BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...

12
27 Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk melakukan sebuah penelitian dibutuhkan suatu metode untuk mencapai tujuan dari penelitian.Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah quasi eksperimen, karena subjek yang akan diteliti merupakan siswa yang terdaftar dengan kelasnya masing-masing sehingga tidak dimungkinkan untuk membuat kelompok baru secara acak. Sugiyono (2011, hlm. 114) mengemukakan bahwa “… kuasi eksperimen digunakan karena kenyataaanya sulit mendapat kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian”. Asmani (2011, hlm. 187) juga berpendapat bahwa metode kuasi eksperimen yang mana mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan.Subjek penelitian dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus yaitu pembelajaran IPA dengan menggunakan model quantum learning tipe VAK, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran secara konvensional. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah nonequivalent control group design. Peneliti memilih dua kelas yang ada.Satu kelompok dijadikan sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan (treatment)dan satu kelompok dijadikan sebagai kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan (treatment).Kedua kelompok diberikan tes awal dan tes akhir. Adapun desain penelitiannya sebagai berikut : E O 1 X 1 O 2 K O 3 X 2 O 4

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

27 Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian dibutuhkan suatu metode untuk

mencapai tujuan dari penelitian.Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini

adalah quasi eksperimen, karena subjek yang akan diteliti merupakan siswa

yang terdaftar dengan kelasnya masing-masing sehingga tidak dimungkinkan

untuk membuat kelompok baru secara acak. Sugiyono (2011, hlm. 114)

mengemukakan bahwa “… kuasi eksperimen digunakan karena kenyataaanya

sulit mendapat kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian”.

Asmani (2011, hlm. 187) juga berpendapat bahwa metode kuasi

eksperimen yang mana mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan.Subjek penelitian dibagi atas dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Kelompok eksperimen diberikan

perlakuan khusus yaitu pembelajaran IPA dengan menggunakan model

quantum learning tipe VAK, sedangkan kelompok kontrol menggunakan

pembelajaran secara konvensional.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah

nonequivalent control group design. Peneliti memilih dua kelas yang ada.Satu

kelompok dijadikan sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan

(treatment)dan satu kelompok dijadikan sebagai kelas kontrol yang tidak

diberikan perlakuan (treatment).Kedua kelompok diberikan tes awal dan tes

akhir. Adapun desain penelitiannya sebagai berikut :

E O1 X1 O2

K O3 X2 O4

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

28

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

O1:Pretestkelas eksperimen

O2 :Posttest kelas eksperimen

O3 :Prettest kelas kontrol

O4 :Posttest kelas kontrol

X :Pembelajaran IPA dengan menggunakan model quantum learningtipe

VAK

C. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010, hlm.

173). Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SDN Kubang Sepat I.

Sampel adalah sebagian atau wakilpopulasi yang diteliti (Arikunto, 2010,

hlm. 174). Sampel dalam penelitian ini adalah kelas V Sekolah Dasar

Negeri Kubang Sepat I semester II, tahun ajaran 2015-2016 yang terdiri

dari dua kelas yaitu VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai

kelas kontrol yang diambil dengan teknik cluster random sampling(sampel

acak berkelompok) terhadap kelas untuk dijadikan kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Teknik cluster random sampling digunakan karena

pengacakan tidak dilakukan terhadap subyek penelitian secara individual,

melainkan dilakukan pada kelompok subyek yang telah terbentuk dalam

kelas masing-masing.

2. Tempat Penelitian

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

29

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan di SDN Kubang Sepat 1 yang beralamat di

Kelurahan Citangkil Kecamatan Citangkil.Alasan peneliti melakukan

penelitian di SDN Kubang Sepat I karena sebelumnya pernah melakukan

observasi.Penelitian dilakukan di dua kelas yakni kelas VA dan kelas VB.

D. Instrumen Penelitian

Instrumenmerupakan alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah tes dan

nontes. Tes merupakan suatu teknik ataucara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pertanyaan, atau serangkaian tugas yang dikerjakan atau dijawab

oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik (Riduwan,

2013, hlm. 76).Instrumen tes yang digunakan berupa tes obyektifberbentuk

uraian. Dengan tes berbentuk uraian ini akan memudahkan guru untuk menilai

hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran. Tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes uraian sebanyak 10 soal. Tes obyektif yang akan

diberikan terdiri dari :

1. Pretest, diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol sebelum dilakukannya tindakan.

2. Posttest, diberikan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukannya tindakan.

Tahap awal sebelum instrument tes ini digunakan pada penelitian,

terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden di luar kelas eksperimen

dan kelas kontrol.Hasil uji coba instrument diolah menggunakan bantuan

software AnatesV4. Uji coba instrumen tes ini dilakukan untuk mengetahui

apakah soal tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik yaitu :

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2010, hlm.211).

