BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian · 2018. 9. 3. · 32 BAB III. METODOLOGI...

25
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri Tlogo yang berlokasi di Desa Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lokasi sekolah berada di tengah kampung Tlogo, walaupun berada di depan jalan raya pedesaan tetapi sekolah ini jauh dari kebisingan kendaraan bermotor, di jalanan depan sekolah tumbuh pohon-pohon rindang, beberapa hal ini membuat sekolah menjadi tempat yang nyaman untuk belajar. SD Negeri Tlogo merupakan salah satu sekolah dasar yang mendapat peringkat tinggi di kecamatan Tuntang, bahkan dalam nilai ujian nasional sekolah ini sudah beberapa tahun mendapatkan peringkat rata-rata UN tertinggi. Alasan peneliti memilih SD Negeri Tlogo karena peneliti ingin meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III dengan menerapkan model Kooperatif Tipe Make A Match dalam mata pelajaran IPA. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut, motivasi dan hasil belajar siswa kelas III masih kurang maksimal. Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di SD Negeri Tlogo. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipasif antara peneliti dengan guru kelas III SD Negeri Tlogo, yang dijadikan subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD Negeri Tlogo pada pokok bahasan cuaca yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match. Jumlah siswa kelas III SD Negeri Tlogo adalah 33 siswa, yang terdiri dari 20 laki-laki dan 13 perempuan dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian · 2018. 9. 3. · 32 BAB III. METODOLOGI...

  • 32

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Setting Penelitian

    1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian

    Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri Tlogo yang berlokasi di Desa

    Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lokasi sekolah berada di tengah

    kampung Tlogo, walaupun berada di depan jalan raya pedesaan tetapi sekolah ini

    jauh dari kebisingan kendaraan bermotor, di jalanan depan sekolah tumbuh

    pohon-pohon rindang, beberapa hal ini membuat sekolah menjadi tempat yang

    nyaman untuk belajar. SD Negeri Tlogo merupakan salah satu sekolah dasar yang

    mendapat peringkat tinggi di kecamatan Tuntang, bahkan dalam nilai ujian

    nasional sekolah ini sudah beberapa tahun mendapatkan peringkat rata-rata UN

    tertinggi.

    Alasan peneliti memilih SD Negeri Tlogo karena peneliti ingin

    meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III dengan menerapkan

    model Kooperatif Tipe Make A Match dalam mata pelajaran IPA. Berdasarkan

    observasi yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut, motivasi dan hasil belajar

    siswa kelas III masih kurang maksimal. Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan

    motivasi dan hasil belajar siswa di SD Negeri Tlogo.

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipasif

    antara peneliti dengan guru kelas III SD Negeri Tlogo, yang dijadikan subjek

    dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD Negeri Tlogo pada

    pokok bahasan cuaca yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match. Jumlah siswa kelas III SD Negeri

    Tlogo adalah 33 siswa, yang terdiri dari 20 laki-laki dan 13 perempuan dengan

    karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda.

    3.2 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu pendekatan untuk

    memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk

    memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik

  • 33

    tersebut dan agar mau untuk mengubahnya,Hardjodipuro (Departemen

    Pendidikan Nasional, 2003:7).

    Menurut Suroso (2009: 30) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

    penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

    agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas

    secara lebih profesional.

    Menurut Arikunto (2009: 2) penelitian tindakan kelas secara harfiah yaitu

    penelitian itu sendiri mempunyai arti yaitu suatu kegiatan mencermati suatu objek

    dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

    atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

    menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan

    yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk

    rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas adalah sekelompok siswa yang

    dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama

    pula.

    Menurut Arikunto, (2009: 17) tahap-tahap dalam penelitian tindakan

    kelas yaitu:

    1. Perencanaan ( Planning )

    Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

    dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Rencana tindakan

    dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak

    dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara operasional dapat

    dinyatakan bahwa rencana tindakan perlu disusun untuk menguji secara empirik

    dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan. Langkah-langkah yang akan

    dilakukan perlu direncanakan secara rinci sehingga benar-benar dapat dijadikan

    pegangan dalam melaksanakan tindakan.

    2. Tindakan ( Acting )

    Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi

    atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan di kelas. Jenis tindakan

    yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas hendaknya selalu didasarkan atas

    perkembangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh, berupa peningkatan

  • 34

    kinerja dan hasil program, adalah optimal. Selain itu tindakan dilaksanakan

    sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan kurikulum dan kegiatan belajar-

    mengajar di kelas.

