BAB III METODE PENELITIAN -...

19
35 BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab III ini akan dijelaskan tentang uraian dan jumlah peubah yang akan digunakan dalam penelitian, definisi operasional yang akan menjelaskan mengenai bagaimana cara mengukur peubah, metodologi, pengumpulan data, daya diskriminasi dan realibilitas alat ukur, populasi dan sampel penelitian, serta teknik analisis data meliputi uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Penjelasan secara lengkap akan dibahas pada bab ini. 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif ditafsirkan sebagai keakuratan deskripsi suatu peubah dan kekuatan pengaruh antara suatu peubah dan peubah lainnya. Pendekatan penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh kebermaknaan hidup dan kepribadian pada Subjective Well- Being lansia. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan sebagai alat untuk menguji hipotesis. Pengujian pada hipotesis adalah dengan cara melihat Kebermaknaan Hidup dan Kepribadian sebagai prediktor Subjective Well-Being lansia ditinjau dari jenis kelamin 3.2 Peubah Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) peubah tak gayut, 1 (satu) peubah gayut , dan 1 (satu) peubah moderator. Peubah tersebut yaitu: Peubah tak gayut : Kebermaknaan hidup( X 1 ) dan kepribadian (X 2 ) Peubah gayut : Subjective Well-Being (Y) Peubah moderator : Jenis kelamin 3.3 Definisi Operasional 3.3.1 Subjective Well-Being Subjective Well-Being adalah persepsi dan evaluasi subyektif individu akan pengalaman hidup yang melibatkan emosi menyenangkan dan tidak menyenangkan. Komponen yang digunakan dalam penelitian ini dari Diener et al (2005) yaitu kepuasan hidup, afek positif dan afek negatif. 3.3.2 Kebermaknaan Hidup Kebermaknaan hidup adalah cara individu menghayati kehidupannya atas berbagai hal yang dialami dan nilai yang diberikan

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam Bab III ini akan dijelaskan tentang uraian dan jumlah peubah

yang akan digunakan dalam penelitian, definisi operasional yang akan

menjelaskan mengenai bagaimana cara mengukur peubah, metodologi,

pengumpulan data, daya diskriminasi dan realibilitas alat ukur, populasi

dan sampel penelitian, serta teknik analisis data meliputi uji asumsi klasik

dan pengujian hipotesis. Penjelasan secara lengkap akan dibahas pada bab

ini.

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian

secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif ditafsirkan sebagai keakuratan

deskripsi suatu peubah dan kekuatan pengaruh antara suatu peubah dan

peubah lainnya. Pendekatan penelitian ini bertujuan untuk mengukur

pengaruh kebermaknaan hidup dan kepribadian pada Subjective Well-

Being lansia. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan

sebagai alat untuk menguji hipotesis. Pengujian pada hipotesis adalah

dengan cara melihat Kebermaknaan Hidup dan Kepribadian sebagai

prediktor Subjective Well-Being lansia ditinjau dari jenis kelamin

3.2 Peubah Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) peubah tak gayut, 1 (satu)

peubah gayut , dan 1 (satu) peubah moderator. Peubah tersebut yaitu:

Peubah tak gayut : Kebermaknaan hidup( X1) dan kepribadian (X2)

Peubah gayut : Subjective Well-Being (Y)

Peubah moderator : Jenis kelamin

3.3 Definisi Operasional

3.3.1 Subjective Well-Being

Subjective Well-Being adalah persepsi dan evaluasi subyektif

individu akan pengalaman hidup yang melibatkan emosi menyenangkan

dan tidak menyenangkan. Komponen yang digunakan dalam penelitian ini

dari Diener et al (2005) yaitu kepuasan hidup, afek positif dan afek

negatif.

3.3.2 Kebermaknaan Hidup

Kebermaknaan hidup adalah cara individu menghayati

kehidupannya atas berbagai hal yang dialami dan nilai yang diberikan

36

pada peristiwa tersebut. Berdasarkan beberapa aspek kebermaknaan hidup

tersebut, peneliti akan menggunakan aspek dari Frankl (Bastaman, 1996)

yaitu kehendak hidup bermakna, kebebasan berkehendak dan makna

hidup.