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

30

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya jika instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan software AnatestV4,

instrument yang dibuat memiliki kevalidan yang berbeda-beda. Hasil

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Rekapitulasi Hasil Korelasi Skor

No Nomor Butir Soal Korelasi Signifikansi

1. 1 0,778 Sangat Signifikan

2. 2 0,653 Signifikan

3. 3 0,606 Signifikan

4. 4 0,719 Sangat Signifikan

5 5 0,638 Signifikan

6. 6 0,621 Signifikan

7. 7 0,643 Signifikan

8. 8 0,646 Signifikan

9. 9 0,604 Signifikan

10. 10 0,643 Signifikan

Berdasarkan tabel 3.1 bahwa instrumen yang dibuat memiliki korelasi

yang berbeda antar setiap butir soal yakni 2 butir soal memiliki korelasi

yang sangat signifikan ataupun dapat diartikan soal tersebut memiliki

validitas yang tinggi sedangkan 8 soal memiliki korelasi yang signifikan

atau dapat diartikan soal tersebut memiliki validitas yang sedang.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen

(Arifin, 2014, hlm. 258).Reliabel tes berhubungan dengan pertanyaan

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

31

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan.suatu tes dikatakan. Suatu tes dapat dikatakan reliabeljika

selalu memberikan hasil yang sama pada waktu atau kesempatan yang

berbeda. Cara perhitungan reliabilitas suatu tes yaitu :

Rho 1

2.

1

2 =

𝑛.∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

√[𝑛.∑ 𝑥2

− (∑ 𝑥)2] [ 𝑛.∑ 𝑦2− (∑ 𝑦)2

]

R 1.1 = 2𝑟

1 + 𝑟

Tabel 3.2

Indeks Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Klasifikasi

< 0,20 Tidak ada hubungan

0,20 – 0,39 Habungan rendah

0,40 – 0,69 Hubungan cukup

0,70 – 0,89 Hubungan tinggi

0,90 – 1,00 Hubungan sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji instrumen menunjukkan reliabiltas sebesar 0,80.

Sehingga dapat diartikan bahwa instrumen yang dibuat memiliki

reliabilitas yang tinggi.

3. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara peserta didik yang pandai (menguasai materi) dengan peserta

didikyang kurang pandai (kurang/tidak menguasai materi) (Arifin, 2014,

hlm.133)

DP = 𝑅𝑈−𝑅𝐿

𝑛

Keterangan:

RU = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

32

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RL= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

n = 27 % dari jumlah siswa

Tabel 3.3

Indeks Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Klasifikasi

0,4 – 0,69 Baik

0,2 – 0,39 Cukup

0,0 – 0,19 Buruk

Setelah dilakukan uji instrumen selanjutnaya dialakukan analisis hasil

uji instrument melalui software AnatestV4 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Daya Pembeda

No Butir

Soal Koefiseien Daya Pembeda Klasifikasi

1 0,78 Sangat baik

2 0,25 Cukup

3 0,40 Baik

4 0,93 Sangat baik

5 0,59 Baik

6 0,43 Baik

7 0,53 Baik

8 0,50 Baik

9 0,43 Baik

10 0,43 Baik

Berdasarkan tabel 3.4 bahwa intrumen memiliki daya pembeda yang

berbeda pada setiap butir soal, yakni terdapat 2 butir soal yang memiliki

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

33

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya pembeda sangat baik yaitu nomor 1 dan 4.7 butir soal dengan daya

pembeda yang meiliki kategori baik yaitu nomor 3, 5, 6, 7, 8, 9, dan

10.Selanjutnya butir soal dengan kategori rendah hanya ada 1 yaitu nomor

2.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks

(Arifin, 2014, hlm. 134). Untuk menghitung tingkat kesukaran soal

berbentuk uraian, guru dapar menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus :

Rata − rata =Jumlah skor siswa tiap soal

Jumlah siswa

b. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus :

Tingkat kesukaran =Rata − rata

Skor maksimal tiap soal

c. Membandingkan tingkat kesukaran dengan indeks sebagai berikut:

Tabel 3.5

Indeks Tingkat Kesukaran

Koefisien Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,0 – 0,29 Sukar

0,3 – 0,69 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

Setelah dilakukan uji instrumen maka dilakukan analisis hasil uji

instrumen untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesukaran yang dimiliki

setiap bitur soal. Hasil rekapitulasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tebel

berikut:

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

34

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Tingkat Kesukaran

Nomor Butir

Soal

Koefisien Tingkat

Kesukaran Klasifikasi

1 0,39 Sedang

2 0,43 Sedang

3 0,20 Sukar

4 0,53 Sedang

5 0,70 Sangat mudah

6 0,71 Mudah

7 0,67 Sedang

8 0,46 Sedang

9 0,12 Sukar

10 0,62 Sedang

Berdasarkan tabel 3.6 tingkat kesukaran yang dimiliki setiap butir soal

berbeda-beda dengan 2 soal yang dinyatakan sukar, 6 soal dinyatakan sedang,

dan 2 soal dinyatakan mudah.

Instrument non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara.Wawancara merupakan percakapan antara pewawancara dengan

narasumber.Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara langsung.Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan

secara langsung antara pewawancara (interviewer) atau guru dengan orang

yang diwawancarai (interviewee)atau peserta didik tanpa melalui perantara

(Arifin, 2014, hlm. 158).Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi

tentang pembelajaran yang dilakukan guru dan hasil belajar siswa sebelum

dilakukan tindakan.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

35

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Uji coba instrumen penelitian

Studi Pustaka

Analisis instrumen penelitian

Pelaksanaan penelitian

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

36

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Analisis Data

Data pada penelitian akan dianalisis supaya dapat memberikan

gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti sehingga mengetahui

hipotesis itu diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini, data yang dianalisis

adalah data yang didapatkan dari siswa berupa data tes awal (pre test) dan tes

akhir (post test) pada kegiatan pembelajaran. Data hasil tes akan dianalisis

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011:

208). Contoh statistik deskriptif adalah penyajian data melalui tabel,

grafik, diagram lingkaran, pictogram serta perhitungan persentase.

2. Statistik Inferensial

Simpulan

Posttest

Analisis data

Gain Gain

Pembelajaran dengan konvensional

Pembelajaran dengan

Menggunakan Quantum Learning tipe

VAK

Pretest

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

37

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi

dimana sampel diambil (Sugiyono, 2011: 209).

Data yang sudah didapat akan dianalisis dengan melakukan uji

normalitas, homogenitas, hipotesis dan perhitungan gain

ternormalisasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data pretest,

posttest, dan gain pada tes tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Normal uang dimaksud adalah jika sebaran data yang diperoleh

terdapat siswa yang memperoleh nilai rendah, sedang, dan tinggi.

Signifikansi data dikatakan normal harus dia atas 5% atau 0,05.

Adapaun perhitungan uji normalitas diperoleh dengan

menggunakan program Software Statistic Passage for

SocialScience (SPSS).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengkaji apakah data berasal

dari populasi yang homogen atau tidak.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel.Uji t dua sampel

ini merupakan uji perbandingan (uji komparatif). Tujuan dari uji

ini adalah untuk membandingkan apakah kedua data (variabel)

tersebut sama atau berbeda.

Perhitungan uji t diperoleh dengan menggunakan program

SPSSdengan cara memasukkan data yang akan diolah pada cell

baru kemudian pilih analisis compare score dan independent-

samples t test. Setelah dimasukkan data maka didapat output

berupa tabel uji t.

d. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/22948/6/S_KDSERANG_IPA_1205491_Chapter3.pdf27 cucu sumarni, 2016 pengaruh model quantum learning tipe vak (visual,

38

Cucu Sumarni, 2016 PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TIPE VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas V SDN KubangSepat I) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana peningkatan kemampuan hasil belajar siswa. Adapun

perhitungan gain ternormalisasi yaitu :

Normalisasi Gain (g) = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠−𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚× 100%

Tafsiran presentasi nilai gain ternormalisasi adalah sebagai berikut

:

Tabel 3.7

Klasifikasi Normalisasi Gain

Koefisien Normalisasi Gain Klasifikasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah