Bab III Metodologi

23
PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS BAB III METODOLOGI 3.1. PEMILIHAN LOKASI BANGUNAN Dari peta RBI dan Peta Geologi Regional dapat ditentukan lokasi- lokasi alternatif PLTM dengan acuan sbb : 1. Perkiraan luas DPS, semakin luas DPS maka Debit semakin besar 2. Secara topografi lokasi rencana bendung tersebut dekat dengan terjunan (hubungannya dengan Pemilihan tipe bangunan, head dan jalur waterway) 3. Lokasi rencana bangunan (bendung, waterway dan rumah turbin) diusahakan tidak berada (melewati) pada daerah pemukiman atau sawah irigasi karena biaya pembebasan tanah akan mahal, rawan konflik. 4. Lokasi rencana bangunan (bendung, waterway dan rumah turbin) dekat dengan jalan akses dan pemukiman (terdapat jalur transmisi dan distribusi listrik eksisting) karena biaya konstruksi (dan investasi) murah. Apabila pada suatu jalur sungai terdapat bendung atau bendungan, maka lokasi rencana bangunan PLTM bisa diletakkan di hulu bangunan tersebut karena ketersediaan air lebih terjamin 3.2. ANALISIS HIDROLOGI Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 1

Transcript of Bab III Metodologi

Page 1: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

BAB III

METODOLOGI

3.1. PEMILIHAN LOKASI BANGUNAN

Dari peta RBI dan Peta Geologi Regional dapat ditentukan lokasi-lokasi alternatif

PLTM dengan acuan sbb :

1. Perkiraan luas DPS, semakin luas DPS maka Debit semakin besar

2. Secara topografi lokasi rencana bendung tersebut dekat dengan terjunan

(hubungannya dengan Pemilihan tipe bangunan, head dan jalur waterway)

3. Lokasi rencana bangunan (bendung, waterway dan rumah turbin) diusahakan

tidak berada (melewati) pada daerah pemukiman atau sawah irigasi karena biaya

pembebasan tanah akan mahal, rawan konflik.

4. Lokasi rencana bangunan (bendung, waterway dan rumah turbin) dekat dengan

jalan akses dan pemukiman (terdapat jalur transmisi dan distribusi listrik eksisting)

karena biaya konstruksi (dan investasi) murah.

Apabila pada suatu jalur sungai terdapat bendung atau bendungan, maka lokasi

rencana bangunan PLTM bisa diletakkan di hulu bangunan tersebut karena

ketersediaan air lebih terjamin

3.2. ANALISIS HIDROLOGI

A. Perhitungan Debit Andalan (Low Flow Analysis)

Analsis ketersediaan air adalah dengan membandingkan kebutuhan air total

termasuk kebutuhan air untuk PLTM dengan ketersedian air. Setelah

dibandingkan akan didapat kelebihan atau defisit air pada setiap bulannya, baik

pada saat ini ataupun waktu yang akan datang.

Secara umum dapat debit andalan dinyatakan data aliran sungai/ curah hujan

dengan debit andalan 80% dan 90% agar PLTM dapat berfungsi dengan baik

termasuk pada musim kemarau seperti bulan Juni, Agustus, dan September

yang terjadi defisit air.

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 1

Page 2: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

Analisis debit andalan bertujuan untuk mendapatkan potensi sumber ai yang

berkaitan dengan rencana pembangunan PLTM. Perhitungan debit andalan

dihitung berdasarkan metoda rasional menggunakan data hujan bulanan

dengan koefisien limpasan (C) disesuaikan dengan kondisi tutupan lahan pada

DAS lokasi rencana PLTM.

Dari hasil hitungan debit bulanan dapat disusun Flow Duration Curve yang

dapat digunakan untuk menentukan debit andalan 90% atau Q90% sebagai

debit rencana pembangkit tenaga listrik.

Gambar 3.1 Contoh Flow Duration Curve

B. Analisis Hujan Rancangan

Analisis hujan rancangan merupakan input untuk analisis debit banjir

rancangan, untuk keperluan perencanaan konstruksi bangunan PLTM. Adapun

tahapan analisis hujan rancangan meliputi:

1 Data hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hujan rancangan adalah data

hujan harian maksimum tahunan dari stasiun yang mewakili Daerah Aliran

Sungai yang ditinjau. Panjang data minimal 20 tahun terakhir

2 Uji Konsistensi Data

Sebelum data hujan ini dipakai terlebih dahulu harus melewati pengujian

untuk kekonsistenan data tersebut. Metode yang digunakan adalah Metode

RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums) (Buishand,1982). Pengujian

konsistensi dengan menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu

pengujian dengan komulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 2

Page 3: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

dengan akar komulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai

reratanya.

