BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
Yuli Sartika, 2019 PENGARUH PERSONAL BRANDING FASHION INFLUENCER @JOVIADHIGUNA TERHADAP MINAT FASHION ANDROGINI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitan, analisis
data bersifat kunatitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. (Sugiyono, 2011,hlm.98).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana menurut
Vardiansyah (2005,hlm.64) adalah jenis penelitian yang membangun
pengetahuan dan memperoleh kebenaran berdasarkan data-data terukur. Yang
memiliki arti bahwa data harus dikumpulkan, diolah, dianalisis dalam
matematika dan statistika.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode
kuantitatif , Verdiansyah (2005, hlm. 64) bahwa jenis penelitian kuantitatif
yang membangun pengetahuan dan mendapatkan kebenaran berdasarkan
data-data terukur. pendekatan kuantitatif juga menggunakan uji statistik
untuk menganalisa data dan hasilnya dapat digeneralisasikan dari sampel
yang representatif (Kriyantono, 2010, hlm. 56). peneliti menggunakan
statistik korelasional untuk menggambarkan dan mengukur tingkat atau
asosiasi (atau hubungan) antara dua atau lebih variabel atau rangkaian skor.
Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antar dua variabel atau lebih. Dimana hubungan tersebut dapat
bersifat positif atau negatif (Kriyantono, 2010, hlm. 56). Metode ini dipilih
karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh, variabel independent (X) yaitu personal branding Jovi Adiguna
sebagai fashion influencer, dengan variabel dependent (Y) yaitu Minat Fashion Androgini.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
1.Lokasi
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian yaitu di SMKN 9 Bandung Jl
Soekarno-Hatta Km. 10 RT09/RW06, Kelurahan Jatisari, Kecanatan Buahbatu,
Bandung 40286, Jawa Barat.
2.Subjek Penlitian
Subjek penelitian/partisipan pada penelitian ini adalah siswa dan siswi yang
sebagian besar cenderung memiliki minat yang tinggi tehadap Fashion. Terdapat
sebanyak 100 siswa sebagai partisipan,
D. Gambaran Hubungan Variabel
Personal branding @joviadhiguna (x)
Spesialisasi (X1)
Keyakinan (X6)
Maksud Baik (X7)
Kepemimpinan (X2)
Kepribadian (X3)
Perbedaan (X4)
Visibilitas X5)
Minat (Y)
E. Definisi Operasional
Definisi opersional adalah suatu definisi dari variabel penelitian yang dapat di
operasikan atau dapat menjadi arahan untuk pelaksanaan didalam penelitian.
1. Variable Independen (X): Personal Branding
Personal branding adalah identitas pribadi individu yang mampu menciptakan
respon emosional orang lain terhadap kualitas dan nilai yang dimiliki individu tersebut
(OβBrien T, 2007,hlm.06). Pendapat lain menyatakan bahwa personal branding
merupakan persepsi, pendapat, atau kesan seseorang terhadap kita (Mantoya,
2008,hlm.4). Hood bahkan menambahkan bahwa personal branding yang sukses akan
secara tepat menggambarkan keseluruhan potensi, kualitas, dan nilai-nilai yang berada
dalam diri seseorang individu (Hood, 2006,hlm.22). Dengan personal branding,
individu akan menjadi seseorang yang pertama terpikirkan ketika orang lain mencari
atau membutuhkan potensi, kualitas, atau nilai β nilai tertentu yang ada dalam diri
individu tersebut. Hal ini secara lebih sederhana dikatakan oleh Mantoya, yaitu bahwa
personal branding yang baik dapat dengan mudah mengomunikasikan perasaan atau
gagasan yang jelas dan sederhana tentang individu (Mantoya, 2008,hlm.5). Peter
Mantoya (2008,hlm.04) juga mengatakan bahwa dalam personal branding memiliki
delapan konsep utama yaitu :
Spesialisasi (The Law of Specialization)
Montoya menyatakan suatu personal branding harus terfokus pada suatu area kecil
seperti sinar laser. Personal brand tersebut harus terkonsentrasi dan kuat pada
keahlian dan pencapaian pada satu bidang tersebut. Karena jika tidak terfokus akan
menimbulkan keraguan dan akan dianggap tidak ahli pada satu hal karena tidak
terspesialisasi pada satu budang.
