan berubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Perseroan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1970 juncto Akta Perseroan Terbatas

No. 74 tanggal 15 Maret 1973, juncto Akta Perubahan No. 48 tanggal 8 Agustus 1973

yang keduanya dibuat dihadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH dan telah disahkan oleh

Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/300/4 tanggal 20 Agustus

1973 dan didaftarkan dalam buku register pada Pengadilan Negeri A Jakarta No. 3029

tanggal 22 Agustus 1973 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik

Indonesia No. 10 tanggal 1 Februari 1974. Dan sejak saat itu setiap tanggal 15 Maret

diperingati sebagai Hari Ulang Tahun HK.

Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan yang

terakhir diubah berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat dan Perubahan Anggaran

Dasar Perusahaan Perseroan No. 15 tanggal 14 Juni 1999 yang dibuat di hadapan Imas

Fatimah, SH Notaris di Jakarta dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No.

15 tanggal 22 Februari 2000.

Page 2: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

43

Komposisi permodalan HK sebagaimana disebutkan dalam Pernyataan

Keputusan Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan No. 15 tanggal

14 Juni 1999 adalah sebagai berikut :

Tabel III.1

Komposisi Modal

Uraian Saham @ Rp. 1.000.000,- Nominal ( Rp)

Modal Dasar 80.000 80.000.000.000

Modal Ditempatkan 20.000 20.000.000.000

Modal Disetor 20.000 20.000.000.000

Saham Daam Portepel 60.000 60.000.000.000

Tabel III.2

Kepemilikan Modal

Uraian Saham @ Rp. 1.000.000,- Nominal (Rp)

Negara Republik Indonesia 20.000 20.000.000.000

Total 20.000 20.000.000.000

Untuk lebih mengefektifkan pemasaran dan pelayanan di daerah secara geografis

Organisasi Wilayah dibagi menjadi 5 wilayah, yaitu :

Wilayah I : Meliputi Riau, Nangro Aceh Darusalam, Sumatra Utara, Sumatera

Barat, Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu

Wilayah II : Meliputi DKI. Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Lampung

Page 3: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

44

Wilayah III : Meliputi Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan

Kalimantan Barat

Wilayah IV : Meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Nusa

Tenggara Timur

Wilayah V : Meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,

Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua

Sedangkan Organisasi Divisi dibentuk dengan tujuan untuk menangani kegiatan

produksi yang berorientasi pada spesialisasi, terdiri dari :

1. Divisi Gedung

2. Divisi Jalan dan Jembatan

PT. Hutama Karya, yang memiliki visi “Menjadi Perusahaan Jasa Konstruksi

Pilihan Utama Yang Handal Dengan Kinerja Kelas Dunia” dan misi “Meningkatkan

Nilai Perusahaan Di Bidang Industri Konstruksi Secara Profesional dan Memenuhi

Harapan Pemangku Kepentingan” ini berkedudukan di Jakarta, dengan alamat Jl.

Letjend. M.T. Haryono Kavling 8, Cawang, Jakarta 13340.

Di samping itu PT. Hutama Karya memiliki nilai budaya perusahaan dan motto

yang dapat mendorong semangat berkarya bagi seluruh pegawai, yaitu :

1. Nilai Budaya Perusahaan

Profesionalitas: Mempunyai keahlian yang dibarengi dengan etika nilai

dan tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi.

Page 4: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

45

Beroreintasi Kepada Pelanggan: Senantiasa memelihara hubungan baik

dan saling menguntungkan dengan menjga kepercayaan dan mutu untuk

memenuhi kepuasan pelanggan.

Inovasi: Secara berkesinambungan melakukan pembelajaran dan riset guna

memberikan solusi inovatif kepada pelanggan.

Kerjasama Tim: Menjunjung tinggi kerjasama tim guna memberikan

pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Integritas: Menghormati dan melaksanakan komitmen yang telah

disepakati.

2. Motto

Inovasi Untuk Solusi

yang mengandung makna : upaya untuk mewujdkan produk unggulan dan

pembaruan yang disertai dengan sikap, pemikiran dan tindakan yang

mendorong tercapainya solusi dengan produktivitas yang tinggi.

III.2 Bidang Usaha dan Jenis Produk

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan perseroan

adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kegiata serta program Pemerintah di

bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta pembangunan di

bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi,

argo industri, perdagangan, pengolahan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan

di bidang jasa konstruksi, teknologo informasi dan pengembangan.