    3. Pengamatan ( Observing )

    Kegiatan pengamat dilakukan oleh pengamat. Sambil melakukan

    pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar

    memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.Pengamatan

    dilakukan karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang

    proses berupa perubahan kinerja pembelajaran.

    4. Refleksi ( Reflecting )

    Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

    sudah dilaksanakan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru

    pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan

    peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Refleksi amat

    penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil

    (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan.

    3.3 Subjek Penelitian

    Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Tlogo pada

    pokok bahasan cuaca yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model

    pembelajarn Make A Match. Jumlah siswa kelas III SD Negeri Tlogo adalah 33

    siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Peneliti

    dengan guru kelas sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai pembelajar. Peneliti

    sebagai subjek yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis

    data, dan membuat kesimpulan penelitian. Sedangkan guru kelas bertindak

    sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran sesuai perencanaan pembelajaran yang

    dibuat oleh peneliti.

    3.4 Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2014/2015 dan

    dilakukan secara bertahap. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

    tahun 2015.

  • 35

    3.5 Variabel Penelitian

    Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan

    variabel terikat. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match adalah suatu

    proses mengatur proses pembelajaran agar terjadi interaksi antara guru, siswa dan

    adanya proses belajar terhadap pembelajaran IPA sesuai model pembelajaran yang

    diterapkan.

    3.5.1 Definisi Operasional

    Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

    obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

    2012:61). Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

    perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Pada penelitian ini telah

    ditentukan 3 variabel, yaitu variabel bebas atau variabel independen dan 2

    variabel terikat atau dependen.

    3.5.2 Variabel Bebas (x)

    Variabel Bebas atau Independen (X) Merupakan variabel yang

    mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel bebas

    (Sugiyono, 2008).

    Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang

    sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

    pembelajaran Make A Match. Jadi disini model pembelajaran Model pembelajaran

    Make a Match merupakan model yang melibatkan siswa ke dalam kelompok

    pembelajaran secara berkolaborasi, dengan mencocokan kartu soal dan kartu

    jawaban untuk mencapai tujuan bersama. Model ini memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk berinteraksi kepada siswa lain yang berbeda latar belakang.

    Hal ini akan membantu siswa mengembangkan keterampilan mereka di

    lingkungan masyarakat sekitar, baik di lingkungan sekolah maupun di luar

    sekolah.

  • 36

    3.5.3 Variabel Terikat (Y)

    Variabel Terikat atau Dependen (Y) Merupakan variabel yang dipengaruhi

    atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008).

    Variabel terikat merupakan unsur yang diikat oleh adanya variabel yang

    lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas.

    Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi dan hasil

    belajar IPA siswa SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

    Penelitian ini hasil belajar dapat diartikan perubahan perilaku secara

    keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja mencakup

    aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik). Hasil belajar bergantung bukan hanya

    pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.

    Belajar melibatkan pembentukan makna dari apa yang mereka lakukan, lihat dan

    dengar. Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut.

    Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar mereka sendiri.

    Motivasi belajar sebagai motivasi belajar sebagai salah satu dorongan yang

    timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar diri individu untuk

    melakukan aktivitas dan usaha yang maksimal serta keinginan untuk

    mengadakkan perubahan tingkah laku yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.

    Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan instrumen dengan

    format penilaian dalam bentuk kuesioner. Instrumen bentuk kuesioner atau angket

    digunakan bila akan menggali ranah afektif yaitu motivasi belajar siswa, angket

    dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa

    atau tingkat respon siswa dalam pembelajaran IPA.

    3.6 Prosedur Penelitian

    3.6.1 Rencana Tindakan

    Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Arikunto,

    (2009:17), yaitu satu siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaaan,

    (2)Tindakan, (3) Pengamatan dan, (4) Refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1

    dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

  • 37

    Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar

    berikut:

    Gambar 3.1 Alur PTK

    3.6.2Pelaksanaan Tindakan

    A. Pelaksanaan Siklus I

    I. Perencanaan

    a. Mengidentifikasi masalah dan perumusan masalah.

