BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...

26
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam rangka penyelesaian permasalahan penelitian. Metode yang digunakan harus dapat menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien. Artinya bahwa metode yang digunakan harus relevan dengan permasalahan penelitian, serta harus sedapat mungkin dalam mengungkap permasalahan yang ada secara komprehensif. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen, Riduwan (2008:50) menyatakan bahwa, “Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.” Berdasarkan pernyataan tersebut, maka metode penelitian eksperimen adalah pendekatan yang cocok dalam penelitian penulis. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pendekatan mengajar bermain dan pendekatan mengajar kompetitif. Sedangkan variabel terikat adalah self-esteem siswa sebagai sampel penelitian. Bentuk dan jenis dari metode penelitian menurut Tuckman (1982:128) dalam Riduwan (2008:50-51) bahwa, ‘Terdapat empat bentuk metode yaitu pre experimetal, true experimental, factorial, dan quasy experimental.Senada

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam rangka

penyelesaian permasalahan penelitian. Metode yang digunakan harus dapat

menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien. Artinya bahwa metode

yang digunakan harus relevan dengan permasalahan penelitian, serta harus

sedapat mungkin dalam mengungkap permasalahan yang ada secara

komprehensif.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengungkap

permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. Mengenai

metode eksperimen, Riduwan (2008:50) menyatakan bahwa, “Penelitian dengan

pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh

variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara

ketat.” Berdasarkan pernyataan tersebut, maka metode penelitian eksperimen

adalah pendekatan yang cocok dalam penelitian penulis. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas adalah pendekatan mengajar bermain dan pendekatan

mengajar kompetitif. Sedangkan variabel terikat adalah self-esteem siswa sebagai

sampel penelitian.

Bentuk dan jenis dari metode penelitian menurut Tuckman (1982:128)

dalam Riduwan (2008:50-51) bahwa, ‘Terdapat empat bentuk metode yaitu pre

experimetal, true experimental, factorial, dan quasy experimental.’ Senada

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

55

dengan Tuckman, Sugiyono (2009:72) membagi empat jenis metode penelitian

eksperimen, yaitu “Pre-Experimental, True-Experimental, Factorial Experimental

, dan Quasi Experimental.” Sedangkan Fraenkel dan Wallen (1993:245)

menyebutkan desain Pre-Eksperimental Design dengan sebutan Weak

Eksperimental Designs. Desain eksperimen yang digunakan tergantung pada

permasalahan yang hendak diselesaikan, serta situasi dan kondisi di lapangan.

Adapun jenis metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-

Experimental Design atau Weak Experimental Design.

Fraenkel & Wallen (1993:245) mengemukakan mengenai Weak

Experimental Design:

These designs are refered to as “weak” because they do not have built-in

controls for threats to internal validity. In addition to the independent variable, there are a number of other plausible explanations for any outcomes that occur.

Desain ini cenderung lemah karena tidak memiliki kontrol terhadap

validitas internal. Variabel bebas dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya di luar

dari perlakuan yang diberikan. Oleh karena itu, setiap peneliti yang menggunakan

salah satu dari desain ini memiliki kesulitan untuk mengukur atau menilai

efektivitas dari variable bebas. Untuk desain pre-eksperimental, cara pengambilan

sampel dilakukan dengan non-probability sampling atau purposive sampling.

Artinya tidak semua anggota populasi mendapatkan kesempatan untuk menjadi

bagian dari sampel karena pemilihan sampel tidak dilakukan secara acak.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

56

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan

metode yang digunakan adalah The Static Group Pretest-Posttest Design.

Mengenai desain The Static Group Pretest-Posttest Design, Fraenkel dan Wallen

(1993:247) mengemukakan bahwa, “The static-group pretest-posttest design

differs from the static-group comparison design only in that a pretest is given to

both groups.” Static group pretest-posttest design berbeda dari static-group

comparison design only yang mana pretest atau tes awal diberikan pada kedua

kelompok.

Pada penelitian ini kedua kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang

berbeda, yaitu pendekatan mengajar bermain dan pendekatan mengajar

kompetitif. Jadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diubah menjadi

kelompok pendekatan mengajar bermain dan kelompok pendekatan mengajar

kompetitif.

