BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari...

20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 19 Februari 18 April 2013. Pelaksanaan perlakuan selama 8 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Pertemuan dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jumat selama 90 menit tiap pertemuan dan dilaksanakan pada sore hari jam 15.00 s.d. 16.30 WIB. Secara keseluruhan pertemuan dilaksanakan sebanyak 24 kali pertemuan dengan pertemuan awal untuk pelaksanaan pretes dan akhir pertemuan untuk postes, sehingga untuk pelaksanaan program latihan sebanyak 22 kali pertemuan. Secara terperinci mengenai perencanaan waktu tersebut selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. B. Metode Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pengaruh variabel bebas, latihan plaiometrik double leg bound, alternate leg bound, dan incrimental vertical hop dengan menyertakan variabel rasio tinggi badan dan panjang tungkai sebagai variabel yang ikut diteliti. Latihan plaiometrik 69

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

69

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan terhitung mulai tanggal

19 Februari – 18 April 2013. Pelaksanaan perlakuan selama 8 minggu dengan

frekuensi 3 kali dalam seminggu. Pertemuan dilaksanakan pada hari Senin,

Rabu dan Jumat selama 90 menit tiap pertemuan dan dilaksanakan pada sore

hari jam 15.00 s.d. 16.30 WIB.

Secara keseluruhan pertemuan dilaksanakan sebanyak 24 kali

pertemuan dengan pertemuan awal untuk pelaksanaan pretes dan akhir

pertemuan untuk postes, sehingga untuk pelaksanaan program latihan sebanyak

22 kali pertemuan. Secara terperinci mengenai perencanaan waktu tersebut

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

B. Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pengaruh variabel

bebas, latihan plaiometrik double leg bound, alternate leg bound, dan

incrimental vertical hop dengan menyertakan variabel rasio tinggi badan dan

panjang tungkai sebagai variabel yang ikut diteliti. Latihan plaiometrik

69

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

70

sebagai variabel manipulatif, sedangkan rasio tinggi badan dan panjang

tungkai sebagai variabel atributif.

Menurut Stephen Isaac dan William B. Michael (1984 : 52) tujuan penelitian

eksperimen adalah untuk mencari kemungkinan hubungan sebab-akibat

dengan menyingkap satu atau lebih kelompok eksperimen dengan satu atau

lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasil terhadap satu atau lebih

kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan. Pendapat tersebut

diperkuat oleh Donald Ary yang diterjemahkan oleh Arief Furchan (2007 : 39)

bahwa penelitian eksperimental adalah suatu penyelidikan ilmiah yang

menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel

bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai

dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut. Menurut Ormrod (2008 :

12) studi eksperimental adalah studi yang di dalamnya para peneliti mengubah

atau mengontrol beberapa aspek lingkungan atau variabel bebas, dan

kemudian mengukur dampak perubahan tersebut terhadap variabel terikat.

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini, dipilihlah metode eksperimen.

Rancangan penelitian yang dipilih adalah rancangan faktorial 3 X 3. Menurut

Donald Ary (2007 : 387), dalam desain faktorial, dua atau lebih variabel

dimanipulasi secara simultan untuk menyelidiki pengaruh masing-masing

terhadap variabel terikat, di samping juga pengaruh-pengaruh yang disebabkan

oleh interaksi antara beberapa variabel itu.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

71

Untuk keperluan analisis, rancangan penelitian ini dibagi dalam

blok-blok, yang berisi sampel dengan jumlah yang sama, yaitu 10 mahasiswa

dan bersifat homogen. Secara skematis, rancangan penelitian digambarkan

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Rancangan Faktorial 3 x 3

Variabel Atributif

Variabel Manipulatif

Rasio Tinggi Badan : Panjang

Tungkai

(B)

Tinggi

(b1)

Sedang

(b2)

Rendah

(b3)

Latihan

Plaiometric

(A)

Double Leg

Bound

(a1)

a1b1 a1b2 a1b3

Alternate

Leg Bound

(a2)

a2b1 a2b2 a2b3

Incrimental

Vertical

Hop (a3)

a3b1 a3b2 a3b3

Keterangan :

