BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...
-
Upload
nguyendieu -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...
60
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Dalam
penelitian yang menggunakan metode deskriptif, maka data yang diperoleh
dianalisis dan diuraikan menggunakan kata-kata ataupun kalimat dan tidak
dalam bentuk angka-angka atau mengadakan perhitungan.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini diperoleh melalui survai,
pengamatan, dan wawancara. Dalam hal ini metode deskriftif akan digunakan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terdapat sewaktu penelitian dilakukan di lapangan objek penelitian.
Dengan demikian penelitian ini akan bersifat kualitatif atau naturalistik.
Pendapat ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moleong
(2002:6) bahwa data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran, dan
bukan angka-angka. Pendapat lainnya disampaikan oleh Nasution (2002:5)
bahwa penelitian pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan
hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan
tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya
Selanjutnya, penulis sampaikan bahwa penelitian ini akan
mendeskripsikan hasil analisis data mengenai makna dan nilai-nilai
pendidikan Akhlak dalam tradisi pembacaan syair Barzanji di lingkungan
sosiokultural masyarakat Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat.
Metode deskriptif ini digunakan oleh peneliti dalam tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Menentukan aspek makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang
terdapat dalam syair-syair Barzanji.
2. Menganalisis tentang makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang
terkandung dari syair-syair Barzanji.
61
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Mendeskripsikan hasil analisis tentang makna dan nilai-nilai
pendidikan akhlak yang terdapat dalam syair-syair Barzanji.
4. Membuat kesimpulan dari hasil analisis makna dan nilai-nilai
pendidikan akhlak dari syair-syair Barzanji.
3.1 Paradigma Penelitian
Gambar 3.1.
Paradigma Penelitian
62
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2 Lokasi Penelitian
3.2.1 Identitas Daerah dan Keadaan Penduduk Kabupaten
Cianjur.
Adapun tentang Identitas Daerah dan Keadaan Penduduk Kabupaten
Cianjur, penulis sampaikan sebagai berikut: Kabupaten Cianjur terdiri atas
32 kecamatan, 342 desa dan 6 kelurahan dan pusat pemerintahan terletak di
kecamatan Cianjur kota.
Selanjutnya, penulis akan paparkan beberapa data yang menyangkut
identitas daerah dan keadaan penduduk Kabupaten Cianjur, sebagai berikut:
a) batas-batas administratif Kabupaten Cianjur, adalah
1. sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan
Kabupaten Purwakarta,
2. sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi,
3. sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,
1. sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut.
b) topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Cianjur adalah hutan dan pegunungan
kecuali di sebagian wilayah pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit.
c) lahan-lahan.
Lahan pertanian pangan dan hortikultura, peternakan, dan perikanan,
perkebunan, dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat.
Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan sungai kecil yang
dapat dimanfa’atkan sebagai sumber daya pengairan untuk tanaman pertanian.
Sungai terpanjang di Cianjur adalah sungai Cibuni yang bermuara di Samudera
Hindia.
63
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya
meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101
Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa
lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah
perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan,
1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa
pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.
d) asal mula (babad) Cianjur
Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan
Sunan Talaga, dengan membawa 100 cacah (rakyat) ditugaskan untuk
membuka wilayah baru yang bernama Cikundul. R. Djajasasana kemudian
berhasil menahan serangan Banten dalam mempertahankan wilayahnya
sehingga beliau dianugerahi gelar panglima (Wira Tanu). Sehingga beliau
akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu Datar.
Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan
menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang
sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat
pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub
nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).