Page 5: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

46

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, maka perseroan melakukan

kegiatan yang meliputi :

1. Perencanaan pembangunan, pemborongan dan pelaksanaan bangunan,

pengawasan pelaksanaan bangunan, dan melakukan segala tindakan yang

ad hubungannya dengan usaha – usaha tersebut,

2. Menyediakan tanah matang dan mendirikan untuk dijual atau disewakan,

3. Memproduksi bahan bangunan terutama untuk keperluan Perseroan

Tersendiri,

4. Menyediakan peralatan proyek,

5. Menjalankan perdagangan umum, khusus untuk bahan – bahan serta alat

– alat konstruksi termasuk impor, perdagangan interinsuler, maupun

lokal.

Adapun proyek – proyek monumental yang telah diselesaikan dengan baik oleh

PT. Hutama Karya adalah sebagai berikut :

• Proyek Gedung dan Prasarana Industri

Tugu Pancoran, Nam Building, Gedung MPR-DPR, Menara Bakrie,

Menara Saidah, gedung Polda Metro Jaya, Rumah Susun Pulogebang,

Mabes Polri, Gedung DPRD Tanggerang, Kantor Gubernur Gorontalo,

Gedung Kesenian Daerah Bandar Serai Riau, Gedung Pengadilan Tinggi

Batam, Gedung Imigrasi kelas 1 Batam, Gedung Pemerintahan Batam,

Gedung PLN Batam, Hotel Santika Beach Bali, Villa Amannusa Bali,

Hotel Legian Nirwana Bali, Villa Jimbaran Estate Bali, Penginapan Alila

Pecatu Bali, Velodrom Kalimantan Timur, Instiute Pertanian Bogor,

Page 6: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

47

Apartemen The Groove, Masjid Raya Batam, Masjid Agung Semarang,

Masjid Al A’zhom Tanggerang, Pembangunan PT. McDemott Heavy

Skidway Batam.

• Proyek Prasarana Transportasi

Jembatan Semanggi, Jembatan Ampera Palembang, Jembatan Tengku

Agung Sultanah Latifa Riau, Jembatan Barelarang Batam, Jembatan

Batang Hari II Jambi, Jembatan Suramadu Surabaya, Jembatan Tukad

Bangkung Bali, Jembatan Kertanegara II Kalimantan Timur, Jembatan

Martadipura Kalimantan Timur, Jembatan Rumpiang Kalimantan Selatan,

Tol Cipularang Jawa Barat, Tol Waru – Juanda Surabaya, Jalan Tol

Cawang – Tanjung Priok, Dermaga Armaba Jakarta.

Proyek Sumber Daya Air dan Ketenagaan

Bendungan Pelaparado NTB, Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Uap Suralaya, Reaktor Nuklir Serpong, Pembangunan Fasilitas

Pengolahan Air Pulo Gadung.

• Produk Unggulan

Konstruksi Beton Pratekan : Melalui Jalan Layang Semanggi, HK

menandai eksistensinya di jalur inovasi dengan memperkenalkan

teknologi Beton Pratekan. Kini, hampir seluruh aspek pembangunan telah

menerapkan teknologi ini, seperti pada jembatan, jalan tol, dan lain – lain.

Jembatan Bentang Panjang : Selama bertahun – tahun, HK telah

membangun jembatan – jembatan bentang panjang di seluruh Indonesia.

Page 7: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

48

Beberapa diantaranya menerapkan teknologi mutakhir seperti jembatan

kabel gantung atau dengan sistem kantiliver.

Pemasangan Suspension Kabel : Dalam membangun Jembatan Kabel

Gantung Kartanegara ( Kalimantan Timur ), kami menerapkan metoda

kerja pemasangan kabel gantung tanpa bantuan tenaga asing, dengan hasil

bermutu tinggi dan efisien dari segi biaya.

Sistem Kantiliver : HK juga telah menerapkan inovasi sistem kantiliver

pada pembangunan jembatan untuk efisiensi pendanaan proyek dengan

kualitas tinggi.

Tunnel From Untuk Gedung : sistem Tunnel From terbukti mempercepat

masa konstruksi dan menghemat biaya. Inovasi ini memperkenalkan

desain khusus berupa kerangka baja berbentuk lorong yang menghasilkan

dinding plat lantai monolith.