Kepemimpinan (The Law of Leadership)
Montoya mengatakan maksud pemimpin disini yaitu sosok yang dapat
menghilangkan rasa ketidakpastian tapi menawarkan kejelasan. Dimana dalam
membentuk sosok pemimpin disini tidak harus menjadi yang terbaik dalam segala
sisi. Namun dibentuk melalui keunggulan seperti dipandang sebagai seorang yang
ahli dalam bidang yang digeluti lalu mendapatkan pengakuan berupa penghargaan-
penghargaan yang didapat.
Kepribadian (The Law of Personality)
Memiliki personal branding yang baik yaitu menggambarkan kepribadian pada diri
dalam segala aspek, yaitu bukan hanya kelebihan, tetapi juga kekuranganindividu
tersebut karena orang lain akan menyukai individu yang apa adanya, yaitu orang
yang mempunyai kelemahan seperti pada umumnya. Konsep ini bertolak belakang
dengan Konsep Kepribadian yang menekankan seseorang yang harus memiliki
pribadi sangat baik.
Perbedaan (The Law of Distinctiveness)
Dalam menggeluti bidang yang sama sebuah personal brand akan lebih efektif
ketika memiliki kesan yang berbeda dibandingkan yang lainnya.
Visibilitas (The Law of Visibility)
Dibandingkan dengan yang lain ketika membangun personal branding harus terlihat
konsisten sampai personal brand tersebut dikenal banyak orang. Karena banyak
orang yang memiliki keahlian yang sama sehingga individu harus membuat dirinya
lebih terlihat. Hal ini karena kenampakan lebih penting dibandingkan dengan
keahlian yang hanya dimiliki oleh satu individu
Keyakinan (The Law of Persistence)
Dalam membangun personal brand individu harus memiliki keyakinan pada
personal brand yang telah dibentuknya sejak awal, tanpa ada rasa ragu apalagi ingin
mengubahnya. Karena untuk membangun personal branding membutuhkan waktu
yang cukup lama.
Maksud baik (The Law of Goodwill)
Apabila seseorang di persepsikan secara positif maka personal branding orang
tersebut akan lebih berpengaruh.
2.Variabel Dependen (Y): Minat
Menurut Hilgard yang dikutip Slameto (2003,hlm.57) mengatakan bahwa minat
merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperlihatkan dan mengenang beberapa
kegiatan. Yaitu kegitan yang diminati seseorang dan diperhatikan secara terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang. Selaras dengan HIlgard, Saleh (2004,hlm.267) juga
berpendapat bahwa minat adalah arah keingian terhadap sesuatu untuk memenuhi
dorongan hati. Minat merupaka dorongan dari dalam diri yang mempengaruhi gerak
atau kehendak terhadap sesuatu, merupakan dorongan kuat bagi seseorang untuk
melakukan segala sesuatu yang mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang
menjadi keinginannya. Minat memiliki unsur-unsur antara lain: Perhatian, Persiapan,
Keingintahuan, Kesiapan Bertindak, dan kecenderungan untuk terlibat.
Variabel Dimensi Indicator Skala
Variable (X)
Personal Branding
(Peter
Mantoya,2002:04)
Spesialisasi
(The Law of
Specialization)
Pandangan
mengenai
keahlian
Skala Likert
Pandangan
mengenai
pencapaian
Kepemimpinan
(The Law of
Leadership)
Pengakuan
mengenai
keahlian dalam
bidang Fashion
Skala Likert
Kepribadian
(The Law Of
Personality)
Kepribadian
dalam segala
aspek
Skala Likert
Perbedaan (The
Law of
Distinctiveness)
Ciri Khas yang
dimiliki
Skala Likert
Visibilitas (The
Law of
Visibility)
Terlihat secara
konsisten
Skala Likert
Keyakinan (The
Law of
Persistence)
Keyakinan
terhadap personal
branding yang
dibentuk
Skala Likert
Maksud baik
(The Law of
Goodwill)
Dipersepsikan
secara positif
Skala Likert
Variabel (Y) Minat
Saleh (2004:267)
Perhatian Menarik
perhatian para
followers
@Joviadhiguna
Skala
Likert
Persiapan Keingintahuan
dari akun
@joviadhiguna
Skala Likert
Keingintahuan Ketertarikan,
senang dan
adanyanya
perasaan suka
pada akun
instargam
@joviadhiguna
namun belum
pada tahap
meniru
Skala Likert
Kesiapan
Bertindak
Tahap meniru dan
mencontoh apa
yang ditampilkan
akun instagram
@joviadhiguna
Skala Likert
kecenderungan
untuk terlibat.
