BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B.eprints.umm.ac.id/42709/4/BAB III.pdf · 2018. 12. 29. · 29...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B.eprints.umm.ac.id/42709/4/BAB III.pdf · 2018. 12. 29. · 29...
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di industry mebel kemirahan,
beralamatkan jl. Ikan piranha atas, Purowodadi, Blimbing, Malang.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penerapan. Menurut
Indriantoro dan Supomo (2009) penelitian terapan merupakan penelitian yang
menekankan pada pemecahan masalah-masalah praktis. Penelitian ini diarahkan
untuk menjawab pertanyaan spesifikasi dalam rangka penentuan kebijakan,
tindakan, atau kinerja tertentu. Penelitian ini juga digunakan untuk mendukung
pemilihan terhadap beberapa alternative tindakan dalam proses keputusan bisnis.
C. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini meneliti tentang pengaruh Total Quality Management
sebagai variabel independen (X) terhadap Keunggulan Bersaing sebagai variabel
dependen (Y), berikut penjelasannya.
30
Tabel 3.1
Definisi Operasional variabel
Definisi Operasional Variabel Indikator
Total Quality Management,
merupakan suatu pendekatan
dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk
memaksimalkan daya saing
organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk,
jasa, manusia, dan lingkungan.
Tjiptono (2003)
Fokus pada pelanggan
(X1)
Pelanggan merupakan
bagian utama yang
penting.
➢ Memahami keinginan
konsumen
➢ Memenuhi kebutuhan
konsumen
➢ Mengutamakan konsumen
Sumber : Tjiptono dan Diana
(2001)
Obsesi terhadap
kualitas (X2)
Merupakan keinginan
untuk meningkatkan
kualitas.
➢ Menerapkan kualitas
➢ Meningkatkan kualitas
➢ Menyesuaikan kualitas
dengan standart
Sumber : Tjiptono dan Diana
(2001)
Kerja sama tim (X3)
Kekompakan karyawan
yang diutamakan untuk
mendongkrak daya
saing.
➢ Kepercayaan tim
➢ Prosedur kerja tim
➢ Penggembangan anggota
Sumber : Tjiptono dan Diana
(2001)
Perbaikan system
secara
berkesinambungan
(X4)
Perbaikan yang
dilakukan secara terus
menerus untuk
meningkatkan kualitas.
➢ Perbaikan system
berkelanjutan
➢ Evaluasi perbaikan system
➢ Menanggapi kritikan dan
saran terkait perbaikan
Sumber : Tjiptono dan Diana
(2001)
31
Tabel 3.1 Lanjutan
Keunggulan Bersaing,
Jantung dari kinerja
perusahaan didalam pasar yang
bersaing, dan Robert Grant
(2004) menyatakan definisi
keunggulan bersaing bahwa
ketika dua perusahaan bersaing
(pada pasar dan pelanggan
yang sama), satu perusahaan
memiliki keunggulan bersaing
atas perusahaan lainnya terjadi
ketika perusahaan tersebut
mendapatkan tingkat
keuntungan dan memiliki
potensi mendapatkan laba
lebih tinggi.
Keunggulan bersaing,
menganalisis kekuatan
eksternal dan
menggunakan kekuatan
eksternal.
Harga
➢ Alat yang digunakan
untuk berkompetensi
melawan competitor
dengan menerapkan harga
rendah.
Porter, (1994)
Kualitas
➢ Kesesuaian produk
dengan kebutuhan pasar.
Porter, (1994)
Delivery dependability
➢ Waktu pengiriman yang
tepat dan sesuai pesanan.
Porter, (1994)
Inovasi produk
➢ Menerapkan konsep
produk yang lebih luas.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono,
2014). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik
industry mebel yang berada di daerah kemirahan, dengan jumlah populasi 30
industri mebel tepatnya di jl. Ikan piranha, Malang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Menurut
32
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampel yang digunakan
dalam pengambilan sampel ini adalah total sampling. Dimana total sampling
ini yaitu seluruh jumlah industri mebel di kemirahan, dengan jumlah 30
pengusaha.
E. Jenis dan Sumber data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data dalam bentuk angka-angka atau dapat dihitung dan
diperoleh dari hasil jawaban responden dari kuesioner yang telah
disebarkan.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer.
Data primer adalah data yang dibuat oleh pihak peneliti dengan maksud untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data yang
dikumpulkan sendiri secara langsung dari sumber utama atau tempat objek
penelitian ini dilakukan. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini
melalui kuesioner.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner : Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan secara
tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Hasil yang didapat berupa
jawaban atau informasi terkait dengan, penyataan-pernyataan kesesuaian
kualitas dalam setiap industry dalam keberhasilan bersaing.