Precast ( Sistem BRESPHAKA )Untuk Gedung : Yaitu beton ringan

elemen Struktur Pracetak dengan sistem konstruksi balok dan kolom,

yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total gedung secara

keseluruhan.

Teknologi Sosrobahu : Teknik ini memberikan penghematan waktu

secara signifikan dalam pembangunan jalan layang / jalan tol.

Pembangunan balok jembatan / flyover di atas pier head pada posisi

sejajar jalan yang kemudian diputar 90 derajat.

Pipa Beton Pre-stressed Diameter Besar : Pertama kalinya di Indonesia,

HK membuat pipa beton berdiameter besar (240 Cm). Teknologi yang

Page 8: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

49

diterapkan adalah vacuum concrete untuk mempercepat pengerasan beton

dan circumferential pre-stressing (pratekan melingkar) untuk

pembentukan pipa.

HAKAPOLE : Merupakan tiang baja segi banyak. HAKAPOLE didesain

untuk bermacam kegunaan antara lain untuk tiang listrik jalan, High

Mast, lampu penerangan jalan, tiang telepon, tiang antena radio, tiang

distribusi, dan tiang transmisi tegangan tinggi.

Aspal Emulsi : Aspal Elmusi digunakan sebagai bahan konstruksi jalan

atau perkerasan lainnya. Dikarenakan sifat fisiknya yang cair dan

mempunyai viskositas yang rendah, maka dapat langsung digunakan atau

dicampur dengan bantuan tanpa pemanas, sehingga menghemat biaya

pemanasan, memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan ramah lingkungan.

III.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Secara umum dapat d katakan bahwa suatu perusahaan tidak dapat

menjalan kan usahanya tanpa dibentuk struktur organisasi yang jelas. Setiap perusahaan

mempunyai struktur organisasinya sendiri, disesuaikan dengan kebutuhan yang ada

dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memiliki

bagan organisasi yang baik agar aktivitas dalamperusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Hendaknya struktur organisasi bersifat fleksibel sehingga jika sewaktu-waktu terjadi

perubahan dapat diadakan penyesuaian tanpa mengalami perubahan secara total.

Page 9: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

50

Organisasi merupakan bentuk persekutuan antar dua orang atau lebih yang

bekerja secara terkoordinir dan rasional dalam rangka mencapai tujuan yang telah di

rencanakan sebelumnya, yang mana dalam persekutuan tersebut selalu terdapat

hubungan antara atasan dan bawahan. Organisasi yang baik harus terlihat adanya

pembagian tugas dan wewenang. Untuk itulah diperlukan suatu rancangan yang matang

sehingga akan memberikan suatu manfaat bagi perusahaan dalam menjalankan

kegiatannya. Hal ini sangat penting karena baik dan buruk organisasi dalam suatu

perusahaan akan mempengaruhi kesuksesan dalam sebuah manajemen untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi menggambarkan garis wewenang dan tanggung jawab serta

menggambarkan kerangka kerja dan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian

kegiatan operasi perusahaan. Aspek penting terkait struktur organisasi meliputi

sentralisasi dan desentralisasi wewenang, pendelegasian wewenang atas suatu tugas

tertentu, dan pengorganisasian fungsi akuntansi

Struktur Organisasi PT Hutama Karya yang terbaru diatur dalam Surat

Keputusan Direksi PT Hutama Karya Nomor 125/KPTS/01/2009 yang mulai berlaku

pada tanggal 21 Januari 2009. Stuktur organisasi PT. Hutama Karya dilampirkan dalam

lampiran 1.

Di dalam struktur organisasi PT Hutama Karya, jabatan tertinggi dipegang oleh

bagian Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Selain itu di bagian Direksi terdapat

empat Direktur lainnya yang terdiri dari :

Page 10: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

51

1. DIREKTORAT I

Direktur bagian ini memimpin empat bagian, yaitu :

a. Divisi Operasi I

b. Wilayah I

c. Wilayah II

d. Divisi Gedung

2. DIREKTORAT II

Direktur ini memimpin lima bagian, yaitu :

a. Divisi Operasi II

b. Wilayah III

c. Wilayah IV

d. Divisi Jalan dan Jembatan

e. Wilayah V

3. DIREKTORAT III

Direktur ini memimpin dua bagian, yaitu :

a. Divisi Administrasi Keuangan

b. Divisi Pers. Umum

4. DIREKTORAT IV

Direktur ini memimpin dua bagian, yaitu :

a. Divisi Sumber Daya

b. Divisi Pengembangan

Page 11: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

52

Tiap-tiap bagian tersebut memiliki tugas dan wewenang masing-masing

sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi PT. Hutama Karya No.

