BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...

13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptitf kuantitatif, yaitu penelitian yang mengungkapkan besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka, dengan cara mengumpulkan data-data yang berasal dari angket (kuesioner) dan selanjutnya dicoba untuk dianalisis dengan metode statistik melalui pengujian hipotesis. Penelitian kuantitatif menurut Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713), adalah pendekatan-pendekatanterhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan datadalam bentuk numerik daripada naratif. Jika ditinjau dari sumber datanya, penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang dijadikan sampel selama penelitian dilakukan. Sedangkan data sekunder merupakan sumber datapenelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui mediaperantara yang umumnyaberupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip. 3.2 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun pendapat Husein Umar (dalam Rosadi, 2012: 62) menjelaskan pengertian objek penelitian sebagai berikut:

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptitf kuantitatif, yaitu penelitian yang

mengungkapkan besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang

dinyatakan dalam angka-angka, dengan cara mengumpulkan data-data yang berasal dari

angket (kuesioner) dan selanjutnya dicoba untuk dianalisis dengan metode statistik melalui

pengujian hipotesis. Penelitian kuantitatif menurut Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713),

adalah pendekatan-pendekatanterhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa,

dan menampilkan datadalam bentuk numerik daripada naratif.

Jika ditinjau dari sumber datanya, penelitian ini menggunakan data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang

dijadikan sampel selama penelitian dilakukan. Sedangkan data sekunder merupakan sumber

datapenelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui mediaperantara yang

umumnyaberupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip.

3.2 Objek dan Lokasi Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian,

objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun

solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun pendapat Husein Umar (dalam Rosadi, 2012:

62) menjelaskan pengertian objek penelitian sebagai berikut:

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan siapa yang menjadi objek penelitian,

juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu”.

Objek dalam penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan

tax planning pada perusahaan. Survey penelitian dilakukan di wilayah Kota Metro, lebih

tepatnya pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar sebagai Wajib Pajak Badan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Metro yang beralamat di Jalan A.R. Prawiranegara No. 66,

Kelurahan Metro, Kota Metro 34111, Provinsi Lampung. Selanjutnya, penelitian ini akan

dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) bulan.

3.3 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 2), mendefinisikan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untukmendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dibuktikan,dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”. Sedangkan menurut Cholid

Narbuko dan Abu Achmadi (2009: 1), mengemukakan bahwa metode penelitian adalah suatu

kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun

laporannya.

3.3.1 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, sertaskala dari

variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Operasionalisasi variabel merupakan

pendefinisian dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini beserta cara

pengukurannya, dengan penjelasan sebagai berikut:

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

a. Variabel Independen (X)

Adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lainnya (Indrianto

dan Supomo, 2002: 63). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Kebijakan Perpajakan (X1)

a. Definisi Konseptual: Kebijakan perpajakan merupakan panduan-panduan atau pijakan

dalam melaksanakan pemungutan pajak, selain itu juga merupakan alternatif dari

berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan dari berbagai aspek

kebijaksanaan pajak. Kebijakan perpajakan disebut juga dengan kebijakan fiskal dalam

arti sempit.

b. Definisi Operasional: Kebijakan perpajakan merupakan suatu pedoman atau panduan

bagi para Wajib Pajak Badan dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, sehingga

diharapkan setiap Wajib Pajak mampu memahami kebijakan pajak yang telah ditetapkan

pemerintah dalam menunjang penerimaan Negara dari sektor pajak dengan baik.

Instrumen pengukuran variabel kebijakan perpajakan ini dikembangkan melalui kuesioner

yang terdiri dari beberapa pernyataan dengan indikator yaitu: 1) Sistem atau prosedur

pemungutan pajak, 2) Jenis pajak yang dipungut, 3) Subjek yang dikenakan pajak, dan 4)

Objek pajak yang akan dipungut.

2) Administrasi Perpajakan (X2)

a. Definisi konseptual: Administrasi perpajakan merupakan cara-cara atau prosedur

pengenaan dan pemungutan pajak yang merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan

kebijakan perpajakan, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengendalian pajak.

b. Definisi operasional: Administrasi perpajakan merupakan metode untuk meyakinkan

bahwa apa yang telah dilaksanakan oleh Wajib Pajak Badan telah sesuai dengan yang

direncanakannya. Intinya adalah administrasi pajak merupakan bentuk dari suatu fungsi

dan sistem untuk mengendalikan masalah pajak perusahaan. Adapun instrumen

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

pengukuran variabel ini dikembangkan melalui kuesioner yang terdiri dari beberapa

pernyataan dengan indikator yaitu: 1) Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT), 2)

Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) tepat waktu, 3) Melakukan pembukuan, dan 4)

Pemahaman atas sanksi pajak.