3 Uji Homogenitas Data

Homogenitas data hujan dibandingkan dengan catatan hujan dari stasiun

terdekat. Tujuan uji ini untuk mengetahui dan memperbaikai kesalahan

pengamatan data yang tidak homogen akibat perubahan posisi atau cara

pemasangan alat ukur yang tidak baik. Data yang digunakan dalam uji ini

adalah data hujan tahunan. Pemeriksaan homogenitas data biasa

menggunakan metode kurva massa ganda (double mass curve)

4 Pengisian Data yang Hilang

Stasiun hujan kadang-kadang tidak bekerja dengan baik atau rusak

sehingga dalam beberapa periode data hujan tidak dapat terekam atau

hasilnya meragukan. Data yang hilang tersebut dapat diperkirakan dengan

metode pendekatan dengan menggunakan data hujan dari stasiun terdekat.

5 Hujan Rerata Daerah

Apabila suatu DAS terwakili oleh beberapa stasiun hujan, maka akan dicari

hujan rerata daerah. Hujan rerata daerah akan dihitung dengan beberpa

metode yang ada yaitu: metode poligon thiessen, rerata aritmatik atau

dengan metode isyohiet. Apabila hanya diwakili oleh satu stasiun maka

harus diadakan koreksi dengan faktor reduksi daerah.

6 Analisis Frekuensi

Kala ulang (return period) didefinisikan sebagai waktu hipotetik di mana

hujan atau debit dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui

sekali dalam jangka waktu tersebut. Analisis frekuensi ini didasarkan pada

sifat statistik data yang tersedia untuk memperoleh probabilitas besaran

hujan (debit) di masa yang akan datang.

(a) Model Distribusi Peluang

Untuk memperkirakan besarnya debit banjir dengan kala ulang

tertentu, terlebih dahulu data-data hujan didekatkan dengan suatu

model distribusi peluang, agar dalam memperkiraan besarnya debit

banjir tidak sampai jauh melenceng dari kenyataan banjir yang terjadi.

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 3

Page 4: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

Distribusi teoritis yang biasa dipakai diantaranya: Distribusi Normal,

Log Normal, Gumbell dan Log Pearson Type III.

Distribusi Log Pearson Tipe III banyak digunakan dalam analisis

hidrologi, terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan

minimum (debit minimum) dengan nilai ekstrim. Bentuk Distribusi Log

Pearson Tipe III merupakan hasil transformasi dari Distribusi Pearson

Tipe III dengan mengganti variat menjadi nilai logaritmik.

Bentuk kumulatif dari Distribusi Log Pearson Tipe III dengan nilai

variatnya X, apabila digambarkan pada kertas peluang logaritmik

(logarithmic probability paper) akan merupakan model matematika

persamaan garis lurus.

Persamaan garis lurusnya adalah :

dimana:

Y = nilai logaritmik dari X

= nilai rata-rata Y

S = deviasi standar Y

k = karakteristik dari Distribusi Log Pearson Tipe III

Prosedur untuk menentukan kurva distribusi Log Pearson Tipe III,

adalah (Soewarno, 1995:142):

1) Tentukan logaritma dari semua variat X

2) Menghitung harga logaritma rata-rata

, n = jumlah data

3) Menghitung nilai deviasi standar dari log X

4) Menghitung harga koefisien kemencengan

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 4

Page 5: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

5) Diperoleh rumus

6) Menghitung antilog dari logaritma X untuk mendapatkan nilai X

yang diharapkan terjadi pada tingkat peluang atau periode ulang

tertentu sesuai dengan nilai CS-nya.

(b) Uji Kesesuaian Pemilihan Distribusi

Untuk menentukan kesesuaian distribusi frekuensi dari sampel data

terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat mewakili

distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian parameter.