    Hal ini peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengugkapkan dan

    menjelaskan masalah yang timbul untuk mencari jalan pemecahan yang tepat,

    sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

    b. Merancang rencana pembelajaran siklus I, menetapkan standar kompetensi

    dan kompetensi dasar, memilih bahan pelajaran yang sesuai yaitu

    (kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia),

    Permasalahan Perencanaan

    Tindakan 1

    Pelaksanaan

    Tindakan 1

    Pengamatan/

    Pengumpulan

    Data 1

    Refleksi Siklus 1

    Perbaikan

    Hasil

    Refleksi

    Perencanaan

    Tindak II Pelaksanaan

    Tindak II

    Pengamatan/

    Pengumpulan Data II

    Refleksi II Siklus II

    Apabila permasalahan

    belum terselesaikan

    Dilanjutkan Siklus

    Berikutnya

  • 38

    c. menyusun Rencana Peleksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan sumber,

    bahan dan alat bantu yang dibutuhkan yaitu berupa media gambar, kartu soal

    dan kartu jawaban.

    d. Menyusun lembar soal tes formatif.

    2. Pelaksanaan Pembelajaran

    Pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan secara bertahap yang

    dimulai dengan mengkondisikan ruang belajar bagi siswa dan kolabolator,

    kemudian melakukan apersepsi dan motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran,

    penyajian materi dengan menggunakan gambar berbagai macam keadaan cuaca,

    kegiatan tanya jawab dengan model pembelajaran Make A Match yaitu mencari

    pasangan menggunakan kartu, setiap siswa mendapatkan kartu soal atau jawaban

    yang harus dicocokkan, siswa yang dapat mencocokkan pasangan kartunya paling

    cepat akan mendapatkan poin/ penghargaan. Kegiatan akhir untuk menarik

    kesimpulan, pemberian tes formatif. Hasil tes formatif selanjutnya dikoreksi dan

    dianalisis hasilnya untuk menentukan tindak lanjut.

    3. Pengamatan/ observasi

    Kegiatan pengumpulan data kegiatan guru mengajar dan kegiatan siswa

    belajar. Di samping hasil observasi, data juga dikumpulkan dari nilai tes formatif.

    Data ini sangat penting untuk mengukur tingkat keberhasilan model make a match

    dengan media gambar dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi

    yang dipelajari.

    Agar mendapat data yang akurat, maka materi pengamatan terbagi menjadi

    3 masalah pokok yaitu:

    a. Aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran make a match dengan

    media gambar.

    b. Respon siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan model make a match

    dengan media gambar.

    c. Suasana pembelajaran

  • 39

    4.Refleksi

    Merefleksi hasil evaluasi analisis data penelitian siklus I tentang aspek/

    indikator berikut:

    a). Penilaian kualitas proses pembelajaran di kelas.

    b). Motivasi belajar siswa.

    c). Hasil belajar secara individu.

    Setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir peneliti dan teman sejawat

    berdiskusi dan menganalisis perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan

    untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran. Dari

    hasil refleksi siklus I ini akan dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan

    pembelajaran siklus II.

    B. Pelaksanaan Siklus II

    1. Perencanaan

    a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan refleksi pada perbaikan

    pembelajaran siklus I.

    b. Menyusun kembali perbaikan pembelajaran dengan menggunakan langkah-

    langkah pembelajaran yang sistematis, penggunaan waktu yang lebih efektif,

    mengaktifkan siswa melalui kegiatan tanya jawab menggunakan model

    pembelajaran make a match dengan media gambar agar lebih optimal.

    c. Menyusun alat observasi sebagai panduan dalam mengamati jalannya perbaikan

    pembelajaran.

    d. Menyusun soal tes formatif.

    2. Pelaksanaan Pembelajaran

    Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan secara bertahap

    yang dimulai dengan apersepsi dan motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran,

    penyajian materi yang belum dipahami siswa, mengadakan kegiatan tanya jawab

    menggunakan kartu soal dan jawaban (mencari kartu pasangan) tentang hubungan

    antara keadaan awan dan cuaca, serta hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.

    Pada siklus II pembagian kartu tidak secara acak namun siswa terlebih dahulu

  • 40

    dibagi dalam kelompok. Tipa kelompok hanya mendapat kartu soal atau kartu

    jawaban saja. Sehingga setiap anak harus mencari pasangannya dari kelompok

    lain. demikian setelah satu babak selesai tiap kelompok bergantian mendapatkan

    kartu soal atau jawaban. Siswa yang berhasil mencocokkan kartu paling cepat

    maka akan mendapatkan penghargaan. Kegiatan ini diakhiri dengan tes formatif

    akan analisis hasilnya baik atau tidak untuk menentukan tindak lanjut.