3) Loopholes (X3)

a. Definisi konseptual: Loopholesmerupakan ketentuan yang disengaja atau tidak disengaja

dalam peraturan perpajakan yang memungkinkan seseorang individu atau badan untuk

dibebaskan dari berbagai ketentuan.

b. Definisi operasional: Loopholes merupakan celah-celah yang dapat dimanfaatkan oleh

Wajib Pajak Badan yang terdapat dalam undang-undang untuk penghindaran pajak

sehingga dapat meminimalkan beban pajak terutangnya. Dengan kata lain, Wajib Pajak

dimungkinkan untuk dapat menghindari suatu kewajiban tanpa adanya pengenaan penalti

atau sanksi hukum, asalkan diterapkan sesuai koridor yang diperbolehkan oleh undang-

undang pajak. Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan melalui kuesioner yang

terdiri dari beberapa pernyataan dengan indikator yaitu: 1) Memanfaatkan peluang dalam

aturan pajak, dan 2) Penghindaran pengenaan pajak.

4) Tarif Pajak (X4)

a. Definisi konseptual: Tarif pajak merupakan suatu bentuk presentase (%) tentang dasar

pengenaan pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya, dimana dalam

menentukan besarnya jumlah tarif harus berdasarkan prinsip keadilan.

b. Definisi operasional: Tarif pajak merupakan tarif yang digunakan untuk menentukan

besarnya pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak Badan, yang secara umum

dinyatakan dalam bentuk presentase(%). Dalam penetapan tarif pajak harus ditetapkan

terlebih dahulu jenis tarif pajak yang akan dipergunakan, juga harus berdasarkan prinsip

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

keadilan. Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan melalui kuesioner yang terdiri

dari beberapa pernyataan dengan indikator yaitu: 1) Persepsi Wajib Pajak tentang tarif,

dan 2) Pemahaman jenis tarif.

5) Kesadaran Wajib Pajak (X5)

a. Definisi konseptual: Kesadaran Wajib Pajak merupakan unsur kemauan dalam diri

manusia untuk memahami realitas dan bagaimana mereka bertindak atau bersikap

terhadap realitas,kemauan dalam membayar pajak memiliki arti dimana seseorang

mengetahui, memahami dan mengerti tentang bagaimana cara membayar pajak.

b. Definisi operasional: Kesadaran Wajib Pajak merupakan sikap Wajib Pajak Badan yang

mau memahami dan mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak dan telah

melaporkan semua penghasilannya tanpa ada yang disembunyikan sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang berlaku. Kesadaran juga merupakan suatu sikap sadar

terhadap arti, fungsi, dan peranan pajak, serta merupakan kesukarelaan Wajib Pajak

Badan dalam memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan

cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah, serta

menganggap bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam menunjang

kegiatan pembangunan Negara. Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan melalui

kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan dengan indikator yaitu: 1) Kesukarelaan

Wajib Pajak, 2) Kendala pemungutan pajak, dan 3) Ketepatan waktu dan jumlah.

6) Pemeriksaan Pajak (X6)

a. Definisi konseptual: Pemeriksaan pajak menekankan pada pemeriksaan bukti yang

berupa buku-buku, dokumen dan catatan yang dilaksanakan secara objektif oleh

pemeriksa pajak yang professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

b. Definisi operasional: Pemeriksaan pajak merupakan seberapa besar kemungkinan

terdeteksinya kecurangan oleh Wajib Pajak Badan apabila dilakukan pemeriksaan pajak.

Pemeriksaan pajak dilakukan sebagai salah satu alat pengawasan dalam rangka menguji

tingkat kepatuhan Wajib Pajak atau ketaatan Wajib Pajak dalam memenuhi

kewajibannya.Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan melalui kuesioner yang

terdiri dari beberapa pernyataan dengan indikator yaitu: 1) Wajib Pajak memahami

konsep pemeriksaan pajak, dan 2) Dilakukannya pemeriksaan pajak untuk mendeteksi

ada tidaknya kecurangan.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2002: 63). Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah Penerapan Tax Planning.

a. Deskripsi konseptual: Perencanaan pajak (tax planning) merupakan salah satu fungsi tax

management yang bertitik tolak pada usaha pencapaian efektivitas dan efisiensi dalam

melaksanakan kewajiban perpajakan, sehingga dapat menghindari pemborosan sumber

daya secara optimal.