33
G. Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini metode pengukuran data yang digunakan dari
tanggapan atau jawaban dari responden diukur dengan menggunakan skala
likert. Menurut Sugiyono (2009), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok orang dengan fenomena sosial.
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator varibel kemudian indikator tersebut dijabarkan lagi menjadi sub
indikator, sub indikator tersebutlah yang dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan. Jawaban
yang diberikan responden, diberi nilai dengan merefleksikan secara konsisten
dari sikap responden yaitu dengan pemberian skor pada setiap jawaban dari
kuesioner yang diajukan pada responden. Untuk menganalisis secara kuantitatif
pada penelitian ini, alternatif jawaban ditetapkan dengan skor yaitu:
1. Keterangan skala likert Total Quality Management :
a. Jawaban Sangat tidak baik (STB) dengan skor satu
b. Jawaban Kurang baik (KB) dengan skor dua
c. Jawaban Cukup (C) dengan skor tiga
d. Jawaban Baik (B) dengan skor empat
e. Jawaban Sangat baik (SB) dengan skor lima
2. Keterangan skala likert Keunggulan Bersaing :
a. Jawaban Sangat rendah (SR) dengan skor satu
b. Jawaban Rendah (R) dengan skor dua
c. Jawaban Cukup (C) dengan skor tiga
34
d. Jawaban Tinggi (T) dengan skor empat
e. Jawaban Sangat tinggi (ST) dengan skor lima
H. Uji Instrumen
1. Validitas Data
Uji validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat ke validan
suatu instrument / data (Suharsimi, 2006). Pada penelitian ini menggunakan
uji validitas dengan metode produk momen dengan rumus sebagai berikut:
Apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tidak terdapat data yang valid
sedangkan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 terdapat data yang valid Nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
berdasarkan rumus berikut :
𝑟𝑥𝑦 =N ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√[𝑁 ∑ 2 −𝑋 (∑𝑋)2][𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2]
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi skor butir soal dan skor total
X = skor butir
Y = skor total
N = jumlah sampel
2. Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi (2006) reliabilitas menunjukan pada suatu
pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk dapat digunakan
sebagai alat pengumpul data, karena instrument tersebut sudah baik. Dengan
demikian reliabilitas menunjuk pada tingkat kehandalan sesuatu. Rumus yang
digunakan yaitu cronbach Alpha.
35
𝑟11 = [ 𝑘
𝑘 − 1] [
𝑠𝑥2−𝑠1
2
𝑠𝑥2
]
Keterangan:
𝑟11 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑠12 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
𝑠𝑥2 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟
K = jumlah butir kuesioner
Apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel, maka data yang digunakan
adalah reliable, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka data
yang digunakan tidak reliable. Serta kategori yang dikemukakan oleh
Guilford (2010,145) sebagai berikut :
a. -1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah
b. 0,20 <r11 0,40 reliabilitas rendah
c. 0,40 <r11 0,60 reliabilitas sedang
d. 0,60 <r11 ,80 reliabilitas tinggi
e. 0,80 <r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi
I. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi
analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan
asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak
semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya
uji multikolinearitas tidak dilakukan pada analisis regresi linear sederhana dan
uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional.
36
1. Uji Normalitas
Untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi
normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel
tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu
bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak
dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya
bukan pada masing-masing variabel penelitian.
2. Uji Multikolinearitas
Untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-
variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi
yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
penganggu pada periode t-1 (Sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2015), Salah satu cara untuk
menguji autokorelasi adalah dengan percobaan Durbin-Watson. Dengan cara
melihat besaran Durbin-Watson (D-W) sebagai berikut.
a. Jika D lebih kecil dari DL atau lebih besar dari (4-DL) maka hipotesis nol
ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
37
b. Jika D terletak antara DU dan (4-DL), maka hipotesis nol diterima, yang
berarti tidak dapat korelasi.
c. Jika D terletak anatara DL dan DU atau diantara (4-DL), maka tidak
menghasilkan kesimpulan pasti.
Hasil perhitungan dilakukan perbandingan dengan F tabel. Kriteria
pengujiannya adalah apabila nilai Durbin-Watson < F tabel, maka diantara
variabel bebas dalam persamaan regresi tidak ada autokorelasi, demikian
sebaliknya.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasi data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami diri sendiri
maupun orang lain, Sugiyono (2014). Berikut teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini :
1. Rentang Skala
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul, sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum. Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan
untuk menganalisa pertanyaan tertutup. Analisis statistic deskriptif
38
menggunakan analisis rentang skala, Sugiyono (2014). Dengan menggunakan
rumus rentang skala sebagai berikut :
𝑅𝑠 =𝑛(𝑚 − 1)
𝑚
Keterangan :
𝑅𝑠 = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
n = jumlah sampel
m = jumlah alternative jawaban tiap item
𝑅𝑠 =30(5 − 1)
5
𝑅𝑠 =30 (4)
5
𝑅𝑠 = 24
Nilai min = skor terkecil × jumlah responden = 1 × 30 = 30
Nilai max = skor terbesar × jumlah responden = 5 × 30 = 150
Untuk membuat rentang skala dalam penelitian ini, karena nilai 30
merupakan nilai terendah maka 30 ditambah Rs digunakan sebagai interval.
