BAB III METODE PENELITIAN Metode, Desain, Obyek...

36
Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 66 BAB III METODE PENELITIAN Metode, Desain, Obyek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen atau “eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitan yaitu kelas eksperimen melakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Problem Posing dan Problem Solving dan kelas kontrol melakukan pembelajaran metode ceramah. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan metode belajar dan kemampuan berpikir kreatif Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, Mc. Milan dan Schumarceher (dalam Solihat, 2014, hlm 40) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan “research in wich independent variable ismanipulated to investigate pause and effect relationship between the independent and dependent variable”. McMillan dan Schumacher (2001, hlm. 402) menegaskan bahwa penelitian Quasi Eksperimen adalah “a type of eksperiment wich research participants are nots randomly assigned to the eksperimental and control group” . Individu tidak secara acak mempunyai peluang yang sama baik dalam kelompok eksperimen maupun dalam kelompok kontrolnya. 3.2 Desain Penelitian Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent (pretest and Posttest) Control group design. Menurut Crewell (dalam Solihat, 2014, hlm. 43). Noneqivalent (pre-testband posttest ) Control Group design merupakan pendekatan yang paling populer dalam quasi eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih bukan dengan cara rendom. Kedua kelompok diberi pretest dan protest dan hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan:

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN Metode, Desain, Obyek...

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode, Desain, Obyek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen atau “eksperimen semu

yang terdiri dari dua kelompok penelitan yaitu kelas eksperimen melakukan

pembelajaran dengan metode pembelajaran Problem Posing dan Problem Solving

dan kelas kontrol melakukan pembelajaran metode ceramah. Tujuan penelitian ini

untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan metode belajar dan kemampuan

berpikir kreatif

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, Mc. Milan

dan Schumarceher (dalam Solihat, 2014, hlm 40) menjelaskan bahwa penelitian

eksperimen merupakan “research in wich independent variable ismanipulated to

investigate pause and effect relationship between the independent and dependent

variable”. McMillan dan Schumacher (2001, hlm. 402) menegaskan bahwa

penelitian Quasi Eksperimen adalah “a type of eksperiment wich research

participants are nots randomly assigned to the eksperimental and control group”.

Individu tidak secara acak mempunyai peluang yang sama baik dalam kelompok

eksperimen maupun dalam kelompok kontrolnya.

3.2 Desain Penelitian

Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent (pretest and

Posttest) Control group design. Menurut Crewell (dalam Solihat, 2014, hlm. 43).

Noneqivalent (pre-testband posttest) Control Group design merupakan pendekatan

yang paling populer dalam quasi eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dipilih bukan dengan cara rendom. Kedua kelompok diberi pretest dan protest

dan hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan:

67

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The most commonly used quasi-experimental design ineducational research is

the nonequivalent control groups design.inhis design, reserch participants are

not randomly asigned toexperimental and control group, and both groups

take a pre-testand postest. Expect for random assignment, the steps involved

in this design are the same as for the pre-test- posttest experimental control

group design.

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa desain quasi eksperimen yang

paling banyak digunakan dalam penelitan pendidikan adalah noneqivaolent control

group design. Dalam desain ini, partisipan peneltian baik pada kelompok eksperimen

maupun bentuk kontrol tidak dipilih secara rendom. Diluar dari pemilihan partisipan

atau responden, langkah-langkah dalam desain in sama dengan pretest-protest

eksperimental control group design.

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

O1 X1 O2

O1 X2 O2

O1 X3 O2

Keterangan

X1 : Penerapan Metode Pembelajaran pengajuan masalah (Problem

Posing).

X2 : Penerapan metode pembelajaran pemecahan masalah (Problem

solving).

X3 : Penerapan metode pembelajaran konvensional.

O1 : Pre test (Test awal sebelum perlakuan) pada masing-masing

kelompok eksperimen.

O2 : Post test (tes akhir setelah perlakuan) pada masing-masing kelompok

eksperimen.

68

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Objek penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah kemampuan berpikir

kreatif siswa sedangkan subjek penelitiannya adalah siswa Kelas XI SMA Negeri

1 Lembang tahun ajaran 2015-2016. Dalam penelitian ini terdapat tiga kelas

dimana dua kelas sebagai kelas eksperimen yang masing-masing menggunakan

metode pembelajaran pengajuan masalah (problem posing) dan metode (problem

solving), sedangkan satu kelas lainnya sebagai kelas control.

Tabel 3.2

Deskrpsi Subjek Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan

Problem Posing 39 21 18

Problem Solving 34 18 16

Kontrol 40 21 19

Kelas yang dikenakan perlakuan dengan model pembelajaran

pengajuan masalah (Problem Posing) adalah kelas XI.3 dengan jumlah siswa 39

orang yang terdiri dari 21 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.

Sedangkan kelas yang dikenakan perlakuan metode pembelajaran pemecahan

masalah (Problem Solving) adalah kelas XI. 4 dengan jumlah siswa 34 orang

yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 18 0rang dan siswa perempuan

berjumlah 16 orang.Yang menjadi kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas

XI.5, kelas ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari 21 orang siswa laki-laki dan

19 orang siswa perempuan.

3.4 Sumber Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI, SMA Negeri 1

Lembang Tahun pelajaran 2015-2016. Sampel pada penelitian ini terdiri dari tiga

kelas yang terdiri dari dari dua kelas eksperimen dengan menggunakan metode

pembelajaran pengajuan masalah (Problem Posing) dan metode Pembelajaran

69

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemecahan masalah (Problem Solving), serta kelas kontrol untuk kedua metode

pembelajaran tersebut.

3.5 Variabel Penelitian

Penelitan ini diarahkan untuk mengetahui perbandingan penggunaan

metode pembelajaran pengajuan masalah (Problem Posing) dengan metode

Pembelajaran Pemecahan masalah (Problem Solving) dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa. Variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

3.5.1 Kemampuan Berpikir Kreatif

Variable kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini merupakan

variable dependen. Berpikir kreatif adalah suatu kemampuan seseorang untuk

menciptakan ide atau gagasan baru sehingga membuatnya merasa mampu untuk

bisa mencapai berbagi tujuan dalam hidupnya (Maxwell 2004, hlm. 136).

