BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf ·...

36
43 BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan Gerbong Berikut adalah diagram alir perancangan produk, pembentukan geometri, pemodelan, dan analisa gerbong. Mulai Membuat daftar persyaratan kebutuhan teknis (technical specification) Menetukan standar baku yang akan digunakan dalam perancangan gerbong tangki Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain Mendefinisikan beban yang akan ditimbulkan atau yang akan diterima oleh gerbong tangki Pemodelan desain gerbong tangki dengan modeler Ansys atau software CAD Analisa Finite Element (Finite Element Analysis) dan pembebanan statik dengan Ansys Mechanical 12 Mengkaji tegangan yang terjadi pada struktur model gerbong tangki Pengambilan data Dokumentasi teknik Selesai Perhitungan dan penentuan geometri awal gerbong tangki Study lapangan di PT INKA Madiun Pemilihan tipe Element Pendeskripsian Real Constant Pendeskripsian Material Properties Pendefinisian Elemen (Mehing) Pendefinisian Beban Muatan Solution Pengambilan Hasil Analisa : 1. Von Misses 2. Defleksi sumbu Y YA TIDAK Gambar 3. 1 Diagram alir perancangan dan analisa gerbong

Transcript of BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf ·...

Page 1: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

43

BAB III

METODOLOGI

3.1 Bagan Pemodelan Perancangan Gerbong

Berikut adalah diagram alir perancangan produk, pembentukan geometri,

pemodelan, dan analisa gerbong.

Mulai

Membuat daftar persyaratan kebutuhan teknis (technical specification)

Menetukan standar baku yang akan digunakan dalam perancangan gerbong tangki

Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

Mendefinisikan beban yang akan ditimbulkan atau yang akan diterima oleh gerbong tangki

Pemodelan desain gerbong tangki dengan modeler Ansys atau software CAD

Analisa Finite Element (Finite Element Analysis) dan pembebanan statik dengan Ansys Mechanical 12

Mengkaji tegangan yang terjadi pada struktur modelgerbong tangki

Pengambilan data

Dokumentasi teknik

Selesai

Perhitungan dan penentuan geometri awal gerbong tangki

Study lapangan di PT INKA Madiun

Pemilihan tipe Element

Pendeskripsian Real Constant

Pendeskripsian Material Properties

Pendefinisian Elemen (Mehing)

Pendefinisian Beban Muatan

Solution

Pengambilan Hasil Analisa :1. Von Misses2. Defleksi sumbu Y

YA

TIDAK

Gambar 3. 1 Diagram alir perancangan dan analisa gerbong

Page 2: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

44

Dari Gambar 3.1, dapat diketahui bahwa terdapat tiga tahapan dalam perancangan

gerbong yaitu, perancangan gerbong dan pembentukan geometri, pemodelan gerbong,

dan analisa tegangan pada gerbong. Untuk pemodelan gerbong, software yang

digunakan yaitu Ansys Mechanial APDL 12.

3.2 Penentuan Geometri Gerbong

Penentuan geometri gerbong dilakukan dengan menentukan jumlah kebutuhan

angkut awal dan dimensi jalur rel yang akan dilalui. Geometri gerbong dapat ditentukan

mulai dari wadah tangki hingga komponen lainnya. Penentuan geometri tersebut

didasarkan pada pertimbangan gaya dan desain kebutuhan awal gerbong itu sendiri,

sedangkan kapasitas muatan dari gerbong akan menentukan panjang dan lebar dari

gerbong.

3.2.1 Penentuan Dimensi Awal Wadah Muatan

Penetuan dimensi wadah muatan gerbong ditentukan dari volume yang

dibutuhkan ditambah faktor kelebihan desain sebesar 1.3 dan dikombinasikan dengan

batas ruang bebas material yang berlaku di Indonesia. Perhitungan wadah gerbong

ditentukan sebagai berikut:

Volume spesifikasi awal tangki ditentukan dari kebutuhan awal yang kita

inginkan. Kebutuhan wadah angkut yang di inginkan adalah 38.000 liter.

38.000 liter = 38 m3

Volume yang dibutuhkan dalam pemodelan merupakan volume spesifikasi

awal dikalikan dengan faktor pengali dalam pemodelan wadah muatan yang

telah ditentukan dalam standar yaitu sebesar 1,3 kali dari volume awal.

1,3 x 38 m3

= 49,4 m3

Lebar awal desin bejana ditentukan dengan melihat ketentuan lebar lintasan

dan alat penunjang lalu lintas yang ada di Indonesia. Untuk lebar gerbong yang

diijinkan di indonesia adalah 3,08 meter, dari ketentuan tersebut berarti lebar

gerbong tidak lebih dari 3,08 meter. Lebar yang diijinkan dikurangi dengan

lebar peralatan penunjang gerbong tangki seperti tangga dan alat bongkar muat

muatan sehaingga lebar untuk wadah muatan sekitar 2,4 – 2,5 meter.

Page 3: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

45

Gambar 3. 2 Lebar lintasan standar di Indonesia

3,08 – lebar peralatan penunjang = 2,4 m

Panjang tabung awal merupakan perkiraan panjang awal dari wadah muatan

yang diinginkan.

Gambar 3. 3 Panjang perkiraan awal tabung

(3-1)

( )

Page 4: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

46

Tutup bejana elipsoidal dipilih untuk menentukan bentuk awal karena bentuk

ini lebih efektif dan termasuk sudah aman untuk tangki yang bergerak dengan

muatan cair di dalamnya.