Periodesasi Bupati Cianjur dari masa ke masa:
1. R.A. Wira Tanu I (1677-1691)
2. R.A. Wira Tanu II (1691-1707)
3. R.A. Wira Tanu III (1707-1727)
4. R.A. Wira Tanu Datar IV (1927-1761)
5. R.A. Wira Tanu Datar V (1761-1776)
6. R.A. Wira Tanu Datar VI (1776-1813)
7. R.A.A. Prawiradiredja I (1813-1833)
8. R. Tumenggung Wiranagara (1833-1834)
64
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9. R.A.A. Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) (1834-1862)
10. R.A.A. Prawiradiredja II (1862-1910)
11. R. Demang Nata Kusumah (1910-1912)
12. R.A.A. Wiratanatakusumah (1912-1920)
13. R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932)
14. R. Sunarya (1932-1934)
15. R.A.A. Suria Nata Atmadja (1934-1943)
16. R. Adiwikarta (1943-1945)
17. R. Yasin Partadiredja (1945-1945)
18. R. Iyok Mohamad Sirodj (1945-1946)
19. R. Abas Wilagasomantri (1946-1948)
20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga (1948-1950)
21. R. Ahmad Suriadikusumah (1950-1952)
22. R. Akhyad Penna (1952-1956)
23. R. Holland Sukmadiningrat (1956-1957)
24. R. Muryani Nataatmadja (1957-1959)
25. R. Asep Adung Purawidjaja (1959-1966)
26. Letkol R. Rakhmat (1966-1966)
27. Letkol Sarmada (1966-1969)
28. R. Gadjali Gandawidura (1969-1970)
29. Drs. H. Ahmad Endang (1970-1978)
30. Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja (1978-1983)
31. Ir. H. Arifin Yoesoef (1983-1988)
32. Drs. H. Eddi Soekardi (1988-1996)
33. Drs. H. Harkat Handiamihardja (1996-2001)
34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi (2001-2006)
35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2006-2016).
65
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e) filosofi Cianjur
Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni: NGAOS, MAMAOS,
dan MAENPO, yang mengingatkan kepada kita semua tentang tiga aspek
keparipurnaan hidup, sebagai berikut:
1 Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur
dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Citra sebagai
daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun
1677 dimana wilayah Cianjur ini dibangun oleh
para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar
Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang
santri dan kyai sehingga mendapat julukan KOTA SANTRI. Bila di tengok
sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang
kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada
masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak
pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke
medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat
ke medan juang setelah mendapat restu para kyai.
2 Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan
rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam
tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Tembang
Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria
Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia
menjadi dalem tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Seni mamaos ini
terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi
kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada
umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan
kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya.
66
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3 Maen Po adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan
keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maen po ini adalah
R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini
mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang
mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling
bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan
Peupeuhan (pukulan).
Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol
rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an
sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan
masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan,
masyarakat Cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat
yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata
pergaulan hidup.
Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo,
masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi
dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan
beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk
menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau
pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan
dalam hidup.
f) demografi
Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk
1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan
perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %.
Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet
sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa.
Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya diatas 100.000 jiwa adalah
67
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580
jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah
penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa.
Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa
adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara.
g) ekonomi
Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian
yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %.
Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor
perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60%. dan pengiriman pembantu 30%.
h) kepadatan penduduk
Dengan kepadatan penduduk tidak merata:
1. 63,90 % di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78 %
2. 19,19 % di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25 %
3. 17,12 % di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70 %
i) kepercayaan atau agama penduduk
Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius
dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 98 %,
sedangkan penduduk non muslim mencapai 2 %, dengan rincian sebagai
berikut:
1. Penduduk beragama Islam = 1.893.203 orang (98 %)%
2. Penduduk beragama Kristen = 32.841 orang (1,7 %)
3. Penduduk beragama Budha dan Hindu = 5.796 orang ( 0,3 %)
j) tingkat partisipasi usia sekolah
1. Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %
68
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Angka Pastisipasi Kasar SMP mencapai 38,50 %
3. Angka Partisipasi Kasar SMA mencapai 11,98 %
k) indikasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat
1. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini mencapai 373 per
100.000 kelahiran , turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar
420 per 100.000 kelahiran.
2. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran
hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per
1.000 kelahiran hidup.
3. Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari
keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun.
l) suasana Cianjur
Ibukota Kabupaten Cianjur dilintasi jalan nasional (Jakarta-Bogor-
Bandung), serta jalur kereta api Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur.