mempunyai
keinginan untuk
bergaya dengan
fashion androgini
yang ditampilkan
Skala Likert
dan mengikuti
apa yang
dilakukan Jovi
pada akun
Instagramnya.
F. Populasi dan Sampel
1.Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2017, hlm 50). Populasi dari
penelitian ini adalah followers akun instagram @Joviadhiguna pada siswa SMKN 9
Bandung jurusan Tata Busana
2.Teknik Sampling
Teknik Sampling yang dipakai pada penelitian ini adalah nonprobability
sampling. Teknik sampel non probabilitas dinilai sebagai metode yang paling unggul
dalam memilih sampel karena sifatnya yang mewakili populasi atau representatif dan
hasil dapat di generalisasikan terhadap seluruh populasi (Morissan, 2012 hlm. 114)
selain itu pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling
merupakan anggota sampel atas dasar pertimbangan peneliti sendiri (Darmawan, 2016
hlm. 152). Dalam teknik pengambilan sampel ini, responden memiliki beberapa syarat
untuk dapat mengisi kuisoner yaitu :
Siswa SMKN 9 Bandung Jurusan Tata Busana
Followers akun unstagram Jovi Adhiguna
Karena ukuran populasi yang tidak diketahui, maka peneliti menggunakan sampel
yang didapat dari prasurvei terhadap beberapa orang yang dianggap mewakili (Ardial
2015 hlm. 35) setelah melakukan prasurvei pada seluruh siswa Jurusan tata Busana di
SMKN 9 Bandung peneliti mendapatkan 100 orang yang sesuai dengan sampel yang
dibutuhkan.
G. Teknik pengumpulan data
Terdapat dua metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Metode pertama adalah dengan melakukan observasi langsung atau
penelitian langsung ke lapangan dan metode kedua adalah kajian teori.
1.Penelitian lapangan
Penelitian di lapangan dilakukan dengan menyebarkan survei kepada responden
yang dianggap sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Responden
dalam penelitian ini adalah followers akun @Joviadhiguna di SMKN 9 Bandung siswa
jurusan Tata Busana yang dilakukan ialah angket atau kuisioner merupakan serangkaian
atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, untuk diisi oleh responden
(Ardianto 2011, hlm. 162).
Penyusunan angket yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menyusun kisi-kisi daftar pernyataan.
2) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban.
3) Menetapkan skala penilaian angket dengan kriteria pemberian bobot untuk setiap
alternatif jawaban, skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima
kategori ordinal model Likert.
Tabel 3.1
Kriteria Bobot Nilai Alternatif Skala Likert
Sumber: Sugiyono (2017, hlm.93)
Pilihan jawaban Bobot nilai
Sangat setuju/selalu/sangat positif 5
Setuju/sering/positif 4
Ragu-ragu/kadang-
kadang/netral/tidak tahu
3
Tidak setuju/hampir tidak
pernah/negative
2
Sangat tidak setuju/tidak
pernah/negative
1
2.Kajian Teori
Kajian teori dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Penelitian tersebut
harus membahas mengenai personal branding fashion influencer agar memberikan data
yang sesuai dan valid.
H. Prosedur penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa prosedur penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan Masalah
2. Melakukan Studi Kepustakaan
3. Merumuskan Hipotesis
4. Menentukan Desain Penelitian
5. Mengumpulkan Data
6. Mengolah dan Menyajikan Informasi
7. Menganalisis dan Menginterpretasikan
8. Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi
sesuai dengan prosedur penelitian di atas maka peneliti membuat hipotesis
sebagai patokan penelitian. Hipotesis atau dugaan sementara dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
H0 : Tidak ada pengaruh personal branding fashion influencer Jovi Adhiguna terhadap
minat fashion Androgini
Ha : Adanya pengaruh personal branding fashion influencer Jovi Adhiguna terhadap
minat fashion Androsgini
I. Teknik analisa data
1.Metode Analisis Kuantitatif
Penelitian ini akan menggunakan analisa regresi linier sederhana untuk mengukur ada
tidaknya pengaruh diantara kedua variabel. Didalam penelitian ini, analisa regresi linier
sederhana akan menggunakan bantuan dari program statistik yaitu Statistical Package for the
Social Sciences (SPSS). Menurut Kriyantono, (2010, hlm.182) Regresi linear sederhana ini jika
terdapat data dari dua variabel riset yang sudah diketahui yang mana variabel bebas X dan yang
mana variabel terikat Y sedangkan nilai β nilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi
berdasarkan suatu nilai X tertentu.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah personal branding yang akan mempengaruhi
variabel tak bebas dalam penelitian ini yaitu minat fashion androgini. Bentuk persamaan regresi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a+Ξ²X
Penjelasan:
Y = Minat fashion
a = Nilai konstan dari Y ketika nilai X = 0
Ξ² = Koefisien regresi
X = Personal Branding
J. Pengujian analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
berikut :
1. Metode Analisis Data Deskriptif
Darmawan (2013, hlm. 49 ) menjelaskan bahwa analisa deskriptif memiliki tujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana suatu objek atau kegiatan yang menjadi perhatian
peneliti. Mengingat sampel yang digunakan yaitu representative, maka penelitian ini
lebih terstuktur dari penelitian eksplorasi. Penelitian ini juga dapat berfungsi sebagai
penelitian perantara guna keperluan penelitian lebih lanjut.
Analisa data dilakukan guna menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan pada
bagian rumusan masalah. Analisis ini digunakan dalam menjawab rumusan masalah
mengingat penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui terkait pengaruh personal
branding fashion influencer Jovi Adhiguna terhadap minat Ifashion fashion
androgini. Kusnendi (2017, hlm. 6) menjelaskan bahwa analisis data yang dilakukan
dengan tahapan menentukan kriteria kategorisasi menghitung nilai statistik
deskriptif, dan mendeskripsikan variabel.
Kriteria Kategorisasi
X > (π + 1.0π) : Tinggi
(π β 1.0π) β€ π β€ (π + 1.0π) : Moderat / Sedang
X < (π β 1.0π) : Rendah
Keterangan:
π = rata-rata teoritas = (Skor min + skor maks)/2
π = simpangan baku teoritis =(skor maks β skor min)/2
X = Skor Empiris
2. Distribusi Frekuensi
Merubah data variabel menjadi data ordinal sebagaimana tercantum pada Tabel 3.2
Tabel 3.6
Kategori Variabel Distribusi Frekuensi
Kategori Nilai
Tinggi 3
Moderat 2
Rendah 1
Sumber: Kusnendi, 2017, hlm. 6
Chun Li (dalam Darmawan, 2013, hlm. 61) mengutarakan pendapatnya bahwa
analisis jalur adalah salah satu bentuk analisis statistic yang dapat digunakan untuk
menguji beberapa hipotesis penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini menganalisis
data akan menggunakan analisis regresi multiple (ARM). Jenis data yang terkumpul
yaitu data interval. Analisis tersebut merupakan metode statistika multivariate
dependensi yang digunakan untuk menjelaskan huungan antara beberapa variabel (iv)
dengan satu variabel dependen (DV), mengetahui besarnya pengaruh IV terhadap DV,
serta memprediksi nilai DV atas dasar nilai IV yang diketahui (Kusendi, 2017, hlm.2)
Penelitian ini menggunakan alat bantu program SPSS dengan model persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Unstandardized : Y = π0= b1Xli + b2X2i + b3X3i + b4X4i + b5X5i + b6X6i + b7x6i +
e
Standardized : Y = π½0 + π½1 πππ + π½2π2π + π½3π3π + π½4π4π + π½5π5π + π½6π6π + π½7π7π + e
3. Uji Validitas
Menurut Ardianto (2011, hlm.188), Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan mengukur sesuatu. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kevalidan dari suatu instrumen, artinya bahwa instrumen yang dipakai benar-benar
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Formula yang digunakan untuk menentukan tingkat validitas dari alat ukur tersebut
adalah koefisien korelasi untuk sampel (r). Formula tersebut adalah sebagai berikut.