Pengujian tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan:

1) Uji Chi Kuadrat

Uji Chi Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah

persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari

distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan

keputusan uji ini menggunakan parameter 2, oleh karena itu

disebut dengan Uji Chi Kuadrat. Parameter 2, dapat dihitung

dengan rumus (Soewarno, 1995,194):

dimana:

h2 = parameter chi kuadrat terhitung

G = jumlah sub kelompok

Oi = jumlah pengamatan pada sub kelompok ke i

Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke i

Parameter h2 merupakan variabel acak. Peluang untuk mencapai

nilai h2 sama atau lebih besar daripada nilai chi kuadrat yang

sebenarnya (2). Adapun prosedur dari Uji Chi Kuadrat adalah

sebagai berikut:

Urutkan data pengamatan (dari kecil ke besar, atau

sebaliknya)

Kelompokkan data menjadi G sub kelompok

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 5

Page 6: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap sub

kelompok

Jumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan

sebesar Ei

Tiap-tiap sub kelompok hitung nilai

Jumlahkan seluruh G sub kelompok untuk

menentukan nilai chi kuadrat hitung

Tentukan derajat kebebasan dk = G – R – 1 (nilai R = 2, untuk

distribusi normal dan binomial, dan nilai R = 1 untuk distribusi

poisson)

Interpretasi hasinya adalah apabila h2 < 2 dari tabel, maka

persamaan distribusi teoritis yang digunakan dapat diterima.

2) Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik (non parametric test), karena pengujiannya tidak

menggunakan fungsi distribusi tertentu. Prosedurnya adalah

sebagai berikut:

Urutkan data pengamatan (dari kecil ke besar atau

sebaliknya) Tentukan nilai masing-masing peluang teoritis

dari hasil penggambaran data

Dari kedua nilai peluang tersebut tentukan selisih terbesar

antara peluang pengamatan dengan peluang teoritis.

D = maksimum [P(Xm)-P‘(Xm)]

Berdasarkan tabel nilai kritis (Smirnov-Kolmogorov test)

tentukan harga D0

Interpretasi hasinya adalah apabila D < D0 maka distribusi teoritis

yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat

diterima.

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 6

Page 7: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

Pada penggunaan Uji Smirnov-Kolmogorov, meskipun

manggunakan perhitungan matematis namun kesimpulan hanya

berdasarkan bagian tertentu (sebuah variat) yang mempunyai

penyimpangan terbesar, sedangkan Uji Chi Kuadrat menguji

penyimpangan distribusi data pengamatan dengan mengukur

secara matematis kedekatan antara data pengamatan dengan

seluruh bagian garis persamaan distribusi teoritisnya (garis lurus

ataupun garis lengkungnya). Dengan demikian Uji Chi Kuadrat

lebih teliti dibandingankan dengan Uji Smirnov-Kolmogorov.

7 Intensitas Curah Hujan

Dalam menentukan debit banjir rencana, perlu didapatkan harga suatu

intensitas curah hujan. Intensitas curah hujan adalah ketinggian yang terjadi

pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Analisis

intensitas curah hujan ini dapat diproses dari data curah hujan yang telah

terjadi di masa lampau. Intensitas curah hujan dinotasikan dengan huruf I

dengan satuan (mm/jam), yang artinya tinggi curah hujan yang terjadi

sekian mm dalam kurun waktu per jam. Intensitas curah hujan menurut

Mononobe dapat dirumuskan sebagai berikut:

dimana:

I = intensitas curah hujan (mm/jam)

t = lama curah hujan (jam)

R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)

Perhitungan curah hujan jam-jaman untuk rata-rata DAS adalah sebagai

berikuts.

Jam ke = 1, = 0.35R24

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 7

Page 8: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

Jam ke = 2, = 0.22R24

Jam ke = 3, = 0.17R24

Jam ke = 4, = 0.14R24

Jam ke = 5, = 0.12R24

C. Analisis Banjir Rancangan

Banjir rancangan merupakan suatu banjir dengan kala ulang tertentu. Debit

banjir rancangan tersebut akan digunakan untuk menentukan kapasitas

terusan/kanal dan merencanakan bangunan pengendalian banjir. Besar kala

ulang yang akan digunakan dalam perencanaan bangunan pengendali banjir

tertuang dalam kriteria perencanaan bangunan pengendalian banjir.

HEC-HMS Hydrologic Modelling System adalah program komputer yang

dikembangkan oleh US. Army Corps. of Engineers. Program ini merupakan

versi yang lebih baru dari program HEC-1. Sistem model hidrologi dengan

program HEC-HMS didesain untuk mensimulasikan proses presipitasi-limpasan

dari sistem aliran. Program ini didesain agar dapat diaplikasikan dalam area

tertentu untuk menyelesaikan masalah hidrologi. Hidrograf yang dihasilkan

dapat dipakai secara langsung atau sebagai penghubung dengan perangkat

lunak lain dalam studi ketersediaan air, drainase perkotaan, perkiraan aliran,

disain bangunan air, prakiraan kerusakan akibat banjir dan sistem operasi.

Program ini terintegrasi dengan sistem database, pemasukan dan perhitungan

data yang masuk hingga bagian penjabaran dan pengambaran hasil yang

didapat. Data dapat dimasukkan secara manual maupun melalui DSS (Data

Storage System). Program HEC-HMS terdiri dari tiga komponen yaitu model

basin, model hidrologi dan kontrol spesifikasi. Keluaran hasil yang didapat dapat

berupa hidrograf limpasan dalam suatu sistem hidrologi DAS.

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 8

Page 9: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

Teori dasar proses limpasan pada program HEC-HMS, disederhanakan dari

proses limpasan yang sebenarnya yang terjadi di alam. Namun pendekatan

tersebut sudah cukup mewakili proses yang terjadi di alam.

Ketiga komponen dalam HEC-HMS tersebut saling mendukung satu sama lain

untuk tujuan simulasi. Model Basin yang berisikan parameter dan data jaringan

yang terhubung dengan elemen hidrologi. Termasuk juga sub-elemen dalam

subbasin seperti routing reach (batasan jangkauan), junction (simpangan),

reservoir (simpanan air), source (sumber), sink (kehilangan) dan diversion

(alihan).

Gambar 3.2 Hubungan Antara Masing-Masing Komponen

Model Meteorologi yang terdiri dari data meteorologi seperti curah hujan dan

lain-lain. Sementara itu spesifikasi kontrol yang bertugas menetapkan waktu

simulasi dan berbagai kontrol hitungan lainnya.

Tampilan awal pada HEC-HMS seperti pada Gambar 3, dari tampilan ini terlihat

tiga komponen utama, salah satunya ialah komponen basin yang terlihat pada

gambar di bawah ini. Seperti yang telah diuraikan pada perkenalan model

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 9

Page 10: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

hidrologi HEC-HMS di atas, pada model ini dikenal tiga komponen utama yaitu

Komponen model basin, meteorologi dan kontrol spesifikasi. Hubungan antar

komponen tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2. dan rincian masing-masing

komponen dijabarkan di bawah ini

Gambar 3.3 Tampilan Awal HEC – HMS.

3.3. ANALISIS GEOLOGI

Dilaksanakan pemetaan geologi pada lokasi saluran, penstock dan powerhouse

Penyelidikan geologi ini meliputi pengambilan sample tanah dan pekerjaan di

laboratorium yang berupa pelaksanaan uji sample tanah, pasir dan batu.

3.4. PERENCANAAN DESAIN DASAR BANGUNAN UTAMA

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 10

Page 11: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

Desain dasar bangunan utama PLTM dimaksudkan untuk

menghitung/memperkirakan bentuk serta dimensi dari bangunan-bangunan utama

yang meliputi :

1. Pekerjaan Sipil

Bendung (Weir), Bangunan Pengambilan (Intake), Kantong Lumpur (Desand),

Saluran Pembawa (Water Way), Bak Penenang (Headpond), Pipa sesat

(Penstock), Rumah Pembangkit (Power House), Saluran Pembuangan Akhir

(Tail Race), Jalan Masuk (Acces Road), Rumah operator (kantor).

2. Pekerjaan Elektromekanik

Turbine, Generator, Power Transformator, Switchgear, Sistem Kontrol, Fasilitas

Pembantu.

Perencanaan dasar ini dibuat untuk mendapatkan besaran volume pekerjaan dan

perkiraan biaya konstruksi, sehingga secara garis besar hasil perhitungan-

perhitungan sudah dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap PLTM,

baik teknis maupun ekonomis.

Dalam studi Pra Studi Kelayakan ini, beberapa kriteria desain, asumsi dan

referensi yang digunakan dalam studi ini selalu disebutkan untuk memudahkan

pengecekan.