Perjalanan ke Cianjur biasanya ditempuh melalui jalan darat, jika dari Jakarta
bisa melewati jalur Puncak, jalur Sukabumi atau jalan alternatif melalui
Jonggol.
m) objek wisata
Objek wisata yang ditawarkan : Pantai Jayanti, Taman Bunga Nusantara,
Kebun Raya Cibodas, Situs Megalitikum Gunung Padang, Gunung
Gede,Gunung Pangranggo, dan Air terjun Kab. Cianjur.
n) beras pandan wangi
Pandan Wangi merupakan satu-satunya beras wangi beraroma pandan
yaitu beras yang merupakan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di
69
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
daerah lain dan menjadi khas Cianjur. Rasanya enak (pulen) dan harganya pun
relatif lebih tinggi dari beras biasa. Di Cianjur sendiri, pesawahan yang
menghasilkan beras asli Cianjur ini hanya di sekitar
Kecamatan Warungkondang, Cugenang dan sebagian Kecamatan Cianjur.
Luasnya sekitar 10,392 Ha atau 10,30% dari luas lahan persawahan di
Kabupaten Cianjur. Produksi rata-rata per hektar 6,3 ton dan produksi per-
tahun 65,089 ton.
3.2.2. Objek wilayah penelitian
Penelitian tentang “Tradisi Membaca Syair Barzanji” ini dilaksanakan
di wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, tepatnya di lima wilayah
kecamatan, yaitu
1) wilayah kecamatan Karangtengah,
2) wilayah kecamatan Sukaluyu,
3) wilayah kecamatan Mande,
4) wilayah kecamatan Cipanas, dan
5) wilayah kecamatan Cianjur kota, yang dalam interaksi sosialnya
mayoritas didominasi dengan pola prilaku adat istiadat suku Sunda.
3.3 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitan ini adalah kualitatif. Bentuk penelitian kualitatif
adalah bentuk penelitian yang mengutamakan proses atau prosedur yang
dijalankan, sedangkan hasilnya bergantung pada proses penelitian itu sendiri.
Pendapat ini berdasar pada teori yang disampaikan oleh Bogdan dan Biklen,
70
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lincoln dan Guba dalam Moleong (2002:4-8) bahwa bentuk penelitian
kualitatif terdiri dari sebelas karakteristik yaitu sebagai berikut:
1. latar alamiah,
2. manusia sebagai alat,
3. metode kualitatif,
4. analisis secara induktif,
5. teori dari dasar,
6. deskriptif,
7. lebih mementingkan proses daripada hasil,
8. adanya “batas” yang ditentukan “fokus”,
9. adanya kriteria khusus untuk keabsahan data,
10. desain bersifat sementara,
11. hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Ciri pertama, penelitian kualitatif berlatar alamiah artinya peneliti
berhadapan dengan sumber data di lapangan. Dalam hal ini sumber data
penelitian ini adalah para penutur/pembaca syair Barzanji yang berasal dari
lima kecamatan di lingkungan sosiokultural masyarakat Kabupaten Cianjur,
Propinsi Jawa Barat, dengan cara melakukan pencatatan dan sekaligus
penafsiran (analisis) terhadap data yang terkumpul.
Ciri kedua, penelitian kualitatif menjadikan manusia sebagai alat
(instrumen), artinya adalah dalam penelitian kualitatif manusia (peneliti dan
dengan bantuan pihak lain) bertindak sebagai instrumen atau alat utama, baik
dalam pengumpulan data, pencatatan data, maupun dalam hal penafsiran data
dengan mengerahkan segenap kemampuan intelektual pengetahuan, dan
keterampilan yang dimiliki terhadap fenomena yang ada.
Ciri ketiga, penelitian kualitatif adalah menggunakan metode kualitatif.
Artinya penggunaan metode kualitatif lebih mudah untuk menyesuaikan diri
dengan kenyataan ganda dan metode ini menyajikan langsung hakikat
71
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hubungan antara peneliti dengan sumber data serta dapat menyesuaikan diri
dengan nilai-nilai di lingkungan penelitian.
Ciri keempat, penelitian kualitatif adalah analisis data secara induktif.
Artinya selain akan mendapatkan kenyataan-kenyataan ganda, juga adanya
hubungan antara peneliti dengan sumber data secara langsung, lebih
menguraikan latar secara penuh serta dapat membuat keputusan tentang dapat
tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya.
Ciri kelima, penelitian kualitatif adalah teori dan dasar. Artinya, peneliti
itu mempercayai apa yang diamati, berusaha untuk netral, lebih responsif
terhadap nilai-nilai kontekstual, bukan dimaksudkan untuk membuktikan
hipotesis yang telah dirumuskan, lebih merupakan pembentukan abstraksi,
berdasarkan data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian diuji.
Ciri keenam, penelitian kualitatif adalah deskriptif. Artinya, data yang
terkumpul berupa kata-kata atau gambaran dan bukan angka-angka. Dengan
demikian hasil penelitian akan berupa hasil analisis data tentang syair-syair
Barzanji dan hasil wawancara dengan para tokoh agama ( alim ulama) serta
para penutur/pembaca tradisi Barzanji untuk memberikan gambaran penyajian
laporan ini.
Ciri ketujuh, penelitian kualitatif adalah lebih mementingkan proses
daripada hasil. Artinya, dalam penelitian kualitatif hasil yang diperoleh
sepenuhnya bergantung kepada proses penelitian itu sendiri.
Ciri kedelapan, penelitian kualitatif adalah adanya “batas” yang
ditentukan oleh “fokus”. Artinya dalam penelitian kualitatif menghendaki
ditetapkannya batas penelitian berdasarkan fokus yang timbul sebagai masalah
dalam penelitian. Dengan demikian penetapan fokus sebagai masalah
penelitian penting dalam upaya menemukan batas penelitian.
72
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ciri kesembilan, penelitian kualitatif adalah adanya kriteria khusus
untuk keabsahan data. Artinya, untuk keabsahan data harus memenuhi kriteria
adanya derajat kepercayaan, keteralihan kebergantungan dan kepastian.
Ciri kesepuluh, penelitian kualitatif adalah desain yang bersifat
sementara. Artinya, desain yang disusun secara terus-menerus disesuaikan
dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Ciri kesebelas, penelitian kualitatif adalah hasil penelitian dirundingkan
dan disepakati bersama. Artinya, penelitian dan hasil interpretasi yang
diperoleh dirundingkan dan diadakan diskusi dengan teman sejawat.
3.4 Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara
observasi (mengamati lokasi penelitian), wawancara, merekam dan mengambil
gambar dari kegiatan yang dilakukan oleh para penutur tradisi barzanji sebagai
data untuk peneliti.
Adapun alat yang digunakan untuk pengimpulan data dalam penelitian
ini adalah alat pengambil gambar dan suara (handycam), kamera digital dan
kartu pencatat data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah para penutur dan pembaca
tradisi Barzanji yang berada di lingkungan sosiokultural masyarakat Cianjur.
Sedangkan data dalam penelitian ini adalah kitab syair Barzanji, hasil karya
sastra Arab, karangan Syaikh Ja’far Al Barzanji (dilahirkan pada hari Kamis
awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada
hari Selasa, 4 Sya’ban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di
Jannatul Baqi’).
Berikut ini teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan,sebagai
berikut:
3.4.1 Observasi
73
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Peneliti dengan ditemani orang yang mengetahui lokasi penelitian
datang ke lima kecamatan di wilayah Kabupaten Cianjur.
2. Peneliti mendatangi pihak-pihak tertentu, untuk meminta ijin
melakukan penelitian.
3. Peneliti mendatangi komunitas para penutur tradisi Barzanji yang
berada di lima lokasi penelitian.
4. Peneliti menemui masing-masing tokoh penutur Tradisi Barzanji
untuk ijin penelitian.
5. Peneliti melakukan observasi di daerah-daerah penelitian.
3.4.2 Wawancara
Dalam wawancara, hal-hal yang ditanyakan berkaitan dengan:
- Dalam rangka apa saja, tradisi pembacaan Barzanji dilaksanakan ?
- Apa yang harus dipersiapkan sebelum dan ketika tradisi Barzanji
berlangsung ?