A = Latihan Plaiometric

a1 = Latihan Double Leg Bound

a2 = Latihan Alternate Leg Bound

a3 = Latihan Incrimental Vertical Hop

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

72

B = Rasio Tinggi Badan : Panjang tungkai

b1 = Rasio tinggi badan : panjang tungkai “tinggi”

b2 = Rasio tinggi badan : panjang tungkai “sedang”

b3 = Rasio tinggi badan : panjang tungkai “rendah”

a1b1 = Kelompok Latihan Double Leg Bound dengan rasio tinggi badan :

panjang tungkai “tinggi”

a1b2 = Latihan Double Leg Bound dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“sedang”

a1b3 = Latihan Double Leg Bound dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“rendah”

a2b1 = Kelompok Latihan Alternate Leg Bound dengan rasio tinggi badan :

panjang tungkai “tinggi”

a2b2 = Kelompok Latihan Alternate Leg Bound dengan rasio tinggi badan :

panjang tungkai “sedang”

a2b3 = Kelompok Latihan Alternate Leg Bound dengan rasio tinggi badan :

panjang tungkai “rendah”

a3b1 = Kelompok Latihan Incrimental Vertical Hop dengan rasio tinggi badan :

panjang tungkai “tinggi”

a3b2 = Kelompok Latihan Incrimental Vertical Hop dengan rasio tinggi badan :

panjang tungkai “sedang”

a3b3 = Kelompok Latihan Incrimental Vertical Hop dengan rasio tinggi badan :

panjang tungkai “rendah”

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

73

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas

(independent) dan satu variabel terikat/tergantung (dependent) dengan

perincian sebagai berikut :

1. Variabel bebas

a. Variabel manipulatif, yaitu : Metode latihan Plaiometric yang terdiri dari

tiga level:

1) Latihan Plaiometrik Double Leg Bound

2) Latihan Plaiometrik Alternate Leg Bound.

3) Latihan Plaiometrik Incrimental Vertical Hop.

b. Variabel atributif, yaitu rasio tinggi badan : panjang tungkai yang terdiri

dari tiga level, yaitu :

1) rasio “tinggi”

2) rasio “sedang”

3) rasio “rendah”

2. Variabel terikat/tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah prestasi lompat jangkit

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu

dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan bias dan penafsiran yang berbeda.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

74

1. Metode

Berasal dari kata meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi

metode adalah cara kerja bersistim untuk mempermudah jalan yang harus

dilalui untuk mencapi suatu tujuan

2. Latihan Plyometrics Double Leg Bound.

Bounding merupakan latihan yang menekankan pada loncatan untuk

mencapai ketinggian maksimum dan juga jarak horisontal (Radclife and

Farentinos, terjemahan oleh Furqon dan Muchsin, 2002 : 12). Latihan Double

Leg Bound merupakan salah satu jenis latihan plaiometrik yang dilakukan

dengan menggunakan tumpuan dua kaki secara bersamaan. Latihan ini

dilakukan dengan cara posisi awal half-squat, lengan berada di samping

badan, bahu condong ke depan, kemudia meloncat ke depan atas dengan cara

melakukan ekstensi pinggul dan lengan di dorong ke depan atas, kemudian

mendarat dengan kedua kaki dan mengeper. Setelah itu kembali ke posisi

awal untuk melakukan bounding berikutnya (Radclife and Farentinos,

terjemahan oleh Furqon dan Muchsin, 2002 : 28).

3. Latihan Plyometrics Alternate Leg Bound

Latihan Alternate Leg Bound merupakan salah satu jenis latihan

plaiometrik dilakukan dengan menggunakan tumpuan satu kaki secara

bergantian. Latihan ini dilakukan dengan cara posisi awal berdiri dengan

salah satu kaki di depan, lengan rileks di samping, kemudian melakukan

lompatan ke depan atas dengan menggunakan tolakan tungkai belakang.

3. Latihan Plyometrics Incrimental Vertical Hop

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

75

Latihan plaiometrik jenis ini membutuhkan peralatan pipa karet atau

tali dengan panjang kira-kira 15 kaki (sekitar 4,5 meter). Ujung tali diikat

pada dinding atau tongkat dengan ketinggian kira-kira 4 kaki, sedangkan

ujung lainnya diikatkan pada cone (kerucut), ban, atau benda lain yang dapat

bergerak, dan diletakkan di permukaan tanah.

Latihan ini diawali dengan sikap berdiri rileks, menghadap ke dinding,

pada sisi ujung tali yang terendah, kedua lengan ditekuk untuk membantu

gerakan mengangkat tubuh. Gerakan selanjutnya adalah meloncat dengan

tumpuan kedua kaki, ke arah depan dan belakang dengan melewati tali, kedua

tungkai ditekuk, lutut diangkat ke arah dada. Latihan ini dilakukan 3 – 4 set,

dengan jumlah ulangan sebanyak mungkin, dengan waktu istirahat antar set

selama 1-2 menit.