    3. Pengamatan/Observasi

    Peneliti mengadakan observas terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran,

    aktivitas guru saat pembelajaran, dan memantau kerja sama/ kegiatan diskusi

    siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

    4. Refleksi

    Melalui evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan analisis data

    yang dikumpulkan meliputi: daftar nilai tes formatif, lembar observasi, hasil

    refleksi dan dengan diskusi teman sejawat.

    3.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan

    teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu :

    3.7.1Teknik Pengumpulan Data

    3.7.1.1 Teknik Pengumpulan DataVariabel Bebas

    Pengumpulan data model Make A Match dilakukan dengan teknik non tes

    yaitu observasi. Menurut Sudjana (2010: 84) “Observasi atau pengamatan sebagai

    alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun

    proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

    sebenarnya maupun dalam situasi buatan.” Observasi ini digunakan untuk

    mengamati tindakan guru dalam menerapkan model Make A Match dan respon

    siswa dalam menerima pembelajaran. Sebagai pengamat dalam kegiatan observasi

    ini adalah guru kolaborator. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan

    pelaksanaan tindakan itu berlangsung

    3.7.1.2Teknik Pengumpulan DataVariabel Terikat

  • 41

    Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes. Tes yang

    digunakan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan

    karena mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Tes

    tersebut hanya digunakan untuk mengukur aspek kognitif.

    3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk

    observasi dan tes. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang

    ditentukan peneliti.

    3.7.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel bebas

    Instrumen pengumpulan data untuk variabel bebas adalah lembar observasi.

    Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam

    menerapkan modelMake A Match dalam pembelajaran dan respon siswa dalam

    menerima pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan tahap

    pembelajaran Make A Matchmulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

    penutup.

    Tabel 3.1

    Kisi-Kisi Implementasi Pembelajaran Kooperatif Make A Match

    No

    .

    Aspek Indikator Item

    1. Melakukan

    kegiatan

    pendahulua

    n

    a. Apersepsi

    b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang

    akan dicapai.

    c. Motivasi

    2. Melakukan

    kegiatan inti

    pembelajara

    n

    Eksplorasi:

    a. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai

    materi pembelajaran.

    b. Guru menjelaskan langkah-langkah

    pembelajaran dengan menggunakan metode

    Make A Match

  • 42

    c. Siswa dibagi menjadi kelompok.

    Elaborasi:

    d. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

    beberapa konsep atau topik yang cocok untuk

    sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian

    lainnya kartu jawaban.

    e. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang

    bertuliskan soal/jawaban.

    f. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu

    yang dipegang.

    g. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang

    cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang

    kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam

    bahasa Indonesia akan berpasangan dengan

    nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).

    h. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya

    sebelum batas waktu diberi poin.

    i. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya

    dengan kartu temannya (tidak dapat

    menemukan kartu soal atau kartu jawaban)

    akan mendapatkan hukuman, yang telah

    disepakati bersama.

    j. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap

    siswa mendapat kartu yang berbeda dari

    sebelumnya, demikian seterusnya.

    k. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3

    siswa lainnya yang memegang kartu yang

    cocok.

    l. Melakukan penilaian proses dari hasil belajar

    siswa.

  • 43

    Konfirmasi:

    m. Guru memberikan konfirmasi mengenai

    kegiatan yang sudah dilakukan siswa, mulai

    dari mencari pasangan sampai menemukan

    pasangan.

    n. Guru memberi umpan balik dan penguatan

    terhadap kerja siswa.

    3. Melakukan

    kegiatan

    penutup

    a. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

    b. Siswa bersama dengan guru melakukan

    refleksi.

    c. Menutup pelajaran

    Tabel 3.2

    Kisi-Kisi Respon Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Make A Match

    No. Indikator Item

    1. Menanggapi apersepsi yang dilakukan guru

    2. Mengikuti motivasi belajar

    3. Menyimak tujuan pembelajaran

    4. Menyimak materi pembelajaran

    5. Menyimaklangkah-langkah pembelajaran dengan

    menggunakan metode kooperatifMake A Match

    6. Mengikuti pembagian kelompok

    7. Guru Menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa

    konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian

    kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

    8. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan

    soal/jawaban.