b. Deskripsi operasional: Perencanaan pajak(tax planning) adalah proses mengorganisasi

usaha Wajib Pajak Badan sedemikian rupa, sehingga hutang pajak terutangnya baik

pajak penghasilan (PPh) maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisi yang

seminimal mungkin, sepanjang hal ini memungkinkan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan

melalui kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan dengan indikator yaitu: 1)

Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan tax planning, 3) Metode

penerapan tax planning, dan 4) Konsekuensi penerapan tax planning.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Item

Pernyataan

1. Kebijakan

Perpajakan

(X1)

Sistem/prosedur pemungutan pajak

Jenis pajak yang akan dipungut

Subjek yang dikenakan pajak

Objek pajak yang akan dipungut

1, 2 dan 3

4

5 dan 6

7 dan 8

2. Administrasi

Perpajakan (X2)

Pengisian Surat Pemberitahuan

Pelaporan Surat Pemberitahuan

(SPT) tepat waktu

Melakukan pembukuan

Pemahaman atas sanksi pajak

1 dan 2

3 dan 4

5 dan 6

7 dan 8

3. Loopholes (X3) Memanfaatkan peluang dalam

aturan pajak

Penghindaran pengenaan pajak

1, 2, 3 dan 4

5 dan 6

4. Tarif Pajak (X4) Persepsi Wajib Pajak tentang tarif

Pemahaman jenis tarif

1, 2, 3 dan 4

5 dan 6

5. Kesadaran Wajib

Pajak (X5)

Kesukarelaan Wajib Pajak

Kendala pemungutan pajak

Ketepatan waktu dan jumlahdalam

penyampaian SPT

1, 2, 3 dan 4

5 dan 6

7 dan 8

6. Pemeriksaan

Pajak (X6)

Wajib Pajak memahami konsep

pemeriksaan pajak

Dilakukannya pemeriksaan pajak

untuk mendeteksi ada tidaknya

kecurangan

1, 2 dan 3

4, 5 dan 6

7. Penerapan

Tax Planning (Y)

Pemahaman konsep tax planning

Manfaat penerapan tax planning

Metode penerapan tax planning

Konsekuensi dalam penerapan tax

1, 2 dan 3

4

5 dan 6

7 dan 8

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

planning

3.3.2 Populasi dan Sampel

3.3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2007:72) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar sebagai Wajib Pajak Badan pada KPP

Pratama Metro yang berdomisili di wilayah Kota Metro hingga akhir tahun pajak 2014, yaitu:

Tabel. 3.2

Data Wajib Pajak Badan di Kota Metro

No. Keterangan 2011 2012 2013 2014

1. WP Badan wajib SPT 4.347 2.360 2.681 2.635

2. WP Badan lapor SPT 583 723 884 865

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Metro, 2015

3.3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilikioleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2010:116). Teknik pengambilansampel yang digunakan dengan metode

conveniencesampling, yaituanggota sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan kemudahan

memperoleh data yang dibutuhkan, atau unit sampel yang ditarik mudah untuk diukurnya dan

bersifat kooperatif (Hamid, 2010). Responden yang digunakan adalah diutamakan karyawan

perusahaan yang bekerja di bagian keuangan atau administrasi, khususnya yang mengerti

tentang perpajakan. Adapun untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil digunakan

rumus Slovin (Ginting, 2008: 132) sebagai berikut:

𝑛 =N

1 + N e2

Keterangan:

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi

e = Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir, dalam penelitian ini sebesar 10%

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Metro, WP Badan yang melaporkan

SPT hingga akhir tahun pajak 2014 tercatat sebanyak 865 WP yang berdomisili di wilayah Kota

Metro. Oleh karena itu, jumlah sampel untuk penelitian dengan margin of error sebesar 10%

adalah:

𝑛 =865

1 + 865 (0,1)2

𝑛 = 89,63 (dibulatkan menjadi 90)

Dari perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

sebanyak 90 responden.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang

diperlukan dengan teknik sebagai berikut:

1) Studi Kepustakaan (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Indriantoro dan

Supomo, 2002:150).Peneliti memperoleh data pendukung melalui perantara untuk menghimpun

teori-teori serta pendapat yang dikemukakan oleh para ahli melalui buku-buku, dokumen, arsip,

artikel, jurnal, serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan

pembahasan tentang perencanaan pajak (tax planning).

2) Studi Lapangan (Field Research)

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

Penelitian lapangan (Field Research)dilakukan dengan mengadakan peninjauan

langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data primer

melalui teknik penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan bentuk media pengumpulan data

primer yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang

tertulis kepada responden yang dijadikan sebagai sampel untuk dijawab sesuai dengan

pendapat mereka. Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan teknik personally

administered questionnaires, yaitu kuesioner didistribusikan dan dikumpulkan secara langsung

oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002: 154). Sedangkan untuk mengukur pendapat

responden digunakan skala Likert dengan kategori seperti dalam tabel berikut:

Tabel 3.3

Skala Likert

No. Kategori Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Netral (N) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.3.4 Alat Analisis

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan

Analisis KorelasiRank Spearmandengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows versi

17.0, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan

analisis data yang terdiri dari:

3.3.4.1Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik

variabel penelitian yang utama dan demografi responden. Statistik deskriptif memberikan

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness atau kemencengan untuk

mengetahui distribusi data apakah normal atau tidak (Ghazali, 2009: 19).

3.3.4.2 Uji Kualitas Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen dalam kuesioner

harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh dengan uji validitas dan

reliabilitas sebagai berikut:

a) Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005:45), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pernyataan yang diajukan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Uji signifikansi menggunakan uji dua sisipada taraf 0,05 dengan cara membandingkan

nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom(df)=n - 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel

yang digunakan.Untuk menguji apakah masing-masing indikator valid atau tidak, maka dapat

dilihat dalam tampilan output Cronbach’s Alpha pada kolom Correlated Item-Total Correlation,

dengan kriteria sebagai berikut:

Jika rhitung ≤ rtabel maka pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid.

Jika rhitung> rtabel maka pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

b) Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas ini digunakan untuk

mengukur bahwa butir pernyataan dalam variabel yang digunakan benar-benar bebas dari

kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Penelitian ini

menggunakan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. Adapun kriteria pengujian yang

dilakukan oleh peneliti adalah dengan menghitung Cronbach’s Alpha (α) dari masing-masing

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

butir pernyataan. Jika hasil nilai Cronbach’s Alpha> 0,60 maka semua butir pernyataan tersebut

dikatakan mempunyai keandalan atau reliabilitas yang tinggi (Ghazali, 2009: 48).

3.3.4.3 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis seperti yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini

menggunakan analisis sebagai berikut:

a) Uji Korelasi Rank Spearman

Korelasi ini merupakan alat analisis yang digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis

asosiatif apabila masing-masing variabel, baik independen (X) maupun dependen(Y) yang akan

dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono,

2003). Jadi, analisis korelasi rank spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih dengan skala data yang berbentuk ordinal serta data dari masing-masing

variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Nilai koefisien korelasi (rs) berkisar antara 1

sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antar variabel semakin kuat,

sebaliknya nilai yang mendekati 0 berarti hubungan antar variabel semakin lemah. Adapun

untuk mempermudah melakukan interpretasi hasil mengenai keeratan hubungan (korelasi)

antara variabel independen dengan variabel dependen maka digunakan tolak ukur sebagai

berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Koefisien Korelasi

No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan

1. 0,00 – 0,19 Korelasi Sangat Lemah

2. 0,20 – 0,39 Korelasi Lemah

3. 0,40 – 0,59 Korelasi Sedang

4. 0,60 – 0,79 Korelasi Kuat

5. 0,80 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat

6. 1,00 Korelasi Sempurna

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/mhs/a0181d239bf903a99c2441615ccb955c.pdf · Pemahaman konsep tax planning, 2) Manfaat penerapan

Sumber: Sugiyono, 2009

b) Uji Statistik t

Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau tidak maka selanjutnya dapat

dilakukan uji statistik t. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (rs) pada hasil output, maka dapat

dilakukan perhitungan secara manual dengan cara membandingkan hasil nilai thitung dengan nilai

ttabel yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Adapun nilai thitung dapat dirumuskan sebagai

berikut:

t = rs 𝑛−2

1− rs2

Keterangan:

t : Nilai probabilitas

rs : Koefisien korelasi

n : Banyaknya sampel/responden

Sedangkan untuk kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis penelitian dapat

ditentukan sebagai berikut:

Apabila thitung ≤ ttabelatau nilai probabilitas > tingkat signifikansi (Sig.> 0,05), maka Hipotesis

ditolak, hal ini berarti bahwa variabel independen tidak mempunyai hubungandengan

variabel dependen.

Apabila thitung> ttabelatau nilai probabilitas ≤ tingkat signifikansi (Sig.≤ 0,05), maka

Hipotesis diterima, hal ini berarti bahwa variabel independen mempunyai hubungan

dengan variabel dependen.