4. Rasio Tinggi Badan : Panjang tungkai

Rasio antara tinggi badan dan panjang tungkai merupakan

perbandingan ukuran antara tinggi badan dengan panjang tungkai. Tinggi

badan diukur dengan alat stadiometer. Dimensi tinggi badan diukur dengan

cara berdiri tegak sikap anatomis, mulai ujung atas kepala sampai telapak

kaki, atau lantai tempat kaki berpijak. Panjang tungkai diukur dari Spina

Iliaca Anterior Superior sampai telapak kaki bagian bawah. Panjang tungkai

diukur dengan menggunakan stadiometer. Hasil antara tinggi badan dan

panjang tungkai merupakan rasio tinggi badan : panjang tungkai. Rasio tinggi

diperoleh apabila hasil baginya besar. hal ini bisa diperoleh jika tinggi

badannya “tinggi”, sedangkan ukuran tungkai “pendek”. Rasio rendah

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

76

diperoleh apabila hasil bagi antara tinggi badan dan panjang tungkai “kecil”

atau rendah. Hal ini bisa diperoleh jika ukuran tinggi badan “pendek” ,

sedangkan ukuran tungkai „panjang”. Rasio sedang berada antara rasio tinggi

dan rasio rendah.

5. Prestasi Lompat Jangkit

Prestasi adalah kemampuan nyata yang dicapai oleh individu dari

suatu kegiatan atau usaha,baik dari dalam atau luar individu.Prestasi lompat

jangkit adalah hasil atau jauhnya lompatan terbaik pada tes lompat jangkit.

Tes ini diberikan pada akhir program latihan setelah mahasiswa

menyelesaikan seluruh program latihan. Dalam tes lompat jangkit ini setiap

mahasiswa mendapat tiga kali kesempatan (trial) lompat. Hasil lompatan

terbaik dijadikan sebagai skor tes, dengan satuan pengukuran sampai

seperseratus meter.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra jurusan

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Semua anggota populasi memiliki

karakteristik yang sama yaitu :

1. Semua anggota populasi merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, FKIP, Universitas Tunas Pembangunan

Surakarta.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

77

2. Semua anggota populasi berumur antara 19 tahun sampai dengan 24

tahun.

3. Semua anggota populasi berjenis kelamin laki-laki.

2. Sampel

Sampel penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dari mahasiswa

putra jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, yang pada tahun akademik

2012/2013 masih berstatus sebagai mahasiswa aktif (masih aktif menempuh

kuliah). Dari seluruh populasi kemudian sampel penelitian yang dipilih secara

acak sebanyak 90 mahasiswa. Dari sampel yang terpilih ini kemudian

dilakukan pengukuran timnggi badan dan panjang tungkai. Setelah itu

dihitung rasio antara tinggi badan dan panjang tungkai. Kemudian dilakukan

sorting atau perankingan mulai dari rasio tertinggi sampai rasio terendah.

Berdasarkan rasio tinggi badan : panjang tungkai, dibuat pengelompokkan

menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok rasio tinggi, sedang, dan rendah.

Dengan telah dilakukan penggolongan berdasarkan rasio tinggi badan :

panjang tungkai, maka diperoleh tiga kelompok sampel penelitian, yaitu :

Pertama kelompok yang terdiri dari para mahasiswa yang memiliki rasio

tinggi badan : panjang tungkai “tinggi”. Kelompok ini terdiri dari 30

mahasiswa.

Kedua kelompok yang terdiri dari para mahasiswa yang memiliki rasio tinggi

badan : panjang tungkai “sedang”. Kelompok ini terdiri dari 30 mahasiswa

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

78

Ketiga kelompok yang terdiri dari para mahasiswa yang memiliki rasio

tinggi badan : panjang tungkai “rendah”. Kelompok ini terdiri dari 30

mahasiswa

Tahap berikutnya adalah membagi masing-masing kelompok sampel

di atas dengan cara random (acak) menjadi tiga sub kelompok (sel) dengan

jumlah yang sama, yaitu masing-masing terdiri dari 10 siswa. Dengan

diadakannya pembagian kelompok-kelompok ke dalam sel-sel, maka sekarang

terdapat sembilan sel, yang masing-masing terdiri dari 10 siswa. Hasil akhir

dari pengelompokkan ini adalah :

1) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“tinggi”, dengan perlakuan latihan double leg bound, sebanyak 10

mahasiswa.

2) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“tinggi”, dengan perlakuan latihan alternate leg bound, sebanyak 10

mahasiswa.

3) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“tinggi”, dengan perlakuan latihan incrimental vertical hop, sebanyak 10

mahasiswa.

4) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“sedang”, dengan perlakuan latihan double leg bound, sebanyak 10

mahasiswa.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

79

5) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“sedang”, dengan perlakuan latihan alternate leg bound, sebanyak 10

mahasiswa.

6) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“sedang”, dengan perlakuan latihan incrimental vertical hop, sebanyak 10

mahasiswa

7) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“rendah”, dengan perlakuan latihan double leg bound, sebanyak 10

mahasiswa.

8) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“rendah”, dengan perlakuan latihan alternate leg bound, sebanyak 10

mahasiswa.

9) Kelompok mahasiswa dengan rasio tinggi badan : panjang tungkai

“rendah”, dengan perlakuan latihan incrimental vertical hop, sebanyak 10

mahasiswa

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

80

Skema penarikan sampel dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Skema Penarikan Sampel

Rasio Tinggi badan :

panjang tungkai

Rasi

o T

inggi

20 m

ah

asi

swa

Rasi

o S

edan

g

20 m

ah

asi

swa

Rasi

o R

end

ah

20 m

ah

asi

swa

Perlakuan

Double Leg Bound (RT-DLB)

10 mahasiswa

Alternate Leg Bound (RT-ALB)

10 mahasiswa

Incrimental Vertical Hop (RT-IVH)

10 mahasiswa

Double Leg Bound (RS-DLB)

10 mahasiswa

Alternate Leg Bound (RS-ALB)

10 mahasiswa

Incrimental Vertical Hop (RS-IVH)

10 mahasiswa

Double Leg Bound (RR-DLB)

10 mahasiswa

Alternate Leg Bound (RR-ALB)

10 mahasiswa

Incrimental Vertical Hop (RR-IVH)

10 mahasiswa

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

81

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada dua macam data yang dibutuhkan sesuai dengan

variabel-veriabel yang diteliti, yaitu :

1. Rasio Tinggi Badan : panjang tungkai

2. Data Prestasi Lompat jangkit

Untuk dapat memperoleh data-data yang dibutuhkan maka diperlukan teknik

pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang

dipergunakan adalah teknik tes dan pengukuran. Teknik tes diperlukan untuk

memperoleh data mengenai prestasi lompat jangkit, sedangkan teknik pengukuran

dipergunakan untuk memperoleh data panjang tungkai.

1. Pengukuran Tinggi Badan

Mahasiswa berdiri tegak, dengan menggunakan stadiometer, ukur panjang

atau jarak dari ujung atas kepala sampai telapak kaki. Catat hasilnya sampai

sepersepuluh centimeter terdekat

2. Pengukuran Panjang Tungkai

Mahasiswa berdiri tegak, dengan menggunakan stadiometer, ukur panjang

atau jarak dari Spina Iliaca Anterior Superior sampai telapak kaki. Catat

hasilnya sampai sepersepuluh centimeter terdekat.

3. Tes Lompat Jangkit

Data ini diperoleh dengan melakukan tes Lompat tinggi menggunakan

peraturan dari PASI. Data diambil pada akhir pertemuan atau sesudah

perlakuan berakhir, dengan kesempatan melakukan sebanyak tiga kali. Hasil

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

82

lompatan yang terbaik dipakai sebagai data sampel. Petunjuk pelaksanaan

tes terlampir.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk

menguji hipotesis mengenai perbedaaan pengaruh (main effect) dan

interaksi (interaction) adalah dengan menggunakan teknik Analisis

Variansi (ANAVA) Dua Jalan atau Analisis of Varians (ANOVA) Two

Way (Isaac, Stephen & Mitchel, William B., 1984 : 182). Untuk dapat

menggunakan ANAVA, maka perlu dilakukan uji persyaratan yang

meliputi :

a. Uji Normalitas.

Pengujian ini dilakukan terhadap setiap sel untuk mengetahui

apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan

adalah statistik Anderson-Darling ( pendekatan grafik ) yang

dilakukan dengan menggunakan bantuan software MINITAB

(Siswandari, 2009 : 202).

b. Uji Homogenitas Variansi

Tujuan pengujian ini adalah untuk menaksir selisih rata-rata dan

menguji kesamaan atau perbedaan dua rata-rata. Perlu ditekankan

adanya asumsi bahwa kedua kelompok mempunyai variansi yang

sama agar kegiatan menaksir dan menguji dapat berlangsung. Untuk

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

83

menghitung uji homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf

signifikansi α = 0.05. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika

X2

h < X2

t padataraf signifikansi α = 0.05 yang berarti penyebaran data

dalam penelitian bersifat homogen. Teknik ini dilakukan dengan

menggunakan analisis statistik yang dilakukan dengan manual dan

agar lebih yakin tentang kebenaranya dari hasil yang diperoleh

dilanjutkan dengan uji stistik dengan bantuan software MINITAB

(Siswandari, 2009 : 210-212). Untuk pengecekan dan pemahaman

dilanjutkan penghitungan manual dengan memakai rumus:

1

22

2

1

n

xxS (Sudjana, 1992: 261-466).