- Berapa orang penutur yang dibutuhkan ketika tradisi Barzanji
berlangsung ?
- Apa makna yang terkandung dalam syair-syair Barzanji ?
- Adakah nilai-nilai pendidikan akhlak dari isi kandungan syair
Barzanji ?
- Bagaimana tanggapan masyarakat umum terhadap tradisi Barzanji ?
- Bagaimana respon pemerintah daerah terhadap tradisi Barzanji ?
- Upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam melestarikan tradisi
Barzanji ?
3.4.3 Studi Dokumentasi
74
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti teruratama, adalah
merekam kegiatan tradisi Barzanji yang dilakukan oleh para penutur Barzanji,
sebagai berikut:
- Meminta kepada penutur tradisi Barzanji untuk melafalkan berbagai
jenis lagu atau nadhom syair Barzanji (Nastar dan Nadhom)
- Merekam dan mendokumentasikan seluruh kegiatan tradisi Barzanji
yang dilaksanakan oleh para penutur Barzanji dalam berbagai momen-
momen tertentu.
3.5 Informan Penelitian
Penelitian ini dilengkapi hasil wawancara dengan beberapa pihak yang
memiliki keterkaitan langsung dengan tradisi pembacaan syair Barzanji, dalam
hal ini yaitu Tokoh alim ulama Kabupaten Cianjur, Sesepuh pondok pesantren,
Pejabat pemerintah daerah, pejabat kementrian agama Kabupaten Cianjur,
Para tokoh penutur tradisi Barzanji dan Masyarakat (jama’ah) penutur tradisi
Barzanji.
( Data para informan dapat dilihat pada lampiran)
3.6. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah Tradisi Barzanji yang terdapat di
wilayah Kabupaten Cianjur, yaitu peneliti mengobservasi dan mewawancarai
langsung kepada para tokoh ulama, pejabat pemerintah daerah, dan kepada
para penutur Barzanji tentang proses pelaksanaan tradisi Barzanji dan
selanjutnya peneliti menganalisis tentang makna serta nilai-nilai pendidikan
akhlak yang terdapat dalam syair-syair Barzanji.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah Tradisi Barzanji yang
terdapat di lima kecamatan di wilayah Kabupaten Cianjur yang dianggap
75
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
representatif mewakili keseluruhan kecamatan yang terdapat di wilayah
Kabupaten Cianjur.
3.7. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, hal ini
berdasarkan sebuah pendapat bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi
intrumen adalah peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif menjadikan manusia
sebagai alat (instrumen), artinya dalam penelitian kualitatif manusia (peneliti
atau dengan bantuan orang lain) bertindak sebagai instrumen atau alat utama
baik dalam pengumpulan data, pencatatan data, maupun dalam hal penafsiran
data dengan mengerahkan segenap kemampuan intelektual pengetahuan, dan
keterampilan yang dimiliki terhadap fenomena yang ada (Bogdan dan Biken,
Lincoln dan Guba dalam Moleong, 2002:4-8).
Dengan demikian peneliti disebut sebagai instrumen utama atau alat
pengumpul data utama.
Selanjutnya, untuk memudahkan pengumpulan data di lapangan, maka
peneliti menggunakan alat bantu penelitian yaitu alat perekam dan pengambil
gambar (handycam), serta kartu pencatat data. Alat bantu yang digunakan
peneliti dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan
data, agar data yang diambil lengkap dan sesuai dengan fakta di lapangan.
Berikut ini peneliti tampilkan tabel yang berisi pedoman wawancara
tentang tradisi Barzanji (tabel 3.1) dan tabel pedoman analisis tradisi
membaca syair Barzanji (tabel 3.2) sebagai berikut:
76
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Pedoman wawancara tentang proses pelaksanaan tradisi Barzanji
No Masalah Indikator Pertanyaan
1 2 3 4
1. Apa yang menjadi
latar belakang
dilaksanakannya
tradisi Barzanji di
lingkungan
sosiokultural
masyarakat
Kabupaten Cianjur
Menjelaskan latar
belakang
pelaksanaan
tradisi Barzanji.
