BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3repository.upi.edu/30543/6/T_MBS_1502579_Chapter3.pdf ·...
Transcript of BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3repository.upi.edu/30543/6/T_MBS_1502579_Chapter3.pdf ·...
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan Kereta Api Ekonomi
Lokal Lintas Barat DAOP 1 Jakarta dengan 5 dimensi kualitas pelayanan dengan
29 indikator yaitu reliability 4 indikator, responsiveness 5 indikator, assurance 6
indikator, emphaty 5 indikator, dan tangible 9 indikator. Metode SERVQUAL,
analisis faktor serta metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan
untuk mengetahui preferensi utama dari ke lima dimensi kualitas pelayanan,
kemudian penggunaan metode Quality Function Deployment (QFD) dengan
House of Quality (HoQ) dilakukan untuk menghasilkan usulan perbaikan kualitas
pelayanan.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakuan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi
mengenai kualitas pelayanan Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat DAOP 1
dengan memperhatikan aspek Perceived Service dengan Expected Service.
Analisis faktor dan metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan
untuk menentukan prioritas pada 29 indikator berdasarkan kelima dimensi
kualitas pelayanan yaitu tangible, emphaty, responsiveness, reliability dan
assurance. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Bentuk penelitian yang dilakukan yaitu penelitian survei.
Berikut ini merupakan langkah – langkah penelitian yang sistematik untuk
menjawab rumusan penelitian yang telah dijelaskan pada Bab I. Desain penelitian
tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut.
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
Studi literatur Wawancara Observasi
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Menentukan populasi dan sampel
Identifikasi Variabel Penelitian
Pengumpulan data dengan kuesioner
(Kepada penumpang KA Ekonomi Lokal Lintas Barat)
Uji validitas dan reliabilitas
Teknik analisis data
Analisis Gap dengan Metode SERVQUAL
Analisis faktor dan IPA
Preferensi utama
Analisis dengan metode Quality Function Deployment (QFD)
1. Menentukan Kebutuhan Pelanggan (Voice of Customer)
2. Menentukan Kemampuan Teknis (Voice of Engineering)
3. Menentukan Hubungan Antara Kebutuhan Pelanggan dengan Kemampuan Teknis (Relationship Matrix)
4. Menentukan Penilaian Pelanggan (Competitive Analysis)
5. Menentukan Penilaian Teknis (Design Targets)
6. Menentukan Hubungan Antar Kemampuan Teknis (Correlation Matrix)
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Kualitas pelayanan
Menurut
persepsi
Penumpang
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Pre - Survey
Wawancara Observasi
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Berdasarkan desain penelitian diatas, pada tahap awal pre – survey yaitu
identifikasi masalah, merumuskan masalah dan tujuan penelitian dilakukan
dengan studi literatur terhadap penelitian - penelitian terdahulu mengenai kualitas
pelayanan. Selain itu wawancara dengan Humas PT. KAI (Persero) serta
observasi di Kereta Ekonomi Lokal telah dilakukan untuk mendapatkan data
terkait jenis Kereta yang beroperasi, tarif kereta, jumlah penumpang sejak 2012 –
2016 dan beberapa data bersumber dari Annual Report PT. KAI (Persero).
Adapun tahap penentuan variable penelitian, populasi dan sampel serta teknik
analisis dengan SERVQUAL, analisis faktor, IPA dan Quality Function
Deployment (QFD) akan dijelaskan pada uraian berikut.
3.2.2 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penumpang atau pengguna jasa
Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat DAOP 1. Sedangkan teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan convinience sampling yaitu teknik
penetapan responden berdasarkan suatu kebetulan bahwa anggota dari populasi
dapat ditemui oleh peneliti dan bersedia untuk menjadi responden. Pengambilan
sampel ditentukan oleh peneliti berdasarkan berbagai pertimbangan (Syofian
Siregar, 2014, hlm. 60). Sampel ditentukan dengan kriteria bahwa responden
pernah menggunakan jasa Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat non komersil.
Penelitian dilakukan dari stasiun Angke Jakarta sampai ke stasiun Merak Banten
sejak 26 April – 21 Mei 2017. Adapun penentuan jumlah sampel minimum untuk
analisis SEM berdasarkan pendapat Haryono, Siswoyo (2017, hlm. 61) yaitu 5
kali jumlah variabel indikator atau berkisar antara 100 – 200 sampel. Penentuan
jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin
dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel 5% sebagai berikut.
Keterangan:
= sampel
N = populasi
e = perkiraan tingkat kesalahan
(Syofian Siregar, 2014, hlm. 61)
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Tabel 3.1 Jumlah Penumpang KA Ekonomi Lokal Lintas Barat Tahun 2016 setiap Stasiun
Stasiun Jumlah Penumpang
Merak
Krenceng
Cilegon
Tonjong Baru
Karang Antu
Serang
Walantaka
Cikeusal
Catang
Jambu Baru
Rangkasbitung
Citeras
Maja
Tigaraksa
Tenjo
Daru
Cilejit
Parungpanjang
Serpong
Cisauk
Sudimara
Pondok Ranji
Kebayoran
Palmerah
Tanah Abang
Duri
Angke
81.012
44.507
74.041
3.518
68.469
124.504
22.931
78.151
79.225
42.104
2.005.010
114.626
244.771
398.948
293.596
177.065
140.416
429.117
291.289
97.208
247.227
120.716
407.421
350.056
324.936
530.380
1.023.170
Total 7.814.414
Rata-rata per bulan 651.201,167
Rata-rata per hari 21.707
Sumber: Divisi Komersil PT. KAI (Persero) DAOP 1, 2017
Bedasarkan data tersebut, penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan
memasukan ke dalam rumus Slovin, dengah hasil sebagai berikut:
Untuk memudahkan perhitungan diatas maka jumlah sampel dibulatkan
menjadi 393 responden.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu variabel dalam
penelitian ini adalah tangible, emphaty, responsiveness, reliability dan assurance.