Torrance dalam Baker (http://www.bookza.org) menyebutkan bahwa :

Creativity as a process of becoming, sensitive to a problem, deficiencies,

gap in knowledge, missing elements, disharmonies, and so on ;

identifying the difficulty; searching for solutions, making guesses, or

formulating hypothesis about these defcientens; testing and retesting

these hypotheses about these deficeiencies; testing and retesting these

hypotheses and possibly odifying and retesting them; and finally

communication the result.

Dari pernyataan Terrence tersebut dapat diartikan bahwa kreatifitas

merupakan proses sensitif terhadap suatu masalah: kekurangan, kesenjangan

adalah pengetahuan, adanya unsur-unsur yang hilang, adanya ketidakharmonisan,

dan sebagainya. Proses kreativitas meliputi identifikasi masalah, mencari solusi,

membuat dugaan atau merumuskan hipotesis tentnag suatu masalah, kemudian

70

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan pengujian-pengujian ulang hipotesis dan mungkin

memodifikasi dan pengujian ulang, dan akhirnya mengkomunikasikan hasilnya.

Inti dari proses kretivitas adalah kemampuan berpikir kreatif. Hal tersebut

diungkapkan oleh Torrance dalam Baker (http//www.bookza.org) bahwa :

The core the gestation phase of the creative process model is the

creative attributes as creative thingking abilities. These creative

attributes were fluency, flexibility, originality, elaboration,

abstractness, of the tittle, resistance to closure, emotional,

expressiveness, articulateness, movement or action, expressvemess,

synthesis or combination, unusual visualization, internal visualution,

extending or breaking the boundaries, humor, richness of imagery,

colorfulness of imagery and fantasy. The Torrance Test of Creative

Thingking (TTCT) is an instrument that can be used to operationalized

these creative attributes.

Dari pernyataan tersebut diatas untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif

dapat menggunakan The Torrance Test of Creative Thingking (TTCC) dengan

menggunakan atribut berpikir kreatif, yaitu : a)Fluency b) Flesbility c) Originality d)

Elaboration e) Abstractness of the tittle f) Resistance to closure g) Emotional

expressiveness h) Articulateness I) Movement or Action j) Expressiveness k)

Synthesis or Combination l) Unusual visualization m) internal visualization n)

Extending or Breaking the boundaries o) Humor p) Richness of imagery q)

Colorfulness of imagery r) Fantasy

The Torrance test of Creative Thingking (TTCC) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah fluency, flexibility, originality, dan elaboration, pemilihan

indikator tersebut sejalan dengan Munandar (2009, hlm. 192) yang menyebutkan

bahwa indikator dari berpikir kreatif adalah :

71

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Berpikir lancar artinya menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang

relevan, arus pemikiran lancar.

2. Berpikir luwes artinya menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam dan

mampu mengubah cara atau pendekatan, arah pemikiran yang berbeda-beda.

3. Berpikir orisinil artinya memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari

yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.

4. Berpikir terperinci (elaborasi) artinya mengembangkan, menambah, mem

perkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail, memperluas sutu gagasan.

3.5.2 Metode Pembelajaran Pengajuan Masalah (Problem Posing)

Metode pembelajaran pengajuan Masalah (Problem Posing)

merupakan variabel independen. Metode problem posing adalah suatu

pembelajaran pengajuan masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk

pertanyaan. Metode ini menekanakan kepada kegiatan melalui merumuskan atau

mengajukan masalah oleh siswa. Menurut Silver (dalam solihat, 2014, hlm. 49),

problem posing meliputi beberapa pengertian, yaitu (1) perumusan soal atau

perumusan ulang soal yang telah diberikan dengan beberapa perubahan agar

lebih mudah dipahami siswa, (2) perumusan soal yang berkaitan dengan

syarat-syarat pada soal yang telah diselesaikan dalam rangka penemuan

alternatif penyelesaian, dan (3) pembuatan soal dari suatu situasi yang

diberikan. Adapun langkah-langkah dalam metode pembelajaran penyelesaian

masalah (problem solving) sebagai berikut :

Tabel 3.3

Langkah-langkah Metode Pembelajaran Pengajuan Masalah

(Problem Posing)

Tahapan Kegiatan Alokasi

waktu

1. Menjelaskan materi pelajaran dengan

media yang telah

Guru Memberikan Salam kepada

siswa

Guru mengecek kehadiran siswa

72

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disediakan Guru memotivasi siswa melalui

pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran materi terkait,

melalui metode Problem Posing dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Guru menbagi siswa menjadi 5 kelompok masing-masing

kelompok maksimal terdiri dari 7 orang

15 menit

Identifiying problems

and challenges (identifikasi masalah

dan tantangan)

Guru menugaskan setiap kelompok

untuk meresume beberapa buku yang berbeda dengan sengaja

dibedakan antar kelompok.

20 menit

2.Membagi siswa menjadi kelompok

secara heterogen, 3.Secara berkelompok,

siswa mengajukan

pertanyaan 4.Menukarkan lembar

soal pada kelompok lainnya

Masing-masing siswa dalam kelompok membentuk pertanyaan

berdasarkan hasil resume yang telah dibuat dalam lembar problem

posing I yang telah disiapkan (antara 5-7 pertanyaan).

Kesemua tugas membentuk

pertanyaan dikumpulkan kemudian dilimpahkan pada kelompok lain.

Misalnya tugas membentuk kelompok 1 diserahkan kepada kelompok 2, dan seterusnya hingga

kelompok 5 diserahkan kepada kelompok 1.