Gambar 3. 4 Diameter dan tinggi awal tutup tangki

t = 0,25 m (ketentuan untuk tempat alat penunjang gerbong)

D = 2,4 m (sesuai dengan diameter tabung awal yang digunakan)

(3-2)

Volume tabung akhir didapat dari selisih antara volume tabung awal dengan

volume elipsoidal yang didapat.

( )

Panjang tabung akhir didapatkan dari volume akhir.

(3-3)

( )

Page 5: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

47

Total panjang bejana merupakan panjang keseluruhan dari wadah.

Gambar 3. 5 Panjang total desain wadah muatan

( )

(3-4)

( ) + 0,158

3.2.2 Penentuan Tebal Plat Tangki

Perhitungan tebal plat tangki dilakukan dengan memperhitungkan tegangan

maksimal akibat tekanan yang dapat diterima oleh tangki tersebut. Tekanan kerja

yang diperhitungkan adalah tekanan hidrostatik dan tekanan internal atau tekanan

uap dari fluida. Tegangan maksimal terjadi pada membran shell berbentuk silinder

pada wadah bejana yang digunakan. Tegangan membran akan diperhitungkan untuk

menentukan tebal awal plat yang digunakan dalam desain awal. Untuk perhitungan

digunakan silinder biasa dengan tutup berupa bidang datar untuk mempermudah

hitungan awal. Sedangkan untuk tutup bejana yang berbentuk elipsoidal 3:1 dapat

digunakan faktor pengali sesuai dengan standar keamanan yang ada. Untuk faktor

pengali pada standar DOT Part 179 – Specifications for Tank Car adalah sebesar

1,83 kali tebal shell yang ada.

Gambar 3. 6 Arah tegangan meridional dan tegangan aksial

Page 6: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

48

(3-5)

Untuk tegangan aksial besarnya sehingga :

(3-6)

Jika

(3-7)

Sehingga didapat tegangan aksial :

(3-8)

Untuk tegangan meridional besarnya sehingga :

(3-9)

Jika

(3-10)

Sehingga didapat tegangan meridional :

(3-11)

Rumus diatas digunakan untuk menghitung tegangan hanya berdasarkan

tekanan internal, namun untuk kasus yang dihadapi terdapat juga tekanan hidrostatik.

Page 7: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

49

Sehingga kita harus menggunakan penurunan rumus tegangan membran berdasarkan

tekanan hirostatik dan tekanan internal.

Untuk mempermudah penghitungan kita menggunakan circular segment atau

potongan melintang dari silinder yang berupa lingkaran.

Gambar 3. 7 Potongan melintang silinder

Keterangan :

(3-12)

√ ( ⁄ )

(3-13)

√ ( ) ( ⁄ )

(3-14)

(

) (

)

(3-15)

( ⁄ )

(3-16)

(

)

(3-17)

( ⁄ )

(3-18)

Page 8: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

50

(

) ( )√

( )

(3-19)

Tegangan meridional ( m)

Tegangan meridional merupakan tegangan yang terjadi pada dinding bejana

pada arah melingkar. Berikut diagram benda bebas dari tegangan meridional yang

terjadi :

Gambar 3. 8 DBB tegangan meridional

( )

( )

( ⁄ )

[ ⁄ ( )] {[ (

⁄ ⁄ )] }

( ⁄ )

[ ⁄ ( )] {[ (

⁄ ⁄ )] }

( ⁄ )

(3-20)

Page 9: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

51

Tegangan aksial ( a)

Tegangan aksial merupakan tegangan yang terjadi pada membran yang sejajar

dengan arah memanjang dari bejana tersebut. Tegangan aksial dihitung seragam

tanpa perbedaan pada setiap ketinggiannya. Hal ini dilakukan untuk

menyerdahanakan proses perhitungan.

Gambar 3. 9 DBB tegangan aksial

(3-21)

Dari rumus diatas tegangan yang berfariasi hanya untuk tegangan meridional

sedangkan tegangan aksial dianggap seragam. Pada setiap ketinggian tegangan

meridional akan berbeda perhitungan dilakukan pada sudut kritis yang ada. Sudut

kritis bisa terdapat pada titik terendah, titik tertinggi atau tepat pada titik perbedaan

tebal yang ada, misalnya pada dudukan tangki.

Page 10: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

52

Gambar 3. 10 Sudut kritis perhitungan

Dari Gambar 3.10 kita dapat mengambil titik ritis pada sudut theta 10, 20

0,

1300, 180

0, 270

0. Dan untuk sudut alfa besarnya tetap yaitu 90

0. Untuk data yang lain

digunakan asumsi awal sesuai data yang didapat saat study lapangan di PT INKA.

Asumsi awal seperti tebal plat yang digunakan adalah 10 mm. Data tersebut

digunakan dalam perhitungan tegangan aksial dan tegangan meridional maka akan

didapat besar tegangan sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Hasil perhitungan tegangan meridional dan tegangan aksial

No Sudut theta Sudut alfa Tegangan meridional

(MPa)

Tegangan aksial

(MPa)

1 10 90

0 9,320 4,270

2 200 90

0 9,315 4,270

3 1300 90

0 9,141 4,270

4 1800 90

0 9,084 4,270

5 2700 90

0 9,665 4,270

Page 11: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

53

Dari Tabel 3.1 di atas tegangan terbesar terjadi pada sudut 2700, namun

perbedaan tegangan yang terjadi tidak terlalu besar sehingga dapat diambil tegangan

terbesar sebagai acuan awal yaitu untuk tegangan meridional sebesar 9,665 MPa dan

tegangan aksial sebesar 4,270 MPa.