Variabel – variabel tersebut merupakan dimensi dari kualitas pelayanan jasa
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
menurut Parasuraman, Zeithmal dan Berry (1988, hlm. 45). Pada penelitian ini
operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris
Indikator Skala
Reliability (RL) Kemampuan
menyajikan
pelayanan yang
dijanjikan secara
terpercaya dan dapat diandalkan
Ketersediaan informasi umum (contoh: jadwal KA,
tarif dan rute)
Ketersediaan informasiter-update (contoh: terjadi
gangguan dan atau pembatalan keberangkatan)
Ketepatan jadwal keberangkatan dan tiba Kereta
Api
Kemampuan seluruh petugas dalam memberikan
pelayanan terbaik pada penumpang
Ordinal
Responsivenes (RS)
Kemampuan untuk membantu
konsumen dan
menawarkan
pelayanan yang
cepat
Kecepatan memperoleh informasi yang dibutuhkan
Kecepatan seluruh petugas merespon kondisi
darurat di dalam kereta dan di stasiun,
Kecepatan seluruh petugas merespon keluhan penumpang
Rasa percaya diri seluruh petugas dalam melayani
penumpang
Kesiapan petugas mengarahkan tangga bantuan dari
peron ke pintu kereta
Ordinal
Assurance (A)
Pengetahuan dan
kesopanan petugas
serta kemampuan
mereka untuk dapat
dipercaya membangkitkan
rasa percaya
konsumen
Keamanan pada saat berada di stasiun dan di
kereta,
Keamanan pada saat naik dan turun Kereta,
Keamanan pada saat berpindah peron,
Ketersediaan asuransi atau jaminan keselamatan,
Kesesuaian layanan dengan harga tiket
Jaminan pelayanan yang lebih baik
dibandingkan moda trasnportasi lain
Ordinal
Emphaty (EM) Peduli, perhatian
secara individual yang ditawarkan
kepada konsumen
Sikap ramah dan sopan dari seluruh petugas dalam melayani penumpang
Seluruh petugas mampu memberikan informasi
dengan bahasa yang mudah dimengerti
Sikap jujur dan sabar dari seluruh petugas dalam
melayani penumpang
Ketersediaan layanan keluhan pelanggan
Kepedulian seluruh petugasterhadap kebutuhan
pelanggan
Ordinal
Tangible (T) Tampilan fasilitas
fisik, peralatan, personil dan
komunikasi yang
penting
Kebersihan toilet di dalam Kereta,
Kebersihan toilet di stasiun,
Kebersihan di dalam Kereta
Kebersihan di stasiun,
Fasilitas AC di dalam Kereta
Penyediaan kursi di ruang tunggu stasiun,
Kapasitas kursi penumpang,
Frekuensi pemberangkatan Kereta api (per hari),
Kerapihan penampilan seluruh petugas di stasiun
dan di Kereta
Parasuraman, Zeithmal dan Berry (1988), Mia Indria Pramesti (2013)
Ordinal
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
3.4 Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan
data sekunder. Data primer didapatkan berdasarkan pengamatan langsung atau
observasi terhadap pelayanan dan kebijakan pelayanan yang diberikan. Selain itu
penyebarkan kuesioner kepada penumpang dilakukan untuk mengetahui kualitas
pelayanan berdasar persepsi penumpang. Data primer lain diperoleh melalui
wawancara dengan pihak PT. KAI (Persero) terkait kebijakan yang ditetapkan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan PT. KAI (Persero) terkait Kereta
Api Ekonomi Lokal diantaranya berdasarkan Annual Report dan laporan okupansi
jumlah penumpang PT. KAI (Persero). Sehingga sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari PT. KAI (Persero) dan pengguna jasa Kereta Api Lokal Lintas
Barat.
Data dalam penelitian terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif terdiri atas data penumpang dan hasil dari kuesioner mengenai kualitas
pelayanan yang diberikan PT. KAI (Persero) untuk Kereta Api Ekonomi Lokal
Lintas Barat. Sedangkan data kualitatif yaitu data mengenai kebijakan yang diperoleh
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menghimpun data yang dibutuhkan maka digunakan metode
pengumpulan datasebagai berikut:
3.4.2.1 Metode Wawancara
Data terkait kondisi pelayanan yang dirasakan penumpang dilakukan dengan
wawancara langsung pada pengguna jasa Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat
dan pihak PT. KAI (Persero). Wawancara yang dilakukan pada tahap awal proses
penelitian ditujukan untuk memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan,
kebijakan atau prosedur pelayanan Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat
sebagai identifikasi masalah dan tujuan penelitian dengan pihak humas PT. KAI
(Persero). Selanjutnya wawancara dilakukan pada tahap penyusunan QFD yaitu
data mengenai kebijakan PT. KAI (Persero) yang berkaitan dengan kualitas
pelayanan jasa Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat dengan bagian pelayanan,
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
operasi, sarana, polsuska (keamanan) dan angkutan komersil PT. KAI (Persero)
DAOP I Jakarta. Adapun wawancara dengan ahli bidang transportasi Institut
Teknologi Bandung (ITB) dilakukan untuk mengkonfirmasikan kebutuhan
penumpang dan kemampuan teknis yang dapat dilakukan oleh PT. KAI (Persero).