Subjek penelitian digunakan dengan pengukuran atau observasi, kedua

kelompok penelitian dilakukan sebanyak dua kali tes. Pengukuran pertama

merupakan tes awal (pre-test) dan yang kedua sebagai tes akhir (post-test).

Penetapan kelompok kontrol maupun eksperimen dilakukan tidak secara acak.

Adapun bentuk dari desain yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1

Static Group Pretest-Posttest Design Sumber: Fraenkel & Wallen (1993:247)

O X1 O

O X2 O

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

57

Keterangan:

O = Observasi self-esteem pada kelompok pendekatan mengajar bermain dan

kompetitif sebelum perlakuan.

O = Observasi self-esteem pada kelompok pendekatan mengajar bermain dan

kompetitif sesudah perlakuan.

X1 = Perlakuan (Treatment) pendekatan mengajar bermain.

X2 = Perlakuan (Treatment) pendekatan mengajar kompetitif.

C. Langkah Penelitian

Langkah penelitian adalah urutan pelaksanaan penelitian yang digunakan

sebagai acuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian. Dalam hal ini

langkah penelitian akan menjadi patokan urutan kerja dari penelitian. Selain

sebagai patokan, langkah penelitian juga dapat memberikan kemudahan dalam

bekerja menentukan apa yang seharusnya terlebih dahulu dikerjakan dan apa yang

harus dilakukan berikutnya.

Secara garis besar urutan langkah penelitian dalam penelitian ini terlebih

dahulu dengan melakukan identifikasi mengenai permasalahan yang ada,

perencanaan pelaksanaan penelitian, pengambilan dan analisis data dan diakhiri

dengan menyimpulkan hasil penelitian. Adapun urutan langkah penelitian yang

hendak dilaksanakan, penulis gambarkan, dapat dilihat pada gambar 3.2

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

58

Penulusuran beragam empirik dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berkaitan dengan masalah penelitian (Review of related literature)

Perumusan hipotesis dengan mengacu Pada kerangka berpikir dan kajian empiris serta teoritik

Gambar 3.2

Langkah Penelitian Diadaptasi dari sumber: Desertasi Sutresna, Nina. (2002:125)

Penulusuran permasalah di lapangan, sehingga memunculkan beragam masalah penelitian (selection and definition of a problem)

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan; sampel, instrument, desain dan prosedur penelitian (method, subject, instruments, design & procedure)

Analisis dan Interpretasi data (Data analysis)

Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

59

Penelitian diawali dengan menentukan populasi sebagai objek penelitian

dan menentukan ukuran sampel sebagai bagian dari populasi yang akan digunakan

dalam pelaksanaan penelitian. Sampel selanjutnya di bagi ke dalam dua

kelompok, yaitu kelompok yang akan diberikan perlakuan pendekatan bermain

dan kelompok pendekatan kompetitif. Pada kedua kelompok diberikan tes awal

untuk mengetahui keadaan awal self-esteem.

Setelah diketahui keadaan awal self-esteem pada kedua kelompok, maka

selanjutnya diberikan perlakuan yaitu pendekatan belajar dengan bermain dan

pendekatan belajar dengan kompetitif. Perlakuan dilaksanakan selama 12 kali

pertemuan untuk masing-masing kelompok. Selanjutnya di akhir perlakuan,

kedua kelompok kembali diberikan tes self-esteem untuk memperoleh data hasil

dari perlakuan yang diberikan. Data yang diperoleh lalu diolah dan dianalisis

dengan menggunakan statistik. Dari hasil pengolahan dan analisis tersebut

selanjutnya ditarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi hasil penelitian.

D. Definisi Operasional Variabel

Asumsi atau pendapat setiap orang terhadap suatu permasalahan akan

berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang mana orang tersebut memandang

permasalahan yang ada. Oleh karena itu perlu kiranya penulis menjabarkan atau

mendefinisikan mengenai variabel penelitian sebagai upaya untuk mencegah

terjadinya perbedaan pandangan. Terlebih dahulu penulis mencoba menjabarkan

mengenai variabel-variabel penelitian menurut beberapa ahli.

Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2009:60) menjelaskan bahwa,

‘Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

60

yang mempunyai ‘variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau suatu obyek

dengan obyek yang lain.’ Selanjutnya Sugiyono (2009:60) memberikan contoh

dari atribut-atribut penelitian tersebut yaitu, “Tinggi, berat badan, sikap, motivasi,

kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang.”

Dengan kata lain bahwa, variabel merupakan berbagai sifat atau sesuatu yang ada

pada objek penelitian yang hendak diteliti. Objek penelitian dapat berupa orang,

binatang, tumbuhan atau objek lainnya yang memiliki atribut-atribut tertentu.

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas

(Independent variable), dan variabel terikat (dependent variable). Sugiyono

(2009:61) menyatakan bahwa, “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).” Sedangkan mengenai variabel terikat Sugiyono (2009:61)

menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

1. Variabel Bebas (independent variable)

Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari dua jenis pendekatan

mengajar yaitu pendekatan mengajar bermain dan pendekatan mengajar

kompetisi.

Setiap variabel bebas merupakan bentuk perlakuan (treatment) yang

diberikan pada setiap kelompok sampel. Dengan demikian sampel peneliti

terbentuk menjadi dua kelompok dan setiap kelompok sampel memperoleh

perlakuan berbeda yang sesuai dengan variabel bebas.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

61

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari satu variable yaitu

Self-Esteem.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Objek dalam merupakan sumber yang digunakan untuk memperoleh data

dari sebuah penelitian. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa, objek penelitian

dapat berupa orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya yang sesuai dengan

kebutuhan dalam penelitian. Objek dari penelitian disebut dengan populasi dan

sampel penelitian. Sugiyono (2009:80) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.”

Obyek atau subjek yang dipilih, harus memiliki karakteristik yang sesuai

dengan permasalahan penelitian. Pemilihan obyek penelitian akan mempengaruhi

terhadap hasil dari penelitian. Oleh karena itu penentuan obyek atau subyek harus

sesuai dengan kebutuhan penelitian, sehingga data yang diperoleh akan dapat

menjawab permasalahan yang ada.

Berdasarkan permasalahan dan kebutuhan, populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bandung yang

berjumlah 380 orang. Populasi dipilih berdasarkan kebutuhan dalam penelitian

penulis. Populasi dipilih karena alasan-alasan:

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

62

a. Hasil observasi penulis sebagai pengajar bahwa, siswa kelas X SMA N 1

Bandung memiliki self-esteem yang kurang seperti kurangnya motivasi dalam

mengikuti pelajaran penjas, tidak mau melakukan aktivitas penjas dengan

berbagai alasan, serta kurangnya kepercayaan diri. Kondisi tersebut terutama

terjadi pada siswa perempuan.

b. SMA N 1 Bandung merupakan tempat penulis mengabdikan diri sebagai

tenaga pengajar (guru), sehingga sangat memungkinkan bagi penulis untuk

dapat mengontrol obyek penelitian dengan lebih mudah.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian merupakan obyek penelitian yang diambil

sebagian dari jumlah populasi yang ada. Mengenai sampel, Sugiyono (2009:81)

mengemukakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.” Pengambilan sebagian populasi dikarenakan

peneliti tidak memungkinkan untuk mengambil seluruhnya menjadi objek dalam

penelitian.

Pengambilan sampel harus dapat mewakili populasi yang ada, karena hasil

dari penelitian harus dapat menggambarkan kondisi dari populasi tersebut.

Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari siswa

kelas X SMA Negeri 1 Bandung yang dianggap mewakili populasi. Untuk cara

pengambilan sampel penulis menggunakan teknik non-probability sampling.

Riduwan (2008:57) menyatakan bahwa, “Ada dua macam teknik pengambilan

sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu: (1) probability sampling

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

63

dan (2) non-probability sampling.” Salah satu teknik yang termasuk ke dalam

non-probability sampling adalah purposive sampling. Mengenai purposive

sampling, Riduwan (2008:63) menjelaskan bahwa, “Purposive sampling dikenal

juga dengan sampling perimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti

jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan

sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.”