Dari tegangan meridional dan tegangan aksial kita dapat memperhitungkan

tegangan ekuivalen yang terjadi. Tegangan ekuivalen dapat dihitung dengan

perhitungan persamaan tegangan ekuivalen kriteria Von Misses. Persamaan tegangan

ekuivalen sebagai berikut :

(3-22)

Dari tabel 3. 1 didapat besar tegangan :

Maka tegangan ekuivalen dapat dihitung sebagai berikut :

√ ( )

Setelah didapat tegangan ekuivalen kita dapat mencari faktor keamanan dari

tebal plat asumsi. Besarnya faktor keamanan untuk tebal plat 10 mm adalah sebagai

berikut :

(3-23)

Page 12: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

54

Dari bilangan faktor keamanan yang didapat maka tebal 10 mm masih dapat

diperkecil untuk mendapatkan efisiensi dalam produksi. Kita dapat menentukan tebal

plat yang digunakan dengan mengolah kembali rumus tegangan meridional dan

tegangan aksial.

(

)

(

)

(

) (

)

( )

( )

( )

*

( )

( )

+

*

( )

( )

+

*

( )

( )

+

*

( )

( )

+

(3-24)

Dengan :

[ (

) ]

(3-25)

Page 13: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

55

[

( )]

(3-26)

(3-27)

(3-28)

Dari rumus (3-24) kita dapat menghitung tebal shell dari faktor keamanan yang

diinginkan dengan bantuan Ms Exel. Sedangkan untuk tebal head didapat dari

pengalian tebal shell dengan faktor pengali sebesar 1,83. Tabel 3.2 berikut ini

memberikan hasil perhitungan yang telah dilakukan :

Tabel 3. 2 Tebal shell dengan variasi faktor keamanan

No SF Tebal Shell (mm) Tebal Head (mm)

1 1 0,342 0,627

2 2 0,685 1,253

3 3 1,027 1,880

4 4 1,370 2,507

5 5 1,712 3,133

6 6 2,055 3,760

7 7 2,397 4,386

8 8 2,739 5,013

9 9 3,082 5,640

10 10 3,424 6,266

11 11 3,767 6,893

12 12 4,109 7,520

13 13 4,451 8,146

14 14 4,794 8,773

15 15 5,136 9,399

16 16 5,479 10,026

17 17 5,821 10,653

18 18 6,164 11,279

19 19 6,506 11,906

20 20 6,848 12,533

Perhitungan yang telah dilakukan diatas hanya menggunakan beban tekanan

internal dan tekanan hidrostatik muatan fluida yang diangkut. Oleh karena itu kita

Page 14: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

56

perlu menetapkan faktor keamanan yang tinggi. Untuk tebal awal ditetapkan faktor

keamanan sebesar 10 dengan tebal shell 3,424 mm dan tebal head 6,266 mm.

3.2.3 Penentuan Dimensi Rangka Dasar (Underframe)

Pada penentuan dimensi rangka dasar (underframe), dilakukan dengan

penyesuaian dengan wadah bejana yang telah ditentukan. Jarak dudukan bogie

(center pivot) dengan end beam harus disesuaikan dengan jenis bogie agar presisi.

Begitu juga dengan jarak center pivot dengan bagian bawah wadah. Tebal masing-

masing beam dipilih yang sesuai, artinya menyamakan dengan bentuk yang ada

dipasaran, nantinya akan di analsia terlebih dahulu dengan metode trial and error.

Akibat penyesuaian wadah dengan bagian rangka dasar akan didapatkan jenis

dan tebal awal sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Bagian rangka dasar

No Nama bagian Jenis beam Jumlah Tebal (mm)

1 Center sill Rectangular hollow beam 1 9

2 Side sill C beam 2 9

3 End beam C beam 2 6

4 Cross beam C beam 4 9

5 Bolster Rectangular hollow beam 2 9

Sehingga akan didapatkan dimensi:

Jarak antar center pivot = 8000 mm

Jarak center pivot dengan end beam = 2000 mm

Jarak center pivot dengan dudukan coupler = 1085 mm

Lebar total wadah = 2430 mm

Panjang total = 12000 mm

Page 15: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

57

Gambar 3. 11 Sketsa underframe

3.2.4 Rancangan Gerbong

Setelah ketebalan dinding dari wadah gerbong tersebut ditentukan, komponen

lainnya dalam gerbong dapat ditentukan. Dengan pertimbangan gaya muatan desain

dari gerbong itu sendiri, dari pemilihan komponen komponen tersebut maka

diperoleh spesifikasi teknis gerbong sebagai berikut :

Spesifikasi Gerbong

- Kapasitas = 29,64 ton

- Volume = 38 m3

- Tinggi gerbong dari kepala rel = 2639,5 mm

- Lebar maksimum = 2600 mm

- Jarak antar center pivot = 8000 mm

- Panjang antar end sill = 12000 mm

3.3 Perhitungan Pembebanan

Pembebanan dilakukan pada saat analisa. Analisa dilakukan dalam dua tahap

yaitu analisa off the road (dilakukan saat di workshop) dan analisa on the road

(dilakukan saat di lapangan). Dalam analisa off the road pembebanan dilakukan

terhadap struktur gerbong sesuai dengan standar yang berlaku (JIS, UIC, ORE, FRA,

atau DOT) sedangkan untuk analisa on the road, pembebanan diberikan kepada gerbong

yang telah jadi sesuai dengan keadaan sebenarnya saat dilakukan test run.

Page 16: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

58

1. Pembebanan off the road

Terdapat 4 jenis pembebanan disini yaitu, pembebanan struktur, pembebanan

muatan, pembebanan tekan, dan pembebanan muatan dan tekan.

a. Pembebanan struktur dilakukan untuk menguji struktur gerbong saat kondisi

kosong dan diam apakah tegangan dan defleksi yang terjadi masih memenuhi

ambang batas. Caranya dengan menumpu bagian center pivot sebagai pengganti

bogie (sebagai constraint) dan dengan memberikan gaya gravitasi pada gerbong

sehingga diketahui tegangan dan defleksi pada gerbong.

b. Pembebanan muatan dilakukan untuk menguji stuktur gerbong pada muatan

penuh apakah struktur gerbong mampu menahan massa muatan yang telah

ditentukan atau tidak. Caranya dengan memberikan tumpuan pada bagian center

pivot dan diberi pembebanan maksimum yaitu sebesar muatan yang telah

ditentukan dikali gaya gravitasi serta dikali factor kelebihan desain sebesar 1.3.

c. Pembebanan tekan dilakukan sama hanya dengan pembebanan struktur, namun

ditambah dengan gaya tekan pada dudukan coupler maksimum sebesar 150 ton.

Penekanan yang dilakukan secara bertahap mulai dari 30 ton, 60 ton, 90 ton, 120

ton sampai 150 ton pada salah satu dudukan coupler arah horizontal sedangkan

dudukan coupler yang lain diberikan constraint.

d. Pembebanan kombinasi merupakan kombinasi dari pembebanan muatan dengan

pembebanan tekan. Gerbong dengan muatan penuh ditekan secara bertahap

sebesar 30 ton, 60 ton, 90 ton, 120 ton sampai 150 ton sama halnya dengan

pembebanan tekan.

Tabel 3. 4 Pembebanan analisa off the road

Jenis Analisa

Pembebanan

DBB

Gravitasi Beban

Muatan Gaya Tekan

Beban

Struktur 9,81 m/s

2 - -

Page 17: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

59

Beban Muatan 9,81 m/s2

1G, 2G,

3G, 4G dan

5G

-

Beban Tekan 9,81 m/s2 -

30, 60, 90,

120, 150 ton

Beban

Kombinasi 9,81 m/s

2

1G, 2G,

3G, 4G dan

5G

30, 60, 90,

120, 150 ton

Keterangan :

1G = Mm x 1g ; 2G = Mm x 2g ; 3G = Mm x 3g ; 4G = Mm x 4g ; 5G = Mm x 5g

2. Pembebanan on the road

Untuk pembebanan on the road dilakukan dengan memperhitungkan gaya yang

terjadi pada rangkaian kereta api. Saat kereta api berjalan terdapat tahanan-tahanan

yang terjadi. Ada 3 jenis lintasan yang diperhitungkan disini yaitu datar, tikungan

dan tanjakan. Selain itu juga terdapat tahanan saat gerbong diberi percapatan dan

kombinasi dari keseluruhan tahanan-tahanan tersebut.

Asumsi awal diberikan sesuai standar yang berlaku di Indonesia dan juga

berdasarkan kejadian di lapangan :

Lokomotif jenis CC201

Gerbong tangki berjumlah 15

Kecepatan bervariasi 10 -100 km/jam

Tanjakan sebesar 10 meter per 1000 meter

Kelengkungan jalur rel sejauh 80 meter

Percepatan sebesar 0,01 m/s2

Berikut rumus yang digunakan dalam perhitungan tahanan yang terjadi pada

suatu rangkaian gerbong :

Page 18: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

60

a. Tahanan Lokomotif

Tahanan lokomotif diesel di Indonesia dihitung dengan rumus berikut :

(

) (3-29)

dimana:

ml = massa total lokomotif [ton]

A = luas penampang lokomotif [m2]

V = kecepatan [km/jam]

a = konstanta yang tergantung pada mekanisme dan susunan gandar

b = konstanta yang tergantung pada bentuk lokomotif

[

Beberapa angka praktis :

Tabel 3. 5 Angka praktis dan konstanta pada jenis-jenis lokomotif di Indonesia

Besaran Jenis Lokomotif CC 201 BB 201 BB 301 BB 303

ml [ton] 84 74 52 48

A [m2] 10 10 10 10

a 2,86 2,65 3,5 3,5

b 0,69 0,54 0,55 0,55

Rangkaian menggunakan lok CC 201 karena mayoritas lokomotif yang beredar

saat ini adalah lokomotif tersebut.

b. Tahanan Rolling

Tahanan rolling spesifik untuk kereta penumpang empat gandar dan gerbong

empat gandar :

(3-30)

Tahanan rolling spesifik untuk gerbong dua gandar :

(3-31)

dimana :

V = kecepatan [km/jam]

Tahanan rolling:

(3-32)

Page 19: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

61

Gerbong yang di analisa memiliki 4 gandar. Sehingga rumus yang dipakai

adalah .