3.4.2.2 Dokumentasi
Dokumen biasanya berbentuk tulisan atau gambar. Melalui teknik
dokumentasi diperoleh data jumlah pengguna Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas
Barat, harga tiket dan jumlah stasiun dari bagian angkutan penumpang (komersil)
DAOP 1 Jakarta dan Humas PT. KAI (Persero) pusat Bandung. Adapun gambaran
umum mengenai profil perusahaan dan struktur organisasi perusahaan didapatkan
berdasarkan informasi dari bagian Sumber Daya manusia (SDM) DAOP 1 Jakarta
dan Humas PT. KAI (Persero) pusat Bandung. Serta laporan tahunan berupa
annual report dan sustainability report didapatkan berdasarkan laporan pada situs
resmi PT. KAI (Persero).
3.4.2.3 Observasi
Melalui teknik ini data mengenai kondisi Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas
Barat dapat langsung diperoleh, selain itu data informasi mengenai prosedur
pelayanan dan kepuasan pelanggan Kereta dapat dilihat secara langsung di kereta
dan stasiun. Observasi dilakukan dari stasiun Merak sampai Rangkasbitung.
3.4.2.4 Kuesioner
Tujuan penyebaran kuesioner atau angket ialah mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah. Untuk penelitian ini kuesioner dibagikan
kepada pengguna jasa Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat dengan pertanyaan
terkait atribut kualitas jasa yang diberikan dengan 29 indikator ketika penumpang
menggunakan Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat untuk mengetahui tingkat
kualitas pelayanan menurut persepsi penumpang dan kondisi existing kualitas
pelayanan Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat.
3.4.3 Metode Penyajian Data
Data dan hasil pengolahannya disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik,
dan deskripsi berupa interpretasi hasil analisis yang digunakan.
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
yaitu dengan membuat kuesioner mengenai kualitas pelayanan yang dirasakan
oleh penumpang Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat dengan 29 indikator
berdasarkan 5 dimensi kualitas pelayanan dengan pertanyaan tertutup. Skala
Likert digunakan untuk mengukur penilaian responden (penumpang) terhadap
kualitas layanan yang diberikan pada Kereta Api Ekonomi Lokal Lintas Barat.
Pada setiap pertanyaan responden dihadapkan pada lima alternatif jawaban
dengan nilai skor masing-masing. Berikut bobot penilaian masing-masing atribut
kualitas jasa.
Tabel 3.3 Bobot Penilaian Atribut Kualitas Jasa Bobot Skor
Atribut Dimensi Kualitas Jasa
Alternatif Jawaban (Kenyataan dan Harapan)
1 2 3 4 5
RL1. Ketersediaan informasi umum
(contoh: jadwal KA, tarif dan rute)
T idak
Memadai
Kurang
Memadai
Cukup
Memadai Memadai
Sangat
Memadai
RL2. Ketersediaan informasi ter-update
(contoh: terjadi gangguan dan atau pembatalan keberangkatan)
T idak
Memadai
Kurang
Memadai
Cukup
Memadai Memadai
Sangat
Memadai
RL3. Ketepatan jadwal keberangkatan dan tiba Kereta Api
T idak Mampu
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu Sangat Mampu
RL4. Kemampuan seluruh petugas dalam
memberikan pelayanan terbaik pada penumpang
Tidak Tepat Kurang
Tepat
Cukup
Tepat Tepat
Sangat
Tepat
RS5. Kecepatan memperoleh informasi yang dibutuhkan
T idak Cepat Kurang Cepat
Cukup Cepat
Cepat Sangat Cepat
RS6. Kecepatan seluruh petugas merespon kondisi darurat di dalam kereta dan di
stasiun,
T idak Cepat Kurang Cepat
Cukup Cepat
Cepat Sangat Cepat
RS7. Kecepatan seluruh petugas merespon keluhan penumpang
Tidak Cepat Kurang Cepat
Cukup Cepat
Cepat Sangat Cepat
RS8. Rasa percaya diri seluruh petugas dalam melayani penumpang
Tidak Memadai
Kurang Memadai
Cukup Memadai
Memadai Sangat
Memadai
RS9. Kesiapan petugas mengarahkan tangga bantuan dari peron ke pintu kereta
T idak Siap Kurang Siap Cukup Siap Siap Sangat Siap
A10. Keamanan pada saat berada di stasiun dan di kereta,
T idak Aman Kurang Aman
Cukup Aman
Aman Sangat Aman
A11. Keamanan pada saat naik dan turun Kereta,
T idak Aman Kurang Aman
Cukup Aman
Aman Sangat Aman
A12. Keamanan pada saat berpindah
peron, T idak Aman
Kurang
Aman
Cukup
Aman Aman
Sangat
Aman
A13. Ketersediaan asuransi atau jaminan keselamatan,
T idak Tersedia
Kurang Tersedia
Cukup Tersedia
Tersedia Sangat
Tersedia
A14. Kesesuaian layanan dengan harga
tiket