Penulis dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian

adalah siswa SMA Negeri 1 Bandung kelas X-7 dan kelas X-8. Kelas X-7

digunakan sebagai kelompok pendekatan mengajar bermain, dan kelas X-8

digunakan sebagai kelompok pendekatan mengajar kompetitif. Pertimbangan

dalam penentuan sampel dua kelas adalah:

1) Berdasarkan pengamatan penulis, sampel kelas X.7 dan X.8 memiliki

karakteristik yang homogen artinya kemampuan gerak dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran penjas memiliki kemampuan yang sama.

2) Sampel yang dipilih kelas X.7 dan X.8 berdasarkan pengamatan penulis

kurangnya motivasi dalam mengikuti pelajaran penjas, tidak mau melakukan

aktivitas penjas dengan berbagai alasan, serta kurangnya kepercayaan diri.

Kondisi tersebut terutama terjadi pada siswa perempuan.

3) Penulis lebih mudah mengontrol obyek dalam pelaksanaan penelitian di

lapangan.

Jumlah sampel untuk kelas X-7 adalah 36 orang siswa, sedangkan untuk

kelas X-8 berjumlah 38 orang siswa, sehingga jumlah total sampel adalah 74

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

64

orang. Jumlah tersebut dianggap mewakili populasi yang ada. Mengenai sampel,

Surakhmad ( 1982:93 ) mengemukakan :

Karena tidak mungkinnya penelitian selalu langsung menyelidiki populasi,

padahal tujuan penyelidikan menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka sering kali penelitian terpaksa mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebagai sampel, yang dapat dipandang representative terhadap populasi itu.

Mengenai jumlah sampel yang diperlukan pada suatu penelitian dari

populasi tertentu, Syaodih (2008:261) berpendapat :

Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak

30 individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian Kausal-Komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai, sedang untuk kelompok-kelompok sampel berkisar antara 20 sampai 50 individu.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka jumlah sampel yang penulis gunakan

dalam penelitian dirasa cukup dan dianggap mewakili populasi. Adapun

pertimbangan lainnya dari pengambilan jumlah sampel yang digunakan adalah

kemampuan penulis untuk dapat mengontrol sampel selama pelaksanaan

penelitian. Karena dikhawatirkan apabila kontrol terhadap sampel penelitian

sangat kurang, akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.

F. Instrumen dan Skala Pengukuran

1. Penyusunan Instrumen

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data

dalam penelitian. Instrumen atau alat ukur tentunya harus relevan dengan apa

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

65

yang hendak diukur. Oleh karena itu, peneliti terlebih dahulu harus mengetahui

secara pasti apa yang hendak diukur atau diperoleh dalam penelitiannya, sehingga

alat yang digunakan untuk memperoleh data juga harus sesuai peruntukannya.

Arikunto (1997:23) mengemukakan bahwa, “Setelah peneliti mengetahui

dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data bisa diperoleh, maka

langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa data akan

dikumpulkan”. Apabila permasalahan penelitian sudah jelas, maka langkeh

berikutnya adalah menentukan alat ukur apa yang digunakan untuk permasalahan

tersebut. Mengenai alat ukur Arikunto (1997:138) menjelaskannya:

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data

sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.

Sesuai dengan permasalahan yang hendak diungkap dalam penelitian,

penulis menggunakan instrumen penelitian angket. Riduwan (2008:99)

mengemukakan bahwa ”Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain bersedia memberikan respons(responden) sesuai dengan permintaan

pengguna.” Selanjutnya Arikunto (1993:125) mengemukakan bahwa “Angket

berupa sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden berkenaan dengan pribadinya atau hal-hal yang diketahui.”

Dari pernyataan tersebut maka angket merupakan instrumen yang sesuai

untuk memperoleh informasi yang lengkap dan mendalam mengenai suatu

masalah atau keadaan pribadi responden.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

66

Angket yang dikembangkan penulis dalam penelitian ini mengacu pada

teori-teori yang relevan dikemukan oleh para ahli (seperti sudah dijelaskan pada

bab II). Adapun angket atau kuesioner yang digunakan penulis mengenai self-

esteem.

Langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument self-esteem terlebih

dahulu membuat kisi-kisi sesuai dengan teori yang dikembangkan para ahli.

Selanjutnya kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi pertanyaan atau pernyataan

untuk mengungkap self-esteem. Mengenai penyusunan instrumen, Surakhmad

(1989:184) menjabarkan:

a. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang menimbulkan kesan agresif. c. Sifat pernyataan harus bersifat netral dan objektif. d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh

dari sumber lain.

Penulis menyusun instrumen self-esteem dengan mengembangkan 47 butir

pernyataan, yaitu 22 pernyataan positif dan 25 pernyataan negatif. Penempatan

dari setiap nomor pernyataan dilakukan secara acak. Hal ini dilakukan untuk

mencegah terjadinya bias dalam penyusunan instrumen yang digunakan.

Penulis akan menjabarkan mengenai definisi konseptual dan definisi

operasional mengenai self-esteem sebelum membuat kisi-kisi instrumen.

2. Instrument Angket

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data

dalam permasalahan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

67

adalah angket. Melalui angket dapat diperoleh informasi atau gambaran secara

mendalam mengenai self-esteem siswa melalui bentuk pendekatan mengajar

pendidikan jasmani.

a. Definisi Konseptual

Definisi konseptual self-esteem merujuk pada pendapat Maslow (1970

dalam Sudibyo Setyobroto, 2001:72), bahwa ‘Self-esteem (harga diri) merupakan

kebutuhan individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan

diri sendiri. Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan, dan reputasi

yang menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri.’

b. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk memperjelas makna variable yang

akan diteliti. Menurut Masri (2003:63) mengemukakan bahwa, “Definisi

operasinal adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu

variable.”

Aspek-aspek operasional yang terkandung dalam variable self-esteem

adalah motif berprestasi, kepercayaan diri, perasaan diri dan penghargaan diri.

Kisi-kisi angket self-esteem yang digunakan dalam penelitian dapat

dilihat pada tabel 3.1

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

68

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Self-Esteem Siswa

KOMPONEN SUB KOMPONEN

SELF-ESTEEM SISWA

Nomor Soal

( + ) ( - )

Self-Esteem (harga diri) merupakan kebutuhan individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan diri sendiri. Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan, dan reputasi yang menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri. Maslow (1970 dalam Sudibyo Setyobroto, 2001:72).

Motif berprestasi 1, 6, 15, 23, 41

4, 10, 30, 32, 46, 47

Kepercayaan diri

8, 14, 17, 20, 39, 43

7, 9, 11, 18, 21, 34, 35, 37

Perasaan diri

2, 3, 22, 27, 31, 33, 42, 44

13, 16, 19, 28, 36, 38

Penghargaan diri 5, 24, 25, 26

12, 29, 40, 45

Berikut ini adalah kisi-kisi angket yang memuat variabel penelitian, sub

variabel, indikator, nomor soal. Indikator pada angket merupakan penjelasan atau

rincian dari setiap sub variabel berdasarkan kajian teoritik. Kisi-kisi angket self-

esteem siswa yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Pernyataan Angket Self-Esteem Siswa

Komponen Sub Komponen Indikator No Item

(+) ( - )

Self-Esteem

Motif berprestasi

- memiliki motivasi yang kuat - mampu melakukan sesuatu

pekerjaan - memahami kekuatan diri - tidak mudah frustasi

1 6 23 41

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

69

- tidak mengakui kelebihan orang lain

- tidak adanya keinginan melakukan sesuatu hal yang baru

- tidak memiliki motivasi - tidak memahami kekuatan

diri - sulit berprestasi - tidak mengembangkan

potensi diri

4 10 30 32 46 47

Kepercayaan diri

- bersikap tenang - menerima diri sendiri - memiliki sikap - mampu memelihara

hubungan dengan orang lain - menyesuaikan perilaku - mengakui kelemahan diri - percaya diri yang tinggi - mengkritik diri sendiri - berkata negatif atas