Hasil Validitas:
Perbandingan Nilai rhitung dengan rtabel
1. Jika nilai rhitung > rtabel = valid
2. Jika nilai rhitung < rtabel = tidak valid
Cara mencari nilai rtabel dengan N=30 pada signifikansi 5% pada distribusi nilai rtabel
statistik. Maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,361
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
No
Item
rxy rtabel Keterangan
1 0,365 0,361 Valid
2 0,405 0,361 Valid
3 0,485 0,361 Valid
4 0,475 0,361 Valid
5 0,530 0,361 Valid
6 0,525 0,361 Valid
7 0,427 0.361 Valid
8 0,375 0,361 Valid
9 0,594 0,361 Valid
10 0,594 0,361 Valid
11 0,608 0,361 Valid
12 0,637 0,361 Valid
13 0,608 0,361 Valid
14 0,712 0,361 Valid
15 0,608 0,361 Valid
16 0,459 0,361 Valid
17 0,447 0,361 Valid
18 0,429 0,361 Valid
19 0,381 0,361 Valid
20 0,435 0,361 Valid
21 0,434 0,361 Valid
22 0,410 0,361 Valid
23 0,381 0,361 Valid
24 0,385 0,361 Valid
26 0,396 0,361 Valid
27 0,388 0,361 Valid
28 0,387 0,361 Valid
29 0,436 0,361 Valid
30 0,451 0,361 Valid
4. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmanasuatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan (Ardianto 2011, hlm. 189).Didalam metode ini, pengujian
dilakukan dengan cara menggunakan instrumen sekali dan lalu hasilnya dianalisa
menggunakan teknik yang spesifik. Teknik yang digunakan untuk proses pengukuran
adalah alat Alpha Cronbach yang dapat dihitung menggunakan formula berikut:
Penjelasan:
R11 = Reliabilitas Instrumen
K = Jumlah Pertanyaan
Ξ£a2i = Total butir varian
a2i = Total varian
Metode Alpha Cronbach diukur menggunakan skala 0 hingga 1. Skala ini
diklasifikasikan menjadi enam kelompok yang menentukan tingkat keandalan dari suatu
alat pengukuran. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut (DeVellis, 2012:209)
- Alpha Cronbach score 0.0-0.5 artinya tidak dapat diterima
- Alpha Cronbach score 0.51-0.6 artinya buruk
- Alpha Cronbach score 0.61-0.7 artinya dipertanyakan
- Alpha Cronbach score 0.71-0.8 artinya dapat diterima
- Alpha Cronbach score 0.81-0.9 artinya bagus
- Alpha Cronbach score 0.91-1 artinya sangat bagus
Hasil Uji Reabilitas:
Tabel output diatas, memberikan informasi tentang jumlah sampel atau
responden (N) yang dianalisis program SPSS yakni N sebanyak 30 orang. Karena tidak
ada data yang kosong (dalam pengertian jawaban responden terisi semua) maka jumlah
valid adalah 100%.
Dari tabel output di atas diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir
pertanyaan angket) ada 30 buah item dengan nilai Cronbachβs Alpha sebesar 0,669.
Karena nilai Cronbachβs Alpha 0,669 > 0,60, maka sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji reabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa ke-30 atau semua item
pertanyaan angket adalah reliable atau konsisten
5. Uji Normalitas
Sebuah penelitian membutuhkan uji normalitas data yang merupakan syarat
pokok yang harus dipenuhi dalam analisis parametris. Statistik parametris memerlukan
terpenuhi banyak asumsi, asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal (Sugiyono, 2017, hlm.172). Normalitas suatu data penting karena
dengan data yang berdistribusi normal atau mendekati normal, maka data tersebut
terdistribusi normal dan data dianggap dapat mewakili suatu populasi. Maka dari itu
pengolahan data normalitas tersebut dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS
versi 16.0.