[

c. Tahanan Tanjakan

Tahanan tanjakan pada suatu rangkaian yang terdiri dari lokomotif yang

menarik beban rangkaian adalah sebagai berikut :

(3-33)

dimana :

ml = berat lokomotif [ton]

mw = berat rangkaian [ton]

S = besarnya tanjakan atau lereng [‰]

Untuk analisa ini digunakan gradient sebesar 10‰.

[

d. Tahanan Lengkung

Tahanan lengkung spesifik untuk lebar sepur 1067 mm adalah sebagai berikut :

(3-34)

Tahanan lengkung :

( ) (3-35)

Untuk kasus ini dipakai tikungan terkecil minimal sebesar 80 m dengan

peninggian rel bagian luar sebesar α = 50.

[

e. Tahanan Percepatan

Tahanan percepatan spesifik pada rangkaian adalah sebagai berikut:

( ) (3-36)

Sehingga tahanan total akibat percapatan adalah:

( ) (3-37)

dimana:

α = percepatan [m/s2]

c = 0,06 (untuk rangkaian lokomotif dan gerbong)

Page 20: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

62

Untuk kasus ini dipakai percepatan gravitasi g = 9.81 dan percepatan lokomotif

sebesar 0,01 m/s2

.

[

Pembagian analisa on the road dilakukan dengan penggabungan antara tahanan

yang terjadi dengan daya lokomotif yang ada dan semuanya disesuaikan dengan

kejadian sesungguhnya di lapangan. Perhitungan dilakukan dengan variasi jumlah

gerbong dan variasi kecepatan. Untuk hasil perhitungan atau data base perhitungan

keseluruhan akan dibantu dengan program Ms Excel.

Gambar 3. 12 Rangkaian kereta api pengangkut bahan bakar premium

Berikut beberapa analisa on the road yang dilakukan :

a. Analisa lintas datar

Pada lintas datar tahanan yang terjadi berupa tahanan rolling, baik tahanan

rolling lokomotif maupun tahanan rolling gerbong. Sebelum mengetahui gaya

tahanan yang diberikan oleh gerbong, terlebih dahulu menghitung selisih antara gaya

tarik lokomotif dengan tahanan lokomotif pada kecepatan tertentu untuk mengetahui

gaya tarik sebenarnya yang dapat dilakukan oleh lokomotif.

Diketahui kekuatan lokomotif jenis CC 201 sebesar 1945 HP atau sebesar

1450000. Untuk gaya tarik lokomotif sebenarnya dapat ditentukan dengan rumus

sebagai berikut :

[

( (

)

) ] (3-38)

dimana:

FL = gaya tarik lokomotif

P = daya lokomotif

ml = massa total lokomotif [ton]

Page 21: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

63

A = luas penampang lokomotif [m2]

V = kecepatan [km/jam]

a = konstanta pada mekanisme dan susunan gandar

b = konstanta yang tergantung pada bentuk lokomotif

g = percepatan gravitasi [m/s2]

Setelah diketahui gaya tarik lokomotif (untuk jumlah gerbong 15) lalu dicari

tahanan gerbongnya dengan rumus :

* (

)+ (3-39)

dimana :

mw = massa total gerbong [ton]

n = jumlah gerbong

Rangkaian kereta api dapat berjalan apabila . Dari hasil perhitungan

didapatkan nilai efektif untuk kasus ini yaitu :

Kecepatan yang efektif untuk kasus ini adalah 60 km/jam

Besar gaya tarik lokomotif pada kecepatan 60 km/jam (FL) adalah

23695,187 N

Besar gaya tahanan rangkaian kereta pada kecepatan 60 km/jam (FW) adalah

23584,613 N

b. Analisa lintas tanjakan

Pada lintas tanjakan tahanan yang terjadi berupa tahanan rolling, baik tahanan

rolling lokomotif maupun tahanan rolling gerbong serta tahanan tanjakan. Gaya tarik

lokomotif yang sebenarnya dihitung dari selisih antara gaya tarik lokomotif pada

kecepatan tertentu dengan tahanan lokomotif :

[

( (

)

) ] (3-40)

Setelah diketahui kecepatan untuk gaya tarik untuk 15 buah gerbong kemudian

dicari gaya tahanan gerbongnya dengan rumus :

* (

) ( )+ (3-41)

Page 22: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

64

Dimana S adalah besar gradient tanjakan 10‰, artinya setiap jarak 1000 m (x)

ketinggiannya sebesar 10 m (y).

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai efektif untuk kasus ini yaitu :

Kecepatan yang efektif untuk kasus ini adalah 40 km/jam

Besar gaya tarik lokomotif pada kecepatan 40 km/jam (FL) adalah

35916,520 N

Besar gaya tahanan rangkaian kereta pada kecepatan 40 km/jam (FW) adalah

32981,122 N

c. Analisa lintas tikungan

Pada lintas tikungan tahanan yang terjadi berupa tahanan rolling, baik tahanan

rolling lokomotif maupun tahanan rolling gerbong serta tahanan tikungan. Gaya tarik

lokomotif yang sebenarnya dihitung dari selisih antara gaya tarik lokomotif pada

kecepatan tertentu dengan tahanan lokomotif :

[

( (

)

) ] (3-42)

Setelah diketahui kecepatan untuk gaya tarik untuk 15 buah gerbong kemudian

dicari gaya tahanan gerbongnya dengan rumus :

* (

) ( ) (

)+ (3-43)

Dimana R adalah besar radius tikungan yang dilewati yaitu 80 meter.

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai efektif untuk kasus ini yaitu :

Kecepatan yang efektif untuk kasus ini adalah 45 km/jam

Besar gaya tarik lokomotif pada kecepatan 45 km/jam (FL) adalah

31859,417 N

Besar gaya tahanan rangkaian kereta pada kecepatan 45 km/jam (FW) adalah

29429,866 N

d. Analisa rangkaian dengan pemberian percepatan

Pada analisa rangkaian dengan pemberian percepatan tahanan yang terjadi

berupa tahanan rolling, baik tahanan rolling lokomotif maupun tahanan rolling

gerbong serta tahanan akibat percepatan. Gaya tarik lokomotif yang sebenarnya

Page 23: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

65

dihitung dari selisih antara gaya tarik lokomotif pada kecepatan tertentu dengan

tahanan lokomotif :

[

( (

)

) ] (3-44)

Setelah diketahui kecepatan untuk gaya tarik untuk 15 buah gerbong kemudian

dicari gaya tahanan gerbongnya dengan rumus :

* (

) ( ) (

( ))+ (3-45)

Dimana α adalah percepatan rangkaian dan c adalah konstanta untuk rangkaian

lokomotif dan gerbong.

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai efektif untuk kasus ini yaitu :

Kecepatan yang efektif untuk kasus ini adalah 55 km/jam

Besar gaya tarik lokomotif pada kecepatan 55 km/jam (FL) adalah

25931,831 N

Besar gaya tahanan rangkaian kereta pada kecepatan 55 km/jam (FW) adalah

23977,557 N

e. Analisa rangkaian dengan kombinasi tahanan total

Pada pembebanan ini tahanan yang terjadi berupa kombinasi tahanan yang

telah dibahas sebelumnya yaitu tahanan rolling, tahanan tanjakan, tahanan tikungan

dan tahanan percepatan. Gaya tarik lokomotif yang sebenarnya dihitung dari selisih

antara gaya tarik lokomotif pada kecepatan tertentu dengan tahanan lokomotif :

[

( (

)

) ] (3-46)

Setelah diketahui kecepatan untuk gaya tarik untuk 15 buah gerbong kemudian

dicari gaya tahanan gerbongnya dengan rumus :

* (

) ( ) (

( ))

( ) (

) ( )+ (3-47)

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai efektif untuk kasus ini yaitu :

Kecepatan yang efektif untuk kasus ini adalah 35 km/jam

Page 24: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

66

Besar gaya tarik lokomotif pada kecepatan 35 km/jam (FL) adalah

41252,851 N

Besar gaya tahanan rangkaian kereta pada kecepatan 35 km/jam (FW) adalah

41120,966 N

Tabel 3. 6 Pembebanan analisa on the road

Jenis

Analisa Tahanan

Besar Tahanan

Normal

(N)

DBB Keterangan

Lintas

Datar Rolling

23.584,613

Konstan,

lurus, datar.

Lintas

Tanjakan

Rolling,

Tanjakan

32.981,122

10 ‰

Lintas

Tikungan

Rolling,

Tikungan

29.429,866

80 meter

Percepatan Rolling,

Percepatan

23.977,557

0,01 m/s

2

Kombinasi

Rolling,

Tanjakan,

Tikungan,

Percepatan

41.120,966

Kombinasi

Variasi :

1G = BT x 1 ; 2G = BT x 2 ; 3G = BT x 3 ; 4G = BT x 4 ; 5G = BT x 5

3.4 Proses Pemodelan Konstruksi Gerbong Tangki

Dalam menganalisa suatu konstruksi melalui software terlebih dulu dibuat bentuk

3 dimensi agar dapat mendekati bentuk aslinya. Dengan kesepakatan sebagai berikut:

Sistem sumbu yang digunakan :

X = sumbu lateral

Y = sumbu vertikal

Z = sumbu longitudinal

Page 25: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

67

Tipe elemen :

Shell 4 node dengan 6 derajat kebebasan pada tiap node (shell 63) untuk

memodelkan konstruksi gerbong dari struktur

Sistem satuan :

Milimeter (mm) untuk jarak

Newton (N) untuk beban

Mega Pascal (MPa) untuk tegangan

Karakteristik material :

SS 400 : digunakan pada wadah.

SM 490A : digunakan pada underframe dan penguat.

Dalam proses ini langkah-langkah yang dilakukan adalah :

3.4.1 Persiapan Program

Sebelum memulai pemodelan, untuk memudahkan dan kerapian dalam

penyimpanan data hasil analisa, dibuat direktori khusus untuk setiap produk yang

berbeda. Perintah yang diberikan adalah :

Start > Program > ANSYS 12.0 > ANSYS Produk Launcher.

Kemudian isikan kolom Job Directory dan Jobname sesuai desain produk

yang akan dianalisa yaitu “KKW”. Setelah langkah tersebut dilakukan, klik tab

Run.

Setelah masuk ke jendela utama, masukkan judul pekerjaan yang dilakukan.

Perintah yang diberikan adalah :

Utility Menu > File > Change Title.

Judul yang dimasukkan adalah “KKW”. Perlu diketahui sebelumnya bahwa

pada software ANSYS ini tidak ada fasilitas Undo atau Redo. Karena itulah, untuk

keamanan dalam proses analisa ini, file database analisa perlu disimpan secara

berkala untuk mencegah terjadinya kesalahan fatal. Untuk melakukannya, klik tab

SAVE_DB pada ANSYS Toolbar, dan untuk kembali ke tahapa pada saat di-save,

klik RESUM_DB.