A. Penentuan Tipe Bendung

Pada umumnya, pemilihan tipe bendungan didasarkan pada ketersediaan

material di sekitar lokasi

Tinggi bendung berdasarkan kebutuhan daya listrik yang direncanakan

Kondisi batuan pondasi dan abutment dari kajian dan penyelidikan geologi

Fungsi bendungan (PLTA)

B. Bangunan Pengambilan (intake)

Bangunan pengambil dibuat sebelah kanan aliran sungai dengan arah tegak

lurus terhadap as aliran sungai (as memanjang bendung)

Dimensi bangunan pengambilan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Q = V.A ; V = µ√2gz ; A = b.y

Dimana :

Q = debit desain

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 11

Page 12: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

V = kecepatan pengambilan

A = luas penampang basah sebelah hilir pintu pengambilan

µ = koefisien konstruksi tergantung dari bentuk bukaan dan bentuk mercu

intake

g = percepatan gravitasi (9.81 m/dt2)

z = kehilangan energi

b = bukaan lebar

y = tinggi air di hilir di atas mercu intake

C. Saluran Pembawa (Waterway)

Biasanya saluran pembawa direncanakan berbentuk segi empat atau

trapesium yang dibentuk dari dari pasangan batu atau beton dengan

mempertimbangkan kecepatan aliran rencana yang melewati saluran tersebut.

D. Desain dasar Penstock

a. Diameter Pipa Pesat

Diameter pipa pesat dihitung dengan menggunakan rumus :

Q = A . V A = Q/V

A = 1/D = 0.7857 D2

D = (Q/0.7857 V)1/2

b. Tebal Pipa pesat

Tebal pipa pesat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

t = (D+800)/400

dimana :

t = Tebal pipa pesat, mm

D = Diameter pipa sesat, mm

E. Pemilihan Tipe Turbin

Jenis turbin yang umum digunakan antara lain : Kaplan, Cross flow, Francis dan

Pelton. Adapun pemilihan tipe turbin tersebut didasarkan pada tinggi tekan (head),

debit dan daya yang direncanakan.

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 12

Page 13: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

3.5. HARGA SATUAN DALAM DESAIN DASAR

Harga komponen induk (civil work, galian) diambil dari harga satuan dari Bappeda/

Dinas PU setempat, dan pekerjaan Mechanical-Electrical (Penstock, Turbin &

Generator) harus ditanyakan dari fabrikan setempat, termasuk biaya kirimnya.

3.6. ANALISIS FINANSIAL

Analisa ini dilakukan dengan paradigma INVESTOR, interest, pajak, cost of money

semasa konstruksi, EIRR, ROR dan ROI dihitung sesuai peraturan pemerintah

tentang Penyediaan Listrik Swasta.

A. Penentuan Manfaat Pembangunan PLTM

Untuk keperluan analisis ekonomi, manfaat pembangunan PLTM biasanya

hanya dihitung dari tangible dan direct benefit dengan mengetahui biaya

pembangunan PLTM sehingga analisis benefit-cost dapat dilakukan. Manfaat

sekunder (secondary benefit) biasanya tidak diperhitungkan dalam analisis

ekonomi suatu pembangunan PLTM karena pengaruhnya kecil dan sulit untuk

menentukannya akan tetapi setiap pembangunan PLTM pasti mempunyai

manfaat tambahan tidak langsung.

Kajian ekonomi pembangunan PLTM akan menghasilkan kajian tentang

dampak pembangunan PLTM, penentuan biaya dan manfaat pembangunan

PLTM. Analisis ini diperlukan untuk mengkaji kepentingan pembangunan PLTM

ini dengan dampaknya pada ekonomi kawasan dimana PLTM tersebut

dibangun, dampaknya tidak langsung dalam meningkatkan kegiatan ekonomi

lainnya, seperti pada penyediaan lapangan kerja, pajak, pendapatan daerah,

dan keuntungan lain tidak langsung seperti peningkatan sumber daya manusia,

sedangkan kajian dalam aspek sosial adalah untuk mengetahui perubahan

tingkat hidup masyarakat sebelum dan sesudah pembangunan PLTM dibangun.

B. Analisis Benefit dan Cost

Dalam pembangunan PLTM, pembahasan dalam diarahkan pada lokasi yangn

mempunyai manfaat (benefit) yang sama tetapi dengan biaya (cost) yang

berbeda. Pembangunan PLTM dipilih yang mempunyai annual cost atau

present value yang terendah.

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 13

Page 14: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

Dalam keadaan dimana terdapat benefit yang berbeda, maka pemilihan

pembangunan PLTM berdasarkan analisis untuk kedua parameter tersebut

(benefit dan cost) sehingga akan didapatkan alternatif yang terbaik. Analisis

benefit–cost tersebut dapat dilakukan beberapa cara yaitu:

1. Benefit–Cost Ratio (B/C)

Benefit cost ratio (B/C) merupakan suatu analisa pemilihan pembangunan

PLTM yang biasa dilakukan karena mudah, yaitu perbandingan antara

benefit dengan cost. Kalau nilainya < 1 maka pembangunan PLTM tidak

layak secara ekonomis, sedang kalau > 1, berarti pembangunan PLTM

tersebut feasible. Kalau B/C = 1, dikatakan pembangunan PLTM tersebut

marginal (tidak rugi dan tidak untung).

2. Net Benefit (B – C)

Metode kedua dalam pemilihan alternative dengan parameter benefit–cost

adalah net benefit (benefit neto). Net benefit adalah jumlah benefit dikurangi

jumlah cost.

Untuk benefit dan cost yang konstan maka net benefit tahunan adalah selisih

dari kedua parameter ini, sedangkan untuk benefit dan cost yang tidak

konstan, selisihnya perlu dihitung berdasarkan atas present value atau future

value pada waktu yang sama. Pengurangan benefit dengan biaya OP tidak

mempengaruhi net benefit.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return merupakan parameter ketiga dalam pemilihan alternatif

pembangunan PLTM. IRR adalah bunga bank dimana total cost sama

dengan total benefit. Kalau benefit dan cost konstan maka IRR adalah bunga

bank dimana biaya tahunan sama dengan benefit tahunan. IRR menunjukkan

kemampuan suatu pembangunan PLTM untuk menghasilkan pengembalian

atau tingkat keuntungan yang dapat dicapai pembangunan PLTM tersebut.

Suatu pembangunan PLTM dinyatakan layak untuk dibangun jika IRR > suku

bunga yang umum berlaku.

3.7. URUTAN KEGIATAN

1. Pengumpulan Data (Studi Awal, Sosial Ekonomi, Potensi Pengembangan)

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 14

Page 15: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

2. Kondisi Site

a. Administrasi, Geografi

b. Topografi (peta tersedia, kondisi kontur tanah, titik tetap, poligon, waterpass,

detail situasi, peta as bendung, CS & LS, hitungan, gambar)

c. Geologi (investigasi, regional, geologi teknik, kondisi gempa)

d. Hidrologi (cuaca, klimatologi, tata guna lahan, data debit, evapotranspirasi,

curah hujan, debit andalan, debit banjir, sedimen)

e. Material Konstruksi (galian-timbunan, material inti, pasir & gravel, batuan)

f. Jalan access

3. Aspek Lingkungan

a. Metodologi

b. Kondisi eksisting lokasi dan sosial budaya

c. Areal yang berpotensi masalah

4. Kondisi Tenaga Listrik Eksisting

a. Organisasi perusahaan listrik

b. Sistem dan ketersediaan listrik yang sudah ada/ present

c. Kebutuhan/ demand listrik kedepan

5. Formulasi Plan

a. Studi perbandingan alternative plan (metode, tata letak, tipe dam)

b. Tata guna air di down stream, terutama air baku

c. Pemakaian listrik secara optimum (operasi tampungan, titik berat pakai)

6. Desain Dasar Konstruksi

a. Civil work utama (pengelak aliran, bendung, intake, pengarah, kantong

pasir, waterway, bak penenang, powerhouse & switchyard, tail race, acces

road, rumah operator)

b. Metal work (gate, stoplog, trashrack & valve, pipa pesat)

c. Electrical-mechanical work (turbin, generator kit, outdoor switchgear,

transmision (kabel, trafo, tiang))

7. Konstruksi Plan

a. Model konstruksi

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 15

Page 16: Bab III Metodologi

PT. TATA GUNA PATRIA USULAN TEKNIS

b. Pekerjaan persiapan

c. Pekerjaan sipil

8. Estimasi Biaya Konstruksi dan Analisa Finansial

a. Biaya investasi (biaya langsung/ tidak, estimasi biaya proyek)

b. Jadwal pelaksanaan

c. Analisa Finansial (operasi-pemeliharaan, usia guna, alokasi dana & skedul,

cash flow, interest, pajak, EIRR)

d. Kesimpulan Kelayakan Proyek

9. Pembuatan Laporan

a. Pendahuluan

b. Antara

c. Akhir (Kesimpulan dan Rekomendasi)

d. Pendukung

Pre Feasibility Study PLTM Maiting 1, Toraja Utara, Sulawesi Selatan III - 16