1. Menurut pengetahuan Bpk/Ibu
bagaimana latar belakang
diselenggarakannya acara
penuturan tradisi syair-syair
barzanji?
2. Apakah bpk/Sdr mengetahui
asal usul lahirnya syair-syair
Barzanji ?
3. Apakah menurut bpk/ibu/sdr
ada perbedaan pelaksanaan
tradisi Barzanji zaman dahulu
dengan zaman sekarang ?
4. Kriteria atau persyaratan apa
saja bagi masyarakat yang
akan menjadi penutur tradisi
Barzanji ?
2. Siapa saja para
penutur tradisi
Barzanji di
lingkungan
sosiokultural
masyarakat kab.
Cianjur ?
Menjelaskan siapa
saja yang menjadi
penutur tradisi
Barzanji.
1. Berapa orang penutur tradisi
Barzanji di lingkungan tempat
tinggal bpk/ibu/sdr ?
2. Sudah berapa lama bpk/ibu/sdr
menjadi penutur tradisi
Barzanji ?
3. Siapa yang mengajarkan
pembacaan tradisi Barzanji
kepada bpk/ibu/sdr ?
4. Dimana bpk/ibu/sdr
mempelajari pembacaan
77
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tradisi Barzanji ?
5. Dengan metode/cara
bagaimana bpk/ibu/sdr belajar
tradisi Barzanji ?
6. Syarat apa saja yang harus
dipenuhi untuk mempelajari,
mewarisi atau menuturkan
tradisi Barzanji ?
7. Dalam usia berapa tahun
penutur tradisi Barzanji dapat
mengajarkan syair-syair
Barzanji kepada orang lain ?
1 2 3 4
8. Dalam usia berapa tahun
seseorang dapat mempelajari
syair-syair Barzanji ?
9. Apakah menurut bpk/ibu
sampai sekarang tradisi
Barzanji masih sering
dilaksanakan oleh masyarakat
di daerah ini ?
10. Tradisi Barzanji jenis apa yang
terdapat di lingkungan
bpk/ibu ?
3. Alat apa saja yang
digunakan dalam
penuturan tradisi
Barzanji.
Menjelaskan
berbagai peralatan
yang digunakan
pada saat
pembacaan tradisi
Barzanji untuk
setiap konteks
yang berbeda.
1. Peralatan apa saja yang
digunakan sebelum penuturan
tradisi Barzanji dimulai ?
2. Ketika penuturan tradisi
Barzanji dilaksanakan alat apa
saja yang digunakan ?
3. Pada saat penuturan tradisi
Barzanji berlangsung, apakah
diiringi alat musik yang khas ?
4. Apakah para penutur tradisi
Barzanji pada saat penuturan
Barzanji menggunakan
busana/seragam yang
khusus ?
5. Dapatkah syarat atau
perlengkapan yang ditentukan
oleh penutur tradisi Barzanji
diganti dengan alat/hal yang
lainnya ?
4. Bagaimana kaitan
tradisi Barzanji
Menjelaskan
kaitan tradisi
1. Dalam ruangan yang
bagaimana tradisi Barzanji
78
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan lingkungan
dan suasana yang
mempengaruhinya ?
Barzanji dengan
berbagai
lingkungan dan
suasana yang turut
mempengaruhinya
berlangsung?
2. Pada pukul berapa
pelaksanaan tradisi Barzanji
berlangsung?
3. Apakah ada hari tertentu atau
malam tertentu yang
digunakan untuk pelaksanaan
tradisi Barzanji ?
4. Apakah ada hari tertentu yang
dilarang untuk penuturan
tradisi Barzanji
1 2 3 4
5. Bagaimana makna
yang terkandung
dalam teks syair
Barzanji ?
Menjelaskan
makna yang
terkandung dalam
setiap teks syair
Barzanji
1. Menurut bpk/ibu/sdr apa
makna yang terkandung
dalam teks syair Barzanji ?
2. Sejauh mana makna teks syair
Barzanji dipercaya /diyakini
oleh masyarakat di
lingkungan sekitar ?