T idak
Sesuai
Kurang
Sesuai
Cukup
Sesuai Sesuai
Sangat
Sesuai A15. Jaminan pelayanan yang lebih baik
dibandingkan moda transportasi lain
T idak
Terjamin
Kurang
Terjamin
Cukup
Terjamin Terjamin
Sangat
Terjamin
EM16. Sikap ramah dan sopan dari seluruh petugas dalam melayani penumpang
Tidak Mampu
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu Sangat Mampu
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
Bobot Skor
Atribut Dimensi
Kualitas Jasa
Alternatif Jawaban (Kenyataan dan Harapan)
1 2 3 4 5
EM17. Seluruh petugas mampu memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dimengerti
T idak Mampu
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu Sangat Mampu
EM18. Sikap jujur dan sabar dari seluruh petugas dalam melayani
penumpang
Tidak Mampu
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu Sangat Mampu
EM19. Ketersediaan layanan keluhan
pelanggan
Tidak
Tersedia
Kurang
Tersedia
Cukup
Tersedia Tersedia
Sangat
Tersedia
EM20. Kepedulian seluruh petugasterhadap kebutuhan pelanggan
Tidak Peduli
Kurang Peduli
Cukup Pedui
Peduli Sangat Peduli
T21. Kebersihan toilet di dalam Kereta T idak Bersih
Kurang Bersih
Cukup Bersih
Bersih Sangat Bersih
T22. Kebersihan toilet di stasiun T idak
Bersih
Kurang
Bersih
Cukup
Bersih Bersih
Sangat
Bersih
T23. Kebersihan di dalam Kereta T idak Bersih
Kurang Bersih
Cukup Bersih
Bersih Sangat Bersih
T24. Kebersihan di stasiun T idak
Bersih
Kurang
Bersih
Cukup
Bersih Bersih
Sangat
Bersih
T25. Fasilitas AC di dalam Kereta T idak
Memadai Kurang
Memadai Cukup
Memadai Memadai
Sangat Memadai
T26. Penyediaan kursi di ruang tunggu stasiun
T idak Memadai
Kurang Memadai
Cukup Memadai
Memadai Sangat
Memadai
T27. Kapasitas kursi penumpang, T idak
Memadai Kurang
Memadai Cukup
Memadai Memadai
Sangat Memadai
T28. Frekuensi pemberangkatan Kereta api (per hari)
T idak Memadai
Kurang Memadai
Cukup Memadai
Memadai Sangat
Memadai
T29. Kerapihan penampilan petugas di
stasiun dan di Kereta T idak Rapih
Kurang
Rapih
Cukup
Rapih Rapih
Sangat
Rapih
3.6 Pengujian Instrumen
3.6.1 Uji Validitas
Dalam penelitian ini pengukuran validitas atau kesahihan dilakukan agar
hasil penelitian dapat dipercaya.
Untuk menguji validitas atau kesahihan alat ukur kuesioner dalam penelitian
ini digunakan rumus uji validitas dengan teknik korelasi product moment menurut
Syofian Siregar (2014, hlm. 77) dengan tujuan agar instrumen yang digunakan
valid sehingga hasilnya dapat dipercaya.
=
Keterangan:
= jumlah responden
x = skor variabel (jawaban responden)
y = skor total dari variabel untuk responden ke-n
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Berdasarkan hasil perhitungan dari rumus diatas, suatu instrument penelitian
dikatakan valid bila koefisien korelasi item-total dikoreksi lebih besar dari 0,30
atau lebih besar dari r-tabel (α ; n – 2) n = jumlah sample.
Uji validitas kuesioner dilakukan melalui 30 orang responden pada tahap
pre – survey menggunakan software SPSS versi 22 dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.4 Item Total Statistic
Item Pertanyaan Corrected item-Total
Correlation r tabel Keterangan
RL1 0,518 0,361 VALID
RL2 0,594 0,361 VALID
RL3 0,706 0,361 VALID
RL4 0,472 0,361 VALID
RS5 0,709 0,361 VALID
RS6 0,727 0,361 VALID
RS7 0,759 0,361 VALID
RS8 0,670 0,361 VALID
RS9 0,698 0,361 VALID
A10 0,587 0,361 VALID
A11 0,580 0,361 VALID
A12 0,727 0,361 VALID
A13 0,490 0,361 VALID
A14 0,699 0,361 VALID
A15 0,687 0,361 VALID
EM16 0,587 0,361 VALID
EM17 0,711 0,361 VALID
EM18 0,691 0,361 VALID
EM19 0,636 0,361 VALID
EM20 0,710 0,361 VALID
T21 0,686 0,361 VALID
T22 0,198 0,361 TIDAK VALID
T23 0,516 0,361 VALID
T24 0,540 0,361 VALID
T25 0,445 0,361 VALID
T26 0,486 0,361 VALID
T27 0,471 0,361 VALID
T28 0,447 0,361 VALID
T29 0,621 0,361 VALID
Berdasarkan tabel diatas dari 29 item pertanyaan terdapat 1 item yang tidak
valid karena nilai koefisien korelasi item-total dikoreksi < r tabel. Item pertanyaan
tersebut adalah item T22 terkait kondisi toilet di stasiun. Maka item pertanyaan
T22 dihapus dari daftar pertanyaan sehingga tersisa 28 item pertanyaan pada
kuesioner. Artinya, 28 item yang terdapat dalam kuesioner memiliki validitas
internal yang memadai dalam mengukur variabel yang diteliti.