30 menit

5.Menjawab soal pada

lembar jawab. Setiap siswa dalam kelompoknya

melakukan diskusi internal untuk menjawab pertanyaan yang mereka

terima dari kelompok lain disertai dengan tugas resume yang telah dibuat kelompok lain tersebut.

setiapa jawaban atas pertanyaan ditulis pada lembar problem posing

II

Pertanyaan yang telah dituis pada

20 menit

73

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lembar problem posing I dikembalikan pada kelompok asal

untuk kemudian diserahkan kepada guru dan jawaban yang terdapat

pada lembar problem posing II diserahkan kepada guru

6.Mempresentasikan

lembar soal dan lembar jawab di depan kelas.

Setiap kelompok mempersentasikan

hasil rangkuman dan pertanyaan yang telah dibuatnya pada kelompok lain. Diharapkan adanya

diskusi menarik diantara kelompok-kelompok baik secara eksternal

maupun internal menyangkut pertanyaan yang telah dibuatnya dan jawaban yang paling tepat

untuk mengatasi pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan

Guru menyerahkan format penilaian yang diisi siswa berkenan

dengan evaluasi diri sendiri. Jadi, siswa diberikan kesempatan untuk menilai sendiri proses dan hasil

pembelajarannya masing-masing.

20 menit

Silver dan Cai (dalam Macdonald, 2007, hlm. 137) mengklasifikasikan tiga

aktivitas koginitif dalam pembuatan soal sebagai berikut:

1. Pre-solution posing, yaitu pembuatan soal berdasarkan situasi atau informasi

yang diberikan

2. Within-solution posing, yaitu pembuatan atau formulasi soal yang sedang

diselesaikan. Pembuatan soal demikian dimaksudkan sebagai

penyederhanaan dari soal yang sedang diselesaikan. Dengan demikian,

pembuatan soal demikian akan mendukung penyelesaian soal semula.

3. Post-Solution Posing. Strategi ini juga disebut sebagai strategi “find a

more challenging problem”. Siswa memodifikasi atau merevisi tujuan atau

kondisi soal yang telah diselesaikan untuk menghasilkan soal-soal baru yang

74

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih menantang. Pembuatan soal demikian merujuk pada strategi “what-if-

not...?”atau ”what happen if ...”. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk

membuat soal dengan Strategi itu adalah sebagai berikut:

a. Mengubah informasi atau data pada soal semula.

b. Menambah informasi atau data pada soal semula.

c. Mengubah nilai data yang diberikan, tetapi tetap mempertahankan kondisi

atau situasi soal semula.

d. Mengubah situasi atau kondisi soal semula, tetapi tetap mempertahankan

data atau informasi yang ada pada soal semula.

3.5.3 Metode Pembelajaran Pemecahan masalah (Problem Solving)

Metode Pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) juga

merupakan variabel independen. Hanlie Murray, Alwyn Olivier, dan Piet Human

(1998, hlm. 68) menjelaskan bahwa pembelajaran penyelesaian masalah problem

solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran

yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Metode problem

solving (metode pemecahan masalah) merupakan suatu metode berpikir, sebab

dalam problem solving dapat digunakan langkah-langkah metode ilmiah yang

dimulai dengan mencari data sampai menarik kesimpulan. Adapun langkah-

langkah dalam metode pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Langkah-langkah Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah

(Problem Solving)

Tahapan Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan Guru Memberikan Salam kepada siswa

Guru mengecek kehadiran siswa

Guru memotivasi siswa melalui

75

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran

materi terkait, melalui metode Problem Solving dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Guru menbagi siswa menjadi 5 kelompok

masing-masing kelompok maksimal terdir dari 7 orang

15 menit

Identifiying problems and

challenges (identifikasi

masalah dan tantangan)

Siswa diberikan pertanyaan terkait

dengan isu atau masalah yang terkait dengan materi yang sedang dipelajari dalam bentuk soal-soal dalam lembaran

kerja siswa (LKS)

5 menit

Recocnizing and stating the

important problem

(mengenali dan menyatakan

masalah)

Dengan menggunakan kemampuan yang teroerinci siswa menganalisis masalah dari

berbagai sudut pandang.

Siswa merumuskan ruang lingkup, sebab

akibat dan alternative pemecahan masalah

Siswa dimotivasi untuk terlibat secara

langsung dan aktif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi

yang sedang dipelajari

10 menit

Producing alternative solution

(membuat alternative

solusi)

Siswa mencari dan menyusun data. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan

gambar

Siswa menelaah dan membahas data,

menghubung-hubungkan dan mengambil keputusan dan kesimpulan

10 menit

Evaluating alternative

solutions (mengevaluasi

alternative solusi)

Siswa mencari dan menyusun data.

Menyajikan data dalam bentuk tabel dan gambar

Siswa menelaah dan membahas data,

menghubung-hubungkan dan mengambil keputusan dan kesimpulan

10 menit

Evaluating

alternative solutions

(mengevaluasi

Siswa membuta alternative pemecahan

masalah, menilai pilihan dan memperhitungkan akibat yang terjadi

pada setiap pilihan

10 menit

76

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alternative solusi)

Planning to put solutions into use

(merencanakan dan

menggunakan alternative solusi)

Siswa menuliskan laporan hasil diskusi dengan mengikuti arahan guru

Siswa mempersentasikan hasil diskusi

kelompok didepan kelas yang diwalkili oleh satu kelompok yang bersedia, dipilih

secara acak, smentara siswa yang lain menanggapi dengan memberikan

pertanyaan atau pendapat.

20 menit

Kegiatan akhir Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran materi

yang terkait

Guru melakukan penilaian afektif pada

saat diskusi kelompok berlangsung dan penilaian hasil kerja kelompok

15menit

3.5.4 Metode Pembelajaran Konvensional

Model konvensional merupakan salah satu dari metode pembelajaran yang

dimana cara penyampaiannya melalui penuturan secara lisan atau penjelasan

langsung kepada sekelompok siswa. Metode konvensional dapat diartikan sebagai

metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena

sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan

siswa dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah adalah cara penyajian

pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada kelompok

siswa. Adapun skenario pembelajaran konvensional (ceramah) dapat di lihat pada

tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5

Langkah-langkah Metode Pembelajaran Konvensional (Ceramah)

NO Kegiatan Pembelajaran Langkah Pembelajaran

1 Kegiatan Awal - Guru melakukan apersepsi.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan Inti Pelaksanan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional (ceramah), langkah-

77

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkahnya yaitu : - Guru menyampaikan serta menjelaskan

materi pelajaran - Guru memberikan contoh soal terkait

dengan materi pelajaran - Guru memberikan latihan soal dari LKS

atau buku penunjang

- Guru memberikan kesempatan waktu kepada siswa untuk berdiskusi atau

bertanya jika hal yang tidak dimengerti

3 Kegiatan Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan materi. Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan

selanjutnya.

3.6 Alat Penelitian

Instrument penelitian atau alat penelitian merupakan sesuatu yang

dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas dan

mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien (Suharsimi, Arikunto, 2013:40).

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes baik pretest

maupun protest untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif pada siswa selama

proses pembelajaran berlangsung, yang ditunjang dengan kuisioner pada siswa.

3.6.1 Tes kemampuan berpikir kreatif

Tes sebagai instrument pengumpulan data adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. (Ridwan, 2012, hlm. 42).

Tes digunakan untuk mengukur variabel terkait berapa kemampuan

berpikir kreatif dengan menggunakan The Tournance Test of Creative Thingking

(TTCC). Pada penelitian ini, tes hanya dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretest

yang dilakukan sebelum perlakuan (pra treatment) dan post test yang dilakukan

(post treatment). Langkah-langkah, dalam penyusunan tes kemampuan berpikir

kreatif siswa meliputi :

78

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menentukan SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran

b. Membuat kisi-kisi tes

Kisi-kisi mengambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan dibuat untuk

pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kis tertulis sebagai

rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator pembelajaran,

sub materi poko uji, dan jumlah soal.

c. Menyusun tes kemampuan berpikir kreatif

Penyusunan tes kemampuan berpikir kreatif didasarkan pada kisi-kisi yang

telah dibentuk (Tabel 3.5)

Tabel 3.6

Kisi-kisi Alat Test Berpikir Kreatif Pilihan Ganda

Kompetensi Dasar Aspek Berpikir Kreatif Indikator Butir Soal

3.7Mendeskripsikan

kebijakan moneter dan kebijakan fiskal

Berpikir lancar (fluency)

menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan ditandai dengan kemampuan

menemukan berbagai macam penyelesaian masalah dan memilih salah satu

diantaranya.

Mendeskripsikan

pengertian kebijakan moneter

Mengidentifikasi

instrumen kebijakan moneter

mengidentifikasi penyebab inflasi

Menganalisis instrumen

kebijakan moneter

Menganalisis

kebijakan fiskal

Menganalisis

instrumen kebijakan fiskal

1,2,3,4,

10,11,12

Berpikir luwes (fleksibel):

Menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam ditandai

dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara beragam

Menganalisis

instrumen kebijakan moneter

Menganalisis instrumen

5,13,14

79

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebijakan fiskal

Menganalisis

instrumen kebijakan fiskal

Berpikir orisinal: memberikan

jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang

ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah

dengan cara sendiri.

Menganalisis laju

inflasi

Menghitung laju

inflasi

Menganalisis

Kebijakan Fiskal

Menganalisis

Kebijakan Fiskal

Menganalisis

inflasi

6,7,15,16

,17

Berpikir Terperinci (elaborasi): Memperluas suatu

gagasan ditandai dengan kemampuan merinci dalam

menyelesaikan suatu masalah

Mendeskripsikan

Tujuan Kebijakan Moneter

Mengidentifikasi

instrumen Kebijakan Moneter

Mengeneralisasi laju inflasi

Menganalisis peran kebijakan

moneter

Menganalisis

insturmen kebijakan fiskal

Menganalisis

insturmen kebijakan fiskal

8, 9, 18, 19,20,21,

22

Tabel 3.7

Kisi-kisi Alat Tes Berpikir Kreatif Uraian (Essay)

Kompetensi Dasar Aspek Berpikir Kreatif Indikator No Soal

3.7Mendeskripsikan Berpikir lancar (fluency): Mengevaluasi 1,5

80

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebijakan moneter dan kebijakan

fiskal

Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang

relevan ditandai dengan kemampuan menemukan

berbagai macam penyelesaian masalah dan memilih salah satu diantaranya.

sistem Kebijakan Moneter

Mengevaluasi dampak inflasi

Berpikir luwes (fleksibel): Menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam

ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah

dengan cara beragam

Menghitung Laju Inflasi

2

Berpikir orisinil: memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, yang

jarang diberikan kebanyakan orang ditandai dengan

kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara sendiri.

Menganalisis Peran dan fungsi

kebijakan moneter

3

Berpikir terperinci (elaborasi): Memperluas

suatu gagasan ditandai dengan kemampuan merinci

dalam menyelesaikan suatu masalah.

Merinci Anggaran

defisit

4

3.6.2 Instrumen Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segnifikansi penerapan model

pembelajaran Metode Problem Posing dan peningkatan Metode Problem Solving

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi. Oleh

karena itu perlu dikembangkan beberapa instrument penelitian yang dapat digunakan

untuk memperoleh data. Untuk soal essay, instrument yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu instrument tes. Arikunto (1998, hlm. 139) menjelaskan bahwa “

tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bekal yang

81

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Instrument teknik tes yang digunakan adalah

seperangkat tes tipe pilihan ganda dan uraian yang bertujuan untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Penyusunan soal tes peserta didik

bertujuan untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir peserta didik selama

pembelajaran berlangsung. Aspek yang dilihat pada tes keterampilan berpikir kreatif

meliputi : 1) Fluency (Kelancaran), 2) Flexibility (Keluwesan), 3) Originality

(keaslian), 4 Elaboration (elaborasi).

Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes awal (Pretest), yaitu tes yang

dilakukan sebelum perlakuan dan tes akhir (Posttest) setelah perlakuan. Hal ini

dilakukan karena peneliti ingin mengamati sejauh mana perbedaan hasil belajar

tersebut terjadi sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan pada kelas eksperimen.

Pretest dilaksanakan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik, sementara

posttest dilakukan setelah pembelajaran (setelah diberikan perlakuan pada setiap blok

eksperimen) dilakukan.

3.6.3 Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen menurut Kimberlin & Winterstein (2008, hlm. 2278)

terdiri dari validitas konstruk/isi dan validitas eksternal. Validitas konstruk

didefinisikan sebagai seberapa baik tes atau tindakan percobaan sampai mengklaim.

Hal ini mengacu pada apakah definisi operasional dari variabel-benar mencerminkan

makna teoritis sebenarnya dari konsep. Validitas konstruk adalah alat yang digunakan

hampir secara eksklusif dalam ilmu sosial, psikologi dan pendidikan. Validitas

eksternal mengacu pada sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasi melalui

sampel. Dimana hasilnya dapat digeneralisir. Untuk menguji validitas konstruk maka

dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgement expert). Validitas isi dapat

dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang

telah diajarkan. Sebelum instrumen diujicoba, maka instrument tersebut akan

dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dua orang dosen pembimbing. Instrumen

82

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut akan diperiksa dari segi bahasa dan akurasi kajian materi, kemudian soal

diujicobakan. Tujuan ujicoba ini untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas

butir soal. Hal tersebut sejalan dengan Aswar (2004, Hlm. 46) yang menyatakan

bahwa “Validitas isi sebagaimana dimaksudkan telah dicapai oleh tes, banyak

tergantung pada penilaian subjektif individual. Dikarenakan estimasi validitas ini

tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan dengan analisis rasional”.

Mka tidaklah diharapkan setiap orang akan sama sependapat mengenai sejauh mana

validitas isi suatu tes telah dicapai.

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan antara

kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

Instrumen penelitian berbentuk soal pilihan ganda diuji cobakan dan dihitung

validitasnya, menggunakan rumus korelasi point biserial ; r pbi = q

p

SDt

MtMp

Keterangan :

r pbi = Koefisien korelasi point biserial Mp = Skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab benar Mt = Skor rata-rata total

Sdt = Standar deviasi skor total p = Proporsi siswa yang yang menjawab benar pada butir yang diuji validitasnya

q = Proporsi siswa yang yang menjawab salah pada butir yang diuji validitasnya

Langkah-langkah pengujian validitas item tes menggunakan rumus koefisien

korelasi point biserial untuk soal pilihan ganda, sebagai berikut :

1. Menyiapkan tabel perhitungan dalam rangka analisis validitas item.

2. Mencari mean dari skor total yaitu Mt, dengan rumus : Mt = N

Xt

3. Mencari deviasi standar total yaitu SDt , dengan menggunakan rumus :

SDt = 22

N

X

N

X tt

4. Menghitung Mp untuk butir item nomor 1 sampai dengan nomor 40

menggunakan tabel bantu

83

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menghitung koefisien korelasi rpbi

Ketentuan interpretasi terhadap rpbi ini digunakan dk = N-2, derajat kebebasan

tersebut dikonsultasikan pada tabel nilai „r‟ product moment, pada taraf signifikansi

5% , dengan syarat interpretasi sebagai berikut : Jika rhitung > rtabel berarti data valid,

dan Jika rhitung < rtabel berarti data tidak valid.

Uji Realibilitas Instrumen

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan

tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran

lainnya. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran

dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana

pertanyaan dapat difahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam

pemahaman pertanyaan tersebut. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu

variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika

koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,700 (Sofyan Yamin & Heri

Kurniawan, 2007, hlm. 284)

Uji reliabilitas yang digunakan untuk instrumen pengetahuan adalah teknik

Koefisien Reliabilitas Kuder Richardson 20 (KR-20). Teknik tersebut adalah sebagai

berikut:

2

1

120

xS

pp

k

kKR

Keterangan:

k = banyaknya item Sx2 = varians skor total

p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut (Saifudin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, 2004).

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Item Alat Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif Soal Pilihan Ganda

84

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Item

r-hitung Keterangan No

Item r-hitung Keterangan

1 0.481 Valid 12 0.370 Valid

2 0.352 Valid 13 0.465 Valid

3 0.427 Valid 14 0.453 Valid

4 0.324 Valid 15 0.351 Valid

5 0.318 Valid 16 0.339 Valid

6 0.390 Valid 17 0.364 Valid

7 0.478 Valid 18 0.382 Valid

8 0.339 Valid 19 0.363 Valid

9 0.524 Valid 20 0.392 Valid

10 0.376 Valid 21 0.402 Valid

11 0.328 Valid 22 0.423 Valid

Koefisien Reliabilitas 0.751

Titik Kritis 0.700

Kesimpulan Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh pernyataan yang

diajukan dalam mengukur berfikir kreatif memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,312)

yang menunjukan bahwa seluruh pernyataan yang diuji sudah melakukan fungsi

ukurnya. Dan dari hasil pengujian reliabilitas, diperoleh nilai koefisien reliabilitas

sebesar 0,751 > 0,700 yang menunjukan bahwa seluruh pernyataan yang diuji sudah

menunjukan keandalannya.

3.6.5 Analisis Butir Soal

Analisis Butir soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang

tergolong kelompok baik, kurang baik, dan soal yang jelek dengan analisis yang

dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk yang dapat

mengadakan perbaikan (Suhardimi Arikunto, 2013, hlm. 222).

3.6.6 Tingkat kesukaran Instrumen

85

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar

jangkauannya. (Suharsimi Arikunto, 2013, hlm. 222)

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal pilihan ganda, digunakan rumus :

P =

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Sedangkan untuk mengukur tingkat kesukaran soal essay digunakan rumus

sebagai berikut :

(1) Mean =

(2) Tingkat Kesukaran =

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut :

P 0,00-0,30 = Soal dianggap sukar

P 0,31-0,70 = Soal dianggap sedang

P0,71-1,00 = Soal diangap mudah

Tingkat kesukaran merupakan parameter untuk menyatakan bahwa item soal

adalah mudah, sedang dan sukar. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal

kemampuan berpikir kreatif pada soal pilihan ganda, terdapat 1 soal kategori mudah,

10 soal kategori sedang, dan 4 soal kategori sukar.

Tabel 3. 9

Interprestasi Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

86

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Item

Tingkat Kesukaran

Tafsiran No Item

Tingkat Kesukaran

Tafsiran

1 0.769 Mudah 12 0.821 Mudah

2 0.590 Sedang 13 0.385 Sedang

3 0.590 Sedang 14 0.333 Sedang

4 0.667 Sedang 15 0.692 Sedang

5 0.564 Sedang 16 0.462 Sedang

6 0.590 Sedang 17 0.513 Sedang

7 0.385 Sedang 18 0.487 Sedang

8 0.462 Sedang 19 0.359 Sedang

9 0.769 Mudah 20 0.564 Sedang

10 0.513 Sedang 21 0.590 Sedang

11 0.590 Sedang 22 0.769 Mudah

Tabel di atas menjelaskan hasil analisis tingkat kesukaran untuk setiap butir

soal. Dari data yang disajikan pada tabel di atas terlihat dari 15 butir soal yang

dianalisis, diketahui 4 butir soal diantaranya terkategorikan mudah, sedangkan 18

butir soal lainnya terkategorikan sedang.

3.6.7 Daya Pembeda Instrumen

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembela soal pilihan ganda adalah:

D=

=

Dimana :

D = Jumlah peserta test

BA = Banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya Kelompok peserta bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

87

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks

kesukaran)

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal essay adalah sebagai

berikut :

DP =

(Safari,2008)

Kriteria daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut :

D ≤0,00 = Sangat jelek

0,00<D≤0,20 = Jelek

0,20<D≤0,40 = Cukup (satisfactory)

0,40<D≤0,70 = Baik (good)

0,70<D≤1,00 = Sangat Baik

Tabel 3.10

Interprestasi Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

No

Item

Daya

Pembeda Tafsiran

No

Item

Daya

Pembeda Tafsiran

1 0.368 Cukup 12 0.368 Cukup

2 0.421 Baik 13 0.368 Cukup

3 0.263 Cukup 14 0.263 Cukup

4 0.316 Cukup 15 0.263 Cukup

5 0.211 Cukup 16 0.368 Cukup

6 0.211 Cukup 17 0.211 Cukup

88

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 0.526 Baik 18 0.211 Cukup

8 0.368 Cukup 19 0.421 Baik

9 0.368 Cukup 20 0.316 Cukup

10 0.263 Cukup 21 0.474 Baik

11 0.316 Cukup 22 0.368 Cukup

Suatu soal dikategorikan mempunyai daya pembeda soal yang baik artinya

soal tersebut dapat dijawab oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja, karena tujuan

dari data pembeda soal adalah suatu soal yg dapat membedakan siswa yang

berkemampuan rendah dilihat dari dapat tidaknya mengerjakan soal. Jika daya

pembeda bernilai negatif, maka butir soal tersebut sebaiknya dibuang saja.

Karena pada uji coba tes daya pembeda tidak terdapat nilai yang negative,

maka tidak ada soal yang dibuang.

3.6.8 Observasi

Obserasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat

perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada didalam

sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil. (Riduwan, 2012, hlm. 42).

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan menggunakan skala sikap

dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Skala sikap dalam penelitian ini

menggunakan skor 1 sampai dengan 5, dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.11

Kriteria Skala Sikap

Skal Sikap Kriteria

1 Tidak Aktif

2 Kurang Aktif

89

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Cukup aktif

4 Aktif

5 Sangat Aktif

3.6.9 Kuesioner

Kuisioner dalam penelitian ini merupaka1 data penunjang bagi hasil

penelitian. Pertanyaan dalam kuisioner ini terdiri 15 pertanyaan, yang dapat

menggambarkan kemampuan guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa

untuk meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran ekonomi. Selan itu kuisioner

ini pun bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam penggunaan metode

pembelajaran pemecahan masalah (problem posing) dan metode pemecahan masalah

(problem solving).

3.7 Prosedur Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.7.1 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan persiapan penelitian, pelaksanaan

penelitian dan pengolahan data penelitian.

1. Tahap persiapan

a. Melakukan studi literatur untuk mengkaji standar kompetensi dan

kompetensi dasar pada mata pelajaran ekonomi melalui buku pelajaran

ekonomi SMA.

b. Menetapkan materi pembelajaran yang akan dipergunakan dalam

penelitian

c. Membuat silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

d. Menyusun alat penelitian dalam bentuk pilihan ganda dan uraian (essay)

e. Melakukan uji coba instrument penelitian.

f. Menganalisis hasil coba instrument penelitian, kemudian menentukan soal

yang layak untuk dijadikan sebagai instrument penelitian. Untuk

90

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menganalisis hasil uji coba instrument dilakukan pengolaan data validitas,

reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

g. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan model

pembelajaran pemecahan masalah (problem posing) dan metode

pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)

1. Tahap Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Memberikan tes awal/pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

untuk mengetahui tes kemampuan awal siswa.

b. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu dengan menerapkan

metode pembelajaran pemecahan masalah (problem Posing) dan metode

pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)

c. Memberikan posttest/ tes akhir pada kelompok eksperimen setelah

pembelajaran berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Tahap akhir penelitian

a. Mengolah dan menganalisis data hasil tes awal dan tes akhir serta nilai

rata-rata yang di normalisasi.

b. Mengkonsultasikan hasil pengolahan data penelitian kepada pembimbing

c. Menguji hipotesis dan menganalisis hasil penelitian

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data untuk menjawab permasalah penelitian

e. Memberikan saran-saran terhadap kekurangan yang menjadi hambatan

dalam pelaksanaan pembelajaran.

91

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

Persiapan Penelitian

Studi Lapangan Studi Kepustakaan

Masalah

Peyusunan Alat Tes Penentuan Subjek Penelitian

Uji Coba Alat Tes Kelas

Treatment (X1)

Kelas

Treatment (X2)

Kelas

Kontrol (X)

Butir soal Hasil Revisi Pretest

Treatment

Problem Posing

(X1)

Problem Solving

(X2)

Konvensional

(X)

Post Test

Analisis Data

92

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan objek penelitian.

Faktor-faktor yang berperan dala peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Menurut

Arikunto (2009, hlm. 96) menyatakan bahwa variabel adalah objek penelitian atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono

(2013, hlm. 61) menyatakan bahwa variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Untuk memberikan

penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu

dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Metode Pembelajaran problem posing adalah adalah suatu pembelajaran

pengajuan masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Metode

ini menekanakan kepada kegiatan melalui merumuskan atau mengajukan

masalah oleh siswa. Menurut Silver (dalam solihat, 2014, hlm. 49), problem

posing meliputi beberapa pengertian, yaitu (1) perumusan soal atau perumusan

ulang soal yang telah diberikan dengan beberapa perubahan agar lebih

mudah dipahami siswa, (2) perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-

syarat pada soal yang telah diselesaikan dalam rangka penemuan alternatif

penyelesaian, dan (3) pembuatan soal dari suatu situasi yang diberikan.

2. Metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran

yang menghadapkan peserta didik pada persoalan yang harus dipecahkan atau

diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun langkah-langkah dari

metode pembelajaran problem solving menurut Sanjaya (2011, hlm. 217) adalah

sebagai berikut : Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan

masalah yang akan dipecahkan. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa

Interprestasi Hasil

Kesimpulan

93

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meninjau masalah secara kreatif dari berbagai sudut pandang. Merumuskan

hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan

sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Mengumpulkan data, yaitu langkah

siswa mencari dan mengambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah. Pengujian hipotesis, yaitu langkah-langkah siswa mengambil atau

merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis

yang diajukan, dan Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah

siswa mengambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai hasil rumusan

hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

3. Berpikir kreatif adalah suatu kemampuan seseorang untuk menciptakan ide atau

gagasan baru sehingga membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagi

tujuan dalam hidupnya (Maxwell 2004, hlm. 136). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 3.11 definisi Operasional di bawah ini:

Tabel 3.12

Operasional Penelitian

Indikator Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran

(X1) Metode

Problem

Posing

Metode problem

posing adalah

suatu

pembelajaran

pengajuan

masalah-masalah

yang dituangkan

dalam bentuk

pertanyaan.

Metode ini

menekanakan

kepada kegiatan

melalui

1. Menjelaskan

materi

pelajaran

dengan media

yang telah

disediakan,

2. Membagi

siswa menjadi

kelompok

secara

heterogen,

3. Secara

berkelompok,

Terlaksananya kegiatan guru memandu

peserta didik dalam hal :

1. Menerima dan memperhatikan.

2. Merespon pandangan terhadap masalah

3. Menghargai

4.Mengorganisasikan nilai, yakni

kemampuan untuk mengukur nilai

menjadi sebuah sistem nilai bagi

dirinya.

94

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merumuskan atau

mengajukan

masalah oleh

siswa.

siswa

mengajukan

pertanyaan

pada lembar

soal,

4. Menukarkan

lembar soal

pada kelompok

lainnya,

5. Menjawab

soal pada

lembar jawab,

dan

6. Mempresentasi

kan lembar

soal dan

lembar jawab

di depan kelas.

(X2) Metode

Problem

Solving

Metode problem

solving

merupakan salah

satu dasar teoretis

dari berbagai

strategi

pembelajaran

yang menjadikan

masalah

(problem) sebagai

isu utamanya.

1. Pendahuluan

2. Identifiying

problems and

challenges

(identifikasi

masalah dan

tantangan)

3. Recocnizing

and stating the

important

problem

(mengenali dan

menyatakan

masalah)

4. Producing

Terlaksananya kegiatan guru memandu

peserta didik terlibat dalam proses belajar

serta melatih mereka untuk dapat :

1. Menjelajah.

2. Mencari.

3. Mempertanyakan sesuatu.

4. Menyelidiki jawaban atas pertanyaan.

5. Menyampaikan hasil perolehannya

secara komunikatif.

95

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alternative

solution

(membuat

alternatif

solusi)

5. Evaluating

mengevaluasi

6. Planning to

put solutions

into use

(merencanakan

dan

menggunakan

alternatif

solusi)

7. Kegiatan akhir

(Y)

Kemampuan

Berpikir

Kreatif

Berpikir kreatif

adalah suatu

kemampuan

seseorang untuk

menciptakan ide

atau gagasan baru

sehingga

membuatnya

merasa mampu

untuk bisa

mencapai berbagi

tujuan dalam

hidupnya

(Maxwell, 2004).

Berpikir lancar

(fluency)

menghasilkan banyak gagasan/jawaban

yang relevan ditandai dengan kemampuan

menemukan berbagai macam

penyelesaian masalah dan memilik salah

satu diantaranya.

Berpikir luwes

(fleksibel):

Menghasilkan gagasan-gagasan yang

seragam ditandai dengan kemampuan

menyelesaikan masalah dengan cara

beragam

Berpikir orisinal memberikan jawaban yang tidak lazim,

lain dari yang lain, yang jarang diberikan

kebanyakan orang ditandai dengan

kemampuan menyelesaikan mslah denga

cara sendiri.

Berpikir

Terperinci

Memperluas suatu gagasan ditandai

dengan kemampuan merinci dalam

96

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(elaborasi) menyelesaikan suatu masalah.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Teknik Pengolahan Data

Data eksperimen diperoleh dari pretest dan posttest. Setelah diperoleh data

dari kedua kelas tersebut maka dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Penskoran

Penskoran tes pilihan ganda dan essay dilakukan dengan menggunakan

pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberikan skor, terlebih

dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap sehingga dalam

pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat dikurangi. Skor setiap siswa

ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor

dihitung dengan menggunakan rumus:

S = ∑R

Dengan : S= Skor siswa dan R= jawaban siswa yang benar

2. Mengubah skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada

penilaian Acuan Patokan (PAP).

Nilai siswa (%) =

3. Menghitung nilai maksimum, minimum, dan rata-rata hasil pre test dan post

test.

4. Menghitung nilai N-Gain dengan menggunakan rumus Hake (Kusnendi,

2013) sebagai berikut :

Gain ternormalisasi (g) =

Keterangan:

97

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(g) = Gain yang dinormalisir

Posttest = Tes di akhir pembelajaran

Pretest = tes diawal pembelajaran

Acuan kriteria peroleh gain yang sudah dinormalisasikan sebagai berikut :

Tabel 3.13

Kriteria Indeks Gain

Skor Kategori

(g)≥0,70 Tinggi

0,30≤(g)<0,70 Sedang

(g)<0,30 Rendah

3.8.2 Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas

terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdasarkan data

sample berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan penyelidikan dengan

mengguakan tes distribusi normal. Pengujian kenormalan data dilakukan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan

untuk menguji apakah dua sampel independen tersebut berasal dari populasi yang

sama atau dari populasi-populasi yang memiliki distribusi yang sama. Pengujian

didasarkan engan memperhatikan kesesuian antara dua distribusi frekuensi

kumulatif yang disusun dari dua sempel independen tersebut. Jika distribusi

frekuensi kumulatif dari dua sempel independen tersebut cenderung berdekatan

atau sama, maka hipotesis nihil yang mengatakan bahwa dua sampel independen

diambil dari populasi-populasi yang berdistribusi sama bias diterima. Oleh karena

itu, uji ini didasarkan pada nilai selisih maksimum dari dua dstribusi frekuensi

kumulatifnya. Apabila nilai selisih maksimum ini lebih besar daripada nlai selisih

98

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diharapkan ini berarti bahwa kesenjangan antara dua distribusi tersebut

cukup besar sehingga hipotesis nihil ditolak. Kriteria data variabel dependen

berdistribusi normal adalah H0 ditolak jika P-value > 0,05; artinya data

berdistribusi normal. Jika n ≥30, kecendurungannya data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor-kor pada penelitian

yang dilakukan mempunyai variasi yang homogeny atau tidak. Uji

homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene Test dengan kriteria

H0 tidak dapat ditolak jika P-value >0,05; artinya homogenitas varians

terpenuhi.

c. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis penelitian didasarkan pada data kemampuan berpikir kreatif

yaitu data selisih nilai pre test dan post test. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan uji t-ndependen dua arah (t-test independent). Uji t

independen dua arah ini digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata-

rata (mean) dua kelompok sampel eksperimen yang tidak berhubungan, rumus

yang digunakan adalah :

Keterangan

dan = Nilai rata-rata sampel

dan

= Varians sampel

dan = Ukuran sampel

Adapun kriteria pengujian hipotesis, dirangkum pada tabel 3.13 sebagai

berikut :

Tabel 3.14

Masalah, Hipotesis, dan Statistik Uji

99

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah Hipotesis Hipotesis

Statistik

Statistik

Uji

Kriteria

Uji

1. Apakah terdapat

perbedaan kemampuan

berpikir kreatif siswa yang

menggunakan metode

pembelajaran pemecahan masalah

sebelum dan sesudah

treatment?

Terdapat peningkatan

kemampuan berpikik

kreatif siswa yang menggunakan

metode pembelajran

pemecahan masalah sesudah

perlakukan (treatment)

Ho :

1post=

1pre H1

: 1post>

1pre

Paired sample t test

H0 ditolak jika P- value

≤ 0,05 (1 tailed test)

2. Apakah terdapat perbedaan

kemampuan berpikir

kreatif siswa yang menggunaka

n metode pemecahan

masalah sebelum dan sesudah

perlakuan (treatment)?

Terdapat peningkatan kemampuan

berpikir kreatif siswa

yang menggunakan metode

pemecahan masalah.

Ho :

2post=

2pre H1

: 2post>

2pre

Paired Sample t test

H0 ditolak jika P –value ≤0,05

(1 tailed test)

3. Apakah

terdapat perbedaan kemampuan

berpikir kreatif siswa

yang menggunaka

Terdapat

perbedaan peningkatan kemampuan

berpikir kreatif siswa

yang menggunakan

Ho : g 3

H1: g 1

> g 3

Independent

sample t test

H0 ditolak

jika P-value ≤0,05 (2 tailed test)

100

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n metode pembelajaran

pemecahan masalah dan

metode pembelajaran ceramah

sesudah perlakuan

(treatment)?

metode pembelajaran

pemecahan masalah dan

metode pembelajaran ceramah

sesudah perlakuan

(treatment)

4. Apakah terdapat

perbedaan kemampuan berpikir

keatif siswa yang

menggunakan meotde pembelajaarn

pemecahan masalah dan metode

pembelajaran ceramah

sesudah perlakuan (treatment)?

Terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan berpikir

kreatif siswa yang

menggunakan metode pembelajaarn

pemecahan masalah dan metode

pembelajaran ceramah

sesudah perlakuan (treatment)

Ho :

g 2= g

3 >

H1 :

g 2> g

3

Independent-sample t test

H0 ditolak jika P-value

≤0,05 (2 tailed)

5. Apakah Terdapat perbedaan

kemampuan berpikir

kreatif siswa yang menggunaka

n metode pembelajaran

pemecahan masalah dan metode

Terdapat perbedaan peningkatan

kemampuan berpikir

kreatif siswa yang menggunakan

metode pembelajaran

pemecahan masalah dan metode

Ho :

g 1= g

2 H1 :

g 1≠ g

2

Independent –sample t test

Ho ditolak jika P- value≤0,05

(2 tailed test)

101

Nurul Haeriyah Ridwan, 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PENGAJUAN MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran Pemecahan

masalah sesudah

perlakuan (treatment)?

pembelajaran Pemecahan

masalah sesudah

perlakuan (treatment).