125/KPTS/01/2009.

III.4 Gambaran Sistem Yang Berjalan

III.4.1 Prosedur Perpajakan

Selama tahun 2006, 2007 dan 2008, kewajiban pajak yang dilakukan oleh PT.

Hutama Karya, diantaranya :

1. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Sesuai dengan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 sebagaimana

telah diubah dengan UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

diwajibkan untuk memotong Pajak Penghasilan atas gaji yang dibayarkan

oleh perusahaan kepada karyawannya. Pajak Penghasilan Pasal 21 seluruhnya

ditanggung oleh perusahaan.

2. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25

Pembayaran PPh Pasal 25 (angsuran pembayaran pajak yang dilakukan setiap

bulan oleh perusahaan berdasarkan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 36

Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan) merupakan pembayaran di muka

terhadap Pajak Penghasilan yang akan dihitung sendiri (self assesstment) oleh

perusahaan pada akhir tahun pajak.

Page 12: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

53

3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai diterapkan oleh PT. Hutama Karya dalam hal

penyerahan atau perolehan Barang Kena Pajak dan pemanfaatan Jasa Kena

Pajak dengan cara mengalikan dasar pengenaan pajak dengan dengan tarif.

Faktur Pajak Standar dibuat oleh PT Hutama Karya sebagai bukti pungutan

pajak dalam melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak.

Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dilakukan setiap Masa Pajak dengan

menggunakan sarana SPT Masa PPN.

Sistem perpajakan di PT Hutama Karya dilakukan dengan prosedur sebagai

berikut :

1. Membuat SPT Masa atau tahunan untuk setiap jenis pajak sesuai dengan

petunjuk umum pengisian SPT oleh Direktorat Jenderal Pajak berikut

pengisian SSP.

2. Melaporkan penyetoran pajak terutang sesuai dengan SPT dan SSP dengan

mendatangi langsung Kantor Pelayanan Pajak tempat WP terdaftar dan atau

Kantor Pos dan tempat lain yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.

3. Menyetorkan pajak terutang tepat waktu di Bank DKI dan atau bank lain

yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.

4. Setiap dokumen pajak yang diterbitkan perusahaan dan diterima oleh pihak

luar beserta SPT dan dokumen pendukungnya dikelompokkan per periode

dan dimasukkan ke dalam arsip tetap tahunan.

5. Melakukan koreksi jika terjadi kekeliruan penyetoran pajak sesuai tata cara

perpajakan yang berlaku.

Page 13: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

54

III.5 Mekanisme dan Prosedur Pajak Pertambahan Nilai PT Hutama Karya

III.5.1 Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

Objek Pajak Pertambahan Nilai yang ada di PT Hutama Karya diantaranya

adalah :

• Penerimaan Termin

• Hasil-hasil produksi yang di jual oleh PT Hutama Karya.

Mekanisme pemungutan Pajak Pertambahan Nilai tidak terlepas dari penerapan

Pajak Pertambahan Nilai, terutama penerapannya pada PT Hutama Karya. Pengusaha

Kena Pajak dalam hai ini PT Hutama Karya memperhatikan hal-hal penting yang

terdapat dalam penerapan Pajak Pertambahan Nilai, yaitu sebagai berikut :

1. Pemungutan PPN sebesar 10% (sepuluh persen) atas penyerahan Barang

Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.

2. Membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa

Kena Pajak.

3. Menyampaikan laporan perhitungan dengan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai selambat-lambatnya pada hari ke 20 (dua puluh) setelah

akhir Masa Pajak.

4. Menyimpan Faktur Pajak dengan rapi dan tertib.

5. Menyelengarakan pencatatan dan pembukuan perusahaan mengenai

perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak.