3. Apakah selama ini ada
masyarakat yang tidak
percaya pada makna teks
syair Barzanji ?
4. Apa keutamaan dari makna
syair Barzanji yang dapat
diambil oleh para penutur dan
hadirin dalam mengikuti
pembacaan tradisi Barzanji ?
6. Bagaimana nlai-nilai
pendidikan akhlak
yang terdapat dalam
isi kandungan teks
syair Barzanji ?
Menjelaskan
nilai-nilai
pendidikan akhlak
yang terdapat
dalam isi
kandungan teks
syair Barzanji
1. Menurut bpk/ibu/sdr apakah
dalam isi kandungan teks
syair Barzanji terdapat nilai-
2. Nilai-nilai pendidikan akhlak
yang bagaimana yang
terdapat dalam isi kandungan
teks syair nilai pendidikan
akhlak Barzanji ?
3. Apakah bpk/ibu/sdr setelah
mengikuti pembacaan tradisi
Barzanji mendapat nilai
tambah dalam perbaikan
nilai-nilai akhlak ?
4. Bagaimana perasaan dan
sikap bpk/ibu/sdr setelah
mengikuti pembacaan tradisi
79
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Barzanji ?
5. Apakah menurut bpk/ibu/sdr
nilai-nilai pendidikan akhlak
yang terdapat dalam teks syair
Barzanji perlu diajarkan
kepada masyarakat umum ?
7.
Langkah-langkah
apa saja yang dapat
dilakukan dalam
upaya melestarikan
tradisi Barzanji ?
Langkah-langkah
yang dapat
dtempuh dalam
upaya
melestarikan
tradisi Barzanji.
1. Apakah bpk/ibu/sdr
berkeinginan bahwa tradisi
Barzanji ini tetap ada di tiap
lingkungan masyarakat
Kabupaten Cianjur ?
1 2 3 4
2. Apakah menurut bpk/ibu/sdr ,
generasi muda di daerah ini
sudah mengenal tradisi
Barzanji
3. Menurut bpk/ibu/sdr
bagaimana cara yang tepat
untuk melestarikan tradisi
Barzanji di daerah ini ?
4. Bagaimana menurut
bpk/ibu/sdr apakah
pemerintah setempat turut
berusaha untuk melestarikan
tradisi Barzanji ini ?
5. Bagaimana menurut
bpk/ibu/sdr , berkaitan dengan
penelitian tradisi Barzanji
yang sedang kami lakukan
ini ?
80
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
81
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Pedoman Kajian Analisis
Tradisi Mmbaca Syair Barzanzi
Masalah Tujuan Indikator Aspek yang
Diukur
1. Bagaimana
proses
pelaksanaan
pembacaan tradisi
Syair Barzanji
(marhaba) di
lingkungan
masyarakat
Kabupaten
Cianjur ?
2.Bagaimana
deskripsi makna
yang terkandung
dalam teks Syair-
syair Barzanji ?
3.Bagaimana
deskripsi nilai –
nilai pendidikan
akhlak yang
terkandung dalam
teks Syair – syair
Barzanji ?
1. Mendapatkan
deskripsi
tentang proses
pelaksanaan
tradisi
membaca
Syair – syair
Barzanji.
2. Mendeskripsi-
kan makna
yang
terkandung
dalam Syair –
syair Barzanji.
3. Mendeskripsik
an nilai – nilai
pendidikan
akhlak yang
terkandung
dalam Syair
Barzanji.
Proses pelaksanaan
pembacaan Syair
Barzanji.
.
1. Makna denotatif
2. Makna konotatif
3. Makna leksikal
4. Makna
gramatikal
5. Makna asosiatif
Bentuk nilai
pendidikan akhlak
1. Akhlak terhadap
Allah SWT,
2. Akhlak terhadap
diri sendiri,
3. Akhlak terhadap
lingkungan.
Pedoman observasi
dan wawancara.