kemampuan yang dimilikinya - pesimis - tidak menerima keadaan diri

sendiri - frustasi - percaya dirinya rendah - tidak memiliki sikap - tidak mampu menyesuaikan

perilaku - tidak bersikap tenang

3 8 14 15 17 20 39 43

7 9 11 18 21 34 35 37

Perasaan diri

- merasa layak - optimis - penyesuaian emosi - merasa pantas - bertoleransi - memaklumi kesalahan yang

sudah dialami - senang berinteraksi social - tidak memiliki toleransi - merasa tidak pantas - merasa tidak layak - tidak mampu menyesuaikan

emosi

2 22 27 31 33 42 44

13 16 19 28

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

70

- tidak seimbang dalam memberi dukungan

- merasa tidak berguna bagi orang lain

36

38

Penghargaan diri

- mengakui kelebihan orang lain

- aktif dalam hidup berkelompok

- seimbang dalam memberi dukungan

- berguna bagi orang lain - tidak mampu memelihara

hubungan dengan orang lain - tidak mengakui kelemahan

diri - tidak aktif dalam hidup

berkelompok - membela diri dengan alasan

irasional

5 24 25 26

12

29

40

45

3. Skala Pengukuran

Skala pengukuan yang digunakan dalam penyekoran angket penelitian,

penulis mengacu pada skala Likert. Mengenai skala Likert ini, Sudjana dan

Ibrahim (2001:107) mengemukakan:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

71

Berdasarkan alternatif jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan

terdiri dari lima alternatif jawaban, dari mulai yang positif sampai yang negatif.

Gradasi jawaban instrumen ini, Sugiyono (2009:93) mengemukakan bahwa,

“Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif...” Adapun alternatif jawaban

yang penulis sediakan untuk setiap item pernyataan dimulai dari Sangat Setuju,

Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.

Katagori penyekoran untuk setiap pernyataan item tes, penulis jabarkan

dapat dilhat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Positif Negatif Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Ragu-ragu (R) 3 3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

G. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang sudah di buat sebelum diberikan kepada sampel

terlebih dahulu diujicobakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui validitas serta

reliabilitas dari instrumen yang akan digunakan. Validitas maksudnya adalah alat

ukur yang digunakan benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

72

Sedangkan reliabilitas maksudnya untuk mengetahui keajegan alat ukur yang

digunakan.

Sugiyono (2009:173) menjelaskan bahwa, “Instrumen yang valid berarti

alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur.” Dengan kata lain, sebuah alat ukur harus dapat dipercaya dan diakui oleh

banyak orang bahwa alat ukur tersebut layak digunakan untuk mengukur.

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan,

ada beberapa langkah yang ditempuh. Langkah pertama, instrumen yang dibuat

selanjutnya diujicobakan dengan diberikan kepada responden yang memiliki

karakteristik sama dengan sampel penelitian, tetapi bukan sampel yang

sebenarnya. Adapun pelaksanaan uji coba instrumen ini penulis laksanakan pada

hari Senin tanggal 18 Oktober 2010 di SMA Negeri 1 Bandung, diberikan pada

siswa yang bukan termasuk pada kelompok sampel penelitian.

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data terhadap hasil uji

coba instrumen dengan menggunakan program SPSS Seri 17. Adapun urutan

langkah pengujiannya adalah:

1. Menyeleksi angket dari kemungkinan adanya item tes yang tidak diisi.

2. Memberikan skor pada masing-masing alternatif jawaban responden sesuai

dengan patokan yang telah dibuat.

3. Melakukan input data pada program Microsoft Excell.

4. Melakukan uji dengan SPSS Seri 17 dengan teknik korelasi setiap butir item

tes.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

73

Teknik korelasi ini merupakan teknik uji yang masih banyak digunakan

untuk menguji validitas instrumen. Masrun (1979) dalam Sugiyono (2009:188)

menyatakan bahwa, ‘Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai

sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan.’ Korelasi yang

digunakan adalah korelasi Pearson Moment, yaitu mengkorelasikan antara skor

tiap butir dengan skor total.