Page 26: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

68

Gambar 3. 13 ANSYS Produk Launcher

Gambar 3. 14 Jendela utama Ansys Mechanical APDL 12

3.4.2 Preprocessing

Pada tahap ini dilakukan pemodelan, pendefinisian material, dan meshing.

A. Pemodelan

Perintah : Preprocessor > Modelling

Basis pemodelan dari software ini adalah keypoint yang dipisahkan dalam

jarak koordinat (X,Y, dan Z).

Page 27: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

69

Perintah : Preprocessor > Modelling > Create > Keypoint > In Active CS

Perintah tersebut digunakan untuk membuat keypoint menggunakan

koordinat pada coordinate system (CS).

Gambar 3. 15 Membuat keypoint menggunakan sistem koordinat

Untuk awal proses pemodelan, dibuat nomor keypoint 1 pada koordinat

system dengan posisi (0,0,0)

Preprocessor > Modelling > Create > Keypoint > On Line

Perintah tersebut digunakan untuk membuat keypoint pada sepanjang garis

yang telah dibuat sebelumnya.

Preprocessor > Modelling > Create > Keypoint > KP between KPs

Perintah tersebut digunakan untuk membuat keypoint ditengah-tengah antara

dua buah keypoint.

Dari keypoint yang dibuat, dapat digunakan untuk membuat garis (line) atau

suatu luasan (area).

Perintah : Preprocessor > Modelling > Create > Lines > Lines > Straight Lines

Digunakan untuk membuat sebuah atau beberapa garis berdasarkan keypoint

yang telah dibuat, minimal terdapat dua buah keypoint untuk membuat suatu garis.

Page 28: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

70

Gambar 3. 16 Membuat garis awal pemodelan

Preprocessor > Modelling > Create > Areas > Arbitrary > Through KPs

Perintah tersebut digunakan untuk membuat area dari minimal tiga buah

lines yang saling bersambung.

Gambar 3. 17 Membuat area melalui garis

Pada pemodelan awal dibuat seperempat bagian dari keseluruhan gerbong

agar menyingkat waktu dan tenaga dengan catatan titik koordinat (0,0,0)

Page 29: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

71

terdapat dipusat geometri gerbong, untuk membuat pemodelan secara

keseluruhan akan digunakan menu reflect dengan perintah:

Preprocessor > Modelling >Reflect>Area

Perintah tersebut digunakan untuk merefleksikan keypoint, line, area,

volume, node, elemen atau keseluruhan komponen yang terdapat pada pemodelan

melalui salah satu dari tiga sumbu yakni sumbu x, sumbu y, maupun sumbu z.

Seperti ditunjukan pada gambar 3. 18 berikut :

Gambar 3. 18 Perintah reflect pada pemodelan

Sebelum menginjak tahapan selanjutnya diwajibkan menyatukan area

pemodelan satu sama lain, karena akan berpengaruh pada hasil mesh dan

analisa. Ciri area yang belum menyatu adalah garis (lines) pada area yang

belum terhubung masih berupa garis putus-putus. Ada tiga cara membuat

area pada pemodelan menyatu, yaitu:

Preprocessor>Modeling>Operate>Booleans>Glue

Perintah ini digunakan pada area yang belum menyatu pada ujung-ujungnya

Preprocessor>Modeling>Operate>Booleans>Overlap

Perintah ini digunakan pada area yang terpotong dengan area yang lain

sehingga belum bisa dikatakan menyatu.

Preprocessor>Modeling>Operate>Booleans>Devide

Perintah ini banyak pilihannya antara lain, area by area, area by lines, lines

Page 30: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

72

by keypoints, dan sebagainya. Fungsinya untuk membagi area agar dapat di glue

Pastikan keseluruhan model menyatu dengan baik agar hasil mesh dan

analisa benar.

B. Material Model

Digunakan untuk mendefinisikan material yang sesuai dengan simmulasi

yang diinginkan. Jika diinginkan kekakuan elastisnya saja yang ditinjau, maka

dipilih sifat material Linear Elastic, dan untuk melihat kekakuan hingga

deformasi plastisnya, dipilih Nonlinear Inelastic. Untuk mendefinisikan sifat

plastis dari suatu material, terlebih dahulu didefinisikan sifat elastisnya.

Kemudian dimasukkan data-data material yang digunakan pada model.

Perintah : Preprocessor > Material Props > Material Models

Gambar 3. 19 Penentuan jenis material pada model

Pada material mode dibuat tiga macam model material yaitu:

a. Material model 1 (SM 490A) :

Structural>Linear>Elastic>Isotropic

Modulus Elastisitas (EX) = 210 GPa

Poisson Ratio (PRXY) = 0.3

Structural>Density

Massa Jenis (DENS) = 7850 kg/m3

Page 31: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

73

b. Material model 2 (SS 400) :

Structural>Linear>Elastic>Isotropic

Modulus Elastisitas (EX) = 207 GPa

Poisson Ratio (PRXY) = 0.3

Structural>Density

Massa Jenis (DENS) = 7860 kg/m3

c. Material Model 3 (Penampang Bolster)

Structural>Linear>Elastic>Isotropic

Modulus Elastisitas (EX) = 210 GPa

Poisson Ratio (PRXY) = 0.3

C. Pendefinisian Tipe Elemen

ANSYS memiliki lebih dari 150 tipe elemen yang berbeda. Setiap elemen

memiliki penomoran dan prefix khusus yang mencirikannya berdasarkan kategori.