Terdapat 4 aspek
makna, yaitu
-makna pengertian
(sense)
-makna perasaan
(feeling)
-makna nada (tone)
-makna tujuan
(intension)
1. a. tidak syirik
/mempersekutukan
Allah
b. sangat mencintai
Allah
c. takut kepada
Allah SWT
2.a.tidak bersifat
sombong
b.kejujuran
c.sifat qona’ah
3.a.akhlak terhadap
keluarga
82
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b.lingkungan
1 2 3 4
4. Bagaimana
respon /
tanggapan
masyarakat
Kabupaten
Cianjur terhadap
tradisi pembacaan
Syair Barzanji ?
5. Langkah –
langkah apa saja
yang harus
dilakukan dalam
upaya
melestarikan dan
membuat model
pelestarian tradisi
membaca Syair
Barzanji ?
4. Mengetahui
respon /
tanggapan
masyarakat
Kabupaten
Cianjur
terhadap tradisi
pembacaan
Syair Barzanji.
Mendapatkan
deskripsi
tentang upaya
yang harus dil-
akukan dalam
rangka
menjaga
kelestarian
tradisi
membaca
Syair Barzanji
Respon / tanggapan
masyarakat
Kabupaten Cianjur
terhadap tradisi
pembacaan Syair
Barzanji.
Langkah – langkah
yang ditempuh
dalam upaya
melestarikan tradisi
membaca Syair
Barzanji
sekolah/pendidik
c.lingkungan
masyarakat/alam
sekitar
Pedoman observasi
wawancara.
Pedoman
wawancara.
83
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.8. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul secara keseluruhan, maka data diklasifikasikan
dan dianalisis berdasarkan masalah penelitian. Adapun secara rinci teknik
analisis data adalah, sebagai berikut.
1. Data dikelompokkan berdasarkan masalah penelitian, yaitu
berdasarkan kajian/analisis unsur makna dan nilai-nilai pendidikan
akhlak yang terdapat dalam syair-syair Barzanji.
2. Menganalisis teks syair Barzanji (Natsar dan Nadhom) yaitu
menentukan unsur makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang
terdapat dalam teks- syair Barzanji.
3. Mendeskripsikan unsur-unsur makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak
yang terdapat dalam syair-syair Barzanji.
4. Mendeskripsikan hasil observasi dan wawancara dengan para nara
sumber dan para penutur tradisi Barzanji di lingkungan masyarakat
Kabupaten Cianjur.
5. Membuat kesimpulan tentang hasil analisis teks syair Barzanji dan
pelaksanaan tradisi Barzanji yang diselenggarakan di lingkungan
masyarakat Kabupaten Cianjur.
3.9 Tahapan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu sebagai
berikut:
3.9.1 Tahap Awal Penelitian
a. Mencari informasi tentang siapa saja yang sudah terbiasa menjadi
penutur dalam pembacaan tradisi Barzanji di lingkungan sosiokultural
masyarakat Kabupaten Cianjur,
b. Menentukan sumber data yang akan membantu peneliti dalam
pengumpulan data berdasarkan kriteria sumber data,
84
R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Menentukan lokasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitan ini,
d. Menentukan alat/perlengkapan yang tepat untuk digunakan dalam
pengumpulan data di lapangan,
e. Melakukan studi pustaka yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
f. Melakukan pendekatan pribadi dengan sumber data agar tidak terjadi
kesenjangan antara peneliti dengan sumber data.
3.9.2 Tahap Inti Penelitian.
a. Melakukan wawancara dengan sumber data Tradisi Barzanji.
b. Merekam dan mengambil gambar para penutur tradisi Barzanji, tokoh
alim ulama, dan pejabat pemerintahan yang berwenang, ketika proses
wawancara berlangsung.
c. Mengelompokkan atau mengklasifikasikan data berdasar pada masalah
penelitian.
d. Menganalisis data berdasarkan urutan masalah penelitian.
3.9.3. Tahap Akhir Penelitian
a. Mentranskrip syair-syair Barzanji dalam bahasa aslinya yaitu bahasa
Arab.
b. Mengalihbahasakan syair-syair Barzanji dari bahasa Arab kedalam
bahasa Indonesia.
c. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah mahasiswa
pascasarjana yaitu dalam bentuk Tesis.