Berdasarkan hasil uji korelasi dan analisis dengan program SPSS Seri 17

diperoleh 30 item tes yang dinyatakan valid dan 17 item tes dinyatakan tidak

valid. Berikut ini adalah rincian hasil uji validitas instrumen self-esteem yang

diperoleh dari pengujian SPSS Seri 17. Dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Self-esteem

No. Soal Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) No. Soal

Pearson Correlation

Sig.(2-tailed)

1 0,290 0,120 25 0,052 0,786 2 0,446 0,014 26 0,191 0,312 3 0,274 0,143 27 0,373 0,042 4 0,015 0,937 28 0,490 0,006 5 -0,270 0,149 29 0,080 0,674 6 0,401 0,028 30 0,556 0,001 7 0,566 0,001 31 0,375 0,041 8 0,273 0,144 32 0,272 0,146 9 0,519 0,003 33 0,492 0,007 10 0,712 0,000 34 0,494 0,006 11 0,649 0,000 35 0,607 0,000 12 0,499 0,005 36 0,460 0,010 13 0,507 0,004 37 0,388 0,034 14 0,259 0,167 38 0,489 0,006 15 0,488 0,006 39 0,745 0,000 16 0,461 0,010 40 0,578 0,001 17 0,532 0,002 41 0,512 0,004 18 0,269 0,150 42 0,167 0,379

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

74

19 0,647 0,000 43 -0,055 0,772 20 -0,103 0,589 44 0,659 0,000 21 0,496 0,005 45 0,364 0,048 22 0,378 0,040 46 0,457 0,011 23 0,152 0,423 47 0,695 0,000 24 0,590 0,001

Adapun kriteria penentuan item tes yang valid adalah:

1. Jika nilai probabilitas sig.(2-tailed) > 0,05 maka item tes dinyatakan tidak

valid.

2. Jika nilai probabilitas sig.(2-tailed) < 0,05 maka item tes dinyatakan valid.

Hasil pengujian secara lengkap dan rinci untuk uji validitas instrumen self-

esteem tersebut di atas, penulis sajikan pada bagian lampiran.

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

terhadap item tes instrumen yang dinyatakan valid. Pengujian dilakukan dengan

program SPSS Seri 17, dan mengacu pada penghitungan Cronbach Alpha.

Hasil penghitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,880 30

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

75

Kriteria ketentuan untuk pengujian reliabilitas instrumen adalah bahwa,

apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen dinyatakan

reliabel. Apabila nilai Cronbach’s Alpha semakin mendekati angka 1 maka

reliabilitas instrumen memiliki tingkat yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil

analisis diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0,880 yang artinya instrument cukup

reliabel dan layak digunakan untuk penelitian.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pada pembahasan metode penelitian yang digunakan telah dijelaskan,

bahwa metode yang digunakan adalah Weak Eksperimental Designs dengan

desain The Static Group Pretest-Posttest Design. Langkah awal yang ditempuh

adalah menentukan sampel baik itu kelompok pendekatan mengajar bermain

maupun kelompok pendekatan mengajar kompetitif.

Untuk memperoleh data penelitian diawali dengan memberikan tes awal

(pretest) kepada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awal self-esteem

sampel. Tes awal dilakukan dengan memberikan instrumen yang telah

diujicobakan sebelumnya dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini

penulis uraikan langkah dan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian adalah:

1. Melakukan tes (pretest) awal self-esteem kepada kedua kelompok sampel

2. Memberikan perlakuan (treatment) pendekatan mengajar bermain kepada

sampel kelas X-7 yang termasuk pada kelompok bermain. Treatment

dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan, dengan materi setiap pertemuan

berbeda-beda.

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

76

3. Memberikan perlakuan (treatment) pendekatan mengajar kompetitif kepada

sampel kelas X-8 yang termasuk pada kelompok kompetitif. Treatment

dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan, dengan materi setiap pertemuan

berbeda-beda.

4. Pada akhir perlakuan dilakukan tes akhir untuk memperoleh data hasil selama

pelaksanaan perlakuan (treatment).

5. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan

statistik.

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik, yang dalam penelitian

ini penulis menggunakan program statistik Statistical Product and Service

Solution (SPSS) Seri. 17. Tujuan pengolahan dan analisis data ini adalah untuk

memperoleh hasil penelitian serta mendapatkan kesimpulan dari permasalahan

yang ada dalam penelitian.