Page 14: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

55

6. Melampirkan daftar ringkasan penjualan dan pembelian pada Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Untuk pelaporan PPN, PT. Hutama Karya telah mengajukan permohonan

sentralisasi PPN ke Direktorat Jenderal Pajak. Adapun keputusan mengenai sentralisasi

PPN tersebut adalah Keputusan Dirjen Pajak No Kep-394/PJ./2003 tanggal 31 Desember

2003 mengenai sentralisasi PPN dan mengalami perubahan pada tahun 2004 dengan

Keputusan Dirjen Pajak No Kep-394/PJ./2004 tanggal 14 April 2004.

III.5.2 Prosedur Pajak Pertambahan Nilai

PT Hutama Karya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

tanggal 1 Februari 1983 dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 01.001.611.1-

051.000.

Untuk menjaga agar kewajiban perpajakan dapat dilaksanakan dengan benar dan

tepat waktu, maka dibuat suatu prosedur system perpajakan PPN yang harus diketahui

oleh para pegawai yang mengerjakan perpajakan.

Dalam sistem perpajakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), informasi yang

diperlukan oleh manajemen perusahaan antara lain :

1. Nama, alamat serta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pemasok dan

pembeli.

2. Jumlah kuantitas dan nilai nominal penjualan menurut jenis produk atau

jasanya.

3. Jumlah kuantitas dan nilai nominal pembelian menurut jenis produk atau

jasanya.

Page 15: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

56

4. Besarnya Pajak Masukan yang dipunggut oleh perusahaan dan Pajak

Keluaran yang dibayarkan perusahaan .

5. Otoritas pejabat yang berwenang.

Dokumen-dokumen yang digunakan perusahaan untuk mendukung sistem

perpajakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah :

1. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai

SPT Masa PPN adalah dokumen yang digunakan PT Hutama Karya sebagai

sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pengkreditan Pajak

Masukan terhadap Pajak Keluaran untuk suatu masa pajak ke Kantor

Pelayanan Pajak, disampaikan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

2. Faktur Pajak Standar

Faktur Pajak Standar ini merupakan bukti pungutan pajak untuk mengetahui

jumlah Pajak Masukan dan Keluaran, identitas pejual atau pembeli, jenis

Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang dibeli dan dijual, dapat

digunakan sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan.

3. Faktur Pajak Sederhana

Faktur Pajak Sederhana adalah faktur pajak yang digunakan untuk transaksi

penjualan yang dilakukan kepada pihak yang bukan Pengusaha Kena Pajak

(PKP). Faktur Pajak Sederhana ini merupakan bukti pungutan pajak untuk

mengetahui jumlah Pajak Keluaran atas penyerahan Barang Kena Pajak

(BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) dan jenis Barang Kena Pajak (BKP) atau

Jasa Kena Pajak (JKP) yang dijual.

4. Surat setoran Pajak

Page 16: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

57

Merupakan dokumen yang digunakan oleh PT Hutama Karya untuk

melakukan pembayaran atau penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

terutang ke Kas Negara melalui Bnak DKI atau bank-bank lainnya yang telah

ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak atau melalui Kantor Pos.

5. Bukti Penerimaan Surat

Merupakan dokumen yang diterima dari Kantor Pelayanan Pajak sebagai

bukti bahwa PT Hutama Karya telah menyampaikan SPT Masa ke Kantor

Pelayanan Pajak tempat WP terdaftar.

III.5.2.1 Prosedur Pajak Keluaran

III.5.2.1.1 Prosedur Pemotongan atau Pemungutan dan Penyetoran

1. Saat pemungutan/penerimaan

a. Saat pemungutan PPN Keluaran adalah pada saat diterimanya Piutang

Termin yang ditagihkan dari Pemberi Karya (Bendaharawan dan/atau

KPKN).

b. Saat penerimaan PPN Keluaran adalah pada saat diterimanya Piutang

Terminyang ditagihkan dari Pemberi Karya sesama BUMN, BUMD, dan

atau SWASTA.

2. Cara Pemungutan/Penerimaan

a. Pemungutan dilakukan oleh Pemberi Karya (Bendaharawan dan/atau

KPKN) secara langsung dari tagihan Termin PT. Hutama Karya.

Page 17: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

58

b. Penerimaan PPN dilakukan bersamaan dengan pembayaran dari Pemberi

Karya BUMN, BUMD, dan atau SWASTA secara langsung dari tagihan

Termin PT. Hutama Karya.