Apabila x2

hitung < x2

tabel, maka H0 diterima, artinya varians sampel

bersifat homogen. Sebaliknya apabila x2

hitung > x2

tabel, maka H0

ditolak, artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas variansi, maka

pemanfaatan ANAVA dalam analisis data sudah bisa dilakukan. Data

hasil tes terakhir lompat jangkit dianalisis dengan statistika ANAVA Dua

Jalan dan pengujian hipotesis dengan perhitungan Uji F pada taraf

signifikansi 0.05% yang sebelumnya telah dilakukan uji persyaratan.

Siswandari (2009 :116) mengemukakan rangkuman ANAVA Dua

Jalan sebagai berikut :

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

84

Tabel 3.2

Rangkuman ANAVA Dua Jalan

Sumber Variansi JK/ SS db/ df RK/ MS F P

Efek utama :

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi (AB)

Galat

Total

JKa

JKb

JKab

JKg

JKt

dba

dbb

dbab

dbg

dbt

RKa

RKb

RKab

RKg

Fa

Fb

Fab

F.05

F.05

F.05

Keterangan :

A = kelompok latihan Plyometric.

B = kelompok berdasarkan rasio tinggi badan : panjang tungkai

AB = interaksi antara kelompok Plyometric dengan rasio tinggi badan :

panjang tungkai.

Teknik analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis

statistik yang dilakukan dengan manual dan agar lebih yakin tentang

kebenaranya dari hasil yang diperoleh dilanjutkan dengan uji stistik

dengan bantuan software MINITAB (Siswandari, 2009 : 210-212). Kriteria

pengujian yang digunakan adalah :

1) Tolak H0 jika F1 < F.05

2) Tolak H0 jika F2 < F.05

3) Tolak H0 jika F1x2 < F.05

Untuk pengecekan dan pemahaman dilanjutkan penghitungan

manual dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah-langkah perhitungannya :

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

85

a. Sum of Square

(1) Total Sum of Square (SSr)

N

XXSSr

2

2

(2) Between Group Sum of Square (SSB)

N

X

N

X

N

X

N

XSS

k

k

B

22

2

2

2

1

2

1

(3) Within group Sum Square (SSw)

Brw SSSSSS

(4) Sum of Square for Factor 1 (SS1)

N

X

eachcolumninN

eachcolumnofsumSS

22

1

(5) Sum of Square for Factor 2 (SS2)

N

X

eachcolumninN

eachcolumnofsumSS

22

2

(6) Sum of Square for Interactions (SS1x2)

. SS1x2 = SSB – SS1 – SS2

b. Degrees of Freedom

(1) Total Degrees of Freedom

dfr = N – 1

(2) Degrees of Freedom Within Groups

dfw = N – K

(3) Degrees of Freedom for Factor 1

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

86

df1 = one less than the number of levels for factor 1

(4) Degrees of Freedom for Factor 2

df1 = one less than the number of levels for factor 2

(5) Degrees of Freedom for Interaction

df1x2 = df1 x df2

(6) Degrees of Freedom between Groups

dfB = k – 1

c. Mean Square

(1) Mean Square between Group (MSB)

B

BB

df

SSMS

(2) Mean Square Within Group (MSW)

W

W

Wdf

SSMS

(3) Mean square for factor 1 (MS1)

1

1

df

SSMSB

(4) Mean Square for Factor 2 (MS2)

2

2

df

SSMSB

(5) Mean Square for Interaction (MS1x2)

21

21

21

x

x

xdf

SSMS

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

87

d. F rations and Tests of Significance

(1) Effect of Between Group (FB)

W

B

MS

MSF

(2) Effect of factor 1 (F1)

WMS

MSF 1

(3) Effect of Factor 2 (F2)

WMS

MSF 2

(4) Effect of Interaction (F1x2)

W

x

MS

MSF 21

Penggunaan Anava harus memenuhi persyaratan : 1) observasi

untuk masing-masing kelompok independent, 2) setiap kelompok

perlakuan memiliki variansi yang sama (homogen), 3) populasi

berdistribusi normal. “ Namun demikian analisis variansi (Anava)

tetap tegar (Robust) dan akan tetap memberikan hasil yang akurat

walaupun variansi tidak homogen ”. (Welkowitz et all ,1982:251).

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. Tempat Penelitian 2 ... · Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan

88