Untuk penggunaan pada pemodelan produk PT. INKA (persero), maka pemilihan

elemen harus sesuai dengan jenis pembebanan dan hasil keluaran yang

diharapkan. Perintahnya yaitu:

Preprocessor > Element Types > Add/Edit/Delete > Add

Gambar 3. 20 Macam-macam elemen pada ANSYS

Page 32: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

74

Untuk pemodelan pelat, digunakan tipe elemen SHELL. Jika pelat yang

akan didefinisikan tidak berlapis, maka digunakanlah SHELL 63. Untuk

pelat berlapis, gunakan SHELL 99.

Untuk pemodelan rangka-rangka atau batang berprofil, digunakan elemen

BEAM. Jika batang yang akan dimodelkan hanya untuk ditinjau hasil rata-

rata saja, digunakan BEAM5. Untk batang yang ditinjau hasil permukaan

atau spesifik pada suatu lokasi, digunakan BEAM188.

Untuk pemodelan struktur yang cukup kecil dan tebal, digunakan elemen

SOLID. Pada umumnya, analisis benda yang menggunakan elemen SOLID

akan menggunakan elemen SOLID 95.

Elemen SHELL dan BEAM membutuhkan pendefinisian tebal dan

penampang. Kedua parameter tersebut didefinisikan dalam Real Constant.

Dalam kotak dialognya, diisikan semua parameter yang dibutuhkan dalam

bagian yang akan didefinisikan tersebut. Perintahnya yaitu:

Preprocessor > Real Constant > Add/Edit/Delete

Gambar 3. 21 Pemberian jenis tebal pada elemen shell dan beam

Mendefinisikan bentuk penampang batang dengan perintah Section yaitu:

Preprocessor > Sections > Beam> Common Sections

Dalam pemodelan ini menu section hanya digunakan pada tumpuan penahan

Page 33: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

75

bawah yang terdapat pada dua buah bolster yang hanya mempunyai garis (lines),

karena hanya sebagai pengganti tumpuan bogie yang tidak mempunyai tebal plat,

dalam menu ini terdapat beberapa jenis penampang antara lain: silinder pejal,

persegi pejal, I beam, C beam, O Beam, dan lain lain. Dapat dilihat pada gambar

3.22.

Gambar 3. 22 Section beam pada tumpuan bolster

D. Meshing

Pertama kali yang dilakukan adalah memberikan atribut pada elemen, yaitu

dengan perintah Mesh Attributes. Sesuaikan elemen dengan Real Constant

dan penampang yang dibutuhkan pada bagian yang akan di-mesh.

Preprocessor >Meshing>Mesh Attributes>Picked Area

Page 34: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

76

Gambar 3. 23 Pemberian atribut pada plat

Setelah diberi atribut plat, untuk membedakan atribut plat digunakan

perintah

PlotCtrls>Numbering

Gambar 3. 24 Plot numbering control

Pilih real constant number pada element/attribute numbering dan pilih

colors only pada numbering shown with jika hanya ingin menampilkan warna saja

Page 35: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

77

Kemudian diberikan ukuran elemen sesuai kebutuhan. Bila diperlukan hasil

analisis yang detail pada bagian tertentu, maka ukuran elemen di bagian

tersebut harus diperkecil. Konsekuensi dalam pemberian ukuran elemen ini

adalah makin kecil elemennya, makin lama waktu yang diperlukan untuk

running pada software ini.

Perintah : Preprocessor > MeshTool

Untuk langkah pertama proses meshing dilakukan penentuan besar elemen

sebesar 75 dengan klik pada lines set dan pada pilihan mesh pilih lines lalu

Mesh>PickAll jika ingin satu pemodelan seragam bentuk mesh-nya.

Gambar 3. 25 Penentuan besar elemen melalui garis

Untuk memastikan hasil besaran ukuran mesh klik Plot>Lines

Gambar 3. 26 Besaran elemen pada lines

Page 36: BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan …eprints.undip.ac.id/41551/4/4-BAB_III.pdf · Menentukan fungsi struktur gerbong tangki dan membuat beberapa alternatif desain

78

Dilakukan meshing pada model. Diusahakan pola mesh serapi mungkin

karena akan berpengaruh pada hasil akhir nanti. Bila perlu digunakan

Mapped Meshing. Jika tidak bisa menggunakan Mapped Meshing, maka

diatur agar ukuran elemen dapat dibuat mesh yang rapi. Terdapat dua

macam shaped pada proses meshing yaitu Quad dan Tri yang berarti bentuk

pada mesh apakah persegi atau segi tiga, di pemodelan ini dipilih quad

karena hasil perhitungan lebih akurat.

Perintah : Preprocessor > MeshTool pada pilihan mesh pilih Mesh>PickAll

Gambar 3. 27 Hasil pemodelan setelah dimesh sebesar 75 mm

Untuk mengecek berat total pemodelan dapat diketahui melalui

Preprocessor>Modeling>Operate>Calc Geom Items

Dari pemodelan ini didapat massa total 11.136 kg, hasil ini masih dibawah

batas maksimum massa yang diperbolehkan yaitu 13.000 kg