6. Uji Multikolinieritas
Kusnendi (2007, hlm 51) menggambarkan uji multikolinieritas sebagai uji yang
menggambarkan mengenai kondisi variabel bebas atau variabel penyebab terhadap
hubungan sempurna antara variabel personal branding Jovi Adhiguna di instagram
terhadap minat fashion androgini. Uji ini tidak dapat dilanggar. Bilamana sampel dalam
penelitian ditemukan adanya masalah terhadap uji ini akan menghasilkan model yang
tidak dapat untuk diprediksi.
Ghozali (2011, hlm.106) juga menjelaskan parameter uji multikolinieritas
dipandang dari nilai VIF. Jika nilai VIF < 10, maka data yang dapat disimpulkan bebas
dari gejala multikolinieritas.
1. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Gozali (2011, hlm, 139-143) menjelaskan bahwa uji
heteroskedastisitas merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk melihat apakah
terjadi ketidaksamaan varian dalam model regresi dari residuan antara satu pengamatan
terhadap pengamatan lainnya. Dalam keperluan ini model regresi yang diterapkan
yakni pengujian terhadap model regresi pada personal branding fashion influencer Jovi
Adhiguna terhadap Minat fashion androgini. Kedua model regresi ini akan digunakan
dalam menunjukan bentuk model yang terjadi antara variabel bebas dan terikat .
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam perspektif Ghozali (2011, hlm 110) bertujuan untuk
menguji bagaimana model regresi linier, adakah korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan periode t-1 model regresi linier yang diujikan antara personal
branding fashion influencer Jovi Adhiguna terhada minat fashion androgini
3. Uji Korelasi
Ketika data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya
dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa keeratan hubungan serta berarti atau tidaknya
hubungan tersebut (Arikunto, 2013, hlm. 313). Analisis korelasi tersebut dapat
menggunakan rumus product moment sebagai berikut.
Penjelasan:
r : Nilai Korelasi Pearson
Ξ£X : Jumlah pengamatan variabel X
Ξ£Y : Jumlah pengamatan variabel Y
Ξ£XY : Jumlah total dari pengamatan terhadap variabel X dan Y
Ξ£X2 : Jumlah nilai kuadrat dari pengamatan variabel X
Ξ£Y2 : Jumlah nilai kuadrat dari pengamatan variabel Y
4. Uji Hipotesis
Pengujian Secara Parsial (Uji-t)
Keputusan untuk menerima atau menolak H0 dibuat berdasarkan dengan
nilai uji statistik yang akan diperoleh dari data. Uji t adalah salah satu
prosedur yang harus dilakukan dimana hasil sampel dapat digunakan untuk
memverifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis (H0) (Rohmana, 2010,
hlm.48). dalam pengujian hipotesis melalui uji-ttingkat kesalahan yang
digunakan penelitian adalah 5% atau 0,05% pada taraf signifikansi 95%.
Rumus uji t hitung: uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikansi dari
setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terkait. Secara
sederhana t hitung dapat menggunakan rumus yang dituliskan sebagai
berikut (Kusnendi,2017, hlm. 4):
πππ = ππ
β(π βπΎπ ππ ) βπβ
; db = n-k-1
Kriteria terkait penerimaan atau penolakan H0 dijelaskan sebagai berikut
- Apabila Nilai T dari penelitan > Nilai T dalam tabel, Ho ditolak dan Ha tidak dapat
ditolak
- Apabila Nilai T dari penelitan < Nilai T dalam tabel, Ho tidak dapat ditolak dan Ha
ditolak
Uji Simultan (uji-f)
Uji F berfungsi untuk menguji hipotesis yang mencangkup seluruh variabel
dalam penelitian. Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan
penggabungan dalam mengitung variabel bebas terhadap variabel terikat
untuk kemudian diketahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan
(Kusnendi, 2017, hlm. 4) Uji F merupakan penggabungan dari pengujian
seluruh hipotesis, yaitu penggabungan variabel X terhadap variabel terkait Y
untuk berapa besar pengaruhnya. Langkah β langkah menghitung uji F
sebagai berikut:
π»0: π1 = π2 = β― = ππ = 0
π»1 : πππππππ πππ π πππ’πβ π β 0
πΉ = π }πΎπ ππ
π }πΎπ ππ