3.3.3 Kepribadian

Kepribadian adalah segala pola pikiran, karakteristik, temperamen

dan perilaku yang dimiliki oleh individu. Dimensi yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dari Big Five menurut Costa et al (dalam Pervin &

John, 2001) meliputi Conscientiousness, Agreeableness, Openness to

Experience, Extraversion, dan Neuroticism.

3.3.4 Lansia

Lansia adalah periode akhir dalam kehidupan manusia dan orang

yang berusia 60 tahun ke atas.

3.3.5 Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan antara pria dan wanita secara

biologis dan anatomi yang nampak, dimana perbedaan tersebut juga

berkaitan dengan peran yang dimiliki.

3.4 Subjek Penelitian

3.4.1 Populasi

Levy et al (2013) mengatakan populasi adalah semua individu yang

ditemukan dengan cara survei. Berdasarkan pada pengertian tersebut maka

populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lansia di GKI Jendral

Sudirman, Panti Wreda Salib Putih Kopeng dan Panti Wreda Yayasan

Mandiri Salib Putih di Kota Salatiga. Kelompok lansia dalam penelitian

ini akan mengacu pada WHO yaitu 45 tahun sampai 90 tahun keatas. Data

yang diperoleh sebagai berikut (Tabel 3.1):

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Menurut Tempat dan Jenis Kelamin Di

Kota Salatiga

Tempat Laki-Laki Perempuan Jumlah

GKI Jendral Sudirman 214 350 564

Panti Wreda Salib Putih 2 14 16

Panti Wreda Yayasan

Mandiri Salib Putih

5 7 12

Total 221 371 592

Namun, informasi dari administrasi GKI Jendral Sudirman yang

diberikan kepada penulis, data populasi lansia tersebut hanya sebagian

yang masih aktif, karena ada yang sudah tidak berdomisili di Salatiga dan

tidak aktif dalam ibadah maupun kegiatan di GKI Jendral Sudirman.

37

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki populasi (Sugiyono, 2011). Pada awal penelitian, penulis

berencana mengambil sampel lansia di Kecamatan Sidorejo karena total

jumlah populasi lansia di kecamatan tersebut paling besar yaitu 5.218

lansia. Namun karena terdapat kendala dalam proses pengambilan data try

out, maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

accidental sampling dengan sampel lansia di GKI Jendral Sudirman, Panti

Wreda Salib Putih dan Panti Wreda Yayasan Mandiri Salib Putih di Kota

Salatiga. Teknik pengambilan sampel ini digunakan dengan

mempertimbangkan kondisi dan keterbatasan pada sampel responden.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia

memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2003).

Jenis instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data guna

penelitian ini, diperoleh dari lapangan baik data mengenai peubah

Subjective Well-Being, kebermaknaan hidup dan kepribadian

menggunakan kuesioner.

Terdapat beberapa keuntungan bila memakai kuesioner menurut

Arikunto (2006): (1) tidak memerlukan hadirnya peneliti, (2) dapat

dibagikan secara serentak kepada semua responden, (3) dapat dijawab oleh

responden menurut waktu luang responden, (4) dapat dibuat anonim,

sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab, (5)

dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

dengan pertanyaan tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih dari 5 (lima) alternatif jawaban yang telah

disediakan, berdasarkan persepsi masing-masing. Pilihan atas angket

dengan pertanyaan tertutup didasarkan atas pertimbangan membantu

responden agar dapat menjawab dengan cepat, serta untuk keperluan

efisiensi dan efektifitas analisis data.