3. Prosedur Penyetoran

a. Penyetoran PPN Keluaran dilakukan setelah dilakukan setelah dilakukan

konsolidasi SPT PPN di Kantor Pusat..

b. Bagian Perpajakan dan Penagihan mengajukan permohonan dana ke Biro

Keuangan untuk penyetoran ke Kas Negara, yaitu jika secara konsolidasi

posisi Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan

c. Bagian Perpajakan dan Penagihan melakukan penyetoran atas Pajak

Pertambahan Nilai yang terutang ke Kas Negara, selambat-lambatnya

tanggal 15 bulan berikutnya.

III.5.2.1.2 Bukti Pemungutan atau Penerimaan Pajak Keluaran

1. Bukti Pemungutan/Penerimaan

a. Bagi Pemberi Karya (Bendaharawan dan/atau KPKN) Faktur Pajak PT.

Hutama Karya dan SSP (Surat Setoran Pajak) yang dikeluarkan dari Pemberi

Karya merupakan bukti Pemungutan Pajak Keluaran.

b. Bagi Pemberi Karya BUMN, BUMD, dan atau SWASTA Faktur Pajak PT.

Hutama Karya merupakan bukti Penerimaan Pajak Keluaran.

2. Saat Penerbitan Faktur Pajak

a. PT. Hutama Karya wajib menerbitkan Faktur Pajak pada saat menyampaikan

tagihan kepada Pemberi Karya.

Page 18: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

59

b. Apabila pembayaran diterima sebelum penagihan atau sebelum penyerahan

BKP dan atau JKP, Faktur Pajak wajib diterbitkan pada saat pembayaran

diterima.

3. Jenis Faktur Pajak

a. Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PT. Hutama Karya kepada Pengusaha

Kena Pajak (PKP) adalah Faktur Pajak Standar.

b. Faktur Pajak Sederhana diterbitkan oleh PT. Hutama Karya atas penjualan

kepada Perorangan dan atau Bukan Pengusaha Kena Pajak.

4. Surat Setoran Pajak (SSP)

SSP (Surat Setoran Pajak ) hanya diterima dari Pemberi Karya (Bendaharawan

dan/atau KPKN) terhadap Pajak Keluaran PT. Hutama Karya, pada saat

Pemungutan PPN oleh Pemberi Karya.

III.5.2.1.3 Prosedur Pelaporan

1. PT. Hutama Karya wajib melaporkan Konsolidasi SPT PPN Masa setiap

bulannya paling lambat tanggal 20 tiap bulannya ke KPP-BUMN.

2. Formulir 1195 A1 berisikan Lampiran Pajak Keluaran – I Daftar Pajak Keluaran

dan PPn BM kepada Perusahaan Swasta dan sesama BUMN, yang

penerimaannya termasuk PPN, termasuk transaksi dengan Non PKP berupa

Faktur Pajak Sederhana.

3. Formulir 1195 A2 berisikan Lampiran Pajak Keluaran – II Daftar Pajak Keluaran

dan PPn BM yang tidak dipunggut / ditunda / ditangguhkan / dibebaskan /

ditanggung Pemerintah (DTP).

Page 19: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

60

4. Formulir 1195 A3 berisikan Lampiran Pajak Keluaran – III Daftar Pajak

Keluaran dan PPn BM Atas penyerahan kepada Pemungut PPN / bendaharawan.

Tabel Pajak Keluaran PT. HUTAMA KARYA (PERSERO)

Pemberi Karya Faktur Pajak Uang Pajak PPN

10%

Setor ke Kas

Negara

Bukti

Pemerintah PT. HK Dipungut Tidak FP dan SSP

BUMN PT. HK Diterima di PT.

HK

Kompensasi FP (Faktur

pajak)

Swata PT. HK Diterima di PT.

HK

Kompensasi FP (Faktur

Pajak)

Perorangan PT. HK Diterima di PT.

HK

kompensasi FP (Faktur

Pajak)

III.5.2.2 Prosedur Pajak Masukan

III.5.2.2.1 Prosedur Pembayaran

1. Saat pembayaran PPn adalah pada saat dilakukannya pembayaran Jasa Kena

Pajak dan atau Barang Kena Pajak kepada PKP Rekanan.

2. Pembayaran dilakukan apabila tagihan telah dilampirkan Faktur Pajak dan

dibayarkan langsung via Bank kepada Rekening Rekanan (Bukti setor/transfer

dilampirkan pada masing-masing faktur pajak).