    9. Tiap Siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang

  • 44

    dipegang.

    10. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan

    kartunya

    11. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum

    batas waktu diberi poin.

    12. Melakukan babak selanjutnya

    13. Menyimak konfirmasi yang dilakukan guru

    14. Menyimak umpan balik dan penguatan yang diberikan oleh

    guru

    15. Melakukan refleksi

    Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dalam

    pembelajaran ModelMake A Match dinilai dengan rumus di bawah ini:

    00100

    maksimalskor Jumlah

    diperoleh yangskor Jumlah Nilai

    Dengan kriteria nilai: (Depdiknas, 2003)> 86 % = Baik Sekali

    70 – 85 % = Baik

    55 – 69 % = Cukup Baik

    < 54 % = Kurang

  • 45

    3.7.2.2 Instrumen Pengumpulan DataVariabel Terikat

    Instrumen pengumpulan data untuk variabel terikat adalah tes dalam bentuk

    pilihan ganda. Tes diujikan setelah akhir siklus I dan akhir siklus II untuk

    mengukur hasil belajar siswa IPA kelas III SD Negeri Tlogo. Instrumen yang

    digunakan adalah lembar soal, kunci jawaban, pedoman penilaian dan rubrik

    penilaian. Kisi – kisi tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.3.

    Tabel 3.3

    Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus I

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator Item

    6.Memahami

    kenampakan

    permukaan

    bumi, cuaca dan

    pengaruhnya

    bagi manusia ,

    serta

    hubungannya

    dengan cara

    manusia

    memelihara dan

    melestarikan

    alam.

    6.2

    Menjelaskan

    hubungan

    antara keadaan

    awan dan

    cuaca.

    Menjelaskan

    hubungan antara

    keadaan langit dan

    keadaan cuaca

    dengan benar

    1,2,4,6,7, 9,12,13,

    Mengidentifikasi

    kondisi cuaca,

    misalnya berawan,

    cerah, panas, dingin

    dan hujan dengan

    benar

    3,5,8,10,

    11,14,15,16,17,18,19,

    20,21,22,23,24,25

  • 46

    Tabel 3.4

    Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus II

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator Item

    6.Memahami

    kenampakan

    permukaan

    bumi, cuaca dan

    pengaruhnya

    bagi manusia ,

    serta

    hubungannya

    dengan cara

    manusia

    memelihara dan

    melestarikan

    alam.

    6.2

    Menjelaskan

    hubungan

    antara keadaan

    awan dan

    cuaca

    Setelah melihat

    gambar tentang

    keadaan langit siswa

    mampu meramalkan

    keadaan cuaca yang

    akan terjadi

    berdasarkankeadaan

    langit dengan tepat.

    1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,

    11,12,13,14,15

    Setelah mendengar

    penjelasan dari guru

    tentang pengaruh

    cuaca terhadap

    kegiatan manusia,

    siswa mampu

    menjelaskan pengaruh

    cuaca terhadap

    kegiatan manusia

    dengan benar.

    16,17,18,19,20,21,

    22,23,24,25.

    Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran metode kooperatif tipe make a

    match dinilai dengan rumus di bawah ini:

    00100

    maksimalskor Jumlah

    diperoleh yangskor Jumlah Nilai

  • 47

    3.8 Instrumen Penilaian

    1.Angket (Respon Siswa)

    Kata angket berasal dari bahasa latin, inquerere atau inquiro yang artinya

    bertanya, mencari, memeriksa, meneliti, mengusut ataumencari bukti. Sementara

    itu kata kuisioner dari berasal dari kata latin,question yang artinya suatu angket

    atau kuisioner adalah instrumenpenelitian yang berisi serangkaian pertanyaan

    yang akan dijawab oleh responden mengenai kehidupan, kenyataan atau sikap

    mereka. Angketdigunakan untuk mengungkap pendapat, persepsi, dan

    tanggapanresponden suatu permasalahan. Angket ini berisi pertanyaan-

    pertanyaanyang disusun berdasarkan teoritik yang telah disusun

    sebelumnya,kemudian dikembangkan ke dalam indikator-indikator dan

    selanjutnyadijabarkan menjadi butir-butr pertanyaan. Angket yang

    telahdipersiapkan dibagikan kepada semua siswa, kemudian diisi oleh siswa.