Sehingga akan terbentuklah tabel rentang skala sebagai berikut:
39
Tabel 3.2
Pengukuran Rentang Skala
Rentang skala Total Quality Management Keunggulan Bersaing
30 - 54 Sangat Tidak Baik (STB) Sangat Rendah (SR)
54 - 78 Kurang Baik (KB) Rendah (R)
78 - 102 Cukup (C) Cukup (C)
102 - 126 Baik (B) Tinggi (T)
126 - 150 Sangat Baik (SB) Sangat Tinggi (ST)
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Model ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh antara variabel
fokus terhadap pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, dan
perbaikan sistem kualitas secara berkesinambungan dengan Keunggulan
bersaing pada Industri Mebel baik secara simultan maupun secara parsial
(Ghozali, 2013). Teknik pengelolaan data menggunakan program aplikasi
SPSS. Secara umum bentuk regresi yang diperoleh dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda rumusnya adalah :
𝑦 = 𝑎 + 𝑏1𝑥1 + 𝑏2𝑥2 + 𝑏3𝑥3 + 𝑏4𝑥4 + 𝑒
Keterangan :
Y = Keunggulan Bersaing
X1= fokus pada pelanggan
X2= Obsesi terhadap kualitas
X3= kerjasama tim
X4= Perbaikan Berkesinambungan
a = bilangan konstanta
b = koefisien regresi
40
e = eror
3. Koefisien korelasi (R)
Koefisien korelasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat keeratan hubungan antara variable independen dengan
variable dependen. Nilai R akan berkisar antara 0 - 1, semakin mendekati 1
hubungan antara variable independen secara bersama-sama dengan variable
dependen semakin kuat. Berikut adalah tabel pedoman untuk memberikan
interprestasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2013: 242).
Tabel 3.3
Interval koefisien Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.199 Sangat Rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0799 Kuat
0.80-1.000 Sangat kuat
4. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variable
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2015: 95 ).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2 adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
41
Setiap penambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variable
dependen atau tidak. Karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan adjusted R2 agar tidak terjadi bias dalam mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable
dependen.
5. Uji F
Uji F digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh dari variabel
bebas secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat (Priyatno,
2010: 144). Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk melihat signifikansi
pengaruh dari variabel X1, dan X2 secara simultan terhadap variabel Y.
Rumus yang akan digunakan adalah :
𝐹 =𝑅2/(𝑘 − 1)
1 − 𝑅2/(𝑛 − 𝑘)
Keterangan :
F = pengujian secara simultan
R2
= koefisien determinasi
k = banyaknya variabel
n = banyaknya sampel
Kriteria pengambilan keputusan :
42
a. Jika probabilitas < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa indikator yang
terdiri dari, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim,
dan perbaikan berkesinambungan, terdapat pengaruh yang signifikan
secara simultan TQM terhadap Keunggulan Bersaing.
b. Jika probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh dari indikator yang
terdiri atas, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim,
dan perbaikan berkesinambungan, yang signifikan secara simultan antara
TQM terhadap Keunggulan Bersaing.
6. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variable
independen secara individual menerangkan variasi variable terikat
(Ghazali,2007). Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara individual mempunyai pengaruh terhadap
variable terikat dengan asumsi variable yang lain itu konstan. Untuk
melakukan pengujian t maka dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut:
𝑡 =𝛽𝑖
𝑆𝑒(𝛽𝑖)
Keterangan :
t = test signifikan dengan angka korelasi
bi = koefisien regresi
Se (bi) = standard error dari koefisien korelasi
Dengan kriterian-kriteria sebagai berikut:
43
a. Jika probabilitas nila t atau signifikan < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
indikator yang terdiri dari, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas,
kerjasama tim, dan perbaikan berkesinambungan, terdapat pengaruh
secara parsial antara TQM terhadap Keunggulan Bersaing.
b. Jika probabilitas nilai t atau signifikan > 0,05 maka dapat dinyatakan
bahwa indikator yang terdiri dari, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap
kualitas, kerjasama tim, dan perbaikan berkesinambungan, tidak terdapat
pengaruh yang signifikan secara parsial antara TQM terhadap Keunggulan
Bersaing.