Page 20: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

61

III.5.2.2.2 Bukti Penyetoran

1. Faktur Pajak merupakan bukti penyetor Pajak Masukan.

2. Atas Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp. 1.000.000, sepanjang

terhutang PPN walaupun tidak dipunggut oleh PT. Hutama Karya, tetap harus

dibuatkan Faktur Pajak oleh PKP Rekanan yang menyerahkan BKP atau JKP

tersebut.

III.5.2.2.3 Saat Penerbitan Faktur Pajak

1. PKP Rekanan wajib menerbitkan Faktur Pajak pada saat menyampaikan tagihan

kepada PT. Hutama Karya.

2. Apabila pembayaran diterima sebelum penagihan atau sebelum penyerahan BKP

dan atau JKP, Faktur Pajak wajib diterbitkan pada saat pembayaran diterima.

III.5.2.2.4 Surat Setoran Pajak (SSP)

SSP (Surat Setoran Pajak) terhadap Pajak Masukan sudah tidak diperlukan lagi

sebagai ibukti pembayaran apajak kepada Rekanan, SSP dapat dibuat apabila dalam SPT

Konsolidasi Pajak Keluaran lebih besar dari pada Pajak Masukan yang disetorkan atas

selisih tersebut paling lambat tanggal 15 tiap bulannya.

III.6. Tugas dan Tanggung Jawab Perpajakan PPN

III.6.1. Wilayah/Divisi

1. Wilayah/Divisi setiap melakukan transaksi penjualannya wajib menerbitkan

Faktur Pajak

Page 21: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

62

2. Wilayah/Divisi wajib menggunakan NPWP, PKP dan alamat Kantor Pusat dan

alamat Kantor Wilayah / Divisi atas penerbitan Faktur Pajak (Pajak Keluaran),

Faktur Pajak Rekanan (Pajak masukan) serta atas Bukti Potong yang dikeluarkan

oleh Pemberi Karya.

3. Wilayah / Divisi wajib menggunakan kode dan nomor seri yang telah ditetapkan.

4. Wilayah / Divisi wajib membuat Laporan SPT masa PPN tiap bulannya.

5. Wilayah / Divisi beserta cabangnya wajib mengirim Laporan SPT masa PPN dan

Nota Pembukuan beserta bukti Faktur Pajak tanggal 10 tiap bulannya ke Kantor

Pusat.

6. Copy SPT mas PPN yang telah ditandatangani diberikan kepada Petugas

Akuntansi Wilayah / Divisi untuk dilakukan Rekonsiliasi serta penyesuaian

dengan data Laporan Keuangan.

7. Wilayah / divisi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan PPN dan keabsahan

bukti pajak tersebut.

8. Wilayah / Divisi wajib membantu sepenuhnya dakam pelaksanaan pemeriksaan

pajak, baik yang dilaksanakan Kantor Pusat, KPP setempat maupun KPP

BUMN.

9. Kepala Wilayah / Divisi / Cabang bertanggung jawab atas pembuatan dan

pelaporan SPT PPN Wilayah / Divisi / Cabang masing-masing ke Kantor Pusat.

III.6.2. Kantor Pusat

1. Menerima dan memvalidasi laporan SPT masa PPN beserta bukti yang diterima

dari wilayah/divisi.

Page 22: BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00004-AK Bab 3.pdf · yakni sebuah teknologi untuk mengurangi berat total ... mempunyai viskositas

63

2. Melakukan input data dan konsolidasi SPT masa PPN.

3. Melaporkan SPT masa PPN ke KPP-BUMN paling lambagt tanggal 20 tiap

bulannya.

4. Melakukan pembetulan SPT masa PPN dan melaporkan ke KPP-BUMN

5. Melaporkan copy SPT masa PPN dan pembetulan SPT masa PPN ke Bagian

Administrasi untuk dilakukan penyesuaian dan atau rekonsilias.

6. Melakukan evaluasi atas laporan SPT PPN wilayah/divisi dan bukti

pendukungnya.

7. Menginformasikan kembali hasil evaluasi SPT PPN wilayah/divisi kepada

masing-masing wilayah/divisi.

8. Melakukan restitusi PPN bilamana posisi SPT lebih bayar ke KPP-BUMN.

9. Menyiapkan data dari wilayah/divisi sebagai pendukung pemeriksaan pajak oleh

KPP-BUMN.