    Angket ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang penerapan

    model Make A Match dalam pembelajaran pengaruh cuaca terhadap kegiatan

    manusia. Instrumen peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pengaruh

    cuaca terhadap kegiatan manusia dengan model pembelajaran Make A Match

    dengan tipe pilihan yang berisi pertanyaan yang dilengkapi dengan jawaban

    berskala likert. Setiap butir pertanyaan dilengkapi dengan alternatif jawaban yaitu:

    Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

    Skor yang diberikan pada pilihan tersebut tergantung pada penilai, asal

    penggunaannya konsisten (Sudjana, 2009: 80). Skor untuk pertanyaan positif dan

    pertanyaan negatif adalah kebalikannya.Angket ini berisi 40 item pernyataan

    tentang motivasi belajar.

  • 48

    KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR

    Kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar siswa

    No Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

    Soal Positif Negatif

    1 Motivasi

    Belajar

    Tekundalammenghadapitug

    as

    1, 2, 4 3, 5 5

    Uletdalammenghadapikesul

    itan

    6, 8, 10 7, 9 5

    Menunjukkan minat 11, 13, 15 12, 14 5

    Senangbekerja mandiri 16,17,18,

    19

    20 5

    Cepatbosanpadatugas-tugas

    rutin

    21, 23, 24 22, 25 5

    Dapat

    mempertahankan

    pendapatnya

    26, 27, 29 28, 30 5

    Tidakmudahmelepashalyan

    gdiyakiniitu

    31, 34, 35 32, 33 5

    Senangmencaridanmemeca

    hkanmasalahsoal-soal

    36,37,38,

    39

    40 5

    Jumlah butir 40

    Keterangan pilihan jawaban:

    Skor Pertanyaan Positif

    STS = Sangat Tidak Setuju Skor = 1

    TS = Tidak Setuju Skor = 2

    S = Setuju Skor = 3

    SS = Sangat Setuju Skor = 4

    Skor Pertanyaan Negatif

    STS = Sangat Tidak Setuju Skor = 4

    TS = Tidak Setuju Skor = 3

    S = Setuju Skor = 2

    SS = Sangat Setuju Skor = 1

  • 49

    1. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Siswa

    Hasil tabel uji validitas angket motivasi siswa dapat dilihat pada tabel

    berikut :

    Tabel 3.7

    Hasil Uji validitas Instrumen Angket Motivasi Siswa

    No Variabel Indikator Pernyataan Soal

    Valid

    Tidak

    Valid Positif Negatif

    1 Motivasi

    Belajar

    Tekun dalam

    menghadapitugas

    1, 2, 4 3, 5 1,2,3,4,5 -

    Uletdalammenghadapi

    kesulitan

    6, 8, 10 7, 9 6,7,8,9,10 -

    Menunjukkan minat 11, 13, 15 12, 14 11,12,14,15 13

    Senangbekerja mandiri 16,17,18,

    19

    20 17,18,19,20 16

    Cepatbosanpadatugas-

    tugas rutin

    21, 23, 24 22, 25 21,23,24 22, 25

    Dapatmempertahankan

    pendapatnya

    26, 27, 29 28, 30 26,28,29,30 27

    Tidakmudahmelepasha

    lyangdiyakiniitu

    31, 34, 35 32, 33 33,34,35 31, 32

    Senangmencaridanme

    mecahkanmasalahsoal-

    soal

    36,37,38,

    39

    40 37,38,39,40 36

    Jumlah butir 40 32 8

    Tabel 3.7 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk

    instrumen angket motivasi belajar siswa yang sudah di uji validitasnya melalui

    SPSS 20 for windows. Pada uji validitas ini dari 40 soal terdapat 32 soal yang

    valid dan 8 soal yang tidak valid. Setelah diuji kevaliditasan soal angket motivasi

    belajar siswa selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas.

    2. Reliabilitas

    Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

    digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (

    Arikunto, 2002: 154 ). Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai

  • 50

    reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten

    dalam mengukur yang hendak dikur. Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini

    menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:

    )1(

    2

    2/21/1

    2/21/1

    11r

    rr

    (Suharsimi Arikunto, 2001: 93)

    Dengan: r11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

    r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

    Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari

    harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliable. Menurut Kaplan

    dalam Widoyoko(2009) suatu isntrumen dikatakan reliabel jika mempunyai nilai

    koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Untuk menentukan bersarnya koefisien

    reliabilitas penelitian ini mengacu pada kriteria tingkat reliabilitas yang

    dikemukakan oleh Masidjo dalam Widoyoko Eko Putro(2012) yang menentukan

    kriteria tingkat reliabilitas sebagai berikut :

    Tabel 3.10

    Keriteria reliabilitas instrumen

    Koefisien korelasi Kualifikasi

    0.91-1.00 Sangat tinggi

    0.71-0.90 Tinggi

    0.41-0.70 Cukup

    0.21-0.40 Rendah

    Negatif-0.20 Sangat rendah

    Sumber : Widoyoko,eko putro(2012)

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Siswa

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of Items

    ,967 32

  • 51

    Berdasarkan Realiability Statistics di atas, penghitungan dapat dibaca

    bahwa Cronbach’s Alpha pada soal angket motivasi belajar siswa sebesar 968 dari

    32 item yang diuji. Selanjutnya harga r tabel pada angket motivasi siswa

    diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan

    taraf signifikansi 5% dan n = 32 diperoleh r tabel = 0, 349. Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,

    maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi

    (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal angket motivasi siswa tersebut reliable

    dan masuk dalam reliabilitas sangat tinggi.. Ini berarti bahwa instrumen reliabel

    sudah dapat digunakan untuk penelitian.

    3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

    3.9.1 Variabel Bebas (X)

    Sebelum melakukan kegiatan tindakan pada materi yang telah ditentukan,

    terlebih dahulu dilakukan uji coba model pembelajaran pada kelas yang sama

    tetapi dengan materi yang berbeda.Selain untuk mematangkan persiapan bagi

    guru pengajar, uji coba ini juga dimaksudkan untuk memvaliditas lembar

    observasi.

    3.9.2 Variabel Terikat (Y)

    3.9.2.1 Uji Validitas

    Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji tiap item soal

    yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan

    menggunakan model Make A Match. Untuk mengetahui validitas, instrumen

    terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas IV SD Negeri Tlogo.

    Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu soal yang akan digunakan

    biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05.

    Artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

    Untuk melihat suatu soal atau instrumen tersebut valid atau tidak dengan

    menggunakan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total

    Correlation. Nilai pada kolom dibandingkan dengan nilai r table, apabila nilai

  • 52

    Corrected Item-Total Correlation lebih besar atau sama dengan r tabel, berarti

    korelasi bersifat signifikan, artinya instrumen tes dapat dikatakan valid (Putro,

    2011:139). R tabel dicari pada signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data

    (Priyatno, 2010:91).

    Hasil Uji Validitas Pilihan Ganda Siklus I

    Kompetensi

    Dasar

    Indikator Instrumen Soal

    6.2

    Menjelaskan

    hubungan

    antara keadaan

    awan dan

    cuaca.

    1.Menjelaskan

    hubungan antara

    keadaan langit dan

    keadaan cuaca.

    valid Tidak valid

    1, 2, 6, 7, 9, 13. 4, 12.

    2.Mengidentifikasi

    kondisi cuaca,

    misalnya berawan,

    cerah, panas,

    dingin, dan hujan.

    3,5,8,10,11,14,15,17,18,19,20,22,23,24.

    16, 21, 25.

    Hasil Uji Validitas Pilihan Ganda Siklus II

    Kompetensi Dasar Indikator Instrumen Soal

    6.2 Menjelaskan

    hubungan antara

    keadaan awan dan

    cuaca

    1.Setelah melihat gambar

    tentang keadaan

    langit,siswa mampu

    meramalkan keadaan

    cuaca yang akan terjadi

    berdasarkan keadaan

    langit dengan tepat.

    Valid Tidak Valid

    1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

    13 14,15.

    2

    2.Setelah mendengarkan 16, 17, 19,20, 21, 22 23, 18

  • 53

    penjelasan dari guru

    tentang pengaruh cuaca

    terhadap kegiatan

    manusia,siswa mampu

    menjelaskan pengaruh

    cuaca terhadap kegiatan

    manusia dengan benar.

    24, 25.