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
3.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari hasil
pengukuran dengan alat ukur yang sama, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama. Dalam menghitung reliabilitas instrumen,
peneliti menggunkan teknik Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach digunakan
untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya berbentuk skala seperti 1-3. 1-5
atau 1-7. Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach sebagai berikut.
1. Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan
2. Menentukan nilai varian total
3. Menentukan reliabilitas instrumen
Keterangan:
= jumlah sampel
= jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
= total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
= varian total
= jumlah varian butir
k = banyak butir pertanyaan
= koefisien reliabilitas instrument
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan
teknik ini yaitu apabila koefisien reliabilitas > 0,6.
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Uji reliabilitas kuesioner pada tahap pre-survey dilakukan melalui 30 orang
responden dengan 28 item pertanyaan dari 5 dimensi kualitas pelayanan jasa
menggunakan software SPSS versi 22 dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.5 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.948 28
Berdasarkan tabel reliability statistics dapat diketahui bahwa 28 item
pertanyaan kuesioner memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,948 dan nilai
tersebut > 0,6. Hal tersebut mengindikasikan, kuesioner yang digunakan dalam
penelitian memiliki reliabilitas yang memadai.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Gap
Analisis gap digunakan untuk mengukur setiap variabel pada 5 dimensi
SERVQUAL dengan 28 indikator yang valid dan reliabel berdasar hasil uji
validitas dan reliabilitas berdasarkan kuesioner yang diberikan pada penumpang
berdasarkan hasil pengurangan antara harapan dengan kenyataan pelayanan. Hasil
analisis gap merupakan jawaban dari rumusan masalah pertama terkait tingkat
kualitas pelayanan jasa PT. KAI (Persero) menurut persepi penumpang.
Berdasarkan nilai kesenjangan masing – masing indikator dan variabel dapat
diketahui mana yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi PT. KAI (Persero)
menurut penumpang dengan melihat nilai gap tertinggi. Untuk menghitung
kesenjangan tersebut, rumus yang digunakan yaitu:
Keterangan:
Q = Kualitas Pelayanan (Service Quality)
P = Perceived Service atau kenyataan pelayanan yang dirasakan
E = Expected Service atau pelayanan yang diharapkan
Q = P – E
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Analisis gap dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan yang
dirasakan konsumen dengan syarat apabila.
1. Persepsi – Ekspektasi > 0
Artinya tingkat pelayanan dirasakan sangat memuaskan pelanggan
2. Persepsi – Ekspektasi = 0
Artinya tingkat pelayanan dirasakan sudah sesuai harapan pelanggan
3. Persepsi – Ekspektasi < 0
Artinya tingkat pelayanan dirasakan belum memuaskan pelanggan.
3.7.2 Method of Successive Interval (MSI)
Kuesioner digunakan untuk memperoleh data dari konsumen diukur
dengan menggunaka skala likert. Pemberian skor pada kuesioner adalah 1 - 5
dengan pengukuran ordinal. Nilai numeric tersebut selanjutnya melalui proses
transformasi ke dalam skala interval untuk digunakan pada saat analisis faktor
(CFA). Cara meningkatkan skala ukur ordinal menjadi tingkat interval adalah
dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI), yaitu suatu metode
yang digunakan untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval.
Langkah-langkah untuk melakukan tranformasi data menurut Budi Waryanto dan
Yuan Astika Millafati (2006, hlm. 883 – 884) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan frekuensi pada setiap jawaban responden dari hasil kuesioner.
b. Hitung proporsi berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap
pertanyaan kuesioner.
c. Hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban berdasarkan proporsi
tersebut,
d. Tentukan nilai batas Z pada setiap pilihan jawaban.
e. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban:
f. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut :
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
Transfomasi data dengan skala ordinal ke dalam bentuk skala interval
dapat pula dilakukan dengan bantuan program Microsoft excel dengan terlebih
dahulu menginstalkan program tambahan bernama xlstat. Mengubah data tersebut
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Buka file xlstat > klik enable macro
b. Masukkan data yang akan diubah
c. Pilih Add In >Statistics>Successive Interval
d. Pilih Yes
e. Pada saat kursor di Data Range Blok data yang ada sampai selesai
f. Kemudian pindah ke Cell Output.
g. Klik di kolom baru untuk membuat output
h. Tekan Next
i. Pilih Select all
j. Isikan minimum value 1 dan maksimum value 5 (atau sesuai dengan jarak
nilai terendah sampai dengan teratas)
k. Tekan Next
l. Tekan Finish
3.7.3 Analisis Faktor
Analisis faktor dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui indikator mana
yang dapat menggambarkan masing-masing variabel laten/konstruk dalam
pengukuran kualitas pelayanan dari ke 28 indikator. Hasil kuesioner yang
diberikan kepada penumpang KA Ekonomi Lokal Lintas Barat akan diolah
dengan pengujian model pengukuran CFA. Hasil dari pengukuran CFA
selanjutnya akan menjadi input bagi analisis IPA yang akan dijadikan sebagai
preferensi utama dalam hal perbaikan kualitas pelayanan jasa PT. KAI (Persero).