3.5.1 Skala Subjective Well-Being

Peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Satisfaction

with Life Scale (SWLS) dan Positive Affect Negative Affect Schedule

(PANAS) karena menurut peneliti skala tersebut sesuai untuk penelitian

38

ini. Selain itu juga karena Satisfaction with Life Scale (SWLS) dan Positive

Affect Negative Affect Schedule (PANAS) memiliki validitas dan

reliabilitas yang baik (Pavot & Diener, 2004).

Salah satu skala yang memiliki nilai reliabilitas yang tinggi dan

paling sering digunakan adalah Satisfaction with Life Scale (Diener,

Emmons, Larsen & Griffin, 1985) untuk mengukur nilai individu

mengenai kepuasan hidupnya dan Positive Affect Negative Affect Schedule

(Clark, Watson & Tellegen, 1988) untuk mengukur tingkat afek positif

dan afek negatif individu pada satu waktu.

Tabel 3.2 Daftar Sebaran Aitem Skala Subjective Well-Being

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Aspek Indikator Aitem

No.

Aitem

F U

Evaluasi

Kepuasan

Hidup

Pencapaian

kepuasan

hidup

Bila saya dapat mengulang

kembali kehidupan saya,

hampir tidak ada yang akan

saya ubah

1

Hidup saya mendekati

kehidupan ideal saya.

2

Kondisi hidup saya sangat

baik

3

Sejauh ini saya telah

mendapatkan hal penting

yang saya inginkan dalam

hidup

4

Saya puas dengan hidup

saya

5

Evaluasi

terhadap afek

a. Perasaan

positif

(Positive

affect)

Saya memiliki rasa

ketertarikan yang tinggi

terhadap sesuatu

16

Saya merasa senang 17

Saya merasa diri saya masih

kuat

18

Saya memiliki rasa antusias

yang tinggi

19

Saya memiliki rasa bangga

akan diri saya

20

Saya kurang memiliki rasa 21

39

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Aspek Indikator Aitem

No.

Aitem

F U

kewaspadaan

Saya kurang memiliki

inspirasi

22

Saya kurang memiliki tekad

yang kuat

23

Saya merasa kurang

diperhatikan

24

Saya adalah orang yang

aktif

25

b. Perasaan

negatif

(negative

affect)

Saya sering merasa

terganggu

26

Saya sering merasa stres 27

Saya sering merasa malu 28

Saya sering merasa sedih 29

Saya kadang merasa gugup 30

Saya tidak memiliki rasa

penyesalan

31

Saya sering merasa takut 32

Saya sering merasa

ketakutan

33

Saya tidak merasa bergetar 34

Saya tidak memiiki rasa

takut

35

Total 14 11

3.5.2 Skala Kebermaknaan Hidup

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Steger

et al (2006) yaitu Meaning in Life Questionnaire, terdiri dari 10 Aitem

dalam Skala tersebut terdiri dari dua bentuk, yaitu 9 aitem favorable dan 1

aitem unfavorable. Mengenai skor jawaban untuk aitem favorable,

jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 5, Sesuai (S) diberi skor 4, Netral

(N) skor 3 Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS)

diberi skor 1. Sementara itu, skor jawaban untuk aitem unfavorable

berlaku sebaliknya, yaitu: Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S)

diberi skor 2, Netral (3) skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 4, Sangat

Tidak Sesuai (STS) diberi skor 5.

40

Semakin tinggi total skor dari semua butir soal menandakan bahwa

tingkat kebermaknaan hidup juga semakin tinggi. Sebaliknya, semakin

rendah total skor dari semua butir soal menandakan bahwa tingkat

kebermaknaan hidup bagi lansia juga semakin rendah.

Tabel 3.3 Daftar Sebaran Aitem Skala Kebermaknaan

Tabel 3.3 (Lanjutan)

Aspek Indikator Aitem

No.

Aitem

F U

Kebebasan

berkehendak

Kehendak

hidup

bermakna

Pencarian

makna hidup

Saya selalu mencari sesuatu

yang membuat hidup saya

terasa signifikan.

1

Saya selalu mencari untuk

menemukan tujuan hidup

saya

3

Saya mencari sesuatu yang

dapat membuat hidup saya

bermakna.

2

Saya mencari tujuan dan misi

untuk hidup saya

4

Saya mencari kebermaknaan

dalam hidup.

5

Makna

Hidup

Keberadaan

makna hidup

Saya telah menemukan

tujuan hidup yang

memuaskan

16

Saya memiliki pemahaman

mengenai apa yang membuat

hidup saya bermakna.

17

Hidup saya memiliki tujuan

yang jelas.

18

Hidup saya tidak ada tujuan

yang jelas.

19

Saya memahami makna

dalam hidup saya.

20

Total 9 1

3.5.3 Skala Kepribadian

41

Kepribadian big five diukur dengan mengadaptasi skala

International Personality Item Pool (IPIP) Big Five Factor yang dibuat

pada tahun 1992 oleh Goldberg (dalam Goldberg et al (2006). Skala ini

terdiri dari 50 aitem pernyataan yang diadaptasi sehingga memiliki lima

rentang pilihan jawaban. Pada kepribadian big five terdapat lima aspek

yaitu: neuroticism, extraversion, agreeableness, conscientiousness dan

openness yang terdapat aspek terdapat 50 aitem.

Peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari International

Personality Item Pool (IPIP) Big Five Factor karena menurut peneliti

skala tersebut sesuai untuk penelitian ini. Selain itu juga karena

International Personality Item Pool (IPIP) Big Five Factor memiliki

validitas dan reliabilitas yang baik (Socha et al 2010; Guenole &

Chernyshenko, 2005).

Tabel 3.4 Daftar Sebaran Aitem Skala Kepribadian Sebelum Uji

Coba

Tabel 3. 4 (Lanjutan)

Dimensi Indikator Aitem

No.

Aitem

F U

Neuroticism Kecemasan

(Anxiety),

Kemarahan

(Anger), Depresi

(Depression),

Kesadaran diri

(Self-

consciousness,

Kurangnya

kontrol diri

(Immoderation)

dan Kerapuhan

(Vulnerability)

Saya kadang merasa

sedih

1

Mudah panik 2

Tidak mudah

terganggu

3

Sering merasa sedih 4

Jarang merasa

terganggu

5

Saya tidak menyukai

diri saya sendiri

6

Merasa nyaman

dengan diri saya

sendiri

7

Saya bahagia dengan

diri saya

8

Saya sering

mengalami

perubahan suasana

hati

9

42

Tabel 3. 4 (Lanjutan)

Dimensi Indikator Aitem

No.

Aitem

F U

Saya sering merasa

putus asa

10

Agreeableness Kepercayaan

(Trust), Moralitas

(Morality),

Berperilaku

menolong

(Altruism),

Kemampuan

bekerjasama

(Cooperation),

Kerendahan hati

(Modesty),

Simpatik

(Sympathy)

Saya memiliki lidah

yang tajam

12

Saya menyangka

motif tersembunyi

dari orang lain

13

Percaya bahwa

orang lain memiliki

niat yang baik

14

Saya suka menghina

orang lain

15

Saya suka

mengatakan hal baik

tentang orang lain

16

Saya orang yang

suka membalas

dendam

17

Saya menghargai

orang lain

18

Saya menerima

orang lain apa

adanya

19

Saya suka

memberikan hinaan

pada orang lain

20

Saya suka membuat

orang merasa

nyaman

21

Conscientiousness Kecukupan diri

(Self efficacy),

keteraturan

(Orderliness),

Rasa

tanggungjawab

(Dutifulness)

Saya merasa sulit

untuk bekerja

24

Saya hanya

melakukan pekerjaan

saya secukupnya

25

Saya orang yang

selalu siap

26

43

Tabel 3. 4 (Lanjutan)

Dimensi Indikator Aitem

No.

Aitem

F U

Saya suka

membuang waktu

27

Saya suka

menjalankan rencana

saya

28

Memberi perhatian

pada hal yang

mendalam

29

Saya suka membuat

rencana dan

melaksanakannya

30

Saya suka

menghindari

pekerjaan saya

31

Saya langsung

menyelesaikan

pekerjaan dengan

cepat

32

Saya tidak melihat

sesuatu secara

mendalam

34

Extraversion Minat berteman

(Friendliness),

Minat

berkelompok

(Gregariousness),

Kemampuan

asertif

(Assertiveness),

Tingkat aktivitas

(Activity-level),

Mencari

kesenangan

(Excaitement-

seeking),

Kebahagiaan

Saya orang yang

mudah berteman

35

Saya orang yang

tidak suka mencari

perhatian

36

Saya orang yang

sedikit bicara

37

Saya merasa nyaman

disekitar orang lain

38

Saya tidak suka

mencari perhatian

untuk diri saya

39

Pengalaman saya

dangkal

40

Saya terlatih dalam 41

44

Tabel 3. 4 (Lanjutan)

Dimensi Indikator Aitem

No.

Aitem

F U

(Cheerfulness)

mengatasi situasi

Saya hidup untuk

berpesta

42

Saya tahu cara

menarik orang lain

43

Saya tidak banyak

bicara

44

Openness to

Experience

Kemampuan

imajinasi

(Imagination),

Minat terhadap

seni (Artistic

interest),

Emosionalitas

(Emotionality),

Minat

berpetualangan

(Adventurousness

), Intelektualitas

(Intellect),

Kebebasan

(Liberalism)

Saya memiliki

gambaran hidup

47

Saya cenderung

memilih kandidat

politik yang

menganut kebebasan

48

Saya tidak menyukai

seni

49

Saya merasa

pentingnya seni

50

Saya cenderung

memilih kandidat

politik yang

konservatif

51

Saya tidak tertarik

pada ide yang

abstrak

52

Saya mengindari

diskusi filosofis

53

Saya tidak suka

pergi ke museum

54

Saya suka membawa

pembicaraan ke

tingkat yang lebih

tinggi

55

Saya senang

mendengarkan ide

baru

56

Total 26 24

45

3.6 Jenis Data

3.6.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang dididapatkan secara langsung dari

responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan

memberikan daftar pernyataan (kuesioner) kepada lansia di Kecamatan

Sidorejo Kota Salatiga.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini

didapat melalui dokumen organisasi meliputi data sensus dan studi

dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan internet yang

dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.

3.7 Uji Kelayakan Alat Ukur

3.7.1 Seleksi Aitem

Sebelum melakukan pengukuran yang sebenarnya, maka alat ukur

(instrumen skala) masing-masing peubah harus dipastikan kelayakannya

terlebih dahulu. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan uji coba

(Try Out) alat ukur.

Setelah dilakukan uji coba, maka dilakukan uji seleksi terhadap

semua aitem dengan bantuan program SPSS. Dasar untuk mengambil

keputusan sebuah aitem layak atau tidak adalah dengan melihat nilai

corrected item-total correlations untuk setiap aitem, dalam hal ini nilai

corrected item-total correlations harus lebih dari sama dengan 0.30

(Azwar, 1999).

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik (Arikunto, 2002). Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas

instrumen menggunakan menggunakan Alpha Cronbach dan dengan

menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Azwar (1999q)

menjelaskan bahwa reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 – 1,00. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas mendekati angka 1, semakin tinggi reliabilitas alat tes tersebut.

46

3.7.3 Hasil Seleksi Aitem dan Reliabilitas

Seleksi aitem untuk penelitian ini dilakukan dengan try out sehingga

pada saat pengambilan data dengan responden yang telah ditentukan

sehingga mendapatkan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.

3.7.3.1 Seleksi Aitem dan Reliabilitas Skala Subjective Well-Being

(Skala Kepuasan Hidup dan Positive and Negative Affect)

Aitem untuk mengukur Subjective Well-Being adalah menggunakan

skala kepuasan hidup dengan jumlah 15 aitem dan skala positive and

negative affect dengan jumlah 20 aitem. Setelah melakukan uji

diskriminasi aitem melalui corrected item didapatkan 13 aitem dari skala

kepuasan hidup yang memiliki koefisien korelasi >0,30 dan yang gugur

adalah aitem nomor: 9 dan 14. Dalam skala kepuasan hidup ada 1 aitem

yang gugur, namun skala ini masih dapat digunakan karena aitem yang

gugur tidak banyak dan aitem yang tersisa sudah mewakili aspek-aspek

dalam skala ini.

Pengujian reliabilitas instrumen dilihat dari koefisien alpha

Cronbach’s dalam proses try out yang juga diuji reliabilitasnya sehingga

diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang akan digunakan dalam

pengambilan data sebenarnya.

Aitem yang digunakan untuk mengukur positive and negative affect

adalah 20 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi aitem melalui corrected

item diperoleh 15 aitem yang memiliki koefisien korelasi >0,30 dan yang

gugur adalah aitem nomor: 19, 23, 25, 28, dan 31, sehingga masih tersisa

16 aitem yang akan digunakan. Meskipun pada skala positive and negative

affect terdapat 4 aitem gugur, skala ini masih dapat digunakan karena

aitem yang gugur menyebar dan juga pada aitem yang tersisa sudah

mewakili aspek-aspek dalam skala ini.

Pengujian reliabilitas instrumen dilihat dari koefisien alpha

Cronbach’s dalam proses try out yang juga diuji reliabilitasnya sehingga

diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang akan digunakan dalam

pengambilan data sebenarnya.

47

Tabel 3.5

Sebaran Aitem Valid Dan Aitem Gugur Try Out Skala

Subjective Well-Being

No Aspek Indikator Aitem

Total Favorable Unfavorable

1.

2.

Evaluasi

terhadap

kepuasan

hidup.

Evaluasi

terhadap

afek.

Kepuasan

Hidup

a.Perasaan

positif

(positive

affect)

b.Perasaan

negatif

(negative

affect)

1,2,3,4,5,11

,13,15

16,17,18,

19*,20,25*

31*,32,34,

35

6,7,8,9*,10,

12, 14*

21,22,23*,

24

26,27,28*,

29,30,32,33

15

10

10

Total 18 17 35

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkan Cronbach's Alpha

sebesar 0,899 dari batas minimal yang ditetapkan adalah 0,60 dan skala

psikologi dinyatakan reliabel.

3.7.3.2 Seleksi Aitem dan Reliabilitas Skala Kebermaknaan Hidup

Aitem untuk mengukur Kebermaknaan Hidup adalah

menggunakan skala kebermaknaan hidup dengan jumlah 30 aitem. Setelah

melakukan uji diskriminasi aitem melalui corrected item didapatkan 18

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,899 35

48

aitem dari skala kebermaknaan hidup yang memiliki koefisien korelasi

>0,30 dan yang gugur adalah aitem nomor: 1, 3, 11, 12, 13, 20, 21, 23, 24,

25, 28, dan 29. Dalam skala kepuasan hidup ada 12 aitem yang gugur,

namun skala ini masih dapat digunakan karena aitem yang gugur

menyebar dan aitem yang tersisa sudah mewakili aspek-aspek dalam skala

ini.

Pengujian reliabilitas instrumen dilihat dari koefisien alpha

Cronbach’s dalam proses try out yang juga diuji reliabilitasnya sehingga

diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang akan digunakan dalam

pengambilan data sebenarnya.

Tabel 3.7

Sebaran Aitem Valid Dan Aitem Gugur Try Out

Skala Kebermaknaan Hidup

No Aspek Indikator Aitem

Total Favorable Unfavorable

1.

2.

3.

Kehendak

hidup

bermakna

Kebebasan

berkehendak

Makna

Hidup

Pencarian

makna

hidup

Keberadaan

Makna

Hidup

2, 4, 5

1*,3*,6,7,

10

16, 17, 18,

20*, 21*,

22, 23*,

24*, 27

9, 11*, 12*,

13*, 14, 15

8

19, 25*, 26,

28*, 29*, 30

9

6

15

Total 17 13 30

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur.

49

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kebermaknaan Hidup

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkan Cronbach's Alpha

sebesar 0,854 dari batas minimal yang ditetapkan adalah 0,60 dan skala

psikologi dinyatakan reliabel.

3.7.3.3 Seleksi Aitem dan Reliabilitas Skala Kepribadian

Aitem untuk mengukur Kepribadian adalah menggunakan skala

Kepribadian dengan jumlah 58 aitem. Setelah melakukan uji diskriminasi

aitem melalui corrected item didapatkan 13 aitem dari skala kepuasan

hidup yang memiliki koefisien korelasi >0,30 dan yang gugur adalah

aitem nomor: 9 dan 14. Dalam skala kepuasan hidup ada 1 aitem yang

gugur, namun skala ini masih dapat digunakan karena aitem yang gugur

tidak banyak dan aitem yang tersisa sudah mewakili aspek-aspek dalam

skala ini.

Pengujian reliabilitas instrumen dilihat dari koefisien alpha

Cronbach’s dalam proses try out yang juga diuji reliabilitasnya sehingga

diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang akan digunakan dalam

pengambilan data sebenarnya.

Tabel 3.9

Sebaran Aitem Valid Dan Aitem Gugur Try Out

Skala Kepribadian

Tabel 3.9 (Lanjutan)

No Dimensi Indikator Aitem

Total Favorable Unfavorable

1.

Neuroticsm

Kecemasan (Anxiety),

Kemarahan (Anger),

Depresi (Depression),

Kesadaran diri (Self-

consciousness),

Kurangnya kontrol diri

(Immoderation) dan

Kerapuhan

(Vulnerability)

1*, 2*, 4*,

6*, 9

3*, 5*, 7*,

8*, 10*, 11*

11

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,854 30

50

Tabel 3.9 (Lanjutan)

No Dimensi Indikator Aitem

Total Favorable Unfavorable

2.

3.

4.

5.

Agreeableness

Conscientiousness

Ekstraversion

Openess to

experience

Kepercayaan (Trust),

Moralitas (Morality),

Berperilaku menolong

(Altruism),

Kemampuan

bekerjasama

(Cooperation),

Kerendahan hati

(Modesty), Simpatik

(Sympathy)

Kecukupan diri (Self

efficacy), keteraturan

(Orderliness), Rasa

tanggungjawab

(Dutifulness)

Minat berteman

(Friendliness), Minat

berkelompok

(Gregariousness),

Kemampuan asertif

(Assertiveness),Tingkat

aktivitas (Activity-

level), Mencari

kesenangan

(Excaitement-seeking),

Kebahagiaan

(Cheerfulness)

Kemampuan imajinasi

(Imagination), Minat

terhadap seni (Artistic

interest),

Emosionalitas

(Emotionality), Minat

14*, 16*,

18*, 19*,

21*, 22*

26, 28,

29*, 30,

31, 33

35*, 36*,

37, 38, 41,

42*, 43,

45, 46

47, 48*,

50*, 55,

56

12*, 13*,

15*, 17*,

20*, 23*

24, 25, 27,

31, 34*

39*, 40*, 44

49*, 51*,

52*, 53*,

54*, 57, 58*

12

11

12

51

Tabel 3.9 (Lanjutan)

No Dimensi Indikator Aitem

Total Favorable Unfavorable

berpetualangan

(Adventurousness),

Intelektualitas

(Intellect), Kebebasan

(Liberalism)

12

Total 31 27 58

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur.

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kepribadian

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkan Cronbach's Alpha

sebesar 0,879 dari batas minimal yang ditetapkan adalah 0,60 dan skala

psikologi dinyatakan reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa syarat yang harus diepnuhi terlebih dahulu

sebelum melakukan uji hipotesis regresi berganda, yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa sampel

diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Normalitas data dalam

penelitian ini dilihat melalui uji Kolmogorov-Smirnov contoh tunggal

dengan bantuan program SPSS.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan di mana hubungan antara peubah-

peubah tak gayut cukup kuat. Apabila terjadi multikolinearitas, maka

peubah yang mempunyai korelasi yang multikolinear dapat dihilangkan

(Sulistyo, 2010). Uji multikolinearitas dapat dilakukan melalui uji regresi

dengan bantuan program SPSS 16, dengan melihat nilai patokan VIF dan

koefisien korelasi antar peubah tak gayut (Sulistyo, 2010).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,879 58

52

3. Uji Linearitas

Dapat di cek dengan melihat residual scatterplot sebagai bagian dari

perhitungan regresi berganda menggunakan program SPSS 16. Residual

scatterplot harus menunjukkan garis lurus sebagai indikator bahwa

pengaruh peubah tak gayut terhadap peubah gayut bersifat linier (Pallant,

2007).

4. Uji Heteroskedastisitas

Varians dari residual dalam memprediksi skor peubah terikat harus

sama untuk semua skor yang diprediksi (Pallant, 2007). Dalam regresi,

heteroskedastisitas terjadi bila varian error tidak konstan untuk beberapa

nilai x. Apabila titik-titik dalam grafik scatterplot menyebar dan tidak

membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas (Sulistyo, 2010).

5. Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi dalam regresi jika terjadi hubungan antara

peubah-peubah tak gayut itu sendiri atau berkorelasi sendiri. Autokorelasi

dapat dicek dengan pengujian Durbin-Watson pada program SPSS.

Autokorelasi tidak terjadi bila nilai d=2, positif terjadi jika d mendekati

nol, dan negatif terjadi bila nilai d mendekati 4 (Sulistyo, 2010).

3.8.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda

dengan bantuan program SPSS 16 untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh Kebermaknaan Hidup dan Kepribadian (Big Five Personality),

secara simultan terhadap Subjective Well-Being lanjut usia (lansia) di

Salatiga. Teknik analisa lain yang digunakan adalah uji-t (t-test) dan

ANOVA dua arah. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

Subjective Well-Being lanjut usia (lansia) di Salatiga ditinjau dari jenis

kelamin. Uji –t yang digunakan adalah independen sample-t-test (1-tailed)

dengan bantuan SPSS 16 for Windows, sehingga bila nilai Sig. Pada hasil

test <0,05 maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini mempunyai

perbedaan yang signifikan dengan tingkat kepercayaan 95%.

Untuk dapat menggunakan uji statistik ANOVA, maka harus

memenuhi asumsi dasarnya, yakni ragam homogen, yakni peubah gayut

harus memiliki varian yang sama dalam setiap kategori peubah tak gayut

(Ghozali, 2006). Kriteria pengujian ini, yaitu nilai levene test di atas 5%

(probabilitas < 0.05), maka hipotesis nol akan diterima berarti bahwa rata-

rata kelompok memiliki variance yang sama dan hal ini tidak menyalahi

aturan analysis of variance (Sunjoyo dkk. 2013). Pengambilan sampel

dilakukan secara random (Hartono, 2004). Analysis of variance (ANOVA)

53

merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu peubah gayut

(skala metrik) dengan satu atau lebih peubah tak gayut (skala nonmetrik

atau kategorikal). Anova dua arah digunakan untuk data yang memiliki

satu peubah tak gayut dan dua peubah gayut (Ghozali, 2006).

ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh utama (main effect)

dan pengaruh interaksi (interaction effect) dari peubah tak gayut

kategorikal (sering disebut faktor) terhadap peubah gayut. Pengaruh utama

atau main effect adalah pengaruh langsung peubah tak gayut terhadap

peubah gayut. Sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh bersama

atau joint effect dua atau lebih peubah tak gayut terhadap peubah gayut

dan pengaruh interaksi nilai signifikan < 0,05 (Ghozali, 2006).