    Tabel diatas menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk

    soal pada siklus I dan siklus II yang sudah di uji validitasnya melalui SPSS 20 for

    windows. Pada siklus I dari 25 soal terdapat 20 soal yang valid dan 5 soal yang

    tidak valid. Sedangkan pada siklus II dari 25 soal terdapat 21 soal yang valid dan

    4 soal yang tidak valid. Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji

    reliabilitas pada instrument tersebut.

    3.9.2.2Uji Reliabilitas

    Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten

    jika dikenakan pada suatu objek (Arikunto, 2010: 173). Pengukuran tingkat

    reliabilitas instrumen soal dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha.

    Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya.

    Tahapan uji reliabilitas ini menggunakan program SPSS 16 for windows

    (statistical product and service solutions).

    Menurut George dan Mallery dalam Sudjana (2010), uji reliabilitas

    penelitian adalah dengan menggunakan teknik alfa untuk menentukan tingkat

    reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut:

    α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

    0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima

    0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

    α > 0,9 : reliabilitas memuaskan

    Uji reliabilitas instrumen soal dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

    instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual

  • 54

    setelah pembelajaran dengan menggunakan modelMake A Match. Untuk

    mengetahui reliabilitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba

    yaitu kelas IV SD Negeri Tlogo.

    Reliabilitas untuk soal siklus I dan II bisa ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan Siklus II

    Reliabilitas Cronbach’s

    Alpha

    N of items

    Siklus I 955 20

    Siklus II 938 23

    Menurut Sekaran (1922) dalam Dwi Priyatno, (2010) reliabilitas kurang

    dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah

    baik. Berdasarkan tabel 4.3, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s Alpha

    pada soal siklus I sebesar 938 dari 25 item yang diuji. Sedangkan untuk Cronbach

    Alpha soal siklus II sebesar 955 dari 25 item yang diuji. Uji reliabilitas digunakan

    untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsistensi untuk

    diujikan kapan saja instrument tersebut disajikan. Hasil 𝑟11 yang didapat dari

    perhitungan dibandingkan dengan harga r tabelproduct moment. Harga r tabel

    pada siklus I diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product

    moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 21 diperoleh r tabel = 0, 433.

    Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria

    pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal siklus I tersebut

    reliabel.

    Selanjutnya harga r tabel pada siklus II diperoleh dengan taraf signifikansi

    5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 20

    diperoleh r tabel = 0, 444. Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka koefisien reliabilitas butir

    soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir

    soal siklus II tersebut reliabel.

    Setelah diuji kevaliditasan soal selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas. Ini

    berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Setelah

  • 55

    dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal. Selanjutnya dilakukan uji taraf

    kesukaran soal.

    3.10 Analisis Taraf Kesukaran Item Soal

    Menurut Arikunto (2010: 207-210), ”Soal yang baik adalah soal yang tidak

    terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang

    siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu

    sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba

    lagi karena diluar jangkauannya”. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran

    adalah (Arikunto, 2010: 207-210):

    P =

    Keterangan:

    P = indeks kesukaran

    B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

    JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

    Kriteria tingkat kesukaran soal:

    P=0,00 – 0,30 adalah soal sukar

    P=0,30 – 0,70 adalah soal sedang

    P=0,70 – 1,00 adalah soal mudah

    Analisis Soal Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II

    No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah

    1

    I

    Sukar 12, 13, 20 3

    2 Sedang 1,3,4,6,7,8,9,10,14,15,17,19,21,22,23,24,25 17

    3 Mudah 2,5,11,16 dan 18 5

    No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah

    1

    II

    Sukar 9,18 2

    2 Sedang 3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,

    14,15,17,19,20,21,22,23,24,25

    20

    3 Mudah 1,2 dan 16 3

  • 56

    3.11 Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan pada penelitian pembelajaran IPA dengan

    penggunaan model pembelajaran Make A Match pada siswa kelas III SD Negeri

    Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, sebagai bettrikut:

    a. Tumbuhnya motivasi belajar siswa yang dilihat melalui lembar observasi selama

    proses pembelajaran yang dilaksanakan.

    b. Meningkatnya hasil belajar IPA yang dilihat melalui tes kemampuan dengan

    adanya proses pembelajaran.

    c. Target pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini untuk motivasi indikator

    keberhasilannya ≥80%, sedangkan untuk ketuntasan kelas hasil belajar siswa

    indikator keberhasilanya adalah 80% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

    sebesar ≥70.