Sebelum melakukan pengolahan data dengan program SPSS Seri 17

terlebih dahulu penulis menempuh langkah-langkah, yaitu:

1. Menyeleksi data dari instrumen self-esteem yang terkumpul baik hasil tes

awal maupun hasil tes akhir. Seleksi dilakukan untuk memastikan seluruh

item tes terisi oleh responden.

2. Memberikan skor pada setiap item tes yang diisi oleh responden sesuai dengan

kriteria skala yang telah ditentukan, yaitu mengacu pada skala likert.

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

77

3. Melakukan input data pada program software komputer Microsoft Excell

2007.

4. Melakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik SPSS

Seri 17.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data dengan

SPSS Seri 17 penulis uraikan:

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data merupakan langkah pertama dalam pengolahan data

penelitian. Uji normalitas merupakan syarat mutlak yang harus ditempuh sebelum

dilakukan uji berikutnya. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas

juga untuk mengetahui analisi statistik apa yang akan digunakan berikutnya,

apakah statistik parametrik atau non parametrik.

Output uji normalitas yang diperoleh dari pengujian statistik dengan SPSS

17 terdapat lima hasil uji, yaitu kolmogorov smirnov, shapiro-wilk, QQ-Plots,

Detrended normal QQ-Plots, dan Spread VS Level QQ-Plots. Untuk uji ini

penulis mengacu pada hasil dari Shapiro-wilk, dengan asumsi bahwa sampel

termasuk ke dalam kelompok besar atau lebih dari 30 orang.

2. Uji homogenitas data

Setelah dilakukan uji normalitas data, langkah selanjutnya adalah

melakukan uji homgenitas data. Uji homogenitas data dilakukan untuk

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

78

mengetahui apakan data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Selain

itu, uji homogenitas juga untuk menentukan pengujian hipotesis dengan statistik

apa yang akan digunakan apakah parametrik atau non-parametrik. Untuk uji

homogenitas data mengacu pada hasil penghitungan SPSS dengan uji lavene atau

Lavene test statistic.

3. Uji hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, maka langkah

berikutnya adalah melakukan uji hipotesis data. Uji ini dilakukan untuk

memperoleh kesimpulan dari permasalahan penelitian.

Untuk menguji data hasil tes awal dan hasil tes akhir guna mengetahui

pengaruh dari perlakuan digunakan uji-t dua fihak. Dalam pengolahan statistik

SPSS pengujian dilakukan dengan Paired Sample t-test untuk statistika

parametrik, dan 2 Related Samples t-test untuk statistik non-parametrik. Kedua

uji membandingkan rata-rata hasil tes awal dengan rata-rata hasil tes akhir pada

satu kelompok. Untuk membandingkan hasil tes self-esteem kedua kelompok,

yaitu kelompok pendekatan mengajar bermain dan kompetitif mengacu pada uji-t

satu fihak.

Dalam SPSS pengujian dilakukan dengan Independent Sample t-test untuk

statistika parametrik dan 2 Independent Sample t-test untuk uji statistika non-

parametrik. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes awal

self-esteem kelompok pendekatan mengajar bermain dan kelompok mengajar

kompetitif. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan hasil tes akhir

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_por_0806327_chapter3.pdf · Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah:

79

untuk mengetahui perbedaan self-esteem pada kedua kelompok pendekatan

mengajar tersebut.

4. Analisis data

Setelah dilakukan pengolahan data, maka selanjutnya dilakukan analisis

terhadap data atau angka yang diperoleh dari pengolahan tersebut. Analisis

dilakukan untuk dapat memperoleh kesimpulan dari data yang dihasilkan. Proses

analisis data mengacu pada kriteria-kriteria ketentuan dari setiap uji statistik dan

membandingkannya dengan hipotesis kerja.

Hasil dari analisis tersebut selanjutnya dibahas berdasarkan temuan di

lapangan serta teori dan pendapat-pendapat para ahli yang selanjutnya

disimpulkan menjadi kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan tersebut

digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang diajukan.