Pengolahan analisis faktor dilakukan dengan menggunakan software SPSS dan
AMOS versi 22.
Tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis faktor konfirmatori
tersebut menurut Kusnendi (2008, hlm. 110 – 112) antara lain:
1. Uji kesesuaian model (overall model fit test)
Ukuran menentukan suatu model dikatakan Goodness of Fit Test (GFT)
ditunjukkan oleh nilai P – hitung statistik chi-square yang dihasilkan oleh
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
model lebih besar atau sama dengan 0,05, nilai RSMEA lebih kecil dari 0,08
dan atau nilai CFI lebih besar dari 0,90. Model dikatakan fit apabila model
mampu mengestimasi matriks kovariansi populasi (Ʃ) yang tidak berbeda
dengan matriks kovariansi sampel (S).
2. Uji kebermaknaan koefisien bobot faktor (test of significance)
Uji ini disebut juga uji validitas dan reliabilitas. Terdapat dua kemungkinan
dari hasil uji kebermaknaan yaitu (i) jika hasil uji kebermaknaan ditemukan
ada koefisien bobot faktor yang tidak signifikan (P – hitung > 0,05) dan atau
estimasi koefisien bobot faktor yang distandarkan ada yang kurang dari 0,4
atau 0,5 diindikasikan indikator tersebut tidak valid dalam mengukur variabel
latennya. Maka jika ditemukan indikator tersebut harus dikeluarkan dari model
kemudian diperbaiki dan diestimasi ulang. (ii) jika hasil uji menunjukkan
signifikan maka koefisien bobot faktor dilakukan perbaikan model dengan
modification indices dan model diestimasi ulang.
3. Evaluasi reliabilitas konstruk
Apabila koefisien reliabilitas konstruk tidak kurang dari 0,7 dan atau variance
extracted tidak kurang dari 0,50 diindikasikan model pengukuran variabel laten
reliabel. Selanjutnya tentukan estimasi R2 dimana indikator dikatakan dominan
apabila memiliki estimasi koefisien R2 tidak kurang dari 0,7 atau tingkat
kesalaham pengukuran (error measurement) kurang dari 0,51 atau 51%.
Gambar 3.2 Model Pengukuran CFA
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
3.7.4 Hipotesis Statistik
Untuk mengetahui masing-masing indikator mana yang dapat
menggambarkan kelima konstruk dan apakah model yang diajukan fit atau tidak
dengan data, serta hipotesis diterima atau ditolak dapat dijelaskan pada tabel 3.6
sebagai berikut.
Tabel 3.6 Rancangan Pengujian Model dan Hipotesis Kualitas Pelayanan Jasa
Hipotesis Statistik Statistik Uji Kriteria Uji
H-1 HO : RL1 = RL2 = RL3 = RL4 = 0 : (Reliability
dapat digambarkan melalui seluruh
indikator RL1, RL2, RL3 dan RL4)
H1 : RL1 = RL2 = RL3 = RL4 ≠ 0 : (Reliability
dapat digambarkan melalui indikator RL1,
atau RL2, atau RL3, atau RL4)
Koefisien
bobot faktor
()
Ho ditolak,
jika < 0,05
H-2 HO : RS5 = RS6 = RS7 = RS8 = RS9 = 0 :
(Responsiveness dapat digambarkan
melalui seluruh indikator RS5, RS6, RS7,
RS8, dan RS9)
H1 : RS5 = RS6 = RS7 = RS8 = RS9 ≠ 0 :
(Responsiveness dapat digambarkan
melalui indikator RS5, atau RS6, atau RS7,
atau RS8, atau RS9)
Koefisien
bobot faktor
()
Ho ditolak,
jika < 0,05
H-3 HO : A10 = A11= A12 = A13 = A14 = A15 = 0 :
(Assurance dapat digambarkan melalui
seluruh indikator A10, A11, A12, A13,
A14, dan A15)
H1 : A10 = A11= A12 = A13 = A14 = A15 ≠ 0 :
(Assurance dapat digambarkan melalui
indikator A10, atau A11, atau A12, atau
A13, atau A14, atau A15)
Koefisien
bobot faktor
()
Ho ditolak,
jika < 0,05
H-4 HO : EM16 = EM17 = EM18 = EM19 = EM20 = 0 :
(Emphaty dapat digambarkan melalui
seluruh indikator EM16, EM16, EM17,
EM18, EM19, dan EM20)
H1 : EM16 = EM17 = EM18 = EM19 = EM20 ≠ 0 :
(Emphaty dapat digambarkan melalui
indikator EM16 atau EM17, atau EM18,
atau EM19, atau EM20)
Koefisien
bobot faktor
()
Ho ditolak,
jika < 0,05
H-5 HO : T21 = T23 = T24 = T25 = T26 = T27 = T28
= T29 = 0 :
(Tangible dapat digambarkan melalui
seluruh indikator T21, T22, T23, T24, T25,
T26, T27, T28, dan T29)
H1 : T21 = T23 = T24 = T25 = T26 = T27 = T28
= T29 ≠ 0 :
(Tangible dapat digambarkan melalui
indikator T21, atau T22, atau T23, atau
T24, atau T25, atau T26, atau T27, atau
T28, atau T29)
Koefisien
bobot faktor
()
Ho ditolak,
jika < 0,05
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
3.7.5 Analisis dengan Importance Performance Analysis (IPA)
Setelah melakukan analisis faktor, indikator yang menggambarkan masing-
masing variabel laten dari kualitas pelayanan tersebut selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA). Haryato, Ajib
(2012, hlm. 40 – 42) menyatakan IPA menggunakan pengukuran faktor tingkat
kepentingan dan tingkat kepuasan grafik dua dimensi yang memudahkan
penjelasan data. Interpretasi grafik IPA sangat mudah dimengerti dengan melihat
4 (empat) kuadran berdasarkan hasil pengukuran Importance Performance seperti
yang disajikan pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis (IPA)
1. Kuadran I, Tingkatkan Kinerja (High Importace & Low Performance).
Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sangat penting bagi
konsumen namun kondisi saat ini belum memuaskan, sehingga pihak
penyedia produk atau jasa wajib mengalokasikan sumber daya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja faktor tersebut. Dengan kata lain
faktor-faktor yang berada pada kuadran ini merupakan faktor yang
menjadi prioritas untuk ditingkatkan atau dilakukan perbaikan.
2. Kuadran II, Pertahankan Kinerja (High Importance & Low Performance)
Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor
penunjang untuk meningkatkan kepuasan konsumen, sehingga pihak
penyedia produk atau jasa wajib memastikan untuk mempertahankan
capaian atau prestasi yang telah diraih.
3. Kuadran III, Prioritas Rendah (Low Importance & Low Performance)
Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap mempunyai tingkat
kepuasan yang rendah sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi
KUADRAN I
Concentrance Here
High Importance
Low Performance
KUADRAN II
Keep Up the Good Work
High Importance
High Performance
KUADRAN III
Low Priority
Low Importance
Low Performance
KUADRAN IV
Posible Overkill
Hight Importance
High Performance
PERFORMANCE
I
M
P
O
R
T
A
N
C
E
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
konsumen, sehingga pihak penyedia produk atau jasa tidak perlu terlalu
memprioritaskan faktor-faktor dalam kuadran ini.
4. Kuadran IV, Cenderung Berlebihan (Low Importance & High
Performance)
Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu
penting, sehingga pihak penyedia produk atau jasa wajib mengalokasikan
sumber daya untuk mengalokasikan sumber daya terkait dengan faktor-
faktor yang berada dalam kuadran ini kepada faktor lain yang mempunyai
prioritas penanganan lebih tinggi dan masih membutukan peningkatan.
Langkah yang dilakukan dengan metode IPA antara lain sebagai berikut.
1. Menentukan faktor-faktor yang akan dianalisis
Faktor-faktor ini didapatkan dari hasil analisis faktor yang menghasilkan
indikator mana yang dapat menggambarkan masing – masing dimensi dari
kualitas pelayanan.
2. Menghitung tingkat kesesuaian per item dan item total harapan dengan
kenyataan
Menghitung nilai total dan rata-rata dari masing-masing item pertanyaan
berdasarkan indikator baik dari tingkat harapan ataupun kenyataan layanan
yang dirasakan konsumen berdasarkan hasil kuesioner. Sedangkan
menghitung nilai rata-rata total dari seluruh pertanyaan dengan cara
membagi jumlah harapan dan kenyataan masing-masing dengan jumlah
responden.
3. Menghitung batas sumbu harapan (Y) dan batas sumbu kenyataan (X)
Posisi sumbu Y dan X dalam diagram IPA diperoleh dengan cara
membagi jumlah total seluruh rata-rata dengan jumlah item atribut atau
indikator.
4. Membuat grafik IPA
Menempatkan faktor-faktor dengan nilai yang tersedia dari hasil
perhitungan pada 4 kuadran sesuai dengan nilai tersebut. Pembuatan grafik
IPA dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 22.
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
The weights of VOEs
VOCs (Customer
requirements)
Relationship Matrix
The priorities of VOEs
VOEs (technical requirements)
The relative weights of
VOCs
Correlation matrix
5. Menentukan faktor-faktor yang dianggap penting dan masih perlu
dilakukan perbaikan.
Menentukan faktor-faktor yang berada di kuadran I untuk dilakukan
analisis lebih lanjut dengan metode QFD.
3.7.6 Analisis dengan Quality Function Deployment (QFD)
Analisis dengan Quality Function Deployment (QFD) dilakukan dengan
memahami “suara pelanggan” seperti yang telah dibahas pada kajian teoritis.
Proses QFD tersebut disempurnakan dengan bantuan House of Quality yang
merupakan struktur QFD yang tidak dapat dipisahkan. House of Quality
merupakan tahapan yang menggabungkan keinginan pelanggan dengan
kemampuan perusahaan, dalam hal ini PT. KAI (Persero). HoQ terdiri atas 6
komponen atau tembok.
Gambar 3.4
Pengembangan Enam Ruang dalam House of Quality (HoQ)
Penyusunan HoQ dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut sesuai
dengan objek penelitian yaitu PT. KAI (Persero).
1. Analisis Kebutuhan Pelanggan (Voice of Customer)
Langkah-langkah untuk mengetahui kebutuhan pelanggan dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
a. Mengumpulkan data dengan memberikan kuesioner kepada penumpang
KA Ekonomi Lokal Lintas Barat.
b. Melakukan analisis faktor dan Importance Performance Analysis (IPA)
untuk mengetahui indikator yang dapat menggambarkan masing-masing
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
dimensi kualitas pelayanan jasa dan mendapatkan indikator yang yang
dianggap penting untuk ditingkatkan yaitu yang digambarkan dalam
kuadran I pada importance performance diagram. Indikator tersebut akan
di posisikan pada bagan bagian Voice of Customer dan kemudian
dikembangkan dalam Voice of Engineering sesuai dengan kemampuan
dan kebijakan PT. KAI (Persero) dengan mempertimbangkan saran dari
pihak ahli bidang transportasi Instistut Teknologi Bandung (ITB) dalam
memenuhi keinginan penumpang KA Ekonomi Lokal Lintas Barat.
2. Analisis Kemampuan Teknis (Voice of Engineering)
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan titik pertemuan antara kebutuhan
pelanggan dengan kemampuan teknis PT. KAI (Persero). Pada tahap ini
informasi mengenai kemampuan teknis didapatkan dengan wawancara
kepada pihak PT. KAI (Persero) berdasarkan pertanyaan tertutup dengan
bagian pelayanan, operasi, sarana dan polsuksa (keamanan). Selain itu,
pendapat ahli dibidang transportasi Instistut Teknologi Bandung (ITB)
menjadi salahsatu pertimbangan dalam menentukan kemampuan teknis
sebagai usaha menjawab kebutuhan pelanggan. Selanjutnya kemampuan
teknis yang didapatkan dilakukan observasi untuk mengetahui kondisi
existing yang telah PT. KAI (Persero) lakukan untuk menguraikan usulan
perbaikan.
3. Analisis Hubungan Antara Kebutuhan Pelanggan dengan Kemampuan Teknis
(Relationship Matrix)
Analisis ini digunakan untuk mengisi bagian tengah dari HoQ yang
menyatakan hubungan antara voice of customer (VOC) dengan voice of
engineering (VOE). Informasi didapat dengan melakukan wawancara dengan
suara terbanyak kepada pihak PT. KAI (Persero) pada bagian pelayanan,
operasi, sarana dan polsuksa (keamanan) berdasarkan hasil dari kuesioner
kepada penumpang kereta sebagai voice of customer dan kemampuan PT.
KAI (Persero) sebagai voice of engineering .
4. Analisis Penilaian Pelanggan (Competitive Analysis)
Langkah – langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut.
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
a. Menentukan degree of importance yang merupakan nilai dari hasil
kuesioner yang menunjukkan tingkat kepentingan tertinggi dari
kebutuhan penumpang KA Ekonomi Lokal Lintas Barat.
b. Menentukan goal yang ingin dicapai oleh PT. KAI (Persero), merupakan
sasaran akhir untuk memenuhi keinginan penumpang KA Ekonomi
Lokal Lintas Barat. Penentuan sasaran akhir ini dilakukan dengan metode
wawancara dengan pertanyaan sesuai hasil keinginan konsumen yang
disesuaikan dengan kemampuan dan kebijakan dari PT. KAI (Persero)
dengan bagian pelayanan, operasi, sarana dan polsuksa (keamanan).
c. Menentukan improvement ratio yang merupakan perbandingan antara
sasaran akhir yang ditetapkan oleh PT. KAI (Persero) dengan tingkat
kepuasan pelanggan atas pelayanan Kereta Ekonomi Lokal Lintas Barat.
d. Menentukan sales point, yang merupakan nilai menurut pihak PT. KAI
(Persero) sebagai penunjang usaha promosi. Informasi ini didapat dengan
mengambil suara terbanyak dari hasil wawancara dengan bagian
pelayanan, operasi, dan sarana berdasarkan pertanyaan sesuai hasil
keinginan konsumen.
e. Menentukan row weight dan normal row weight
Row weight didapat dari bobot untuk setiap variabel pelayanan yang
menjadi dasar evaluasi penentuan prioritas pemenuhan keinginan dan
kebutuhan pelanggan. Prioritas ini dibuat berdasar tingkat kepentingan
pelanggan, sasaran akhir (goal), tingkat kepuasan pelanggan serta sales
point nya. Sedangkan normalized row weight diperoleh dari proporsi atau
presentase row weight yang merupakan perbandingan antara row weight
satu variabel terhadap row weight keseluruhan jumlah variabel.
5. Analisis Penilaian Teknis (Design Targets)
Analisis ini mengacu pada informasi mengenai kemampuan teknis PT. KAI
(Persero) berkaitan dengan target. Informasi ini didapat dengan melakukan
wawancara dengan pihak PT. KAI (Persero) bagian pelayanan, operasi,
sarana dan polsuksa (keamanan). Selanjutnya techinal importance degree
yang digambarkan pada bagian bawah HoQ dihitung untuk masing-masing
Solehatin Ika Putri, 2017 METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SEBAGAI USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
jumlah techinal requirement atas importance degree yang berhubungan
dengan customer requirement.
6. Hubungan Antar Kemampuan Teknis (Correlation Matrix)
Hubungan antar technical requirements (VOEs) digambarkan pada bagian
HoQ paling atas. Untuk hubungan yang kuat dan positif disimbolkan dengan
(+) sedangkan untuk hubungan yang negatif disimbolkan dengan (-).
Informasi ini didapat dengan melakukan wawancara kepada pihak PT. KAI
(Persero) dengan bagian pelayanan, operasi, sarana dan polsuska (keamanan)
dengan jumlah suara terbanyak.